ANALISIS PERSAINGAN INDOMARET DAN ALFAMART Posted by muhammad sholihinMinggu, 03 November 20139 komentar ANALISIS PERSAINGAN INDOMARET DAN ALFAMART 1. INDOMARET Indomaret merupakan jaringan minimarket yang menyediakan kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari dengan luas penjualan kurang dari 200 M2. Dikelola oleh PT Indomarco Prismatama, cikal bakal pembukaan Indomaret di Kalimantan dan toko pertama dibuka di Ancol, Jakarta Utara, pada tahun 1988. Tahun 1997 perusahaan mengembangkan bisnis gerai waralaba pertama di Indonesia, setelah Indomaret teruji dengan lebih dari 230 gerai. Pada Mei 2003Indomaret meraih penghargaan “Perusahaan Waralaba 2003″ dari Presiden Megawati Soekarnoputri. Hingga Mei 2010 Indomaret mencapai 4261 gerai. Dari total itu 2.444 gerai adalah milik sendiri dan sisanya 1.817 gerai waralaba milik masyarakat, yang tersebar di kota-kota di Jabotabek, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogjakarta, Bali, Lampung dan Medan. Di DKI Jakarta terdapat sekitar 488 gerai. Indomaretmudah ditemukan di daerah perumahan, gedung perkantoran dan fasilitas umum karena penempatan lokasi gerai didasarkan pada motto “mudah dan hemat”. Lebih dari 3.500 jenis produk makanan dan non-makanan tersedia untuk memenuhi kebutuhan konsumen sehari-hari. Pada awal tahun 2011, Indomaret mengubah logo baru, yaitu logo Indomaret di dalam kotak berwarna merah, biru dan kuning dari atasnya. 2. ALFAMART Alfamart pertamakali didirikan oleh Djoko Sutanto pada tanggal 22 Februari 1989, yang pada mulanya beroperasi di Jln. Beringin jaya, Karawaci, Tanggerang – Banten. Pada bulan Desember 1989, PT. Sampoerna, Tbk memiliki hak aset perusahaan sebesar 70% dan PT. Sigmantara Alfindo sebesar 30%. Dengan visi dan misi nya “Belanja puas, harga pas” , PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk (nama perusahan yang sekarang) telah berjalan selama 20 tahun. Pada saat ini Alfamart telah memiliki 21 kantor cabang yang tersebar di Pulau Jawa, Bali, Sumatera & Sulawesi dengan lebih dari 6000 toko. Alfamart merupakan salah satu perusahaan bisnis retail minimarket yang terkemuka di Indonesia. Dengan menyediakan berbagai kebutuhan rumahtangga sehari-hari dari mulai produk makanan, minuman, produk kecantikan, alat tulis, pulsa elektronik sampai ke alat sederhana rumah tangga (gayung, ember, keset kaki, sapu, dll). Harga yang dipatok pun sangat mudah dijangkau, sebagai target market utamanya adalah untuk konsumen kelas ekonomi rendah sampai ke kelas ekonomi menengah. Pelayanan yang ramah, produk yang berkualitas, harga yang murah, serta toko yang mudah dikunjungi karena memiliki cabang dibanyak tempat menjadi keunggulan Alfamart. Sebenarmya Indomaret dan Alfamart sama-sama menggunakan Five Forces atau pendekatan Porter’s Five Forces Seperti : a. Indomaret : 1. Rivalry among existing competitors (Persaingan antara competitor yang sudah ada) 2. Threat of New Entrant (Ancaman pendatang baru ) 3. Threat Subtitute Product and Service (Ancaman dari produk atau jasa pengganti) 4. Bargaining Power of Supplier (Daya tawar menawar pemasok) 5. Bargaining Power of Buyers (Daya tawar menawar pembeli) b. Alfamart : 1. Rivalry (Persaingan) 2. Barriers To Entry (Hambatan masuk) 3. Buyer Power (Kekuatan Pembeli) 4. Supplier Power (Kekuatan Pemasok) 5. Threat of Subtitutes Product (Ancaman Dari Produk/Jasa Pengganti) Tetapi setiap perusahaan tersebut memiliki strateginya masing-masing untuk mencapai tujuannya sebagai perusahaan yang mempunyai daya saing dan mampu menjadi perusahaan yang terbaik. dan juga setiap perusahaan indomaret & alfamart memiliki keunggulan dan kelemahan. Sebagai contoh : 1. INDOMARET Keunggulan yang dimiliki Indomaret. Beberapa strategi pemasaran yang diterapkan Indomaret dalam jangka pendek anatara lain : “Harga Heboh” yaitu promosi mingguan yang memberikan harga sangat murah untuk produkproduk kebutuhan sehari-hari “Super Hemat” yaitu leaflet edisi 2 minggu yang mempromosikan produk-produk dengan harga hemat sebagai panduan untuk konsumen belanja hemat “Promosi bulan ini” yaitu promosi bulanan atas produk tertentu dalam bentuk pemberian hadiah langsung atau potongan harga Ancaman produk pengganti baru bagi Indomaret adalah seperti peritel tradisional, supermarket dan hypermarket yang menyedikan produk lebih lengkap dan relative harga lebih rendah. Seperti penyediaan kebutuhan sehari-hari yang tidak hanya barang sembako namun juga menyediakan sayur-sayuran, ikan segar dan bumbu dapur lainnya yang menjadi kebutuhan sehari-hari. Strategi Generik Porter yang digunakan Indomaret 1. Overal Cost Leadership (Kepemimpinan Biaya overal) Keunggulan biaya merupakan strategi yang paling jelas dari strategi generik. Dengan konsep ini, perusahaan bersiap menjadi produsen berbiaya rendah di dalam industrinya. Apabila perusahaan dapat mencapai dan mempertahankan keseluruhan keunggulan biaya, maka perusahaan akan menjadi perusahaan berkinerja tinggi di dalam industrinya asalkan perusahaan dapat menguasai harga pada rata-rata industri. Strategi yang diterapkan Indomaret dengan menetapkan harga yang tepat dan bersifat tetap dan memberikan pelayanan yang dapat memberikan kepuasan pelanggan karena melihat kondisi konsumen yang membeli produk pada saat ini peka terhadap harga dikarenakan perekonomian Negara. 2. Diferensiasi (differentiation) Dalam strategi diferensiasi, perusahaan berusaha menjadi unik dalam industrinya pada berbagai dimensi yang secara umum dihargai oleh pembeli. Cara melakukan diferensiasi berbeda untuk setiap Industri. Diferensiasi dapat didasarkan pada produk itu sendiri. Sistem penyerahan produk yang dipergunakan untuk menjualnya, pendekatan pemasaran, dan faktor lain. Perusahaan yang dapat mencapai dan mempertahankan diferensiasi akan menjadi perusahaan berkinerja tinggi dalam industrinya. Logika dari strategi diferensiasi mengharuskan perusaan memilih atribut untuk mendiferensiasikan diri secara berbeda dengan atribut pesaingnya.Untuk mempercepat pelayanan dan kenyamanan berbelanja dikasi, Indomaret menggunakan scanner barcode, pembayaran dengan Indomaret Card, Jack Card. Juga memanfaatkan T Cash memanfaatkan teknologi pembelian dan pembayaran digital menggunakan ponsel secara Tap N Go, fasilitas ini dapat dinikmati konsumen diseluruh gerai Indomaret dan Pesan Antar Ambil Indomaret (PAAI) sejalan dengan perkembangan dunia ritel dan kebutuhan pelanggan, Indomaret terus melakukan inovasi baru dalam pengembangan produk dan jasa, antara lain: Pesan Antar Ambil Indomaret yang memungkinkan konsumen memesan produk yang tidak dipajang di toko (ice cream tart, ponsel, furniture, karangan bunga dan lain lain) dan diantar kerumah konsumen. 2. ALFAMART Alfamart memiliki beberapa pesaing dalam bisnis minimarket retail dari mulai yang terbesar sampai yang terkecil. Alfamart boleh dikatakan mampu dalam mengalahkan pesaing-pesaing lamanya yang telah lebih dahulu memasuki dunia bisnis ini (seperti Indomaret, dll). Dapat terlihat dari banyaknya jumlah cabang dan toko yang tersebar di beberapa Pulau di Indonesia. Selain itu, pesaing utama Alfamart adalah minimarket Indomaret, karena secara kasat mata persaingan antara kedua minimarket ini terlihat dari letak toko yang sering bersebelahan atau berdekatan jaraknya. Alfamart berusaha menggunakan strategi competitive advantage dan differentiation advantage. Strategi competitive advantage nya adalah dengan menggunakan pendekatan keunggulan harga (cost advantage). Alfamart berusaha menjual produknya dengan harga yang lebih murah dan dengan kualitas yang sama baiknya atau bahkan lebih, karena jenis produk yang dipasarkan sama. Selain itu strategi competitive advantage yang lain yang dilakukan adalah dengan melakukan inovasi-inovasi baru dalam pelayanan yang diberikan. Inovasi yang diciptakan oleh Alfamart adalah dengan membuat program member bagi pelanggan setianya. Dengan program member ini pelanggan akan diberikan kartu anggota/member card yang akan digunakan pada saat pelanggan akan melakukan pembayaran. Alfamart juga memberikan pelayanan yang baik kepada para pelanggannya, tempat yang nyaman dan bersih untuk berbelanja, dan harga barang yang murah. Namun selain itu, Alfamart juga berusaha untuk membuka cabang di banyak tempat agar mudah ditemukan oleh pembeli. Hampir di setiap daerah jalan-jalan pemukiman sekitar 200m – 300m terdapat toko Alfamart. Target Market Alfamart adalah untuk kalangan rumahtangga, oleh sebab itu toko-toko Alfamart terdapat di kawasan pemukiman warga. Hal ini mempersulit pendatang baru utk masuk, karena melihat sempitnya celah/peluang untuk masuk. Dan strategi tersebut telah merubah sedikit kebiasaan/ mindset para pembeli yaitu jika mereka membutuhkan sesuatu hal untuk dibeli, mereka akan langsung datang ke Alfamart bukan ke warung, karena tokonya yang mudah dijangkau dari tempat tinggal mereka, barang-barang yang dijual lebih beragam, harga yang sama murahnya, serta toko yang bersih dan nyaman. Fasilitas Alfamart yang diberikan adalah tempat duduk dengan meja kecil yang nyaman untuk 2 orang -5 orang, dilengkapi dengan saluran internet wi-fi yang gratis, tersedia makanan-makan ringan yang tepat untuk bersantai (hot dog, roti, kopi, teh, hot chocolate, minuman bersoda, dll) dimana pelanggan dapat melayani dirinya sendiri dengan membuat kopi yang sesuai dengan selera masing-masing sebagai contohnya. Ruangan yang nyaman dan ber-AC pun disediakan, namun bagi pelanggan yang suka untuk menikmati pemandangan luar, tempat ini pun tersedia. Strategi Generik Porter yang di gunakan Alfamart Perusahaan Alfamart menggunakan Strategi Fokus (Focus Strategy). Karena Alfamart sudah memiliki jumlah pelanggan yang berjumlah sangat besar sehingga perusahaan harus mampu melayani kepuasan serta permintaan pelanggannya. Apalagi Alfamart sudah hampir menjadi toko “wajib” yang harus ada disetiap kawasan pemukiman. Brand image yang telah melekat pada pemikiran pelanggan adalah Alfamart sebagai minimarket bukan sebagai convenience store seperti Seven Eleven, Indomaret Point, Circle K, dll. Sejauh ini Alfamart tidak melakukan perubahan/ penambahan model penjualannya. Alfamart tetap menjalankan seluruh fokus target market utamanya. Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_lima_kekuatan_Porter http://indomaret.co.id http://www.bisnisdiary.com/10-keistimewaan-franchise-indomaret-yang-perlu-anda-ketahui.html http://www.majalahfranchise.com/v2/newsflash/504-saingi-7-eleven-dan-lawson-indomarethadirkan-indomaret-point.html http://katalogpromosi.com/pasar-swalayan/indomaret/katalog-belanja-dan-promosi-indomaretperiode-03-05-agustus-2012.php http://valentinaolivia.blogspot.com/2013/04/analisis-minimarket-alfamart-dengan.html http://analisisrerrykenichi.wordpress.com/2013/04/11/5-forces-analysis-porter-dan-genericstrategy-indomaret/ http://analisabdt.blogspot.com/ TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA Judul: ANALISIS PERSAINGAN INDOMARET DAN ALFAMART Ditulis oleh muhammad sholihin Rating Blog 5 dari 5 Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://muhammadsholihin8.blogspot.co.id/2013/11/analisis-persaingan-indomaretdan.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini. Categories: TUGAS 2 If You Like This Post, Share it With Your Friends 9 komentar: Udan Hudani mengatakan... TRIMS MEMBANTU SKALI KPADA WAWASAN KAMI SBAGAI PEMAIN LOKAL DALAM BISNIS RETAIL UNTK MNGAMBIL KBIJAKAN DAN STRATEGINYA. 11 September 2014 19.32 franchisewaralabaminimarket mengatakan... Usaha Waralaba Minimarket, Waralaba Gerai Minimarket, Waralaba Minimarket Indonesia, Waralaba Minimarket Terbaik, Waralaba Minimarket, Waralaba Ritel Minimarket, Bisnis Waralaba Minimarket, Info Waralaba Minimarket, Kerjasama Waralaba Minimarket, Usaha Waralaba Minimarket Bidang usaha yang relatif stabil adalah bisnis usaha retail minimarket. Di Indonesia usaha bisnis retail minimarket ini terus berkembang seirama dengan kebutuhan penduduk yang jumlahnya terus meningkat. Indomaret yang tetap konsisten berkecimpung di bidang retail minimarket dikelola secara professional. Ritail minimarket Indomaret telah teruji dan mendapat sambutan positif masyarakat, terlihat dari meningkat tajamnya jumlah gerai franchise waralaba minimarket Indomaret dari 2 gerai pada tahun 1997 menjadi 2.910 gerai pada Agustus 2013. Program franchise waralaba minimarket Indomaret yang tidak rumit terbukti dapat diterima masyarakat. Kita mungkin sudah tidak dapat mengingat nama toko waralaba yang ada di depan komplek rumah kita. Hal ini sebenarnya bukan karena kita lupa, tetapi karena mungkin kita sudah tidak perduli perbedaan antara keduanya, Indomaret dan Alfamart. Kita sering bilang, “mampir ke indomaret dulu”, tetapi ternyata kita mampir ke Alfamart, atau sebaliknya. Masyarakat sudah semakin sulit membedakan antara Indomaret dan Alfamart, selain itu masyarakat sudah mengidentikan kedua perusahaan tersebut. Dalam strategi bisnis, suatu organisasi haruslah memiliki keunikan identitas tersendiri yang tidak dimiliki kompetitornya untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan daya saing yang terus menerus. Tetapi dalam fenomena Indomaret dan Alfamart, sesungguhnya saya berpendapat kedua perusahaan ini tidak sedang berkompetisi, tetapi mereka sedang melakukan market koalisi dan risk sharing. Kenapa saya berpendapat demikian, sebagai contoh, dari pengamatan saya kedua toko ini tidak pernah mengadakan program diskon untuk suatu produk barang yang sama. Ketika Produk A di diskon di Indomaret maka sangat jarang produk tersebut akan didiskon di Alfamart pada waktu yang bersamaan. Dan tidak banyak konsumen yang selalu datang kedua toko ini untuk hanya sekedar membandingkan harga untuk satu produk A. Bukti lain adalah, dilihat dari laba bersih kedua perusahaan, sepanjang tahun 2013 pemilik jaringan Alfamart mencatatkan laba bersih Rp. 538.35 milliar dan Indomaret sebesar Rp. 471.124. Meskipun terdapat perbedaan laba, tetapi menurut saya hal itu tidaklah significant. Keberadaan perusahaan yang identic tidak selalu mencerminkan suatu kompetisi yang sengit. Meskipun pada pemberitaan media online, Marketing Director PT Indomarco Prismatama (Indomaret), Wiwiek Yusuf menuding Alfamart meniru strategi bisnisnya, bahkan sejumlah karyawan Indomaret pun banyak yang hengkang ke Alfamart. Sumber: https://bisnis.liputan6.com/read/2062826/indomaret-vs-alfamart-pertarungan-sengitraksasa-ritel-indonesia?p=1 . Tetapi sesungguhnya market kompetisi tidak terjadi diantara mereka. Dalam jangka panjang, absennya market kompetisi akan menyebabkan inefesiensi dalam sistem ekonomi kita. Tidak ada incentives yang cukup untuk membuat kedua perusahaan tumbuh menjadi perusahaan yang inovativ, karena tidak ada desakan untuk berinovasi. Masyarakat selaku konsumen akan dirugikan dalam hal ini, karena ketika sistem “kartel” terjadi maka, public akan tereksploitasi dan Social welfare akan menurun. Perlu disadari, industry ritel dimasa yang akan datang adalah sector yang paling penting, karena penyerapan tenaga kerja yang paling besar di masa yang akan datang adalah dari sector ritel. Statistik dunia mengatakan bahwa penyerapan tenaga kerja di sector manufaktur sudah menurun drastic sejalan dengan perkembang teknologi rekayasa manufacture, automasi dan IT. Maka, kedepannya dianggap perlu untuk menghadirkan competitor baru di sector ini, sehingga inovasi dapat terjadi. Apakah 7-11 dan Lawson dapat menjadi competitor? Menurut saya untuk saat ini belum, karena mereka menyasar sekmen pasar yang berbeda dengan Indomaret dan Alfamart, cenderung di “pyramida” tengah dan atas dimana pasarnya relative niche. Sebagai saran, kita perlu menghadirkan suatu perusahaan (mungkin suatu bentuk koperasi sesuai dengan ideology Pancasila) yang dikelola secara professional seperti Carrefour di negara asalnya, dimana ownershipnya adalah rakyat banyak yang diwakili oleh pemerintah, untuk bergerak di sektor ritel ini. Mungkin hal ini juga bisa dilakukan bersama-sama dengan BUMN atau Bulog yang sudah memiliki jaringan logistic yang baik. Mumpung belum terlambat, sehingga perekonomian kita boleh bertumbuh lebih baik kedepannya. Saya mengangkat case ini untuk menggambarkan sistem “kartel” yang mungkin juga terjadi disektor lain, dan juga karena saya melihat belakangan ini sistem “kartel” sudah menjadi perhatian di negara kita. boomee.co/business/indomaret-vs-alfamart\ Indomaret memang jauh lebih populer karena ada penyelenggaraan kuis berhadiah. Strategi tersebut sukses membuat Indomaret menjangkau segmentasi masyarakat yang lebih lebar. Akan tetapi, topik-topik yang diperbincangkan terkait Indomaret hanya seputar kuis. Hal ini berbeda dengan yang terjadi pada buzz Alfamart, di mana topik-topik terkait toko tersebut jauh lebih spesifik, terkait identitas perusahaan mereka dan lebih mengena. Indomaret boleh jadi lebih populer dari segi buzz. Tapi, dari segi variasi perbincangan, mereka kalah.