Uploaded by ahlam salsabil

makalah gangguan menstruasi (1)

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran secara periodic
darah dan sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim
wanita. Menstruasi dimulai saat pubertas dan menandai kemampuan
seorang wanita untuk mengandung anak, walaupun mungkin faktor-faktor
kesehatan lain dapat membatasi kapasitas ini. Menstruasi biasanya dimulai
antara umur 10 dan 16 tahun, tergantung pada berbagai faktor, termasuk
kesehatan wanita, status nutrisi, dan berat tubuh relatif terhadap tinggi
tubuh. Menstruasi berlangsung kira-kira sekali sebulan sampai wanita
mencapai usia 45 – 50 tahun, sekali lagi tergantung pada kesehatan dan
pengaruh-pengaruh lainnya. Akhir dari kemampuan wanita untuk
bermenstruasi disebut menopause dan menandai akhir dari masa-masa
kehamilan seorang wanita. Panjang rata-rata daur menstruasi adalah 28
hari, namun berkisar antara 21 hingga 40 hari. Panjang daur dapat
bervariasi pada satu wanita selama saat-saat yang berbeda dalam
hidupnya, dan bahkan dari bulan ke bulan tergantung pada berbagai hal,
termasuk kesehatan fisik, emosi, dan nutrisi wanita tersebut.
Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang
mempersiapkan tubuh wanita setiap bulannya untuk kehamilan. Daur ini
melibatkan beberapa tahap yang dikendalikan oleh interaksi hormon yang
dikeluarkan oleh hipotalamus, kelenjar dibawah otak depan, dan indung
telur. Pada permulaan daur, lapisan sel rahim mulai berkembang dan
menebal. Lapisan ini berperan sebagai penyokong bagi janin yang sedang
tumbuh bila wanita tersebut hamil. Hormon memberi sinyal pada telur di
dalam indung telur untuk mulai berkembang. Tak lama kemudian, sebuah
telur dilepaskan dari indung telur wanita dan mulai bergerak menuju tuba
Falopii terus ke rahim. Bila telur tidak dibuahi oleh sperma pada saat
berhubungan intim (atau saat inseminasi buatan), lapisan rahim akan
berpisah dari dinding uterus dan mulai luruh serta akan dikeluarkan
melalui vagina. Periode pengeluaran darah, dikenal sebagai periode
menstruasi (atau mens, atau haid), berlangsung selama tiga hingga tujuh
hari. Bila seorang wanita menjadi hamil, menstruasi bulanannya akan
berhenti. Oleh karena itu, menghilangnya menstruasi bulanan merupakan
tanda (walaupun tidak selalu) bahwa seorang wanita sedang hamil.
Kehamilan dapat di konfirmasi dengan pemeriksaan darah sederhana.
A.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
1) Menjelaskan patofisiologi
gangguan dalam menstruasi.
dan
asuhan
keperawatan
1
2. Tujuan khusus
1) Menjelaskan definisi dari menstruasi
2) Menjelaskan siklus menstruasi
3) Menjelaskan definisi dari gangguan dalam menstruasi
4) Menjelaskan definisi dari macam – macam gangguan dalam
menstruasi
5) Menjelaskan patofisiologi dari macam – macam gangguan
dalam menstruasi
6) Menjelaskan manifestasi klinis gangguan dalam mentruasi
7) Menjelaskan penatalaksanaan medis dari macam – macam
gangguan dalam mentruasi
8) Menjelaskan Web of Caution dari macam – macam
gangguan dalam menstruasi
9) Menjelaskan Asuhan Keperawatan klien dengan gangguan
dalam menstruasi
C.
Rumusan Masalah
1) Apakah definisi menstruasi ?
2) Bagaimana siklus menstruasi ?
3) Apakah definisi dari gangguan dalam menstruasi ?
4) Apakah definisi dari macam - macam gangguan dalam
menstruasi ?
5) Bagaimana patofisiologi dari macam - macam gangguan dalam
menstruasi ?
6) Bagaimana manifestasi klinis gangguan dalam mentruasi ?
7) Bagaimana penatalaksanaan medis dari macam - macam
gangguan dalam mentruasi ?
8) Bagaimana Web of Caution dari macam - macam gangguan
dalam menstruasi ?
9) Bagaimana Asuhan Keperawatan klien dengan gangguan
dalam menstruasi ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Menstruasi
Menstruasi adalah perdarahan vagina secara berkala akibat
terlepasnya lapisan endometrium uterus. Fungsi menstruasi normal
merupakan hasil interaksi antara hipotalamus, hipofisis, dan ovarium
dengan perubahan terkait pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi
normal, ovarium memainkan peranan penting dalam proses ini, karena
tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan – perubahan
siklik maupun lama siklus menstruasi (Greenspan et al, 1998).
Menstruasi adalah keluarnya darah melalui vagina, yang berasal
dari rahim, berlangsung secara teratur, sebagai aspek dari kerja hormonhormon retorik (Yanto Kadarusman,2000).
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang
disertai dengan pendarahan dan terjadi setiap bulannya kecuali pada saat
kehamilan. Menstruasi yang terjadi terus menerus setiap bulannya disebut
sebagai siklus menstruasi. menstruasi biasanya terjadi pada usia 11 tahun
dan berlangsung hingga anda menopause (biasanya terjadi sekitar usia 45
– 55 tahun). Normalnya, menstruasi berlangsung selama 3 – 7 hari.
B. Siklus menstruasi
Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90%
wanita memiliki siklus 25 – 35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki
panjang siklus 28 hari, namun beberapa wanita memiliki siklus yang tidak
teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesuburan.
Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode
menstruasi hari dimana pendarahan dimulai disebut sebagai hari pertama
yang kemudian dihitung sampai dengan hari terakhir – yaitu 1 hari
sebelum perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai.
Seorang wanita memiliki 2 ovarium dimana masing-masing
menyimpan sekitar 200.000 hingga 400.000 telur yang belum
matang/folikel (follicles). Normalnya, hanya satu atau beberapa sel telur
yang tumbuh setiap periode menstruasi dan sekitar hari ke 14 sebelum
menstruasi berikutnya, ketika sel telur tersebut telah matang maka sel telur
tersebut akan dilepaskan dari ovarium dan kemudian berjalan menuju tuba
falopi untuk kemudian dibuahi. Proses pelepasan ini disebut dengan
“OVULASI”.
Pada permulaan siklus, sebuah kelenjar didalam otak melepaskan
hormon yang disebut Follicle Stimulating Hormone (FSH) kedalam aliran
darah sehingga membuat sel-sel telur tersebut tumbuh didalam ovarium.
Salah satu atau beberapa sel telur kemudian tumbuh lebih cepat daripada
3
sel telur lainnya dan menjadi dominant hingga kemudian mulai
memproduksi hormon yang disebut estrogen yang dilepaskan kedalam
aliran darah. Hormone estrogen bekerjasama dengan hormone FSH
membantu sel telur yang dominan tersebut tumbuh dan kemudian memberi
signal kepada rahim agar mempersiapkan diri untuk menerima sel telur
tersebut. Hormone estrogen tersebut juga menghasilkan lendir yang lebih
banyak di vagina untuk membantu kelangsungan hidup sperma setelah
berhubungan intim.
Ketika sel telur telah matang, sebuah hormon dilepaskan dari
dalam otak yang disebut dengan Luteinizing Hormone (LH). Hormone ini
dilepas dalam jumlah banyak dan memicu terjadinya pelepasan sel telur
yang telah matang dari dalam ovarium menuju tuba falopi. Jika pada saat
ini, sperma yang sehat masuk kedalam tuba falopi tersebut, maka sel telur
tersebut memiliki kesempatan yang besar untuk dibuahi.
Sel telur yang telah dibuahi memerlukan beberapa hari untuk
berjalan menuju tuba falopi, mencapai rahim dan pada akhirnya
“menanamkan diri” didalam rahim. Kemudian, sel telur tersebut akan
membelah diri dan memproduksi hormon Human Chorionic
Gonadotrophin (HCG). Hormone tersebut membantu pertumbuhan embrio
didalam rahim.
Jika sel telur yang telah dilepaskan tersebut tidak dibuahi, maka
endometrium akan meluruh dan terjadilah proses menstruasi.
C.
Gangguan dalam menstruasi
1. Definisi
Gangguan menstruasi adalah kelainan-kelainan pada keadaan
menstruasi yang dapat berupa kelainan atau kelainan dari jumlah darah
yang dikeluarkan dan lamanya perdarahan.
2. Macam – macam gangguan menstruasi
a. Premenstrual Tension (Ketegangan Prahaid)
Keteganagan prahaid adalah keluhan-keluhan yang
biasanya mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum
datangnya haid dan menghilang sesudah haid datang walaupun
kadang-kadang berlangsung terus sampai haid berhenti.
Penyrbab ketegangan prahaid tidak jelas, tetapi mungkin
faktor penting ialah ketidakseimbangan esterogen dan progesteron
dengan akibat retensi cairan dan natrium, penambahan berat badan,
dan kadang-kadang edema. Dalam hubungan dengan kelainan
hormonal, pada tegangan prahaid terdapat defisiensi luteal dan
pengurangan produksi progesteron.
4
Faktor kejiwaan, masalah dalam keluarga, masalah sosial,
dll.juga memegang peranan penting. Yang lebih mudah menderita
tegangan prahaid adalah wanita yang lebih peka terhadap
perubahan hormonal dalam siklus haid dan terhadap faktor-faktor
psikologis.
Meningkatnya kadar esterogen dan menurunnya kadar
progesteron di dalam darah, yang akan menyebabkan gejala
deprese dan khususnya gangguan mental. Kadar esterogen akan
mengganggu proses kimia tubuh ternasuk vitamin B6 (piridoksin)
yang dikenal sebagai vitaminanti depresi karena berfungsi
mengontrol produksi serotonin. Serotonin penting sekali bagi otak
dan syaraf, dan kurangnya persediaan zat ini dalam jumlah yang
cukup dapat mengakibatkan depresi.
Hormon lain yang dikatakan sebagai penyebab gejala
premenstruasi adalah prolaktin. Prolaktin dihasilkan sebagai oleh
kelenjar hipofisis dan dapat mempengaruhi jumlah esterogen dan
progesteron yang dihasilkan pada setiap siklus. Jumlah prolaktin
yang terlalu banyak dapat mengganggu keseimbangan mekanisme
tubuh yang mengontrol produksi kedua hormon tersebut. Wanita
yang mengalami sindroma pre-menstruasi tersebut kadar prolaktin
dapat tinggi atau normal.
Gangguan metabolisme prostaglandin akibat kurangnya
gamma linolenic acid (GLA). Fungsi prostaglandin adalah untuk
mengatur sistem reproduksi (mengatur efek hormon esterogen,
progesterone), sistem saraf, dan sebagai anti peradangan.
Keluhan terdiri dari gangguan emosional berupa iritabilitas,
gelisah, insomnia, nyeri kepala, perut kembung, mual, pembesaran
dan rasa nyeri pada mammae, dsb. Sedang pada kasus yang berat
terdapat depresi, rasa ketakutan, gangguan konsentrasi, dan
peningkatan gejala-gejal fisik tersebut diatas. Terapi yang
diberikan berupa :
1) Progesteron sintetik dosis kecil dapat diberikan selama 8
jam sampai 10 hari sebelum haid
2) Metiltestosteron 5mg sebagai tablet isap, jangan lebih dari
7 hari
3) Pemberian diuretik selama 5 hari dapat bermanfaat
4) Pemakaian garam dibatasi dan minum sehari-hari dikurang
selama 7-10 hari sebelum haid
5) Psikoterapi suportif
b. Disminorea
5
Disminorea adalah nyeri haid menjelang atau selama haid,
sampai membuat wanita tersebut tidak dapat bekerja dan harus
tidur. Nyeri sering bersamaan dengan rasa mual, sakit kepala,
perasaan mau pingsan, lekas marah. Dikenal adanya disminore
primer dan sekunder. Nyeri haid atau disminorea ada dua macam :
1) Nyeri haid primer
Timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri
dengan berjalannya waktu, tepatnya setelah stabilnya hormon
tubuh atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan
melahirkan. Nyeri haid itu normal, namun dapat berlebihan jika
dipengaruhi oleh faktor psikis dan fisik, dan seperti stres,
shock, penyempitan pembuluh darah, penyakit yang menahun,
kurang darah, dan kondisi tubuh yang menurun. Gejala tersebut
tidak membahayakan kesehatan.
Pada disminorea primer :
Bila tidak terjadi kehamilan, maka korpus luteum akan
mengalami regresi dan hal ini akan mengakibatkan penurunan
kadar progesteron. Penurunan ini akan mengakibatkan
labilisasi membran lisosom, sehingga mudah pecah dan
melepaskan enzim fosfolipase A2. Fosfolipase A2 ini akan
menghidrolisis senyawa fosfolipid yang ada di membran sel
endometrium menghasilkan asam arakhidonat. Adanya asam
arakhidonat bersama dengan kerusakan endometrium akan
merangsang kaskade asam arakhidonat yang akan
menghasilkan prostaglandin, antara lain PGE2 dan PGF2 alfa.
Wanita dengan disminorea primer didapatkan adanya
peningkatan kadar PGE dan PGF2 alfa di dalam darahnya,
yang akan merangsang miometrium dengan akibat terjadinya
peningkatan kontraksi dan distrimi uterus. Akibatnya akan
terjadi penurunan aliran darah ke uterus dan ini akan
mengakibatkan
iskemia.
Prostaglandin
sendiri
dan
endoperoksid juga menyebabkan sensitisasi dan selanjutnya
menurunkan ambang rasa sakit pada ujung-ujung syaraf aferen
nervus pelvicus terhadap rangsang fisik dan kimia.
Manifestasi klinis Disminore Primer
 Usia lebih muda
 Timbul setelah terjadinya siklus haid yang teratur
 Sering pada nulipara
 Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan spastik
 Nyeri timbul mendahului haid
 Nyeri meningkat pada hari pertama dan kedua saat haid
6





Tidak dijumpai keadaan patologi pelvik
Hanya terjadi pada siklus haid yang ovulatorik
Sering memberikan respons terhadap pengobatan
medikamentosa
Pemeriksaan pelvik normal
Sering disertai nausea, muntah, diare, kelelahan, dan
nyeri kepala
2) Nyeri haid sekunder
Biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada
penyakit atau kelainan yang menetap seperti infeksi rahim,
kista atau polip, tumor sekitar kandungan, kelainan kedudukan
rahim yang mengganggu organ dan jaringan di sekitarnya.
Penyebab pasti disminore primer belum diketahui.
Diduga faktor psikis sangat berperan terhadap timbulnya nyeri.
Disminore primer umumnya dijumpai pada wanita dengan
siklus haid berovulasi. Penyebab tersering disminore sekunder
adalah endometriosis dan infeksi kronik genitalia interna
Pada disminorea sekunder :
Adanya kelainan pelvis, misalnya : endometriosis,
mioma uteri, stenosis serviks, malposisi uterus atau adanya
IUD dapat menyebabkan kram pada uterus sehingga timbul
rasa nyeri
Disminore Sekunder
 Usia lebih tu
 Cenderung timbul setelah 2 tahun siklus haid teratur
 Tidak berhubungan dengan paritas
 Nyeri sering terasa terus-menerus dan tumpul
 Neri dimulai saat haid dan meningkat bersamaan
dengan keluarnya darah
 Berhubungan dengan kelainan pelvik
 Tidak berhubungan dengan adanya ovulasi
 Seringkali memerlikan tindakan operatif
 Terdapat kelainan pelvik
Terapi yang diberikan :
 Penerangan dan nasihat
Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa
disminore adalah gangguan yang tidak berbahaya
untuk kesehatan. Hendaknya diadakan penjelasan
7
dan diskusi mengenai cara hidup, pekerjaan,
kegiatan, lingkungan penderita. Nasihat-nasihat
mengenai makanan sehat, istirahat yang cukup, dan
olahraga mungkin berguna. Kadang-kadang
diperlukan psikoterapi.
 Pemberian obat analgesik
Dewasa ini telah banyak beredar obat-obat
analgesik yang dapat diberikan sebagai terapi
simptomatik. Jika rasa nyerinya berat, diperlukan
istirahat di tempat tidur dan kompres panas pada
perut bawah untuk mengurangi penderitaan.
Obat analgesik yang sering diberikan adalah
preparat kombinasi aspirin, fenasetin, dan kafein.
Obat-obat paten beredar di pasaran ialah antara
novalgin, ponstan, acet-aminophen dan sebagainya.
 Terapi hormonal
Tujuan terapi hormonal ialah menekan
ovulasi. Tindakan ini bersifat sementara dengan
maksud untuk membuktikan bahwa gangguan
benar-benar disminore primer, atau untuk
memungkinkan penderita melaksanakan pekerjaan
penting pada waktu haid tanpa gangguan. Tujuan ini
dapat dicapai dengan pemberian salah satu jenis pil
kombinasi kontrasepsi.
 Terapi dengan obat nonstreoid antiprostaglandin
Memegang peranan yang makin penting
terhadap disminore primer. Termasuk disini
indometasin, ibuprofen, dan naproksen dalam
kurang lebih 70% penderita dapat disembuhkan atau
mengalami
banyak
perbaikan.
Hendaknya
pengobatan diberikan sebelum haid mulai 1 sampai
3 hari sebelum haid dan pada hari pertama haid.
c. Perdarahan Uterus Abnormal
1. Hipermenore (Menorraghia)
Hipermenore adalah perdarahan berkepanjangan atau
berlebihan pada waktu menstruasi teratur. Bisa disebut juga
dengan perdarahan haid yang jumlahnya banyak hingga 6-7
hari, ganti pembalut 5-6 kali/hari tetapi masih memiliki siklussiklus yang teratur.
8
Pada hipermenore perdarahan menstruasi berat
berlangsung sekitar 8-10 hari dengan kehilangan darah lebih
dari 80ml
 40-60% wanita yang mengaku mengalami
perdarahan hebat saat haid tidak ada patologi
pada sistem reproduksinya dan hal ini disebut
perdarahan uterus disfungsional.
 Penyebab lokal seperti : myomata, endometril
polip, uterus retro versi, first menstrual period
after childbirth or abortion (MPT), tumor sel
granulosa di ovarium.
 Penyakit sistemik, seperti hipertiroidisme dan
gangguan perdarahan.
 Penggunaan IUCD (Intra Uterine Contraceptive
Device). Penggunaan IUCD akan meningkatkan
aliran menstruasi.
 Hypopalsia Uteri, menurut beratnya hipoplasia
dapat mengakibatkan amenorrhoe (uterus sangat
kecil), hipermenorrhoe (uterus kecil jadi luka
kecil).
 Astheni, Menorrhagia terjadi karena tonus otot
pada umumnya kurang.
 Sealama atau sesudah menderita suatu penyakit
atau karena terlalu lelah, juga karena tonus otot
kurang.
 Hypertensi.
 Decompensatio cordis.
 Infeksi : endometriosis, salphingitis.
 Retroflexio uteri, karena kandungan pembuluh
darah balik.
 Penyakit darah : Hemofili
Pada siklus ovulasi normal, hipotalamus mensekresi
Gonadotropin releasing hormon (GnRH), yang menstimulasi
pituitary agar melepaskan Folicle-stimulating hormone (FSH).
Hal ini pada gilirannya menyebabkan folikel di ovarium
tumbuh dan matur pada pertengahan siklus, pelepasan
leteinzing hormon (LH) dan FSH menghasilkan ovulasi.
Perkembangan folikel menghasilkan esterogen yang berfungsi
menstimulasi endometrium agar berproliferasi. Setelah ovum
dilepaskan kadar FSH dan LH rendah. Folikel yang telah
kehilangan ovum akan berkembang menjadi korpus luteum,
9
dan korpus luteum akan mensekresi progesteron. Progesteron
menyebabkan poliferasi endometrium untuk berdeferemnsiasi
dan stabilisasi. 14 hari setelah ovulasi terjadilah menstruasi.
Menstruasi berasal dari dari peluruhan endometrium sebagai
akibat dari penurunan kadar esterogen dan progesteron akibat
involusi korpus luteum.
Siklus anovulasi pada umumnya terjadi 2 tahun pertama
setelah menstruasi awal yang disebabkan oleh HPO axis yang
belum matang. Siklus anovulasi juga terjadi pada beberapa
kondisi patologis.
Pada siklus anovulasi, perkembangan folikel terjadi
dengan adanya stimulasi dari FSH, tetapi dengan berkurangnya
LH, maka ovulasi tidak terjadi. Akibatnya tidak ada korpus
luteum yang terbentuk dan tidak ada progesteron yang
disekresi. Endometrium berplroliferasi dengan cepat, ketika
folikel tidak terbentuk produksi esterogen menurun dan
mengakibatkan perdarahan. Kebanyakan siklus anovulasi
berlangsung dengan pendarahan yang normal, namun
ketidakstabilan poliferasi endometrium yang berlangsung tidak
mengakibatkan pendarahan hebat.
Manifestasi klinis: Menorrhagia yang berat dapat
menyebabkan anemia.
Gejala lain yang dapat menyertainya antara lain :
1) Sakit kepala
2) Kelemahan
3) Kelelahan
4) Kesemutan pada kaki dan tangan
5) Meriang
6) Penurunan konsentrasi
Terapi yang diberikan:
Terapi spesifik untuk menorrhagia diberikan berdasarkan :
1) Umur dan riwayat kesehatan
2) Kondisi sebelumnya
3) Toleransi pada terapi pengobatan spesifik
Terapi untuk menorrhagia, yaitu :
1) Suplemen zat besi (jika kondisi menorrhagia
disertai anemia, kelainan darah yang disebabkan
oleh defisiensi sel darah merah atu hemoglobin).
2) Prostaglandin
inhibitor
seperti
medications
(NSAID), seperti aspirin atau ibuprofen.
10
3) Kontrasepsi oral (ovulation inhibitor)
4) Progesteron (terapi hormone
5) Hysteroctomy (operasi
untuk menghilangkan
uterus)
2. Amenore
Amenore bukan suatu penyakit tetapi merupakan
gejala. Amenore adalah tidak adanya haid selama 3 bulan atau
lebih. Klasifikasi amenore :
 Amenore primer, tejadi apabila seseorang wanita belum
pernah mendapat menstruasi dan tidak boleh didiagnosa
sebelum pasien mencapai usia 18 tahun
 Amenore sekunder ialah hilangnya haid selama
menarche
 Amenore yang normal hanya terjadi sebelum masa
pubertas, selama kehamilan, selama menyusui dan
setelah menapause.
Disebabkan karena :
1. Tertundanya menarke ( menstruasi pertama )
2. Kelainan bawaan pada pada sistem kelamin ( misalnya
tidak memiliki rahim atau vagina, adanya sekat pada vagina,
serviks yang sempit, lubang pada selaput yang menutupi vagina
terlalu sempit / himen imperforata )
3. Penurunan berat badan yang drastis ( akibat kemiskinan,
diet berlebihan, anoreksia nervosa, bulimia, dan lain – lain )
4. Kelainan bawaan pada sistem kelamin
5. Kelainan kromosom ( misalnya sindroma Turner atau
sindroma
Swyer ) dimana sel hanya mengandung 1
kromosom X )
6. Obesitas yang ekstrim
7. Hipoglikemia
8. Disgenesis gonad
9. Hipogonadisme hipogonadotropik
10. Sindroma feminisasi testis
11. Hermafrodit sejati
12. Penyakit menahun
13. Kekurangan gizi
14. Penyakit Cushing
15. Fibrosis kistik
16. Penyakit jantung bawaan ( sianotik )
11
17. Kraniofaringioma, tumor ovarium, tumor adrenal
18. Hipotiroidisme
19. Sindroma adrenogenital
20. Sindroma Prader-willi
21. Penyakit ovarium polikista
22. hiperplasia adrenal kongenital
Penyebab amenore sekunder :
1. Kehamilan
2. Kecemasan akan kehamilan
3. Penurunan berat badan yang drastic
4. Olah raga yang berlebihan
5. Lemak tubuh kurang dari 15 – 17 % extreme
6. Mengkonsumsi hormon tambahan
7. Obesitas
8. Stres emosional
9. Menopause
10. Kelainan endrokin ( misalnya sindorma Cushing yang
menghasilkan sejumlah besar hoemon kortisol oleh kelenjar
adrenal )
Tidak adanya uterus, baik itu sebagai kelainan atau
sebagai bagian dari sindrom hemaprodit seperti testicular
feminization, adalah penyebab utama dari amenore primer.
Testicular feminization disebabkan oleh kelainan genetik.
Pasien dengan aminore primer yang diakibatkan oleh testicular
feminization menganggap dan menyampaikan dirinya sebagai
wanita yang normal, memiliki tubuh feminin. Vagina kadang –
kadang tidak ada atau mengalami kecacatan, tapi biasanya
terdapat vagina. Vagina tersebut berakhir sebagai kantong
kosong dan tidak terdapat uterus. Gonad, yang secara
morfologi adalah testis berada di kanal inguinalis. Keadaan
seperti ini menyebabkan pasien mengalami amenore yang
permanen.
Amenore primer juga dapat diakibatkan oleh kelainan
pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium. Hypogonadotropic
amenorrhoea menunjukkan keadaan dimana terdapat sedikit
sekali kadar FSH dan SH dalam serum. Akibatnya,
ketidakadekuatan hormon ini menyebabkan kegagalan stimulus
terhadap ovarium untuk melepaskan estrogen dan progesteron.
Kegagalan pembentukan estrogen dan progesteron akan
menyebabkan tidak menebalnya endometrium karena tidak ada
yang merasang. Terjadilah amenore. Hal ini adalah tipe
12
keterlambatan pubertas karena disfungsi hipotalamus atau
hipofosis anterior, seperti adenoma pitiutari.
Hypergonadotropic amenorrhoea merupakan salah satu
penyebab amenore primer. Hypergonadotropic amenorrhoea
adalah kondisi dimnana terdapat kadar FSH dan LH yang
cukup untuk menstimulasi ovarium tetapi ovarium tidak
mampu menghasilkan estrogen dan progesteron. Hal ini
menandakan bahwa ovarium atau gonad tidak berespon
terhadap rangsangan FSH dan LH dari hipofisis anterior.
Disgenesis gonad atau prematur menopause adalah penyebab
yang mungkin. Pada tes kromosom seorang individu yang
masih muda dapat menunjukkan adanya hypergonadotropic
amenorrhoea. Disgenesis gonad menyebabkan seorang wanita
tidak pernah mengalami menstrausi dan tidak memiliki tanda
seks sekunder. Hal ini dikarenakan gonad ( oavarium ) tidak
berkembang dan hanya berbentuk kumpulan jaringan pengikat.
Amenore sekunder disebabkan oleh faktor lain di luar
fungsi hipotalamus-hipofosis-ovarium. Hal ini berarti bahwa
aksis hipotalamus-hipofosis-ovarium dapat bekerja secara
fungsional. Amenore yang terjadi mungkin saja disebabkan
oleh adanya obstruksi terhadap aliran darah yang akan keluar
uterus, atau bisa juga karena adanya abnormalitas regulasi
ovarium sperti kelebihan androgen yang menyebabkan
polycystic ovary syndrome.
Jika penyebabnya adalah kegagalan mengalami
pubertas, maka tidak akan ditemukan tanda – tanda pubertas
seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut kemaluan
dan rambut ketiak serta perubahan bentuk tubuh.
Jika penyebanya adalah kehamilan, akan ditemukan
morning sickness dan pembesaran perut.
Jika penyebabnya adalah kadar hoemon tiroid yang
tinggi maka gejalanya adalah denyut jantung yang cepat,
kecemasan, kulit yang hangat dan lembab. Sindroma Cushing
menyebabkan wajah bulat ( moon face ), perut buncit, dan
lengan serta tungkai yang lurus.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan pada amenore :
 Sakit kepala
 Galaktore ( pembentukan air susu pada wanita yang
tidak hamil dan tidak sedang menyusui )
 Gangguan penglihatan ( pada tumor hipofisa )
 Penurunan atau penambahan berat badan yang berarti
 Vagina yang kering
13

Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang berlebihan,
yang mengikuti pola pria ), perubahan suara dan
perubahan ukuran payudara
Pengobatan untuk kasus amenore tergantung kepada
penyebabnya. Jika penyebanya adalah penurunan berat badan
yang drastis atau obesitas, penderita dianjurkan untuk
menjalani diet yang tepat. Jika penyebabnya adalah olah raga
yang berlebihan, penderita dianjurkan untuk menguranginya.
Jika seorang anak perempuan yang belum pernah
mengalami menstruasi ( amenore primer ) dan selama hasil
pemeriksaan normal, maka dilakukan pemeriksaan setiap 3 – 6
bulan untuk memantau perkembangan pubertasnya.
D. Anatomi Fisiologi
Pada siklus menstruasi normal, terdapat produksi hormon-hormon
yang paralel dengan pertumbuhan lapisan rahim untuk mempersiapkan
implantasi (perlekatan) dari janin (proses kehamilan). Gangguan dari
siklus menstruasi tersebut dapat berakibat gangguan kesuburan, abortus
berulang, atau keganasan. Gangguan dari sikluas menstruasi merupakan
salah satu alasan seorang wanita berobat ke dokter.
Siklus menstruasi normal berlangsung selama 21-35 hari, 2-8 hari
adalah waktu keluarnya darah haid yang berkisar 20-60 ml per hari.
Penelitian menunjukkan wanita dengan siklus mentruasi normal hanya
terdapat pada 2/3 wanita dewasa, sedangkan pada usia reproduksi yang
ekstrim (setelah menarche <pertama kali terjadinya menstruasi> dan
menopause) lebih banyak mengalami siklus yang tidak teratur atau siklus
yang tidak mengandung sel telur. Siklus mentruasi ini melibatkan
kompleks hipotalamus-hipofisis-ovarium.
Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis
merangsang perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung
telur). Pada umumnya hanya 1 folikel yang terangsang namun dapat
perkembangan dapat menjadi lebih dari 1, dan folikel tersebut berkembang
menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen. Estrogen ini menekan
produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan hormon yang kedua yaitu
LH. Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh
releasing hormones yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran
RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap
hipotalamus. Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik
akan menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang mengandung
estrogen. Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium. Di
bawah pengaruh LH, folikel de graaf menjadi matang sampai terjadi
ovulasi.
14
Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum yang akan
menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh hormon LH dan LTH
(luteotrophic hormones, suatu hormon gonadotropik). Korpus luteum
menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum
berdegenerasi dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan
progesteron. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi,
perdarahan, dan pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut haid atau
menstruasi. Apabila terdapat pembuahan dalam masa ovulasi, maka
korpus luteum tersebut dipertahankan.
Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:
1. Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu
endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul
perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam kadar
paling rendah
2. Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14.
Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana
terjadi pertumbuhan
dari desidua fungsionalis untuk
mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini
endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat
terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi)
3. Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya
ovulasi. Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi
pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap
untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim)
Siklus ovarium :
1. Fase folikular. Pada fase ini hormon reproduksi bekerja
mematangkan sel telur yang berasal dari 1 folikel kemudian
matang pada pertengahan siklus dan siap untuk proses ovulasi
15
(pengeluaran sel telur dari indung telur). Waktu rata-rata fase
folikular pada manusia berkisar 10-14 hari, dan variabilitasnya
mempengaruhi panjang siklus menstruasi keseluruhan
2. Fase luteal. Fase luteal adalah fase dari ovulasi hingga menstruasi
dengan jangka waktu rata-rata 14 hari
Siklus hormonal dan hubungannya dengan siklus ovarium serta uterus di
dalam siklus menstruasi normal:
1. Setiap permulaan siklus menstruasi, kadar hormon gonadotropin (FSH,
LH) berada pada level yang rendah dan sudah menurun sejak akhir
dari fase luteal siklus sebelumnya
2. Hormon FSH dari hipotalamus perlahan mengalami peningkatan
setelah akhir dari korpus luteum dan pertumbuhan folikel dimulai pada
fase folikular. Hal ini merupakan pemicu untuk pertumbuhan lapisan
endometrium
3. Peningkatan level estrogen menyebabkan feedback negatif pada
pengeluaran FSH hipofisis. Hormon LH kemudian menurun sebagai
akibat dari peningkatan level estradiol, tetapi pada akhir dari fase
folikular level hormon LH meningkat drastis (respon bifasik)
4. Pada akhir fase folikular, hormon FSH merangsang reseptor
(penerima) hormon LH yang terdapat pada sel granulosa, dan dengan
rangsangan dari hormon LH, keluarlah hormon progesterone
5. Setelah perangsangan oleh hormon estrogen, hipofisis LH terpicu yang
menyebabkan terjadinya ovulasi yang muncul 24-36 jam kemudian.
Ovulasi adalah penanda fase transisi dari fase proliferasi ke sekresi,
dari folikular ke luteal
6. Kedar estrogen menurun pada awal fase luteal dari sesaat sebelum
ovulasi sampai fase pertengahan, dan kemudian meningkat kembali
karena sekresi dari korpus luteum
7. Progesteron meningkat setelah ovulasi dan dapat merupakan penanda
bahwa sudah terjadi ovulasi
8. Kedua hormon estrogen dan progesteron meningkat selama masa
hidup korpus luteum dan kemuadian menurun untuk mempersiapkan
siklus berikutnya
E. Web Of Caution ( WOC)
16
F. Asuhan Keperawatan
I. PENGKAJIAN
a. Identitas
Nama
Umur
Alamat
Status
No MR
Penanggung jawab
b. Riwayat Kesehatan
- Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya klien mengatakan tidak ada mengalami penyakit
yang sama seperti saat ini, biasanya klien mengatakan pola
kebiasaan yang tidak sehat, gaya hidup dan nutrisi yan tidak baik.
- Riwayat kesehatan sekarang
17
Biasanya klien merasakan demam,nyeri dibagian abdomen,
klien mengatakan tidak bisa beraktifitas,klien biasanya mengatakan
badan terasa demam, klien biasanya mengatakan cemas terhadap
penyakit yang diderita sekarang
- Biasanya klien mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami
penyakit yang sama seperti klien.
c. Pemeriksaan fisik
a) Kepala dan wajah : Rambut bisanya berwarna hitam, tidak
oedema,tidak ada lesi, wajah biasanya oval
b) Mata : Sklera biasanya tidak ikterik, konjungtiva tidak
anemis
c) Leher : Biasanya JVP dalam normal
d) Abdomen (Perut)
- Inspeksi : biasanya simetris kiri dan kanan, tidak ada
tonjolan, tidak ada kelainan umbilikus dan adanya
pergerakan didindng abdomen
- Auskultasi : biasanya suara peristaltik (bising usus) di
semua kuadran (bagian diafragma dari stetoskop)
- Palpasi : biasanya turgor kulit baik, hepar tidak teraba
- Perkusi : biasanya tympani
e) Thorak (dada)
- Inspeksi : Biasanya ditemukan ketidaksimetrisan rongga
dada dan tulang belakang
- Palpasi : Taktil fremitus seimbang kanan dan kiri
- Perkusi : Cuaca resonan pada seluruh lapang paru
- Auskultasi : Biasanya vesikuler
f) Jantung
- Inspeksi : Biasanya Ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : Biasanya Ictus cordis tidak teraba
- Perkusi : Biasanya pekak
- Auskultasi : Biasanya irama jantung teratur
g) Kesadaran
Kesadaran biasanya kompos mentis. Pada kasus yang lebih
parah, klien dapat mengeluh pusing dan gelisah.
h) ekstermitas
Pada inspeksi dan palpasi daerah kolumna vertebralis,
biasanya tidak ada perubahan gaya berjalan, deformitas tulang,
leg-length inequality dan nyeri spinal.
d. Pengkajian bio-psiko-sosisal dan spiritual
1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
- Biasanya pasien tidak menengetahui tentang penyakit
- Biasanya pasien kebiasaan minum alkohol, kafein
2) Pola aktivitas dan latihan
- Jarang berolah raga
- Istirahat kurang dari kebutuhan
3) Pola tidur dan istirahat
18
- Biasanya tidur terganggu karena adanya nyeri
4) Pola reproduksi seksualitas
- Usia remaja dan dewasa
5) Pola mekanisme koping terhadap stres
- Stres, cemas karena penyakitnya
II. DIAGNOSA
1. Nyeri akut b.d peningkatan kontraksi uterus saat menstruasi
2. Intoleran aktivitas b.d kelemahan akibat anemia
3. Ansietas b.d ketidaktahuan penyebab nyeri abdomen
III. INTERVENSI
No Diagnosa
1
Nyeri akut
Batasan
karakteristik :
- Perubahan selera
makan
- Perubahan tekanan
darah
- Perubahan
frekuensi jantung
- Perubahan
frekuensi
pernapasan
- Diaforesis
- Perubahan posisi
untuk menghidari
nyeri
- Dilatasi pupil
- Sikap tubuh
melindungi
- Gangguan tidur
Tujuan
NOC :
- Pain level
- Pain control
- Comfort level
KH :
- Mampu mengontrol
nyeri (tahu penyebeb
nyeri, mampu
menggunakan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
- Melaporkan bahwa
nyeri berkurang dengan
menggunakan
manajemen nyeri
- Mampu mengenali
nyeri (skala intensitas,
frekuensi dan tanda
nyeri)
- Menyatakan rasa
nyaman setealah nyeri
berkurang
Intervensi
NIC :
Pain management
- Lakukan pengakajian
nyeri secara
komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas
dan faktor presipitasi.
- Observasi reaksi
nonverbal dari
ketidaknyamanan
- Gunakan teknik
komunikasi teraupetik
untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
- Kaji kultur yang
mempengaruhi respon
nyeri
- Evaluasi pengalaman
nyeri masa lampau
- Evaluasi bersama
pasien dan tim kesehatan
lain tentang
ketidakefektifan kontrol
nyeri masa lampau
- Bantu pasien dan
keluarga untuk mencari
dan menemukan
dukungan
- Kontrol lingkungan
yang dapat
mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
19
pencahayaan, dan
kebisingan
- Kurangi faktor
presipitasi nyeri
- Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
- Kaji tipe dan sumber
nyeri
- Ajarkan tentang teknik
nonfarmakologi
- Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
- Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
- Tingkatkan istirahat
- Monitor penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri
2
Intoleransi
aktifitas
Batasan
karakteristik :
· Respon tekanan
darah abnormal
terhadap aktivitas
· Tekanan frekuensi
jantung abnormal
terhadap aktivitas
· Ketidaknyamanan
setelah beraktivitas
· Menyatakan
merasa letih
· Menyatakan
merasa lemah
NOC :
- Energy conservation
- Activity tolerance
- Self care : ADLs
KH :
- Berpatisipasi dalam
aktivitas fisik
- Mempu melakukan
aktivitas sehari-hari
- Tanda-tanda vital
normeal
- Energy psikomotor
- Sirkulasi status baik
- Mampu berpindah tanpa
bantuan
NIC :
Activity Therapy
- Kolaborasi dengan
tenaga rehabilitasi
- Bantu klien untuk
mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan
- Bantu klien untuk
membuat jadwal latihan
- Bantu untuk memilih
aktivitas yang sesuai
dengan kemampuan fisik
- Sediakan penguatan
positif bagi yang aktif
beraktivitas
- Monitor respon
fisik,emosi,sosial dan
spiritual
3
Ansietas
Batasan
karakteristik :
- Penurunan
produktivitas
- Gerakan yang
relevan
- Gelisah
- Melihat sepintas
NOC :
- Anxiety self control
- Anxiety level
- Coping
KH :
- Klien mampu
mengidentifikasi gejala
cemas
- Mengungkapkan teknik
NIC :
Anxiety Reduction
- Gunakan pendekatan
yang menyenangkan
- Nyatakan dengan jelas
harapan terhadap pelaku
pasien
- Temani pasien untik
memberikan keamanan
20
- Kontak mata yang
buruk
Mengekspresikan
kekhawatiran
- Tampak waspada
untuk mengontrol cemas
- Vital sign dalam batas
normal
- Tingkat aktivitas
menunjukan
berkurangnya kecemasan
- Bantu pasien untuk
mengenal situasi yang
menimbulkan kecemasan
- Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
- Berikan obat
mengurangi kecemasan
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Haid atau menstruasi merupakan ciri khas kematangan
biologis seorang perempuan. Haid merupakan salah satu
perubahan siklik yang terjadi pada alat kandungan sebagai
persiapan untuk kehamilan. Setiap perempuan normal akan
mengalami haid setiap bulannya, yang dipengaruhi oleh faktor
hormon, enzim , vascular, dan prostaglandin.
Sebelum datangnya haid perempuan akan mengalami
sindrom pra-haid yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari,
yang berupa perubahan-perubahan atau gejala-gejala fisik maupun
mental. Sindrom pra-haid ini berkaitan dengan meningkatnya
kadar hormon setiap bulan, rendahnya kadar gula, kekurangan
vitamin, perubahan yang tetap dalam bichemicals didalam otak
yang mempengaruhi mood, kombinasi dari faktor-faktor itu, atau
bukan salah satunya.
Adapun kelainan siklus haid yang terjadi dalam masa
reproduksi seperti polimenorea, oligomenorea dan amenorea
masih banyak gangguan haid lainnya yang sering dirasakan oleh
setiap perempuan. Beberapa perdarahan di luar haid antara lain
Polip Serviks, Erosi Porsio, Ulkus Porsio, Trauma dan Polip
Endometrium.
B. Saran
Saran yang dapat kami sampaikan melalui makalah ini adalah:
1. Kepada setiap perempuan, agar selalu memperhatikan siklus
haidnya, untuk menghindari terjadinya gangguan-gangguan
yang berhubungan dengan haid.
2. Kepada setiap orang tua, terutama orang tua perempuan, agar
dapat menjelaskan tentang haid kepada anak-anaknya sedini
mungkin, untuk mengurangi rasa takut yang sering dialami
oleh anak-anak ketika menghadapi menarche (haid yang
pertama kali datang).
22
3. Kepada tenaga kesehatan, agar dapat menjelaskan mengenai
segala hal yang berhubungan dengan haid, terutama
gangguan-gangguan
selama
haid
23
DAFTAR PUSTAKA
Tan, Anthony. 2002. Wanita dan Nutrisi. Bumi Aksara: Jakarta.
http://titian-anggraeni.blogspot.com/2012/03/makalah-gangguanhaid.html http://setyacel.blogspot.com/2012/04/kelainan-kelainanperdarahan-haid.html http://drsuparyanto.blogspot.com/2011/06/konsep-haid-menstruasi.html
http://indahverawati.blogspot.com/2015/11/asuhan-keperawatangangguan-menstruasi.html?m=1
24
Download