Tugas Kelompok KEWIRAUSAHAAN DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 NAMA : JENI FATMAWATI LAWOLO MELINIA HAREFA MURNI KRISTIANI LASE LINDA JUL ARISMAN LAWOLO YAMOSOKHI NDRAHA INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) GUNUNGSITOLI FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FPMIPA) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA T.A. 2018/2019 1 KATA PENGANTAR Segala Puji dan Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini Pada kesempatan ini tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada kedua orang tua, yang berjasa besar dan penuh pengorbanan serta selalu berdo’a dalam memenuhi segala kebutuhan kami, kami juga berterimakasih kepada Bapak Dosen pengampu mata kuliah kewirausahaan yang telah membimbing serta membina dalam penyusuan makalah ini dan teman-teman kelompok yang turut serta dalam pembuatan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini, kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penyusunannya, baik dalam penulisan, bahasa maupun sistematika pembahasannya, sebab pepatah mengatakan tak ada gading yang tak retak oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan masukan atau kritikan maupun saran yang bersifat membangun demi kesempurnaannya di masa yang akan datang. Akhirnya dengan penuh harapan, mudah-mudahan dengan adanya makalah ini dapat membawa manfaat kepada kita semua dalam melaksanakan proses pembelajaran terlebih khusus mampu menguasai topik-topik materi terkait tentang inti dan hakekat kewirausahaan, sikap dan jiwa kewirausahaan, proses kewirausahaan, fungsi dan peran kewirausahaan, ide dan peluang kewirausahaan, perintisan usaha baru, kopetensi kewirausahaan, etika berwirausaha, dan analisis dan studi kelayakan usaha Gunungsitoli, Kelompok I DAFTAR ISI 2 2019 KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………. i DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………. ii BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………… 1 A. LATAR BELAKANG …………………………………………………………. . 2 B. RUMUSAN MASALAH C. TUJUAN ..…………………………………………………… 2 ……………………………………………………………………… 2 BAB II ISI ………………………………………………………………………………… 3 A. Inti Dan Hakekat Kewirausahaan ….…………………………………………. 3 B. Jiwa Dan Sikap Kewirausahaan ……..…………………………………………. 4 C. Proses Kewirausahaan …………………….……………………………………. 5 ………………………………………...… 6 D. Fungsi Dan Peran Kewirausahaan E. Ide Dan Peluang Kewirausahaan ………………………………………………. 6 F. Perintisan Usaha Baru ……………………..……………………………………. 8 G. Kopetensi Kewirausahaan ………………………………………………………. 10 H. Etika Berwirausaha ……………………….……………………………………. 11 I. Analisis Dan Studi Kelayakan Usaha ………………………………………...… 12 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………….. 17 3 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pertumbuhan penduduk di Indonesia sangat pesat menuntut pemerintah untuk menyediakan lapangan pekerjaan. Menurut data statistik BPS tahun 2010 Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah sebanyak 237.641.326 jiwa. Sedangkan menurut Bank Dunia jumlah penduduk indonesia tahun 2015 ada 252.370.792 jiwa. Sementara pemerintah belum mampu mengimbangi dengan penyediakan lapangan pekerjaan. Oleh karena itu, masyarakat di Indonesia harus diubah agar tidak lagi menjadi pencari kerja, tetapi ikut berperan serta menjadi penyedia lapangan kerja baik bagi dirinya sendiri maupun bagi masyarakat luas. Menjadi wirausaha merupakan solusi menuju kemandirian bangsa. Pertumbuhan jumlah wirausaha dan usaha kecil perlu didukung oleh lembaga pendidikan, termasuk perguruan tinggi. Perguruan tinggi berperan sangat penting dalam memotivasi lulusannya menjadi seorang wirausahawan muda, untuk meningkatkan jumlah wirausahawan di Tanah Air. Meningkatnya wirausahawan dari kalangan sarjana akan mengurangi pengangguran bahkan menambah jumlah lapangan pekerjaan. Angkatan kerja yang baru lulus perguruan tinggi dapat menciptakan lapangan kerja sendiri sehingga bisa menjadi solusi untuk mengurangi pengguran. Pendidikan memang penting untuk memberi modal dasar bagi para wirausahawan. Melalui jalur pendidikan dapat mengubah pola pikir seseorang untuk menjadikan wirausahawan yang bekerja dengan menggunakan ide dan kreativitas. Pihak perguruan tinggi dan stakeholders bertanggung jawab dalam mendidik dan memberikan kemampuan dalam melihat peluang bisnis serta mengelola bisnis tersebut serta memberikan motivasi untuk mempunyai keberanian menghadapi risiko bisnis. Peran perguruan tinggi dalam memotivasi para sarjananya menjadi young entrepreneurs merupakan bagian dari salah satu faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan. Dalam makalah ini kami sebagai kelompok 1 akan membahas materi terkait tentang inti dan hakekat kewirausahaan, sikap dan jiwa kewirausahaan, proses kewirausahaan, fungsi dan peran kewirausahaan, ide dan peluang kewirausahaan, 4 perintisan usaha baru, kopetensi kewirausahaan, etika kewirausahaan, dan analisis dan studi kelayakan usaha. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa inti dan hakekat kewirausahaan? 2. Bagaimana sikap dan jiwa kewirausahaan? 3. Bagaimana proses kewirausahaan? 4. Apa fungsi dan peran kewirausahaan? 5. Bagaimana ide dan peluang kewirausahaan? 6. Bagaimana perintisan usaha baru? 7. Bagaimana kopetensi kewirausahaan? 8. Bagaimana etika kewirausahaan? 9. Bagaimana analisis dan studi kelayakan usaha? C. TUJUAN PENELITIAN 1. Mengetahui apa inti dan hakekat kewirausahaan 2. Mengetahui bagaimana sikap dan jiwa kewirausahaan 3. Mengetahui bagaimana proses kewirausahaan 4. Mengetahui apa fungsi dan peran kewirausahaan 5. Mengetahui ide dan peluang kewirausahaan 6. Mengetahui perintisan usaha baru 7. Mengetahui kopetensi kewirausahaan 8. Mengetahui bagaimana etika kewirausahaan 9. Mengetahui bagaimana analisis dan studi kelayakan usaha 5 BAB II ISI A. INTI DAN HAKEKAT KEWIRAUSAHAAN Istilah kewirausahaan (entrepreneur) pertama kali diperkenalkan pada awal abad ke-18 oleh ekonom Perancis, Richard Cantillon. Menurutnya, entrepreneur adalah “agent who buys means of production at certain prices in order to combine them”. Adapun makna secara etimologis wirausaha/wiraswasta berasal dari bahasa Sansekerta, terdiri dari tiga suku kata : “wira“, “swa“, dan “sta“. Wira berarti manusia unggul, teladan, tangguh, berbudi luhur, berjiwa besar, berani, pahlawan, pionir, pendekar/pejuang kemajuan, memiliki keagungan watak. Swa berarti sendiri, dan Sta berarti berdiri. Istilah kewirausahaan, pada dasarnya berasal dari terjemahan entrepreneur, yang dalam bahasa Inggris di kenal dengan between taker atau go between. Pengertian Kewirausahaan Menurut Para Ahli: a. Arif F. Hadipranata Menurutnya, wirausaha adalah sosok orang yang berani mengambil resiko dari semua kegiatan usaha yang dilakukan. b. Thomas W Zimmerer Menurut beliau, yang dimaksud dari wirausaha adalah penerapan inovasi dan kreativitas dalam memecahkan berbagai permasalahan dan mampu memanfaatkannya menjadi keuntungan. c. Andrew J Dubrin Wirausaha adalah orang yang melakukan berbagai hal yang bermanfaat dan inovatif bagi sesama. d. Robbin dan Coulter Menurut mereka berdua, kewirausahaan adalah sebuah proses dimana seseorang atau kelompok orang menggunakan segala daya upayanya yang terorganisasi untuk mencari sebuah peluang dan menciptakan sesuatu yang memiliki daya guna serta manfaat yang bersumber dari inovasi dan keunikan tanpa memperhatikan sumber daya yang digunakan saat itu. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (Create new and different) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif 6 untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya, kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif. Ada enam hakekat pentingnya Kewirausahaan yaitu: 1) Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis (Ahmad Sanusi, 1994) 2) Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha dan mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro, 1997). 3) Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (kreatif) dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan nilai lebih. 4) Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (Drucker, 1959) 5) Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha (Zimmerer, 1996). 6) Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. B. JIWA DAN SIKAP KEWIRAUSAHAAN Terwujudnya usaha kecil didasari adanya jiwa kewirausahaan yang merupakan kepribadian dan telah terinternalisasi melalui nilai-nilai kewirausahaan bagi orang yang melakukan kegiatan usaha. Jiwa kewirausahaan meliputi kepribadian yang memiliki tindakan kreatif sebagai nilai, gemar berusaha, tegar dalam berbagai tantangan, percaya diri, memiliki self determination atau locus of control, berkemampuan mengelola risiko, perubahan dipandang sebagai peluang, toleransi terhadap banyaknya pilihan, inisiatif dan memiliki need for achievement, perfeksionis, berpandangan luas, menganggap waktu sangat berharga serta memiliki motivasi yang kuat, dan karakter itu telah menginternalisasi sebagai nilai-nilai yang diyakini benar (Kuratko 2003). Jiwa kewirausahaan merupakan nyawa kehidupan dalam kewirausahaan yang pada prinsipnya merupakan sikap dan perilaku kewirausahaan dengan ditunjukkan melalui sifat, karakter, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif 7 kedalam dunia nyata secara kreatif (Hartanti 2008). Faktor-faktor yang mempengaruhi jiwa kewirausahaan seseorang diantaranya adalah: percaya diri (keyakinan), optimisme, disiplin, komitmen, berinisiatif, motivasi, memiliki jiwa kepemimpinan, suka tantangan, memiliki tanggung jawab, dan human relationship (Nasution 2007: 42-44; Suryana 2006:3). C. PROSES KEWIRAUSAHAAN Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave (1996: 3), proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk locus of control, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausaha yang besar. Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari individu, seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang mempengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembangan menjadi kewirausahaan melalui proses yang dipengrauhi lingkungan, organisasi dan keluarga. (Suryana, 2001: 34). Secara ringkas, model proses kewirausahaan mencakup tahap-tahap berikut a. proses inovasi b. proses pemicu c. proses pelaksanaan d. proses pertumbuhan Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha : 1) Tahap memulai, tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan franchising. Juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri / manufaktur / produksi atau jasa. 2) Tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap "jalan", tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek : pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang 8 meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi. 3) Mempertahankan usaha, tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi 4) Mengembangkan usaha, tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil. D. FUNGSI DAN PERAN WIRAUSAHA Fungsi dan peran wirausaha dapat dilihat melalui dua pendekatan yaitu secara mikro dan makro. Secar mikro, wirausaha memiliki dua peran, yaitu sebagai penemu (innovator) dan perencana (planner). Sebagai penemu, wirausah menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru, seperti produk, tekhnologi, cara, ide, organisasi, dan sebagainya. Sebagai perencana, wirausaha berperan merancang tindakan dan usaha baru, merencanakan strategi usaha yang baru, merencanakan ide-ide dan peluang dalam meraih sukses, menciptakan organisasi perusahaan yang baru, dan lain-lain. Secara makro, peran wirausaha adalah menciptakan kemakmuran, pemerataan kekayaan, dan kesempatan kerja yang berfungsi sebagai mesin pertumbuhan perekonomian suatu negara E. IDE DAN PELUANG KEWIRAUSAHAAN Ide adalah rancangan yang tersusun di dalam pikiran; gagasan; cita-cita atau rancangan yang tersusun di pikiran. Menurut zimmerer (1996), bagi wirausaha, ide dapat menciptakan peluang untuk memenuhi kebutuhan ril di pasar. Ide-ide itu menciptakan potensi pasar yang sekaligus merupakan peluang usaha. Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan potensi (peluang usaha), kewirausahaan perlu mengindentifikasi dan mengevaluasi semua resiko yang mungkin terjadi dengan cara: 1. Mengurangi risiko melalui strategi yang proaktif. 2. Menyebarkan risiko ke aspek-aspek yang paling mungkin. 3. Mengelolah risiko yang mendatangkan nilai atau manfaat. Ada tiga risiko yang dapat dievaluasi, yaitu : 1. Resiko pasar atau persaingan, 2. Resiko finansial, 9 3. Resiko teknis. Risiko pasar terjadi akibat ada ketidakpastian pasar, Resiko finansial terjadi akibat rendahnya hasil penjualan dan tingginya biaya. Resiko teknis terjadi akibat berbagai faktor, seperti lingkungan ekonomi, teknologi, demografi, dan sosial politik. Menurut zimmerer (1996), kreatifitas sering kali muncul dalam bentuk ide untuk menghasilkan barang atau jasa baru. Ide bukanlah peluang dan tidak akan muncul bila wirausaha tidak melakukan evaluasi pengamatan secara terus menerus. Banyak ide yang betul-betul asli, akan tetapi sebagian besar peluang tercipta ketika wirausaha memilih cara pandang baru terhadap ide lama. Ide dapat menjadi menjadi peluang usaha karena 1. Ide dapat digeneralkan secara internal melalui perubahan metode yang lebih baik di dalam melayani dan memuaskan pelanggan. 2. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru. 3. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi pekerjaan atau melakukan pekerjaan. Agar ide-ide yang potensial dapat menjadi peluang bisnis, wirausaha harus bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang itu secara terus menerus. Proses penjaringan ide potensial sehingga menjadi produk dan jasa yang sesungguhnya. Langkah penjaringan ide dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1) Menciptakan produk baru dan berbeda. Ketika ide diwujudkan, misalnya dalam bentuk barang atau jasa baru, produk dan jasa tersebut harus bersaing dengan produk dan jasa yang sudah ada di pasar. Produk dan jasa tersebut harus menciptakan nilai bagi pelanggannya. Agar berguna, barang dan jasa harus bernilai bagi pelanggan. Oleh sebab itu wirausaha harus benar-benar mengetahui prilaku konsumen di pasar. Dalam mengamati prilaku pasar, paling sedikit ada dua unsur yang perlu diperhatikan, yaitu : a. Permintaan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan. b. Waktu penyerahan dan waktu permintaan barang atau jasa. 2) Mengamati pintu peluang. Kewirausahaan harus mengamati segala potensi yang dimiliki pesaing, misalnya kemungkinan pesaing mengembangkan produk baru, dukungan keuangan, dan keunggulan lain yang dimiliki pesaing. Kemampuan pesaing untuk mempertahankan posisi pasar dapat dievaluasi dengan mengamati kelemahan dan risiko dalam menanamkan modal barunya. 3) Analisa produk dan proses produksi. 10 Analisa ini sangat penting untuk menjamin apakah jumlah dan kualitas produk yang dihasilkan sudah memadai. Berapa biaya yang kita keluarkan untuk membuat produk tersebut? Apakah biaya yang kita keluarkan lebih efesien dari pada biaya yang dikeluarkan pasaing? 4) Menaksir biaya awal, yaitu biaya awal yang diperlukan oleh usaha baru. Dari mana sumbernya dan digunakan untuk apa? Berapa biaya yang diperlukan untuk operasi, perluasan, dan lainnya? 5) Memperhitung resiko yang mungkin terjadi, misalnya resiko teknik, finansial, dan pesaing. Ketika mencari ide usaha, anda perlu melakukan analisis peluang usaha yang anda pilih, yaitu dengan strategi sebagai berikut: 1) Kenalilah kemampuan/potensi diri anda. 2) Pilih bidang usaha yang cocok. 3) Analisis masa depan usaha yang dipilih. F. PERINTISAN USAHA BARU Untuk masuk ke dalam dunia usaha, seseorang harus memiliki jiwa wirausaha. Cara memasuki dunia usaha yang pertama adalah dengan merintis usaha baru (starting). Metode ini terwujud dalam pembentukan dan pendirian usaha baru dengan menggunakan modal, ide, organisasi, manajemen. Secara umum, ada 3 (tiga) bentuk usaha baru yang dapat dirintis yaitu: 1) Perusahaan milik sendiri (sole proprietorship), bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh seseorang 2) Persekutuan (partnership), suatu kerjasama (asosiasi) dua orang atau lebih yang secara bersama-sama menjalankan usaha bersama. 3) Perusahaan berbadan hukum (corporation), perusahaan yang didirikan atas dasar badan hukum dengan modal saham-saham. seorang wirausahawan harus memiliki: kecakapan untuk bekerja; kemampuan mengorganisasi; kreatif; lebih menyukai tantangan. Lambing dalam Rusdiana (2013) menegaskan dua pendekatan utama yang digunakan wirausaha untuk mencari peluang dengan mendirikan usaha baru, yaitu (1) pendekatan in-side out atau idea generation, yaitu pendekatan berdasarkan gagasan sebagai kunci yang menentukan keberhasilan 11 usaha; (2) pendekatan the out-side in atau opportunity recognition, yaitu pendekatan yang menekankan pada basis ide merespons kebutuhan pasar sebagai kunci keberhasilan. Berdasarkan pendekatan in-side out, untuk memulai usaha, seseorang wirausahawan harus memiliki kompetensi usaha. Menurut Norman meliputi: (1) kemampuan teknik; (2) kemampuan finansial; (3) kemampuan pemasaran; (4) kemampuan hubungan. Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut. a. Bidang dan Jenis Usaha yang Dimasuki Beberapa bidang usaha yang dapat dimasuki, di antaranya: 1) pertanian (pertanian, kehutanan, perikanan, dan perkebunan); 2) pertambangan (galian pasir, galian tanah, batu, dan bata); 3) pabrikasi (industri perakitan, sintesis); 4) konstruksi (konstruksi bangunan, jembatan, pengairan, dan jalan raya); 5) perdagangan (retailer, grosir, agen, dan ekspor-impor); 6) keuangan (perbankan, asuransi, dan koperasi); 7) perseorangan (potong rambut, salon, laundry, dan catering); 8) umum (pengangkutan, pergudangan, wartel, dan distribusi); 9) jasa wisata (usaha jasa parawisata, pengusahaan objek dan daya tarik wisata, dan usaha sarana wisata). b. Bentuk Usaha dan Kepemilikan yang Akan Dipilih Ada beberapa kepemilikan usaha yang dapat dipilih, di antaranya perusahaan perseorangan, persekutuan (dua macam anggota sekutu umum dan sekutu terbatas), perseroan, dan firma. c. Tempat Usaha yang Akan Dipilih Dalam menentukan tempat usaha, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, di antaranya: 1) Apakah tempat usaha tersebut mudah dijangkau oleh konsumen atau pelanggan ataupun pasar? 2) Apakah tempat usaha dekat dengan sumber tenaga kerja? 3) Apakah dekat ke akses bahan baku dan bahan penolong lainnya, seperti alat pengangkut dan jalan raya. d. Organisasi Usaha yang Akan Digunakan 12 Kompleksitas organisasi usaha bergantung pada lingkup atau cakupan usaha dan skala usaha. Fungsi kewirausahaan adalah kreativitas dan inovasi, sedangkan fungsi manajerial adalah fungsi-fungsi manajemen. Semakin kecil perusahaan, semakin besar fungsi kewirausahaan, tetapi semakin kecil fungsi manajerial yang dimilikinya. e. Lingkungan Usaha Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong ataupun penghambat jalannya perusahaan. Lingkungan yang dapat memengaruhi jalannya usaha/ perusahaan adalah lingkungan mikro dan makro. Lingkungan mikro adalah lingkungan yang ada kaitan langsung dengan operasional perusahaan, seperti pemasok, karyawan, pemegang saham, majikan, manajer, direksi, distributor, pelanggan/konsumen, dan lainnya. Lingkungan makro adalah lingkungan di luar perusahaan yang dapat memengaruhi daya hidup perusahaan secara keseluruhan, meliputi lingkungan ekonomi, teknologi, sosial, sosiopolitik, demografi, dan gaya hidup. G. KOPETENSI KEWIRAUSAHAAN Kompetensi kewirausahaan merupakan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang terhubung satu dengan lainnya, yang diperlukan pengusaha untuk dilatih dan dikembangkan agar mampu menghasilkan kinerja terbaik dalam mengelola usahanya. Kompetensi yang harus dimiliki pengusaha adalah (Suryana, 2003): 1) Managerial skill. Wirausahawan harus mampu menjalankan fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan agar usaha yang dijalankannya dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Ketrampilan ini merupakan syarat mutlak untuk menjadi wirausaha sukses. 2) Conceptual skill. Kemampuan untuk merumuskan tujuan, kebijakan dan strategi usaha merupakan landasan utama menuju wirausaha sukses. Pengusaha harus ekstra keras belajar dari berbagai sumber dan belajar dari pengalaman sendiri dan pengalaman orang lain dalam berwirausaha. 3) Human skill. Supel, mudah bergaul, simpati dan empati kepada orang lain adalah modal keterampilan yang sangat mendukung kita menuju keberhasilan usaha. Dengan keterampilan ini, pengusaha akan memiliki banyak peluang dalam merintis dan mengembangkan usahanya. 4) Decision making skill. Sebagai seorang wirausaha, seringkali dihadapkan pada kondisi ketidakpastian. Berbagai permasalahan biasanya bermunculan pada situasi 13 seperti ini. Wirausaha dituntut untuk mampu menganalisis situasi dan merumuskan berbagai masalah untuk dicarikan berbagai alternatif pemecahannya. 5) Time managerial skill. Ketidakmampuan mengelola waktu membuat pekerjaan menjadi menumpuk atau tak kunjung selesai sehingga membuat jiwanya gundah dan tidak tenang. Keterampilan mengelola waktu dapat memperlancar pelaksanaan pekerjaan dan rencana yang telah digariskan. H. ETIKA KEWIRAUSAHAAN Etika berasal dari bahasa Yunani “Ethos” berarti adat istiadat atau kebiasaan, hal ini berarti etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang lain atau dari satu generasi ke generasi lainnya. Etika bisnis mencakup hubungan antara perusahaan dengan orang yang menginvestasi uangnya dalam perusahaan, dengan konsumen, pegawai, kreditur, saingan, dan sebagainya. Menurut Michael Josephson (1988) yang dikutip oleh Zimmerer, secara universal ada sepuluh prinsip etika yang mengarahkan perilaku, yaitu sebagai berikut. 1) Kejujuran (honesty), yaitu penuh kepercayaan, bersifat jujur, sungguhsungguh, terus terang, tidak curang, tidak mencuri, tidak menggelapkan, dan tidak berbohong. 2) Integritas (integrity), yaitu memegang prinsip, melakukan kegiatan yang terhormat, tulus, berani, dan penuh pendirian/keyakinan, tidak bermuka dua, tidak berbuat jahat, dan saling percaya. 3) Memelihara janji (promise keeping), yaitu selalu menepati janji, patut dipercaya, penuh komitmen, patuh, jangan menginterpretasikan persetujuan dalam bentuk teknikal atau legalistis dengan alasan ketidakrelaan. 4) Kesetiaan (fidelity), yaitu hormat dan loyal kepada keluarga, teman karyawan, dan negara; jangan menggunakan atau memperlihatkan informasi yang diperoleh dalam kerahasiaan. Begitu juga, dalam suatu konteks profesional, menjaga/melindungi kemampuan untuk membuat keputusan profesional yang bebas dan teliti, menghindari hal-hal yang tidak pantas, dan konflik kepentingan. 5) Kewajaran/keadilan (fairness), yaitu berlaku adil dan berbudi luhur, bersedia untuk mengakui kesalahan, dan perlihatkan komitmen keadilan, persamaan perlakuan individual dan toleran terhadap perbedaan, jangan bertindak melampaui batas atau mengambil keuntungan yang tidak pantas dari kesalahan atau kemalangan orang lain. 14 6) Suka membantu orang lain (caring for others), yaitu saling membantu, berbaik hati, belas kasihan, dan menghindari segala sesuatu yang membahayakan orang lain. 7) Hormat kepada orang lain (respect for others), yaitu menghormati martabat manusia, menghormati kebebasan dan hak untuk menentukan nasib sendiri bagi semua orang, sopan santun, jangan mempermalukan seseorang, dan merendahkan martabat orang lain. 8) Kewarganegaraan yang bertanggung jawab (responsibility citizenship), yaitu selalu menaati hukum/aturan, penuh kesadaran sosial, menghormati proses demokrasi dalam mengambil keputusan. 9) Mengejar keunggulan (pursuit of excellence), yaitu mengejar keunggulan dalam segala hal, baik dalam pertemuan personal maupun pertanggungjawaban profesional, tekun, dapat dipercaya/diandalkan, rajin, dan penuh komitmen, melakukan semua tugas dengan yang terbaik berdasarkan kemampuan, mengembangkan dan mempertahankan tingkat kompetensi yang tinggi. 10) Dapat dipertanggungjawabkan (accountability), yaitu memiliki tanggung jawab atas keputusan dan konsekuensinya, dan selalu memberi contoh yang terbaik. I. ANALISIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA Analisis Kelayakan Usaha Menurut Umar (2001), analisis kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan. a. Analisis Aspek Pasar Hal yang dikaji dalam aspek pasar yaitu penentuan peluang pasar dan target penjualan, penentuan harga jual dan penentuan strategi pemasaran. 1) Penentuan Peluang Pasar dan Target Penjualan Peluang pasar merupakan pasar sasaran yang di dalamnya terdapat keinginan dan kebutuhan yang ingin dipenuhi. Peluang pasar didapatkan dari selisih antara proyeksi permintaan dan penawaran dimasa akan datang. Target penjualan adalah jumlah permintaan yang akan dipenuhi oleh perusahaan berdasarkan peluang pasar yang ada di suatu pasar 2) Penentuan Harga Jual 15 Suryana (2001) menyatakan bahwa harga yang tepat adalah harga yang terjangkau dan paling efisien bagi konsumen. Menetapkan harga yang tepat memerlukan banyak pilihan tidak hanya berdasarkan intuisi atau perasaan, tetapi juga harus berdasarkan informasi, fakta, dan analisis di lapangan. 3) Penentuan Strategi Pemasaran Bauran pemasaran (marketing mix) menurut Kasmir & Jakfar (2006), yaitu terdiri dari: Product, adalah sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk terdiri dari dua jenis yaitu yang berkaitan dengan fisik atau benda berwujud, dan tidak berwujud. Price, penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat harga merupakan salah satu penyebab laku tidaknya produk dan jasa yang ditawarkan. Place, penentuan lokasi dan distribusi beserta sarana dan prasarana pendukung menjadi sangat penting, hal ini disebabkan agar konsumen mudah menjangkau setiap lokasi yang ada serta mendistribusikan barang atau jasa. Promotion, merupakan memperkenalkan suatu produk kepada masyarakat dengan cara memberikan informasi tentang produk yang ditawarkan dan berusaha untuk menarik calon konsumen untuk membeli produk. b. Analisis Aspek Teknis Kajian mengenai aspek teknis meliputi 1) Perancangan Produk Siregar (1991) menyatakan bahwa perancangan produk bertujuan untuk menghasilkan suatu prototype produk yang memiliki kemampuan industrialisasi dan komersialisasi. Kebutuhan konsumen yang digambarkan dalam profil kebutuhan akan diterjemahkan dalam bentuk produk yang memiliki spesifikasi tertentu. 2) Perencanaan Kapasitas Produksi Perencanaan kapasitas pada hakekatnya adalah usaha perusahaan untuk mengatasi fluktuasi permintaan (demand). Dengan perencanaan kapasitas yang baik, perusahaan diharapkan dapat menghasilkan produknya sesuai dengan jumlah kebutuhan konsumen atau sesuai dengan target penjualan yang telah ditentukan. 3) Perencanaan Proses dan Fasilitas Produksi 16 Perencanaan proses dan fasilitas merupakan perencanaan yang menjelaskan proses-proses dan fasilitas produksi yang dibutuhkan untuk memproses bahan baku menjadi produk yang kita inginkan sesuai dengan kapasitas produksi yang telah direncanakan 4) Perencanaan Lokasi Pemilihan lokasi sangat penting mengingat apabila dalam menganalisis akan berakibat meningkatnya biaya yang akan dikeluarkan nantinya. Dalam memilih lokasi tergantung dari jenis usaha yang dijalankan. Penilaian lokasi yang tepat akan memberikan berbagai keuntungan bagi perusahaan baik dari segi finansial maupun non finansial c. Analisis Kelayakan Aspek Manajemen Sumber Daya Manusia Hal-hal yang dikaji dalam aspek manajemen sumber daya manusia meliputi: 1) Perancangan Struktur Organisasi Siregar (1991) mengemukakan bahwa struktur organisasi biasanya digambarkan dalam suatu skema organisasi. Skema organisasi ini akan memberikan gambaran secara keseluruhan tentang kegiatan-kegiatan dan proses-proses yang terjadi pada suatu organisasi. 2) Perencanaan Tenaga Kerja Perencanaan tenaga kerja terbagi menjadi struktur tenaga kerja dan analisis kebutuhan tenaga kerja. Siregar (1991) mengemukakan bahwa struktur tenaga kerja dalam suatu perusahaan akan memiliki komposisi sesuai dengan struktur organisasinya. Dalam melakukan perencanaan tenaga kerja harus mempertimbangkan struktur organisasi. Setelah struktur organisasi ditetapkan, maka dilakukan analisis jabatan untuk mendapatkan deskripsi kerja (job description) dan spesifikasi kerja (job specification) dari masing-masing jabatan. 3) Perencanaan Pelatihan Tenaga Kerja Tiga kegiatan penting dari proses pelatihan yaitu identifikasi kebutuhan pelatihan, teknik pelatihan dan evaluasi pelatihan. Apabila kebutuhan pelatihan telah diidentifikasikan dan tujuan pelatihan telah ditetapkan maka dapat direncanakan program pelatihan. d. Analisis Aspek Legal Dan Lingkungan Kajian dalam analisis aspek legal meliputi : 1) Badan Hukum 17 Siregar (1991) mengemukakan bahwa tidak mudah untuk mendefinisikan apa yang dimaksudkan dengan badan hukum. Dalam mendirikan badan hukum suatu usaha harus mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh pihak yang berwenang. 2) Legalitas Investasi Analisis legalitas investasi adalah menganalisis mengenai keabsahan suatu investasi ditinjau dari hukum positif yang berlaku di Indonesia. Suatu usaha dikatakan legal apabila bidang usaha tersebut tidak tercantum dalam Daftar Negatif Investasi (DNI), serta setelah dinyatakan legal usaha memenuhi perizinanperizinan usaha yang berlaku. 3) Aspek Lingkungan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) menurut Umar (2001), adalah suatu hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan dan diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup. Analisis ini meliputi keseluruhan kegiatan pembuatan 5 (lima) dokumen yang terdiri dari Penyajian Informasi Lingkungan, Kerangka Acuan, Analisis Dampak Lingkungan, Rencana Pemantauan Lingkungan, Rencana Pengelolaan Lingkungan. 4) Analisis Aspek Finansial Kajian mengenai aspek finansial meliputi perhitungan investasi, penyusunan laporan keuangan, serta pengukuran kinerja laporan keuangan. e. Analisis Sensitivitas Untuk melihat pengaruh perubahan-perubahan dari parameter investasi, perlu dilakukan analisis sensitivitas investasi. Analisis sensitivitas dari rencana investasi yang melibatkan banyak parameter akan memperlihatkan aspek-aspek yang penting dari suatu permasalahan. Studi Kelayakan Usaha Studi kelayakan bisnis/usaha adalah kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidaknya usaha tersebut dijalankan (Kasmir dan Jakfar, 2003: 10) Objek yang diteliti tidak hanya pada bisnis atau usaha yang besar, tetapi juga pada bisnis atau usaha yang sederhana. Kelayakan artinya penelitian yang dilakukan secara mendalam untuk menentukan usaha yang dijalankan akan memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan dengan kata lain, kelayakan dapat diartikan 18 sebagai usaha yang dijalankan akan memberikan keuntungan finansial dan nonfinansial sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Layak di sini diartikan dengan memberikan keuntungan tidak hanya bagi perusahaan yang menjalankannya, tetapi juga bagi investor, kreditur, pemerintah, dan masyarakat luas Pada umumnya, studi kelayakan bisnis akan menyangkut tiga aspek (Suad Husnan, 1995: 6), yaitu: a. Manfaat ekonomis bagi usaha (sering pula disebut manfaat finansial), berarti usaha yang akan dijalankan cukup menguntungkan dibandingkan dengan risikonya; b. Manfaat ekonomis usaha bagi negara tempat usaha tersebut dilaksanakan (sering disebut manfaat ekonomi nasional); c. Manfaat sosial usaha bagi masyarakat sekitar 19 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan yang ada adalah sebagai berikut: Wirausahawan adalah seorang inovator, sebagai individu yang mempunyai naluri untuk melihat-lihat peluang, mempunyai semangat, kemampuan dan pikira untuk menaklukkan cara berpikiran malas dan lamban.Menjadi seorang wirausawan memiliki kelebihan seperti: waktu untuk keluarga lebih banyak, membuka kesempatan kerja, memiliki pendapatan sendiri relasi semakin luas, wawasan bertambah, dan hobi tersalurkan. 1. Menjadi seorang wirausawan akan memliki beberapa tantangan seperti: pendapatan tidak pasti, bekerja keras dan jam kerja yang panjang, tanggung jawab dan resiko yang dihadapi sangatlah besar, beban pikiran yang berat. 2. Proses kewirausahaan adalah :proses inovasi, proses pemicu, proses pelaksanaan,proses pertumbuhan. B. SARAN Saran kami dalam menulis makalah ini yakni: 1. Mari kita ciptakan lapangan kerja baru dengan menjadi seorang wirausahawan. 2. Menjadi seorang wirausawan tidaklah mudah karena memiliki banyak tantangan sebelum sampai pada tujuan yang ingin dicapai. 20 DAFTAR PUSTAKA Suryana. 2006. Kewirausahaan pedoman praktis, kiat dan proses menuju sukses. Jakarta: Salemba Empat Munjiati Munawaroh Dkk, 2016. Kewirausahaan. Gramasurya: Yogyakarta Rusdiana, 2013. Kewirausahaan Teori dan Praktik. Bandung: CV PUSTAKA SETIA Inc Zimmerer, WThomas, Norman2005. Interpreneurship and the New Venture Formation. New Jersey: Prantice Hall Muzakar Isa, Analisis Kompetensi Kewirausahaan, Orientasi Kewirausahaan, Dan Kinerja Industri Mebel. Benefit Jurnal Manajemen dan Bisnis Volume 17, Nomor 1, Juni 2013, hlm. 89-98 I Made Yogi Winantara, Dkk, Analisis Kelayakan Usaha Kopi Luwak Di Bali. Jurnal Online Institut Teknologi Nasional. ISSN: 2338-5081, Vol.02, No.03, Juli 2014 Rintan Saragih, Membangun Usaha Kreatif, Inovatif Dan Bermanfaat Melalui Penerapan Kewirausahaan. Jurnal Kewirausahaan, Fakultas Ekonomi, Uninversitas Methodist Indonesia. ISSN : 2301-6264 STIE LMII MEDAN, VOL 3 NO. 2 Desember 2017 Setyanti Nugraheni, Penerapan Pembelajaran Kewirausahaan Berbasis Etika bisnis Untuk Meningkatkan Kejujuran Siswa Kelas XI Perbankan SMK Cendekia Madiun, Jurnal Studi Sosial. ISSN: 2528-6293, Volume 2 Nomor 2 Desember 2017 hal 102-115 21