ANALISIS CAPITAL BUDGETING UNTUK MENILAI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP (Studi Kasus pada PT Citra Perdana Kendedes, Malang) Ana Ribudiningsih Sri Mangesti Rahayu Zahroh Z.A Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang Email : [email protected] ABSTRACT Fixed assets are a key component of a service company. PT. Citra Perdana Kendedes plans to increase the fixed assets of the taxi fleet in order to meet high demand levels and also to expand market share.The type of research used is descriptive research with case study approach. The purpose of this study is to determine whether or not worthy of the addition of fleet at PT. Citra Perdana Kendedes with capital budgeting method. Capital budgeting method used is Average Rate of Return (ARR), Payback Period, Net Present Value (NPV), B / C Ratio and Internal Rate of Return (IRR).The result of the analysis shows the Average Rate of Return (ARR) obtained by 109%, Payback Period of 4 years 3 months 7 days, Net Present Value (NPV) of 591.826.978, B / C ratio of 1.146, and Internal Rate of Return IRR) of 44,76%, so investment is feasible to run. Keywords : Fixed Assets, Capital Budgeting, Average Rate Of Return , Payback Period, Net Present Value, B / C Ratio And Internal Rate Of Return ABSTRAK Aktiva tetap merupakan komponen utama dalam perusahaan jasa. PT. Citra Perdana Kendedes berencana menambah aktiva tetap yaitu armada taksi dengan tujuan untuk memenuhi tingkat permintaan yang tinggi dan juga untuk memperluas pangsa pasar.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui layak atau tidaknya penambahan armada pada PT. Citra Perdana Kendedes dengan metode capital budgeting. Metode capital budgeting yang digunakan adalah Average Rate of Return (ARR), Payback Period, Net Present Value (NPV), B/C Ratio dan Internal Rate of Return (IRR).Hasil dari analisa menunjukkan Average Rate of Return (ARR) diperoleh sebesar 109%, Payback Period sebesar 4 tahun 3 bulan 7 hari, Net Present Value (NPV) sebesar 591.826.978, B/C ratio sebesar 1,146, dan Internal Rate of Return (IRR) sebesar 44,76%, sehingga investasi layak untuk dijalankan. Kata Kunci: Aktiva Tetap, Capital Budgeting, Average Rate Of Return, Payback Period, Net Present Value, B/C Ratio, Internal Rate Of Return Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No. 1 Desember 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id 157 1. PENDAHULUAN Investasi menurut Halim (2005:4), merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa mendatang. Dengan kata lain, dengan perusahaan melakukan sebuah investasi untuk beberapa tahun kedepan maka keuntungan yang diperoleh akan nampak pada masa sekarang, dan dimasa mendatang mereka bisa menikmati keuntungan yang didapatkan (Halim, 2005:4). Menurut fahmi (2012:2) tujuan dari investasi adalah untuk mendapatkan sebuah keuntungan yang diharapakan, selain itu untuk mendapatkan kesejahteraan jalannya perusahaan. Pada perusahaan jasa seperti transportasi, maka komponen utama sebagai jalannya operasional perusahaan adalah aktiva tetap berwujud. Aktiva tetap berwujud berupa kendaraan, mesin-mesin, maupun peralatan dan perlengkapan. Aktiva tetap merupakan aktiva berwujud yang bisa digunakan atau dibangun terlebih dahulu yang digunakan dalam operasional perusahaan (Prabowo, 2006:209). Apabila perusahaan ingin menambah jumlah aktiva tetap ataupun mengganti aktiva tetap, maka perusahaan perlu menganalisis tentang kelayakannya. Analisis kelayakanaktiva tetap bisa menggunakan beberapa metode, salah satu metode yang bisa digunakan untuk menilai kelayakan investasi aktiva tetap dalah metode capital budgeting (Syamsuddin, 2011:438). Kelayakan investasi aktiva tetap merupakan pengkajian atau penilaian yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengetahui apakah perlu adanya pergantian atau penambahan aktiva tetap pada perusahaan (Ichsan, dkk 2002:2). Tujuan dari penilaian kelayakan aktiva tetap pada perusahaan adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan (Husnan dan Muhammad, 2000:7). Sedangkan capital budgeting merupakan investasi jangka panjang untuk memperolah keuntungan di masa mendatang, atau pengeluaran modal saat ini untuk memperoleh keuntungan masa mendatang dalam jangka panjang (Ari dan Darsono, 2013:273). Dalam perencanaan investasi aktiva tetap harus dikaji dengan matang, hal ini dilakukan untuk menghindari tingkat kerugian yang akan diterima oleh perusahaan. Metode capital budgeting adalah salah satu penilaian perencanaan investasi yang bisa membantu dalam memutuskan langkah yang diambil oleh perusahaan terkait penambahan atau penggantian aktiva tetap pada perusahaan jasa (Fortunatela dkk, 2014:2). Menurut (Syamsuddin, 2011:438) analisis capital budgeting menggunakan beberapa teknik yaitu Average Rate of Return (ARR), Payback Period, Net Present Value (NPV), B/C Ratio, dan Internal Rate of Return (IRR). Metode-metode tersebut masing-masing akan memberikan penilaian tentang kelayakan investasi yang akan dilakukan oleh perusahaan (Syamsuddin, 2011:438). Diberitakan oleh suara.com (2015), Presiden Joko Widodo menjelaskan mengenai pariwisata Indonesia pada 2015 tumbuh di atas rata-rata negara lain di dunia. Tercatat menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan pariwisata Indonesia tahun 2015 sebesar 7,2 persen atau di atas pertumbuhan pariwisata dunia sebesar 4,4 persen. Pertumbuhan pariwisata Indonesia tercatat jauh lebih baik dibandingkan negara kompetitor Malaysia pada Januari-Juni 2015 minus 9,4 persen, dan Singapura pada Januari-Desember 2015 tumbuh nol persen, sedangkan Thailand tumbuh di atas Indonesia sebesar 23 persen selama Januari-Desember 2015.Suryamalang.com, Klojen (2016)Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang Ida Ayu Made Wahyunimenunjukkan data kunjungan wisatawan domestik baru 1,95 juta kunjungan dan wisatawa asing 5.498 kunjungan pada 2013. Setahun setelahnya, naik menjadi kunjungan wisatawan domestik 2,43 juta kunjungan dan wisatawan asing 6.025 kunjungan. Dari pertumbuhan pariwisata dan juga pariwisatawan di Indonesia mendukung perusahaan jasa untuk melakukan perluasan usaha. Perluasan usaha tersebut dilakukan untuk meningkatkan daya saing pada bidang jasa khususnya transportasi, karena dengan naiknya tingkat pariwisata di Indonesia, maka semakin naik pula transportasi yang digunakan oleh wisatawan untuk melakukan aktifitasnya. Salah satu perusahaan yang melakukan perluasan usahanya adalah PT. Citra Perdana Kendedes Malang. PT. Citra Perdana Kendedes merupakan perusahaan transportasi “Taksi” pertama di kota Malang, beralamatkan di Jalan Bunga merak no.2 kota Malang. Guna mengantisipasi persaingan yang semakin tinggi pada perusahaan taksi lainnya di kota Malang, maka PT. Citra Perdana Kendedes Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No. 1 Desember 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id 158 selalu melakukan penilaian dan pengkajian terhadap aktiva tetapnya. Penilaian tersebut berupa kelayakan taksi yang digunakan untuk mengantarkan konsumen ke tempat tujuan. d. 2. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Investasi Investasi dapat diartikan sebagai penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa mendatang (Halim, 2005:4).Investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana yang ditempatkan tersebut (Kamaruddin, 2004:3). Menurut Fahmi (2012:2),untuk mencapai efektifitas dan efisiensi dalam mengambil keputusan, diperlukan perencanaan untuk mencapai tujuan yang diharapkan perusahaan. Begitu pula halnya dalam bidang investasi, kita perlu menetapkan tujuan yang hendak dicapai. Tujuan tersebut antara lain: a. Terciptanya keberlanjutan (continuity) dalam investasi tersebut. b. Terciptanya profit yang maksimum atau keuntungan yang diharapkan (profit actual). c. Terciptanya kemakmuran bagi para pemegang saham. d. Turut memberikan andil bagi pembangunan bangsa. 2.2. Aset Tetap Aset tetap atau yang biasa disebut aktiva tetap merupakan salah satu aset utama entitas, terutama yang bergerak dalam bidang manufaktur, utilitas, pertambangan dan mineral, dan beberapa industri lainnya (Hans dkk, 2012:315). Menurut Baridwan, 2014: 274-275 untuk menentukan besarnya harga perolehan suatu aktiva berlaku prinsip yang menyatukan bahwa semua pengeluaran sejak pembelian aktiva sampai dipakai harus dikapitalisasi (dibebankan). Berikut adalah jenis harga perolehan aktiva tetap: a. Tanah Tanah yang digunakan oleh perusahaan untuk mendirikan sebuah bangunan dicatat dalam rekening tanah. b. Bangunan Bangunan merupakan gedung yang diperoleh dari pembelian, harga perolehannya harus dialokasikan pada tanah dan gedung. c. Mesin dan Alat e. f. g. Mesin di dalam perusahaan terdiri dari dua jenis yaitu mesin yang dibuat sendiri oleh perusahaan dan mesin yang disewa oleh perusahaan dari pihak lain. Alat-alat Kerja Alat-alat kerja yang dimiliki bisa berupa alat-alat untuk mesin atau alat-alat tangan seperti catut dan pukul besi. Perabot dan Alat-alat Kantor Perabot termasuk meja, kursi, almari yang ada di dalam perusahaan. sedangkan alat kantor termasuk mesin ketik, mesin hitung sehingga depresiasinya dibebankan pada masing-masing fungsi tersebut. Kendaraan Harga perolehan kendaraan ini didepresiasi selama masa penggunaan karena memiliki umur ekonomis. Tempat barang yang dapat dikembalikan (Returnable container) Returnable container merupakan barang yang dipakai dari produk yang dijual kemudian akan disusutkan selama umur penggunaan. 2.3. Capital Budgeting Penganggaran modal (capital budgeting) adalah investasi jangka panjang untuk memperolah keuntungan di masa mendatang, atau pengeluaran modal saat ini untuk memperoleh keuntungan masa mendatang dalam jangka panjang (Ari dan Darsono, 2013:273).Perusahaan dalam melakukan perencanaan investasi aset tetap diperlukan suatu analisis dan perhitungan yang matang. Proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana yang terkait dengan investasi aset tetap sering disebut penganggaran modal atau capital budgeting (Fortunela dkk, 2014:2). Ada dua teknik sederhana dalam capital budgeting yang seringkali digunakan untuk menentukan apakah alternatif capital expenditure dapat diterima atau tidak. Kedua teknik tersebut adalah average rate of return dan payback period (Syamsuddin, 2011:438). Average rate of returndidasarkan atas jumlah keuntungan bersih sesudah pajak (EAT) yang tampak dalam laporan rugi laba. Pengukuran dengan teknik rate of return ini sering pula disebut dengan istilah “accounting rate of return” yang perhitungannya dilakukan sebagai berikut: Average rate of return= π΄π£πππππππππππππππ‘πππ‘ππ₯ππ π΄π£πππππ πππ£ππ π‘ππππ‘ Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No. 1 Desember 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id 159 (Syamsuddin, 2011:438). Kriteria: ARR <discount factor = Tidak layak ARR >discount factor = Layak Di samping average rate of return, metode sederhana yang juga sering digunakan adalah payback period. Payback periodmerupakan perhitungan atau penentuan jangka waktu yang dibutuhkan untuk menutup initial investmentdari suatu proyek dengan menggunakan cash inflow yang sama dari tahun ke tahun dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: Payback period = t + b−c d−c Keterangan: t = tahun terakhir di mana jumlah cash inflow belum menutup initial investment. b = initial investment c = kumulatif cash inflow pada tahun ke t d = jumlah kumulatif cash inflow pada tahun t + 1. (Syamsuddin, 2011:445-446) Kriteria: PP > periode maksimum investasi = Tidak Layak PP < periode maksimum investasi = Layak 2.4. Studi Kelayakan Studi kelayakan proyek didefinisikan sebagai suatu studi secara mendalam serta seksama tentang berbagai aktivitas yang akan dikerjakan dimasa mendatang untuk melihat atau mengetahui tingkat kelayakan laba yang akan diperoleh (Ichsan dkk, 2000:2). Studi kelayakan proyek merupakan perencanaan yang digunakan untuk menganalisis kelayakan proyek yang paling menguntungkan untuk dijalankan agar modal yang sudah ditanamkan tidak menjadi sebuah kerugian bagi perusahaan. Tujuan dilakukannya studi kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan (Husnan dan Muhammad, 2000:7). Tujuan studi kelayakan proyek adalah untuk untuk mengetahui apakah suatu proyek akan mendatangkan keuntungan atau kerugian. Dengan kata lain, untuk memperkecil tingkat resiko kerugian dan memastikan bahwa investasi yang akan dilakukan memang menguntungkan (Subagyo, 2007:15). 2.5. Biaya Modal Biaya modal merupakan biaya yang ditanggung oleh perusahaan karena perusahaan menggunakan modal dari pihak ketiga. Yang dimaksud pihak ketiga adalah kreditur dan pemilik perusahaan (Dewi dkk, 2014:10).Biaya modal merupakan tingkat pendapatan minimum yang diisyaratkan pemilik modal. Dari sudut pandang perusahaan yang memperoleh dana, tingkat dana yang diisyaratkan tersebut merupakan biaya atas dana yang diperoleh perusahaan (Made, 2011:133). Jadi bisa dsimpulkan biaya modal merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sebagai biaya operasional perusahaan. Arthur dkk, (2000:448-450),ada empat faktor yang menentukan biaya modal perusahaan, yaitu: a. Kondisi perekonomian secara umum Kondisi perekonomian secara umum menentukan permintaan dan penawaran modal dalam perekonomian, begitu juga dengan tingkat inflasi yang diperkirakan. b. Kondisi pasar Bila investor membeli sekuritas dengan risiko yang besar, diperlukan tambahan pengembalian untuk membuat investasi tersebut menarik. c. Keputusan operasi dan keuangan. Risiko, atau variabel pengembalian, adalah hasil keputusan yang dibuat perusahaan. risiko hasil keputusan ini umumnya dibagi menjadi dua tipe: risiko usaha dan risiko keuangan. d. Jumlah pembiayaan Faktor terakhir yang menentukan biaya dana perusahaan adalah jumlah pembiayaan yang diisyaratkan perusahaan. 2.6. Leasing Leasing merupakan pembiayaan dengan cara pihak yang membutuhkan harta atau pihak penyewa (lessee) membuat perjanjian dengan pihak yang menyewakan (lessor) atas penyediaan barang yang dibutuhkan oleh lessee. Dengan pembiayaan modal leasing, lessor tetap memiliki hak atas harta yang disewakan. Jika lessee tidak memenuhi kewajibannya membayar sewa, maka lessor dapat menarik harta tersebut (Lestari,dkk 2014:307). 2.7. Aliran Kas (Cash Flow) Aliran Kas (Cash Flow)merupakan aliran kas yang ada di perusahaan dalam periode waktu tertentu. Cash flow menunjukkan berapa kas yang masuk dalam perusahan dan apa saja jenis pemasukannya. Cash flow juga menggambarkan Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No. 1 Desember 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id 160 jenis uang yang keluar dan jenis pengeluarannya (Sucipto, 2011:171). 2.8. Penyusutan Penyusutan bukanlah proses di mana perusahaan mengakumulasikan dana untuk mengganti aktiva tetapnya. Penyusutan bukan pula cara untuk menghitung nilai yang berlaku dari aktiva tetap. Penyusutan adalah alokasi yang sistematis dari harga perolehan aktiva selama periode-periode berbeda yang memperoleh manfaat dari penggunaan suatu aktiva (Stice dkk, 2005:104). Penyusutan merupakan alokasi biaya properti, bangunan, dan peralatan sepanjang masa manfaatnya. Jika suatu operasi tidak menguntungkan, penyusutan akan menjadi biaya yang tidak dapat dihindari, sehingga menambah kerugian (Wild dkk, 2005:305). 2.9. Pengukuran Peramalan dan Permintaan Jumingan (2009:95), permasalahan yang dihadapi dalam mengadakan analisis permintaan, baik sejak analisis ekonomi, industri, maupun permintaan proyek adalah mengukur permintaan sekarang dan meramalkan kondisi-kondisi tersebut pada masa yang akan datang. Mengukur permintaan sekarang berarti menganalisa kondisi sekarang dan sebelumnya sebagai sumber informasi untuk memprediksi keadaan masa lalu akan berulang kembali di masa datang. Mengukur permintaan sekarang yakni dengan melihat pasar potensial dan pangsa pasar. Jumingan (2009:96), meramal produksi dan penjualan suatu produk /jasa yang permintaannya stabil dari waktu ke waktu dan tidak ada persaingan relatif lebih mudah dibandingkan dengan meramalkan produksi atau penjualan produk/jasa yang memiliki kondisi sebaliknya. Padahal dalam kenyataan, sebagian besar pasar, permintaan pasar keseluruhan dan permintaan produk/jasa bisnis sangat tidak stabil. Oleh karena itu, peramalan menjadi hal yang sangat penting sekali. Teknik peramalan bisa pula dikelompokkan ke dalam analisis kualitatif dan kuantitatif. Teknik kualitatif biasanya merupakan peramalan berdasarkan pendapat suatu pihak, dan datanya tidak bisa dibuat dalam angka. Teknik peramalan tersebut misalnya peramalan pendapat (judgment forecast) dan peramalan dengan menggunakan survei. Sebaliknya, teknik peramalan kuantitatif merupakan teknik peramalan yang mendasarkan pada data masa lalu dan dapat dibuat dalam bentuk angka serta berasumsi bahwa keadaan masa lalu akan berulang kembali di masa yang akan datang. Untuk menghitung peramalan perminttan dengan menggunakan metode trend linier. Metode trend linier merupakan metode yang digunakan jika data masa lalu yang tersedia menunjukkan grafik linier dari tahun ke tahun. 3. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Lokasi penelitian dilakukan pada PT. Citra Perdana Kendedes yang beralamatkan di JL. Bunga Merak no.2, Lowokwaru, Kota Malang.Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi (pengamatan),wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan teknik pengumpulan data,maka instrumen yang digunakan adalah pedoman dokumentasi.Tahap – tahap analisis data yang digunakan oleh peneliti dalam penyusunan kegiatan penelitian ini adalah: 1. Investasi Aktiva Tetap meliputi: a) Jumlah kebutuhan armada b) Jumlah investasi awal yang dibutuhkan perusahaan dalam melakukan investasi aktiva tetap c) Perhitungan biaya penyusutan dengan menggunakan metode garis lurus= π»ππππππππππβππ − ππππππππ π πππ’ππΈπππππππ (Sitanggang, 2013:12) d) Perhitungan sumber modal aktiva tetap e) Perhitungan estimasi biaya f) Perhitungan estimasi laba bersih sesudah pajak (EAT) g) Perhitungan estimasi cash inflow h) Perhitungan estimasi incremental cash flow 2. Metode Capital Budgeting yang digunakan dalam menghitung kelayakan investasi aktiva tetap a) Metode Average Rate of Return (ARR) Average rate of return= Average EAT = π΄π£πππππππππππππππ‘πππ‘ππ₯ππ π΄π£πππππ πππ£ππ π‘ππππ‘ Ζ©πΈπ΄π π Rata-rata investasi = πππππ πππ£ππ π‘ππ π 2 (Syamsuddin, 2011:437-460) Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No. 1 Desember 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id 161 Kriteria: ARR <discount factor = Tidak layak ARR >discount factor = Layak b) Metode Payback Period (PP) Payback period b−c =t + d−c (Syamsuddin, 2011:437-460) Kriteria: PP > periode maksimum investasi = Tidak Layak PP < periode maksimum investasi = Layak c) Metode Net Present Value (NPV) NPV = Present cash inflow – present (Syamsuddin, 2011:437-460) value investasi Kriteria: NPV > 0 = Usaha Layak NPV = 0 = Break Event Point (BEP) NPV < 0 = Tidak Layak d) Metode B/C Ratio ππππ πππ‘ π£πππ’π πππ β ππππππ€ B/C ratio = ππππ πππ‘ π£πππ’π ππππ‘πππ πππ£ππ π‘ππππ‘ (Syamsuddin, 2011:437-460) Kriteria: B/C ratio> 1 = Layak B/C ratio< 1 = Tidak Layak e) Metode Internal Rate of Return (IRR) Teknik ini mungkin yang paling banyak digunakan, tetapi perhitungannya lebih sulit dibandingkan dengan teknok NPVatau B/C ratio. Internal rate of return (IRR) didefinisikan sebagai tingkat discount atau bunga yang akan menyamakan present value cash inflow dengan jumlah initial investment dari proyek yang sedang dinilai. (Syamsuddin, 2011:437-460) Kriteria: IRR π cost of capital Dan akan ditolak apabila IRR <cost of capital. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Investasi Aktiva Tetap pada PT. Citra Perdana Kendedes 4.1.1. Jumlah Kebutuhan Armada a. Estimasi Permintaan Tabel 1. Estimasi Permintaan Pesanan Taksi Tahun 2017 – 2026 Tahun 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 X 2 3 4 5 6 7 8 Y = 12.317 + 725x 13.767 14.492 15.217 15.942 16.667 17.392 18.117 2024 2025 2026 9 10 11 18.842 19.567 20.292 Sumber: Data Diolah a = Y : n = 31500 : 3 = 10.500 b = xy : x 2 = 500 : 2 = 250 Sehingga dapat diperoleh fungsi sebagai berikut: Y = a + bx Y = 10.500 + 250x Dari hasil estimasi realisasi permintaan pesanan taksi pada PT. Citra Perdana Kendedes dengan menggunakan metode trend linier berdasarkan data permintaan tahun 2014 - 2016, maka diperoleh fungsinya Y = 10.500 + 250x. Fungsi realisasi permintaan ini dapat digunakan untuk memprediksi tingkat permintaan pesanan taksi 10 tahun mendatang yakni di tahun 2017 - 2026. Tabel 2. Estimasi Realisasi Permintaan Pesanan Taksi Tahun 2017– 2026 Tahun 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 X 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Y = 10.500 + 250x 11.000 11.250 11.500 11.750 12.000 12.250 12.500 12.750 12.800 12.250 Sumber: Data Diolah Estimasi realisasi permintaan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dibandingkan dengan estimasi permintaan 2017 – 2027, estimasi realisasi permintaan memiliki angka yang lebih besar. Maka sudah bisa dikatakan jika perusahaan ingin mengganti armada untuk menaikkan tingkat permintaan pesanan taksi maka hal itu bisa atau layak untuk dilakukan. 4.1.2. Rencana Penetapan PenambahanArmada Taksi Kebutuhan Tabel 3. Data Rencana Armada yang akan di Beli (Dalam Rupiah) Estimasi Permintaan Estimasi Realisasi Pesanan Permintaan 13.767 11.000 14.492 11.250 15.217 11.500 15.942 11.750 16.667 12.000 17.392 12.250 18.117 12.500 18.842 12.750 19.567 12.800 20.292 12.250 Jumlah Armada yang akan dibeli Armada yang akan dibeli 1,25 1,28 1,32 1,35 1,38 1,41 1,44 1,47 1,52 1,65 14,07 Sumber: Data Diolah Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No. 1 Desember 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id 162 4.1.3. Nilai Initial Investment Pembelian Armada Baru Toyota Innova Rp. 292.400.000 x 10 = Rp. 2.924.000.000 Toyota New Vios Rp. 275.200.000 x 4 = Rp. 1.100.800.000 Argometer Rp. 1.680.000 x14 = Rp. 23.520.000 Logo dan Sticker Rp 235.000 x 14 = Rp. 3.290.000 Biaya Administrasi Rp 513.000 x 14 = Rp. 7.182.000 Biaya izin Operasi Rp 280.000 x 14 = Rp. 3.920.000+ Total Initial InvestmentRp. 4.062.712.000 Penambahan armada PT. Citra Perdana Kendedes yang direncanakan sebanyak 14 armada, dengan harga perolehan Rp. 4.062.712.000 dan umur ekonomisnya 10 tahun. Kemudian didapatkan nilai sisa 15% dari harga perolehan yaitu sebesar Rp. 609.406.800. 4.1.4. Biaya Modal Tabel 4. Perhitungan Biaya Modal Rata-rata tertimbang (WACC) Sumber Modal Biaya Modal 60,9% 14,7% DF Modal Sendiri Modal Pinjaman Proporsi 30% 70% Biaya Modal Ratarata Tertimbang 18,27% 10,29% 28,56% Sumber: Data Diolah 4.1.5. Estimasi Pendapatan Tabel 5. Perhitungan Estimasi Pendapatan setelah Penambahan Armada 2017-2026 (Dalam Rupiah) Tahun 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 X 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Y = 5.517.378.774 + 294.512.500x 6.106.403.774 6.400.916.274 6.695.428.774 6.989.941.274 7.284.453.774 7.578.966.274 7.873.478.774 8.167.991.274 8.462.503.774 8.757.016.274 Sumber: Data Diolah Perusahaan berasumsi apabila armada taksi tidak ditambah maka perusahaan tidak bisa memenuhi permintaan yang tinggi, dan pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan akan menurun 15%. Berikut adalah data pendapataan jika armada taksi tidak diganti. Tabel 6. Perhitungan Pendapatan sebelum Penambahan Armada 2017-2026 (Dalam Rupiah) Pendapatan Setelah Penambahan 6.106.403.774 6.400.916.274 6.695.428.774 6.989.941.274 7.284.453.774 7.578.966.274 7.873.478.774 8.167.991.274 8.462.503.774 8.757.016.274 Penurunan Pendapatan 85% 85% 85% 85% 85% 85% 85% 85% 85% 85% Pendapatan Sebelum Penambahan 5.190.443.208 5.440.778.833 5.691.114.458 5.941.450.083 6.191.785.708 6.442.121.333 6.692.456.958 6.942.792.583 7.193.128.208 7.443.463.833 Sumber: Data Diolah 4.1.6. Estimasi biaya a. Estimasi Beban Operasional Tabel 7. Perhitungan Estimasi Biaya Pemeliharaan Kendaraan setelah Penambahan Armada 2017 – 2026 (Dalam Rupiah) Tahun 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 X 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Y = 1.346.808.167 + 119.838.250x 1.586.484.667 1.706.322.917 1.826.161.167 1.945.999.417 2.065.837.667 2.185.675.917 2.305.514.167 2.425.352.417 2.545.190.667 2.665.028.917 Sumber: Data Diolah Perusahaan mengasumsikan jika armada taksi tidaknditambah dengan yang baru selisih biaya perawatan armada lama dengan armada baru sebesar 15%. Tabel 8. Perhitungan Estimasi Biaya Ijin Rekomendasi Surat Tahun 2017 – 2026 (Dalam Rupiah) Tahun 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 X 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Y = 124.107.225 + 12.399.824x 148.906.873 161.306.697 173.706.521 186.106.345 198.506.169 210.905.993 223.305.817 235.705.641 248.105.465 260.505.289 Sumber: Data Diolah Tabel 8. Perhitungan Estimasi Biaya Pengemudi PT. Citra Perdana Kendedes Tahun 2017 – 2026 ( Dalam rupiah) Tahun 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 X 2 3 4 5 6 7 8 Y = 239.170.600 + 26.005.400x 291.181.400 317.186.800 343.192.200 369.197.600 395.203.000 421.208.400 447.213.800 Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No. 1 Desember 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id 163 2024 2025 2026 9 10 11 473.219.200 499.224.600 525.230.000 4.2. Analisis Capital Budgeting 4.2.1. Metode Average Rate of Return (ARR) Total EAT Average EAT = n Sumber: Data Diolah 22.215.593.491 Average Investment = 10 = 2.221.559.349 πΌπππ‘πππ πΌππ£ππ π‘ππππ‘ = 2 ARR = 2 = 2.031.356.000 π΄π£πππππ πΈπ΄π = π΄π£πππππ πΌππ£ππ π‘ππππ‘ b. Biaya Non operasional Tabel 9. Perhitungan Estimasi Biaya Gaji dan Kesejahteraan PT. Citra Perdana Kendedes Tahun 2017 – 2026 (Dalam Rupiah) Tahun 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 X 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Y = 719.538.874 + 11.069.740x 741.678.354 752.748.094 763.817.834 774.887.574 785.957.314 797.027.054 808.096.794 819.166.534 830.236.274 841.306.014 Sumber: Data Diolah Tabel 10. Perhitungan Estimasi Biaya Umum & Administrasi PT. Citra Perdana Kendedes Tahun 2017 – 2026 (Dalam Rupiah) Tahun 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 X 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Y = 185.728.783 + 8.186.875x 202.102.533 210.289.408 218.476.283 226.663.158 234.850.033 243.036.908 251.223.783 259.410.658 267.597.533 275.784.408 Sumber: Data Diolah Tabel 11. Perhitungan Depresiasi Armada Baru (Dalam Rupiah) Tahun Biaya Penyusutan Akumulasi Penyusutan 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 345.330.520 345.330.520 345.330.520 345.330.520 345.330.520 345.330.520 345.330.520 345.330.520 345.330.520 345.330.520 345.330.520 690.661.040 1.035.991.560 1.381.322.080 1.726.652.600 2.071.983.120 2.417.313.640 2.762.644.160 3.107.974.680 3.453.305.200 Nilai Residu 4.062.712.000 3.717.381.480 3.372.050.960 3.026.720.440 2.681.389.920 2.336.059.400 1.990.728.880 1.645.398.360 1.300.067.840 954.737.320 609.406.800 Sumber: Data Diolah Tabel 12. Perhitungan Angsuran Pinjaman Tahun Pinjaman Bunga 18% Total Angusran Per tahun 2017 2.843.898.400 511.901.712 3.355.800.112 1.307.978.494 2018 2.047.821.618 368.607.891 2.416.429.509 1.307.978.494 2019 1.108.451.015 199.521.183 1`.307.972.198 1.307.978.494 Sumber: Data Diolah 4.062.712.000 = 2.221.559.349 2.031.356.000 = 1,09 atau 109% Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka didapatkan nilai ARR sebesar 109%. Karena ARR 119% > discount factor 28,56% maka penambahan armada taksi pada PT. Citra Perdana Kendedes dari perhitungan ARR layak untuk dijalankan. 4.2.2. Metode Payback Period (PP) Payback period = πΌπππ‘πππ πππ£ππ π‘ππππ‘ πΆππ β ππππππ€ b−c = t + d−c =4+ 4.062.712.000− 3.805.720.240 4.926.477.619−3.805.720.240 256.991.760 = 4 + 1.120.757.379 = 4 + 0,22 = 4,22 0,22 x 12 bulan = 2,64 bulan = 3 bulan 0,22 x 30 hari = 6,6 hari = 7 hari Payback period = 4 tahun 3 bulan 7 hari Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa payback period dari rencana investasi yang dilakukan oleh PT. Citra Perdana Kendedes adalah selama 4 tahun 3 bulan 7 hari. Karena perhitungan payback period selama 4 tahun 3 bulan 7 hari < periode maksimum investasi 10 tahun, maka penambahan armada taksi dari perhitungan payback period layak untuk dijalankan. 4.2.3. Net Present Value (NPV) Tabel 13. Perhitungan Net Present Value Tahun 2017 2018 2019 2020 2021 Incremental Cash Inflow 864.296.906 916.154.889 979.989.669 1.045.278.776 1.120.757.379 DF (28,29%) PV Cash Inflow 0,779 0,607 0,473 0,369 0,287 673.287.289 650.451.721 625.941.869 591.381.064 550.135.047 Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No. 1 Desember 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id 164 2022 1.148.370.236 2023 1.186.851.275 2024 1.221.599.546 2025 1.256.347.818 2026 1.874.221.008 Total PV Cash Inflow Initial Investment NPV 0,224 0,174 0,136 0,106 0,082 475.425.313 397.904.204 310.959.185 215.847.314 163.205.972 4.654.538.978 4.062.712.000 591.826.978 Dari perhitungan diatas diperoleh IRR sebesar 44,76 %. Karena perhitungan ARR 44,76% > cost of capital 28,56% maka penambahan armada PT. Citra Perdana Kendedes dari perhitungan ARR layak untuk dijalankan. Sumber: Data Diolah Berdasarkan hasil perhitungan di atas NPV sebesar 591.826.978. Karena NPV 591.826.978 > 0 maka penambahan armada taksi PT. Citra Perdana Kendedes dari perhitungan NPV layak untuk dijalankan. 4.2.4. Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) B/C Ratio = = ππππ πππ‘ ππππ’π πΆππ β πΌπππππ€ ππππ πππ‘ ππππ’π πΌπππ‘πππ πΌππ£ππ π‘ππππ‘ 4.654.538.978 4.062.712.000 = 1,146 Dari perhitungan di atas diperoleh B/C Ratio sebesar 1,146. Karena B/C ratio sebesar 1,146 > 1 maka penambahan armada taksi PT. Citra Perdana Kendedes layak untuk dijalankan. 4.2.5. Metode Internal Rate of Return Tabel 14. Perhitungan IRR menggunakan cara Trial Error Tahu Incremental n Cash Inflow 2017 864.296.906 2018 916.154.889 2019 979.989.669 2020 1.045.278.776 2021 1.120.757.379 2022 1.148.370.236 2023 1.186.851.275 2024 1.221.599.546 2025 1.256.347.818 2026 1.874.221.008 Total Present Value Cash Inflow Initial Investment NPV Df (44%) 0,740 0,482 0,334 0,232 0,161 0,112 0,077 0,054 0,037 0,026 PV Cash Flow 639.579.711 582.519.953 563.534.650 535.176.428 500.535.968 434.988.726 366.086.772 287.691.883 200.823.816 152.525.367 DF (45%) 0,689 0,475 0,328 0,226 0,156 0,107 0,074 0,051 0,035 0,24 4.264.103.492 4.062.712.000 201.391.492 PV Cash Flow 595.500.568 558.679.537 539.992.999 511.980.155 477.705.063 412.668.140 344.252.833 266.345.482 179.951.013 131.914.068 3.999.556.118 4.062.712.000 -63.155.882 Sumber: Data Diolah Tabel 15. Perhitungan Interpolasi DF PV 44% Sesungguhnya 45% PV 4.264.103.492 4.264.103.492 - 4.062.712.000 3.999.556.118 - 264.547.374 201.391.492 Sumber: Data Diolah 201.391.492 IRR = 44% + (264.547.374) x 1% = 44% + 0,76 % = 44,76 % 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 1. Average Rate of Return (ARR) : Berdasarkan perhitungan yang dilakukan , diperoleh ARR sebesar 109%, dimana ARR >discount factor. Dapat disimpulkan dari perhitungan ARR maka investasi yang dilakukan oleh perusahaan layak untuk dijalankan. 2. Payback Period : Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, diperoleh payback period sebesar 4 tahun 3 bulan 7 hari, dimana payback period < periode maksimum investasi. Dapat disimpulkan dari perhitungan payback period maka investasi yang dilakukan layak untuk dijalankan. 3. Net Present Value (NPV) : Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, diperoleh NPV sebesar 591.826.978, dimana NPV > 0. Dapat disimpulkan dari perhitungan NPV maka investasi yang dilakukan layak untuk dijalankan. 4. B/C Ratio : Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, diperoleh B/C Ratio sebesar 1,146, dimana B/C Ratio >1. Dapat disimpulkan dari perhitungan B/C Ratio maka investasi yang dilakukan layak untuk dijalankan. 5. IRR : Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, diperoleh IRR sebesar 44,76% dimana IRR >cost of capital. Dapat disimpulkan dari perhitungan IRR maka investasi yang dilakukan layak untuk dijalankan. 5.2. Saran 1. Dalam melakukan investasi perlu adanya perhitungan besar keuntungan dan kerugian yang akan didapatkan oleh perusahaan setelah melakukan investasi. 2. Berdasarkan analisis kelayakan investasi dengan menggunakan metode capital budgeting maka penambahan armada baru layak untuk dilaksanakan dan perusahaan disarankan untuk segera melakukan penambahan armada baru pada tahun 2017 untuk meningkatkan tingkat pendapatan yang didapatkan. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No. 1 Desember 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id 165 DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Kamaruddin. 2004. Dasar-dasar Manajemen Investasi dan Portfolio. Jakarta: Sinar Grafika. Baridwan Zaki. 2004. Intermediate Accounting : Edisi Kedelapan. BPFE Yogyakarta Fahmi, Irham. 2012. Manajemen Investasi. Jakarta Selatan: Salemba Empat. Stice, K. Earl, dan James D. Stice, K. Fred Skousen. 2005. Akuntasi Intermediate. Edisi lima belas. Jakarta: Salemba empat. Subagyo, Ahmad. 2007. Study Kelayakan Teori dan Aplikasi. Jakarta:PT Elex Media Komputindo. Sucipto A. 2011. Studi Kelayakan Malang:UIN Maliki Press. Bisnis. Halim, abdul. 2005. Manajemen Keuangan. Bogor: Ghalia Indonesia. Sudana, I made. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori & Praktik. Jakarta: Erlangga. Husnan, Suad dan Suwarsono Muhammmad. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan. Syamsuddin, Lukman. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Ichsan. Moch, Kusnadi, dan M.Syaifi. 2000. Studi Kelayakan Proyek Bisnis. Malang: Universitas Brawijaya. Utari, Keown J.Arthur , David F.scott Jr, John D. Martin, dan J.William Petty. 2000. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Wild, J. John dan K. R. Subrayaman, Robert F. Halsey. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Jumingan. 2009. Studi Kelayakan Bisnis teori & pembuatan proposal kelayakan. Jakarta: Bumi aksara. “Pariwisata Indonesia di 2015 Tumbuh Melebihi Pariwisata Dunia”, diakses pada tanggal 29 November 2016 darihttp://www.suara.com/bisnis/2016/02/03/ 015525/pariwisata-indonesia-di-2015tumbuh-melebihi-pariwisata-dunia. Sitanggang, J.P. 2013. Manajemen Keuangan Perusahaan Lanjutan dilengkapi soal dan penyelesaiannya. Edisi pertama. Jakarta: Mitra Wacana Media. Dewi dan Ari Purwanti, Darsono Prawironegoro. 2014. Manajemen Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana Media. Internet: Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No. 1 Desember 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id 166