PERAN PKK TERHADAP MOTIVASI WIRAUSAHA MASYARAKAT DESA JUMOYO PASCA BENCANA ERUPSI MERAPI 2010 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: HARTI ASRI ENDANG WARASWATTI NIM 13416241052 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2019 i PERAN PKK TERHADAP MOTIVASI WIRAUSAHA MASYARAKAT DESA JUMOYO PASCA BENCANA ERUPSI MERAPI 2010 Oleh: Harti Asri Endang Waraswatti NIM. 13416241052 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) peran PKK dalam meningkatkan motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo pasca erupsi Gunung Merapi tahun 2010; 2) keberhasilan peran PKK dalam memberikan motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo pasca erupsi Gunung Merapi 2010; 3) faktor pendorong peran PKK dalam memotivasi masyarakat Desa Jumoyo untuk berwirausaha; dan 4) faktor penghambat peran PKK dalam memotivasi masyarakat Desa Jumoyo untuk berwirausaha. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini dilakukan di lokasi Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang. Subjek penelitian ini adalah masyarakat Desa Jumoyo pada umumnya, dan pengurus PKK Desa Jumoyo pada khususnya. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sumber informan dalam penelitian ini dipilih dengan metode snowball throwing. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif Miles & Huberman yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Teknik validitas data menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Peran PKK dalam meningkatkan motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo pasca erupsi Gunung Merapi 2010 dilakukan melalui program pelatihan dan penyuluhan yang terfokus pada peningkatan keterampilan dan pemanfaatan koperasi. 2) Keberhasilan peran PKK dalam meningkatkan motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo pasca erupsi Gunung Merapi 2010 ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah wirausaha yang muncul setelah diadakannya program pelatihan dan koperasi yang beroperasi dengan baik sehingga berimbas pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan kesadaran pendidikan sesuai dengan misi dan tugas PKK. 3) Faktor pendorong peran PKK dalam meningkatkan motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo adalah adanya rasa kemanusiaan dan rasa tanggungjawab serta antusiasme anggota dan warga yang tinggi. 4) Faktor penghambat peran PKK dalam meningkatkan motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo adalah kurangnya pemahaman masyarakat tentang manfaat yang diperoleh untuk diterapkan dikemudian hari, serta masih ada sebagian warga yang pesimis dengan ahsil yang diperoleh. Kata Kunci: Peran PKK, dan Motivasi Wirausaha ii SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Harti Asri Endang Waraswatti NIM : 13416241052 Program Studi : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial Judul TAS : Peran PKK terhadap Motivasi Wirausaha Masyarakat Desa Jumoyo Pasca Bencana Erupsi Merapi 2010 menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya peneliti sendiri. Sepanjang pengetahuan peneliti tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis dan diterbitkan oleh orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan tata penulisan karya ilmiah yang lazim. Yogyakarta, 13 Maret 2019 Harti Asri Endang W. NIM. 13416241052 iii LEMBAR PERSETUJUAN Tugas Akhir Skripsi dengan judul PERAN PKK TERHADAP MOTIVASI WIRAUSAHA MASYARAKAT DESA JUMOYO PASCA BENCANA ERUPSI MERAPI 2010 Disusun oleh: Harti Asri Endang Waraswatti NIM. 13416241052 Telah memenuhi syarat dan disetuji oleh Dosen Pembimbing untuk dilakukan Ujian Akhir Tugas Skripsi bagi yang bersangkutan Yogyakarta, 13 Maret 2019 Mengetahui, Disetujui, Ketua Program Studi Dosen Pembimbing Dr. Supardi, M.Pd. Anik Widiastuti, M.Pd. NIP. 19730315 200312 1 001 NIP. 19841118 200812 2 004 iv HALAMAN PENGESAHAN Tugas Akhir Skripsi PERAN PKK TERHADAP MOTIVASI WIRAUSAHA MASYARAKAT DESA JUMOYO PASCA BENCANA ERUPSI MERAPI 2010 Disusun oleh: Harti Asri Endang Waraswatti 13416241052 Telah dipertahankan didepan Tim Penguji Tugas Akhir Skripsi Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Pada tanggal 1 April 2019 TIM PENGUJI Nama/Jabatan Tanda Tangan Tanggal Anik Widiastuti, M.Pd Ketua Penguji/Pembimbing ............................ ......................... Agustina Tri Wijayanti, M.Pd Sekretaris Penguji ............................. ......................... Dr. Nasiwan, M.Si Penguji Utama ............................. ......................... Yogyakarta, April 2019 Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Dekan, Prof. Dr. Ajat Sudrajat, M.Ag NIP. 19620321 198901 1 001 v MOTTO “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”. (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni dalam Shahihul Jami’ No. 3289) “Women have the power to help the world get better”. (Peneliti) vi HALAMAN PERSEMBAHAN Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Kupersembahkan skripsi ini untuk: 1. Kedua orang tuaku, Bapak Ngisomudin dan Ibu Soimah Rahayu, serta kakekku Bapak Muh. Mursalim atas segala doa, motivasi, dukungan baik moril maupun materiil, serta cinta dan kasih sayang untukku. 2. Adik-adikku tersayang, Rizqi Wahyu Nugraeni dan A‟wan Jallu Maulana yang selalu mendukung dan menghibur dikala suka ataupun duka. 3. Almamaterku tercinta, Universitas Negeri Yogyakarta atas pengalaman belajar yang berharga. vii KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Skripsi ini dapat terselesaikan tidak lepas dari peran berbagai pihak yang telah membantu. Oleh karena itu peneliti menyampaikan ucapan terimakasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Ajat Sudrajat, M.Ag., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan izin penelitian. 2. Ibu Anik Widiastuti, M.Pd., selaku pembimbing Tugas Akhir Skripsi yang telah ikhlas dan sabar dalam memberikan arahan, bimbingan, motivasi, serta masukan sehingga peneliti dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi ini. 3. Bapak Dr. Nasiwan, M.Si., Dosen Narasumber TAS sekaligus dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan saran dan masukan yang membangun dalam menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi ini. 4. Bapak Dr. Supardi, M.Pd., Kaprodi Pendidikan IPS FIS yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan pengarahan dalam penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini. 5. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan bekal ilmu selama kuliah sehingga peneliti dapat menyelesaikan Tugas Skripsi ini. 6. Petugas Administrasi Pendidikan IPS dan Fakultas Ilmu Sosial UNY yang telah memberikan pelayanan kelengkapan administrasi Tugas Skripsi ini. viii 7. Bapak H. Sungkono, Kepala Desa Jumoyo yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian. 8. Pengurus, anggota PKK, serta masyarakat Desa Jumoyo yang telah bekerjasama dan membantu penulis dalam kegiatan penelitian sebagai informan penelitian. 9. Teman-teman mahasiswa Pendidikan IPS B 2013 khususnya Cintya Prima, Friska Miranda, Ahmad Choirul Amin, Rakhmadani Akbar, Topan Arianto, Alfina Yunitasari, dan Yola Hari Andhini atas motivasi dan kebersamaan selama menempuh perkuliahan ini. 10. Muhammad Jordi Al Hafiidh yang telah memberikan semangat dan dukungan moral dan material selama pengerjaan tugas akhir skripsi ini. Penulis berharap agar bantuan yang diberikan menjadi amal baik dan mendapat balasan dari Allah SWT. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Yogyakarta, 13 Maret 2019 Peneliti, Harti Asri Endang W. NIM. 13416241052 ix DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................... i ABSTRAK .................................................................................................... ii SURAT PENYATAAN ................................................................................ iii LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... iv HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... v MOTTO ........................................................................................................ vi HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii KATA PENGANTAR .................................................................................. viii DAFTAR ISI ................................................................................................. x DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 8 C. Batasan Masalah ........................................................................... 9 D. Rumusan Masalah ........................................................................ 9 E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 10 F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 12 A. Kajian Teori ................................................................................... 12 1. Hakikat Peran ........................................................................... 12 2. Hakikat Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) ... 14 3. Motivasi Berwirausaha ............................................................ 29 B. Penelitian yang Relevan ................................................................ 38 C. Kerangka Berpikir ........................................................................ 42 D. Pertanyaan Penelitian ................................................................... 44 BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 46 A. Jenis Penelitian ............................................................................. 46 B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 46 C. Sumber Data ................................................................................. 47 D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 48 E. Informan Penelitian ...................................................................... 51 F. Validitas Data ............................................................................... 52 G. Teknik Analisis Data .................................................................... 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 55 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.............................................. 55 B. Deskripsi Informan ........................................................................ 70 C. Hasil Penelitian ............................................................................. 74 D. Pembahasan .................................................................................. 96 E. Keterbatasan Penelitian ................................................................ 106 x BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... A. Kesimpulan ................................................................................... B. Implikasi ....................................................................................... C. Saran ............................................................................................. DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. LAMPIRAN ................................................................................................. xi 106 106 107 108 109 113 DAFTAR TABEL Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Tabel 4. Tabel 5. Tabel 6. Tabel 7. Tabel 8. Tabel 9. Tabel 10. Tabel 11. Tabel 12. Halaman Kisi-kisi Pedoman Observasi ...................................................... 48 Kisi-kisi Wawancara .................................................................... 49 Pedoman Dokumentasi ................................................................. 51 Kepala Desa dari Periode-ke periode ........................................... 55 Luas Wilayah ................................................................................ 57 Peruntukan Lahan ......................................................................... 58 Data Penduduk Desa Jumoyo ....................................................... 59 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian ............................. 60 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan .......................... 60 Data Perangkat Desa Jumoyo ....................................................... 63 Data Badan Permusyawaratan Desa ............................................. 63 Daftar Kepengurusan PKK Desa Jumoyo .................................... 68 xii DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir .................................................................. 44 Gambar 2. Komponen Analisis Data menurut Miles dan Huberman ........... 54 Gambar 3. Peta Wilayah Desa Jumoyo ......................................................... 56 xiii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Lampiran 8. Lampiran 9. Halaman Pedoman Observasi ............................................................... 115 Pedoman Wawancara ............................................................ 117 Checklist Dokumentasi .......................................................... 119 Tabel Triangulasi ................................................................... 120 Lembar Observasi .................................................................. 131 Hasil Wawancara ................................................................... 139 Lembar Dokumentasi ............................................................ 174 Dokumentasi Penelitian ......................................................... 175 Tabel Reduksi Data dan Kesimpulan .................................... 178 xiv BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara kepulauan terdiri dari kurang lebih 3000 pulau yang terbentang di suatu daerah ekuator sepanjang kurang lebih 3000 mil dari timur ke barat dan lebih dari 1000 mil dari utara ke selatan. Letak geografis Indonesia yang membujur dari 94o-141o BT dan 6o LU-11o LS merupakan negara kepulauan dengan tingkat kegempaan tinggi karena terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik yang bergerak satu sama lainnya. Daerah aktif gempa bumi di Indonesia di sepanjang pertemuan lempeng tektonik Eurasia dengan IndiaAustralian yang membentuk busur dari Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara sampai Maluku, tumbukan lempeng oseanik Pasifik dengan Lempeng kontinen Australia di bagian utara Irian dan beberapa sesar lokal. Kondisi tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara dalam rawan bencana, baik bencana gempa bumi, gunung meletus, tsunami, dan lain sebagainya (Sukirno, 2011: 2-4). Definisi bencana alam menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana menyebutkan bencana alam sebagai bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam. Dampak dari bencana alam dapat dilihat dari skalanya, ketika skala dari bencana tersebut cukup besar, biasanya menyebabkan banyak masyarakat kehilangan tempat tinggal, anggota keluarga, harta benda serta pekerjaannya. Hal tersebut tentu membawa dampak buruk bagi psikologis dan trauma sehingga diperlukan adanya motivasi untuk bangkit kembali dari keterpurukan akibat 1 bencana alam dan memulai kembali kehidupan yang baik seperti semula dan sejahtera. Bencana memberikan perubahan pada kelompok yang tertimpa, perubahan itu bisa perubahan fisik maupun non-fisik, sebagian menuntut perubahan ekstrim yang bersifat cepat dan baik. Namun di sisi lain, juga terdapat dampak negatif, khususnya ketika rekonstruksi pasca bencana melibatkan banyak agen, yang sekaligus membawa sesuatu yang asing dan baru bagi masyarakat yang tertimpa bencana yang sering kali menimbulkan masalah baru bagi korban dan merusak struktur ataupun perilaku sosial. Pada proses rekonstruksi justru dapat menjadi kondisi yang lebih membahayakan daripada bencana itu sendiri. Tercatat pada tahun 2010 wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah terkena dampak dari erupsi Gunung Merapi pada kurun waktu 3 bulan dengan letusan terbesar pada tanggal 26 Oktober 2010 pada pukul 17.02 WIB dengan letusan yang bersifat eksplosif disertai dengan awan panas dan dentuman. Korban jiwa yang ditimbulkan akibat erupsi tersebut sebanyak 347 orang. Korban terbanyak berada di Kabupaten Sleman, Magelang, Klaten, dan Kabupaten Boyolali. Sedangkan pengungsi mencapai 410.388 orang (www.vsi.esdm.go.id). Berdasarkan hasil evaluasi data pemantauan Gunung Merapi secara instrumental dan visual, disimpulkan bahwa aktivitas gunung merapi menunjukkan penurunan terhitung mulai tanggal 3 Desember 2010 status aktivitas Gunung Merapi diturunkan dari tingkat “AWAS” menjadi “SIAGA”. Terjadinya bencana erupsi Gunung Merapi menimbulkan dampak atau pengaruh bagi kehidupan disekitarnya. Dampak tersebut terdiri dari dampak 2 positif dan dampak negatif. Dampak negatif dari erupsi Gunung Merapi adalah kerusakan pada wilayah-wilayah yang dilalui awan panas dan aliran lava, bahkan hal ini dapat menimbulkan korban jiwa. Gas beracun yang berada disekitar kawah gunung membahayakan keselamatan manusia, sedangkan abu vulkaniknya dapat menyebabkan gangguan kesehatan pernapasan, penglihatan, dan kulit bahkan dapat mengganggu lalu lintas penerbangan. Dampak negatif lainnya berasal dari lahar hujan produk erupsi Gunung Merapi yang mencapai 150 juta m3. Lahar dingin akibat erupsi tersebut menyebabkan banjir yang merusak lembah sungai dan wilayah disekitar sungai yang dilalui aliran lahar dingin seperti lahan permukiman, persawahan, jalan dan jembatan. Hal ini yang terjadi di daerah penelitian yaitu Kali Putih di Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Kali Putih pada masa Orde Baru sempat sengaja diubah arah alirannya demi kepentingan ekonomi untuk didirikan pasar tradisional di Desa Jumoyo pada saat itu langsung kembali lagi ke jalur aslinya pasca lahar dingin. Puluhan rumah di Desa Jumoyo hilang terseret banjir maupun rusak berat sehingga tidak dapat dihuni lagi. Dampak yang lain dapat dilihat dari aktivitas masyarakatnya. Sebelum terjadi bencana, perempuan warga Desa Jumoyo memiliki beberapa kegiatan sosial kemasyarakatan dan keagamaan. Di dalam bidang agama, salah satu organisasi yang aktif adalah organisasi Fatayat NU. Selain aktivitas rutin pengajian keagamaan, masyarakat yang beragama Islam memiliki beberapa kegiatan lain yaitu kenduri/slametan untuk kelahiran, pernikahan, dan kematian. Dalam bidang sosial ekonomi, warga menyelanggarakan arisan bulanan. Kegiatan 3 menabung sekaligus menjadi wadah untuk berbagi informasi, cerita atau sekedar berkumpul bersama. Selain itu, program Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), termasuk di dalamnya Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), yaitu kegiatan bulanan yang diselenggarakan untuk meningkatkan gizi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Program tersebut sempat terhenti pada saat terjadinya bencana Erupsi Merapi. Sedangkan dampak positif dari erupsi Gunung Merapi adalah kesuburan tanah di sekitar lereng gunung sehingga pertanian dan peternakan berkembang dengan baik. Aktivitas Gunung Merapi juga bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang kebencanaan khususnya bencana kegunungapian. Dampak positif lainnya adalah material vulkanik yang dibawa oleh banjir lahar dingin, yaitu material pasir dan batuan menjadi berkah bagi para penambang pasir. Material tersebut memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan sangat bagus untuk bahan konstruksi. Adanya material vulkanik yang melimpah menerjang daerah penelitian, selain menghilangkan sebagian besar mata pencaharian masyarakat Desa Jumoyo yang umumnya bekerja pada sektor pertanian dan buruh tani, juga menimbulkan keprihatinan dari berbagai pihak. Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat turut andil dalam memberikan Hunian Sementara (Huntara) dan suplai logistik bagi korban banjir lahar dingin, tetapi belum memikirkan perbaikan kondisi ekonomi dan pekerjaan korban. Kekosongan pekerjaan sebagian warga Desa Jumoyo tersebut menggerakkan kepedulian kaum wanita yang tergabung dalam organisasi Pembinaan 4 Kesejahteraan Keluarga (PKK) untuk turut berpartisipasi dalam mengembalikan motivasi bekerja masyarakat Desa Jumoyo. Pembinaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan, merupakan lembaga kemasyarakatan sebagai mitra kerja pemerintah dan organisasi kemasyarakatan lainnya, yang berfungsi sebagai fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali dan penggerak pada masing-masing jenjang pemerintahan untuk terlaksananya program PKK. Gerakan PKK merupakan Gerakan Nasional dalam pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah yang pengelolaan dari, oleh, dan untuk masyarakat menuju terwujudnya keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju dan mandiri, kesetaraan dan keadilan gender serta kesadaran hukum dan lingkungan. Sebagai wujud dari kesetaraan gender, pada abad ke-21 ini menuntut perempuan untuk memiliki suatu sikap mandiri, disamping suatu kebebasan untuk mengembangkan dirinya sebagai manusia sesuai dengan bakat yang dimilikinya. Ketika pemerintah Indonesia mencanangkan Era Pembangunan bagi bangsa, ketika itu pula hidup anak bangsa mulai dibebani oleh berbagai tuntutan sosial, ekonomi, politik, dan budaya yang bertujuan untuk meningkatkan dukungan anak bangsa ini terhadap pembangunan Indonesia. Kaum perempuan tidak terkecuali, mereka pun dituntut untuk menyumbangkan melalui peran sosial, politik, dan ekonomi guna menunjang keberhasilan pembangunan. 5 Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan peran perempuan Indonesia dalam pembangunan, pemerintah membentuk berbagai organisasi perempuan yang secara garis besar dikategorikan menjadi: 1) para istri pegawai negeri dikelompokkan ke dalam Dharma Perempuan, 2) para istri anggota ABRI dikelompokkan dalam Dharma Pertiwi, 3) para ibu rumah tangga di daerah pedesaan dan di kota yang bukan istri pegawai negeri atau istri ABRI dicitakan organisasi PKK yang secara eksplisit dinyatakan oleh GBHN 1983 sebagai salah satu organisasi perempuan untuk mendorong partisipasi perempuan Indonesia dalam pembangunan (Loekman Soetrisno, 1997: 68). Perempuan-perempuan memiliki cara bertahan namun sekaligus menjadi kelompok yang lebih rentan daripada kaum laki-laki saat terjadi bencana. Pasca bencana tidak banyak perempuan yang mendapatkan akses pada program pemulihan, seperti akses pendidikan atau keterampilan, karena tidak banyak yang dapat terlibat dalam bidang sosial politik maka seringkali kebijakan yang dikeluarkan tidak berpihak pada kaum perempuan. Kerentanan gender dalam bencana tidak hanya disebabkan oleh faktor relasi dalam rumah tangga atau kemiskinan, tetapi faktor sejarah dan budaya ikut berpengaruh, termasuk gaya hidup dan kepribadian. Globalisasi ekonomi pun memberi kontribusi bagi komunitas dan populasi gender yang secara spesifik mempengaruhi kaum perempuan sebagai konsumen, pemerhati, pengguna layanan sosial, dan pelaku ekonomi (Yulianingsih Riswan dan Diah Arifika, 2012: 170). Agar dapat memahami kerentanan perempuan sebagai korban bencana, dibutuhkan pemahaman yang menyeluruh. Hal ini dapat 6 dilakukan melalui pemahaman ekonomi secara global. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memahami potensi korban perempuan melalui tiga bentuk pendekatan yaitu komunitas, tempat kerja, dan keluarga atau wilayah domestik. Dari segi komunitas, PKK merupakan organisasi yang dapat dijadikan salah satu tolok ukur pemahaman potensi korban perempuan, termasuk potensi untuk berperan dalam pemulihan kondisi pasca bencana. Pada situasi pasca bencana yang terjadi di daerah penelitian, PKK Desa Jumoyo tergerak untuk berpartisipasi dalam memfasilitasi masyarakat Desa Jumoyo untuk mendapatkan pelatihan dan penyuluhan sebagai bagian dari pemulihan pasca bencana yang bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dengan harapan terciptanya motivasi masyarakat Desa Jumoyo untuk bangkit dan kembali memiliki semangat untuk meningkatkan taraf perekonomian rumah tangganya. Salah satu peluang yang dapat dikembangkan untuk masyarakat Desa Jumoyo adalah sektor kewirausahaan. Kewirausahaan memiliki dampak positif bagi suatu perekonomian dan masyarakat. Salah satu penjelasannya adalah konsep creative destruction-nya Schumpeter. Dia menjelaskan bahwa wirausahawan mengembangkan produk baru dan teknologi baru (Wijatno, 2009: 8). Wirausahawan merupakan istilah yang diterjemahkan dari kata entrepreneur yang berarti mereka yang selalu bekerja keras dan kreatif untuk mencari peluang bisnis, mendayagunakan peluang yang diperoleh, dan kemudian merekayasa penciptaan alternatif sebagai peluang bisnis baru dengan faktor keunggulan. Seorang wirausahawan dalam mewujudkannya diperlukan adanya motivasi agar dapat menjadikan Indonesia negara yang mampu 7 menjadikan masyarakatnya sejahtera secara fisik, mental maupun finansial. Hal ini selaras dengan tujuan dibentuknya suatu lembaga kemasyarakatan yaitu PKK. Melihat latar belakang masalah seperti di atas, peneliti ingin mengetahui peran PKK terhadap motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo pasca bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Bencana erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010 menimbulkan korban jiwa. 2. Bencana erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010 menimbulkan kerugian harta benda. 3. Bencana erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010 menghilangkan sebagian besar mata pencaharian masyarakat. 4. Banjir lahar dingin menyebabkan pengikisan bibir sungai yang menyebabkan pelebaran dan pendangkalan sungai. 5. Banjir lahar dingin merusak daerah di sekitar sungai yang dialirinya, diantaranya permukiman, persawahan, jalan dan jembatan. 6. Masyarakat Desa Jumoyo kurang memiliki motivasi untuk bangkit kembali ke kondisi ekonomi semula setelah terjadinya bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010. 7. PKK Desa Jumoyo sebelum tahun 2010 sebagai lembaga pembinaan kesejahteraan keluarga, belum memiliki program dengan sasaran yang 8 menyeluruh sesuai dengan tujuan didirikannya PKK yaitu kesejahteraan seluruh anggota keluarga, dan masih terbatas pada program untuk wanita. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, masalah yang dibatasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Masyarakat Desa Jumoyo kurang memiliki motivasi untuk bangkit kembali ke kondisi ekonomi semula setelah terjadinya bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010. 2. PKK Desa Jumoyo sebelum tahun 2010 sebagai lembaga pembinaan kesejahteraan keluarga, belum memiliki program dengan sasaran yang menyeluruh sesuai dengan tujuan didirikannya PKK yaitu kesejahteraan seluruh anggota keluarga, dan masih terbatas pada program untuk wanita. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana peran PKK dalam meningkatkan motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo pasca erupsi Gunung Merapi 2010? 2. Bagaimana keberhasilan peran PKK dalam memberikan motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo pasca erupsi Gunung Merapi 2010? 3. Apa saja faktor pendorong peran PKK dalam memotivasi masyarakat Desa Jumoyo untuk berwirausaha? 4. Apa saja faktor penghambat peran PKK dalam memotivasi masyarakat Desa Jumoyo untuk berwirausaha? 9 E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan diadakan penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui peran PKK dalam meningkatkan motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo pasca erupsi Gunung Merapi tahun 2010. 2. Untuk mengetahui keberhasilan peran PKK dalam memberikan motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo pasca erupsi Gunung Merapi 2010. 3. Untuk mengetahui faktor pendorong peran PKK dalam memotivasi masyarakat Desa Jumoyo untuk berwirausaha. 4. Untuk mengetahui faktor penghambat peran PKK dalam memotivasi masyarakat Desa Jumoyo untuk berwirausaha. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian diharapkan dapat menambah kajian ilmu pengetahuan, terutama mengenai pemberdayaan perempuan dan kewirausahaan. 2. Manfaat Praktis a) Bagi Penulis Sebagai sarana bagi penulis dalam menambah pengetahuan tentang peran PKK terhadap motivasi berwirausaha masyarakat Desa Jumoyo pasca bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010. b) Bagi Pemerintah Desa Jumoyo Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai informasi tambahan bagi Pemerintah Desa Jumoyo terkait dengan peran yang diberikan PKK 10 terhadap motivasi berwirusaha masyarakat Desa Jumoyo setelah terjadinya bencana alam erupsi Gunung Merapi tahun 2010. c) Bagi Pemerintah Kabupaten Magelang Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai salah satu referensi dalam pelaksanaan visi-misi PKK di Kabupaten Magelang yang sebagian wilayahnya terletak di zona siaga bencana alam erupsi Gunung Merapi. d) Bagi PKK Desa Jumoyo Hasil penelitian dapat dijadikan evaluasi dan motivasi bagi PKK Desa Jumoyo untuk meningkatkan peran dan kinerja anggota dan pengurusnya di dalam mendorong dan memfasilitasi kesejahteraan masyarakat melalui peran keluarga. e) Bagi Jurusan Pendidikan IPS FIS UNY Hasil penelitian dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa dan acuan bagi penelitian selanjutnya terkait peran PKK dan tentang kewirausahaan. 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Peran Dalam teori sosial Parson, peran didefinisikan sebagai harapan-harapan yang di organisasi terkait dengan konteks interaksi tertentu yang membentuk orientasi motivasional individu terhadap yang lain. Melalui pola-pola kultural, cetak biru, atau contoh perilaku ini orang belajar siapa mereka di depan orang lain dan bagaimana mereka harus bertindak terhadap orang lain (Scott, 2011: 228). Peran adalah kelengkapan dari hubungan-hubungan berdasarkan peran yang dimiliki oleh orang karena menduduki status-status sosial khusus Merton dalam Raho (2006: 67). Ditambahkan Soekanto (2002: 243), peran adalah aspek dinamis dari kedudukan (status). Dapat disimpulkan bahwa setiap orang yang menduduki suatu posisi atau tempat dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan (Soekanto, 1986: 221). Teori peran memberikan dua harapan dan saling berhubungan untuk mendapatkan reward atau imbalan, pertama harapan masyarakat terhadap peran dan yang kedua harapan-harapan yang dimiliki oleh pemegang peran terhadap orang lain yang mempunyai relasi dengannya dalan menjalankan perannya (Berry, 1981: 41). Peran merupakan segala aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh suatu pihak didalam oposisi sosialnya yang terorganisir didalam suatu kelompok dan juga melaksanakan fungsinya dalam kehidupan organisasi atau masyarakat 12 (Kadma, 2017: 972). Bisa dikatakan apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peran. Peranan mencakup tiga hal yaitu: a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakat. b. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi. c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat. Selanjutnya secara sederhana makna peran dapat dikemukakan seperti berikut (Vitalaya,2010:80-81) : 1. Peran adalah aspek dinamis dari status yang sudah terpola dan berada di sekitar hak dan kewajiban tertentu. 2. Peran berhubungan dengan status seseorang pada kelompok tertentu atau situasi sosial tertentu yang dipengaruhi oleh seperangkat harapan orang lain terhadap perilaku yang seharusnya ditampilkan oleh orang yang bersangkutan. 3. Pelaksanaan suatu peran dipengaruhi oleh citra (image) yang ingin dikembangkan oleh seseorang. Dengan demikian, peran adalah keseluruhan pola budaya yang dihubungkan dengan status individu yang bersangkutan. 4. Penilaian terhadap terhadap keragaan suatu peran sudah menyangkut nilai baik dan buruk, tinggi dan rendah atau banyak dan sedikit. Peran gender yang dibebankan pada seseorang atau sekelompok orang di dalam suatu masyarakat yang ditentukan oleh keadaan mereka sebagai perempuan dan atau lelaki yang sudah mencakup aspek penilaian. Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa PKK mempunyai peran sesuai dengan nilai-nilai dan tanggung jawab yang disematkan oleh masyarakat 13 kepada-nya sebagai konsep dalam masyarakat sebagai organisasi. Dalam pelaksanaan perannya, PKK mempresentasikan peran yang diharapkan membantu program pemerintah dalam proses pembangunan nasional melalui pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga. 2. Hakikat Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) a. Pengertian Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Gerakan PKK pada hakekatnya merupakan gerakan masyarakat yang tumbuh dari bawah, dengan prinsip kerja partisipatif. Melalui Gerakan PKK ini pula peran serta aktif segenap lapisan masyarakat dalam pembangunan ikut digalang dan ditingkatkan, sehingga diharapkan dapat lebih merata dan berkualitas dalam memikul beban dan tanggung jawab (TPP PKK, 2015: 5). Sejak terbentuknya PKK telah mengalami perkembangan diantaranya beberapa pembaharuan yang didasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor: 1 Tahun 2013 tentang Pemberdayaan Masyarakat melalui Gerakan PKK; Keputusan RAKERNAS VII PKK Nomor: 02/Kep/Rakernas VIII PKK/VII/2010, tanggal 30 Juli 2010 tentang Pedoman Kelembagaan PKK; Surat Keputusan Ketua Umum Tim Penggerak PKK Nomor: 07/KEP/PKK.Pst/IX/2015 tanggal 14 September 2015 Tentang Penyelenggaraan dan Pembentukan Panitia Rapat Kerja Nasional VIII Tim Penggerak PKK Tahun 2015. Pengertian PKK dijelaskan sebagai berikut (TPP PKK, 2015: 9-10): 1) Pemberdayaan Keluarga adalah segala upaya bimbingan dan pembinaan kepada keluarga dalam upaya meningkatkan kemampuan keluarga untuk hidup sehat sejahtera lahir dan batin. 14 2) Kesejahteraan Keluarga adalah kondisi tentang terpenuhinya kebutuhan dasar manusia dari setiap anggota keluarga secara material, sosial, mental dan spiritual sehingga dapat hidup layak sebagai manusia yang bermanfaat. 3) Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri atas suami istri, atau suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Sedangkan keluarga menurut Imam dalam Gepse (2014: 13) adalah kesatuan masyarakat yang terkecil yang didalamnya terjadi hubungan yang erat antara manusia-manusia didalam keluarga itu sendiri yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak. 4) Keluarga Sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota, antar keluarga dan masyarakat serta lingkungannya. S. Purwodarminto menyebutkan, bahwa kesejahteraan berasal dari sejahtera yang artinya aman sentosa, makmur atau selamat. Kelembagan dan pengelolaan gerakan PKK disebut Tim penggerak PKK (TP PKK) adalah mitra kerja pemerintahan dan organisasi kemasyarakatan, yang berfungsi sebagai fasilitator perencana, pelaksana, pengendali dan penggerak pada masing-masing jenjang untuk terlaksananya program PKK. TP PKK ini meliputi pusat, provinsi, kabupaten, kota, kecamatan, desa/kelurahan. Hubungan kerja antara TP PKK pusat dengan TP PKK provinsi, kabupaten/kota kecamatan dan desa/kelurahan adalah bersifat konsultatif, koordinatif dan hirarkis serta mendekatkan jangkauan pembinaan keluarga- 15 keluarga dibentuk kelompok PKK dusun/lingkungan, RW, RT dan kelompok Dasawisma. b. Visi dan Misi PKK 1) Visi Terwujudnya keluarga beriman yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak muliadan berbudi luhur, sehat, sejahtera, maju, mandiri berkesetaraan dan berkeadilan gender serta berkesadaran hukum dan lingkungan. 2) Misi a) Meningkatnya pembentukan karakter keluarga melalui penghayatan, pengamalan pancasila, kegotong royongan serta kesetaraan dan keadilan gender. b) Meningkatkan pendidikan dan ekonomi keluarga melalui berbagai upaya keterampilan dan pengembangan koperasi. c) Meningkatkan Ketahanan Keluarga melalui pemenuhan pangan, sandang dan perumahan sehat dan layak huni. d) Meningkatkan derajat kesehatan keluarga, kelestarian lingkungan hidup serta perencanaan sehat. e) Meningkatkan pengelolaan Gerakan PKK meliputi kegiatan pengorganisasian dan peningkatan Sumberdaya Manusia. c. Tujuan Gerakan PKK Gerakan PKK bertujuan memberdayakan keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan menuju terwujudnya keluarga yang beriman dan bertaqwa 16 kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera lahir dan batin. d. Sasaran Gerakan PKK Sasaran gerakan PKK adalah keluarga, baik dipedesaan maupun perkotaan yang perlu ditingkatkan dan dikembangkan kepribadiannya dalam bidang: 1) Mental spiritual meliputi sikap dan perilaku sebagai insan hamba Tuhan, anggota masyarakat dan warga negara yang dinamis serta bermanfaat, berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. 2) Fisik material meliputi pangan, sandang, papan, kesehatan dan kesempatan kerja yang layak serta hidup yang sehat dan lestari melalui peningkatan pendidikan, pengetahuan dan keterampilan. e. Program Kerja Gerakan PKK Kegiatan adalah aktivitas yang mendorong kaum perempuan untuk melaksanakan suatu usaha kearah pengembangan minat, bakat dan ketrampilan sehingga timbul gagasan baru untuk mengembangkan dirinya atau pribadinya yang terampil, terdidik dan bertanggung jawab secara terarah dan terus menerus. Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) merupakan lembaga kemasyarakatan sebagai mitra kerja pemerintah dan organisasi kemasyarakatan lainnya, yang berfungsi sebagai fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali dan penggerak pada masing-masing jenjang pemerintahan untuk terlaksananya program PKK sesuai dengan cakupan bidang material mental, sosial dan spiritual (Barnadib, 1985: 11). 17 Program PKK adalah 10 Program Pokok PKK yaitu: Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, Gotong Royong, Pangan, Sandang, Perumahan dan Tata Laksana Rumah Tangga, Pendidikan dan Ketrampilan, Kesehatan, Pengembangan Kehidupan Berkoperasi, Kelestarian Lingkungan Hidup, Perencanaan Sehat. Kelompok kerja (POKJA) sebagai pelaksana program dan kegiatan PKK secara terpadu dilaksanakan oleh pokja-pokja dengan berpedoman pada 10 program pokok PKK. 1. Program POKJA I Pokja I melaksanakan Pembinaan Karakter dalam kehidupan keluarga penuh cinta dan kasih sayang dengan menanamkan sikap prilaku berbudaya dan berkepribadian Indonesia melalui keteladanan orang tua dan orang yang dituakan, melalui pengembangan anak sejak usia dini secara holistik integratif dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sosial dan semangat gotong royong. Kegiatan ini merupakan penjabaran dari 10 Program Pokok PKK, yaitu Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, dan Gotong Royong. a) Tugas 1) Mengoptimalkan peran orang tua/yang mengasuh dalam menerapkan Pola Asuh Anak dan Remaja dalam keluarga dengan penuh cinta dan kasih sayang serta memberikan perlindungan terhadap anak. 2) Peningkatan pengetahuan dan pemahaman serta menumbuhkan kesadaran dalam keluarga akan pentingnya pembentukan sikap, perilaku, budi pekerti, dan sopan santun dalam keluarga dan lingkungan melalui keteladanan dan pendidikan sejak dini secara holistik. 18 3) Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman serta menumbuhkan kesadaran dalam keluarga tentang pentingnya pendidikan anak sejak dalam kandungan sampai dengan usia dini (0- 6tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. 4) Meningkatkan pemahaman tentang peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan lingkup program atau kegiatan Pokja I. 5) Meningkatkan ketahanan keluarga dalam rangka mewujudkan kesadaran setiap warga tentang Penghayatan dan Pengamalan Pancasila melalui Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PKBN) 6) Memantapkan kerukunan dan toleransi antar umat beragama, saling menghormati dan menghargai sesama umat dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 7) Membina Lansia agar memiliki kegiatan yang bermanfaat sesuai dengan potensi yang dimiliki dan menjadi teladan dalam keluarga dan lingkungannya. 8) Meningkatkan kesadaran hidup bergotong royong, kesetiakawanan sosial, keamanan lingkungan. b) Prioritas Program 1) Penghayatan dan Pengamalan Pancasila dengan menumbuhkan ketahanan keluarga melalui kesadaran bermasyarakat, berbangsa dan bernegara perlu dilaksanakan pemahaman secara terpadu. 19 2) Gotong Royong dilaksanakan dengan membangun kerjasama yang baik antar sesama: keluarga, warga dan kelompok untuk mewujudkan semangat persatuan dan kesatuan. 2. Program POKJA II Pokja II Berperanserta dalam upaya peningkatan Pendidikan untuk mewujudkan Sumberdaya Manusia (SDM) yang berkualitas dalam usaha memenuhi kebutuhan pendidikan dasar melalui wajib belajar 12 Tahun, dan pemberian keterampilan keluarga dalam upaya peningkatan dan pemberdayaan ekonomi keluarga melalui pengembangan ekonomi kreatif dan Usaha Mikro Kecil, serta pengembangan kehidupan berkoperasi. Kegiatan ini merupakan penjabaran dari 10 Program Pokok PKK, yaitu Pendidikan dan Keterampilan, dan Pengembangan Kehidupan Berkoperasi. a) Tugas 1) Meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui pelatihan keterampilan usaha ekonomi produktif, ekonomi kreatif, dan Usaha Mikro Kecil. 2) Mengembangkan kehidupan berkoperasi melalui peningkatan kelompok dan kualitas Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) PKK 3) Identifikasi kebutuhan pelatihan: Latihan Penyuluh dan Pengelola Program PKK (LP3PKK), Tim Penggerak dan Ketua- Ketua Kelompok PKK (TPK3PKK), Pemberdayaan Masyarakat PKK (DAMAS PKK) dengan penyempurnaan modulmodul PKK, dan pelatihan keterampilan dalam peningkatan ekonomi keluarga. 20 4) Mendorong terbentuknya koperasi dan memotivasi keluarga tentang manfaat koperasi sebagai salah satu upaya pembinaan dan peningkatan ekonomi keluarga. 5) Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pendidikan untuk semua. 6) Memantapkan Kelompok Belajar (Kejar) Paket A, B dan C 7) Membantu program Keaksaraan Fungsional (KF) dalam rangka meningkatkan pendidikan keluarga. 8) Meningkatkan pengetahuan Tim Penggerak PKK dan kelompokkelompok PKK dan Dasawisma melalui penyuluhan, orientasi dan pelatihan. 9) Meningkatkan pendidikan dan keterampilan dalam keluarga untuk peningkatan ekonomi keluarga. b) Prioritas Program 1) Pendidikan dan Keterampilan dengan meningkatkan kualitas pengelolaan kegiatan pemberdayaan ekonomi keluarga yang meliputi keterampilan di bidang ekonomi produktif, dan ekonomi kreatif. Meningkatkan keterampilan kecakapan hidup (Life Skill) dan pendidikan keluarga formal dan informal bekerjasama dengan instansi dan lembaga terkait. Meningkatkan dan menyuluh keluarga tentang Wajib Belajar Dua Belas Tahun (Wajar 12 tahun). Meningkatkan kapasitas Tutor kejar Paket A, B, dan C melalui pelatihan bekerjasama dengan instansi terkait. Meningkatkan mutu dan jumlah pelatih PKK dengan mengadakan 21 pelatihan Pelatih/Training of Trainer (TOT). Menyempurnakan modulmodul pelatihan-pelatihan keterampilan keluarga, TPK3PKK, LP3PKK, dan DAMAS PKK sesuai dengan perkembangan kelembagaan yang ada 2) Meningkatkan pengetahuan, kemampuan baca tulis, dan membudayakan minat bacamasyarakat melalui Taman Bacaan Masyarakat (TBM). 3) Pengembangan pengembangan Kehidupan Berkoperasi Kelompok-kelompok dengan UP2K-PKK Penguatan/ Meningkatkan Sumberdaya Manusia/Pengelola program UP2K-PKK dalam upaya pengembangan program UP2K-PKK. Pengembangan pemasaran hasil produksi UP2K-PKK melalui Pameran dan kemitraan dengan Kementerian dan lembaga serta instansi terkait. Mengembangkan kreatifitas Usaha Mikro Kecil dalam upaya peningkatan produktifitas dan ekonomi Keluarga. Mendorong Poksus UP2K-PKK agar membentuk koperasi yang berbadan hukum. Memotivasi keluarga agar tahu, mau, dan mampu menjadi anggota koperasi untuk meningkatkan ekonomi keluarga. 3. Program POKJA III Pokja III Mengembangkan dan memanfaatkan potensi dan sumberdaya keluarga dalam rangka pemenuhan kebutuhan keluarga dan diversifikasi pangan lokal, pemanfaatan sumberdaya alam, melalui teknologi tepat guna dengan pemanfaatan lahan pekarangan. Cinta dan bangga menggunakan dan memanfaatkan produk dalam negeri, serta mewujudkan rumah sehat dan layak 22 huni. Kegiatan ini merupakan penjabaran dari 10 Program Pokok PKK, yaitu Pangan, Sandang, dan Perumahan dan Tatalaksana Rumah Tangga. a) Tugas 1) Memantapkan Gerakan Halaman, Asri, Teratur, Indah dan Nyaman (HATINYA PKK) dalam pemenuhan kebutuhan pangan keluarga. 2) Meningkatkan kuantitas dan kualitas pangan keluarga melalui penganekaragaman tanaman dan pangan. 3) Menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi makanan yang Beragam, Bergizi, Seimbang dam Aman (B2SA), berbasis sumber daya lokal. 4) Sosialisasi dalam upaya memanfaatkan sumberdaya energi dan Teknologi Tepat Guna (TTG) dalam upaya efektifitas dan efisiensi kerja. 5) Pengembangan dan Sosialisasi rumah sehat dan layak huni sebagai upaya terwujudnya kualitas hidup keluarga. 6) Meningkatkan produktifitas dan penggunaan bahan sandang dalam negeri dalam upaya menumbuhkan rasa bangga dan cinta produk dalam negeri. 7) Berperan serta dalam kegiatan Penyediaan Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) berkoordinasi dengan dinas/instansi terkait. b) Prioritas Program 1) Pangan melalui Sosialisasi Gerakan Halaman, Asri, Teratur, Indah dan Nyaman (HATINYA PKK) dalam pemenuhan kebutuhan pangan keluarga dengan mengoptimalkan lahan pekarangan dengan Tanaman Pangan dan Tanaman Produktif yang bernilai ekonomi bagi keluarga. 23 Mendukung tercapainya gerakan percepatan keanekaragaman konsumsi pangan. Mendorong tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi makanan yang Beragam, Bergizi, Seimbang dam Aman (B2SA), mengkonsumsi sumber protein (Gemar ikan) berbasis sumber daya lokal masyarakat dan potensi daerah. Mendukung/berperan serta dalam kegiatan Penyediaan Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS) berkoordinasi dengan dinas/instansi terkait. 2) Sandang Membudayakan perilaku berbusana sesuai dengan moral budaya Indonesia dan meningkatkan kesadaran masyarakat dan mencintai produk dalam negeri (aku cinta produk Indonesia) Pengembangkan Pola Pendampingan kepada Usaha Kecil Mikro (UKM) dalam mengakses sumber pendanaan dan pemasaran bekerjasama dengan instirtusi terkait dan dunia usaha. c) Memasyarakatkan pakaian adat di kalangan remaja pada acara tertentu. 3) Perumahan dan Tata Laksana Rumahtangga melalui Memasyarakatkan pemanfaatan sumberdaya energi dan Teknologi Tepat Guna (TTG) dalam mendukung kebutuhan dan sarana dan prasarana dalam rumah tangga. Sosialisasi rumah sehat layak huni kepada masyarakat melalui pembinaan keluarga sehat. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang Tatalaksana Rumah Tangga dalam harmonisasi kehidupan keluarga (termasuk penghuni rumah susun). Mendukung pelaksanaan 24 program bedah rumah dalam upaya rumah sehat layak huni bagi keluarga pra sejahtera. 4. Program POKJA IV Pokja IV mengelola Meningkatkan derajat kesehatan keluarga dan lingkungan dengan menerapkan Hidup Bersih Sehat, mencegah dan menanggulangi penyakit menular dan tidak menular, berperanserta dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKBa), berpartisipasi dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), melestarikan lingkungan hidup, Keluarga Berencana, dan perencanaan sehat. Kegiatan ini merupakan penjabaran dari 10 Program Pokok PKK, yaitu Kesehatan, Kelestarian Lingkungan Hidup, dan Perencanaan Sehat. a) Tugas 1) Melaksanakan Program Keluarga Sadar Sehat dan Kesehatan Masyarakat melalui Pola Hidup Sehat dalam keluarga dengan mencegah dan menanggulangi penyakit menular dan tidak menular. 2) Meningkatkan pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam rumah tangga serta mewujudkan keluarga kecil, bahagia, sejahtera dalam mewujudkan generasi yang sehat, cerdas dan tangguh serta Meningkatkan asuhan mandiri dalam keluarga melalui pemanfaatan pengelolaan hasil Taman Obat Keluarga (TOGA) dan akupresur. 3) Membina pelaksanaan kegiatan Posyandu dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas Kader Posyandu. 25 4) Mendukung promotif dan preventif kesehatan berbasis keluarga antara lain melalui Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, Posbindu, dan Polindes. 5) Meningkatkan kesadaran keluarga tentang manfaat kelestarian lingkunganhidup. 6) Berperan aktif dalam pencapaian tujuan pembangunan program Sustainable Development Goal’s (SDGs) b) Prioritas Program 1) Kesehatan melalui Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam rumah tangga sebagai gaya hidup seharihari untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia, sejahtera dalam mewujudkan generasi yang sehat. Pembinaan peran serta masyarakat dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKBAL) melalui: (1) Pembinaan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). (2) Pembinaan Pelaksanaan Imunisasi Dasar Lengkap dan Imunisasi Rutin. (3) Pembinaan pelaksanakan pencatatan Ibu hamil, kelahiran, kematian bayi, kematian balita, dan kematian ibu hamil, melahirkan dan nifas. Melaksanakan program di bidang kesehatan dengan sosialisasi upaya peningkatan kemauan dan kemampuan keluarga dalammewujudkan “Keluarga Sadar Sehat” dengan mendorong keluarga untuk memahami Pola Hidup sehat dalam keluarga dengan mencegah dan menanggulangi penyakit menular (seperti diare, TBC, infeksi paru lainnya, malaria, 26 HIV/AIDS) dan tidak menular (seperti Kanker, Diabetes, Hypertensi). Mendukung program pencegahan dan deteksi dini Kanker pada perempuan (Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim). Advokasi, Komunikasi, dan Mobilisasi sasaran dalam pelaksanaan Imunisasi Dasar Lengkap serta peningkatan kesadaran dan kemauan masyarakat untuk pencegahan penyakit menular dan tidak menular serta Sosialisasi Asuhan Mandiri dalam keluarga melalui pemanfaatan pengelolaan Hasil Taman Obat Keluarga dan akupresur. Mendukung dan berperan aktif dalam mewujudkan Keluarga Sadar Gizi (KADARZI). Optimalisasi kegiatan posyandu yang terintegrasi dengan layanan dasar masyarakat dalam upaya pencapaian program Desa Siaga serta peningkatan Kualitas KaderPosyandu melalui Sosialisasi modul pelatihan kader Posyandu berkejasama dengan institusi terkait. 2) Kelestarian Lingkungan Hidup dengan meningkatkan kesadaran tentang kebersihan dalam rumah dan pengelelolaan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL). Sosialisasi dan menanamkan kebiasaan memilah sampah dan daur ulang limbah rumah tangga (sampah organik dan non organik) serta Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Meningkatan pengetahuan dan kemampuan masyarakat untuk menggunakan air bersih, jamban sehat, dan memelihara kesehatan lingkungan melalui Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). 27 3) Perencanaan Sehat dengan meningkatkan kegiatan dalam program perencanaan sehat dengan: Meningkatkan penyuluhan tentang pentingnya pemahaman dan kesertaan dalam program Keluarga Berencana menuju keluarga yang berkualitas. Meningkatkan kemampuan perencanaan kehidupan keluarga sehari-hari dengan cara membiasakan menabung, untuk keseimbangan pemasukan dan pengeluaran keuangan keluarga. Mendukung kegiatan Kesatuan Gerak PKK KB-KES dalam upaya meningkatkan cakupan hasil pelayanan KB-KES. Dengan mengkaji definisi peran dan definisi PKK, maka dapat disimpulkan bahwa peran Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) merupakan bantuan dari sekelompok orang yang melakukan suatu tindakan dan ditujukan kepada orang atau masyarakat melalui serangkaian materi pembinaan dengan tujuan dapat mengembangkan kemampuan, dengan perempuan sebagai motor penggeraknya menuju terwujudnya keluarga bahagia, sejahtera, maju, dan mandiri dilihat dari aspek material, mental, sosial, dan spiritual. Peran PKK dalam hal ini terkait pada suatu tanggung jawab dari PKK sebagai bukti partisipasi kaum perempuan dalam memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan suatu masyarakat. Berdasarkan kedua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan PKK merupakan aktivitas kaum perempuan sebagai lembaga kemasyarakatan mitra kerja pemerintah dan organisasi kemasyarakatan lainnya, yang berfungsi sebagai fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali dan penggerak untuk melaksanakan suatu usaha pengembangan minat, bakat dan ketrampilan sehingga 28 timbul gagasan baru yang berorientasi pada kesejahteraan keluarga, dengan capaian terlaksananya program PKK sesuai dengan cakupan bidang material mental, sosial dan spiritual. 3. Motivasi Berwirausaha 1) Pengertian Motivasi Secara etimologis, motif atau dalam bahasa inggrisnya motive, berasal dari kata motion, yang berarti “gerakan” atau “sesuatu yang bergerak”. Jadi, istilah “motif” erat berkaitan dengan “gerak”, yakni gerakan yang dilakukan oleh manusia, atau disebut juga perbuatan atau tingkah laku. Motif dalam psikologi berarti rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga bagi terjadinya suatu tingkah laku. (Sobur, 2013: 268). Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang terdapat dalam diri sesuai dengan keinginannya, yang menyebabkan individu tersebut bertindak sesuatu (Sardiman, 2009: 72). Laura, (2010: 64) mendefinisikan motivasi sebagai kekuatan yang menggerakkan seseorang untuk berperilaku, berfikir, dan merasa seperti yang mereka lakukan. Mc. Donald (Hamalik, 2003: 173) mengatakan bahwa, “motivation is energi change within the person characterize by affective arousal and anticipation goal reaction”. Motivasi merupakan keterampilan yang sangat berguna untuk meraih kesuksesan di dunia kerja/usaha, motivasi merupakan keinginan atau kebutuhan dalam diri seseorang yang menggerakkannya untuk melakukan sesuatu untuk memenuhi keinginan tersebut dan motivasi terkait dengan bagaimana seseorang mengelola semangatnya untuk mencapai sukses (Sucipta, 2009: 62). 29 Selanjutnya, perilaku individu sebenarnya merupakan cerminan yang paling sederhana dari motivasi dasar. Studi tentang motivasi pada hakekatnya studi mengenai tindakan manusia, mengapa manusia berbuat sesuatu dan apa motif yang ada pada diri manusia tersebut untuk melakukan suatu tindakan (Yunus, 1992: 171). Menurut Hamalik (2003: 173) motivasi menunjukkan kepada semua gejala yang terkandung dalam stimulasi tindakan kearah tertentu yang sebelumnya tidak ada tindakan kearah tujuan tersebut. Dikemukakan pula oleh Syah (2002: 136) bahwa motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia maupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Fudyartanto (2002: 258) menyatakan bahwa motivasi adalah usaha untuk meningkatkan kegiatan dalam mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut Gunarsa (2008: 47) motivasi dapat diartikan sebagai sebagai suatu kekuatan atau tenaga pendorong untuk melaksanakan suatu hal atau menampilkan sesuatu perilaku tertentu. Keberanian seseorang untuk mendirikan usaha sendiri (berwirausaha) seringkali terdorong oleh motivasi dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan bersama pihak luar yang praktis dan menarik, sehingga dapat membangkitkan minat masyarakat untuk mulai mencoba berwirausaha. Tidak jarang juga setelah seseorang memperoleh kursus atau pendidikan, bahkan setelah mendengarkan cerita sukses pengalaman bisnis yang dimiliki orang-orang di sekitar kita, meskipun bisnis kecil-kecilan, dapat menjadi pemicu, potensi dan motivsi utama untuk menjadi wirausahawan yang berhasil. Motivasi untuk menjadi seorang wirausaha biasanya muncul dengan sendirinya, setelah memiliki bekal cukup untuk mengelola usaha dan siap mental secara total. 30 Teori motivasi menurut (Husdarta, 2010: 35), sebagai berikut: 1) Teori Hedonisme. Teori yang beranjak dari pandangan klasik bahwa hakikatnya manusia akan memilih aktivitas yang menyebabkan merasa gembira dan senang. Begitu pula halnya dalam memilih aktivitas olahraga. 2) Teori Naluri. Teori yang menghubungkan perilaku manusia dengan berbagai naluri. Misalnya naluri untuk mempertahankan diri, dll. Semua aktivitas dan perilakunya digerakkan oleh naluri tersebut. 3) Teori Kebudayaan. Teori yang menghubungkan tingkah laku manusia berdasarkan pola-pola kebudayaan tempat ia berada. 4) Teori Kebutuhan. Teori yang menggagas bahwa tingkah laku manusia pada hakikatnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan. Teori motivasi pertama kali dikemukakan oleh Maslow (1934), menurutnya kebutuhan itu bertingkat sesuai dengan tingkat pemuasannya, yaitu kebutuhan phisiologis, kebutuhan akan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri dan kebutuhan akan aktualisasi diri (Suryana, 2001: 27). Teori kebutuhan sangat berkaitan dengan penelitian ini. Seperti dijelaskan Gunarsa (2008: 96) yakni, hubungan antara kebutuhan, dorongan dan tujuan merupakan lingkaran motivasi. Kebutuhan fisiologis, psikologis seseorang menimbulkan dorongan intrinsik dan esktrinsik untuk bertingkah laku dalam mencapai tujuan tersebut. Kuatnya dorongan ini ditentukan kadar kebutuhan yang melekat pada seseorang. Begitu juga dengan hubungan penelitian ini dengan teori Hedonisme dimana seseorang akan termotivasi untuk melakukan sesuatu aktivitas apabila aktivitas itu menyenangkan dan menggembirakan. Berdasarkan uraian pendapat para ahli diatas, peneliti dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan motivasi adalah dorongan, penggerak atau alasan orang untuk berperilaku, bertindak, dan berkelakuan yang merupakan kekuatan yang bersumber pada keinginan individu (intrinsik) dan luar individu (ekstrinsik) 31 dalam mencapai kebutuhan atau tujuan-tujuan hidupnya. Timbulnya motivasi, maka individu akan mempunyai semangat untuk melaksanakan segala aktivitas dalam mencapai kebutuhannya baik motivasi itu dari diri sendiri maupun dari luar. 2) Pengertian Wirausaha Menurut Astamoen (2008: 49) wirausaha diambil dari terjemahan entrepreneur yang dapat diartikan bekerja pada bidang usaha tertentu seperti pertanian, industri, jasa, pertambangan, perikanan, perdagangan, pariwisata, dan lain-lain. Menurut Encyclopedia of America (1984), entrepreneur adalah pengusaha yang memiliki keberanian untuk mengambil resiko dengan menciptakan produksi, termasuk modal, tenaga dan bahan, dan dari usaha bisnis mendapat profit atau laba (Astamoen, 2008: 51). Menurut Schumpeter yang dikutip oleh Alma (2013: 24) entrepreneur atau wirausaha adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru. Dalam definisi ini ditekankan bahwa seorang wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Menurut Savari yang dikutip oleh Alma (2013: 25) yang dimaksud dengan entrepreneur adalah orang yang membeli barang dengan harga pasti, meskipun orang itu belum tahu dengan harga berapa barang tersebut akan dijual kemudian. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat dapat disimpulkan bahwa wirausaha/ entrepreneur merupakan orang yang melihat adanya peluang dan 32 memiliki keberanian untuk mengambil resiko dengan menciptakan produksi, termasuk modal, tenaga dan bahan, dan dari usaha bisnis mendapat profit atau laba. Jadi dengan penyuluhan dan pelatihan yang diadakan oleh PKK, diharapkan muncul wirausaha-wirausaha yang dapat mengolah material dari erupsi Gunung Merapi sehingga dapat meningkatkan perekonomian di Desa Jumoyo. Pada kesimpulan ini, peneliti lebih merujuk pendapat Astamoen karena pendapat ahli tersebut menjelaskan definisi yang lebih relevan dengan penelitian yang peneliti lakukan, karena aspek yang dijelaskan tersebut menggambarkan ciri-ciri wirausaha secara umum yang ada di Indonesia. Menurut Astuti (2009: 4), motivasi wirausaha merupakan segala sesuatu yang mendorong individu untuk berorientasi kepada tindakan, dan memiliki motivasi tinggi, yang beresiko dalam mengejar tujuannya. Ada enam karakteristik seseorang memiliki motivasi wirausaha yakni dapat ditinjau dari: a) Kepercayaan diri b) Berorientasi pada tugas dan hasil c) Berani mengambil resiko d) Kepemimpinan e) Keorisinilan f) Berorientasi ke masa depan Motivasi wirausaha merupakan hadiah dan bagi sebagian orang lainnya perlu perjuangan untuk menumbuhkan. Seorang wirausawan adalah individuindividu yang berorientasi kepada tindakan, dan memiliki motivasi tinggi, yang beresiko dalam mengejar tujuannya. Untuk dapat mencapai tujuan-tujuannya, 33 maka diperlukan sikap dan perilaku yang mendukung pada diri seorang wirausahawan. Sikap dan perilaku sangat dipengaruhi oleh sifat dan watak yang dimiliki oleh seseorang. Sifat dan watak yang baik, berorientasi pada kemajuan dan positif merupakan sifat dan watak yang dibutuhkan oleh seorang wirausahawan agar wirausahawan tersebut dapat maju dan sukses. Untuk itu motivasi wirausaha perlu dipupuk. Akan tetapi upaya menumbuhkan semangat wirausaha ternyata tidak mudah. Oleh karena itu, pengenalan motif kewirausahaan mungkin dapat menjadi salah satu titik awal untuk membangkitkan motivasi wirausaha. Dengan demikian, motivasi wirausaha dapat didefinisikan sebagai keinginan atau kebutuhan dalam diri yang dijadikan kekuatan untuk menggerakkan seseorang yang memiliki keberanian mengambil resiko dengan menciptakan produksi, termasuk modal, tenaga dan bahan, dan dari usaha bisnis mendapat profit atau laba sebagai pemuas kebutuhan harga diri dan kebutuhan akan aktualisasi diri untuk berperilaku, berfikir,dan berani untuk mendirikan usaha sendiri (berwirausaha). 3) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Wirausaha Menurut Knight yang dikutip oleh Lupiyoadi (2007: 20-21) menyimpulkan faktor-faktor motivasi berwirausaha sebagai berikut: a. The foreign refugee. Peluang-peluang ekonomi di negara lain yang lebih menguntungkan sering kali mendorong orang untuk meninggalkan negaranya yang tidak stabil secara politis untuk berwirausaha disana. 34 b. The corporate refugee. Pekerja-pekerja yang tidak puas dengan lingkungan perusahaannya merasa bahwa kepuasan kerjanya akan meningkat dengan memulai dan menjalankan bisnis sendiri. c. The parental (paternal) refugee. Banyak individu yang memperoleh pendidikan dan pengalaman dari bisnis yang dibangun oleh keluarganya sejak ia masih anak-anak. Mereka biasanya kemudian akan berusaha untuk mencoba bisnis lain daripada yang selama ini dikerjakan oleh keluarga. d. The feminist refugee. Para wanita yang merasa telah mendapatkan perlakuan diskriminatif dibandingkan kaum laki-laki, baik dalam sistem pendidikan, lingkungan perusahaan, maupun dalam masyarakat, akan berusaha membuktikan bahwa dirinya cakap dan mampu. Caranya dengan mendirikan sendiri perusahaan atau berwirausaha. e. The housewife refugee. Para ibu rumah tangga yang pada awalnya sibuk mengurus anak dan rumah tangganya akan mencoba membantu suaminya dalam hal keuangan karena kebutuhan-kebutuhan anak-anak yang makin dewasa makin besar. Mereka biasanya akan mencoba bisnis keci-kecilan dengan dibantu oleh anggota keluarga lainnya. f. The society refugee. Anggota masyarakat yang tidak setuju dengan kondisi lingkungannya biasanya akan mencoba menjalankan usaha yang tidak terikat dengan lingkungan yang ada. g. The educational refugee. Banyak orang yang gagal dalam studinya atau mereka yang tidak cocok dengan sistem pendidikan yang ada, menjadi terpacu untuk berwirausaha. 35 Menurut Lupiyoadi (2007: 21) motivasi berwirausaha seorang muslim, didorong oleh niat yang mulia. Segala usaha seorang muslim merupakan bagian dari pengabdian diri kepada Allah SWT (QS. Al-Dzariat: 56) sang sumber rejeki. Menjadi wirausaha juga menjadi bagian upaya untuk mengubah keadaan dirinya menjadi lebih baik, karena Allah SWT tidak merubah nasib seseorang kalau dia tidak berusaha merubah dirinya sendiri (QS. ArRad: 11). Dengan menjadi wirausaha ia memberikan lapangan pekerjaan kepada orang lain. Jadi motivasi berwirausaha dalam pandangan Islam tampak tidak hanya berdimensi/berorientasi kesejahteraan di dunia, tetapi lebih dari itu dalam kerangka kebahagian hakiki di masa depan, di akhirat kelak. Menurut Saiman (2009: 26) motivasi seseorang untuk menjadi wirausaha antara lain: a. Laba Dapat menentukan berapa laba yang dikehendaki, keuntungan yang diterima, dan berapa yang akan dibayarkan kepada pihak lain atau pegawainya. b. Kebebasan Bebas mengatur waktu, bebas dari supervisi, bebas dari aturan main yang menekan/ intervensi, bebas dari aturan budaya organisasi/perusahaan. c. Impian personal Bebas mencapai standar hidup yang diharapkan, lepas dari rutinitas kerja yang membosankan, karena harus mengikuti visi, misi, impian orang lain. Imbalan untuk menentukan nasib/visi, misi dan impiannya sendiri. 36 d. Kemandirian Memiliki rasa bangga, karena dapat mandiri dalam segala hal, seperti permodalan, mandiri dalam mengelola/manajemen, mandiri dalam pengawasan, serta menjadi manajer terhadap dirinya sendiri. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi wirausaha dapat ditinjau dari motif seseorang tersebut dalam menunjukkan orientasinya terhadap bidang kewirausahaan. Beberapa pendapat diatas pada dasarnya memiliki orientasi yang sama, akan tetapi dalam penelitian ini, peneliti lebih merujuk pada pendapat dari Russell M. Knight karena pendapat ahli tersebut mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi wirausaha seseorang dari sudut pandang golongan yang lebih spesifik, dengan orientasi yang sama yaitu munculnya motivasi wirausaha didorong oleh keadaan internal seseorang untuk mencapai suatu keadaan yang lebih baik, baik secara mental maupun secara material, diantaranya: a) karena peluang ekonomi di negara lain yang lebih menguntungkan; b) pekerja yang tidak puas dengan lingkungan perusahaannya; c) individu yang memperoleh pendidikan dan pengalaman dari bisnis yang dibangun oleh keluarganya sejak ia masih anakanak biasanya kemudian akan berusaha untuk mencoba bisnis lain; d) para wanita yang merasa telah mendapatkan perlakuan diskriminatif dibandingkan kaum lakilaki, akan berusaha membuktikan bahwa dirinya cakap dan mampu; e) para ibu rumah tangga yang pada awalnya sibuk mengurus anak dan rumah tangganya akan mencoba membantu suaminya dalam hal keuangan karena kebutuhankebutuhan anak-anak yang makin dewasa makin besar; f) anggota masyarakat 37 yang tidak setuju dengan kondisi lingkungannya biasanya akan mencoba menjalankan usaha yang tidak terikat dengan lingkungan yang ada; dan g) orang yang gagal dalam studinya atau mereka yang tidak cocok dengan sistem pendidikan yang ada. B. Penelitian yang Relevan Penelitian ini menganalisis tentang terdapat atau tidaknya hubungan antara peran PKK dengan motivasi berwirausaha masyarakat Desa Jumoyo pasca erupsi Gunung Merapi tahun 2010. Berdasarkan eksplorasi peneliti, ditemukan beberapa tulisan yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu: 1. Penelitian Radika Wahyu Setyoaji, mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah, UNY yang berjudul “Dampak Program Kelompok Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Terhadap peningkatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Dusun Sosoran Desa Candimulyo Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung”. Dari hasil analisis dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa: 1) dampak program kelompok PKK terhadap peningkatan kegiatan ekonomi menunjukkan dampak yaitu masyarakat dapat meningkatkan kegiatan ekonomi keluarga dengan dengan mengikuti pelatihan keterampilan seperti pembuatan kerupuk, molen pisang, membuka warung dan pembuatan mie basah yang diterapkan dikehidupan sehari-hari untuk meningkatkan pendapatan, 2) dampak program kelompok PKK terhadap peningkatan pendapatan ekonomi yaitu kenaikan tingkat penghasilan dari responden yang telah diwawancarai sebesar 4,77%, 3) faktor pendukung dari program kelompok PKK adalah peran serta atau partisipasi dan minat dari anggota PKK yang cukup tinggi, motivasi dari 38 pengurus kepada anggota PKK, 4) faktor penghambat dari program kelompok adalah tingkat pendidikan anggota yang rata-rata masih rendah, sarana transportasi kurang memadahi dan perilaku anggota PKK yang kurang mengetahui apa itu organisasi PKK. Dari hasil penelitian di atas, terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian penulis. Persamaannya adalah keduanya memiliki variabel yang relevan dengan peneliitian penulis, dimana pada penelitian tersebut terdapat variabel (X) dampak program kelompok PKK. Selain itu terdapat persamaan jenis penelitian penulis dengan peneliti diatas yaitu keduanya menggunakan jenis penelitian kualitatif. Sedangkan perbedaan dari penelitian tersebut dengan penelitian penulis yaitu yang terletak pada variabel (Y). Yang kedua, subjek dari kedua penelitian sangat berbeda, pada penelitian saudara Radika, subjek penelitiannya yaitu perempuan di Dusun Sosoran, Desa Candimulyo, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, sedangkan yang penulis jadikan subjek penelitian adalah masyarakat Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang. 2. Penelitian Desi Arisandi, mahasiswa Ilmu Pemerintahan, Universitas Mulawarman yang berjudul “Peran PKK di Dalam Pemberdayaan Perempuan di Desa Muara Bengkal Ilir Kecamatan Muara Bengkal Kabupaten Kutai Timur”. Dari hasil analisis dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa PKK Desa Muara Bengkal Ilir harus mampu memberikan kebutuhan yang diperlukan oleh ibu-ibu masyarakat Desa Muara Bengkal Ilir, yaitu didalam memberikan motivasi bagi anggota ibu-ibu masyarakat Desa Muara Bengkal 39 Ilir diharapkan bagi ketua PKK agar bisa memberikan dorongan atau rangsangan yang lebih banyak lagi, dan dalam memberikan fasilitas harus dapat lebih memfasilitasi dalam hal sarana dan pra sarana, maupun hal materi, dan didalam hal pembinaan (pendidikan dan pelatihan) PKK harus bisa lebih memberikan pembinaan yang memang sangat dibutuhkan dan PKK Desa Muara Bengkal Ilir saat ini didalam hal pemberian motivator, fasilitator, pembinaan (pendidikan dan pelatihan) sudah bisa dikatakan baik. Penelitian di atas memiliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti dilihat dari variabel (X) nya yaitu peran PKK dan jenis penelitiannya merupakan penelitian deskritif atau kualitatif. Namun lokasi dan subjek penelitian berbeda dengan penelitian peneliti, jika pada penelitian tersebut subjeknya adalah PKK Desa yang berlokasi Muara Bengkal Ilir Kabupaten Kutai Timur, penelitian yang dilakukan peneliti dilakukan pada masyarakat Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. 3. Penelitian Tiyas Rupiasih, mahasiswa program studi Administrasi Perkantoran, UNY yang berjudul “Peran Pembelajaran Kewirausahaan dalam Meningkatkan Minat Berwirausaha Siswa Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Yogyakarta”. Dari hasil analisis dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa peran pembelajaran kewirausahaan dalam meningkatkan minat berwirausaha siswa kelas XI kompetensi kahlian administrasi perkantoran SMK Negeri 1 Yogyakarta termasuk dalam kategori berperan dengan persentase sebesar 78,1% atau 50 siswa. Hasil perhitungan masing- 40 masing indikator yaitu: tujuan pembelajaran dikategorikan berperan dengan persentase 71,9%, sumber belajar dikategorikan berperan dengan persentase 56,3%, strategi pembelajaran dikategorikan berperan dengan persentase 51,6%, keterlibatan siswa dikategorikan berperan dengan persentase 84,4%, perasaan senang dan tertarik dikategorikan berperan dengan persentase 70,3%, keinginan mempelajari dikategorikan berperan dengan persentase 85,9%, dan membuktikan rasa ketertarikan dikategorikan berperan dengan persentase 76,6%. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran kewirausahaan berperan dalam meningkatkan minat berwirausaha siswa kelas XI kompetensi keahlian Administrasi Perkantoraan SMK Negeri 1 Yogyakarta. Dari hasil penelitian di atas, terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian penulis. Persamaannya adalah keduanya memiliki variabel yang relevan dengan peneliitian penulis, dimana pada penelitian tersebut terdapat variabel (Y) minat berwirausaha. Selain itu terdapat persamaan jenis penelitian penulis dengan peneliti diatas yaitu keduanya menggunakan jenis penelitian kualitatif. Sedangkan perbedaan dari penelitian tersebut dengan penelitian penulis yaitu yang terletak pada variabel (X). Yang kedua, subjek dari kedua penelitian sangat berbeda, pada penelitian sadari Tiyas, subjek penelitiannya yaitu siswa kelas XI kompetensi keahlian Administrasi Perkantoraan SMK Negeri 1 Yogyakarta, sedangkan yang peneliti jadikan subjek penelitian adalah masyarakat Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang. 41 C. Kerangka Berpikir Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) adalah gerakan nasional yang tumbuh dari, oleh dan untuk masyarakat dengan perempuan sebagai motor penggeraknya menuju terwujudnya keluarga bahagia, sejahtera, maju, dan mandiri. Kesejahteraan keluarga adalah kondisi tentang terpenuhinya kebutuhan dasar manusia dari setiap anggota keluarga secara material, sosial, mental, dan spiritual hingga dapat hidup layak sebagai manusia yang bermanfaat. Peran dari Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) melalui Tim Penggerak PKK adalah untuk memfasilitasi, menggerakkan dan memberikan wadah untuk masyarakat melalui keluarga dalam mencapai tujuan kesejahteraan secara material, mental, sosial dan spiritual. PKK wajib bergerak aktif dalam membantu masyarakat untuk mencapai kesejahterannya melalui keluarga, dan tidak jarang mendapatkan beberapa pelatihan, seminar, dan penyuluhan untuk mencapai tujuan kesejahteraan tersebut. Salah satu pelatihan yang didapatkan oleh PKK di desa penelitian adalah pelatihan tanggap darurat yang diadakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melihat lokasi Desa Jumoyo terletak dekat dengan Gunung Merapi, sehingga ketika terjadi bencana kegunungapian, masyarakat di daerah penelitian sudah memiliki bekal pengetahuan tentang mitigasi bencana alam, yang disosialisasikan oleh BPBD melalui PKK. Terjadinya bencana erupsi Gunung Merapi memberikan banyak dampak terhadap beberapa wilayah, salah satunya wilayah desa jumoyo, sejak terjadinya erupsi pada akhir tahun 2010, banyak hasil erupsi berupa material seperti abu dan 42 kerikil turut memenuhi halaman masyarakat, bahkan yang terparah ketika terjadi banjir lahar dingin mengalir ke Kali Putih, mengakibatkan Dusun Gempol Desa Jumoyo terkubur lahar dingin hingga warga kehilangan tempat tinggal dan harta bendanya. Banyak masyarakat Desa Jumoyo yang kehilangan mata pencaharian dan menetap di barak pengungsian yang disebut Huntara (Hunian Sementara). Mereka menerima banyak bantuan dari masyarakat Indonesia yang bersimpati maupun dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Dalam keadaan tersebut, PKK terjun sebagai bentuk empati untuk mengelola suplai logistik dari para korban di pengungsian. PKK menangani kebutuhan sandang dan pangan pengungsi yang didapatkan dari donatur. Perubahan keadaan ekonomi yang diakibatkan oleh bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 memancing kepedulian Tim Penggerak PKK untuk berperan membangkitkan kembali masyarakat Desa Jumoyo kembali mendapatkan kesejahteraannya sebagai organisasi yang telah disematkan oleh masyarakat dalam peranannya. Melalui program penyuluhan yang bekerjasama dengan beberapa relawan, Tim Penggerak PKK berharap dapat memberikan bekal ketrampilan baru agar masyarakat Desa Jumoyo dapat memperoleh pendapatan alternatif dari sektor selain pertanian. 43 Berdasarkan uraian diatas maka kerangka berfikir tentang penelitian ini adalah sebagai berikut. Korban Jiwa Bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 Kerugian harta & benda Kehilangan pekerjaan Keluarga Sejahtera Motivasi Wirausaha Pelatihan & Penyuluhan Perubahan kondisi sosial & ekonomi masyarakat Membutuhkan motivasi untuk kembali menata kondisi perekonomian PKK Desa Jumoyo Peran PKK Terhadap Motivasi Wirausaha Masyarakat Desa Jumoyo Pasca Bencana Erupsi Gunung Merapi tahun 2010 Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Peran PKK Terhadap Motivasi Wirausaha Masyarakat Desa Jumoyo Pasca Bencana Erupsi Merapi 2010. 44 D. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan teori di atas maka dapat disusun pertanyaan penelitian sebagai berikut: 5. Bagaimana peran PKK dalam meningkatkan motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo pasca erupsi Gunung Merapi 2010? 6. Bagaimana keberhasilan peran PKK dalam memberikan motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo pasca erupsi Gunung Merapi 2010? 7. Apakah terdapat faktor pendorong peran PKK dalam memotivasi masyarakat Desa Jumoyo untuk berwirausaha? 8. Apakah terdapat faktor penghambat peran PKK dalam memotivasi masyarakat Desa Jumoyo untuk berwirausaha? 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadiankejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam penelitian ini cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan dan menguji hipotesis (Nurul Zuriah, 2007: 47). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran PKK sebagai organisasi pemberdayaan perempuan dalam keluarga dan upayanya untuk meningkatkan motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo pasca bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010. B. Tempat dan Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu 6 bulan yaitu dari persiapan penelitian, bulan April 2018 sampai dengan penyusunan laporan penelitian bulan Oktober 2018. 2. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. 46 C. Sumber Data Menurut Iofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah katakata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lainlain (Moleong, 2008: 157). Sumber data yang peneliti gunakan untuk memperoleh informasi yang valid dan relevan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. 1. Sumber data primer Data primer diperoleh secara langsung oleh peneliti tanpa adanya perantara, yaitu data yang diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan dan melalui wawancara. Data atau informasi juga diperoleh melalui pertanyaan tertulis dengan menggunakan kuesioner lisan dengan menggunakan wawancara (Moleong, 2008: 175). Sumber primer dari penelitian ini adalah observasi tentang kondisi sosial dan ekonomi masyarakat Desa Jumoyo serta program atau kegiatan PKK Desa Jumoyo yang masih berjalan hingga saat ini. Selain observasi, sumber data primer lain pada penelitian ini adalah hasil wawancara dengan pengurus PKK Desa Jumoyo yang aktif sejak tahun 2010. 2. Sumber data sekunder Sumber data sekunder merupakan sumber tidak langsung yang mampu memberikan tambahan serta penguatan terhadap data penelitian. Sumber data sekunder diperoleh melalui dokumentasi studi kepustakaan dengan bantuan media cetak dan media elektronik. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sumber dari pemberitaan media massa, website desa penelitian, dan arsip dokumentasi kegiatan yang ada di kantor Kepala Desa Jumoyo tentang terjadinya banjir lahar 47 dingin pada tahun 2010, jumlah korban, kerugian harta benda, serta bagaimana keadaan yang terjadi pada tahun 2010 tersebut. D. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Dalam memperoleh data yang valid, pengamatan ini dilakukan selama kunjungan ke Desa Jumoyo dan tidak hanya satu kali, tetapi dilakukan selama pengumpulan data berlangsung. Sependapat dengan Nasution dalam Sugiyono (2015: 64) observasi adalah dasar semua pengetahuan. Peneliti hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Pengamatan ini juga dilakukan untuk mengamati berbagai hal yang ditemui pada saat wawancara. Tabel 1. Kisi-kisi pedoman observasi Aspek No 1. Keadaan Desa Jumoyo 2. Kegiatan PKK Desa Jumoyo 3. 4. 5. 6. Deskripsi Kondisi perekonomian warga sebelum terjadi bencana erupsi Gunung Merapi 2010 Kondisi warga saat terjadi bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 Peran PKK Desa Jumoyo setelah terjadinya bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 Peran PKK terhadap motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo 2. Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan 48 yang diwawancarai memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2008: 186). Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan teknik wawancara semi terstruktur. Wawancara jenis ini bersifat lentur dan terbuka, tidak terstruktur secara ketat, tidak dalam suasana formal, dan bisa dilakukan berulang pada informan yang sama sehingga informasi yang diperoleh akan lebih terbuka dan dapat di saring berdasarkan informasi yang didapatkan berulang-ulang. Berikut pedoman wawancara guna mendapatkan data yang diinginkan. Tabel 2. Kisi-kisi Wawancara No Aspek 1. Keadaan Desa Jumoyo 2. Kegiatan PKK Desa Jumoyo Indikator a. b. a. b. c. 3. 4. Kondisi perekonomian warga sebelum terjadi bencana erupsi Gunung Merapi 2010 a. Kondisi warga saat terjadi bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 a. b. b. c. d. e. f. 5. Peran PKK Desa Jumoyo setelah terjadinya bencana erupsi Gunung Merapi tahun a. b. 49 Profil Desa Jumoyo Profil PKK Desa Jumoyo Kegiatan apa saja yang biasanya diadakan PKK Bagaimana sistematika proses dari tahap perencanaan hingga tahap pelaksanaan kegiatan selesai Sasaran kegiatan/program Pekerjaan yang ditekuni sebelum terjadinya bencana Kondisi ekonomi dalam keluarga sebelum tahun 2010 Apa yang terjadi pada warga saat terjadi bencana Apa sajakah kerugian yang diderita warga akibat bencana tersebut Bagaimana kondisi ekonomi keluarga warga setelah terjadinya bencana Perubahan sosial warga setelah terjadinya bencana Masalah yang dialami setelah terjadinya bencana Bagaimana cara warga mengatasi permasalahan tersebut Respon PKK terhadap bencana alam yang terjadi Kegiatan/program apa saja yang Nomor Butir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13, 14 15 2010 c. d. e. f. g. dilakukan PKK Desa Jumoyo untuk masyarakat yang terkena dampak bencana Faktor pendorong PKK Desa Jumoyo dalam mengadakan program tersebut Faktor penghambat PKK Desa Jumoyo dalam melaksanakan program tersebut Tanggapan masyarakat dengan dilaksanakan program tersebut Pengaruh apa saja yang terjadi setelah terlaksananya program tersebut terhadap masyarakat Desa Jumoyo Tingkat keberhasilan program PKK Desa Jumoyo 16 17 18 19 20 6. Peran PKK terhadap motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo a. b. Program PKK yang berfokus pada bidang wirausaha Pengaruh kegiatan yang dilakukan PKK Desa Jumoyo terhadap keinginan masyarakat dalam berwirausaha 21, 22 23, 24 3. Dokumentasi Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari dokumen dan arsip yang terdapat disekolah. Sumber yang berupa dokumen dan arsip memiliki posisi penting dalam penelitian (Sutopo, 2006: 62). Peneliti menggunakan sumber dokumen arsip agar hasil penelitian lebih kredibel apabila didukung dengan sumber dokumen arsip. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sumber dari data pencatatan yang ada di kantor Kepala Desa, pengurus PKK, dan dokumen pemberitaan dari media massa maupun portal berita online tentang terjadinya banjir lahar dingin pada tahun 2010, jumlah korban, kerugian harta benda, serta bagaimana keadaan yang terjadi pada tahun 2010 tersebut. 50 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. Tabel 3. Pedoman dokumentasi Kondisi Aspek Ada Tidak Ada Dekripsi Keadaan Desa Jumoyo Kegiatan PKK Desa Jumoyo Kondisi perekonomian warga sebelum terjadi bencana erupsi Gunung Merapi 2010 Kondisi warga saat terjadi bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 Peran PKK Desa Jumoyo setelah terjadinya bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 Peran PKK terhadap motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo E. Informan Penelitian Informan dalam penelitian adalah orang atau pelaku yang benar-benar tahu dan menguasai masalah, serta terlibat langsung dengan masalah penelitian. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, maka peneliti sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor kontekstual, jadi dalam hal ini sampling dijaring sebanyak mungkin informasi yang menjadi dasar rancangan teori yang dibangun. Pemilihan informan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah berdasarkan pada asas subyek yang menguasai permasalahan, memiliki data, dan bersedia memberikan informasi lengkap dan akurat. Informan yang bertindak 51 sebagai sumber data dan informasi harus memenuhi syarat. Pihak yang akan menjadi informan narasumber (key informan) dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik sampling yaitu teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2009: 300) purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Ciri-ciri khusus dari purposive sampling menurut Lincold dan Guba dalam Sugiyono (2015: 54) yaitu, 1) Emergent sampling designi/Sementara; 2) Serial selection of sample units/Menggelinding seperti bola salju (snow ball); 3) Continuous adjustment or focusing of the sample/disesuaikan dengan kebutuhan; 4) Selection to the point of redundancy/dipilih sampai jenuh. Sampel yang dimaksud adalah informan dengan metode pemilihan peneliti yang merujuk pada snowball sampling caranya yaitu, peneliti memilih informan tertentu yang dipertimbangkan akan memberi data yang diperlukan, selanjutnya berdasarkan data atau informasi yang diperoleh dari informan sebelumnya itu, peneliti dapat menetapkan sampel lainnya yang dipertimbangkan akan memberikan data lebih lengkap. Informan kunci dalam penelitian ini adalah ketua PKK Desa Jumoyo. F. Validitas Data Teknik pengujian yang digunakan untuk validitas data dalam penelitian ini adalah menggunakan triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2009: 330). Triangulasi juga dapat diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada (Sugiyono, 2015: 83). Denzin dan Moleong (2009: 330) membedakan 52 empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Triangulasi yang digunakan peneliti dalam peneliian ini adalah triangulasi sumber. Triangulasi sumber menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber (Sugiyono, 2015: 373). Peneliti membandingkan data informan satu dengan yang lain menggunakan teknik pengumpulan data yang sama. Hasil data dari teknik pengumpulan data wawancara berupa pernyataan pengurus PKK dibandingkan dengan anggotanya. G. Teknik Analisis Data Setelah peneliti melakukan penelitian di lapangan dan mengumpulkan data-data, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan analisis data. Analisis data menurut Patton dalam Iqbal Hasan (2010: 29), adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Teknik analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah analisis interaktif. Menurut Miles dan Huberman (1992: 16) aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Dalam analisis ini, peneliti menggunakan analisis interaktif model Miles dan Hubberman. Proses analisis interaktif model ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Reduksi Data (Data Reduction) Reduksi data adalah merangkum dan memilih hal-hal pokok yang memfokuskan pada hal yang penting dan membuang yang tidak perlu dari data yang telah diperoleh di lapangan. Data yang sudah direduksi akan memberikan 53 gambaran yang jelas sehingga dapat ditarik kesimpulan atau verifikasi dari data yang telah dikumpulkan. 2. Penyajian Data (Data Display) Setelah mereduksi data langkah selanjutnya ialah menyajikan data. Pada langkah ini peneliti menyusun data yang relevan sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna. Penyajian data kualitatif menggunakan teks naratif dengan bentuk kata-kata yang berisi informasi dari hasil penelitian yang telah dilakukan. 3. Penarikan Simpulan atau Verifikasi (Conclusion/Verifying) Langkah terakhir dari analisis data kualitatif menurut Miles dan Hubberman (1992: 18) adalah penarikan simpulan atau verifikasi. Kesimpulan diperoleh dari data-data dengan bukti yang valid dan konsisten agar kesimpulan yang diperoleh sesuai dengan rumusan masalah dan lebih terstruktur. Pengumpulan data Penyajian data Reduksi data Kesimpulankesimpulan: Gambaran/Verifikasi Gambar 2. Komponen Dalam Analisis Data (Miles dan Huberman, 1992:18) 54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Deskripsi Desa Jumoyo a. Sejarah Desa Desa Jumoyo awalnya merupakan daerah yang sangat subur pada Tahun 1400 Masehi Desa Jumoyo Kedatangan Pedagang dari Persia yang bernama Sayid Hamdan Wafa Al Jumaya dan beliau meninggal di Desa Jumoyo Pada Tahun 1423 Masehi di makamkan di Dusun Jumoyo Kidul. Adapun Kepala Desa yang pernah menjabat dari periode-ke periode: Tabel 4. Kepala Desa dari Periode-ke periode Kepala Desa Ke Kepala Desa I Kepala Desa II Kepala Desa III Kepala Desa IV Kepala Desa V Kepala Desa VI Kepala Desa VII Kepala Desa VIII Kepala Desa IX Kepala Desa X Kepala Desa XI Kepala Desa XII Nama Kepala Desa : R. Hadi Admodjo : R. Prawiro Sardjono : R. Soewondo : H. Djalal : Tambeng : Saroni : H. Ismail : R. Tedjo : Suparjo. BA : Siswadi SH : H. Sungkono : H. Sungkono Periode .......-1928 1928-1940 1940-1944 1944-1954 1954-1957 1957-1959 1959-1967 1967-1989 1989-1997 1999-2007 2007-2013 2013-sekarang Sumber: Kelurahan Desa Jumoyo Berdasarkan tabel 4 di atas dapat diketahui kepala desa yang memimpin Desa Jumoyo, sebanyak sebelas kali pergantian kepala desa sampai sekarang. Kepala Desa yang menjabat pertama kali adalah R. Hadi Admodjo dan yang terakhir atau masih menjabat sampai sekarang adalah H. Sungkono. 55 Sumber: RPJMD Desa Jumoyo tahun 2010-2014 Gambar 3. Peta Wilayah Desa Jumoyo b. Profil Wilayah 56 1) Batas Desa Desa Jumoyo merupakan salah satu desa di Jawa Tengah yang terletak di wilayah Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, dengan batas desa: a) Sebelah Barat: Desa Gulon, Kec. Salam, Kab. Magelang b) Sebelah Utara: Desa Kradenan, Desa Srumbung Kec. Srumbung, Kab. Magelang c) Sebelah Timur: Desa Sucen, Kec. Salam, Kab. Magelang d) Sebelah Selatan: Desa Tirto, Desa Somoketro Kec. Salam, Kab. Magelang. 2) Luas Wilayah Luas wilayah Desa Jumoyo terbagi dilihat dari dusun, RW dan RT dapat dilihat dalam tabel 5 sebagai berikut: Tabel 5. Luas Wilayah No Dusun 1 Jumoyo Lor 2 Jumoyo Kidul 3 Seloiring 4 Tegalsari 5 Pendem 6 Gempol/Kadirogo 7 Kemburan 8 Dowakan 9 Kemiren/Karanggawang 10 Wironayan/Larangan 11 Babadan 12 Pulosari 13 Remame Sumber: Kelurahan Desa Jumoyo 57 RW I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII RT 7 4 5 4 2 4 5 3 7 4 5 6 3 Keterangan 2 Dusun 2 Dusun 2 Dusun Berdasarkan tabel 5, dapat diketahui bahwa Desa Jumoyo memiliki luas wilayah Desa 380.076 Ha, yang terbagi menjadi 16 padukuhan dengan jumlah RW sebanyak 13 dan RT sebanyak 59. 3) Peruntukan Lahan Wilayah Desa Jumoyo terbagi menjadi beberapa kategori, diantaranya sebagai berikut: Tabel 6. Peruntukan Lahan No Penggunaan Lahan 1 Sawah / pertanian 2 Ladang / tegalan 3 Industri 4 Perkebunan 5 Permukiman 6 Perdagangan & jasa 7 Hutan 8 Lain-lain Sumber: Kelurahan Desa Jumoyo Jumlah Luas (Ha) 200.455 15.321 7 9.472 132.434 5 13.858 8.524 Berdasarkan tebel 6, diketahui bahwa wilayah Desa Jumoyo diperuntukan untuk sawah/pertanian sebesar 200.455 Ha, Ladang/tegalan sebesar 15.321 Ha, Industri sebesar 7 Ha, Perkebunan 9.472 Ha, Pemukiman sebesar 132.434 Ha, Perdagangan dan jasa sebesar 5 Ha, hutan sebesar 13.858 Ha dan lain-lain sebesar 8.524 Ha. c. Profil Masyarakat Peningkatan standar kesejahteraan serta kondisi perekonomian suatu pedesaaan dipengaruhi salah satunya adalah profil masyarakat yang ada di desa tersebut. Berikut profil masyarakat didasarkan pada jumlah penduduk, mata pencaharian atau pekerjaan masyarakat, dan tingkat pendidikan warga 58 masyarakat. Berikut profil masyarakat Desa Jumoyo ditampilkan pada tabel 7, 8, dan 9 sebagai berikut: a) Jumlah Penduduk Keseluruhan Profil jumlah penduduk di Desa Jumoyo mempunyai komposisi perbandingan yang hampir sama antara warga yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Komposisi tersebut ditampilkan pada tabel berikut ini: Tabel 7. Data Penduduk Desa Jumoyo Jumlah Penduduk No Nama Dusun Total L (Jiwa) P (Jiwa) (Jiwa) 1 Jumoyo Lor 407 398 805 2 Jumoyo Kidul 264 258 522 3 Seloiring 432 428 860 4 Tegalsari 288 217 505 5 Pendem 174 177 351 6 Gempol/Kadirogo 330 285 615 7 Kemburan 330 336 666 8 Dowakan 168 169 337 9 Kemiren/Karanggawang 446 509 955 10 Wironayan/Larangan 248 250 498 11 Babadan 308 309 617 12 Pulosari 457 456 913 13 Remame 299 298 597 Jumlah 4.151 4.090 8.241 Sumber: Kelurahan Desa Jumoyo KK 225 150 242 140 109 195 227 109 256 152 208 268 170 2.451 Berdasarkan tabel 7, diketahui bahwa jumlah penduduk di Desa Jumoyo adalah berjumlah 8.241 jiwa yang terdiri dari 4.151 warga berjenis kelamin laki-laki dan 4.090 warga berjenis kelamin perempuan dan terbagi dalam 2.451 KK yang tersebar di 13 padukuhan. 59 b) Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Profil masyarakat Desa Jumoyo berdasarkan jenis pekerjaan terbagi dalam beberapa kategori pekerjaan sebagai berikut: Tabel 8. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian No Mata Pencaharian Jumlah 1 PNS 110 2 ABRI/POLRI 18 3 Pensiunan 123 4 Petani 300 5 Swasta 282 6 Pedagang 226 7 Buruh tani 640 8 Tukang 79 9 Dll 1295 Sumber: Kelurahan Desa Jumoyo Keterangan Berdasarkan tabel 8, diketahui bahwa pekerjaan warga di Desa Jumoyo terbagi menjadi PNS sebanyak 110 orang, ABRI/POLRI sebanyak 18 orang, Pensiunan sebanyak 123 orang, Petani sebanyak 300 orang, Swasta sebanyak 282 orang, Pedagang sebanyak 226 orang, Buruh Tani 640 orang, Tukang 79 orang dan lain-lain sebanyak 79 orang. Berdasarkan data tersebut rata-rata mata pencaharian warga Desa Jumoyo sebagai petani dan pedagang. 60 c) Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tabel 9. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kelompok Jumlah N % Laki-laki N % Perempuan N % Belum Tamat 3227 37.01% 1562 17.91% 1665 19.10% SD/Sederajat SLTA/ Sederajat 1829 20.98% 1009 11.57% 820 9.40% Tamat SD/ Sederajat 1640 18.81% 776 8.90% 864 9.91% SLTP/Sederajat 1620 18.58% 840 9.63% 780 8.95% Diploma IV/ Strata I 214 2.45% 118 1.35% 96 1.10% Akademi/ D III/ S. 122 1.40% 56 0.64% 66 0.76% Muda Diploma I / II 51 0.58% 27 0.31% 24 0.28% Strata II 16 0.18% 11 0.13% 5 0.06% Tidak / Belum 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% Sekolah Strata III 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% Belum Mengisi 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% Total 8719 100% 4399 50.45% 4320 49.55% Sumber: Kelurahan Desa Jumoyo Berdasarkan tabel 9, diketahui bahwa persentase tingkat pendidikan warga masyarakat di Desa Jumoyo terbagi dalam jenjang sebagai berikut: Belum Tamat SD/Sederajat sebesar 37.01%, Tamat SD/Sederajat sebesar 18.81%, SLTP/Sederajat sebesar 18.58%, SLTA / Sederajat sebesar 20.98%, Diploma I/II sebesar 0.58%, Akademi/ Diploma III/S. Muda sebesar 1.40%, Diploma IV/ Strata I sebesar 2.45%, Strata II sebesar 0.18%. Berdasarkan data tingkat pendidikan di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat perempuan di Desa Jumoyo lebih dari setengah warga perempuannya atau sebesar 61.46% menempuh pendidikan. Hal itu menunjukkan bahwa kesadaran kaum perempuan di Desa Jumoyo untuk 61 mengenyam pendidikan sudah cukup baik dan perlu mendapat dukungan baik dari pihak keluarga maupun lingkungan masyarakat. d. Pemerintahan Desa 1) Visi dan Misi a) Visi “Terwujudnya masyarakat Desa Jumoyo yang aman tertib, damai, sejahtera lahir dan batin yang didukung oleh semua elemen masyarakat dan swadaya masyarakat dan menciptakan masyarakat Desa Jumoyo yang agamis, sejahtera dan mandiri” b) Misi 1. Meningkatkan keamanan dan ketertiban di lingkungan masyarakat Desa Jumoyo. 2. Meningkatkan pelayanan lembaga–lembaga desa kepada masyarakat agar kebutuhannya terpenuhi. 3. Meningkatkan kesehatan lingkungan masyarakat Desa Jumoyo. 4. Mengupayakan peningkatan kualitas SDM masyarakat Desa Jumoyo yang bertumpu pada iptek dan imtaq (ilmu pengetahuan teknologi serta beriman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa). 5. Meningkatkan kemampuan dan peranan wanita dalam semua aspek kehidupan. 6. Mengupayakan terciptanya lapangan kerja dan peningkatan ekonomi rakyat. 62 7. Meningkatkan sarana dan prasarana dasar pemukiman. 8. Meningkatkan produksi pertanian. 9. Melestarikan adat istiadat dan budaya asli desa. 10. Mengoptimalkan/ meningkatkan kesadaran masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan desa. 11. Meningkatkan pemahaman keagamaan serta aktualisasinya. 12. Membangkitkan semangat gotong royong untuk membangun Desa Jumoyo. 13. Memaksimalkan Sumbar Daya Alam dan Sumber Daya Alam yang ada untuk kesejahteraan warga Desa Jumoyo 2) Data Perangkat Desa Tabel 10. Data Perangkat Desa Jumoyo No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Nama Sungkono Djoko Hasthono Agus Rinanto Ismadi Muhajir Acmad Nurfuat Sumarni, Amd Achmad Muthohir Sarto Muh Jaelani Slamet Riyadi Sumarni, Amd Sudiyanto Mugiyanto Ngatijo Ahmad Hisam Mukhamad Tahmid Muh Zunus Ahmad Jumaedi Titi Etmiersi Jabatan KADES SEKDES KASI PEMERINTAHAN KASI PEMBANGUNAN KASI KESRA KAUR KEUANGAN KAUR UMUM KADUS KADUS KADUS KADUS PJ KADUS KADUS PJ KADUS KADUS KADUS KADUS KADUS KADUS PJ KADUS Sumber: Kelurahan Desa Jumoyo 63 Alamat Jumoyo Lor Tegalsari Seloiring Seloiring Babadan Jumoyo Kidul Pendem Jumoyo Lor Jumoyo Kidul Seloiring Tegalsari Pendem Gempol Kemburan Dowakan Kemiren Wironayan Babadan Pulosari Remame Berdasarkan tabel 10, diketahui bahwa terdapat 20 orang yang menduduki posisi dalam pemerintahan Desa Jumoyo, diantaranya Kades, Sekdes, Kasi Pemerintahan, Kasi Pembangunan, Kasi Kesra, Kaur Keuangan, Kaur Umum, 8 orang Kadus dan 3 Penanggung Jawab Kadus. 3) Badan Permusyawarahan Desa Tabel 11. Data Badan Permusyawaratan Desa No Nama 1 M.Darmawan Purwanto,SE 2 Much alwadi Suwito 3 Joko Siswanto 4 Paeran SH 5 Much Zaeni 6 M Hariyanto 7 Purwanti Nugraheni, S.Ag 8 Ahmad Marzani 9 Ngatiyah 10 Joko Irwanto Sumber: Kelurahan Desa Jumoyo Jabatan Ketua Wakil Ketua Sekretaris Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Badan Permusyawaratan Desa merupakan sebuah organisasi yang dibentuk oleh pemerintah desa atas dasar pilihan masyarakat, yang tugasnya mengawasi dan memonitor kegiatan Desa Jumoyo secara menyeluruh, termasuk anggaran, perencanaan program, pelaksanaan, hingga pertanggungjawaban serta mengawasi arus keuangan pemerintahan di Desa Jumoyo. Berdasarkan tabel 11, diketahui bahwa Badan Permusyawaratan Desa terdiri dari 11 orang dengan rincian ketua, wakil ketua, sekretaris dan 8 anggota. e. Potensi Desa Desa Jumoyo merupakan sebuah desa yang terletak diantara Jalur Jalan Propinsi Jawa Tengah, diantara Propinsi DIY dan Kota Muntilan yang 64 merupakan jalur Lalu Lintas lintasan regional. Hal tersebut menjadikan Desa Jumoyo sebagai kawasan yang strategis untuk mendukung perkembangan perekonomian masyarakat. Mobilitas masyarakat Desa Jumoyo juga dipermudah dengan lokasi wilayahnya yang dilalui Jalan Propinsi ditengahnya. Pada beberapa dusun yang ada di Desa Jumoyo, merupakan daerah aliran sungai yang bernama Kali Putih. Kali Putih adalah salah satu sungai yang ketika terjadi erupsi Gunung Merapi selalu menjadi sungai yang mengalirkan lahar dingin hasil erupsi. Pada tahun 2010, Gunung Merapi mengalami erupsi dahsyat yang menyebabkan limpahan material lava mengalir dan menjadi lahar dingin. Pada hari Senin 3 Januari 2011, terjadi banjir lahar dingin yang sangat besar dan menenggelamkan Dusun Gempol, Desa Jumoyo serta menyebabkan Jalan Magelang-Jogja ditutup untuk sementara waktu. Hal tersebut menyebabkan puluhan rumah di Dusun Gempol dan Seloiring hilang maupun rusak berat, sehingga tidak layak huni lagi. Namun demikian di lain hal kawasan Desa Jumoyo menjadi kaya dengan potensi pasir dan batu. Potensi lain yang ada di Desa Jumoyo adalah, tanah liat sebagai bahan dasar pembuatan batu bata dan sumber air sebagai potensi untuk lahan pertanian dan perikanan. Produksi bakpia merupakan salah satu produk dari Desa Jumoyo yang di mulai pada bulan 24 November 2013 dengan awal jumlah karyawan 2 orang. Hingga saat ini sudah memiliki karyawan 18 orang dan telah memproduksi 1600 bungkus per harinya, Bakpia Pandan Mas pun 65 telah di pasarkan selain di Pasar Muntilan dan toko serta warung warung di sekitar Desa Jumoyo juga telah di pasarkan sampai ke daerah Muntilan, Srumbung dan Ngluwar. Bakpia Pandan Mas diproses secara higienis dan tanpa bahan pengawet. Hal itu juga yang menyebabkan bakpia Pandan Mas tidak mampu bertahan lebih dari satu minggu. 2. Deskripsi Program Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) a. Sejarah Berdirinya Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang PKK sebagai gerakan pembinaan masyarakat dimulai dari seminar Home Economic di Bogor tahun 1957 dan disusun mata-mata pelajaran Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) tahun 1961 serta menghasilkan 10 segi kehidupan keluarga yaitu family relation (hubungan inter dan antara keluarga), child care (membimbing dan mengasuh anak), food (makanan), clothing (makanan), housing (perumahan), health (kesehatan), family income (keuangan keluarga), home management (tatalaksana rumah tangga), security (keamanan lahir dan batin), sound planing (perencanaan sehat). Pada tahun 1967 oleh istri Gubernur Jawa Tengah (Ibu Istriati Moenadi) dilakukan pengembangan materi menjadi 10 Segi Pokok PKK yang dilaksanakan secara intensif di Jawa Tengah. 10 Segi Pokok tersebut meliputi pengahayatan dan pengamalan pancasila, gotong royong, pangan, sandang, perumahan, tata laksana rumah tangga, pendidikan dan keterampilan, kesehatan, pengembangan kehidupan beroperasi, kelestarian lingkungan hidup, perencanaa sehat sesuai dengan buku kerja Tim Penggerak PKK Kabupaten Magelang. 66 Sejak pertama kali dibentuk, PKK telah mengalami perubahan dan perkembangan. Perubahan tersebut diantaranya beberapa pembaharuan yang didasarkan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor: 1 Tahun 2013 tentang Pemberdayaan Masyarakat melalui Gerakan PKK; Keputusan RAKERNAS VII PKK Nomor: 02/Kep/Rakernas VIII PKK/VII/2010, tanggal 30 Juli 2010 tentang Pedoman Kelembagaan PKK; Surat Keputusan Ketua Umum Tim Penggerak PKK Nomor: 07/KEP/PKK.Pst/IX/2015 tanggal 14 September 2015 Tentang Penyelenggaraan dan Pembentukan Panitia Rapat Kerja Nasional VIII Tim Penggerak PKK Tahun 2015. Kelembagaan dan pengelolaan gerakan PKK disebut Tim penggerak PKK (TP PKK) adalah mitra kerja pemerintahan dan organisasi kemasyarakatan, yang berfungsi sebagai fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali dan penggerak pada masing-masing jenjang untuk terlaksananya program PKK. TP PKK ini meliputi pusat, provinsi, kabupaten, kota, kecamatan, serta desa/kelurahan. PKK di Desa Jumoyo mulai dibentuk pada tahun 1967 atas dasar inisiatif dari Isteri Gubernur Jawa Tengah Ibu Isriati Moenadi karena pada saat itu tersentuh melihat kehidupan sebagian masyarakat Jawa Tengah yang sangat menyedihkan dan memprihatinkan terutama daerah Dieng Kabupaten Wonosobo diantara mereka banyak yang menderita Honger Odeem (HO) atau busung lapar, sehingga dibentuklah PKK di Jawa Tengah dari tingkat Provinsi sampai Desa dan Kelurahan untuk melaksanakan 10 Segi Pokok PKK secara intensif. PKK menjadi lembaga resmi setelah Menteri Dalam Negeri Bapak Amir Machmud mengirim Surat Kawat Nomor : SUS 3/6/12 pada tanggal 27 Desember 67 1972. Untuk wilayah Kabupaten Magelang pembentukan kelompok PKK dilakukan pada setiap desa dan Desa Jumoyo yang memiliki 13 dusun. Berikut adalah rincian nama dusun yang ada di Desa Jumoyo: a) Dusun Jumoyo Lor; b) Jumoyo Kidul; c) Dusun Seloiring; d) Dusun Tegalsari; e) Dusun Pendem; f) Dusun Gempol/Kadirogo; g) Dusun Kemburan; h) Dusun Dowakan; i) Dusun Kemiren/Karanggawang; j) Dusun Wironayan/ Larangan; k) Babadan; l) Pulosari; m) Remame, Kelompok PKK yang ada di masing-masing dusun bergabung di tingkat pedesaan menjadi TP PKK Desa Jumoyo. b. Susunan Kepengurusan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang PKK Desa Jumoyo memiliki pengurus inti yang berjumlah 31 orang dan mempunyai 80 anggota yang aktif dalam setiap program kegiatan. Pengurus tersebut berasal dari 13 padukuhan/dusun yang ada di Desa Jumoyo, dengan rincian setiap dusun terdiri dari 4 hingga 5 orang. Rata-rata pengurus PKK Desa Jumoyo berpendidikan SMA, dalam pelaksanan suatu kegiatan terdapat penanggung jawab dalam setiap Pokja program yang sudah ditentukan tugas dan kewajibannya. Koordinasi yang baik menjadi elemen utama dalam pencapaian tujuan PKK. Pengurus PKK Desa Jumoyo terdiri dari ibu-ibu yang mempunyai pekerjaan diluar kepengurusan PKK, namun mereka mempunyai komitmen untuk menjalankan tugas dan perannya sebagai pengurus PKK. Berikut susunan tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga Desa Jumoyo Masa Bhakti Tahun 2014 -2019: 68 Tabel 13. Daftar Kepengurusan PKK Desa Jumoyo No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Jabatan dalam Kepengurusan Asal Dusun Ketua Jumoyo Lor Wakil Ketua I Tegalsari Wakil Ketua II Jumoyo Lor Sekretaris I Jumoyo Lor Sekretaris II Pulosari Bendahara I Seloiring Bendahara II Larangan Ketua Pokja I Pulosari Sekretaris Pokja I Tegalsari Bendahara Pokja I Pendem Anggota Pokja I Wironayan Anggota Pokja I Karanggawang Anggota Pokja I Babadan Ketua Pokja II Kemburan Sekretaris Pokja II Dowakan Bendahara Pokja II Pulosari Anggota Pokja II Jumoyo Lor Anggota Pokja II Jumoyo Kidul Anggota Pokja II Seloiring Ketua Pokja III Remame Sekretaris Pokja III Kemburan Bendahara Pokja III Seloiring Anggota Pokja III Kemburan Anggota Pokja III Gempol Anggota Pokja III Jumoyo Lor Ketua Pokja IV Jumoyo Kidul Sekretaris Pokja IV Jumoyo Kidul Bendahara Pokja IV Dowakan Anggota Pokja IV Babadan Anggota Pokja IV Kemiren Anggota Pokja IV Remame Sumber: Kelurahan Desa Jumoyo 69 c. Anggota Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang Anggota PKK di Desa Jumoyo bersal dari 13 Dusun, jumlah anggota mengalami fluktuaktif yang artinya selalu berubah karena masuknya anggota baru maupun anggota lama yang keluar atau tidak aktif lagi. Anggota yang baru akan mendapatkan bimbingan dan secara bertahap supaya mengikuti anggota lain yang telah lama bergabung sehingga mendapat pengetahuan yang luas tentang sistem dalam PKK. d. Tugas a. Menyusun rencana kerja PKK Desa/Kelurahan, sesuai dengan hasil Rakerda Kabupaten/Kota; b. Melaksanakan kegiatan sesuai jadwal yang disepakati; c. Menyuluh dan menggerakkan kelompok-kelompok PKK Dusun/ Lingkungan, RW, RT dan dasa wisma agar dapat mewujudkan kegiatankegiatan yang telah disusun dan disepakati; d. Menggali, menggerakan dan mengembangkan potensi masyarakat, khususnya keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan; e. Melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada keluarga-keluarga yang mencakup kegiatan bimbingan dan motivasi dalam upaya mencapai keluarga sejahtera;. f. Mengadakan pembinaan dan bimbingan mengenai pelaksanaan program kerja; 70 g. Berpartisipasi dalam pelaksanaan program instansi yang berkaitan dengan kesejahteraan keluarga di desa/kelurahan; h. Membuat laporan basil kegiatan kepada Tim Penggerak PKK Kecamatan dengan tembusan kepada Ketua Dewan Penyantun Tim Penggerak PKK setempat; i. Melaksanakan tertib administrasi; dan j. Mengadakan konsultasi dengan Ketua Dewan Penyantun Tim Penggerak PKK setempat.; e. Fungsi a. Penyuluh, motivator dan penggerak masyarakat agar mau dan mampu melaksanakan program PKK; dan b. Fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali, pembina dan pembimbing Gerakan PKK. B. Deskripsi Informan Informan penelitian merupakan sumber utama peneliti dalam menggali informasi yang dibutuhkan peneliti dalam melakukan penelitian ini secara mendalam. Informan dalam penelitian yang berjudul “Peran PKK Terhadap Motivasi Wirausaha Masyarakat Desa Jumoyo Pasca Bencana Erupsi Merapi 2010” adalah pengurus PKK Desa Jumoyo, korban terdampak banjir lahar dingin yang saat ini memiliki usaha dalam beberapa bidang, dan relawan dari PMI yang saat itu mengabdi di pengungsian. Alasan peneliti memilih beberapa informan tersebut dikarenakan peneliti menggunakan metode “Snowball Throwing” dengan Ketua PKK Desa Jumoyo sebagai informan kuncinya. Selanjutnya informan kunci 71 akan memberikan informasi terkait siapa yang dapat dijadikan informan selanjutnya, yaitu dengan kriteria informan tersebut benar-benar dapat memberikan informasi dan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini peneliti mengambil 7 informan yang terdiri dari SK, informan kunci yaitu ketua PKK Desa Jumoyo, SR, dan RHY yang mewakili pengurus PKK, TA mewakili pengurus PKK yang terkena dampak banjir lahar dingin dan kini menjadi wirausaha, DS dan IBN mewakili korban banjir lahar dingin yang saat ini menjadi wirausaha, serta BY yaitu seorang relawan PMI yang pada tahun 2010 menjalankan pengabdian di pengungsian dan dapur umum Desa Jumoyo setelah diterjang banjir lahar dingin material erupsi Gunung Merapi. Berikut ini deskripsi dari masing-masing informan: 1. SK SK merupakan informan kunci dalam penelitian ini dikarenakan beliau yang paling mengerti informasi yang dibutuhkan peneliti dalam penelitian ini. SK merupakan ketua PKK Desa Jumoyo sekaligus istri dari Kepala Desa Jumoyo. Usia beliau saat ini adalah 41 tahun beralamat di Dusun Jumoyo Lor. Keseharian beliau selain menjadi Ketua PKK adalah seorang ibu rumah tangga yang memiliki usaha industri rumah tangga berupa bakpia yang diberi merek “Pandan Mas”. Usaha bakpia tersebut beliau rintis setelah terjadinya banjir lahar dingin yang menimpa Desa Jumoyo pada tahun 2010. Ilmu yang beliau dapatkan dalam membuat bakpia berasal dari pelatihan pengolahan makanan yang dulu beliau selenggarakan bersama LSM. Hingga tahun 2018, dalam sehari industri rumahan 72 beliau mampu memproduksi 1600 bungkus bakpia dan dititipkan di toserba, toko makanan dan toko oleh-oleh yang ada di Kabupaten Magelang. 2. SR SR merupakan warga Dusun Seloiring yang berusia 56 tahun. Di dalam PKK Desa Jumoyo, beliau mengemban jabatan sebagai bendahara. Beliau merupakan ibu rumah tangga yang memiliki berbagai usaha kecil dirumahnya antara lain berjualan ban dalam truk, membuat bros, dan memanfaatkan kantong plastik bekas kemudian menganyamnya hingga menjadi keset. Beliau merupakan sosok yang ulet dan kreatif serta mengedepankan kejujuran dalam menjalankan amanahnya sebagai bendahara yang mengharuskan beliau mengatur arus keuangan organisasi. 3. TA TA adalah seorang pemilik warung makan yang dibuka pada tahun 2011, sebelumnya beliau merupakan penjual lontong dan suami beliau merupakan seorang petani. Kemudian ketika terjadi banjir lahar dingin pada tahun 2010 beliau kehilangan lahan pertraniannya dan suaminya pun kehilangan pekerjaannya, namun kini beliau berhasil membalikkan keadaan ekonomi dan meningkatkannya menjadi sebuah usaha yang berhasil. TA berusia 46 tahun dan beralamat di Dusun Seloiring. Dalam PKK Desa Jumoyo, beliau menjabat sebagai anggota Pokja IV. 4. RHY RHY merupakan sekretaris di PKK Desa Jumoyo yang berusia 45 tahun. Beliau bekerja sebagai staff gizi di klinik kesehatan swasta yang ada di Desa 73 Jumoyo. Selain bekerja, beliau juga memiliki usaha sampingan dengan berjualan bawang merah goreng, bawang putih goreng, dan sambal tabur. Sebelum terjadi bencana erupsi merapi dan banjir lahar dingin beliau berprofesi sebagai penjual bubur, pada saat bencana terjadi keadaan berubah drastis dan beliau sibuk membantu di pengungsian, beliau berhenti berjualan namun akhirnya kini beliau dan suami yang beramat di Dusun Jumoyo Lor tersebut sama-sama bekerja dan mengembangkan usaha sehingga mampu menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi. 5. DS DS merupakan warga Dusun Gempol yang tempat tinggalnya turut hanyut diterjang banjir lahar dingin pada tahun 2010. Pada saat bencana tersebut terjadi, DS masih duduk di bangku SMP. Karena saat itu dia menjadi korban bencana, sekolah menawarkan bantuan kepadanya hingga pada saat SMA mendapatkan beasiswa. Ketika tinggal di pengungsian, DS kerap mengikuti ibunya datang ke posko pelatihan dan melihat ibunya dilatih menjahit dan menjadi bendahara koperasi. Sejak saat itu DS menjadi gemar mencari uang, dari jual pulsa hingga kini memiliki usaha berjualan casing HP dan topi secara online dan menjadi guru setelah lolos tes CPNS di Palangkaraya. 6. IBN IBN adalah warga Dusun Gempol yang tempat tinggal dan lahan pertaniannya hilang tergenangi material banjir lahar dingin. Pada awalnya beliau berpikir untuk memanfaatkan material yang melimpah tersebut dan penjadi penambang pasir, namun ketika PKK bersama Pemerintah Desa memberikan 74 pelatihan pembuatan paving dan batako, beliau antusias dan mengikuti proses pelatihannya hingga selesai. Tidak sampai disitu, bapak berusia 38 tahun tersebut juga diberikan fasilitas modal berupa alat cetakan batako, sehingga beliau bersemangat untuk memulai usaha produksi batako dengan bahan dasar pasir dari banjir lahar dingin. Jika sebelumnya kehidupan perekonomian IBN masuk dalam kategori dibawah sejahtera, kini beliau mampu meningkatkan taraf ekonomi keluarganya, membangun rumahnya kembali dan memiliki beberapa kendaraan pribadi serta truk yang beliau gunakan sebagai sarana mobilitas usahanya. 7. BY BY adalah seorang petugas PMI yang pada saat bencana terjadi beliau menjadi relawan dan tinggal di pengungsian selama 10 bulan. Beliau merupakan perwakilan dari PMI Jawa Tengah. Selain menjadi relawan di pengungsian, pada saat itu beliau masih mahasiswa di sebuah universitas di Jerman. Beliau menempuh perkuliahan dengan sistem online. Setelah lulus pada tahun 2013, beliau kemudian bekerja di salah satu perusahaan tambang di Kalimantan. Kini beliau berusia 33 tahun, memiliki seorang putra dan beralamat di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. C. Hasil Penelitian Setelah proses penelitian melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi yang telah dilaksanakan di Desa Jumoyo, terungkap berbagai macam fakta yang terlihat di lapangan. Fokus dalam penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana peran PKK dalam memotivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo pasca erupsi Gunung Merapi tahun 2010. 75 Gerakan PKK merupakan sebuah organisasi yang bertujuan untuk memberdayakan keluarga dalam upaya meningkatkan kesejahteraan menuju terwujudnya keluarga beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju dan mandiri serta kesetaraan dan keadilan gender serta kesadaran hukum dan lingkungan. Sebagai gerakan yang sektor utama penggeraknya merupakan kaum perempuan, PKK memegang peran yang penting dalam mengemban tugas mulia untuk turut serta mewujudkan kesejahteraan keluarga. Untuk mencapai tujuan, perlu peran yang nyata dari PKK, yaitu meliputi usaha-usaha yang dilakukan oleh PKK agar secara aktif dapat berkontribusi dalam memajukan kualitas hidup masyarakat. Desa Jumoyo merupakan desa yang berada di pinggir aliran Kali Putih dan sebagian wilayahnya terkena dampak baik secara materiil maupun imateriil pada saat terjadinya erupsi Gunung Merapi tahun 2010 akibat banjir lahar dingin. Terjadinya erupsi juga menyebabkan Desa Jumoyo digunakan sebagai lokasi pengungsi dari desa-desa di sepanjang aliran Kali Putih. Dampak dari banjir lahar dingin tersebut membawa perubahan yang signifikan bagi masyarakat di Desa Jumoyo secara umum. Dampak tersebut meliputi hilangnya harta, benda, pekerjaan, lahan pertanian dan juga kerugian secara psikologis yang dialami masyarakat dan menyebabkan trauma serta menurunnya semangat dalam mengembalikan perekonomian keluarga. Untuk itu peran serta PKK dalam usaha meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat agar kembali seperti semula terutama melalui kaum perempuan menjadi salah satu solusi dalam menghadapi dampak negatif dari erupsi Gunung Merapi tahun 2010. 76 Beberapa kegiatan PKK di Desa Jumoyo sebagai usaha pencapaian visi PKK diantaranya melalui; trauma healing, penyuluhan dan pelatihan boga, pelatihan pembuatan kue, makanan ringan, keripik, pernak-pernik, pemanfaatan kain perca, program keamanan dan ketahanan pangan, pola pengolahan makanan sehat, mitigasi bencana terutama lahar dingin, pembinanan lansia, POSYANDU. 1. Peran PKK dalam meningkatkan motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo pasca erupsi gunung Merapi Berdasakan hasil penelitian yang telah dilaksanakan menunjukan bahwa Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Desa Jumoyo pasca erupsi merapi mengalami perubahan dan peningkatan program. Jika biasanya PKK cenderung statis pada program pemberdayaan perempuan dan kegiatan pertemuan rutin, terjadinya erupsi Gunung Merapi mengharuskan PKK Desa Jumoyo untuk melakukan gebrakan baru dalam programnya, terutama yang bertujuan untuk mengembalikan dan meningkatkan keadaan ekonomi masyarakat salah satunya dengan cara berwirausaha. Terjadinya bencana erupsi Gunung Merapi 2010 yang membawa arus banjir lahar dingin ke Kali Putih yang ada di Desa Jumoyo telah menjadi hal yang tidak pernah disangka akan terjadi dan mengakibatkan warga mengalami kepanikan dan kebingungan. Seperti pernyataan yang disampaikan oleh SR (56) selaku pengurus PKK Desa Jumoyo, yaitu: “.....otomatis bingung karena terjadinya lahar dingin baru sekali itu, saya sendiri juga baru mengalami sekali itu jadi ya jelas pontang-panting ya terus yang di desa sendiri itu lagi ngopeni pengungsi erupsi, eh kita sendiri juga disuruh mengungsi, sehingga kita takut” (wawancara 12/09/2018). 77 Ditengah kepanikan karena bencana yang belum pernah dialami sebelumnya, masyarakat sudah dihimbau untuk evakuasi dan pada saat bencana berlangsung, warga sudah terkondisi. Hal tersebut diungkapkan oleh TA (46) “Semula panik, tapi kemudian bisa terkondisikan” (wawancara 13/09/2018), sesuai juga dengan pernyataan dari RHY (45) yaitu: “.....mungkin dari masyarakat kebanyakan baru pertama kali mengalami terutama ya kacau, bingung itu yang terjadi mbak, sementara belum terkondisi, tapi kan terus dari PKK itu berusaha mengkondisikan. Pas terjadinya banjir itu warganya udah terkondisi di tempat evakuasi akhir” (wawancara 15/09/2018). Hal yang sama juga disampaikan DS (23) selaku warga yang mengalami langsung peristiwa tersebut, yaitu: “.....saat itu kan gunung merapi meletus, pemerintah memberi peringatan kan, kita kan belum pernah mengalami seperti itu, setelah itu diinformasikan untuk segera evakuasi, ibuk saya nyuruh untuk mengumpulkan barang-barang yang berharga, terus abis itu ke titik kumpul itu di pinggir jalan di gapura udah disediakan truk, lalu pada saat itu kami bersama para lansia dan para wanita itu terus mengungsi ke balai desa jumoyo, kalau tidak salah jam 3 sore, banjirnya itu maghrib” (wawancara 22/09/2018). Bencana erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada tahun 2010 mengakibatkan berbagai macam kerugian yang melanda masyarakat Desa Jumoyo, kerugian ini bersifat materiil dan imateriil. Kerugian materiil meliputih hilangnya tempat tinggal, lahan pertanian, ladang, dan fasilitas umum seperti jembatan penyeberangan dan mushola, sedangkan kerugian imateriil meliputi trauma psikis dan hilangnya mata pencaharian. DS (23) merupakan warga Dusun Gempol yang terkena dampak langsung mengungkapkan: 78 bencana banjir lahar dingin “.....kerugian yang paling utama itu matinya mata pencaharian para kepala keluarga ya, jadi yang pasti mereka tidak bisa bekerja otomatis tidak ada pemasukan itu kerugian yang pertama, yang kedua ada juga yang mengalami kerusakan rumah hingga hilangnya rumah dan barang berharga. Jadi ada juga yang udah tau mau banjir tapi namanya orang desa malah menyimpan uangnya dibawah bantal dirumahnya, yaudah hanyut uangnya. Ada juga kerugian psikis, yang trauma gitu orang tua itu udah dibilang jangan disitu malah masih di lokasi jadi mereka lari-lari gitu lho mbak” (wawancara 22/09/2018). Hal yang sama juga disampaikan oleh IBN (38) yang mengatakan “Ya yang pasti satu kehilangan rumah beserta perabot dan harta benda yang lain, dua kayak saya gini jadi nggak punya lahan garapan lagi karena terendam pasir dan batu” (wawancara 26/09/2018). SK (41) sebagai ketua PKK Desa Jumoyo juga sependapat dan mengatakan “Banyak, kerugian material immaterial. Material itu bangsane rumah, sawah, lahan pertanian. Yang immaterial itu psikis, berlamalama di pengungsian kan juga jadi stress” (wawancara 08/09/2018). Hal senada juga disampaikan oleh TA (46) yaitu “kerugiannya sawah dan ladang yang hilang, tempat tinggal juga banyak yang hilang, tempat atau lahan mencari nafkah juga banyak yang hilang” (wawancara 13/09/2018). Bencana yang terjadi menimpa sebagian wilayah Desa Jumoyo dan tidak pernah disangka akan menjadi kejadian yang luar biasa. Masyarakat Desa Jumoyo yang mengungsi mendapatkan perhatian serius dari pemerintah, tak terkecuali dari PKK. Pada saat terjadi kepanikan di lapangan, PKK Desa Jumoyo secara tanggap turut serta dalam membantu masyarakat. BY (33) seorang relawan Palang Merah Indonesia (PMI) yang saat itu diterjunkan untuk membantu di posko pengungsian mengungkapkan “PKK itu yang mengatur semua arus logistik pengungsian, 79 mengelola keuangan dan ngadain berbagai kegiatan, waktu itu banyak LSM ngajak kerjasama untuk turun membantu, jadi difasilitasi oleh PKK” (wawancara 01/10/2018). Pernyataan yang senada juga disampaikan oleh SK (41) “Iya, salah satu sek paling getol turun lapangan selain pemerintah desa ya PKK, karena meh siapa lagi yang membantu ngurusi pengungsi yang segitu banyak nek bukan kita” (wawancara 08/09/2018) dan juga pernyataan SR (56) yaitu “Lha iya to dik, PKK kan kudu siap siaga kalau ada kegiatan apapun kita harus turun lapangan membantu pemerintah desa” (wawancara 12/09/2018). PKK Desa Jumoyo sebagai bagian dari pemerintahan desa berperan aktif dalam menfasilitasi berbagai macam kegiatan seperti penyediaan dan memasak logistik di dapur umum, dan trauma healing sebagai salah satu usaha dalam mengembalikan lagi semangat secara psikologi yang sempat turun akibat bencana banjir lahar dingin akibat erupsi Gunung Merapi. Seperti yang diungkapkan SK (41) yaitu “melayani di dapur umum, pendampingan, trauma healing bersama dengan pemerintah daerah dan LSM” (wawancara 08/09/2018). Hal senada juga disampaikan RHY (45) yang mengungkapkan bahwa “kegiatan yang diberikan ya trauma healing tadi, mitigasi juga” (wawancara 15/09/2018), serta SR (56) juga mengatakan “yang jelas menyediakan logistik di pengungsian ya, terus ada pendampingan dari LSM untuk mengurangi trauma warga yang terdampak gitu dik, ya ada PMI juga relawan-relawan gitu membantu” (wawancara 12/09/2018). Selain itu juga dilakukan sosialisai mitigasi bencana dari BPBD bersama PKK, sesuai pernyataan dari DS (23) yang mengungkapkan bahwa “yang saya ingat waktu itu ya ada sosialisasi mitigasi bencana” (wawancara 22/09/2018). 80 Tidak hanya itu pada kesempatan tersebut PKK bekerjasama dengan LSM juga menggunggah masyarakat untuk bangkit dan kembali menata perekonomian keluarga, salah satunya dengan kegiatan kewirausahaan. Seperti yang dikemukakan oleh TA (46) selaku pengurus PKK, yaitu: “Trauma healing, terus ketrampilan untuk meningkatkan kewirausahaan, keterampilan peningkatan SDM. Bekerjasama dengan lembaga lain, LSM gitu. Membuat kue-kue, terus makanan ringan, makanan kering kaya keripik, slondok, ceriping gethuk” (wawancara 13/09/2018). Hal senada juga disampaikan oleh DS (23) selaku korban banjir lahar dingin yang saat ini menjadi wirausaha muda, yaitu: “.....yang saya ingat waktu itu ya ada sosialisasi mitigasi bencana,ada juga pelatihan keterampilan mengolah makanan, bikin paving sama batako juga buat bapak-bapak gitu, terus ada juga penyuluhan dan pembinaan koperasi, pelatihan menjahit, seinget saya itu sih mbak” (wawancara 22/09/2018). Hal senada juga disampaikan oleh BY (33) selaku relawan PMI yang membantu Desa Jumoyo, yaitu: “Banyak dik, kalau saya sih ingetnya waktu itu ada Bu Linda Agum Gumelar dan ketua PKK Jawa Tengah sampai datang berkunjung memantau ibu-ibu pengungsi workshop bikin jilbab yang dikasih manikmanik gitu, sama latihan tata boga juga, ada mahasiswa yang pengabdian masyarakat di Jumoyo kok, jadi PKK banyak yang bantuin” (wawancara 01/09/2018). Besar harapan warga untuk dapat mengatasi trauma atas bencana yang dialami. Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa dampak dari erupsi merapi memang sangat membebani warga, harta beserta mata pencaharian mereka hilang dengan seketika. Namun, kerugian tidak hanya dari sisi materiil 81 saja, sisi psikis warga juga terganggu, timbulnya rasa takut membuat warga terus mengalami trauma. Kelompok Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Desa Jumoyo kemudian memberikan program penanggulangan bencana melalui trauma healing kepada warga terdampak, agar ketakutan-ketakutan warga atas bencana erupsi merapi sedikit demi sedikit dapat teratasi. Pada waktu yang sama, diberikan juga motivasi untuk membangkitkan semangat warga dalam memperbaiki ekonomi dan memberikan alternatif berwirausaha sehingga warga dapat kembali menaikkan taraf hidupnya. Tidak hanya melakukan penanggulangan bencana dengan trauma healing saja, PKK Desa Jumoyo bekerja dengan LSM menggelar banyak pelatihan dan penyuluhan, tujuannya untuk kembali meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Jumoyo. Program pelatihan peningkatan keterampilan berwirausaha seperti yang diungkapkan oleh RHY (45) yaitu: “Waktu itu ada pelatihan membatik, ada pelatihan bikin makanan itu, terus yang sampai sekarang masih berjalan itu ya pelatihan kewirausahaan yang kerjasama dengan paluma, sekarang masih berjalan dan sampai saat ini bisa menjadi koperasi simpan pinjam. Ada juga usaha pembuatan batako, paving dan sebagainya” (wawancara 16/09/2018). Hal senada juga disampaikan oleh SR (56) selaku pengurus PKK Desa Jumoyo, yaitu: “.....ada banyak sih dik, pelatihan boga ada, jahit-menjahit ada, keterampilan bikin batako ada, keripik, kue, pernik-pernik ada, bikin batik juga ada. Ya dari LSM dari luar. Buat bros, gitu-gitu kan bisa 82 dijual. Ini juga ini pemanfaatan barang bekas dari plastik jadi keset kayak gini” (wawancara 12/09/2018). Hal senada juga disampaikan oleh DS (23) yaitu “membuat paving dan batako, itu kan memanfaatkan material pasir dari lahar dingin itu, terus ada juga pelatihan membentuk koperasi, terus bikin keripik-keripik gitu lho mbak. Ada juga membatik sama menjahit kalo buat ibu-ibu” (wawancara 22/09/2018) serta IBN (38) yang juga senada dan mengungkapkan “sebenarnya ada banyak sih istri saya itu belajar merajut, menjahit dan bikin payet jilbab gitu lho mbak, tapi kalau yang saya ikuti ya bikin batako itu, kan memanfaatkan material yang ada yang waktu itu melimpah” (wawancara 26/09/2018). Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa peran program kelompok Pemberdayaan dan kesejahteraan Keluarga (PKK) di Desa Jumoyo tidak hanya meningkatkan motivasi melalui penyuluhan saja, akan tetapi juga menfasilitasi warga untuk ikut serta dalam program pelatihan keterampilan. Kemudian dari program pelatihan tersebut harapannya dapat memotivasi warga untuk bangkit dan mendorong warga terdampak untuk membuka home industry sebagai solusi peningkatan kesejahteraan keluarga pasca bencana. Dari hasil pengamatan yang dilakukan, dapat dilihat bahwa program pelatihan dari kelompok Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Desa Jumoyo berperan besar dalam meningkatkan kondisi ekonomi warga. Mereka yang awalnya mereka bekerja sebagai penambang dan buruh harian tani kemudian termotivasi berwirausaha membuka home industry dari pengembangan program pelatihan yang diberikan selama kegiatan Pemberdayaan dan 83 Kesejahteraan Keluarga (PKK) seperti membuat kue, snack, menjahit, membatik, pelatihan boga, dan pernik-pernik dari kain perca contohnya gantungan kunci, tas, keset, dan lain sebagainya. Meskipun masih dalam skala kecil, home industry tersebut tebukti dapat membantu warga dalam meningkatkan pemasukan dan pendapatan keluarga. Program kelompok PKK yang melibatkan masyarakat khususnya perempuan memberikan dampak yang signifikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung warga sudah mendapat pelatihan keterampilan, secara tidak langsung warga kemudian dapat mengembangkan summber daya baik alam maupun manusianya. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya masyarakat yang termotivasi untuk hidup lebih bersih dimulai dari diri sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan sekitar dan berdampak untuk kehidupan bersama masyarakat sesuai dengan program PKK. 2. Keberhasilan peran PKK dalam meningkatkan motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo pasca erupsi gunung Merapi Dari data hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi yang dilakukan melalui program kelompok Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Desa Jumoyo menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan. Dengan pemberian keterampilan dan motivasi berwirausaha melalui pelatihan dan penyuluhan membantu anggota PKK untuk mensejahterakan tingkat ekonominya. Keberhasilan peran PKK dalam meningkatkan motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo juga dapat dilihat dari tanggapan warga dengan diadakannya program dari PKK Desa Jumoyo. Menurut penuturan SK (41) bahwa 84 masyarakat “bersyukur, antusias, yang mengikuti banyak” (wawancara 08/09/2018), dan juga diperkuat dari penuturan SR (56) yaitu “alhamdulillah kalau warga Desa Jumoyo tuh ada apa aja diterima, bersyukur, dikasih pelatihan apa gitu yang mau ikut, nyenengke dik orang-orangnya. Walaupun ada segelintir yang merasa “kok cuma begini”, tapi kebanyakan pada seneng dan mengapresiasi usaha kami buat membantu mereka” (wawancara 12/09/2018). Penjelasan serupa juga disampaikan BY (33) yang saat itu membantu PKK Desa Jumoyo dalam melaksanakan beberapa tugasnya bahwa “masyarakat yang mengungsi pada saat itu sih berterimakasih dik, mereka juga kalo ada penyuluhan apa ikut, ada pelatihan apa ikut, jadi PKK dan kami juga semangat walaupun harihari kita semua waktu itu sangat berat” (wawancara 01/09/2018), serta diperkuat juga dengan penuturan IBN (38) yang merupakan salah satu peserta kegiatan yang diadakan PKK menyatakan “saya waktu itu ya sangat-sangat berterimakasih mbak beliau-beliau ini mau mengorbankan waktu tenaganya buat ngurusin kami. Apalagi mereka juga yang dulu membantu saya hingga saya bisa bangkit dari keterpurukan ekonomi malahan sampai jauh lebih baik dari sebelum rumah saya tenggelam mbak” (wawancara 26/09/2018). Tingkat keberhasilan dari adanya kegiatan yang diselenggarakan PKK Desa Jumoyo dalam meningkatkan motivasi wirausaha masyarakat juga dapat dilihat dari bagaimana pengaruh dan perubahan yang terjadi setelah selesai mengikuti penyuluhan atau pelatihan yang diselenggarakan. SR (56) menuturkan bahwa: “Tentu saja sedikit banyak ya berpengaruh dong dik, dulu kan istilahe belum punya keterampilan yang itu terus dikasih pelatihan, pada beberapa 85 pelatihan ada pihak LSM yang bersedia memberi modal atau memberi alat, itu kan mereka jadi dipermudah kalo mau memulai usaha ya jadinya beberapa ada yang merintis sejak itu” (wawancara 12/09/2018). Hal senada juga disampaikan oleh SK (41) selaku ketua PKK Desa Jumoyo, yaitu “menambah keterampilan terus mereka jadi pengen njajal bikinbikin dan ngetrapke ilmunya terus njajal usaha. Apalagi ada program dari paluma yang memberikan pinjaman modal usaha jadi warga nggak sulit buat mencoba buka usaha” (wawancara 08/09/2018). Menguatkan pernyataan tersebut, IBN (38) menuturkan bahwa: “Berpengaruh sekali buat saya, karena saya menyadari kalau ketrampilan itu ilmu yang sangat berharga dan bisa digunakan terus sampai kita sukses, dan kalo mau mengandalkan tambang itu kan memang dapatnya banyak tapi tenaga kita terkuras setiap harinya, sedangkan kalo bikin usaha kan kita bisa mencari orang untuk membantu kita, ya pas mengawali memang berat tapi melihat pasar kan banyak orang yang membutuhkan batako untuk mbangun-mbangun, jadi ya lama-kelamaan jalan. Jadi ya membuat saya bersemangat menjalankan usaha mbak” (wawancara 26/09/2018). Upaya yang dilakukan PKK Desa Jumoyo dalam meningkatkan motivasi masyarakat dalam berwirausaha juga dapat diketahui melalui terselenggaranya penyuluhan dan pelatihan tersebut dan bagaimana program-program yang diadakan tersebut dapat meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya memiliki keterampilan dan berwirausaha untuk meningkatkan kondisi perekonomian keluarganya. Seperti pernyataan DS (23) bahwa “menurutku ya karena program dari PKK gitu, aku jadi tau bahwa kita perlu memiliki keterampilan dan itu tu penting buat kita memandirikan diri kita sendiri, jadi ya termotivasi mbak untuk memulai cari uang sendiri” (wawancara 22/09/2018), dan didukung pernyataan dari IBN (38) yaitu “kalo bikin usaha kan kita bisa mencari orang untuk 86 membantu kita, ya pas mengawali memang berat tapi melihat pasar kan banyak orang yang membutuhkan batako untuk mbangun-mbangun, jadi ya lamakelamaan jalan. Jadi ya membuat saya bersemangat menjalankan usaha mbak” (wawancara 26/09/2018). Keberhasilan PKK dalam menjalankan perannya juga dapat dilihat dari hasil nyata setelah terselenggaranya penyuluhan dan pelatihan yang ada. Dapat diketahui adanya peningkatan wirausaha setelah pelatihan-pelatihan yang diadakan PKK Desa Jumoyo terselenggara, sesuai penuturan TA (46) yaitu “contohnya yang kemaren tidak mempunyai pekerjaan sekarang jadi mempunyai pekerjaan dengan membuat kue, membuat ceriping, semacam itu, yang tadinya nggak menjahit sekarang jadi menjahit” (wawancara 13/009/2018). SK (41) juga mengutarakan penyataan senada yaitu “kita bisa melihat hasil kan dari output yang dihasilkan dari program-program yang ada tadi. Misale sekarang jumlah wirausaha disini jadi bertambah, ada yang jualan bakpia, pernak pernik, makanan, batako, masih berjalan sekarang dan kayake pada berhasil-berhasil” (wawancara 08/09/2018). IBN (38) juga menuturkan keberhasilannya memulai usaha setelah adanya pelatihan yang diselenggarakan PKK, yaitu: “.....saya sempat terpuruk, dengan diajarin bikin batako saya bisa berhasil, istilahnya bencana membawa berkah lah mbak, coba kalau dulu saya nggak tertimpa musibah, mungkin hidup saya masih gitu-gitu aja, tapi sekarang saya seperti ini, saya sadar kalau usaha keras itu bisa menghasilkan sukses, jadi sejak diajari bikin batako itu saya bertekad untuk jualan batako hasilnya saya bisa survive usaha sampai sekarang” (wawancara 26/09/2018). 87 Dengan adanya peran dari program kelompok Pemberdayaan dan kesejahteraan Keluarga (PKK) di Desa Jumoyo dibidang peningkatan motivasi masyarakat untuk berwirausaha semakin meningkat walaupun tidak semua sukses namun persentasenya sudah bisa dikatakan berhasil berwirausaha seperti yang diungkapkan oleh SK (41) yaitu: “.....ya alhamdulillah, dulu masyarakat disini dikatakan kurang sejahtera tingkat ekonominya, sekarang dengan adanya pelatihan dan penyuluhan yang ada dari tingkat desa ke dusun-dusun sekarang berbekal keterampilan, sekarang banyak yang membuka usaha ada warung makanan yang sasarannya para penambang dan sopir, ada yang membuka home industry, ada yang buka konveksi, dan ada juga yang membuat pernakpernik. Ya keberhasilane kira-kira 60 persen lah. Yang dulunya nggak punya rumah bagus sekarang jadi punya rumah bagus, yang dulu nggak punya sepeda motor sekarang punya sepeda motor. Yang pada bias bikin makanan ya terus bikin, kayak roti, terus paluma juga masih berjalan” (wawancara 08/09/2018). Hal senada juga disampaikan oleh IBN (38) selaku anggota PKK Desa Jumoyo, yaitu: „‟.....alhamdulillah berhasil, lha wong dulu waktu rumah hanyut itu saya jadi nggak punya apa-apa, kendaraan nggak punya, kerjaan nggak punya. Sekarang ya alhamdulillah sekali dulu dikasih modal alat cetak batako yang sampai sekarang saya musiumkan karena kenang-kenangan awal saya memulai usaha ini mbak, sekarang cetakannya saya sudah beli sendiri dan punya banyak, usaha saya alhamdulillah pengiriman batako sudah sampai luar kota dan bisa mencukupi keluarga terus bisa membantu orang lain juga yang jadi karyawan saya itu udah ada 22 orang, menurut saya berhasil sekali” (wawancara 26/09/2018). 88 Hal senada juga disampaikan oleh TA (46) selaku anggota PKK Desa Jumoyo, yaitu: „‟.....saya sekarang membuka warung dan masih ikut juga dengan ibu-ibu yang lain membuat pernak-pernik mbak, ini semua berkat ibu-ibu pengurus PKK desa ini yang aktif selalu memotivasi dan membimbing warga. Alhamdulillah ya itu tadi saya bisa menyekolahkan anak saya sampai ke perguruan tinggi. Padahal dulu saya hanya berniat menyekolahkannya sampai SMA, sangat bersyukur pokonya mbak” (wawancara 13/09/2018). RHY (45) juga menambahkan bahwa “misalkan kita memberikan pelatihan untuk pengolahan makanan, nah dia antusias untuk mengikutinya, jadi mereka bisa produksi sendiri, dititipkan di warung-warung. Sampai sekarang masih berjalan dan untuk paluma sudah berkembang menjadi simpan pinjam” (wawancara 15/09/2018). Hal senada juga disampaikan DS (23) yaitu: “Kalau dari diri saya sendiri mbak dulu tu saya waktu masih ngungsi itu jualan pulsa, pas masih di huntara, terus jualan baju pernah, bisnis casing hp, bisnis topi. Kalau dari omset berhasil sih. Jadi kayak seneng aja gitu lho kita bisa mengubah uang yang tadinya sedikit menjadi banyak” (wawancara 22/09/2018). Motivasi yang didapatkan dari program yang diselenggarakan PKK Desa Jumoyo tentu tidak dapat digeneralisasikan berhasil seketika, namun ada manfaat jangka panjang yang didapatkan masyarakat dengan mengikuti program tersebut, seperti penuturan BY (33) “bisa dikatakan tidak ada sesuatu yang berlalu dengan sia-sia, setiap bantuan yang diberikan pasti ada manfaatnya. Maksud saya begini, mungkin orang itu tidak langsung bergerak tepat setelah mendapatkan pelatihan, penyuluhan dan sebagainya, tapi tentu saja akan ada sesuatu yang didapat saat itu 89 dan pasti akan berguna entah langsung setelah itu juga ataupun beberapa tahun setelahnya” (wawancara 01/10/2018). Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa keberhasilan kelompok Pemberdayaan dan kesejahteraan Keluarga (PKK) di Desa Jumoyo dalam menjalankan peranannya dalam memotivasi anggota PKK dan warga pasca erupsi gunung Merapi pada tahun 2010 bisa dikatakan sudah sesuai dengan peran dan tanggungjawab yang disematkan kepada mereka. Dengan meningkatnya keadaan ekonomi warga pada saat itu berimbas juga kepada hubungan warga yang semakin kompak dalam melakukan usaha yang kemudian berpengaruh juga bagi perkembangan pendidikan warga di Desa Jumoyo. Peningkatan jumlah wirausaha yang ada di Desa Jumoyo juga dapat dilihat dari wirausaha yang muncul setelah terselenggaranya program yang diprakarsai oleh PKK. Beberapa diantaranya adalah bapak IBN, yang ketika tinggal di hunian sementara diberikan pelatihan pembuatan batako dan paving, serta diberikan modal berupa alat cetakan batako, sehingga dengan motivasi yang beliau miliki, kini beliau sudah sukses dalam berjualan batako. Selain bapak IBN, ditemukan juga fakta ketika pengamatan di lapangan bahwa warga korban banjir lahar dingin yang dahulunya mendapatkan pelatihan pengolahan boga dari PKK dan relawan serta bantuan pinjaman modal dari paluma,sebagian besar diantaranya memiliki usaha dibidang makanan dan berkembang dengan baik. Beberapa diantaranya adalah Ibu Nok, dahulu beliau bekerja sebagai buruh mencuci pakaian, kini beliau berhasil memperbaiki kondisi perekonomiannya dengan berjualan ceriping gethuk, keripik yang berbahan dasar singkong yang telah diolah kemudian 90 dititipkan di toko kelontong maupun toko oleh-oleh. Kemudian ada juga Ibu Marsiah, yang dulu merupakan ibu rumah tangga, karena adanya bencana dan mendapatkan pelatihan kini beliau setiap harinya membuat kue dan makanan ringan untuk dititipkan di warung-warung. Dari hasil pengamatan yang dilakukan, kelompok Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Desa Jumoyo sangat aktif disela kesibukannya menjalankan tugasnya sebagai ibu rumah tangga. Para pengurus terjun langsung tidak hanya sebagai penyuluh tetapi mereka membuktikan dengan terjun langsung dengan membuka usaha. Salah satunya ialah Ibu Khanifah, setelah mendapat bekal pelatihan yang cukup, beliau kemudian berani membuka home industry bakpia dengan nama bakpia Pandan Mas. Tidak sekedar memberikan motivasi melalui penyuluhan saja, para pengurus juga membimbing dan mengontrol perkembangan para anggota yang sedang menjalankan usahannya dan mendiskusikan hambatan yang terjadi. Agar para anggota terhindar dari sifat putus asa dalam usaha yang mereka jalani, hal itu sangatlah lumrah terjadi mengingat dalam menjalani usaha diperlukan pikiran yang baik dan semangat untuk tidak menyerah, karna dikhawatirkan masih ada sisa-sisa trauma yang membekas atas bencana erupsi merapi sehingga mempengaruhi usaha mereka masing-masing. Pengurus lain yang juga menjadi pionir adalah Ibu Sri. Beliau berhasil membuat produk-produk kerajinan tangan dari bahan baku yang relatif murah dan mudah dicari. Ibu Sri memulai usaha dengan membuat pernak-pernik serta 91 pemanfaatan kain perca yang kemudian dapat dibuat menjadi tas, dompet, taplak meja, keset, dan lain sebagainya. Bukan hanya Ibu Khanifah dan Ibu Sri saja yang berhasil memulai usaha dari program pelatihan kelompok Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Jumoyo, saat ini keberhasilan program tersebut sudah bisa dirasakan dengan bertambahnya masyarakat yang membuka usaha atau berwirausaha. Sampai saat ini tercatat sudah ada sekitar 23 pengusaha rumahan baru di Desa Jumoyo dengan produk yang beragam, dari produk kuliner seperti bakpia, keripik, bermacam kue, berjualan gorengan, produk kerajinan seperti jasa menjahit, membuat dompet, tas, dan lain sebagainya. 3. Faktor pendorong peran PKK dalam memotivasi masyarakat Desa Jumoyo untuk berwirausaha Dalam pelaksanaan program Pemberdayaan Dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Di Desa Jumoyo terdapat faktor pendukung atau pendorong dalam pelaksanaannya. Faktor pendorong tersebut akan berpengaruh terhadap pelaksanaan program Pemberdayaan Dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Di Desa Jumoyo. Faktor pendorong PKK dalam menjalankan perannya memotivasi warga masyarakat Desa Jumoyo untuk berwirausaha seperti yang dikemukakan oleh DS (23) selaku korban banjir lahar dingin, yaitu: “.....Ya mungkin yang namanya manusia kalau ada saudara atau tetangganya yang tertimpa bencana ya pasti akan terdorong dan bersimpati untuk membantu ya mbak. Menurutku mereka membantu kami dengan ikhlas soalnya setauku nggak ada gaji atau keuntungan juga buat mereka membantu kami, jadi mungkin dorongannya ya rasa kemanusiaan dan mereka ingin membuat kami para korban bangkit lagi dari trauma dan membangun kembali perekonomian keluarga kami gitu mungkin mbak” (wawancara 22/09/2018). 92 Hal tersebut juga disampaikan oleh SR (56) yang mengungkapkan bahwa faktor yang mendorong PKK dalam membantu masyarakat adalah “kemanusiaan dik, karena kita ya tidak perlu dimintai tolong ya langsung, karena dulu 2006 udah pernah jadi tempat pengungsian jadi ya tahun 2010 itu udah tau ini dan itu yang harus dilakukan” (wawancara 12/09/2018). SK (41) selaku ketua PKK Desa Jumoyo juga memperkuat pendapat tersebut bahwa alasan PKK tergerak untuk membantu masyarakat adalah: “.....pertama ya rasa kemanusian atau panggilan jiwa mbak, selanjutnya memang tugas dan tanggung jawab sebagai pengurus PKK di desa ini untuk aktif mengontrol dan memotivasi khususnya diri kami agar dapat melaksanakan program dengan baik. Satu lagi kekompakan para pengurus dan antusiasme anggota membuat saya semakin semangat dan termotivasi to” (wawancara 08/09/2018). Selain adanya dorongan kemanusiaan, yang membuat PKK Desa jumoyo sangat aktif dalam membantu masyarakat Desa Jumoyo adalah rasa tanggung jawab yang tinggi karena merupakan kewajiban bagi mereka dalam membantu masyarakat mencapai kesejahteraan. Seperti yang disampaikan oleh RHY (45) bahwa “untuk pertamanya ya jelas kemanusiaan, yang kedua memang kita dari PKK itu kan memang suatu organisasi yang dibentuk pemerintah yang tugasnya untuk membantu kegiatan yang ada di pemerintah desa” (wawancara 15/09/2018). Pernyataan tersebut juga diperkuat IBN (38) yang menuturkan bahwa “sudah kewajibannya PKK kan mbak untuk membantu masyarakat, selain itu ya mungkin simpati karena melihat saudara atau tetangganya terkena musibah masak ya mau berdiam diri kan ya nggak etis mbak” (wawancara 26/09/2018). 93 Dari hasil wawancara yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa berbagai faktor yang mendorong program kelompok PKK dalam memotivasi warga Desa Jumoyo untuk berwirausaha pasca bencana erupsi gunung merapi berasal dari dalam diri dan dari lingkungan sekitar. Meskipun kegiatan-kegiatan tersebut sudah menjadi tanggung jawab para pengurus PKK, adanya bantuan dari pemerintah desa juga menghasilkan antusiame yang baik dari anggota dan warga sehingga memjadikan peran PKK bisa berjalan dengan baik. Beberapa faktor lain diantaranya adalah penggilan jiwa dan rasa kemanusiaan yang sangat besar. Dua faktor tersebut menimbulkan kepedulian yang kemudian dapat memompa semangat lebih besar bagi para pengurus PKK dalam menjalankan tugasnya. 4. Faktor penghambat peran PKK dalam memotivasi masyarakat Desa Jumoyo untuk berwirausaha Dalam menjalankan peranannya sebagai pelaksana program Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) terdapat banyak faktor yang ada di dalamnya. Tidak hanya faktor pendorong tetapi juga ada faktor-faktor yang menjadi penghambat peran PKK dalam memotivasi masyarakat Desa Jumoyo untuk berwirausaha. Hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan peneliti yang menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan program kelompok PKK adalah sebagai berikut kurangnya pemahaman tentang program yang digalakan oleh PKK dan masih ada beberapa warga yang pesimis terhadap hasil program tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh SK (41) yaitu “walaupun kegiatan banyak yang antusias, tetapi masih ada beberapa warga yang pesimis mbak dengan adanya program dan ikhtiar dari PKK, ya kurang pahamlah manfaatnya 94 dikemudian hari” (wawancara 08/09/2018). Hal senada juga disampaikan oleh TA (46) selaku anggota PKK Desa Jumoyo bahwa “terkadang sebelum kelihatan hasilnya itu para peserta belum antusias, tapi setelah kelihatan hasilnya baru mau ikut. Misalkan kegiatan dalam pelatihan dalam melaksanakan pelatihan yang diberikan oleh narasumber” (wawancara 13/09/2018). Faktor yang menghambat selain adanya rasa pesimis adalah karena terkadang kesibukan menjaga anak, dan juga rasa gengsi beberapa warga, seperti penuturan DS (23) yaitu: “.....ibu-ibu itu kan ada yang momong anak kan, kadang anaknya itu rewel, terus juga mereka ada yang malu jadi malas datang jadi merasa untuk apa kegiatan seperti itu, mereka masih menutup diri. Kayaknya mereka belum sadar ya arti wirausaha itu apa, memandirikan diri sendiri itu belum, takut memulai mungkin ya” (wawancara 22/09/2018). Hal senada juga disampaikan oleh RHY (45) selaku pengurus PKK Desa Jumoyo bahwa: “.....kadang-kadang ada mungkin dari kurang pengetahuannya mereka yang membuat mereka terkadang belum merasakan butuh bantuan dari kami. Selain itu salah satu yang terbatas itu alat-alat untuk memfasilitasi masyarakat sebelum LSM dan pemerintah daerah masuk memberi bantuan” (wawancara 15/09/2018). Adanya keragu-raguan dan belum menyadari pentingnya memiliki keterampilan sebagai pendukung perekonomian keluarga untuk kedepannya juga menjadi faktor yang menghambat keberhasilan PKK Desa Jumoyo dalam memotivasi warga untuk berwirausaha. Hal ini disampaikan oleh SR (56) yaitu: “Kalau dikatakan apa yang menghambat ya mungkin karena pola pikir masyarakat kita itu kadang malah membatasi kreatifitas ya dik. Misalkan udah ada banyak pelatihan yang kita adakan, tapi mereka sendiri malah masih tidak yakin apakah bisa keterampilan yang didapat itu menghasilkan 95 uang untuk memajukan keluarganya, apa iya akan berjalan, apakah pemasarannya akan mudah, mungkin itu sih hambatannya, masih pada ragu-ragu untuk mulai” (wawancara 12/09/2018). RHY (45) memperkuat pendapat tersebut dengan menyampaikan bahwa : “Yo kadang-kadang ada mungkin dari kurang pengetahuannya mereka yang membuat mereka terkadang belum merasakan butuh bantuan dari kami. Selain itu salah satu yang terbatas itu alat-alat untuk memfasilitasi masyarakat sebelum LSM dan pemerintah daerah masuk memberi bantuan” (wawancara 15/09/2018). Beberapa hal lain yang menyebabkan terhambatnya program yang diberikan PKK Desa Jumoyo adalah karena sebagian anggota memiliki pekerjaan dan ada juga yang menjadi korban dan tinggal di pengungsian, sehingga menyebabkan keterbatasan waktu dan tenaga, seperti yang disampaikan BY yang pada saat itu berada di lapangan bersama ibu-ibu PKK Desa Jumoyo bahwa: “.....Mungkin hambatannya waktu dan tenaga ya, mereka harus memanage kapan harus di dapur umum, kapan harus bekerja dan kapan harus mengurusi keluarga mereka sendiri. Jadi kadang mereka terlalu sibuk mengurusi dapur umum yang akhirnya bikin mereka sakit, sering kali mereka ijin nggak bisa dateng ke posko karena sakit” (wawancara 01/09/2018). Hal senada juga disampaikan IBN (33) yang menuturkan bahwa “yang menghambat itu mungkin karena mereka kan juga sama-sama korban bencana dan beberapa ibu PKK itu juga tetangga saya di pengungsian, mereka ngurusin keluarga mereka dan juga harus ngurusin pengungsi itu kan tanggungjawabnya besar” (wawancara 26/09/2018). Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti, ada beberapa faktor penghambat dari peran PKK dalam memotivasi masyarakat Desa Jumoyo 96 untuk berwirausaha. Sangat disayangkan bahwa faktor tersebut adalah kurangnya pemahaman anggota dan warga, masih ada warga yang pesimis dengan hasil yang diperoleh, serta keragu-raguan dalam memulai sebuah usaha. Hal tersebut dapat juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan warga dan kurangnya mencari informasi tentang program-program peningkatan keterampilan yang tujuannya adalah kesejahteraan keluarga. Faktor selanjutnya adalah adanya keterbatasan waktu dan tenaga anggota PKK yang disebabkan oleh sebagian anggota yang memiliki pekerjaan dan harus membagi waktu untuk pekerjaannya, keluarganya, serta mengabdikan diri dan membantu di dapur umum. Selain itu juga terdapat beberapa anggota PKK Desa Jumoyo yang merupakan korban dari banjir lahar dingin sehingga harus tingggal di pengungsian dan membagi waktunya untuk mengurus keluarga yang sedang tertimpa bencana dan membantu di posko. Meskipun demikian PKK Desa Jumoyo tetap bersemangat dalam melakukan kegiatan dan programnya. Namun seberapa pun besarnya motivasi dari para pengurus PKK, apabila kesadaran dari warga masih kurang membuat mereka semakin pesimis dalam menaikkan taraf hidupnya. Padahal jika digali lebih dalam, program dari kelompok PKK Desa Jumoyo dapat memberikan dampak yang signifikan dan relatif lebih baik. Karena hanya dari melatih keterampilan dapat memberikan dampak jangka panjang bagi para warga, yang sebelumnya memiliki tingkat pendidikan rendah dapat diperbaiki menjadi ke tingkat yang lebih baik lagi. 97 D. Pembahasan Bencana erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010 berdampak besar terhadap kehidupan masyarakat, dampak yang terjadi pun sangat dirasakan baik materiil maupun imateriil. Sejak terjadinya erupsi Gunung Merapi, banyak hasil erupsi berupa material seperti pasir, abu dan kerikil turut memenuhi halaman masyarakat, debu vulkanik mengotori bagian luar maupun dalam rumah warga, tidak hanya itu, kendaraan-kendaraan yang dimiliki wargapun tertutup debu vulkanik yang sangat tebal. Dampak itu semakin diperparah ketika terjadinya banjir lahar dingin yang mengalir melewati Kali Putih, sehingga mengakibatkan Dusun Gempol Desa Jumoyo terkubur lahar dingin hingga warga kehilangan tempat tinggal dan juga harta bendanya. Tidak sedikit masyarakat Desa Jumoyo yang kehilangan mata pencahariannya, dan pada waktu itu masyarakat diharuskan menetap di barak pengungsian yang disebut Huntara (Hunian Sementara) demi terjaga kesehatan dan keamanannya. Pada saat itu masyarakat Desa Jumoyo menerima banyak bantuan dari berbagai penjuru Indonesia yang bersimpati. Tidak hanya dari masyarakat luas, bantuan juga datang dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat, akibatnya keadaan ekonomi masyarakat Desa Jumoyo pada waktu itu berubah. Perubahan keadaan ekonomi yang diakibatkan oleh bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 memancing kepedulian Tim Penggerak PKK untuk berperan lebih demi membangkitkan kembali semangat hidup masyarakat Desa Jumoyo agar dapat mengembalikan kesejahteraannya. 98 Sebagai organisasi yang telah ada bersama masyarakat selama bertahuntahun, PKK dengan peranannya mencanangkan program-program demi membangkitkan kehidupan masyarakat seperti sebelum terjadinya erupsi, atau bahkan lebih baik dari kondisi sebelum terjadinya erupsi. Bekerjasama dengan beberapa instansi diantaranya pemerintah daerah maupun pusat, beberapa relawan, dan LSM harapannya dapat membantu program-program yang telah disusun oleh kelompok PKK untuk membekali warga yang terdampak erupsi dengan pelatihan keterampilan agar masyarakat Desa Jumoyo dapat memperoleh pendapatan alternatif dari sektor selain tambang dan pertanian, salah satunya berwirausaha. Peran Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) merupakan bantuan dari sekelompok orang yang melakukan suatu tindakan dan ditujukan kepada orang atau masyarakat melalui serangkaian materi pembinaan, penyuluhan, serta pelatihan dengan tujuan dapat mengembangkan kemampuan, dengan perempuan sebagai motor penggeraknya menuju terwujudnya keluarga bahagia, sejahtera, maju, dan mandiri dilihat dari aspek material, mental, sosial, dan spiritual. Peran PKK dalam hal ini merupakan suatu tanggung jawab sebagai bukti partisipasi kaum perempuan dalam memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan suatu masyarakat. PKK di Desa Jumoyo dibentuk atas dasar intruksi pemerintah, dengan maksud mengedukasi warganya agar dapat memiliki program baru berupa pemberdayaan perempuan. Untuk wilayah Kabupaten Magelang sendiri pembentukan kelompok PKK dilakukan pada setiap desa. Desa Jumoyo yang 99 dengan program pembentukan PKK memiliki 13 dusun, berikut adalah rincian nama dusun yang ada di Desa Jumoyo: a) Dusun Jumoyo Lor; b) Jumoyo Kidul; c) Dusun Seloiring; d) Dusun Tegalsari; e) Dusun Pendem; f) Dusun Gempol/Kadirogo; g) Dusun Kemburan; h) Dusun Dowakan; i) Dusun Kemiren/Karanggawang; j) Dusun Wironayan/ Larangan; k) Babadan; l) Pulosari; m) Remame, dari 13 dusun tersebut kemudian kelompok PKK yang ada di masing-masing dusun dapat bergabung di tingkat pedesaan menjadi TP PKK Desa Jumoyo. Berdasarkan hasil penelitian dengan wawancara dan pengamatan serta observasi lapangan, terungkap bagaimana peran Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Desa Jumoyo, faktor pendorong peran Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Desa Jumoyo, tingkat keberhasilan peran Pemberdayaan dan kesejahteraan Keluarga (PKK) di Desa Jumoyo, serta faktor penghambat peran Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Desa Jumoyo. 1. Peran PKK dalam meningkatkan motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo pasca erupsi Gunung Merapi 2010 Dalam teori sosial Parson, peran didefinisikan sebagai harapan-harapan yang diorganisasi terkait dengan konteks interaksi tertentu yang membentuk orientasi motivasional individu terhadap yang lain (Scott, 2011: 228). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peran. Dalam menjalankan kewajiban sesuai dengan kedudukannya, PKK Desa Jumoyo 100 telah melaksanakan mengupayakan terwujudnya salah satu misi dibentuknya PKK yaitu meningkatkan pendidikan dan ekonomi keluarga melalui berbagai upaya keterampilan dan pengembangan koperasi. Upaya tersebut dilaksanakan melalui penyuluhan dan pelatihan keterampilan, serta pembentukan koperasi Sumber Jaya untuk korban bencana banjir lahar dingin erupsi Gunung Merapi tahun 2010. Berdasarkan Hasil penelitian terungkap bahwa kelompok Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Desa Jumoyo mempunyai peran yang besar, yaitu memfasilitasi masyarakat dengan berbagai program pelatihan keterampilan yang dapat menimbulkan inisiatif serta motivasi masyarakat dalam mengembangkan keterampilan yang didapatkan menjadi sebuah ide usaha. Tujuan dari program pelatihan tersebut selanjutnya diharapkan dapat mendorong dan membantu warga terdampak untuk membuka home industry sebagai solusi peningkatan kesejahteraan keluarga pasca bencana erupsi Gunung Merapi. Implikasi PKK terhadap penyuluhan dan pelatihan masyarakat terdampak pasca erupsi Gunung Merapi menjadi usaha kolaboratif yang melibatkan partisipasi warga di Desa Jumoyo. Partisipasi pada konteks ini berupa kerja sama antara warga dengan pemerintah dalam merencanakan, melaksanakan, menjaga dan mengembangkan aktivitas pendidikan. Sebagai sebuah kerja sama, masyarakat diasumsikan mempunyai aspirasi yang harus diakomodasi dalam proses perencanaan dan pelaksanaan suatu program pendidikan. Lebih jauh, era desentralisasi-otonomi juga berdampak pada semakin terbukanya kebebasan yang dimiliki masyarakat untuk merancang dan melaksanakan pendidikan sesuai kebutuhan sendiri. Akibatnya upaya menyelenggarakan pendidikan berbasis 101 masyarakat (community-based education.) yang merupakan perwujudan dari demokratisasi pendidikan melalui perluasan pelayanan untuk kepentingan masyarakat agar mandiri. Pendidikan berbasis masyarakat menjadi sebuah gerakan penyadaran masyarakat untuk terus belajar sepanjang hayat dalam mengatasi tantangan kehidupan yag berubah-ubah dan semakin berat Program yang sudah dilaksanakan oleh PKK menunjukkan bahwa organisasi ini melakukan tugas dan fungsinya (peran) secara baik, hal ini sesuai dengan pendapat Kadma, (2017: 972) bahwa peran adalah segala aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh suatu pihak didalam oposisi sosialnya yang terorganisir didalam suatu kelompok dan juga melaksanakan fungsinya dalam kehidupan organisasi atau masyarakat. 2. Keberhasilan peran PKK dalam memberikan motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo pasca erupsi Gunung Merapi 2010 Keberhasilan kelompok Pemberdayaan dan kesejahteraan Keluarga (PKK) di Desa Jumoyo dalam menjalankan perananya dalam memotivasi anggota PKK dan warga pasca erupsi gunung Merapi pada tahun 2010 bisa dikatakan sudah sesuai dengan peran dan tanggungjawab yang disematkan kepada mereka. Dengan dilaksanakan program-program pelatihan, berarti PKK Desa Jumoyo telah menjalankan tugas Pokja II dalam PKK yang menjabarkan salah satu dari 10 Program Pokok PKK yaitu Pendidikan dan Keterampilan, dan Pengembangan Kehidupan Berkoperasi. 102 Tugas Kelompok Kerja (Pokja) II dijabarkan menjadi 10 poin antara lain sebagai berikut: 1) Meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui pelatihan keterampilan usaha ekonomi produktif, ekonomi kreatif, dan Usaha Mikro Kecil. 2) Mengembangkan kehidupan berkoperasi melalui peningkatan kelompok dan kualitas Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) PKK 3) Identifikasi kebutuhan pelatihan: Latihan Penyuluh dan Pengelola Program PKK (LP3PKK), Tim Penggerak dan Ketua- Ketua Kelompok PKK (TPK3PKK), Pemberdayaan Masyarakat PKK (DAMAS PKK) dengan penyempurnaan modulmodul PKK, dan pelatihan keterampilan dalam peningkatan ekonomi keluarga. 4) Mendorong terbentuknya koperasi dan memotivasi keluarga tentang manfaat koperasi sebagai salah satu upaya pembinaan dan peningkatan ekonomi keluarga. 5) Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pendidikan untuk semua. 6) Memantapkan Kelompok Belajar (Kejar) Paket A, B dan C 7) Membantu program Keaksaraan Fungsional (KF) dalam rangka meningkatkan pendidikan keluarga. 8) Meningkatkan pengetahuan Tim Penggerak PKK dan kelompok-kelompok PKK dan Dasawisma melalui penyuluhan, orientasi dan pelatihan. 9) Meningkatkan pendidikan dan keterampilan dalam keluarga untuk peningkatan ekonomi keluarga. 103 Berdasarkan tugas Pokja II diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat 4 tugas yang dapat terlaksana dengan optimal melalui program yang diselenggarakan PKK Desa Jumoyo untuk masyarakat yang menjadi korban bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010. Tugas yang telah dilaksanakan tersebut merupakan tugas yang berkaitan dengan peningkatan keterampilan dan pengembangan kehidupan berkoperasi antara lain tercantum pada poin a), b), d) dan i). Sedangkan poin c), e), f), g), dan h) yaitu mengenai peningkatan pendidikan belum dapat dilaksanakan dengan optimal pada saat itu dikarenakan PKK Desa Jumoyo sedang memprioritaskan kegiatan untuk terfokus pada peningkatan kembali perekonomian masyarakat. Dengan keadaan ekonomi warga semakin meningkat, tercatat telah muncul 23 pengusaha baru seperti membuka warung, produksi batako, membuat makanan khas daerah yang dijual sebagai oleh-oleh, konveksi, dan lain-lain. Hal ini berimbas kepada hubungan warga yang semakin kompak dan di bidang pendidikan juga mengalami peningkatan. Keberhasilan PKK Desa Jumoyo dalam berperan meningkatkan motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo pasca erupsi Gunung Merapi 2010 telah sesuai dengan Tujuan Gerakan PKK, yaitu memberdayakan keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan menuju terwujudnya keluarga beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat, sejahtera lahir dan batin. Sedangkan kesejahteraan dapat dilihat dari kondisi terpenuhinya kebutuhan dasar dari setiap angggota keluarga secara material, sosial, mental dan spiritual sehingga dapat hidup layak sebagai manusia yang bermanfaat (TPP PKK, 2015: 9). Dengan program pelatihan yang mendorong munculnya motivasi dalam 104 berwirausaha, masyarakat dapat meningkatkan kondisi perekonomiannya sehingga tercapai kesejahteraan keluarga. Berdasarkan program yang telah diselenggarakan, tingkat keberhasilan peran PKK dalam meningkatkan motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo dapat diketahui melalui tindak lanjut masyarakat setelah terlaksananya program. Selain outcome dari pelatihan berupa munculnya wirausaha-wirausaha baru, keberhasilan peran PKK dapat dilihat dari berkembangnya wirausaha yang berhasil dalam menjalani dan mengembangkan bisnisnya, membentuk perkumpulan dan menjadi sebuah koperasi simpan pinjam. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan kemajuan Koperasi Sumber Jaya dalam membantu wirausaha yang ada di Desa Jumoyo untuk mendapatkan pinjaman untuk modal tambahan dalam mengembangkan usahanya. Berjalannya Koperasi Sumber Jaya juga merupakan salah satu indikator keberhasilan Tugas PKK dalam mendorong terbentuknya koperasi dan memotivasi keluarga tentang manfaat koperasi sebagai dalah satu upaya pembinaan dan peningkatan ekonomi keluarga. Keberanian seseorang untuk mendirikan usaha sendiri (berwirausaha) seringkali terdorong oleh motivasi dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan bersama pihak luar yang praktis dan menarik, sehingga dapat membangkitkan minat masyarakat untuk mulai mencoba berwirausaha. Tidak jarang juga setelah seseorang memperoleh kursus atau pendidikan, bahkan setelah mendengarkan cerita sukses pengalaman bisnis yang dimiliki orang-orang di sekitar kita, meskipun bisnis kecil-kecilan, dapat menjadi pemicu, potensi dan motivsi utama untuk menjadi wirausahawan yang berhasil. Motivasi untuk menjadi seorang 105 wirausaha biasanya muncul dengan sendirinya, setelah memiliki bekal cukup untuk mengelola usaha dan siap mental secara total Menurut Hamalik (2003: 173) motivasi menunjukkan kepada semua gejala yang terkandung dalam stimulasi tindakan kearah tertentu yang sebelumnya tidak ada tindakan kearah tujuan tersebut. Kasmir (2007: 27-28) menambahkan bahwa ciri-ciri wirausaha yang berhasil adalah: memiliki visi dan tujuan yang jelas, inisiatif dan selalu proaktif, berorientasi pada prestasi; berani mengambil resiko, kerja keras, bertanggung jawab terhadap segala aktivitas yang dijalankannya, komitmen pada berbagai pihak, mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak. Hasil penelitian ini diperkuat oleh hasil penelitian Endang (2012: 63) bahwa faktor-faktor motivasi berwirausaha pengusaha kecil dan menengah (UKM) adalah visi dan tujuan yang jelas, orientasi ke masa depan, berkarsa dan berkarya serta menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan yang telah ada. 3. Faktor pendorong peran PKK dalam memotivasi masyarakat Desa Jumoyo untuk berwirausaha Berbagai faktor yang mendorong peran PKK dalam memotivasi warga Desa Jumoyo untuk berwirausaha pasca bencana erupsi gunung merapi faktor tersebut berasal dari dalam diri dan dari luar diri, beberapa faktor tersebut diantaranya adalah penggilan jiwa, rasa kemanusiaan, menjalan tugas sebagai pengurus PKK, tanggung jawab sebagai pengurus PKK, bantuan dari pemerintah desa serta antusiasme dari anggota dan warga yang tinggi menjadikan peran PKK bisa berjalan dengan baik. Teori kebutuhan sangat berkaitan dengan penelitian ini. 106 Seperti dijelaskan Gunarsa (2008: 96) yakni, hubungan antara kebutuhan, dorongan dan tujuan merupakan lingkaran motivasi. Kebutuhan fisiologis, psikologis seseorang menimbulkan dorongan intrinsik dan esktrinsik untuk bertingkah laku dalam mencapai tujuan tersebut. Kuatnya dorongan ini ditentukan kadar kebutuhan yang melekat pada seseorang. Begitu juga dengan hubungan penelitian ini dengan teori Hedonisme dimana seseorang akan termotivasi untuk melakukan sesuatu aktivitas apabila aktivitas itu menyenangkan dan menggembirakan. 4. Faktor penghambat peran PKK dalam memotivasi masyarakat Desa Jumoyo untuk berwirausaha Faktor penghambat dari peran PKK dalam memotivasi masyarakat Desa Jumoyo untuk berwirausaha adalah kurangnya pemahaman anggota dan warga, serta masih ada warga yang pesimis dengan hasil yang diperoleh. Hal tersebut dapat juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan warga dan kurangnya mencari informasi tentang program-program peningkatan keterampilan yang tujuannya adalah kesejahteraan keluarga. Taliziduhu (1982) bahwa partisipasi masyarakat itu merupakan keterlibatan fisik, mental dan emosi seseorang atau sekelompok masyarakat di dalam gerakkan pembangunan dan mendorong yang bersangkutan untuk bertindak atas kehendak atau prakarsa sendiri menurut kemampuan yang ada dalam mengambil bagian dalam usaha penyelenggaraan suatu program pembangunan di pedesaan 107 E. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan dengan prosedur ilmiah, namun penelitian ini masih memiliki keterbatasan yaitu: 1. Peneliti tidak dapan menyebutkan jumlah peserta dalam program-program yang diselenggarakan oleh PKK Desa Jumoyo, karena kegiatan yang beragam. 2. Peneliti tidak dapat memberikan data berupa angka pasti persentase keberhasilan PKK Desa Jumoyo dan menunjukkan data yang valid mengenai jumlah wirausaha yang muncul sejak terjadinya bencana karena fokus penelitian ini untuk melihat bagaimana peran PKK dalam meningkatkan motivasi masyarakat Desa Jumoyo untuk berwirausaha. 3. Peneliti tidak dapat menunjukkan data yang valid mengenai peningkatan pendapatan dan taraf ekonomi masyarakat Desa Jumoyo setelah adanya pelatihan yang diberikan PKK karena bersifat pribadi. 108 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan: 1. Peran Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dalam meningkatkan motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo pasca erupsi Gunung Merapi 2010 dilakukan dengan peningkatan motivasi melalui penyuluhan dan menfasilitasi program dengan mengadakan program pelatihan keterampilan untuk selanjutnya mendorong dan membantu warga terdampak untuk membuka home industry sebagai solusi peningkatan kesejahteraan keluarga pasca bencana 2. Keberhasilan Peran Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dalam meningkatkan motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo pasca erupsi Gunung Merapi 2010 ditunjukkan dengan keadaan ekonomi warga semakin meningkat, tercatat telah muncul 23 pengusaha baru seperti membuka warung, membuat makanan khas untuk oleh-oleh, produksi batako, konveksi, serta pengembangan modal usaha menjadi koperasi simpan-pinjam. Hal ini berimbas kepada kesejahteraan warga yang meningkat dan dibidang pendidikan juga mengalami peningkatan. 3. Faktor Pendorong Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dalam meningkatkan motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo pasca erupsi Gunung Merapi 2010 berasal dari dalam diri (intrinsik) dan dari luar diri 109 (ekstrinsik), beberapa faktor tersebut diantaranya adalah penggilan jiwa, rasa kemanusiaan, menjalan tugas sebagai pengurus PKK, tanggung jawab sebagai pengurus PKK, bantuan dari pemerintah desa serta antusiasme dari anggota dan warga yang tinggi menjadikan peran PKK bisa berjalan dengan baik. 4. Faktor penghambat dari peran Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dalam memotivasi masyarakat Desa Jumoyo untuk berwirausaha adalah kurangnya pemahaman anggota dan warga, serta masih ada warga yang pesimis dengan hasil yang diperoleh. Hal tersebut dapat juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan warga dan kurangnya mencari informasi tentang programprogram peningkatan keterampilan yang tujuannya adalah kesejahteraan keluarga B. Implikasi Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan maka implikasi yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: 1. Jika peran PKK terhadap motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo pasca bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 berhasil, maka jumlah warga Desa Jumoyo yang termotivasi untuk berwirausaha akan mengalami peningkatan. 2. Jika keberhasilan peran PKK dalam meningkatkan motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo signifikan, maka jumlah wirausaha yang ada di Desa Jumoyo akan meningkat. 3. Jika faktor pendorong peran PKK dalam meningkatkan motivasi wirausaha masyarakat adalah rasa kemanusiaan dan rasa tanggungjawab, maka 10 Program Pokok PKK seharusnya dapat dilaksanakan dengan baik. 110 4. Jika faktor penghambat peran PKK dalam meningkatkan motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo yaitu rasa pesimis beberapa warga dalam memulai usaha dapat dikurangi, maka tujuan PKK untuk mencapai kesejahteraan keluarga dapat terwujud. C. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini maka terdapat beberapa saran yang peneliti ajukan bagi pengurus PKK, anggota PKK, tokoh masyarakat maupun perempuan yang belum mengikuti progam Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Desa Jumoyo Kecamatan Salam Kabupaten Magelang: 1. Pengurus PKK melakukan kontrol perkembangan wirausaha dan senantiasa melakukan penyegaran peningkatan wirausaha dengan mengadakan program peningkatan SDM secara berkelanjutan melalui pelatihan keterampilan dan pemanfaatan koperasi. 2. Anggota PKK selalu aktif mengadakan komunikasi secara berkesinambungan dengan pengurus, tidak harus hanya menunggu kontrol dari pengurus supaya program yang disusun dapat berjalan dengan baik dan merata di seluruh wilayah Desa Jumoyo. 3. Tokoh Masyarakat/ Perangkat Desa, perlu lebih mendukung lagi program PKK dan ikut mengedukasi terutama bagi warga yang belum ikut menjadi anggota PKK serta menjembatani dengan instansi terkait tentang pengembangan program. 111 DAFTAR PUSTAKA Alma, B. (2013). Kewirausahaan untuk mahasiswa dan umum. Bandung: Alfabeta. Arikunto, S. (2006). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Arisandi. (2015) Peran PKK di dalam pemberdayaan perempuan di desa muara bengkal ilir kecamatan muara bengkal kabupaten kutai timur. Ilmu Pemerintahan. Skripsi. Universitas Mulawarman. Astuti, HP. (2003). Pembinaan kesejahteraan keluarga (pkk) dan pemberdayaan perempuan (penelitian di desa tamanan kecamatan banguntapan kabupaten bantul provinsi daerah istimewa yogyakarta). pembangunan masyarakat desa. Skripsi. Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (APMD) Yogyakarta. Astuti. (2009). Upaya meningkatkan motivasi berwirausaha melalui konseling karir pada siswa. Skripsi. IKIP Veteran Semarang. Berry. (1981). Pokok-pokok pikiran dalam sosiologi. Jakarta: Rajawali. Endang, NP. (2012). Analisis faktor-faktor motivasi berwirausaha terhadap keberhasilan pengusaha UKM (studi pada UKM kota Malang). Jurnal Profit, Vol. 6 (1), 63-66 Fudyartanto. (2002). Psikologi pendidikan. Yogyakarta: Global Jakarta. Gepse, J.(2004). Peran wanita melalui organisasi pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga (pkk) dalam pembangunan desa. Ilmu Sosiatri. Skripsi. Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (APMD) Yogyakarta. Gunarsa, SD. (2008). Psikologi olahraga prestasi. Jakarta: Gunung Mulia. Husdarta. (2010). Psikologi olahraga. Bandung: Alfabeta. Ivancevich, dkk. (2008). Perilaku dan manajemen organisasi. Jakarta: Erlangga. Kadma, HO. (2017). Peran PKK dalam meningkatkan pemberdayaan perempuan di kelurahan bukuan kecamatan palaran kota samarinda. Ejournal Ilmu Pemerintahan, 5 (3), 969-978. Kasmir. (2007). Dasar-dasar perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 112 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. 2014. Gunung merapi-sejarah letusan. Tersedia pada www.vsi.esdm.go.id diakses pada 27 April 2017 pukul 11.49 WIB. Laura. (2010). Psikologi umum. Jakarta: Penerbit Erlangga Lupiyoadi, R. (2007). Entrepreneurship from mindset to strategy. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Mashud. (2004). Pemberdayaan masyarakat miskin, membuka wawasan terisolir. Surabaya: Papirus. Mathis dan Jackson. (2002). Manajemen sumber daya manusia. Yogyakarta: Salemba Empat. Matthew Miles dan Michael Huberman. (1992). Analisis data kualitatif. Jakarta: UI Press. Moko P. Astamoen. (2008). Entrepreneurship dalam perspektif kondisi bangsa indonesia. Bandung: Alfabeta. Moleong, Lexy J. (2008). Metodologi penelitian kuaitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Scott, J. (2011). Sosiologi: the key concept. Jakarta: Rajawali Pers. Hamalik, O. (2003). Psikologi belajar dan mengajar. Bandung: Sinar Baru. Hadi, S. (1993). Metodelogi research jilid 1. Yogyakarta: Andi Offset. ______. (2004). Analisis regresi. Yogyakarta: Andi Offset. Hasan, I. (2010). Metodologi penelitian pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Raho, B. (2007). Teori sosiologi modern. Jakarta: Prestasi Pustakaraya. Riswan, Y & Arifika, D. (2012). Perempuan dan bencana: memberdayakan potensi sosial dan ekonomi perempuan korban banjir lahar dingin merapi. Kawistara. Vol. 2 No. 2. hlm. 170. Rupiyasih. (2015). peran pembelajaran kewirausahaan dalam meningkatkan minat berwirausaha siswa kompetensi keahlian administrasi perkantoran smk negeri 1 yogyakarta. Pendidikan Administrasi Perkantoran. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. 113 Saiman, L. (2009). Kewirausahaan: teori, praktik, dan kasus-kasus. Jakarta: Salemba Empat Sardiman. (2009). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sobur, A. (2013). Filasafat komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Soekanto, S. (1986). Sosiologi suatau pengantar. Jakarta: Rajawali. Soekanto, S. (2002). Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Soetrisno, L. (1997). Kemiskinan, perempuan, dan pemberdayaan. Yogyakarta: Kanisius. Sucipta, IN . (2009). Holistik soft skill. Denpasar: Udayana University Press. Sugiyono. (2014). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta. ______. (2009). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan r&d. Bandung: Alfabeta. Sukirno, dkk. (2011). Pustakawan dalam mitigasi bencana. Yogyakarta: Pengurus Daerah Ikatan Pustakawan Indonesia (PD IPI) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Suryana. (2001). Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat Sutari Imam B. (1981). Pengantar kesejahteraan keluarga. Yogyakarta: Institute Press IKIP. Sutopo, HB. (2006). Metodologi penelitian kualitatif. Surakarta: UNS Press Syah, M. (2002). Psikologi belajar, Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada. Taliziduhu, N. (1982). Partisipasi masyarakat desa di beberapa desa. Jakarta: Bina Askara Tanzeh, A. (2009). Pengantar metode penelitian. Yogyakarta: Teras. Tim Penggerak PKK Kabupaten Magelang. (2016). Verifikasi data pelaksanaan 10 program pokok pkk. Tersedia pada www.pkk.magelangkab.go.id diakses pada 28 April 2017 pukul 15.53 WIB. 114 TP PKK Pusat. (2015). Rumusan hasil rakernas viii PKK. Jakarta. Vitayala A. (2010). Pemberdayaan perempuan dari masa ke masa. Bogor: IPB Press. Wijatno, S. (2009). Pengantar entrepreneurship. Jakarta: Gramedia Yunus. (1992). Psikologi pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Zuriah, N. (2007). Metodologi penelitian sosial dan pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 115 LAMPIRAN 116 Lampiran 1. Pedoman Observasi PEDOMAN OBSERVASI Tanggal : Waktu : Tempat : No Aspek Deskripsi 1. Keadaan Desa Jumoyo a. Profil Desa Jumoyo b. Profil PKK Desa Jumoyo 2. Kegiatan PKK Desa Jumoyo a. Kegiatan dan program yang diadakan PKK b. Sistematika program PKK c. Sasaran kegiatan yang diadakan PKK 3. Latar belakang warga sebelum terjadi bencana erupsi Gunung Merapi 2010 a. Pekerjaan yang ditekuni sebelum terjadinya bencana b. Kondisi ekonomi dalam keluarga sebelum tahun 2010 4. Kondisi warga saat terjadi bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 a. Apa yang terjadi pada warga saat terjadi bencana b. Apa sajakah kerugian yang diderita warga akibat bencana tersebut c. Bagaimana kondisi ekonomi keluarga warga setelah terjadinya bencana d. Perubahan sosial warga setelah terjadinya bencana e. Masalah yang dialami setelah terjadinya bencana f. Bagaimana cara warga mengatasi permasalahan tersebut 5. Peran PKK Desa Jumoyo setelah terjadinya bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 a. Respon PKK terhadap bencana alam yang terjadi b. Kegiatan/program apa saja yang dilakukan PKK 117 6. Desa Jumoyo untuk masyarakat yang terkena dampak bencana c. Faktor pendorong PKK Desa Jumoyo dalam mengadakan program tersebut d. Faktor penghambat PKK Desa Jumoyo dalam melaksanakan program tersebut e. Tanggapan masyarakat dengan dilaksanakan program tersebut f. Pengaruh apa saja yang terjadi setelah terlaksananya program tersebut terhadap masyarakat Desa Jumoyo g. Tingkat keberhasilan program PKK Desa Jumoyo Peran PKK terhadap motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo a. Program PKK yang berfokus pada bidang wirausaha b. Pengaruh kegiatan yang dilakukan PKK Desa Jumoyo terhadap keinginan masyarakat dalam berwirausaha 118 Lampiran 2. Pedoman Wawancara PEDOMAN WAWANCARA Nama : Alamat : Umur : Pekerjaan : Daftar pertanyaan : 1. Apa yang Anda ketahui tentang PKK Desa Jumoyo? 2. Apa saja yang Anda ketahui tentang program yang PKK Desa Jumoyo susun untuk masyarakat? 3. Bagaimana sistematika pelaksanaan setiap kegiatan yang diselenggarakan PKK Desa Jumoyo? 4. Untuk siapakah program tersebut ditujukan? 5. Apa saja jenis pekerjaan masyarakat sebelum bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010? 6. Bagaimana keadaan perekonomian keluarga sebelum terjadinya erupsi Gunung Merapi tahun 2010? 7. Apakah yang terjadi kepada masyarakat Desa Jumoyo ketika banjir lahar dingin akibat bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 terjadi? 8. Apa saja kerugian yang diderita masyarakat pada saat bencana tersebut terjadi? 9. Apakah terjadi perubahan kondisi ekonomi keluarga setelah bencana terjadi? 10. Apakah terjadi perubahan pekerjaan, pendidikan, dan hubungan antar masyarakat dengan adanya bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010? 11. Apa saja permasalahan yang di alami masyarakat dengan terjadinya erupsi Gunung Merapi tahun 2010? 119 12. Apa yang dilakukan sebagai bentuk penyelesaian dari permasalahan tersebut? 13. Ketika bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 terjadi, apa respon PKK Desa Jumoyo? 14. Apakah PKK pada saat itu bergerak untuk membantu masyarakat? 15. Kegiatan apa saja yang dilakukan PKK Desa Jumoyo untuk masyarakat yang terkena dampak bencana? 16. Apa yang mendorong PKK Desa Jumoyo dalam melakukan kegiatan tersebut? 17. Apa yang menghambat PKK Desa Jumoyo dalam melakukan kegiatan tersebut? 18. Bagaimana tanggapan masyarakat Desa Jumoyo dengan diberikannya bantuan tersebut? 19. Pengaruh apa saja yang terjadi setelah terlaksananya program tersebut terhadap masyarakat Desa Jumoyo? 20. Berapa besar tingkat keberhasilan program yang diadakan PKK Desa Jumoyo dalam membantu masyarakat setelah terjadinya bencana? 21. Apakah ada fokus program tertentu dari PKK untuk memberikan motivasi bagi masyarakat Desa Jumoyo mengembangkan bisnis wirausaha? 22. Apa sajakah program tersebut? 23. Apakah kegiatan yang dilakukan PKK Desa Jumoyo tersebut memiliki pengaruh terhadap keinginan masyarakat dalam berwirausaha? 24. Bagaimanakah hasil dari terselenggaranya program tersebut terhadap motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo? 120 Lampiran 3. Checklist Dokumentasi CHECKLIST DOKUMENTASI Tanggal : Pukul : Tempat : Kondisi No Aspek Dekripsi Ada 1. Keadaan Desa Jumoyo 2. Kegiatan Jumoyo 3. Latar belakang warga sebelum terjadi bencana erupsi Gunung Merapi 2010 4. Kondisi warga saat terjadi bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 5. Peran PKK Desa Jumoyo setelah terjadinya bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 6. Peran PKK terhadap motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo PKK Desa 121 Tidak Ada Lampiran 4. Tabel Triangulasi Hasil No Pokok Bahasan Observasi Wawancara Dokumentasi Desa Jumoyo adalah sebuah desa yang berlokasi di jalur lintas regional Yogyakarta-Jawa Tengah yang dilalui arus sungai yang bernama Kali Putih. Pada tanggal 9 Januari 2010, banjir lahar dingin material erupsi Gunung Merapi yang terbesar menerjang beberapa dusun di Desa Jumoyo dan menghanyutkan rumah dan lahan pertanian masyarakat. PKK Desa Jumoyo merupakan organisasi yang didirikan oleh pemerintah dengan perempuan sebagai motor penggeraknya dan bertugas untuk membantu Pemerintah Desa dalam berperan mewujudkan kesejahteraan keluarga. Anggota PKK dan kader posyandu 80 dan yang aktif 31 orang per dusun itu ada wakil 5 orang. Terdapat dokumentasi mengenai profil Desa Jumoyo dan mengenai profil PKK Desa Jumoyo melalui website resmi Desa Jumoyo. Keadaan Desa Jumoyo 1. Profil Desa dan PKK Desa Jumoyo PKK Desa Jumoyo merupakan organisasi yang menjadikan wanita sebagai motor penggerak dan berperan dalam mencapai kesejahteraan keluarga. PKK Jumoyo aktif dalam mengikuti program yang diinstruksikan oleh pemerintah maupun mengadakan program atas inisiatif sendiri. Desa Jumoyo adalah sebuah desa yang berlokasi di jalur lintas regional Yogyakarta-Jawa Tengah yang dilalui arus sungai yang bernama Kali Putih. Pada tanggal 9 Januari 2010, banjir lahar dingin material erupsi Gunung Merapi yang terbesar menerjang beberapa dusun di Desa Jumoyo dan menghanyutkan rumah dan lahan pertanian masyarakat. Kesimpulan PKK Desa Jumoyo merupakan organisasi yang didirikan oleh pemerintah dengan perempuan sebagai motor penggeraknya dan bertugas untuk membantu Pemerintah Desa dalam berperan mewujudkan kesejahteraan keluarga. Kegiatan PKK Desa Jumoyo 2. Program diadakan yang PKK Jenis program yang diadakan PKK terdiri dari 122 Program yang saat ini sedang berjalan yaitu Terdapat dokumentasi foto Desa Jumoyo Kesimpulan 3. Sistematika pelaksnaan program sosialisasi, penyuluhan, dan pelatihan. Contoh program yang kini sedang dilaksanakan PKK Desa Jumoyo diantaranya: 1) pelatihan keamanan dan ketahanan pangan; 2) pelatihan pengelolaan bank sampah yang bekerja sama dengan Unilever dan Pemerintah Desa Posyandu Balita dan Lansia, bank sampah yang disponsori oleh UNILEVER, program ketahanan dan keamanan pangan, serta senam Lansia. Program yang disusun PKK diselenggarakan melalui penyuluhan, sosialisasi dan pelatihan serta pendampingan. kegiatan PKK Desa Jumoyo dari narasumber ketika wawancara dan buku daftar hadir PKK Desa Jumoyo yang menunjukkan adanya program bank sampah, posyandu dan penyuluhan keamanan pangan. Program PKK selain pertemuan rutin ada juga sosialisasi, penyuluhan, pelatihan dan pendampingan. Sedangkan program yang saat ini sedang dijalankan antara lain Posyandu Balita, Posyandu Lansia, pengelolaan bank sampah, serta penyuluhan ketahanan dan keamanan pangan. 1) Penyuluhan dan Sosialisasi Penyuluhan dan sosialisasi dilakukan dengan menunjuk perwakilan dusun untuk diberi materi dari narasumber, setelah itu peserta menyalurkan informasi yang didapatkan kepada anggota PKK Dusun ketika pertemuan rutin, kemudian anggota PKK dusun menyampaikannya ketika pertemuan rutin PKK RT, jadi ilmu yang diberikan tersalurkan ke tingkat kelompok terkecil. 2) Pelatihan dan Workshop Pelatihan dan workshop yang diberikan berlaku bagi umum sesuai minat masyarakat. Kegiatan ini diadakan biasanya mendatangkan pelatih dari LSM atau balai pelatihan yang ahli di bidangnya. Program ini dilaksanakan lebih dari satu kali dan diawasi hasilnya agar masyarakat mendapatkan ilmu dan keterampilan 123 Program diselenggarakan dengan sistematika melalui pelatihan, penyuluhan dan sosialisasi. Dalam menjalankan kegiataan binaannya, PKK Desa Jumoyo menerapkan sistem penyampaian teori kemudian langsung dilakukan praktik. - baru serta dapat mengaplikasikannya dikemudian hari. 3) Pendamping an program berkelanjuta n Beberapa program yang diadakan PKK merupakan program yang berkelanjutan. Setiap periode tertentu dilakukan pertemuan untuk meninjau perkembangan atau kemajuan yang terjadi, agar dapat terus progressive. Kesimpulan 4. Sasaran program Kesimpulan Sistematika kegiatan yang diselenggarakan PKK terdiri dari penyuluhan dan sosialisasi, pelatihan, serta pendampingan, tergantung jenis program yang diadakan. Program dan kegiatan yang dilakukan oleh PKK bersifat variatif dan ditujukan kepada semua kalangan baik balita, pemilik usaha, serta lansia. Program yang diadakan PKK ditujukan untuk berbagai kalangan masyarakat Desa Jumoyo, ada yang untuk balita, remaja, ibu-ibu, bapakbapak dan lansia Terdapat foto dokumentasi PKK Desa Jumoyo yang menunjukkan peserta programnya berasal dari berbagai kalangan usia berdasarkan program yang diadakan. Program yang diselenggarakan ditujukan untuk masyarakat Desa Jumoyo secara umum, dengan rentang usia yang beragam sesuai jenis kegiatan yang diselenggrakan. Latar belakang warga sebelum terjadi bencana erupsi Gunung Merapi 2010 5. Pekerjaan warga sebelum terjadi bencana Kesimpulan Sebagian besar mata pencaharian masyarakat Desa Jumoyo adalah buruh, penambang pasir, dan petani. Namun beberapa warganya ada juga yang berprofesi sebagai PNS, karyawan swasta, pedagang dan wiraswasta. Sebagian besar pekerjaan masyarakat Desa Jumoyo adalah penambang pasir, petani dan pedagang. Terdapat data dari buku RPJMD Desa Jumoyo bahwa pekerjaan masyarakat Desa Jumoyo sebagian besar adalah buruh, petani, swasta, dan pedagang. Mata pencaharian masyarakat Desa Jumoyo sebelum terjadinya bencana beragam, namun sebagian besar merupakan buruh tani, penambang pasir, dan pedagang. 124 6. Kondisi ekonomi masyarakat sebelum terjadi bencana Kesimpulan Kondisi ekonomi masyarakat Desa Jumoyo secara umum dikategorikan dibawah sejahtera. Kondisi perekonomian keluarga sebelum bencana terjadi dikategorikan paspasan atau dibawah sejahtera. Kondisi ekonomi sebagian besar masih dibawah sejahtera. - masyarakat Desa Jumoyo dikategorikan Kondisi masyarakat Desa Jumoyo saat terjadi bencana 7. Yang terjadi pada masyarakat saat terjadi bencana Kesimpulan 8. Kerugian yang diderita masyarakat akibat bencana Kesimpulan Masyarakat tidak pernah menyangka bahwa banjir lahar dingin Merapi akan menenggelamkan dan menghanyutkan tempat tinggal , harta benda dan lahan pertaniannya. Namun ketika terjadi kejadian tersebut, warga sudah terkondisi di tempat evakuasi akhir, yaitu di SD Jumoyo 2 dan di lapangan Desa Jumoyo. Pada saat terjadi banjir lahar dingin terjadi, masyarakat mengalami kepanikan karena bencana tersebut baru pertama kali menimpa Desa Jumoyo, namun karena pada saat itu sudah ada informasi dari pos pemantauan Gunung Merapi bahwa akan terjadi banjir yang sangat besar, demi antisipasi pemerintah desa mengevakuasi warganya menuju titik kumpul, sehingga saat banjir menerjang, warga sudah terkondisi. Terdapat dokumentasi berupa foto dan data yang menunjukkan kondisi saat terjadinya bencana dan kerusakan yang diderita masyarakat Desa Jumoyo pada saat lahar dingin menerjang. Banjir lahar dingin erupsi Gunung Merapi tahun 2010 menyebabkan masyarakat mengalami kepanikan karena peristiwa tersebut baru pertama kali dialami, namun karena sudah adanya peringatan dari pos pemantauan Gunung Merapi, maka masyarakat sudah terkondisikan ketika bencana terjadi sehingga tidak menimbulkan korban jiwa. Kerugian yang diderita meliputi dua aspek yaitu material diantaranya kehilangan rumah, lahan pertanian, ladang, serta harta benda lainnya. Aspek yang kedua yaitu non material berupa trauma psikis. Kerugian material yang diderita masyarakat Desa Jumoyo antara lain hilangnya rumah dan harta benda lainnya karena hanyut terbawa arus banjir lahar dingin, sawah dan ladang, serta hilangnya mata pencaharian para kepala keluarga. Sementara kerugian non material yang dialami ada trauma psikis. Terdapat dokumentasi dari laman internet yang memperlihatkan kerugian yang dialami Masyarakat Desa Jumoyo meliputi rumah, fasilitas umum Desa, dan lahan pertanian. Kerugian yang dialami masyarakat secara material meliputi hilangnya tempat tinggal, lahan pertanian, juga harta benda yang hanyut terbawa arus lahar dingin. Disamping material, kerugian yang diderita masyarakat juga termasuk kerugian non material berupa hilangnya mata pencaharian serta menderita trauma psikis. 125 9. Kondisi ekonomi masyarakat setelah terjadinya bencana Kesimpulan 10. Perubahan sosial setelah terjadinya bencana Kesimpulan 11. Permasalahan yang dialami masyarakat setelah terjadinya bencana Hilangnya lahan pertanian dan ladang sekaligus membuat mereka kehilangan pekerjaan, namun untuk para penambang pasir kejadian tersebut menjadi lahan pekerjaan yang melimpah bagi mereka, beberapa orang yang tadinya bertani dan berladang pun akhirnya beralih profesi menjadi penambang pasir. Meskipun belum dapat dikatakan sejahtera, namun kondisi ekonomi masyarakat Desa Jumoyo dapat dikatakan mengalami peningkatan. Kondisi ekonomi masyarakat mengalami penurunan sesaat setelah bencana berlangsung, banyak kehilangan yang dialami, dan tidak adanya pemasukan ekonomi karena kejadian tersebut menelan rumah dan lahan pekerjaannya sehingga harus tinggal di pengungsian, namun kemudian berangsur pulih dan justru mengalami peningkatan berkat adanya bantuan dan fasilitas dari pemerintah dan instansi terkait, serta keinginan masyarakat untuk bangkit. Terdapat dokumentasi di laman berita online bahwa masyarakat mengalami kehilangan mata pencaharian. Sesaat setelah terjadinya bencana, masyarakat yang sebagian besar kehilangan lahan mata pencahariannya tidak mendapatkan pemasukan sehingga kondisi perekonomiannya menurun drastis, namun berangsur membaik karena adanya bantuan dan keinginan masyarakat untuk bangkit dengan memanfaatkan material vulkanik yang ada. Setelah terjadi bencana erupsi Gunung Merapi dan banjir lahar dingin tahun 2010, masyarakat Desa Jumoyo menjadi lebih akrab dan dekat karena frekuensi gotong royong serta saling membantu mereka menjadi lebih tinggi. Terjadi perubahan pekerjaan sebagian besar petani beralih profesi menjadi penambang, perubahan pendidikan pada sebagian warga yang mendapatkan bantuan pendidikan karena menjadi korban bencana, serta hubungan masyarakat yang semakin erat dalam bergotong-royong karena kondisi yang sama sebagai korban bencana. Terdapat dokumentasi di laman berita online bahwa masyarakat mengalami alih profesi dan memanfaatkan banyaknya material vulkanik menjadi penggali pasir dan pemecah batu. Perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat antara lain perubahan mata pencaharian yang tadinya buruh tani dan petani menjadi penambang pasir dan pemecah batu. Sedangkan dari segi pendidikan, sebagian masyarakat mendapatkan bantuan pendidikan karena merupakan korban bencana. Selain pekerjaan dan pendidikan, hubungan antar masyarakat Desa Jumoyo menjadi semakin erat dalam bergotong-royong karena rasa peduli terhadap korban banjir lahar dingin. Masalah yang dialami setelah terjadinya bencana yaitu hilangnya pekerjaan dan menurunnya taraf ekonomi masyarakat terutama yang menjadi korban banjir lahar dingin 126 Permasalahan yang terjadi yaitu adanya penolakan kebijakan pemerintah untuk merelokasi warga dan membangunkan hunian tetap di lokasi yang baru. Selain itu terjadinya Terdapat dokumentasi di laman berita online yang memberitakan terjadinya demo yang dilakukan ratusan warga yang harus tinggal di pengungsian. Berada dan tinggal selama berharihari di tenda mengakibatkan perasaan yang kurang nyaman dan dapat memicu stress. Kesimpulan 12. Penyelesaian dari permasalahan yang dialami Kesimpulan bencanya juga menyebabkan masyarakat kehilangan pekerjaan dan pemasukan untuk keluarganya. Dusun Gempol karena menolak adanya relokasi. Permasalahan yang dialami masyarakat antara lain hilangnya pekerjaan yang menyebabkan tidak adanya pemasukan untuk keluarga, stress akibat tinggal terlalu lama di pengungsian, serta adanya penolakan terhadap kebijakan relokasi dari pemerintah dengan pertimbangan keamanan jangka panjang. Berrdasarkan pengamatan melalui berita online berbagai kegiatan untuk mengisi waktu luang warga terdampak banjir lahar dingin maupun masyarakat yang tidak terdampak dengan mengadakan kegiatankegiatan yang dilakukan PKK bersama LSM sehingga masyarakat dapat mengurangi potensi kejenuhan. Setelah terjadi demonstrasi penolakan relokasi, pemerintah mengadakan diskusi dengan masyarakat dan akhirnya mencapai kesepakatan bahwa pemerintah tetap membangunkan hunian tetap di lokasi yang baru, namun warga dipersilakan untuk tetap memiliki lahan bekas rumahnya yang hanyut dan membangunnya lagi dengan biaya mandiri. Sedangkan dari PKK dan pemerintah desa melakukan pendampingan trauma healing dan pelatihan serta penyuluhan untuk membekali masyarakat dengan keterampilan baru dan menyembuhkan trauma psikis yang dialami. - Penyelesaian dari permasalahan yang dialami antara lain dengan diadakannya program trauma healing, pelatihan-pelatihan untuk mengisi waktu luang masyarakat serta membangkitkan semangat masyarakat untuk bangkit, dan diselenggarakan diskusi antara pemerintah dan warga terdampak lahar dingin terkait relokasi sehingga mencapai kesepakatan. Peran PKK Desa Jumoyo setelah terjadinya bencana erupsi Gunung Merapi 2010 13. Respon PKK saat terjadi bencana PKK Desa Jumoyo secara spontan membantu Pemdes untuk mengkondisikan warga pada saat itu. Selain melakukan penyediaan logistik, PKK Desa Jumoyo juga melakukan pendampingan kepada 127 Pada saat bencana terjadi, PKK Desa Jumoyo tanggap dalam menghadapi korban bencana, menyediakan logistik serta mendistribusikan bantuan dari donatur maupun pemerintah. Pada saat Terdapat dokumentasi jurnal ilmiah yang menjelaskan PKK Desa Jumoyo terjun dalam melakukan sosialisasi mitigasi bencana dan mendirikan dapur masyarakat yang saat itu tidak banyak mengetahui informasi tentang bencana yang sedang dialaminya. Kesimpulan 14. Kegiatan/program yang dilakukan PKK Desa Jumoyo untuk masyarakat terdampak bencana. Kesimpulan 15. Faktor pendorong PKK Desa Jumoyo dalam pelaksanaan program Kesimpulan 16. Faktor penghambat PKK Desa Jumoyo terjadi bencana, PKK bergerak membantu masyarakat terdampak banjir lahar dingin. umum pengungsian. di Pada saat terjadi bencana, PKK Desa Jumoyo tanggap dalam membantu masyarakat melalui pengadaan logistik di dapur umum, bersama BPBD melakukan sosialisasi mitigasi bencana. Program yang dilaksanakan PKK diantaranya trauma healing, beberapa pelatihan dan pembentukan koperasi simpan pinjam untuk membantu kesulitan warga. Kegiatan yang dilakukan PKK Desa Jumoyo setelah terjadinya bencana antara lain pendampingan di dapur umum, trauma healing, sosialisasi mitigasi bencana yang diadakan oleh BPBD, serta pelatihan keterampilan dan peningkatan SDM. Terdapat dokumentasi foto dan artikel di laman online Kementerian Sosial bahwa ibu Linda Agum Gumelar bersama istri Gubernur Jawa Tengah sebagai Ketua PKK Jawa Tengah melakukan kunjungan dan meninjau program pelatihan yang diberikan kepada masyarakat korban banjir lahir dingin. Program yang dilakukan PKK Desa Jumoyo untuk masyarakat yang terdampak bencana yaitu adanya trauma healing, sosialisasi mitigasi bencana, serta beberapa pelatihan yang bekerjasama dengan LSM. Faktor yang mendorong PKK Desa untuk membantu masyarakat didasari atas kemanusiaan dan rasa tanggung jawab sebagai bagian dari masyarakat untuk saling membantu ketika terjadi musibah. Selain itu PKK Desa Jumoyo juga ingin masyarakat tidak terpuruk atas bencana yang menimpanya dan terus berusaha untuk bangkit kembali taraf hidupnya. Faktor yang mendorong PKK dalam melakukan kegiatan tersebut adalah rasa kemanusiaan serta rasa tanggungjawab sebagai bagian dari pemerintah desa untuk membantu masyarakatnya yang sedang mengalami kesulitan. Selain kemanusiaan, kekompakan para pengurus dan antusiasme anggota membuat PKK Desa Jumoyo semakin semangat dan termotivasi. - Faktor yang mendorong PKK melaksanakan program tersebut adalah adanya dorongan kemanusiaan, tanggung jawab sebagai organisasi yang memiliki tujuan untuk mencapai kesejahteraan keluarga, serta antusiasme anggota PKK dan masyarakat yang membuat PKK Desa Jumoyo termotivasi. Faktor yang menghambat PKK dalam melaksanakan beberapa program dan 128 Hambatan PKK Desa Jumoyo dalam melaksanakan kegiatan - dalam pelaksanaan program Kesimpulan 17. Tanggapan masyarakat dengan adanya program yang diadakan PKK Desa Jumoyo Kesimpulan 18. Pengaruh dari program PKK terhadap masyarakat Desa Jumoyo kegiatan adalah karena kurangnya rasa kepercayaan masyarakat akan manfaat dan hasil dari program yang diadakan. tersebut adalah adanya ketidaksinambungan antara waktu yang dimiliki dengan kewajiban yang harus dikerjakan, terlebih beberapa anggota PKK juga menjadi korban dan mengungsi sehingga sulit membagi waktu antara pekerjaan, tanggung jawab dalam keluarga, dan tanggung jawab dalam PKK. Faktor penghambat lainnya yaitu kurangnya kesadaran masyarakat akan manfaat yang didapatkan dengan mengikuti kegiatan yang diadakan PKK, adanya keraguan dalam memulai usaha, dan beberapa warga merasa belum membutuhkan bantuan yang diberikan. Faktor yang menghambat PKK dalam menyelenggarakan kegiatan tersebut adalah kurangnya kesadaran masyrakat akan manfaat yang diperoleh dari adanya kegiatan tersebut untuk memandirikan dirinya, adanya masyarakat yang merasa belum membutuhkan bantuan atau ilmu tersebut, serta adanya rasa keraguan untuk memulai suatu usaha. Terdapat sebagian kecil yang kurang sadar pentingnya mendapatkan keterampilan yang berguna untuk membantu menopang dan meningkatkan taraf hidupnya, namun sebagian besar masyarakat Desa Jumoyo mengapresiasi dengan antusiasme yang tinggi. Respon masyarakat Desa Jumoyo pada saat itu berterimakasih dan antusias dalam menerima bantuan dan mengikuti kegiatan yang diadakan. Terdapat dokumentasi berupa artikel di laman Kementerian Sosial mengenai antusiasme masyarakat dalam mengikuti kegiatan pelatihan yang diberikan PKK bersama Mahasiswa dari AKS Ibu Kartini. Secara garis besar masyarakat antusias dalam mengikuti kegiatan yang diselenggarakan PKK Desa Jumoyo. Masyarakat Desa Jumoyo menjadi termotivasi untuk kembali bangkit dan meningkatkan taraf ekonomi keluarganya, mereka juga mengalami perubahan pola pikir bahwa kebanyakan pekerjaan yang mereka 129 Pengaruh program yang diadakan PKK terhadap masyarakat Desa Jumoyo adalah bertambahnya keterampilan, lebih teredukasi, serta masyarakat menjadi termotivasi untuk meningkatkan kondisi - tekuni menguras tenaga dan menyadari bahwa memiliki usaha atau pekerjaan sampingan yang lebih ringan dan menghasilkan banyak uang akan menjadi peluang yang menjanjikan untuk jangka panjang. Kesimpulan 19. Tingkat keberhasilan program PKK Desa Jumoyo Kesimpulan perekonomiannya. Pengaruh program yang diadakan PKK terhadap masyarakat Desa Jumoyo adalah bertambahnya keterampilan, menjadi termotivasi untuk kembali bangkit dan meningkatkan taraf ekonomi keluarganya, lebih teredukasi, serta masyarakat menjadi termotivasi untuk meningkatkan kondisi perekonomiannya. Sejak tahun 2010, muncul 23 pengusaha baru dari berbagai bidang yang menunjukkan bahwa pengaruh yang diberikan program PKK cukup signifikan dan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat Desa Jumoyo. Program atau kegiatan yang diadakan PKK Desa Jumoyo mengalami keberhasilan dilihat dari kondisi perekonomian masyarakat yang sebagian mengalami peningkatan dan mulai membuka usaha dan beberapa mengalami keberhasilan di berbagai bidang serta memiliki keterampilan yang dapat diaplikasikan dikemudian hari. Terdapat dokumentasi foto yang menunjukkan aktivitas anggota program binaan PKK Desa Jumoyo bekerjasama dengan PALUMA yang masih berjalan hingga saat ini. Program atau kegiatan yang diadakan PKK Desa Jumoyo mengalami keberhasilan dilihat dari kondisi perekonomian masyarakat yang sebagian mengalami peningkatan dan mulai membuka usaha dan beberapa mengalami keberhasilan di berbagai bidang serta memiliki keterampilan yang dapat diaplikasikan dikemudian hari. Peran PKK terhadap motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo 20. Program PKK yang terfokus pada bidang wirausaha Terdapat beberapa program diantaranya sebagai berikut: 1) Pelatihan membatik; 2) Pelatihan pengolahan makanan; 3) Pelatihan menjahit; 4) Pelatihan pemanfaatan kain perca; 5) Pelatihan pembuatan paving dan batako. 130 Terdapat banyak program yang diselenggarakan PKK Desa Jumoyo yang bertujuan memotivasi masyarakat untuk berwirausaha, beberapa merupakan program kerjasama dengan LSM. Program tersebut pelatihan keterampilan antara lain: pelatihan pengolahan makanan, pengolahan kain perca, menjahit, membuat pernak pernik, menghias jilbab, membatik, pendirian koperasi untuk korban banjir lahar dingin, serta pelatihan pembuatan Terdapat dokumentasi berupa foto kegiatan pelatihan dari website RISTEKDIKTI serta hasil penelitian mahasiswa yang menunjukkan bahwa PKK bekerjasama dengan YEU mengadakan program-program pelatihan seperti pelatihan tanggap bencana, hingga pelatihan ekonomi produktif yang paving dan batako. Kesimpulan 21. Pengaruh kegiatan yang dilakukan PKK Desa Jumoyo terhadap keinginan masyarakat dalam berwirausaha Kesimpulan diberikan kepada warga Gempol untuk membantu mereka dalam bertahan hidup pasca bencana. Terdapat banyak program yang diselenggarakan PKK Desa Jumoyo yang bertujuan memotivasi masyarakat untuk berwirausaha, beberapa merupakan program kerjasama dengan LSM. Program tersebut pelatihan keterampilan antara lain: pelatihan pengolahan makanan, pengolahan kain perca, menjahit, membuat pernak pernik, menghias jilbab, membatik, pendirian koperasi untuk korban banjir lahar dingin, serta pelatihan pembuatan paving dan batako. Kondisi usaha masyarakat Desa Jumoyo hingga saat ini dapat dikatakan banyak yang berjalan dengan baik. Seperti yang nampak pada saat observasi yaitu usaha bakpia Pandan Mas yang produksinya mencapai 1600 bungkus perharinya, produksi batako, batu bata, dan beberapa industri rumah tangga seperti ceriping gethuk singkong, ceriping talas, yang penjualannya sudah mencapai took oleholeh di Kabupaten Magelang dan Yogyakarta. Dengan adanya program dari PKK Desa Jumoyo, masyarakat jadi termotivasi untuk memulai menjalankan usaha serta sadar akan pentingnya memiliki keterampilan. Hasil terselenggaranya program terhadap motivasi wirausaha masyarakat tidak hanya dilihat dari niat namun dapat dilihat dari hasil, terbukti saat ini terdapat beberapa usaha yang dikelola masyarakat masih berjalan dan berhasil. Terdapat dokumentasi foto yang menunjukkan adanya pemilikpemilik usaha yang dimulai karena adanya program pelatihan dan suntikan modal dari pemerintah maupun LSM yang masih beroperasi hingga saat ini. Dengan adanya program dari PKK Desa Jumoyo, masyarakat jadi termotivasi untuk memulai menjalankan usaha serta sadar akan pentingnya memiliki keterampilan. Hasil terselenggaranya program terhadap motivasi wirausaha masyarakat tidak hanya dilihat dari niat namun dapat dilihat dari hasil, terbukti saat ini terdapat beberapa usaha yang dikelola masyarakat masih berjalan dan berhasil. 131 Lampiran 5. Lembar Observasi LEMBAR OBSERVASI Peran PKK Terhadap Motivasi Wirausaha Masyarakat Desa Jumoyo Pasca Bencana Erupsi Merapi 2010 Tanggal : 13 Agustus, 16 dan 27 September 2018 Waktu : 11.00-16.00 WIB Tempat : Desa Jumoyo No Aspek 1. Keadaan Desa Jumoyo Indikator Deskripsi a. Profil Desa Jumoyo b. Profil PKK Desa Jumoyo 132 a. Desa Jumoyo terletak diantara Jalur Jalan Provinsi Jawa Tengah, diantara Propinsi DIY dan Kota Muntilan yang merupakan jalur Lalu Lintas lintasan regional. Memiliki luas 380.076 Ha, Desa Jumoyo merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Penggunaan lahan di desa ini antara lain diperuntukkan sebagai area pertanian, ladang , industri, perkebunan, pemukiman, perdagangan dan jasa, hutan, dan lain-lain. Sejak dilanda banjir lahar dingin pada tahun 2010 dan mengakibatkan berbagai kerusakan fasilitas umum dan beberapa fasilitas pribadi, Desa Jumoyo berangsur mengalami perbaikan dari segi sarana prasarana & infrastruktur yaitu diantaranya kondisi jalan desa yang sebagian besar sudah tertata dan diaspal serta dilengkapi dengan lampu penerangan dimalam hari yang mencakup sepanjang jalan wilayah desa. Selain itu, terdapat juga beberapa jembatan baru yang dibangun akibat jembatan yang lama mengalami kerusakan oleh material banjir lahar dingin. Fasilitas umum yang dimiliki Desa Jumoyo meliputi: balai desa, lapangan sepak bola, gedung serba guna, Taman Bermain dan PAUD, Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Kejuruan, klinik kesehatan, tempat ibadah yaitu masjid, mushola, gereja, serta makam. 2. Kegiatan PKK Desa Jumoyo a. Kegiata n dan program yang diadaka n PKK b. Sistema tika program PKK c. Sasaran kegiatan yang diadaka n PKK b. PKK Desa Jumoyo merupakan organisasi bertemakan woman empowerment yang menjadikan peran perempuan sangat penting sebagai motor penggerak kesejahteraan keluarga. PKK Desa Jumoyo dibentuk oleh Pemerintah Desa untuk membantu program-program Pemerintah Desa agar dapat berjalan dengan baik. PKK Desa Jumoyo beranggotakan 80 orang yang terdiri dari perwakilan pengurus PKK Dusun dari 13 Dusun yang ada di Desa Jumoyo. PKK Jumoyo aktif dalam mengikuti program yang diinstruksikan oleh pemerintah maupun mengadakan program atas inisiatif sendiri. a. Jenis program yang diadakan PKK terdiri dari sosialisasi, penyuluhan, dan pelatihan. Contoh program yang kini sedang dilaksanakan PKK Desa Jumoyo diantaranya: 1) pelatihan keamanan dan ketahanan pangan; 2) pelatihan pengelolaan bank sampah yang bekerja sama dengan Unilever dan Pemerintah Desa b. Dalam menjalankan programnya, PKK Desa menggunakan beberapa pendekatan terhadap diantaranya sebagai berukut: setiap Jumoyo metode warga, 4) Penyuluhan dan Sosialisasi PKK Desa Jumoyo memiliki banyak program penyuluhan dan sosialisasi yang biasanya diselenggarakan berdasarkan inisiatif dari PKK dan ada juga yang dilaksanakan atas permintaan Pemerintah Desa, Pemerintah Daerah atau bekerjasama dengan berbagai LSM. Penyuluhan dan sosialisasi dimulai dengan menunjuk perwakilan setiap dusun untuk datang ke kelurahan dan mendapatkan materi dari narasumber, setelah itu wakil-wakil setiap dusun tersebut wajib menyalurkan informasi yang didapatkan kepada anggota PKK Dusun ketika pertemuan rutin, kemudian anggota PKK dusun menyampaikannya ketika pertemuan 133 rutin PKK RT, jadi ilmu yang diberikan tersalurkan ke tingkat kelompok terkecil. 5) Pelatihan dan Workshop Pada program pelatihan dan workshop, biasanya PKK Desa Jumoyo memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk ikut serta berdasarkan minatnya. Pelatihan dan workshop yang diberikan berlaku bagi umum. Kegiatan ini diadakan di balai desa dan biasanya mendatangkan orang-orang dari LSM atau balai pelatihan yang ahli di bidangnya. Program ini dilaksanakan biasanya lebih dari satu kali dan diawasi hasilnya agar masyarakat mendapatkan ilmu dan keterampilan baru serta dapat mengaplikasikannya dikemudian hari. 6) Monitoring berkelanjutan program Beberapa program yang diadakan PKK merupakan program yang berkelanjutan, misalkan posyandu balita dan lansia, ketahanan dan keamanan pangan, serta program paluma. Setiap periode tertentu dilakukan pertemuan untuk meninjau perkembangan atau kemajuan yang terjadi, agar dapat terus progressive. 3. Latar belakang warga sebelum terjadi bencana erupsi Gunung Merapi 2010 c. Pekerjaan yang ditekuni sebelum terjadinya bencana d. Kondisi ekonomi dalam keluarga sebelum tahun 2010 134 c. Program dan kegiatan yang dilakukan oleh PKK bersifat variatif dan ditujukan kepada semua kalangan baik balita, pemilik usaha, serta lansia. a. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat Desa Jumoyo adalah buruh, penambang pasir, dan petani. Namun beberapa warganya ada juga yang berprofesi sebagai PNS, karyawan swasta, pedagang dan wiraswasta. b. Pada saat sebelum terjadi erupsi dan banjir lahar dingin Gunung Merapi pada tahun 2010, kondisi ekonomi masyarakat Desa Jumoyo secara umum dikategorikan dibawah sejahtera. Hal ini disebabkan oleh sebagian besar masyarakatnya lebih senang menjadi buruh dibandingkan dengan membuka usaha dan memandirikan diri sendiri karena ditengarai kurangnya kesadaran manfaat memiliki usaha mandiri untuk kemudian hari. 4. Kondisi warga saat terjadi bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 a. Apa yang terjadi pada warga saat terjadi bencana b. Apa sajakah kerugian yang diderita warga akibat bencana tersebut c. Bagaimana kondisi ekonomi keluarga warga setelah terjadinya bencana d. Perubahan sosial warga setelah terjadinya bencana e. Masalah yang dialami setelah terjadinya bencana f. Bagaimana cara warga mengatasi permasalaha n tersebut 135 a. Pada saat terjadinya erupsi dan banjir lahar dingin Gunung Merapi tahun 2010, masyarakat Desa Jumoyo sudah selalu waspada karena memang daerah tersebut dilalui aliran Kali Putih yang sering menjadi salah satu tempat arus lahar dingin akan mengalir. Meskipun demikian warga tidak pernah menyangka bahwa banjir lahar dingin tersebut akan menenggelamkan dan menghanyutkan tempat tinggal dan harta bendanya. Namun ketika terjadi kejadian tersebut, warga sudah terkondisi di tempat evakuasi akhir, yaitu di SD Jumoyo 2 dan di lapangan Desa Jumoyo. b. Kerugian yang diderita meliputi dua aspek yaitu material diantaranya kehilangan rumah, lahan pertanian, ladang, serta harta benda lainnya. Aspek yang kedua yaitu non material berupa trauma psikis. c. Ketika bencana terjadi, banyak warga yang kehilangan lahan pertanian dan ladang yang sekaligus membuat mereka kehilangan pekerjaan, namun untuk para penambang pasir justru kejadian tersebut menjadi lahan pekerjaan yang melimpah bagi mereka, beberapa orang yang tadinya bertani dan berladang pun akhirnya tidak punya pilihan lain dan beralih profesi menjadi penambang pasir. Meskipun belum dapat dikatakan sejahtera, namun kondisi ekonomi masyarakat Desa Jumoyo dapat dikatakan mengalami peningkatan. d. Warga Desa Jumoyo selalu hidup berdampingan dan harmonis dalam keberagaman, meski terdapat perbedaan keyakinan. Dalam bermasyarakat, Desa Jumoyo memiliki beberapa kegiatan sosial pada umumnya seperti kerja bakti, gotongroyong, pertemuan anggota Rukun Tetangga, kegiatan keagamaan, kegiatan kesenian yaitu rebana, jathilan, kubro siswo, serta kuda lumping. Mayoritas penduduk Desa Jumoyo memiliki pendidikan akhir SMA. Setelah terjadi bencana erupsi Gunung Merapi dan banjir lahar dingin tahun 2010, masyarakat Desa Jumoyo menjadi lebih akrab dan dekat karena frekuensi gotong royong serta saling membantu mereka menjadi lebih sering. 5. Peran PKK Desa Jumoyo setelah terjadinya bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 a. Respon PKK terhadap bencana alam yang terjadi b. Kegiatan/pro gram apa saja yang dilakukan PKK Desa Jumoyo untuk masyarakat yang terkena dampak bencana c. d. Faktor pendorong PKK Desa Jumoyo dalam mengadakan program tersebut Faktor penghambat PKK Desa 136 e. Masalah yang dialami setelah terjadinya bencana yaitu hilangnya pekerjaan dan menurunnya taraf ekonomi mmasyarakat terutama yang menjadi korban banjir lahar dingin yang harus tinggal di pengungsian. Berada dan tinggal selama berhari-hari di tenda tentu saja mengakibatkan perasaan yang kurang nyaman dan dapat memicu stress. f. Dilakukan berbagai kegiatan untuk mengisi waktu luang warga terdampak banjir lahar dingin maupun masyarakat yang tidak terdampak dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan PKK bersama LSM sehingga masyarakat dapat mengurangi potensi kejenuhan. a. Ketika terjadi bencana alam, pihak yang wajib bergerak untuk membantu warga adalah Pemerintah Desa, meskipun demikian Pemerintah Desa tidak mungkin dapat melakukannya sendiri, untuk itulah PKK Desa Jumoyo sangat dibutuhkan. PKK Desa Jumoyo secara spontan membantu Pemdes untuk mengkondisikan warga pada saat itu. Selain melakukan penyediaan logistik, PKK Desa Jumoyo juga melakukan pendampingan kepada masyarakat yang saat itu tidak banyak mengetahui informasi tentang bencana yang sedang dialaminya. b. Program yang dilaksanakan PKK diantaranya trauma healing, beberapa pelatihan dan pembentukan koperasi simpan pinjam untuk membantu kesulitan warga. c. Faktor yang mendorong PKK Desa untuk membantu masyarakat didasari atas kemanusiaan dan rasa tanggung jawab sebagai bagian dari masyarakat untuk saling membantu ketika terjadi musibah. Selain itu PKK Desa Jumoyo juga ingin masyarakat tidak terpuruk atas bencana yang menimpanya dan Jumoyo dalam melaksanaka n program tersebut e. f. g. 6. Peran PKK terhadap motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo terus berusaha untuk bangkit kembali taraf hidupnya. d. Tanggapan masyarakat dengan dilaksanakan program tersebut Faktor yang menghambat PKK dalam melaksanakan beberapa program dan kegiatan adalah karena kurangnya rasa kepercayaan masyarakat akan manfaat dan hasil dari program yang diadakan. e. Pengaruh apa saja yang terjadi setelah terlaksanany a program tersebut terhadap masyarakat Desa Jumoyo Terdapat sebagian kecil yang kurang sadar pentingnya mendapatkan keterampilan yang berguna untuk membantu menopang dan meningkatkan taraf hidupnya, namun sebagian besar masyarakat Desa Jumoyo mengapresiasi dengan antusiasme yang tinggi. f. Masyarakat Desa Jumoyo menjadi termotivasi untuk kembali bangkit dan meningkatkan taraf ekonomi keluarganya, mereka juga mengalami perubahan pola pikir bahwa kebanyakan pekerjaan yang mereka tekuni menguras tenaga dan menyadari bahwa memiliki usaha atau pekerjaan sampingan yang lebih ringan dan menghasilkan banyak uang akan menjadi peluang yang menjanjikan untuk jangka panjang. g. Wirausaha yang ada di Desa Jumoyo menurut data dari pemerintah Desa Jumoyo berjumlah 226 orang, yang meliputi pemilik pertokoan, warung, jasa menjahit, jasa salon dan potong rambut, pemilik industri rumah tangga meliputi kue, makanan ringan, produksi batako, produksi batu bata, bengkel, gergaji batu, pemilik depo pasir, dan pemahat patung. Sejak tahun 2010, muncul 23 pengusaha baru dari berbagai bidang yang menunjukkan bahwa pengaruh yang diberikan program PKK cukup signifikan dan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat Desa Jumoyo. a. Terdapat beberapa program diantaranya sebagai berikut: 1) Pelatihan membatik; 2) Pelatihan pengolahan makanan; 3) Pelatihan menjahit; 4) Pelatihan pemanfaatan kain perca; 5) Pelatihan pembuatan paving dan batako. Tingkat keberhasilan program PKK Desa Jumoyo a. Program PKK yang berfokus pada bidang wirausaha b. Pengaruh kegiatan 137 yang dilakukan PKK Desa Jumoyo terhadap keinginan masyarakat dalam berwirausah a 138 b. Kondisi usaha masyarakat Desa Jumoyo hingga saat ini dapat dikatakan banyak yang berjalan dengan baik. Seperti yang nampak pada saat observasi yaitu usaha bakpia Pandan Mas yang produksinya mencapai 1600 bungkus perharinya, produksi batako, batu bata, dan beberapa industri rumah tangga seperti ceriping gethuk singkong, ceriping talas, yang penjualannya sudah mencapai took oleh-oleh di Kabupaten Magelang dan Yogyakarta. Lampiran 6. Hasil Wawancara HASIL WAWANCARA 1. Nama : SK Alamat : Dusun Jumoyo Lor Umur : 41 tahun Pekerjaan : Wirausaha Waktu : 8 September 2018 1. Apa yang Anda ketahui tentang PKK Desa Jumoyo? Jawaban: PKK Desa Jumoyo itu ya sebuah organisasi yang digerakkan oleh kaum perempuan dibawah binaan pemerintah Desa Jumoyo. Pengurusnya ada 7, anggota dan kader posyandu sekitar 80 orang dengan angggota yang aktif di pertemuan itu 31 orang. 2. Apa saja yang Anda ketahui tentang program yang PKK Desa Jumoyo susun untuk masyarakat? Jawaban: Programe yo gotong royong, terus tentang keamanan pangan bagi keluarga dan sekolah, terus program desa ramah anak. Kegiatan rutinnya ada posyandu lansia, balita, sosialisasi ke dusun-dusun. 3. Bagaimana sistematika pelaksanaan setiap kegiatan yang diselenggarakan PKK Desa Jumoyo? Jawaban: Sosialisasi kita mengundang salah dua perwakilan dusun untuk disosialisasi di desa, terus tindak lanjutnya sosialisasi keliling ke dusun untuk sosialisasi ke remaja dan orangtua. 4. Untuk siapakah program tersebut ditujukan? Jawaban: Ya ada yang untuk remaja, balita, lansia, macem-macem. 5. Apa saja jenis pekerjaan masyarakat sebelum bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010? Jawaban: Buruh dan penambang pasir 50%, 20% pedagang, 20% karyawan, sisanya lain-lain. 139 6. Bagaimana keadaan perekonomian keluarga sebelum terjadinya erupsi Gunung Merapi tahun 2010? Jawaban: Setelah erupsi malah dadi luwih apik, sebelum erupsi kurang sejahtera, kategorinya masih miskin. 7. Apakah yang terjadi kepada masyarakat Desa Jumoyo ketika banjir lahar dingin akibat bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 terjadi? Jawaban: Sudah terkondisikan, tidak ada korban jiwa kan berarti sudah terkondisikan to mbak. 8. Apa saja kerugian yang diderita masyarakat pada saat bencana tersebut terjadi? Jawaban: Banyak, kerugian material immaterial. Material itu bangsane rumah, sawah, lahan pertanian. Yang immaterial itu psikis, berlama-lama di pengungsian kan juga jadi stress. 9. Apakah terjadi perubahan kondisi ekonomi keluarga setelah bencana terjadi? Jawaban: Lebih baik. Karena 40% pekerja tambang yang kemarinnya belum jadi pekerja tambang pun terus akhirnya jadi pekerja tambang karena banyak pasir dan melimpahnya material. Otomatis kan masyarakat jadi sejahtera berarti hidupe. 10. Apakah terjadi perubahan pekerjaan, pendidikan, dan hubungan antar masyarakat dengan adanya bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010? Jawaban: Biasa aja, tidak ada perubahan, ya dari segi pekerjaan memang terjadi beberapa perubahan misalnya yang tadinya bukan penambang karena kejadian erupsi itu terus pindah jadi penambang, soale pendapatane kan banyak sekali nambang. Pola hidupnya yang berubah, masyarakat kan terus jadi konsumtif to apa-apa dibeli. 11. Apa saja permasalahan yang di alami masyarakat dengan terjadinya erupsi Gunung Merapi tahun 2010? Jawaban: Penolakan huntap, yo dulu kan ada penolakan huntap, warga menolak direlokasi karena nggak mau ninggalke Gempol. Yaa anu, karena itu hal yang luar biasa, masyarakat jadi kaget, kalo yang tua-tua wes berpengalaman, tapi beberapa yang belum pernah ya jadi kaget. Selain itu warga kehilangan lahan pertanian terus jadi kehilangan pekerjaan dan akhirnya alih profesi. 12. Apa yang dilakukan sebagai bentuk penyelesaian dari permasalahan tersebut? 140 Jawaban: Ya penyelesaiannya mereka alih profesi itu tadi. Kebanyakan jadi penambang, tapi ada juga yang terus merintis usaha dodolan makanan, bikin batako dari pasir merapi, dan sebagainya. 13. Ketika bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 terjadi, apa respon PKK Desa Jumoyo? Jawaban: Langsung membentuk tim untuk dapur umum pelayanan pengungsi sama pemerintah daerah dan PMI. 14. Apakah PKK pada saat itu bergerak untuk membantu masyarakat? Jawaban: Iya, salah satu sek paling getol turun lapangan selain pemerintah desa ya PKK, karena meh siapa lagi yang membantu ngurusi pengungsi yang segitu banyak nek bukan kita. 15. Kegiatan apa saja yang dilakukan PKK Desa Jumoyo untuk masyarakat yang terkena dampak bencana? Jawaban: Melayani di dapur umum, pendampingan, trauma healing bersama dengan pemerintah daerah dan LSM. 16. Apa yang mendorong PKK Desa Jumoyo dalam melakukan kegiatan tersebut? Jawaban: Apa ya. Pertama ya rasa kemanusian dan panggilan jiwa mbak, selanjutnya memang tugas dan tanggung jawab sebagai pengurus PKK di desa ini untuk aktif mengontrol dan memotivasi khususnya diri kami agar dapat melaksanakan program dengan baik. Satu lagi kekompakan para pengurus dan antusiasme anggota membuat kita semakin semangat dan termotivasi to. 17. Apa yang menghambat PKK Desa Jumoyo dalam melakukan kegiatan tersebut? Jawaban: Walaupun kegiatan banyak yang antusias, tetapi masih ada beberapa warga yang pesimis mbak dengan adanya program dan ikhtiar dari PKK, ya kurang pahamlah manfaatnya dikemudian hari. 18. Bagaimana tanggapan masyarakat Desa Jumoyo dengan diberikannya bantuan tersebut? Jawaban: Ya bersyukur, antusias. Yang mengikuti banyak. 141 19. Pengaruh apa saja yang terjadi setelah terlaksananya program tersebut terhadap masyarakat Desa Jumoyo? Jawaban: Jadi tambah keterampilan. 20. Berapa besar tingkat keberhasilan program yang diadakan PKK Desa Jumoyo dalam membantu masyarakat setelah terjadinya bencana? Jawaban: Ya alhamdulillah, dulu masyarakat disini dikatakan kurang sejahtera tingkat ekonominya, sekarang dengan adanya pelatihan dan penyuluhan yang ada dari tingkat desa ke dusun-dusun sekarang berbekal keterampilan, sekarang banyak yang membuka usaha ada warung makanan yang sasarannya para penambang dan sopir, ada yang membuka home industry, ada yang buka konveksi, dan ada juga yang membuat pernak-pernik. Ya keberhasilane kirakira 60 persen lah. Yang dulunya nggak punya rumah bagus sekarang jadi punya rumah bagus, yang dulu nggak punya sepeda motor sekarang punya sepeda motor. Yang pada bisa bikin makanan ya terus bikin, kayak roti, terus paluma juga masih berjalan. 21. Apakah ada fokus program tertentu dari PKK untuk memberikan motivasi bagi masyarakat Desa Jumoyo mengembangkan bisnis wirausaha? Jawaban: Ada sih beberapa dari LSM dan pemerintah desa yang memfasilitasi. 22. Apa sajakah program tersebut? Jawaban: Ya banyak itu pelatihan-pelatihan yang diberikan dari LSM, pemerintah daerah juga kan kayak pelatihan menjahit, membatik, pelatihan boga, dan pernik-pernik dari kain perca contohnya gantungan kunci, tas, keset dan masih ada beberapa lagi kegiatan, banyak. 23. Apakah kegiatan yang dilakukan PKK Desa Jumoyo tersebut memiliki pengaruh terhadap keinginan masyarakat dalam berwirausaha? Jawaban: Ya menambah keterampilan terus mereka jadi pengen njajal bikin-bikin dan ngetrapke ilmunya terus njajal usaha. Apalagi ada program dari paluma yang memberikan pinjaman modal usaha jadi warga nggak sulit buat mencoba buka usaha. 24. Bagaimanakah hasil dari terselenggaranya program tersebut terhadap motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo? Jawaban: Kita bisa melihat hasil kan dari output yang dihasilkan dari programprogram yang ada tadi. Misale sekarang jumlah wirausaha disini jadi 142 bertambah, ada yang jualan bakpia, pernak pernik, makanan, batako, masih berjalan sekarang dan kayake pada berhasil-berhasil. 2. Nama : SR Alamat : Dusun Seloiring Umur : 56 tahun Pekerjaan : Wiraswasta Waktu : 12 September 2018 1. Apa yang Anda ketahui tentang PKK Desa Jumoyo? Jawaban: PKK itu ya organisasi yang motor penggeraknya kaum wanita, tugasnya membantu pemerintah untuk melaksanakan program-program yang tujuannya sesuai namanya ya dik, menyejahterakan keluarga. Kalo PKK sendiri pengurusnya ada 6 orang, kader PKK dan kader posyandu 80 dan yang aktif 31 orang per dusun itu ada wakil 5 orang. 2. Apa saja yang Anda ketahui tentang program yang PKK Desa Jumoyo susun untuk masyarakat? Jawaban: Kalau kita sekarang programnya tetep posyandu, selain posyandu ya kita sekarang yang digemborkan ketahanan dan keamanan pangan desa. Kegiatan rutin ya kumpulan, sama sosialisasi door to door kerumah-rumah dari BPOM. 3. Bagaimana sistematika pelaksanaan setiap kegiatan yang diselenggarakan PKK Desa Jumoyo? Jawaban: Program kan ada macem-macem, ya sistematikanya kalo kita ada yang melalui sosialisasi, ada yang lewat pelatihan-pelatihan yang biasanya dibantu pihak luar, ada juga yang dilakukan berkelompok seperti kumpulan rutin itu. Biasanya kami juga ngajaki perwakilan warga untuk ikut sosialisasi atau penyuluhan disuatu tempat gitu, nanti ketika sudah selesai ya perwakilan itu tadi menyampaikan apa yang dia dapatkan selama penyuluhan kepada warga pas kumpulan. 4. Untuk siapakah program tersebut ditujukan? 143 Jawaban: Siapa aja, untuk lansia ada, ibu-ibu ada, untuk remaja ada, anak-anak juga ada, tergantung programnya dik. 5. Apa saja jenis pekerjaan masyarakat sebelum bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010? Jawaban: Kebanyakan pada thuthuk to dik, cari batu, cari pasir, ya ada juga beberapa petani, berkebun. Tapi banyak juga kita mengajarkan mereka itu untuk berkreasi, misalkan cara membuat kerudung. 6. Bagaimana keadaan perekonomian keluarga sebelum terjadinya erupsi Gunung Merapi tahun 2010? Jawaban: Ya kalau dulu mereka hidupnya bisa dibilang pas-pasan nggih, dibawah sejahtera, setelah adanya bencana, kan ada banyak bantuan, mereka-mereka yang memberi bantuan itu kan berharapnya perekonomian warga jadi lebih maju, banyak yang diajarkan kepinteran-kepinteran gitu sebenernya, tapi kan warga itu ada yang melaksanakan ada yang tidak, biasanya ming yaudah misalkan contoh mudahnya saja diajari untuk keterampilan itu ada yang bisa lanjut ada yang tidak, tapi ada banyak yang bisa berjalan sampai sekarang, sehingga itu bisa menopang ekonominya. 7. Apakah yang terjadi kepada masyarakat Desa Jumoyo ketika banjir lahar dingin akibat bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 terjadi? Jawaban: Yo otomatis bingung karena terjadinya lahar dingin baru sekali itu, saya sendiri juga baru mengalami sekali itu jadi ya jelas pontang-panting ya terus yang di desa sendiri itu lagi ngopeni pengungsi erupsi, eh kita sendiri juga disuruh mengungsi, sehingga kita takut. Setelah erupsi itu kan trus kita dapet penyuluhan, cara mengatasi seperti ini, dulu kan kita tidak tau apa yang harus kita lakukan kalo ada kejadian begitu. Habis itukan sudah diberi HT jadi gampang berkomunikasi kalau ada banjir dari atas sana diberi tahu, kalau pas pertama kan tidak tau jadi tiba-tiba lhes gitu rumahe ilang kabeh yo kita bingung apa yang harus kita lakukan. 8. Apa saja kerugian yang diderita masyarakat pada saat bencana tersebut terjadi? Jawaban: Yo banyak dik, wong jelas rumah tinggalnya aja ada yang bagus ada yang jelek, kalau yang bagus bisa ratusan juta kan kalo ditaksir dengan uang seperti itu. Harta benda pasti, kalo nyawa disini nggak ada. Lahan pertanian khususnya Gempol sama Seloiring itu ilang ikut terendam material lahar dingin. 144 9. Apakah terjadi perubahan kondisi ekonomi keluarga setelah bencana terjadi? Jawaban: Yang tadinya petani jadi nggak punya pekerjaan. Istilahnya entekentekan to dik kalau kayak gitu. Walaupun setelah itu otomatis kalau yang punya lahan yang dilewati aliran lahar sungai itu dapat ganti rugi jadi dibelikan sawah ditempat lain atau diganti uang. Sehingga kesejahteraannya justru meningkat untuk orang-orang yang punya lahan yang dilewati lahar dingin itu. 10. Apakah terjadi perubahan pekerjaan, pendidikan, dan hubungan antar masyarakat dengan adanya bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010? Jawaban: Tetep, kalau petani ya balik lagi petani gitu kan, terus karena banyak pasir ya karena disekitar sini pada memanfaatkan itu, yang tadinya thuthuk karena ada pasir ya terus terjun kesitu, karena uangnya banyak. 11. Apa saja permasalahan yang di alami masyarakat dengan terjadinya erupsi Gunung Merapi tahun 2010? Jawaban: Permasalahan yang timbul ya karena masyarakat belum tau apa sih yang harus dilakukan dengan adanya erupsi ini gitu. Tapi kan setelah itu terus ada LSM masuk dan dari BPBD kemudian kita dikasih sedikit ilmu kemudian kita tularkan lewat PKK, mitigasi bencana. Nek selain itu ya keterbatasan SDM dan alat aja sih dik. 12. Apa yang dilakukan sebagai bentuk penyelesaian dari permasalahan tersebut? Jawaban: Kan setelah itu terus ada LSM masuk dan dari BPBD kemudian kita dikasih sedikit ilmu kemudian kita tularkan lewat PKK, mitigasi bencana. 13. Ketika bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 terjadi, apa respon PKK Desa Jumoyo? Jawaban: Ya kemarin begitu tau terjadi seperti itu karena kita memang tempat pengungsian ya kita langsung menyediakan tempat. Kita langsung kesana, masak untuk menyediakan makan disana, kita siaga disana. 14. Apakah PKK pada saat itu bergerak untuk membantu masyarakat? Jawaban: Lha iya to dik, PKK kan kudu siap siaga kalau ada kegiatan apapun kita harus turun lapangan membantu pemerintah desa. 15. Kegiatan apa saja yang dilakukan PKK Desa Jumoyo untuk masyarakat yang terkena dampak bencana? 145 Jawaban: Yang jelas menyediakan logistik di pengungsian ya, terus ada pendampingan dari LSM untuk mengurangi trauma warga yang terdampak gitu dik, ya ada PMI juga relawan-relawan gitu membantu. 16. Apa yang mendorong PKK Desa Jumoyo dalam melakukan kegiatan tersebut? Jawaban: Kemanusiaan dik, karena kita ya tidak perlu dimintai tolong ya langsung, karena dulu 2006 udah pernah jadi tempat pengungsian jadi ya tahun 2010 itu udah tau ini dan itu yang harus dilakukan. 17. Apa yang menghambat PKK Desa Jumoyo dalam melakukan kegiatan tersebut? Jawaban: Kalau dikatakan apa yang menghambat ya mungkin karena pola pikir masyarakat kita itu kadang malah membatasi kreatifitas ya dik. Misalkan udah ada banyak pelatihan yang kita adakan, tapi mereka sendiri malah masih tidak yakin apakah bisa keterampilan yang didapat itu menghasilkan uang untuk memajukan keluarganya, apa iya akan berjalan, apakah pemasarannya akan mudah, mungkin itu sih hambatannya, masih pada ragu-ragu untuk mulai. 18. Bagaimana tanggapan masyarakat Desa Jumoyo dengan diberikannya bantuan tersebut? Jawaban: Alhamdulillah kalau warga Desa Jumoyo tuh ada apa aja diterima, bersyukur, dikasih pelatihan apa gitu yang mau ikut, nyenengke dik orangorangnya. Walaupun ada segelintir yang merasa “kok Cuma begini”, tapi kebanyakan pada seneng dan mengapresiasi usaha kami buat membantu mereka. 19. Pengaruh apa saja yang terjadi setelah terlaksananya program tersebut terhadap masyarakat Desa Jumoyo? Jawaban: Kalau kemarin itu banyak yang tepat sasaran, misalkan kemarin itu kan warga sudah diberi motivasi kayak diadakan pelatihan-pelatihan, terus mereka dapat pelatihan, ada banyak yang sampai sekarang dapat menggunakan ilmunya. Ada juga yang minta dilatih, terus diberikan alat-alat jadi bisa berjalan usahanya sampai sekarang. 146 20. Berapa besar tingkat keberhasilan program yang diadakan PKK Desa Jumoyo dalam membantu masyarakat setelah terjadinya bencana? Jawaban: Program sudah sesuai sasaran dan beberapa cukup berhasil ya kira-kira 60an persen ada kali dik. Setelah program pelatihan dilaksanakan anggota dan warga banyak yang membuka usaha rumahan dan selalu kami diskusikan dan pantau pada saat pertemuan rutin. 21. Apakah ada fokus program tertentu dari PKK untuk memberikan motivasi bagi masyarakat Desa Jumoyo mengembangkan bisnis wirausaha? Jawaban: Kebetulan ya alhamdulillah banyak program yang kita lakukan dik, dibantu dari berbagai pihak, ada yang dari LSM, pemerintah, dharma wanita, ya beberapa gitu terlaksana dengan baik. 22. Apa sajakah program tersebut? Jawaban: Ada banyak sih dik, pelatihan boga ada, jahit-menjahit ada, keterampilan bikin batako ada, keripik, kue, pernik-pernik ada, bikin batik juga ada. Ya dari LSM dari luar. Buat bros, gitu-gitu kan bisa dijual. Ini juga ini pemanfaatan barang bekas dari plastik jadi keset kayak gini. 23. Apakah kegiatan yang dilakukan PKK Desa Jumoyo tersebut memiliki pengaruh terhadap keinginan masyarakat dalam berwirausaha? Jawaban: Tentu saja sedikit banyak ya berpengaruh dong dik, dulu kan istilahe belum punya keterampilan yang itu terus dikasih pelatihan, pada beberapa pelatihan ada pihak LSM yang bersedia memberi modal atau memberi alat, itu kan mereka jadi dipermudah kalo mau memulai usaha ya jadinya beberapa ada yang merintis sejak itu. 24. Bagaimanakah hasil dari terselenggaranya program tersebut terhadap motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo? Jawaban: Kalo sekarang yang masih terlihat ya ada beberapa orang yang usahanya udah maju, kayak bakpia, batako, batu bata, ya ada banyak yang udah sukses tapi ada beberapa juga yang masih usaha rumahan kecil-kecilan, tapi kan mereka itu patut di apresiasi to dik, bisa tekun menjalani nya sampek sekarang. 147 3. Nama : TA Alamat : Dusun Seloiring Umur : 46 tahun Pekerjaan : Pemilik warung makan Waktu : 13 September 2018 1. Apa yang Anda ketahui tentang PKK Desa Jumoyo? Jawaban: Apa ya mbak, PKK itu ya organisasi ibu-ibu di Desa Jumoyo yang kegiatannya beragam dan memberdayakan ibu-ibu. 2. Apa saja yang Anda ketahui tentang program yang PKK Desa Jumoyo susun untuk masyarakat? Jawaban: Yang saya tahu itu pemanfaatan lingkungan, yang digalakkan itu posyandu balita dan lansia, terus senam. Selain itu ada pertemuan rutin sama penyuluhan-penyuluhan. 3. Bagaimana sistematika pelaksanaan setiap kegiatan yang diselenggarakan PKK Desa Jumoyo? Jawaban: Penyuluhannya bergilir dengan sistem teori langsung praktek. 4. Untuk siapakah program tersebut ditujukan? Jawaban: Terutama untuk ibu-ibu yang belum mempunyai pekerjaan tetap dan sebagai sambilan. 5. Apa saja jenis pekerjaan masyarakat sebelum bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010? Jawaban: Ada yang petani, ada yang pedagang, sebagian besar penambang pasir. 6. Bagaimana keadaan perekonomian keluarga sebelum terjadinya erupsi Gunung Merapi tahun 2010? Jawaban: Yoo, kurang sejahtera. 7. Apakah yang terjadi kepada masyarakat Desa Jumoyo ketika banjir lahar dingin akibat bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 terjadi? Jawaban: Semula panik, tapi kemudian bisa terkondisikan. 148 8. Apa saja kerugian yang diderita masyarakat pada saat bencana tersebut terjadi? Jawaban: Kerugiannya sawah dan ladang yang hilang, tempat tinggal juga banyak yang hilang, tempat atau lahan mencari nafkah juga banyak yang hilang. 9. Apakah terjadi perubahan kondisi ekonomi keluarga setelah bencana terjadi? Jawaban: Awalnya memang kalang kabut mbak kehilangan lahan, kehilangan pekerjaan, tapi setelah kejadian dan ada bantuan ganti rugi dari pemerintah itu keadaan kembali normal atau malah bahkan lebih baik. Kondisi ekonominya justru meningkat. 10. Apakah terjadi perubahan pekerjaan, pendidikan, dan hubungan antar masyarakat dengan adanya bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010? Jawaban: Ya yang tadinya nggak sekolah jadi bisa sekolah, contohnya anak saya kemarin hanya mau SMA sekarang jadi kuliah. Kalau perubahan pekerjaan ya ada, saya dulu jualan lontong sekarang jadi buka warung makan. Kalau petani gitu sekarang jadi penambang pasir. 11. Apa saja permasalahan yang di alami masyarakat dengan terjadinya erupsi Gunung Merapi tahun 2010? Jawaban: Awalnya permasalahannya memang kita kehilangan rumah, merasa tidak nyaman tinggal di pengungsian. 12. Apa yang dilakukan sebagai bentuk penyelesaian dari permasalahan tersebut? Jawaban: Ya dari pemerintah menyediakan huntara, kemudian huntap. 13. Ketika bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 terjadi, apa respon PKK Desa Jumoyo? Jawaban: Ya langsung membantu to ya mbak, langsung siaga di pengungsian. 14. Apakah PKK pada saat itu bergerak untuk membantu masyarakat? Jawaban: Tentu saja to mbak, kalau nggak dibantu terus mau gimana. 15. Kegiatan apa saja yang dilakukan PKK Desa Jumoyo untuk masyarakat yang terkena dampak bencana? Jawaban: Trauma healing, terus ketrampilan untuk meningkatkan kewirausahaan, keterampilan peningkatan SDM. Bekerjasama dengan lembaga lain, LSM 149 gitu. Membuat kue-kue, terus makanan ringan, makanan kering kaya keripik, slondok, ceriping gethuk. 16. Apa yang mendorong PKK Desa Jumoyo dalam melakukan kegiatan tersebut? Jawaban: Motivasinya untuk meningkatkan kesejahteraan bagi warga Desa Jumoyo. 17. Apa yang menghambat PKK Desa Jumoyo dalam melakukan kegiatan tersebut? Jawaban: Hambatan banyak, terkadang sebelum kelihatan hasilnya itu para peserta belum antusias, tapi setelah kelihatan hasilnya baru mau ikut. Misalkan kegiatan dalam pelatihan dalam melaksanakan pelatihan yang diberikan oleh narasumber. 18. Bagaimana tanggapan masyarakat Desa Jumoyo dengan diberikannya bantuan tersebut? Jawaban: Antusias. Ada kecemburuan sosial pada beberapa orang tapi secara keseluruhan mereka antusias. 19. Pengaruh apa saja yang terjadi setelah terlaksananya program tersebut terhadap masyarakat Desa Jumoyo? Jawaban: Pengaruhnya dari sisi negatifnya masyarakat ada yang karena bantuan itu jadi menharapkan terus, tapi disisi baiknya dengan adanya bantuan itu kita memotivasi untuk kesejahteraannya, menambah keterampilan. 20. Berapa besar tingkat keberhasilan program yang diadakan PKK Desa Jumoyo dalam membantu masyarakat setelah terjadinya bencana? Jawaban: 60% untuk semua dusun. Ada beberapa yang gagal tapi sebagian besar berhasil. Saya sekarang membuka warung dan masih ikut juga dengan ibu-ibu yang lain membuat pernak-pernik mbak, ini semua berkat ibu-ibu pengurus PKK desa yang aktif selalu memotivasi dan membimbing warga. Alhamdulillah ya itu tadi saya bisa menyekolahkan anak saya sampai ke perguruan tinggi. Padahal dulu saya hanya berniat menyekolahkanya sampai SMA, sangat bersyukur pokonya mbak. 21. Apakah ada fokus program tertentu dari PKK untuk memberikan motivasi bagi masyarakat Desa Jumoyo mengembangkan bisnis wirausaha? 150 Jawaban: Peningkatan kewirausahaan, keterampilan-keterampilan membuat kue, membuat macam-macam snack. 22. Apa sajakah program tersebut? Jawaban: Saya dan ibu-ibu disini mengikuti banyak program sesuai dengan pilihan diantaranya ada membuat makanan kaya kue dan snack, ada yang membatik, ada juga yang menjahit, tapi kalau saya lebih tertarik kepada membuat makanan untuk jualan mbak karna lebih gampang. Khususnya untuk bapak-bapak itu ada pelatihan membuat paving sama batako. 23. Apakah kegiatan yang dilakukan PKK Desa Jumoyo tersebut memiliki pengaruh terhadap keinginan masyarakat dalam berwirausaha? Jawaban: Ada, dari yang kemaren belum mempunyai usaha, sekarang jadi mempunyai usaha, ya memotivasi. 24. Bagaimanakah hasil dari terselenggaranya program tersebut terhadap motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo? Jawaban: Contohnya yang kemaren tidak mempunyai pekerjaan sekarang jadi mempunyai pekerjaan dengan membuat kue, membuat ceriping, semacam itu, yang tadinya nggak menjahit sekarang jadi menjahit. 4. Nama : RHY Alamat : Dusun Jumoyo Lor Umur : 45 tahun Pekerjaan : Karyawan klinik Waktu : 15 September 2018 1. Apa yang Anda ketahui tentang PKK Desa Jumoyo? Jawaban: Organisasi yang dibentuk oleh desa yang bertugas untuk membantu kegiatan-kegiatan desa. 2. Apa saja yang Anda ketahui tentang program yang PKK Desa Jumoyo susun untuk masyarakat? Jawaban: Kumpulan itu setiap bulan sekali dilaksanakan berkeliling dari masingmasing RW. Untuk saat ini PKK beserta pemerintah desa programnya 151 lingkungan ramah anak, selanjutnya ada program pengolahan sampah berkelanjutan dengan Unilever yang saat ini sudah 60% berhasil selama 5 bulan. Program terbaru bersama PKK itu adanya program TPS3R sampah residu yang itu maksudnya kita mengambil sampah-sampah dari perorangan, dibuang ke TPS dan untuk sampah organiknya kita kelola untuk menjadi pupuk kompos. Yang kompos tersebut nantinya akan disetorkan ke gapoktani untuk memberi pupuk ke lahan pertanian mereka. Setelah itu ada penyuluhan keamanan pangan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat bagaimana pangan dan sebagainya bisa dikonsusmsi secara sehat dan aman. 3. Bagaimana sistematika pelaksanaan setiap kegiatan yang diselenggarakan PKK Desa Jumoyo? Jawaban: Yang pertama bank sampah, dikelola langsung oleh PKK ya, yang bekerjasama dengan pemdes yang mengelola sampah kita bagi menjadi 13 pos sampah atau namanya BSU di masing-masing Dusun. Dan dari dusun masing-masing kita menerima sampah per nasabah dari warga dusun tersebut. Masing-masing BSU itu nanti dipilah baru disetor ke BSS setiap 2 minggu sekali yang dikelola langsung dari kelurahan. TPS3R diselenggarakan pemdes difasilitasi 2 kendaraan untuk mengambil residu dan dibuang ke BSS. Kalau ketahanan pangan itu sosialisasi ke RW dan kita juga keliling dari rumah ke rumah untuk menilik keberhasilan kita dalam sosialisasi. 4. Untuk siapakah program tersebut ditujukan? Jawaban: Semua warga. 5. Apa saja jenis pekerjaan masyarakat sebelum bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010? Jawaban: Yo bertani sama penambang pasir. 6. Bagaimana keadaan perekonomian keluarga sebelum terjadinya erupsi Gunung Merapi tahun 2010? Jawaban: Ya mau dikatakan terpuruk ya enggak, tapi masih dibawah rata-rata. 7. Apakah yang terjadi kepada masyarakat Desa Jumoyo ketika banjir lahar dingin akibat bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 terjadi? Jawaban: Karena mungkin dari masyarakat kebanyakan baru pertama kali mengalami terutama ya kacau, bingung itu yang terjadi mbak, sementara belum terkondisi, tapi kan terus dari PKK itu berusaha mengkondisikan. Pas terjadinya banjir itu warganya udah terkondisi di tempat evakuasi akhir. 152 8. Apa saja kerugian yang diderita masyarakat pada saat bencana tersebut terjadi? Jawaban: Ya yang jelas kerugian materi ya, rumah, tanah, warga dusun gempol dan seloiring. Waktu itu termasuk KLB 3, sawah, ladang hilang. Non materinya tu ada traumanya yang sampai sekarang saya sendiri masih terbawa takut kalau denger erupsi merapi. Tapi ya bagaimana itu memang proses alam, karena dulu kali putih itu nggak sebesar sekarang ini jadi ketika kena lahar dingin mbludak. 9. Apakah terjadi perubahan kondisi ekonomi keluarga setelah bencana terjadi? Jawaban: Yang jelas pertamanya rugi, tapi setelah itu ya lebih baik ekonominya. Karena materialnya melimpah dan bisa memanfaatkan untuk menambah penghasilan. 10. Apakah terjadi perubahan pekerjaan, pendidikan, dan hubungan antar masyarakat dengan adanya bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010? Jawaban: Ya tentu saja ada perubahan, tadinya yang suka jadi penambang pasir, sekarang jadi juragan depo, untuk anak-anak yang dulunya terkendala biaya karena adanya bencana ini pemerintah menyediakan fasilitas pendidikan, untuk yang nggak kuliah ada program desa yang juga membantu. Kalau hubungan antar masyarakat tetap rukun dan akrab. 11. Apa saja permasalahan yang di alami masyarakat dengan terjadinya erupsi Gunung Merapi tahun 2010? Jawaban: Ya itu, bingung dengan keadaan, takut karena kehilangan pekerjaan, mau tinggal dimana, takut mikirin keluarganya mau bagaimana. 12. Apa yang dilakukan sebagai bentuk penyelesaian dari permasalahan tersebut? Jawaban: Ya alhamdulillah dari pemdes dan PKK dibantu pemda kita melakukan pendampingan seperti memberikan trauma healing untuk menyembuhkan mereka yang mungkin kena trauma, memberikan penyuluhan, pelatihan, itu tidak murni dari PKK tapi kerjasama dengan pemerintah yang terkait. 13. Ketika bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 terjadi, apa respon PKK Desa Jumoyo? Jawaban: Respon PKK karena pas terjadi erupsi spontan kita mengkondisikan di lapangan, waktu itu baru PKK dan pemdes. 153 14. Apakah PKK pada saat itu bergerak untuk membantu masyarakat? Jawaban: Iya jelas. 15. Kegiatan apa saja yang dilakukan PKK Desa Jumoyo untuk masyarakat yang terkena dampak bencana? Jawaban: Kegiatan yang diberikan ya trauma healing tadi, mitigasi juga. 16. Apa yang mendorong PKK Desa Jumoyo dalam melakukan kegiatan tersebut? Jawaban: Ya untuk pertamanya ya jelas kemanusiaan, yang kedua memang kita dari PKK itu kan memang suatu organisasi yang dibentuk pemerintah yang tugasnya untuk membantu kegiatan yang ada di pemerintah desa. 17. Apa yang menghambat PKK Desa Jumoyo dalam melakukan kegiatan tersebut? Jawaban: Yo kadang-kadang ada mungkin dari kurang pengetahuannya mereka yang membuat mereka terkadang belum merasakan butuh bantuan dari kami. Selain itu salah satu yang terbatas itu alat-alat untuk memfasilitasi masyarakat sebelum LSM dan pemerintah daerah masuk memberi bantuan. 18. Bagaimana tanggapan masyarakat Desa Jumoyo dengan diberikannya bantuan tersebut? Jawaban: Alhamdulillah responnya baik, mendukung dengan ditunjukkan antusiasme yang tanpa disuruh mereka selalu membantu menjalankan program kita. 19. Pengaruh apa saja yang terjadi setelah terlaksananya program tersebut terhadap masyarakat Desa Jumoyo? Jawaban: Pengaruhnya baik ya, masyarakat jadi bisa tau dengan kita memberikan pelatihan-pelatihan itu otomatis ilmu yang belum pernah mereka dapatkan jadi bisa dia dapatkan dengan kita memberikan pelatihan. 20. Berapa besar tingkat keberhasilan program yang diadakan PKK Desa Jumoyo dalam membantu masyarakat setelah terjadinya bencana? Jawaban: Bisa dikatakan berhasil sih. Sekitar 80% lah mbak, banyak kok mbak yang terus termotivasi ingin memulai usaha pada saat itu. Pada beberapa 154 program juga ada yang diberikan pinjaman modal dan alat produksi sehingga keinginan mereka untuk jualan atau memulai usaha bisa dikatakan menjadi lebih mudah. 21. Apakah ada fokus program tertentu dari PKK untuk memberikan motivasi bagi masyarakat Desa Jumoyo mengembangkan bisnis wirausaha? Jawaban: Ada dong mbak, ya lumayan banyak sebenarnya. 22. Apa sajakah program tersebut? Jawaban: Waktu itu ada pelatihan membatik, ada pelatihan bikin makanan itu, terus yang sampai sekarang masih berjalan itu ya pelatihan kewirausahaan yang kerjasama dengan paluma, sekarang masih berjalan dan sampai saat ini bisa menjadi koperasi simpan pinjam. Ada juga usaha pembuatan batako, paving dan sebagainya. 23. Apakah kegiatan yang dilakukan PKK Desa Jumoyo tersebut memiliki pengaruh terhadap keinginan masyarakat dalam berwirausaha? Jawaban: Iya, nah itu tadi bekerjasama dengan paluma, yang tadinya belum wirausaha jadi ada pelatihan terus jadi ada yang membuat ceriping gethuk. Kayak yang bikin batako itu sampai sekarang malah sukses sekali, ya alhamdulillah berhasil lah. 24. Bagaimanakah hasil dari terselenggaranya program tersebut terhadap motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo? Jawaban: Misalkan kita memberikan pelatihan untuk pengolahan makanan, nah dia antusias untuk mengikutinya, jadi mereka bisa produksi sendiri, dititipkan di warung-warung. Sampai sekarang masih berjalan dan untuk paluma sudah berkembang menjadi simpan pinjam. 155 5. Nama : DS Alamat : Dusun Gempol Umur : 23 tahun Pekerjaan : Guru Waktu : 22 September 2018 1. Apa yang Anda ketahui tentang PKK Desa Jumoyo? Jawaban: PKK itu setau saya ya organisasi yang menjadikan wanita sebagai motor penggerak utamanya untuk melaksanakan program-program yang bertujuan untuk menyejahterakan keluarga melaui pemberdayaan wanita. 2. Apa saja yang Anda ketahui tentang program yang PKK Desa Jumoyo susun untuk masyarakat? Jawaban: Kalau program PKK saat ini sih yang saya tau ada bank sampah, koperasi paluma dan penyuluhan-penyuluhan biasa lah mbak dari pemerintah ada macam-macam pelatihan dan penyuluhan gitu. 3. Bagaimana sistematika pelaksanaan setiap kegiatan yang diselenggarakan PKK Desa Jumoyo? Jawaban: Nek setauku ya biasane diambil beberapa perwakilan dari dusun untuk mendapatkan penyuluhan atau pelatihan gitu to mbak kadang di desa, kadang di kecamatan juga, terus nanti wakil itu meneruskan apa yang dia dapatkan ke dusun melalui sosialisasi gitu. 4. Untuk siapakah program tersebut ditujukan? Jawaban: Ya menurut saya ada program tertentu untuk setiap kalangan sih. 5. Apa saja jenis pekerjaan masyarakat sebelum bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010? Jawaban: Pekerjaannya yang saya tau itu biasanya mereka buruh pasir itu, buruh menaikkan dan menurunkan pasir, terus sebagian besar bertani, dan sebagian berdagang di pasar. 6. Bagaimana keadaan perekonomian keluarga sebelum terjadinya erupsi Gunung Merapi tahun 2010? 156 Jawaban: Kalau keluarga saya itu orang tua bekerja sebagai petani terus nyambi buruh pasar, terus untuk keadaan ekonominya ya bisa dibilang pas-pasan. Hariannya mengandalkan buruh pasir kalau orangtua. Setau saya kebanyakan orang jumoyo ya ekonominya pas-pasan ya mbak. 7. Apakah yang terjadi kepada masyarakat Desa Jumoyo ketika banjir lahar dingin akibat bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 terjadi? Jawaban: Pada saat itu kan gunung merapi meletus, pemerintah memberi peringatan kan, kita kan belum pernah mengalami seperti itu, setelah itu diinformasikan untuk segera evakuasi, ibuk saya nyuruh untuk mengumpulkan barang-barang yang berharga, terus abis itu ke titik kumpul itu di pinggir jalan di gapura udah disediakan truk, lalu pada saat itu kami bersama para lansia dan para wanita itu terus mengungsi ke balai desa jumoyo, kalau tidak salah jam 3 sore, banjirnya itu maghrib. 8. Apa saja kerugian yang diderita masyarakat pada saat bencana tersebut terjadi? Jawaban: Kalau kerugian yang paling utama itu matinya mata pencaharian para kepala keluarga ya, jadi yang pasti mereka tidak bisa bekerja otomatis tidak ada pemasukan itu kerugian yang pertama, yang kedua ada juga yang mengalami kerusakan rumah hingga hilangnya rumah dan barang berharga. Jadi ada juga yang udah tau mau banjir tapi namanya orang desa malah menyimpan uangnya dibawah bantal dirumahnya, yaudah hanyut uangnya. Ada juga kerugian psikis, yang trauma gitu orang tua itu udah dibilang jangan disitu malah masih di lokasi jadi mereka lari-lari gitu lho mbak. 9. Apakah terjadi perubahan kondisi ekonomi keluarga setelah bencana terjadi? Jawaban: Kalo setelah bencana terjadi itu kami malah merasakan hidup kami merasakan peningkatan ya, karena yang pertama ketika mengungsi itu justru malah banyak bantuan yang datang melimpah, dulu saya mengungsi itu totalnya 3 tahun pindah-pindah. Kalau pekerjaannya sih tetep ya karena penambang pasir, ada pasir kan otomatis malah tambah banyak bisa menambang sendiri. 10. Apakah terjadi perubahan pekerjaan, pendidikan, dan hubungan antar masyarakat dengan adanya bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010? Jawaban: Kalau pekerjaan mungkin yang bertani malah beralih ke tambang pasir. Kalau pendidikan ya dari sekolah langsung biasanya korban erupsi itu malah dikasih bantuan, untuk itu kan malah keuntungan ya karena kita pas daftar 157 sekolah gitu ditanya dari mana, karena dari gempol kena banjir otomatis diprioritaskan untuk dapat bantuan pendidikan dari sekolahnya. Kalau dusun gempol itu kenapa bisa membangun rumah lagi karena gotong-royong, jadi bangun rumahnya itu misalkan minggu ini yang ini yang membangun rumah, jadi gantian saling membantu gitu. Jadi hubungan masyarakatnya malah semakin solid karena senasib ya sama-sama korban. 11. Apa saja permasalahan yang di alami masyarakat dengan terjadinya erupsi Gunung Merapi tahun 2010? Jawaban: Kalau permasalahan mungkin karena orang desa ya jadi pemikirannya tu hanya mereka tu misal bisa bekerja mendapat uang itu cukup. 12. Apa yang dilakukan sebagai bentuk penyelesaian dari permasalahan tersebut? Jawaban: Ya mempertahankan kerukunan aja sih sama-sama korban saling membantu aja gitu. 13. Ketika bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 terjadi, apa respon PKK Desa Jumoyo? Jawaban: Kalo yang saya tau PKK itu bekerjasama dengan perangkat desa ya mereka membantu di posko, menyediakan makanan, kemudian ada juga banyak lembaga yang datang untuk berkolaborasi membantu kami korban bencana. 14. Apakah PKK pada saat itu bergerak untuk membantu masyarakat? Jawaban: Kalau yang saya tau ada pembuatan koperasi, terus pelatihan membuat kerajinan tangan, bekerjasama sama YEU kalo saya nggak salah. 15. Kegiatan apa saja yang dilakukan PKK Desa Jumoyo untuk masyarakat yang terkena dampak bencana? Jawaban: Kalo yang saya ingat waktu itu ya ada sosialisasi mitigasi bencana, ada juga pelatihan keterampilan mengolah makanan, bikin paving sama batako juga buat bapak-bapak gitu, terus ada juga penyuluhan dan pembinaan koperasi, pelatihan menjahit, seinget saya itu sih mbak. 16. Apa yang mendorong PKK Desa Jumoyo dalam melakukan kegiatan tersebut? 158 Jawaban: Ya mungkin yang namanya manusia kalau ada saudara atau tetangganya yang tertimpa bencana ya pasti akan terdorong dan bersimpati untuk membantu ya mbak. Menurutku mereka membantu kami dengan ikhlas soalnya setauku nggak ada gaji atau keuntungan juga buat mereka membantu kami, jadi mungkin dorongannya ya rasa kemanusiaan dan mereka ingin membuat kami para korban bangkit lagi dari trauma dan membangun kembali perekonomian keluarga kami gitu mungkin mbak. 17. Apa yang menghambat PKK Desa Jumoyo dalam melakukan kegiatan tersebut? Jawaban: Para ibu-ibu itu kan ada yang momong anak kan, kadang anaknya itu rewel, terus juga mereka ada yang malu jadi malas datang jadi merasa untuk apa kegiatan seperti itu, mereka masih menutup diri. Kayaknya mereka belum sadar ya arti wirausaha itu apa, memandirikan diri sendiri itu belum, takut memulai mungkin ya. 18. Bagaimana tanggapan masyarakat Desa Jumoyo dengan diberikannya bantuan tersebut? Jawaban: Responnya beda-beda ada yang bersemangat karena mendapatkan ilmu baru, seperti cara mengolah keripik lah, apa lah, tapi ada juga yang cuek karena merasa tidak membutuhkan itu. Karena kurang sadar manfaat wirausaha, padahal kan kalo mereka bisa menerapkan itu kan sangat menguntungkan to, mereka bisa mandiri. 19. Pengaruh apa saja yang terjadi setelah terlaksananya program tersebut terhadap masyarakat Desa Jumoyo? Jawaban: Kalo aku ya bisa cerita ya, kalo ibuku dulu kan jadi pengurus koperasi kan, jadi dikirim ke luar kota-luar kota gitu mengikuti pameran-pameran, jadi otomatis pengalamannya bertambah, jaringannya bertambah, jadi teredukasi, lebih maju pikirannya. 20. Berapa besar tingkat keberhasilan program yang diadakan PKK Desa Jumoyo dalam membantu masyarakat setelah terjadinya bencana? Jawaban: Kalau di saya jelas karena dengan adanya program itu saya jadi kagum dengan ibu saya, ibu saya tu orang desa tapi bisa ke banyak kota punya kenalan banyak orang penting gitu lho kalo ke aku sih gitu jadi termotivasi buat jadi wirausaha. Tapi kalau untuk program yang kelompok gitu kalau boleh jujur sepertinya kurang berhasil, misalkan pada program pembentukan koperasi untuk korban banjir lahar dingin, jadi ketua dan bendaharanya sudah 159 semangat, tapi anggotanya pada loyo, ya koperasi nggak bisa jalan. Jadi bisa dibilang kalau yang berhasil itu secara garis besar dari individu sih mbak, yang mau memanfaatkan keterampilan yang sudah dimiliki untuk mengembangkan usaha gitu. 21. Apakah ada fokus program tertentu dari PKK untuk memberikan motivasi bagi masyarakat Desa Jumoyo mengembangkan bisnis wirausaha? Jawaban: Ya itu tadi mbak banyak pelatihan-pelatihan. 22. Apa sajakah program tersebut? Jawaban: Kayak membuat paving dan batako, itu kan memanfaatkan material pasir dari lahar dingin itu, terus ada juga pelatihan membentuk koperasi, terus bikin keripik-keripik gitu lho mbak. Ada juga membatik sama menjahit kalo buat ibu-ibu. 23. Apakah kegiatan yang dilakukan PKK Desa Jumoyo tersebut memiliki pengaruh terhadap keinginan masyarakat dalam berwirausaha? Jawaban: Kalau menurutku ya karena program dari PKK gitu, aku jadi tau bahwa kita perlu memiliki keterampilan dan itu tu penting buat kita memandirikan diri kita sendiri, jadi ya termotivasi mbak untuk memulai cari uang sendiri. 24. Bagaimanakah hasil dari terselenggaranya program tersebut terhadap motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo? Jawaban: Kalau dari diri saya sendiri mbak dulu tu saya waktu masih ngungsi itu jualan pulsa, pas masih di huntara, terus jualan baju pernah, bisnis casing hp, bisnis topi. Kalau dari omset berhasil sih. Jadi kayak seneng aja gitu lho kita bisa mengubah uang yang tadinya sedikit menjadi banyak. 160 6. Nama : IBN Alamat : Dusun Gempol Umur : 38 tahun Pekerjaan : Wirausaha batako Waktu : 26 September 2018 Daftar pertanyaan : 1. Apa yang Anda ketahui tentang PKK Desa Jumoyo? Jawaban: Apa ya mbak, PKK itu ya kegiatan ibu-ibu yang merupakan bagian dari pemerintahan desa. Gitu kan mbak. 2. Apa saja yang Anda ketahui tentang program yang PKK Desa Jumoyo susun untuk masyarakat? Jawaban: Kalau yang saya sering tau dari istri saya ya kegiatannya ada posyandu sama bank sampah kalo sekarang. 3. Bagaimana sistematika pelaksanaan setiap kegiatan yang diselenggarakan PKK Desa Jumoyo? Jawaban: Nek mbiyen pas bar erupsi itu saya pernah ikut salah satu program PKK mbak, kan dulu material lahar dingin itu banyak banget, terus dibuat pelatihan bikin paving dan batako, nah pas itu tiap seminggu sekali datang ke Dusun Pendem, pertemuan dan diajari disana. 4. Untuk siapakah program tersebut ditujukan? Jawaban: Fokusnya untuk masyarakat Desa Jumoyo kayaknya boleh ikut mbak bapak-bapak dan anak muda gitu, mungkin karena kami korban banjir lahar dingin, lahan kami tergenang pasir jadinya diberi pelatihan biar bisa bermanfaat itu pasir. 5. Apa saja jenis pekerjaan masyarakat sebelum bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010? Jawaban: Nek kula riyin sehari-hari ya ngajar ngaji sama nggarap sawah. Kalo orang Jumoyo kebanyakan memang penambang pasir dan petani ya pekerjaannya. 161 6. Bagaimana keadaan perekonomian keluarga sebelum terjadinya erupsi Gunung Merapi tahun 2010? Jawaban: Bisa dikatakan pas-pasan dulu saya. 7. Apakah yang terjadi kepada masyarakat Desa Jumoyo ketika banjir lahar dingin akibat bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 terjadi? Jawaban: Kacau mbak. Rumah ilang terbawa banjir, sawah juga udah nggak kaya sawah lagi. 8. Apa saja kerugian yang diderita masyarakat pada saat bencana tersebut terjadi? Jawaban: Ya yang pasti satu kehilangan rumah beserta perabot dan harta benda yang lain, dua kayak saya gini jadi nggak punya lahan garapan lagi karena terendam pasir dan batu. 9. Apakah terjadi perubahan kondisi ekonomi keluarga setelah bencana terjadi? Jawaban: Pada saat terjadinya ya jelas sangat merosot perekonomian kami, nggak punya rumah, nggak punya sawah, tinggal di tenda, dan tidak ada pekerjaan lagi. Tapi setelah itu semua berlalu, kami mulai menata kembali ekonomi kami, ya ada yang nambang pasir, itu penghasilane lumayan banyak lho mbak sehari bisa sampai 300ribu, tapi kalau saya dulu belajar bikin batako, saya jual dan ternyata rame. 10. Apakah terjadi perubahan pekerjaan, pendidikan, dan hubungan antar masyarakat dengan adanya bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010? Jawaban: Pekerjaan jelas berubah, mau nggarap apa mbak dulu ada sawah terus jadi pasir tok gitu, kalau pendidikan tidak ada sih yang berubah. Hubungan antar masyarakat ya sama aja, cuma bedanya dulu kami tinggal di Gempol rumahnya berjauhan, karena saat itu di pengungsian jadi deket. 11. Apa saja permasalahan yang di alami masyarakat dengan terjadinya erupsi Gunung Merapi tahun 2010? Jawaban: Pas itu yang paling saya ingat itu masalah relokasi mbak. Saya dan warga yang lain itu nggak mau ada relokasi di huntap. Ya gimana sudah dari jaman dulu sebelum saya lahir tinggal di Gempol, kok pemerintah mau seenaknya merelokasi rumah kami. 12. Apa yang dilakukan sebagai bentuk penyelesaian dari permasalahan tersebut? 162 Jawaban: Karena ada kejadian itu, dulu tu saya sama orang-orang itu sampai demo kok mbak, menolak relokasi itu kami demo, terus pemerintah merespon, ada dialog terbuka gitu yang diadakan pemerintah desa, kami menyampaikan kalo apapun yang terjadi pokoknya tetep tinggal di Gempol, terus akhirnya pemerintah tetap mau membangunkan hunian tetap buat kami, tapi kami tetep boleh bangun rumah lagi di Gempol. Alhamdulillah pemerintah mau mendengarkan kami mbak. 13. Ketika bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 terjadi, apa respon PKK Desa Jumoyo? Jawaban: Yang jelas dulu waktu kami di evakuasi ke pengungsian, disana yang ngurusin kami itu PKK, orang kelurahan sama orang-orang dari PMI mbak. Ada juga badan yang ngurusi bencana itu apa ya mbak namanya, itu juga membantu. 14. Apakah PKK pada saat itu bergerak untuk membantu masyarakat? Jawaban: Iya kan mbak kayak yang tak bilang barusan, yang bantu itu PKK sama pemerintah desa dan PMI. 15. Kegiatan apa saja yang dilakukan PKK Desa Jumoyo untuk masyarakat yang terkena dampak bencana? Jawaban: Masak di dapur umum ngurusin kami dari segala kebutuhan, ngelola bantuan-bantuan yang datang, terus ada juga acara-acara yang dibikin buat anak-anak supaya nggak trauma. 16. Apa yang mendorong PKK Desa Jumoyo dalam melakukan kegiatan tersebut? Jawaban: Menurut saya ya sudah kewajibannya PKK kan mbak untuk membantu masyarakat, selain itu ya mungkin simpati karena melihat saudara atau tetangganya terkena musibah masak ya mau berdiam diri kan ya nggak etis mbak. 17. Apa yang menghambat PKK Desa Jumoyo dalam melakukan kegiatan tersebut? Jawaban: Ini kalo menurut saya, yang menghambat itu mungkin karena mereka kan juga sama-sama korban bencana dan beberapa ibu PKK itu juga tetangga saya di pengungsian, mereka ngurusin keluarga mereka dan juga harus ngurusin pengungsi itu kan tanggungjawabnya besar. 163 18. Bagaimana tanggapan masyarakat Desa Jumoyo dengan diberikannya bantuan tersebut? Jawaban: Kalo saya waktu itu ya sangat-sangat berterimakasih mbak beliau-beliau ini mau mengorbankan waktu tenaganya buat ngurusin kami. Apalagi mereka juga yang dulu membantu saya hingga saya bisa bangkit dari keterpurukan ekonomi malahan sampai jauh lebih baik dari sebelum rumah saya tenggelam mbak. 19. Pengaruh apa saja yang terjadi setelah terlaksananya program tersebut terhadap masyarakat Desa Jumoyo? Jawaban: Pengaruhnya yaa kalo dari program PKK itu waktu saya dapet pelatihan bikin paving dan batako itu mbak, pengaruhnya ya besar banget, dulu itu kerjaan saya cuma saba alas ngurusin padi, kalau sekarang bisa sampai luar kota buat ketemu pembeli, berubah banget mbak kondisi saya dan keluarga, mashaAllah. 20. Berapa besar tingkat keberhasilan program yang diadakan PKK Desa Jumoyo dalam membantu masyarakat setelah terjadinya bencana? Jawaban: Ini dari saya apa dari semua yang ikut pelatihan mbak? Kalo saya ya sangat besyukur alhamdulillah berhasil 100%, lha wong dulu waktu rumah hanyut itu saya jadi nggak punya apa-apa, kendaraan nggak punya, kerjaan nggak punya. Sekarang ya alhamdulillah sekali dulu dikasih modal alat cetak batako yang sampai sekarang saya musiumkan karena kenang-kenangan awal saya memulai usaha ini mbak, sekarang cetakannya saya sudah beli sendiri dan punya banyak, usaha saya alhamdulillah pengiriman batako sudah sampai luar kota dan bisa mencukupi keluarga terus bisa membantu orang lain juga yang jadi karyawan saya itu udah ada 22 orang, menurut saya berhasil sekali. 21. Apakah ada fokus program tertentu dari PKK untuk memberikan motivasi bagi masyarakat Desa Jumoyo mengembangkan bisnis wirausaha? Jawaban: Ada mbak pelatihan-pelatihan kayak yang saya ikut itu kan juga programnya PKK. 22. Apa sajakah program tersebut? Jawaban: Seperti yang saya bilang tadi, sebenarnya ada banyak sih istri saya itu belajar merajut, menjahit dan bikin payet jilbab gitu lho mbak, tapi kalau yang saya ikuti ya bikin batako itu, kan memanfaatkan material yang ada yang waktu itu melimpah. 164 23. Apakah kegiatan yang dilakukan PKK Desa Jumoyo tersebut memiliki pengaruh terhadap keinginan masyarakat dalam berwirausaha? Jawaban: Berpengaruh sekali buat saya, karena saya menyadari kalau ketrampilan itu ilmu yang sangat berharga dan bisa digunakan terus sampai kita sukses, dan kalo mau mengandalkan tambang itu kan memang dapatnya banyak tapi tenaga kita terkuras setiap harinya, sedangkan kalo bikin usaha kan kita bisa mencari orang untuk membantu kita, ya pas mengawali memang berat tapi melihat pasar kan banyak orang yang membutuhkan batako untuk mbangunmbangun, jadi ya lama-kelamaan jalan. Jadi ya membuat saya bersemangat menjalankan usaha mbak. 24. Bagaimanakah hasil dari terselenggaranya program tersebut terhadap motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo? Jawaban: Dulu saya sempat terpuruk, dengan diajarin bikin batako saya bisa berhasil, istilahnya bencana membawa berkah lah mbak, coba kalau dulu saya nggak tertimpa musibah, mungkin hidup saya masih gitu-gitu aja, tapi sekarang saya seperti ini, saya sadar kalau usaha keras itu bisa menghasilkan sukses, jadi sejak diajari bikin batako itu saya bertekad untuk jualan batako hasilnya saya bisa survive usaha sampai sekarang. 7. Nama : BY Alamat : Dusun Gempol Umur : 33 tahun Pekerjaan : Karyawan Waktu : 1 Oktober 2018 Daftar pertanyaan : 1. Apa yang Anda ketahui tentang PKK Desa Jumoyo? Jawaban: Hehe apa ya organisasi yang ada di Desa Jumoyo ya dik, yang anggotanya itu ibu-ibu. 2. Apa saja yang Anda ketahui tentang program yang PKK Desa Jumoyo susun untuk masyarakat? Jawaban: Kalau pas saya ada di dapur umum, program PKK yang saya tahu waktu itu ya pendampingan trauma healing buat pengungsi, sosialisasi mitigasi 165 bencana, sama pelatihan-pelatihan prakarya gitu. Kalau sekarang nggak tau programnya apa saja, kan saya sudah nggak disana lagi. 3. Bagaimana sistematika pelaksanaan setiap kegiatan yang diselenggarakan PKK Desa Jumoyo? Jawaban: Waktu itu lebih seperti melalui penyuluhan dan sosialisasi ke huntara, sama praktek langsung dik kalau pelatihannya gitu, jadi abis dapet ilmunya langsung praktek dan keliatan hasilnya. 4. Untuk siapakah program tersebut ditujukan? Jawaban: Untuk para pengungsi sih utamanya, yang kena banjir lahar dingin, tapi siapa saja warga desa boleh ikut kok. 5. Apa saja jenis pekerjaan masyarakat sebelum bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010? Jawaban: Saya kurang tau dik kalau sebelum bencana terjadi, karena saya mulai ke Jumoyo itu setelah erupsi terjadi dan banyak pengungsi. 6. Bagaimana keadaan perekonomian keluarga sebelum terjadinya erupsi Gunung Merapi tahun 2010? Jawaban: Kurang tau juga, mungkin kalau pertanyaan yang kayak gitu yang lebih tau pak lurah atau bu lurah ya dik, hehe. 7. Apakah yang terjadi kepada masyarakat Desa Jumoyo ketika banjir lahar dingin akibat bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 terjadi? Jawaban: Banyak dukanya dik, rumah hanyut, barang-barang yang ada didalam rumah ikut hanyut, kasian banget korban itu, kehilangannya banyak. 8. Apa saja kerugian yang diderita masyarakat pada saat bencana tersebut terjadi? Jawaban: Itu tadi, rumah, tanah, sawah, ladang, kerjaan juga ikut ilang kan kalo yang tadinya tani. 9. Apakah terjadi perubahan kondisi ekonomi keluarga setelah bencana terjadi? Jawaban: Pada saat kejadian, iya jelas mengalami penurunan, tapi setelah banyak bantuan datang dan mulai bekerja kembali, ekonomi warganya sudah kembali lagi, bahkan mereka bisa mendirikan rumahnya lagi itu di Gempol, padahal sudah dibuatkan hunian tetap sama pemerintah. 166 10. Apakah terjadi perubahan pekerjaan, pendidikan, dan hubungan antar masyarakat dengan adanya bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010? Jawaban: Saya kurang tau ya dik kalo masalah pendidikan sama hubungan antar masyarakatnya gimana, cuman kalau dari segi pekerjaan jelas terjadi banyak perubahan sih. Banyak yang tadinya penambang biasa, sekarang jadi juragan depo, karena banjir lahar dingin itu mbawa material pasir buanyak banget kan. 11. Apa saja permasalahan yang di alami masyarakat dengan terjadinya erupsi Gunung Merapi tahun 2010? Jawaban: Permasalahan nggak ada sih. Pernah ada sempet penolakan huntap karena menolak pindah dari Gempol dan kena relokasi, beberapa pengungsi demo gitu. 12. Apa yang dilakukan sebagai bentuk penyelesaian dari permasalahan tersebut? Jawaban: Habis pada demo itu kan terus dikasih pilihan sama pemerintah mau tinggal di huntap atau gempol, kalo tetep di gempol ya resikonya harus bikin rumah sendiri, tapi pihak pemerintah sudah nagsih jatah hunian tetap per keluarga, jadi terserah mau ditinggali atau tidak, problem solved. 13. Ketika bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 terjadi, apa respon PKK Desa Jumoyo? Jawaban: PKK itu yang mengatur semua arus logistik pengungsian, mengelola keuangan dan ngadain berbagai kegiatan, waktu itu banyak LSM ngajak kerjasama untuk turun membantu, jadi difasilitasi oleh PKK. 14. Apakah PKK pada saat itu bergerak untuk membantu masyarakat? Jawaban: Definitely. Sebelum kami datang ke posko, PKK lah yang bergerak dalam pengadaan dan pendampingan pengungsi. 15. Kegiatan apa saja yang dilakukan PKK Desa Jumoyo untuk masyarakat yang terkena dampak bencana? Jawaban: Banyak dik, kalau saya sih ingetnya waktu itu ada Bu Linda Agum Gumelar dan ketua PKK Jawa Tengah sampai datang berkunjung memantau ibu-ibu pengungsi workshop bikin jilbab yang dikasih manik-manik gitu, sama latihan tata boga juga, ada mahasiswa yang pengabdian masyarakat di Jumoyo kok, jadi PKK banyak yang bantuin. 167 16. Apa yang mendorong PKK Desa Jumoyo dalam melakukan kegiatan tersebut? Jawaban: It was obvious, wasn’t it? Humanity and empathy. It was not about their obligation as government organisation, but their soul were called as human to helped when other urgentlly needed it. 17. Apa yang menghambat PKK Desa Jumoyo dalam melakukan kegiatan tersebut? Jawaban: Mungkin hambatannya waktu dan tenaga ya, mereka harus memanage kapan harus di dapur umum, kapan harus bekerja dan kapan harus mengurusi keluarga mereka sendiri. Jadi kadang mereka terlalu sibuk mengurusi dapur umum yang akhirnya bikin mereka sakit, sering kali mereka ijin nggak bisa dateng ke posko karena sakit. 18. Bagaimana tanggapan masyarakat Desa Jumoyo dengan diberikannya bantuan tersebut? Jawaban: Masyarakat yang mengungsi pada saat itu sih berterimakasih dik, mereka juga kalo ada penyuluhan apa ikut, ada pelatihan apa ikut, jadi PKK dan kami juga semangat walaupun hari-hari kita semua waktu itu sangat berat. 19. Pengaruh apa saja yang terjadi setelah terlaksananya program tersebut terhadap masyarakat Desa Jumoyo? Jawaban: Menurut perspektif saya, warga Jumoyo dapat skill dan relasi baru tentunya akan berguna untuk kehidupan mereka nantinya. 20. Berapa besar tingkat keberhasilan program yang diadakan PKK Desa Jumoyo dalam membantu masyarakat setelah terjadinya bencana? Jawaban: Saya kurang paham berapa persennya, tapi kalau saya pantau lewat FB, itukan saya berteman dengan beberapa warga yang akhirnya jadi akrab dan masih in touch lewat FB sampai sekarang kan, beberapa orang yang saya kenal sekarang jadi punya bisnis, ada yang bakpia, ada yang nyetak batako, jualan keset. 21. Apakah ada fokus program tertentu dari PKK untuk memberikan motivasi bagi masyarakat Desa Jumoyo mengembangkan bisnis wirausaha? Jawaban: Ada beberapa dik yang saya jelasin tadi. 22. Apa sajakah program tersebut? 168 Jawaban: Ya pelatihan-pelatihan tata boga, tata rias, dan tata busana ada juga. Itu kan akan jadi keterampilan untuk mereka-mereka yang ada keinginan membuka usaha. 23. Apakah kegiatan yang dilakukan PKK Desa Jumoyo tersebut memiliki pengaruh terhadap keinginan masyarakat dalam berwirausaha? Jawaban: Sepengetahuan saya, pada beberapa orang, berpengaruh. Contohnya pak IBN itu kan? Sampai sekarang jadi sukses gitu jualan batako, otomatis dia menerapkan ilmu yang diberikan pada saat itu untuk menopang perekonomiannya, dan berhasil. 24. Bagaimanakah hasil dari terselenggaranya program tersebut terhadap motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo? Jawaban: Bisa dikatakan tidak ada sesuatu yang berlalu dengan sia-sia, setiap bantuan yang diberikan pasti ada manfaatnya. Maksud saya begini, mungkin orang itu tidak langsung bergerak tepat setelah mendapatkan pelatihan, penyuluhan dan sebagainya, tapi tentu saja akan ada sesuatu yang didapat saat itu dan pasti akan berguna entah langsung setelah itu juga ataupun beberapa tahun setelahnya. 169 Lampiran 7. Lembar Dokumentasi Peran PKK terhadap Motivasi Wirausaha Masyarakat Desa Jumoyo Pasca Bencana Erupsi Merapi 2010 No Aspek Kondisi Ada Tidak Dekripsi Keadaan Desa Jumoyo √ Didapatkan website Desa Jumoyo http://desajumoyo.magelangkab.go.id/first# 1. 2. 3. 4. Kegiatan Jumoyo PKK Desa Latar belakang warga sebelum terjadi bencana erupsi Gunung Merapi 2010 Kondisi warga saat terjadi bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 Didapatkan dari dokumentasi foto PKK Desa Jumoyo, dari narasumber ketika wawancara, serta buku daftar hadir anggota PKK.. Didapatkan data dari buku Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMD) Desa Jumoyo tahun 2010-2014 √ √ Didapatkan dokumentasi dari https://www.viva.co.id/foto/berita/2693banjir-lahar-dingin-merapi dan https://puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/ 450bf2cac163e2f5046896b541bfe36d.pdf https://www.liputan6.com/news/read/31847 0/korban-banjir-lahar-dingin-alih-profesi √ 5. 6. Peran PKK Desa Jumoyo setelah terjadinya bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 √ Didapatkan dari hasil penelitian yang dimuat di laman Kementerian Sosial https://puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/ 450bf2cac163e2f5046896b541bfe36d.pdf √ Didapatkan dari laman Ristekdikti Jawa Tengah http://kopertis6.or.id/index.php?option=com _content&view=article&id=345%3Amenter i-pemberdayaan-perempuan-tinjau-lokasipengabdian-masyarakat-aks-ibukartini&catid=47%3Anews&Itemid=118 Peran PKK terhadap motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo 170 Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian a. Kondisi Desa Jumoyo Pada Saat Terjadi Bencana Gambar 1. Kondisi permukiman Gambar 2. Lahan pertanian warga warga tertimbun material vulkanik. yang diterjang banjir lahar dingin. b. Program PKK Desa Jumoyo Gambar 3. Pelatihan keterampilan Gambar 4. Menteri Pemberdayaan yang diberikan PKK bersama dosen Perempuan Linda Agum Gumelar dari AKS Ibu Kartini meninjau kegiatan pelatihan bagi korban banjir lahar dingin. 171 Gambar 5. Program bank sampah Gambar 6. Pengenalan jenis-jenis yang dikelola PKK di Desa Jumoyo. sampah dan pelatihan daur ulang sampah menjadi tas oleh PKK. c. Keberhasilan Peran PKK dalam Meningkatkan Motivasi Wirausaha Masyarakat Desa Jumoyo Pasca Bencana Erupsi Merapi 2010 Gambar 7. Usaha produksi batako Gambar 8. Usaha bakpia warga yang memanfaatkan material vulkanik Desa Jumoyo. masih berjalan dengan baik. 172 Gambar 9. Pembukuan arus simpan-pinjam Koperasi Sumber Jaya d. Dokumentasi Wawancara Peneliti Gambar 10. Wawancara dengan SK Gambar 11. Wawancara dengan SR 173 174 Lampiran 9. Tabel Reduksi Data dan Kesimpulan Reduksi Data dan Kesimpulan No 1. 2. Informan Jawaban Apa yang Anda ketahui tentang PKK Desa Jumoyo? SK PKK Desa Jumoyo itu ya sebuah organisasi yang digerakkan oleh kaum perempuan dibawah binaan pemerintah Desa Jumoyo. Pengurusnya ada 7, anggota dan kader posyandu sekitar 80 orang dengan angggota yang aktif di pertemuan itu 31 orang. SR PKK itu ya organisasi yang motor penggeraknya kaum wanita, tugasnya membantu pemerintah untuk melaksanakan program-program yang tujuannya sesuai namanya ya dik, menyejahterakan keluarga. Kalo PKK sendiri pengurusnya ada 6 orang, kader PKK dan kader posyandu 80 dan yang aktif 31 orang per dusun itu ada wakil 5 orang. TA Apa ya mbak, PKK itu ya organisasi ibu-ibu di Desa Jumoyo yang kegiatannya beragam dan memberdayakan ibu-ibu. RHY Organisasi yang dibentuk oleh desa yang bertugas untuk membantu kegiatan-kegiatan desa. DS PKK itu setau saya ya organisasi yang menjadikan wanita sebagai motor penggerak utamanya untuk melaksanakan program-program yang bertujuan untuk menyejahterakan keluarga melaui pemberdayaan wanita. IBN Apa ya mbak, PKK itu ya kegiatan ibu-ibu yang merupakan bagian dari pemerintahan desa. Gitu kan mbak. BY Hehe apa ya organisasi yang ada di Desa Jumoyo ya dik, yang anggotanya itu ibu-ibu. Kesimpulan PKK Desa Jumoyo merupakan organisasi yang didirikan oleh pemerintah dengan perempuan sebagai motor penggeraknya dan bertugas untuk membantu Pemerintah Desa dalam berperan mewujudkan kesejahteraan keluarga. Anggota PKK dan kader posyandu 80 dan yang aktif 31 orang per dusun itu ada wakil 5 orang. Apa saja yang Anda ketahui tentang program yang PKK Desa Jumoyo susun untuk masyarakat? SK Programe yo gotong royong, terus tentang keamanan pangan bagi keluarga dan sekolah, terus program desa ramah anak. Kegiatan rutinnya ada posyandu lansia, balita, sosialisasi ke dusun-dusun. SR Kalau kita sekarang programnya tetep posyandu, selain posyandu ya kita sekarang yang digemborkan ketahanan dan keamanan pangan desa. Kegiatan rutin ya kumpulan, sama sosialisasi door to door kerumah-rumah dari BPOM. TA Yang saya tahu itu pemanfaatan lingkungan, yang digalakkan itu posyandu balita dan lansia, terus senam. Selain itu ada pertemuan rutin sama penyuluhan-penyuluhan. RHY Kumpulan itu setiap bulan sekali dilaksanakan berkeliling dari masingmasing RW. Untuk saat ini PKK beserta pemerintah desa programnya lingkungan ramah anak, selanjutnya ada program pengolahan sampah berkelanjutan dengan Unilever yang saat ini sudah 60% berhasil selama 5 bulan. Program terbaru bersama PKK itu adanya program TPS3R sampah residu yang itu maksudnya kita mengambil sampah-sampah dari perorangan, dibuang ke TPS dan untuk sampah organiknya kita kelola untuk menjadi pupuk kompos. Yang kompos tersebut nantinya akan disetorkan ke gapoktani untuk memberi pupuk ke lahan pertanian mereka. Setelah itu ada penyuluhan keamanan pangan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat bagaimana pangan dan sebagainya bisa 175 dikonsusmsi secara sehat dan aman. Kalau program PKK saat ini sih yang saya tau ada bank sampah, koperasi paluma dan penyuluhan-penyuluhan biasa lah mbak dari pemerintah ada macam-macam pelatihan dan penyuluhan gitu. IBN Kalau yang saya sering tau dari istri saya ya kegiatannya ada posyandu sama bank sampah kalo sekarang. BY Kalau pas saya ada di dapur umum, program PKK yang saya tahu waktu itu ya pendampingan trauma healing buat pengungsi, sosialisasi mitigasi bencana, sama pelatihan-pelatihan prakarya gitu. Kalau sekarang nggak tau programnya apa saja, kan saya sudah nggak disana lagi. Kesimpulan Program yang saat ini sedang berjalan yaitu Posyandu Balita dan Lansia, bank sampah yang disponsori oleh UNILEVER, program ketahanan dan keamanan pangan, serta senam Lansia. Program yang disusun PKK diselenggarakan melalui penyuluhan, sosialisasi dan pelatihan serta pendampingan. Bagaimana sistematika pelaksanaan setiap kegiatan yang diselenggarakan PKK Desa Jumoyo? SK Sosialisasi kita mengundang salah dua perwakilan dusun untuk disosialisasi di desa, terus tindak lanjutnya sosialisasi keliling ke dusun untuk sosialisasi ke remaja dan orangtua. SR Program kan ada macem-macem, ya sistematikanya kalo kita ada yang melalui sosialisasi, ada yang lewat pelatihan-pelatihan yang biasanya dibantu pihak luar, ada juga yang dilakukan berkelompok seperti kumpulan rutin itu. Biasanya kami juga ngajaki perwakilan warga untuk ikut sosialisasi atau penyuluhan disuatu tempat gitu, nanti ketika sudah selesai ya perwakilan itu tadi menyampaikan apa yang dia dapatkan selama penyuluhan kepada warga pas kumpulan. TA Penyuluhannya bergilir dengan sistem teori langsung praktek. RHY Yang pertama bank sampah, dikelola langsung oleh PKK ya, yang bekerjasama dengan pemdes yang mengelola sampah kita bagi menjadi 13 pos sampah atau namanya BSU di masing-masing Dusun. Dan dari dusun masing-masing kita menerima sampah per nasabah dari warga dusun tersebut. Masing-masing BSU itu nanti dipilah baru disetor ke BSS setiap 2 minggu sekali yang dikelola langsung dari kelurahan. TPS3R diselenggarakan pemdes difasilitasi 2 kendaraan untuk mengambil residu dan dibuang ke BSS. Kalau ketahanan pangan itu sosialisasi ke RW dan kita juga keliling dari rumah ke rumah untuk menilik keberhasilan kita dalam sosialisasi. DS Nek setauku ya biasane diambil beberapa perwakilan dari dusun untuk mendapatkan penyuluhan atau pelatihan gitu to mbak kadang di desa, kadang di kecamatan juga, terus nanti wakil itu meneruskan apa yang dia dapatkan ke dusun melalui sosialisasi gitu. IBN Nek mbiyen pas bar erupsi itu saya pernah ikut salah satu program PKK mbak, kan dulu material lahar dingin itu banyak banget, terus dibuat pelatihan bikin paving dan batako, nah pas itu tiap seminggu sekali datang ke Dusun Pendem, pertemuan dan diajari disana. BY Waktu itu lebih seperti melalui penyuluhan dan sosialisasi ke huntara, sama praktek langsung dik kalau pelatihannya gitu, jadi abis dapet ilmunya langsung praktek dan keliatan hasilnya. Kesimpulan Program diselenggarakan dengan sistematika melalui pelatihan, penyuluhan dan sosialisasi. Dalam menjalankan kegiataan binaannya, PKK Desa Jumoyo menerapkan sistem penyampaian teori kemudian langsung dilakukan praktik. DS 3. 176 4. 5. 6. Untuk siapakah program tersebut ditujukan? SK Ya ada yang untuk remaja, balita, lansia, macem-macem. SR Siapa aja, untuk lansia ada, ibu-ibu ada, untuk remaja ada, anak-anak juga ada, tergantung programnya dik. TA Terutama untuk ibu-ibu yang belum mempunyai pekerjaan tetap dan sebagai sambilan. RHY Semua warga. DS Ya menurut saya ada program tertentu untuk setiap kalangan sih. IBN Fokusnya untuk masyarakat Desa Jumoyo kayaknya boleh ikut mbak bapak-bapak dan anak muda gitu, mungkin karena kami korban banjir lahar dingin, lahan kami tergenang pasir jadinya diberi pelatihan biar bisa bermanfaat itu pasir. BY Untuk para pengungsi sih utamanya, yang kena banjir lahar dingin, tapi siapa saja warga desa boleh ikut kok. Kesimpulan Program yang diadakan PKK ditujukan untuk berbagai kalangan masyarakat Desa Jumoyo, ada yang untuk balita, remaja, ibu-ibu, bapakbapak dan lansia. Apa saja jenis pekerjaan masyarakat sebelum bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010? SK Buruh dan penambang pasir 50%, 20% pedagang, 20% karyawan, sisanya lain-lain. SR Kebanyakan pada thuthuk to dik, cari batu, cari pasir, ya ada juga beberapa petani, berkebun. Tapi banyak juga kita mengajarkan mereka itu untuk berkreasi, misalkan cara membuat kerudung. TA Ada yang petani, ada yang pedagang, sebagian besar penambang pasir. RHY Yo bertani sama penambang pasir. DS Pekerjaannya yang saya tau itu biasanya mereka buruh pasir itu, buruh menaikkan dan menurunkan pasir, terus sebagian besar bertani, dan sebagian berdagang di pasar. IBN Nek kula riyin sehari-hari ya ngajar ngaji sama nggarap sawah. Kalo orang Jumoyo kebanyakan memang penambang pasir dan petani ya pekerjaannya. BY Saya kurang tau dik kalau sebelum bencana terjadi, karena saya mulai ke Jumoyo itu setelah erupsi terjadi dan banyak pengungsi. Kesimpulan Sebagian besar pekerjaan masyarakat Desa Jumoyo adalah penambang pasir, petani dan pedagang. Bagaimana keadaan perekonomian keluarga sebelum terjadinya erupsi Gunung Merapi tahun 2010? SK Setelah erupsi malah dadi luwih apik, sebelum erupsi kurang sejahtera, kategorinya masih miskin. SR Ya kalau dulu mereka hidupnya bisa dibilang pas-pasan nggih, dibawah sejahtera, setelah adanya bencana, kan ada banyak bantuan, merekamereka yang memberi bantuan itu kan berharapnya perekonomian warga jadi lebih maju, banyak yang diajarkan kepinteran-kepinteran gitu sebenernya, tapi kan warga itu ada yang melaksanakan ada yang tidak, biasanya mudah misalkan contoh mudahnya saja diajari untuk keterampilan itu ada yang bisa lanjut ada yang tidak, tapi ada banyak yang bisa berjalan sampai sekarang, sehingga itu bisa menopang ekonominya. TA Yoo, kurang sejahtera. RHY Ya mau dikatakan terpuruk ya enggak, tapi masih dibawah rata-rata. DS Kalau keluarga saya itu orang tua bekerja sebagai petani terus nyambi buruh pasar, terus untuk keadaan ekonominya ya bisa dibilang pas-pasan. Hariannya mengandalkan buruh pasir kalau orangtua. Setau saya kebanyakan orang jumoyo ya ekonominya pas-pasan ya mbak. 177 IBN BY 7. 8. Bisa dikatakan pas-pasan dulu saya. Kurang tau juga, mungkin kalau pertanyaan yang kayak gitu yang lebih tau pak lurah atau bu lurah ya dik, hehe. Kesimpulan Kondisi perekonomian keluarga sebelum bencana terjadi dikategorikan pas-pasan atau dibawah sejahtera. Apakah yang terjadi kepada masyarakat Desa Jumoyo ketika banjir lahar dingin akibat bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 terjadi? SK Sudah terkondisikan, tidak ada korban jiwa kan berarti sudah terkondisikan to mbak. SR Yo otomatis bingung karena terjadinya lahar dingin baru sekali itu, saya sendiri juga baru mengalami sekali itu jadi ya jelas pontang-panting ya terus yang di desa sendiri itu lagi ngopeni pengungsi erupsi, eh kita sendiri juga disuruh mengungsi, sehingga kita takut. Setelah erupsi itu kan terus kita dapet penyuluhan, cara mengatasi seperti ini, dulu kan kita tidak tau apa yang harus kita lakukan kalo ada kejadian begitu. Habis itukan sudah diberi HT jadi gampang berkomunikasi kalau ada banjir dari atas sana diberi tahu, kalau pas pertama kan tidak tau jadi tiba-tiba lhes gitu rumahe ilang kabeh yo kita bingung apa yang harus kita lakukan. TA Semula panik, tapi kemudian bisa terkondisikan. RHY Karena mungkin dari masyarakat kebanyakan baru pertama kali mengalami terutama ya kacau, bingung itu yang terjadi mbak, sementara belum terkondisi, tapi kan terus dari PKK itu berusaha mengkondisikan. Pas terjadinya banjir itu warganya udah terkondisi di tempat evakuasi akhir. DS Pada saat itu kan gunung merapi meletus, pemerintah memberi peringatan kan, kita kan belum pernah mengalami seperti itu, setelah itu diinformasikan untuk segera evakuasi, ibuk saya nyuruh untuk mengumpulkan barang-barang yang berharga, terus abis itu ke titik kumpul itu di pinggir jalan di gapura udah disediakan truk, lalu pada saat itu kami bersama para lansia dan para wanita itu terus mengungsi ke balai desa jumoyo, kalau tidak salah jam 3 sore, banjirnya itu maghrib. IBN Kacau mbak. Rumah ilang terbawa banjir, sawah juga udah nggak kayak sawah lagi. BY Banyak dukanya dik, rumah hanyut, barang-barang yang ada didalam rumah ikut hanyut, kasian banget korban itu, kehilangannya banyak. Kesimpulan Pada saat terjadi banjir lahar dingin terjadi, masyarakat mengalami kepanikan karena bencana tersebut baru pertama kali menimpa Desa Jumoyo, namun karena pada saat itu sudah ada informasi dari pos pemantauan Gunung Merapi bahwa akan terjadi banjir yang sangat besar, demi antisipasi pemerintah desa mengevakuasi warganya menuju titik kumpul, sehingga saat banjir menerjang, warga sudah terkondisi. Apa saja kerugian yang diderita masyarakat pada saat bencana tersebut terjadi? SK Banyak, kerugian material immaterial. Material itu bangsane rumah, sawah, lahan pertanian. Yang immaterial itu psikis, berlama-lama di pengungsian kan juga jadi stress. SR Yo banyak dik, wong jelas rumah tinggalnya aja ada yang bagus ada yang jelek, kalau yang bagus bisa ratusan juta kan kalo ditaksir dengan uang seperti itu. Harta benda pasti, kalo nyawa disini nggak ada. Lahan pertanian khususnya Gempol sama Seloiring itu ilang ikut terendam material lahar dingin. TA Kerugiannya sawah dan ladang yang hilang, tempat tinggal juga banyak yang hilang, tempat atau lahan mencari nafkah juga banyak yang hilang. RHY Ya yang jelas kerugian materi ya, rumah, tanah, warga dusun gempol dan seloiring. Waktu itu termasuk KLB 3, sawah, ladang hilang. Non materinya tu ada traumanya yang sampai sekarang saya sendiri masih 178 DS IBN BY Kesimpulan 9. terbawa takut kalau denger erupsi merapi. Tapi ya bagaimana itu memang proses alam, karena dulu kali putih itu nggak sebesar sekarang ini jadi ketika kena lahar dingin mbludak. Kalau kerugian yang paling utama itu matinya mata pencaharian para kepala keluarga ya, jadi yang pasti mereka tidak bisa bekerja otomatis tidak ada pemasukan itu kerugian yang pertama, yang kedua ada juga yang mengalami kerusakan rumah hingga hilangnya rumah dan barang berharga. Jadi ada juga yang udah tau mau banjir tapi namanya orang desa malah menyimpan uangnya dibawah bantal dirumahnya, yaudah hanyut uangnya. Ada juga kerugian psikis, yang trauma gitu orang tua itu udah dibilang jangan disitu malah masih di lokasi jadi mereka lari-lari gitu lho mbak. Ya yang pasti satu kehilangan rumah beserta perabot dan harta benda yang lain, dua kayak saya gini jadi nggak punya lahan garapan lagi karena terendam pasir dan batu. Itu tadi, rumah, tanah, sawah, ladang, kerjaan juga ikut ilang kan kalo yang tadinya tani. Kerugian material yang diderita masyarakat Desa Jumoyo antara lain hilangnya rumah dan harta benda lainnya karena hanyut terbawa arus banjir lahar dingin, sawah dan ladang, serta hilangnya mata pencaharian para kepala keluarga. Sementara kerugian non material yang dialami ada trauma psikis. Apakah terjadi perubahan kondisi ekonomi keluarga setelah bencana terjadi? SK Lebih baik. Karena 40% pekerja tambang yang kemarinnya belum jadi pekerja tambang pun terus akhirnya jadi pekerja tambang karena banyak pasir dan melimpahnya material. Otomatis kan masyarakat jadi sejahtera berarti hidupe. SR Yang tadinya petani jadi nggak punya pekerjaan. Istilahnya entek-entekan to dik kalau kayak gitu. Walaupun setelah itu otomatis kalau yang punya lahan yang dilewati aliran lahar sungai itu dapat ganti rugi jadi dibelikan sawah ditempat lain atau diganti uang. Sehingga kesejahteraannya justru meningkat untuk orang-orang yang punya lahan yang dilewati lahar dingin itu. TA Awalnya memang kalang kabut mbak kehilangan lahan, kehilangan pekerjaan, tapi setelah kejadian dan ada bantuan ganti rugi dari pemerintah itu keadaan kembali normal atau malah bahkan lebih baik. Kondisi ekonominya justru meningkat. RHY Yang jelas pertamanya rugi, tapi setelah itu ya lebih baik ekonominya. Karena materialnya melimpah dan bisa memanfaatkan untuk menambah penghasilan. DS Kalo setelah bencana terjadi itu kami malah merasakan hidup kami merasakan peningkatan ya, karena yang pertama ketika mengungsi itu justru malah banyak bantuan yang datang melimpah, dulu saya mengungsi itu totalnya 3 tahun pindah-pindah. Kalau pekerjaannya sih tetep ya karena penambang pasir, ada pasir kan otomatis malah tambah banyak bisa menambang sendiri. IBN Pada saat terjadinya ya jelas sangat merosot perekonomian kami, nggak punya rumah, nggak punya sawah, tinggal di tenda, dan tidak ada pekerjaan lagi. Tapi setelah itu semua berlalu, kami mulai menata kembali ekonomi kami, ya ada yang nambang pasir, itu penghasilane lumayan banyak lho mbak sehari bisa sampai 300ribu, tapi kalau saya dulu belajar bikin batako, saya jual dan ternyata rame. BY Pada saat kejadian, iya jelas mengalami penurunan, tapi setelah banyak bantuan datang dan mulai bekerja kembali, ekonomi warganya sudah 179 10. 11. kembali lagi, bahkan mereka bisa mendirikan rumahnya lagi itu di Gempol, padahal sudah dibuatkan hunian tetap sama pemerintah. Kesimpulan Kondisi ekonomi masyarakat mengalami penurunan sesaat setelah bencana berlangsung, banyak kehilangan yang dialami, dan tidak adanya pemasukan ekonomi karena kejadian tersebut menelan rumah dan lahan pekerjaannya sehingga harus tinggal di pengungsian, namun kemudian berangsur pulih dan justru mengalami peningkatan berkat adanya bantuan dan fasilitas dari pemerintah dan instansi terkait, serta keinginan masyarakat untuk bangkit. Apakah terjadi perubahan pekerjaan, pendidikan, dan hubungan antar masyarakat dengan adanya bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010? SK Biasa aja, tidak ada perubahan, ya dari segi pekerjaan memang terjadi beberapa perubahan misalnya yang tadinya bukan penambang karena kejadian erupsi itu terus pindah jadi penambang, soale pendapatane kan banyak sekali nambang. Pola hidupnya yang berubah, masyarakat kan terus jadi konsumtif to apa-apa dibeli. SR Tetep, kalau petani ya balik lagi petani gitu kan, terus karena banyak pasir ya karena disekitar sini pada memanfaatkan itu, yang tadinya thuthuk karena ada pasir ya terus terjun kesitu, karena uangnya banyak. TA Ya yang tadinya nggak sekolah jadi bisa sekolah, contohnya anak saya kemarin hanya mau SMA sekarang jadi kuliah. Kalau perubahan pekerjaan ya ada, saya dulu jualan lontong sekarang jadi buka warung makan. Kalau petani gitu sekarang jadi penambang pasir. RHY Ya tentu saja ada perubahan, tadinya yang suka jadi penambang pasir, sekarang jadi juragan depo, untuk anak-anak yang dulunya terkendala biaya karena adanya bencana ini pemerintah menyediakan fasilitas pendidikan, untuk yang nggak kuliah ada program desa yang juga membantu. Kalau hubungan antar masyarakat tetap rukun dan akrab. DS Kalau pekerjaan mungkin yang bertani malah beralih ke tambang pasir. Kalau pendidikan ya dari sekolah langsung biasanya korban erupsi itu malah dikasih bantuan, untuk itu kan malah keuntungan ya karena kita pas daftar sekolah gitu ditanya dari mana, karena dari gempol kena banjir otomatis diprioritaskan untuk dapat bantuan pendidikan dari sekolahnya. Kalau dusun gempol itu kenapa bisa membangun rumah lagi karena gotong-royong, jadi bangun rumahnya itu misalkan minggu ini yang ini yang membangun rumah, jadi gantian saling membantu gitu. Jadi hubungan masyarakatnya malah semakin solid karena senasib ya samasama korban. IBN Pekerjaan jelas berubah, mau nggarap apa mbak dulu ada sawah terus jadi pasir tok gitu, kalau pendidikan tidak ada sih yang berubah. Hubungan antar masyarakat ya sama aja, cuma bedanya dulu kami tinggal di Gempol rumahnya berjauhan, karena saat itu di pengungsian jadi deket. BY Saya kurang tau ya dik kalo masalah pendidikan sama hubungan antar masyarakatnya gimana, cuman kalau dari segi pekerjaan jelas terjadi banyak perubahan sih. Banyak yang tadinya penambang biasa, sekarang jadi punya depo, karena banjir lahar dingin itu mbawa material pasir buanyak banget kan. Kesimpulan Terjadi perubahan pekerjaan sebagian besar petani beralih profesi menjadi penambang, perubahan pendidikan pada sebagian warga yang mendapatkan bantuan pendidikan karena menjadi korban bencana, serta hubungan masyarakat yang semakin erat dalam bergotong-royong karena kondisi yang sama sebagai korban bencana. Apa saja permasalahan yang di alami masyarakat dengan terjadinya erupsi Gunung Merapi tahun 2010? SK Penolakan huntap, yo dulu kan ada penolakan huntap, warga menolak 180 12. direlokasi karena nggak mau ninggalke Gempol. Yaa anu, karena itu hal yang luar biasa, masyarakat jadi kaget, kalo yang tua-tua wes berpengalaman, tapi beberapa yang belum pernah ya jadi kaget. Selain itu warga kehilangan lahan pertanian terus jadi kehilangan pekerjaan dan akhirnya alih profesi. SR Permasalahan yang timbul ya karena masyarakat belum tau apa sih yang harus dilakukan dengan adanya erupsi ini gitu. Tapi kan setelah itu terus ada LSM masuk dan dari BPBD kemudian kita dikasih sedikit ilmu kemudian kita tularkan lewat PKK, mitigasi bencana. Nek selain itu ya keterbatasan SDM dan alat aja sih dik. TA Awalnya permasalahannya memang kita kehilangan rumah, merasa tidak nyaman tinggal di pengungsian. RHY Ya itu, bingung dengan keadaan, takut karena kehilangan pekerjaan, mau tinggal dimana, takut mikirin keluarganya mau bagaimana. DS Kalau permasalahan mungkin karena orang desa ya jadi pemikirannya tu hanya mereka tu misal bisa bekerja mendapat uang itu cukup. IBN Pas itu yang paling saya ingat itu masalah relokasi mbak. Saya dan warga yang lain itu nggak mau ada relokasi di huntap. Ya gimana sudah dari jaman dulu sebelum saya lahir tinggal di Gempol, kok pemerintah mau seenaknya merelokasi rumah kami. BY Permasalahan nggak ada sih. Pernah ada sempet penolakan huntap karena menolak pindah dari Gempol dan kena relokasi, beberapa pengungsi demo gitu. Kesimpulan Permasalahan yang terjadi yaitu adanya penolakan kebijakan pemerintah untuk merelokasi warga dan membangunkan hunian tetap di lokasi yang baru. Selain itu terjadinya bencanya juga menyebabkan masyarakat kehilangan pekerjaan dan pemasukan untuk keluarganya. Apa yang dilakukan sebagai bentuk penyelesaian dari permasalahan tersebut? SK Ya penyelesaiannya mereka alih profesi itu tadi. Kebanyakan jadi penambang, tapi ada juga yang terus merintis usaha dodolan makanan, bikin batako dari pasir merapi, dan sebagainya. SR Kan setelah itu terus ada LSM masuk dan dari BPBD kemudian kita dikasih sedikit ilmu kemudian kita tularkan lewat PKK, mitigasi bencana. TA Ya dari pemerintah menyediakan huntara, kemudian huntap. RHY Ya alhamdulillah dari pemdes dan PKK dibantu pemda kita melakukan pendampingan seperti memberikan trauma healing untuk menyembuhkan mereka yang mungkin kena trauma, memberikan penyuluhan, pelatihan, itu tidak murni dari PKK tapi kerjasama dengan pemerintah yang terkait. DS Ya mempertahankan kerukunan aja sih sama-sama korban saling membantu aja gitu. IBN Karena ada kejadian itu, dulu tu saya sama orang-orang itu sampai demo kok mbak, menolak relokasi itu kami demo, terus pemerintah merespon, ada dialog terbuka gitu yang diadakan pemerintah desa, kami menyampaikan kalo apapun yang terjadi pokoknya tetep tinggal di Gempol, terus akhirnya pemerintah tetap mau membangunkan hunian tetap buat kami, tapi kami tetep boleh bangun rumah lagi di Gempol. Alhamdulillah pemerintah mau mendengarkan kami mbak. BY Habis pada demo itu kan terus dikasih pilihan sama pemerintah mau tinggal di huntap atau gempol, kalo tetep di gempol ya resikonya harus bikin rumah sendiri, tapi pihak pemerintah sudah nagsih jatah hunian tetap per keluarga, jadi terserah mau ditinggali atau tidak, problem solved. Kesimpulan Setelah terjadi demonstrasi penolakan relokasi, pemerintah mengadakan diskusi dengan masyarakat dan akhirnya mencapai kesepakatan bahwa pemerintah tetap membangunkan hunian tetap di lokasi yang baru, namun warga dipersilakan untuk tetap memiliki lahan bekas rumahnya yang 181 13. 14. 15. hanyut dan membangunnya lagi dengan biaya mandiri. Sedangkan dari PKK dan pemerintah desa melakukan pendampingan trauma healing dan pelatihan serta penyuluhan untuk membekali masyarakat dengan keterampilan baru dan menyembuhkan trauma psikis yang dialami. Ketika bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 terjadi, apa respon PKK Desa Jumoyo? SK Langsung membentuk tim untuk dapur umum pelayanan pengungsi sama pemerintah daerah dan PMI. SR Ya kemarin begitu tau terjadi seperti itu karena kita memang tempat pengungsian ya kita langsung menyediakan tempat. Kita langsung kesana, masak untuk menyediakan makan disana, kita siaga disana. TA Ya langsung membantu to ya mbak, langsung siaga di pengungsian. RHY Respon PKK karena pas terjadi erupsi spontan kita mengkondisikan di lapangan, waktu itu baru PKK dan pemdes. DS Kalo yang saya tau PKK itu bekerjasama dengan perangkat desa ya mereka membantu di posko, menyediakan makanan, kemudian ada juga banyak lembaga yang datang untuk berkolaborasi membantu kami korban bencana. IBN Yang jelas dulu waktu kami di evakuasi ke pengungsian, disana yang ngurusin kami itu PKK, orang kelurahan sama orang-orang dari PMI mbak. Ada juga badan yang ngurusi bencana itu apa ya mbak namanya, itu juga membantu. BY PKK itu yang mengatur semua arus logistik pengungsian, mengelola keuangan dan ngadain berbagai kegiatan, waktu itu banyak LSM ngajak kerjasama untuk turun membantu, jadi difasilitasi oleh PKK. Kesimpulan Pada saat bencana terjadi, PKK Desa Jumoyo tanggap dalam menghadapi korban bencana, menyediakan logistik serta mendistribusikan bantuan dari donatur maupun pemerintah. Apakah PKK pada saat itu bergerak untuk membantu masyarakat? SK Iya, salah satu sek paling getol turun lapangan selain pemerintah desa ya PKK, karena meh siapa lagi yang membantu ngurusi pengungsi yang segitu banyak nek bukan kita. SR Lha iya to dik, PKK kan kudu siap siaga kalau ada kegiatan apapun kita harus turun lapangan membantu pemerintah desa. TA Tentu saja to mbak, kalau nggak dibantu terus mau gimana RHY Iya jelas. DS Kalau yang saya tau ada pembuatan koperasi, terus pelatihan membuat kerajinan tangan, bekerjasama sama YEU kalo saya nggak salah. IBN Iya kan mbak kayak yang tak bilang barusan, yang bantu itu PKK sama pemerintah desa dan PMI. BY Definitely. Sebelum kami datang ke posko, PKK lah yang bergerak dalam pengadaan dan pendampingan pengungsi. Kesimpulan Pada saat terjadi bencana, PKK bergerak membantu masyarakat terdampak banjir lahar dingin. Kegiatan apa saja yang dilakukan PKK Desa Jumoyo untuk masyarakat yang terkena dampak bencana? SK Melayani di dapur umum, pendampingan, trauma healing bersama dengan pemerintah daerah dan LSM. SR TA Yang jelas menyediakan logistik di pengungsian ya, terus ada pendampingan dari LSM untuk mengurangi trauma warga yang terdampak gitu dik, ya ada PMI juga relawan-relawan gitu membantu. Trauma healing, terus ketrampilan untuk meningkatkan kewirausahaan, keterampilan peningkatan SDM. Bekerjasama dengan lembaga lain, LSM 182 16. 17. gitu. Membuat kue-kue, terus makanan ringan, makanan kering kaya keripik, slondok, ceriping gethuk. RHY Kegiatan yang diberikan ya trauma healing tadi, mitigasi juga. DS Kalo yang saya ingat waktu itu ya ada sosialisasi mitigasi bencana, ada juga pelatihan keterampilan mengolah makanan, bikin paving sama batako juga buat bapak-bapak gitu, terus ada juga penyuluhan dan pembinaan koperasi, pelatihan menjahit, seinget saya itu sih mbak. IBN Masak di dapur umum ngurusin kami dari segala kebutuhan, ngelola bantuan-bantuan yang datang, terus ada juga acara-acara yang dibikin buat anak-anak supaya nggak trauma. BY Banyak dik, kalau saya sih ingetnya waktu itu ada Bu Linda Agum Gumelar dan ketua PKK Jawa Tengah sampai datang berkunjung memantau ibu-ibu pengungsi workshop bikin jilbab yang dikasih manikmanik gitu, sama latihan tata boga juga, ada mahasiswa yang pengabdian masyarakat di Jumoyo kok, jadi PKK banyak yang bantuin. Kesimpulan Kegiatan yang dilakukan PKK Desa Jumoyo setelah terjadinya bencana antara lain pendampingan di dapur umum, trauma healing, sosialisasi mitigasi bencana yang diadakan oleh BPBD, serta pelatihan keterampilan dan peningkatan SDM. Apa yang mendorong PKK Desa Jumoyo dalam melakukan kegiatan tersebut? SK Apa ya. Pertama ya rasa kemanusian dan panggilan jiwa mbak, selanjutnya memang tugas dan tanggung jawab sebagai pengurus PKK di desa ini untuk aktif mengontrol dan memotivasi khususnya diri kami agar dapat melaksanakan program dengan baik. Satu lagi kekompakan para pengurus dan antusiasme anggota membuat kita semakin semangat dan termotivasi to. SR Kemanusiaan dik, karena kita ya tidak perlu dimintai tolong ya langsung, karena dulu 2006 udah pernah jadi tempat pengungsian jadi ya tahun 2010 itu udah tau ini dan itu yang harus dilakukan. TA Motivasinya untuk meningkatkan kesejahteraan bagi warga Desa Jumoyo. RHY Ya untuk pertamanya ya jelas kemanusiaan, yang kedua memang kita dari PKK itu kan memang suatu organisasi yang dibentuk pemerintah yang tugasnya untuk membantu kegiatan yang ada di pemerintah desa. DS Ya mungkin yang namanya manusia kalau ada saudara atau tetangganya yang tertimpa bencana ya pasti akan terdorong dan bersimpati untuk membantu ya mbak. Menurutku mereka membantu kami dengan ikhlas soalnya setauku nggak ada gaji atau keuntungan juga buat mereka membantu kami, jadi mungkin dorongannya ya rasa kemanusiaan dan mereka ingin membuat kami para korban bangkit lagi dari trauma dan membangun kembali perekonomian keluarga kami gitu mungkin mbak. IBN Menurut saya ya sudah kewajibannya PKK kan mbak untuk membantu masyarakat, selain itu ya mungkin simpati karena melihat saudara atau tetangganya terkena musibah masak ya mau berdiam diri kan ya nggak etis mbak. BY It was obvious, wasn’t it? Humanity and empathy. It was not about their obligation as government organisation, but their soul were called as human to helped when other urgentlly needed it. Kesimpulan Faktor yang mendorong PKK dalam melakukan kegiatan tersebut adalah rasa kemanusiaan serta rasa tanggungjawab sebagai bagian dari pemerintah desa untuk membantu masyarakatnya yang sedang mengalami kesulitan. Selain kemanusiaan, kekompakan para pengurus dan antusiasme anggota membuat PKK Desa Jumoyo semakin semangat dan termotivasi. Apa yang menghambat PKK Desa Jumoyo dalam melakukan kegiatan tersebut? SK Walaupun kegiatan banyak yang antusias, tetapi masih ada beberapa 183 18. warga yang pesimis mbak dengan adanya program dan ikhtiar dari PKK, ya kurang pahamlah manfaatnya dikemudian hari. SR Kalau dikatakan apa yang menghambat ya mungkin karena pola pikir masyarakat kita itu kadang malah membatasi kreatifitas ya dik. Misalkan udah ada banyak pelatihan yang kita adakan, tapi mereka sendiri malah masih tidak yakin apakah bisa keterampilan yang didapat itu menghasilkan uang untuk memajukan keluarganya, apa iya akan berjalan, apakah pemasarannya akan mudah, mungkin itu sih hambatannya, masih pada ragu-ragu untuk mulai. TA Hambatan banyak, terkadang sebelum kelihatan hasilnya itu para peserta belum antusias, tapi setelah kelihatan hasilnya baru mau ikut. Misalkan kegiatan dalam pelatihan dalam melaksanakan pelatihan yang diberikan oleh narasumber. RHY Yo kadang-kadang ada mungkin dari kurang pengetahuannya mereka yang membuat mereka terkadang belum merasakan butuh bantuan dari kami. Selain itu salah satu yang terbatas itu alat-alat untuk memfasilitasi masyarakat sebelum LSM dan pemerintah daerah masuk memberi bantuan. DS Para ibu-ibu itu kan ada yang momong anak kan, kadang anaknya itu rewel, terus juga mereka ada yang malu jadi malas datang jadi merasa untuk apa kegiatan seperti itu, mereka masih menutup diri. Kayaknya mereka belum sadar ya arti wirausaha itu apa, memandirikan diri sendiri itu belum, takut memulai mungkin ya. IBN Ini kalo menurut saya, yang menghambat itu mungkin karena mereka kan juga sama-sama korban bencana dan beberapa ibu PKK itu juga tetangga saya di pengungsian, mereka ngurusin keluarga mereka dan juga harus ngurusin pengungsi itu kan tanggungjawabnya besar. BY Mungkin hambatannya waktu dan tenaga ya, mereka harus memanage kapan harus di dapur umum, kapan harus bekerja dan kapan harus mengurusi keluarga mereka sendiri. Jadi kadang mereka terlalu sibuk mengurusi dapur umum yang akhirnya bikin mereka sakit, sering kali mereka ijin nggak bisa dateng ke posko karena sakit. Kesimpulan Hambatan PKK Desa Jumoyo dalam melaksanakan kegiatan tersebut adalah adanya ketidaksinambungan antara waktu yang dimiliki dengan kewajiban yang harus dikerjakan, terlebih beberapa anggota PKK juga menjadi korban dan mengungsi sehingga sulit membagi waktu antara pekerjaan, tanggung jawab dalam keluarga, dan tanggung jawab dalam PKK. Faktor penghambat lainnya yaitu kurangnya kesadaran masyarakat akan manfaat yang didapatkan dengan mengikuti kegiatan yang diadakan PKK, adanya keraguan dalam memulai usaha, dan beberapa warga merasa belum membutuhkan bantuan yang diberikan. Bagaimana tanggapan masyarakat Desa Jumoyo dengan diberikannya bantuan tersebut? SK Ya bersyukur, antusias. Yang mengikuti banyak. SR Alhamdulillah kalau warga Desa Jumoyo tuh ada apa aja diterima, bersyukur, dikasih pelatihan apa gitu yang mau ikut, nyenengke dik orang-orangnya. Walaupun ada segelintir yang merasa “kok cuma begini”, tapi kebanyakan pada seneng dan mengapresiasi usaha kami buat membantu mereka. TA Antusias. Ada kecemburuan sosial pada beberapa orang tapi secara keseluruhan mereka antusias. RHY Alhamdulillah responnya baik, mendukung dengan ditunjukkan antusiasme yang tanpa disuruh mereka selalu membantu menjalankan program kita. DS Responnya beda-beda ada yang bersemangat karena mendapatkan ilmu baru, seperti cara mengolah keripik lah, apa lah, tapi ada juga yang cuek 184 19. 20. karena merasa tidak membutuhkan itu. Karena kurang sadar manfaat wirausaha, padahal kan kalo mereka bisa menerapkan itu kan sangat menguntungkan to, mereka bisa mandiri. IBN Kalo saya waktu itu ya sangat-sangat berterimakasih mbak beliau-beliau ini mau mengorbankan waktu tenaganya buat ngurusin kami. Apalagi mereka juga yang dulu membantu saya hingga saya bisa bangkit dari keterpurukan ekonomi malahan sampai jauh lebih baik dari sebelum rumah saya tenggelam mbak. BY Masyarakat yang mengungsi pada saat itu sih berterimakasih dik, mereka juga kalo ada penyuluhan apa ikut, ada pelatihan apa ikut, jadi PKK dan kami juga semangat walaupun hari-hari kita semua waktu itu sangat berat. Kesimpulan Respon masyarakat Desa Jumoyo pada saat itu berterimakasih dan antusias dalam menerima bantuan dan mengikuti kegiatan yang diadakan. Pengaruh apa saja yang terjadi setelah terlaksananya program tersebut terhadap masyarakat Desa Jumoyo? SK Jadi tambah keterampilan. SR Kalau kemarin itu banyak yang tepat sasaran, misalkan kemarin itu kan warga sudah diberi motivasi kayak diadakan pelatihan-pelatihan, terus mereka dapat pelatihan, ada banyak yang sampai sekarang dapat menggunakan ilmunya. Ada juga yang minta dilatih, terus diberikan alatalat jadi bisa berjalan usahanya sampai sekarang. TA Pengaruhnya dari sisi negatifnya masyarakat ada yang karena bantuan itu jadi menharapkan terus, tapi disisi baiknya dengan adanya bantuan itu kita memotivasi untuk kesejahteraannya, menambah keterampilan. RHY Pengaruhnya baik ya, masyarakat jadi bisa tau dengan kita memberikan pelatihan-pelatihan itu otomatis ilmu yang belum pernah mereka dapatkan jadi bisa dia dapatkan dengan kita memberikan pelatihan. DS Kalo aku ya bisa cerita ya, kalo ibuku dulu kan jadi pengurus koperasi kan, jadi dikirim ke luar kota-luar kota gitu mengikuti pameran-pameran, jadi otomatis pengalamannya bertambah, jaringannya bertambah, jadi teredukasi, lebih maju pikirannya. IBN Pengaruhnya yaa kalo dari program PKK itu waktu saya dapet pelatihan bikin paving dan batako itu mbak, pengaruhnya ya besar banget, dulu itu kerjaan saya cuma saba alas ngurusin padi, kalau sekarang bisa sampai luar kota buat ketemu pembeli, berubah banget mbak kondisi saya dan keluarga, mashaAllah. BY Menurut perspektif saya, warga Jumoyo dapat skill dan relasi baru tentunya akan berguna untuk kehidupan mereka nantinya. Kesimpulan Pengaruh program yang diadakan PKK terhadap masyarakat Desa Jumoyo adalah bertambahnya keterampilan, lebih teredukasi, serta masyarakat menjadi termotivasi untuk meningkatkan kondisi perekonomiannya. Berapa besar tingkat keberhasilan program yang diadakan PKK Desa Jumoyo dalam membantu masyarakat setelah terjadinya bencana? SK Ya alhamdulillah, dulu masyarakat disini dikatakan kurang sejahtera tingkat ekonominya, sekarang dengan adanya pelatihan dan penyuluhan yang ada dari tingkat desa ke dusun-dusun sekarang berbekal keterampilan, sekarang banyak yang membuka usaha ada warung makanan yang sasarannya para penambang dan sopir, ada yang membuka home industry, ada yang buka konveksi, dan ada juga yang membuat pernak-pernik. Ya keberhasilane kira-kira 60 persen lah. Yang dulunya nggak punya rumah bagus sekarang jadi punya rumah bagus, yang dulu nggak punya sepeda motor sekarang punya sepeda motor. Yang pada bisa bikin makanan ya terus bikin, kayak roti, terus paluma juga masih berjalan. SR Program sudah sesuai sasaran dan beberapa cukup berhasil ya kira-kira 185 21. 60an persen ada kali dik. Setelah program pelatihan dilaksanakan anggota dan warga banyak yang membuka usaha rumahan dan selalu kami diskusikan dan pantau pada saat pertemuan rutin. TA 60% untuk semua dusun. Ada beberapa yang gagal tapi sebagian besar berhasil. Saya sekarang membuka warung dan masih ikut juga dengan ibu-ibu yang lain membuat pernak-pernik mbak, ini semua berkat ibu-ibu pengurus PKK desa yang aktif selalu memotivasi dan membimbing warga. Alhamdulillah ya itu tadi saya bisa menyekolahkan anak saya sampai ke perguruan tinggi. Padahal dulu saya hanya berniat menyekolahkanya sampai SMA, sangat bersyukur pokonya mbak. RHY Bisa dikatakan berhasil sih. Sekitar 80% lah mbak, banyak kok mbak yang terus termotivasi ingin memulai usaha pada saat itu. Pada beberapa program juga ada yang diberikan pinjaman modal dan alat produksi sehingga keinginan mereka untuk jualan atau memulai usaha bisa dikatakan menjadi lebih mudah. DS Kalau di saya jelas karena dengan adanya program itu saya jadi kagum dengan ibu saya, ibu saya tu orang desa tapi bisa ke banyak kota punya kenalan banyak orang penting gitu lho kalo ke aku sih gitu jadi termotivasi buat jadi wirausaha. Tapi kalau untuk program yang kelompok gitu kalau boleh jujur sepertinya kurang berhasil, misalkan pada program pembentukan koperasi untuk korban banjir lahar dingin, jadi ketua dan bendaharanya sudah semangat, tapi anggotanya pada loyo, ya koperasi nggak bisa jalan. Jadi bisa dibilang kalau yang berhasil itu secara garis besar dari individu sih mbak, yang mau memanfaatkan keterampilan yang sudah dimiliki untuk mengembangkan usaha gitu. IBN Ini dari saya apa dari semua yang ikut pelatihan mbak? Kalo saya ya sangat besyukur alhamdulillah berhasil 100%, lha wong dulu waktu rumah hanyut itu saya jadi nggak punya apa-apa, kendaraan nggak punya, kerjaan nggak punya. Sekarang ya alhamdulillah sekali dulu dikasih modal alat cetak batako yang sampai sekarang saya musiumkan karena kenang-kenangan awal saya memulai usaha ini mbak, sekarang cetakannya saya sudah beli sendiri dan punya banyak, usaha saya alhamdulillah pengiriman batako sudah sampai luar kota dan bisa mencukupi keluarga terus bisa membantu orang lain juga yang jadi karyawan saya itu udah ada 22 orang, menurut saya berhasil sekali. BY Saya kurang paham berapa persennya, tapi kalau saya pantau lewat FB, itukan saya berteman dengan beberapa warga yang akhirnya jadi akrab dan masih in touch lewat FB sampai sekarang kan, beberapa orang yang saya kenal sekarang jadi punya bisnis, ada yang bakpia, ada yang nyetak batako, jualan keset. Kesimpulan Program atau kegiatan yang diadakan PKK Desa Jumoyo mengalami keberhasilan dilihat dari kondisi perekonomian masyarakat yang sebagian mengalami peningkatan dan mulai membuka usaha dan beberapa mengalami keberhasilan di berbagai bidang serta memiliki keterampilan yang dapat diaplikasikan dikemudian hari. Apakah ada fokus program tertentu dari PKK untuk memberikan motivasi bagi masyarakat Desa Jumoyo mengembangkan bisnis wirausaha? SK Ada sih beberapa dari LSM dan pemerintah desa yang memfasilitasi. SR Kebetulan ya alhamdulillah banyak program yang kita lakukan dik, dibantu dari berbagai pihak, ada yang dari LSM, pemerintah, dharma wanita, ya beberapa gitu terlaksana dengan baik. TA Peningkatan kewirausahaan, keterampilan-keterampilan membuat kue, membuat macam-macam snack. RHY Ada dong mbak, ya lumayan banyak sebenarnya DS Ya itu tadi mbak banyak pelatihan-pelatihan. 186 IBN 22. 23. Ada mbak pelatihan-pelatihan kayak yang saya ikut itu kan juga programnya PKK. BY Ada beberapa dik yang saya jelasin tadi. Kesimpulan Terdapat banyak program yang diselenggarakan PKK Desa Jumoyo yang bertujuan memotivasi masyarakat untuk berwirausaha, beberapa merupakan program kerjasama dengan LSM. Apa sajakah program tersebut? SK Ya banyak itu pelatihan-pelatihan yang diberikan dari LSM, pemerintah daerah juga kan kayak pelatihan menjahit, membatik, pelatihan boga, dan pernik-pernik dari kain perca contohnya gantungan kunci, tas, keset dan masih ada beberapa lagi kegiatan, banyak. SR Ada banyak sih dik, pelatihan boga ada, jahit-menjahit ada, keterampilan bikin batako ada, keripik, kue, pernik-pernik ada, bikin batik juga ada. Ya dari LSM dari luar. Buat bros, gitu-gitu kan bisa dijual. Ini juga ini pemanfaatan barang bekas dari plastik jadi keset kayak gini. TA Saya dan ibu-ibu disini mengikuti banyak program sesuai dengan pilihan diantaranya ada membuat makanan kaya kue dan snack, ada yang membatik, ada juga yang menjahit, tapi kalau saya lebih tertarik kepada membuat makanan untuk jualan mbak karna lebih gampang. Khususnya untuk bapak-bapak itu ada pelatihan membuat paving sama batako. RHY Waktu itu ada pelatihan membatik, ada pelatihan bikin makanan itu, terus yang sampai sekarang masih berjalan itu ya pelatihan kewirausahaan yang kerjasama dengan paluma, sekarang masih berjalan dan sampai saat ini bisa menjadi koperasi simpan pinjam. Ada juga usaha pembuatan batako, paving dan sebagainya. DS Kayak membuat paving dan batako, itu kan memanfaatkan material pasir dari lahar dingin itu, terus ada juga pelatihan membentuk koperasi, terus bikin keripik-keripik gitu lho mbak. Ada juga membatik sama menjahit kalo buat ibu-ibu. IBN Seperti yang saya bilang tadi, sebenarnya ada banyak sih istri saya itu belajar merajut, menjahit dan bikin payet jilbab gitu lho mbak, tapi kalau yang saya ikuti ya bikin batako itu, kan memanfaatkan material yang ada yang waktu itu melimpah. BY Ya pelatihan-pelatihan tata boga, tata rias, dan tata busana ada juga. Itu kan akan jadi keterampilan untuk mereka-mereka yang ada keinginan membuka usaha. Kesimpulan Terdapat beberapa program pelatihan keterampilan antara lain: pelatihan pengolahan makanan, pengolahan kain perca, menjahit, membuat pernak pernik, menghias jilbab, membatik, pendirian koperasi untuk korban banjir lahar dingin, serta pelatihan pembuatan paving dan batako. Apakah kegiatan yang dilakukan PKK Desa Jumoyo tersebut memiliki pengaruh terhadap keinginan masyarakat dalam berwirausaha? SK Ya menambah keterampilan terus mereka jadi pengen njajal bikin-bikin dan ngetrapke ilmunya terus njajal usaha. Apalagi ada program dari paluma yang memberikan pinjaman modal usaha jadi warga nggak sulit buat mencoba buka usaha. SR Tentu saja sedikit banyak ya berpengaruh dong dik, dulu kan istilahe belum punya keterampilan yang itu terus dikasih pelatihan, pada beberapa pelatihan ada pihak LSM yang bersedia memberi modal atau memberi alat, itu kan mereka jadi dipermudah kalo mau memulai usaha ya jadinya beberapa ada yang merintis sejak itu. TA Ada, dari yang kemaren belum mempunyai usaha, sekarang jadi mempunyai usaha, ya memotivasi. 187 RHY 24. Iya, nah itu tadi bekerjasama dengan paluma, yang tadinya belum wirausaha jadi ada pelatihan terus jadi ada yang membuat ceriping gethuk. Kayak yang bikin batako itu sampai sekarang malah sukses sekali, ya alhamdulillah berhasil lah. DS Kalau menurutku ya karena program dari PKK gitu, aku jadi tau bahwa kita perlu memiliki keterampilan dan itu tu penting buat kita memandirikan diri kita sendiri, jadi ya termotivasi mbak untuk memulai cari uang sendiri. IBN Berpengaruh sekali buat saya, karena saya menyadari kalau ketrampilan itu ilmu yang sangat berharga dan bisa digunakan terus sampai kita sukses, dan kalo mau mengandalkan tambang itu kan memang dapatnya banyak tapi tenaga kita terkuras setiap harinya, sedangkan kalo bikin usaha kan kita bisa mencari orang untuk membantu kita, ya pas mengawali memang berat tapi melihat pasar kan banyak orang yang membutuhkan batako untuk mbangun-mbangun, jadi ya lama-kelamaan jalan. Jadi ya membuat saya bersemangat menjalankan usaha mbak. BY Sepengetahuan saya, pada beberapa orang, berpengaruh. Contohnya pak IBN itu kan? Sampai sekarang jadi sukses gitu jualan batako, otomatis dia menerapkan ilmu yang diberikan pada saat itu untuk menopang perekonomiannya, dan berhasil. Kesimpulan Dengan adanya program dari PKK Desa Jumoyo, masyarakat jadi termotivasi untuk memulai menjalankan usaha serta sadar akan pentingnya memiliki keterampilan. Bagaimanakah hasil dari terselenggaranya program tersebut terhadap motivasi wirausaha masyarakat Desa Jumoyo? SK Kita bisa melihat hasil kan dari output yang dihasilkan dari programprogram yang ada tadi. Misale sekarang jumlah wirausaha disini jadi bertambah, ada yang jualan bakpia, pernak pernik, makanan, batako, masih berjalan sekarang dan kayake pada berhasil-berhasil. SR Kalo sekarang yang masih terlihat ya ada beberapa orang yang usahanya udah maju, kayak bakpia, batako, batu bata, ya ada banyak yang udah sukses tapi ada beberapa juga yang masih usaha rumahan kecil-kecilan, tapi kan mereka itu patut di apresiasi to dik, bisa tekun menjalani nya sampek sekarang. TA Contohnya yang kemaren tidak mempunyai pekerjaan sekarang jadi mempunyai pekerjaan dengan membuat kue, membuat ceriping, semacam itu, yang tadinya nggak menjahit sekarang jadi menjahit. RHY Misalkan kita memberikan pelatihan untuk pengolahan makanan, nah dia antusias untuk mengikutinya, jadi mereka bisa produksi sendiri, dititipkan di warung-warung. Sampai sekarang masih berjalan dan untuk paluma sudah berkembang menjadi simpan pinjam. DS Kalau dari diri saya sendiri mbak dulu tu saya waktu masih ngungsi itu jualan pulsa, pas masih di huntara, terus jualan baju pernah, bisnis casing hp, bisnis topi. Kalau dari omset berhasil sih. Jadi kayak seneng aja gitu lho kita bisa mengubah uang yang tadinya sedikit menjadi banyak. IBN Dulu saya sempat terpuruk, dengan diajarin bikin batako saya bisa berhasil, istilahnya bencana membawa berkah lah mbak, coba kalau dulu saya nggak tertimpa musibah, mungkin hidup saya masih gitu-gitu aja, tapi sekarang saya seperti ini, saya sadar kalau usaha keras itu bisa menghasilkan sukses, jadi sejak diajari bikin batako itu saya bertekad untuk jualan batako hasilnya saya bisa survive usaha sampai sekarang. BY Bisa dikatakan tidak ada sesuatu yang berlalu dengan sia-sia, setiap bantuan yang diberikan pasti ada manfaatnya. Maksud saya begini, mungkin orang itu tidak langsung bergerak tepat setelah mendapatkan pelatihan, penyuluhan dan sebagainya, tapi tentu saja akan ada sesuatu 188 yang didapat saat itu dan pasti akan berguna entah langsung setelah itu juga ataupun beberapa tahun setelahnya. Kesimpulan Hasil terselenggaranya program terhadap motivasi wirausaha masyarakat tidak hanya dilihat dari niat namun dapat dilihat dari hasil, terbukti saat ini terdapat beberapa usaha yang dikelola masyarakat masih berjalan dan berhasil. 189