Uploaded by nurul.aisya829

MAKALAH

advertisement
MAKALAH
SISTEM PROBLEM BASED LEARNING
DI PSPD UIN ALAUDDIN MAKASSAR
Oleh:
Kelompok II
Sayyid Abdurrahman Nurul Huda
Sry Mulya Nur Fatimah
Shanun Shari Sakunti
St. Aisyah Nurramadhani Amran
Isnada Rahim
A. Nurul Khaerizza Safitri
Apriani sahid
Muftihatul Jannah
Nanda Lola Rahmatia
Siti Noerfaridha Syarif
Wa Ode Nurul Ainun Asgaf
Nur Fadylah Yanti
Aqilah Farah Salsabil
Nurul Aisyah Sudirman
Muhammad Nur Alamsyah Rajab
Nurul Janah
Muhammad Saddam
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN 2019
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji syurkur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, yang telah memberikan
nikmat, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
pleno modul “TERKILIR”. Salawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi
Muhammad saw, keluarga, sahabat, dan kita sebagai penerus hingga akhir zaman.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada fasilitator dan teman-teman
yang telah membimbing dan membantu kami dalam mempelajari, memahami, dan
menyelesaikan laporan ini. Kami menyadari masih bahwa laporan ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki kesalahan dikemudian hari.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata kami ucapkan terima
kasih dan semoga laporan ini dapat bermanfaat.
Makassar, 6 November 2019
Kelompok II
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................. 1
A.
Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C.
Tujuan ..................................................................................................................... 2
D.
Manfaat ................................................................................................................... 2
BAB II................................................................................................................................. 4
A.
Sistem PBL di Program Studi Pendidikan Dokter UIN Alauddin Makassar .......... 4
B.
Pelaksanaan Mini Quiz Pre-PBL di UIN Alauddin Makassar .............................. 11
C.
Pelaksanaan Mini Quiz Post Pleno PBL di UIN Alauddin Makassar ................... 12
D.
Kelebihan Miniquiz Pre Test dan Post-Pleno ....................................................... 13
E.
Kekurangan Miniquiz Pre Test dan Post-Pleno .................................................... 14
BAB III ............................................................................................................................. 16
A.
Kesimpulan ........................................................................................................... 16
B.
Saran ..................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hampir semua Fakultas Kedokteran di Indonesia menggunakan sistem
Problem Based Learning (PBL), termasuk Program Studi Pendidikan Dokter
UIN Alauddin Makassar. Pengetahuan hanya bermakna dalam situasi
produktif, atau situasi di mana pengetahuan itu dapat diterapkan. Problem
Based Learning berarti bahwa dalam situasi tertentu, orang memperoleh
strategi yang efektif untuk memecahkan masalah dalam situasi itu dengan
terus berinteraksi dalam situasi itu (Huang, Yang, Chiang, & Su, 2016).
Problem Based Learning adalah proses pembelajaran berbasis suatu kasus
yang menyajikan masalah autetik dan bermakna sehingga diharapkan
mahasiswa dapat menyelesaikan dan menemukan solusi untuk kasus
teersebut. Dalam PBL, dosen berperan sebagai yang memberikan kasus,
memfasilitasi penyelidikan dan interaksi mahasiswa (Sunardi & Nelfiyanti,
2015). PBL adalah metode pembelajaran di mana masalah yang relevan
diperkenalkan pada awal siklus instruksi dan digunakan untuk memberikan
konteks dan motivasi dan diikuti oleh pembelajaran (Argaw, Haile, Ayalew,
& Kuma, 2017) . Sebagai mahasiswa kedokteran PSPD UINAM tentunya kita
perlu mengetahui dan memahami bagaimana sistem PBL itu sendiri. Dan juga
kita perlu menganalisis bagaimanakah sistem PBL yang berjalan di PSPD
UINAM ini.
Selain itu, ada pula sistem pre tes dan post tes yang diterapkan sebelum
dan sesudah PBL ini dilaksanakan. Kita ingin melihat bagaimana sisi
kelebihan maupun kekurangan dari terapan sistem ini di mahasiswa. Dengan
memfokuskan pengembangan latihan/quiz pada modul yang interaktif dan
variatif maka dapat membantu mahasiswa dalam memahami materi yang
tersedia di modul dan menjadi jembatan dalam mengasah kemampuan
mahasiswa menguasai berbagai konsep. Quiz atau latihan-latihan itu dapat
1
digunakan untuk menilai penguasaan materi. Keller (1983) selanjutnya
menyatakan bahwa setelah quiz, pelajar menerima secara langsung umpan
balik yang dapat diperoleh dari tutor atau temannya sendiri (Andriyani &
Suhartono, 2016). Dari hasil Pre-test dan Post-test bisa dijadikan umpan balik
yang dapat meningkatkan motivasi siswa dan Pre-test dan Post-test juga
berfungsi untuk melihat sejauh mana keefektifan pengajaran dan nantinya
hasil
Pre-test akan dibandingkan dengan hasil Posttest sehingga dapat
diketahui apakah kegiatan belajar mengajar berhasil baik atau tidak dan
diharapkan pemahaman siswa lebih baik terhadap materi yang diberikan dan
memotivasi siswa untuk sungguh-sungguh dalam memperhatikan pelajaran
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Effendy, 2016).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem PBL di PSPD UINAM?
2. Bagaimanakah pelaksanaan miniquis pre PBL?
3. Bagaimanakah pelaksanaan miniquis post PBL?
4. Apa ssaja kelebihan miniquis pre dan post PBL?
5. Apa saja kekurangan miniquis pre dan post PBL?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang sistem PBL di PSPD UINAM.
2. Untuk mengetahui tentang pelaksanaan miniquis pre PBL.
3. Untuk mengetahui tentang pelaksanaan miniquis post PBL.
4. Untuk mengetahui tentang kelebihan miniquis pre dan post PBL.
5. Untuk mengetahui tentang kekurangan miniquis pre dan post PBL.
D. Manfaat
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang sistem PBL di PSPD UINAM.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang pelaksanaan miniquis pre PBL.
2
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang pelaksanaan miniquis post
PBL.
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang kelebihan miniquis pre dan
post PBL.
5. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang kekurangan miniquis pre dan
post PBL.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem PBL di Program Studi Pendidikan Dokter UIN Alauddin Makassar
1. Problem Based Learning
Problem Based Learning adalah seperangkat model mengajar yang
menggunakan
masalah
sebagai
fokus
untuk
mengembangkan
keterampilan pemecahan masalah, materi, dan pengaturan diri. Selain
itu, PBL merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan
masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk
belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah,
serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari
materi pelajaran yang berdasarkan pada teori kognitif yang didalamnya
termasuk teori belajar kontruktivisme, keterampilan berpikir dan
memecahkan masalah dapat dikembangkan jika peserta didik melakukan
sendiri, menemukan dan memahami pengetahuan yang diperolehnya
(Nafiah & Suyanto, 2014).
Menurut Arends langkah-langkah dalam melaksanakan PBL ada 5
fase yaitu mengorientasi peserta didik pada masalah, mengorganisasi
peserta didik untuk meneliti, membantu investigasi mandiri dan
berkelompok,
menganalisis
mengembangkan dan menyajikan hasil karya serta
dan
mengevaluasi
proses
pemecahan
masalah.
Permasalahan yang digunakan dalam PBL adalah permasalahan yang
dihadapi di dunia nyata. Meskipun kemampuan individual dituntut bagi
setiap peserta didik, tetapi dalam proses belajar dalam PBL, peserta didik
belajar dalam kelompok untuk memahami persoalan yang dihadapi.
Kemudian peserta didik belajar secara individu untuk memperoleh informasi tambahan yang berhubungan dengan pemecahan masalah. Peran
guru atau dosen
dalam PBL yaitu sebagai fasilitator dalam proses
pembelajaran (Nafiah & Suyanto, 2014).
4
Karakteristik pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut
(Rusman, 2014) :
1) Permasalahan menjadi starting point dalam belajar.
2) Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di
dunia nyata yang tidak tertstruktur.
3) Permasalahan
membutuhkan
perspektif
ganda
(multiple
perspective).
4) Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh peserta
didik, sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhkan
identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar.
5) Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama.
6) Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam dan evaluasi
sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam
pembelajaran berbasis masalah.
7) Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif.
8) Pengembangan keterampilan inkuiri dan pemecahan masalah sama
pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari
solusi dari sebuah permasalahan.
9) Keterbukaan proses dalam pembelajaran berbasis masalah meliputi
sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar.
10) PBL melibatkan evaluasi dan review pengalaman peserta didik
dalam proses belajar.
Dengan adanya model pembelajaran berbasis masalah (PBL) dapat
meningkatkan pemikiran kritis dari peserta didik. Berpikir kritis
merupakan
keterampilan
yang
dapat
dikembangkan
melalui
pengalaman langsung peserta didik dalam menghadapi permasalahan.
Tugas guru dan dosen dalam rangka meningkatkan keterampilan
berpikir kritis peserta didik adalah dengan menyediakan lingkungan
belajar
yang
dapat
mendorong
peserta
didik
menggunakan
keterampilan berpikir. Model pembelajaran PBL adalah salah satu
5
model pembelajaran yang dapat menyediakan lingkungan belajar yang
mendukung berpikir kritis. PBL didasarkan pada situasi bermasalah
dan membingungkan sehingga akan membangkitkan rasa ingin tahu
peserta didik sehingga mereka tertarik untuk menyelidiki permasalahan
tersebut. Pada saat peserta didik melakukan penyelidikan, maka
mereka menggunakan tahapan berpikir kritis untuk menyelidiki
masalah, menganalisa berdasarkan bukti dan mengambil keputusan
berdasarkan hasil penyelidikan (Nafiah & Suyanto, 2014).
Proses pembelajaran PBL secara utuh dimulai dengan membagi
peserta didik kedalam grup yang berisi 8-10 peserta, kemudian mereka
diberikan masalah. Masalah tersebut harus otentik yang dekat dengan
kehidupan sehari-hari. Peserta didik berusaha memecahkannnya
dengan pengetahuan yang mereka miliki dan sekaligus mencari
informasi – informasi baru yang relevan untuk solusinya. Mereka
harus mengidentifikasi masalah tersebut, kemudian membuat hipotesis,
mendaftar apa yang mereka perlukan dan mengeksplor kegiatan
eksperimen apa yang mereka butuhkan. Selama dalam kegiatan kerja
kelompok tersebut, peserta didik harus menyelesaikan tugasnya.
Mereka harus mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dari
berbagai sumber. Setelah itu, mereka membuat laporan, dan kemudian
mempresentasikan kepada teman-teman yang lain. Jika ada masukan
atau revisi, mereka harus memperbaikinya dan terakhir yaitu membuat
kesimpulan apakah hipotesis yang telah mereka buat diterima atau
ditolak. Sedangkan tugas pendidik adalah sebagai fasilitator yang
menyajikan masalah atau pertanyaan. Dalam PBL, Peserta didik
diorganisasikan untuk berada pada sekitar pertanyaan-pertanyaan atau
masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan sosial dan
pribadinya. Pembelajaran diarahkan pada situasi nyata, menghindari
jawaban sederhana dengan memperbolehkan adanya keragaman solusi
yang kompetitif beserta argumentasi (Shofiyah, Eka, & Fitria, 2018).
6
2. Sistem Problem Based Learning PSPD UINAM
Sebelum memulai PBL, kami mahasiswa dibagikan terlebih dahulu
modul berdasarkan sistem blok yang sedang dipelajari, yang mana
modul tersebut berisikan skenario yang akan di bahas oleh masingmasing kelompok berdasarkan sistem blok yang terkait. Tujuan
pemberian modul ini adalah untuk melatih kemampuan mahasiswa
dalam penanganan penyakit yang bisa menyebabkan kondisi-kondisi
tersebut. Mahasiswa diharapkan mendiskusikan bukan hanya pada inti
masalah
saja,
tetapi
juga
hal-hal
yang
berhubungan
dengan
permasalahan tersebut, misalnya patomekanisme penyakit dimana harus
dibicarakan tentang anatomi, histologi, fisiologi, biokimia, gejala-gejala
dan cara penanganan penyakit yang menyebabkan keadaan-keadaan
tersebut. Poin terpenting adalah bagaimana memecahkan masalah yang
diberikan, bukan terfokus pada diagnosisnya. Berikut ini adalah sistem
PBL yang ada di PSPD UINAM, yaitu (Modul PBL Pegangan
Mahasiswa, 2019):
a. Tugas Untuk Mahasiswa
1) Setelah membaca dengan teliti skenario di atas, mahasiswa
mendiskusikannya dalam satu kelompok diskusi yang terdiri
dari 10-12 orang, dipimpin oleh seorang ketua dan sekretaris.
Ketua dan scriber ini sebaiknya berganti-ganti pada setiap kali
diskusi. Diskusi kelompok ini bisa dipimpin oleh tutor atau
secara mandiri.
2) Melakukan aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan
dengan menggunakan buku ajar, majalah, slide, tape atau
video, dan internet, untuk mencari informasi tambahan.
3) Melakukan diskusi kelompok mandiri (tanpa tutor), melakukan
curah
pendapat
menganalisa
dan
bebas
atau
menyelesaikan masalah.
7
antar
anggota
mensintese
kelompok
informasi
untuk
dalam
4) Melakukan penilaian atas pelaksanaan tutorial pada umunya
dan kinerja tutor.
5) Berkonsultasi pada narasumber yang ahli pada permasalahan
dimaksud untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam
(tanya pakar).
6) Mengikuti kuliah khusus (kuliah pakar) dalam kelas untuk
masalah yang belum jelas atau tidak ditemukan jawabannya.
7) Melakukan
latihan
keterampilan
klinik
anamnesis
dan
pemeriksaan fisis Sistem Neuropsikiatri serta keterampilan lain
terkait penegakan diagnosis penyakit Sistem Neuropsikiatri.
b. Proses Pemecahan Masalah
Dalam
diskusi
kelompok,
mahasiswa
diharapkan
memecahkan problem yang terdapat dalam skenario ini, yaitu
dengan mengikuti 7 langkah penyelesaian masalah yaitu:
1) Klarifikasi istilah yang tidak jelas dalam skenario di atas dan
tentukan kata/kalimat kunci skenario di atas.
2) Identifikasi problem dasar skenario di atas dengan membuat
beberapa pertanyaan penting.
3) Analisa
problem-problem
tersebut
dengan
menjawab
pertanyaanpertanyaan di atas.
4) Klasifikasi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas.
5) Tentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai mahasiswa
atas kasus di atas.
6) Cari informasi tambahan tentang kasus di atas di luar kelompok
tatap muka.
7) Laporkan hasil diskusi dan sintesis informasi-informasi yang
ditemukan.
Keterangan:
1) Langkah 1-5 dilakukan dalam diskusi pertama bersama tutor.
8
2) Langkah 6 dilakukan dengan belajar mandiri dapat dilakukan
berkelompok atau sendiri-sendiri yang kemudian didiskusikan
ulang bersama kelompok (tanpa kehadiran tutor).
3) Bila dari hasil evaluasi laporan kelompok ternyata masih ada
informasi yang diperlukan untuk sampai pada kesimpulan
akhir, maka proses 6 bisa diulangi, dan selanjutnya dilakukan
lagi langkah 7.
c. Jadwal Kegiatan
1) Pertemuan pertama dalam kelas besar dengan tatap muka satu
arah dan tanya jawab. Pertemuan ini bertujuan untuk
menjelaskan tentang modul dan cara menyelesaikan modul, dan
membagi kelompok diskusi. Pada pertemuan pertama ini,
mahasiswa
wajib
mengikuti
MiniQuiz
Pra-PBL
yang
mencakup materi-materi yang mendukung mahasiswa dalam
mengikuti diskusi tutorial I.
2) Pertemuan kedua: diskusi tutorial dipimpin oleh mahasiswa
yang terpilih menjadi ketua dan scriber, serta difasilitasi oleh
tutor. Tujuan: untuk melaporkan hasil diskusi mandiri dan
menyelesaikan proses sampai langkah 5.
3) Mahasiswa belajar mandiri, baik sendiri-sendiri maupun
berkelompok. Tujuan: untuk mencari informasi baru yang
diperlukan.
4) Pertemuan ketiga: diskusi tutorial. Tujuan: untuk melaporkan
hasil diskusi lalu dan mensintesa informasi yang baru
ditemukan. Bila masih diperlukan informasi baru dilanjutkan
lagi seperti no. 2 dan 3.
5) Diskusi mandiri: dengan proses sama dengan diskusi tutorial.
Bila informasi telah cukup, diskusi mandiri digunakan untuk
membuat laporan penyajian dan laporan tertulis.
mandiri bisa dilakukan berulangulang diluar jadwal.
9
Diskusi
6) Pertemuan terakhir: dilakukan dalam kelas besar dengan bentuk
diskusi panel untuk melaporkan hasil diskusi masing-masing
kelompok dan menanyakan hal-hal yang belum terjawab pada
ahlinya (temu pakar). Setelah diskusi panel, mahasiswa wajib
mengikuti MiniQuiz Post-PBL yang mencakup materi-materi
yang ada dalam learning objectives modul yang telah
didiskusikan.
Catatan penting setelah tutorial PBL dilakukan :
1) Laporan penyajian kelompok dalam bentuk powerpoint dan
word dikonsultasikan kepada tutor paling lambat pada H+1
pertemuan II PBL untuk diberikan feedback.
2) Semua laporan akan diperiksa dan dinilai oleh tutor masingmasing.
3) Semua mahasiswa wajib menyalin laporan dari kelompok dan
mahasiswa lain untuk dipakai sebagai salah satu bahan ujian.
d. Time Table
PERTEMUAN
I
Penjelasan
modul
II
III
IV
Pertemuan
Tutorial I
Belajar
Mandiri (Brain
Pengumpulan
Storming) +
mandiri
informasi
MiniQuiz Pra-
(Analisa dan
PBL
sintesa)
e. Strategi Pembelajaran
1) Diskusi kelompok difasilitasi oleh tutor.
2) Diskusi kelompok tanpa tutor.
10
V
VI
Diskusi
Tutorial II (
Laporan dan
diskusi)
panel +
MiniQuiz
Post-PBL
3) Konsultasi
pakar
pada
permasalahan
dimaksud
untuk
memperoleh pengertian yang lebih mendalam.
4) Kuliah khusus dalam kelas .
5) Aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan
menggunakan buku ajar, majalah, slide, tape atau video dan
internet.
6) Latihan keterampilan klinik anamnesis dan pemeriksaan fisis
sistem Neuropsikiatri serta keterampilan lain terkait penegakan
diagnosis penyakit sesuai dengan blok sistem yang sedang
dipelajari.
B. Pelaksanaan Mini Quiz Pre-PBL di UIN Alauddin Makassar
Langkah- langkah dalam melaksanakan PBL ada 5 fase yaitu :
1. Mengorientasi siswa pada masalah
2. Mengorganisasi siswa untuk meneliti
3. Membantu investigasi mandiri dan berkelompok
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Pre-Problem Based Learning Miniquiz diberikan kepada mahasiswa setiap
pertemuan diawal pembelajaran menggunakan metode Problem Based
Learning. Pre-Problem Base Learning Miniquiz ini ditujukan untuk
meningkatkan kesiapan belajar mahasiswa, mengorientasi mahasiswa pada
masalah, serta mengukur kemampuan penalaran adaptif mahasiswa sebelum
dan setelah dilaksanakannya pembelajaran menggunakan metode Problem
Based Learning (Fauzan, 2017).
Pada pembelajaran metode Problem Based Learning ini, mahasiswa dibagi
menjadi 5 kelompok, lalu setiap kelompok diberikan skenario berbasis
masalah terkait mata kuliah yang berlangsung saat itu. Sebelum melakukan
diskusi, masing-masing anggota keseluruhan akan dihadapkan pada beberapa
soal tes terkait skenario atau permasalahan yang telah diberikan. Dari sini,
11
tutor akan melihat kesiapan serta sejauh mana wawasan serta pengetahuan
anggota terkait skenario atau permasalahan sebelum dilakukannya Problem
Based Learning ini. Hasilnya nanti akan digunakan untuk membandingkan
dengan hasil Post-Problem Based Learning Miniquiz. Dengan begitu dapat
diketahui tingkat pemahaman dari anggota/mahasiswa dan diharapkan agar
mahasiswa/anggota mendapatkan peningkatan pengetahuan serta wawasan
terkait permasalahan setelah didiskusikan.
C. Pelaksanaan Mini Quiz Post Pleno PBL di UIN Alauddin Makassar
Mini quiz post PBL adalah suatu kuis yang dilaksanakan setelah
diadakannya pleno PBL, untuk pelaksanaan mini kuis post PBL atau pleno ini
dilaksanakan dengan ujian tulis, dimana soal-soal berkaitan dengan semua
skenario atau kasus, yang telah di PBL kan sebelumnya. Jadi, mini kuis post
pleno atau post PBL itu dilaksanakan untuk mengukur sejauh mana
kemampuan mahasiswa memahami semua kasus yang berhubungan dengan
modul yang telah di PBL kan, dimana kasus-kasus tersebut telah di
presentasikan atau dipaparkan saat pelaksanaan pleno PBL. Jadi, mahasiswa
diharapkan sudah mampu memahami mulai dari defenisi, epidemiologi,
etiologi, faktor resiko, gejala klinis, patogenesis, dan penatalaksanaan suatu
penyakit yang menjadi diagnosis dari kasus yang telah di PBL kan tersebut.
Model pembelajaran PBL ini dipandang relevan untuk menghadirkan
suasana nyata di dalam proses pembelajaran, selain itu dengan adanya mini
kuis ini dapat mendorong mahasiswa untuk mampu atau lebih mengerti
tentang penyelesaian suatu masalah-masalah yang telah di PBL kan (Hakim,
2015).
Oleh karena itu dalam upaya meningkatkan kemampuan mahasiswa dan
sekaligus meningkatkan prestasi belajar mahasiswa, maka di perlukan mini
kuis PBL ini. Sehingga dosen dapat mengetahui sejauh mana pemahaman
mahasiswa terhadap kasus-kasus yang sudah dibahas sebelnya.
12
Jadi pelaksanaan mini kuis post pleno atau PBL ini dilaksanakan setelah
pleno dengan menggunalan sistem ujian tulis, yang soalnya bersumber dari
hasil presentasi atau pemaparan dari pemateri atau suatu kelompok PBL yang
membahas kasus yang telah dibagikan sebelumnya dan kasus tersebut telah
dibahas dan diselesaikan sebelumnya selama PBL berlangsung.
Dengan pelaksanaan post test pleno PBL ini diharapkan tingkat
keberhasilan mahasiswa dalam proses belajar dengan penerapan PBL yang
telah dilakukam dengan nilai prestasi diharapkan lebih baik dari ujian
sebelumnya yaitu pre test PBL.
D. Kelebihan Miniquiz Pre Test dan Post-Pleno
Pemberian Pre-test dan Post-test akan membantu meningkatkan hasil
belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Pemberian Pre-test yang
dilaksanakan akan meningkatkan frekuensi latihan terhadap pelajaran yang
diberikan sehingga kesiapan siswa terhadap pelajaran dan tes akhir lebih baik.
Dari hasil Pre-test dan Post-test bisa dijadikan umpan balik yang dapat
meningkatkan motivasi siswa dan Pre-test dan Post-test juga berfungsi untuk
melihat sejauh mana keefektifan pengajaran dan nantinya hasil Pre-test akan
dibandingkan dengan hasil Post- test sehingga dapat diketahui apakah kegiatan
belajar mengajar berhasil baik atau tidak dan diharapkan pemahaman siswa
lebih baik terhadap materi yang diberikan dan memotivasi siswa untuk
sungguh-sungguh
dalam
memperhatikan
pelajaran
sehingga
dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Proses belajar mengajar yang didahului dengan menggunakan metode Pretest
dan
diakhiri
dengan
Post-test
bertujuan
melihat
sejauhmana
perkembangan kognitif yang ada pada siswa dengan materi yang akan dan
sudah diajarkan.
1. Kelebihan pre test :
a. Memberi nilai tambahan bagi mahasiswa
b. Sebagai acuan mahasiswa untuk melaksanakan PBL
13
c. Mempersiapkan mahasiswa untuk melaksanakan diskusi PBL
d. Agar mahasiswa membaca materi sebelum diskusi PBL
e. Membantu mahasiswa memahami masalah yang akan diangkat pada
saat PBL sebelum dimulainya tutorial PBL
f. Memberikan bayangan kepada mahasiswa jenis materi yang diangkat
pada saat tutorial sehingga harus dibahas dan dipahami lebih
mendalam
g. Membantu mahasiswa untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
dan pengetahuan dasar yang dimiliki sebelum melakukan tutorial
h. Membantu mahasiswa untuk menambah pengetahuan sebelum
dimulainya tutorial
2. Kelebihan post test :
a. Mahasiswa fokus memahami materi pada saat toturial agar mampu
menjawab soal post test
b. Membantu
mahasiswa
mengetahui
sejauh
mana
kemampuan
kemajuan
pemahaman
pemahaman materi yang didapat pada saat tutorial
c. Memberikan
gambaran
perbandingan
mahasiswa terkait materi sebelum dan setelah melakukan tutorial
d. Mengukur kemampuan penguasaan mahasiswa terkait modul yang
diangkat saat tutorial
e. Sebagai evaluasi bagi mahasiswa setelah melakukan PBL
f. Agar mahasiswa mempelajari kembali materi yang telah di PBL kan
E. Kekurangan Miniquiz Pre Test dan Post-Pleno
1. Kekurangan pre test
a. Mahasiswa tidak mengetahui batasan materi yang harus dikuasai untuk
mengerjakan mini quiz (pre test) dan melaksanakan tutorial
b. Waktu pengerjaan pre test yang singkat
c. Mahasiswa hanya terpaku mempelajari materi hanya berpacu dengan
masalah yang akan diangkat
14
2. Kekurangan post test
a. Mahasiswa hanya terfokus mempejari materi sesuai dengan skenario
yang ditutorialkan
b. Waktu yang diberikan pada saat pengerjaan post test sangat singkat
c. Materi yang menjadi soal post test hanya mengangkat salah satu
skenario dari sebuah modul yang ditutorialkan
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil diskusi pada pembahasan dapat disimpulkan :
1. Sistem Problem Based Learning PSPD UINAM diharapkan mahasiswa
mendiskusikan bukan hanya pada inti masalah saja, tetapi juga hal-hal
yang berhubungan dengan permasalahan tersebut. Poin terpenting adalah
bagaimana memecahkan masalah yang diberikan, bukan terfokus pada
diagnosisnya.
2. Pelaksanaan Miniquiz Pre-PBL di PSPD UINAM
ditujukan untuk
meningkatkan kesiapan belajar mahasiswa, mengorientasi mahasiswa pada
masalah, serta mengukur kemampuan penalaran adaptif mahasiswa
sebelum dan setelah dilaksanakannya pembelajaran menggunakan metode
PBL.
3. Pelaksanaan Miniquiz Post Pleno PBL di PSPD UINAM untuk mengukur
sejauh mana kemampuan mahasiswa memahami semua kasus yang
berhubungan dengan modul yang telah di PBL kan, dimana kasus-kasus
tersebut telah di presentasikan atau dipaparkan saat pelaksanaan pleno
PBL. Jadi, mahasiswa diharapkan mampu memahami kasus PBL tersebut.
4. Kelebihan Miniquizpre dan post PBL di PSPD UINAM diantaranya
memberi nilai tambahan, acuan, persiapan diskusi, membaca materi,
evaluasi, dan mempelajari kembali materi PBL.
5. Kekurangan Miniquiz pre dan post PBL di PSPD UINAM diantaranya
tidak mengetahui batasan materi yang harus dikuasai, waktu pengerjaan
singkat, dan hanya terpaku mempelajari materi hanya berpacu dengan
masalah yang akan diangkat.
16
B. Saran
Sebaiknya dalam pelaksanaan PBL mahasiswa membaca, memahami, dan
mencari materi PBL sebelumnya sehingga dalam pelaksanaan PBL dapat
berlangsung efektif. Dan juga sebaiknya mahasiswa lebih tepat waktu dalam
pelaksanaan PBL.
17
DAFTAR PUSTAKA
Modul PBL Pegangan Mahasiswa. (2019). Makassar: Program Studi Pendidikan
Dokter, FKIK UIN Alauddin Makassar.
Andriyani, D., & Suhartono, S. (2016). Inovasi quiz learning berbasis dual coding
pada buku ajar pendidikan jarak jauh untuk kemandirian belajar. Dinamika
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar.
Argaw, A., Haile, B., Ayalew, B., & Kuma, S. (2017). The effect of problem
based learning (PBL) instruction on students’ motivation and problem
solving skills of physics. EURASIA Journal of Mathematics Science and
Technology Education, 857-871.
Effendy, I. (2016). Pengaruh Pemberian Pre-test dan Post-test Terhadap Hasil
Belajar Mata Diklat hdw. dev. 100.2. a Pada Siswa SMK Negeri 2 Lubuk
Basung. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro, 81-88.
Fauzan, M. (2017). Penerapan Model Problem Based Learning Pada Pembelajaran
Materi Sistem Tata Surya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.
Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, 27-32.
Hakim, L. (2015). Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning) pada Lembaga Pendidikan Islam Madrasah. Jurnal
Pendidikan Agama Islam - Ta'lim, 39-40.
Huang, C., Yang, S., Chiang, T., & Su, A. (2016). Effects of situated mobile
learning approach on learning motivation and performance of EFL
students. Journal of Educational Technology & Society, 263-276.
Nafiah, N., & Suyanto, W. (2014). Penerapan Model Problem Based Learning
Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar
Siswa. Jurnal Pendidikan Vokasi.
Rusman. (2014). Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah. Edutech.
Shofiyah, N., Eka, W., & Fitria. (2018). Model Problem Based Learning (PBL)
dalam Melatih Scientific Reasoning SiswaPendidikan IPA, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA.
18
Sunardi, D., & Nelfiyanti, N. (2015). Penerapan metode problem based learning
dalam matakuliah al-islam II di fakultas teknik universitas muhammadiyah
jakarta. Jurnal Integrasi Sistem Industri, 1-8.
19
Download