Uploaded by larasfadlie

Materi Penyuluhan

advertisement
MATERI PENYULUHAN
PENYULUHAN DAN SISTEM INFORMASI AGRIBISNIS
LARAS SAVIRA FADLIE
174210087
6D/AGRIBISNIS
1. RAGAM MATERI
PERTANIAN
Materi penyuluhan pada hakekatnya merupakan segala pesan yang ingin dikomunikasikan oleh
seorang penyuluh kepada masyarakat sasarannya. Pesan yang disampaikan dalam proses
penyuluhan harus bersifat inovatif yang mampu mengubah atau mendorong terjadinya perubahanperubahan ke arah terjadinya pembaharuan dalam segala aspek kehidupan masyarakat sasaran, demi
selalau terwujudnya perbaikan-perbaikan mutu hidup setiap individu dan seluruh warga masyarakat
yang bersangkutan.
Menurut Rahim (1971), ada dua macam tipe pesan yang selaras dengan pengertian inovasi, yaitu (1)
Pesan ideologis yang merupakan konsep dasar yang melandasi dan dijadikan alasan untuk
melaksanakan perubahan-perubahan atau pembangunan yang direncanakan demi terwujudnya
perbaikan mutu hidup. (2) Pesan informatif adalah segala bentuk informasi yang berkaitan dan
bergantung pada pesan ideologisnya. Pesan informatif dapat berbentuk kebijakan pembangunan,
nilai-nilai sosial budaya dan semua informasi yang berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai serta
segala macam upaya yang ingin dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan pembangunan yang
direncanakan, seperti metoda, ide-ide, petunjuk teknis, informasi teknologi baru dan lain sebagainya.
Havelock (1969), membedakan 4 (empat) macam tipe pesan, yaitu: pengetahuan dasar, hasil riset
terapan dan pengembangan, pengetahuan praktis dan pesan dari penggunanya (Gambar 1).
ILMU DASAR
Hasil dari kegiatan penelitian
dasar
ditransformasika
n
PESAN RISET TERAPAN
DAN PENGEMBANGAN
Hasil dari penelitian terapan dan
pengembangan
ditransformasika
n
PENGETAHUAN
PRAKTIS
Hasil pengalaman dan
praktek
HASIL (OUTPUT)
ditransformasikan
Gambar 1. Ragam Pesan Informatif
PESAN PENGGUNA
Hasil dari para pengguna, masyarakat
luas, pembeli/konsumen, dll
Menurut Havelock (1969), pesan informatif dibedakan menjadi 4 macam tipe pesan yaitu :
1.
Pengetahuan tentang ilmu dasar, merupakan hasil penelitian dasar yang berupa metoda dan teori-teori
yang belum dapat dijadikan acuan untuk langsung diterapkan oleh masyarakat luas. Oleh karena itu, jika
informasi seperti ini ingin dijadikan acuan untuk segera diterapkan, maka harus terlebih dahulu dikaji
lebih lanjut melalui riset-terapan dan pengembangan.
2.
Hasil riset-terapan dan pengembangan/pengujian, pada hakekatnya merupakan kegiatan lanjutan untuk
mengkaji hasil-hasil penelitian dasar jika diterapkan disuatu wilayah dengan kondisi fisik/alami atau
kondisi sosial-budaya tertentu.
3.
Pengetahuan praktis, merupakan ringkasan dari hasil riset-terapan dan pengembangan/pengujian yang
telah diolah dan dikaji ulang menjadi informasi yang mudah dipahami oleh semua pihak yang ingin
menggunakannya.
4.
Pesan pengguna, merupakan pesan yang dapat berupa masukan
bagi kegiatan penelitian praktis atau dapat dijadikan pengetahuan
praktis baru yang dapat dimanfaatkan oleh penyuluh atau warga
masyarakat yang lainnya. Pesan pengguna dalam kehidupan nyata
dapat berbentuk ekpresi tentang kebutuhan dan reaksi konsumen.
Ragam materi yang perlu disampaikan dalam setiap kegiatan
penyuluhan perlu mencakup mencakup (Vademecum Bimas, 1977):
Kebijakan dan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembangunan pertanian; Hasil penelitian/pengujian dan rekomendasi
teknis yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang; Pengalaman
petani yang telah berhasil; Informasi pasar seperti : harga barang,
penawaran dan permintaan produk usahatani; Petunjuk teknis tentang
penggunaan alat dan sarana produksi; Informasi tentang kelembagaan
dan kemudahan-kemudahan yang berkaitan dengan pembangunan
pertanian; Dorongan dan rangsangan untuk terciptanya swakarsa,
swakarya dan swadaya masyarakat.
2. POKOK-POKOK BAHASAN (SUBJECT
MATTER)
Ragam pokok bahasan di dalam kegiatan penyuluhan tidak hanya dibatasi pada hal – hal yang
berkaitan langsung dengan kegiatan yang harus dikerjakan, tetapi juga harus mencakup hal –
hal yang berkaitan dengan upaya perbaikan kesejahteraan keluarganya, dan hal – hal yang
berkaitan dengan kehidupan yang harus dihadapi di tengah – tengah masyarakatnya. Di dalam
penyuluhan pertanian, Mosher (1966) menjelaskan bahwa usahatani bukanlah sekedar kegiatan
bertani untuk menghasilkan suatu produk, tapi merupakan suatu sistem produksi yang
memadukan unsur – unsur manusia, modal, tenaga kerja, sumber daya alam, kelembagaan, dan
didukung oleh sarana serta prasarana yang memadai.
Ragam pokok bahasan diperlukan dalam kegiatan penyuluhan pertanian, misalnya pokok
bahasan :
1. Ilmu budidaya pertanian, Ilmu ini tidak hanya berisikan petunjuk atau informasi tentang
“apa” yang harus dikerjakan, tetapi juga mencakup: mengapa, bagaimana, berapa, kapan,
dan dimana kegiatan itu harus dilaksanakan agar dapat menaikan hasil (fisik) dan
pendapatan (ekonomi) serta memperbaiki kesejahteraan (sosial-budaya) dirinya sendiri,
keluarganya, maupun masyarakatnya. Hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan menghasilkan
(pra-panen), yaitu mencakup teknik budidaya tanaman dan atau hewan (ternak dan ikan),
pemilihan benih/bibit unggul, perlindungan tanaman dan atau hewan, penggunaan
sarana produksi dan atau pakan hewan, pengaturan pengairan untuk tanaman dan
atau hewan. Sedangkan kegiatan teknologi pasca panen meliputi cara
panen/pengumpulan hasil, pengangkutan dan penyimpanan, pengolahan dan
pengepakan, pemilihan dan penyeragaman.
2. Ilmu ekonomi pertanian, yang terutama diarahkan kepada perbaikan pengelolaan
usaha tani yang lebih efisien agar dapat memberikan lebih manfaat ekonomi
(pendapatan, keuntungan) yang lebih tinggi. Ilmu ekonomi pertanian meliputi :
pengelolaan usaha tani, ekonomi produksi, pemasaran hasil, pembeayaan usaha
tani, perencanaan dan evaluasi, akuntansi, dan kewirausahaan.
3. Ilmu pengelolaan rumah tangga petani, kegiatan usahatani yang merupakan bagian
dari kegiatan rumah tangga secara keseluruhan. Karena itu, kegiatan penyuluhan
pertanian yang terutama ditujukan kepada terwujudnya efisiensi pengelolaan
usahatani harus pula dibarengi dengan kegiatan penyuluhan tentang pengelolaan
rumah tangga petani itu sendiri. Peterson (1960) mengemukakan beberapa pokok
bahasan yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan rumah tangga petani yang
mencakup Pengenalan tentang makna dan hubungan antara usahatani dengan
ekonomi rumah-tangga, serta pengelolaan ekonomi rumah-tangga secara
keseluruhan, yang mencakup:
inventarisasi semberdaya yang tersedia dan dapat dimanfaatkan optimasi
alokasi sumberdaya perencanaan dan evaluasi pengelolaan ekonomi
rumah tangga.
4. Pelembagaan petani, petani di pedesaan umumnya masih memiliki
hubungan sosial yang sangat erat kaitannya satu dengan yang lain.
Sifat pekerjaan dari usahatani yang mereka lakukan seringkali
menuntut kerjasama dan kesepakatan bersama. Karena itu, dalam
kegiatan penyuluhan, mutlak untuk diperhatikan hal-hal yang berkaitan
dengan pelembagaan petani, khususnya yang menyangkut dinamika
kelompok dan kepemimpinan kelompok tani.
5.
Politik pembangunan pertanian, tujuan pembangunan pertanian tidak
hanya untuk perbaikan kesejahteraan masyarakat setempat saja,
melainkan demi terwujudnya perbaikan mutu hidup dan kesejahteraan
seluruh masyarakat dalam negara yang bersangkutan. Yang termasuk
dalam pokok bahasan ini, adalah peranan pembangunan pertanian
dalam pembangunan nasional, peran tanggungjawab dan kewajibankewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap petani, kebijakan-kebijakan
dan kemudahan-kemudahan yang disediakan pemerintah bagi
pembangunan pertanian.
3. SUMBER MATERI PENYULUHAN
Sumber – sumber materi penyuluhan, dapat dikelompokkan menjadi beberapa
yaitu:
1.
Sumber resmi dari instansi pemerintah, baik yang berasal dari: a)
Departemen/dinas – dinas terkait, b) lembaga penelitian dan
pengembangan, c) pusat – pusat pengkajian, d) pusat – pusat informasi, e)
pengujian lokal yang dilaksanakan oleh penyuluh
2.
Sumber resmi dari lembaga – lembaga swasta/lembaga swadaya
masyarakat, yang khusus bergerak di bidang penelitian, pengkajian dan
penyebaran informasi
3.
Pengalaman petani, baik dari pengalaman usahataninya sendiri atau hasil
dari “petak pengalaman” yang dilakukan secara khusus dengan atau tanpa
bimbingan penyuluhan
4.
Sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya: informasi pasar dari para
pedagang, perguruan tinggi
Sehubungan dengan ragam sumber materi yang disebutkan di atas, perlu diingat bahwa:
1.
Materi yang berasal dari lembaga – lembaga resmi (pemerintah atau swasta) seringkali
tidak selalu sesuai dengan kondisi pengguna, meskipun telah teruji melalui metoda
ilmiah tertentu. Hal ini disebabkan karena baik lingkungan fisik maupun sumberdaya
yang digunakan tidak selalu sama seperti yang dimiliki atau yang dapat dimanfaatkan
oleh pengguna, khususnya yang berkaitan dengan: peralatan yang digunakan,
pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai dan tersedianya modal yang terbatas.
Sehingga tidaklah mengherankan jika materi – materi yang disampaikan seringkali
ternyata: a) secara teknis tak dapat dilaksanakan, b) secara ekonomi tidak
menguntungkan, c) tidak dapat diterapkan karena pertimbangan – pertimbangan politis,
sosial, dan budaya setempat yang tidak mendukung.
2.
Materi yang berasal dari pengalaman petani, seringkali masih diragukan
keterandalannya (ketepatan dan ketelitiannya), karena seringkali tidak dilaksanakan
dengan memperhatikan metode ilmiah tertentu.
3.
Materi yang berasal dari sumber lain, seringkali tidak jujur, karena melekat kepentingan –
kepentingan tertentu yang tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan
pengguna.
Oleh karena itu, sebaiknya agar setiap pengguna inovasi selalu bersikap hati-hati, dengan
selalu mencoba terlebih dahulu dalam skala usaha yang relatif kecil sebagai petakpengalaman atau dengan melakukan pengujian lokal.
4. SIFAT-SIFAT MATERI PENYULUHAN
Ditinjau dari sifatnya, Mardikanto (1985) membedakan adanya tiga macam materi penyuluhan, yaitu:
1.
Berisi pemecahan masalah yang sedang dan akan dihadapi
Seperti yang tersebut dalam filosofi penyuluhan yang berusaha untuk: membantu orang lain agar
mereka dapat membantu dirinya sendiri, materi yang berisikan pemecahan masalah merupakan
kebutuhan utama yang diperlukan oleh masyarakat penerima manfaat. Karena itu, dalam setiap
kegiatan penyuluhan, materi ini harus lebih diutamakan terlebih dahulu, sebelum menyampaikan
materi – materi yang lainnya.
2.
Berisi petunjuk dan rekomendasi, yang harus dilaksanakan
Materi penyuluhan yang berupa petunjuk/rekomendasi yang harus dilaksanakan, seringkali sangat
diharapkan oleh masyarakat penerima manfaat, meskipun kurang memperoleh prioritas dibanding
dengan materi yang berisi pemecahan masalah.
3.
Materi yang bersifat intrumental
Materi penyuluhan yang ini tidak harus “dikonsumsi” dalam waktu cepat, tetapi merupakan materi
yang perlu diperhatikan dan mempunyai manfaat jangka panjang, seperti: kewirausahaan,
pembentukan koperasi, pembinaan kelompok, dll. Sesuai dengan sifatnya, materi – materi yang
disampaikan sebaiknya berkaitan dengan upaya peningkatan dinamika kelompok, dorongan bagi
tumbuhnya swakarsa, swakarya, dan swadaya atau hal – hal yang berkaitan dengan kemandirian
yang lain.
5. PEMILIHAN MATERI PENYULUHAN
Pemilihan materi penyuluhan harus di
perhatikan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat sasarannya, namun sering
kali penyuluh menghadapi kesulitan
untuk memilih dan menyajikan materi
yang di butuhkan oleh masyarakat
sasaran
nya.
Hal
ini
disebabkan
karena keragaman
sasaran, keragaman materi yang
harus di sampaikan. Kesulitan lain
juga
dapat
muncul
manakala
pemahaman tentang sasaran dan
waktu menjadi pembatas. Arboleda
(1981) memberikan acuan agar setiap
penyuluh mampu membedakan ragam
materi
penyuluhan
yang
ingin
disampaikan pada kegiatannya seperti
pada Gambar 2. :
Superfluous
0%
Helpful
20%
Vital
50%
Important
30%
Gambar 2. Ragam Materi Penyuluhan
Menurut Kebutuhan Penerima Manfaat
1.
Materi Pokok, materi yang sangat di butuhkan dan harus di ketahui oleh
sasarannya. Materi pokok, sedikit nya mencakup 50% dari seluruh
materi yang akan di sampaikan.
2.
Materi yang penting, materi yang berisi dasar pemahaman tentang
segala sesuatu yang berkaitan dengan kebutuhan sasarannya,
sedikitnya mencakup 30% dari seluruh materi yang akan disampaikan
3.
Materi Penunjang, materi yang sebaiknya diketahui oleh sasarannya
untuk memperluas cakrawala pemahamannya tentang kebutuhan yang
dirasakan, materi ini maksimal 20% dari seluruh materi yang diberikan.
4.
Materi yang mubazir, materi yang sebaiknya tidak perlu disampaikan
dan tidak ada hubungannya dengan kebutuhan sasarannya, oleh karena
itu materi ini sebaiknya di hindari dalam setiap kegiatan penyuluhan.
Download