Uploaded by Vella Prinanda Assyira

capital budgeting

advertisement
ANALISIS CAPITAL BUDGETING UNTUK MENILAI
KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP
(Studi Kasus pada PT Citra Perdana Kendedes, Malang)
Ana Ribudiningsih
Sri Mangesti Rahayu
Zahroh Z.A
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
Email : [email protected]
ABSTRACT
Fixed assets are a key component of a service company. PT. Citra Perdana Kendedes plans to increase the fixed
assets of the taxi fleet in order to meet high demand levels and also to expand market share.The type of research
used is descriptive research with case study approach. The purpose of this study is to determine whether or not
worthy of the addition of fleet at PT. Citra Perdana Kendedes with capital budgeting method. Capital budgeting
method used is Average Rate of Return (ARR), Payback Period, Net Present Value (NPV), B / C Ratio and Internal
Rate of Return (IRR).The result of the analysis shows the Average Rate of Return (ARR) obtained by 109%,
Payback Period of 4 years 3 months 7 days, Net Present Value (NPV) of 591.826.978, B / C ratio of 1.146, and
Internal Rate of Return IRR) of 44,76%, so investment is feasible to run.
Keywords : Fixed Assets, Capital Budgeting, Average Rate Of Return , Payback Period, Net Present Value, B
/ C Ratio And Internal Rate Of Return
ABSTRAK
Aktiva tetap merupakan komponen utama dalam perusahaan jasa. PT. Citra Perdana Kendedes berencana
menambah aktiva tetap yaitu armada taksi dengan tujuan untuk memenuhi tingkat permintaan yang tinggi dan
juga untuk memperluas pangsa pasar.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan
pendekatan studi kasus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui layak atau tidaknya penambahan
armada pada PT. Citra Perdana Kendedes dengan metode capital budgeting. Metode capital budgeting yang
digunakan adalah Average Rate of Return (ARR), Payback Period, Net Present Value (NPV), B/C Ratio dan
Internal Rate of Return (IRR).Hasil dari analisa menunjukkan Average Rate of Return (ARR) diperoleh sebesar
109%, Payback Period sebesar 4 tahun 3 bulan 7 hari, Net Present Value (NPV) sebesar 591.826.978, B/C ratio
sebesar 1,146, dan Internal Rate of Return (IRR) sebesar 44,76%, sehingga investasi layak untuk dijalankan.
Kata Kunci: Aktiva Tetap, Capital Budgeting, Average Rate Of Return, Payback Period, Net Present Value,
B/C Ratio, Internal Rate Of Return
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No. 1 Desember 2017|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
157
1.
PENDAHULUAN
Investasi
menurut
Halim
(2005:4),
merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini
dengan harapan untuk memperoleh keuntungan
dimasa mendatang. Dengan kata lain, dengan
perusahaan melakukan sebuah investasi untuk
beberapa tahun kedepan maka keuntungan yang
diperoleh akan nampak pada masa sekarang, dan
dimasa mendatang mereka bisa menikmati
keuntungan yang didapatkan (Halim, 2005:4).
Menurut fahmi (2012:2) tujuan dari investasi adalah
untuk mendapatkan sebuah keuntungan yang
diharapakan, selain itu untuk mendapatkan
kesejahteraan jalannya perusahaan. Pada perusahaan
jasa seperti transportasi, maka komponen utama
sebagai jalannya operasional perusahaan adalah
aktiva tetap berwujud. Aktiva tetap berwujud berupa
kendaraan, mesin-mesin, maupun peralatan dan
perlengkapan.
Aktiva tetap merupakan aktiva berwujud
yang bisa digunakan atau dibangun terlebih dahulu
yang digunakan dalam operasional perusahaan
(Prabowo, 2006:209). Apabila perusahaan ingin
menambah jumlah aktiva tetap ataupun mengganti
aktiva tetap, maka perusahaan perlu menganalisis
tentang kelayakannya. Analisis kelayakanaktiva
tetap bisa menggunakan beberapa metode, salah satu
metode yang bisa digunakan untuk menilai
kelayakan investasi aktiva tetap dalah metode capital
budgeting (Syamsuddin, 2011:438). Kelayakan
investasi aktiva tetap merupakan pengkajian atau
penilaian yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mengetahui apakah perlu adanya pergantian atau
penambahan aktiva tetap pada perusahaan (Ichsan,
dkk 2002:2). Tujuan dari penilaian kelayakan aktiva
tetap pada perusahaan adalah untuk menghindari
keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar
untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan
(Husnan dan Muhammad, 2000:7).
Sedangkan capital budgeting merupakan
investasi jangka panjang untuk memperolah
keuntungan di masa mendatang, atau pengeluaran
modal saat ini untuk memperoleh keuntungan masa
mendatang dalam jangka panjang (Ari dan Darsono,
2013:273). Dalam perencanaan investasi aktiva tetap
harus dikaji dengan matang, hal ini dilakukan untuk
menghindari tingkat kerugian yang akan diterima
oleh perusahaan. Metode capital budgeting adalah
salah satu penilaian perencanaan investasi yang bisa
membantu dalam memutuskan langkah yang diambil
oleh perusahaan terkait penambahan atau
penggantian aktiva tetap pada perusahaan jasa
(Fortunatela dkk, 2014:2). Menurut (Syamsuddin,
2011:438) analisis capital budgeting menggunakan
beberapa teknik yaitu Average Rate of Return
(ARR), Payback Period, Net Present Value (NPV),
B/C Ratio, dan Internal Rate of Return (IRR).
Metode-metode tersebut masing-masing akan
memberikan penilaian tentang kelayakan investasi
yang akan dilakukan oleh perusahaan (Syamsuddin,
2011:438).
Diberitakan oleh suara.com (2015), Presiden
Joko Widodo menjelaskan mengenai pariwisata
Indonesia pada 2015 tumbuh di atas rata-rata negara
lain di dunia. Tercatat menurut data Badan Pusat
Statistik (BPS) pertumbuhan pariwisata Indonesia
tahun 2015 sebesar 7,2 persen atau di atas
pertumbuhan pariwisata dunia sebesar 4,4 persen.
Pertumbuhan pariwisata Indonesia tercatat jauh lebih
baik dibandingkan negara kompetitor Malaysia pada
Januari-Juni 2015 minus 9,4 persen, dan Singapura
pada Januari-Desember 2015 tumbuh nol persen,
sedangkan Thailand tumbuh di atas Indonesia
sebesar 23 persen selama Januari-Desember
2015.Suryamalang.com, Klojen (2016)Kepala Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota
Malang Ida Ayu Made Wahyunimenunjukkan data
kunjungan wisatawan domestik baru 1,95 juta
kunjungan dan wisatawa asing 5.498 kunjungan pada
2013. Setahun setelahnya, naik menjadi kunjungan
wisatawan domestik 2,43 juta kunjungan dan
wisatawan
asing
6.025
kunjungan.
Dari
pertumbuhan pariwisata dan juga pariwisatawan di
Indonesia mendukung perusahaan jasa untuk
melakukan perluasan usaha. Perluasan usaha
tersebut dilakukan untuk meningkatkan daya saing
pada bidang jasa khususnya transportasi, karena
dengan naiknya tingkat pariwisata di Indonesia,
maka semakin naik pula transportasi yang digunakan
oleh wisatawan untuk melakukan aktifitasnya.
Salah satu perusahaan yang melakukan
perluasan usahanya adalah PT. Citra Perdana
Kendedes Malang. PT. Citra Perdana Kendedes
merupakan perusahaan transportasi “Taksi” pertama
di kota Malang, beralamatkan di Jalan Bunga merak
no.2 kota Malang. Guna mengantisipasi persaingan
yang semakin tinggi pada perusahaan taksi lainnya di
kota Malang, maka PT. Citra Perdana Kendedes
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No. 1 Desember 2017|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
158
selalu melakukan penilaian dan pengkajian terhadap
aktiva tetapnya. Penilaian tersebut berupa kelayakan
taksi yang digunakan untuk mengantarkan konsumen
ke tempat tujuan.
d.
2.
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Investasi
Investasi dapat diartikan sebagai penempatan
sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk
memperoleh keuntungan dimasa mendatang (Halim,
2005:4).Investasi adalah menempatkan uang atau
dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan
atau keuntungan tertentu atas uang atau dana yang
ditempatkan tersebut (Kamaruddin, 2004:3).
Menurut Fahmi (2012:2),untuk mencapai
efektifitas dan efisiensi dalam mengambil keputusan,
diperlukan perencanaan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan perusahaan. Begitu pula halnya dalam
bidang investasi, kita perlu menetapkan tujuan yang
hendak dicapai. Tujuan tersebut antara lain:
a. Terciptanya keberlanjutan (continuity) dalam
investasi tersebut.
b. Terciptanya profit yang maksimum atau
keuntungan yang diharapkan (profit actual).
c. Terciptanya kemakmuran bagi para pemegang
saham.
d. Turut memberikan andil bagi pembangunan
bangsa.
2.2. Aset Tetap
Aset tetap atau yang biasa disebut aktiva
tetap merupakan salah satu aset utama entitas,
terutama yang bergerak dalam bidang manufaktur,
utilitas, pertambangan dan mineral, dan beberapa
industri lainnya (Hans dkk, 2012:315).
Menurut Baridwan, 2014: 274-275 untuk
menentukan besarnya harga perolehan suatu aktiva
berlaku prinsip yang menyatukan bahwa semua
pengeluaran sejak pembelian aktiva sampai dipakai
harus dikapitalisasi (dibebankan). Berikut adalah
jenis harga perolehan aktiva tetap:
a. Tanah
Tanah yang digunakan oleh perusahaan untuk
mendirikan sebuah bangunan dicatat dalam
rekening tanah.
b. Bangunan
Bangunan merupakan gedung yang diperoleh dari
pembelian,
harga
perolehannya
harus
dialokasikan pada tanah dan gedung.
c. Mesin dan Alat
e.
f.
g.
Mesin di dalam perusahaan terdiri dari dua jenis
yaitu mesin yang dibuat sendiri oleh perusahaan
dan mesin yang disewa oleh perusahaan dari
pihak lain.
Alat-alat Kerja
Alat-alat kerja yang dimiliki bisa berupa alat-alat
untuk mesin atau alat-alat tangan seperti catut dan
pukul besi.
Perabot dan Alat-alat Kantor
Perabot termasuk meja, kursi, almari yang ada di
dalam perusahaan. sedangkan alat kantor
termasuk mesin ketik, mesin hitung sehingga
depresiasinya dibebankan pada masing-masing
fungsi tersebut.
Kendaraan
Harga perolehan kendaraan ini didepresiasi
selama masa penggunaan karena memiliki umur
ekonomis.
Tempat barang yang dapat dikembalikan
(Returnable container)
Returnable container merupakan barang yang
dipakai dari produk yang dijual kemudian akan
disusutkan selama umur penggunaan.
2.3. Capital Budgeting
Penganggaran modal (capital budgeting)
adalah investasi jangka panjang untuk memperolah
keuntungan di masa mendatang, atau pengeluaran
modal saat ini untuk memperoleh keuntungan masa
mendatang dalam jangka panjang (Ari dan Darsono,
2013:273).Perusahaan
dalam
melakukan
perencanaan investasi aset tetap diperlukan suatu
analisis dan perhitungan yang matang. Proses
perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai
pengeluaran dana yang terkait dengan investasi aset
tetap sering disebut penganggaran modal atau capital
budgeting (Fortunela dkk, 2014:2).
Ada dua teknik sederhana dalam capital
budgeting yang seringkali digunakan untuk
menentukan apakah alternatif capital expenditure
dapat diterima atau tidak. Kedua teknik tersebut
adalah average rate of return dan payback period
(Syamsuddin, 2011:438).
Average rate of returndidasarkan atas jumlah
keuntungan bersih sesudah pajak (EAT) yang
tampak dalam laporan rugi laba. Pengukuran dengan
teknik rate of return ini sering pula disebut dengan
istilah “accounting rate of return” yang
perhitungannya dilakukan sebagai berikut:
Average rate of return=
π΄π‘£π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘”π‘’π‘’π‘Žπ‘Ÿπ‘›π‘–π‘›π‘”π‘Žπ‘“π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘₯𝑒𝑠
π΄π‘£π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘”π‘’ π‘–π‘›π‘£π‘’π‘ π‘‘π‘šπ‘’π‘›π‘‘
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No. 1 Desember 2017|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
159
(Syamsuddin, 2011:438).
Kriteria:
ARR <discount factor = Tidak layak
ARR >discount factor = Layak
Di samping average rate of return, metode
sederhana yang juga sering digunakan adalah
payback period. Payback periodmerupakan
perhitungan atau penentuan jangka waktu yang
dibutuhkan untuk menutup initial investmentdari
suatu proyek dengan menggunakan cash inflow yang
sama dari tahun ke tahun dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut:
Payback period = t +
b−c
d−c
Keterangan:
t = tahun terakhir di mana jumlah cash inflow belum menutup
initial investment.
b = initial investment
c = kumulatif cash inflow pada tahun ke t
d = jumlah kumulatif cash inflow pada tahun t + 1.
(Syamsuddin, 2011:445-446)
Kriteria:
PP > periode maksimum investasi = Tidak Layak
PP < periode maksimum investasi = Layak
2.4. Studi Kelayakan
Studi kelayakan proyek didefinisikan sebagai
suatu studi secara mendalam serta seksama tentang
berbagai aktivitas yang akan dikerjakan dimasa
mendatang untuk melihat atau mengetahui tingkat
kelayakan laba yang akan diperoleh (Ichsan dkk,
2000:2). Studi kelayakan proyek merupakan
perencanaan yang digunakan untuk menganalisis
kelayakan proyek yang paling menguntungkan untuk
dijalankan agar modal yang sudah ditanamkan tidak
menjadi sebuah kerugian bagi perusahaan.
Tujuan dilakukannya studi kelayakan adalah
untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal
yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak
menguntungkan (Husnan dan Muhammad, 2000:7).
Tujuan studi kelayakan proyek adalah untuk
untuk mengetahui apakah suatu proyek akan
mendatangkan keuntungan atau kerugian. Dengan
kata lain, untuk memperkecil tingkat resiko kerugian
dan memastikan bahwa investasi yang akan
dilakukan memang menguntungkan (Subagyo,
2007:15).
2.5. Biaya Modal
Biaya modal merupakan biaya yang
ditanggung oleh perusahaan karena perusahaan
menggunakan modal dari pihak ketiga. Yang
dimaksud pihak ketiga adalah kreditur dan pemilik
perusahaan (Dewi dkk, 2014:10).Biaya modal
merupakan tingkat pendapatan minimum yang
diisyaratkan pemilik modal. Dari sudut pandang
perusahaan yang memperoleh dana, tingkat dana
yang diisyaratkan tersebut merupakan biaya atas
dana yang diperoleh perusahaan (Made, 2011:133).
Jadi bisa dsimpulkan biaya modal merupakan biaya
yang dikeluarkan oleh perusahaan sebagai biaya
operasional perusahaan.
Arthur dkk, (2000:448-450),ada empat faktor
yang menentukan biaya modal perusahaan, yaitu:
a. Kondisi perekonomian secara umum
Kondisi perekonomian secara umum menentukan
permintaan dan penawaran modal dalam
perekonomian, begitu juga dengan tingkat inflasi
yang diperkirakan.
b. Kondisi pasar
Bila investor membeli sekuritas dengan risiko
yang besar, diperlukan tambahan pengembalian
untuk membuat investasi tersebut menarik.
c. Keputusan operasi dan keuangan.
Risiko, atau variabel pengembalian, adalah hasil
keputusan yang dibuat perusahaan. risiko hasil
keputusan ini umumnya dibagi menjadi dua tipe:
risiko usaha dan risiko keuangan.
d. Jumlah pembiayaan
Faktor terakhir yang menentukan biaya dana
perusahaan adalah jumlah pembiayaan yang
diisyaratkan perusahaan.
2.6. Leasing
Leasing merupakan pembiayaan dengan cara
pihak yang membutuhkan harta atau pihak penyewa
(lessee) membuat perjanjian dengan pihak yang
menyewakan (lessor) atas penyediaan barang yang
dibutuhkan oleh lessee. Dengan pembiayaan modal
leasing, lessor tetap memiliki hak atas harta yang
disewakan.
Jika
lessee
tidak
memenuhi
kewajibannya membayar sewa, maka lessor dapat
menarik harta tersebut (Lestari,dkk 2014:307).
2.7. Aliran Kas (Cash Flow)
Aliran Kas (Cash Flow)merupakan aliran kas
yang ada di perusahaan dalam periode waktu
tertentu. Cash flow menunjukkan berapa kas yang
masuk dalam perusahan dan apa saja jenis
pemasukannya. Cash flow juga menggambarkan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No. 1 Desember 2017|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
160
jenis uang yang keluar dan jenis pengeluarannya
(Sucipto, 2011:171).
2.8. Penyusutan
Penyusutan bukanlah
proses di mana
perusahaan
mengakumulasikan
dana
untuk
mengganti aktiva tetapnya. Penyusutan bukan pula
cara untuk menghitung nilai yang berlaku dari aktiva
tetap. Penyusutan adalah alokasi yang sistematis dari
harga perolehan aktiva selama periode-periode
berbeda yang memperoleh manfaat dari penggunaan
suatu aktiva (Stice dkk, 2005:104).
Penyusutan merupakan alokasi biaya
properti, bangunan, dan peralatan sepanjang masa
manfaatnya.
Jika
suatu
operasi
tidak
menguntungkan, penyusutan akan menjadi biaya
yang tidak dapat dihindari, sehingga menambah
kerugian (Wild dkk, 2005:305).
2.9. Pengukuran Peramalan dan Permintaan
Jumingan (2009:95), permasalahan yang
dihadapi dalam mengadakan analisis permintaan,
baik sejak analisis ekonomi, industri, maupun
permintaan proyek adalah mengukur permintaan
sekarang dan meramalkan kondisi-kondisi tersebut
pada masa yang akan datang. Mengukur permintaan
sekarang berarti menganalisa kondisi sekarang dan
sebelumnya sebagai sumber informasi untuk
memprediksi keadaan masa lalu akan berulang
kembali di masa datang. Mengukur permintaan
sekarang yakni dengan melihat pasar potensial dan
pangsa pasar.
Jumingan (2009:96), meramal produksi dan
penjualan suatu produk /jasa yang permintaannya
stabil dari waktu ke waktu dan tidak ada persaingan
relatif lebih mudah dibandingkan dengan
meramalkan produksi atau penjualan produk/jasa
yang memiliki kondisi sebaliknya. Padahal dalam
kenyataan, sebagian besar pasar, permintaan pasar
keseluruhan dan permintaan produk/jasa bisnis
sangat tidak stabil. Oleh karena itu, peramalan
menjadi hal yang sangat penting sekali.
Teknik peramalan bisa pula dikelompokkan
ke dalam analisis kualitatif dan kuantitatif. Teknik
kualitatif
biasanya
merupakan
peramalan
berdasarkan pendapat suatu pihak, dan datanya tidak
bisa dibuat dalam angka. Teknik peramalan tersebut
misalnya peramalan pendapat (judgment forecast)
dan peramalan dengan menggunakan survei.
Sebaliknya, teknik peramalan kuantitatif merupakan
teknik peramalan yang mendasarkan pada data masa
lalu dan dapat dibuat dalam bentuk angka serta
berasumsi bahwa keadaan masa lalu akan berulang
kembali di masa yang akan datang. Untuk
menghitung
peramalan
perminttan
dengan
menggunakan metode trend linier. Metode trend
linier merupakan metode yang digunakan jika data
masa lalu yang tersedia menunjukkan grafik linier
dari tahun ke tahun.
3.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus.
Lokasi penelitian dilakukan pada PT. Citra Perdana
Kendedes yang beralamatkan di JL. Bunga Merak
no.2, Lowokwaru, Kota Malang.Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang
dilakukan
adalah
observasi
(pengamatan),wawancara,
dan
dokumentasi.
Berdasarkan teknik pengumpulan data,maka
instrumen yang digunakan adalah pedoman
dokumentasi.Tahap – tahap analisis data yang
digunakan oleh peneliti dalam penyusunan kegiatan
penelitian ini adalah:
1. Investasi Aktiva Tetap meliputi:
a) Jumlah kebutuhan armada
b) Jumlah investasi awal yang dibutuhkan
perusahaan dalam melakukan investasi aktiva
tetap
c) Perhitungan biaya penyusutan dengan
menggunakan metode garis lurus=
π»π‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘Žπ‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘œπ‘™π‘’β„Žπ‘Žπ‘› − π‘π‘–π‘™π‘Žπ‘–π‘†π‘–π‘ π‘Ž
π‘ˆπ‘šπ‘’π‘ŸπΈπ‘˜π‘œπ‘›π‘œπ‘šπ‘–π‘ 
(Sitanggang, 2013:12)
d) Perhitungan sumber modal aktiva tetap
e) Perhitungan estimasi biaya
f) Perhitungan estimasi laba bersih sesudah pajak
(EAT)
g) Perhitungan estimasi cash inflow
h) Perhitungan estimasi incremental cash flow
2. Metode Capital Budgeting yang digunakan dalam
menghitung kelayakan investasi aktiva tetap
a) Metode Average Rate of Return (ARR)
Average rate of return=
Average EAT =
π΄π‘£π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘”π‘’π‘’π‘Žπ‘Ÿπ‘›π‘–π‘›π‘”π‘Žπ‘“π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘₯𝑒𝑠
π΄π‘£π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘”π‘’ π‘–π‘›π‘£π‘’π‘ π‘‘π‘šπ‘’π‘›π‘‘
Ʃ𝐸𝐴𝑇
𝑛
Rata-rata investasi =
π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘–π‘›π‘£π‘’π‘ π‘‘π‘Žπ‘ π‘–
2
(Syamsuddin, 2011:437-460)
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No. 1 Desember 2017|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
161
Kriteria:
ARR <discount factor = Tidak layak
ARR >discount factor = Layak
b) Metode Payback Period (PP)
Payback period
b−c
=t + d−c
(Syamsuddin, 2011:437-460)
Kriteria:
PP > periode maksimum investasi = Tidak Layak
PP < periode maksimum investasi = Layak
c) Metode Net Present Value (NPV)
NPV = Present cash inflow – present
(Syamsuddin, 2011:437-460)
value investasi
Kriteria:
NPV > 0 = Usaha Layak
NPV = 0 = Break Event Point (BEP)
NPV < 0 = Tidak Layak
d) Metode B/C Ratio
π‘ƒπ‘Ÿπ‘’π‘ π‘’π‘›π‘‘ π‘£π‘Žπ‘™π‘’π‘’ π‘π‘Žπ‘ β„Ž π‘–π‘›π‘“π‘™π‘œπ‘€
B/C ratio = π‘ƒπ‘Ÿπ‘’π‘ π‘’π‘›π‘‘ π‘£π‘Žπ‘™π‘’π‘’ π‘–π‘›π‘–π‘‘π‘–π‘Žπ‘™ π‘–π‘›π‘£π‘’π‘ π‘‘π‘šπ‘’π‘›π‘‘
(Syamsuddin, 2011:437-460)
Kriteria:
B/C ratio> 1 = Layak
B/C ratio< 1 = Tidak Layak
e) Metode Internal Rate of Return (IRR)
Teknik ini mungkin yang paling banyak
digunakan, tetapi perhitungannya lebih sulit
dibandingkan dengan teknok NPVatau B/C
ratio. Internal rate of return (IRR) didefinisikan
sebagai tingkat discount atau bunga yang akan
menyamakan present value cash inflow dengan
jumlah initial investment dari proyek yang
sedang dinilai.
(Syamsuddin, 2011:437-460)
Kriteria:
IRR π cost of capital
Dan akan ditolak apabila
IRR <cost of capital.
4.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Investasi Aktiva Tetap pada PT.
Citra Perdana Kendedes
4.1.1. Jumlah Kebutuhan Armada
a. Estimasi Permintaan
Tabel 1. Estimasi Permintaan Pesanan Taksi Tahun
2017 – 2026
Tahun
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
X
2
3
4
5
6
7
8
Y = 12.317 + 725x
13.767
14.492
15.217
15.942
16.667
17.392
18.117
2024
2025
2026
9
10
11
18.842
19.567
20.292
Sumber: Data Diolah
a = Y : n = 31500 : 3 = 10.500
b = xy : x 2 = 500 : 2 = 250
Sehingga dapat diperoleh fungsi sebagai berikut:
Y = a + bx
Y = 10.500 + 250x
Dari hasil estimasi realisasi permintaan
pesanan taksi pada PT. Citra Perdana Kendedes
dengan menggunakan metode trend linier
berdasarkan data permintaan tahun 2014 - 2016,
maka diperoleh fungsinya Y = 10.500 + 250x. Fungsi
realisasi permintaan ini dapat digunakan untuk
memprediksi tingkat permintaan pesanan taksi 10
tahun mendatang yakni di tahun 2017 - 2026.
Tabel 2. Estimasi Realisasi Permintaan Pesanan Taksi
Tahun 2017– 2026
Tahun
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
X
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Y = 10.500 + 250x
11.000
11.250
11.500
11.750
12.000
12.250
12.500
12.750
12.800
12.250
Sumber: Data Diolah
Estimasi realisasi permintaan mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Dibandingkan
dengan estimasi permintaan 2017 – 2027, estimasi
realisasi permintaan memiliki angka yang lebih
besar. Maka sudah bisa dikatakan jika perusahaan
ingin mengganti armada untuk menaikkan tingkat
permintaan pesanan taksi maka hal itu bisa atau layak
untuk dilakukan.
4.1.2. Rencana
Penetapan
PenambahanArmada Taksi
Kebutuhan
Tabel 3. Data Rencana Armada yang akan di Beli
(Dalam Rupiah)
Estimasi Permintaan
Estimasi Realisasi
Pesanan
Permintaan
13.767
11.000
14.492
11.250
15.217
11.500
15.942
11.750
16.667
12.000
17.392
12.250
18.117
12.500
18.842
12.750
19.567
12.800
20.292
12.250
Jumlah Armada yang akan dibeli
Armada yang akan
dibeli
1,25
1,28
1,32
1,35
1,38
1,41
1,44
1,47
1,52
1,65
14,07
Sumber: Data Diolah
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No. 1 Desember 2017|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
162
4.1.3. Nilai Initial Investment
Pembelian Armada Baru
Toyota Innova
Rp. 292.400.000 x 10 = Rp.
2.924.000.000
Toyota New Vios
Rp. 275.200.000 x 4 = Rp.
1.100.800.000
Argometer
Rp. 1.680.000 x14 = Rp.
23.520.000
Logo dan Sticker
Rp
235.000 x 14 = Rp.
3.290.000
Biaya Administrasi Rp
513.000 x 14 = Rp.
7.182.000
Biaya izin Operasi
Rp
280.000 x 14 = Rp.
3.920.000+
Total
Initial
InvestmentRp.
4.062.712.000
Penambahan armada PT. Citra Perdana
Kendedes yang direncanakan sebanyak 14 armada,
dengan harga perolehan Rp. 4.062.712.000 dan umur
ekonomisnya 10 tahun. Kemudian didapatkan nilai
sisa 15% dari harga perolehan yaitu sebesar Rp.
609.406.800.
4.1.4. Biaya Modal
Tabel 4. Perhitungan Biaya Modal Rata-rata
tertimbang (WACC)
Sumber Modal
Biaya
Modal
60,9%
14,7%
DF
Modal Sendiri
Modal Pinjaman
Proporsi
30%
70%
Biaya Modal Ratarata Tertimbang
18,27%
10,29%
28,56%
Sumber: Data Diolah
4.1.5. Estimasi Pendapatan
Tabel 5. Perhitungan Estimasi Pendapatan setelah
Penambahan Armada 2017-2026 (Dalam Rupiah)
Tahun
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
X
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Y = 5.517.378.774 + 294.512.500x
6.106.403.774
6.400.916.274
6.695.428.774
6.989.941.274
7.284.453.774
7.578.966.274
7.873.478.774
8.167.991.274
8.462.503.774
8.757.016.274
Sumber: Data Diolah
Perusahaan berasumsi apabila armada taksi
tidak ditambah maka perusahaan tidak bisa
memenuhi permintaan yang tinggi, dan pendapatan
yang diperoleh oleh perusahaan akan menurun 15%.
Berikut adalah data pendapataan jika armada taksi
tidak diganti.
Tabel 6. Perhitungan Pendapatan sebelum
Penambahan Armada 2017-2026 (Dalam Rupiah)
Pendapatan Setelah
Penambahan
6.106.403.774
6.400.916.274
6.695.428.774
6.989.941.274
7.284.453.774
7.578.966.274
7.873.478.774
8.167.991.274
8.462.503.774
8.757.016.274
Penurunan
Pendapatan
85%
85%
85%
85%
85%
85%
85%
85%
85%
85%
Pendapatan Sebelum
Penambahan
5.190.443.208
5.440.778.833
5.691.114.458
5.941.450.083
6.191.785.708
6.442.121.333
6.692.456.958
6.942.792.583
7.193.128.208
7.443.463.833
Sumber: Data Diolah
4.1.6. Estimasi biaya
a. Estimasi Beban Operasional
Tabel 7. Perhitungan Estimasi Biaya Pemeliharaan
Kendaraan setelah Penambahan Armada 2017 – 2026
(Dalam Rupiah)
Tahun
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
X
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Y = 1.346.808.167 + 119.838.250x
1.586.484.667
1.706.322.917
1.826.161.167
1.945.999.417
2.065.837.667
2.185.675.917
2.305.514.167
2.425.352.417
2.545.190.667
2.665.028.917
Sumber: Data Diolah
Perusahaan mengasumsikan jika armada
taksi tidaknditambah dengan yang baru selisih biaya
perawatan armada lama dengan armada baru sebesar
15%.
Tabel 8. Perhitungan Estimasi Biaya Ijin
Rekomendasi Surat Tahun 2017 – 2026 (Dalam
Rupiah)
Tahun
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
X
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Y = 124.107.225 + 12.399.824x
148.906.873
161.306.697
173.706.521
186.106.345
198.506.169
210.905.993
223.305.817
235.705.641
248.105.465
260.505.289
Sumber: Data Diolah
Tabel 8. Perhitungan Estimasi Biaya Pengemudi PT.
Citra Perdana Kendedes Tahun 2017 – 2026 ( Dalam
rupiah)
Tahun
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
X
2
3
4
5
6
7
8
Y = 239.170.600 + 26.005.400x
291.181.400
317.186.800
343.192.200
369.197.600
395.203.000
421.208.400
447.213.800
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No. 1 Desember 2017|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
163
2024
2025
2026
9
10
11
473.219.200
499.224.600
525.230.000
4.2. Analisis Capital Budgeting
4.2.1. Metode Average Rate of Return (ARR)
Total EAT
Average EAT
=
n
Sumber: Data Diolah
22.215.593.491
Average Investment
=
10
= 2.221.559.349
πΌπ‘›π‘–π‘‘π‘–π‘Žπ‘™ πΌπ‘›π‘£π‘’π‘ π‘‘π‘šπ‘’π‘›π‘‘
=
2
ARR
=
2
= 2.031.356.000
π΄π‘£π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘”π‘’ 𝐸𝐴𝑇
= π΄π‘£π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘”π‘’ πΌπ‘›π‘£π‘’π‘ π‘‘π‘šπ‘’π‘›π‘‘
b. Biaya Non operasional
Tabel 9. Perhitungan Estimasi Biaya Gaji dan
Kesejahteraan PT. Citra Perdana Kendedes Tahun
2017 – 2026 (Dalam Rupiah)
Tahun
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
X
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Y = 719.538.874 + 11.069.740x
741.678.354
752.748.094
763.817.834
774.887.574
785.957.314
797.027.054
808.096.794
819.166.534
830.236.274
841.306.014
Sumber: Data Diolah
Tabel 10. Perhitungan Estimasi Biaya Umum &
Administrasi PT. Citra Perdana Kendedes Tahun
2017 – 2026 (Dalam Rupiah)
Tahun
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
X
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Y = 185.728.783 + 8.186.875x
202.102.533
210.289.408
218.476.283
226.663.158
234.850.033
243.036.908
251.223.783
259.410.658
267.597.533
275.784.408
Sumber: Data Diolah
Tabel 11. Perhitungan Depresiasi Armada Baru
(Dalam Rupiah)
Tahun
Biaya
Penyusutan
Akumulasi
Penyusutan
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
345.330.520
345.330.520
345.330.520
345.330.520
345.330.520
345.330.520
345.330.520
345.330.520
345.330.520
345.330.520
345.330.520
690.661.040
1.035.991.560
1.381.322.080
1.726.652.600
2.071.983.120
2.417.313.640
2.762.644.160
3.107.974.680
3.453.305.200
Nilai Residu
4.062.712.000
3.717.381.480
3.372.050.960
3.026.720.440
2.681.389.920
2.336.059.400
1.990.728.880
1.645.398.360
1.300.067.840
954.737.320
609.406.800
Sumber: Data Diolah
Tabel 12. Perhitungan Angsuran Pinjaman
Tahun
Pinjaman
Bunga 18%
Total
Angusran Per tahun
2017
2.843.898.400 511.901.712 3.355.800.112
1.307.978.494
2018
2.047.821.618 368.607.891 2.416.429.509
1.307.978.494
2019
1.108.451.015 199.521.183 1`.307.972.198
1.307.978.494
Sumber: Data Diolah
4.062.712.000
=
2.221.559.349
2.031.356.000
= 1,09 atau 109%
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka
didapatkan nilai ARR sebesar 109%. Karena ARR
119% > discount factor 28,56% maka penambahan
armada taksi pada PT. Citra Perdana Kendedes dari
perhitungan ARR layak untuk dijalankan.
4.2.2. Metode Payback Period (PP)
Payback period
=
πΌπ‘›π‘–π‘‘π‘–π‘Žπ‘™ π‘–π‘›π‘£π‘’π‘ π‘‘π‘šπ‘’π‘›π‘‘
πΆπ‘Žπ‘ β„Ž π‘–π‘›π‘“π‘™π‘œπ‘€
b−c
= t + d−c
=4+
4.062.712.000− 3.805.720.240
4.926.477.619−3.805.720.240
256.991.760
= 4 + 1.120.757.379
= 4 + 0,22
= 4,22
0,22 x 12 bulan = 2,64 bulan
= 3 bulan
0,22 x 30 hari
= 6,6 hari
= 7 hari
Payback period = 4 tahun 3 bulan 7 hari
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat
disimpulkan bahwa payback period dari rencana
investasi yang dilakukan oleh PT. Citra Perdana
Kendedes adalah selama 4 tahun 3 bulan 7 hari.
Karena perhitungan payback period selama 4 tahun
3 bulan 7 hari < periode maksimum investasi 10
tahun, maka penambahan armada taksi dari
perhitungan payback period layak untuk dijalankan.
4.2.3. Net Present Value (NPV)
Tabel 13. Perhitungan Net Present Value
Tahun
2017
2018
2019
2020
2021
Incremental
Cash Inflow
864.296.906
916.154.889
979.989.669
1.045.278.776
1.120.757.379
DF (28,29%)
PV Cash Inflow
0,779
0,607
0,473
0,369
0,287
673.287.289
650.451.721
625.941.869
591.381.064
550.135.047
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No. 1 Desember 2017|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
164
2022
1.148.370.236
2023
1.186.851.275
2024
1.221.599.546
2025
1.256.347.818
2026
1.874.221.008
Total PV Cash Inflow
Initial Investment
NPV
0,224
0,174
0,136
0,106
0,082
475.425.313
397.904.204
310.959.185
215.847.314
163.205.972
4.654.538.978
4.062.712.000
591.826.978
Dari perhitungan diatas diperoleh IRR
sebesar 44,76 %. Karena perhitungan ARR 44,76%
> cost of capital 28,56% maka penambahan armada
PT. Citra Perdana Kendedes dari perhitungan ARR
layak untuk dijalankan.
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan hasil perhitungan di atas NPV
sebesar 591.826.978. Karena NPV 591.826.978 > 0
maka penambahan armada taksi PT. Citra Perdana
Kendedes dari perhitungan NPV layak untuk
dijalankan.
4.2.4. Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)
B/C Ratio
=
=
π‘ƒπ‘Ÿπ‘’π‘ π‘’π‘›π‘‘ π‘‰π‘Žπ‘™π‘’π‘’ πΆπ‘Žπ‘ β„Ž πΌπ‘›π‘“π‘™π‘œπ‘€
π‘ƒπ‘Ÿπ‘’π‘ π‘’π‘›π‘‘ π‘‰π‘Žπ‘™π‘’π‘’ πΌπ‘›π‘–π‘‘π‘–π‘Žπ‘™ πΌπ‘›π‘£π‘’π‘ π‘‘π‘šπ‘’π‘›π‘‘
4.654.538.978
4.062.712.000
= 1,146
Dari perhitungan di atas diperoleh B/C Ratio
sebesar 1,146. Karena B/C ratio sebesar 1,146 > 1
maka penambahan armada taksi PT. Citra Perdana
Kendedes layak untuk dijalankan.
4.2.5. Metode Internal Rate of Return
Tabel 14. Perhitungan IRR menggunakan cara Trial
Error
Tahu
Incremental
n
Cash Inflow
2017
864.296.906
2018
916.154.889
2019
979.989.669
2020 1.045.278.776
2021 1.120.757.379
2022 1.148.370.236
2023 1.186.851.275
2024 1.221.599.546
2025 1.256.347.818
2026
1.874.221.008
Total
Present
Value
Cash
Inflow
Initial Investment
NPV
Df
(44%)
0,740
0,482
0,334
0,232
0,161
0,112
0,077
0,054
0,037
0,026
PV Cash
Flow
639.579.711
582.519.953
563.534.650
535.176.428
500.535.968
434.988.726
366.086.772
287.691.883
200.823.816
152.525.367
DF
(45%)
0,689
0,475
0,328
0,226
0,156
0,107
0,074
0,051
0,035
0,24
4.264.103.492
4.062.712.000
201.391.492
PV Cash
Flow
595.500.568
558.679.537
539.992.999
511.980.155
477.705.063
412.668.140
344.252.833
266.345.482
179.951.013
131.914.068
3.999.556.118
4.062.712.000
-63.155.882
Sumber: Data Diolah
Tabel 15. Perhitungan Interpolasi
DF
PV
44%
Sesungguhnya
45%
PV
4.264.103.492
4.264.103.492
-
4.062.712.000
3.999.556.118
-
264.547.374
201.391.492
Sumber: Data Diolah
201.391.492
IRR = 44% + (264.547.374) x 1%
= 44% + 0,76 %
= 44,76 %
5.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Average Rate of Return (ARR) : Berdasarkan
perhitungan yang dilakukan , diperoleh ARR
sebesar 109%, dimana ARR >discount factor.
Dapat disimpulkan dari perhitungan ARR maka
investasi yang dilakukan oleh perusahaan layak
untuk dijalankan.
2. Payback Period : Berdasarkan perhitungan yang
dilakukan, diperoleh payback period sebesar 4
tahun 3 bulan 7 hari, dimana payback period <
periode maksimum investasi. Dapat disimpulkan
dari perhitungan payback period maka investasi
yang dilakukan layak untuk dijalankan.
3. Net Present Value (NPV) : Berdasarkan
perhitungan yang dilakukan, diperoleh NPV
sebesar 591.826.978, dimana NPV > 0. Dapat
disimpulkan dari perhitungan NPV maka
investasi yang dilakukan layak untuk dijalankan.
4. B/C Ratio : Berdasarkan perhitungan yang
dilakukan, diperoleh B/C Ratio sebesar 1,146,
dimana B/C Ratio >1. Dapat disimpulkan dari
perhitungan B/C Ratio maka investasi yang
dilakukan layak untuk dijalankan.
5. IRR : Berdasarkan perhitungan yang dilakukan,
diperoleh IRR sebesar 44,76% dimana IRR >cost
of capital. Dapat disimpulkan dari perhitungan
IRR maka investasi yang dilakukan layak untuk
dijalankan.
5.2. Saran
1. Dalam melakukan investasi perlu adanya
perhitungan besar keuntungan dan kerugian yang
akan didapatkan oleh perusahaan setelah
melakukan investasi.
2. Berdasarkan analisis kelayakan investasi dengan
menggunakan metode capital budgeting maka
penambahan armada baru layak untuk
dilaksanakan dan perusahaan disarankan untuk
segera melakukan penambahan armada baru pada
tahun 2017 untuk meningkatkan tingkat
pendapatan yang didapatkan.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No. 1 Desember 2017|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
165
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad,
Kamaruddin. 2004. Dasar-dasar
Manajemen Investasi dan Portfolio. Jakarta:
Sinar Grafika.
Baridwan Zaki. 2004. Intermediate Accounting :
Edisi Kedelapan. BPFE Yogyakarta
Fahmi, Irham. 2012. Manajemen Investasi. Jakarta
Selatan: Salemba Empat.
Stice, K. Earl, dan James D. Stice, K. Fred Skousen.
2005. Akuntasi Intermediate. Edisi lima belas.
Jakarta: Salemba empat.
Subagyo, Ahmad. 2007. Study Kelayakan Teori dan
Aplikasi. Jakarta:PT Elex Media Komputindo.
Sucipto A. 2011. Studi Kelayakan
Malang:UIN Maliki Press.
Bisnis.
Halim, abdul. 2005. Manajemen Keuangan. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Sudana, I made. 2011. Manajemen Keuangan
Perusahaan Teori & Praktik. Jakarta:
Erlangga.
Husnan, Suad dan Suwarsono Muhammmad. 2000.
Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta: Unit
Penerbit dan Percetakan.
Syamsuddin, Lukman. 2011. Manajemen Keuangan
Perusahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Ichsan. Moch, Kusnadi, dan M.Syaifi. 2000. Studi
Kelayakan Proyek Bisnis. Malang: Universitas
Brawijaya.
Utari,
Keown J.Arthur , David F.scott Jr, John D. Martin,
dan J.William Petty. 2000. Dasar-dasar
Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba
Empat.
Wild, J. John dan K. R. Subrayaman, Robert F.
Halsey. 2005. Analisis Laporan Keuangan.
Jakarta: Salemba Empat.
Jumingan. 2009. Studi Kelayakan Bisnis teori &
pembuatan proposal kelayakan. Jakarta: Bumi
aksara.
“Pariwisata Indonesia di 2015 Tumbuh Melebihi
Pariwisata Dunia”, diakses pada tanggal 29
November
2016
darihttp://www.suara.com/bisnis/2016/02/03/
015525/pariwisata-indonesia-di-2015tumbuh-melebihi-pariwisata-dunia.
Sitanggang, J.P. 2013. Manajemen Keuangan
Perusahaan Lanjutan dilengkapi soal dan
penyelesaiannya. Edisi pertama. Jakarta: Mitra
Wacana Media.
Dewi dan Ari Purwanti, Darsono
Prawironegoro. 2014. Manajemen Keuangan.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
Internet:
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No. 1 Desember 2017|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
166
Download