Uploaded by User44652

TUGAS PRINSIP

advertisement
A. Perancangan Inti Bangunan (Sistem Core) Pada Bangunan Tinggi
1. Pengertian Core (Inti Bangunan)
Core atau inti bangunan menurut Schueller (1989) adalah suatu tempat untuk meletakan
transportasi vertical dan distribusi energy ( seperti Lift, tangga, wc dan Shaft mekanis). Jadi
Inti Bangunan (Core) adalah suatu tempat untuk meletakan system transportasi
vertical dan mekanis dengan bentuk yang disesuaikan dengan fungsi bangunan serta
untuk menambah kekakuan bangunan diperlukan system struktur dinding geser sebagai
penyalur gaya lateral (seperti tiupan angina atau gempa bumi) pada inti. Bangunan yang harus
menggunakan core adalah bangunan yang memiliki 4 lantai ke atas. Untuk lantai 4-10, bisa
dipertimbangkan apakah ingin menggunakan core atau tidak, namun untuk lantai 10 ke atas,
harus menggunakan core, karena pertimbangan kekuatan angin. Sedangkan untuk bangunan
yang semakin tinggi, tentu core nya semakin besar, karena pertimbangan kekuatan angin dan
beban yang ditumpu.
1.1. Bentuk inti bangunan
Untuk bentuk dan ukuran inti bangunan ridak ada batasnya tetapi inti bangunan
mempunyai beberapa ciri khas yaitu :
.
a. Ben
Gambar 1.1 : Bentuk inti core
Sumber : Pusat pengembangan bahan ajar UMB
b. Jumlah inti
 Inti Terbuka (N)
 Inti Tunggal
 Inti tertutup (B)
 Inti Jamak
 Inti Tunggal dengan kombinasi inti
linear (A)
c. Letak Inti
 Inti Dalam (C)
PRINSIP STRUKTUR DAN KONTRUKSI 2
 Inti Sekeliling (J)
 Inti di Luar (M)
1
d. Susunan Inti

Inti Simetris (F)

Inti Asimetris (J)
e. Geometri Bangunan sebagai penentu bentuk bangunan

Langsung (K)

Tidak Langsung (P)
Menurut Juwana (2005), letak inti bangunan tinggi yang berbentuk menara
(tower) berbeda dengan bangunan yang berbentuk memanjang (
slab) yaitu :
1. Inti pada bangunan bentuk bujur sangkar
Bentuk bujur sangkar banyak digunakan untuk bangunan perkantoran dengan
koridor mengelilingi inti bangunan. Contoh : Gedung Blok ‘G’ DKI, Gedung Indosat, Wisma
Bumi Putera di Jakarta dan One Park Plaza di Los Angleles Amerika Serikat.
Gambar 1.2. Bentuk Inti Core Bujur Sangkar
Sumber : Pusat Pengembangan Bahan Ajar UMB
2. Inti pada bangunan bentuk segitiga
Contoh dari inti bangunan dengan bentuk segitiga adalah Hotel Mandarin di Jakarta,
Gedung US Steel di Pittsburg Amerika Serikat, Riverside Development di Brisbane Australia
dan Central Plaza di Hongkong.
Gambar 1.3. Bentuk Inti Core segitiga
Sumber : Pusat Pengembangan Bahan Ajar UMB
PRINSIP STRUKTUR DAN KONTRUKSI 2
2
3. Inti pada bangunan bentuk lingkaran
Menara berbentuk lingkaran biasanya digunakan pada fungsi hunian (apartemen dan hotel)
dengan koridor berada di sekeliling inti bangunan sebagai akses ke unit-unit hunian. Contoh :
dari inti bangunan dengan bentuk lingkaran adalah Shin-Yokohama Hotel di Jepang, Marina
City di Chicago Amerika Serikat dan Gedung Tabung Haji di Kuala Lumpur Malaysia.
Gambar 1.4. Bentuk Inti Core segitiga
Sumber : Pusat Pengembangan Bahan Ajar UMB
4. Inti pada bangunan dengan bentuk memanjang
Bangunan dengan bentuk memanjang biasanya digunakan untuk fungsi hotel, apartemen
atau perkantoran. Seperti Gedung Central plaza di Jakarta, Gedung Inland Steel di Chicago
Amerika Serikat merupakan bangunan memanjang dengan inti di luar bangunan.
Gambar 1.5. Bentuk Inti Core Memanjang
Sumber : Pusat Pengembangan Bahan Ajar UMB
Sedangkan untuk inti yang berada di tengah bangunan biasanya digunakan untuk
fungsi
perkantoran. Contohnya adalah Wisma Indocement di Jakarta, Connaught Center(Jardine
House) di Hongkong, Rockefeller Center dan Chase Manhattan Bank di New York Amerika
Serikat. Selain itu, inti yang terletak di tengah bangunan memanjang memiliki
Banyak pola. Contohnya adalah Kantor Depdiknas (Departemen Pendidikan Nasional)
di Jakarta dan Gedung Phoenix-Rheinrohr di Dusseldorf Jerman.
5. Inti pada bangunan dengan bentuk silang
Bangunan dengan bentuk ‘silang’ dan ‘Y’,’T’,’H’ atau ‘V’, merupakan variasi dari
bangunan bentuk memanjang. Bentuk seperti ini dimaksudkan untuk Sistem Core
mendapatkan luas lantai tipikal yang cukup luas tetapi bangunan tetap dapat
memanfaatkan paencahayaan alamiah. Bangunan dengan bentuk ini banyak digunakan
untuk fungsi hotel, apartemen dan perkantoran. Salah satu contohnya adalah Gedung Patra Jasa
di Jakarta.
PRINSIP STRUKTUR DAN KONTRUKSI 2
3
Gambar 1.6. Bentuk Inti Core Silang
Sumber : Pusat Pengembangan Bahan Ajar UMB
6. Inti pada bangunan bentuk Y
Contoh dari inti bangunan dengan bentuk Y adalah Gedung Unilever di Hamburg
jerman, Gedung Unesco di Paris dan Hotel Duta Merlin di Jakarta.
Gambar 1.6. Bentuk Inti Core Silang
Sumber : Pusat Pengembangan Bahan Ajar UMB
7. Inti pada banguanan dengan bentuk acak
Bangunan dengan inti bangunan yang terletak di luar titik berat massa bangunan dan
ditempatkan secara acak kurang menguntungkan bagi perencanaan bangunan tahan gempa.
Contoh bangunan yang menggunakan bentuk inti tersebut adalah Gedung MBf Tower di
Penang Malaysia dan Conrad International Centennial di Singapura.
Gambar 1.7. Bentuk Inti Core Silang
Sumber : Pusat Pengembangan Bahan Ajar UMB
Perbedaan fungsi bangunan akan mempengaruhi pola letak inti bangunan. Pada bangunan
tinggi, luas lantai bersih, sirkulasi dan jaringan utilitas serta pemanfaatan pencahayaan alamiah
menjadi pertimbangan untuk menempatkan letak inti. Penempatan letak inti bangunan akan
memberikan pengaruh pada bangunan.
PRINSIP STRUKTUR DAN KONTRUKSI 2
4
Tabel 1.2 : Karakteristik Tata Letak Inti Bangunan
Sumber : Pusat pengembangan bahan ajar UMB
2. Struktur Core (Inti Bangunan)
Struktur core wall yang bisa dijumpai dalam aplikasi konstruksi bangunan tinggi dewasa
ini ada bermacam-macam. Antara lain adalah bentuk , Δ, O, atau core wall dua cell dengan
pengaku di tengahnya berbentuk. Dari masing-masing bentuk core wall ini, mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda dalam memberikan fleksibilitas dan efektivitas pada struktur
bangunan. Bangunan tinggi yang mempunyai struktur core wall, dibuat dengan salah satu
pertimbangan adalah fleksibilitas untuk pengaturan posisi (tata letak) yang akan memberikan
penghematan dan efisiensi maksimum pada bangunan secara keseluruhan.
Pada sistim core (inti) sebagai pengaku bangunan secara keseluruhan, dimana gaya-gaya
lateral yang bekerja disalurkan oelh balok-balok menuju ke core/inti sebagai elemen struktur
utama. Core sebagai inti pengaku pendukung utama struktur bangunan, dengan material dari :

Core beton (shear wall atau bearing wall)

Core dari struktur baja (tube)
Gambar 2.1. Sturktur Core
Sumber : Pusat Pengembangan Bahan Ajar UMB
Posisi perletakan sistim core pada bangunan tergantung pada titik pusat keseimbangannya,
dimana perletakkannya mempunyai beberapa varian, seperti :
PRINSIP STRUKTUR DAN KONTRUKSI 2
5
a. Sentral core, dimana core (inti) terletak pada titik pusat massa bangunan.
b. Core pada tepi bangunan, berfungsi sebagai penahan gaya lateral secara langsung “lateral
core”.
c. Bangunan dengan 2 (dua) core, dimana perletakan core pada kedua sisi bangunan.
d. Bangunan dengan core tersebar, dengan perletakan core tersebar pada seluruh bidang
bangunan dan berada pada titik berat bangunan. Core dengan shear wall, yang berguna
untuk kekakuan. Dimana core dipadu dengan shear wall (dinding geser), sedang shear wall
berperan sebagai penahan gaya geser daripada gaya horizontal.
e. Core dengan rangka kaku (baja), merupakan penggabungan core dengan rangka kaku
sehingga menjadi satu kesatuan yang kaku dan stabil.
Dan yang paling penting adalah bahwa sistem struktur core wall ini didesain untuk dapat
manahan gaya torsi yang timbul akibat tekanan angin yang eksentrisitas dan seragam pada
pusat geser struktur core wall. Struktur core wall pada dasarnya adalah sistem struktur yang
dibuat untuk mampu menahan gaya-gaya lateral yang timbul akibat gaya angin atau gempa
yang merupakan beban dinamis. Untuk proses analisis mekanikanya, pengaruh gaya-gaya
akibat beban angin dan gempa tersebut (yang merupakan beban dinamis) diperlakukan sebagai
beban statis dan mengabaikan sifat dinamisnya.
Gambar 2.2 : Susunan Struktur Core
Sumber : Pusat pengembangan bahan ajar UMB
Kondisi eksentrisitas tekanan angin tersebut secara teknis dapat terjadi antara lain
adalah karena :
a. Posisi struktur core wall yang ditempatkan di dalam bangunan. Penempatan struktur core
wall yang dekat kepada pusat bangunan akan memberikan eksentrisitas tekanan angin yang
berkurang, yang juga akan memperkecil pengaruh gaya torsi yang terjadi. Namun secara
praktis untuk membuat pengaruh gaya torsi tidak ada (nol) sama sekali dalam konstruksi
PRINSIP STRUKTUR DAN KONTRUKSI 2
6
bangunan di lapangan adalah mustahil, dikarenakan gaya angin yang terjadi tidak pernah
seragam dan simetris.
b. Sudut datang gaya angin itu sendiri merupakan faktor penentu sebagai komponen yang
mempunyai nilai berbeda untuk setiap sudut datang yang berbeda, yang sudah tentu akan
menghasilkan torsi yang berbeda pula.
c. Selain itu, yang pasti bentuk bangunan dan lubang-lubang pada struktur core wall juga
dapat mempengaruhi nilai torsi yang timbul.
Sistem rangka kaku murni dalam perkembangannya tidak praktis untuk bangunan yang
lebih tinggi dari 30 lantai. Berbagai sistem telah diterapkan dengan menggunakan dinding geser
didalam rangka untuk menahan beban lateral. Dinding ini terbuat dari beton atau rangka baja.
Bentuknya bisa berupa inti interior tertutup, mengelilingi ruang lift atau ruang tangga, atau bisa
berupa dinding sejajar di dalam bangunan, bahkan bisa juga berupa rangka fasade vertikal.
Gambar 2.3 : Struktur core didalam bangunan
Sumber : Pusat pengembangan bahan ajar UMB
Untuk yang menggunakan sistem struktur inti, inti dapat dipergunakan untuk menempatkan
sistem transportasi vertikal, tangga, wc, shaft, dan jaringan utilitas lainnya sehingga kadang
bangunan mempunyai inti yang lebih dari satu. Beberapa bangunan tinggi menggunakan inti
dan rangka. Dari segi perilaku denah ini diterapkan untuk memuaskan sistem plat datar atau
dinding rangka geser bersama belt trusses. Inti dapat terbuat dari beton , baja atau konbinasi
antara betoin dan baja. Keuntungan inti baja, dalam perakitan lebih cepat karena pabrikasi.
Sedangkan inti dari beton menghasilkan ruang yang sekaligus memikul beban. Juga dapat
dipakai untuk perlindungan saat kebakaran.
3. Bahan Yang Digunakan Pada Struktur Core
PRINSIP STRUKTUR DAN KONTRUKSI 2
7
Sesuai pengertiannya, core adalah penyangga utama pada bangunan tinggi yang harus bisa
menopang seluruh bangunan dengan kekakuannya yang dibantu oleh shear wall. Karena itu
bahan yang digunakan untuk core haruslah lebih diutamakan untuk kekakuan yang pas.
Bahan umum yang digunakan antara lain :
1.
Baja
2. Beton
3. Beton bertulang
Dari ketiga bahan diatas, yang paling sering digunakan adalah beton bertulang, digunakan
pada pembuatan shear wall, yang dimana tulangannya saling berkaitan ke kolom utama
pembentuk core dan menerus sampai ke pondasi untuk kekakuan bangunan yang optimal.
Sedangkan untuk struktur dinding yang tidak menopang beban terlalu besar (per-lantai bukan
satu badan bangunan) biasanya menggunakan bahan-bahan biasa seperti bata ringan/bata
merah.
Selain itu, inti dari material lain seperti dinding biasa (batu bata,celcon dll) disebut sebagai
inti non struktural karena tidak terlalu kuat menahan gaya lateral. Adapun kelebihan dan
kekurangan pada penggunaan material sebagai penyusun inti structural menurut Schueller
(1989) yaitu : Untuk inti dari rangka baja bisa manggunakan kuda-kuda Vierendeel untuk
mencapai kestabilan lateral. Sistem Vierendeel ini cukup fleksibel sehingga hanya digunakan
untuk bangunan bertingkat relatif sedikit. Pengakuan diagonal dari rangka Vierendeel
digunakan untuk mencapai kekakuan inti yang diperlukan untuk bangunan yang lebih tinggi.
Keuntungan inti rangka baja adalah karena relative cepatnya perakitan batang-batang prefab.
4. Lubang Utilitas (Shaft) Dan Jalur Utilitas
Penempatan inti bangunan akan berdampak kepada penempatan jalur distribusi jaringan
utilitas, Dalam inti bangunan biasanya terdapat sejumlah ruangan yang diatur sedemikian rupa
sehingga jumlah keseluruhan luas inti bangunan tidak melebihi 20% luas tipikal yang ada. Di
samping itu, 80% luas tipikal masih perlu dikurangi dengan jalur sirkulasi horizontal seperti
koridor, sehingga luas efektif bangunan menjadi berkurang. Sekitar 4% dari luas tipikal
digunakan sebagai lubang utilitas untuk sistem Mekanikal dan Elektrikal, yang umumnya
dibagi atas 2 zona distribusi yaitu zona ventilasi dan zona penyegaran udara. Pemisahan lubang
untuk ventilasi dan penyegaran udara bertujuan agar tidak terjadi konflik atau persilangan antar
saluran udara (ducting). Perbandingan panjang dan lebar lubang untuk ventilasi dan lubang
untuk penyegaran udara berkisar sekitar 1:2 sampai 1:4 dan bahan pelapisnya dapat menahan
api selama kurang lebih 2 jam.
PRINSIP STRUKTUR DAN KONTRUKSI 2
8
Utilitas bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk
menunjang tercapainya unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudahan komunikasi
dan mobilitas dalam bangunan. Perancangan bangunan harus selalu memperhatikan dan
menyertakan fasilitas utilitas dalam perancangan arsitektur. Perancangan utilitas di dalam inti
bangunan (core) terdiri dari :
1. Perancangan lift
2. Perancangan tangga darurat
3. Perancangan sistem plumbing
4.
Perancangan pengolah udara
5. Perancangan instalasi listrik
6. Perancangan telepon
7. Perancangan CCTV dan security sistem
8. Perancangan tata surya
9. Perancangan pembuangan sampah
B. TRANSPORTASI VERTIKAL PADA BANGUNAN TINGGI
Berikut merupakan jenis-jenis transportasi pada vertikal pada bangunan tinggi :
1. Ekscavator / Lift
Lift adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut orang atau
barang. Lift umumnya digunakan di gedung-gedung bertingkat tinggi; biasanya lebih dari tiga
atau empat lantai. Gedung-gedung yang lebih rendah biasanya hanya mempunyai tangga atau
eskalator. Lift-lift pada zaman modern mempunyai tombol-tombol yang dapat dipilih
penumpangnya sesuai lantai tujuan mereka, Terdapat tiga jenis mesin, yaitu Hidraulik, Traxon
atau katrol tetap, dan Hoist atau katrol ganda, Jenis hoist dapat dibagi lagi menjadi dua bagian,
yaitu hoist dorong dan hoist tarik.
1.1. SEJARAH ELEVATOR/LIFT
Lift awalnya adalah derek yang terbuat dari tali. Pada tahun 1853, Elisha Graves Otis, salah
seorang pionir dalam bidang lift, memperkenalkan lift yang menghindarkan jatuhnya ruang lift
jika kabelnya putus. Rancangannya mirip dengan suatu jenis mekanisme keamanan yang masih
digunakan hingga kini.
a. 23 Maret 1857 - Lift Otis pertama dipasang di New York City.
b. 1880 - Lift listrik pertama, dibuat oleh Werner von Siemens.
PRINSIP STRUKTUR DAN KONTRUKSI 2
9
c. 2004 - Pemasangan lift penumpang tercepat di dunia, di gedung Taipei 101 di Taipei,
Taiwan. Kecepatannya adalah 1.010 meter per menit atau 60,6 km per jam.
Elevator penumpang pertama dipasang oleh Otis di New York pada tahun 1857. Setelah
meninggalnya Otis pada tahun 1861, anaknya, Charles dan Norton mengembangkan warisan
yang ditinggalkan oleh Otis dengan membentuk Otis Brothers & Co., pada tahun 1867. Pada
tahun 1873 lebih dari 2000 elevator Otis telah dipergunakan di gedung-gedung perkantoran,
hotel, dan department store di seluruh Amerika, dan lima tahun kemudian dipasanglah elevator
penumpang hidrolik Otis yang pertama.Berikutnya adalah era Pencakar Langit. Pada tahun
1889 Otis mengeluarkan mesin elevator listrik direct-connected geared pertama yang sangat
sukses. Pada tahun 1903, Otis memperkenalkan desain yang akan menjadi “tulang punggung”
industri elevator, yaitu : elevator listrik gearless traction yang dirancang dan terbukti
mengalahkan usia bangunan itu sendiri. Hal ini membawa pada berkembangnya jaman
struktur-struktur tinggi, termasuk yang paling menonjol adalah Empire State building dan
World Trade Center di New York, John Hancock Center di Chicago dan CN Tower di Toronto.
Selama bertahun-tahun ini, beberapa dari inovasi yang dibuat oleh Otis dalam bidang
pengendalian otomatis adalah Sistem Pengendalian Sinyal, Peak Period Control, Sistem
Autotronik Otis dan Multiple Zoning. Otis adalah yang terdepan di dunia dalam pengembangan
teknologi komputer dan perusahaan tersebut telah membuat revolusi dalam pengendalian
elevator sehingga tercipta peningkatan yang dramatis dalam hal waktu reaksi elevator dan mutu
berkendara dalam elevator.
1.2. JENIS – JENIS LIFT
Lift memiliki dua macam type yaitu : Lift elektrik dan Lift hidrolik.
1. Lift Elektik
lift elektrik terdiri dari sebuah tabung yang di pasang pada rel pemandu, didukung oleh kabel
pengerek, dan dikemudikan oleh mesin penggeraak elektis pada mesin lift.
2. Lift Hidrolik
Lift hidrolik terdiri dari sebuah tabung yang didukung oleh piston yang bergerak searah
atau berlawanan dengan cairan yang diberi tekanan. Tidak diperlukan rumah lift, tapi lift
hidrolik memmiliki kecepatan rendah dan panjang piston membatasi penggunaannya hanya
pada bangunan enam lantai.
Terdapat tiga jenis mesin, yaitu Hidraulik, Traxon atau katrol tetap, dan Hoist atau katrol
ganda, Jenis hoist dapat dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu hoist dorong dan hoist tarik.
PRINSIP STRUKTUR DAN KONTRUKSI 2
10
Pemilihan kapasitas-kapasitas lift akan menetukan jumlah lift yang mempengaruhi pula
kualitas pelayanan gedung, terutama proyek-proyek komersil. Lift juga memiliki bermacammacam jenis sesuai dengan fungsinya, yaitu:

Lift Penumpang

Lift Rumah Sakit

Lift Barang

Observation Lift

Lift Servis
1.3. CARA KERJA ELEVATOR/LIFT
Pada sistem geared atau gearless (yang masing-masing digunakan pada instalasi gedung
dengan ketinggian menengah dan tinggi), kereta elevator tergantung di ruang luncur oleh
beberapa steel hoist ropes, biasanya dua puli katrol, dan sebuah bobot pengimbang
(counterweight). Bobot kereta dan counterweight menghasilkan traksi yang memadai antara
puli katrol dan hoist ropes sehingga puli katrol dapat menggegam hoist ropes dan bergerak
serta menahan kereta tanpa selip berlebihan. Kereta dan counterweight bergerak sepanjang rel
yang vertikal agar mereka tidak berayun-ayun.
a. Mesin Lift “Gearless” Mesin untuk menggerakkan elevator terletak di ruang mesin yang
biasanya tepat di atas ruang luncur kereta. Untuk memasok listrik ke kereta dan menerima
sinyal listrik dari kereta ini, dipergunakan sebuah kabel listrik multi-wire untuk
menghubungkan ruang mesin dengan kereta. Ujung kabel yang terikat pada kereta turut
bergerak dengan kereta sehingga disebut sebagai “kabel bergerak (traveling cable)”.
b. Jalur Lift (Hoistway) dan ruang mesin di atasnya
Mesin geared memiliki motor dengan kecepatan lebih tinggi dan drive sheave dihubungkan
dengan poros motor melalui gigi-gigi di kotak gigi, yang dapat mengurangi kecepatan rotasi
poros motor menjadi kecepatan drive-sheave rendah. Mesin gearless memiliki motor
kecepatan rendah dan puli katrol penggerak dihubungkan langsung ke poros motor.
c. Sistem pergerakan Elevator/Lift dengan Gearless.
Pada sistem hidrolik (terutama digunakan pada instalasi di gedung rendah, dengan
kecepatan kereta menengah), kereta dihubungkan ke bagian atas dari piston panjang yang
bergerak naik dan turun di dalam sebuah silinder. Kereta bergerak naik saat oli dipompa ke
dalam silinder dari tangki oli, sehingga mendorong piston naik. Kereta turun saat oli
kembali ke tangki oli.Aksi pengangkatan dapat bersifat langsung (piston terhubungkan ke
kereta) atau roped (piston terikat ke kereta melalui rope). Pada kedua cara tersebut,
pekerjaan pengangkatan yang dilakukan oleh pompa motor (energi kinetik) untuk
PRINSIP STRUKTUR DAN KONTRUKSI 2
11
mengangkat kereta ke elevasi yang lebih tinggi sehingga membuat kereta mampu
melakukan pekerjaan (energi potensial). Transfer energi ini terjadi setiap kali kereta
diangkat. Ketika kereta diturunkan, energi potensial digunakan habis dan siklus energi
menjadi lengkap sudah. Gerakan naik dan turun kereta elevator dikendalikan oleh katup
hidrolik.
d. Prototype of Double Front Side Elevator
Lift atau Elevator merupakan alat transportasi secara vertical dan mempunyai prinsip dasar
mekatronika yang memiliki bagian mekanik, elektronik dan sistem kontrol. Elevator sendiri
sudah mengalami berbagai perubahan bentuk serta jenisnya, khususnya elevator double
front side (lift/elevator dengan pintu di dua muka). Suatu alat tercipta karena adanya
kebutuhan, begitu juga dengan double front side elevator. Banyak perusahaan
membutuhkan lift/elevator dengan pintu di kedua sisinya, seperti hotel atau rumah sakit
atau bangunan lainnya yang menuntut penggunaan elevator double front side ini.
Besarnya penggunaan Lift/elevator jenis ini dikarenakan banyaknya desain bangunan
yang mana menuntut efisiensi tanpa mengesampingkan fungsi dari bagunan di mana elevator
itu sendiri berada atau tujuan dari penggunaan eelevator itu sendiri. Seperti halnya penggunaan
lift/elevator jenis ini di rumah sakit, yang semata demi kenyamanan pengunjung atau pasien
agar dimudahkan aksesnya untuk menuju fasilitas yang diinginkannya atau dokter yang ingin
dirujuk, atau pada suatu hotel yang mana desain bangunan dibuat sesuai dengan tata letak ruang
yang sesuai dengan fungsinya dan saling berbeda tiap lantainya
1.4. DESKRIPSI ALAT
Prototype of double front side Elevator merupakan simulasi salah satu jenis dari alat
angkutan vertical (Elevator) yang sudah dimodifikasi. Alat angkutan yang digunakan untuk
mengangkut orang pada suatu gedung bertingkat. Alat ini memiliki 2 pintu pada sisi yang satu
begitu juga pada sisi sebaliknya.
Sensor yang digunakan menggunakan limit switch pada tiap
lantainya. Pada sensor pintu juga menggunakan limit switch pada
posisi minimal (menutup) dan posisi maksimal (membuka). Untuk
sensor beban juga menggunakan 2 buah sensor limit switch. Pada
penggerak Lift menggunakan Motor DC 12-24V 5A dengan Roda
gigi didalamnya sedangkan untuk penggerak pada pintu kami juga
Gambar 1 Prototype of
double
front STRUKTUR
side Elevator
PRINSIP
DAN KONTRUKSI 2
12
menggunakan 2 buah Motor DC 12V. Control utama Prototype ini menggunakan PLC CPM1A
30 I/O dengan 20 I/O tambahan.
1.4.1. SISTEMATIK CARA KERJA RANGKAIAN
Car-lift akan bergerak naik atau turun apabila tombol Car-Call yaitu tombol yang
terdapat pada panel di dalam car ditekan, atau Hall-Call yaitu tombol panggil car-lift yang
terdapat di setiap lantai ditekan. PLC akan mengeksekusi perintah pemanggilan car-lift setelah
mendapatkan sinyal dari tombol tersebut. Eksekusi ini berupa pergerakan motor utama untuk
menarik car-lift naik-atau turun (motor utama akan berputar dengan arah putar searah jarum
jam atau sebaliknya) dengan memperhatikan prioritas penyelesaian sekuensialnya. Di mana
contohnya ketika lift sedang bergerak naik ke lantai 3 setelah melewati lantai 2, car-lift tidak
akan bergerak turun, namun akan menuju lantai 3 untuk menyelesaikan sekuensialnya dan
kemudian baru akan kembali ke lantai 2. Dengan adanya dua sisi muka pintu, maka aktifnya
pintu mana yang akan membuka ditentukan oleh di sisi mana tombol ditekan di tiap lantai.
Adapun kekhususan dari program PLC untuk aplikasi elevator ini adalah:
a. Adanya lampu indicator kondisi Car-Lift saat bergerak ada di posisi lantai berapa.
b. Adanya sensor Infra Red untuk mendeteksi adanya objek yang menghalangi untuk pintu
menutup dengan menggunakan laser.
c. Adanya sensor berat untuk mendeteksi kelebihan beban yang diangkut, sehingga jika
sensor ini aktif, maka elevator tidak akan bisa beroperasi sebelum beban dikurangi, sensor
berat menggunakan 2 buah limit switch.
d. Adanya limit switch pintu membuka minimal dan maksimal pada berfungsi untuk
mendeteksi pintu dalam keadaan tertutup atau terbuka.
e. Adanya tombol Emergency Stop untuk kondisi bahaya dan mematikan system secara
keseluruhan.
f. Adanya Car Gong yang berfungsi sebagai indicator kepada penumpang bahwa lift sudah
sampai di lantai yang dituju.
g. Adanya Lampu Car yang berfungsi sebagi penerangan di dalam lift.
PRINSIP STRUKTUR DAN KONTRUKSI 2
13
1.4.2. Bagian-bagian Elevator
Keterangan:
2. 1.Rangka
3. 2.Ruangpenumpang(Car-Llift)
4. 3.BoxController
5. 4.MotorUtama
6. 5.CarCall
7. 6.HallCall
8. 7.Pulley
9. 8.CounterWeight
10. 9. Rail
11. 10. Penggulung
12. 11. Gear Penggulung
Gambar 2. Bagian-bagian elevator
1.5. Tata Letak Lift (Uk) Atau Elevator (Us)
Secara umum (tidak mengikat) syarat dalam mendesain sistem transportasi lift adalah
sebagai berikut:
1. Minimal tersedia 1 buah lift untuk bangunan melebihi 3 tingkat.
2. Minimal tersedia 1 buah lift untuk bangunan melebihi 1 tingkat jika ada pengguna manula
dan atau difabel.
3. Jarak jalan ke area lift maksimal 45 meter.
4. Lobby lift cukup luas dan berdekatan dengan tangga.
5. Sebuah lift hanya melayani maksimal 15 lantai agar waktu tunggu tidak terlalu lama.
Tersedia express lift untuk bangunan melebihi 15 lantai (sistem zona lift). Express lift
mem-bypass lantai-lantai bawah dan langsung berhenti di lantai 16, 17, 18, dst.
6. Tersedia skylobby untuk setiap kelipatan 20-25 lantai. Skylobby adalah lantai lobby di
mana orang turun dari lift express dan berpindah ke lift-lift lokal yang berhenti pada tiap
lantai di atasnya. Dengan demikian kebutuhan ruang core/shaft lift bisa tetap.
1.6. Peralatan Pengaman Safety Device Pada Lift
a.
Cirduit braker,berfungsi :
 Memutuskan sumber (aliran) listrik dari panel induk (sub panel) ke panel control lift.
 Menjaga peralatan elektronik dari lift jika terjadi arus lebih (over current).
PRINSIP STRUKTUR DAN KONTRUKSI 2
14
b. Governoor, berfungsi
 Memutuskan power/aliran listrik ke control panel lift jika governor mendeteksi
terjadinya over speed (kecepatan lebih) pada traffict lift (putaran roda pulley
governoornya).
 Menjepit sling governor (catching).
Secara mekanik bandul governor akan menjepit sling governor (rope governor) dan
dengan terjepitnya sling ini,maka sling ini akan menarik safety wedge pada unit safety
gear/safety wedge yang terletak di bawah car lift dan akan mencengkaram rail untuk
melakukan pengereman secara paksa terhadap lift.
c. Final limit switch (upper/bagian atas),berfungsi :
 Merupakan double proteksi untuk menghentikan operasi lift jika limit switch (upper)
gagal beroperasi.
d. Limit switch (upper/bagian atas),berfungsi :
 Berfungsi menjaga lift beroperasi melewati batas travel lantai tertingginya.
e. Emergency exit (manhole),berfungsi :
 Penumpang dapat di tolong/evakuasasi dari dalam sangkar melalui manhole ini pada
saat emergency.Manhole ini hanya dapat di buka dari sisi luar bagian atas.jika pintu
ini terbuka lift otomatis akan berhenti.
f. Emergency light (lampu mergency),berfungsi :
 Lampu emergency akan menyala secara otomatis jika terjadi pemdaman sumber
listrik.Lampu ini dapat bertahan rata-rata sampai dengan 15 menit.
g. Safety gear/safety wedge,berfungsi :
 Melakukan pengereman (menjepit) terhadap rail jika governor mendeteksi terjadinya
over speed.
h. Limit switch (Lower/bagian bawah),berfungsi :
 Menjaga lift beroperasi melewati batas travel lantai terendahnya.
i. Final limit switch (lower/bagian bawah), berfungsi :

Merupakan double proteksi untuk menghentikan opersi lift jika limit swich gagal
beroperasi.
j. Lubang kunci pintu luar,berfungsi :

Terletak di sisi sebelah atas dari pintu luar lift yang memungkinkan untuk di buka
jika ingin melakukan pertolongan darurat pada penumpang jika terjadi emergency.
k. Door lock switch,berfungsi :
PRINSIP STRUKTUR DAN KONTRUKSI 2
15

Mencegah pintu terbuka pada saat lift sedang beroperasi (running).Pintu hanya dapat
di buka setelah sangkar berhenti.
l. Interphone,berfungsi :

Penumpang dapat berkomunikasi dengan petugas teknisi (building maintenance) di
ruang mesin,ruang control atau ruang security jika terjadi pemdaman listrik atau hal
emergency.
m. Safety shoe,berfungsi :

Mendeteksi gangguan pada saat pintu akan menutup dan membuka kembali jika
mendeteksi sesuatu.Photocell dapat di gunakan secara bersamaan safety shoe ini.
n. Weighing Device (pendeteksi beban),berfungsi :

Memberikan / mengaktifkan buzzer alarm pada saat weighing device ini mendeteksi
beban sangkar yang berlebih.jika weighing device ini aktif pintu lift akan tetap
terbuka sampai dengan sangkar di kurang bebannya.
o. Apron, berfungsi :

Mencegah penumpang terjatuh ke dalam hoistway (ruang luncur lift) pada saat
penumpang mencoba keluar ketika lift berhenti tidak level.
p. Buffer, berfungsi :

Jika sangkar atau counterweight (beban penyeimbang) bergerak kea rah paling
bawah,buffer akan mengurangi terjadinya shock (guncangan).
2. ESKALATOR
2.1. Definisi Eskalator
Eskalator adalah tangga berjalan yang terdiri dari pijakan-pijakanyang pasang pada
sabuk yang beputar secara terus menerus. Eskalator atau tangga jalan adalah salah satu
transportasi vertikal berupa konveyor untuk mengangkut orang, yang terdiri dari tangga
terpisah yang dapat bergerak ke atas dan ke bawah mengikuti jalur yang berupa rail atau rantai
yang digerakkan oleh motor. (Sumber:http://id.wikipedia.org/wiki/Eskalator)
Karena digerakkan oleh motor listrik , tangga berjalan ini dirancang untuk mengangkut
orang dari bawah ke atas atau sebaliknya. Untuk jarak yang pendek eskalator digunakan di
seluruh dunia untuk mengangkut pejalan kaki yang mana menggunakan elevator tidak praktis.
Pemakaiannya terutama di daerah pusat perbelanjaan, bandara, sistem transit, pusat konvensi,
hotel dan fasilitas umum lainnya.
PRINSIP STRUKTUR DAN KONTRUKSI 2
16
Keuntungan dari eskalator cukup banyak seperti mempunyai kapasitas memindahkan
sejumlah orang dalam jumlah besar dan tidak ada interval waktu tunggu terutama di jam-jam
sibuk dan mengarahkan orang ke tempat tertentu seperti ke pintu keluar, pertemuan khusus,
dll.
2.2. Cara Kerja Eskalator
2.2.1. Pendaratan/Landing
Floor plate rata dengan lantai akhir dan diberi engsel atau dapat dilepaskan untuk jalan
ke ruang mesin yang berada di bawah floor plates. Comb plate adalah bagian antara floor plate
yang statis dan anak tangga bergerak. Comb plate ini sedikit miring ke bawah agar geriginya
tepat berada di antara celah-celah anak tangga-anak tangga. Tepi muka gerigi comb plate
berada dibawah permukaan cleat.
2.2.2. Landasan penopang/Truss
Landasan penopang adalah struktur mekanis yang menjembatani ruang antara
pendaratan bawah dan atas. Landasan penopang pada dasarnya adalah kotak berongga yang
terbuat dari bagian-bagian bersisi dua yang digabungkan bersama dengan menggunakan
sambungan bersilang sepanjang bagian dasar dan tepat dibawah bagian ujungnya. Ujung-ujung
truss tersandar pada penopang beton atau baja.
2.2.3. Lintasan
Sistem lintasan dibangun di dalam landasan penopang untuk mengantarkan rantai anak
tangga, yang menarik anak tangga melalui loop tidak berujung. Terdapat dua lintasan: satu
untuk bagian muka anak tangga (yang disebut lintasan roda anak tangga) dan satu untuk roda
trailer anak tangga (disebut sebagai lintasan roda trailer). Perbedaan posisi dari lintasanlintasan ini menyebabkan anak tangga-anak tangga muncul dari bawah comb plate untuk
membentuk tangga dan menghilang kembali ke dalam landasan penopang.
3. TRAVELATOR
PRINSIP STRUKTUR DAN KONTRUKSI 2
17
Travelator adalah sistem transportasi vertikal didalam bangunan gedung untuk
memindahkan orang / barang dari satu lantai ke satu lantai yang berikutnya. Escalator
diprioritaskan
untuk
transportasi
orang
dengan
barang
bawaan
yang
dijinjing
sedangkan Travelator untuk transportasi orang dengan barang yang di dalam trolley. Pemilihan
Travelator ditentukan oleh besarnya kapasitas yang diinginkan karena kecepatannya sudah
tertentu, sedangkan faktor lainnya yang juga harus dipertimbangkan adalah hal sebagai berikut:

Sudut kemiringan, lebih didasarkan pada keterbatasan perencanaan dan kenyamanan.

Tinggi antar lantai, lebih didasarkan pada keputusan perencanaan.

Sistem operasi, memungkinkan elevator bisa digerakan dengan arah keatas atau kebawah.
3.1. Peralatan Utama & Fungsi
1. Rangka Konstruksi : terbentuk dari batang-batang baja yang dicat tahan karat
2. Exterior Panel : bagian bawah dan samping rangka tersebut ditutup dengan lembaran metal
atau non metal mengikuti design interior
3. Mesin Penggerak : diletakkan di bagian atas berupa motor listrik 3Ø, transmission reducer
dan rantai penggerak yang memutar tangga.
4. Anak tangga : terbuat dari die cast aluminium alloy yang dibentuk dengan alur-alur khusus.
5. Moving Handrails : terbuat dari campuran karet khusus
6. Balustrade : terbuat dari transparant tempered glass
7. Pengaman / Safety Current overload, hand rail & Step chain safety Switch
8. Pengaman terhadap perbedaan kecepatan antara step & handrail yang melebihi 10% dari
kecepatan nominal. Pengaman-pengaman lain sesuai standard pabrik.
DAFTAR PUSTAKA
PRINSIP STRUKTUR DAN KONTRUKSI 2
18

Purbo, Hartono, Struktur dan konstruksi bangunan tingg, Djambatan, Jakarta, 2005

Francis,D.K, Ching and Adams Casandra, Ilustrasi konstruksi bangunan (Building
construction illustrated/ third edition), Erlangga, Jakarta, 2008

http://www.nao.otis.com/aboutotis/elevatorsinfo/0,1361,CLI1,00.html

http://www.otis.com/products/listing/0,1357,CLI80_PRT262_RES1,00.html

http://science.howstuffworks.com/escalator.htm

http://en.wikipedia.org/wiki/Elevator

http://en.wikipedia.org/wiki/Escalator

http://en.wikipedia.org/wiki/Moving_sidewalk
PRINSIP STRUKTUR DAN KONTRUKSI 2
19
Download