Uploaded by userbiasa1

Spektroskopi uv

advertisement
TUGAS
PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA ORGANIK
:”SPEKTROSKOPI
UV-VIS”
DISUSUN OLEH:
MUHAMMAD SYAHRUR RAMADHAN
E1M012042
PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2015
SPEKTROSKOPI UV-VIS
A. Pengertian spektroskopi uv-vis
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu
sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Metode yang digunakan sering disebut
dengan spektrofotometri. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu
pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi
radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombang dan dialirkan oleh
suatu perekam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen
yang berbeda.
Teknik spektroskopi
spektroskopi
UV-VIS.
pada daerah ultra violet dan sinar tampak disebut
Spektrofotometri
ini
merupakan
gabungan
antara
spektrofotometri UV dan Visible. Spektrofotometer UV-VIS merupakan alat dengan
teknik spektrofotometer pada daerah ultra-violet dan sinar tampak. Alat ini digunakan
guna mengukur serapan sinar ultra violet atau sinar tampak oleh suatu materi dalam
bentuk larutan. Konsentrasi larutan yang dianalisis sebanding dengan jumlah sinar
yang diserap oleh zat yang terdapat dalam larutan tersebut. Metoda penyelidikan
dengan bantuan spektrometer disebut spektrometri. Dalam spektrometer modern, sinar
yang datang pada sampel diubah panjang gelombangnya secara kontinu. Hasil
percobaan diungkapkan dalam spektrum dengan absisnya menyatakan panjang
gelombang (atau bilangan gelombang atau frekuensi) sinar datang dan ordinatnya
menyatakan energi yang diserap sampel (Kusnanto, 2013).
B. Dasar Teori
Penyerapan sinar UV-Vis dibatasi pada sejumlah gugus fungsional atau gugus
kromofor yang mengandung elektron valensi dengan tingkat eksitasi rendah. Tiga
jenis elektron yang terlibat adalah sigma, phi, dan elektron bebas. Menurut Teori
Orbital Molekul ketika molekul tereksitasi oleh energi yang terserap (sinar UVTampak). Elektron akan mengalami promosi dari orbital bonding ke antibonding.
Jenis transisi elektronik:
–
Transisi σ—>σ*
–
Transisi n—>σ*
–
Transisi n—>π *
–
Transisi π—>π *
1. Transisi σ—>σ*
Ikatan sigma merupakan ikatan yang sangat kuat sehingga dibutuhkan energi
yang tinggi untuk dapat melakukan transisi ini. Senyawa organik yang terbentuk
dari ikatan sigma (ikatan tunggal) tidak menunjukkan absorpsi di daerah normal
ultraviolet sekitar 125 nm. Senyawa hidrokarbon seperti CH4 (metana), CH3CH2-CH3 (propana) mengalami transisi ini.
2. Transisi n—>σ*
Transisi jenis ini terjadi pada senyawa heteroatom berikatan tunggal yang
terikat dengan atom yang memiliki pasangan elektron bebas seperti atom oksigen
(O), atom-atom halogen (F, Cl, Br, I), atom nitrogen (N) dan sebagainya.
Senyawa-senyawa organik yang mengalami transisi ini diantaranya adalah eter,
alkohol, alkil halida, amina dan sebagainya. Transisi ini terjadi padan kisaran
panjang gelombang 150-250 nm.
3. Transisi π—>π*
Transisi jenis ini terjadi pada molekul hidrokarbon tak jenuh atau molekul
yang memiliki ikatan rangkap. Energi yang dibutuhkan untuk melakukan eksitasi
lebih kecil dibandingkan transisi sebelumnya, sehingga transisi ini terjadi pada
panjang gelombang yang lebih besar. Senyawa-senyawa organik yang mengalami
transisi ini diantaranya adalah senyawa alkena dan alkuna.
4. Transisi n—>π*
Transisi ini terjadi pada senyawa tak jenuh yang berikatan dengan atom yang
memiliki pasangan elektron bebas. Senyawa organik yang mengalami transisi ini
diantaranya adalah senyawaan karbonil (C=O), nitril (C=N).
Pada umumnya senyawa yang mempunyai transisi σ—>σ* mengabsorpsi
cahaya pada panjang gelombang sekitar 150 nm. Senyawa yang mempunyai transisi
σ—>σ* (kromofor tak terkonjugasi) mengabsorpsi cahaya pada panjang gelombang
sekitar
200
nm.
Senyawa
yang
mempunyai
transisi
π—>π*
dan
n—
>π* mengabsorpsi cahaya pada panjang gelombang daerah ultraviolet kuarsa (200 –
400 nm). Oleh karena, panjang gelombang sinar ultraviolet-visible berkisar antara 200
– 400 nm. Maka senyawa yang dapat dideteksi oleh spektrofotometer UV-Vis adalah
senyawa yang mempunyai transisi π—>π* dan n–>π* serta beberapa transisi
n—>σ* . Dengan bertambahnya
kepolaran pelarut pada transisi —>, bentuk
puncak bergeser ke panjang gelombang yang lebih pendek (pergeseran biru atau
hipsokromik), sedangkan jika bergeser kepanjang gelombang yang lebih panjang
(pergeseran merah atau batokromik). Pergeseran biru disebabkan bertambahnya solvasi
pasangan elektron hingga berakibat energinya turun.
Pergeseran merah terjadi
akibat bertambahnya kepolaran pelarut (~ 5 nm), disebabkan gaya polarisasi antara
pelarut dan spesies, sehingga berakibat menurunnya selisih tingkat energi eksitasi dan
tingkat tidak tereksitasi.
C. Interpretasi spektra spektroskopi uv-vis pada suatu senyawa
Berikut adalah contoh penginterpretasian spektra uv-vis suatu senyawa
organik yang dikutip dari Gafur, Maryati dan Abd. Gafur (2014) tentang Isolasi dan
Identifikasi Senyawa Flavonoid dari Daun Jamblang (Syzygium cumini).
Dari spektrum yang tampak, terdapat dua pita yang dihasilkan oleh isolat
murni dalam pelarut metanol. Pita pertama mempunyai panjang gelombang 290,00
nm dan pita kedua mempunyai panjang gelombang 216,00 nm. Serapan pada panjang
gelombang 290,00 nm diduga adanya transisi elektron-elektron yang tidak berikatan
ke orbital anti ikatan (n
π*) oleh suatu gugus C=O. Serapan ini terjadi pada panjang
gelombang yang panjang intensitasnya rendah (Sastrohamidjojo,2001). Menurut
Mulja (1995) dalam Daniel (2010) bahwa gugus karbonil (C=O) akan menyebabkan
eksitasi elektron n
π* yaitu eksitasi elektron yang berasal dari elektron bebas
oksigen karbonil ke orbital inti ikatan rangkap gugus karbonil sendiri. Sedangkan
serapan pada panjang gelombang 216, 00 nm diduga adanya transisi elektron-elektron
π
π* yang dapat diperkirakan adanya ikatan C=C terkonjugasi yang terjadi pada
panjang gelombang 210-285 nm (satrohamidjojo, 1991 dalam Inayah, 2010). Transisi
ini dapat terjadi jika suatu molekul organik mempunyai gugus fungsional yang tidak
jenuh sehingga ikatan rangkap dalam gugus tersebut memberikan orbital π yang
diperlukan (Gandjar dan Rohman, 2008).
Berikut contoh lain dari interpretasi spektrum spektroskopi uv-vis dalam
identifikasi struktur suatu senyawa organik yang dikutip dari Muhammad Titis B.M
dkk tentang Isolasi, Identifikasi dan Uji Aktifitas Senyawa Alkaloid Daun Binahong
(Anredera cordifolia (Tenore) Steenis), 2013:
Pita
1
2
3
Panjang gelombang
Absorbans
311 nm
0,235
275 nm
1,713
265 nm
1,736
Hasil analisis isolat noda tunggal menggunakan spektrofotometer UV-Vis,
diketahui bahwa isolat tersebut mempunyai panjang gelombang maksimum (λmax)
sebesar 265 nm 275 nm yang diindikasikan bahwa senyawa tersebut termasuk dalam
golongan alkaloid indol. Menurut Nassel, F.M. (2008) terbentuknya dua buah serapan
yang berdekatan menunjukkan ciri khas dari senyawa alkaloid indol. Hasil di atas
selain adanya serapan pada 265 nm dan 275 nm, juga menunjukkan adanya serapan
pada 311 nm yang disebabkan adanya pengaruh gugus karboksilat.
DAFTAR PUSTAKA
Gafur, Maryati dan Abd. Gafur. 2014. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dari Daun
Jamblang (Syzygium cumini). Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo.Kusnanto,
Mukti. 2013. Seminar Proposal “Desain Kaca TZBN untuk Fiberoptik ber-Numerical
Aperture(NA) rendah”. Surakarta:UNS.
Titis, Muhammad , Enny Fachriyah, dan Dewi Kusrini. 2013. Isolasi, Identifikasi dan Uji
Aktifitas Senyawa Alkaloid Daun Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis).
Volume 1. Nomor 1. Universitas Diponogoro.
Download