MAKALAH MATERNITAS II (KEGANASAN ORGAN-ORGAN REPRODUKSI KANKER ENDOMETRIUM DAN OVARIUM) Dosen pembimbing : dina zakiyyatul fuadah,S.Kep.Ns.,M.Kep Nama Kelomppok : Agustina Purwitasari Angglelia Permata K Chiesa Refinda NR Dini Maya Fahim Risalatul K Kartika Sari Kukuh Dwi M Mellinda Fitri WS Nithalia Ivada Putri P Risky Melina Iflacha Vera Elma Deviana Yovira Dyantika (201801001) (201801013) (201801024) (201801033) (201801042) (201801054) (201801057) (201801064) (201801075) (201801086) (201801095) (201801104) PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA KEDIRI TAHUN AKADEMIK 2019/2020 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “ KEGANASAN ORGANORGAN REPRODUKSI KANKER ENDOMETRIUM DAN OVARIUM”. Dengan tepat waktu. Ada pun tujuan dari pembuatan makalah adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah maternitas II. Keberhasilan penyusunan makalah merupakan kerja keras semua anggota kelompok yang tentunya tidak lepas dari dukungan dan bantuan yang berupa moril maupun materil dari berbagai pihak. Kelompok menyadari bahwa makalah ini belum sempurna karena keterbatasan dan ketrampilan, untuk itu kelompok mengharaapkan saran yang bersifat membangun agar pembuatan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya. Kediri , 27 November 201 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Pengettian kanker endometrium 2.2 Etiologi kanker endometrium 2.3 Manifestasi kanker endometrium 2.4 Komplikasi kanker endometrium 2.5 Patofisiologi kanker endometrium 2.6 Patway kanker endometrium 2.7 Pemeriksaan penunjang 2.8 Anatomi fisiologi ovarium 2.9 Pengertian kankwe ovarium 2.10 Etiologi kanker ovarium 2.11 Manifestasi kilinis 2.12 Patofisiologi kanker ovarium 2.13 Patway kanker ovarium 2.14 Klasifikasi kanker ovarium 2.15 Tanda gejala klinis 2.16 Pemeriksaan fisik 2.17 Pemeriksaan penunjang 2.18 Kemungkinan komplikasi 2.19 Penatalaksaan BAB 3 ASKEP KANKER ENDOMETRIUM DAN KANKER OVARIUM 3.1 Kasus semu 3.2 Pengkajian 3.3 Pemeriksaan fisik 3.4 Analisa data 3.5 Diagnosa keperawatan 3.6 Intervensi 3.7 Implementasi 3.8 Evaluasi BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan 4.2 Saran DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kanker endometrium adalah tumor ganas epitel primer di endometrium, umumnya dengan diferensiasi glandular dan berpotensi mengenai miometrium dan menyebar jauh. Insidensi kanker endometrium mencapai 8% pada kasus kankerperempuan di dunia.1Prevalensi kanker endometrium selama 5 tahun mencapai 31% pada kasus kanker ginekologi di dunia dengan prevalensi kanker serviks 48,1%.2Kanker endometrium merupakan kanker ginekologi yang paling sering terjadi di dunia barat, menempati urutan keempat kanker pada wanita setelah kanker payudara, kolon, dan paru. Angka kematian di Amerika Serikat meningkat dua kali antara tahun 1988 dan1998.1 Berdasarkan penelitian Martin pada tahun 2002 didapatkan angka kejadian kanker endometrium 2,06% dari 194 kasus kanker ginekologi yang dirawat di RSUP H. Adam Malik dan RSU dr. Pirngadi Medan. Umumnya (75-80% kasus) tipe histologik kanker endometrium adalah endometrioid adenokarsinoma, yaitu karsinoma yang berasal dari jaringan kelenjar atau karsinoma yang sel-sel tumornya membentuk struktur seperti kelenjar.1 Adenokarsinoma merupakan tipe kanker yang terbentuk pada kelenjar yang mensekresikan mucus di seluruh tubuh.sedangkan Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.000 wanita didiagnosa dengan kanker ovarium di seluruh dunia dan 125.000 meninggal karena penyakit ini. Kanker ovarium merupakan penyebab utama kematian wanita karena kanker dan merupakan penyebab kelima kematian karena kanker di Amerika Serikat (AS). Satu diantara 78 wanita di AS (1.3%) diperkirakan akan mengalami kanker ovarium selama hidupnya. Delapan puluh persen dari 14.000 kasus kanker ovarium di AmerikaSerikat yang terdiagnosis pertahunnya berasal dari sel epitel (Gubbels, 2010). Kanker ovarium umumnya baru menimbulkan keluhan apabila telah menyebar ke rongga peritoneum, atau organ visera lainnya. Penyakit telah mencapai stadium lanjut pada tingkat ini sehingga tindakan pembedahan dan terapi adjuvan seringkali tidak menolong. Upaya pengenalan dini kanker ovarium stadium awal berdasarkanpemeriksaan fisik saja tidak cukup sehingga perlu dilengkapi dengan pemeriksaan penunjang seperti serum tumor marker, Ultrasonografi(USG), atau computerised tomography scanning (CT-scan). Salah satu tumor marker untuk memprediksi adanya keganasan pada ovarium adalah pemeriksaan kadar serum Cancer Antigen 125 (CA125) (Rarung, 2008). 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian dari kanker endometrium ? 2. Bagaimana etiologi dari kanker eendometrium ? 3. Apa saja manifestasi dari kanker endometrium ? 4. Apa saja komplikasi pada kanker endometrium ? 5. Bagaimana patofisiologi dari kanker endometrium ? 6. Bagaimana pathway dari kanker endometrium ? 7. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada kanker endometrium ? 8. Apa pengertian dari kanker ovarium? 9. Bagaimana etiologi dari kanker ovarium? 10. Apa saja manifestasi dari kanker ovarium? 11. Apa saja komplikasi pada kanker ovarium? 12. Bagaimana patofisiologi dari kanker ovarium? 13. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada kanker ovarium? 1.3 TUJUAN Tujuan umum :menjelaskan tentang asuhan keperawatan pada kasus keganasan organ-organ reproduksi kanker endometrium dan ovarium. Tujuan khusus : 1. Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang pengertian kanker endometrium dankanker ovarium 2. Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang etiologin dari kanker endometrium dan kanker ovarium 3. Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang manifestasi dari kanker endometrium dan kanker ovarium 4. Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang komplikasi dari kanker endometrium dan kanker ovarium 5. Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang patofisiologi kanker endometrium dan kanker ovarium 6. Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang pemeriksaan penunjang apa saja yang dilakukan pada kanker endometrium dan kanker ovarium BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Kanker endometrium adalah kanker yang terjadipada organ endometrium ataupadadinding Rahim. Endometrium adalah organ Rahim yang berbentuk seperti buah pir sebagai tempat tertanan dan berkembangnya janin. Kanker endometrium kadang kadang disebut kanker seperti otot atau sel miometrium. Kanker endometrium sering terdeteksi pada tahap awal karena sering menghasilkan pendarahan vagina di antara periode menstruasi atau menopause (Wheollan 2009) B. Etiologi Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kanker endometrium, tetapi beberapa penelitiian menunjukkan bahwa rangsangan estrogen yang berlebihan dan terus menerus bisa menyebabkan kanker endometrium. Berikut ini beberapa faktor resiko yang bisa meningkatkan munculnya kanker mendometrium : 1. Obesitas atau kegemukan Pada wanita obesitas dan usia tua terjadi peningkatan reaksi konversi androstenedion menjadi estron. Pada obesitas konvers ini ditemukansebanyak 25-20 kali. Obesitas merupakan faktor resiko utama pada kanker endometrium sebanyak 2 sampai 20 kali. Wanita dengan berat badan 10-25Kg diatas berat badan normal menpunyai resiko 3 kali lipat disbanding dengan wanita dengan berat badan normal. Bila berat badan lebih dari 25Kg diatas berat badan normal maka resiko menjadi 9 kali lipat. 2. Haid pertama (menarche) Wanita mempunyai riwayat menars sebelum usia 12 tahun mempunyai resiko 1,6 kali lebih tinggi daripada wanita yang mempunyai riwayat menars setelah usia lebih dari 12 tahun. Menstruation span merupakan metode numerik untuk menentukan faktor resiko dengan usia saat menarche, usia menopause dari jumlah paritas. Menstruasion span (MS) = usia menars – (jumlah paritas x1,5). Bila MS 39 maka resiko terkena kanker endometrium sebanyak 4,2 kali dibanding MS < 29. 3. Tidak pernah melahirkan Memiliki resiko terkena kanker endometrium lebih tinggi baik sudah menikah atau belum dibanding wanita yang pernah melahirkan. Penelitian menunjukkan bahwa 25% penderita kanker endometrium tidak pernah melahirkan anak (nulipara). Penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa faktor ketidaksuburan(infertilitas) lebih berperan daripada jumlah melahirkan (paritas). 4. Penggunaan estrogen Estrogen sering digunakan sebagai terapi sulih hormon. Peningkatan penggunaan hormon ini diikuti dengan meningkatnya resiko kanker endometrium. 5. Hiperplasia endometrium Hiperplasia endometrium adalah pertumbuhan yang berlebihan dari jaringan selaput lendir rahim disertai peningkatan vaskularisasi akibat rangsangan estrogen yang berlebihan dan terus menerus. Disebut neoplasia endometrium intraepitel jika hyperplasia endometrium disertai sel-selatipikal dan meningkatkan resiko menjadi kanker endometrium sebesar 23%. 6. Diabetes mellitus (DM) Diabetes melitus dan tes toleransi glukosa (TTG) abnorml merupakan faktor resiko keganasan endometrium. Angka kejadian diabetes melitus klinis pada penderita karsinoma endometrium berkisar antara 3-17%, sedangkan angka kejadian TTG yang abnormal berkisar antara 17-64%. 7. Hipertensi 50% dari kasus endometrium menderita hipertensi dibandingkan dengan 1/3populasi kontrol yang menderita penyakit tersebut, kejadian hipertensi pada keganasan endometrium menurut statistik lebih tinggi secara bermakna daripada populasi kontrol. 8. Faktor lingkungan dan diet Faktor lingkungan dan menu makanan juga mempengaruhi angka kejadian keganasan endometrium lenih tinggi daripada di ngara-negara yang sedang berkembang. Kejadian keganasan endometrium di Amerika Utara dan Eropa lebih tinggi daripada angka kejadian keganasan di Asia, Afrika dan Amerika latin. Agaknya perbedaan mil disebabkan perbedaan menu dan jenis makan sehari-hari dan juga terbukti dengan adanya perbedaan yang menyolok dari keganasan endometrium pada golongan kaya dan golongan miskin. Keadaan ini tampak pada orang-orang negro yang pindah dari daerah rural ke Amerika Utara. Hal yang sama juga terjadi pada orang-orang Asia yang pindah ke negara industri dan merubah menu makanannya dengan cara barat Seperti misalnya di Manila dan Jepang, angka kejadian keganasan endometrium lebih tinggi daripada di negara-negara Asia lainnya 9. Riwayat keluarga Ada kemungkinan terkena kanker endometrium, jika terdapat anggota keluarga yang terkena kanker ini, meskipun prosentasenya sangat kecil. 10. Tumor memproduksi estrogen Adanya tumor yang memproduksi estrogen, misalnya tumor sel granulosa,akan meningkatkan angka kejadian kanker endometrium C. Manifestasi Klinis Keluhan utama yang dirasakan pasien kanker endometrium adalah perdarahan pasca menopause bagi pasien yang telah menopause danperdarahan intermenstruasi bagi pasien yang belum menopause. Keluhankeputihan merupakan keluhan yang paling banyak menyertai keluhan utama. Gejalanya bisa berupa: a. Perdarahan rahim yang abnormal b. Siklus menstruasi yang abnormal c. Perdarahan diantara 2 siklus menstruasi (pada wanita yang masih mengalami menstruasi) d. Perdarahan vagina atau spotting pada wanita pasca menopause e. Perdarahan yang sangat lama, berat dan sering (pada wanita yang berusia diatas 40 tahun) f. Nyeri perut bagian bawah atau kram panggul g. Keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca menopause) h. Nyeri atau kesulitan dalam berkemih i. Nyeri ketika melakukan hubungan seksual (Isdaryanto: 2010). D. Komplikasi 1. Anemia disebabkan oleh sifat fagosit sel tumor atau adanya perdarahan. 2. Obstruksi khusus disebabkan pembesaran sel-sel tumor yang dapat menekan usus. 3. Depresi sum-sum tulang disebabkan faktor penghasil sel darah merah dari sum-sum tulang sebagai sistem imun. Sel darah merah berusaha untuk menghancurkan sel-sel tumor sehingga kerja sel-sel tumor optimal. 4. Perdarahan disebabkan pembesaran tumor pada ovarium yang dapat menyebabkan rupture E. Patofisiologi Kanker endometrium adalah kanker yang terbentuk di dalamendometrium yang merupakan lapisan dalam halus rahim atau rahim. Rahimterletak di daerah panggul dan menyerupai bentuk sebuah pepaya atau buah pir.90% dari semua kanker rahim yang terbentuk di endometrium. Profesionalmedis tidak tahu persis apa yang menyebabkan kanker endometrium, tetapitelah dikaitkan dengan estrogen terlalu banyak, yang merupakan hormonwanita. Ini adalah ovarium yang memproduksi estrogen, tetapi mereka juga memproduksi hormon lain yang disebut progesteron yang membantu untuk menyeimbangkan estrogen. Kedua hormon harus seimbang, tetapi jika terlalu banyak estrogen yang diproduksi akan menyebabkan endometrium tumbuh, sehingga meningkatkan risiko kanker endometrium. Ada faktor lain yang meningkatkan kadar estrogen dan salah satunya adalah obesitas. Jaringan lemak dalam tubuh juga memproduksi hormon estrogen. Pola makan dengan asupan tinggi lemak hewani, termasuk daging, susu, dan unggas, bersama dengan makanan olahan dan gula halus adalah nomor satu penyebab obesitas. Makanan ini harus di hindari terutama oleh mereka yang beresiko. Mereka yangberisiko adalah wanita yang telah melalui menopause, tidak punya anak, menderita diabetes, memiliki kanker payudara, atau sering mengkonsumsi makanan dengan lemak tinggi. Tanda pertama kanker endometrium adalah perdarahan atau bercak. Pendarahan atau bercak mungkin tidak selalu hasil dari kanker, tetapi ide yang baik untuk segera memeriksakan ke dokter agar diperiksa lebih detail lagi. Gejala lain dari kanker endometrium adalah penurunan berat badan, kelelahan,nyeri panggul, kesulitan buang air kecil dan nyeri selama hubungan seksual. Kanker ini terutama mempengaruhi wanita yang telah melewati menopause.Mayoritas kasus pada perempuan berusia 55-70 tahun (Corwin: 1999). F. Pemeriksaan Penunjang 1. 2. Pap Smear adalah metode skrining ginekologi, dicetuskan oleh Georgias Papanikolaou, untuk mendeteksi kanker rahim yang disebabkan oleh human papilomavirus. Pengambilan sampel endometrium, selanjutnya diperiksa dengan mikroskop (PA). Cara untuk mendapatkan sampel adalahdengan aspirasi sitologi dan biopsy hisap (suction biopsy) menggunakansuatu kanul khusus. Alat yang digunakan adalahnovak, serrated novak,kovorkian, explora (mylex), pipelly (uniman), probet(Hidayat: 2009). Dilatasi dan Kuretase (D&C) Caranya yaitu leher rahim dilebarkan dengan dilatator kemudian hiperplasianya dikuret. Hasil kuret lalu di cek di lab Patologi. Memasukkan kamera (endoskopi) kedalam rahim lewat vagina. Dilakukan juga pengambilan sampel untuk di cek di lab Patologi (Hidayat: 2009). 3. Biopsiendometrium Endometrial biopsi, teknik pengambilan dan pemeriksaan sampel sel jaringan rahim yang bertujuan menemukan kanker endometrial dan hanya dilakukan pada pasien yang beresiko tinggi (Hidayat: 2009). 4. Pelvic exam, dokter memeriksa daerah sepanjang kandungan apakah terdapat lesi, benjolan, atau mengetahui daerah mana yang terasa sakit jikadiraba. Untuk daerah kandungan bagian atas dokter menggunakan alat speculum. Teknik pemeriksaan ini sebenarnya harus rutin dilakukan olehwanita untuk mengetahui kondisi vaginanya (Hidayat: 2009). G. Penatalaksaan Medis Radiasi atau histerektomi radikal dan limfadenektomi pelvis merupakan pilihan terapi untuk adenokarsinoma endoserviks yang masih terlokalisasi, sedangkan staging surgical yang meliputi histerektomi simple dan pengambilan contoh kelenjar getah bening paraaorta adalah penatalaksanaan umum adenokarsinoma endometrium. 1. Pembedahan Kebanyakan penderita akan menjalani histerektomi (pengangkatan rahim). Kedua tuba falopii dan ovarium juga diangkat (salpingo-ooforektomi bilateral) karena sel-sel tumor bisa menyebar ke ovarium dan sel-sel kanker dorman (tidak aktif) yang mungkin tertinggal kemungkinan akan terangsang oleh estrogen yang dihasilkan oleh ovarium. Jika ditemukan sel-selkanker di dalam kelenjar getah bening di sekitar tumor, maka kelenjar getah bening tersebut juga diangkat. Jika sel kanker telah ditemukan di dalam kelenjar getah bening, maka kemungkinan kanker telah menyebar ke bagian tubuh lainnya. Jika sel kanker belum menyebar ke luar endometrium (lapisanrahim), maka penderita tidak perlu menjalani pengobatan lainnya. 2. Radioterapi Pada radioterapi digunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel kanker.Terapi penyinaran merupakan terapi lokal, hanya menyerang sel-sel kanker di daerah yang disinari. Pada stadium I, II atau III dilakukan terapi penyinaran dan pembedahan. Angka ketahanan hidup 5 tahun pada pasien kanker endometrium menurun 20-30% dibanding dengan pasien dengan operasi dan penyinaran. Penyinaran bisa dilakukan sebelum pembedahan (untuk memperkecil ukuran tumor) atau setelah pembedahan (untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa). Stadium I dan II secara medis hanyadiberi terapi penyinaran. Pada pasien dengan risiko rendah (stadium IA grade 1atau 2) tidak memerlukan radiasi adjuvan pasca operasi. 3. Kemoterapi Adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi merupakan terapi sistemik yang menyebar keseluruh tubuh dan mencapaisel kanker yang telah menyebar jauh atau metastase ke tempat lain. Tujuan Kemoterapi : a. Membunuh sel-sel kanker. b. Menghambat pertumbuhan sel-sel kanker. c. Meningkatkan angka ketahanan hidup selama 5 tahun 2.8 Anatomi fisiologi ovarium A. . ovarium Ovarium Adalah gonad wanita, dua struktur kecil yang terletak pada kedua sisi uterus. Kelenjar yanng berada di bawah pengaruh sikliis hormon hipofise ini menghasilkan oosit dan hormon ovarium (Brooker, 2012) Ovarium adalah salah satu di antara beberapa organ reproduksi wanita yang berfungsi untuk menghasilkan sel telur. Setiap wanita memiliki dua ovarium, terletak pada rongga panggul sebelah kiri dan kanan. (Ilmu Dokter, 2014) Ovarium merupakan bagian dari sistem reproduksi wanita. Setiap wanita memiliki dua ovarium. Mereka oval, sekitar empat sentimeter panjang dan berbaring di kedua sisi rahim (uterus) terhadap dinding panggul di daerah yang dikenal sebagai fossa ovarium. Mereka diadakan di tempat oleh ligamen melekat pada rahim, tetapi tidak secara langsung melekat pada sisa saluran reproduksi wanita, misalnya saluran telur.(Kliksama, 2015) B. Fungsi ovarium a. Menyimpan ovum (telur) yang dilepaskan satu setiap bulan, ovum akan melalui tuba fallopi tempat fertilisasi dengan adanya sperma kemudian memasuki uterus, jika terjadi proses pembuahan (fertilisasi) ovum akan melekat (implantasi) dalam uterus dan berkembang menjadi janin (fetus), ovum yang tidak mengalami proses fertilisasi akan dikeluarkan dan terjadinya menstruasi dalam waktu 14 hari setelah ovulasi. b. Memproduksi hormon estrogen dan progesteron, kedua hormon ini berperan terhadap pertumbuhan jaringan payudara, gambaran spesifik wanita dan mengatur siklus menstruasi. c. Ovarium berfungsi mengeluarkan hormon steroid dan peptida seperti estrogen dan progesteron. Kedua hormon ini penting dalam proses pubertas wanita dan ciri-ciri seks sekunder. Estrogen dan progesteron berperan dalam persiapan dinding rahim untuk implantasi telur yang telah dibuahi. Selain itu juga berperan dalam memberikan sinyal kepada hipotalamus dan pituitari dalam mengatur sikuls menstruasi. C. Letak Ovarium Ovarium adalah dua organ kecil, seukuran ibu jari Anda, yang terletak di panggul perempuan. Mereka melekat pada rahim, satu di setiap sisi, dekat pembukaan tuba fallopi. Ovarium berisi sel gamet wanita, disebut oosit. Dalam istilah non medis, oosit disebut “telur”. Ovarium merupakan bagian dari sistem reproduksi wanita. Setiap wanita memiliki dua indung telur. Mereka oval, sekitar empat sentimeter panjang dan berbaring di kedua sisi rahim (uterus) dinding panggul di wilayah yang dikenal sebagai fossa ovarium. Mereka ditahan oleh ligamen melekat pada rahim tetapi tidak secara langsung melekat pada sisa saluran reproduksi wanita.(Hikmat, 2014) D. Bagian bagian ovarium Struktur ovarium terdiri atas : a. b. Korteks disebelah luar yang diliputi oleh epitelium germinativum yang berbentuk kubik dan di dalam terdiri dari stroma serta folikel-folikel primordial. Medulla di sebelah dalam korteks tempat terdapatnya stroma dengan pembuluhpembuluh darah, serabut-serabut saraf dan sedikit otot polos.Diperkirakan pada wanita terdapat kira-kira 100.000 folikel primer. Tiap bulan satu folikel akan keluar, kadang-kadang dua folikel, yang dalam perkembangannya akan menjadi folikel de Graff. Folikel-folikel ini merupakan badian terpenting dari ovarium dan dapat dilihat di korteks ovarii dalam letak yang beraneka ragam dan pula dalam tingkat-tingkat perkembangan dari satu sel telur dikelilingi oleh satu lapisan sel-sel saja sampai menjadi folikel de Graff yang matang terisi dengan likuor folikulli, mengandung estrogen dan siap untuk berovulasi. 2.9 Pengertian Kanker ovarium adalah tumor ganas yang tumbuh pada ovarium (indung telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 – 70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar melalui system getah bening dan melalui sistem pembuluh darah menyebar ke hati dan paru – paru. Kanker ovarium adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan tidak normal, cepat dan tidak terkendali. (Apotik Online dan Media Informasi Obat-Penyakit).Kanker indung telur atau kita sebut dengan kanker ovarium, adalah kanker yang berasal dari sel-sel ovarium atau indung telur. (Sofyan, 2006) Kanker ovarium merupakan sebuah penyakit di mana ovarium yang dimiliki wanita memiliki perkembangan sel-sel abnormal. Secara umum, kanker ovarium merupakan suatu bentuk kanker yang menyerang ovarium. Kanker ini bisa berkembang sangat cepat, bahkan, dari stadium awal hingga stadium lanjut bisa terjadi hanya dalam satu tahun saja. Kanker ovarium merupakan suatu proses lebih lanjut dari suatu tumor malignan di ovarium. Tumor malignan sendiri merupakan suatu bentuk perkembangan sel-sel yang tidak terkontrol sehingga berpotensi menjadi kanker. WikipediaKanker adalah pertumbuhan sel abnormal yang cenderung menyerang jaringan disekitarnya dan menyebar ke organ tubuh lain yang letaknya jauh (Corwin, 2009, Hal; 66). Kanker ovarium merupakan tumor dengan histogenesis yang beraneka ragam, dapat berasal dari ketiga demoblast (ektodermal, endodermal, mesoderal) dengan sifat-sifat histologis maupun biologis yang beraneka ragam (Smeltzer & Bare, 2002). Terdapat pada usia peri menopause kira-kira 60%, dalam masa reproduksi 30% dan 10% terdapat pada usia yang jauh lebih muda. Tumor ini dapat jinak (benigna), tidak jelas jinak dan tidak jelas pasti ganas (borderline malignancy atau carsinoma of low-maligna potensial) dan jelas ganas (true malignant)(Priyanto, 2007). Kanker ovarium adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan tidak normal, cepat dan tidak terkendali. (Apotik Online dan Media Informasi Obat-Penyakit. Hal.2 di akses tgl 20-72009). Kanker ovarium adalah salah satu kanker ginekologi yang paling sering dan penyebab kematian kelima akibat kanker pada perempuan. (Price, 2005;1297) Kanker ovarium memiliki 4 stadium yaitu :(Smeltzer, 2001;1570) Stadium I : Pertumbuhan kanker terbatas pada ovarium Stadium II : Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium dengan perluasan pelvis Stadium III : Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium dengan metastasis diluar pelvis atau nodus inguinal atau retroperitoneal positif Stadium IV : Pertumbuhan mencakup satu atau kedua sisi ovarium dengan metastasis jauh Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kanker indung telur atau kita sebut dengan kanker ovarium, adalah kanker yang berasal dari sel-sel ovarium atau indung telur. dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan tidak normal, cepat dan tidak terkendali. 2.10 Etiologi Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium yaitu : Hipotesis incessant ovulation Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel epitel yang terganggu dapat menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel tumor Hipotesis Gonadotropin Teori ini didasarkan pada pengetahuan hasil percobaan binatang pada data epidemiologi. Hormon hipofisa diperlukan untuk perkembangan tumor ovarium pada beberapa percobaan pada binatang rodentia. Pada percobaan ini ditemukan bahwa jika kadar hormon esterogen rendah di sirkulasi perifer, kadar hormon gonadotropin akan mengikat. Peningkatan kadar hormon goonadotropin ini ternyata berhubungan dengan makin bertambah bsarnya tumor ovarium pada binatang tersebut. Hipotesis androgen Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker ovarium. Hal ini didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium mengandung reseptor androgen. Dalam percobaan in-vitro, androgen dapat menstimulasi pertumbuhan epitel ovarium normal dan sel-sel kanker ovarium. Hipotesisi Progesteron Berbeda dengan efek peningkatan resiko kanker ovarium oleh androgen, progesteron ternyata memiliki peranan protektif terhadap terjadinya kanker ovarium. Epitel normal ovarium mengandung reseptor progesteron. Percobaan pada kera macaque, progesteron menginduksi terjadinya apoptosis sel epitel ovarium, sedangkan esterogen menghambatnya. Pemberian pil yang mengandung esterogen saja pada wanita pasca menopause akan meningkatkan terjadinya resiko kanker ovarium, sedangkan pemberian kombinasi dengan progesteron akan menurunkan resikonya. Kehamilan, dimana kadar progesteron tinggi, menurunkan kanker ovarium. Pil kontrasepsi kombinasi menurunkan resiko terjadinya kanker ovarium. Demikian juga yang hanya mengandung progesteron yang menekan ovulasi juga menurunkan resiko kanker ovarium. Akan tetapi, pemakaian depo medroksiprogesteron asetat ternyata tidak menurunkan resiko terjadinya kanker ovarium. Penyebab pasti kanker ovarium tidak diketahui namun multifaktorial.Risiko berkembangnya kanker ovarium berkaitan dengan lingkungan, endokrin dan faktor genetik (Price, 2005;1297). a. Faktor lingkungan Kebiasaan makan, kopi dan merokok, adanya asbestos dalam lingkungan, dan penggunaan bedak talek pada daerah vagina, semua itu dianggap mungkin menyebabkan kanker. b. Faktor endokrin Faktor risiko endokrin untuk kanker ovarium adalah perempuan yang nulipara, menarche dini, menopause yang lambat, kehamilan pertama yang lambat, dan tidak pernah menyusui.Penggunaan kontrasepsi oral tidak meningkatkan resiko dan mungkin dapat mencegah. Terapi pengganti estrogen (ERT) pascamenopause untuk 10 tahun atau lebih berkaitan dengan peningkatan kematian akibat kanker ovarium c. Faktor genetic Kanker ovarium herediter yang dominan autosomal dengan variasi penetrasi telah ditunjukkan dalam keluarga yang terdapat penderita kanker ovarium.Bila terdapat dua atau lebih hubungan tingkat pertama yang menderita kanker ovarium, seorang perempuan memiliki 50% kesempatan untuk menderita kanker ovarium. Ada beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya kanker ovarium yaitu: Diet tinggi lemak Merokok Alkohol Riwayat kanker payudara, kolon, atau endometrium Riwayat keluarga dengan kanker payudara atau ovarium Nulipara Infertilitas Menstruasi dini Wanita diatas usia 50 – 75 tahun Wanita yang memiliki anak > 35 tahun Ras kaucasia > Afrika-Amerika Kontrasepsi oral Berawal dari hyperplasia endometrium yang berkembang menjadi karsinoma. Menarche dini 2.11Manifestasi Klinis Kanker ovarium tidak menimbulkan gejala pada waktu yang lama. Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik. 1. Stadium Awal a. Gangguan haid b. Konstipasi (pembesaran tumor ovarium menekan rectum) c. Sering berkemih (tumor menekan vesika urinaria) d. Nyeri spontan panggul (pembesaran ovarium) e. Nyeri saat bersenggama (penekanan / peradangan daerah panggul) f. Melepaskan hormon yang menyebabkan pertumbuhan berlebihan pada lapisan rahim, pembesaran payudara atau peningkatan pertumbuhan rambut) 2. Stadium Lanjut a. Asites b. Penyebaran ke omentum (lemak perut) c. Perut membuncit d. Kembung dan mual e. Gangguan nafsu makan f. Gangguan BAB dan BAK g. Sesak nafas h. Dyspepsia 2.12 Patofisiologi Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormone dan kegagalan pembentukan salah satu hormone tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormone hipofisa dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium karena itu terbentuk kista di dalam ovarium. Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan. Kanker ovarium bermetastasis dengan invasi langsung struktur yang berdekatan dengan abdomen dan pelvis dan sel-sel yang menempatkan diri pada rongga abdomen dan pelvis. Sel-sel ini mengikuti sirkulasi alami cairan peritoneal sehingga implantasi dan pertumbuhan keganasan selanjutnya dapat timbul pada semua permukaan intraperitoneal. Limfatik yang disalurkan ke ovarium juga merupakan jalur untuk penyebaran sel-sel ganas. Semua kelenjar pada pelvis dan kavum abdominal pada akhirnya akan terkena. Penyebaran awal kanker ovarium dengan jalur intraperitoneal dan limfatik muncul tanpa gejala yang spesifik. Gejala tidak pasti yang akan muncul seiring dengan waktu adalah perasaan berat pada pelvis, sering berkemih dan disuria dan perubahan fungsi gastrointestinal, seperti rasa penuh, mual, tidak enak pada perut, cepat kenyang dan konstipasi. Pada beberapa perempuan dapat terjadi perdarahan abnormal vagina sekunder akibat hyperplasia endometrium bila tumor menghasilkan estrogen, beberapa tumor menghasilkan testosterone dan menyebabkan virilasi. Gejalagejala keadaan akut pada abdomen dapat timbul mendadak bila terdapat perdarahan dalam tumor , ruptur atau torsi ovarium. Namun tumor ovarium paling sering terdeteksi selama pemeriksaan pelvis rutin. 2.13 Klasifikasi Lebih dari 30 neoplasma ovarium telah diidentifikasi. Tumor ovarium dikelompokkan dalam 3 kategori (Price, 2005;1297) besar yaitu : Tumor-tumor epitel Tumor-tumor epitel menyebabkan 60% dari semua neoplasma ovarium dan diklasifikasikan sebagai neoplasma jinak, perbatasan ganas Tumor stroma gonad Tumor-tumor sel germinal Terdapat tiga ketegori utama tumor sel germinal yaitu : tumor jinak (kista dermoid), tumor ganas (bagian dari kista dermoid), tumor sel germinal primitive ganas (sel embrionik dan ekstraembrionik) Dua pertiga persen kanker ovarium adalah tumor sel germinal primitive ganas. Penting untuk mendiagnosis jenis tumor dengan tepat. Klasifikasi stadium kanker ovarium primer menurut FIGO (Federation International of Ginecologies and Obstetricians ) 1987, adalah : Stadium I : pertumbuhan terbatas pada ovarium o Stadium 1a : pertumbuhan terbatas pada suatu ovarium, tidak ada asietas yang berisi sel ganas, tidak ada pertumbuhan di permukaan luar, kapsul utuh. o Stadium 1b : pertumbuhan terbatas pada kedua ovarium, tidak asietas, berisi sel ganas, tidak ada tumor di permukaan luar, kapsul intak. o Stadium 1c : tumor dengan stadium 1a dan 1b tetapi ada tumor dipermukaan luar atau kedua ovarium atau kapsul pecah atau dengan asietas berisi sel ganas atau dengan bilasan peritoneum positif. Stadium II : Pertumbuhan pada satu atau dua ovarium dengan perluasan ke panggul o Stadium 2a : perluasan atau metastasis ke uterus dan atau tuba o Stadium 2b : perluasan jaringan pelvis lainnya o Stadium 2c : tumor stadium 2a dan 2b tetapi pada tumor dengan permukaan satu atau kedua ovarium, kapsul pecah atau dengan asitas yang mengandung sel ganas dengan bilasan peritoneum positif. Stadium III : tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant di peritoneum di luar pelvis dan atau retroperitoneal positif. Tumor terbatas dalam pelvis kecil tetapi sel histologi terbukti meluas ke usus besar atau omentum. o Stadium 3a : tumor terbatas di pelvis kecil dengan kelenjar getah bening negatif tetapi secara histologi dan dikonfirmasi secara mikroskopis terdapat adanya pertumbuhan (seeding) dipermukaan peritoneum abdominal. o Stadium 3b : tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant dipermukaan peritoneum dan terbukti secara mikroskopis, diameter melebihi 2 cm, dan kelenjar getah bening negatif. o Stadium 3c : implant di abdoment dengan diameter > 2 cm dan atau kelenjar getah bening retroperitoneal atau inguinal positif. Stadium IV : pertumbuhan mengenai satu atau kedua ovarium dengan metastasis jauh. Bila efusi pleura dan hasil sitologinya positif dalam stadium 4, begitu juga metastasis ke permukaan liver. 2.14 Tanda dan Gejala Klinis Adapun tanda dan gejala yang ditimbulkan pada pasien dengan kanker ovarium adalah sebagai berikut : a. b. c. d. e. f. g. Haid tidak teratur Darah menstruasi yang banyak (menoragia) dengan nyeri tekan pada payudara Menopause dini Dispepsia Tekanan pada pelvis Sering berkemih dan disuria Perubahan fungsi gastrointestinal, seperti rasa penuh, mual, tidak enak pada perut, cepat kenyang dan konstipasi. h. Pada beberapa perempuan dapat terjadi perdarahan abnormal vagina sekunder akibat hyperplasia endometrium bila tumor menghasilkan estrogen. (Smeltzer, 2001;1570) 2.15 Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik hasil yang sering didapatkan pada tumor ovarium adalah massa pada rongga pelvis. Tidak ada petunjuk pasti pada pemeriksaan fisik yang mampu membedakan tumor adneksa adalah jinak atau ganas, namun secara umum dianut bahwa tumor jinak cenderung kistik dengan permukaan licin, unilateral dan mudah digerakkan. Sedangkan tumor ganas akan memberikan gambaran massa yang padat, noduler, terfiksasi dan sering bilateral. Massa yang besar memenuhi rongga abdomen dan pelvis lebih mencerminkan tumor jinak atau keganasan derajat rendah. Adanya asites dan nodul pada cul-de-sac merupakan petunjuk adanya keganasan. 2.16 Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien kanker ovarium yaitu : a. Anamnesis dan pemeriksaan fisik pelvic b. Radiologi : USG Transvaginal, CT scan, MRI c. Tes darah khusus : CA-125 (Penanda kanker ovarium epitelial), LDH, HCG, dan AFP (penanda tumor sel germinal) d. Laparoskopi e. Laparotomi f. Pemeriksaan untuk mengetahui perluasan kanker ovarium g. Pielografi intravena (ginjal, ureter, dan vesika urinaria), sistoskopi dan sigmoidoskopi. h. Foto rontgen dada dan tulang i. Scan KGB (Kelenjar Getah Bening) j. Scan traktus urinarius 2.17 Kemungkinan komplikasi a.Torsi b. Rupture kista c.Perdarahan d. Keganasan 2.18 Penatalaksanaan Adapun tindakan yang dilakukan pada penanganan kanker ovarium antara lain: (Smeltzer, 2001;1570) Intervensi bedah untuk kanker ovarium adalah histerektomi abdominal total dengan pengangkatan tuba falopii dan ovarium serta omentum (salpingo-oofarektomi bilateral dan omentektomi) adalah prosedur standar unruk penyakit tahap dini Terapi radiasi dan implantasi fosfor 32 (32P) interperitoneal, isotop radioaktif, dapat dilakukan setelah pembedahan Kemoterapi dengan preparat tunggal atau multiple tetapi biasanya termasuk sisplantin, sikofosfamid, atau karboplatin juga digunakan Paklitaksel (Taxol) merupakan preparat yang berasal dari pohon cemara pasifik, bekerja dengan menyebabkan mikrotubulus di dalam sel-sel untuk berkumpul dan mencegah pemecahan struktur yang mirip benang ini. Secara umum, sel-sel tidak dapat berfungsi ketika mereka terlilit dengan mikrotubulus dan mereka tidak dapat membelah diri. Karena medikasi ini sering menyebabkan leucopenia, pasien juga harus minum G-CSF (factor granulosit koloni stimulating) Pengambilan cairan asites dengan parasintesis tidak dianjurkan pada penderita dengan asites yang disertai massa pelvis, karena dapat menyebabkan pecahnya dinding kista akibat bagian yang diduga asites ternyata kista yang memenuhi rongga perut. Pengeluaran cairan asites hanya dibenarkan apabila penderita mengeluh sesak akibat desakan pada diafragma. BAB III KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KANKER ENDOMETRIUM DAN KANKER OVARIUM 3.1 Kasus Semu Ny. X berusia 60 tahun beragama budha, alamat tinggal Pare masuk rumah sakit dengan keluhan sakit pada daerah panggul, nyeri saat buang air kecil, nyeri saat berhubungan seksual, dan pasien mengatakan mengalami mual muntah, ketika menstruasi darah keluar lebih banyak dan masa menstruasi lebih dari 7 hari. Dari hasil pemeriksaan pasien tampak meringis kesakitan, tampak memegangi area abdomen,pasien tampak pucat ,lemas ,CRT >3 detik,TTV diperoleh TD: 130/90 mmHg, Nadi: 80 X/menit, suhu: 37,7 C, RR: 24 X/menit,.Terdapat sekret pada daerah vagina, berwarna kekuningan, berbau dan bercampur darah serta terdapat pembengkakan pada daerah abdomen. 3.2 Pengkajian Identitas Nama : Ny. X Usia : 60 tahun JK : Perempuan Agama : Budha Suku : Jawa Alamat : Pare Keluhan Utama Ny. X keluhan sakit pada daerah panggul, nyeri saat buang air kecil, nyeri saat berhubungan seksual, dan pasien mengatakan mengalami mual muntah, ketika menstruasi darah keluar lebih banyak dan masa menstruasi lebih dari 7 hari Riwayat penyakit sekarang Saat dilakukan pemeriksaan pada fisik Ny. X pasien tampak meringis kesakitan, tampak memegangi area abdomen,CRT >3 detik,pucat,lemas,terdapat sekret pada daerah vagina, berwarna kekuningan, berbau dan bercampur darah serta terdapat pembengkakan pada daerah abdomen. Riwayat penyakit dahulu: - Riwayat penyakit keluarga: tidak ada riwayat penyakit kanker Riwayat psikossosial: - 3.3 Pemeriksaan fisik B1(Breath) RR: 24 X/menit B2 (Blood) TD: 130/90 mmHg,ketika menstruasi darah keluar lebih banyak,CRT >3 detik B3 (Brain): B4 (Bladder) Nyeri saat buang air kecil B5 (Bowel) Mual muntah B6 (Bone) Nyeri pada tulang panggul P : Tekanan esterogen meningkat Q : Nyeri seperti ditusuk tusuk R : tulang panggul S:7 T : digunakan saat beraktivitas 3.4 Analisis Data N Data o Etiologi Masalah keperawatan DS: 1 Kerusakan Pasien mengeluh nyeri panggul, nyeri saat BAK, nyeri . sistem saraf saat berhubungan seksual DO: pasien tampak meringis kesakitan,tampak memegangi area abdomen, TTV:TD:130/90,RR:24x/mnt,N:80x/mnt, S:37,7C Nyeri Kronis DS:pasien 2 mengeluh mual-muntah Nausea Efek toksin DO:pasien tampak pucat DS: 3menstruasi darah keluar lebih banyak dan masa kekurangan menstruasi lebih dari 7 hari Hipovolemia intake DO:Terdapat sekret pada daerah vagina, berwarna cairan kekuningan, berbau dan bercampur darah 3.5 Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri kronis berhubungan dengan kerusakan sistem saraf 2. Nausea berhubungan dengan efek toksin 3. Hipovolemia berhubungan dengan kekurangan intake cairan DIAGNOSA SDKI I. Nyeri Kronis Definisi: Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan (0078) Hal. 174 kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan konstan, yang berlangsung lebih dari 3 bulan. Penyebab: 1. Kerusakan sistem saraf 2. Riwayat penganiayaan (mis. fisik, psikologis, seksual) Gejala dan tanda mayor Subjektif: - Mengeluh nyeri - Merasa depresi (tertekan) Objektif: - Tampak meringis - Gelisah - Tidak mampu menuntaskan aktifitas Gejala dan tanda minor Subjektif: - Merasa takut mengalami cedera berulang Objektif: - Bersikap protektif (mis. posisi menghindari nyeri) - Waspada - Pola tidur berubah - Berfokus pada diri sendiri Kondisi klinis terkait: Infeksi II. Neusea (0076) Definisi: Perasaan tidak nyaman pada bagian belakang tenggorokan Hal. 170 atau lambung yang dapat mengakibatkan muntah Penyebab: 1. Kehamilan 2. Rasa makan atau minum yang tidak enak 3. Faktor psikologis (mis. kecemasan, ketakutan, stress) 4. Efek agen farmakologis 5. Efek toksin Gejala dan tanda mayor Subjektif: - Mengeluh mual - Merasa ingin muntah - Tidak berminat makan Objektif: Tidak tersedia Gejala dan tanda minor Subjektif: - Merasa asam dimulut - Sensasi panas atau dingin Objektif: - Pucat - Diaforesis - Takikardia Kondisi klinis terkait: Kanker III.Hipovolemia Definisi:penurunan volume cairan intravaskular,interstitial atu intra (0023) hal.64 selular Penyebab: 1.kehilangan cairan aktif 2.kekurangan intake cairan Gejala dan tanda mayor Subjektif: Objektif: - frekuensi nadi meningkat -turgor kulit Gejala dan tanda minor Subjektif: -merasa lemah Objektif: - suhu tubuh meningkat Kondisi klinis terkait: - Muntah - perdarahan 3.6 Intervensi Diagnosa SLKI I. Nyeri Kronis Tingkat Nyeri (L. (0078) 08066) Hal. 145 Kriteria hasil: 1. Keluhan nyeri (menurun) 2. Meringis (menurun) 3. Sikap protektif (menurun) 4. Gelisah SIKI Manajemen Nyeri (I.08238) Hal. 201 observasi 1. Identifikasi lokasi,karakteristik durasi,frekuensi,kualitas,intensitas nyeri 2. Identifikasi skala nyeri 3. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri Terapeutik 1. Berikan teknik non-farmakologis (menurun ) 5. Kesulitan tidur (menurun) 6. Menarik diri (menurun) 7. Cidera berulang (menurun) 8. Frekuensi nadi (membaik) untuk mengurangi rasa nyeri (TENS,hipnosis,akupresur,terapi musik) 2. Pertimbangkan jenis sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri Edukasi 1. jelaskan penyebab,periode,dan pemicu nyeri 2. Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri Kolaborasi 1. Kolaborasi pemberian analgetik,jika perlu II. Nausea (0076) Tingkat Nausea (L. 08065) Hal. 144 Manajemen Mual (I.03117) Hal. 197 Observasi Kriteria hasil: 1. Identifikasi pengalaman mual 1. Nafsu makan 2. Identifikasi dampak mual terhadap (meningkat) kualitas hidup(nafsu 2. Keluhan mual (menurun) 3. Perasaan ingin muntah (menurun) 4. Diaforesis (menurun) 5.Pucat (membaik) makan,aktivitas,dan tidur) 3. Identifikasi faktor penyebab mual (pengobatan,prosedur) 4. Monitor mual (frekuensi,durasi,dan tingkat keparahan) 5. Monitor asupan nutrisi dan kalori Terapeutik 1. Kendalikan faktor lingkungan penyebab mual(bau tak sedap,suara,rangsangan visual yang tidak menyenangkan) 2. Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab mual(kecemasan,kelelahan) Edukasi 1.Anjurkan istirahat dan tidur cukup 2. Anjurkan makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak 3.Anjurkan teknik non-farmakologis untuk mengatasi mual Kolaborasi 1. Pemberian anti emetik,jika perlu III. Hipovolemia Status Cairan (L.030328) hal 107 Kriteria Hasil 1. rekuensi nadi membaik 2. tekanan darah membaik 3. tekanan nadi membaik 4.intake cairan membaik Manajemen hipovolemik (I.03116) Observasi 1. periksa tanda dan gejala hipovolemik (mis:frekuensi nadi meningkat,tekanan darah menurun) 2. monitor intake dan output cairan Terapeutik 1. hitung kebutuhan cairan 2.berikan posisi modified trendelenburg 3.berikan asupan cairan oral Edukasi 1. anjurkan memperbanyak cairan oral 2.anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak kolaborasi 1.pemberian cairan IV,isotonis(mis:Nacl,RL) 2.kolaborasi pemberian cairan hipotonis (mis:glukosa 2,5%,Nacl 0,4%) 3.kolaborasi pemberian cairan koloid (mis:albumin,plasmanate) 4.kolaborasi pemberian produk darah 3.7 IMPLEMENTASI Diagnosa 1. Nyeri Kronis Tgl/jam Tindakan Paraf Observasi 1. mengidentifikasi lokasi,karakteristik durasi,frekuensi,kualitas,intensitas nyeri 2. mengidentifikasi skala nyeri 3. mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri Terapeutik 1. memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri(TENS,hipnosis,akupresur,terapi musik) 2. mempertimbangkan jenis sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri Edukasi 1. Menjelaskan penyebab,periode,dan pemicu nyeri 2. Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri Kolaborasi 1. berkolaborasi dalam memberikan 2. Neusea Observasi analgetik,jika perlu 1. mengidentifikasi pengalaman mual 2. mengidentifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup (nafsu makan, aktivitas, dan tidur) 3. mengidentifikasi faktor penyebab mual (pengobatan, prosedur) 4. memonitor mual (frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan) 5. memonitor asupan nutrisi dan kalori Terapeutik 1. mengendalikan faktor lingkungan penyebab mual(bau tak sedap, suara, rangsangan visual yang tidak menyenangkan) 2. mengurangi atau hilangkan keadaan penyebab mual (kecemasan, kelelahan) Edukasi 1. menganjurkan istirahat dan tidur cukup 2. menganjurkan makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak 3. menganjurkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi mual Kolaborasi 1. memberikan anti emetik, jika perlu Observasi 3. Hipovolemia 1.memeriksa tanda dan gejala hipovolemik (mis:frekuensi nadi meningkat,tekanan darah menurun) 2.memonitor intake dan output cairan Terapeutik 1. menghitung kebutuhan cairan 2.memberikan posisi modified trendelenburg 3.memberikan asupan cairan oral Edukasi 1. menganjurkan memperbanyak cairan 3.8 EVALUASI Diagnosa keperawatan I. Nyeri kronis tanggal/jam Catatan perkembangan Rabu,27 S :pasien mengatakan November sudah nyeri berkurang 2019/08.00 wib O :- ekspresi meringis (-)TTV normal A :masalah teratasi sebagian P :intervensi dilanjutkan II. Nausea Rabu,27 S : pasien mengatakan November sudah tidak mual muntah 2019/08.00 wib paraf O :- pucat (-) -lemas (-) A : masalah teratasi P : intervensi dihentikan III. hipovolemia Rabu,27 S :pasien mengatakan November perdarahan sudah berhenti 2019/08.00 wib O : -TD normal -pucat berkurang A :masalah teratasi P :intervensi dihentikan BAB IV PENUTUP 4.1KESIMPULAN Kanker endometrium adalah kanker yang terjadi pada organ endometrium atau pada dinding rahim. Faktor resiko dari endometrium yaitu obesitas atau kegemukan, haid pertama, tidak pernah melahirkan, penggunaan esterogen, hipertensi, faktor lingkungan dan diet, riwayat keluarga. Gejalanya bisa berupa perdarahan rahim abnormal, siklus menstruasi yang abnormal, pedarahan yang sangatb lama dsb. Tanda pertama kanker endometrium adalah perdarahan atau bercak. Kanker ini terutama mempengaruhi wanita yang melewati menopouse, mayoritas kasus pada perempuan berusia 55-70 tahun. Pemeriksa penunjanagnya bisa dilakukan dengan pap smear, dilatasi dan kuretase, biopsi endometrium, pelvic exam. Sedangkan kanker ovarium adalah tumor ganas yang tumbuh pada ovarium (indung telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50-70 tahun. Penyakit kanker ovarium ini secara umum menyerang ovarium. Wanita dengan kanker ovarium ini memiliki resiko mengidap penyakit kanker payudara tiga sampai empat kali lipat dan wanita dengan payudara mempunyai resiko yang meningkat terhadap kanker ovarium. Risiko berkembangnya kanker ovarium berakitan dengan lingkungan, endokrin, sdan faktor genetik. Kemungkinan lain dari orang yang merokok, meminum alkohol dan juga faktor lingkungan. 4.2 Saran Seharusnya setiap manusia itu menjaga pola kehidupannya agar terhindar dari penyakit seperti kanker endometrium dan kanker oovarium. Agar terhindar dari kanker tersebut diharapkan seseorang dapat menerapkan kehidupan yang sehat dan menghindari merokok, meminum alkohol dan selalu kontrol kesehatan untuk mendeteksi adanya gejala dari kanker ovarium dan endometrium. DAFTAR PUSTAKA Likah, mus. 2017. laporan pendahuluan CA endometrium. https://kupdf.net/download/1-laporan-pendahuluan-caendometrium_58cd0e4cdc0d60035ac34610_pdf (26 november 2019) Wiknjosastro, Hanifa. 2005.Ilmu Kandungan, Edisi Kedua. Jakarta : YayasanBina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Brunner and Suddarth. 1996.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3.Jakarta : EGC http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/48413/Chapter%20I. pdf?sequence=5&isAllowed=y (28 november 2019)