IKONOMIKA: Jurnal Ekonomi Islam dan Bisnis Volume 2, No 2 (2017) ISSN: 2527-3434 (PRINT) ISSN: 2527-5143 (ONLINE) Halaman: 149 - 161 MURABAHAH PEMBIAYAAN DAN IMPLEMENTASINYA UNTUK PEMBERDAYAAN EKONOMI UMMAH Abdul Rahmat Universitas Negeri Gorontalo [email protected] Abstrak Pembahasan dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui implementasi pengawasan shahibul maal yang dilakukan dalam mengurangi masalah pembiayaan. Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia bahwa jumlah pembiayaan macet yang dicairkan tidak boleh melebihi 5%. Sementara rata-rata per tahun jumlah masalah pembiayaan shahibul maal lebih besar dari 5%, yang dihasilkan dari 5%. Untuk dapat melakukan penyelamatan pembiayaan bermasalah, beberapa upaya perlu dilakukan seperti penjadwalan ulang untuk memungkinkan kelonggaran kepada Shahibul Maal untuk membayar pembiayaan yang telah jatuh tempo dengan menunda tanggal jatuh tempo. Kemudian atur ulang persyaratan pembiayaan untuk memperkuat posisi tawar dengan pelanggan dengan meninjau isi perjanjian pembiayaan bila perlu plus atau minus. Dan memperbaiki struktur pendanaan (rekapitulasi) dan organisasi bisnis, membantu meningkatkan kondisi dan likuiditas keuangan Shahibul Maal. Dengan demikian sedikit demi sedikit Shahibul Maal mampu melunasi pembiayaannya yang bermasalah. Kata kunci: Pemantauan, Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan Bermasalah Abstrak Pembahasan dalam penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pelaksanaan pengawasan shahibul maal yang dilakukan dalam memperbaiki masalah pembiayaan. Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, jumlah yang dipermasalahkan yang dicairkan tidak melebihi 5%. Sedangkan rata-rata per tahun jumlah masalah shahibul maal lebih besar dari 5%, jadi dari 5%. Untuk dapat melakukan penyelamatan pembiayaan bermasalah, beberapa upaya perlu dilakukan penjadwalan ulang untuk mendapatkan kelonggaran ke Shahibul Maal untuk membeli dana yang telah jatuh tempo dengan menambah tanggal jatuh tempo. Kemudian susuk kembali persyaratan pembiayaan untuk posisi kepemilikan dengan mengkaji isi persetujuan pengeluaran jika diperlukan plus atau minus. Dan memperbaiki struktur keuangan (rekapitulasi) dan organisasi bisnis, membantu memperbaiki kondisi dan likuiditas keuangan Shahibul Maal. Dengan demikian sedikit demi sedikit Shahibul Maal mampu melunasi pembiayaan kesulitannya. Kata kunci: Pemantauan, Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan Bermasalah Diterima: Agust 22, 2017- Revisi: 28 September 2017- Diterima: Oktober 26, 2017 Universitas Negeri Gorontalo [email protected] DOI: 10,24042 / febi.v2i1.943149149 Murabahah Pembiayaan Dan Implementasinya Untuk Pemberdayaan Ekonomi Umat (Abdul Rahmat) A. PENDAHULUAN Ekonomi Islam saat ini telah berkembang pesat. Ini bisa dilihat dari maraknya lembaga ekonomi baik bisnis maupun keuangan yang menjalankan bisnisnya dengan syariat Islam. Beberapa lembaga ini termasuk bank syariah, asuransi syariah, hotel syariah, dll. Ekonomi Islam juga telah terbukti mampu memajukan perekonomian, seperti yang telah dibuktikan dalam kekhalifahan Islam, di mana pada saat itu negara-negara barat sedang mengalami zaman kegelapan (zaman kegelapan) . Zaman keemasan menurun sebagai akibat dari distorsi syariah Islam yang nilainya sangat universal. Oleh karena itu, eksplorasi nilai-nilai dan metode dan cara mengelola ekonomi syariah menjadi penting. Selain itu, permintaan untuk metode ini adalah kebutuhan masyarakat dan masyarakat. Keandalan ekonomi Islam juga telah terbukti di Indonesia, setidaknya selama masa krisis motif yang menyebabkan krisis ekonomi dan multidimensi, bank-bank syariah mampu bertahan dan menghindari krisis perbankan dan rekapitalisasi perbankan. Ini karena sistem syariah tidak memungkinkan penyebaran negatif. Islam adalah agama syamil. Dan mengatur semua aspek kehidupan manusia. Namun dalam masalah yang terus berubah, Islam hanya mengatur garis besarnya / secara global. Masalah ekonomi (bisnis) dan politik adalah bidang-bidang perubahan besar. Dalam hal ini ada tiga hal yang dapat dijadikan dasar rujukan: Hadis yang berbunyi: "Kalian lebih mengenal hubungan dunia kalian" (Muslim, dari Siti Aisyah dan Anas Ini artinya untuk hal-hal teknis yang tidak diatur dalam Alquran). dan Hadis, dipersilakan untuk melakukan dengan cara mereka sendiri, sesuai dengan prinsip: "pada dasarnya semua diizinkan, kecuali yang dilarang" Pengumuman dan kekekalan Islamiyah. Sistem perbankan, dikelola berdasarkan prinsip pembagian keuntungan. Pengelolaan sistem bagi hasil akan menguntungkan setiap masyarakat dan bank, serta menyoroti aspek keadilan untuk bertransaksi, investasi etis, menyatukan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan yang dicapai akan mempengaruhi kinerja keuangan bank. Dengan menyediakan berbagai kegiatan promosi dan layanan perbankan, perbankan adalah alternatif yang kredibel dan dapat dinikmati oleh semua orang Indonesia. (Locander, WB, F. H, DL & J.Stuart 2017). Pentingnya kesenangan ctioning dan peran sistem perbankan, melalui UU. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah yang dikeluarkan pada 16 Juli 2008, akan mempengaruhi perkembangan industri perbankan yang pada gilirannya akan mendorong pertumbuhannya lebih cepat. Hal ini bisa dilihat dari rata-rata pertumbuhan omzet lebih dari 65% per tahun dalam 5 tahun terakhir, diharapkan peran industri perbankan syariah akan mendukung ekonomi yang semakin signifikan. (Suryanto, T. 2017). https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomik a 150 E-mail: [email protected] IKONOMIKA Volume 2, No 2 (2017) Salah satu faktor yang menyebabkan perkembangan perbankan syariah industri yang berdampak pada pembangunan ekonomi di Indonesia adalah melalui pembayaran bagi hasil. Dimana sistem untuk hasil yang diterapkan dalam perbankan syariah sangat berbeda dengan sistem bunga. Sistem bunga dapat diperoleh paling cepat, dengan menghitung jumlah biaya bunga dari dana yang disimpan dan dipinjam. Sementara sistem pembagian keuntungan dari laba akan ditentukan berdasarkan jumlah kelipatan keuntungan dari hasil bisnis, atasan dengan prinsip jual beli dengan mudharabah adalah kerja sama antara dua pihak, di mana pihak pertama menyediakan semua modal dan pihak lain menjadi manajer. Keuntungan dibagi sesuai dengan perjanjian yang tercantum dalam kontrak dan jika kerugian akan ditanggung oleh pemilik modal, selama kerugian itu bukan akibat kelalaian manajemen. Sedangkan jika kelalaian manajemen akan dijadikan jaminan sisa yang telah diagunkan kepada Bank Syariah yang bersangkutan. B. MURABAHAH DALAM EKONOMI ISLAM Dalam konsep ekonomi Islam, dua macam doktrin dan hukum: pertama, hal-hal yang tetap dan mengikat dari waktu ke waktu selamanya, seperti yang berhak menerima zakat, ahli waris, dan riba yang melanggar hukum. Kedua, hal-hal yang menerima perubahan dan tunduk pada perkembangan zaman. Inilah pembukaan pintu ijtihad dan perbedaan pendapat para mujtahid. Ekonomi Islam dapat disamakan dengan rumah yang terdiri dari atap, tiang, dan pondasi. Begitu pula dengan ekonomi Islam. AKHLAQ Bertindak Keadilan Sosial Keadilan Sosial Multi-tipe Kepemilikan TAUHID AL-ADL Kebebasan Untuk WWAH KHILAFAH MA'AD https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomika E-mail: [email protected] 151 Murabahah Pembiayaan Dan Implementasinya Untuk Pemberdayaan Ekonomi Umat (Abdul Rahmat) Ash Shawi (2001: 90-91) mengatakan bahwa istilah untuk transaksi murabahah menurut fiqih adalah ba'I al murabahah (jual beli murabahah) yang termasuk dalam jenis trustah perdagangan, yaitu jual beli di mana penjual memberitahukan harga pokok. Menurut Karim (2010: 98) di bank syariah murabahah (al-bai'bitsaman ajil) lebih dikenal dengan murabahah saja. Sederhananya, murabahah berarti penjualan barang di barang dagangan ditambah keuntungan yang disepakati. Misalnya, seseorang membeli barang dan kemudian menjualnya kembali dengan untung tertentu. Berapa banyak dari keuntungan tersebut dapat dinyatakan dalam nominal rupiah tertentu atau dalam bentuk persentase dari harga pembelian, misalnya 10% atau 20%. Sedangkan Muhammad (2001: 42) mengatakan bahwa pengakuan dan pengukuran murabahah sesuai dengan PSAK No. 102, murabahah adalah menjual barang dengan harga jual dari harga perolehan ditambah laba yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan biaya barang tersebut ke pembeli. Menurut Lubis (2004: 62), pembiayaan murabahah adalah perjanjian antara bank dan pelanggannya. Perjanjian tersebut berupa pembiayaan pembelian sesuatu yang dibutuhkan oleh pelanggan. Pelanggan akan membayar ke bank dalam waktu yang disepakati (pada tanggal jatuh tempo) dan ini biasanya merupakan pembiayaan singkat. Murabahah dalam pengertian aslinya menurut Islam adalah "hanyalah penjualan" dari jual beli (Widodo, 1999: 19). Dalam operasi perbankan syariah istilah yang digunakan bukan jual beli murabahah, tetapi dimodifikasi oleh istilah "piutang murabahah". Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/7 / PBI / 2003, tanggal 19 Mei 2003, pembiayaan adalah klaim yang timbul dari transaksi jual beli berdasarkan murabahah, salam, istishna dan atau sewa berdasarkan perjanjian ijarah. Sedangkan pembiayaan adalah penyediaan dana dan / atau klaim berdasarkan mudharabah atau musyarakah atau pembiayaan lainnya berdasarkan prinsip bagi hasil (Bank Indonesia 2003: 17-18). Murabahah adalah jual beli barang dengan pembayaran yang ditangguhkan. Artinya, pembeli baru membayar pada saat jatuh tempo dengan harga jual biaya barang ditambah manfaat yang disepakati (Widodo, et al. 1999: 49). Murabahah adalah perjanjian jual beli antara bank dan pelanggan di mana bank syariah membeli barang-barang yang dibutuhkan oleh pelanggan dan kemudian menjualnya kepada pelanggan masing-masing dengan harga perolehan ditambah margin / laba yang disepakati antara bank syariah dan pelanggan (Muhammad, 2001: 189). Murabahah yang dijelaskan dalam daftar buku fatwa DSN (2003: 311) adalah menjual barang dengan mengonfirmasikan harga pembeliannya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan untung lebih besar. Sementara dalam PSAK 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah paragraf 52 dijelaskan bahwa murabahah adalah kontrak jual beli https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomik a 152 E-mail: ikonomika_submission @ radenintan. ac.id IKONOMIKA Volume 2, No 2 (2017) barang dengan menyatakan harga perolehan dan laba (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Jadi singkatnya, murabahah adalah kontrak jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan laba (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Kontrak ini merupakan salah satu bentuk kontrak kepastian alami, karena dalam murabahah ditentukan berapa tingkat laba yang dibutuhkan (laba yang akan diperoleh). Dalam murabahah bai'al, penjual harus memberi tahu harga produk yang dibelinya dan menentukan tingkat keuntungan sebagai tambahan. Murabahah dapat dibuat untuk pembelian dengan sistem pemesanan. Dalam buku al-Umm, Imam Syafi'i menamakan transaksi ini dengan istilah al-amir bi al-syira. Dalam hal ini calon pembeli atau pelanggan dapat memesan kepada seseorang (sebut saja pembeli) untuk membeli barang tertentu yang diinginkannya. Kedua belah pihak membuat kesepakatan tentang barang dan kemungkinan harga asal pembelian yang masih dapat menanggung pelanggan. Setelah itu, kedua belah pihak juga harus menyetujui beberapa manfaat atau tambahan yang harus dibayar pelanggan. Jual beli kedua belah pihak dilakukan setelah barang ada di tangan pembeli. Jual beli diperlukan berdasarkan konsensus umat Islam, karena kehidupan umat manusia tidak dapat dibangun tanpa membeli dan menjual. Gambar 2. Negosiasi Skema Pembiayaan Murabahah & Ketentuan BANK Akad membeli dan menjual Pelanggan Membayar Tanda Terima Barang-barang Terkirim Barang & PEMASOK Dokumen (Antonio, 2001: 107) Informasi: 1. Ada kesepakatan antara bank dan pelanggan untuk membuat perjanjian atau negosiasi dan persyaratan 2. Setelah negosiasi dan kemudian membuat kesepakatan tentang bagaimana kontrak penjualan dan pembelian antara kedua belah pihak. https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomika E-mail: [email protected] 153 Pembiayaan Murabahah dan Implementasinya untuk Pemberdayaan Ekonomi Umat (Abdul Rahmat) 3. Dari Bank pihak memulai kegiatan dalam bentuk pembelian barang kepada penjual untuk pelanggan atas nama bank. 4. Atas nama bank penjual mengirimkan barang ke pelanggan yang telah ditunjukkan oleh bank. 5. Pelanggan akan menerima barang dan dokumen perjanjian dari penjual atas nama bank 6. Setelah pelanggan menerima barang dan dokumen dari penjual. Dengan demikian, kewajiban terakhir dari pelanggan untuk membayar barang kepada Bank sesuai dengan perjanjian awal. Menurut Rivai Veitzal dan Andria Permata Veithzal, jenis-jenis kontrol pembiayaan adalah: 1. Pemantauan langsung, pemantauan administrasi keuangan melalui instrumen administratif, seperti laporan, laporan keuangan, kelengkapan dokumen, dan informasi pihak ketiga. 2. Di lokasi pemantauan, yaitu memantau pembiayaan langsung ke lapangan (pelanggan), baik sebagian, keseluruhan, atau khususnya atau dalam kasus tertentu untuk membuktikan pelaksanaan kebijakan pembiayaan, atau secara menyeluruh apakah ada penyimpangan yang terjadi pada ketentuan pinjaman yang disepakati. 3. Pemantauan eksklusi, yaitu pemantauan pembiayaan dengan memberi tekanan pada hal-hal yang tidak berjalan dengan baik dan hal-hal yang telah berjalan sesuai dengan persyaratan pinjaman, mengurangi intensitas. Menurut Azhari Ismul (2012), penyebab pembiayaan bermasalah adalah karena kesulitan keuangan yang dihadapi pelanggan. Penyebab kesulitan keuangan perusahaan pelanggan. Untuk menentukan langkah-langkah yang perlu diambil dalam menghadapi pembiayaan macet pertama-tama perlu diselidiki penyebab kemacetan. Ketika kemacetan disebabkan oleh faktor eksternal seperti bencana alam, bank tidak perlu lagi melakukan analisis lebih lanjut. Yang diperlukan adalah bagaimana membantu pelanggan untuk mendapatkan penggantian langsung dari perusahaan asuransi. Yang perlu diselidiki adalah faktor internal, yaitu yang terjadi karena penyebab manajerial. Jika bank telah melakukan pemantauan secara hati-hati dari bulan ke bulan, dari tahun ke tahun, maka kemacetan muncul, sedikit lebih terkait dengan kelemahan pengawasan itu sendiri. Kecuali jika kegiatan pengawasan telah dilaksanakan dengan benar, kesulitan keuangan masih terjadi, ada baiknya menyelidiki penyebab kemacetan secara lebih mendalam. Mungkin kesulitan itu disengaja oleh manajemen perusahaan, yang berarti pengusaha telah melakukan hal-hal yang tidak jujur. Misalnya, dengan pengusaha mentransfer penggunaan dana yang tersedia untuk kegiatan bisnis lain di luar pembiayaan objek yang disepakati. (Arifin, 2002: 243-246). https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomik a 154 E-mail: [email protected] IKONOMIKA Volume 2, No 2 (2017) Katakanlah Allah SWT: “Apabila mereka mengalami kesempitan, Maka hendaknya diberikan kelonggaran... "(QS.2: 280). Jika didapati sesuatu barang di sisinya dan belum berubah, maka barang itu harus menjadi hak pemiliknya yang telah menjadi milik ” Ka'ab bin Malik, "Nabi SAW pernah (HR Imam Muslim & Nasa'i). Dari menyita harta milik Muadz dan menjualnya untuk membayar utangnya" (SDM Imam Daruquthi) (Arifin, 2002: 246) C. METODE PENELITIAN Lokasi penelitian dilakukan di Bank Muamalat Gorontalo. Alasan peneliti karena bank beroperasi atas dasar syariah Islam dan mengelola dana untuk kesejahteraan umat. Jenis dan sumber daya yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat ukur atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. (Arikunto, 2002: 236). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan dokumentasi (Saebani, 2008: 190). Analisis data adalah proses pengaturan urutan data dan pengorganisasian ke dalam pola, kategori dan satuan deskripsi dasar sehingga lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan (Moleong, 2005: 112). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, dengan maksud bahwa setiap data yang diperoleh dari lapangan dikumpulkan dan kemudian diklasifikasikan berdasarkan lriteria. Dengan mengacu pada rumusan masalah. D. HASIL PENELITIAN Pembiayaan adalah penyediaan fasilitas pendanaan untuk mendukung investasi yang direncanakan berdasarkan perjanjian antara bank dan pihak lain yang membutuhkan pihak yang dibiayai untuk pengembalian uang atau faktur setelah periode waktu tertentu sebagai imbalan atau untuk pembagian keuntungan. Berdasarkan penjelasan di atas, ada beberapa ayat yang membahas secara umum tentang jual beli Murabahah dan perdagangan al-Qur'an dan sunnah yang dapat dijadikan referensi dan landasannya adalah: https://ejournal.radenintan.ac.id /index.php/ikonomika E-mail: [email protected] 155 Pembiayaan Murabahah dan Implementasinya untuk Pemberdayaan Ekonomi Umat (Abdul Rahmat) "Padahal Allah telah meniadakan penjualan beli dan mengharamkan riba." ( Qs. Al-Baqarah: 275). Al-Qur'an: 280. dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai Dia berkelapangan. dan menyedekahkan, itu lebih baik bagimu, jika kamu tahu. Menurut Imam Syafi'i saya menyatakan bahwa jika seseorang mengatakan kepada orang lain, "Beli sesuatu untuk saya dan kemudian saya akan memberi Anda keuntungan." Kemudian, menurutnya pembelian dan penjualan semacam ini sah. Di Indonesia, Murabahah telah diizinkan (halal) dengan dikeluarkannya Dewan Syariah Nasional Fatwa Majelis Ulama Indonesia No: 04 DSN-MUI / IV / 2000. Dalam fatwa disebutkan bahwa salah satu alasan diberlakukannya murabahah adalah karena banyak orang memerlukan distribusi dana dari bank syariah berdasarkan prinsip jual beli. Masyarakat juga membutuhkan bantuan untuk membangun dan meningkatkan kesejahteraan berbagai kegiatan, sehingga bank syariah perlu memiliki fasilitas murabahah bagi mereka yang membutuhkannya. Dengan demikian, untuk alasan ini, pembiayaan murabahah dianggap sah (halal). Implementasi penyaluran pembiayaan dimulai oleh calon pelanggan yang mengajukan pembiayaan. Berdasarkan prosedur penyampaian pembiayaan, telah menerapkan mekanisme Penyampaian Pembiayaan sesuai dengan Prinsip Syariah yaitu, Shahibul Maal (Pelanggan) dan mengajukan permohonan pembiayaan. Mekanisme skema pembiayaan dimaksudkan untuk menentukan apakah kandidat (pelanggan) Shahibul Maal menerima pembiayaan atau tidak. Berdasarkan kriteria kelayakan calon Shahibul Maal sebelum menerima pembiayaan yaitu, (1) karakter atau karakter calon pelanggan, (2) kemampuan / kapasitasnya, https://ejournal.radenintan.ac.id/index .php / ikonomika 156 E-mail: [email protected] IKONOMIKA Volume 2, No 2 (2017) dan (3) Tunggakan. Penilaian ini dilakukan untuk mengonfirmasi bahwa bisnis yang akan didanai benar-benar bisnis yang tidak melanggar syariah sesuai dengan Fatwa DSN "Manajer tidak boleh melanggar hukum syariah Islam dalam tindakannya yang berkaitan dengan Murabahah." Mekanisme persetujuan pembayaran berdasarkan hasil analisis kelayakan pembiayaan pembarian. Bisa dibayar tunai atau tangguh. Berdasarkan argumen dalam Al-Qur'an dan Al-Hadits: 2. 282. Hai orang-orang yang beriman, setuju kamu bermu'amalah [179] tidak berhak atas waktu yang ditentukan, haruslah kamu mengizinkannya. dan meminta seorang penulis di antara kamu bertanyanya dengan benar. dan https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomika E-mail: [email protected] 157 Pembiayaan Murabahah Dan Implementasinya Untuk Pemberdayaan Ekonomi Umat (Abdul Rahmat) haraplah penulis enggan mengundangnya Ketika Allah memintanya, meka memintalah ia menulis, dan meminta orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan memintalah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan memintalah ia menambah banyakpun dari hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau Dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka perlulah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah dengan dua orang menyaksikan dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua orang lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari pendapat-pendapat yang kamu ridhai, minta jika ada yang lupa Maka yang mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan; dan janganlah kamu jemu menulis hutang, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat ke tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu lakukan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. dan persaksikanlah giliran kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan peserta saling menyulitkan. Jika kamu melakukan (yang demikian), Maka Sesungguhnya hal itu adalah kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Tahu segala sesuatu. Pengawasan / pengendalian pembiayaan pada dasarnya telah disediakan adalah upaya untuk mengamankan pembiayaan yang dengan terus memantau / memantau dan terus mengikuti jalur perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Dan juga melakukan pengawasan administrasi kepada calon pelanggan, dan memberikan saran atau saran dan konsultasi agar perusahaan berjalan dengan baik sehingga pengembalian pembiayaan juga akan berjalan dengan baik. Berdasarkan penjelasan di atas, ada beberapa ayat yang membahas tentang pengawasan mereka: Al-Qur'an: sebahagian yang Shad: Allah satunya dan peluang pembiayaan, Hakim). beriman Berdasarkan 24). SWT “Dan Al-Hadist: Tidak beberapa mereka di berfirman: menghianati Sesungguhnya Dan upaya Al-Qur'an keuangan Dari mengerjakan berbuat‘Aku Abu adalah temannya’. penyimpangan zalim dan Hurairah, kebanyakan pihak dibuat, amal Hadits bagi penjualan saleh; (HR yaitu Rasulullah bahwa pengawasan sebahagian dari dan abu dapat (1) orangutan orang Dawud SAWulang, membahayakan. Yang menjadi menjadwalsedikitlah menjadi No. Bersabda: l ain, Untuk berserikat mampu 2939, yang juga menyelamatkan mereka ke (2) "Sungguh berserikat kitab meminimalkan selama orang-orang bermasalah Reordering ini." Al Buyu salah (Qs. Itu https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomika 158 E-mail: [email protected]. id IKONOMIKA Volume 2, No 2 (2017) Pembiayaan di atas menyelamatkan kewajiban ketika penting Dari dikutip dari menghadapi penjelasan yang bermasalah, Persyaratan, pembiayaan pelanggan, sedekah untuk ayat dan (3) mengalami yayasan bimbingan Reorganisasi Al-Qur 'Kesulitan kebutuhan dan Al-Hadist untuk Rekapitulasi. (dalam hal toleransi di atas syari'ah dan upaya yang dapat nyata mendukung rasa) selalu berdasarkan nya untuk E. digarisbawahi pelanggan membayar pada KESIMPULAN Upaya untuk mengatasi masalah pembiayaan untuk cond melakukan implementasi pengawasan pembayaran administrasi, pengawasan langsung dana ke lapangan dan pemantauan dalam pelaksanaan pembiayaan shahibul maal. Untuk dapat menyelamatkan pembiayaan bermasalah, beberapa upaya lain seperti penjadwalan ulang untuk memungkinkan kelonggaran ke Shahibul Maal untuk membayar pembiayaan yang jatuh tempo dengan menunda tanggal jatuh tempo. Kemudian atur ulang persyaratan pembiayaan untuk memperkuat posisi tawar dengan pelanggan dengan meninjau isi perjanjian pembiayaan bila perlu plus atau minus. Dan memperbaiki struktur pendanaan (rekapitulasi) dan organisasi bisnis, dapat membantu meningkatkan kondisi dan likuiditas keuangan Shahibul Maal. Dengan demikian sedikit demi sedikit Shahibul Maal mampu melunasibermasalahnya REFERENSI , Muhammad Syafi'I, 2001, Bank Syari'ah Dari Teori Ke Praktik. Gema Insani Press; Jakarta. Arifin, Zainul, 2002, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Penerbit AlvaBet Anggota IKAPI. Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pengaturan Praktek. Rineka Cipta, Jakarta Ash-Shawi, Shalah dan Abdullah Al-Mushlih, 2001, Fikih Ekonomi Keuangan Islam. Darul Haq, Jakarta. Azhari Ismul, 2012, Bank dan Lembaga Keuangan, Bank Kesehatan, http://ekonomyslam.blogspot.com/2010/08/pengertian-bmt.html : di akses tanggal 02 Agustus 2012, 20:21 DSN MUI, 2000, Himpunan Fatwa DSN: Keputusan DSN No. 04 Tahun 2000, tentang Ketentuan Hukum Murabahah. https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomika E-mail: [email protected] 1 59 Pembiayaan Murabahah dan Implementasinya untuk Pemberdayaan Ekonomi Umat (Abdul Rahmat) DSN MUI, 2003, Himpunan Fatwa DSN: Keputusan DSN No. 03 Tahun 2000, tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Anggota Dewan Pegawas Syariah Pada Lembaga Keuangan Syariah, edisi Bin Muhammad, Hafidzullah kedua, PT. Intermasa, Jakarta Hisyam Sid Aali Barghasy, 2002. Hukum Jual Beli Secara Kredit, Hukum dan Kode Etikanya Menurut Syari'at Islam. Solo: At-Tibyan. Karim, Adiwarman A, 1995. Ekonomi Islam Sebagai Tempat Kajian Kontemporer. Gema Insani Press: Jakarta. Kasmir, 2006. Dasar-dasar Perkreditan. Penerbit: PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta. Locander, WB, F. Hamilton, D.Ladik & J.Stuart. Mengembangkan budaya yang kaya akan kepemimpinan: Tautan yang hilang untuk menciptakan organisasi yang berfokus pada pasar. Jurnal Manajemen Fokus Pasar. Vol. 5, hlm. 149-163.2017. Lubis, Suhrawardi K, 2004, H uman Ekonomi Islam. Penerbit: Sinar Grafika, Jakarta. Moleong, Lexy J, 2005. Metode Penelitian Kualitatif, edisi revisi, Penerbit: PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Muhammad dan Dwi Suwiknyo, 2009, A kuntansi Perbankan Syariah. Penerbit: Trust Media, Yogyakarta Muhammad Nur, 2009, Pelaksanaan Pemberian Pembiayaan Mudharabah Kepada Koperasi Studi Pada Bank Muamalat Cabang Medan. Tesis USU Medan Muhammad, 2001. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Penerbit UUP-AMP YKPN, Yogyakarta Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. PSAK No. 59 Akuntansi Perbankan Syariah. Mei 2002. Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). Jakarta. Rifqi, Muhammad, 2008, Akuntansi Keuangan Syariah, Konsep dan Implementasi PSAK Syariah, edisi T. 2017. kesatu, Penerbit: P3EI Press, Yogyakarta Suryanto, Konsekuensi Going Concern Opinion untuk Laporan Keuangan Perusahaan dan Pasar Modal dengan Reputasi Auditor sebagai Variabel Moderation - Sebuah Studi Eksperimental. Jurnal Penelitian Penelitian Eropa 20 (2A) UU. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah yang diterbitkan tanggal 16 Juli 2008 Veithzal Rivai, Andria Permata Veithzal, 2006. Buku Pegangan Manajemen Kredit, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomik a 160 E-mail: [email protected] IKONOMIKA Volume 2, No 2 (2017) [email protected] 161