Uploaded by common.user56260

BLABLABLA

advertisement
Raden Jeremy Andrian – 01073180128
Stase Kulit dan Kelamin
KORTIKOSTEROID
Kortikosteroid Sistemik (KS)
CARA KERJA:
Kortikosteroid sistemik bekerja melalui ikatan dengan reseptor glukokortikoid yang terdapat
di dalam sitoplasma  mempengaruhi ekspresi gen pada inti sel  mengurangi sintesis
berbagai molekul peradangan termasuk sitokin, interleukin, molekul adesi dan protease
kortikosteroid sistemik
INDIKASI:
1. Penyakit vesikulobulosa autoimun (pemfigus, pemfigoid bulosa)
2. Reaksi anakfilaksis (akibat sengatan, alergi obat)
3. Penyakit jaringan ikat dan gangguan vaskular autoimun (sistemik lupus eritematosus,
dermatomiositis, vaskulitis)
4. Reaksi kusta tipe 1
5. Urtikaria yang luas / rekalsitran dan angioedema
6. Lain-lain: pioderma gangrenosum, sarkoidosis, penyakit Behçet
Kortikosteroid Sistemik jangka pendek dapat diberikan pada berbagai dermatitis yang berat
termasuk:



Dermatitis kontak
Dermatitis atopik
Eritroderma
CARA PENGGUNAAN:
Konsep Farmakologi Kortikosteroid Sistemik
Jenis KS
Masa Kerja Singkat
Kortison
Kortisol
Masa Kerja Sedang
Prednison
Metilprednisolon
Triamsinolon
Masa Kerja Panjang
Deksametason
Dosis Ekuivalen
Potensi GK
Potensi MK
WPP
WPB
25
20
0,8
1
2+
2+
30 – 90
60 – 120
8 – 12
8 – 12
5
4
4
4
5
5
1+
0
0
60
180
78 – 188
24 – 36
24 – 36
24 – 36
0,75
20 – 30
0
100 – 300
36 – 54
INDIKASI LAIN
Gangguan hepar
* Pasien dengan hipertensi, gangguan jantung/keadaan lain dengan masalah retensi garam
 KS yang memiliki efek MK kecil / tidak ada
Tapering off diperlukan untuk pemulihan HPA axis yang mengalami supresi dengan
pemberian KS selama > 3 – 4 minggu.
Supresi HPA axis dapat dikurangi dengan pemberian KS dosis tunggal apda pagi hari jam 08.00
sesuai dengan siklus diurinal produksi alamiah KS.
Raden Jeremy Andrian – 01073180128
Stase Kulit dan Kelamin
Sebelum memulai pengobatan KS jangka panjang, diperlukan evaluasi tentang:
Predisposisi diabetes, hipertensi, dislipidemia, glaukoma dalam keluarga, pengukuran berat
badan, tekanan darah, densitas tulang belakang
*Perlu diperhatikan:



Pasien dianjurkan untuk mendapat diet rendah kalori, rendah lemak, rendah garam,
tinggi protein, tinggi kalium
Konsumsi alkohol, kopi dan rokok harus sangat dikurangi
Olahraga dan aktivitas fisik harus diperbanyak
Dosis inisial KS sistemik/hari untuk orang dewasa pada berbagai macam dermatosis
Nama Penyakit
Jenis Kortikosteroid Dosis/hari
Dermatitis
Metilprednisolon 15 – 24 mg*
Erupsi alergi obat ringan
Metilprednisolon 24 – 32 mg*
SJS-NET
Metilprednisolon 1-3 x 6,25 mg
Eritroderma
Metilprednisolon 40 mg – 62,5 mg*
Reaksi lepra
Metilprednisolon 24 – 48 mg
Pemfigus vulgaris
Metilprednisolon 40 – 125 mg *
Pemfigoid bulosa
Metilprednisolon 32 – 6,25 mg*
*dosis terbagi
EFEK SAMPING:
Lokasi
Macam Efek Samping
HPA Axis
Krisis adrenal (atrofi korteks adrenal sehingga tidak dapat mengatasi stress)
Metabolisme
Hiperglikemia, hiperlipidemia, perlemakan hati, katabolisme protein, perubahan Cushing
Kardiovaskular
Kenaikan tekanan darah, gagal jantung
Tulang & sendi
Gangguan pertumbuhan (anak), osteoporosis, skoliosis, nekrosis avaskular (terapi singkat)
Saluran cerna
Tukak lambung, hipersekresi asam lambung, pankreatitis, ileitis regional, ulseratif colitis
Otot
Miopati panggul/bahu, hipotrofi, fibrosis
Kulit
Strie atrofise, hirsutisme, hipotrofi, erupsi akneiformis, purpura, telangiektasis
Mata
Katarak, glaukoma
Darah
Kenaikan hemoglobin, eritrosit, leukosit dan limfosit, retensi natrium, hipokalemia
Sistem Imunitas
Rentan terhadap infeksi, reaktivasi TB dan herpes simpleks, keganasan
Lain-lain
Sindrom cushing, dymenorrhea, pseudotumor serebri, nyeri kepala, impotensi,
hiperhidrosis, flushing, nafsu makan bertambah, perubahan kepribadian
Raden Jeremy Andrian – 01073180128
Stase Kulit dan Kelamin
Kortikosteroid Topikal (KT)
Khasiat KS: Antiinflamasi, antialergi, antipruritus, antimitotik, vasokonstriksi
Sejarah KS topikal:
1952 – Hidrokortison dan hidrokortison asetat
1960 – Fluorinated kortikosteroid (pada konsentrasi 0,025% - 0,1% memberikan pengaruh
antiinflamasi yang kuat) seperti: betametasone, betametason valerate, betametason
benzoat, fluosinolon asetonid, triamsinolon asetonid
Klasifikasi
Golongan I (Super poten)
Golongan II (Potensi tinggi)
Golongan III (Potensi tinggi)
Golongan IV (Potensi medium)
Golongan V (Potensi medium)
Nama Dagang
Diprolene ointment
Diprolene AF cream
Psorcon ointment
Temovate ointment
Temovate cream
Ultravate ointment
Ultravate cream
Cyclocort ointment
Diprosone ointment
Elocon ointment
Florone ointment
Halog ointment
Halog cream
Halog solution
Lidex ointment
Lidex cream
Lidex gel
Lidex solution
Maxiflor ointment
Maxivate ointment/cream
Topcort ointment/cream/gel
Topicort gel
Aristocort A ointment
Cutivate ointment
Cyclocort cream/lotion
Diprosone cream
Flurone cream
Lidex E cream
Maxiflor cream
Maxiflor lotion
Topicort LP cream
Valisone ointment
Aristocort ointment
Cordran ointment
Elocon cream/lotion
Kenalog ointment/cream
Synalar ointment
Westcort ointment
Cordran cream
Curivate cream
Dermatop cream
Diprosone lotion
Kenalog lotion
Nama Generik
0,05% Betametasone dipropionate
0,05% diflorasone diacetate
0,05% Clobetasol propionate
Halobetasol propionate
0,1% amcinonide
0,05% betamethasone dipropionate
0,01% mometasone fluorate
0,05% diflorasone diacetate
0,01% halcinonide
0,05% fluocinonide
0,05% diflorasone diacetate
0,05% betamethasone diproprionate
0,25% desoximetasone
0,05% desoximetasone
1,0% triamcinolon acetonide
0,00% fluricasone propionate
0,1% amanonide
0,05% betamethasone dipropionate
0,05% diflorasone diacetate
0,05% fluocinonide
0,05% diflorasone diacetate
0,05% betamethasone dipropionate
0,05% desoximetasone
0,01% betamethasone valerate
0,1% triamcinolon acetonide
0,05% flurandrenolide
0,1% mometasone fuorate
0,1% triamcinolon acetonide
0,025% fluocinolone acetonide
0,2% hydrocortisone valerate
0,05% flurandenolide
0,05% fluticasone propionate
0,1% prednicarbate
0,05% betamethasone dipropionate
0,1% triamcinolon acetonide
Raden Jeremy Andrian – 01073180128
Golongan VI (Potensi medium)
Golongan VII (Potensi lemah)
Stase Kulit dan Kelamin
Locoid ointment/cream
0,1% hydrocortisone butyrate
Synalar cream
0,025% fluconolone acetonid
Tridesilon ointment
0,05% desonide
Valisone cream
0,1% betamethasone valerate
Westcort cream
0,2% hydrocortisone valerate
Aclovate ointment/cream
0,05% aclometasone
Aristocort cream
0,01% triamcinolon acetonide
Desowen cream
0,05% desonide
Kenalog cream/lotion
0,025% triamcinolone acetonide
Locoid solution
0,1% hydrocortisone butyrate
Synalar cream
0,01% fluocinolone acetonide
Tridesilon cream
0,05% desonide
Valisone lotion
0,01% betamethasone valerate
Obat topikal dengan hidrokortison, deksametason, glumetalon,
prednisolon, metilprednisolon
INDIKASI:
KT hanya bersifat paliatif & supresif terhadap penyakit kulit & bukan merupakan pengobatan
kausal
Dermatosis yang responsif dengan KT:

Psoriasis

Dermatitis statis

Dermatitis atopik

Dermatitis venenata

Dermatitis seboroik

Dermatitis intertriginosa

Neurodermatitis sirkumskripta

Dermatitis solaris (fotodermatitis)

Dermatitis numularis
Dermatitis yang kurang responsif:

Lupus eritematosus diskoid

Sarkoidosis

Psoriasis di telapak tangan dan kaki

Liken planus

Nekrobiosis lipoidika diabetikorum

Pemfigoid

Vitiligo

Eksantema fiksium

Granuloma anulare
Dermatitis yang responsif dengan KS intralesi:

Keloid

Morfea

Jaringan parut hipertrofik

Dermatitis dengan likenifikasi

Alopesia areata

Liken amiloidosis

Akne berkista

Vitiligo

Prurigo nodularis
Raden Jeremy Andrian – 01073180128
Stase Kulit dan Kelamin
PEMILIHAN JENIS KT:
Dipilih yang sesuai, aman, efek samping sedikit & harga murah
Faktor yang perlu dipertimbangkan:




Jenis penyakit kulit
Jenis vehikulum
Kondisi penyakit:
o Stadium penyakit
o Luas atau tidaknya lesi
o Dalam atau dangkalnya lesi
o Lokalisasi lesi
Umur penderita
APLIKASI KLINIS:
a. Cara aplikasi:
 Pemakaian salep 2-3x/hari sampai sembuh
 Takifilaksis
Menurunnya respon kulit terhadap GK karena pemberian obat yang berulangulang, berupa toleransi akut yang berarti efek vasokontriksi akan hilang
b. Cara pemakaian steroid topikal
 Tidak lebih dari 4-6 minggu untuk potensi lemah
 Tidak lebih dari 2 minggu untuk potensi kuat
1. Psoriasis (gol. I Vehikulum salep/krim)
2. Dermatitis atopik (anak  krim; dewasa  KT poten, salep)
3. DKA (potensi sedang)
4. Dermatitis dishidrotik (poten salep) – kulit tebal
5. Dermatitis numular (poten) – biasa lesi multipel
6. Dermatitis seboroik (potensi sedang)
7. Dermatitis intertriginosa (potensi sedang)
EFEK SAMPING:
Efek samping terjadi bila:
1. Penggunaan lama dan berlebihan
2. Penggunaan potensi kuat dan sangat kuat / penggunaan secara oklusi
Gejala efek samping:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Atrofi
Strie atrofise
Telangiektasis
Purpura
Dermatosis akneformis
Hipertrikosis setempat
7. Hipopigmentasi
8. Dermatitis perioral
9. Menghambat penyembuhan ulkus
10. Infeksi mudah terjadi dan meluas
11. Gambaran klinis penyakit infeksi
menjadi kabur
Raden Jeremy Andrian – 01073180128
Stase Kulit dan Kelamin
PENCEGAHAN EFEK SAMPING:

Jaringan melebihi 30 gr / hari tanpa oklusi

Bayi (kulit tipis)  KT lemah

Kelainan akut  KT lemah

Kelainan subakut  KT sedang

Kelainan kronis dan tebal: KT kuat (membaik : dikurangi dari 2x menjadi 1x/hari atau
diganti KT seadng/lemah)

Daerah lipatan (inguinal, ketiak) dan wajah  KT lemah/sedang

Jika hendak menggunakan cara oklusi, jangan > 12 jam/hari dan pemakaiannya
terbatas pada lesi resisten

Jangan digunakan untuk infeksi bakterial, mikotik, virus, dan skabies

Terapi intralesi dibatasi 1 mg pada satu tempat

Dosis maksimum per kali 10 mg
Download