Uploaded by User54459

Corona virus nCoV 28012020 dr muchlis

advertisement
NOVEL CORONAVIRUS
(2019-nCoV)
Dr dr Muchlis Achsan Udji Sofro Sp.PD, K-PTI
RSUP Dr Kariadi Semarang
Adaptasi dari: drg. Vensya Sitohang, M.Epid
Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI
SITUASI GLOBAL NOVEL CORONAVIRUS
sd 23 Januari 2020
• Total 584 kasus, tersebar di Cina,
Thailand (4), Jepang (1), Korea
Selatan (1), Singapura(1) dan
Amerika Serikat (1).
• Semua kasus ada riwayat
perjalanan ke Wuhan
• Kasus di Cina:
 Dilaporkan dari 25 wilayah
 Total 575 kasus, dimana 375
kasus dilaporkan dari Provinsi
Hubei
 95 kasus parah
 17 kematian
2
STATEMENT WHO 23 JANUARI 2020
• WHO telah mengumumkan bahwa nCoV saat ini belum bisa dikategorikan
sebagai public health emergency of international concern (PHEIC),
• namun merupakan kasus high risk di Cina, regional dan global, sehingga WHO tetap terus
memantau perkembangan penyakit ini
• Tidak ada bukti kuat penularan antar manusia, namun bukan berarti hal ini tidak
akan terjadi karena
• masih banyak hal yang belum diketahui mengenai penyakit ini,
• seperti sumber penularan dan
• tingkat keparahannya.
3
• WHO tidak merekomendasikan restriksi perjalanan ke Cina terutama
Wuhan,
• namun diharapkan semua negara tetap meningkatkan kewaspadaannya
terhadap pelaku perjalanan yang baru tiba dari Cina
• informasi mengenai corona virus dan pedoman teknis dan
rekomendasi untuk mencegah penularan tersedia di website WHO
Gejala Klinis
•
•
•
•
•
Demam 90% kasus,
Letih-lemah-lesu dan batuk kering 80%,
Sesak 20%,
Distress pernapasan 15%.
Rontgen dada memberikan gambaran adanya
perubahan di kedua lapangan paru.
• Vital sign umumnya stabil saat dalam perawatan.
• Pemeriksaan mikroskopis sediaan darah umumnya
memberikan gambaran hitung sel darah putih yang
rendah (leukopenia dan limfopenia).
5
Vaksinasi dan Pengobatan
• Saat ini belum tersedia vaksin 2019nCoV.
• Vaksin yang beredar untuk
pneumonia akibat mikroorganisme
yang lain:
Pengobatan bersifat
supportif sesuai dengan
gejala yang ada
KRITERIA KASUS
Kriteria
GEJALA:
Kasus:
KASUS SUSPEK
KASUS DALAM
PENGAWASAN
Demam / Riwayat demam
V
V
Batuk/ Pilek/ Nyeri tenggorokan
V
V
Pneumonia
V
FAKTOR RISIKO:
1. Riwayat ke China atau wilayah/negara yang terjangkit (sesuai
dengan perkembangan penyakit)* dalam waktu 14 hari sebelum
timbul gejala
V
2. Kontak erat dengan kasus konfirmasi 2019-nCoV
V
3. Mengunjungi fasilitas kesehatan di negara dimana infeksi
2019-nCoV terkait rumah sakit telah dilaporkan
V
4. Kontak dengan hewan (jika hewan penular sudah
teridentifikasi) di negara yang diketahui kasus 2019-nCoV
bersirkulasi pada hewan atau pada manusia akibat penularan
hewan (zoonosis).
V
V
RESPON TERHADAP KASUS
SUSPEK DAN KASUS DALAM
PENGAWASAN
KASUS SUSPEK
Rujuk ke RS
Rujukan
V
Isolasi Rumah
Sakit
V
Isolasi Rumah
*Keputusan ditentukan kasus per kasus:
1. Pasien memiliki riwayat komorbid
2. Ruang isolasi masih mencukupi
KASUS DALAM
PENGAWASAN
V*
V
Pengambilan
Spesimen
V
Notifikasi ke
PHEOC
V
V
Deteksi Dini dan Respon di Pintu Masuk Negara
Jika memenuhi kriteria kasus suspek maka
dilakukan respon berupa:
• Tatalaksana kasus dan rujuk ke RS rujukan
• Lakukan tindakan penyehatan terhadap
barang dan alat angkut
• Mengidentifikasi penumpang lain yang
berisiko (kontak erat)
• Terhadap kontak erat (dua baris depan
belakang kanan kiri) dilakukan: karantina
minimal 1 kali masa inkubasi terpanjang,
pemberian HAC dan komunikasi risiko
• Notifikasi ke Ditjen P2P melalui PHEOC
ditembuskan ke Dinas Kesehatan Provinsi
dan dilakukan pencatatan menggunakan
formulir (terlampir)
Jika tidak memenuhi kriteria kasus suspek maka
dilakukan respon sebagai berikut:
• Tatalaksana kasus sesuai diagnosis yang ditetapkan
• Orang tersebut dapat dinyatakan laik/tidak laik melanjutkan
perjalanan dengan suatu alat angkut sesuai dengan kondisi
hasil pemeriksaan
• Pemberian HAC dan komunikasi risiko mengenai infeksi
coronavirus, informasi bila selama masa inkubasi
mengalami gejala sesuai definisi kasus maka segera
memeriksakan ke fasyankes dengan menunjukkan HAC
kepada petugas kesehatan.
• KKP mengidentifikasi daftar penumpang pesawat, dengan
maksud bila kasus tersebut mengalami perubahan
manifestasi klinis sesuai definisi kasus suspek maka dapat
dilakukan contact tracing.
• Pada penumpang dan kru lainnya yang tidak berisiko juga
dilakukan pemeriksaan suhu menggunakan thermal
scanner, pemberian HAC dan komunikasi risiko.
Deteksi Dini dan Respon di Wilayah
Bila fasyankes menemukan kasus yang memenuhi
kriteria kasus suspek maka perlu melakukan kegiatan
sebagai berikut:
• Tatalaksana kasus sesuai kondisi pasien dan rujuk
pasien ke rumah sakit rujukan menggunakan mobil
ambulans
• Memberikan komunikasi risiko mengenai penyakit
nCov
• Fasyankes melakukan notifikasi ke dinas kesehatan
setempat, untuk selanjutnya dinas kesehatan
memberikan notifikasi secara berjenjang
• Melakukan penyelidikan epidemiologi selanjutnya
dilakukan mengidentiikasi dan pemantauan kontak erat
• Pengambilan spesimen dilakukan di rumah sakit
rujukan yang selanjutnya rumah sakit berkoordinasi
dengan dinas ksesehatan setempat untuk pengirman
sampel dengan menyertakan surat pengantar dinkes
ALUR DETEKSI
DINI DAN
RESPON DI
PINTU MASUK
DAN WILAYAH
KESIAPAN INDONESIA (1)
1.
Penyampaian Surat Edaran Dirjen P2P No. SR.0364/II/55/2020 tanggal 6 Januari 2020
mengenai Kesiapsiagaan dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Penyakit Pneumonia
dari Negara Republik Rakyat Tiongkok ke Indonesia kepada Dinas Kesehatan
Provinsi/Kab/Kota, KKP, B/BTKL-PP, dan seluruh rumah sakit rujukan nasional dan
regional.
2.
Penyampaian Surat Edaran Dirjen Yankes No. YR.01.02/III/0027/2020 tanggal 7
Januari 2020 mengenai Kesiapsiagaan Rumah Sakit dalam Penanganan Penyakit Infeksi
Emerging ke 100 rumah sakit rujukan flu burung (berdasarkan Kepmenkes No. 414
Tahun 2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Flu Burung
(Avian Influenza). Diikuti dengan penyampaian surat kepada rumah sakit rujukan flu
burung untuk melakukan pendataan ulang terkait sumber daya yang ada di rumah
sakit.
13
3. Penyiapan Pedoman Kesiapsiagaan dalam menghadapi nCoV yang
meliputi deteksi, manajemen klinis, pemeriksaan laboratorium, dan
komunikasi risiko.
4. Penyampaian press release terkait nCoV sebagai salah satu upaya
komunikasi risiko kepada masyarakat dan dan terus melakukan
tindakan edukasi yang massive sebagai upaya promotif dan preventif.
KESIAPAN INDONESIA (2)
5.
Laboratorium Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan (BTDK) Balitbangkes dan 5
laboratorium regional influenza (BBTKL-PP Jakarta, UI, Unhas, BBLK Palembang, dan BBLK
Makassar) sudah memiliki kemampuan untuk konfirmasi nCoV. Namun saat ini pemeriksaan
baru akan dilakukan oleh Balitbangkes
6.
Identifikasi daerah-daerah berisiko yang memiliki akses langsung dari dan ke Tiongkok baik
melalui darat, laut, dan udara yaitu Jakarta, Tangerang, Bandar Lampung, Padang, Tarakan,
Balikpapan, Manokwari, Sampit, Bandung, Jambi, Tanjung Balai Karimun, Samarinda,
Palembang, Tanjung Pinang, Denpasar, Surabaya, Batam, Bitung, dan Manado.
7.
Tersedia dan berfungsinya 195 thermal scanner Di 135 pintu masuk negara untuk
mengidentifikasi secara cepat gejala awal peningkatan suhu tubuh pelaku perjalanan.
8.
Tersedia logistik kesiapsiagaan dan penanganan kasus nCoV terutama di daerah-daerah
berisiko yang memiliki akses langsung dari Tiongkok melalui darat, laut, dan udara (Alat
Pelindung Diri lengkap, masker N-95, dan health alert card )
15
RENCANA TINDAK LANJUT
1.
2.
3.
4.
5.
Terus menyebarkan informasi dan edukasi kepada masyarakat terkait nCoV
yang disampaikan melalui semua jenis media informasi secara massive,
termasuk travel information bagi pelaku perjalanan ke negara terjangkit
khususnya untuk mengantisipasi perayaan Tahun Baru Imlek
Peningkatan kapasitas petugas kesehatan dalam menangani kasus nCoV,
melalui berbagai mekanisme seperti webinar.
Koordinasi dengan lintas sektor (Kementerian Perhubungan, Kementerian
BUMN, dan maskapai penerbangan) untuk pendistribusian health alert card
(HAC) di dalam pesawat/kapal.
Pelaksanaan Table Top Exercise (TTX) dalam menghadapi kasus nCoV.
Monitoring perkembangan global nCoV melalui website WHO dan
pelaksanaan rapat koordinasi lanjutan.
16
TERIMAKASIH
Download