Uploaded by User46707

KISAH HIDUP TENZING NORGAY

advertisement
KISAH HIDUP TENZING NORGAY
Hanya seseorang yan pernah memanjat gunung yang sangat tinggilah yang tahu apa yang dibutuhkan
untuk mencapai puncak. Selama 32 tahun, antara 1920 dan 1952, tujuh ekspedisi besar sudah
mencoba dan gagal mencapai puncak gunung Everest. Tenzing Norgay mengikuti enam dari tujuh
ekspedisi itu. Ia juga telah banyak memanjat gunung – gunung lainnya. Rekannya sesama pemanjat
gunung bergurau bahwa Tenzing memiliki paru-paru ketiga karena kemampuannya untuk memanjat
tanpa kenal lelah sambil membawa beban berat. Ia dihormati dan banyak belajar. Hal paling berharga
yang bisa dipelajarinya adalah bahwa jangan ada seorang pun yang meremehkan kesulitan dalam
pendakian. Dia telah melihat banyak orang yang meremehkan hal itu dan akhirnya mengorbankan
diri mereka sendiri.
Misalnya saja, ketika kondisi sebuah pendakaian menjadi sulit,
Tenzing dan pemandu Sherpa lainnya memasang paku pada alas sepatu mereka. Namun George Frey,
seorang pemanjat gunung yang berpengalaman, memutuskan untuk tidak menggunakan paku karena
merasa tidak membutuhkannya. Ia tergelincir dan jatuh menemu ajalnya 300 meter di bawahnya.
Tenzing menyesalkan kematian orang itu, namun pandangannya realistis. Mengenai para pemanjat
gunung yang ceroboh ia menulis, “Seperti banyak orang sebelumnya, mereka meremehkan
gunung yang hebat ini dan harus membayar harganya.”
Pada tahun 1953, Tenzing memulai ekspedisinya yang ketujuh ke Everest bersama sekelompok orang
Inggris yang dipimpin oleh Kolonel John Hunt. Saat itu ia tidak hanya dihargai sebagai seorang
pembawa barang tetapi juga sebagai pemanjat gunung dan anggota penuh ekspedisi – kehormatan yang
tidak biasanya diberikan pada seorang Sherpa saat itu. Tahun sebelumnya ia mendaki hingga
ketinggian lebih dari 8600 meter bersama tim dari Swiss. Ini adalah ketinggian maksimal yang pernah
dicapai manusia saat itu.
Dalam perjalanan itu, Tenzing menjadi Sirdar bagi kelompok dari Inggris. Seorang Sirdar adalah
pemimpin Sherpa yang akan mempekerjakan, menorganisasikan, dan memimpin portir untuk
perjalanan itu. Bukan tugas yang sepele. Dengan harapan agara ada dua orang yang berangkat dari base
camp berhasil mencapai puncak, tim itu membawa sepuluh orang pemanjat tinggi, termasuk orang
Selandia Baru bernama Edmund Hillary. Bersama-sama, orang – orang itu akan membutuhkan dua
setengah ton perlengkapan dan makanan. Ransum itu tidak bisa diangkut dengan truk atau dibawa
melalui udara ke kaki gunung. Semuanya harus dikirim ke kathmandu dan dibawa di atas punggung
mereka sejauh hampir 300 kilometer naik-turun bukit Himalaya, melintasi sungai melalui jembatan
sempit yang terbuat dar papan kayu dan tali ke base camp. Tenzing harus mempekerjakan 200 hingga
300 orang hanya untuk membawa ransum itu ke sekitar gunung.
Ransum yang dibutuhkan oleh anggota tim yang berada di atas basecamp harus dibawa ke gunung oleh
40 orang portir lainnya, masing – masing adalah seorang Sherpa yang berpengalaman mendaki gunung.
Sepertiga yang terbaik dari tim itu akan terus mendaki gunung membawa beban seberat 340kg, dengan
beban masing – masing kurang lebih 14kg. Hanya Tenzing dan tiga portir lainnyalah yang memiliki
kekuatan dan keahlian yang dibutuhkan untuk mencapai perkemahan di dekat puncak gunung itu.
Ketika mereka bergerak makin tinggi, kebutuhan akan kerjasama pun meningkat. Sekelompok orang
akan menjadi lelah hanya karena mengangkat peralatan ke atas gunung untuk kelompok berikutnya.
Tim beranggotakan dua orang akan mencari dan membuka jalan ke puncak gunung, membuat pijkn,
serta mengikatkan tambang. Demikianlah mereka selesai mengerjakan tugasnya untuk membuat
pijakan yang selanjujtnya bisa digunakan oleh tim lain. Mengenai kerja sama yang terjadi, Tenzing
berkomentar,
“Anda tidak bisa memanjat gunung seperti Everest dengan tergesa-gesa berusaha
menyelesaikannya secepat mungkin atau berkompetisi dengan rekan anda. Anda harus
melakukannya perlahan-lahan, dengan kerjasama yang tidak egois. Tentu saja saya
ingin mencapai puncak seorang diri, itu adalah hal yang saya impikan seumur hidup.
Namun jika kesempatannya jatuh ke tangan orang lain, saya akan menghadapinya
sebagai seorang laki-laki dan tidak cengeng seperti bayi. Karena itulah Jalan
Gunung.”
Tim dari para pemanjat ini menggunakan jalan gunung dan pada akhirnya membuka jalan bagi dua tim
untuk mencapai puncak. Tim yang pertama terdiri dari Tom Bourdillon dan Charles Evans. Ketika
mereka berusaha dan gagal, tim yang lain memperoleh kesempatan. Tim itu terdiri dari Tenzing dan
Edmund Hillary. Tezing menuliskan mengenai tim yang pertama,
“Mereka kehabisan tenaga, sakit karena kelelahan dan tentu saja sangat kecewa
karena tidak bisa mencapai puncak. Namu mereka tetap melakukan segala hal yang
bisa mereka lakukan untuk menasihati dan membantu kami. Saya rasa itulah caranya
bekerja di atas gunung. Itulah cara gunung membuat orang besar. Ke mana saya da
Hillary bisa pergi jika tidak ada rekan-rekan yang lain ? Tanpa para pemanjat yang
telah menyiapkan rutenya dan Sherpa yang telah membawa bebannya ? Tanpa
Bourdillon dan Evans, Hunt dan Da Namgyal, yang mempersiapkan jalannya ? Tanpa
Lowe dan Gregory, Ang hyima, Ang Tempra, dan Penba yang ada di sana hanya untuk
membantu kami ? Hanya karena pekerjaan dan pengorbanan mereka semualah saat
ini kami memiliki kesempatan untuk mencapai puncak.”
Mereka memanfaatkan kesempatan itu dengan sebaik-baiknya. Pada
tanggal 29 Mei 1953, Tenzing Norgay dan Edmund Hillary melakukan hal yang belum pernah
dilakukan oleh siapa pun : Berdiri di puncak Gunung Everest, puncak tertinggi di dunia !
Dapatkah Tenzing Norgay dan Edmund Hillary menyelesaikannya seorang diri ? Jawabannya tidak.
Dapatkah mereka menyelesaikannya tanpa sebuah tim yang hebat ? Sekali lagi, jawabannya tidak.
Mengapa ? Karena tuntutan untuk bekerja sama meningkat seiring dengan bertambah buruknya
kesulitan yang harus dihadapi. Itulah Hukum Gunung Everest.
APA
GUNUNG
EVEREST
ANDA
?
Anda mungkin bukan seorang pendaki gunung dan mungkin tidak ingin mencapai puncak gunung
Everest. Namun saya berani bertaruh bahwa anda memiliki impian. Saya mengatakannya dengan
penuh keyakinan karena jauh di dalam hati, semua orang memiliki impian, termasuk mereka yang
belum menemukan apa sesungguhnya impian mereka. Jika anda memiliki impian, anda membutuhkan
tim untuk mewujudkannya.
Bagaimana anda membentuk tim untuk mewujudkan impian anda ? Saya rasa cara terbaik untuk
mengawalinya adalah dengan mengajukan pertanyaan ini pada diri anda :
1.
Apa
impian
saya
?
Semuanya diawali dengan pertanyan ini karena jawaban anda menyatakan apa yang bisa terjadi. Tidak
banyak yang bisa terjadi tanpa impian. Agar sesuatu yang benar-benar bisa terjadi, dibutuhkan impian
besar.
Apa yang ada di dalam hati anda ? Apa yang anda lihat bisa terjadi dalam hidup anda ? Apa yang ingin
anda capai selama hidup di bumi ini ? Hanya sebuah impianlah yang akan mengatakannya pada anda.
Jika ingin melakukan sesuatu yang besar, anda harus memiliki impian. Namun impian saja tidak cukup.
Anda hanya bisa mewujudkan impian dengan menjadi bagian dari sebuah tim.
2.
Siapa
anggota
tim
saya
?
Pertanyaan kedua ini akan mengatakan pada anda apa yang terjadi. Pertanyaan itu menentukan konisi
anda saat ini. Potensi anda hanya sebaik tim anda. Itulah alasan mengapa anda harus memeriksa siapa
yang bergabung dengan perjalanan anda. Seorang pendaki seperti Tenzing norgay, yang mendaki
Gunung Everest dengan pendaki gunung terbaik di dunia, berhasil mencapai puncak. Impian yang
besar dengan tim yang buruk berarti mimpi buruk.
3.
Seperti
apa
seharusnya
tim
impian
saya
?
Benar bahwa tim anda harus sesuai dengan ukuran impian anda. Jika tidak, anda tidak akan bisa
mewujukannya. Anda tidak bisa mewujudkan impian di tingkatan sepuluh dengan tim berkualitas
empat. Itu tidak akan terjadi. Jika ingin mendaki Gunung Everest, anda membutuhkan tim sekaliber
Gunung Everest. Tidak ada cara lain untuk melakukannya. Lebih baik memiliki tim yang hebat dengan
impian yang lemah daripada impian yang besar dengan tim yang lemah.
KESIMPULAN
Kesalahan yang sering kali dilakukan orang adalah memfokuskan terlalu banyak perhatian pada impian
mereka dan tidak memedulikan tim mereka. Sesungguhnya, jika anda membangun tim yang tepat,
impian itu akan terwujud dengan sendirinya.
Jika ingin mewujudkan impian, kembangkan tim anda. Namun ketika melakukannya, pastikan bahwa
motivasi anda benar. Beberapa orang membentuk tim hanya untuk menguntungkan dirinya sendiri.
Yang lain melakukannya karena mereka menikmati pengalaman tim dan ingin menciptakan kounitas.
Yang lain melakukannya karena ingin membangun sebuah organisasi. Lucunya, jika anda termotivasi
oleh semua alasan itu, keinginan anda untuk membangun tim mungkin tumbuh karena anda inin
memberi nilai tambah bagi semua orang dalam tim anda. Namun jika kerinduan anda untuk
membangun tim berasal dari salah satu alasan itu saja, anda mungkin harus mengevaluasi kembali
motivasi anda.
Download