TUGAS I KEPERAWATAN MATERNITAS TREND DAN ISSUE TENTANG KETUBAN PECAH DINI Dosen Pembimbing : Asmawati,S.Kp,M.Kep Disusun oleh : Nama : Dika Anggraini KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES BENGKULU PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN TAHUN AJARAN 2019/2020 Ketuban Pecah Dini 1. Pengertian Cairan Ketuban Air ketuban adalah cairan yang melindungi dan menopang saat janin tumbuh didalam rahim. Cairan ketuban di produksi setelah kantung ketuban terbentuk atau sekitar 12 hari setelah pembuahan. 2. Komposisi dan volume air ketuban Air ketuban tersusun atas nutrisi, hormon dan sel pembentuk kekebalan tubuh yang berguna untuk mendukung perkembangan janin. Pada usia kandungan 20 minggu, komposisi air ketuban didominasi oleh urine janin. Volume air ketuban akan terus meningkat selama kehamilan. Saat usia kandungan mencapai 38 minggu, volumenya berkurang untuk mempersiapkan kelahiran. Berikut perkiraan volume air ketuban yang normal : a. 60 ml pada usia 12 minggu kehamilan b. 175 ml pada usia 16 minggu kehamilan c. 400-1.200 ml pada usia antara 34-38 minggu kehamilan 3. Fungsi air ketuban a. Memberi ruang gerak untuk janin Air ketuban memungkinkan janin memiliki ruang untuk bergerak. Janin yang sering bergerak menandakan bahwa dia memperoleh cukup nutrisi dan oksigen b. Mendukung perkembangan otot dan tulang Pergerakan janin didalam kandungan membantu membentuk dan meningkatkan kekuatan otot dan tulang si janin c. Melindungi dari benturan Air ketuban melindungi janin dari guncangan, benturan, maupun tekanan pada perut ibu d. Melindungi dari infeksi Air ketuban berperan dalam melindungi janin dari infeksi dengan cara menghentikan pertumbuhan jenis bakteri tertentu 4. Pengertian Ketuban Pecah Dini (KPD) Ketuban pecah dini atau premature rupture of membranes (PROM) adalah kondisi di mana kantung ketuban pecah sebelum waktu persalinan dimulai. Kondisi ini dapat terjadi baik sebelum janin matang dalam kandungan (sebelum minggu ke-37 masa kehamilan), maupun setelah janin matang. 5. Penyebab ketuban pecah dini a. Infeksi pada rahim, mulut rahim, atau vagina. b. Kantung ketuban meregang secara berlebihan, karena air ketuban terlalu banyak (polihidramnion). c. Mengalami perdarahan melalui vagina pada trimester kedua dan ketiga kehamilan. d. Ibu hamil dengan berat badan yang kurang, atau mengalami kekurangan gizi. e. Sedang hamil anak kembar. f. Jarak antar kehamilan kurang dari enam bulan. g. Merokok atau menggunakan NAPZA pada saat hamil. h. Pernah menjalani operasi atau biopsi pada mulut rahim. i. Pernah melahirkan bayi prematur. j. Pernah mengalami ketuban pecah dini pada kehamilan sebelumnya. 6. Komplikasi Ketuban Pecah Dini Ketuban pecah dini dapat menyebabkan sejumlah komplikasi. Berikut adalah komplikasi yang dapat terjadi: 1) Infeksi pada selaput yang menyelimuti janin atau chorioamnionitis yang berisiko menimbulkan infeksi serius pada ibu dan janin seperti hingga sepsis. pneumonia, meningitis, 2) Komplikasi tali pusat tertekan atau kompresi tali pusat karena kurangnya cairan ketuban akibat ketuban pecah dini dapat membuat tali pusat tertekan oleh janin. Pada beberapa kasus, tali pusat bahkan keluar dari rahim dan turun menuju vagina. Kompresi tali pusat dapat menyebabkan cedera otak serius dan bahkan kematian. 3) Bayi yang terlahir prematur , berisiko mengalami kelainan pada saraf, gangguan pernapasan, dan kesulitan dalam belajar di kemudian hari. Walaupun jarang, ketuban pecah dini dapat terjadi sebelum kehamilan berusia 24 minggu dan dapat menyebabkan kematian janin. Bayi yang terlahir sebelum minggu ke-24 dan berhasil bertahan hidup, berisiko mengalami gangguan perkembangan, penyakit paru kronis, hidrosefalus, dan lumpuh otak (cerebral palsy). 7. Penanganan Ketuban Pecah Dini Penanganan ketuban pecah dini biasanya akan disesuaikan dengan usia kehamilan, kondisi janin di dalam kandungan, dan kondisi kesehatan ibu. Berikut ini adalah beberapa penanganan yang akan dilakukan dokter berdasarkan saat terjadinya ketuban pecah dini: 1) Usia kehamilan lebih dari 37 minggu Jika ketuban pecah dini terjadi saat usia kehamilan sudah melewati 37 minggu, janin dalam kandungan perlu segera dilahirkan. Semakin lama proses persalinan dilakukan, semakin besar peluang ibu hamil dan janin terkena infeksi. 2) Usia kehamilan 34-37 minggu Dokter kemungkinan akan menyarankan induksi persalinan agar bayi lahir beberapa minggu lebih awal. Hal ini dilakukan guna menghindari bayi terkena infeksi. 3) Usia kehamilan 23-34 minggu Biasanya dokter akan menyarankan untuk menunda kelahiran agar janin dalam kandungan memiliki cukup waktu untuk tumbuh dan berkembang. Ibu hamil akan diberikan obat antibiotik untuk mencegah infeksi, dan kortikosteroid untuk mempercepat perkembangan paru-paru janin. 4) Usia kehamilan kurang dari 23 minggu Jika ketuban pecah sebelum kandungan berusia 23 minggu, maka dokter perlu mengevaluasi kondisi ibu dan janin untuk menentukan apakah kehamilan berisiko tinggi untuk tetap dipertahankan. Pada ketuban pecah dini di usia kehamilan yang masih sangat muda ini, dokter mungkin akan memberikan obat-obatan pelemas rahim dan cairan ketuban tambahan (amnioinfusi). Trend : Pada tahun 2018 jumlah kasus ketuban pecah dini di rumah sakit Ade Muhammad Djoen Sintang merupakan kasus tertinggi dibandingkan dengan kasus komplikasi persalinan lainnya. Kasus ketuban pecah dini mengalami peningkatan data,pada tahun 2017 KPD ada 67 kasus pada 2018 KPD terjadi sebanyak 104 kasus. Berdasarkan hasil penelitian pada tahun 2019 sebagian besar ibu bersalin mengalami ketuban pecah dini terjadi pada ibu dengan kelainan letak janin, hal ini karena disebabkan ketegangan rahim meningkat,sehingga Sebagian kecil membuat selaput ketuban pecah sebelum waktunya. ibu mengalami ketuban pecah dini terjadi pada ibu dengan faktor anemia. Issue : Ketuban pecah dini atau premature rupture of membranes (PROM) adalah kondisi di mana kantung ketuban pecah sebelum waktu persalinan dimulai.Kondisi ini dapat terjadi baik sebelum janin matang dalam kandungan (sebelum minggu ke-37 masa kehamilan), maupun setelah janin matang. Pola pekerjaan ibu hamil berpengaruh terhadap kebutuhan energi. Kerja fisik pada saat hamil yang terlalu berat dan dengan kerja yang melebihi tiga jam perhari dapat berakibat kelelahan. Kelelahan dalam bekerja menyebabkan lemahnya korion dan amnion sehingga terjadilah ketuban pecah dini. Pada masa kehamilan pekerjaan yang berat dan dapat membahayakan kehamilan hendaknya dihindari untuk menjaga keselamatan ibu dan janinnya. Pada trimester pertama berlangsung sejak wanita dinyatakan positif hamil sampai 12 minggu,merupakan usia kehamilan yang paling rawan. Ketuban pecah dini dapat menyebabkan sejumlah komplikasi. Berikut adalah komplikasi yang dapat terjadi: a. Infeksi pada selaput yang menyelimuti janin atau chorioamnionitis yang berisiko menimbulkan infeksi serius pada ibu dan janin seperti pneumonia,meningitis,hingga sepsis. b. Komplikasi tali pusat tertekan atau kompresi tali pusat karena kurangnya cairan ketuban akibat ketuban pecah dini dapat membuat tali pusat tertekan oleh janin. Pada beberapa kasus, tali pusat bahkan keluar dari rahim dan turun menuju vagina. Kompresi tali pusat dapat menyebabkan cedera otak serius dan bahkan kematian. c. Bayi yang terlahir prematur , berisiko mengalami kelainan pada saraf, gangguan pernapasan, dan kesulitan dalam belajar di kemudian hari. Walaupun jarang, ketuban pecah dini dapat terjadi sebelum kehamilan berusia 24 minggu dan dapat menyebabkan kematian janin.Bayi yang terlahir sebelum minggu ke-24 dan berhasil bertahan hidup, berisiko mengalami gangguan perkembangan, penyakit paru kronis, hidrosefalus, dan lumpuh otak (cerebral palsy). Sumber : https://www.popmama.com/pregnancy/thirdtrimhttp://journal.umpo.ac.id/index.php/IJHS/article/download/1609/964ester/annas/fakta-ketuban-pecahdini http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kebidanan/article/viewFile/599/533 http://journal.umpo.ac.id/index.php/IJHS/article/download/1609/964 https://www.e-jurnal.com/2013/11/fungsi-air-ketuban.html https://jurnal.unived.ac.id/index.php/JM/article/download/628/547/ https://jurnal.ugm.ac.id/jkr/article/download/38549/22187