ISU-ISU PENDIDIKAN KONTEMPORER, Kapita selekta

advertisement
ISU-ISU PENDIDIKAN KONTEMPORER
OLEH
SAHAT MARTUA, S.Pd
PROGRAM STUDI MAGISTER PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2020
A. Pendahuluan
Pendidikan adalah modal awal untuk mencetak generasi muda dimasa
yang akan datang, hal ini merupakan Human investment, bahwa pendidikan
merupakan Aset ataupun invenstasi jangka panjang dalam suatu negeri,
semakin maju nilai kualitas dan kuantitas pendidikan disuatu negeri, maka
hal ini merupakan lonjakan besar dalam hal membawa negeri tersebut
untuk maju.
Namun, pada kenyataan dilapangan disebutkan bahwa sekarang ini,
khusunya di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terdapat
beberapa aspek yang tidak menjadi suatu fokus dalam memajukan Human
Investment tersebut, salah satu nya dalam hal pendidikan dan keilmuan.
Dikarenakan banyak pekerjaan rumah yang mesti diselesaikan pemerintah,
baik berupa menggunungnys biaya pendidikan, kurikulum yang sulit
dicerna, tenaga pendidik yang terkesan uring-uringan, bahkan dalam hal
suatu pemerintahan terkesan terlalu mementingkan proyek pendidikan
dibandingkan memajukan pendidikan tersebut, dalam hal ini ditandai oleh
bergantinya Kepala Negara/Rezim pemerintahan, maka diganti pula
Menteri Pendidikannya, kemudian diganti Kurikulum Pendidikan, belum
selesai permasalahan yang ingin diselesaikan suatu kurikulum, sudah
berganti.
Tidak Cuma di Indonesia, bahkan dinegara luar, mengalami hal
yang sama dalam hal pendidikan, hal ini merupakan tanggung jawab
sebuah pemerintahan dalam hal pendidikan. Negara merupakan pemimpin
tertinggi dan mempunyai hak kendali terhadap penddikan, semakin baik
pemerintahan, ada kemungkinan sistim pendidikan akan semakin baik.
B. Pembahasan
1. Pengertian Isu Pendidikan
“Isu-isu yang berkaitan dengan pendidikan nasional dan globalisasi
mendorong kita untuk melakukan identifikasi dan mencari titik simetris
sehingga kita bisa mempertemukan dua hal yang tampak paradoksial, yaitu
pendidikan nasional yang berimplikasi nasional dan global. Dampak
globalisasi memaksa negara meninjau kembali wawasan dan pemahaman
1
terhadap konsep bangsa, tidak saja karena batas teretorial geografis, tetapi
juga pilar-pilar utama lainnya yang menopang eksistensi di dunia
pendidikan”.(Safari, 2006)
Pendidikan sebagai sarana membentuk karakter bangsa sudah
semestinya mampu menjadi ruang untuk melahirkan intelektual yang
nantinya bisa menopang keberlangsungan perjalanan bangsa yang
bersandar pada kesejahteraan rakyat, keeksisan dan pentingna pendidikan
tersebut sepertinya telah jauh dari harapan yang ada. Keberadaan
institusi pendidikan yang ada saat ini malah menjadi institusi yang
menghamba pada Rupiah dan kkekuasaan.
Muhammad Ilyas Ismail (2014:1) mengatakan didalam bukunya
“Sebagian orang berpendapat bahwa sekolah merupakan satu
satunya pusat pendidikan, karena sekolah merupakan lembaga yang
diperuntukkan
secara
khusus bagi
pendidikan.
Kenyataan
menunjukkan terdapat banyak pusat pendidikan seperti keluarga,
tetangga, kampung halaman, lingkungan, sekolah, masjid, tempat
tempat pertemuan, media massa (seperti surat kabar, radio, dan
televisi), dan lain-lain yang berpengaruh secara langsung maupun
tidak
langsung
terhadap
pendidikan
dan pembentukan
kepribadian
individu. Namun
tetap
saja masyarakat
masih
menganggap sekolah sebagai satu - satunya sarana pendidikan
yang sangat ampuh untuk memperoleh pendidikan. Ada asumsi
bahwa orang yang tidak bersekolah maka orang tersebut tidak
berpendidikan. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan pendidikan itu
sendiri? Pendidikan merupakan suatu aktivitas untuk mengembangkan
seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup”.
Isu pendidikan adalah segala sesuatu aspek permasalahan yang dihadapi
oleh negeara baik itu aspek yang ditinjau dari segi kemajuan pendidikan.
2. Macam-Macam Isu Pendidikan
Bentuk
permasalahan
yang
akan
dihadapi
Indonesia
dalam
menghadapi isu-isu pendidikan antara lain :
a. Komersialisasi dan Konstisusi Pendidikan
Dalam bunyi pembukaan UUD 1945, mengartikan suatu bentuk
proses
pemerintahan
yang dinilai
gagal
dalam mengatasi
2
problematika
dan
masalah-masalah
yang
terkait
dengan
pendidikan.
Hal ini disebabkan bahwa pemerintah dinilai gagal memenuhi
ekspektasi bahwa seluruh lapisan elemen masyarkat menerima
pendidikan yang layak dan berkualitas, baik itu dari segi
masyaakarat dari golongan miskin, menengah dan kaya. Sehingga
ketika menghadapi revolusi selanjutnya generasi muda dapat
menghadapi tantangan yang baik untuk memajukan Negeri,
sehingga harapan generasi muda untuk bersekolah setinggi
mungkin dapat terealisasikan hingga bangku Srata Satu (S1)tanpa
ada beban yang berarti.
b. Kurikulum
Seperti yang disebutkan dalam redaksi sebelumnya, bahwa
bergantinya Kepala Negara/Rezim pemerintahan, maka diganti
pula Menteri Pendidikannya, kemudian
diganti Kurikulum
Pendidikan, belum selesai permasalahan yang ingin diselesaikan
suatu kurikulum, sudah berganti.
Hal ini merupakan sebuah “PR” dalam tubuh pemerintah,
dikarenakan tujuan akhir dari sebuah kurikulum belum tercapai
dengan baik tapi sudah begitu cepatnya diganti.
c. Tenaga Pendidik/pengajar/guru
Ujung tombak dalam suatu pendidikan adalah seorang Guru atau
tenaga pendidik/tenaga pengajar.
Dengan skill maupun kepiawaian guru menghadapi gejolak
pesersta didik dan pendidikan tersbut diharapkan bahwa dapat
tercapainya tujuan pendidikan.
Namun, permasalahan dalam upaya mensejahterahkan guru/tenaga
pendidikan bukanlah semudah membalikkan telapak tangan, hal ini
perlu menjadi sorotan bagi pemerintah dalam upaya menghadapi
isu-isu pendidika.
3
Jika pemerintah berhasil “mengUpgrade” kemampuan serta
pengetahuan tenaga pendidik serta memberikan kompetensi yang
memumpuni, maka pembaharuan pendidikan serta tercapainya
mutu kuwalitas pendidikan akan mudah tercapai.
WF Connell (1972) membedakan tujuh peran seorang guru yaitu
(1) pendidik (nurturer), (2) model, (3) pengajar dan pembimbing,
(4)
pelajar (learner),
(5)
komunikator
terhadap
masyarakat
setempat, (6) pekerja administrasi, serta (7) kesetiaan terhadap
lembaga.
d. Ujian Akhir atau UN dan segala permasalahan yang dihadapi
Menurut sudut pandang pemerintah dalam hal mengukur tingkat
keberhasilan seorang peserta didik memahami suatu produk yang
telah diajarkan maka dilihat/di uji melalui sebuah ujian, yakni
Ujian Nasional.
Namun, dalam hal ini begitu banyak dan kompleks suatu kendala
atau problematika dalam melaksanakkannya karena menganggap
bahwa Ujian Nasional sebagai sesuatu yang sangat kontradiktif dan
kontraproduktif dengan semangat reformasi pembelajaran yang
sedang dikembangkan.
Kita mengetahui dan memaklumi bahwa tes tertulis merupakan tes
yang dilaksanakan dalam UN ini, aspek kognitif merupakan aspek
dan poin yang diukur dalam soal-soal yg disajikan oleh UN ini. Hal
ini merupakan suatu proses yang berdampak kebalikan daripada
proses dan model pembelajaran yang diusung oleh sekolah.
Sampai saat ini, ujian akhir/UN masih menjadi sebuah kontroversi
bagi pola sistim dalam menentukaan kelulusan seorang peserta
pendidik.
e. Akses pendidikan dan kualitas mutu pendidikan
Abad
21
ditandai
dengan
maraknya
pertumbuhan
dan
perkembangan ekonomi dari segi apapun, baik itu dalam hal
kemajuan internet dan lain-lain.
4
Untuk memenuhi tuntutan tersebut diperlukan SDM dan beberapa
aspek untuk menunjang hal tsbt, namun dengan terbatasnya
kemampuan pemerintah ataupun akses kepada sekolah-sekolah
maupun daerah-daerah, hal ini menjadi sebuah “momok” dalam
mengatasi hal tersebut dikarenakan banyak aspek yg perlu ditinjau,
yakni : kemampuan masyarakat akan tidak buta E-web, stabilnya
koneksi jaringan, adanya akses yang tidak tersendat dan msih
banyak lainnya.
f. Saranan dan prasarana sekolah
Sama hal nya dalam aspek akses yang disebutkan diatas, sarana dan
prasarana sekolah juga merupakan suatu penunjang dalam
meningkatkan program pendidikan, baik itu dari segi sarana
maupun prasarana yng memumpuni
g. Reformasi pendidikan
Dalam meningkatan kesejahteraan dan mengangkat martabat suatu
bangsa, pendidikan merupakan harta karun yang luaar biasa untuk
mendorong hal itu.
Harus kita akui, bahwa pendidikan di Indonesia saat ini merupakan
suatu “kebobrokan” yang mesti ditangani dan diatasi, hal ini tidak
ditinjau dari segi keuangan dan fisik semata, namun harus lebih
kompleks
dan
mendasar
sehingga
harapannya
mampu
“Mereformasi pendidikan” yang selama beberapa dekade ini
menjadi pekerejaan rumah setiap warga negara.
h. Teknologi pendidikan
Sama hal nya dalam aspek akses yang disebutkan diatas, sarana dan
prasarana sekolah juga merupakan suatu penunjang dalam
meningkatkan program pendidikan, baik itu dari segi sarana
maupun prasarana yng memumpuni.
Tekhnologi pendidikan tidak hanya semeta-meta berbau elektronik,
tapi ditinjau dari aspek mendapat akses dan meng-“evolusi”-kan
pola pendidikan tsb.
5
C. Penutup
Pendidikan adalah modal awal untuk mencetak generasi muda dimasa
yang akan datang, hal ini merupakan Human investment, bahwa pendidikan
merupakan Aset ataupun invenstasi jangka panjang dalam suatu negeri,
semakin maju nilai kualitas dan kuantitas pendidikan disuatu negeri, maka
hal ini merupakan lonjakan besar dalam hal membawa negeri tersebut
untuk maju.
Namun, pada kenyataan dilapangan disebutkan bahwa sekarang ini,
khusunya di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terdapat
beberapa aspek yang tidak menjadi suatu fokus dalam memajukan Human
Investment tersebut, salah satu nya dalam hal pendidikan dan keilmuan.
Dikarenakan banyak pekerjaan rumah yang mesti diselesaikan pemerintah,
baik berupa menggunungnys biaya pendidikan, kurikulum yang sulit
dicerna, tenaga pendidik yang terkesan uring-uringan, bahkan dalam hal
suatu pemerintahan terkesan terlalu mementingkan proyek pendidikan
dibandingkan memajukan pendidikan tersebut, dalam hal ini ditandai oleh
bergantinya Kepala Negara/Rezim pemerintahan, maka diganti pula
Menteri Pendidikannya, kemudian diganti Kurikulum Pendidikan, belum
selesai permasalahan yang ingin diselesaikan suatu kurikulum, sudah
berganti.
Adapun polemik isu-isu dalam pendiikan ialah :

Komersialisasi dan Konstisusi Pendidikan

Kurikulum pendidikan

Tenaga pendidik/ guru

Problematik UN

Akses pendidikan

Sarana dan prasarana

Mereformasi pendidikan

Tekhnologi pendidikan
6
Daftar Pustaka
Azyumardi Azra, 1999. Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju
Melenium baru, Jakarta: Logo Macam ilmu.
Bacharch Samuel, 1990. Education reform making sense of it all, Massachusetts
Ally dan Bacon.Inc
Djohar, 2003. Pendidikan Strategik
Depan Yogyakarta: LESFI.
Alternative untuk
Pendidikan Masa
Heryanto, 2000. Industri alisasi Pendidikan: Berkah Tantangan atau Bencana bagi
Indonesia, Yogyakarta: Kanisus.
M.Ilyas, 2014. ISU-ISU PENDIDIKAN KONTEMPORER, Makassar: University
Press
7
Download