EROSI (Laporan praktikum Teknologi Konservasi Tanah dan Air) Oleh Kelompok 2 Zenni Mardhatillah 1514121125 Bagas Sadewa 15141211 A. Hanny Agustin 1514121144 Anggelia Fitri 1514121 M. Agung Prayogi 1514121161 JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2018 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Erosi adalah pengikisan atau kelongsoran yang sesungguhnya merupakanproses penghanyutan tanah oleh desakan-desakan atau kekuatan angin dan air,baik yang berlangsung secara alamiah ataupun sebagai akibat tindakan atauperbuatan manusia. Pada peristiwa erosi, tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat terkikis dan terangkut yang kemudian diendapkan pada suatu tempat lain.Pemindahan atau pengangkutan tanah tersebut terjadi olehmedia alami berupa air dan angin. Pada dasarnya erosi adalah akibat interaksi kerja antara faktor iklim,topografi, tumbuh-tumbuhan dan manusia terhadap lahan yang dinyatakandalam persamaan deskriptif berikut:E= f (i, r, v, t, m)Dimana E adalah erosi, i adalah iklim, r adalah topografi atau relief, vadalah vegetasi, t adalah tanah dan m adalah manusia (Kartasapoetra, 2001). Penyebab utamaterjadinya erosi adalah akibat penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuannya, pengolahan tanah yang salah, dan tidak dipakainya teknik atau kaidah-kaidah pengawetan (konservasi) tanah danair secara memadai. Kerusakan tanah akibat erosi dapat mengakibatkanmenurunnya kesuburan dan produktivitas tanah, bahaya banjir pada musimhujan atau cekaman kekeringan di musim kemarau, dan terjadinyapengdangkalan sungai-sungai ataupun danau danau serta makin luasnyalahan-lahan kritis, menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas, yang akan menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan).Banyaknya erosi tergantung berbagai faktor. Faktor Iklim, termasuk besarnya dan intensitas hujan / presipitasi, rata-rata dan suhu, begitu pula musim, kecepatan angin, frekuensi badai. faktor geologi termasuk tipe sedimen, tipe batuan, porositas dan permeabilitasnya, kemiringan lahan. 1.2 Tujuan Tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui definisi erosi 2. Mengetahui macam-macam erosi II. METODOLOGI PRAKTIKUM 2.1 Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari senin, 7 Mei 2018 Laboratorium Ilmu Tanah dan Lapangan Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 2.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis dan penggaris. Sedangkan bahan yang digunakan adalah peta kontur dan lysimeter 2.3 Prosedur Kerja Prosedur kerja praktikum ini adalah sebagai berikut: A. Plot Erosi 1. Dibersihkan gulma disekitar plot. 2. Dijelaskan oleh asisten mengenai plot erosi. 3. Diukur panjang, lebar dan tinggi tangki pada plot (dasar tangki merupakan semen yang tidak dapat baik menampung air agar tidak kering), kemudian ditentukan volumenya dengan rumus, V = P x L x T. 4. Ditentukan bobot keringnya 15 gram dan ukuran plot 16 m, lalu dihitung Erosi Plotnya dengan rumus, Erosi Plot = (V x Bobot kering)/ukuran plot. 5. Dihitung total erosinya dengan rumus, Total Erosi = Erosi plot/10.000. 6. Dibuat laporan kelompok. B. Pengamatan Erosi Dengan Lysimeter 1. Dibersihkan gulma disekitar alat lysimeter 2. Dijelaskan oleh asisten cara penggunaan lysimeter dan mekanisme kerjanya 3. Diketahui air tertampung sebesar 4.500 cm dan luas petak 40.000 cm2 4. Dihitung infiltrasinya, dengan rumus, Infiltrasi = Air tertampung/Luas Petak 5. Dibuat laporan individu III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Pengamatan Adapun hasil dari pengamatan pada praktikum ini adalah sebagai berikut Tabel 1. Plot Erosi Bobot sedimen (gr) Erosi Plot Volume (m2) 10 (gr/m2) 1,2 0,75 Total Erosi (g/ha) 0,000075 Tabel 2. Lysimeter Air Tertampung (l) Luas Petak (cm2) Infiltrasi (cm) 3000 40000 0,075 3.2 Pembahasan 3.2.1 Macam-macam erosi 1. Erosi percikan (splash erosion) Curah hujan yang jatuh langsung ke tanah dapat melemparkan butir-butir tanah sampai setinggi 1 meter ke udara. Di daerah yang berlereng, tanah yang terlempar tersebut umumnya jatuh ke lereng di bawahnya. 2. Erosi lembar (sheet erosion) Pemindahan tanah terjadi lembar demi lembar (lapis demi lapis) mulai dari lapisan yang paling atas. Erosi ini sepintas lalu tidak terlihat, karena kehilangan lapisan-lapisan tanah seragam, tetapi dapat berbahaya karena pada suatu saat seluruh top soil akan habis. 3. Erosi alur (rill erosion) Dimulai dengan genangan-genangan kecil setempat-setempat di suatu lereng, maka bila air dalam genangan itu mengalir, terbentuklah alur-alur bekas aliran air tersebut. Alur-alur itu mudah dihilangkan dengan pengolahan tanah biasa. 4. Erosi gully (gully erosion) Erosi ini merupakan lanjutan dari erosi alur tersebut di atas. Karena alur yang terus menerus digerus oleh aliran air terutama di daerah-daerah yang banyak hujan, maka alur-alur tersebut menjadi dalam dan lebar dengan aliran air yang lebih kuat. Alur-alur tersebut tidak dapat hilang dengan pengolahan tanah biasa. 5. Erosi parit (channel erosion) Parit-parit yang besar sering masih terus mengalir lama setelah hujan berhenti. Aliran air dalam parit ini dapat mengikis dasar parit atau dindingdinding tebing parit di bawah permukaan air, sehingga tebing diatasnya dapat runtuh ke dasar parit. Adanya gejala meander dari alirannya dapat meningkatkan pengikisan tebing di tempat-tempat tertentu 3.2.2 Erosi di tanah ultisol Ultisol mempunyai sifat kimia yang kurang baik yang dicirikan oleh kemasaman tanah yang tinggi dengan pH < 5, kandungan bahan organik tanah rendah sampai sedang, kandungan hara N, P, K, Ca, Mg dan Mo rendah. Kapasitas tukar kation (KTK) kecil dari 24 me/100 g. Sebaliknya kelarutan Al, Mn, dan Fe sering tinggi, sehingga sering meracun bagi tanaman. Hal itu disebabkan oleh tingkat pelapukan yang sudah lanjut serta curah hujan yang tinggi, sehingga unsur hara tercuci ke lapisan bawah.Erosi merupakan salah satu kendala fisik pada Ultisol dan sangat merugikan karena dapat mengurangi kesuburan tanah. Bila lapisan ini tererosi maka tanah menjadi miskin bahan organik dan hara. 3.2.3 Faktor penyebab erosi Menurut (Rahim, 2000) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi erosi adalah 1. Energi, yang meliputi hujan, air limpasan, angin, kemiringan dan panjang lereng, 2. Ketahanan; erodibilitas tanah (ditentukan oleh sifat fisik dan kimia tanah), dan 3. Proteksi, penutupan tanah baik oleh vegetasi atau lainnya serta ada atau tidaknya tindakan konservasi. 3.2.4 Lysimeter Lysimeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur evapotranspirasi aktual yang dilepaskan oleh tumbuhan dan tanah di sekitarnya. Alat ini biasanya digunakan bersama dengan penakar curah hujan (pluviometer).Lysimeter dikuburkan di dalam tanah. Pengukuran air perkolasi dilakukan dialirkan melalui pipa yang dipasang pada bagian dasar bejana atau dengan pompa penghisap. Bila menggunakan pompa penghisap maka diperlukan dua buah pipa yang ditancapkan pada dua sudut atau sisi lysimeter. Satu pipa ditancapkan sampai kepada lantai saringan (sebagai ventilator) dan yang satu lagi ditancapkan ke lantai paling dasar untuk menghisap air keluar (Fauzi, 2010). 3.2.5 Erosi diperbolehkan atau tidak Erosi diperbolehkan apabila intensitasnya tidak terlalu besar, apabila intensitas kecil maka erosi tidak akan menghilangkan bagian top soil yang kaya akan unsur hara sehimgga kesuburan tanah tidak mengalami penurunan. 3.2.6 Treatment konservasi bagi erosi Konservasi tanah merupakan cara penggunaan yang disesuaikan dengan kemampuan dan berupaya menghindari terjadi kerusakan tanah, agar tanah dapat berfungsi secara lestari. Efektifitas pengolahan tanah dan penanaman menurut kontur tergantung pada kemiringan dan panjang lereng. Pengaruhnya menjadi tidak berarti untuk panjang lereng yang lebih dari 180 m pada kemiringan lahan 1°, batasan ini akan berkurabg sejalan dengan kemiringan lereng ,untuk kemiringan lahan 5,5° dan 8,5° panjangnya berturut-turut menjadi 30 m dan 20 m. IV. KESIMPULAN Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Erosi adalah pengikisan atau kelongsoran yang sesungguhnya merupakanproses penghanyutan tanah oleh desakan-desakan atau kekuatan angin dan air yang berlangsung secara alamiah ataupun sebagai akibat tindakan atauperbuatan manusia. 2. Macam-macam erosi yaitu erosi percik, erosi lembar, erosi allur, erosi gully, erosi parit. 3. DAFTAR PUSTAKA Fauzi & Suripno S. 2010. Maintenance Peralatan Klimatologi Konvensional.dalam Koordinasi Implementasi dan Kalibrasi Peralatan MKKuG (17-21 Mei 2010). Jakarta. Kartosapoetra, A.G dan M.M Sutedjo. 2001. TeknologiKonservasi Tanah dan Air.BumiAksara. Jakarta. Rahim. 2000. Pengendalian Erosi Tanah. PT Bumi Aksara. Jakarta. PERHITUNGAN A. Plot Erosi Diketahui : P = 1 m ; L = 0,3 m ; T = 4 m Ukuran Plot = 16 m Bobot Kering = 10 gr Ditanya : Total Erosi? Jawab : Total Erosi = Erosi Plot / 10.000 Dihitung V dahulu Volume = P x L x T = 1 x 0,3 x 4 = 1,2 m2 Dihitung Erosi Plotnya Erosi Plot = (Volume x Bobot Kering)/Ukuran Plot = (1,2 x 10)/16 = 0,75 gr/m2 Total Erosi = Erosi Plot/10.000 = 0,75 / 10.000 = 0,000075 gr/ha B. Lysimeter Diketahui : Air Tertampung = 3.000 cm Luas Petak = 40.000 cm2 Ditanya : Infiltrasi? Jawab : Infiltrasi = Air Tertampung/Luas Petak = 3.000 / 40.000 = 0,075 cm