Nama : Feiske F. Kaeng NIM : 16 504 128 Teori Pendidikan (Selasa, 15.45-17.25) 1. Jelaskan hakikat pendidikan sebagai perbuatan fundamental. Jawab: Semua perbuatan bisa dijadikan pendidikan, oleh karena itu pendidikan tidak dapat dibatasi dalam perbuatan tertentu. Perbuatan menjadi pendidikan karena diberi arti tertentu, yaitu membawa anak ke taraf insani. Perbuatan mendidik sama dengan perbuatan manusia yang sifatnya mendalam dan tidak terikat pada bentuk tertentu. Sama halnya dengan cinta kasih antara suami-istri. Dalam perbuatan manusia arti tidak hanya diberikan, melainkan juga dibuat. Karena dibuat, maka harus ada bahannya, yang dimaksud adalah bahwa kompleks keadaan atau situasi secara potensial sudah harus mengandung arti itu. Manusia tidak hanya memberi arti; arti itu juga diambil. Arti yang dibangun oleh manusia itu berupa kemungkinan dalam situasi yang dihadapinya. Jadi jika hari ini perbuatan tertentu merupakan penjelmaan, lalu di hari lain mungkin saja sebaliknya. Menurut Driyarakara, perbuatan fundamental terkait dengan perbuatan yang menyentuh akar kehidupan sehingga mengubah dan menentukan hidup manusia. Perbuatan fundamental itu keluar dari sikap fundamental, seperti sikap moral, sosial, atau religi. Sikap fundamental mengubah, menentukan, membangun hidup manusia, baik hidupnya sendiri maupun hidup sesama. Sikap ini berdasarkan kodrat manusia sendiri sehingga manusia dalam hal ini saling mengangkat; menyebabkan kita saling terhubung dan membuat berbagai macam kesatuan dalam hidup kita. Oleh karena itu, bagi Driyarakara perbuatan mendidik merupakan perbuatan fundamental, yang mengubah dan menentukan hidup manusia. 2. Jelaskan proses pendidikan sebagai pemanusiaan manusia muda melalui hominisasi dan humanisasi. Jawab: Humanisasi sebagai proses pendidikan. Dalam karya lengkap Driyarkara, dia menekankan, bahwa manusia tidak hanya harus menjadi homo (manusia) tapi justru dia juga harus menjadi homo yang human, manusia yang berkebudayaan lebih tinggi. Dalam arti ini, pendidikan memiliki makna yng mendalam lewat gagasan Driyarkara. Hal pertama yang penting untuk dikedepankan berkaitan dengan proses pendidikan adalah bahwa mendidik adalah suatu tindakan yang fundamental, maksudnya tindakan yang bukan hanya tindakan dangkal seseorang terhadap orang lain. Tindakan mendidik tersebut didasari oleh kehendak, yang melahirkan cinta dari pendidik kepada subjek yang sedang dididik, siswa. Kedua, pendidikan bersifat dialogis, yakni suatu relasi antara subjek dengan subjek. Konsep relasi Martin Buber berkaitan dengan ini, sangat relevan. Di dalam hubungan atau perjumpaan antara aku (pendidik) dengan orang lain dimungkinkan dengan adanya dialog di antara keduanya. Dialog mewujudkan transformasi yang terjadi antara dua pribadi. Nikolaus Driyarkara, seorang filsuf pendidikan Indonesia mengatakan satu cara yang mumpuni dalam memanusiakan manusia muda adalah pendidikan. Driyarkara mengemukakan istilah hominisasi dan humanisasi. Hominisasi adalah proses bagi manusia untuk menyadari dirinya tidak hanya sebagai mahluk biologis semata, tetapi sebagai seorang pribadi atau subyek, yaitu pribadi yang dapat menyadari atau mengerti akan dirinya, menempatkan diri dalam situasinya, mengambil sikap dan dapat menentukan dirinya sendiri. Hominisasi merupakan proses pemanusiaan secara umum, yakni memasukkan manusia dalam lingkup hidup manusiawi secara minimal. Berbeda dengan binatang, manusia tidak dengan sendirinya bersifat manusia sesudah kelahirannya. Tepat pada titik ini pendidikan berperan. Sesudah masuk dalam lingkup manusiawi dengan memenuhi kodratnya niscaya, pendidikan selanjutnya memanusiakan manusia secara khusus dalam proses humanisasi. 3. Tunjukkan kaitan antara proses belajar dan proses pembelajaran. Jawab: Belajar merupakan bagian dari proses pembelajaran, dimana pembelajaran adalah salah satu upaya dalam mengoptimalkan kegiatan belajar siswa dalam rangka untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa. Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, yaitu komunikasi yang dilakukan oleh guru dalam mengajar dan komunikasi siswa dalam belajar. Guru membelajarkan siswa dengan menggunakan asas-asas pendidikan maupun teori belajar, yang kesemua itu menjadi penentu dalam keberhasilan pendidikan. Dalam proses pembelajaran guru dan siswa bekerja sama dalam berbagi dan mengolah informasi dengan tujuan agar pengetahuan yang terbentuk tertanam pada diri siswa dan menjadi landasan belajar secara mandiri dan berkelanjutan. Secara singkat, antara belajar dan pembelajaran saling terkait satu sama lain. Belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, akan tetapi pembelajaran dilakukan disekolah dimana guru dan siswa saling berinteraksi untuk mengolah informasi agar pengetahuan yang telah dilakukan dapat tertanam dalam diri siswa. 4. Tunjukkan kaitan antara proses pendidikan dan proses pembelajaran. Jawab: Mahatma Ghandi mengatakan, pendidikan merupakan proses pengembangan dan pembinaan rasa percaya diri serta membina dan mengembangkan kemampuan untuk menghidupi diri sendiri, mandiri dan kemampuan melepaskan diri dari ketergantungan ekonomi pada orang lain. Mahatma Ghandi melihat, bahwa pendidikan dan pembelajaran merupakan dua hal berbeda tapi saling berkaitan. Pendidikan memberikan penekanan pada perubahan dan transformasi, tapi perubahan akan terjadi jika didukung oleh pengetahuan dan pemahaman terhadap pengetahuan baru. Adapun pemahaman akan pengetahuan baru hanya akan didapat melalui pembelajaran di sekolah, di dalam kelas, melalui interaksi siswa dengan sumber belajar. Sementara perubahan dan transformasi akan terjadi setelah adanya proses pemahaman. Dengan demikian, pendidikan akan berhasil jika didukung oleh proses pembelajaran yang baik, salahsatunya interaksi siswa dengan sumber belajar, apakah guru, buku atau sejawat siswa di dalam kelas. Dalam hal ini, seluruh sumber belajar juga dituntut mampu mengkoneksikan ilmu pengetahuan dan berbagai pemahaman baru dengan realitas kehidupan sosial untuk kemudian menjadi inspirasi perubahan dan transformasi. 5. Jelaskan perbandingan proses pendidikan dalam paradigma lama dengan paradigma baru. Jawab: Proses pendidikan dalam paradigma lama dalam pembelajaran yaitu pembelajaran tradisional yang merupakan pembelajaran di mana secara umum pusat pembelajaran pada guru. Jadi di sini guru berperan sebagai pengajar yang cenderung aktif di mana siswa hanyalah sebagai objek dari pendidikan. Sistem pembelajaran tradisional dicirikan dengan bertemunya antara pelajar dan pengajar untuk melakukan proses belajar mengajar. Metode ini menghadapi kendala yang berkaitan dengan keterbatasan tempat dan waktu penyelenggaraan dengan semakin meningkatnya aktifitas pelajar/mahasiswa dan pengajar/dosennya. Pendekatan atau model pembelajaran tradisional cenderung berasumsi bahwa siswa memiliki kebutuhan yang sama dan belajar dengan cara yang sama, pada waktu yang sama, dalam ruang kelas yang tenang, dengan kegiatan materi pelajaran yang terstruktur secara ketat dan didominasi oleh guru. Dengan demikian perubahan siswa dalam paradigma ini adalah perubahan tingkah laku saja. Untuk membangun masyarakat terdidik, masyarakat yang cerdas, maka mau tidak mau harus merubah paradigma dan sistem pendidikan. Maka yang perlu dilakukan sekarang menata kembali sistem pendidikan yang ada dengan paradigma baru yang lebih baik. Dengan paradigma baru, praktik pembelajaran akan digeser menjadi pembelajaran yang lebih bertumpu pada teori kognitif dan konstruktivitas. Dalam proses pembelajaran misalnya, pengembangan suasana kesetaraan melalui komunikasi dialog transparan, toleran, dan tidak arogan seharusnya terwujud di dalam aktivitas pembelajaran, pengembangan potensi-potensi siswa harus dilakukan secara menyeluruh dan terpadu. Guru memegang peranan startegi terutama dalam upaya membentuk membentuk watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan. 6. Jelaskan 3 ranah hasil belajar. Jawab: Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Kawasan kognitif berkenaan dengan ingatan atau pengetahuan dan kemampuan intelektual serta keterampilan-keterampilan. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang peroses berpikir, mulai dari ranah terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang yang dimaksud adalah pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan penilaian (evaluation). Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tinggkah laku. Ranah afektif ini oleh Krathwohl (1974) dan kawan-kawan ditaksonomi menjadi lebih rinci lagi kedalam lima jenjang, yaitu : receiving, responding, valuing, organization, dan characterization by a value or value complex Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemapuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ranah psikomotor dikemukakan oleh Simpson (1956) yang menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan untuk berperilaku). 7. Tunjukkan perbedaan antara pengajaran, pelatihan dan pembimbingan. Jawab: 1. Pengajaran Dalam KBBI Pengajaran yaitu proses, cara, perbuatan mengajar atau mengajarkan; perihal mengajar; segala sesuatu mengenai mengajar ; remedial pengajaran yang diberikan khusus untuk memperbaiki kesulitan belajar yang dialami murid. Pengajaran adalah suatu cara bagaimana mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik. Dengan kata lain pengajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh para guru dalam membimbing, membantu, dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar. 2. Pelatihan Dalam KBBI Pelatihan adalah proses cara, perbuatan melatih; kegiatan atau pekerjaan melatih ; tempat melatih. Pelatihan atau training sebagai suatu kegiatan yang bermaksud untuk memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dari karyawan sesuai dengan keinginan instansi/organisasi tertentu. Pelatihan yang dimaksudkan adalah pelatihan dalam pengertian yang luas tidak terbatas hanya untuk mengembangkan keterampilan semata. (Netisimito, 1996:35) 3. Pembimbingan Pembimbingan kata dasar bimbing merupakan bimbing ; pimpin; asuh; tuntun. Jadi kata pembimbingan yaitu proses, cara, perbuatan memberikan bimbingan.