Uploaded by eliasnjel

1. Pemanfaatan Energi alternatif sebagai Energi Terbarukan mendukung substitusi BBM

advertisement
PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI ENERGI
TERBARUKAN UNTUK MENDUKUNG SUBTITUSI BBM
Imam Kholiq
Fakultas Teknik - Universitas Wijaya Putra Surabaya Jawa Timur Indonesia
Jln.Raya 1-3Benowo
Email : [email protected]
ABSTRACT
Energy represent requirement of human being base, what increasing in line with its life storey;
level. Oil fuel/fossil energy represent one the source energy having the character of do not newly (non
sources energy renewable) which during the time representing pledge to fulfill requirement of energi in all
activity sector. Properties of resource of energy in Indonesia, that is water power ( Hydropower), hot earth,
earth gas, coal, peat, biomassa, biogas, wind, sea energy, sun and other can be exploited as alternative
energy, replacing depended to oil fuel, what limited progressively goodness sum up and its reserve. Oil fuel
hold very dominant position in accomplishment requirement of energi in country. Have to realize in this time
Indonesia have imported crude oil and also oil fuel to fulfill requirement.Crisis of Energy which knock over
world affect, world crude oil price height, having an effect on direct to activity of economics. Properties of
resource energy, specially the source of new and new energy which we have, require to difikirkan to be
exploited as alternative energi, replacing and lessening role of oil fuel in consumption of energi in Indonesia.
On that pattern, Body Research and Development of University of wijaya Putra doing research with activity
of Analysis Exploiting Of Resource of Energi Alternative To Is Ready of Energi Society in Indonesia, upon
which policy of management of exploiting of resource of energi existing. Energy terbarukan To support BBM
subtitusi
Keywords:Renewable energy Sustainability, Subtitusi BBM
ABSTRAK
Energi merupakan kebutuhan dasar manusia, yang terus meningkat sejalan dengantingkat
kehidupannya. Bahan bakar minyak/energi fosil merupakan salah satu sumberenergi yang bersifat tak
terbarukan (non renewable energy sources) yang selama inimerupakan andalan untuk memenuhi kebutuhan
energi di seluruh sektor kegiatan.Kekayaan sumber daya energi di Indonesia, yaitu tenaga air
(Hydropower), panasbumi, gas bumi, batubara, gambut, biomassa, biogas, angin, energi laut, matahari
danlainnya dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif, menggantikan ketergantunganterhadap bahan
bakar minyak, yang semakin terbatas baik jumlah dan cadangannya. Bahan bakar minyak memegang posisi
yang sangat dominan dalam pemenuhankebutuhan energi di dalam negeri. Harus disadari saat ini Indonesia
telah mengimporminyak mentah maupun bahan bakar minyak untuk memenuhi kebutuhan tersebut.Krisis
energi yang melanda dunia berdampak, tingginya harga minyak mentah dunia,berpengaruh langsung
terhadap kegiatan perekonomian. Kekayaan sumber dayaenergi, khususnya sumber energi baru dan
terbarukan yang kita miliki, perlu dipikirkan untuk dimanfaatkan sebagai energi alternatif, menggantikan
danmengurangi peran bahan bakar minyak dalam konsumsi energi di Indonesia. Dalam rangka itu, Badan
Penelitian dan Pengembangan Universitas wijaya Putramelakukan penelitian dengan kegiatan Analisis
Pemanfaatan Sumber Daya EnergiAlternatif Untuk Penyediaan Energi Masyarakat di Indonesia, sebagai
bahankebijakan pengelolaan pemanfaatan sumber daya energi yang ada.EnergiTerbarukanuntuk
mendukung subtitusi BBM.
Keywords:Renewable energySustainability,Subtitusi BBM
75
ISSN: 1411-7010
e-ISSN: 2477-507X
Jurnal IPTEK
Vol.19 No. 2, Desember 2015
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Energi merupakan kebutuhan dasar manusia, yang terus meningkat sejalan dengantingkat
kehidupannya. Bahan bakar minyak (BBM) memegang posisi yang sangatdominan dalam
pemenuhan kebutuhan energi nasional. Komposisi konsumsi energinasional saat ini adalah BBM :
52,50%; Gas: 19,04%; Batubara: 21,52%; Air:3,73%; Panas Bumi: 3,01%; dan Energi Baru: 0,2%.
Kondisi demikian terjadisebagai akibat dari kebijakan subsidi masa lalu terhadap bahan bakar
minyak dalamupaya memacu percepatan pertumbuhan ekonomi.Suatu kenyataan yang tidak dapat
dipungkiri bahwa produksi minyak bumi Indonesiamengalami penurunan akibat adanya penurunan
secara alamiah dan semakinmenipisnya cadangan. Menurunnya produksi minyak mentah kita dan
tingginya hargaminyak mentah dunia sangat berpengaruh terhadap kemampuan
anggaranpembangunan. Selama ini bahan bakar minyak di Indonesia masih disubsidi olehnegara
(melalui APBN), sehingga menjadi beban yang sangat berat bagi pemerintah.Untuk mengurangi
beban subsidi tersebut pemerintah berusaha mengurangiketergantungan kepada energi bahan bakar
minyak, dengan mencari danmengembangkan sumber energi lain yang murah dan mudah
didapat.Harus disadari bahwa saat ini Indonesia telah mengimpor minyak mentah maupunBBM
untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri. Hingga saat ini sumberenergi minyak bumi
masih menjadi sumber energi utama didalam penggunaannyaterutama dalam bidang kelistrikan,
industri dan transportasi. Ditengah krisis energisaat ini timbul pemikiran untuk penganekaragaman
energi (diversifikasi energi)dengan mengembangkan sumber energi lain sebagai energi alternatif
untukpenyediaan konsumsi energi domestik.Indonesia memiliki beranekaragam sumber daya
energi, sepertiminyak dan gas bumi, panas bumi (geothermal), batubara, gambut, energi air,
biogas,biomassa, matahari, angin, gelombang laut dan lain lain. Potensi sumber daya energitersebut
tersebar diseluruh daerah diIndonesia menurut karekteristik dankondisi geologinya. Secara umum
dalam pemakaian/konsumsi energi di Indonesiamasih mengandalkan dan bergantung pada sumber
daya energi minyak bumi. Kondisireal menunjukkan bahwa sumber daya energi minyak bumi akan
habis dan memilikiketerbatasan baik persediaan dalam bentuk cadangannya. Disisi lain
permintaansumber daya energi tersebut semakin meningkat menyebabkan harga minyaksemakin
tinggi sehingga mempunyai potensi pasar ekspor yang tinggi. Seharusnyaminyak bumi dapat
diandalkan sebagai sumber pemasukan bagi pendapatan negaradan hanya sebagai energi untuk
keperluan tertentu yang secara teknologi harusmenggunakan bahan bakar minyak.Energi listrik
sebagai energi sekunder sangat populer digunakan diseluruh sektorkegiatan. P.T. Perusahaan
Listrik Negara (Persero) sebagai badan usaha milik negara,menyelenggarakan tugas negara
melakukan penyediaan dan pelayanan tenaga listrik,dalam membangkitkan tenaga listrik masih
banyak menggunakan sumber daya energiminyak bumi. Suatu kondisi bahwa, perkembangan
teknologi menunjukkan bahwahampir seluruh peralatan rumah tangga, perkantoran, perhotelan dan
peralatanperalatanlainnya menggunakan energi listrik yang kesemua tersebut bergantung
padabahan bakar minyak. Sementara teknologi konversi energi untuk pembangkit listriktelah
banyak ditemukan dengan berbagai skala dan kapasitas seperti energi sumberdaya air (PLTA),
energi sumber daya nuklir (PLTN), energi sumber daya panas bumi(Geothermal), energi biodisel
dan lain sebagainya.Ketergantungan pemanfaatan kepada minyak bumi ini tidak dapat dibiarkan,
karenakebutuhan
energi
terus
meningkat
sejalan
dengan
pertumbuhan
jumlah
penduduk,meningkatnya industrialisasi dan perkembangan teknologi yang serba canggih
danmutakhir seperti pada saat sekarang ini. Komposisi penggunaan energi yang terlalubersandar
pada bahan bakar minyak harus segera dipikirkan dengan jalanmenganekaragamkan penggunaan
sumber daya energi (diversifikasi energi) yangberbasis pada potensi dan kebutuhan yang ada pada
saat ini. Dalam upaya tersebutperlu diketahui besaran penggunaan energi persektor kegiatan, jenis
sumber dayaenergi yang dapat digunakan, jenis pemanfaatan dan penggunaan energi,
teknologipenggunaan energi, lokasi/penyebaran kegiatan penggunaan energi.
Pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan perlu dikembangkan mengingatperan dan
harga BBM terus meningkat dan melambung tinggi sebagai penggantiuntuk penyedia energi yang
berkesinambungan. Berbagai cara yang dilakukan untukmengetahui potensi sumber daya energi
yang dapat dikembangkan di Indonesia,salah satunya adalah dengan melakukan pendataan.
Berdasarkan data yang diperolehdapat ditentukan langkah serta strategi dalam pemanfaatan dan
76
ISSN: 1411-7010
e-ISSN: 2477-507X
Jurnal IPTEK
Vol.19 No. 2, Desember 2015
pengelolaan seluruhpotensi sumber kekayaan alam terutama sumber daya energi yang ada
untukpenyediaan kebutuhan energi pada wilayah tertentu dan jenis kegiatan, sehinggadapat
ditetapkan strategi pemanfaatannya. Penganekaragaman penggunaan energidengan memanfaatkan
sumber daya energi setempat, diharapkan dapat mengurangiketergantungan pada sumber daya
energi minyak bumi, sehingga dalam pemanfaatandan pengelolaan sumber daya energi minyak
bumi harus benar-benar kepada yangmembutuhkannya terutama yang menjadi skala
prioritas.Namunimplementasi sumber energi terbarukansangat penting untuk segera dimulai.
Dibawah ini dibahas secara singkat berbagaisumber energi terbarukan tersebut. Mengapa energi
terbarukan? EnergiTerbarukan harus segera dikembangkansecara nasional bila tetap tergantungan
energi fosil, ini akan menimbulkansetidaknya tiga ancaman serius yakni:
1) Menipisnya cadangan minyak bumi yangdiketahui (bila tanpa temuan sumurminyak baru)
2) Kenaikan/ketidakstabilan harga akibatlaju permintaan yang lebih besar dariproduksi minyak,
dan
3) Polusi gas rumah kaca (terutama CO2)akibat pembakaran bahan bakar fosil.
Kadar CO2 saat ini disebut sebagaiyang tertinggi selama 125,000 tahunbelakangan [2]. Bila
ilmuwan masihmemperdebatkan besarnya cadanganminyak yang masih bisa dieksplorasi,
efekburuk CO2 terhadap pemanasan global telahdisepakati hampir oleh semua kalangan. Halini
menimbulkan ancaman serius bagikehidupan makhluk hidup di muka bumi.Oleh karena itu,
pengembangan danimplementasi bahan bakar terbarukan yangramah lingkungan perlu
mendapatkanperhatian serius.
1.2 Model Penyediaan Energi
Model penyediaan energi akan mengalokasikan berbagaisumber energi primer untuk memenuhi
kebutuhan energi.Asumsi penting yang dimasukkan ke dalam model penyediaanenergi adalah:
• Pasokan dan kebutuhan gas bumi mengikuti BukuNeraca Gas Indonesia 2012-2025
(KementerianESDM), sedangkan untuk 2026-2030 mengikutitrend gas delivery. Ekspor gas
bumi juga mengikutiBuku Neraca Gas Indonesia dan mempertimbangkan adanya impor gas
sampai tahun 2030.
• Cadangan batubara dan minyak bumi mengikuti datadari Kementerian ESDM dengan status
Januari 2012.Cadangan minyak yang dipertimbangkan adalahcadangan terbukti. Sedangkan
cadangan batubarayang dipertimbangkan adalah cadangan tertambangdan cadangan terukur.
• Harga minyak mentah berdasarkan data tahun 2013sebesar 105 $/barel untuk harga saat ini
(currentprice): dan diasumsikan naik secara linier menjadi 126$/barel pada tahun 2035.
• Pengembangan CBM berdasarkan data dari IATMI(Ikatan Ahli Teknik Perminyakan
Indonesia) yangdipresentasikan dalam The 5th International IndonesiaCBM 2014.
• Teknologi coal to liquid (CTL) yang dipertimbangkan:proses indirect coal liquefaction dengan
kapasitasproduksi 50 ribu barel/hari.
• Penambangan kilang minyak baru berdasarkan PetaInfrastruktur Kilang dari Direktorat
Jenderal Migas,Kementerian ESDM tahun 2012 yang terdiri ataskilang minyak Plaju II,
Balongan II, dan Tuban yangmasing-masing dengan kapasitas 300 ribu barel/hari.
• Pembangkit listrik super-critical boiler untuk PLTUbatubara 1000 MW di wilayah Jawa
dimanfaatkanmulai tahun 2018.
• LNG receiving terminal dipertimbangkan.
• Biaya produksi pembangkit listrik hanya didasarkanpada keekonomiannya.
• Konservasi energi di sisi kebutuhan maupun disisi penyediaan sudah dipertimbangkan
melaluipemanfaatan teknologi yang efisien.
1.3 Pemutakhiran Data
Data-data penting yang digunakan dalam buku ini adalahsebagai berikut:
• Cadangan terbukti minyak bumi sebesar 3,74 miliarbarel berdasarkan data Kementerian
ESDM tahun2012.
• Cadangan terbukti gas bumi sebesar 103,35 TCFberdasarkan data KementerianESDM tahun
2012.
77
ISSN: 1411-7010
e-ISSN: 2477-507X
Jurnal IPTEK
Vol.19 No. 2, Desember 2015
• Cadangan batubara sebesar 28,9 miliar tonberdasarkan data dari Kementerian ESDM tahun
2012
• Sumberdaya CBM (Coal Bed Methane) sebesar 453TCF berdasarkan data dari Ditjen Migas,
KementerianESDM dan dari IATMI.Sumber daya dan cadangan panas bumi
sudahdiperhitungkan per wilayah dengan total sebesar29 GW berdasarkan data Kementerian
ESDM tahun2012.
• Potensi tenaga air sudah diperhitungkan per wilayahdengan total sebesar 26,3 GW
berdasarkan masterplan study for hydro power development in Indonesiadari Nippon Koei
tahun 2011.
• Pengembangan kelistrikan nasional berdasarkanStatistik Ketenagalistrikan 2013 dan Statistik
EBTKE2013 dari Kementerian ESDM serta RUPTL 2013-2022dari PT. PLN (Persero).
• Kebijakan batubara berdasarkan kebijakan untukmembangun ketahanan dan kemandirian
energi dariDitjen Minerba, Kementerian ESDM tahun 2012.
• Kapasitas dan produksi kilang minyak Dumai-SP, Musi,Cilacap, Balongan, Balikpapan dan
Kasim diperolehdari hasil kunjungan ke Pertamina bulan April 2012.
1.3.1 Skenario Dasar
• Tahun dasar yang digunakan sebagai acuan dalammodel adalah tahun 2012 dengan kurun
waktuproyeksi 2013-2035.
• Pembahasan dalam buku ini menggunakan duaskenario yaitu skenario dasar dan skenario
tinggiserta satu kasus, yaitu pengembangan energi untukmendukung program substitusi BBM.
• Pada skenario dasar sudah mempertimbangkansubstitusi minyak tanah ke LPG, realisasi
programpercepatan pembangunan pembangkit listrik 10.000MW tahap pertama untuk
pembangkit berbahanbakar batubara, dan tahap kedua untuk mendorongpenggunaan EBT.
• Pada skenario dasar pertumbuhan PDB diasumsikanakan meningkat sejalan dengan target
pertumbuhanPDB dari Bappenas pada kurun waktu 2015-2019untuk skenario business as
usual. Pada kurun waktutersebut pertumbuhan PDB meningkat rata-ratasebesar 6% per tahun.
Pertumbuhan PDB untukkurun waktu 2020-2035 mengikuti tahun-tahunsebelumnya.
1.3.2 Skenario Tinggi
• Pada skenario tinggi, asumsi yang digunakan samadengan skenario rendah kecuali
pertumbuhanekonomi.
• Pada skenario tinggi pertumbuhan PDB diasumsikanakan meningkat sejalan dengan target
Bappenastahun 2015-2019 untuk skenario comprehensivereform.Pada kurun waktu tersebut
pertumbuhanPDB meningkat rata-rata sebesar 7% per tahun.Pertumbuhan PDB untuk kurun
waktu 2020-2035mengikuti tahun-tahun sebelumnya.
• Skenario dasar dan tinggi keduanya sudahmempertimbangkan upaya untuk melepaskan
diridari jebakan negara berpendapatan menengah(middle income trap). Indonesia harus
mencapaipendapatan per kapita 12.616 dolar dalam beberapatahun mendatang untuk dapat
menjadi negara maju.Pemerintah perlu mendorong produktivitas nasionalmelalui peningkatan
inovasi pada teknologi dan tidaklagi bergantung pada produksi sumber daya alamdan upah
buruh yang rendah.
78
ISSN: 1411-7010
e-ISSN: 2477-507X
Jurnal IPTEK
Vol.19 No. 2, Desember 2015
Tabel 1.1 Asumsi untuk skenario dasar dan skenario tinggi
Tahun / Year
Keterangan / Note
Satuan / Unit 2012
2015
2020
2025
2030
Populasi / Population
Pertumbuhan rata-rata /
Average growth
Harga Minyak /
Crude Oil Price
Harga Batubara /
Coal Price
2030
Juta / Million
245.4
255.4
271.0
284.8
296.4
305.6
%/tahun
%/year/
USD/barrel
Constant
2010
%/tahun
/%/year
USD/ton
Constant
2010
USD/barrel
1.40
1.40
1.19
1.19
0.08
0.08
107.0
94.4
86.3
83.7
81.1
78.7
112.7
104.9
105.1
111.8
118.9
126.4
90.7
72.5
74.5
76.5
78.5
80.7
10.4
9.9
9.8
9.6
12.6
13.3
14.3
15.4
4,431
6,620
9,795
22,057
43,323
84,271
8.0
8.4
8.0
14,19
3
160,5
42
7.5
Harga LNG/LNG Price
USD/MMBTU
Constant
15.9
13.8
2010
Current
16.7
15.3
Price
Skenario Rendah / Business as Usual (BAU) Scenario
PDB / GDP
Triliun Rupiah/ Trillion Rupiah
Constant
2,619
3,110
2010
Current
8,229
11,636
Price
Pertumbuhan PDB
%/tahun
6.2
6.1
/GDP Growth
%/year
1.3.3 Kasus
Kasus pengembangan energi untuk mendukung program substitusi BBM akan membahas
pengembangan energi alternatif untuk mengurangi penggunaan BBM baik di sektor transportasi
maupun sektor industri. Pembahasan akan meliputi prospek biodiesel sebagai bahan
bakarpengganti solar, pengembangan perkebunan energi berbasis kelapa sawit, prospek CNG
sebagai bahan bakar pengganti bensin dan prospek pengembangan bioetanol.
79
ISSN: 1411-7010
e-ISSN: 2477-507X
Jurnal IPTEK
Vol.19 No. 2, Desember 2015
Gambar 1. Asumsi pertumbuhan ekonomi (Data Bank Dunia 2013 dan asumsi sendiri)
BAB 2. KONDISI DAN PERMASALAHAN ENERGI SAAT INI
2.1 Produk Domestik Bruto dan Penduduk
Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai245 juta jiwa atau meningkat rata-rata
sebesar 1,51% pertahun sejak tahun 2000. Pada saat ini sekitar 54% penduduktinggal di wilayah
perkotaan. Sedangkan produk domestikbruto (PDB) pada tahun 2012 mencapai 2.619 triliun
rupiah(harga konstan tahun 2000) dengan laju pertumbuhanPDB rata-rata selama 12 tahun terakhir
mencapai 5,4%.Pada tahun 2012, pertumbuhan ekonomi nasionalmencapai sebesar 6.3% per tahun
yang lebih rendah daripertumbuhan pada tahun 2011 yakni sebesar 6.5%.Pendapatan per kapita
meningkat dari 6,7 juta rupiahper kapita pada tahun 2000 menjadi 34,1 juta Rupiahper kapita pada
tahun 2012. Berdasarkan kriteria BankDunia, Indonesia pada tahun 2012 termasuk
negaraberpendapatan menengah bawah dengan pendapatansebesar 3,592 dolar per kapita.
Gambar 2. Jumlah penduduk dan produk domestik bruto
2.2.1 Konsumsi Energi Final per Sektor
Konsumsi energi final (termasuk biomasa) pada kurun waktu 2000-2012 meningkat dari 764 juta
SBM pada tahun 2000 menjadi 1.079 juta SBM pada tahun 2012 atau meningkat rata-rata 2,91%
per tahun. Konsumsi energi final tersebut tidak mempertimbangkan other petroleumproducts,
seperti pelumas, aspal, dan lainnya, di sektor industri. Pada tahun 2012 pangsa terbesar penggunaan
energi adalah sektor industri (34,8%) diikuti oleh sektor rumah tangga (30,7%), transportasi
(28,8%), komersial (3,3%), dan lainnya (2,4%). Selama kurun waktu 2000-2012, sektortransportasi
mengalami pertumbuhan terbesar yang mencapai 6,92% per tahun, diikuti sektor komersial
(4,58%), dan sektor industri (2,51%). Sedangkan untuk pertumbuhan di sektor rumah tangga hanya
sebesar 0,92%, dan sektor lainnya mengalami penurunan sebesar 0,94%. Tingginya laju
pertumbuhan konsumsi energi final di sektor transportasi disebabkan pesatnya pertumbuhan
kendaraan bermotor dari kurun waktu 2000-2012 yang mencapai sekitar 14,3% per tahun. Sektor
rumah tangga mempunyai pertumbuhan konsumsi energi yang rendah karena terjadi perubahan
penggunaan peralatan dan teknologi yang lebih efisien serta beralihnya penggunaan kayu bakar
digantikan penggunaan energi komersial seperti LPG dan listrik.
80
ISSN: 1411-7010
e-ISSN: 2477-507X
Jurnal IPTEK
Vol.19 No. 2, Desember 2015
Gambar 2. Konsumsi energi final per sektor
2.2.2 Konsumsi Energi Final Per Jenis
Konsumsi energi final menurut jenis selama tahun 2000-2012 masih didominasi oleh BBM
(avtur, avgas, bensin, minyak tanah, minyak solar, minyak diesel, dan minyak bakar). Selama
kurun waktu tersebut, total konsumsi BBM meningkat dari 315 juta SBM pada tahun 2000
menjadi398 juta SBM pada tahun 2012 atau meningkat rata-rata 1,9% per tahun. Pada tahun 2000,
konsumsi minyak solar termasuk minyak diesel mempunyai pangsa terbesar (42%) disusul minyak
tanah (23%), bensin (23%), minyak bakar (10%), dan avtur (2%). Selanjutnya pada tahun
2012urutannya berubah menjadi bensin (50%), minyak solar (37%), avtur (7%), minyak tanah
(4%), dan minyak bakar(2%).Perubahan pola konsumsi BBM tersebut disebabkan oleh tingginya
laju konsumsi bensin kendaraan pribadi, tingginya laju konsumsi avtur/avgas oleh pesawat
udara,terjadinya diversifikasi energi di sektor industri, dan adanya program substitusi minyak tanah
dengan LPG di sektor rumah tangga. Konsumsi batubara meningkat pesat dari 36,1 juta SBMpada
tahun 2000 menjadi 123 juta SBM pada tahun 2012 atau meningkat rata-rata 9.9% per tahun.
Seluruh batubara tersebut digunakan untuk memasok kebutuhan energi sektor industri, terutama
untuk industri semen, industri tekstil, serta industri kertas. Konsumsi gas bumi meningkat dari
87,2 juta SBM pada tahun 2000 menjadi 125,3 juta SBM pada tahun 2012 dengan laju
pertumbuhan rata-rata 2,8% per tahun. Keterbatasan infrastruktur transmisi dan distribusi gas
nasional menyebabkan pasokan gas bumi untuk memenuhi kebutuhan industri terbatas. Konsumsi
listrik dalam kurun waktu tahun 2000-2012 mengalami pertumbuhan rata-rata 6,2% per tahun,
masih lebih rendah dibanding batubara (9,9%), dan LPG (13,5%). Hal ini menyebabkan rasio
elektrifikasi nasional masih 75,8% pada tahun 2012 yang berarti 24,8% penduduk Indonesia belum
dialiri listrik. Kondisi ini menunjukkanbahwa tingkat elektrifikasi Indonesia masih rendah jika
dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lain seperti Singapura 100%, Malaysia 99,4%,
Filipina 89,7%, dan Vietnam 97,6%.
81
ISSN: 1411-7010
e-ISSN: 2477-507X
Jurnal IPTEK
Vol.19 No. 2, Desember 2015
Gambar 3. Konsumsi energi final per jenis
2.4.1 Potensi Sumber Daya Energi Fosil
Energi fosil yang terdiri atas batubara, minyak, dan gas merupakan sumber daya energi
yang utama di Indonesia. Sebagian besar dari sumber daya maupun cadangan batubara yang dapat
ditambang berada di wilayah Sumatera dan Kalimantan, terutama Sumatera Selatan dan
Kalimantan Timur. Antara 2011-2012 terjadi penurunan sumberdaya batubaradari 120 milliar ton
menjadi 119 milliar ton, sementara cadangannya bertambah dari 28 milyar ton menjadi 29 milyar
ton. Dengan tingkat produksi batubara 353 juta ton pada 2011 dan 386 juta ton pada 2012, maka
rasio cadangan terhadap produksi (R/P) batubara tersebut turun dari 79 pada tahun 2011 menjadi 75
tahun pada tahun 2012 Pada tahun 2011, total cadangan minyak Indonesia sebesar 7,73 milyar
barel yang terdiri atas sekitar 4,04 miliar barel cadangan terbukti (proven) dan 3,69 miliar barel
cadangan potensial. Pada 2012, total cadangan minyak tersebumenurun menjadi 7,41 milyar barel
yang terdiri atas 3,74milyar barel cadangan terbukti dan 3,67 milyar barel cadangan potensial.
Berdasarkan tingkat produksi minyak bumi sebesar 329juta barel pada 2011 dan 315 juta barel
pada2012, rasio cadangan produksi (R/P) minyak bumi adalah sekitar 12 tahun baik pada
2011maupun 2012. Sumber cadangan minyak tersebut sebagian besar berada di luar Jawa, terutama
di Sumatera yang mencapai pangsa lebih dari 60 persen. Cadangan minyak lainnya tersebarantara
lain di Kalimantan, Papua, Sulawesi, dan Maluku. Lebih dari 8 persen dari cadangan minyak
tersebut berada di Kalimantan. Sementara cadangan minyak di Jawa mencapai sekitar 21 persen
dari total cadangan nasional.Total cadangan gas bumi pada 2011 mencapai sekitar 153 TSCF yang
terdiri dari cadangan terbukti sebesar 105 TSCF dan cadangan potensial lebih dari 48 TSCF. Total
cadangangas tersebut pada 2012 cenderung menurun mencapai 151 TSCF yang terdiri atas 103
TSCF cadangan terbukti dan 47 TSCF cadangan potensial. Dengan Tingkat produksi gasbaik gas
ikutan (associated) maupun gas bukan ikutan (non associated) mencapai 3,26 TCF pada 2011 dan
3,17 TCF pada 2012, rasio cadangan produksi gas mencapai secaraberurutan meningkat 32 tahun
pada 2011 dan 33 tahun pada 2012.Sumber daya gas tersebut umumnya berada di luar
Jawa,terutama di Sumatera termasuk Natuna yang mencapaihampir 56 persen. Cadangan gas di
luar Jawa lainnya tersebar di Papua, Kalimantan, Maluku, dan Sulawesi yang masing-masing
memiliki cadangan gas secara berurutan 16%, 11%, 10%, dan hampir 2%. Sementara itu di Jawa,
cadangan gasnya hanya sekitar delapan persen dari totalcadangan gas Indonesia. Berdasarkan rasio
cadangan produksi sumber energifosil tersebut, potensi pemanfaatan batubara merupakan yang
paling tinggi, yaitu sekitar 75 tahun lagi akan habis, sedangkan potensi gas masih dapat bertahan
sampai hampir 33 tahun lagi. Minyak merupakan sumber energi fosil yang potensinya paling kecil,
yaitu masih dapatdimanfaatkan hanya sekitar 12 tahun lagi, bila tidak ditemukan cadangan baru.
82
ISSN: 1411-7010
e-ISSN: 2477-507X
Jurnal IPTEK
Vol.19 No. 2, Desember 2015
Total cadangan gas bumi pada 2011 mencapai sekitar 153TSCF yang terdiri dari cadangan
terbukti sebesar 105 TSCF dan cadangan potensial lebih dari 48 TSCF. Total cadangangas tersebut
pada 2012 cenderung menurun mencapai 151 TSCF yang terdiri atas 103 TSCF cadangan terbukti
dan 47 TSCF cadangan potensial. Dengan Tingkat produksi gas baik gas ikutan (associated)
maupun gas bukan ikutan (non associated) mencapai 3,26 TCF pada 2011 dan 3,17 TCF pada
2012, rasio cadangan produksi gas mencapai secara berurutan meningkat 32 tahun pada 2011 dan
33 tahunpada 2012.Sumber daya gas tersebut umumnya berada di luar Jawa,terutama di Sumatera
termasuk Natuna yang mencapai hampir 56 persen. Cadangan gas di luar Jawa lainnya tersebar di
Papua, Kalimantan, Maluku, dan Sulawesi yang masing-masing memiliki cadangan gas secara
berurutan 16%, 11%, 10%, dan hampir 2%. Sementara itu di Jawa,cadangan gasnya hanya sekitar
delapan persen dari total cadangan gas Indonesia.Berdasarkan rasio cadangan produksi sumber
energifosil tersebut, potensi pemanfaatan batubara merupakan yang paling tinggi, yaitu sekitar 75
tahun lagi akan habis, sedangkan potensi gas masih dapat bertahan sampai hampir 33 tahun lagi.
Minyak merupakan sumber energi fosil yang potensinya paling kecil, yaitu masih dapat
dimanfaatkan hanya sekitar 12 tahun lagi, bila tidak ditemukan cadangan baru.
Tabel 2. Potensi sumber daya energi fosil 2011-2012 (CDIEMR, 2012; 2013)
Jenis Energi /
Tahun /
Cadangan
Cadangan
Total
Energy Type
Year
potensial /
Terbukti
Potential Reserve / Proven Reserve
Minyak Bumi
2011
3.69
4.04
7.73
(Miliar Barel) /
2012
3.67
3.74
7.41
Oil (Billion Barrel)
Gas Bumi (TSCF) / 2011
48.18
104.71
152.89
Gas (TSCF)
2012
47.35
103.35
150.70
Sumber Daya /
Cadangan /
Resource
Reserve
Batubara (Miliar
2011
120.33
28.01
Ton) /
2012
119.42
28.97
Coal (Billion Ton)
3. ENERGI TERBARUKAN UNTUK MENDUKUNG SUBTITUSI BBM
3.1 Langkah-Langkah Kebijakan
Kebijakan Energi Terbarukan dilaksanakan melalui :
3.1.1 Konservasi Energi
Mendorong pemanfaatan energisecara efisien dan rasional tanpamengurangi penggunan energi
yang benarbenardiperlukan.
 Konservasi di sisi pembangkit, yangdidahului oleh audit energi
 Mengurangi pemakaian listrik yangbersifat konsumtif, keindahan,kenyamanan
 Mengganti peralatan yang tidak effisien
 Mengatur waktu pemakaian peralatanlistrik
3.1.2 Diversifikasi Energi
Upaya penganekaragaman penyediaandan pemanfaatan berbagai sumberenergi dalam
rangka optimasi penyediaanenergi. Dalam rangka diversifikasi,penggunaan energi dari nonrenewableenergy resources ke renewable energyresources, misalnya:
1. Menggagas upaya mengganti BBMdengan Bio-diesel (Bio-Solar ) dan Bio-Etanol
2. Mendorong pembangunan PLT mikrohidro di pedesaan
3. Mengurangi peran pembangkit BBM danmenggantikannya dengan pembangkit non-BBM
(campuran 10 persen biodiesel dan 90persen solar) menjadi Rp 2.400 per liter,suatu harga yang
tidak terlalu tinggi untukbahan bakar yang lebih ramah lingkungan.Dengan kebutuhan solar
Indonesiasekitar 23 juta ton per tahun (7,2 juta ton didiimpor), penggunaan B-10 akanantaranya
memerlukan 2,3 juta ton biodiesel, atausetara dengan 2,415 juta ton CPO yangdapat dihasilkan dari
83
ISSN: 1411-7010
e-ISSN: 2477-507X
Jurnal IPTEK
Vol.19 No. 2, Desember 2015
sekitar 700.000 hakebun kelapa sawit, dan dapat menghidupisekitar 350.000 keluarga petani
kelapasawit, dengan asumsi kepemilikan lahanseluas 2 ha per keluarga. Banyakkeuntungan dari
pemakaian biodiesel.Jenis bahan bakar ini tidakmengandung sulfur dan senyawa benzeneyang
karsinogenik, sehingga biodieselmerupakan bahan bakar yang lebih bersihdan lebih mudah
ditangani dibandingkandengan solar. Perbedaan antara biodieseldan solar terutama pada
komposisinya.Biodiesel terdiri dari metil ester asam lemaknabati, sedangkan solar adalah
hidrokarbon.Pada dasarnya tidak perlu adamodifikasi mesin diesel apabila bahanbakarnya
menggunakan biodiesel. Biodieselbahkan mempunyai efek pembersihanterhadap tangki bahan
bakar, injektor danslang. Biodiesel tidak menambah efekrumah kaca seperti halnya solar,
karenakarbon yang dihasilkan masih dalam sikluskarbon.Energi yang dihasilkan olehbiodiesel
serupa dengan solar, sehinggaengine torque dan tenaga kuda yangdihasilkan juga serupa. Selain itu
biodieselmenghasilkan tingkat pelumasan mesinyang lebih tinggi dibandingkan dengan
solar.Sumber : Suara Pembaruan (20/6/05)
3.1.3 Intensifikasi Energi
Upaya pencarian sumber energibaru agar dapat meningkatkan cadanganenergi guna dimanfaatkan
menghasilkantenaga listrik Pembangunan PLT Angindengan lokasi tersebar (2 unit
diharapkanselesai 2006, dan 10 unit selesai setelah2006) Pembangunan PLT Hybrid di
daerahterpencil.
3.1.4 Prospek Biodiesel dan Bioetanol Sebagai Bahan Bakar Pengganti Solar dan Bensin
(BBM)
Pemerintah mempercepat pemanfaatan biodiesel denganmeningkatkan target mandatori
pemanfaatan biodieseldi seluruh sektor (transportasi PSO dan non PSO, industri,komersial, dan
pembangkit listrik) melalui perubahanterhadap Peraturan Menteri ESDM 32/2008.
DenganPeraturan Menteri ESDM 25/2013 dengan target mandatoriyang lebih tinggi. Pada tahun
2015 target biosolar padatransportasi PSO dari 5% menjadi 10%, Industri dari 10%menjadi 20%
dan listrik dari 15% menjadi 30%. Pada tahun2014 ditargetkan subtitusi mencapai 4 juta kl,
sehinggadalam satu tahun ke depan diharapkan terjadi penurunanimpor BBM jenis solar dengan
penghematan devisa sebesar3.1 juta dolarPemerintah mempercepat pemanfaatan biodiesel dengan
meningkatkan target mandatori pemanfaatan biodieseldi seluruh sektor (transportasi PSO dan non
PSO, industri,komersial, dan pembangkit listrik) melalui perubahanterhadap Peraturan Menteri
ESDM 32/2008. DenganPeraturan Menteri ESDM 25/2013 dengan target mandatoriyang lebih
tinggi. Pada tahun 2015 target biosolar padatransportasi PSO dari 5% menjadi 10%, Industri dari
10%menjadi 20% dan listrik dari 15% menjadi 30%. Pada tahun2014 ditargetkan subtitusi
mencapai 4 juta kl, sehinggadalam satu tahun ke depan diharapkan terjadi penurunanimpor BBM
jenis solar dengan penghematan devisa sebesar3.1 juta dolar.
3.2 Potensi Sumber EnergiTerbarukan di Indonesia
3.2.1 Energi Panas Bumi
Sebagai daerah vulkanik, wilayahIndonesia sebagian besar kaya akan sumberenergi panas bumi.
Jalur gunung berapimembentang di Indonesia dari ujung PulauSumatera sepanjang Pulau Jawa,
Bali, NTT,NTB menuju Kepulauan Banda, Halmahera,dan Pulau Sulawesi. Panjang jalur itu
lebihdari 7.500 km dengan lebar berkisar 50-200 km dengan jumlah gunung api baik yangaktif
maupun yang sudah tidak aktifberjumlah 150 buah. Berdasarkan penelitianyang telah dilakukan di
sepanjang jalur itu,terdapat 217 daerah prospek panas bumi.Potensi energi panas bumi totaladalah
19.658 MW dengan rincian di PulauJawa 8.100 MW, Pulau Sumatera 4.885MW, dan sisanya
tersebar di PulauSulawesi dan kepulauan lainnya. Sumberpanas bumi yang sudah dimanfaatkan
saatini adalah 803 MW. Biasanya data energipanas bumi dapat dikelompokkan ke dalamdata energi
cadangan dan energi sumber.Biaya investasi ada dua macam. Pertamabiaya eksplorasi dan
pengembangansebesar 500-1.000 dollar AS/kW:1. Kedua, biaya pembangkit sebesar
1.500dollar/kW (kapasitas 15 MW), 1.200dollar/kW (kapasitas 30 MW), dan 910dollar/kW
(kapasitas 55 MW).2. Untuk biaya energi dari panas bumiadalah 3-5 sen/kWh.
84
ISSN: 1411-7010
e-ISSN: 2477-507X
Jurnal IPTEK
Vol.19 No. 2, Desember 2015
3.2.2 Energi Air
Indonesia memiliki potensi besaruntuk pengembangan pembangkit listriktenaga air. Itu disebabkan
kondisi topografiIndonesia bergunung dan berbukit sertadialiri oleh banyak sungai dan
daerahdaerah tertentu mempunyai danau/wadukyang cukup potensial sebagai sumber
energiair.Pembangkit listrik tenaga air (PLTA)adalah salah satu teknologi yang sudahterbukti
(proven), tidak merusak lingkungan,menunjang diversifikasi energi denganmemanfaatkan energi
terbarukan,menunjang program penguranganpemanfaatan BBM, dan sebagian besarmemakai
kandungan lokal.Besar potensi energi air di Indonesiaadalah 74.976 MW, sebanyak 70.776 MWada
di luar Jawa, yang sudah termanfaatkanadalah sebesar 3.105,76 MW sebagianbesar berada di Pulau
Jawa.Pembangunan setiap jenispembangkit listrik didasarkan padakelayakan teknis dan ekonomis
dari pusatlistrik serta hasil studi analisis mengenaidampak lingkungan.Sebagai pertimbangan
adalahtersedianya sumber energi tertentu, adanyakebutuhan (permintaan) energi listrik,
biayapembangkitan rendah, serta karakteristikspesifik dari setiap jenis pembangkit
untukpendukung beban dasar (base load) ataubeban puncak (peak load)Selain PLTA, energi
mikrohidro(PLTMH) yang mempunyai kapasitas 200-5.000 kW potensinya adalah 458,75
MW,sangat layak dikembangkan untukmemenuhi kebutuhan tenaga listrik di daerahpedesaan di
pedalaman yang terpencilataupun pedesaan di pulau-pulau kecildengan daerah aliran sungai yang
sempit.Biaya investasi untuk pengembanganpembangkit listrik mikrohidro relatif lebihmurah
dibandingkan dengan biaya investasiPLTA. Hal ini disebabkan adanyapenyederhanaan standar
konstruksi yangdisesuaikan dengan kondisi pedesaan.Biaya investasi PLTMH adalah lebih
kurang2.000 dollar/kW, sedangkan biaya energidengan kapasitas pembangkit 20 kW (ratarata yang
dipakai di desa) adalah Rp 194/kWh.
3.2.3 Energi Tumbuhan (Bio Energi)
3.2.3.1 Energi Tumbuhan
Tahun 2025 menargetkanpenggunaan bahar bakar alternatif biofuelsebesar dua puluh lima
persen. Target limapersen dicapai tahun 2010, meningkatmenjadi 20 persen pada tahun 2020,
dan25 persen pada tahun 2025
a. Alkohol.
Pada tahun 1995 DepartemenPertambangan dan Energi melaporkandalam Rencana Umum
PengembanganEnergi Baru dan Terbarukan bahwa produksi etanol sebagai bahan baku tetes
mencapai35-42 juta liter per tahun.Jumlah itu akan mencapai 81 juta liter per tahun bila seluruh
produksi tetesdigunakan untuk membuat etanol. Saat inisebagian dari produksi tetes tebu
Indonesiadiekspor ke luar negeri dan sebagian lagidimanfaatkan untuk keperluan industri
selainetanol.
b. Biodiesel
Akhir tahun 2004 luas totalperkebunan kelapa sawit di Indonesia telahmencapai 5,3 juta
hektare (ha) denganproduksi minyak kelapa sawit (crude palmoil/CPO) sebesar 11 juta ton.
Perkembanganperkebunan sawit ini masih terus berlanjutdan diperkirakan dalam lima
tahunmendatang Indonesia akan menjadiprodusen CPO terbesar di dunia dengantotal produksi
sebesar 15 juta ton per tahun.Salah satu produk hilir dari minyaksawit yang dapat dikembangkan
diIndonesia adalah biodiesel yang dapatdigunakan sebagai bahan bakar alternatif,terutama untuk
mesin diesel.Dengan semakin tingginya hargaminyak bumi akhir-akhir ini, sudah saatnyaapabila
Indonesia mulai mengembangkanbiodiesel, baik untuk konsumsi dalam negerimaupun untuk
ekspor. Harga biodieselmurni sangat bergantung pada harga CPOyang selalu berfluktuasi. Untuk
skala besar,pada harga CPO US$ 400 per ton, hargabiodiesel diperkirakan mencapai sekitarUS$
560 per ton, sehingga harga B-10(campuran 10 persen biodiesel dan 90persen solar) menjadi Rp
2.400 per liter,suatu harga yang tidak terlalu tinggi untukbahan bakar yang lebih ramah
lingkungan.Dengan kebutuhan solar Indonesiasekitar 23 juta ton per tahun (7,2 juta ton diantaranya
diimpor), penggunaan B-10 akanmemerlukan 2,3 juta ton biodiesel, atausetara dengan 2,415 juta
ton CPO yangdapat dihasilkan dari sekitar 700.000 hakebun kelapa sawit, dan dapat
menghidupisekitar 350.000 keluarga petani kelapasawit, dengan asumsi kepemilikan lahanseluas 2
ha per keluarga. Banyakkeuntungan dari pemakaian biodiesel.Jenis bahan bakar ini
85
ISSN: 1411-7010
e-ISSN: 2477-507X
Jurnal IPTEK
Vol.19 No. 2, Desember 2015
tidakmengandung sulfur dan senyawa benzeneyang karsinogenik, sehingga biodieselmerupakan
bahan bakar yang lebih bersihdan lebih mudah ditangani dibandingkandengan solar. Perbedaan
antara biodiesel dan sola terutama pada komposisinya.Biodiesel terdiri dari metil ester asam
lemaknabati, sedangkan solar adalah hidrokarbon.Pada dasarnya tidak perlu adamodifikasi mesin
diesel apabila bahanbakarnya menggunakan biodiesel. Biodieselbahkan mempunyai efek
pembersihanterhadap tangki bahan bakar, injektor danslang. Biodiesel tidak menambah efekrumah
kaca seperti halnya solar, karenakarbon yang dihasilkan masih dalam sikluskarbon.Energi yang
dihasilkan olehbiodiesel serupa dengan solar, sehinggaengine torque dan tenaga kuda
yangdihasilkan juga serupa. Selain itu biodieselmenghasilkan tingkat pelumasan mesinyang lebih
tinggi dibandingkan dengan solarSumber : Suara Pembaruan (20/6/05)
c. Biomassa/Biogas
Biomassa merupakan sumberenergi primer yang sangat potensial diIndonesia, yang
dihasilkan dari kekayaanalamnya berupa vegetasi hutan tropika.Biomassa bisa diubah menjadi
listrik ataupanas dengan proses teknologi yang sudahmapan. Selain biomassa seperti kayu,
darikegiatan industri pengolahan hutan,pertanian dan perkebunan, limbah biomassa(Tabel 2) yang
sangat besar jumlahnyapada saat ini juga belum dimanfaatkandengan baik.Munisipal solid waste
(MSW) di kota-kotabesar merupakan limbah kota yangutamanya adalah berupa biomassa,
menjadimasalah yang serius karena mengganggulingkungan adalah potensi energi yang
bisadimanfaatkan dengan baik.Limbah biomassa padat dari sektorkehutanan, pertanian, dan
perkebunanadalah limbah pertama yang palingberpotensi dibandingkan misalnya limbahlimbah
padi, jagung, ubi kayu, kelapa,kelapa sawit dan tebu. Besarnya potensilimbah biomassa padat di
seluruh Indonesiaadalah 49.807,43 MW.Dengan pemutakhiran teknologibudidaya tanaman,
dimungkinkanpengembangan hutan energi untukpengadaan biomasa sesuai dengankebutuhan
dalam jumlah yang banyak danberkelanjutan.Selain limbah biomassa padat, energibiogas bisa
dihasilkan dari limbah kotoranhewan, misalnya kotoran sapi, kerbau,kuda, dan babi juga dijumpai
di seluruhprovinsi Indonesia dengan kuantitas yangberbeda-beda.Pemanfaatan energi biomassa
danbiogas di seluruh Indonesia sekitar 167,7MW yang berasal dari limbah tebu danbiogas sebesar
9,26 MW yang dihasilkandari proses gasifikasi. Biaya investasibiomassa adalah berkisar 900
dollar/kWsampai 1.400 dollar/kW dan biayaenerginya adalah Rp 75/kW-Rp 250/kW.
3.2.4 Energi Samudra/Laut
Di Indonesia, potensi energi samudra/laut sangat besar karena Indonesia adalahnegara
kepulauan yang terdiri dari 17.000pulau dan garis pantai sepanjang 81.000km, terdiri dari laut
dalam , laut dangkal.dan sekitar 9.000 pulau-pulau kecil yangtidak terjangkau arus listrik Nasional,
danpenduduknya hidup dari hasil laut.Dengan perkiraan potensi semacamitu, seluruh pantai di
Indonesia dapatmenghasilkan lebih dari 2 ~ 3 Terra WattEkwivalensi listrik, diasumsikan 1%
daripanjang pantai Indonesia (~ 800 km) dapatmemasok minimal ~16 GWatt atau samadengan
pasokan seluruh listrik di Indonesiatahun 2005.Energi samudra ada empat macam,yaitu energi
panas laut, energi pasang surut,energi gelombang, energi arus laut. Prinsipkerja masing-masing :
.
3.2.5 Sel Bahan Bakar (“Fuel Cell”)
Bahan baku utama sebagai sumber energi sel bahan bakar adalah gas hidrogen.Gas hidrogen
dapat langsung digunakan dalam pembangkit energi listrik dan mempunyai kerapatan energi yang
tinggi.Beberapa alternatif bahan baku seperti methane, air laut, air tawar, dan unsur-unsur yang
mengandung hidrogen dapat pula digunakan namun diperlukan sistem pemurnian sehingga
menambah jumlah system cost pembangkitnya. Biayainvestasi belum bisa diketahui karena
masihbanyak penelitian yang
1. Energi panas laut yaitu dengan menggunakan beda temperatur antara temperatur di permukaa
laut dan temperatur di dasar laut.
2. Energi pasang surut dengan menggunakan beda ketinggian antara laut pasang terbesar dan laut
surut terkecil.
3. Energi gelombang adalah dengan menggunakan besar ketinggian gelombang dan panjang
gelombang.
86
ISSN: 1411-7010
e-ISSN: 2477-507X
Jurnal IPTEK
Vol.19 No. 2, Desember 2015
4. Energi arus laut prinsip kerjanya persis sama dengan turbin angin.
Dengan menggunakan turbin akan dihasilkan energi listrik.Potensi energi panas laut di
Indonesia bisa menghasilkan daya sekitar 240.000 MW, tetapi secara teknologi, pembangkit listrik
tenaga laut belum dikembangkan dandikuasai sedangkan untuk energi pasang surut dan energi
gelombang masih sulit diprediksi karena masih banyak ragam penelitian yang belum bisa didata
secara rinci.Keempat energi samudra di atas di Indonesia masih belum terimplementasikan karena
masih banyak faktor sehingga sampai saat ini masih taraf wacana dan penelitian penelitian. Biaya
investasi belum bisa diketahui di Indonesia tetapiberdasarkan uji coba di beberapa negara industri
maju adalah berkisar 9 sen/kWh hingga 1sen/kWh sangat bervariasi yang belum bisa dipakai
sebagai patokan.
3.2.6 Angin
Secara umum Indonesia masuk kategori negara tanpa angin, mengingatbahwa kecepatan
angin minimum rata-rata yang secara ekonomis dapat dikembangkan sebagai penyedia jasa energi
adalah 4m/dt. Kendatipun demikian ada beberapa wilayah dimana sumber energi angin
kemungkinan besar layak dikembangkan.Wilayah tersebut antara lain Nusa Tenggara Timur
(NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB),Sulawesi Selatan dan Tenggara, Pantai Utara dan Selatan Jawa
dan Karimun Jawa. Skala pemanfaatan Tenaga anginpada umumnya dikelompokkan dalam
skalakecil, menengah dan besar.
3.2.7 Surya
Berdasarkan data penyinaranmatahari yang dihimpun dari 18 lokasi diIndonesia menunjukan
bahwa radiasi suryadi Indonesia dapat diklasifikasikan berturutturutuntuk kawasan barat dan
timurIndonesia dengan distribusi penyinaran :
 Kawasan barat Indonesia (KBI) = 4.5kWh/m2.hari, variasi bulanan sekitar 10%
 Kawasan timur Indonesia (KTI) = 5.1kWh/m2.hari, variasi bulanan sekitar 9%
 Rata-rata Indonesia = 4.8 kWh/m2.hari,variasi bulanan sekitar 9%.Hal ini mengisyaratkan
bahwa:
 radiasi surya tersedia hampir meratasepanjang tahun,
 kawasan timur Indonesia memilikipenyinaran yang lebih baik.Energi surya dapat
dimanfaatkanmelalui dua macam teknologi yaitu energisurya termal dan surya fotovoltaik.
a. Surya Fotovoltaik
Energi surya atau lebih dikenalsebagai solar cell atau photovoltaic cell,merupakan sebuah
divais semikonduktoryang memiliki permukaan yang luas danterdiri dari rangkaian dioda tipe p
dan n,yang mampu merubah langsung energisurya menjadi energi listrik.
b. Surya Termal
Sebagian besar dan secara komersial,pemanfaatan energi surya termal banyakdigunakan
untuk penyediaan air panasrumah tangga, khususnya rumahtanggaperkotaan. Jumlah pemanas air
tenagasurya (PATS) diperkirakan berjumlah150.000 unit dengan total luasan kolektorsebesar
400,000 m2.Secara non-komersial dan tradisional,energi surya termal banyak digunakan
untukkeperluan pengeringan berbagai komoditaspertanian, perikanan, perkebunan, industrikecil,
dan keperluan rumah tangga. Secarakomersial, energi surya mempunyai potensiekonomi untuk
penyediaan panas prosessuhu rendah (s/d 900 C) menggunakansistem energi surya termik (SEST)
bagikeperluan pengolahan pasca panenkomoditas tersebut dengan lebih efektif danefisien.
Pengalaman menunjukkan bahwapenerapan SEST untuk pengeringan dapatmemberikan berbagai
nilai tambah yangtinggi berupa: peningkatan dan jaminankualitas produk, mengurangi rugirugi(losses) material selama produksi (a.l. rusakdan hilang), dan waktu pengolahan yanglebih
singkat.Meskipun belum banyak dikembangkan,pemanfaatan energi surya termaluntuk proses
disalinasi pada daerah ataupemukiman dekat pantai kemungkinan besar akan berkembanmengingat
mulaimunculnya banyak kesulitan air dikawasan-kawasantersebut.
3.2.8 Panas Bumi
87
ISSN: 1411-7010
e-ISSN: 2477-507X
Jurnal IPTEK
Vol.19 No. 2, Desember 2015
Berdasarkan survei menunjukkanbahwa terdapat 70 lokasi panas bumibertemperatur tinggi dengan
kapasitas totalmencapai 19.658 MW. Sebagian besar darilokasi tersebut belum dilakukan
eksploitasisecara intensif.
3.2.9 Energi Nuklir
Kebutuhan energi nasional dari tahunke tahun semakin meningkat, terutamakebutuhan
energi listrik. Peningkatantersebut sejalan dengan laju pertumbuhanekonomi, laju pertumbuhan
penduduk, danpesatnya perkembangan sektor industri.Untuk memenuhi kebutuhan energi
nasionaltidak cukup hanya mengandalkan sumberenergi yang ada, karena sumber energi kitasudah
banyak terkuras selama beberapatahun terakhir.Untuk itu, perlu mencari sumbersumber energi
alternatif yang lain yangcukup potensial untuk menggantikannya,misalnya energi baru dan
terbarukan. Energinuklir adalah energi baru yang perludipertimbangkan karena energi ini
bisamenghasilkan energi yang dalam order yangbesar sampai ribuan megawatt, tetapi
harusmemperhatikan beberapa aspek. Aspek ituantara lain aspek keselamatan, sosial,ekonomi,
teknis, sumber daya manusia, danteknologi.
a. Manfaat PLTN
 Penggunaan untuk Pembangkitan Listrik
 Diversifikasi : pasokan energi dalambentuk listrik
 Konservasi: penghematan penggunaansumber daya energi nasional
 Pelestarian Lingkungan : Mengurangiemisi gas rumah kaca (GHC) secarasignifikan
 Penggunaan untuk Non Listrik
Pengembangan konsep reaktor cogenerationuntuk produksi air bersih/desalinasi, penggunaan panas
proses(untuk industri, pencairan-gasifikasibatubara, produksi hidrogen, Enhance OilRecovery, dll ).
b. Manfaat Lain Iptek Nuklir dalamSektor Energi
Teknologi Nuklir di Indonesia:berperan dalam energi Hidro pengelolaan air dan sumbernya
mikrohidro (contoh di Bribin,pengeloaan air tanah dalam), Geothermal(Sibayak, Kamojang,
Lahendong), Biofuel/biodiesel (sorgum, jarak pagar), danmembersihkan gas SOx dan NOx dari
PLTUfosil dengan EBM.Program energi nuklir biasanya harusmelalui beberapa tahapan yang
terencanadan dilaksanakan secaraberkesinambungan. Di samping kegiatanutama diperlukan juga
kegiatan pendukungyang lain, misalnya, kegiatan penelitian/studi pengembangan teknologi
nuklir,kegiatan/studi daur ulang bahan bakarnuklir, pengaturan/perizinan dalam bidangnuklir serta
pendidikan dan pelatihan. Halini juga harus melibatkan beberapa institusipemerintah, universitas,
organisasi sosial,LSM, dan lain-lain.Sebetulnya sejak tahun 1972 proyekstudi energi nuklir sudah
dipikirkan olehbadan pemerintah yang berkompeten dibidang ini, yaitu Batan. Hanya saja
masihbanyak kendalanya untukdiimplementasikan.Berdasarkan informasi pemasokPLTN besarnya
biaya modal/investasi padatahun 1992 untuk PLTN konvensionalberbagai jeÿÿÿÿdan
ÿÿurÿÿÿÿ60ÿÿ1.ÿÿÿÿ)berkisar 1.530-2.200 dollar/kW. Adapunbiaya pembangkit tergantung
kapasitasnya,yaitu kapasitas 600 MW biayanya berkisar55,2-61,2 mills/kWh, kapasitas 900
MWbiayanya berkisar 47,4-56,4 mills/kWh.Dari beberapa studi, harga bahanbakar hasilnya
bervariasi, NEWJEC 1992sebesar 5,9-6,6 mills/kWh, Batan 1992sebesar 15 mills/kWh, dan Krebs
et. Al/Siemens 1993 sebesar 11,2 mills/kWh,sedangkan biaya operasi dan pemeliharaansebesar 77
dollar/kW.
Tabel 3. Sumber energi baru dan terbarukan di Indonesia( Directorate General of NRE&EC, 2013
No Sumber energi
Energy resources
1
Panas bumi
Geothermal
2
Hidro
Hydro
Potensi
Potential
16.502 MW
(Cadangan / Reserve)
75.000 MW
(Sumberdaya / Resource)
88
Kapasitas terpasang
Installed capacity
1.341 MW
(Sampai Mei 2013 /Until May 2013)
7.059 MW
ISSN: 1411-7010
e-ISSN: 2477-507X
3
4
5
6
7
8
9
Mini-mikrohidro
Mini- micro hydro
Biomasa
Biomass
Energi surya
Solar energy
Energi angin
Wind energy
Uranium
Gas metana batubara
Coal bed methane
Shale gas
Jurnal IPTEK
Vol.19 No. 2, Desember 2015
769,7 MW
(Sumberdaya / Resource)
13.662 Mwe
(Cadangan / Reserve)
4,80 kWh/m2/day
512 MW
3-6 m/s
1,33 MW
3000 MW
453 TSCF
(Sumberdaya / Resource)
574 TSCF
(Sumberdaya / Resource)
30 MW
1.364 Mwe
75,5 Mwe (On Grid)
42,78 MW
Tabel 4. Road map pengembangan energi kelautan di Indonesia(Masyarakat Energi Terbarukan
Indonesia (METI)
Energi Samudra /
2010 - 2015
2010 – 2020
2010 - 2025
OceanEnergy
Energi Gelombang / Wave Energy
50 MW
a. Teknologi /
Uji Coba /
Pengganti pembangkit listrik
Pembangkit listrik
Technology
Trial
diesel pada daerah terpencil
utama
dan pulau-pulau kecil /
bersaing dengan
Substitute for diesel power
pembangkit listrik
plants in remote areas and
lainnya /
small islands
Compete with other
power
plants
b. Output per unit
< 100 kW
100 kW – 1 MW
0,5 – 2 MW
c. Biaya
Rp./kWh 1.500 – 2.000
Rp./kWh 1.000 –
pembangkitan /
1.500
Generating cost
Energi Pasang Surut / Tidal Power
1.000 MW
a. Teknologi /
Pilot Project Pembangkit utama untuk
Pembangkit utama
Technology
wilayah timur Indonesia /
untuk
Main
wilayah timur
power plant for eastern region Indonesia /
of Indonesia
Main power plant for
eastern region of
Indonesia
b. Output per unit
1 MW
10 – 50 MW
50 – 200 MW
c. Biaya
Rp./kWh 1.000 – 1.500
Rp./kWh 600 – 1.000
pembangkitan /
Generating cost
Energi Arus Laut / Ocean Current Energy
500 MW
a. Teknologi /
Uji Coba /
Pengganti pembangkit listrik
Technology
Trial
diesel pada NTB dan NTT /
Substitute for diesel power
plant in NTB and NTT
b. Output per unit
< 100 kW
100 kW – 1 MW
10 – 100 MW
c. Biaya
Rp./kWh 1,500 – 2.000
Rp./kWh 1.000 –
pembangkitan /
1.500
Generating cost
OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion)
100 MW
89
ISSN: 1411-7010
e-ISSN: 2477-507X
Jurnal IPTEK
Vol.19 No. 2, Desember 2015
Energi Samudra /
OceanEnergy
a. Teknologi /
Technology
2010 - 2015
2010 – 2020
2010 - 2025
FS & Pilot
Project
Pembangkit listrik
utama
bersaing dengan
pembangkit listrik
lainnya /
Compete with other
power
plants
b.
c.
1 – 5 MW
Pengganti pembangkit listrik
diesel pada pulau-pulau kecil /
Substitute for diesel power
plants in remote areas and
small islands
Pembangkit pada daerah
wisata dan industri produk
sampingan / Power plant in the
tourist areas and byproducts
industry
1 – 5 MW
Rp./kWh 1500 – 2.500
Output per unit
Biaya
pembangkitan /
Generating cost
Total 1.650 MW
50 – 100 MW
Rp./kWh 1.000 –
1.500
Gambar 4. Primary energy supply by fuel type in Indonesia.
Gambar 5. Final energy consumption by sector in Indonesia.
90
ISSN: 1411-7010
e-ISSN: 2477-507X
Jurnal IPTEK
Vol.19 No. 2, Desember 2015
4. BERBAGAI KEBIJAKAN DI BIDANGENERGI RESPON TERHADAP
SITUASINASIONAL DAN INTERNASIONAL
Untuk mendukung upaya dan program pengebangan EBT, pemerintah sudah
menerbitkanserangkaian kebijakan dan regulasi yang mencakup Peraturan Presiden No. 5/2006
tentangKebijakan Energi Nasional, Undang-Undang No. 30/2007 tentang Energi, Undang-undang
No.15/1985 tentang Ketenagalistrikan, PP No. 10/1989 sebagaimana yang telah diubah dengan
PPNo. 03/2005 Tentang Perubahan Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1989 tentangPenyediaan
dan Pemanfaatan Tenaga Listrik dan PP No. 26/2006 tentang Penyediaan &Pemanfaatan Tenaga
Listrik, Permen ESDM No. 002/2006 tentang Pengusahaan PembangkitListrik Tenaga Energi
Terbarukan Skala Menengah, dan Kepmen ESDMNo.1122K/30/MEM/2002 tentang Pembangkit
Skala Kecil tersebar. Saat ini sedang disusunRPP Energi Baru Terbarukan yang berisi pengaturan
kewajiban penyediaan dan pemanfaatanenergi baru dan energi terbarukan dan pemberian
kemudahan serta insentif.
 KEN 2004 – 2020, Februari 2004
 Perpres No. 7/2005, RPJM 2005 – 2009
 RUKN 2005 – 2025, April 2005
 Blueprint PEN 2005 – 2025, Mei 2005
 Kebijakan Penghematan Energi, Agustus
 Kenaikan tarif BBM, Februari danOktober 2005
 Konsep Prerpres tentang PenggunaanEnergi Alternatif di Indonesia s/d 2025
5. KESIMPULAN
1) Kondisi atau keadaan energi saat inisekali lagi mengajarkan kepada kitabahwa usaha serius
dan sistematis untukmengembangkan dan menerapkansumber energi terbarukan
gunamengurangi ketergantungan terhadapbahan bakar fosil perlu segera dilakukan.
2) Penggunaan sumber energi terbarukanyang ramah lingkungan juga berartimenyelamatkan
lingkungan hidup dariberbagai dampak buruk yang ditimbulkanakibat penggunaan BBM.
3) Terdapat beberapa sumber energiterbarukan dan ramah lingkungan yangbisa diterapkan
segera di tanah air, sepertibioethanol, biodiesel, tenaga panas bumi,tenaga surya, mikrohidro,
tenaga angin,dan sampah/limbah.
4) Kerjasama, koordinasi antar DepartemenTeknis serta dukungan dari industri danmasyarakat
sangat penting untukmewujudkan implementasi sumber energiterbarukan tersebut.
5) Didukung ketersediaan sumberbahan baku biodiesel di Indonesia yang cukup beragam,maka
target pemanfaatan biodiesel sebagai campurandalam biosolar pada Peraturan Menteri
Nomor 25Tahun 2013 masih dapat dinaikkan untuk mengurangiketergantungan akan bahan
bakar minyak serta untukmeningkatkan ketahanan energi nasional.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Yuli Setyo Indartono, Krisis Energi diIndonesia: Mengapa dan HarusBagaimana.
http://io.ppi-jepang.org/#bawah.
[2] Service, RF., Is it time to shoot for the Sun?,Science Vol 309, July 22, 2005, 548-551.
[3] Sunggu Anwar Aritonang, Direktur Niagadan Pelayanan Pelanggan PT PLN(Persero)
[4] Dr A Harsono Soepardjo MEng Ketua PusatStudi Kelautan FMIPA-UI dan PenelitiPusat
Studi Energi UI “ Energi Baru danTerbarukan” Kompas 24 Oktober 2005.
[5] Ika Heriansyah,”Potensi PengembanganEnergi dari Biomassa Hutan di Indonesia”,ISSN :
0917-8376 Edisi Vol.5/XVII/November 2005 – INOVASI.
[6] Chayun Bodiono, Tantangan dan PeluangUsaha Pengembangan Sistem Energiterbarukan
di Indonesia.
91
Download