1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Indonesia dikenal sebagai negara agraris sejak dulu karena
kekayaan alam dan keanekaragaman hayati yang dimilikinya. Semua dunia pun
mengakui itu hingga bangsa-bangsa Eropa berdatangan mencari rempah-rempah
untuk kemudian dijual disana. Secara geografis pun semua mengakui Indonesia
masih layak disebut negara agraris, terbukti Indonesia masih mampu
menghasilkan bahan pangan. Disamping memiliki tanah yang subur dan terletak
di daerah garis khatulistiwa, tanah Indonesia juga cocok ditanami berbagai jenis
tanaman pangan (Andriyani, 2013).
Banyak sekali tanaman yang mulai dikembangkan dan dibudidayakan di
Indonesia. Salah satu tanaman hortikultura (budidaya tanaman kebun) yang
mulai dikembangkan di Indonesia adalah buah naga. Buah naga atau dragon
fruit memang belum lama dikenal dan diusahakan di Indonesia. Tanaman
dengan buahnya berwarna merah atau putih dan bersisik hijau ini merupakan
pendatang baru bagi dunia pertanian di Indonesia dan merupakan salah satu
peluang usaha yang menjanjikan, selain itu pengembangan tanaman buah naga
sangat bagus dibudidayakan didaerah tropis seperti di Indonesia. Hingga saat
ini, kebutuhan akan buah naga Indonesia cukup besar dan bukan hanya pasar
lokal saja yang ingin mencicipi buah ini, tetapi peluang ekspor juga tidak kalah
besarnya. Namun kebutuhan yang besar tersebut belum mampu dipenuhi oleh
produksi dalam negeri. Apalagi kondisi dalam negeri Indonesia yang cukup
sulit memenuhi peluang pasar, karena hal-hal yang berhubungan dengan iklim
investasi yang cenderung
lesu. Tetapi melihat segi potensi wilayah
pertanian yang luas dan subur,
lahan
sangat besar kemungkinannya untuk
mengembangkan tanaman jenis ini (Harvey, Januar & Kusmiati, 2009).
Namun seiring tingginya permintaan tersebut, resiko kehilangan produksi
panen buah naga akibat pencurian yang dialami oleh para pengusaha perkebunan
juga menjadi faktor kerugian yang sangat besar. Seringnya tindak pencurian
hasil panen dikebun mengakibatkan pelaku usaha mengalami kerugian karena
1
2
berkurangnya hasil panen di kebun. Terjadinya tindak pencurian ini akibat
beberapa faktor, salah satunya adalah sistem pengamanan area kebun yang
kurang maksimal.
Luasnya area perkebunan juga menjadi kendala tersendiri dalam proses
pengontrolan dan pengamanan area kebun yang akan memakan banyak tenaga
jika dilakukan selama 24 jam secara langsung oleh manusia (manual). Maka dari
itu perlu dibuat sebuah sistem pengamanan secara komputerisasi agar
mempermudah dalam kegiatan pengamanan kebun dan dapat meminimalisir
tindak pencurian di area perkebunan buah naga. Sistem yang akan dibuat
diharapkan mampu melakukan pengamanan secara otomatis dan terintegrasi
dengan beberapa device lain seperti kamera pengaman yang akan dipasang di
daerah yang dianggap rawan dan jauh dari jangkauan pengawasan di dalam
kebun, server, sensor dan alat komunikasi monitoring (komputer) yang berada di
kantor pemantauan.
Prinsip kerja sistem keamanan ini menggunakan kamera di setiap sudutsudut kebun yang terintegrasi dengan sensor-sensor yang dapat mendeteksi
gerak, jika sensor mendapatkan input maka kamera akan mengarah sesuai
dengan letak sensor gerak itu berada dan lampu indikator akan menyala.
Keunggulan dari sistem keamanan disini adalah kemampuan merekam secara
otomatis hanya saat ada pergerakan dari objek-objek yang tertangkap sensor.
Hasil dari rekaman yang telah tersimpan di server dapat dilihat pada aplikasi
web, sehingga proses pengamanan akan lebih ketat, jika terjadi tindak pencurian
data rekaman dapat dijadikan barang bukti untuk ditindak lanjuti oleh pihak
berwajib. Pada web aplikasi juga terdapat menu untuk menganalisa pada blok
kebun yang mana yang paling sering terjadi rekaman pergerakan dan akan
membaerikan statistik hasil rekaman pada setiap kebun per periode waktu yang
ditentukan. Hal ini bertujuan untuk memberikan pengamanan yang lebih pada
blok kebun yang dirasa paling rawan tidan pencurian.
1.2
Identifikasi dan Rumusan Masalah
Pada umumnya, di setiap perusahaan tidak akan terlepas dari masalah
dalam aktivitasnya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Adapun masalah
yang dapat diidentifikasi dan dirumuskan adalah :
3
1.2.1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka identifikasi
permasalahan yang ditemui adalah :
1. Sistem keamanan untuk menjaga masing-masing kebun dilakukan dengan
cara manual 24 jam dangan menelusuri kebun – kebun tersebut pada
waktu yang telah ditentukan. Hal ini memberikan celah pada keamanan
perkebunan tersebut jika para petugas lengah.
2. Sering hilangnya hasil panen yang pelakunya sulit ditemukan, sehingga
pihak pemilik kebun tidak memiliki bukti untuk dilaporkan pada pihak
berwajib.
1.2.2. Rumusan Masalah
Sesuai dengan identifikasi masalah diatas, maka perumusan masalah
dapat diketahui sebagai berikut :
1. Bagaimana perancangan aplikasi sistem keamanan perkebunan buah naga
yang diterapkan dapat meminimalisir tindak pencurian hasil kebun?
2. Bagaimana perancangan aplikasi sistem keamanan perkebunan buah naga
untuk mengetahui terjadinya pencurian hasil panen pada kebun-kebun
tersebut?
3. Bagaimana pengujian aplikasi sistem keamanan perkebunan di lapangan ?
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup pembahasan penelitian meliputi :
1. Mengumpulkan data dari pihak perusahaan dengan cara wawancara.
2. Pembuatan device Automation security dengan mikrokotroler.
3. Perancangan dan pembuatan aplikasi yang berbasis web.
4. Perancangan dan pembuatan database yang berisi data rekaman video
objek yang terekam kamera
1.4
Tujuan
Adapun maksud dan tujuan penulis melakukan penelitian di Perkebunan :
1. Untuk merancang aplikasi sistem keamanan perkebunan buah naga yang
terintegrasi menggunakan servo motor yang dapat menggerakkan
kamera secara otomatis saat terdeteksi sensor.
4
2. Untuk mengetahui tingkat keamanan blok kebun dari hasil output yang
sudah diolah menggunakan web aplikasi.
3. Untuk membantu user dalam keamanan perkebunan dengan memantau
area perkebunan dan tingkat keamanan kebun dari satu tempat
menggunakan web aplikasi.
1.5 Manfaat
Manfaat yang dapat diberikan setelah pembuatan sistem ini, yaitu:
1.5.1
Manfaat Praktis
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dijelaskan di
atas, kegunaan praktis bagi perusahaan adalah mengetahui tingkat
keamanan area-area kebun sehingga dapat dilakukan peningkatkan
sistem keamanan perkebunan dan meminimalisir tindak pencurian
hasil panen di perkebunan sehingga hasil panen menjadi lebih
maksimal.
1.5.2. Manfaat Akademis
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dijelaskan
diatas,maka kegunaan akademis adalah sebagai berikut :
1. Bagi Pengembangan Ilmu yang sudah ada, hasil dari penelitian ini
diharapkan menjadi perbandingan antara ilmu yang didapat dengan
keadaan yang sesungguhnya yang terjadi di lapangan, dengan adanya
perbandingan tersebut diharapkan akan lebih menambah ilmu baik di
bidang infomatika maupun bisnis manajemen yang sudah didapat
untuk dihadapkan dan diterapkan di lapangan.
2. Bagi Penulis Belajar menganalisa kelebihan dan kekurangan suatu
prosedur permasalahan yang ada didalam perusahaan kemudian
berusaha memperbaikinya sesuai dengan bidang ilmu yang didapat
dan diharapkan bermanfaat dan dapat diterapkan.
1.6 Metode Penelitian
1. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data dengan
mengutip dan mempelajari literatur-literatur seperti jurnal, buku-buku yang
5
bersifat ilmiah, dan sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan penulisan
ilmiah ini sebagai landasan teori, dasar penelitian dan analisis data.
2. Studi Lapangan
Penelitian lapangan dilakukan untuk mengumpulkan data langsung
dari objek penelitian atau pembahasan dengan wawancara atau interview
langsung dengan pimpinan perusahaan dan pegawai yang berwenang dan
juga mengadakan pengamatan secara langsung pada objek yang berkaitan
dengan penelitian ini.
3. Analisis
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap sistem yang akan dibuat
berdasarkan hasil dari studi kepustakaan dan studi lapangan yang telah
dilakukan.
4. Perancangan
Merancang sistem Automation security yang dibuat menggunakan
mikrokontroler sebagai perangkat utama pengendali kamera dan sensor gerak
yang dikoneksikan dengan
komputer sebagai server. Sementara untuk
menerima perintah dari user dibuat aplikasi web yang mengirimkan data ke
server melalui wifi yang dibuat menggunakan metode pengembangan sistem
waterfall method dan direpresentasikan menggunakan diagram-diagram
UML, diantaranya use case diagram, class diagram, activity diagram dan
sequence diagram.
5. Coding dan Implementasi
Aplikasi ini dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman
JavaScript, HTML, CSS, SQL dan PHP.
6. Evaluasi
Tahap evaluasi dilakukan untuk mengetaui error dan bug yang
ditemukan dan dilakukan analisis untuk perbaikan aplikasi selanjutnya
1.7
Sistematika Penulisan
Penelitian ini ditulis dalam lima bab yang memiliki konten sebagai berikut :
6
BAB 1 Pendahuluan
Bab ini berisi uraian tentang latar belakang masalah yang menjelaskan
tentang alasan dipiilihnya proyek ini sebagai tugas akhir, maksud dan tujuan
pembahasan, identifikasi masalah, metodologi penelitian dan sistematika
penulisan.
BAB 2 Tinjauan Pustaka
Pada bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang digunakan dalam
pembuatan penelitian ini. Teori dipisahkan dalam dua bagian yaitu teori
umum dan teori khusus.
BAB 3 Metodologi
Pada bab ini diuraikan tentang metode perancangan, rancangan
perangkat keras dan perangkat lunak, analasis aplikasi, diagram alur, UML,
masalah yang dihadapi, dan solusi pemecahan
BAB 4 Implementasi dan Evaluasi
Pada bab ini diuraikan tentang hasil dan tampak muka dari aplikasi ini
sesuai dengan perancangan yang telah dilakukan. Menjelaskan prosedur
operasional dan menguji dengan tabel pengujian dan melakukan interview
terhadap user sebagai evaluasi.
BAB 5 Simpulan dan Saran
Bab ini menguraikan rangkuman semua hasil laporan yang diambil
setelah merealisasikan rancangan dan saran-saran atau anjuran-anjuran
terhadap penggunaan hasil perancangan sistem ini
Download