LAPORAN PRAKTIKUM ENERGI DAN ELEKTRIFIKASI PENGUKURAN KONVERSI ENERGI AIR Oleh : Zahrah Hasanah Nur R NIM A1C018033 KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2020 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN............................................................................................ 1 A. Latar Belakang.............................................................................................. 1 B. Tujuan........................................................................................................... 1 II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................................... 2 III. METODOLOGI............................................................................................... 4 A. Alat dan Bahan..............................................................................................4 B. Prosedur Kerja...............................................................................................4 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................... 5 A. Hasil.............................................................................................................. 5 B. Pembahasan.................................................................................................15 V. KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................... 23 A. Kesimpulan ................................................................................................ 23 B. Saran............................................................................................................23 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 24 LAMPIRAN...........................................................................................................25 2 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan potensi sumber energi yang besar, karena pada air tersimpan energi potensial (pada air jatuh) dan energi kinetik (pada air mengalir). Tenaga air (hydropower) adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir. Energi yang dimiliki air dapat dimanfaatkan dan digunakan dalam wujud energi mekanis, untuk selanjutnya diubah menjadi energi listrik. Pemanfaatan energi air banyak dilakukan dengan menggunakan kincir air atau turbin air yang memanfaatkan adanya suatu air terjun atau aliran air di sungai. Indonesia memiliki iklim tropis dengan curah hujan yang tinggi, sehingga memiliki banyak sumber air yang salah satunya adalah sungai. Di Indonesia terdapat ratusan sungai yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber energi terutama di daerah-daerah perdesaan yang masih belum dilalui jaringan listrik, yaitu dengan memanfaatkan tenaga air untuk menjadi tenaga listrik. Untuk membantu memenuhi kebutuhan energi listrik tersebut, dapat dilakukan upaya pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). B. Tujuan 1. Mahasiswa dapat mengetahui potensi energi air. 2. Mahasiswa dapat mengerti proses proses pengukuran konversi energi air. 3. Mahasiswa dapat mengerti prinsip dan cara kerja alat pengukuran konversi energi air. 4. Mahasiswa diharapkan dapat mempraktikan alat tersebut. 1 II. TINJAUAN PUSTAKA Kebutuhan energi semakin meningkat sejalan dengan kemajuan zaman. Salah satu bentuk energi yang tidak dapat terlepas dari kehidupan manusia adalah energi listrik. Sumber energi listrik yang sudah lazim dipergunakan adalah sumber energi minyak bumi, gas alam, dan batu bara, sedangkan sumber energi air, panas bumi, panas matahari, dan nuklir masih terus dikembangkan. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa persediaan sumber energi minyak bumi, gas alam, dan batu bara sangat terbatas dan apabila digunakan secara terus-menerus maka suatu saat sumber energi tersebut akan habis. Air merupakan sumber energi yang berpotensi besar sebagai pembangkit listrik (Haryani, 2015). Energi air dapat didefinisikan sebagai energi yang dihasilkan dari air yang bergerak. Energi air sering disebut juga sebagai energi hidro. Contoh dari energi air dapat dilihat ketika ada ombak dilaut atau pada air terjun. Energi air telah diaplikasikan dalam beberapa macam cara untuk menghasilkan listrik, yang mulanya berasal dari bahan bakar fosil (Fausta, 2015). Potensi tenaga air di seluruh Indonesia secara teoritis diperkirakan sebesar 845,00 juta BOE, jumlah ini setara dengan 75,67 GW dari jumlah ini yang dapat dimanfaatkan sebesar 6.851,00 GWh dengan kapasitas terpasang 4.200 MW. Potensi ini terseber di daerah Irian Jaya, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Maluku. Tenaga air dalam skala besar ini baru dimanfaatkan 5,55% (Agung, 2013). Pembangkit listrik tenaga air semakin strategis sebagai salah satu sumber energi terbarukan, mengingat potensi sumber energi dari fosil dan batu bara akan semakin berkurang. Contoh pemanfaatan energi air yang telah dikenal luas di Indonesia ialah lewat PLTA dan pembuatan instalasi listrik berbasis Mikrohidro pada Daerah Aliran Sungai (DAS) di daerah-daerah tertentu. Dalam memanfaatkan potensi tenaga air, dibutuhkan area dengan luas yang cukup untuk sarana pembuatan waduk, bendungan, pipa, pesat, dan PLTA dengan melakukan pembebasan lahan. Pemanfaatan potensi tenaga air memerlukan investasi yang 2 cukup besar, namun biaya operasional PLTA relatif rendah.merupakan gambaran kualitatif komposisi biaya pembangkitan PLTA, PLTU, dan PLTG. Dari segi pembangkitan tenaga listrik, dapat dilihat bahwa PLTA masih menjadi sumber energi listrik paling tinggi di Indonesia (Marsudi, 2005). Menurut Haryani (2015), ada beberapa jenis pembangkit listrik berdasarkan kapasitasnya yaitu sebagai berikut: a. PLTA mikro < 100 kW b. PLTA mini 100-999 kW c. PLTA kecil 1000-10.000 kW d. PLTA besar > 10.000 kW 3 III. METODOLOGI A. Alat dan Bahan 1. Air 1. Prototype turbin sederhana 2. Multimeter 3. Kalkulator 4. Modul 5. Alat tulis B. Prosedur Kerja 1. Alat dan bahan disiapkan. 2. Dinamo pada prototype turbin sederhana dihubungkan dengan multimeter menggunakan kabel. 3. Multimeter dihidupkan untuk menampilkan hasil uji coba pada display dalam bentuk tegangan (v). 4. Prototype turbin dimasukan pada aliran air hingga baling-baling berputar dan putaran atau energi gerak tersebut diubah menjadi energy listrik oleh dinamo dan menghasilkan tegangan. 5. Perhatikan hasil tegangan yang muncul tiap waktu tertentu. 6. Catat hasil pengamatan dan lakukan perhitungan 4 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Gambar Alat 5) 4) 6) 2) 1) Gambar 1. Turbin 3) Gambar. 2 Multimeter. 2. Bagian dan fungsi a. Turbin 1) Governor, berfungsi untuk mengatur kecepatan air yang akan diarahkan ke nozzle. 2) Deflector, berfungsi untuk membelokkan pancaran air. 3) Nozzle, berfungsi meneruskan aliran fluida sehingga tekanan dan kecepatan alir fluida digunakan dalam sistem besar. 4) Rumah turbin, berfungsi untuk tempat kedudukan roda jalan dan penahan air yang keluar dari sudu-susu turbin. 5 5) Sudu turbin, berfungsi menangkap aliran air. 6) Kotak penutup, berfungsi untuk mengamankan nozzle dan runner. b. Multimeter 1) Kotak meter Berfungsi sebagai tempat komponen-komponen multimeter. 2) Skala Berfungsi sebagai skala nilai pembacaan meter. 3) Jarum penunjuk meter Berfungsi sebagai penunjuk besaran nilai yang diukur. 4) Saklar pemilih Digunakan untuk memilih posisi pengukuran dan batas nilai ukurannya. 3. Prinsip kerja a. Turbin Mengkonversi daya fluida dari air menjadi daya poros untuk digunakan memutar generator listrik. Pada sudu-sudu turbin, energi aliran air diubah menjadi energi mekanik yaitu putaran roda turbin. Apabila roda turbin dihubungkan dengan poros generator listrik, maka energi mekanik putaran roda turbin diubah menjadi energi listrik pada generator. b. Multimeter Di dalam AVO meter terdapat kumparan tembaga yang di letakkan di antara dua kutub magnet yaitu N dan S. Dalam kumparan tersebut terdapat jarum penunjuk atau jarum meter yang akan bergerak menunjukkan skala tertentu apabila dua ujung kumparan tersebut dialiri arus listrik. 4. Cara Kerja a. Turbin 1) Aliran air yang mempunyai energi potensial akan disemprotkan ke sudu-sudu turbin oleh nozzle. 2) Putaran dari sudu-sudu tersebut akan mengakibatkan poros turbin ikut bergerak. 6 3) Kemudian putaran poros turbin akan diteruskan ke generator listrik untuk diubah menjadi energi listrik. b. Multimeter 1) Kabel dihubungkan ke multimeter. 2) Baling-baling diletakkan di dalam sumber air mengalir. 3) Kecepatan baling-baling berputar karena adanya aliran ditangkap dan dikonversi menggunakan dinamo yang disambungkan melalui kabel dengan multimeter. 4) Kecepatan aliran dan hasil pengukuran dari aliran ditampilkan pada multimeter yang berupa tegangan. 5. Tabel pengamatan konversi energi air Tabel 1. Data pengamatan konversi energi air No h (m) Tegangan Arus Volume Waktu (V) (Amp (dm3) (s) ere) 1 0,30 214 0,08 1 11,20 2 0,30 216 0,09 1 12,33 3 0,30 213 0,07 1 12 4 0,40 215 0,09 1 14 5 0,40 210 0,08 1 14 6 0,40 212 0,08 1 15 7 0,45 205 0,07 2 16 8 0,45 203 0,08 2 15 9 0,45 204 0,07 2 16 10 0,50 208 0,08 2 18 11 0,50 206 0,09 2 17 12 0,50 209 0,07 2 17 Tabel 2. Perhitungan data praktikum No P in (watt) P out (watt) 1 17,12 0,24 2 19,44 0,24 3 14,91 0,24 4 19,35 0,27 5 16,8 0,27 6 16,96 0,27 7 14,35 0,57 8 16,24 0,57 9 14,28 0,57 10 16,64 0,57 7 Debit (dm3/s) 0,09 0,08 0,08 0,07 0,07 0,07 0,13 0,13 0,13 0,11 0,12 0,12 Eff (%) 1,43 1,26 1,64 1,42 1,63 1,62 3,99 5,53 4,01 3,44 Debit rata-rata (dm3/s) 0,08 0,08 0,08 0,07 0,07 0,07 0,13 0,13 0,13 0,11 0,11 0,11 11 12 6. 18,54 14,63 0,57 0,57 Perhitungan a. Debit Rumus: Q = 1) Debit data ke-1 Q= Q= h a Q = 0,09 dm3/s 2) Debit data ke-2 Q= Q= h Q = 0,08 dm3/s 3) Debit data ke-3 Q= Q= Q = 0,08 dm3/s 4) Debit data ke-4 Q= Q= Q = 0,07 dm3/s 5) Debit data ke-5 Q= Q= Q = 0,07 dm3/s 6) Debit data ke-6 Q= 8 3,1 3,92 Q= R Q = 0,07 dm3/s 7) Debit data ke-7 Q= Q= Q = 0,13 dm3/s 8) Debit data ke-8 Q= Q= R Q = 0,13 dm3/s 9) Debit data ke-9 Q= Q= Q = 0,13 dm3/s 10) Debit data ke-10 Q= Q= 师 Q = 0,11 dm3/s 11) Debit data ke-11 Q= Q= t Q = 0,12 dm3/s 12) Debit data ke-12 Q= Q= t Q = 0,12 dm3/s b. Debit rata-rata 9 彋 Rumus: Q rata-rata = 彋 彋 敧 1) Debit rata-rata data ke 1-3 彋 Q rata-rata = = 彋 ahaa彋aha师彋aha师 = 0,083 dm3/s 2) Debit rata-rata data ke 4-6 彋 R彋 Q rata-rata = = ahat彋ahat彋ahat = 0,07 dm3/s 3) Debit rata-rata data ke 7-9 Q rata-rata = = t彋 师彋 a ah 彋ah 彋ah = 0,13 dm3/s 4) Debit rata-rata data ke 10-12 Q rata-rata = = ah a彋 彋ah 彋 彋ah = 0,117 dm3/s c. Daya Rumus: P in = V x I 1) Daya data ke-1 P in = V x I = 214 x 0,08 = 17,12 watt 2) Daya data ke-2 P in = V x I = 216 x 0,09 = 19,44 watt 3) Daya data ke-3 10 P in = V x I = 213 x 0,07 = 14,91 watt 4) Daya data ke-4 P in = V x I = 215 x 0,09 = 19,35 watt 5) Daya data ke-5 P in = V x I = 210 x 0,08 = 16,8 watt 6) Daya data ke-6 P in = V x I = 212 x 0,08 = 16,96 watt 7) Daya data ke-7 P in = V x I = 205 x 0,07 = 14,35 watt 8) Daya data ke-8 P in = V x I = 203 x 0,08 = 16,24 watt 9) Daya data ke-9 P in = V x I = 204 x 0,07 = 14,28 watt 10) Daya data ke-10 P in = V x I = 208 x 0,08 = 16,64 watt 11 11) Daya data ke-11 P in = V x I = 206 x 0,09 = 18,54 watt 12) Daya data ke-12 P in = V x I = 209 x 0,07 = 14,63 watt d. P out Rumus: P out = Q rata-rata x ρ x g x h 1) P out data ke–1 P out = Q rata-rata x ρ x g x h = 0,083x10-3 x 1000 x 9,8 x 0,30 = 0,244 watt 2) P out data ke–2 P out = Q rata-rata x ρ x g x h = 0,083x10-3 x 1000 x 9,8 x 0,30 = 0,244 watt 3) P out data ke–3 P out = Q rata-rata x ρ x g x h = 0,083x10-3 x 1000 x 9,8 x 0,30 = 0,244 watt 4) P out data ke–4 P out = Q rata-rata x ρ x g x h = 0,07x10-3 x 1000 x 9,8 x 0,40 = 0,274 watt 5) P out data ke–5 P out = Q rata-rata x ρ x g x h = 0,07x10-3 x 1000 x 9,8 x 0,40 = 0,274 watt 6) P out data ke–6 12 P out = Q rata-rata x ρ x g x h = 0,07x10-3 x 1000 x 9,8 x 0,40 = 0,274 watt 7) P out data ke–7 P out = Q rata-rata x ρ x g x h = 0,13x10-3 x 1000 x 9,8 x 0,45 = 0,573 watt 8) P out data ke–8 P out = Q rata-rata x ρ x g x h = 0,13x10-3 x 1000 x 9,8 x 0,45 = 0,573 watt 9) P out data ke–9 P out = Q rata-rata x ρ x g x h = 0,13x10-3 x 1000 x 9,8 x 0,45 = 0,573 watt 10) P out data ke–10 P out = Q rata-rata x ρ x g x h = 0,117x10-3 x 1000 x 9,8 x 0,50 = 0,573 watt 11) P out data ke–11 P out = Q rata-rata x ρ x g x h = 0,117x10-3 x 1000 x 9,8 x 0,50 = 0,573 watt 12) P out data ke–12 P out = Q rata-rata x ρ x g x h = 0,117x10-3 x 1000 x 9,8 x 0,50 = 0,573 watt e. Eff (%) Rumus: Eff (%) = 1) Eff data ke-1 ꃠ 敧 x 100% 13 Eff (%) = = x 100% ꃠ ah 敧 x 100% th = 1,43 % 2) Eff data ke-2 Eff (%) = = x 100% ꃠ ah 敧 x 100% ah = 1,26 % 3) Eff data ke-3 Eff (%) = = x 100% ꃠ ah 敧 x 100% ha = 1,64 % 4) Eff data ke-4 Eff (%) = = x 100% ꃠ 敧 ah t ah R x 100% = 1,42 % 5) Eff data ke-5 Eff (%) = = x 100% ꃠ 敧 ah t h师 x 100% = 1,63 % 6) Eff data ke-6 Eff (%) = = ꃠ 敧 ah t ha x 100% x 100% = 1,62 % 7) Eff data ke-7 Eff (%) = ꃠ 敧 x 100% 14 = ahRt h R x 100% = 3,99 % 8) Eff data ke-8 Eff (%) = = ꃠ 敧 x 100% ahRt x 100% h = 3,53 % 9) Eff data ke-9 Eff (%) = = ꃠ 敧 x 100% ahRt h 师 x 100% = 4,01 % 10) Eff data ke-10 Eff (%) = = ꃠ 敧 ahRt h x 100% x 100% = 3,44 % B. Pembahasan Sebagaimana yang telah diketahui bahwa persedian sumber energi minyak bumi, gas alam dan batu bara sangat terbatas, apabila secara terus menerus digunakan maka suatu saat sumber energi tersebut akan habis, disamping itu juga kecenderungan melonjaknya harga sumber energi tersebut. Oleh karena itu, pemanfaatan sumber-sumber energi alternatif yang terbarukan dan ramah lingkungan menjadi pilihan. Potensi air sebagai sumber energi terutama digunakan sebagai penyedia energi listrik melalui pembangkit listrik tenaga air maupun mikrohidro. Pemanfaatan energi air pada dasarnya adalah pemanfaatan energi potensial gravitasi. Energi mekanik aliran air yang merupakan transformasi dari energi potensial gravitasi dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin atau kincir (Purnama, 2013). 15 Potensi tenaga air di seluruh Indonesia secara teoritis diperkirakan sebesar 845,00 juta BOE, jumlah ini setara dengan 75,67 GW dari jumlah ini yang dapat dimanfaatkan sebesar 6.851,00 GWh dengan kapasitas terpasang 4.200 MW.Potensi ini terseber di daerah Irian Jaya, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Maluku. Tenaga air dalam skala besar ini baru dimanfaatkan 5,55%. Masih dalam kelompok tenaga air, terdapat juga tenaga air dalam skala kecil atau mini/micro hydro yang berpotensi sebesar 458,75 MW dengan kapasitas terpasang 8,00 MW (Agung, 2013). Energi potensial air dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik dengan memanfaatkan tenaga potensial yang tersedia (potensi air terjun dan kecepatan aliran). Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) adalah salah satu teknologi yang sudah terbukti tidak merusak lingkungan, menunjang diversifikasi energi sebagai pemanfaatan energi terbarukan, menunjang program pengurangan penggunaan BBM, dan sebagian besar konstruksinya menggunakan material lokal. Penggunaan turbin air, khususnya turbin pelton banyak digunakan. Turbin jenis ini bekerja dengan memanfaatkan air jatuh atau ketinggian (head). Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mempercepat aliran dengan mengatur dimensi saluran masuk (nosel) turbin maupun bentuk sudu (Irawan, 2010). Turbin air adalah mesin konversi energi yang berfungsi untuk merubah/mengkonversi energi potensial (head) yang dimiliki oleh air ke bentuk energi mekanik pada poros turbin. Turbin air cross-flow adalah salah satu turbin air dari jenis turbin aksi (impulse turbine). Turbin air dikembangkan pada abad 19 dan digunakan secara luas untuk tenaga industri untuk jaringan listrik. Sekarang lebih umum dipakai untuk generator listrik. Turbin kini dimanfaatkan secara luas dan merupakan sumber energi yang dapat diperbaharukan. Kincir air sudah sejak lama digunakan untuk tenaga industri. Pada mulanya yang dipertimbangkan adalah ukuran kincirnya, yang membatasi debit dan head yang dapat dimanfaatkan. Perkembangan kincir air menjadi turbin modern membutuhkan jangka waktu yang cukup lama. Perkembangan yang dilakukan dalam waktu revolusi industri menggunakan metode dan prinsip ilmiah. Mereka juga 16 mengembangkan teknologi material dan metode produksi baru pada saat itu.Perbedaan dasar antara turbin air awal dengan kincir air adalah komponen putaran air yang memberikan energi pada poros yang berputar. Komponen tambahan ini memungkinkan turbin dapat memberikan daya yang lebih besar dengan komponen yang lebih kecil. Turbin dapat memanfaatkan air dengan putaran lebih cepat dan dapat memanfaatkan head yang lebih tinggi (Sari dan Ryan, 2012). Turbin secara umum dapat diartikan sebagai mesin penggerak mula di mana energi fluida kerja yang digunakan langsung memutar roda turbin, fluida kerjanya yaitu berupa air, uap air dan gas. Dengan demikian turbin air dapat diartikan sebagai suatu mesin penggerak mula yang fluida kerjanya adalah air. Berbeda yang terjadi pada mesin torak (motor bakar), pada turbin tidak terdapat bagian mesin yang bergerak translasi. Bagian turbin yang berputar dinamai rotor (runner pada turbin cross-flow) atau roda turbin, sedangkan bagian yang tidak berputar dinamai stator atau rumah turbin. Roda turbin terletak didalam rumah turbin dan roda turbin memutar poros daya yang menggerakkan atau memutar bebannya (generator). Kalau ditinjau dari daya yang dihasilkan turbin air, maka dikenal istilah Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) yang maksudnya adalah turbin air yang dapat menghasilkan daya kurang dari 100 kW dan sumber airnya relatif kecil (Mafrudin dan Irawan, 2017). Indonesia adalah negara kepulauan dimana masih banyak daerah terpencil yang belum terjangkau oleh PLN sedangkan listrik sangat dibutuhkan agar daerah tersebut maju dan meningkat produktifitas masyarakatnya. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan listrik daerah terpencil perlu diciptakan alat yang dapat menjangkau tempat terpencil yang murah dan ramah lingkungan, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro atau yang sering disingkat PLTMH, yaitu pembangkit listrik skala kecil dengan daya kurang dari 100 KW yang memanfaatkan tenaga air sebagai sumber penghasil energi. PLTMH termasuk sumber energi terbarukan dan layak disebut clean energy karena ramah lingkungan. Dari segi teknologi PLTMH dipilih karena konstruksinya sederhana, mudah dioperasikan, serta mudah dalam 17 perawatan dan penyediaan suku cadang. Secara ekonomi, biaya operasi dan perawatannya relatif murah sedangkan biaya investasinya cukup bersaing dengan pembangkit listrik lainnya. Secara sosial, PLTMH mudah diterima masyarakat luas. PLTMH biasa dibuat dalam skala desa di daerah-daerah terpencil yang belum mendapatkan listrik dari PLN. Tenaga air yang digunakan dapat berupa aliran air pada sistem irigasi, sungai yang dibendung atau air terjun (Haryani, 2015). PLTMH pada proses perubahan energi kinetik berupa (kecepatan dan tekanan air), yang digunakan untuk menggerakan turbin air dan generator listrik hingga menghasilkan energi listrik. Secara teknis, mikrohidro mempunyai tiga komponen utama yaitu air sumber energi, turbin dan generator. Air yang mengalir dengan kapasitas tertentu disalurkan dengan ketinggian tertentu melalui pipa pesat menuju rumah instalasi (powerhouse). Di rumah instalasi, air tersebut akan menumbuk turbin sehingga akan menghasilkan energi mekanik berupa berputarnya poros turbin. Putaran poros turbin ini akan memutar generator sehingga dihasilkan energi listrik. Cara kerjanya yaitu aliran sungai dibendung agar mendapatkan debit air dan ttinggi jatuh air (H), kemudian air yang dihasilkan disalurkan melalui saluran penghantar air menuju kolam penenang. Kolam penenang dihubungkan dengan pipa pesat, dan pada bagian paling bawah di pasang turbin air. Turbin air akan berputar setelah mendapat tekanan air (P), dan perputaran turbin dimanfaatkan untuk memutar generator. Setelah mendapat putaran yang konstan maka generator akan menghasilkan tegangan listrik, yang dikirim kekonsumen melalui saluran kabel distribusi (JTM atau JTR) (Sukamta dan Kusmantoro, 2013). PLMTH pada prinsipnya memanfaatkan beda ketinggian dan jumlah debit air per detik yang ada pada aliran air saluran irigasi, sungai atau air terjun. Aliran air ini akan memutar poros turbin sehingga menghasilkan energi mekanik. Energi ini selanjutnya menggerakkan generator dan generator menghasilkan listrik. Sebuah skema mikrohidro memerlukan dua hal yaitu, debit air dan ketinggian jatuh (head) untuk menghasilkan tenaga yang dapat dimanfaatkan. Hal ini adalah sebuah sistem konversi energi dari bentuk ketinggian dan aliran (energi potensial) 18 kedalam bentuk energi mekanik dan energi listrik. Besarnya tenaga air yang tersedia dari suatu sumber air bergantung pada besarnya head dan debit air. Dalam hubungan dengan reservoir air maka head adalah beda ketinggian antara muka air pada reservoir dengan muka air keluar dari kincir air/turbin air. Macam-macam turbin antara lain yaitu : 1. Turbin propeller Turbin propeller merupakan turbin reaksi aliran aksial. Turbin ini tersusun dari propeller seperti yang terdapat pada baling-baling perahu. Propeller tersebut biasanya mempunyai tiga hingga enam sudu. Turbin propeller banyak digunakan pada head yang rendah dengan volume air besar. Kemampuan propeller dapat digunakan pada bermacam-macam aliran air. Penyambungan turbin dengan generator biasanya terkoneksi langsung dengan menggunakan sabuk atau transmisi roda gigi. Turbin propeller secara luas digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga hidro dengan head (jatuhan air) 2–14 meter. Gambar berikut menjelaskan bahwa turbin propeller merupakan turbin yang beroperasi pada head rendah dan dengan kapasitas air yang tinggi atau bahkan dapat beroperasi pada kapasitas yang rendah. Gambar 3. Berbagai Macam Turbin dengan Perbandingan Debit dan Head-nya. 19 Teknik mengkonversikan energi potensial air menjadi energi mekanik pada roda air turbin dilakukan melalui pemanfaatan kecepatan air. Tinggi tekanan total merupakan penjumlahan energi sebelum memasuki dan sesudah keluar turbin. Roda turbin sebagai inti dari turbin berfungsi sebagai penggerak mula dan mempunyai sudu-sudu dengan derajat tertentu agar bisa menggerakan roda turbin. Pada turbin terjadi gaya yang timbul akibat fluida kerja sehingga sudu turbin tersebut harus dibuat sedemikian rupa agar terjadi perubahan momentum dari fluida kerja yang mengalir diantara sudu tersebut (Rizki, dkk., 2019). 2. Turbin Cross-flow Turbin tipe ini dibuat pertama kali di Eropa. Nama cross-flow diambil dari kenyataan bahwa air melintasi kedua sudu gerak atau runner dalam menghasilkan putaran (rotasi). Sedangkan nama Banki (dari Hungaria) dan Mitchell (dari Austria) adalah nama ahli teknik yang mengembangkan prinsip-prinsip turbin tersebut yaitu turbin ini dilengkapi dengan pipa hisap, dan sebagai akibatnya daya yang dihasilkan turbin, proses kerja dan randemen turbin menjadi lebih baik. Turbin cross-flow ini mempunyai arah aliran yang radial atau tegak lurus dengan sumbu turbin. Turbin ini mempunyai alat pengarah sehingga dengan demikian celah bebas dengan sudu-sudu di sekeliling roda hanya sedikit. Karena itu pada keadaan beban penuh perputarannya roda terjadi sedikit kemacetan-kemacetan, yang menimbulkan sedikit tekanan lebih. Turbin cross-flow terdiri dari tiga bagian utama yaitu roda jalan, alat pengarah dan rumah turbin. Dalam aplikasinya turbin cross-flow baik sekali digunakan untuk pusat tenaga air yang kecil dengan daya kurang lebih 750 kW. Tinggi air jatuh yang bisa digunakan diatas 1 m sampai 200 m dan kapasitas antara 0,02 m3 /s sampai 7 m3/s. 20 Gambar 4. Konstruksi turbin crossflow. 3. Turbin pelton Turbin Pelton adalah turbin impuls yang dipakai untuk tinggi air jatuh yang besar. Aliran fluida kerja dalam pipa akan keluar dengan kecepatan tinggi air jatuh (h) melalui nosel. Tekanan air diubah menjadi kecepatan, pancaran air dalam akan mengenai bagian tengah-tengah sudu dan sesuai dengan perimbangan tempatnya air pancar akan belok dan ada kemungkinan membaliknya air bisa diarahkan tegak lurus. Untuk itu penampang ember dan sudu – sudunya harus ditinjau, agar mendapatkan pemindahan gaya yang sebaik baiknya. Turbin Pelton adalah turbin dengan kecepatan spesifik yang relatif rendah dan dengan menggunakan tinggi air jatuh yang sangat besar serta kapasitas air yang kecil dibandingkan dengan turbin jenis yang lain. Kelebihan turbin pelton yaitu daya yang dihasilkan besar, kontruksi yang sederhana, mudah dalam perawatan, dan merupakan teknologi yang sederhana dan mudah diterapkan didaerah terisolir. Bentuk sudu turbin terdiri dari dua bagian yang simetris. Sudu dibentuk sedemikian sehingga pancaran air akan mengenai tengah-tengah sudu dan pancaran air tersebut akan berbelok ke kedua arah sehinga bisa membalikkan pancaran air dengan baik dan membebaskan sudu dari gaya-gaya samping. Untuk turbin dengan daya yang besar, sistem 21 penyemprotan airnya dibagi lewat beberapa nozzle. Dengan demikian diameter pancaran air bisa diperkecil dan ember sudu lebih kecil. Instalasi dan Begian Utama Turbin Pelton. Turbin pelton biasanya berukuran besar. Hal ini dapat dimaklumi karena dioperasikan pada tekanan yang tinggi danperubahan momentum yang diterima sudu-sudu sangat besar, dengan sendiri struktur turbin harus kuat. Pada turbin pelton semua energi tinggi tempet dan tekanan ketika masuk kesudu jalan turbin telah telah diubah menjadi energi kecepatan (Irawan, 2010). Gambar 5. Turbin pelton. 22 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan praktikum acara 3, dapat disimpulkan bahwa : 1. Potensi energi air di seluruh Indonesia secara teoritis diperkirakan sebesar 845,00 juta BOE, jumlah ini setara dengan 75,67 GW dari jumlah ini yang dapat dimanfaatkan sebesar 6.851,00 GWh dengan kapasitas terpasang 4.200 MW. Akan tetapi, tingkat pemanfaatannya kurang dari 8 persen. Perlu adanya terobosan dalam mendorong pemanfaatan potensi energi air tersebut. 2. Proses pengukuran konversi energi air yaitu dengan menggunakan multimeter yang nantinya akan disambungkan ke turbin. 3. Prinsip kerja prototype yaitu mengkonversi daya fluida dari air menjadi daya poros untuk digunakan memutar generator listrik. Pada sudu-sudu turbin, energi aliran air diubah menjadi energi mekanik yaitu putaran roda turbin. Apabila roda turbin dihubungkan dengan poros generator listrik, maka energi mekanik putaran roda turbin diubah menjadi energi listrik pada generator. 4. Prototype turbin air sederhana dapat dibuat menggunakan barang-barang yang ada di sekitar dengan mengikuti cara kerja yang sesuai dengan standar. B. Saran Praktikum yang dilaksanakan berjalan dengan lancar. Para praktikan aktif dalam sesi diskusi, begitu pula dengan asprak yang menjawab pertanyaan para praktikan. Penjelasan mudah dipahami dan disediakan materi berupa modul dan video. 23 DAFTAR PUSTAKA Haryani, Titis. 2015. Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di Saluran Irigasi Mataram. Undergraduate thesis. Institut Teknology Sepuluh Nopember. Irawan, Dwi. 2010. Prototype Turbin Pelton Sebagai Energi Alternatif Mikrohidro di Lampung. TURBO. 3(1): 1-6. Irawan, Dwi dan Mafruddin. 2010. Pembuatan Turbin Mikrohidro Tipe CrossFlow Sebagai Pembangkit Listrik di Desa Bumi Nabung Timur. TURBO. 3(2): 7-12. Sukamta, Sri. 2013. Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Jantur Tabalas Kalimantan Timur. Jurnal Teknik Elektro. 5(2): 58-63. Purnama, Adia Cahya. 2013. Rancang Bangun Turbin Air Sungai Poros Vertikal Tipe Savonius dengan Menggunakan Pemandu Arah Aliran. Jurnal Teknik Pomits. 2(2): 278-282. Agung, Achmad Imam. 2013. Potensi Sumber Energi Alternatif Dalam Mendukung Kelistrikan Nasional. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. 2(2): 892-897. Fausta, Ega Devara. 2015. Makalah Fisika Lingkungan Energi Terbarukan: Potensi Air Sebagai Salah Satu Sumber Energi Terbarukan di Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Marsudi, Djiteng. (2005). Pembangkitan Energi Listrik. Jakarta: Erlangga. Rizki, Galih Akbar. 2019. Pengaruh Jumlah Blade Impeller Terhadap Performasi Turbin Mikro Hidro 250 WATT. Seminar POLBAN. Sari, Poernama dan Ryan Fasha. 2012. Pengaruh Ukuran Diameter Nozzle 7 dan 9 mm Terhadap Putaran Sudu dan Daya Listrik pada Turbin Pelton. Depok : Universitas Gunadarma. 24 LAMPIRAN Perbaiki di hasil pada laporan ACC ACARA 4 Nama : Zahrah Hasanah NIM : A1C018033 Kelompok :9 PENGUKURAN KONVERSI ENERGI ANGIN 7. Teliti kembali pada paragraph ada beberapa ketentuan space dan remove yang salah, Gambar Alat 5) 4) 6) 2) 1) Gambar 1. Turbin 3) Gambar. 2 Multimeter. 8. Bagian dan fungsi c. Turbin 7) Governor, berfungsi untuk mengatur kecepatan air yang akan diarahkan ke nozzle. 8) Deflector, berfungsi untuk membelokkan pancaran air. 25 9) Nozzle, berfungsi meneruskan aliran fluida sehingga tekanan dan kecepatan alir fluida digunakan dalam sistem besar. 10) Rumah turbin, berfungsi untuk tempat kedudukan roda jalan dan penahan air yang keluar dari sudu-susu turbin. 11) Sudu turbin, berfungsi menangkap aliran air. 12) Kotak penutup, berfungsi untuk mengamankan nozzle dan runner. d. Multimeter 5) Kotak meter Berfungsi sebagai tempat komponen-komponen multimeter. 6) Skala Berfungsi sebagai skala nilai pembacaan meter. 7) Jarum penunjuk meter Berfungsi sebagai penunjuk besaran nilai yang diukur. 8) Saklar pemilih Digunakan untuk memilih posisi pengukuran dan batas nilai ukurannya. 9. Prinsip kerja a. Turbin Mengkonversi daya fluida dari air menjadi daya poros untuk digunakan memutar generator listrik. Pada sudu-sudu turbin, energi aliran air diubah menjadi energi mekanik yaitu putaran roda turbin. Apabila roda turbin dihubungkan dengan poros generator listrik, maka energi mekanik putaran roda turbin diubah menjadi energi listrik pada generator. b. Multimeter Di dalam AVO meter terdapat kumparan tembaga yang di letakkan di antara dua kutub magnet yaitu N dan S. Dalam kumparan tersebut 26 terdapat jarum penunjuk atau jarum meter yang akan bergerak menunjukkan skala tertentu apabila dua ujung kumparan tersebut dialiri arus listrik. 10. Cara Kerja f. Turbin 4) Aliran air yang mempunyai energi potensial akan disemprotkan ke sudu-sudu turbin oleh nozzle. 5) Putaran dari sudu-sudu tersebut akan mengakibatkan poros turbin ikut bergerak. 6) Kemudian putaran poros turbin akan diteruskan ke generator listrik untuk diubah menjadi energi listrik. g. Multimeter 5) Kabel dihubungkan ke multimeter. 6) Baling-baling diletakkan di dalam sumber air mengalir. 7) Kecepatan baling-baling berputar karena adanya aliran ditangkap dan dikonversi menggunakan dinamo yang disambungkan melalui kabel dengan multimeter. 8) Kecepatan aliran dan hasil pengukuran dari aliran ditampilkan pada multimeter yang berupa tegangan. 11. Tabel pengamatan konversi energi air 2 angka di belakang koma Tabel 1. Data pengamatan konversi energi air No h(m) Tegangan Arus Volume Waktu Debit Debi rata(V) (I) (dm3) (s) (dm3/s) rata (dm3/s) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 0,30 0,30 0,30 0,40 0,40 0,40 0,45 0,45 0,45 0,50 0,50 0,50 214 216 213 215 210 212 205 203 204 208 206 209 0,08 0,09 0,07 0,09 0,08 0,08 0,07 0,08 0,07 0,08 0,09 0,07 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 27 11,20 12,33 12 14 14 15 16 15 16 18 17 17 0,09 0,08 0,08 0,07 0,07 0,07 0,13 0,13 0,13 0,11 0,12 0,12 0,083 0,083 0,083 0,07 0,07 0,07 0,13 0,13 0,13 0,117 0,117 0,117 Tabel 2. Perhitungan data praktikum No P in (watt) P out (watt) 1 17,12 0,244 2 19,44 0,244 3 14,91 0,244 4 19,35 0,274 5 16,8 0,274 6 16,96 0,274 7 14,35 0,573 8 16,24 0,573 9 14,28 0,573 10 16,64 0,573 11 18,54 0,573 12 14,63 0,573 12. Perhitungan a. Debit Rumus: Q = 1) Debit data ke-1 Q= Q= h a Q = 0,09 dm3/s 2) Debit data ke-2 Q= Q= h Q = 0,08 dm3/s 3) Debit data ke-3 Q= Q= Q = 0,08 dm3/s 4) Debit data ke-4 Q= Q= 28 Eff (%) 1,43 1,26 1,64 1,42 1,63 1,62 3,99 5,53 4,01 3,44 3,1 3,92 Q = 0,07 dm3/s 5) Debit data ke-5 Q= Q= Q = 0,07 dm3/s 6) Debit data ke-6 Q= Q= R Q = 0,07 dm3/s 7) Debit data ke-7 Q= Q= Q = 0,13 dm3/s 8) Debit data ke-8 Q= Q= R Q = 0,13 dm3/s 9) Debit data ke-9 Q= Q= Q = 0,13 dm3/s 10) Debit data ke-10 Q= Q= 师 Q = 0,11 dm3/s 11) Debit data ke-11 Q= 29 Q= t Q = 0,12 dm3/s 12) Debit data ke-12 Q= Q= t Q = 0,12 dm3/s b. Debit rata-rata 彋 Rumus: Q rata-rata = 彋 彋 敧 1) Debit rata-rata data ke 1-3 彋 Q rata-rata = = 彋 ahaa彋aha师彋aha师 = 0,083 dm3/s 2) Debit rata-rata data ke 4-6 彋 R彋 Q rata-rata = = ahat彋ahat彋ahat = 0,07 dm3/s 3) Debit rata-rata data ke 7-9 Q rata-rata = = t彋 师彋 a ah 彋ah 彋ah = 0,13 dm3/s 4) Debit rata-rata data ke 10-12 Q rata-rata = = ah a彋 彋ah 彋 彋ah = 0,117 dm3/s h. Daya Rumus: P in = V x I 1) Daya data ke-1 30 P in = V x I = 214 x 0,08 = 17,12 watt 2) Daya data ke-2 P in = V x I = 216 x 0,09 = 19,44 watt 3) Daya data ke-3 P in = V x I = 213 x 0,07 = 14,91 watt 4) Daya data ke-4 P in = V x I = 215 x 0,09 = 19,35 watt 5) Daya data ke-5 P in = V x I = 210 x 0,08 = 16,8 watt 6) Daya data ke-6 P in = V x I = 212 x 0,08 = 16,96 watt 7) Daya data ke-7 P in = V x I = 205 x 0,07 = 14,35 watt 8) Daya data ke-8 P in = V x I = 203 x 0,08 31 = 16,24 watt 9) Daya data ke-9 P in = V x I = 204 x 0,07 = 14,28 watt 10) Daya data ke-10 P in = V x I = 208 x 0,08 = 16,64 watt 11) Daya data ke-11 P in = V x I = 206 x 0,09 = 18,54 watt 12) Daya data ke-12 P in = V x I = 209 x 0,07 = 14,63 watt i. P out Rumus: P out = Q rata-rata x ρ x g x h 1) P out data ke–1 P out = Q rata-rata x ρ x g x h = 0,083x10-3 x 1000 x 9,8 x 0,30 = 0,244 watt 2) P out data ke–2 P out = Q rata-rata x ρ x g x h = 0,083x10-3 x 1000 x 9,8 x 0,30 = 0,244 watt 3) P out data ke–3 P out = Q rata-rata x ρ x g x h = 0,083x10-3 x 1000 x 9,8 x 0,30 32 = 0,244 watt 4) P out data ke–4 P out = Q rata-rata x ρ x g x h = 0,07x10-3 x 1000 x 9,8 x 0,40 = 0,274 watt 5) P out data ke–5 P out = Q rata-rata x ρ x g x h = 0,07x10-3 x 1000 x 9,8 x 0,40 = 0,274 watt 6) P out data ke–6 P out = Q rata-rata x ρ x g x h = 0,07x10-3 x 1000 x 9,8 x 0,40 = 0,274 watt 7) P out data ke–7 P out = Q rata-rata x ρ x g x h = 0,13x10-3 x 1000 x 9,8 x 0,45 = 0,573 watt 8) P out data ke–8 P out = Q rata-rata x ρ x g x h = 0,13x10-3 x 1000 x 9,8 x 0,45 = 0,573 watt 9) P out data ke–9 P out = Q rata-rata x ρ x g x h = 0,13x10-3 x 1000 x 9,8 x 0,45 = 0,573 watt 10) P out data ke–10 P out = Q rata-rata x ρ x g x h = 0,117x10-3 x 1000 x 9,8 x 0,50 33 = 0,573 watt 11) P out data ke–11 P out = Q rata-rata x ρ x g x h = 0,117x10-3 x 1000 x 9,8 x 0,50 = 0,573 watt 12) P out data ke–12 P out = Q rata-rata x ρ x g x h = 0,117x10-3 x 1000 x 9,8 x 0,50 = 0,573 watt j. Eff (%) Rumus: Eff (%) = 1) Eff data ke-1 Eff (%) = = ꃠ ah 敧 th ꃠ 敧 x 100% x 100% x 100% = 1,43 % 2) Eff data ke-2 Eff (%) = = ꃠ ah 敧 ah x 100% x 100% = 1,26 % 3) Eff data ke-3 Eff (%) = = ꃠ ah 敧 ha x 100% x 100% = 1,64 % 4) Eff data ke-4 Eff (%) = ꃠ 敧 x 100% 34 = ah t ah R x 100% = 1,42 % 5) Eff data ke-5 Eff (%) = = x 100% ꃠ 敧 ah t h师 x 100% = 1,63 % 6) Eff data ke-6 Eff (%) = = ꃠ 敧 x 100% ah t x 100% ha = 1,62 % 7) Eff data ke-7 Eff (%) = = ꃠ 敧 x 100% ahRt h R x 100% = 3,99 % 8) Eff data ke-8 Eff (%) = = ꃠ 敧 x 100% ahRt x 100% h = 3,53 % 9) Eff data ke-9 Eff (%) = = ꃠ 敧 x 100% ahRt h 师 x 100% = 4,01 % 10) Eff data ke-10 Eff (%) = ꃠ 敧 x 100% 35 = ahRt h x 100% = 3,44 % 36