Nama : Heri Saputra NIM :1707122979 Mata Kuliah : Pembangkit Energi Listrik Jenis Jenis ReL Daya (BUSBAR) Busbar atau rel adalah titik pertemuan atau hubungan trafo-trafo tenaga, SUTT, SKTT dan peralatan listrik lainnya untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik atau daya listrik. Ada pula yang mengartikan, Busbar dalam sistem tenaga adalah lokasi di mana jalur transmisi, sumber generasi, dan beban distribusi bertemu. Karena konvergensi ini, sirkuit pendek yang terletak di dekat busbar cenderung memiliki arus besar yang sangat tinggi. Karena arus sangat besarnya, maka jika ada kesalahan memerlukan kecepatan yang tinggi dalam operasi perlindungan busbar untuk membatasi kerusakan peralatan tersebut. Namun, kliring berkecepatan tinggi harus seimbang terhadap kebutuhan untuk keamanan. Tersandung salah untuk kesalahan eksternal dapat menyebabkan gangguan besar, dan membahayakan stabilitas daya sistem. Besarnya kesalahan yang tinggi meningkatkan kemungkinan CT saturasi selama kesalahan eksternal dekat dengan busbar, dan CT saturasi meningkatkan kemungkinan operasi yang salah dari perlindungan busbar.Terdapat beberapa jenis busbar yang biasa dipakai gardu induk yang ada di Indonesia, antara lain, yaitu: Berbagai jenis susunan busbar yaitu: a. Busbar Tunggal Ini adalah susunan rel yang paling sederhana dan paling murah. Keandalan serta fleksibilitas operasi nya sangat terbatas. Apabila ada kerusakan di rel, maka seluruh pusat listrik harus dipadamkan untuk dapat melakukan perbaikan. Oleh sebab itu, rel tunggal sebaiknya hanya digunakan pada pusat listrik yang tidak begitu penting peranannya dalam sistem. Untuk menaikkan keandalan rel tunggal. PMS seksi dapat dipasang yang membagi rel dalam dua kelompok, yaitu kelompok kiri dan kelompok kanan dari rel. Unit pembangkit dan beban sebagian dihubungkan ke kelompok kiri dan sebagian lagi dihubungkan ke kelompok kanan dari rel. Apabila ada kerusakan pada rel yang perbaikannya memerlukan pemadaman, maka seksi rel yang memerlu-kan perbaikan bisa dipadamkan dengan membuka PMS seksi ini sehingga seksi rel yang sebelahnya tetap bisa dioperasikan/dinyalakan. • Keuntungannya > Susunan ini murah instalasinya > pemeliharaan kurang > operasionalnya sedernaha • Kekurangannya Jika ada gangguan pada busbar maka semua elemn yang terhubung juga akan padam/terlepas demikian pula saat pemeliharaan sehingga kurang fleksibel dan handal Gambar 1. Busbar Rel Tunggal B. Busbar Ganda dengan Satu PMT Rel ganda pada umumnya dilengkapi dengan PMT beserta PMS-nya yang berfungsi menghubungkan rel 1 dan rel 2 seperti diperlihatkan pada gambar 2.8. PMT ini disebut sebagai PMT kopel. Dengan rel ganda, sebagian instalasi dapat dihubungkan ke rel 1 dan sebagian lagi ke rel 2. Kedua rel tersebut(rel 1 dan rel 2) dapat dihubungkan paralel atau terpisah dengan cara menutup atau membuka PMT kopel. Dengan cara ini fleksibilitas operasi akan bertambah terutama sewaktu menghadapi gangguan yang terjadi dalam sistem. Sebagian dari unit pembangkit atau beban dapat dihubungkan ke rel 1 dan lain-nya ke rel 2. Apabila salah satu unit pembangkit atau salah satu beban akan pindah rel, maka terlebih dahulu PMT-nya harus dibuka, kemudian disusul dengan pembukaan PMS rel yang akan ditinggalkan, baru diikuti pemasukan PMS rel yang dituju; urutannya tidak boleh dibalik. Apabila terbalik, maka akan terjadi hubungan paralel antara rel 1 dan rel 2 yang belum tentu sama tegangannya dan hal demikian adalah berbahaya. Setelah selesai melakukan pemindahan posisi PMS, baru PMT dimasukkan. Untuk unit pembangkit, pemasukan PMT harus melalui proses sinkronisasi. Dari uraian di atas tampak bahwa proses pemindahan beban dari rel satu ke rel lainnya memerlukan pemadaman, yaitu saat PMT dibuka. Pemindahan beban atau unit pembangkit dari salah satu rel ke rel lainnya dalam praktek dapat terjadi, misalnya karena ada kerusakan yang memerlukan pemadaman rel saat perbaikan. • Keuntungan > memudahkan pemeliharaan karena beberapa komponen rangkaian dapat diisolasi > Cukup fleksibel menghubungkan feeder pada ke dua bus bar > jika ada dua PMT pada susunan ini akan meningkatkan kehandalan jika satu PMT terbuka • Kelemahan > mahal > rangkaian terputus pada busbar yang terganggu Gambar 2. Busbar Ganda dengan Satu PMT C. Busbar Ganda dengan Dua PMT Rel ganda dengan dua PMT ini sama seperti rel ganda dengan satu PMT hanya saja disini semua unsur dapat dihubungkan ke rel 1 atau rel 2 atau dua-duanya melalui PMT sehingga fleksibilitas manuver menjadi lebih baik. Pemindahan beban dari rel 1 ke rel 2 dapat dilakukan tanpa pemadaman, tidak seperti pada rel ganda dengan satu PMT, seperti diuraikan pada butir b di atas. Hal ini dapat terjadi karena dengan adanya 2 buah PMT (masing-masing satu PMT untuk setiap rel) pemindahan beban dilakukan dengan menutup terlebih dahulu PMT rel yang ditujukan, kemudian membuka PMT rel yang ditinggalkan. Sebelum melakukan manuver ini, harus diyakinkan terlebih dahulu bahwa rel 1 dan rel 2 tegangannya sama, baik besarnya maupun fasanya. Jika sudah sama, baru PMT dapat dimasukkan. Gambar 3. Busbar Ganda dengan Dua PMT D. Rel dengan PMT satu setengah Pada dasarnya rel dengan PMT satu setengah adalah rel ganda dengan tiga buah PMT di antara dua rel tersebut. Jika rel-rel ini diberi identifikasi sebagai PMT A1, PMT A2, dan PMT seterusnya. Sedangkan yang dekat rel B diberi identifikasi sebagai PMT B1, PMT B2, dan seterusnya. PMT yang ditengah disebut PMT diameter dan diberi identifikasi sebagai PMT AB1, PMT AB2, dan seterusnya. Bagian-bagian dari instalasi dihubungkan pada titik-titik yang letaknya antara PMT A dengan PMT AB dan pada titik-titik yang letaknya antara PMT B dengan PMT AB Dibandingkan dengan rel-rel pada butir a, b dan c tersebut di atas, rel dengan PMT satu setengah ini memunyai keandalan paling tinggi. Hal ini dapat dilihat sebagai berikut: · Apabila Rel A mengalami gangguan Dengan membuka semua PMT bernomor A beserta PMS-nya, daya tetap bisa disalurkan secara penuh. · Apabila Rel B mengalami gangguan Dengan membuka semua PMT bernomor B beserta PMS-nya, daya tetap bisa disalurkan secara penuh. · Apabila Rel A dan Rel B mengalami gangguan Dengan membuka semua PMT bernomor A dan PMT bernomor B beserta PMS-nya, daya tetap bisa disalurkan walaupun dengan fleksibilitas pembebanan yang berkurang. Pembebasan tegangan sebuah(bagian) instalasi yang terhubung ke rel dengan PMT satu setengah mengharuskan pembukaan dua buah PMT beserta PMS-nya, yaitu PMT rel dan PMT diameternya. Misalnya untuk unit pembangkit no. 1 yang ter-hubung ke rel B melalui PMT B1, maka untuk pembebasan tegangannya, yang harus dibuka adalah PMT B1 dan PMT AB1 beserta PMS-PMS-nya. • Keuntungan : > Pengoperasian yang lebih fleksibel > Kehandalan tinggi > Saat bus bar terganggu tidak semua rangkaian harus padam • Kekurangan > harga mahal > pengaturan relay proteksi kompleks karena PMT yang ditengah harus menangani dua rangkaian dalam dua arah aliran dan herus beroprasi normal Gambar 4. Busbar Dengan PMT Satu Setengah DAFTAR PUSTAKA https://www.scribd.com/doc/39799757/15-Panel-Busbar https://slideplayer.info/slide/1940732/ https://www.slideshare.net/IrfanNurhadi/jenis-jenis-gardu-induk