Uploaded by User57235

Clyde Kluckhohn. Teori Orientasi Nilai Budaya

advertisement
Sosiologi SMAN 1 Cibeber Cikotok
Kluckhohn. Teori Orientasi Nilai Budaya
Teori ini dirintis oleh sepasang suami istri antropolog Clyde Kluckhohn dan Florence Kluckhohn yang
diuraikan dalam serangkaian karangannya (Kluckhohn, 1951; 1953; 1956) kemudian secara
mendalam dituangkan dalam karya Florence Kluckhohn dan F.L. Stodtbeck dalam judul Variations in
Value Orientation (1961). Menurut teori tersebut, hal-hal yang paling tinggi nilainya dalam tiap
kebudayaan hidup manusia minimal ada lima hal, yaitu (a) human nature atau makna hidup
manusia; (b) man nature atau makna dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya; (c) time, yaitu
persepsi manusia mengenai waktu; (d) activity, yaitu masalah makna dari pekerjaan, karya, dan amal
dari perbuatan manusia; (e) relational, yaitu hubungan manusia dengan sesama manusia. Lima
masalah inilah yang disebut value orientations atau orientasi nilai budaya.
Berdasarkan isi teori orientasi nilai budaya tersebut maka dapat dijabarkan sebagai berikut.
a. Dalam kaitannya dengan makna hidup manusia, bagi beberapa kebudayaan yang
menganggap bahwa hidup itu adalah sumber keprihatinan dan penderitaan maka
kemungkinan variasi konsepsi nilai budayanya dirumuskan oleh Kluckhohn dengan kata evil.
Sebaliknya, dalam banyak kebudayaan yang menganggap hidup itu adalah sumber
kesenangan dan keindahan, dirumuskan dengan kata good.
b. Berkenaan dengan hubungan manusia dengan alam sekitarnya, banyak kebudayaan yang
mengkonsepsikan alam sedemikian dasyat dan sempurna sehingga manusia sepatutnya
tunduk saja padanya (subjugation to nature). Namun, terdapat juga kebudayaan yang
mengajarkan kepada warganya sejak usia dini, walaupun alam bersifat ganas dan sempurna,
nalar manusia harus mampu menjajaki rahasia-rahasianya untuk menaklukkan dan
memanfaatkannya guna memenuhi kebutuhan (mastery over nature). Juga terdapat pula
alternatif lain yang menghendaki hidup selaras dengan alam (harmony with nature).
Sosiologi SMAN 1 Cibeber Cikotok
c. Dalam kaitannya dengan persepsi manusia dengan waktu, ada kebudayaan yang
mementingkan masa sekarang (present), sementara banyak pula yang berorientasi ke masa
depan (future). Kemungkinan besar untuk tipe yang pertama adalah pemboros, sedangkan
untuk tipe yang kedua adalah manusia yang hemat.
d. Dalam kaitannya dengan makna dari pekerjaan, karya dan amal perbuatan manusia, banyak
kebudayaan menganggap bahwa manusia bekerja untuk mencari makan, selain untuk
bereproduksi. Hal itu dirumuskan oleh Kluckhohn dengan kata being. Sebagian kebudayaan
menganggap bahwa hidup itu lebih luas daripada bekerja, seperti menolong orang lain,
dikelompokkannya dalam kata doing.
e. Dalam kaitannya dengan hubungan antarsesama manusia, banyak kebudayaan yang
mengajarkan sejak awal untuk hidup bergotong-royong (collaterality) serta menghargai
terhadap perilaku pemuka-pemukanya sebagai acuan kebudayaan sendiri (lineality).
Sebaliknya, banyak kebudayaan yang menekankan hak individu untuk mandiri maka
orientasinya adalah mementingkan mutu dari karyanya, bukan atas senioritas kedudukan,
pangkat, maupun status sosialnya.
Sumber.
Supardan, Dadang. 2009. Pengantar Ilmu Sosial; Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Bumi Aksara.
Jakarta.
Download