Gaya Kepemimpinan….. (Sagrim) 143 Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Komitmen Organisasional Dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Dan Kinerja Pegawai Sarteis Y. Sagrim Program Magister Manajemen Fakutas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi ([email protected]) Abstract The ability of a leader in mobilizing and empowering employees will effect employee performance. Certainly in the organization many factors that influence so that the goal can be achieved. While running of the organization or company certainly characterized by the behavior of individuals who are have an interest in their group. The results showed that the Leadership Style (X1) to Job Satisfaction Variable (Y1) is significant. Organizational Commitment (X2) on Job Satisfaction Variable (Y1) is significant. Leadership Style (X1) to variable Employee Performance (Y2) is significant. Organizational Commitment (X2) of the variable employee performance (Y2) is significant. Job Satisfaction (Y1) of the variable employee performance (Y2) is significant. Keywords: Leadership Style, Organizational Commitment and Cultural Organization on Job Satisfaction and Performance Officer Abstrak Kemampuan pemimpin dalam menggerakkan dan memberdayakan karyawan akan mempengaruhi kinerja karyawan. Dalam organisasi tentunya banyak faktor yang mempengaruhi agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Sementara jalannya organisasi atau perusahaan tentunya diwarnai oleh perilaku individu yang merasa berkepentingan dalam kelompoknya masing-masing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gaya Kepemimpinan (X1) terhadap Variabel Kepuasan Kerja (Y1) secara parsial adalah signifikan. Komitmen Organisasi (X2) terhadap Variabel Kepuasan Kerja (Y1) secara parsial adalah signifikan. Gaya Kepemimpinan (X1) terhadap Variabel Kinerja Pegawai (Y2) secara parsial adalah signifikan. Komitmen Organisasi (X2) terhadap Variabel Kinerja Pegawai (Y2) secara parsial adalah signifikan.Kepuasan Kerja (Y1) terhadap Variabel Kinerja Pegawai (Y2) secara parsial adalah signifikan. Kata Kunci : Gaya Kepemimpinan, Komitmen Organisasional Dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Dan Kinerja Pegawai Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.2, 2016: 143-158 144 langsung. Hal ini diakibatkan karena Latar Belakang Salah satu masalah nasional yang kemampuan individu yang berbeda-beda dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini dalam menghadapi tugas yang dibebankan. adalah penanganan terhadap rendahnya Setiap manusia atau seseorang tentunya kualitas sumber daya manusia. Jumlah mempertimbangkan perilakunya agar apa sumber daya manusia yang besar apabila yang menjadi tujuannya dapat tercapai digunakan secara efektif dan efisien, hal tanpa menimbulkan konflik baik secara ini akan bermanfaat untuk menunjang individu maupun kelompok, sehingga juga gerak lajunya pembangunan nasional yang mempengaruhi kinerjanya. berkelanjutan. Melimpahnya sumber daya Sumber Daya Manusia (SDM) akan manusia yang ada saat ini mengharuskan nampak keberhasilannya jika mendapatkan berfikir secara seksama yaitu bagaimana komitmen dari karyawan. dapat memanfaatkan sumber daya manusia memberi perhatian yang secara membuat karyawan optimal. Agar di masyarakat penuh percaya terhadap organisasi handal, maka diperlukan pendidikan yang karyawan. Jika komitmen karyawan telah berkualitas, penyediaan berbagai fasilitas diperoleh akan didapatkan karyawan yang sosial, lapangan pekerjaan yang memadai. setia, bekerja sebaik mungkin untuk Kelemahan dalam penyediaan berbagai kepentingan organisasi. Keadaan ini sangat fasilitas menyebabkan baik bagi pencapaian tujuan organisasi, keresahan sosial yang akan berdampak karena organisasi mendapat dukungan kepada keamanan masyarakat. penuh dari anggotanya sehingga bisa Dalam akan organisasi tentunya banyak faktor yang mempengaruhi agar tujuan yang telah ditetapkan diperoleh dan memiliki sumber daya manusia yang tersebut akan Dengan komitmen berkonsentrasi secara penuh pada tujuan yang telah diprioritaskan. dapat Luthan (1992), mendefinisikan tercapai. Sementara jalannya organisasi komitmen organisasi sebagai sebuah sikap atau perusahaan tentunya diwarnai oleh mengenai perilaku merasa organisasi mereka dan merupakan suatu kelompoknya proses terus menerus yang dengan proses individu berkepentingan dalam yang loyalitas ini berada dalam organisasi atau perusahaan mengungkapkan tentunya sangat mempengaruhi organisasi terhadap organisasi, terhadap keberhasilan baik organisasi langsung maupun tidak anggota kepada masing-masing. Perilaku individu yang secara para pekerja serta perhatian organisasi mereka kesejahteraannya. Gaya Kepemimpinan….. (Sagrim) 145 Komitmen dianggap penting bagi terhadap kepuasan kerja secara langsung. organisasi karena: (1) Pengaruhnya pada Menurut Lok and Crawford (2004) budaya turnover, (2) Hubungannya dengan kinerja organisasi berpengaruh signifikan terhadap yang mengasumsikan bahwa individu yang kepuasan kerja. Cahyono dan Ghozali memiliki (2002) yang meneliti hubungan timbal komitmen cenderung mengembangkan upaya yang lebih besar balik pada pekerjaan (Morrison, 1997). komitmen organisasi, menunjukkan bahwa Kemampuan menggerakkan pemimpin dan dalam memberdayakan antara komitmen organisasi Samad karyawan. komitmen dan Derek (1993) kerja dengan lebih mendahului dari pada kepuasan kerja. Hasil penelitian karyawan akan mempengaruhi kinerja Lodge kepuasan (2005) menunjukkan organisasional bahwa berpengaruh menyebutkan perilaku pemimpin memiliki positif terhadap kepuasan kerja. Hasil dampak signifikan terhadap sikap, perilaku penelitian Masrukhin dan Waridin (2006) dan menunjukkan kinerja pemimpin karyawan. dipengaruhi Efektivitas bahwa kepemimpinan karakteristik mempunyai pengaruh positif terhadap bawahannya dan terkait dengan proses kinerja karyawan. Hasil penelitian Samad komunikasi yang terjadi antara pemimpin (2005) menyatakan dan bawahan. Pimpinan dikatakan tidak antara kepuasan berhasil apabila tidak dapat memotivasi, karyawan cukup positif. Hasil penelitian menggerakkan dan memuaskan karyawan Masrukhin & pada suatu pekerjaan dan lingkungan menunjukkan bahwa tertentu. meningkat maka kinerja karyawan juga Tugas pimpinan adalah mendorong bawahan supaya memiliki bahwa kerja hubungan dan kinerja Waridin (2006) kepuasan kerja cenderung meningkat. kompetensi dan kesempatan berkembang Sebagaimana ditunjukkan dalam mengantisipasi setiap tantangan dan dalam peluang dalam bekerja. Masrukhin dan Waridin (2006) variabel Hasil penelitian Koesmono yang penelitian telah dapat terdahulu, mempengaruhi menurut kinerja (2005) menunjukkan Budaya Organisasi karyawan adalah motivasi kerja, kepuasan berpengaruh positif pada kepuasan kerja kerja, meskipun kepemimpinan, berpengaruh secara tidak budaya organisasi sedangkan dan menurut langsung. Menurut Lund (2003) tiga tipe penelitian Yuwalliatin (2006) variabel budaya organisasi yaitu; Clan, Adhocracy, yang dapat mempengaruhi kinerja dan Hierarchy, Market berpengaruh signifikan keunggulan kompetitif adalah budaya Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.2, 2016: 143-158 146 organisasi, motivasi dan komitmen. mempengaruhi kinerja karyawan, menurut Menurut penelitian Kadir dan Didik Yuwalliatin (2003), variabel yang dapat mempengaruhi dipengaruhi oleh komitmen, motivasi, dan kepuasan budaya organisasi, menurut Masrukhin dan kerja adalah Komitmen (2006) Waridin bahwa budaya organisasi berpengaruh kinerja karyawan adalah motivasi kerja, terhadap motivasi, kepuasan kerja serta kepuasan kerja, budaya organisasi dan kinerja karyawan. Menurut Samad (2005) kepemimpinan, menurut Koesmono (2005) Kinerja kinerja dipengaruhi oleh yang karyawan organisasional. Menurut Koesmono (2005) karyawan (2006) kinerja karyawan mempengaruhi dipengaruhi oleh kepuasan kerja, komitmen organisasional, motivasi, budaya organisasi dan kepuasan dengan menambah variabel kesehatan dan kerja. Menurut Samad (2005) kinerja motivasi sebagai variabel moderator. karyawan dipengaruhi oleh kepuasan kerja Adapun yang menjadi research dan komitmen organisasi. gap dari penelitian ini adalah perluasan dari variabel-variabel penelitian yang Argumen Orisinalitas / Kebaruan mempengaruhi kepuasan kerja. Menurut Model yang dikembangkan peneliti Samad (2005) kepuasan kerja berpengaruh pada penelitian ini dikembangkan dari positif terhadap komitmen organisasional, penelitian menurut Kadir dan Didik (2003) komitmen Koesmono (2006) dan dari Purba dan berpengaruh positif terhadap kepuasan Seniati kerja, dimodifikasi dan disesuaikan dengan objek menurut Lund (2003) yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah penelitian (2004) terdahulu untuk seperi indikator penelitian di Puskesmas. budaya organisasi, menurut Cahyono dan Ghozali (2002) komitmen organisasional Kajian Teoritik dan Empiris mempengaruhi kepuasan kerja karyawan, Teori dan Konsep Gaya Kepemimpinan menurut Koesmono (2005) variabel yang Salah satu teori adalah Teori dalam mempengaruhi kepuasan kerja adalah kepemimpinan motivasi dan budaya organisasi, sedangkan Kontigensi Fiedler (1967). Ia mengatakan menurut Pool (1997) yang mempengaruhi bahwa kepuasan kerja efektivitas (model) kepemimpinan adalah gaya tergantung pada situasi. Teori kontingensi motivasi kerja. Fiedler menyatakan bahwa faktor-faktor Penelitian ini juga merupakan perluasan situasional berinteraksi dengan ciri-ciri dari pemimpindan kepemimpinan, dan variabel-variabel penelitian yang perilaku untuk Gaya Kepemimpinan….. (Sagrim) 147 mempengaruhi efektivitas kepemimpinan. berbeda dengan pegawai yang berdasarkan Fiedler mengatakan untuk meningkatkan continuance.. efektivitas memerlukan perubahan situasi agar sesuai dengan pemimpin. Budaya Organisasi Robbins (1996) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan Budaya merupakan norma-norma kemampuan dan nilai-nilai yang mengarahkan perilaku untuk mempengaruhi suatu kelompok anggota organisasi (Luthans, 1998). Setiap kearah tercapainya suatu tujuan. Kartini orang akan berperilaku sesuai dengan (1994) fungsi budaya yang berlaku agar diterima di adalah memandu, lingkungannya. Menurut Glaser et al. membimbing, membangun, menyatakan kepemimpinan menuntun, bahwa (1987); Budaya organisasi seringkali memberi atau membangunkan motivasi digambarkan dalam arti yang dimiliki kerja, mengemudikan organisasi dan bersama. komunikasi dan simbol-simbol, ritual-ritual dan mitos- membawa pengikutnya kepada sasaran mitos yang berkembang dari waktu ke yang ingin dituju dengan ketentuan waktu waktu dan berfungsi sebagai perekat yang dan menyatukan menjaring jaringan perencanaan. Siagian (1997) Pola-pola dari organisasi. kepercayaan, Kreitner dan berpendapat bahwa peranan para pimpinan Kinicki (1995); mengemukakan bahwa dalam organisasi sangat sentral dalam budaya organisasi adalah perekat sosial pencapaian tujuan dari berbagai sasaran yang mengikat anggota dari organisasi. yang ditetapkan sebelumnya. Pendapat Bliss dalam Koesmono (2005) mengatakan Steers dalam (Yuwalliatin, 2006) komitmen didalam budaya terdapat kesepakatan yang mengacu pada Komitmen Organisasional mendefinisikan bahwa organisasi suatu sistem makna secara bersama, dianut oleh anggota organisasi dalam sebagai rasa identifikasi, keterlibatan, dan membedakan organisasi yang satu dengan loyalitas yang dinyatakan oleh seorang yang lainnya. Lain halnya dengan Robbins karyawan terhadap organisasinya. Setiap (1996); budaya organisasi pegawai memiliki dasar dan perilaku yang suatu persepsi bersama yang dianut oleh berbeda anggota-anggota tergantung pada komitmen organisasi yang dimilikinya. Pegawai yang organisasi, dan merupakan suatu sistem makna bersama. memiliki komitmen organisasi dengan dasar efektif memiliki tingkah laku yang merupakan Kepuasan Kerja. Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.2, 2016: 143-158 148 Robbins (1996) disebutkan tugas-tugasnya yang telah ditetapkan. kepuasan kerja adalah suatu sikap umum Soeprihantono (1998); mengatakan bahwa terhadap kinerja merupakan hasil pekerjaan seorang pekerjaan seseorang sebagai perbedaan antara banyaknya ganjaran yang karyawan diterima banyaknya dibandingkan dengan berbagai ganjaran yang diyakini yang seharusnya kemungkinan, misalnya standard, diterima. target/sasaran/criteria pekerja Luthans dengan (1992) menyatakan selama periode tertentu yang telah bahwa kepuasan kerja memiliki tiga ditentukan terlebih dahulu dan telah dimensi. Pertama bahwa kepuasan kerja disepakati bersama. tidak dapat dilihat, tetapi hanya dapat diduga. Kedua, kepuasan kerja sering Kajian Empiris ditentukan oleh sejauh mana hasil kerja Koesmono memenuhi atau seseorang. Ketiga, melebihi (2006), menemukan harapan bahwa Secara positif perilaku seseorang kerja akan berpengaruh terhadap kinerjanya, mencerminkan hubungan dengan berbagai disamping itu peneliti menguji hipotesis sikap lainnya dari para individual. bahwa kepuasan motivasi kepuasan kerja berpengaruh dan kepuasan kepada kerja berpengaruh terhadap kinerja. Sedangkan Kinerja Karyawan Menurut Waldman (1994) kinerja penelitian dari Purba dan Seniati (2004), merupakan gabungan perilaku dengan menemukan bahwa trait kepribadian dan prestasi dari apa yang diharapkan dan komitmen organisasi berpengaruh cukup pilihannya atau bagian syarat-syarat tugas besar terhadap OCB di Indonesia. yang ada pada masing-masing individu dalam organisasi. Sedangkan menurut Pengaruh Mangkunegara Terhadap Kepuasan Kerja (2001); kinerja dapat didefinisikan sebagai hasil kerja secara Gustomo oleh menemukan melaksanakan tanggung kepadanya. tugas jawab Cascio karyawan dalam sesuai dengan yang (1995) diberikan Kepemimpinan Penelitian yang dilakukan oleh kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai seseorang Gaya dan Silvianita bahwa (tt) yang kepemimpinan memiliki hubungan yang positif dengan kepuasan kerja. Mosadeghard dan dalam Yarmohammadian (2006) dalam jurnalnya Koesmono (2005) mengatakan bahwa menyebutkan berdasarkan hasil penelitian kinerja merupakan prestasi karyawan dari Misener et al., (1996) terdapat beberapa Gaya Kepemimpinan….. (Sagrim) 149 elemen kerja yang berhubungan dengan komitmen organisasi kepuasan kerja seperti nilai kompensasi, prediktor terhadap promosi Temuan yang dilakukan Qaisar dkk. kerja, supervisi, cara kerja organisasi dan hubungan yang tercipta (2012) antara atasan dan bawahan. organisasi juga merupakan kepuasaan menemukan bahwa memiliki kerja. komitmen dampak positif terhadap kepuasaan kerja. Komitmen akan Pengaruh Komitmen Organisasi menurut tingkat kesungguhan pegawai dalam menjalankan tugas dan terhadap Kepuasan kerja Pengertian mencerminkan komitmen Gordon organisasi fungsinya, sebab adanya komitmen yang (2002:227) tinggi akan memberikan pengaruh positif organizational commitment is a worker terhadap feeling and attitudes about the entire work Komitmen organisasi terhadap kinerja organization artinya komitmen organisasi karyawan dalam penelitian yang dilakukan adalah oleh Sulianti (2009) juga memiliki dampak semua perasaan dan sikap karyawan terhadap segala sesuatu yang berkatitan dengan organisasi kepuasan kerja pegawai. positif. dimana mereka bekerja termasuk pada pekerjaan Pengaruh Budaya organisasi terhadap mereka. Komitmen organisasi didasarkan Kepuasan Kerja pada perilaku yang terutama berasal dari ketidak leluasaan keterampilan menggunakan pekerja meninggalkan organisasi sehingga yang Budaya organisasi merupakan sistem penyebaran kepercayaan dan nilainilaiyang berkembang organisasi dan dalam mengarahkan suatu perilaku mengikatnya. Saat komitmen dicontohkan anggota-anggotanya. Budaya organisasi sebagai dapat organisasi fungsi dan kepercayaan menjadi instrumen keunggulan kerja, kompetitif yang utama, yaitu bila budaya karakteristrik organisasi harusnya menjadi organisasi mendukung strategi organisasi, faktor yang mempengaruhi kepercayaan dan pegawai terhadap organisasi dan oleh menjawab atau karena itu pada level komitmen pegawai; lingkungan dengan karakteristik kerja harusnya menjadi faktor Menurut Soedjono utama yang mempengaruhi kepuasan kerja selain dan kinerja dari pegawai. Seperti yang organisasi, berpengaruh terhadap kepuasan dikutip kerja dalam pengalaman terhadap Koesmono (2006) bila budaya mengatasi berpengaruh karyawan. organisasi cepat Budaya dapat tantangan dan tepat. organisasi terhadap Selanjutnya kinerja kinerja Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.2, 2016: 143-158 150 organisasi berpengaruh terhadap kepuasan mempunyai pengaruh positif kerja karyawan. Kepuasan kerja karyawan signifikan terhadap kinerja pegawai. dan yang tinggi merupakan salah satu indikator juga efektivitas manajemen, yang berarti Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap bahwa budaya organisasi telah dikelola Kinerja Pegawai dengan baik. Kepuasan kerja atau job satisfaction adalah keadaan emosional Pengaruh Gaya Kepemimpinan yang terhadap Kinerja Pegawai menyenangkan Kepemimpinan pemimpin yang diperlihatkan dan diterapkan dalamsuatu gaya ke menyenangkan dengan karyawan memandang (Handoko, 1992). atau tidak mana para pekerjaannya Kepuasan kerja kepemimpinan merupakan cerminan dari perasaan pekerja faktor dalam terhadap pekerjaannya. Hal ini tampak peningkatan kinerja pegawai, karena pada dalam sikap positif pekerja terhadap dasarnya pekerjaan merupakan salah satu sebagai pengembangan tulang punggung organisasi dalam yang lingkungannya. dihadapi Sebaliknya, dan karyawan mendorong, dan mempengaruhi semangat yang tidak puas akan bersika negatif kerja yang baik kepada bawahan. Untuk terhadap pekerjaan dan bentuk yang itu pemimpin perlu memikirkan dan berbeda – beda satu dengan yang lainnya. memperlihatkan gaya kepemimpinan yang Adanya ketidakpuasan kerja karyawan tepat seharusnya dalam penerapannya. Gaya dapat dideteksi oleh kepemimpinan ialah pola perilaku dan perusahaan. Mengutip pendapat tersebut strategi yang disukai dan sering diterapkan As’ad (1995) menjelaskan bahwa variabel pemimpin, dengan menyatukan tujuan yang dapat dijadikan indikasi menurunnya organisasi dengan tujuan individu atau kepuasan kerja adalah tingginya tingkat pegawai, dalam rangka mencapai tujuan absensi (absenteeism), tingginya keluar atau sasaran yang telah menjadi komitmen masuknya bersama. Suranta (2002); Rachmawati, menurunnya Warella, dan Hidayat (2006); Kusumawati prestasi kerja karyawan. karyawan produktivitas (turnover), kerja atau (2008); Baihaqi (2010) dalam Adilah dan Djastuti telah meneliti gaya kepemimpinan Pengaruh Budaya Organisasi terhadap terhadap Kinerja Pegawai kinerja pegawai, kemudian menyatakan bahwa gaya kepemimpinan Gaya Kepemimpinan….. (Sagrim) 151 Membahas masalah budaya itu sendiri 59 orang namun yang mengebalikan merupakan hal yang esensial bagi suatu kuisioner berjumlah 47 orang hal ini organisasi atau perusahaan, karena akan disebabkan Karena ada pegawai Negeri selalu berhubungan dengan kehidupan yang sedang melaksanakan tugas Dinas yang ada dalam perusahaan. Budaya luar daerah dan juga ada yang tidak sempat organisasi merupakan falsafah, ideologi, mengembalikan lupa menigi dan tercecer. nilai-nilai, anggapan, keyakinan, harapan, Dalam penelitian ini variable bebas adalah sikap dan norma-norma yang dimiliki Gaya Kepemimpinan (X1), Komitmen secara bersama serta mengikat dalam suatu Organisasional (X2), Budaya Organisasi komunitas tertentu. Secara spesifik budaya (X3). Sedangkan Variabel terikat dalam dalam organisasi akan ditentukan oleh penilitian ini terikat adalah Kepuasan kondisi dan Kerja (Y1) dan Kinerja Pegawai (Y2). serta Tehnik analisis yang digunakan adalah team work, characteristic of administration process Mengapa karena budaya leaders organization yang berlaku. organisasi penting, merupakan kebiasaan-kebiasaan yang terjadi dalam hirarki organisasi yang analisis jalur (path analysis). Pembahasan Uji Validitas dan Reliabilitas mewakili norma-norma perilaku yang Dari hasil uji validitas diperoleh diikuti oleh para anggota organisasi. hasil bahwa semua item valid karena Budaya yang produktif adalah budaya memiliki nilai r korelasi product moment yang dapat menjadikan organisasi menjadi Pearson lebih besar dari r tabel dan nilai kuat signifikansi kurang dan tujuan perusahaan dapat dari 0.05. Untuk terakomodasi.Hasil penelitian Koesmono seluruh Variabel mempunyai nilai Alpha (2006) menyatakan Budaya organisasi Cronbach di atas 0.6. Dengan demikian berpengaruh seluruh item Variabel adalah reliabel. terhadap Motivasi dan Kepuasan kerja serta Kinerja Metode Penelitian Hasil Uji Asumsi Klasik Jenis penelitian ini merupakan Hasil penelitian menunjukkan penelitian asosiatif atau penelitian yang bahwa koefisien Pair Wise Correlation menguji pengaruh antar variable. Sampel antara Variabel dalam penelitian ini mengunakan sampel Kepemimpinan Jenus/Sensus keselurhan PNS Puskesmas Organisasi (X2) sebesar -0.227. Gaya Tanjung Kasuari Kota Sorong berjumlah Kepemimpinan bebas (X1), (X1), yaitu dan dan Gaya Budaya Komitmen Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.2, 2016: 143-158 152 Organisasi (X3) -0.407. Nilai ini lebih 44.8%. kecil dari 0.7, sehingga dapat disimpulkan dikontribusi oleh variabel lain diluar bahwa gejala model. Dengan kata lain variabilitas multikolinieritas. Berdasarkan tampilan variabel Kepuasan Kerja (Y1) yang dapat pada Scatterplot, terlihat bahwa plot atau dijelaskan dengan menggunakan variabel titik-titik menyebar secara acak di atas Gaya Kepemimpinan (X1), Komitmen maupun di bawah sumbu Regression Organisasi (X2) Studentized Residual. Oleh karena itu (X2) dapat disimpulkan pada model tidak terjadi disebabkan oleh variabel lain di luar gejala Berdasarkan model. Oleh karena Fhitung (13.641) lebih tampilan histogram terlihat bahwa kurva besar dari Ftabel (2.95) maka terdapat dependent dan regression standardized pengaruh secara residual Variabel Gaya model tidak terjadi heterokesdastisitas. membentuk gambar seperti Sementara sisanya 51.2 % dan Budaya Organisasi sebesar 48.8 % sementara 51.2% gabungan (simultan) Kepemimpinan (X1), lonceng. Berdasarkan tampilan Normal P- Komitmen Organisasi (X2) dan Budaya P Plot Regression Standardized terlihat Organisasi (X2) terhadap Kepuasan Kerja bahwa titik-titik menyebar disekitar garis (Y1). diagonal. Berdasarkan hasil tersebut di atas probabilitas atau tingkat signifikan sebesar maka dapat disimpulkan bahwa model 0.000 (0%) yaitu dibawah 5 %. Dengan memenuhi unsur normalitas, sehingga demikian model sub struktur 1 sudah layak dapat diuji lebih lanjut. untuk dianalisis lebih lanjut. Persamaan Hal ini dapat dilihat juga pada Struktural sub struktur 1 adalah Y1Kepuasan = 0.418 (X1) + 0.096 (X2) + 0.315 (X3) Hasil Uji Analisa Jalur kerja Pengujian Sub struktur 1 (Pengaruh e1. Variabel Kepemimpinan (X1) terhadap Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) Pengaruh Variabel Komitmen Organisasi (X2) dan Budaya Kepuasan Kerja (Y1) Organisasi adalah signifikan. (X3)terhadap Kepuasan Komitmen Kerja (Y1) Nilai Rsquare adalah 0.488 atau Gaya secara parsial Pengaruh Variabel Organisasi (X2) Variabel Kepuasan Kerja (Y1) terhadap secara (48.8%). Angka ini mempunyai makna parsial adalah tidak signifikan. Variabel bahwa besarnya kontribusi Variabel Gaya Budaya Organisasi (X2) terhadap Variabel Kepemimpinan Kepuasan Kerja (Y1) secara parsial adalah (X1), Komitmen Organisasi (X2) dan Budaya Organisasi (X3) terhadap Kepuasan Kerja (Y1) adalah signifikan. Gaya Kepemimpinan….. (Sagrim) Kinerja Pegawai (Y2) Pengujian Sub struktur 2 Nilai Rsquare adalah 0.593 atau 153 secara parsial adalah signifikan. Hasil ini dapat (59.3%). Angka ini mempunyai makna dimaknai bahwa besarnya kontribusi Variabel Gaya Pegawai secara bermakna dipengaruhi Kepemimpinan (X1), Budaya Organisasi karena adanya Gaya Kepemimpinan. (X3) Kepuasan Kerja (Y1) terhadap Kinerja Dengan Pegawai (Y2) adalah 59.3%. Sementara menyatakan terdapat pengaruh positif sisanya 40.7 % dikontribusi oleh variabel signifikan lain diluar model. Dengan kata lain Kepemimpinan (X1) variabilitas variabel Kinerja Pegawai (Y2) Pegawai (Y2) yang Variabel Budaya dapat dijelaskan menggunakan variabel dengan bahwa variasi demikian secara Kinerja hipotesa yang parsial Gaya terhadap Kinerja diterima. Pengaruh Organisasi (X3) Gaya terhadap Variabel Kinerja Pegawai (Y2) Kepemimpinan (X1), Budaya Organisasi secara parsial adalah tidak signifikan. (X3) dan Kepuasan Kerja (Y1) sebesar Hasil 59.3.% sementara 40.7 % disebabkan oleh meningkat atau menurunnya Kinerja Variabel lain di luar model. Pegawai dari pegawai tidak secara Fhitung (14.094) lebih besar dari ini dapat dimaknai bahwa bermakna disebabkan karena adanya Ftabel (2.95) maka terdapat pengaruh perbaikan secara gabungan (simultan) Variabel Budaya Organisasi. Dengan demikian Gaya Kepemimpinan (X1), hipotesa yang menyatakan terdapat Budaya atau kondisi Organisasi (X3) Kepuasan Kerja (Y1) pengaruh terhadap Kinerja Pegawai (Y2) Hal ini parsial dapat dilihat juga pada probabilitas atau terhadap Kinerja Pegawai (Y2) ditolak. tingkat signifikan sebesar 0.000 (0%) negatif penurunan Budaya Pengaruh signifikan Organisasi Variabel secara (X3) kepuasan yaitu dibawah 5 %. Dengan demikian Kerja (Y1) terhadap Variabel Kinerja model sub struktur 1 sudah layak untuk Pegawai (Y2) secara parsial adalah dianalisis lebih lanjut. Untuk Persamaan signifikan. Hasil ini dapat dimaknai Struktural sub struktur 2 ditemukan bahwa meningkat atau menurunnya Y2Kinerja Kinerja Pegawai dari pegawai secara Pegawai Kepemimpinan(X1) = - 0.099 0.604 Gaya Budaya Organisasi(X3) + 0.362 Kepuasan Kerja (Y1) + e2. Pengaruh Variabel bermakna juga disebabkan karena adanya peningkatan atau penurunan Gaya Kepuasan Kerja. Dengan demikian Kepemimpinan (X1) terhadap Variabel hipotesa yang menyatakan terdapat Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.2, 2016: 143-158 154 pengaruh positif signifikan secara penelitian ini menunjukkan bahwa parsial Kepuasan Kerja (Y1) terhadap kepuasan kerja yang dirasakan pegawai, Kinerja Pegawai (Y2) diterima. tidak dipengaruhi oleh komitmen organisasi yang dimilikinya. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Pengujian hipotesis yang dilakukan Kepuasan Kerja membuktikan bahwa Gaya Kepemimpinan Pengujian hipotesis yang dilakukan mempunyai pengaruh tidak signifikan membuktikan bahwa Budaya Organisasi terhadap Dengan berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan demikian dapat diartikan bahwa kepuasan Kerja. Hal ini berarti semakin baik Budaya kerja atau ketidak puasan kerja yang Organisasi yang ada maka akan akan dialami pegawai terkait dengan Gaya semakin meningkat pula kepuasan kerja Kepemimpinan dari atasan. Mosadeghard yang dirasakan pegawai. Sesungguhnya dan dalam antar budaya perusahaan dengan kepuasan jurnalnya menyebutkan berdasarkan hasil karyawan terhadap hubungan, dimana penelitian Misener et al., (1996) terdapat budaya beberapa elemen kerja yang berhubungan pedoman seorang karyawan bagaimana dia dengan mempersepsikan kepuasan kerja. Yarmohammadian kepuasan (2006) kerja seperti nilai (culture) dikatakan karakteristik memberi budaya kompensasi, promosi kerja, supervisi, cara suatu organisasi, nilai yang dibutuhkan kerja organisasi dan hubungan karyawan yang tercipta antara atasan dan bawahan. dalam bekerja, berinteraksi dengan kelompoknya, dengan system dan administrasi, serta berinteraksi dengan Pengaruh Komitmen Organisasi atasannya. Hasil penelitian ini sependapat dengan Hasil penelitian Rogga (2001) terhadap Kepuasan Kerja Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam Soedjono yang menyatakan bahwa membuktikan bahwa komitmen organisasi budaya organisasi dapat meningkatkan berpengaruh tidak signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Kepuasan Kerja. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian dari Goeyanto (tt) Pengaruh dimana hasil penelitiannya menyatakan Terhadap Kinerja Pegawai komitmen organisasi Gaya Kepemimpinan berpengaruh Pengujian hipotesis yang dilakukan signifikan terhadap Kepuasan Kerja. Hasil membuktikan bahwa gaya kepemimpinan Gaya Kepemimpinan….. (Sagrim) 155 terhadap kinerja menujukkan pegawai. semakin Hal baik ini gaya kinerja perusahaan dibutuhkan kepuasan kerja yang tinggi dari karyawan. kepemimpinan dalam suatu organisasi, maka akan meningkatkan kinerja pegawai Pengaruh Budaya Organisasi terhadap dalam organisasi tersebut. Pernyataan Kinerja Pegawai tersebut sesuai dengan apa yang Pengujian hipotesis yang dilakukan dikemukakan Suranta (2002) bahwa gaya membuktikan bahwa Budaya Organisasi kepemimpinan signifikan pengaruhnya terhadap Kinerja atasan dapat mempengaruhi kesuksesan pegawai dalam Pegawai. berprestasi, dan akan berujung pada turunnya kinerja pegawai yang ada bukan keberhasilan organisasi dalam mencapai karena Budaya Organisasi yang ada di tujuannya. Hasil penelitian ini sesuai tempat kerja tersebut. Hal ini sejalan dengan dengan penelitian Suranta (2002); Artinya bahwa penelitian (2005) naik yang yang atau dilakukan Rachmawati, Warella, dan Hidayat (2006); Koesmono menyatakan Kusumawati (2008); Baihaqi (2010) telah bahwa Budaya organisasi berpengaruh meneliti gaya kepemimpinan terhadap terhadap Motivasi dan Kepuasan kerja kinerja pegawai, kemudian menyatakan serta Kinerja pada karyawan artinya bahwa bahwa gaya kepemimpinan mempunyai mengelola Sumber daya manusia tidak pengaruh positif dan signifikan terhadap terlepas dari faktor-faktor yang dapat kinerja pegawai. mempengaruhi kinerjanya. Pada prinsipnya tujuan mengelola Sumber daya Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap manusia Kinerja Pegawai kesejahteraan bersama antara organisasi Pengujian hipotesis yang dilakukan membuktikan bahwa Kepuasan Kerja adalah untuk mencapai dan semua pegawai yang terlibat dengan aktivitas organisasi berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai. bahwa Hal jika tersebut pegawai membuktikan puas dengan Kesimpulan dan Rekomendasi Kesimpulan pekerjaannya maka akan meningkatkan kinerjanya. Hasil ini didukung oleh Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat disimpulkan hal-hal penelitian oleh Lawler (1967) dalam sebagai berikut: (1) Pengaruh Variabel Satyawati dan Suartana (2014) dan yang Gaya menyimpulkan bahwa untuk meningkatkan Variabel Kepuasan Kerja (Y1) Kepemimpinan (X1) terhadap secara Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.2, 2016: 143-158 156 parsial adalah signifikan. Hasil ini dapat parsial adalah signifikan. Hasil ini dapat dimaknai bahwa variasi kepuasan kerja dimaknai dari pegawai secara bermakna disebabkan menurunnya Kinerja Pegawai dari pegawai karena secara bermakna juga disebabkan karena adanya Gaya Kepemimpinan. bahwa Komitmen Organisasi memiliki pengaruh adanya signifikan terhadap kepuasan kerja pada Kepuasan Kerja meningkat peningkatan atau atau penurunan pegawai. (2) Pengaruh Variabel Komitmen Organisasi (X2) terhadap Kepuasan Kerja (Y1) Variabel Rekomendasi secara parsial Rekomendasi pada penelitian ini adalah signifikan. Hasil ini dapat dimaknai adalah bahwa pegawai harus mendapat perhatian. Jika meningkat atau kepuasan kerja dari bermakna disebabkan menurunnya bahwa Kepuasan kerja bagi pegawai secara kepuasan kerja dapat diberikan maka karena adanya diharapkan akan memberikan kontribusi perbaikan atau penurunan kondisi Budaya kerja lebih baik yang pada akhirnya ada Organisasi.Budaya peningkatan kinerja pegawai. Peningkatan organisasi tidak signifikan pengaruhnya terhadap Kinerja ini Pegawai pada pegawai. (3) Pengaruh memberikan teladan yang adil tanpa pilih Variabel (X1) kasih terhadap pegawai (anak buah). terhadap Variabel Kinerja Pegawai (Y2) Pimpinan dapat memberikan teguran yang secara parsial adalah signifikan. Hasil ini sama terhadap semua pegawai apabila ada dapat dimaknai bahwa variasi Kinerja kesalahan Pegawai secara bermakna dipengaruhi memberikan hukuman (sangsi) terhadap karena adanya Gaya Kepemimpinan. (4) semua pegawai apabila kesalahan pegawai Pengaruh Variabel Komitmen Organisasi dipandang berat. Perlu adanya peningkatan (X2) terhadap Variabel Kinerja Pegawai pada perhatian secara pribadi dan pada (Y2) secara parsial adalah signifikan. Hasil pemberian bantuan pada pegawai yang ini dapat dimaknai bahwa meningkat atau bekerja keras. Pimpinan harus dapat menurunnya Kinerja Pegawai dari pegawai memanfaatkan secara pegawai, Gaya bermakna Kepemimpinan disebabkan karena dapat dikembangkan – mengucapkan Komitmen menempati (5) Pengaruh kecil momentum misalnya adanya perbaikan atau penurunan kondisi Organisasi. kesalahan tidak selamat rumah serta pribadi segan–segan (ulang baru, dengan tahun, perkawinan, Variabel kepuasan Kerja (Y1) terhadap prestasi yang diraih dan lain–lain) dari diri Variabel Kinerja Pegawai (Y2) secara pegawai. Pegawai yang secara suka rela Gaya Kepemimpinan….. (Sagrim) 157 bekerja keras perlu mendapat apresiasi, Motivasi dan Kepuasan Kerja Serta misalkan dengan diberikan reward pribadi Kinerja Karyawan Pada Sub Sektor atau Industri konsultasi–konsultasi mengenai Pengolahan Kayu Skala beberapa hal yang dianggap positif dan Menengah Di Jawa Timur, Jurnal tidak mengganggu hubungan kerja antar Manajemen & pimpinan dengan bawahan yang bekerja Vol. 7 No. 2 keras tersebut Lodge, B. dan Kewirausahaan, C. Derek Organizational Daftar Pustaka Design Cahyono, Dwi, Ghozali I., 2002, Pengaruh Tjiptowardoyo. Jabatan, Budaya Organisasional, dan Behavior (Terjemahan and Sularno Jakarta: PT. Gramedia. Konflik Peran Terhadap Lok, Peter, dan Crawford, John, 2004, The Hubungan Kepuasan Kerja dengan Effect of Organizational Culture Komitmen Organisasi, Jurnal Riset and Akuntansi Indonesia, Vol. 5, No. 3. Satisfaction Glaser, Susan R; Zamanou, Sonia and Leadership Style on Job and Commitment, The Organizational Journal of Hacker Kenneth, 1987, Measuring Management Development, Vol. and 23 No. 4. Interpreting Organizational Culture. Management Communication Quartely Vol.1 No.2 pp 173-178. Kadir, (1993), dan Ardiyanto Lund, Daulatram B., 2003, Organizational Culture and Job Satisfaction, Journal of Business & Industrial Didik, Pengaruh 2003, Komitmen Marketing, Vol. 18 No. 3. Luthans E.A., 1992, Organizational Organisasional Terhadap Kepuasan Behavior, Sixth Edition, Singapore: Kerja dan Keinginan Karyawan McGraw Hill Book Co. Untuk Berpindah, Jurnal Bisnis dan Strategi, Vol. 2. Luthans E.A., 1998, Organizational Behavior, Sixth Edition, Singapore: Kartono, Kartini, 1994, Psikologi Sosial McGraw Hill Book Co. untuk Manajemen, Perusahaan dan Mangkunegara, AA Anwar Prabu, 2001, industri, Jakarta. PT. Raja Grafindo Manajemen Sumber Daya Manusia Persada. Perusahaan. Bandung PT.Remaja Koesmono, Teman H. 2005, Pengaruh Budaya Organisasi, Terhadap Rosdakarya. Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.2, 2016: 143-158 158 Masrukhin dan Waridin, 2006, Pengaruh Soeprihantono, J., Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Pelaksanaan Budaya Pengembangan Organisasi, dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai, EKOBIS, Vol. 7 No. 2 Morrison, 1997, How Franchise Job Satisfaction and Personality 1988, Penilaian Pekerjaan dan Karyawan. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta. Waldman, David Contribution A., of 1994, Total The Quality Management to a Theory of Work Affects Performance, performance, Organizational Commitment, Management Review, Vol 19 No.3, Franchisor Relation and Intention to Remain, Journal of Small Business Management of pp 210. Yuwalliatin, Sitty, 2006, Pengaruh Budaya Organisasi, Pool, Steven W., 1997 The Relationship of Academy Motivasi, dan Komitmen Terhadap Kinerja Serta Job Satisfaction With Substitutes Pengaruhnya of Keunggulan Kompetitif, EKOBIS, Leadership, Leadership Behavior, and Work Motivation, The Journal of Psychology, Vol. 13, May Robbins, Stephen Organisasi, P., 1996 Perilaku Konsep-Kontroversi- Aplikasi, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta, PT. Prenhalindo. Samad, Sarminah, 2005, “Unvraveling the Organizational Commitment and Job Performance Relationship: Exploring the Moderating Effect of Job Satisfaction”, The Business Review, Vol. 4, December. Siagian, P.S., 1997, Kepemimpinan Organisasi dan Perilaku Administrasi, Jakarta: Gunung Agung Vol. 7 No. 2 Terhadap