SELAMAT DATANG “ Peserta Kursus “ TEHNIK PENANGGULANGAN KEBAKARAN TINGKAT D DASAR HUKUM PENGAWASAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN Dasar Hukum K3 Penanggulangan Kebakaran- UU NO.1 TH 1970 PERATURAN PELAKSANA a.l : Keputusan Meneteri Tenaga Kerja No : Kep-186/MEN/1999 Tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja Permenakertrans No. 04 / Men / 1980 Syarat syarat pemasangan dan pemeliharaan apar. Permenakertrans No. 02 / Men / 1983 Instalasi kebakaran alaran automatic Instruksi Menaker No. 11 / M / BW / 1997 Pengawasan khusus K3 Penanggulangan kebakaran Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No Kep 187/MEN/1999 Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA Lembaran Negara No. 1 Tahun 1970 (Tambahan Lembaran Negara No. 1918) HAL MENDASAR UU No I / 70 Pasal 3 ayat (1). DASAR HUKUM K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat syarat keselamatan kerja untuk: • mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran, • mencegah, mengurangi peledakan • memberikan kesempatan jalan menyelamatkan diri dalam bahaya kebakaran • pengendalian penyebaran asap, gas dan suhu Pasal 9 ayat (3). UU NO 1 TH 1970 Pengurus wajib membina K3 penanggulangan kebakaran 1. PENGENDALIAN SEGALA BENTUK ENERGI SOURCE ENERGY ???? ???? PRINSIP K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN UU NO 1 TH 1970 mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran, Data Penyebab Kebakaran • • • • • • • • • • Listrik Sambaran petir Listrik Statis Rokok Api terbuka Pemotongan/pengelasan Permukaan panas Bunga api pembakaran Bunga api Mekanik Reaksi kimia 2. PRINSIP K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN UU NO 1 TH 1970 mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran, PENGENDALIAN RESIKO KERUGIAN ???????? Data KERUGIAN Kebakaran 20% HABIS TOTAL Kendala : ? Sistem proteksi; ? Kesiapan personel; ? Manajemen ? Akses bantuan 3. PRINSIP K3 PENANGGULANGAN KESELAMATAN PENGHUNI ???????? Ancaman bahaya - asap, gas beracun, ledakan, reruntuhan, Syarat K3 : KEBAKARAN UU NO 1 TH 1970 Sarana jalan menyelamatkan diri pengendalian penyebaran asap, gas dan suhu ? Pintu/tangga darurat; ? Smoke control system; ? Rambu ? Penerangan darurat DASAR HUKUM PENGAWASAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN Ruang Lingkup Pengawasan K3 Penanggulangan Kebakaran 1. Identifikasi potensi bahaya (Fire hazard identification) Identifikasi terhadap sumber-sumber potensi bahaya kebakaran. 2. Analisa Resiko (Fire risk assessment) Pembobotan terhadap tingkat resiko dari potensi bahaya yang telah diidentifikasi 3. Sarana proteksi kebakaran aktif Yaitu alat atau instalasi yang disiapkan untuk mendeteksi dan memadamkan kebakaran, missal; detector, springkler, hydrant dll 4. Sarana proteksi kebakaran pasif Yaitu berupa alat, sarana atau metode pengendalian penyebaran kebakaran, missal dengan pemilihan bahan-bahan bangunan yang tahan api. DASAR HUKUM PENGAWASAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN PENGERTIAN PENGAWASAN K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN Pengawasan adalah aktifitas untuk menilai kesesuaian persyaratan yang telah ditentukan, Asas pengawasan K3 dasarnya adalah pembinaan, sebagaimana Undang-undang no.1 tahun 1970 pasal 4. Undang-undang no.14 tahun 1969, pembinaan mencakup; pembentukan, penerapan, pengawasan. KEBAKARAN adalah api yang tidak dikehendaki. Boleh jadi api itu kecil, tetapi apabila tidak dikehendaki adalah temasuk kebakaran. Hampir terbakarpun artinya adalah kebakaran DASAR HUKUM PENGAWASAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN PENGERTIAN PENGAWASAN K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN Mencegah kebakaran adalah segala upaya untuk menghindarkan terjadinya kebakaran. Resiko kebakaran adalah perkiraan tingkat keparahan apabila terjadi kebakaran. RESIKO KEBAKARAN perkiraan tingkat keparahan apabila terjadi kebakaran. Tingkat kemudahan terbakarnya (flammability) dari bahan yang diolah atau disimpan Jumlah dan kondisi penyimpanan bahan tersebut, sehingga dapat digambarkan kira-kira kecepatan laju pertumbuhan atau menjalarnya api Tingkat paparan dan besaran nilai objek yang terancam Penyebaran panas dapat melalui radiasi, konveksi dan konduksi. PENGERTIAN PENGAWASAN K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN Risiko adalah ketidak pastian akan terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian ekonomis. Risiko adalah sesuatu yang tidak bisa diprediksi, dimana kadangkala kenyataan yang terjadi berbeda dengan hasil – prediksinya hasil Risiko adalah kemungkinan terjadinya peristiwa yang tidak menguntungkan . Risiko adalah kemungkinan kerugian (Risk is the chance of Loss). PENGERTIAN PENGAWASAN K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN PENGENDALIAN RISIKO KERUGIAN Risiko Murni (Pure Risk) Risiko Khusus (Particular) Kendala Sistem proteksi Konstruksi gedung Pasive Protection Active protection Kesiapan personel Knowledg e Readines s Trainne persons Skill Individu / team Manajemen Akses bantuan ERP System Line Hirarchy Weekness of management control Emergency access support Distant / jarak Communication DASAR HUKUM PENGAWASAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN PENGERTIAN PENGAWASAN K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN MEMADAMKAN KEBAKARAN Suatu teknik menghentikan reaksi pembakaran / nyala api. Nyala api adalah suatu proses perubahan zat menjadi zat yang baru melalui reaksi kimia oksidasi eksotermal. Prinsip pemadaman kebakaran : • cooling (pendinginan) • smothering (penyelimutan/menutup masuknya oksigen) • starvation (mengurangi BB) • Breaking chain reaktion (merusak rantai api) JALAN MENYELAMATKAN DIRI “Means of escape” adalah sarana berbentuk konstruksi permanen pada bangunan gedung dan tempat kerja yang dirancang aman untuk waktu tertentu sebagai jalan atau rute penyelamatan penghuni apabila terjadi keadaan darurat PENGERTIAN PENGAWASAN K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN Sistem proteksi pasif MEMADAMKAN/ MENCEGAH KEBAKARAN Sistem proteksi kebakaran Sistem proteksi Aktif Listrik Sambaran Petir Listrik Statis Rokok Pengendalian bentuk energy penyebab kebakaran Api Terbuka Cutting / welding Permukaan Panas Percikan bunga api Grinding spark Chemical Reaction PENGERTIAN PENGAWASAN K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN UU NO. 1 TAHUN 1970 Memberikan kesempatan jalan untuk menyelamatkan diri pada waktu kebakaran Danger Smoke Heat Toxic Explotion Emergency exit Smoke Control Emergency Sign Collaps Structure Trap persons Dasar Hukum Penanggulang an kebakaran Syarat Keselamatan K3 Emergency lighting PERATURAN, PERSYARATAN & PROSEDUR STANDAR TEKNIS FIRE SAFETY ENGINEERING PEDOMAN MANUAL PERATURAN DAN STANDAR TEKNIS K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN KEPMENAKER 75/2002 K3 LISTRIK PENGENDALIAN ENERGI SARANA PROTEKSI KEBAKARAN PERMENAKER 02/89 Prot. Petir KEP. MENAKER KEP. 187/MEN/1999 (B3) PER. KHUSUS “EE” (BH. MUDAH TERBAKAR PER. KHUSUS “K” (BH. MUDAH MELEDAK) PERMENAKER 04/80 APAR PERMENAKER 02/83 ALARM INST. MENAKER INS. 11/MEN/1997 PERMENAKER 04/87 P2K3 MANAJEMEN K3 PERMENAKER 05/96 SMK3 KEP. MENAKER KEP. 186/MEN/1999 UNIT PENANGG. KEB. DI TEMPAT KERJA . DASAR HUKUM PENANGGULANGAN KEBAKARAN PERATURAN PELAKSANA a.l : Keputusan Meneteri Tenaga Kerja No : Kep-186/MEN/1999 Tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja . PEMBENTUKAN UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN Pembentukan unit penanggulangan kebakaran memperhatikan jumlah tenaga kerja dan atau Klasifikasi tingkat potensi bahaya kebakaran ( pasa 2 kep Menaker no 186 / 1999 KLASIFIKASI HUNIAN FIRE HAZARD • Hunian bahaya kebakaran ringan; • Hunian bahaya kebakaran sedang; • Hunian bahaya kebakaran berat; Klasifikasi Hunian menentukan persyaratan standart tehnik sistem proteksi kebakaran PARAMETER • Jenis hunian (Pabrik, Perkantoran, Hotel, Rumah sakit, Mall dll.; • Tinggi bangunan; • Bahan konstruksi (primer-skunder) • Sifat dan Jumlah penghuni; Tk. Dasar I PET. PERAN KEBAKARAN Tk. Dasar II REGU PENANGG. KEBAKARAN Tk. Ahli Pratama KOORD. UNIT PENANGG. KEBAKARAN Tk. Ahli Madya PEN. JAWAB TEKNIK K3 PENANGG. KEBAKARAN URAIAN TUGAS ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN (Lini I) PET. PERAN KEBAKARAN (KLAS D) Tugas pokok sesuai jabatan utamanya Merupakan tugas tambahan selain tugas pokoknya Pada waktu jam kerja • • • Melaporkan kondisi bahaya dan keadaan sarana prot. kebakaran Melakukan tindakan pemadaman awal bila terjadi kebakaran dan memandu evakuasi Bertanggung jawab di unit kerja tertentu. URAIAN TUGAS ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN (Lini II) ANGG. REGU PEN. KEBAKARAN (KLAS C) TUGAS POKOK : Tanggung jawab di seluruh tempat kerja (Diatur sistem shift) Tugas : 1. Melakukan patroli rutin ke seluruh area kerja memantau semua aspek pencegahan kebakaran. 2. Memelihara, memeriksa dan menguji semua sarana proteksi kebakaran agar selalu dalam keadaan siap pakai. 3. Siap siaga melakukan tindakan menghadapi keadaan darurat kebakaran untuk pemadaman dan penyelamatan URAIAN TUGAS ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN KLAS B : KOORDINATOR SUB UNIT PEN. KEBAKARAN Tanggung jawab di unit kerja tertentu Tugas : Mengkoordinasikan program penanggulangan kebakaran (inspeksi & latihan) • Memimpin operasi penanggulangan kebakaran URAIAN TUGAS ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN KLAS A : PENANGGUNG JAWAB TEKNIK PEN. KEBAKARAN Tanggung jawab di seluruh tempat kerja Tugas : • Menyusun, melaksanakan dan evaluasi program kerja pengendalian kebakaran • Melakukan audit internal dan pengawasan langsung • Mempertanggung jawabkan pelaksanaan syarat K3 PENANGGUNG JAWAB UMUM (PENGURUS) DEPARTEMEN K3 (Safety Officer) PENANGGUNG JAWAB UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN PETUGAS REGU KOORDINATOR SUB UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN PETUGAS PERAN KEBAKARAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN PENANGGUNG JAWAB UMUM (PENGURUS) DEPARTEMEN ……………….. DEPARTEMEN K3 DEVISI FIRE DEPARTEMEN ……………….. 1/300 FIRE MENS Koordinator SUB UNIT ……….. 1/100 PERAN KEBAKARAN ……….2/25 PETUGAS PENANGGULANGAN KEBAKARAN 1. Petugas peran kebakaran Sekurang kurangnya 2(dua ) orang setiap jumlah tenaga kerja 25 (dua puluh lima) orang. 2, Regu penanggulangan kebakaran dan ahli K3 spesialis penanggulangan kebakaran ditetapkan tempat kerja risiko ringan dan sedang 1 yang mempekerjakan tenaga kerja > 300 (tiga ratus) orang atau tempat kerja dengan tingkat bahaya sedang II , sedang III dan Berat PETUGAS PENANGGULANGAN KEBAKARAN Koordinator unit penanggulangan kebakaran : 1. Tempat kerja risiko kebakaran ringan dan sedang I sekurang kurangnya 1 (satu) 0rang untuk setiap jumlah tenaga kerja 100 (seratus) orang 2, Tempat kerja tingkat bahaya sedang II , sedang III dan Berat sekurang kurangnya 1 (SATU) orang untuk setiap unit kerja LATAR BELAKANG • Kebakaran dapat terjadi di mana saja dan kapan saja • Tidak ada dapat menjamin bebas. • Kebakaran dapat mengakibatkan : – Korban Jiwa -> Kerugian materiil – Lapangan Kerja -> Kerugian tidak langsung – Berdampak luas apabila terjadi pada objek vital KASUS KEBAKARAN Puslabfor Mabes Polri 1990-2001 1990-1996 : 2033 kasus 80% kasus ditempat kerja 20% kasus bukan tempat kerja 1997-2001 : 1121 kasus 76,1 % terjadi di tempat kerja 23,9 % bukan tempat kerja 20% kasus habis total Data Mabes Polri 97-2001 - Api terbuka - Listrik 415 297 (37,19 %) (26,6 %) - Pembakaran : - Peralatan panas : 80 35 (7,17 %) (3,14 %) - 24 15 5 2 (2,15 %) (1,34 %) (0,45 % ) (0,18 %) Mekanik Kimia Proses biologi Alam : : : : : : - Tidak dpt ditentukan : - TKP rusak : - Lain lain : 50 168 25 (4.48 %) (15.05 %) (0,24 %) • Gambaran sebelumnya sebagai pelajaran bagi jajaran pengawas K3 khususnya di bidang penanggulangan kebakaran • Kegagalan- dikaji –langkah tepat • Faktor kegagalan & kendala : – Peralatan proteksi kebakaran ( tidak ada / tidak memadai ) – Sumber daya manusia tidak dipersiapkan – Hambatan Manajemen – Lemahnya sistem Pembinaan dan Pengawasan dari instansi yang berwenang IV. Fenomena Kebakaran 1. Source Energy tidak terkendali,tidak diketahui kapan dan dimana. 2. Initiation: Ketika Source energy tidak terkendali kontak dengan zat yang dapat terbakar terjadi penyalaan api tahap awal (api kecil). 3. Growth: Tahapan api tidak terdeteksi akan lebih besar dan akan menjalar ke media disekelilingnya. 4 Cara penyebaran panas CONDUCTION RADIASI KONVEKSI KONDUKSI KONDUKSI Radiasi Konduksi Konveksi Kontak Langsung PERAMBATAN PANAS (HEAT TRANSFER) Radiasi : Benda dapat terbakar bila diletakkan didekat menyala.Energi panas akan berpindah melalui gas / udara secara langsung. sumber panas yang … 4 Cara api menyebar Radiasi Suatu benda dapat terbakar apabila diletakkan di dekat sumber panas yang menyala. Energi panas akan berpindah melalui gas / udara secara langsung dan tegak lurus ke segala arah PERAMBATAN PANAS (HEAT TRANSFER) KONVEKSI Penyeberan api dapat terjadi dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat lebih tinggi sejalan dengan meningkatnya gas panas yang diproduksi sumber api tersebut Konveksi Penyebaran api dapat terjadi dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi sejalan dengan meningkatnya gas panas yang diproduksi sumber api tersebut … 4 Cara api menyebar PERAMBATAN PANAS (HEAT TRANSFER) KONDUKSI Peristiwa perpindahan panas melalui benda padat dari bahan logam yang tak terlindung … 4 Cara api menyebar Konduksi Panas dari api dapat menjalar melalui benda padat antara lain dari bahan logam yang tak terlindung Konduksi Pemindahan panas melaluiatau sepanjang benda,misalnya sebatang logam. SEBUAH CONTOH KONDUKSI, PANAS DIHANTARKAN OLEH PIPA PANAS 44 PERAMBATAN PANAS (HEAT TRANSFER) KONTAK LANGSUNG Material yang mudah terbakar mengeluarkan asap panas yang mampu meningkatkan kebakaran dan terus terbakar apabila kontak langsung dengan nyala api yang tidak terlindung Kontak Langsung Material yang mudah terbakar mengeluarkan uap yang cukup untuk melanjutkan pembakaran dan pembakaran tersebut akan berlanjut sejalan dengan terjadinya kontak dari jilatan lidah api … 4 Cara api menyebar Kontak langsung Kontak nyala api secara langsung pada suatu benda sehingga menghasilkan pembakaran. FLAS OVER - SAAT TERJADI PENYALAAN SERENTAK YANG MELIBATKAN SELURUH BENDA YANG ADA DI DALAM RUANGAN, DITANDAI DENGAN PECAHNYA KACA-KACA 4.Intensitas meningkat menyebar (rambatan panas) Flashover: Penyalaan api serentak (setelah 3-10 menit atau 300 derajat celcius) 5.Full Fire: Kebakaran mantap (600-1000 derajat celcius) 6.Decoy: Api surut, bahan bakar habis INTENSITAS Phenomena kebakaran 3 - 10 menit STEDY Fully development fires (600-1000 o C) TIME Source Energi Teori Api DIFININSI API ADALAH SUATU REAKSI KIMIA CEPAT ATAU OKSIDASI YANG DIIKUTI OLEH PENGELUARAN CAHAYA DAN PANAS. REAKSI KIMIA MENGANDUNG PENGERTIAN ADANYA PROSES YANG SEDANG BERLANGSUNG SECARA “KIMIA” YANG MEMERLUKAN ADANYA OKSIGEN, BB DAN PANAS. CHAIN REACTION HEAT TEORI API BAHAN BAKAR To Reach Ignition Temperature / Source of Energy Normal air contains 21% O2 Open Flame – The Sun Hot surfaces, Sparks and Arcs Friction – Chemical action Electrical Energy Compression of Gases Some fuel materials contain sufficient oxygen within their make up to a support burning Bahan Bakar Gas Cair Padat Natural Gas Propane, Butane, Hydrogen Acetylene, , others Gasoline, Kerosene, Turpentine, Alcohol, Cod liver oil, Paint, Varnish, Lacquer, Olive oil, others Bulky – Dust Finely Divided Wax Sugar Coal Wood Grease Grain Paper Leather Hay Cloth Plastic Cork others FENOMENA KEBAKARAN Api kebakaran NYALA API • CAHAYA, • PANAS, • ASAP, • GAS HEAT OUT PUT VAPOR FIRE ? FUEL ? FEEDBACK SEGITIGA API (FUEL-OXYGEN-HEAT) DIHUBUNGKAN OLEH BESARAN ANGKA -ANGKA SOURCE ENERGY ? FLAMMABLE RANGE ? • FLASH POINT • FIRE POINT • AUTO IGNITION TEMPERATURE BESARAN ANGKA-ANGKA TSB. HARUS DIKENALI DAN DIKENDALIKAN Bahan Bakar Oksigen Radikal Bebas Panas Reaksi Kimia Radikal Bebas OH* + OH* --> H2O + O* + Heat BAHAN BAKAR Piramida Api CHAIN REACTION HEAT Apa yang terbakar dari suatu bahan bakar? Yang terbakar dari suatu bahan bakar adalah uap dari bahan bakar tersebut Bentuk Fisik Bahan Bakar Bahan bakar dapat dibedakan dalam bentuk fisiknya yaitu berbentuk padat, cair, dan gas Bentuk Padat : Batu Bara, Kayu, Kertas, Plastik dsb Bentuk Cair : Bensin, Kerosine, Solar, dsb Bentuk Gas : Gas Hydrocarbon, Hydrogen, dsb SIFAT BAHAN BAKAR 1.Auto Iqnition Temprature Suhu terendah suatu bahan bakar dalam udara di mana panas yang diterima dapat menunjang proses pembakaran/penyalaan sendiri (tanpa dikenai sumber api) 62 2.Flash Point Suhu terendah suatu bahan bakar saat mulai mengeluarkan uap yang dapat terbakar sekejap, jika diberi sumber nyala yang cukup 63 DALAM SUHU NORMAL Gasoline/bensin pada suhu Ruangan sudah mengeluarkan Uap yang cukup untuk terbakar kerosine gasoline Di panasi sampai menguap kerosine Flash point : Suhu terendah dimana suatu zat (bahan bakar), cukup mengeluarkan uap & menyala (terbakar sekejab) bila diberi sumber panas yang cukup 3.Fire Point Suhu terendah suatu bahan bakar cair mulai mengeluarkan uap yang dapat terbakar terus-menerus walaupun sumber apinya dihilangkan 66 Fire Point Suhu terendah dimana suatu zat (bahan bakar) cukup untuk mengeluarkan uap dan terbakar (menyala terus menerus) bila diberi sumber panas kerosine Selain dipanaskan bagaima cara agar minyak tanah bisa terbakar? 68 DAERAH BISA TERBAKAR (FLAMMBLE RANGE ) Tidak terbakar , mengapa? Daerah miskin Daerah bisa terbakar Daerah kaya gasoline DAERAH BISA TERBAKAR (FLAMMBLE RANGE ) 1%- 7% < 1% UDARA UDARA > 7% UDARA UAP BENSIN Daerah bisa terbakaradalah batas konsentrasi campuran antara uap bahan bakar dengan udara yang dapat terbakar/menyala bila dikenai atau diberi sumber api Hydrogen 4% - 75 % Bensin 1% - 7 % Propane (LPG) 2% - 8% Minyak Tanah 1% - 5% Flammable Range 10% 71 Flamable Range • LEL adalah batas minimum dari konsentrasi campuran uap bahan bakar dan udarayang akan menyala atau meledak bila diberi sumber nyala yang cukup • UEL adalah batas maksimum dari konsentrasi campuran uap bahan bakar dan udara yang akan terbakar atau meledak bila diberi sumber nyala yang cukup Daerah Bisa Terbakar (Flammable range) Batas konsentrasi campuran antara uap, bahan bakar dengan udara yang dapat terbakar / menyala apabila dikenai sumber panas yang cukup . Daerah jenuh (too rich condition) Campuran bahan bakar dan oksigen berada diatas titik ledak (UFL) atau terlalu jenuh dengan hydro carbon. Dalam kondisi ini campuran tidak akan terbakar , tetapi dengan adanya peranginan konsentrasi oksigen akan meningkat atau dengan pengertian campuran bahan bakar dengan oksigen perlahan- lahan akan berubah menjadi titik ledak. Daerah kurus (too lean condition) Pada keadaan ini campuran bahan bakar dan oksigen berada dibawah titik ledak terendah (LFL). Campuran disini terlalu banyak mengandung oksigen sehingga proses pembakaran tidak dapat berlangsung. Flammable Range 74 UEL & LEL DARI GAS METHANE Batas bisa terbakar atas. 15% Konsentrasi uap minyak mentah Batas bisa terbakar bawah. 5% Daerah jenuh/ gemuk Daerah bisa terbakar Daerah kurang zat asam Daerah kurus 21% 10% Kadar Oksigen Di udara Daerah bisa terbakar untuk minyak mentah Daerah dapat terbakar dibatasi oleh : Batas bisa terbakar atas (upper explosive limit = UEL) Batas bisa terbakar bawah (lower explosive limit = LEL). Energy Atau Sumber Panas Sumber-sumber panas yang telah mencapai tingkat pemanasan yang cukup dapat mengakibatkan penyalaaan atau kebakaran dalam rangkaian segitiga api. Energi atau sumber panas dimaksud adalah seperti : • Api Terbuka, Gesekan, Aliran Listrik • Petir, Sinar Matahari • Reaksi Kimia, Nuklir Udara (air) Udara yang terdapat disekitar kita komposisinya terdiri dari : • 20,94% Oxygen (O2) • 78,09% Nitrogen (N2) • 0,97% adalah unsur lain yang terkandung didalamnya seperti Argon, Carbon dioxide, Neon, Helium, Hydrogen, Krypton, Xenon. KLASIFIKASI KEBAKARAN (Classification of Fire) Klasifikasi kebakaran adalah suatu penggolongan bahaya Kebakaran berdasarkan jenis bahan yang terbakar TUJUAN : Untuk menentukan media pemadam Dan cara pemadaman yang tepat Indonesia – Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No. PER.04/MEN/1980, 14 April 1980 KLASIFIKASI KEBAKARAN ( API ) TUJUAN : Memakai dengan tepat, jenis media pemadam terhadap berbagai klasifikasi kebakaran. Dengan klasifikasi ini pemakai dapat memilih media pemadam yang cocok untuk digunakan dalam suatu kelas kebakaran. MACAM KLASIFIKASI API ( Klasifikasi sebelum 1970 ) 1. KELAS A : Bahan bakar padat,kayu, kain, kertas 2. KELAS B : Bahan bakar cairyang mudah mencair 3. KELAS C : Listrik yang masih hidupi. = AMERIKA UTARA = AUSTRALIA = AFRIKA SELATAN MACAM KLASIFIKASI API ( Klasifikasi sesudah 1970 ) 1. KLAS A : Bahan bakar padat 2. KLAS B : Bahan bakar cair yang mudah mencair 3. KLAS C : Bahan bakar gas 4. KLAS D : Bahan bakar logam = EROPA (Grease) KLASIFIKASI DARI COAST GUARD 1. KLAS A : Bahan bakar padat 2. KLAS B : Bahan bakar cair - titik nyala <1700F tidak larut air 3. KLAS C : Bahan bakar cair - titik nyala <1700F larut air ( Aceton, Etanol) 4. KLAS D : Bahan bakar cair - titik nyala > 1700F tidak larut di air (Minyak Kelapa, Minyak tanah) 5. KLAS E : Bahan bakar cair - titik nyala >1700F larut di air (Gliserin, Glicol) 6. KLAS F : Logam 7. KLAS G : Karena listrik * U. S. A. Klasifikasi Api Eropa Kelas A, benda berbahan dasar karbon, seperti: kayu, karet, kertas, tekstil. Kelas B, bahan cair yang mudah terbakar, seperti: bensin, oli, tiner. Kelas C, bahan gas yang mudah terbakar, seperti: acetylene, propane, LPG, butane. Kelas D,bahan metal yang mudah terbakar, seperti: sodium, potassium, magnesium, uranium, lithium (diperlukan bahan pemadam khusus). Kelas F, minyak sayur dan lemak. Kebakaran yang melibatkan perangkat listrik atau pengantar listrik, alat pemadam yang digunakan harus alat pemadam yang non-konduksi. KLASIFIKASI API/KEBAKARAN • Tujuan: – • memudahkan pemililhan media pemadam yang tepat dari berbagal tipe bahan bakar. Klasifikasi kebakaran: – Klas A : Bahan padat (kertas, kayu, plastik, – Klas B : Bahan cair atau gas mudah terbakar – Klas C : Instalasi listrik – Klas D : Bahan logam dll.) KLASIFIKASI API/KEBAKARAN (National Fire Protection Association) Kelas A – Benda- benda yang dapat terbakar dan meninggalkan abu atau arang Kayu,karet,kertas,plastik,tekstil dll Kelas B – cairan dan gas yang mudah terbakar minyak tanah, bensin ,crude oil dan lainnya Kelas C – peralatan yang melibatkan listrik Komputer,projector,AC dan lainnya kelas D – Bahan metal yang mudah terbakar magnesium,potasium,lithium,titanium dan lainnya Kelas K- Kebakaran di dapur yg umumnya disebabkan bahan-bahan seperti minyak sayur dan lemak Klasifikasi api di Indonesia THE ABOVE MENTIONED CLASSIFICATION APPLIED IN INDONESIA WHICH WAS ISSUED BY MENISTER OF LABOUR / KLASIFIKASI TERSEBUT DI ATAS BERLAKU DI INDONESIA YANG DIKELUARKAN OLEH MENTERI TENAGA KERJA. PER.MEN: NO/ PER/04/MEN/1980 14 APRIL 1980 MEN/TEN KERJA & TRANS KLASIFIKASI KEBAKARAN NFPA A D B C Klasifikasi kebakaan menurut NFPA (National Fire Protection Association) yang diakui di Inonesia berdasarkan PERMEN NAKERTRANS : No.PER-04/MEN/1980 Tanggal 14 April 1980. Klasifikasi KEBAKARAN Ref : Permenaker -04/80 A ABC Flammable Liquid/gas B A Combustible Material C D B Metals C Multi Purpose Electrical Equipment KLASIFIKASI INDONESIA KLASIFIKASI DI INDONESIA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NO. PER – 04/MEN/1980 TANGGAL 14 APRIL 1980 TENTANG SYARAT – SYARAT PEMASANGAN DAN PEMELIHARAAN APAR KELAS A : BAHAN PADAT BUKAN LOGAM KELAS B : BAHAN CAIR ATAU GAS MUDAH TERBAKAR KELAS C : INSTALASI LISTRIK BERTEGANGAN KELAS D : LOGAM (magnesium, kalium, litium dll ) 4 Pemutusan rantai reaksi kimia pembakaran Teknik pemadaman api TEKNIK PEMADAMAN API 1. 2. 3. 4. STARVATION : mengambil, menyingkirkan atau memotong suplai bahan bakar. SMOTHERING : mengurangi, mengambil, atau memisahkan udara terhadap bahan yang ternakar. COOLING : mengurangi panas bahan sampai mencapai di bawah titik nyala. BREAKING CHAIN REACTION : memutus rantai reaksi pembakaran baik secara kimiawi atau mekanis Pendinginan Menyerap panas dari bahan yang terbakar akibatnya akan menghalangi proses pembakaran Removal or Reducing The Heat (Cooling) STOPS the FIRE HEAT CHEMICAL CHAIN REACTION OXYGEN FUEL COOLING/PENDINGINAN BAHAN BAKAR Memadamkan api dengan air Menyingkirkan Memutuskan suply bahan bakar Removing or Reducing The Fuel (Starvation) STOPS the FIRE HEAT CHEMICAL CHAIN REACTION OXYGEN FUEL 94 STARVATION/ MENSTOP SUPLAY BAHAN BAKAR BAHAN BAKAR Menutup kerangan pada Tangki yang terbakar Penyelimutan Memisahkan hubungan antara uap bahan bakar dengan udara Removal or Reducing the Oxygen (Smothering) STOPS the FIRE HEAT CHEMICAL CHAIN REACTION OXYGEN FUEL SMOTHERING/ MENGISOLASI OKSIGEN BAHAN BAKAR Menutup drum yang terbakar Memutus reaksi berantai api Memutuskan rantai reaksi-reaksi pembakaran atau dengan menangkap radikalradikal bebas O2, OH, H agar tidak dapat melanjutkan proses pembakaran Stopping/ Breaking The Chemical Reaction STOPS the FIRE HEAT CHEMICAL CHAIN REACTION OXYGEN FUEL BREAKING CHAIN REACTION MEMECAHKAN RANTAI REAKSI KIMIA BAHAN BAKAR Memadamkan API dengan APAR type HALON MEDIA PEMADAM JENIS MEDIA PEMADAM 1. JENIS CAIR AF3. : Air, Busa kimia, Busa mekanis , 2. JENIS PADAT : Dry chemical ( Dry powder ). 3. JENIS GAS : CO2, N2 (gas Innert ), Halon Tujuan utama mengetahui media pemadaman kebakaran adalah untuk : * Mengenal berbagai jenis bahan / media pemadam api dengan maksud untuk memahami ciri dari masing-masing media, keunggulan dan kelemahannya * Mampu memilih media yang tepat untuk suatu jenis kebakaran KEMAMPUAN SERBUK KIMIA DALAM MEMADAMKAN KEBAKARAN MEMUTUSKAN RANTAI REAKSI PEMISAHAN / PENYELIMUTAN BAHAN BAKAR • Powder dibagi dalam beberapa jenis : - Sodium bicarbonate – Reg dry chem - Potassium bicarbonate – Purple K - Potassium carbamate – Monnex - Potassium Chloride – Super K - Ammonium – Monoammonium Phosphate MEDIA PEMADAM JENIS CAIR AIR ( WATER ) AIR SANGAT COCOK UNTUK MEMADAMKAN KEBAKARAN KELAS A DAN B DENGAN JENIS SEMPROTAN PANCARAN KHUSUS. DALAM MEMADAMKAN KEBAKARAN, AIR SANGAT DIBUTUHKAN DAN PALING BANYAK DIPAKAI BAIK SEBAGAI MEDIA UTAMA MAUPUN SEBAGAI MEDIA PERANTARA KEUNTUNGAN AIR ADALAH SBB : - MUDAH DIDAPAT DALAM JUMLAH BANYAK - MURAH DAN DAPAT DIHANDLE /DISIMPAN, DIANGKAT, DIALIRKAN - DAPAT DISEMPROTKAN DALAM BENTUK PANCARAN UTUH, PANCARAN SETENGAH TIRAI, PANCARAN TIRAI, PANCARAN KABUT - MEMPUNYAI DAYA SERAP PANAS YANG BESAR - MEMPUNYAI DAYA KEMBANG DARI AIR MENJADI UAP YANG TINGGI ( 1.700 KALI ) Keefektifan air sebagai media pemadam • Kapasitas penyerapan panas yang sangat baik • Mudah didapat • Tidak mahal • 1 : 1700 rasio pengembangan saat menjadi uap KEMAMPUAN AIR DALAM MEMADAMKAN KEBAKARAN PENDINGINAN PENYELIMUTAN (SMOTHERING) 1-LITER AIR MENJADI 1670-LITER UAP AIR (COOLING) DAYA SERAP PANAS TINGGI MEDIA PEMADAM JENIS GAS MEDIA PEMADAM KEBAKARAN JENIS INI ADALAH MEDIA UTAMA YANG SANGAT EFEKTIF MEMADAMKAN KEBAKARAN KELAS C KARENA SIFATNYA YANG TIDAK PENGHANTAR LISTRIK. BERBAGAI JENIS GAS YANG DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MEMADAMKAN KEBAKARAN , NAMUN HANYA GAS ASAM ARANG ( CO2 ) DAN GAS LEMAS ( N2 ) YANG BANYAK DIGUNAKAN KEMAMPUAN GAS CO2 MEMADAMKAN API PENDINGINAN (COOLING) PENYELIMUTAN (SMOTHERING) JENIS MEDIA PEMADAM FOAM WATER - BUSA POWDER - AIR JENIS KERING - DRY POWDER - CO2 - CLEANT AGENT HALON JENIS BASAH Hal. 108 PRINSIP PEMADAMAN KEBAKARAN MEMUTUSKAN RANTAI TETRAHEDRON OF FIRE MENJAUHKAN PANAS ATAU MEMISAHKAN BAHAN BAKAR ATAU MENUTUP UDARA ATAU MEMUTUS RANTAI REAKSI KIMIA Teknik Pemadaman Kebakaran Kebakaran pada dasarnya dapat dipadamkan dengan merusak keseimbangan (memutus) percampuran keempat unsur dalam Tetrahedron of fire (bahan bakar, panas,oksigen dan rantai reaksi kimia). Teknik Pemadaman Kebakaran kelas A pada umumnya dilakukan dengan prinsip pendinginan (cooling) dengan menggunakan air. Teknik Pemadaman Kebakaran kelas B dapat dilakukan dengan beberapa media pemadam dengan prinsip yang berlainan, yaitu : • Prinsip penyelimutan (smothering) : Dengan media foam (busa), dengan cara mendrop busa pada permukaan minyak yang terbakar melalui dinding atau sekat (tidak langsung kepermukaan minyak) • Prinsip pendinginan (cooling) : Media yang digunakan adalah air dalam bentuk semprotan kabut (fog). Teknik Pemadaman Kebakaran • Prinsip pemisahan/ menghilangkan bahan bakar (starvation) Menghilangkan bahan bakar dengan cara memindah atau menutup (mengisolasi sumber bahan bakar). Teknik Pemadaman Kebakaran Kelas C pada prinsipnya harus didahului dengan memutus sumber listrik itu sendiri. Prinsip yang dilakukan adalah dengan cara penyelimutan (smothering) dan pendinginan (cooling) dengan menggunakan media pemadam kebakaran bentuk gas carbon dioxide (CO2). Teknik Pemadaman Kebakaran Kelas D, prinsipnya dipadamkan menggunakan media padat (dry chemical) dengan prinsip pemadaman memutus rantai reaksi pembakaran baik secara kimia atau fisika (breaking chain reaction). The Potential Effect of Fire on People and Property Smoke Temperature Carbon Monoxide Carbon Dioxide Oxygen DAMPAK API/KEBAKARAN TERHADAP MANUSIA 01. BAHAYA GAS BERACUN SUATU KEBAKARAN SELALU MENGHASILKAN GAS BERACUN YANG DAPAT MEMBAHAYAKAN KESEHATAN BAHKAN DAPAT MEMATIKAN MANUSIA GAS CO ( CARBON MONOKSIDA ) ADALAH GAS YANG TIDAK BERWARNA DAN TIDAK BERBAU DAN JIKA TERSERAP KETUBUH MANUSIA AKAN MENYEBABKAN : - MEMPENGARUHI KERJA SISTIM KERJA OTAK DAYA PIKIR MENURUN MENGALAMI KEBINGUNGAN KEMATIAN Keadaan atmosfir berbahaya cont’d Kandungan Udara Beracun dalam kebakaran Kandungan gas beracun karakteristik IDLH* Penyebab Efek Carbon Dioxide (CO2) Tak berwarna; tak berbau 40.000 ppm** Hasil akhir pembakaran sempurna dari material berbahan dasar karbon Mengurangi kandungan oksigen di udara Carbon Monoxide (CO) Tak berwarna; tak berbau 1200 ppm Pembakaran yang tak sempurna Penyebab sebagian besar kasus kematian akibat kebakaran Hydrogen Chloride (HCL) Warna kekuningkuningan; berbau tajam 50 ppm Plastik terbakar (polyvinil chloride [PVC]) Iritasi pada mata dan saluran pernafasan Hydrogen Cyanide (HCN) Tak berwarna; berbau pahit 50 ppm Pembakaran wool, nilon, busa polyurethane, karet dan kertas Sesak nafas; merusak sel dan jaringan sistem pernafasan Nitrogen Dioxide (NO2) Warna coklat kemerahmerahan; berbau tajam 20 ppm Terdapat dalam silo atau lumbung padi; juga dalam proses pembusukan plastik pyroxylin Iritasi pada hidung dan tenggorokan Phosgene (COCL2) Tak berwarna; tak berasa; berbau apek 2 ppm Dihasilkan jika bahan2 refrigerant seperti freon kontak dengan nyala api Membentuk asam hydrochloric dalam paruparu Dampak Kebakaran / Api Terhadap Manusia Selain ke empat gas beracun tersebut dampak kebakaran / api terhadap manusia adalah terjadinya : • Bahaya panas • Bahaya asap • Bahaya kekurangan oksigen 2. BAHAYA PANAS RADIASI PANAS YANG YANG DIPANCARKAN DAPAT MEMBAHAYAKAN LINGKUNGAN SEKITAR, APABILA TEMPERATUR UDARA MENINGKAT SAMPAI 200 F MAKA AKAN SANGAT MEMPENGARUHI KELANGSUNGAN HIDUP MANUSIA. PADA KONDISI DEMIKIAN AKAN SULIT BAGI REGU PEMADAM KEBAKARAN UNTUK MELAKUKAN USAHA PERTOLONGAN ATAU PENCARIAN KORBAN 03. BAHAYA ASAP DAPAT MENGGANGGU SISTIM PERNAFASAN DAN SISTIM PENGLIHATAN, PERNAFASAN MENJADI SESAK, HIDUNG TERASA TERSUMBAT, MATA MENJADI PERIH DAN BERAIR SERTA MENGGANGGU DAYA LIHAT MATA SECARA KESELURUHAN. BANYAK KORBAN DARI SUATU PERISTIWA KEBAKARAN YANG MENINGGAL DUNIA KARENA TERJEBAK PADA RUANGAN YANG PENUH DENGAN ASAP KARENA TIDAK BISA MENYELAMATKAN DIRI 04. BAHAYA KEKURANGAN OKSIGEN DIDALAM SUATU RUANGAN YANG TERBAKAR, OKSIGEN YANG ADA AKAN BERKURANG KARENA AKAN TELAH DIGUNAKAN UNTUK BERLANGSUNGNYA KEBAKARAN, KONDISI INI SANGAT BERBAHAYA BAGI MANUSIA KARENA KEKURANGAN OKSIGEN DAPAT MENYEBABKAN KEMATIAN 05. DAMPAK API TERHADAP KONSTRUKSI PANAS YANG TERJADI DAPAT DIALIRKAN MELALUI BEBERAPA CARA ANTARA LAIN DENGAN CARA KONDUKSI, KONVEKSI DAN RADIASI, HAL INI AKAN MENGAKIBATKAN KERUSAKAN YANG MELUAS DAN BAHKAN DAPAT MEROBOHKAN KONTRUKSI BANGUNAN ITU SENDIRI Berat jaenis uap Berat jenis uap dari udara adalah sbb: Udara terdiri 21 % O2 dan 79% N2 Berat molekul udara 21 % O2 = 0,21 X32 = 6,72 79 % N2 = 0.79 X 28 = 22,12 Total BM = 28,84= 29 • Rasio Berat jenis. Perbandingan antara berat uap suatu sat dengan udara BM substansi BJ Uap = BM udara • Bensin (C8 H18) = ( 12x8 ) + ( 1x18 ) / 29 = 3.93 Apabila uap dari substansi lebih berat dari udara maka uap tersebut cendrung akan turun kepermukaan tanah. Berat Jenis Uap Berat Molekul Udara (O2 & N2) 21% O2 = 0,21 X 32 = 6,72 79% N2 = 0,79 X 28 = 22,12 ---------------------------------------------------- + Total Berat Molekul Udara = 28,84 = 29 Rasio Berat Jenis Uap (Contoh: Uap Bensin: C8H18) (12 X 8) + (1 X 18) = 114 Jadi uap bensin lebih berat dari udara sekitar 4 kalinya 123 Lapisan panas dalam ruangan yang terbakar Pertimbangan jika bergerak dalam asap dan gelap : • Merangkak, merapat ke dinding, lindungi muka, tutupi saluran nafas dengan kain basah • Jika menemukan anak tangga, merangkak mundur rasakan setiap anak tangga • Jika menemukan pintu, jangan langsung dibuka rasakan tanda-tanda panas, waspada bahaya backdraft Petro 2 BI Petro1 FIRE SAFETY MANAGEMENT Fire Protection System Materi (Bangunan dan Aset) Waktu Kerugian Manusia (Jiwa) Ekonomi (Kerugian finansial) Sosial (Kebangkrutan bisnis) FIRE Lingkungan (Polusi) Kerusakan Ekologi (Habitat) Infrastruktur AKTIF PASSIF DETEKSI ALARM APAR SPRINKLER HYDRAN MEANS OF ESCAPE KOMPARTEMEN SMOKE CONTROL FIRE DAMPER FIRE RETARDANT/TREATMENT Fire Protection System sistem proteksi Aktif Memadamkan api, Mengendalikan api Perlindungan paparan Mencegah efek domino Passive fire protection Provide an effective alternative to active systems for protecting against vessel failure Media isolasi tahan api Vessel / Steel Surface Dinding api Mencegah penyebaran api dan paparan peralatan berdekatan dengan radiasi termal Efektif untuk paparan jangka waktu pendek (1-2 jam) Fire Protection System Active Protection?? What for... Aspek Legal Aspek Proteksi Pemenuhan kebutuhan hukum UU No. 28 Tahun 2002 Media pemadaman Making Trade – Off kebebasan merancang arsitektur Mengendalikan api Perlindungan Aset (asuransi) Mencegah efek domino api Perlindungan gedung Membantu petugas pemadam kebakaran Melindungi penghuni / masyarakat Pemenuhan aspek risiko Fire Protection System Active Fire Protection (AFP) Sistem tindakan / gerak yang bekerja secara efisien Manual Otomatis Hydrant Sprinkler (Wet Risers) Alat Pemadam Api Ringan (APAR) Inergen / CO2 sistem (MAC) Manual Alarm Call Water Mist Hose Rheel (Dry Rises) Smoke, Heat Detektor General fire prevention act Fire Protection System System Central Local Fire Water Hydrant System Fire Extinguisher Fire Protection System Fire Fighting Equipment Fire Detection System General fire prevention act Local Protection Local Equipment Fire Extinguisher Fire Fighting Equipment Fire Protection System PROTEKSI PASIF Pasif protection menurut Essential Fire Protection Service Amerika adalah rancangan bangunan sedemikian rupa sehingga api akan silit untuk menyala atau menyebar dengan cepat. Bahan bangunan Pemasangan sistem perlindungan kebakaran Program engineering ( Passive ) Desain dan konstruksi bangunan Desain dan rencana pengembangan bagunan Fire Protection System Menjamin keberlangsungan fungsi gedung, namun tetap aman Melindungi bangunan dari keruntuhan serentak akibat kebakaran Tujuan SPP Sistem proteksi pasif Meminimasi intensitas kebakaran apabila terjadi (agar flashover tidak terjadi) Memberi waktu bagi penghuni untuk menyelamatkan diri Melindungi keselamatan petugas pemadam kebakaran saat operasi pemadaman dan penyelamatan Fire Protection System ketahanan minimal 1 jam (bangunan 3 lantai, di atas atau di bawah lantai pelepasan exit (exit discharge) Syarat Konstruksi pelindung exit way NFPA 101 ketahanan minimal 2 jam (bangunan 4-5 lantai, di atas atau di bawah lantai pelepasan exit (exit discharge) Non-Combustion material pintu kebakaran yang dilengkapi dengan self closing devices Tidak boleh ada penembusan atau bukaan antar konstruksi pelindung eksit yang berdekatan Fire Protection System fungsi bangunan evakuasi penghuni elemen bangunan lainnya tindakan petugas pemadam kebakaran beban api intensitas kebakaran SNI 03–1736–2000 Stabilitas struktur jika terjadi kebakaran sesuai dengan: potensi bahaya kebakaran ketinggian bangunan ukuran kompartemen kebakaran SPA bangunan kedekatan dengan bangunan lain Emergency route and exit a workplace must have at least two exit routes for prompt evacuation Persyaratan untuk Keluar 1. Jalan Keluar harus dipisahkan dari tempat kerja oleh material fire resistant, 1 jam api-resistance untuk koneksi 3 jalur, 2 untuk 3 lantai atau lebih. 2. Emergency exit hanya di buka sebagai akses jalur keluar penghuni di tempat kerja, dilengkapi auto close door / Panic door system 3. Tanda tanda jalur keluar harus terlihat dengan jelas. 4. Instal "EXIT“, tanda-tanda menggunakan huruf yang jelas terbaca. Emergency Escape and Fire Fighting Checklist Is an emergency plan in place for the workplace? Are regular fire drills conducted and monitored to put improvements in place? FIRE PREVENTION (Pengendalian kebakaran) PRE FIRE CONTROL IN CASE FIRE CONTROL POST FIRE CONTROL FIRE SAFETY MANAGEMENT INSTALASI ALARM TANDA BAHAYA KEBAKARAN TUJUAN + PEMASANGAN INSTALASI ALARM KEBAKARAN OTOMATIK BERTUJUAN UNTUK MENDETEKSI KEBAKARAN SEAWAL MUNGKIN, SEHINGGA TINDAKAN PENGAMANAN YANG DIPERLUKAN DAPAT SEGERA DILAKUKAN. Tindakan dalam keadaan Emergency Kebakaran harus sudah berhasil diatasi. sebelum 10 menit sejak penyalaan PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA RI NO. PER-02/MEN/1983 TENTANG INSTALASI ALARM KEBAKARAN OTOMATIK Ruang lingkup - Perencanaan - Pemasangan, - Pemeriksaan - Pengujian - Pemeliharaan A. SYSTEM DETEKSI dan ALARM KEBAKARAN Strategi pertama dalam menghadapi kebakaran adalah berpacu dengan waktu, karena itu perlu adanya sistem pendetaksian dini dan sistem tanda bahaya serta sistem kondisi darurat. Dengan perkembangan teknologi, peran penjagaan tempat dapat digantikan dengan memasang sistem instalasi deteksi dan alarm kebakaran otomatik Klasifikasi sistem alarm • Manual • Otomatik ( semi addresable atau fully addresable ) • Otomatik integrated system ( deteksi, alarm, dan pemadam ) Komponen sistem alarm kebakaran otomatik • Detektor dan tombol manual ( input signal ) • Panel indikator kebakaran ( sistem control ) • Alarm audible atau visible JENIS DAN TIPE DETEKTOR Nyala Panas •ULTRA VIOLET •INFRA RED •FIXED TEMPERATURE •RATE OF RISE Asap Manual •IONIZATION •OPTIC •Push bottom •Full down •break glass • Detektor Alat untuk mendeteksi kebakaran secara otomatik, yang dapat dipilih tipe yang sesuai dengan karakteristik ruangan, diharapkan dapat mendeteksi secara cepat, akurat dan tidak memberikan informasi palsu. Jenis detektor : 1. Detektor panas (Heat Detector ) 2. Detektor asap ( Smoke Detector ) 3. Detektor nyala ( Fire Detector ) Detektor dipasang ditempat yang tepat sehingga memiliki jarak jangkauan pengindraan yang efektif sesuai spesifikasinya • Tombol manual Alat yang dapat dioperasikan secara manual yang dilindungi dengan kaca, yang dapat diaktifkan secara manual dengan memecahkan kaca terlebih dahulu, apabila ada yang melihat kebakaran tetapi detektor otomatik belum bekerja. • Panel kendali Pusat pengendali sistem deteksi dan alarm, yang dapat mengindikasi status standby normal, mengindikasi singnal input dan detektor maupun tombol manual dan mengaktifkan alarm tanda kebakaran. Dapat diketahui alamat atau lokasi datangnya panggilan detektor yang aktif atau tombol manual yang diaktifkan. + AUDIBLE ALARM Nyala INPUT DETEKTOR Panas VISIBLE ALARM Asap OUTPUT HYDRANT ALAT PEMADAM API RINGAN Portable Fire Extinguisher Alat Pemadam Api Ringan ( APAR ) B. ALAT PEMADAM API RINGAN Direncanakan untuk memadamkan api pada awal kebakaran. Desain konstruksinya dapat dijinjing dan mudah dioperasikan oleh satu orang. Syarat Pemasangan alat pemadaman api ringan : 1. Ditempat yang mudah dilihat dan mudah dijangkau, mudah diambil ( tidak diikat mati atau digembok ) 2. Tinggi maksimum 120 cm 3. Jenis media dan ukurannya harus sesuai dengan klasifikasi kebakaran dan beban api 4. Dilakukan pemeriksaan secara verkala 5. Media pemadam harus diisi ulang sesuai batas waktu yang ditentukan 6. Kekuatan konstruksi tabung harus diuji padat dengan air sesuai ketentuan Perencanaan Penempatan tepat Pengadaan Petugas kompeten Sertifikat Kebijakan Fire risk Assessment Pemeliharaan teratur Jenis dan ukuran tepat •Efektif •Aman •Tidak Merusak Hal. 153 ALAT PEMADAM API RINGAN • DAPAT DIBAWA SATU ORANG DAN DIOPERASIKAN SATU ORANG • UNTUK PEMADAMAN AWAL KEBAKARAN • SEBATAS VOLUME API KECIL • BERATNYA < 35 lbs Hal. 154 ALAT PEMADAM API RINGAN Ref : Pert. Menaker No Per-04/Men/1980 HARUS SIAP PAKAI PADA WAKTUNYA • • • • JENIS DAN UKURANNYA SESUAI MUDAH DILIHAT DAN MUDAH DIAMBIL KONDISI BAIK SETIAP ORANG DAPAT MENGOPERASIKAN DENGAN BENAR, TIDAK MEMBAHAYAKAN DIRINYA. Hal. 155 CO2 N2 ALAT PEMADAM API RINGAN (HAND FIRE EXTINGUISHER) Jenis- jenis alat pemadam api ringan dan konstruksinya adalah sebagai berikut Bahan Jenis Type Konstruksi Tekanan dalam Pemakaian (ATM) Padat Tepung Kering Cartridge CO2 Store Pressure 15 – 16 17 – 23 Cair Air Cartridge CO2 Store Pressure 13 – 17 17 – 23 Busa Busa Kimia Sealed Valve 7 – 16 7 – 16 Busa Mekanik Cartridge CO2 Store Pressure 10 – 19 17 – 23 Store Pressure -- Gas Carbon Dioxide Konstruksi Umum • Alat bantu dorong(cartrigrige operated) berisi gas CO2 yg bertekanan sbg media untuk mendorong bahan pemadam utama untuk memadamkan api. • Menyimpan tekana(Storage pressure) didalam tabung terdapat gas umumnya inergen(N2)yg bertekanan agar dpt menekan bahan pemadam sewaktu digunakan untuk memadamkan api. • Reaksi kimia(chemical reaction) tabung terdiri tiga (3) tabung yg berisi dua macam bhn kimia dan satu tabung air.jika tiga bahan tsbt bercampur mnjd satu maka akan terjadi reaksi kimia yang menghasilkan bhn pemadam api.reaksi kimia juga menghasilkan tekanan yg dpt menekan keluar sewaktu digunakan untuk memadamkam api • Catatan khusus : Hal yang harus anda perhatikan adalah jenis, dan tipe konstruksinya, yaitu : tipe stored pressure atau tipe gas cartridge. Dalam Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No Per 04/Men/1980 terdapat petunjuk pemeriksaan dan pengujian yang dapat menyesatkan, yaitu tidak semua jenis APAR dapat diperiksa dengan membukan tutup kepalanya. Yang dapat dilakukan dengan cara ini adalah jenis tabung tipe gas Cartridge. Catatan : Gas cartridge biasanya memakai CO2 yang bertekanan antara 10 – 17 atm. Store Pressure dapat menggunakan N2 bertekanan. Multi purpose dry chemical mempunyai daya pemadaman terhadap jenis kebakaran kelas A sebesar 3 X daya yang dikeluarkan oleh Busa untuk kelas yang sama. Multi purpose dry chemical mempunyai daya pemadaman terhadap jenis kebakaran kelas C sebesar 2 X daya yang dikeluarkan oleh Carbon Dioxide untuk kelas yang sama. MENGGUNAKAN ALAT PEMADAM API Utamakan keselamatan 1. Turunkan APAR dari tempatnya 2. Putuskan segel pengaman dan cabut pen penahan 3. Buka selang dari jepitannya, pegang nosel dan lakukan tes, arahkan nosel ke bagian atas atau ke arah yang aman (APAR di tes di tempat pengambilan APAR) 4. Bawa APAR ke tempat kebakaran dari arah angin (cukup ruang gerak untuk mendekati api). 5. Bergerak agak menunduk 6. Padamkan api dengan jarak maksimum antara nosel mengarah ke dasar api. 7. Posisi selalu bersiap mundur ke belakang untuk menghindari api. 8. Setelah api padam, jangan membelakangi tempat yang terbakar tetapi berjalan mundur ke daerah yang aman. Bagaimana Cara Pemakaian APAR ? • Anda telah TERLATIH dalam penggunaannya • JANGAN melawan arah angin (jika diluar) • HANYA padamkan api yang KECIL dan masih terlokalisir (pada tahap awal kebakaran) • Lokasi api BUKAN pada daerah BERBAHAYA (gudang api, ruang tertutup,dll) • INGAT jaga pintu EXIT selalu dibelakang anda • SELALU test dulu sebelum menuju ke lokasi Cara Menggunakan Alat Pemadam Api Ringan Ingat singkatan P.A.S.S P...Pull (tarik) pin A...Aim (Arahkan) nozzle ke titik nyala api S...Squeeze (Tekan) trigger sementara pegang tabung dalam posisi tegak S...Sweep (Sapuan) bahan pemadam dari sisi ke sisi, menutup area api dengan bahan pemadam PASS PASS Kelebihan tabung pemadam • • • • Cepat bertindak Dapat dibawa-bawa Dioperasikan oleh satu orang Dapat diletakkan di tempat yang dekat dengan resiko kebakaran Kekurangan tabung pemadam • • • • Durasinya pendek Penetrasinya pendek Tidak universal Kehandalannya terbatas Ukuran tidak sesuai Macet/tidak berfungsi Salah penempatan FOAM Jenis tidak sesuai POWDER 2 HALON WATER KEGAGALAN APAR Tidak bertekanan - bocor Menggumpal - tunda refill • belum ditunjuk Petugas • tidak trampil Hal. 169 KEGAGALAN APAR Daya pemadamannya (fire ratting) lebih rendah dari volume api/kebakaran (Fire load) STANDAR KLASIFIKASI DAYA PEMADAMAN Notasi : Nilai & Klas A B C D Notasi Fire ratting didasarkan dari hasil pengujian laboratories STANDAR UJI A. : B. : C. : D. : Tumpukan kayu dengan volume tertentu dibakar 10 menit Premium dengan jumlah dan luas tertentu dibakar 3 menit Sasaran bertegangan 10.000 Volt Tidak dilakukan pengujian KLASIFIKASI Rating : Nilai angka A B C D 1A 2A 3A 4A 6A 10A 20A 40A 1B 2B 5B 10B 20B 30B 40B 80B STANDAR UJI Rating A STANDAR UJI Rating B Perkiraan Rating (APAR) JENIS AI R A SA M S OD A UKURAN (LITER) JARAK PANCARAN (METER) WAKTU (DETIK) 5 L 10- 1 3 M 45 10 L 10- 1 3 M 60 15 L 10- 1 3 M 120 5 L 10- 1 3 M 30 10 L 15 M 60 65 L 15 M 120 RATING 1 2 3 1 2 10 A A A A A A Perkiraan Rating (APAR) JENIS DRY PO W D E R UKURAN (KG) JARAK PANCARAN (METER) WAKTU (DETIK) 0,5 3 10 1 3 10 2 3 10 5 7 20 15 15 25 RATING 1 B,C 2 B,C 4B,C 7B,C 20B,C Perkiraan Rating (APAR) JENIS UKURAN (KG) JARAK PANCARAN (METER) WAKTU (DETIK) RATING 0,5 2 8 1 B,C 2 4 10 2 B,C AMMONIUM PHOSPATE 4 4 12 3B,C (ABC) 5 7 13 1A,5B,C 10 7 20 2A,10B,C 15 7 20 4A,20B,C 10 30 8A,40B,C D RY PO W D ER 37,5 Perkiraan Rating (APAR) JENIS UKURAN (KG) JARAK PANCARAN (METER) WAKTU (DETIK) RATING 0,5 2 8 1 B,C 2 4 10 2 B,C AMMONIUM PHOSPATE 4 4 12 3B,C (ABC) 5 7 13 1A,5B,C 10 7 20 2A,10B,C 15 7 20 4A,20B,C 10 30 8A,40B,C D RY PO W D ER 37,5 Perkiraan Rating (APAR) JENIS BU S A C O2 UKURAN JARAK PANCARAN (METER) WAKTU (DETIK) 5 L 10-1 3 M 45 10 L 10-1 3 M 60 15 L 10-1 3 M 120 2 KG 3 M 30 7K G 3 M 30 10 K G 3 M 30 25 K G 4 M 30 RATING 1 A, 1B 2 A, 2B 3 A,3B 1 B,C 2B,C 2B,C 10B,C Perkiraan Rating (APAR) JENIS HAL O N 121 1 HAL O N 130 1 UKURAN (KG) JARAK PANCARAN (METER) WAKTU (DETIK) 1 3 8 2 4 12 5 5 15 1 2 10 RATING 2B, C 4B, C 10B, C 2B,C PEMASANGAN APAR Ref : Pert. Menaker No Per-04/Men/1980 • Tinggi pemasangan tanda APAR 125 cm dari dasar lantai dimana APAR ditempatkan • Jarak Penempatan APAR tidak boleh lebih dari 15 m, kecuali ditentukan lain • Tabung APAR berwarna merah • APAR digantung di dinding dengan tinggi 120 cm dari lantai, kecuali utk CO2 atau Dry Chemical dengan syarat jarak antar lantai dan APAR tidak kurang dari 15 cm • APAR tidak boleh ditempatkan pada ruangan atau tempat dgn temperatur diatas 49oC, kecuali rekomendasi pabrik • Jika ditempatkan di ruang terbuka agar dilindungi dengan penutup Syarat-Syarat Penempatan APAR • • • • Di jalur keluar (pintu keluar) Cukup dekat dengan daerah yang berbahaya Dekat dengan pintu Pada gedung bertingkat - posisi sama pada setiap lantai - sudut koridor - dekat pintu tangga • Pada fire point dan bagian dinding yang cekung • Tinggi kurang lebih 1,20 meter dari lantai 181 TANDA PEMASANGAN PEMELIHARAAN APAR APAR harus diperiksa 2 (dua) kali dalam setahun : • Pemeriksaan dalam jangka 6 (enam) bulan • Pemeriksaan dalam jangka 1 (satu) tahun • Uji tekan tabung pemadam: – 5 (lima) tahun sekali, kecuali jenis CO2 uji tekan pertama 10 tahun dan selanjutnya 5 tahu, – dengan tekanan uji tekan selama 30 detik – uji tekan :sebesar 20 kg/cm2 untuk jenis busa dan cairan dan uji tekan dan 1.5 kali tekanan kerja untuk store prsessure dan CO2 STANDAR APAR APAR Dirancang dengan tekanan > 14kg/cm2 dapat mendorong seluruh medianya (sisa mak 15%) dalam waktu min. 8 detik Syarat : - Angka keamanan min 4,13 x WP (65 oC) - Test pressure 1,5 x WP(65 oC) - Pengujian ulang tiap 5 tahun APAR Sebagai sarana K3 (Safety Equipment) Pengandung Potensi Bahaya JENIS MEDIA PEMADAM KEBAKARAN DAN APLIKASINYA Jenis media pemadam Jenis kebakaran Klas A Klas B Tipe basah Tipe kering Air Busa Powder Clean Agent VVV V VV V*) XX XX VV**) VVV Bahan cair XXX VVV VV V*) Bahan gas X X VV V *) Bahan spt (kayu, kertas, kain dsb. Bahan berharga Klas C Panel listrik, XXX XXX VV VVV Klas D Kalium, litium, magnesium XXX XXX Khusus XXX Keterangan : VVV : Sangat efektif X : Tidak tepat VV : Dapat digunakan XX : Merusak V : Kurang tepat / tidak dianjurkan XXX : Berbahaya *) : Tidak efisien **) : Kotor / korosif SPRINKLER Instalasi Pemadam kebakaran yang dipasang permanen untuk melindungi bangunan dari bahaya kebakaran akan bekerja secara otomatik. Komponen Utama Sistem Sprinkler : 1. 2. 3. 4. 5. Persediaan air. Pompa. System connection. Jaringan pipa . Kepala Springkler Data input : Klasifikasi hunian : Variabel : Ringan Sedang I, II, III, Berat Peruntukan bangunan Jumlah dan sifat penghuni Konstruksi bangunan Flammability dan Quantity Material (Fire loads) Standard klasifikasi sistem : Ukuran kepala sprinkler Kepadatan pancaran Klasifikasi Kepala Sprinkler Standar ukuran kepala springkler sesuai klasifikasi hunian : Ringan Sedang Berat : 10 mm – 3/8 in : 15 mm – ½ inc : 20 mm – 17/32 in Standar kode warna dan suhu kerja kepala springkler : Jingga Kuning Biru Hitam Merah Hijau Ungu : 53° C : 79° C : 141° C : 201° - 260° C : 68° C : 93° C : 182° C 53o C 141o C 68o C 182o C 79o C 201o C 260o C 93o C Ukuran kepala sprinkler Klas hunian • Ringan • Sedang • Berat : : : : 10 mm - 3/8 in 15 mm - ½ in 20 mm - 17/32 in Kapasitas aliran Q Kapasitas,gpm Tekanan Psi 3/8 in 1/2 in 17/32 in 10 15 20 25 35 50 75 100 9 11 13 14,5 17 20 25 28,5 18 22 25,5 28,5 34 40 49,5 57 25 32 36 40 47 56,5 69 80 . HYDRANT Instalasi Pemadam kebakaran yang dipasang permanen berupa jaringan perpipaan berisi air bertekanan terus menerus yang siap untuk memadamkan kebakaran. Komponen Utama Sistem Hydrant : 1. Persediaan air yang cukup. 2. Sistem pompa yang handal, pada umumnya terdiri 3 macam pompa, yaitu : pompa jockey, pompa utama, dan pompa cadangan. 3. System connection, yaitu sambungan untuk mensuplai air dari mobil kebakaran 4. Jaringan pipa yang cukup 5. Slang dan nozle yang cukup melindungi seluruh bangunan • POMPA PEMADAM KEBAKARAN ( FIRE PUMP ) KAPASITAS. • - FIXED FIRE PUMP : MULAI 625 GPM ( 28 M³/JAM ) • HINGGA 3.700 GPM ( 1.000 M³/JAM ) • - PORTABLE FIRE PUMP : MULAI 50 GPM ( 225 L/MENIT) • HINGGA 400 GPM ( 2.000 L/MENIT) • - JOCKEY FIRE PUMP : MULAI 50 GPM ( 225 L/MENIT ) • HINGGA 100 GPM ( 450 L/MENIT ) SUCTION HEAD ( TINGGI ISAP ) - TERGANTUNG PADA : 1. TEKANAN UDARA SEKITAR 2. GESEKAN DIDALAM SALURAN ISAP 3. TINGI PERMUKAAN 4. BERAT JENIS CAIRAN 5. DIAMETER SALURAN ISAP 6. KECEPATAN GERAKAN POMPA. • DISCHARGE ( TINGGI TEKAN ) • DITENTUKAN OLEH : • - TEKANAN POMPA • - GESEKAN DALAM SALURAN TEKAN • - DIAMETER SALURAN • - BERAT JENIS CAIRAN • - KAPASITAS POMPA PERENCANAAN HYDRANT KLASIFIKASI HUNIAN Tingkat resiko bahaya kebakaran Resiko Ringan Luas 1000-2000 M2 2 titik hydran, tambahan 1 titik Tiap 1000M2 Resiko Sedang Luas 800-1600 M2 2 titik hydran, tambahan 1 titik Tiap 800M2 Resiko Berat Luas 600-1200 M2 2 titik hydran, tambahan 1 titik Tiap 600M2 PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN ADALAH PERALATAN YANG DITEMPATKAN PADA MOBIL PEMADAM KEBAKARAN ATAU PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN YANG DITEMPATKAN DALAM ALMARI SELANG JENIS DAN TYPE JENIS DAN TYPE PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN TERGANTUNG DARI STANDART DAN PEMBUAT ALAT TERSEBUT ( INGGRIS, AMERIKA ATAU JEPANG ) SECARA UMUM PERALATAN PEMADAM DIBAGI ATAS : 1. ALAT PENYALUR AIR 2. ALAT PEMBUAT BUSA 3. ASSESORIES LAINNYA SEBAGAI KELENGKAPAN DARI PERALATAN TERSEBUT ALAT PENYALUR AIR ALAT PENYALUR AIR TERDIRI DARI : 1. SELANG 2. NOZZLE SELANG SELANG PEMADAM KEBAKARAN BIASANYA TERBUAT DARI KARET ATAU KANVAS DENGAN UKURAN 1,5 INC. DAN 2,5 INC. SELANG DILENGKAPI DENGAN COUPLING YANG BERFUNGSI SEBAGAI ALAT PENYAMBUNG KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN SELANG KARET & KANVAS KEUNGGULAN SELANG KARET : TAHAN (RESISTANT) TERHADAP BAHAN MINYAK DAN BAHAN KIMIA KEUNGGULAN SELANG KANVAS KARENA SIFATNYA YANG REMBES MAKA TIDAK RUSAK KARENA BARA API, COCOK UNTUK KEBAKARAN KELAS A KELEMAHAN SELANG KARET KARENA SIFATNYA YANG TIDAK REMBES, MUDAH BOCOR APABILA TERKENA BARA API ( TIDAK COCOK UNTUK KEBAKARAN KELAS A ) SELANG KARET KELEMAHAN SELANG KANVAS TIDAK TAHAN TERHADAP BAHAN KIMIA , MUDAH LAPUK DAN MEMERLUKAN EKSTRA PEMELIHARAAN DENGAN MENJAGA SELANG HARUS SELALU KERING SELANG KANVAS CARA MENGGULUNG SELANG MENGGULUNG SELANG MEMERLUKAN CARA TERSENDIRI UNTUK MEMUDAHKAN PADA WAKTU MENGGELAR SELANG ( LAY OUT ) ADA 4 CARA YANG PRAKTIS UNTUK MENGGULUNG SELANG ANTARA LAIN : - SINGLE ROLL - DOUBLE ROLL ( LIPAT DUA ) - FLAKING ( DILIPAT ) - FIGURE OF EIGHT ( MODEL ANGKA 8 ) CARA MENGGULUNG SELANG 1. Single roll / gulungan tunggal GULUNGAN SELANG SINGLE ROLL Cara menggulung selang tunggal • Letakkan kopling di atas selang yang berada pada posisi di bekas sumber api di atas tanah/ lantai, kemudian gulung selang tersebut dengan serapih mungkin dan apabila gulungan tersebut ternyata tidak rapih kita dapat merapihkannya dengan cara merebahkan selang yang sudah tergulung tersebut kemudian dirapihkan dengan tangan atau dapat juga diinjak dengan kaki sehingga gulungan selang rata kembali sesuai dengan yang kita inginkan. • Selanjutnya selang dapat disiapkan untuk dipakai kembali atau disimpan di tempatnya. 2. Dutch roll / gulungan ganda GULUNGAN SELANG DOUBLE ROLL MASING – MASING CARA PENGGULUNGAN INI JUGA MEMPUNYAI KELEMAHAN DAN KEUNGGULAN : KEUNGGULAN GULUNGAN SINGLE : - SAMBUNGAN SELANG ( COUPLING ) DAPAT LANGSUNG SAMPAI KEUJUNG YANG LAIN TANPA HARUS DITARIK - UMUR SELANG RELATIF PANJANG KARENA SELANG TIDAK DITARIK KEUNGGULAN SELANG DOUBLE COUPLING TIDAK CEPAT RUSAK DAN KEMUNGKINAN SELANG TERPELINTIR RELATIF KECIL KELEMAHAN GULUNG SINGLE KELEMAHAN GULUNG SINGLE, COUPLING RELATIF CEPAT RUSAK DAN KEMUNGKINAN SELANG TERPELINTIR LEBIH BESAR DIBANDING GULUNG DOUBLE KELEMAHAN GULUNG DOUBLE SELANG RELATIF CEPAT RUSAK KARENA DISERET/DITARIK PADA WAKTU ME LAY OUT SELANG DAN SELANG TIDAK LANGSUNG SAMPAI KEUJUNG SELANG YANG LAIN SEHINGGA MEMERLUKAN KECEPATAN LARI UNTUK MENCAPAI TEMPAT PENYAMBUNGAN CARA MENGGULUNG SELANG GANDA 1. Ambil ujung kopling dari arah yang terletak di bekas sumber api kemudian serahkan kopling tersebut pada orang kedua yang akan meletakkan kopling tersebut di atas selang ujung yang lain yang terletak di sumber air dengan memberikan jarak ± dua jengkal jari. 2. Kemudian orang pertama menggulung dari arah bekas sumber api di atas tanah/lantai dengan dibantu oleh orang kedua, yang bertugas mengatur kerapihan gulungan selang dengan cara mengangkat selang bagian atas dan meluruskannya persis di atas selang yang berada di bawah. CARA MENGGULUNG SELANG GANDA (lanjutan) 3. Apabila gulungan selang tersebut kendor maka orang pertama yang bertugas menggulung selang tadi dapat mengencangkannya dengan cara menarik gulungan selang yang sudah didapat, lurus kebelakang sampai gulungan kencang dan rapih. 4. Seandainya gulungan selang tersebut tidak rapih, maka kita dapat merapihkannya dengan cara merebahkan gulungan selang tersebut, kemudian dirapihkan dengan tangan atau dapat juga diinjak dengan kaki sehingga rapih. 5. Selanjutnya selang dapat disiapkan untuk dipakai kembali atau disimpan di tempatnya. 3. Flaking / dilipat Cara menyusun selang dengan cara lipatan 1. Ukur selang yang akan dilipat sedikit lebih kecil dari ukuran box/tempat penyimpananya, sehingga pada saat selang tersebut dimasukkan kedalam box/tempat penyimpanan tidak mengalami kesulitan atau terlalu besar. 2. Kemudian lipat selang tersebut serapih mungkin dengan ukuran lipatan yang sama hingga selesai. 3. Selanjutnya selang dapat disiapkan untuk dipakai kembali atau disimpan di tempatnya. 4. Figure of eight / model angka delapan KELENGKAPAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN TERDIRI DARI : 1. 2. 3. 4. COUPLING KUNCI COUPLING KUNCI HYDRANT PENJEPIT SELANG Hal. 222 COUPLING COUPLING ADALAH BERFUNGSI SEBAGAI ALAT PENYAMBUNG SELANG YANG DIPASANG PADA KEDUA UJUNG SELANG, BANYAK JENIS COUPLING YANG DIGUNAKAN ANTARA LAIN : - STORZ COUPLING ( INGGRIS ) - INSTATENNEOUS COUPLING ( INGGRIS/AMERIKA ) - MACHINO COUPLING ( JEPANG ) - THREAD COUPLING Hal. 223 JENIS COUPLING NOZZLE NOZZLE BERFUNGSI UNTUK MEMBENTUK SEMPROTAN AIR, SECARA UMUM NOZZLE DIBEDAKAN ATAS 2 JENIS : - ADJUSTABLE ( DAPAT BERUBAH – UBAH ) - NON ADJUSTABLE ( TIDAK DAPAT DIRUBAH ) NOZZLE ( ADJUSTABLE ) NOZZLE ( ADJUSTABLE ) KAPASITAS NOZZLE KAPASITAS NOZZLE ANTARA 50 GPM HINGGA 125 GPM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN BAHWA NOZZLE HARUS BISA DI HANDLE OLEH 1 ORANG DALAM OPERASI PEMADAMAN Jet Nozzle Hose Y Conection Coupling Adjustable Nozzle Hydrant Pilar ALAT PEMBUAT BUSA ALAT PEMBUAT BUSA TERDIRI DARI : - SELANG - INDUCTOR ( INDUCTOR IN LINE ) - FB ( FOAM MAKING BRANCH PIPE ) • Media Pemadam Busa ( Foam ) Busa (Foam) menurut NFPA 11 adalah kumpulan cairan yang berbentuk gelembung-gelembung kecil berisi udara yang mempunyai density lebih ringan dari flammable liquid dan dapat pengapung diatas permukaan zat air dan mengalir diatas permukaan zat padat. Dilihat dari terbentuknya busa / foam digolongkan menjadi 2 jenis, yakni : • Busa Kimia ( Chemical Foam ). Busa Kimia adalah suatu busa yang terjadi karena proses kimia antara bahan busa, yakni : Al2(SO4)3 dan NaHCO3 . Reaksi busa kimia adalah sebagai berikut : Al2 (SO4 )3 + 6 Na HCO3 • 2 Al(OH)3 + 3 Na2 SO4 + 6 CO2 Busa Mekanik ( Mecanical Foam ). Busa Mekanik ( Mechanical Foam ) adalah busa yang terjadi karena proses agitasi ( adukan ) antara : Air, Foam Concentrate dan udara dalam suatu alat yang disebut Foam Maker BUSA MEKANIK Udara Air Busa/Foam Foam Concentrate Mechanical Foam Foam tetrahedron FOAM Tetrahedron (komponen yang dibutuhkan untuk menghasilkan busa) • • • • Konsentrat busa Air Udara Aerasi (mechanical agitation) Bila dilihat dari angka pengembangan, maka busa mekanik digolongkan menjadi 3 golongan, yakni : • Low Expantion Foam dengan angka pengembangan : 10 kali. • Medium Expantion Foam dengan angka pengembangan : 100 kali. • High Expantion Foam dengan angka pengembangan : 1000 kali. Foam Concentrate • Pengertian Foam Concentrate adalah suatu cairan diperoleh dari proses hydrolisa. Dilihat bahan bakunya di pasaran Foam Concentrate banyak jenisnya, antara lain : - Protein Foam Concentrate - Fluoro Protein Foam Concentrate - Aqueous Film Forming Foam Concentrate - Film Forming Foam Protein - SELANG ( SUDAH DIJELASKAN ) - INDUCTOR INLINE INDUCTOR IN LINE ADALAH SUATU ALAT UNTUK MENGISAP DAN MENGATUR KEBUTUHAN FOAM COMPOUND INDUCTOR IN LINE • PICK-UP TUBE • SALURAN UNTUK MENGHISAP FOAM • COMPOUND DARI TEMPAT PENAMPUNGAN • MASUK KEDALAM SISTEM/SALURAN. TYPE INDUCTOR INLINE : - TYPE 900 ( KAPASITAS 900 LITER/MENIT ) - TYPE 450 ( KAPASITAS 450 LITER/MENIT ) - TYPE 225 ( KAPASITAS 225 LITER/MENIT ) SESUAI DENGAN FUNGSINYA INDUCTOR INLINE DILENGKAPI DENGAN ALAT/KERANGAN PENGATUR PROSENTASE FOAM COMPOUND DAN SELANG PENGISAP FOAM ( PICK UP TUBE ) I/2 INCI YANG BERFUNGSI SEBAGAI ALAT PENGISAP FB ( FOAM MAKING BRANCH PIPE ) FB ( FOAM MAKING BRANCH PIPE ) ADALAH ALAT PEMBENTUK BUSA YANG DILENGKAPI DENGAN LUBANG UDARA ( AERATION ) FB ( FOAM MAKING BRANCH PIPE ) TYPE FB DAN KAPASITASNYA : - FB 900 ( KAPASITAS 900 LITER/MENIT ) - FB 450 ( KAPASITAS 450 LITER/MENIT ) - FB 125 ( KAPASITAS 225 LITER/MENIT ) DALAM OPERASIONALNYA KAPASITAS FB HARUS DISESUAIKAN DENGAN KAPASITAS INDUCTOR INLINE ATAU SEBALIKNYA FOAM FIRE FIGHTING (Pemadaman menggunakan cairan busa pemadam) Bagaimana Foam bekerja memadamkan : • Menutupi lapisan minyak sehingga meniadakan kontak dengan oksigen • Menekan pelepasan uap bahan bakar • Memisahkan bahan bakar dari nyala api • Mendinginkan permukaan bahan bakar dan struktur logam di sekitar Alat Pembuat Busa ( Foam Maker ). Berbagai jenis alat pembuat busa yang digunakan untuk pemadaman, tergantung jenis foam concentrate yang digunakan dan peralatannya di sesuaikan dengan jenis bahan yang terbakar. 1. Alat pembuat busa “ Low Expansion “ Foamaster Branchpipes (FB) Foam monitor High back Pressure Foam Generator (H Air Foam Chamber 2. Alat pembuat busa “ Medium Expansion “ 3. Alat pembuat busa “ High Expansion “ FOAM MASTER H.E.F GENERATOR Latihan Pemadaman Dengan 6 Crew NO. JABATAN TUGAS & ALAT-ALAT YANG DIBAWA Captain Mengkoordinir anggota dalam pemadaman, menutup valve minyak. Alat yang dibawa 2 buah nozzle & sarung tangan kulit. 2. Pump Operator Mengoperasikan pompa, standby menunggu perintah dari captain. Alat yang dibawa 2 buah fire hose 2½”, memasang hose dari hydrant ke pompa. 3. Nozzleman Memadamkan kebakaran. Alat yang dibawa 1 roll fire hose 1½”. 4. Back Up Man Membantu pemasangan fire hose 1½”, mengatur lay out fire hose, membantu memegang fire hose dibelakang nozzleman. Alat yang dibawa 1 roll fire hose 1½”. 5. Nozzleman Memadamkan kebakaran. Alat yang dibawa 1 roll fire hose 1½”. Back Up Man Membantu pemasangan fire hose 1½”, mengatur lay out fire hose, membantu memegang fire hose dibelakang nozzleman. Alat yang dibawa 1 roll fire hose 1½”. 1. 6. NOTES : Semua Crew Pemadaman Memakai : Fireman Helmet & Fire Suits. Kenaikan Tekanan. Kenaikan tekanan pada waktu terjadi water hammer didalam slang Ø 2½” dilakukan dengan rumus sbb : Δ P = 0,65 Q, dimana : Δ P = kenaikan tekanan …………. psi. Q = jumlah aliran air ……………. gpm Contoh : Nozzle Ø 1” dipasang pada slang Ø 2½”. Tekanan nozzle 100 psi. Berapakah tekanan total yang ditimbulkan karena nozzle ditutup secara mendadak ? Jawab : Q = 30 d² NP Δ P = 0,65 Q = 30. 1² 100 = 0.65 x 300 = 195 psi. = 30. 1. 10 = 300 psi. Tekanan total = NP + Δ P = 100 + 195 = 295 psi. FIRE STREAMS (Pancaran Air) Ada 3 jenis pancaran air : • Pancaran Jet (Jet Stream) • Pancaran Kabut (Fog Stream) • Pancaran Spray (Spray stream) Pancaran Jet • Jumlah air besar • Jangkauan semprotan jauh • Punya daya jangkau penetrasi yang lebih baik diantara jenis pancaran yang lain • Kecil kemungkinan akan merusak lapisan panas di dalam ruangan yang terbakar • untuk kebakaran klas A, seperti pada pemadaman kebakaran, rumah, hutan atau padang rumput dan lain-lain. • Untuk kebakaran klas B, secara tidak langsung untuk pendinginan tanki. Pancaran Kabut (Fog) “ Power Fog / Cone ” Menyerang api Untuk memadamkan api Pancaran Spray “ Full Fog/Spray ” Bertahan Melindungi personil pemadam FIRE MONITOR / MASTER STREAM • Pancaran air dengan laju aliran melebihi 946 liter per menit (250 GPM), diharapkan 1400L/min (350 GPM)- NFPA 24. • Master streams dapat diaplikasikan melalui : Deck-mounted monitor nozzles (terpasang di mobil pemadam) Hydrant-mounted monitor nozzles (sistem hidran) Portable monitors (portabel) Trailer-mounted monitors (menggunakan kereta dorong) Industrial Fixed Monitor Portable Monitor Deck-mounted Monitor Trailer-mounted Monitor Master Stream Nozzle Elevation Lock Stream Pattern Adjustment Handle Horizontal Lock Hydrant Connection Elevation Handle Elevation Wheel Carrying Handle Master Stream Nozzle Horizontal Lock Water Inlet Port Stream Pattern Adjustment Handle Pressure Gauge Support Legs Elevation Safety Stop Pin Safety Chain Attachment Eye KEUNTUNGAN FIRE MONITOR • Jarak jangkau yang lebih baik dibanding penggunaan selang pemadam biasa. • Tingkat Penetrasi api yang lebih baik. • Mampu menyemprotkan jumlah air yang besar untuk efektifitas pendinginan. • Kemampuan pendinginan yang cepat. • Mempertinggi tingkat keselamatan pemadam. • Mengurangi beban pemadam. • Dapat ditinggalkan dalam kondisi yang tidak aman. • Butuh suplai air yang melimpah. • High reaction forces. • Mobilitas dan fleksibilitas berkurang. • Pendinginan struktur dan perlindungan terhadap paparan panas • Melokalisir kebakaran • Menyingkirkan penyebaran nyala lidah api • Mengurangi intensitas uap bahan bakar • Sebagai tirai air untuk proteksi • Membantu upaya penutupan valve bagi pemadam STRATEGI PEMADAMAN KEBAKARAN Pertimbangan terhadap ? • Apakah pendinginan Apa yang terbakar? struktur diperlukan (dinding Dimana pusat kebakarannya? yang berdekatan)? Bagaimana akses? • Apakah perlu Apa peralatannya? menyingkirkan material Apa yang terancam? yang mudah terbakar? Apa tindakan pencegahan • Apakah perlu untuk untuk mencegah penyebaran menutup kompartemen? api? • Apakah ventilasi sudah • Apakah alat bantu pernafasan ditutup? (SCBA) diperlukan? • Apakah stabil untuk menggunakan Fire Hose? • • • • • • 7 Prinsip Pemadaman Kebakaran RECEO - V.S RESCUE VENTILATION EXPOSURE SALVAGE CONFINENMENT EXTINGUISH OVERHAUL RESCUE (Penyelamatan) • Temukan, amankan dan pindahkan korban • Pencarian 360o, Local Knowledge • Prioritas penyelamatan - Yang paling terancam - Grup terbesar - Personil yang tak berada di muster point - korban yang terkena paparan kebakaran • Proteksi terhadap korban EXPOSURE (Paparan) • Lindungi area sekitar dari paparan penyebaran api • 4 cara penyebaran api - Radiasi - Konduksi - Konveksi - Kontak Langsung • Faktor yang mempengaruhi penyebaran api - Kecepatan dan arah angin - Tipe dan material konstruksi • Pendinginan daerah yang terpapar panas untuk mencegah runtuhnya konstruksi akibat panas CONFINEMENT (Lokalisir kebakaran) • Proteksi penyebaran api secara horisontal maupun vertikal • Tutup pintu-pintu, palka, jendela untuk mengurangi penyebaran api EXTINGUISHMENT (Pemadaman) • Tentukan media pemadam yang akan digunakan (air, Cairan busa, inert gas) • Tentukan metode penyerangan terhadap kebakaran : - Direct Attack (langsung) - Indirect Attack (tak langsung) DIRECT ATTACK • • Semprotan air langsung dipancarkan langsung ke pusat daerah yang terbakar Menggunakan pancaran jet atau pancaran lurus INDIRECT ATTACK • • • • Dilakukan bila tim pemadam tidak dapat memasuki ruangan dikarenakan terbakar hebat Semprotan air dipancarkan dasri luar area yang terbakar, melalui jendela atau pintu Menggunakan pancaran jet, pancaran lurus atau fog yang diarahkan ke langit-langit ruangan yang memiliki tingkat panas tinggi Pancaran air akan membentuk uap yang akan mengurangi konsentrasi oksigen OVERHAUL (Pemeriksaan) • Setelah kebakaran dapat dikendalikan, matikan bara api yang tersisa • Lakukan observasi 360o temukan api yang tersembunyi • Lakukan investigasi penuh penyebab kebakaran VENTILATION (Ventilasi) • Team Leader dan pemadam kebakaran harus mewaspadai kemungkinan terjadinya situasi kebakaran : - Flashover - Backdraft FLASHOVER • Keadaan dimana setiap material yang ada di dalam ruangan yang terbakar telah mencapai suhu penyalaannya dan menyala semua • Suhu mencapai 1500oC • Salah satu kondisi kebakaran yang ditakuti pemadam kebakaran BACKDRAFT Masuknya oksigen secara tiba-tiba pada suatu ruangan tertutup pada tahap kebakaran mulai surut dengan kondisi material bahan bakar masih cukup banyak dan oksigen kurang, sehingga mengakibatkan ledakan dari arah sumber masuknya oksigen tersebut SALVAGE (Penyelamatan barang berharga) • Lakukan sesegera mungkin untuk melindungi properti berharga yang dapat rusak atau hancur selama keadaan darurat kebakaran terjadi Fire Team Leader • Buat penilaian situasi – periksa keadaan sekeliling 360º - kenali area • Putuskan tindakan yang akan dilakukan (pendinginan, penyerangan, evakuasi) • Beri penjelasan terhadap tugas dan tanggung jawab kepada personil pemadam • Atur tim untuk memastikan tugas dan tanggung jawab diselesaikan seperti yang diinstruksikan • Evaluasi tindakan, sesuaikan, bersikap fleksibel Tanggung Jawab • Memastikan keamanan dan keselamatan personil pemadam kebakaran • Menyelamatkan, memindahkan dan merawat korban atau personil pemadam yang terancam Stop or slow the growth of the incident • Perlindungan properti dan lingkungan selama dan setelah proses pemadaman kebakaran Regu Pemadam Kebakaran • • • • • • Kapten (ketua regu) Pump man Nozzleman 1 Asisten nozzleman 1 Nozzleman 2 Asisten nozzleman 2 279 Contoh latihan • Regu pemadam kebakaran ditugaskan memadamkan Bsak minyak yang terbakar. 280 - Tugas Kapten (1) a. Mengumpulkan anggota regu b. Menyiapkan dan menghitung serta memastikan perlengkapan dan kerapian setiap anggotanya c. Memberikan pengarahan setiap langkah tugas setiap individu sesuai dengan tugas yang akan dikerjakan, termasuk sinyal yang digunakan untuk operasi pemadaman api 281 - Tugas Kapten (2) d. Mengkoordinir kegiatan operasi pemadaman e. Memerintahkan untuk merubah bentuk pancaran air dari nozzle kepada nozzleman sesuai kebutuhan f. Menekankan bahwa pemadaman harus selalu dari atas angin 282 Tugas Kapten (3) g. Memastikan bahwa api telah benar-benar padam dan tidak ada kemungkinan flash-back h. Memerintahkan pada nozzleman untuk melakukan pendinginan pada bak minyak i. Memastikan operasi pemadaman telah selesai dan semua peralatan diwrapped-up dan dikembalikan ke tempat semula 283 Tugas Kapten (4) j. Memerintahkan semua anggota regu berkumpul kembali dalam barisan dan menghitung jumlah anggota, apakah sudah lengkap k. Memeriksa semua anggota regu apakah semua selamat tidak mengalami cidera dan lengkap semua perlengkapannya l. Melakukan evaluasi, apakah pemadaman telah dilakukan dengan benar 284 Tugas Kapten (5) m. Bila ada suatu tindakan yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, Kapten wajib segera mengoreksi demi perbaikan n. Bila semua langkah operasi pemadaman sudah memuaskan, Kapten membubarkan regu untuk istirahat dan kembali ke tempat masing-masing. 285 Tugas Pumpman (1) a. Setelah mendapat pengarahan dari Kapten, pumpman langsung menggelar selang 2 ½ inci yang akan dihubungkan ke hydrant dan Y-piece. Kemudian menuju ke hydrant station untuk stand bye, menunggu perintah selanjutnya dari Kapten b. Setelah mendapat perintah/sinyal dari kapten, segera membuka hydrant dengan sebelumnya mengulang sinyal yang sama untuk mencegah salah pengertian 286 Tugas Pumpman (2) c. Memastikan selang telah sempurna, tidak terlipat, terpelintir dan tumpang tindih sebelum membuka kerangan pada hydrant d. Tetap stand bye di hydrant station untuk menunggu semua perintah dari Kapten e. Bila pemadaman telah selesai,turunkan tekanan tutup kerangan hydrant dengan menggunakan kunci, tidak terlalu kencang sekedar air tidak keluar lagi 287 Tugas Pumpman (3) f. Kemudian simpan kunci bersama peralatan lainnya, dan bantu anggota regu lainnya untuk membereskan selang dan peralatan lainnya g. Kemudian apabila semua tugas telah selesai, berkumpul dengan anggota yang lain, menunggu perintah kapten selanjutnya. 288 Nozzleman (1) a. Setelah pengarahan dari Kapten dan asisten nozzleman menggelar selang, nozzleman langsung memasang nozzle-nya pada salah satu selang dengan baik. b. Lalu berdiri dengan posisi kuda-kuda kuat dan menghadap ke api sambil tetap memegang nozzle dan selang dengan kuat. 289 Nozzleman (2) c. Sebelum air bertekanan datang, pastikan nozzle diatur pada posisi benar-benar terbuka, pancaran full spray dan velocity air yang sesuai (GPM/LPM) d. Pandangan tetap tertuju pada api dan padamkan api sesuai arahan dari Kapten. e. Menyemprotkan air tepat sasaran, tidak mengarah pada permukaan minyak untuk menghindari slope over. 290 Nozzleman (3) f. Mengatur bentuk pancaran air sesuai arahan Kapten (spray, semi spray, jet atau payung) dan melindungi Kapten serta tim dari paparan nyala api dan panas. 291 Nozzleman (4) g. Bentuk pancaran full spray digunakan untuk tirai pelindung saat tim bergerak mendekati atau meninggalkan media yang terbakar serta ketika permulaan air menyembur dari nozzle agar dorongan balik tidak besar. h. Posisi nozzle pada nozzleman 1 dan 2 pastikan sejajar untuk membentuk tirai pelindung yang maksimal. 292 Nozzleman (5) i. Bentuk pancaran semi spray digunakan untuk mendinginkan (cooling) media yang sudah dipadamkan tetapi masih panas. Pastikan jarak yang aman saat melakukan pendinginan (tidak terlalu dekat). 293 Nozzleman (6) 294 j. Pancaran jet adalah pancaran dengan jangkauan paling jauh dan memiliki dorongan balik paling kuat sehingga dibutuhkan kuda-kuda yang lebih kuat. k. Tidak digunakan untuk pemadaman jarak dekat karena dapat merusak media yang terbakar. Nozzleman (7) l. 295 Pancaran payung (umbrella) digunakan agar Kapten dapat melihat ke depan dan maju memeriksa media yang telah dipadamkan. Nozzleman (8) m. Jika api telah padam tetap arahkan nozzle ke media yang terbakar untuk kemungkinan terjadinya flash back. n. Biarkan posisi valve pada nozzle terbuka maksimal dan pancaran dalam bentuk spray hingga air berhenti mengalir sehingga tidak ada tekanan lagi pada selang. o. Jangan menutup valve pada nozzle tapi biarkan pumpman yang menutup dari hydrant. 296 Nozzleman (9) p. Jika pemadaman selesai, lepas nozzle dari kopling selang dan terlibat dengan anggota tim lainnya dalam mengemasi (wrapping up) peralatan. q. Berkumpul dalam barisan tim dan menunggu instruksi Kapten selanjutnya. 297 Asisten Nozzleman (1) a. Setelah usai pengarahan Kapten, langsung gelar selang 1 ½ inci dari posisi Y piece ke arah api. b. Atur posisi selang tidak ada yang berada di depan posisi nozzleman dan pastikan berbentuk zig-zag, tidak melintir (twist) dan tidak saling tindih. c. 298 Sambungkan kopling selang pada Y piece dan atur valve pada Y piece pada posisi terbuka. Asisten Nozzleman (2) d. Segera berdiri di belakang Nozzleman, memegang hose, menopang bahu nozzleman dengan tangan dan menahan kaki belakang nozzleman. e. Mengikuti pergerakan dan meringankan kerja nozzleman. 299 Asisten Nozzleman (3) f. Selalu mengikuti instruksi Kapten selama pemadaman. g. Setelah api padam, segera bergabung dengan anggota tim lainnya untuk mengemas dan mengembalikan peralatan ke tempatnya (wrapping up) h. Kembali kebarisan untuk instruksi Kapten selanjutnya. 300 EMERGENCY EXIT EXIT EVAKUASI USAHA MENYELAMATKAN DIRI SENDIRI DARI TEMPAT BERBAHAYA MENUJU TEMPAT YANG AMAN TEMPAT BERBAHAYA AMAN SEMENTARA AMAN MUTLAK 1. Sarana evakuasi • Bagian dari konstruksi bangunan yang dirancang aman untuk digunakan pada waktu keadaan darurat 2. Evakuasi Tindakan menyelamatkan diri sendiri masing masing tanpa dibantu orang lain TEMPAT BERBAHAYA JALUR AMAN TEMPAT AMAN Syarat sarana Evakuasi • Aman sementara, terjamin kedap asap dan panas; • Pintu Tidak dikunci; • Tidak terhalang oleh benda apapun; • Memiliki lampu darurat; • Bukaan pintu kearah pelarian; • Mudah dijangkau (pajang jarak tempuh sependek mungkin) • Ada petunjuk arah yang dapat dilihat dalam keadaan gelap. Emergency route and exit a workplace must have at least two exit routes for prompt evacuation Persyaratan untuk Keluar 1. Jalan Keluar harus dipisahkan dari tempat kerja oleh material fire resistant, 1 jam api-resistance untuk koneksi 3 jalur, 2 untuk 3 lantai atau lebih. 2. Emergency exit hanya di buka sebagai akses jalur keluar penghuni di tempat kerja, dilengkapi auto close door / Panic door system 3. Tanda tanda jalur keluar harus terlihat dengan jelas. 4. Instal "EXIT“, tanda-tanda menggunakan huruf yang jelas terbaca. Emergency Escape and Fire Fighting Checklist Is an emergency plan in place for the workplace? Are regular fire drills conducted and monitored to put improvements in place? Fire Protection System ketahanan minimal 1 jam (bangunan 3 lantai, di atas atau di bawah lantai pelepasan exit (exit discharge) Syarat Konstruksi pelindung exit way NFPA 101 ketahanan minimal 2 jam (bangunan 4-5 lantai, di atas atau di bawah lantai pelepasan exit (exit discharge) Non-Combustion material pintu kebakaran yang dilengkapi dengan self closing devices Tidak boleh ada penembusan atau bukaan antar konstruksi pelindung eksit yang berdekatan KLASIFIKASI HUNIAN FIRE HAZARD • Hunian bahaya kebakaran ringan; • Hunian bahaya kebakaran sedang; • Hunian bahaya kebakaran berat; PARAMETER • Jenis hunian (Pabrik, Perkantoran, Hotel, Rumah sakit, Mall dll.; • Tinggi bangunan; • Bahan konstruksi (primer-skunder) • Sifat dan Jumlah penghuni; FAKTOR PERENCANAAN MEANS OF ESCAPE KLASIFIKASI RESIKO BAHAYA KEBAKARAN -RESIKO RINGAN -RESIKO SEDANG -RESIKO BERAT WAKTU EVAKUASI 3 Menit 2,5 Menit 2 Menit PANJANG JARAK TEMPUH X 12 meter BUNTU 18M PJT : 12 M X WAKTU FAKTOR PERENCANAAN MEANS OF ESCAPE 4. LEBAR UNIT EXIT - RATE OF FLOW 40 orang/menit - UNIT OF EXIT WIDTH 21” FAKTOR PERENCANAAN MEANS OF ESCAPE 4. LEBAR UNIT EXIT JUMLAH PENGHUNI 40 X WAKTU = ….. UNIT 1 UNIT OF EXIT WIDTH = 21” 2 UNIT OF EXIT WIDTH = 21” + 21” Ketentuan Hukum • Setiap tempat kerja harus tersedia jalan selain pintu keluar-masuk utama untuk menyelamatkan diri bila terjadi kebakaran. Pintu tersebut harus membuka keluar dan tidak boleh dikunci • Petunjuk arah evakuasi harus terlihat jelas pada waktu keadaan gelap • Berapa unit exit yang dibutuhkan untuk mengevakuasi orang sebanyak 350 orang dalam waktu 2 ½ menit. o Jumlah orang dibagi 40 kali 2 ½ menit o 350/40 x 2 ½ = 3 ½ unit exit o Bila hasilnya pecahan harus dibulatkan ke atas, seperti pada contoh diatas harus dibulatkan menjadi 4 unit exit • Untuk menjamin keamanan minimal 1 jam maka konstruksinya harus dirancang tahan api dan dilengkapi sarana pengendalian asap dengan tekanan udara positif ( pressurized fan ) MANAJEMEN PENANGGULANGAN KEBAKARAN 1. Konsep Penanggulangan Kebakaran Berdasarkan pendekatan teknik dengan mendermati fenomena kebakaran, adalah mencakup semua aktifitas dari prakondisi sampai dengan pasca kejadian. FIRE PREVENTION (Pengendalian kebakaran) PRE FIRE CONTROL IN CASE FIRE CONTROL POST FIRE CONTROL FIRE SAFETY MANAGEMENT IDENTIFIKSI POTENSI KEBAKARAN • Apakah ada peluang untuk terjadi kebakaran • Apa konsekuensinya bila terjadi kebakaran • Upaya apa yang telah dilakukan PRE FIRE CONTROL Identifikasi potensi bahaya kebakaran Identifikasi tingkat ancaman bahaya kebakaran (Fire risk Assesment) Identifikasi skenario (Fire model) Perencanaan system proteksi kebakaran (Aktif/Pasif) Perencanaan tanggap darurat (Fire Emergency Plan) Pembentukan organisasi Pelatihan/Sertifikasi IN CASE FIRE CONTROL Fire Emergency Response Deteksi Alarm Padamkan-Lokalisir Evakuasi Rescue & P3K Amankan Fire Emergency Response POSKO Lapis III Bantuan dari lingkungan Lapis I Pet. Peran Kebakaran Lapis II Fire Men Lapis IV Dinas Pemadam POST FIRE CONTROL INVESTIGASI ANALISIS REKOMENDASI REHABILITASI Setiap terjadi kebakaran baik besar maupun kecil, termasuk hampir terbakar harus dilakukan langkah : -> INVESTIGASI -> ANALISIS -> REKOMENDASI -> REHABILITASI Setiap terjadi kebakaran baik besar maupun kecil, termasuk hampir terbakar harus dilakukan langkah : -> INVESTIGASI -> ANALISIS -> REKOMENDASI -> REHABILITASI PENDEKATAN PENERAPAN MANAJEMEN K3 • Pendekatan Hukum : Peraturan,wajib • Pendekatan ekonomi : mencegah rugi • Perndekatan kemanusiaan : kecelakaan MANAJEMEN PENANGGULANGAN KEBAKARAN (Fire safety management) Oleh : Ir. Suprapto MSc.FPE.APU.IPM ARTI MPK / FSM • Manajemen Penanggulangan Kebakaran (MPK) atau Fire Safety Management (FSM) adalah segala upaya memobilisasi personil, pemanfaatan biaya, penggunaan bahan, peralatan dan metoda termasuk informasi untuk pencegahan dan penanggulangan terhadap kebakaran dan bahaya terkait lainnya yang sewaktu-waktu terjadi di bangunan / unit industri MENGAPA DILAKUKAN FSM • • • • Menjamin aspek keselamatan terhadap kebakaran melalui kesiagaan SDM, sistem dan peralatan yang ada Mewujudkan kepedulian dan tanggung-jawab manajemen terhadap antisipasi bahaya kebakaran dan keadaan darurat lainnya Memahami bahwa kebakaran merupakan bencana yang memerlukan tindakan pencegahan dan pengendalian yang sistematis, terencana dan berkesinambungan Memahami bahwa melalui pengaturan tindakan yang terencana dan sistematis tersebut maka dampak bencana dapat diminimasi bahkan di eliminasi LINGKUP FSM • Melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan sistem dan peralatan proteksi kebakaran • Membentuk tim keadaan darurat yang dinamis • Membina dan mengembangkan pelatihan personil • Menyusun fire emergency & response plan (FEP) • Melaksanakan latihan kebakaran dan evakuasi • Melakukan audit keselamatan kebakaran secara berkala • Menyusun SOP-SOP menyangkut pelaksanaan kerja yang aman terhadap bahaya kebakaran • Menerapkan fire-safe housekeeping • Menyelengarakan sosialisasi, kampanye tentang aman kebakaran dan bencana lainnya PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN Pemeriksaan dan pengujian dilaksanakan sesuai dengan Instruksi KepMenaker No Inst 11/M/BW/1997 PEMERIKSAAN & PEMELIHARAAN • Pemeriksaan keandalan peralatan Sistem deteksi & alarm Sistem sprinkler otomatis Sistem hidran dan pipa tegak Alat pemadam api ringan Alat pemadam api khusus (total flooding & local application) Alat bantu lainnya (pompa kebakaran, sumber air, sumber darurat) • Pemeriksaan dikaitkan dengan standar yg berlaku • Pemeliharaan preventive • Pemeliharaan menyeluruh MEMBENTUK TIM EMERGENCY • Perlu komitmen bersama diawali dari Pimpinan manajemen • Tim emergency terdiri atas unsur pimpinan emergency (Direktur emergency, Koordinator emergency, Chief warden dan Komandan regu), unsur pelaksana (tim pemadam, tim komunikasi, tim sekuriti, teknisi / operator, tim medis) dan unsur pemantau / pendukung (evaluator, pengawas) • Personil tim emergency perlu mendapat pelatihan profesional / ketrampilan • Perlu ada panduan atau manual mengenai pelaksanaan emergency, antara lain lewat penyusunan FEP. MEMBINA PELATIHAN PERSONIL • Penerapan Subject – Object – Methode (SOM) • Mengarah pada pembinaan knowledge – skill attitude • Kombinasi kelas dan praktek lapangan • Objek atau mata ajaran disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkatan kompetensi peserta • Silabus pelajaran ditujukan untuk mencapai tingkat kompetensi tertentu dan mengacu kepada standar yang berlaku • Seyogyanya ada civil effect dari keikutsertaan dalam pelatihan kaitan dengan karier dan keahlian atau ketrampilan MENYUSUN FIRE EMERGENCY PLAN (F.E.P) • Diperlukan FEP yang didasarkan atas analisis potensi bahaya • Substansi FEP mencakup sekurangkurangnya pengertian emergency identifikasi bahaya kebakaran – sarana proteksi tersedia – organisasi emergency – uraian tugas masing-masing personil prosedur penanggulangan kebakaran dan kondisi emergency lainnya – uraian mengenai aspek pencegahan • FEP harus di-update secara periodik SISTEM TANGGAP DARURAT System tanggap darurat penanggulangan Kebakaran tertuang dalam buku panduan Yang berisi siapa berbuat apa. Penyusunan FEP (Fire Emergency Procedure) harus dikerjakan oleh tim yang melibatkan semua unsur. LATIHAN KEBAKARAN DAN EVAKUASI • Latihan kebakaran dan evakuasi harus diadakan minimal sekali setahun • Skenario latihan kebakaran mengacu kepada FEP • Pelaksanakan latihan kebakaran & evakuasi harus berkoordinasi dengan Dinas Kebakaran dan instansi terkait (Polisi, Tim SAR, PLN, PU dsb) • Perlu dilakukan evaluasi dan record hasil latihan MELAKSANAKAN AUDIT KESELAMATAN • Mengetahui jenis audit (walk through – preliminary dan comprehensive audit) • Kompetensi pelaksana audit sesuai jenis audit yang dilakukan • Record dan tindak lanjut hasil audit STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) MENGENAI KESELAMATAN THD KEBAKARAN • SOP diperlukan sebagai panduan aman kebakaran pada setiap pekerjaan atau proses yang berlangsung • SOP yang diperlukan anta Pekerjaan hot-works (mengelas, mematri, mengecat dsb) Permit System Pemeriksaan dan pengujian kinerja peralatan Penggunaan dan penyimpanan gas bertekanan Pemakaian dan penyimpanan bahan kimia Penggunaan sarana dan peralatan pemadam Penggunaan peralatan pendingin maupun pemanas FIRE-SAFE HOUSEKEEPING • Pekerjaan kerumah-tanggaan yang harus senantiasa memperhatikan keamanan terhadap bahaya kebakaran • Pekerjaan yang mengikuti SOP • Pelaksana pekerjaan yang telah memahami caracara pencegahan dan penanggulangan kebakaran • Pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan berbahaya termasuk hot-works SOSIALISASI AMAN KEBAKARAN • Penjelasan dan penyebarluasan informasi tentang proteksi kebakaran • Pembuatan dan pemasangan poster, brosur dan leaflets tentang kebakaran • Kampanye aman kebakaran • Pelatihan praktis cara-cara perlindungan thd kebakaran BAGAIMANA DENGAN KONDISI DI LAPANGAN ? • Belum semua bangunan / industri menerapkan FSM • Belum semua bangunan / industri memiliki FEP • FEP yang ada masih belum memenuhi • FEP tidak pernah di-update • Latihan kebakaran jarang dilakukan EMERGENCY RESPONSE PLANNING RENCANA PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT SCOPE EMERGENCY RESPONSE PLANNING Untuk memberikan instruksi kepada karyawan tertentu dalam tugas yang diperlukan untuk penanggulangan suatu emergency dengan berpedoman pada Emergency Response Planning. Tujuan Emergency Response Planning. Untuk mengidentifikasikan Emergency Scenario Untuk mengindentifikasikan tugas dan perlengkapan yang diperlukan untuk penanggulangan. Untuk menentukan suatu organisasi penanggulangan yang lengkap dan baik. Memberikan pedoman dalam melakukan latihan, training dan lain-lain. Kenapa dilakukan perencanaan penanggulangan Emergency ? Emergency akan terjadi. Bila terjadi, diusahakan agar kerugian sekecil mungkin (manusia, peralatan dan produksi ) Perencanaan Tugas dan Tanggung Jawab dan Training. Mencegah jangan sampai menjadi disaster atau bencana. OBJECTIVE EMERGENCY RESPONSE PLANNING I. Aspek Kemanusiaan. Melindungi pegawai dan penduduk sekitarnya Menolong penyelamatan dan pengobatan pada yang terluka Membantu pihak lain bila diperlukan II. Aspek Pencegahan Kerugian Memperkecil kerugian pada barang perusahaan, Produksi serta Lingkungan Mengindentifikasikan bahaya-bahaya yang berpotensi menjadi disaster dan sebisa mungkin pengontrolannya Mempersiapkan sarana, prosedure dan pengontrolan bahaya dan sebagainya OBJECTIVE EMERGENCY RESPONSE PLANNING • III. Aspek-aspek Komersial – Memperkecil akibat dari suatu kejadian pada manusia maupun fasilitas Perusahaan. – Pertimbangan terhenti / berkurangnya produksi • IV. L e g a l – Memperkecil kerugian, kerusakan harta benda perorangan yang mungkin mengakibatkan klaim pada perusahaan – Untuk memenuhi Target tentang produksi atau bisnis di Indonesia EMERGENCY Adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan di dalam Daerah atau Unit itu sendiri yang disebabkan oleh sesuatu dari dalam atau luar, dimana sumber daya manusia dan sarana dari Unit tersebut mampu untuk menanggulangi akibat dari kondisi yang tidak normal itu dengan prosedure yang ada. DI SASTER Adalah suatu kejadian besar atau bencana yang bisa datang dari dalam atau luar Unit tersebut yang mengancam nyawa, harta, benda dimana sumber daya manusia dan sarana yang ada tidak cukup atau mampu untuk menanggulanginya MACAM-MACAM EMERGENCY 1. Kebakaran 2. Peledakan (Bleve) 3. Kebocoran Bahan yang beracun / berbahaya Bahan yang mudah terbakar 4. Pencemaran 5. Banjir, Gempa 6. dan lain-lain GOAL EMERGENCY RESPONSE PLANNING Mengindentifikasikan tindakan yang diperlukan untuk memperkecil kemungkinan terjadinya suatu emergency Memastikan adanya suatu organisasi yang lengkap dengan semua sarana untuk menanggulanginya Mengidentifikasikan tindakan-tindakan yang perlu untuk memperkecil akibatnya Sebagai masukan pada pembuat keputusan EMERGENCY RESPONSE PROSEDURE • Adalah suatu koodinasi tugas dan tanggung jawab untuk masing-masing Bagian di dalam menanggulangi Keadaan Darurat yang mungkin terjadi di daerah tersebut • Meliputi : – Indentifikasi scenario yang berpotensi Emergency – Mengenali bahaya dan akibatnya – Tugas dan tanggung jawab dalam Organisasi – Training personel atau petugas – Sarana yang ada – dan lain-lain Task 1 Coordinator & Team Task 1 PENUNJUKAN KOORDINATOR / TEAM Ahli dalam berorganisasi Ahli mengenai Plant Berpengalaman dalam perencanaan 2 Cara : • 1. Dengan koordinator – diperlukan keahlian dan pengalaman – Perlu direview oleh orang lain • 2.Dengan Komite atau Team – Pembagian tugas – Memakai keahlian dari setiap anggota Anggota Komite / Team OPERASI MAINTENACE ENGINEERING LKKK MEDICAL SECURITY UMUM Task 1 Coordinator & Team Task 2 Objective & Scope Task II OBJECTIVE AND SCOPE Objective 1. Membuat perencanaan yang mencukupi 2. Mampu untuk mengontrol Incident besar 3. Mengacu pada goal : Pencegahan Kerugian Komersial Scope Pengembangan dan perencanaan tertulis Konsentrasi pada skenario yang paling mungkin terjadi Training dan Latihan Task 1 Task 2 Coordinator & Team Task 3 Objective & Scope Scenario TASK III SCENARIO Scenario untuk menentukan type dan emergency Bahaya dari dalam : Hazardous Analysis Technique Check List / What If FTA P H A Hazops FMEA Bahaya dari luar Macamnya : Kebakaran Typenya Ukurannya Sumber Penyalaannya Cuaca Peledakan Type : Bleve Potensinya Kerusakannya : Manusia, Peralatan dan sebagainya. Kebocoran bahan yang mudah menyala / Bahan yang berbahaya Bahaya langsung : 1. Mudah terbakar 2. Beracun dan sebagainya Dimana bahan tersebut digunakan Potensinya MSDS Kebocoran uap yang beracun / Gas Type Jumlahnya Waktu Kecepatan Ketinggian Karakteristik bahan tersebut Cuaca dan sebagainya Tumpahan Bahan berbahaya bahan yang berbahaya Bahaya langsung : Mudah terbakar, Beracun dan sebagainya Dimana bahan tersebut digunakan Potensinya MSDS Alam Gempa Bumi Angin Kencang Banjir dan sebagainya Task 1 Task 2 Coordinator & Team Task 3 Objective & Scope Scenario TASK IV AKIBA T Ukuran Potensi peledakan Luas kebakaran Besarnya tumpahan dan lain-lain Akibat Tingkat kerusakan Potensi Korban Akibat terhadap sekitarnya Waktu dan lain-lain Task 4 Akibat Penanggulangan Kecepatan Pengontrolan : Training, Sarana, Material Pemberitahuan Awal , Tactic & Strategy dll Task 1 Coordinator & Team Task 2 Task 3 Objective & Scope Task 4 Akibat Scenario TASK V Task 5 INDENTIFIKASI TUGAS Indentifikasi tugas yang perlu : Pemberitahuan Persiapan Mobilisasi Pengobatan Pengontrolan dan Pemadaman SAR Komunikasi Transportasi Koordinasi Keamanan Otorisasi Dan lain-lain Indentifikasi Tugas Tanggung Jawab & Otorisasi Komandan Tempat Kejadian Komunikasi Pusat Pengendalian Pos Komando terdekat Struktur Organisasi Task 1 Task 1 Coordinator & Team Task 2 Task 3 Objective & Scope Scenario TASK VI PENYIAPAN SDM, Alat dan Support Type alat Jumlah Tenaga Lokasi Jumlahnya Kecakapan & Kemampuan Rescue Transportasi Waktu Task 4 Akibat Task 5 Indentifikasi Tugas Task 6 Penyiapan Task 1 Coordinator & Team Task 2 Task 3 Objective & Scope Scenario Task 4 Akibat Task 5 TASK VII Indentifikasi Tugas ORGANISASI Task 6 Organisasi Penanggulangan Komando tertinggi Komando Lapangan Posisi penasehat Pembantu / bantuan Kriteria organisasi penanggulangan Besarnya plant Lokasi Resources yang ada Penyiapan Task 7 Organisasi Task 1 Koordinator & Team Task 2 Task 3 Objective & Scope Scenario Task 4 Akibat Task 5 TASK VIII PROSEDURE 1. Detail 2. Pendek dan action oriented 3. Lengkap dengan latihan dan Drill 4. Bahan merupakan Referensi 5. Referensi material sebagai lampiran • Pertimbangan pada : – Tenaga yang ada – Peralatan yang ada – Tindakan yang direncanakan Indentifikasi Tugas Task 6 Penyiapan Task 7 Organisasi Task 8 Prosedure Task 1 Coordinator & Team Task 2 Objective & Scope Task 3 Task 4 Akibat Scenario Task 5 Indentifikasi Tugas Task 6 Penyiapan Task 7 TASK IX Organisasi PENULISAN Task 9 Penulisan Task 8 Prosedure Persiapan penulisan plan Rencana kerja sama pada keperluan yang telah diindentifikasi Kemungkinan bahaya Potensi Akibatnya Keperluannya Rencana ini meliputi • • • • • • : Cara Pelaporan Ruang Lingkup dan Objective Organisasi Prosedure penanggulangan List telepon Training, drill Keuntungan perencanaan tertulis • • • • • • Sebagai Informasi Sebagai petunjuk management berorganisasi Pelaksana yang jelas melalui perencanaan Menentukan semua prosedure bila bekerjasama Konsisten Sebagai Bahan Training Task I Coordinator & Team Task II Objective & Scope Task III Scenario Task IV Akibat Task V Indentifikasi Tugas Task VI Penyiapan Task VII O rganisasi Task X Task IX Pengkajian TASK X • • Penulisan Task VIII Prosedure Pengkajian Setelah semua penulisan maka team melakukan pengkajian secara teliti Management juga mengkaji secara detail dan teliti sesuai dengan tugas serta tanggung jawab masing-masing Task I Coordinator & Team Task II Task III Objective & Scope Scenario Task IV Akibat Task V Indentifikasi Tugas Task VI Penyiapan Task VII Organisasi Task XI Diperkenalkan Task X Pengkajian TASK XI • Task IX Penulisan Task VIII Prosedure Diperkenalkan Setelah semua tahapan selesai dan memuaskan maka ERP didistribusikan ke seluruh pegawai, bisa melalui : – Safety Training / Talk. – Safety Orientation. – Dll. Task I Task II Coordinator & Team Objective & Scope Task III Scenario Task IV Akibat Task V Indentifikasi Tugas Task VI Penyiapan Task XII Task VII Trn/Drill/ Simulasi Task XI Diperkenalkan Organisasi Task X Penulisan Pengkajian TASK XII • Task IX Trn/Drill/ Simulasi Semua berkali-kali diadakan Drill, macamnya : – Class Room Training. – Table Top Exercises. – Simulasi Keseluruhan (Drill). Untuk Semua itu harus ada observasinya untuk mengevaluasi. Task VIII Prosedure Task I Task II Coordinator & Team Objective & Scope Task III Scenario Task IV Akibat Task V Indentifikasi Tugas Task XIII Task VI Pengkajian Ulang Penyiapan Task XII Task VII Trn/Drill/ Simulasi Task XI Diperkenalkan O rganisasi Task X Pengkajian TASK XIII • Task IX Penulisan Task VIII Prosedure Pengkajian Ulang Hasil observasi training, drill, simulasi dievaluasi dan dikaji kembali untuk : – Melengkapi / Penyempurnaan prosedur yang ada. – Mengevaluasi pemahaman orang-orang terkait. Organisasi Tanggap Darurat Tugas & Tanggung Jawab Oleh : Ir. Suprapto. MSc.FPE.,APU PEMERAN DALAM KEADAAN DARURAT Organisasi Emergency 1. Unsur Pimpinan • • • • 2. Penanggung-jawab emergency Koordinator emergency Kepala Bagian Keamanan Komandan Regu dari masing-masing unit Unsur Staf • • • • • Sekretariat emergency termasuk komunikasi dengan pihak luar Telephonist Operator radio Petugas sound system & panel kontrol Petugas telekomunikasi 3. Kelompok Teknisi • • • • • 4. Kelompok Sekuriti & Penyelamatan • • • • • • 5. Operator listrik / genset Operator pompa kebakaran Operator sistem tata udara Operator lif Operator utilitas lainnya Tim pemadam kebakaran Tim sekuriti dan perparkiran Tim evakuasi Tim pembersih / janitorial Tim P3K Tim Pemandu orang-orang disabled Kelompok Evaluasi • • Tim evaluasi Pengawas Uraian Tugas 1. Pimpinan emergency • berfungsi selaku emergency Director • memantau atau mengawasi pelaksanaan pengendalian emergency • mengambil alih tugas Chief Warden / deputinya bila tidak dapat melakukan tugasnya. • Memberikan pengarahan dalam pelaksanaan kendali emergency 2. Warden • Memimpin operasi pemadaman tingkat awal dan penyelamatan jiwa • Memastikan prosedur penanganan keadaan darurat ini dipatuhi dan dilaksanakan oleh setiap personil termasuk penghuni gedung • Memberikan instruksi dalam setiap tindakan emergency • Melakukan komunikasi efektif dengan instansi terkait (Dinas Kebakaran, Polisi, PLN, Tim SAR, dll) • Melaporkan status keadaan darurat kepada unsur pimpinan • Deputi Chief Warden membantu tugas-tugas Chief Warden 3. Kelompok Komunikasi – Kurir • – Telephonis • • – Menerima dan mencatat laporan keadaan darurat Segera menghubungi Chief Warden atau Deputinya untuk tugas penanggulangan kebakaran tingkat awal Operator Radio • – Menyampaikan berita dari Chief Warden / Deputy Chief Warden kepda Floor Warden pada saat ada gangguan pada sarana komunikasi selama operasi penanggulangan tingkat awal Melaksanakan hubungan komunikasi lewat handy talky dari dan ke Chief Warden atau Deputy-nya Sound System • Menyampaikan pengumuman atau perintah Chief Warden atau Deputy Chief Warden ke setiap lantai atau seluruh gedung melalui public address system. - Operator kontrol panel • • • • • Memonitor terus menerus kontrol panel untuk mengentahui terjadinya kebakaran secara dini Jika monitor kontrol panel menyala dan alarm berbunyi segera menghubungi zona / lantai yang termonitor lewat public address untuk pengecekan situasi Jika tidak diperoleh informasi dari Floor Warden di lantai / zona yang termonitor itu, segera menuju ke lantai / zona tersebut untuk memeriksa kejadian yang sebenarnya dan segera melaporkannya ke Chief Warden atau Deputy-nya Dalam terjadi alarm palsu, segera menghubungi Floor Warden di lantai tersebut agar memberitahukan kepada seluruh penghuni di lantai tsb. Membunyikan general alarm atau alarm per lantai atas perintah Chief Warden atau Deputy Chief Warden. 4. Kelompok Teknisi – Operator Lift • • – Operator A/C • – Semua passenger lift tidak beroperasi dan kereta lift berada di lantai 1, Main Lobby Service lift akan dioperasikan sebagai lift kebakaran untuk keperluan petugas security dan petugas Dinas Kebakaran untuk pemadaman kebakaran dan menolong korban Sistem AC tidak beroperasi atau pada posisi off. Operator Listrik / genset • • Siaga mengoperasikan on atau off listrik pada lantai tertentu atau seluruh gedung sesuai instruksi Chief Warden Siaga mengoperasikan genset secara manual bila sistem otomatis tidak bekerja pada saat pasokan listrik PLN terputus – Operator Pompa Kebakaran • Siaga mengoperasikan pompa air secara manual apabila sistem otomatis tidak bekerja sehingga dapat menyediakan air untuk kebutuhan pemdaman kebakaran – Operator Pengendalian Asap • Siaga untuk mengoperasikan pressurized fan / kipas udara tekanan positif secara manual pada ruang tangga darurat bila sistem otomatis tidak bekerja pada saat general alarm berbunyi. 5. Kelompok Sekuriti dan Penyelamat – Tim Pemadam Kebakaran • • • • Memadamkan api pada kesempatan pertama dengan alat yang tersedia secara cepat dan tepat (menggunakan alat pemadam api ringan atau hidran) Melokalisasi area yang terbakar dengan menyemprotkan hidran pada barang yang mudah terbakar sampai Dinas Kebakaran datang. Membantu di lantai lain yang terbakar bila memerlukan tenaga dan bekerja sama dengan kelompok lain yang memerlukan bantuan. Menggunakan tangga darurat atau lift kebakaran selama lift tersebut aman. – Tim Securiti • Menangani urusan keamanan dalam bangunan maupun Iingkungannya saat penanggulangan keadaan darurat berlangsung. • Melaksanakan pengawasan area dan mencegah orang yang dicurigai menggunakan kesempatan melakukan kejahatan. • Menangkap orang yang jelas-jelas te melakukan kejahatan dan membawanya ke POSKO Sekuriti di Main Lobby • Bersama tim evakuasi memeriksa ruangan dan memastikan benar benar bahwa semua personhl telah ke luar dengan aman dan mengunci pintu. Tim mi adalah tim terakhir meninggalkan Iantai • Satu orang sekuriti bertugas menjaga dan mengoperasikan lift kebakaran yang dipergunakan untuk kelompok pemadam kebakaran serta membantu meng-evakuasikan orang sakit, cedera, meninggal dan sebagainya. – Tim Evakuasi • Mengatur dan menunjukkan rute untuk evakuasi, dad wang-wang di setiap lantai ke daerah tempat berkumpul / konsolidasi. • Memberi peringatan-peringtan terhadap orang yang membawa barang berat I besar, orang lad yang akan menggunakan lift agar tidak menimbulkan bencana tebih buruk. • Memeriksa ruangan kantor kemungkinan ada personhl yang masih tertinggal. • Bila ternyata masih ada yang tertinggal di dalam ruangan, segera lapor ke Floor Warden selarijutnya laporkan ke Chief Warden. • Menghitung berapa jumlah korban (sakit, pingsan, meninggal, luka luka) dan berusaha meng-evakuasikan korban melalui lift kebakaran, tangga darurat atau mobil tangga Dinas Kebakaran. – Tim Parkir • Mengatur perparkiran saat penanggulangan keadaan darurat termasuk pengaturan jalur dan rambu-rambu • Mengatur ai-us mobil masuk dan ke luar termasuk mobil unit pemadam • Bekerjasama dengan tim sekuriti dan Kepolisian dalam masalah parkir – Tim PPPK • Memberikan pertolongan kepada korban (sakit, cedera, meninggal) di luar gedung setelah di-evakuasikan oleh petugas evakuasi. • Berusaha memanggil ambulans dan mengatur penggunaannya • Mengatur pengiriman orang sakit, cedera ke Rumah Sakit terdekat dengan menggunakan ambulans – Tim Pembersih / Janitor • Membersihkan area dari genangan air akibat pecahnya kepala sprinkler, tumpahan cairan, bekas-bekas pemadaman dll • Membantu dalam upaya pencarian lokasi bom, dalam hal adanya ancaman bom dan searcher dalam pencarian orang, barang dan sebagainya. 6. Tugas Petugas Peran Kebakaran dalam kondisi normal • • • • Memahami tata letak ruang bangunan, baik daerah perkantoran yang menjadi tanggung-jawabnya maupun mengenai bangunan gedung secara keseluruhan terutama mengenai jalan-jalan ke luar evakuasi dsb Memahami tentang alat-alat proteksi kebakaran yang terdapat dalam bangunan, sistem pemadam dan pendeteksian kebakaran, cara kerjanya dan menggunakannya. Memahami cara pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan menjaga keamanan secara baik di daerah yang menjadi tanggung-jawabnya. Memahami prosedur yang harus diikuti pada waktu terjadi keadaan darurat dan bila terjadi haruslah diperoleh kepastian bahwa prosedur tersebut akan dilaksanakan sebagaimana mestinya • Memelihara daftar yang terakhir tentang personil dibawah tanggung-jawabnya dan berusaha mendidik mereka mengenai peralatan yang ada, melakukan upaya pencegahan kebakaran dan menerapkan prosedur evakuasi. • Bersama Chief Warden menentukan daerah berkumpul di tempat parkir bagi penghuni lantai apabila terjadi keadaan darurat dan meneliti anggota-nya sebelum mereka kembali ke kantornya. • Menyediakan kotak PPPK dan mampu memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan. 7. Petugas Peran Kebakaran Penghuni Gedung Pada saat Kebakaran – Floor Warden • • – Stair Warden • – Memimpin operasi pemadaman tingkat awal dan tugas penyelamatan jiwa di lantai yang menjadi tanggung-jawabnya. Menerima perintah dan melaporkan jalannya operasi kepada Chief Warden atau Deputy Chief Warden Melaksanakan peng-evakuasian penghuni melalui tangga darurat setelah mendapat perintah dari Floor Warden Petugas Pemadam • Memadamkan kebakaran tingkat awal dengan menggunakan APAR atau hidran – Petugas Pencari (Searcher) • Memeriksa secara cermat di semua ruangan di lantai tersebut untuk memastikan apakah penghuni lantai sudah ber-evakuasi semua dan tidak ada yang tertinggal • Berkewajiban melapor kepada Floor Warden – Pemandu Orang Disabled • Membantu dan memandu orang-orang disabled ke tempat aman yang terdekat (biasanya dua pemandu untuk setiap disabled person) • Meng-evakuasikan orang-orang disabled apabila instruksi evakuasi penghuni gedung segera dilaksanakan – Petugas PPPK Lantai • Memberikan pertolongan pertama terhadap korban di lantai yang menjadi tanggung-jawabnya • Melaporkan kepada Tim PPPK Gedung – Petugas Evaluasi • Menghitung jumlah karyawan yang ber-evakuasi dari lantai yang menjadi tanggung-jawabnya • Mengecek ulang di tempat berkumpul di luar gedung Kejadian – kejadian Khusus Selama proses kebakaran berlangsung, kondisi-kondisi tertentu dapat terjadi dan hal ini perlu dipertimbangkan dari segi keselamatan. Kondisi-kondisi tersebut adalah seperti berikut ini: FLASHOVER BLEVE BACKDRAFT 6 SLOPE OVER & BOILOVER Flashover Seluruh material bahan bakar menyala tiba-tiba, dibeberapa peristiwa kebakaran flashover terjadi pada saat fire fighter tiba dilokasi sehingga apabila terperangkap kemungkinan bertahan hidup sangat kecil. Tanda-tanda flashover: 1. Asap hitam sangat pekat dengan gulungan yang padat. 2. Asap pekat mengisi lebih dari setengah pintu atau jendela. 3. Flameover (rollover) terlihat jelas Kejadian yang terjadi antara tahapan pertumbuhan (growth phase) dan tahapan benar-benar berkembang (fully developed phase) dimana seluruh material mudah terbakar (combustible material) dalam ruangan menyala serentak (ignite at once). Pada saat kejadian flashover suhu dapat mencapai 537.78°C (1000°F). Flashovers sangat mematikan. 6 Backdraft • • • Ledakan yang terjadi saat oxygen tiba-tiba dimasukkan kedalam ruangan/daerah tertutup yang suhu didalamnya sudah sangat panas dan penuh dengan uap mudah terbakar. Terjadi dalam kondisi api menjadi bara, ruangan sudah penuh dengan carbon monoxide lengkap dengan produk-produk pembakaran. Masuknya udara dengan tiba-tiba menimbulkan ledakkan api Tanda-tanda akan terjadi backdraft: 1. Nyala api kecil atau tak terlihat 2. Asap bertekanan memancar dari celah atau retakan 3. Tidak ada bukaan 4. Api terlihat masih hidup 5. Perubahan warna asap yang tidak bisa dijelaskan 6. Kaca berwarna asap atau menghitam 7. Tanda panas yang sangat ekstrim Pencegahan kejadian backdrafts: 1. Membuat ventilasi dibagian tinggi untuk membiarkan gas super panas keluar. 2. Menyerang api dengan sangat terkoordinasi 6 BLEVE (Boiling Liquid Expanding Vapor Explosion) peledakan tangki gas cair yang mendidih akibat paparan panas PAPARAN PANAS TANKI BAHAN BAKAR GAS CAIR BLEVE BLEVE : Boiling Liquid Expanding Vapor Explosion. (Ledakan pada vessel atau tangki penyimpanan yang mengandung liquid yang memiliki temperatur diatas temperatur boiling point (vapor pressure tertentu) akibat pemanasan berlebih. Urutan BLEVE: 1. Tangki penyimpanan mendapat panas berlebihan (kebakaran) 2. Tekanan dari dalam meningkat diatas kemampuan untuk melepaskan tekanan 3. Tangki gagal menahan tekanan yang berlebihan 4. Bahan bakar cair pada titik didih atau diatas titik didih keluar 5. Bahan bakar cair segera berubah bentuk dan berkembang menjadi awan uap panas 6. Uap panas menyala menjadi bola api raksasa (Fireball). 6 Slope Over & Boil Over Slope Over Suatu proses bila water jet dijatuhkan ke permukaan minyak yang terbakar, air akan langsung berubah menjadi uap secara cepat sekali ketika menyentuh permukaan minyak (1700 kali volumenya), kemudian uap air akan membawa minyak panas tersebut ke udara. Bersama itu pula cairan minyak akan terdispersi akibat efek water jet tersebut, sehingga kebakaran minyak tersebut bertambah hebat. Boil Over Suatu proses yang terjadi secara spontan, umumnya pada kebakaran tangki terbuka yang berisi minyak bumi (crude oil), air dan emulsi yang berada di dasar tangki menerima gelombang panas selama proses pembakaran berlangsung di permukaan tangki, panas yang diterima akan mengubah air atau cairan menjadi uap air atau steam, dengan faktor pengembangan ± 1.700 kali. Uap ini akan terlontar ke udara sambil membawa bahan bakar yang berada di permukaannya, dan berakibat kebakaran bertambah hebat. 6 BAHAN MUDAH TERBAKAR & MELEDAK Hazardous Chemicals Pandangan Umum Definisi • Bahaya (kt.benda), merupakan karakteristik kimia ataupun fisika yang melekat pada bahan kimia (inherent characteristics) yang memiliki potensi untuk menimbulkan rasa sakit, injury, harm ataupun kematian • Hazardous adalah sifat yang dapat mendatangkan/menimbulkan realisasi hazard Hazardous Properties • Sifat yang dimiliki bahan berbahaya yang berpotensi untuk menimbulkan risk (resiko) - Sifat racun (toxic) - Sifat Corrosive - Flammable - Explosive - Reactive Flammable Chemicals Mengacu pada OSHA (Occupational Safety Health Administration) • Liquid yang memiliki FLASH POINT (titik nyala) di bawah 100 derajat F (<37,8 derajat celcius • Flash Point: Suhu terendah dari liquid, yang dapat membentukCampuran uap dari cairan dan udara pada permukaan liquid yang dapat dinyalakan Flammable Chemicals and Their Risk • Flame adalah nyala bentuk reaksi pembakaran dari bahan flammable dengan udara disekitarnya • Tiga komponen penyalaan flammable chemicals 1. Campuran uap flammable dengan udara FAL 2. Sumber nyala (api) 3. Suhu Flammability Limit (FAL) Ratio Uap & udara Udara Uap Flammable Sedikit udara berlebihan Lean to burn Ratio Uap & udara Kisar ratio yang dapat dinyalakan Lower FAL Upper FAL Uap Flammable Udara flammable Berlebihan Udara kurang Too hard to burn Flammable Mixtures Useful Hints Hindari bekerja dengan bahan kimia di tempat kerja dalam kisar FAL Ignition source not permissible Hindari bekerja dengan flammable chemicals pada suhu tinggi, jika tidak dimungkinkan maka pastikan bahwa mixture dibawah LOWER FAL atau lebih tinggi dari UPPER FAL Classification for Hazardous Chemicals/Hazardous Waste • Untuk membedakan tingkat/jenis bahan kimia berbahaya yang dipakai – NFPA, menggunakan HAZARD IDENTIFICATION CODING SYSTEM HAZARD DIAMONDS Hazard Diamond 4 1 0 W • • • • Blue Color : Health aspect of material Red Color : Degree of flammability Yellow Color : Degree of Seriousness hazard White Color : Compatibility with water/spesific hazard (OX idizier etc) Fire Hazard (Warna merah pada Hazard Diamond) • Bahan Flammable digolongkan tingkat bahaya berdasarkan flash point, semakin rendah flash point semakin berbahaya • Tingkat hazard dinyatakan dengan angka • Angka 0 tidak berbahaya (tidak dapat terbakar) Skala Flash Point (derajat farenheit) 4 below 73 3 below 100 2 below 200 1 above 200 0 will not burn Health Hazard (Warna biru pada Hazard Diamond) • Effek terhadap human health untuk bahan kimia berbahaya, digolongkan berdasarkan tingkat bahaya dengan skala Skala Tingkat Hazard 4 Mematikan 3 Extremly danger 2 berbahaya 1 Sedikit berbahaya 0 Tidak berbahaya Reactivity Hazard (Warna kuning pada hazard Diamond) • Tingkat reaktivitas bahan kimia dan jenis Hazard yang ditimbulkan Skala Tipe Realisasi hazard 4 dapat meledak 3 shock & heat may detonate 2 perubahan kimia yg dashyat 1 tidak stabil pada pemanasan 0 Tidak reaktif BEING PREPARED IS A WINNING HAND Terima kasih