Uploaded by falensia.dwita

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE PERAWATAN

advertisement
Lampiran
Keputusan Ka. RSAU dr. DODY SARJOTO
Nomor Kep/
/ VII / 2016
Tanggal
Juli 2016
PANGKALAN TNI AU SULTAN HASANUDDIN
RSAU dr. DODY SARJOTO
PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN
RSAU dr. DODY SARJOTO
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.
RSAU dr. Dody Sarjoto sebagai salah satu institusi pelayanan
kesehatan di bawah jajaran Lanud TNI AU Sultan Hasanuddin, dimulai dari penyerahan Pos
Kesehatan Bandara Hasanuddin ke Lanud
Sultan Hasanuddin pada tahun 1950, Pos
Kesehatan ini berkembang terus sejalan dengan berkembangnya Lanud Sultan Hasanuddin
serta jumlah personel dan pasien yang dilayani hingga menjadi sebuah Rumah Sakit pada
tahun 1985 yaitu Rumah Sakit Tk IV dengan Surat Keputusan Kasau Nomor :
Skep/25/III/1985. RSAU dr. Dody Sarjoto sampai saat ini telah berkembang menjadi sebuah
rumah sakit Kelas/ tipe C atau tk III yang memiliki sarana pelayanan rawat jalan, rawat inap
dan penunjang medis lainnya .
Salah satu organisasi fungsional profesi yang ada dirumah sakit dan, adalah Komite
Keperawatan yang mempunyai tugas untuk tetap menjaga dan meningkatkan profesionalisme
di bidang keperawatan dengan meningkatkan mutu layanan keperawatan, memegang teguh
etika profesi dan mengembangkan sumber daya tenaga keperawatan. Struktur Komite
keperawatan terdiri dari ketua komite keperawatan, wakil ketua komite keperawatan,
sekertaris, ketua sub komite etik, Ketua Sub Komite Mutu pelayanan keperawatan, Ketua Sub
Komite Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Komite Keperawatan mempunyai wewenang meberikan masukan kepada pimpinan
dalam penerbitan standard etika profesi keperawatan, standard mutu pelayanan dan asuhan
keperawatan
dan
standard
pengembangan
sumber
daya
keperawatan,
memonitor
pelaksanaan tugas praktisi keperawatan di rumah sakit, melakukan pembinaan praktisi
keperawatan yang terkait dengan kode etik profesi dan kewenangan bagi praktisi keperawatan
2
B. Tujuan Pedoman.
Pedoman ini disusun untuk memberikan arahan tentang tugas dan
tanggung jawab komite keperawatan RSAU dr. Dody Sarjoto yang mempunyai tujuan
menjamin pelayanan asuhan keperawatan yang professional agar tercapai keseragaman
dalam memberikan pelayanan keperawatan
C. Landasan Hukum
1.
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 631/Menkes/SK/IV/2005 tanggal 25 April
2005 tentang Pedoman Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff Bylaws) di Rumah
Sakit.
2.
Perkasau No Perkasau/172/XII/2011 tanggal 28 Desember 2011, tentang Pokok-
Pokok Organisasi dan Prosedur RSAU dr. Dody Sarjoto.
3.
Keputusan Ka. RSAU dr. Dody Sarjoto No Kep/48/XII/2016 tanggal 23 Juli 2016
tentang Perubahan Struktur Organisasi, Status Jabatan dan Uraian Tugas di tingkat
pelaksana teknis.
4.
Surat perintah kepala rumah sakit RSAU no Sprin : 258/ X/ 2014/ Rumkit tentang
pembentukan komite keperawatan rumah Sakit RSAU dr. Dody Sarjoto
D. Sistematika Penulisan
BAB I
Pendahuluan
A.
B.
C.
BAB II
Gambaran Umum Rumah Sakit
A.
B.
BAB III
Latar Belakang
Tujuan
Sistematika penulisan
Sejarah
Tugas Pokok dan Fungsi RSAU dr. DODY SARJOTO
Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan Rumah Sakit
A.
B.
Visi dan Misi.
Falsafah dan Tujuan.
BAB IV Struktur Organisasi RSAU dr. DODY SARJOTO
BAB V Struktur Organisasi Komite Keperawatan RSAU dr. DODY SARJOTO
BAB VI Uraian Tugas
3
BAB VII Tata Hubungan Kerja
BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi
BAB IX Kegiatan Orientasi
BAB X
Pertemuan Rapat
BAB XI Pelaporan
BAB II
GAMBARAN UMUM RSAU dr. Dody Sarjoto
A.
Gambaran Umum.
Rumah Sakit Angkatan Udara dr.Dody Sarjoto merupakan
pelaksana teknis Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin yang bertugas melaksanakan
dukungan kesehatan yang diperlukan dalam setiap kegiatan operasi dan latihan TNI AU, baik
yang diselenggarakan oleh tingkat Komando/ Markas Besar maupun tingkat Lanud Sultan
Hasanuddin , Melaksanakan pelayanan kesehatan bagi anggota militer dan PNS beserta
keluarga serta melayani TNI beserta keluarga, dan melaksanakan uji kesehatan periodik bagi
seluruh anggota militer dan PNS Lanud Sultan Hasanuddin serta uji kesehatan Non Periodik
dalam rangka mengikuti pendidikan/penugasan serta melaksanakan uji kesehatan dalam
rangka seleksi calon Tamtama, Bintara dan Perwira.
B.
Sejarah Berdirinya Rumah Sakit.
Pengembangan tahap pertama dimulai Pada tahun 1950 Pos Kesehatan Penerbangan
Sipil (Bandara Hasanuddin) diserahkan ke Lanud Sultan Hasanuddin, sebagai Kepala Pos
Kesehatan I (pertama) adalah Letnan Muda I Sigiatmo Kemampuan pelayanan yang dimiliki
yaitu laboratorium, poli umum, setelah diserahkan kepada AURI (TNI AU) fasilitas pelayanan
medisnya bertambah dengan fasilitas kebidanan. Pada waktu itu hanya kebidanan yang
mampu melaksanakan rawat inap dengan kapasitas 5 (lima) tempat tidur.
.
Pada tahun 1956 Pos Kesehatan Udara Lanud Sultan Hasanuddin berubah nama
menjadi Seksi Kesehatan dan Kepala Seksi Kesehatan dipimpin oleh Lettu Kes dr. Matulessy.
Kemampuan pelayanan Seksi Kesehatan berkembang dengan ditambahnya 2 pelayanan
yaitu pelayanan Gigi serta urusan Hygiene dan Sanitasi. Lokasi pelayanan Kesehatan Lanud
4
Sultan Hasanuddin pada waktu itu sekarang ini menjadi Mess VIP Alfa Tengo, keadaan
fasilitas kesehatan Lanud Sultan Hasanuddin tidak banyak berubah sampai tahun 1962.
Pertengahan tahun 1962, dibangun fisik Rumah sakit dengan bentuk setengan permanen
di lokasi Rumah sakit didalam kompleks Lanud Sultah Hasanuddin. Bentuk fisik bangunan
hanya berupa barak panjang yang diberi sekat pembatas ruangan. Fasilitas kesehatan pada
waktu itu adalah Seksi Kesehatan namun jasa pelayanan kesehatan yang sudah mampu
diberikan adalah sejenis Klinik Lanud Sultan Hasanuddin, pelayanan yang dilaksanakan
adalah kebidanan dan klinik berobat jalan.
Pada tahun 1964 mengikuti perkembangan Pangkalan TNI AU Sultan Hasanuddin, Seksi
Kesehatan berkembang menjadi Gugus Kesehatan. Gugus Kesehatan Lanud Sultan
Hasanuddin dipimpin oleh dr. Bawole Tugas Gugus Kesehatan adalah hampir sama dengan
tugas KSA (kamar sakit asrama). Sekitar pertengahan tahun 1965, Gugus Kesehatan Lanud
Sultan Hasanuddin diubah menjadi Dinas Kesehatan Lanud Siultan Hasanuddin yang dipimpin
oleh dr. Diapari Siregar, pada masa jabatan beliau bentuk fisik rumah sakit direnovasi dan
diperbesar dengan bangunan semipermanen sehingga mampu melaksanakan rawat inap
dengan kapasitas lebih banyak untuk pasien
Pada tahun 1967 dilaksanakan renovasi rumah sakit tidak banyak perubahan yang
dilakukan pada Rumah Sakit.
Namun pada tahun 1985 Rumah Sakit Lanud Sultan
Hasanuddin dikukuhkan menjadi Rumah Sakit dengan status Tingkat IV dan mempunyai
tugas pokok sebagai pendukung kesehatan operasional, memberikan pelayanan kesehatan
dan membina personel kesehatan.
Februari 2014 bangunan Rumah Sakit Baru yang terletak di jalan protokol Bandara
Sultan Hasanuddin mulai dimanfaatkan dengan segala keterbatasannya. Pada tanggal 26 Juni
2014 ditandatangani Surat Penetapan Rumah Sakit oleh Komandan Lanud Sultan
Hasanuddin sebagai Rumah Sakit TNI AU dr. Dody Sarjoto sesuai Surat Keputusan
Komandan Lanud Nomor 16 /V/2014 tanggal 26 Juni 2014 tentang Penetapan Rumah Sakit.
Dr. Dody Sarjoto. Seorang dokter muda mulai bertugas di Skadron Udara 21 dalam suatu
operasi rutin, ditengah cuaca buruk pesawat Skadron Udara 21 yang akan mendarat
mengalami masalah dan jatuh kira-kira 1 km sebelah utara ”Run-way” Lanud Sultan
Hasanuddin. Sebagai penghormatan untuk mengenang almarhum, nama beliau diusulkan
untuk menjadi nama Rumah Sakit TNI AU dr. Dody Sarjoto yang berlokasi di Jl. Poros
5
Bandara Baru Sultan Hasanuddin.Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros. Kode Pos 90552,
nomor telpon/Fax (0411)8954384, email [email protected]
C.
Sarana dan Prasarana. Bangunan Rumah Sakit Angkatan Udara dr.Dody Sarjoto yang
telah tersedia dan telah dapat difungsikan sebagai pendukung tugas pokok dan layanan
kesehatan pada umumnya adalah sebagai berikut :
1.
Bangunan dan Prasarana.
a.
Luas bangunan RSAU dr. Dody Sarjoto ± 23.956 m2
b.
Ruang Instalasi Gawat Darurat.
c.
Ruang Poliklinik Spesialis sebanyak sembilan ruangan.
d.
Ruangan Rawat Inap sebanyak 3 unit ruangan kelas dan bangsal, dengan
178 tempat tidur terpasang (dari Kuota 55 TT), terdiri :
e.
1)
Ruang Camar
: 35 TT
2)
Ruang Elang
: 15 TT
3)
Ruang Perinatologi
: 5 TT
Bangunan dan Instalasi Penunjang, terdiri dari :
1)
Laboratorium.
2)
Radiologi.
3)
Apotek.
4)
Linen Service, Laundry dan Sterilisasi.
5)
Dapur Gizi.
6)
Pemeliharaan Alat Kesehatan.
7)
Gudang Material Kesehatan dan Umum.
8)
Kantor Staf Manajemen.
9)
Ruang Sekretariat.
10) Ruang Rapat Staf.
11) Toko dan kantor Koperasi.
12) Masjid.
13) Kamar Jenazah.
14) Area Parkir yang luas.
15) Mesin ATM BRI
6
D.
Tugas Pokok Dan Fungsi RSAU dr. Dody Sarjoto
1. Tugas Pokok, meliputi:
a.
Dukungan kesehatan . RSAU dr. Dody Sarjoto harus mampu mendukung setiap
kegiatan operasional, latihan maupun penerbangan lainnya yang dilaksanakan di Lanud
Sultan Hasanuddin .
b.
Pelayanan Kesehatan. Dalam rangka dan meningkatkan kualitas kesehatan prajurit
dan PNS TNI RSAU dr. Dody Sarjoto melaksanakan pelayanan kesehatan rawat jalan
maupun rawat inap untuk anggota TNI, PNS serta keluarganya dan masyarakat umum
yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
c.
Pemeriksaan Kesehatan. RSAU dr. Dody Sarjoto melaksanakan rikkes periodik bagi
anggota TNI dan PNS TNI serta rikkes non periodik untuk penerimaan anggota TNI AU
dan PNS TNI AU.
d.
Pembinaan Jasmani. RSAU dr. Dody Sarjoto melaksanakan pembinaan jasmani
bagi anggotanya guna meningkatkan kesemaptaan anggota guna menunjang tugas
pokok.
2.
Fungsi.
Dalam meningkatkan profesionalisme, personel RSAU dr. Dody
Sarjoto menjalankan fungsinya sebagai berikut:
a.
Latihan matra udara.
RSAU dr. Dody Sarjoto selalu terlibat dalam setiap latihan
yang diadakan oleh TNI AU di Lanud Sultan Hasanuddin .
b.
Pemeriksaan Kesehatan.
RSAU dr. Dody Sarjoto mengadakan rikkes periodik
untuk anggota TNI AU dan rikkes non periodik untuk anggota TNI, penerimaan calon
Tamtama, calon Bintara dan Calon Perwira TNI AU.
c.
Penyelenggaraan Perawatan Personel.
Perawatan personel RSAU dr. Dody
Sarjoto dibawah perawatan Lanud Sultan Hasanuddin. Dalam pelaksanaannya RSAU dr.
Dody Sarjoto selalu berkoordinasi dengan Lanud Sultan Hasanuddin .
7
d.
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan terhadap prajurit
dan PNS TNI merupakan salah satu tugas pokok RSAU dr. DODY SARJOTO, adapun
rencana kegiatan yang akan dilaksanakan adalah :
1)
Kegiatan
preventif.
Kegiatan
kesehatan
preventif
meliputi
pembinaan
kesehatan lingkungan dan imunisasi.
2)
Kegiatan Perawatan Spesialis.
a)
Rawat Jalan. Untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
anggota militer/PNS beserta keluarganya dalam TA. 2014 pelayanan rawat
jalan
dilaksanakan
dengan
meningkatkan
pelayanan
kesehatan
dan
profesionalisme kerja yang lebih baik.
b)
Rawat Mondok. Sebagaimana pelayanan kesehatan lainnya dalam TA.
2016 pelayanan rawat mondok diupayakan dengan memberikan pelayanan
yang lebih baik kepada pasien TNI dan keluarganya yang dirawat di Rumah
Sakit.
c)
Gawat Darurat Medik. Dalam
melaksanakan
penanggulangan dan
perawatan kegawatdaruratan medis untuk TA. 2014 diupayakan untuk
memberikan pelayanan yang lebih cepat, tepat dan berkualitas.
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN
A.
Visi.
“ Terwujudnya Rumah Sakit dr. Dody Sarjoto menjadi rumah sakit yang profesional
dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi anggota dan masyarakat umum di wilayah
Indonesia bagian timur ”
B.
Misi.
1.
Menyelenggarakan dukungan kesehatan yang diperlukan dalam setiap operasi TNI
/ TNI AU.
8
2.
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang prima dengan tetap memperhatikan
aspek sosial
3.
Membangun SDM yang profesional, Akuntabel dan berintegritas tinggi dalam
memerikan pelayanan.
C.
Falsafah.
“Keep Them Flying”.
D.
Landasan Nilai.
Landasan nilai yang ingin dicapai oleh RSAU dr. Dody Sarjoto
adalah “BINAR”.
BINAR yang artinya:
E.
B
: Bersih
I
: Indah
N
: Nyaman
A
: Andalan
R
: Ramah
Tujuan.
a.
Terselenggaranya dukungan kesehatan terhadap operasi dan latihan TNI/ TNI AU.
b.
Sebagai pusat rujukan rumah sakit TNI AU di Indonesia Bagian Timur.
c.
Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu bagi anggota TNI, PNS,
beserta keluarganya serta masyarakat umum.
9
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI OPERASIONAL RSAU dr. DODY SARJOTO
Struktur Organisasi Operasional RSAU dr. DODY SARJOTO.
KA. RSAU dr. DODY SARJOTO
ESELON PIMPINAN
ESELON PEMBANTU PIMPINAN
SPI
KOMDIK
KOMWAT
KOMTEK
TIM
MUTU RS
SESRUMKIT
BENDAHARA
TIM
KPRS
PENGADAAN
KAMINMED
TAUD
URTU
URMIN
BEKKES
URPERS
UR
BMN
KAUR
MINMED
KAUR
MED
REK
ESELON PELAKSANA
DUKKES
GADAR
KAJANGKES
UNIT ADMIN
GADAR
KAUNIT
GUDANG
KAUNIT
UJIBAD
R.ELANG
KAUNIT
JANGWAT
TIM
PKRS
R.
CAMAR
R.
HCU
R.
PERINAT
TINGKAT PELAKSANA
KLIN
MATA
KLIN
RAD
KLINIK
PENY DALAM
KLIN
PAT.AN
KLIN
OBSGIN
KLIN
SYARAF
KLIN
BEDAH
KLIN
THT
KLINIK ANAK
KLINIK
TB-DOTS
TIM
MEDIK
HIV/AIDS
TIM
FARMASI
THERAPI
UNIT
WATNAP
UNIT
LOGGADAR
TIM
TB DOTS
TIM
PONEK
UNIT
WATLAN
KAUNIT
HARALKES
KAUNIT
BANKES
WATUM
DIKLAT
TIM
ETIK RS
TIM
REKAM
MEDIS
TIM K3
TIM
MANAJEMEN
RESIKO
TIM
PPI
KLIN
KULKEL
KLINIK
PARU
KLIN
FISIOTERAPI
KLIN
ORTOPEDI
KLINIK
VCT-HIV
INST.
FARMASI
INST.
GIZI
INST.
BEDAH
10
Struktur dan Kedudukan Komite Keperawatan
Rumah Sakit dr. Dody Sarjoto
KARUMKIT
ESELON PIMPINAN
---------------------------------------------------------------------------------------------------------ESELON PEMBANTU PIMPINAN/STAF
SESRUMKIT
POKLI
SPI
KOMMED
SUBKOMITE
KREDENSIAL
KOMWAT
SUBKOMITE
MUTU PROFESI
SUBKOMITE ETIK
DAN DISIPLIN
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------ESELON PELAKSANA TEKNIS
DUKKES
JANGKES
BINKOM
YANKES
KESPREV
KLINIK
KLINIK
PAKES
GADAR
WATUM
11
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI KOMITE KEPERAWATAN
Struktur Organisasi KOMITE KEPERAWATAN RSAU dr. DODY SARJOTO.
KARUMKIT
dr. Rahmat Zainuddin,Sp.P
Letkol Kes NRP 522751
KETUA KOMITE
Erna Burhanuddin
Letkol Kes Nrp 524549
WAKIL KETUA
Achmad Zulfahmi
Mayor Kes Nrp 525855
Ketua Sub Komite Kredensial
PNS Ns. Firman, S.Kep
NIP 198401052007121001
Ketua Sub Komite Etika &
Profesi
PNS Abdullah, S.Kep
NIP 198307052007122001
Sekretaris
PNS Ns. Afriani Nur, S.Kep
NIP 198404202007122002
Ketua Sub Komite Mutu Profesi
PHL Ns. Abriani, S. Kep
12
BAB VI
PENYELENGGARAAN KOMITE KEPERAWATAN
1.
Konsep Dasar
Komite Keperawatan adalah wadah profesi di bidang keperawatan dan kebidanan
yang mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme
tenaga keperawatan dan kebidanan melalui mekanisme Kredensial, penjagaan mutu
profesi dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi, sehingga pelayanan asuhan
keperawatan dan asuhan kebidanan kepada pasien diberikan secara benar (ilmiah) sesuai
standar yang baik (etis) sesuai kode etik profesi, serta hanya diberikan oleh tenaga
keperawatan yang kompeten dengan kewenangan yang jelas.
Komite
Keperawatan
adalah
pembantu
Karumkit
dalam
bidang
profesi
keperawatan/kebidanan, yang bertugas memberi masukan/saran/pertimbangan dalam
rangka pelayanan keperawatan/kebidanan, baik diminta atau tidak diminta serta
melakukan pengawasan, pengendalian dan penegakan kode etik keperawatan/kebidanan.
Komite Keperawatan bertugas membantu Karumkit dalam melakukan Kredensial,
pembinaan disiplin dan etika profesi tenaga keperawatan serta pengembangan profesional
berkelanjutan. Dengan demikian Komite Keperawatan diharapkan dapat memberikan
jaminan kepada bahwa tenaga keperawatan memiliki kompetensi kerja yang tinggi sesuai
standar pelayanan dan berperilaku baik sesuai etika profesinya.
2.
Hubungan dalam Struktur Organisasi
Komite Keperawatan merupakan kelompok profesi tenaga keperawatan yang secara
struktur fungsional berada di bawah kepala Rumah Sakit dan bertanggungjawab langsung
kepada kepala Rumah Sakit dr. Dody Sarjoto. Dalam pelaksanaannya Kepala Rumah
Sakit dr. Dody Sarjoto sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
menetapkan kebijakan, prosedur dan sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan
fungsi dan tugas Komite Keperawatan. Komite Keperawatan bekerja sama dan melakukan
koordinasi dengan kepala Perawatan Umum untuk memberikan masukan tentang
perkembangan profesi keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit.
13
3.
Pengorganisasian
Komite Keperawatan Rumah Sakit dr. Dody Sarjoto terdiri dari ketua, sekretaris dan
sub komite.
Dalam melaksanakan tugasnya ketua komite dibantu oleh sub komite yang
terdiri dari sub komite Kredensial, sub komite mutu profesi dan sub komite disiplin profesi.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh personil Komite Keperawatan yaitu memenuhi
persyaratan kepangkatan dan jabatan, semangat profesionalisme, serta reputasi baik.
Jumlah personil keanggotaan Komite Keperawatan disesuaikan dengan jumlah tenaga
keperawatan di rumah sakit.
Struktur dan kedudukan Komite Keperawatan dalam organisasi Rumah Sakit dr. Dody
Sarjoto seperti gambaran berikut.
Dalam melaksanakan fungsinya Komite Keperawatan dapat dibantu oleh panitia adhoc
yang terdiri dari Mitra Bestari sesuai disiplin/spesifikasi dan peminatan tenaga
keperawatan berdasarkan kebutuhan rumah sakit.
4.
Uraian Tugas
a.
Komite Keperawatan adalah pembantu Karumkit dalam bidang profesi
keperawatan/kebidanan, yang bertugas memberi masukan/saran/ pertimbangan
dalam rangka pelayanan keperawatan/kebidanan, baik diminta maupun tidak
diminta, serta melakukan pengwasan, pengendalian, dan penegakan kode etik
keperawatan/kebidanan
b.
Dalam pelaksanaan tugas tersebut, komite keperawatan mempunyai tugas
sebagai berikut :
1)
Melaksanakan penyusunan rencana kerja komite keperawatan sebagai
pedoman tugas,
2)
Melaksanakan pemetaan kebutuhan kebijakan yang dibutuhkan terkait
dengan penyusunan dan penetapan standar asuhan keperawatan/kebidanan di
rumah sakit.
3)
Melaksanakan
penyusunan
dan
penetapan
standar
asuhan
keprawatan/kebidanan, menyusun standar keperawatan dan model praktek
keperawatan/kebidanan di rumah sakit.
4)
Melaksanakan bimbingan dan supervisi teknis pelaksanaan asuhan
keperawatan/kebidanan di lingkungan rumah sakit.
14
5)
Melaksanakan analisis standar asuhan keperawatan/kebidanan dan
model praktek keperawatan/kebidanan dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan di rumah sakit,
6)
Memantau dan membina perilaku, etika dan profesionalisme tenaga
keperawatan dan kebidanan.
7)
Merencanakan dan merekomendasikan pengembangan profesi personel
keperawatan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di
rumah sakit.
8)
Mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan satker/unit terkait dalam
rangka pelaksanaan tugas.
9)
Menyelia dan mengevaluasi hasil kerja bawahan setiap saat agar tercapai
kinerja yang diharapkan.
10) Melaksanakan tugas pemantauan dan evaluasi pelaksanaan asuhan
keperawatan dan kebidanan sesuai dengan standar dan profesionalisne serta
menyusun laporan hasil evaluasi sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan
tugas.
11) Membantu Karumkit dalam kegiatan sistem pengawasan internal di rumah
sakit terkait dengan profesionalisme perawat/bidan.
12) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah pimpinan.
c.
Komite Keperawatan dipimpin oleh Ketua Komite Keperawatan.
Dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya bertanggungjawab kepada Karumkit.
d.
Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, Ketua Komite Keperawatan
dibantu oleh sekretaris, sub komite kredensial, sub komite mutu profesi dan sub
komite etik dan disiplin.
e.
Tugas dan kewajiban Sub komite adalah sebagai berikut :
1)
Subkomite Kredensial
Proses
Kredensial
menjamin
tenaga
keperawatan
kompeten
dalam
memberikan pelayanan keperawatan dan kebidanan kepada pasien sesuai
dengan standar profesi.
Proses Kredensial mencakup tahapan review,
verifikasi dan evaluasi terhadap dokumen-dokumen yang berhubungan dengan
kinerja tenaga keperawatan.
Keperawatan
Berdasarkan hasil proses Kredensial, Komite
merekomendasikan
kepada
Karumkit
untuk
menetapkan
Penugasan Klinis yang akan diberikan kepada tenaga keperawatan berupa
15
surat Penugasan Klinis. Penugasan Klinis tersebut berupa daftar Kewenangan
Klinis yang diberikan oleh Karumkit kepada tenaga keperawatan untuk
melakukan asuhan keperawatan atau asuhan kebidanan dalam lingkungan
Rumah Sakit untuk suatu periode tertentu.
a)
Tujuan
(1)
Memberi kejelasan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga
keperawatan;
(2)
Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa
tenaga keperawatan yang memberikan asuhan keperawatan dan
kebidanan memiliki kompetensi dan Kewenangan Klinis yang jelas;
(3)
Pengakuan dan penghargaan terhadap tenaga keperawatan
yang berada di semua level pelayanan.
b)
Tugas
(1)
(2)
Menyusun daftar rincian Kewenangan Klinis;
Menyusun buku putih (white paper) yang merupakan
dokumen
persyaratan
terkait
kompetensi
yang
dibutuhkan
melakukan setiap jenis pelayanan keperawatan dan kebidanan
sesuai dengan standar kompetensinya. Buku putih disusun oleh
Komite Keperawatan dengan melibatkan Mitra Bestari (peer group)
dari berbagai unsur organisasi profesi keperawatan dan kebidanan,
kolegium keperawatan, unsur pendidikan tinggi keperawatan dan
kebidanan;
(3)
Menerima hasil verifikasi persyaratan Kredensial dari bagian
SDM meliputi:
(a)
ijazah;
(b)
Surat Tanda Registrasi (STR);
(c)
sertifikat kompetensi;
(d)
logbook yang berisi uraian capaian kinerja;
(e)
surat penyataan telah menyelesaikan program orientasi
Rumah Sakit atau orientasi di unit tertentu bagi tenaga
keperawatan baru;
(f) surat hasil pemeriksaan kesehatan sesuai ketentuan.
16
(4)
Merekomendasikan tahapan proses Kredensial :
(a)
perawat dan/atau bidan mengajukan permohonan untuk
memperoleh
Kewenangan
Klinis
kepada
Ketua
Komite
Keperawatan;
(b)
ketua
Kredensial
Komite
untuk
Keperawatan
melakukan
menugaskan
proses
Subkomite
Kredensial
(dapat
dilakukan secara individu atau kelompok);
(c)
sub komite membentuk panitia adhoc untuk
melakukan review, verifikasi dan evaluasi dengan
berbagai
metode: porto folio, asesmen kompetensi;
(d)
sub komite memberikan laporan hasil Kredensial sebagai
bahan rapat menentukan Kewenangan Klinis bagi setiap
tenaga keperawatan.
(5)
Merekomendasikan pemulihan Kewenangan Klinis bagi
setiap tenaga keperawatan.
(6)
Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu
yang ditetapkan.
(7)
Membuat laporan seluruh proses Kredensial kepada
Ketua Komite Keperawatan.
c)
Kewenangan
Sub komite Kredensial mempunyai kewenangan memberikan
rekomendasi rincian Kewenangan Klinis untuk memperoleh surat
Penugasan Klinis (clinical appointment).
d)
Mekanisme Kerja
(1)
Mempersiapkan Kewenangan Klinis mencakup kompetensi
sesuai area praktik yang ditetapkan oleh rumah sakit;
(2)
menyusun Kewenangan Klinis dengan kriteria sesuai dengan
persyaratan Kredensial dimaksud;
(3)
melakukan assesmen Kewenangan Klinis dengan berbagai
metode yang disepakati;
(4)
memberikan
laporan
hasil
Kredensial
sebagai
rekomendasi memperoleh Penugasan Klinis dari Karumkit;
bahan
17
(5)
memberikan rekomendasi Kewenangan Klinis untuk
memperoleh Penugasan Klinis dari Karumkit dengan cara:
(a)
tenaga keperawatan mengajukan permohonan untuk
memperoleh
Kewenangan
Klinis
kepada
Ketua
Komite
Keperawatan;
(b)
ketua Komite Keperawatan menugaskan sub
komite Kredensial untuk melakukan proses Kredensial
(dapat dilakukan secara individu atau kelompok);
(c)
sub komite melakukan review, verifikasi dan evaluasi
dengan berbagai metode: porto folio, asesmen kompetensi;
(d)
sub komite memberikan laporan hasil Kredensial sebagai
bahan rapat menentukan Kewenangan Klinis bagi setiap
tenaga keperawatan.
(e)
melakukan pembinaan dan pemulihan Kewenangan Klinis
secara berkala;
(f)
melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu
yang di tetapkan.
2)
Subkomite Mutu Profesi
Dalam rangka menjamin kualitas pelayanan/asuhan keperawatan dan
kebidanan, maka tenaga keperawatan sebagai pemberi pelayanan harus
memiliki kompetensi, etis dan peka budaya. Mutu profesi tenaga keperawatan
harus
selalu
ditingkatkan
melalui
program
pengembangan
profesional
berkelanjutan yang disusun secara sistematis, terarah dan terpola/terstruktur.
Mutu profesi tenaga keperawatan harus selalu ditingkatkan secara terus
menerus sesuai perkembangan masalah kesehatan, ilmu pengetahuan dna
teknologi, perubahan standar profesi, standar pelayanan serta hasil-hasil
penelitian terbaru. Kemampuan dan keinginan untuk meningkatkan mutu
profesi tenaga keperawatan di Rumah Sakit masih rendah, disebabkan karena
beberapa hal antara lain: kemauan belajar rendah, belum terbiasa melatih
berpikir kritis dan reflektif, beban kerja berat sehingga tidak memiliki waktu,
fasilitas-sarana
terbatas,
belum
berkembangnya
berkelanjutan bagi tenaga keperawatan.
sistem
pendidikan
18
Berbagai cara dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu profesi
tenaga keperawatan antara lain audit, diskusi, refleksi diskusi kasus, studi
kasus, seminar/simposium serta pelatihan, baik dilakukan di dalam maupun di
luar rumah sakit.
Mutu profesi yang tinggi akan meningkatkan percaya diri,
kemampuan mengambil keputusan klinik dengan tepat, mengurangi angka
kesalahan
dalam
pelayanan
keperawatan
dan
kebidanan.
Akhirnya
meningkatkan tingkat kepercayaan pasien terhadap tenaga keperawatan dalam
pemberian pelayanan keperawatan dan kebidanan.
a)
Tujuan
Memastikan
mutu
profesi
tenaga
keperawatan
sehingga
dapat
memberikan asuhan keperawatan dan kebidanan yang berorientasi kepada
keselamatan pasien sesuai kewenangannya.
b)
Tugas
(1)
menyusun data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area
praktik;
(2)
merekomendasikan
perencanaan
pengembangan
profesional
berkelanjutan tenaga keperawatan;
(3)
melakukan audit asuhan keperawatan dan asuhan
kebidanan;
(4)
c)
memfasilitasi proses pendampingan sesuai kebutuhan.
Kewenangan
Subkomite mutu profesi mempunyai kewenangan memberikan rekomendasi
tindak lanjut audit keperawatan dan kebidanan, pendidikan keperawatan dan
kebidanan berkelanjutan serta pendampingan.
d)
Mekanisme
(1)
koordinasi dengan bidang keperawatan untuk memperoleh data
dasar tentang profil tenaga keperawatan di RS sesuai area praktiknya
berdasarkan jenjang karir;
19
(2)
mengidentifikasi
kesenjangan
kompetensi
yang
berasal
dari
subkomite Kredensial sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dan perubahan standar profesi. Hal tersebut menjadi dasar
perencanaan CPD;
(3)
merekomendasikan perencanaan CPD kepada unit yang berwenang;
(4)
koordinasi dengan praktisi tenaga keperawatan dalam melakukan
pendampingan sesuai kebutuhan;
(5) melakukan audit keperawatan dan kebidanan dengan cara:
(a) pemilihan topik yang akan dilakukan audit;
(b) penetapan standar dan kriteria;
(c) penetapan jumlah kasus/sampel yang akan diaudit;
(d) membandingkan standar/kriteria dengan pelaksanaan pelayanan;
(e) melakukan analisis kasus yang tidak sesuai standar dan kriteria;
(f) menerapkan perbaikan;
(g) rencana reaudit.
(6)
menyusun laporan kegiatan subkomite untuk disampaikan kepada
Ketua Komite Keperawatan.
3)
Subkomite Etik Dan Disiplin Profesi
Setiap tenaga keperawatan harus memiliki disiplin profesi yang tinggi
dalam memberikan asuhan keperawatan dan kebidanan dan menerapkan etika
profesi
dalam
praktiknya.
Profesionalisme
tenaga
keperawatan
dapat
ditingkatkan dengan melakukan pembinaan dan penegakan disiplin profesi
serta penguatan nilai-nilai etik dalam kehidupan profesi.
Nilai etik sangat
diperlukan bagi tenaga keperawatan sebagai landasan dalam memberikan
pelayanan yang manusiawi berpusat pada pasien. Prinsip “caring” merupakan
inti pelayanan yang diberikan oleh tenaga keperawatan. Pelanggaran terhadap
standar pelayanan, disiplin profesi keperawatan dan kebidanan hampir selalu
dimulai dari pelanggaran nilai moral-etik yang akhirnya akan merugikan pasien
dan masyarakat.
20
Beberapa faktor yang mempengaruhi pelanggaran atau timbulnya
masalah etik antara lain tingginya beban kerja tenaga keperawatan,
ketidakjelasan Kewenangan Klinis, menghadapi pasien gawat-kritis dengan
kompetensi yang rendah serta pelayanan yang sudah mulai berorientasi pada
bisnis. Kemampuan praktik yang etis hanya merupakan kemampuan yang
dipelajari pada saat di masa studi/pendidikan, belum merupakan hal yang
penting dipelajari dan diimplementasikan dalam praktik. Berdasarkan hal
tersebut, penegakan disiplin profesi dan pembinaan etika profesi perlu
dilakukan secara terencana, terarah dan dengan semangat yang tinggi
sehingga pelayanan keperawatan dan kebidanan yang diberikan benar-benar
menjamin pasien akan aman dan mendapat kepuasan.
a)
Tujuan
(1)
agar tenaga keperawatan menerapkan prinsip-prinsip etik
dalam memberikan asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan;
(2)
melindungi pasien dari pelayanan yang diberikan oleh tenaga
keperawatan yang tidak profesional;
(3)
memelihara dan meningkatkan profesionalisme tenaga
keperawatan.
b)
Tugas
(1)
melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan;
(2)
melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga
keperawatan;
(3)
melakukan penegakan disiplin profesi keperawatan dan
kebidanan;
(4)
merekomendasikan
penyelesaian
masalah-masalah
pelanggaran disiplin dan masalah-masalah etik dalam kehidupan
profesi dan asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan;
(5)
merekomendasikan pencabutan Kewenangan Klinis dan/atau
surat Penugasan Klinis (clinical appointment);
(6)
memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis
dalam asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan.
21
c)
Kewenangan
Subkomite etik dan disiplin profesi mempunyai kewenangan
memberikan usul rekomendasi pencabutan Kewenangan Klinis (clinical
privilege) tertentu, memberikan rekomendasi perubahan/modifikasi rincian
Kewenangan Klinis (delineation of clinical privilege), serta memberikan
rekomendasi pemberian tindakan disiplin.
d)
Mekanisme kerja
(1)
melakukan
prosedur penegakan
disiplin
profesi dengan
tahapan:
(a) mengidentifikasi sumber laporan kejadian pelanggaran etik
dan disiplin di dalam rumah sakit;
(b) melakukan telaah atas laporan kejadian pelanggaran etik
dan disiplin profesi.
(2)
membuat keputusan. Pengambilan keputusan pelanggaran
etik profesi dilakukan dengan melibatkan panitia Adhoc.
(3)
melakukan tindak lanjut keputusan berupa:
(a) pelanggaran etik direkomendasikan kepada organisasi
profesi keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit melalui
Ketua Komite;
(b) pelanggaran disiplin profesi diteruskan kepada direktur
medik dan keperawatan/direktur keperawatan melalui Ketua
Komite Keperawatan;
(c) rekomendasi pencabutan Kewenangan Klinis diusulkan
kepada Ketua Komite Keperawatan untuk diteruskan kepada
kepala/direktur Rumah Sakit.
(4)
Melakukan
pembinaan
etik
dan
disiplin
profesi
tenaga
keperawatan, meliputi:
(a) pembinaan ini dilakukan secara terus menerus melekat
dalam pelaksanaan praktik keperawatan dan kebidanan seharihari.
22
(b)
menyusun
program
pembinaan,
mencakup
jadwal,
materi/topik dan metode serta evaluasi.
(c)
metode pembinaan dapat berupa diskusi, ceramah,
lokakarya, “coaching”, simposium, “bedside teaching”, diskusi
refleksi kasus dan lain-lain disesuaikan dengan lingkup
pembinaan dan sumber yang tersedia.
(d)
menyusun laporan kegiatan sub komite untuk disampaikan
kepada Ketua Komite Keperawatan.
23
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
Dalam melaksanakan tugasnya, Komite Keperawatan berhubungan, berkoordinasi,
dan terkait dengan unit-unit lain di RSAU dr. Dody Sarjoto antara ldengan komite Medis
unit rawat jalan, unit rawat inap dan unit-unit lainnya yang membutuhkan kerja sama
dengan Komite Keperawatan
A.
Tata hubungan Komite Keperawatan dengan unit lain.
KOMITE
MEDIS
RAWAT INAP
KOMITE
KEPERAWATAN
RAWAT
JALAN
UNIT-UNIT
TERKAIT
B.
Hubungan Komite Keperawatan Dengan Unit-Unit Lainnya.
Komite Keperawatan adalah organisasi fungsional profesi keperawatan di Rumah
Sakit TNI AU dr Dody Sarjoto yang mempunyai tugas untuk tetap menjaga dan
meningkatkan profesionalisme di bidang keperawatan dengan meningkatakan mutu
layanan keperawatan, memegang teguh etika profesi dan mengembangkan sumber daya
tenaga keperawatan mempunyai hubungan yang erat komite medis,, Unit rawat jalan dan
unit rawat inap dalam kaitannya dengan pengembangan sumber daya tenaga
keperawatan dan peningkatan profesionalisme keperawatan agar tercapai
peningkatan mutu pelayanan kesehatan
Sarjoto.
program
di Rumah Sakit Angkatan Udara dr. Dody
24
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONEL
Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personel
Komite Keperawatan meruapakan organisasi fungsional profesi keperawatan, yang
bertugas merencanakan, mengoordinasikan dan mengendalikan penerapan pelaksanaan
program kerja serta menjaga dan meningkatakan profesionalme di bidang keperawatan
dengan meningkatakn mutu layanan keperawatan, memegang teguh etika profesi dan
mengembangkan sumber daya tenaga keperawatan. Tugas-tugas Komite keperawatan
dilaksanakan oleh ketua Komite Keperawatan, wakil ketua komite keperawatan, ketua sub
Komite Etik, ketua sub komite Mutu pelayanan keperawatan dan ketua sub komite
pengembangan sumber daya manusia yang masing-masing mempunyai uraian tugas
yang saling mendukung dan melengkapi. Ketua Komite Keperawatan sebagai pimpinan
dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya bertanggung jawab kepada Kepala Rumah
Sakit.
Kebutuhan tenaga komite keperawatan
disusun sesuai dengan kebutuhan
organisasi profesi keperawatan Rumah Sakit Tingkat III, dengan pola ketenagaan sebagai
berikut:
Jabatan
Pengawakan Personel
Ketua komite keperawatan
Wakil ketua
1
Ketua sub komite etik
1
Ketua sub komite mutu yankep
1
Ketua sub komite bang SDM
1
1
25
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
A.
Pengertian
Program orientasi pegawai baru merupakan suatu program pengenalan awal tempat
bekerja, yang bertujuan untuk memberikan informasi dasar yang diperlukan pegawai baru,
mencakup informasi tentang tempat kerja yang baru dengan unit-unit terkait lainnya
beserta tatalaksana menjalankan tugas masing-masing bagian, sebagai pedoman bagi
pegawai baru dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja yang baru, sehingga
yang bersangkutan siap menjalankan tugasnya secara mandiri.
B.
Tujuan
Tujuan Program antara lain :
1.
Memberikan pedoman dan arah yang jelas bagi penanggung jawab
pelaksana program orientasi pegawai baru dalam memberikan bimbingan dan
arahan terhadap pegawai baru yang bersangkutan.
2.
Memberikan gambaran bagi pegawai baru dalam proses pengenalan
lingkungan kerja yang baru, mengetahui unit-unit terkait lainnya dan bagaimana
tatalaksana menjalankan tugas sebagai persiapan awal menjalankan tugas.
C.
D.
Kriteria Pegawai Baru
1.
Tenaga baru pertama kali bekerja.
2.
Tenaga pindahan (rotasi) dari bagian lain dalam lingkungan rumah sakit.
3.
Tenaga pindahan dari rumah sakit / satuan lain.
Prosedur Orientasi Karyawan Baru
1.
Tahap Perkenalan (Minggu I).
a. Komite
Keperawatan
menerima
pegawai
yang
baru,
kemudian
mengantarkan menghadap kepada Kepala Rumah Sakit.
b. Kepala rumah sakit menerima pegawai baru.
c. Kepala rumah sakit mengenalkan pegawai baru ke seluruh staf rumah
sakit pada saat apel pertama kali.
d. Pegawai baru memperkenalkan diri secara lebih detail kepada seluruh
anggota rumah sakit.
26
e. Kepala rumah sakit menjelaskan Visi, misi, tujuan dan sasaran rumah
sakit.
2. Tahap Pengenalan Kerja.
Ketua Komite perawatan memberikan penjelasan tentang:
a)
Uraian tugas dan fungsi komite keperawatan
b)
Prosedur tetap yang berlaku di rumah sakit.
c)
Uraian tugas pokok dan fungsi pegawai yang bersangkutan.
3. Tahap Penugasan
1)
Selesai masa orientasi pegawai baru diberi tugas sesuai dengan bidang
tugasnya
2)
Pegawai baru tersebut mulai melaksanakan tugasnya secara mandiri
JADWAL PROGRAM ORIENTASI PEGAWAI BARU
E. Jadwal
WAKTU
Minggu I
Hari ke 1
Hari ke 2
Hari ke-3
sampai ke-5
KEGIATAN
Tahap perkenalan :
 Pertemuan dengan kepala
rumah sakit
 Kepala rumah sakit
memperkenalkan pegawai
kepada seluruh staf
Kepala rumah sakit menjelaskan
tentang:
 Visi, misi, tujuan dan sasaran
RS.
Tahap pengenalan kerja :
Ketua komite keperawatan
menjelaskan tentang:
 Uraian tugas dan fungsi
komite keperawatan
 Prosedur
tetap
yang
berlaku di rumah sakit.

Uraian tugas pokok dan
fungsi
pegawai
yang
bersangkutan
PEMBIMBING
27
Minggu II
Hari ke-8
● Selesai masa orientasi pegawai
baru diberi tugas sesuai dengan
bidang tugasnya
● Pegawai baru tersebut mulai
melaksanakan tugasnya secara
mandiri
BAB X
PERTEMUAN / RAPAT
A.
Rapat Rutin
a.
Komite Keperawatan
menyelenggarakan rapat rutin setiap 1 minggu sekali
pada waktu dan tempat yang ditentukan oleh ketua komite keperawatana setelah
berkoordinasi dengan Kepala Rumah Sakit.
b.
Rapat rutin dihadiri oleh Ketua komite keperawatan, wakil ketua komite
keperawatan, sekertaris, ketua-ketua
sub komita, kawatum, kawatdok, kawatlan,
kepala-kepala ruangan dan perwakilan anggota komite keperawatan serta para
pejabat yang dianggap perlu untuk menghadiri rapat rutin tersebut.
B.
Rapat Khusus.
Rapat khusus Komite Keperawatan diselenggarakan dalam
hal :
1.
Diperintahkan ketua Komite Keperawatan
untuk hal- hal yang memerlukan
penetapan kebijakan dengan segera.
2.
Sekertaris Komite keperawatan menyampaikan pemberitahuan rapat khusus
beserta agenda rapat kepada Ka Unit
yang berhak hadir dua puluh empat jam
sebelum rapat tersebut dilaksanakan.
3.
Pemberitahuan rapat khusus harus menyebutkan secara spesifik hal-hal yang
akan dibicarakan dalam rapat tersebut dan rapat hanya akan membicarakan hal-hal
yang tercantum dalam pemberitahuan tersebut.
28
BAB XI
PELAPORAN
A.
Sumber Data
Sumber data yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan pelaporan
ketua komite keperawtan diperoleh berdasarkan :
Laporan dari unit terkait
: adalah laporan yang dibuat oleh kepala unit
terkecil/ kepala ruangan/ kepala poliklinik/ atau kepala bagian secara tertulis untuk
diserahakan kepada ketua komite keperawatan
B.
Penyelesaian Masalah
1. Ketua Komite Keperawatan menerima laporan tertulis dari kepala unit terkecil/
kepala ruangan/ kepala poliklinik atau kepala bagian secara tertulis
2. Ketua komite keperawatan akan meneruskan kepada sub komite yang terkait
untuk mengkaji dan mempelajari masalah tersebut
3. Ketua menunjuk sub komite terkait sebagai ketua tim dan menunjuk anggota 3
orang tambahan dari sub komite lain sebagai pendamping
4. Ketua tim mengadakan rapat dan membuat saran pemecahan masalah kepada
ketua komite
5. Setelah keputusan diperoleh sekertaris memmbuat surat laporan untuk
diteruskan ke kepala rumah sakit atau ke kepala keperawatan agar disampaikan
kepada pihak yang terkait
5. Sekertaris menyusun laporan tahunan yang diberikan kepada kepala rumah sakit
C. Masa kerja
Masa kerja keanggotaan komite keperawatan selama 2 (dua ) tahun, selanjutnya dapat
dipilih kembali dalam rapat paripurna panitia pemilihan komite keperawatan
D. Biaya Operasional
Biaya operasional Komite Keperawatan dibebankan pada anggaran Rumah Sakit TNI AU
dr Dody Sarjoto
29
BAB XII
PENUTUP
Demikian Pedoman Organisasi komite keperawatan ini disusun agar dapat dipakai
sebagai pegangan dan acuan oleh
selluruh anggota komite keperawatan dalam
melaksanakan kegiatan komite keperawatan di rumah sakit, dan sebagai dasar pedoman
bagi unit yang lain dalam melaksanakan tugas poko dan fungsi masing-masing.
.
Ditetapkan di Maros
Pada tanggal
Juli 2016
Kepala RSAU dr. Dody Sarjoto
dr. Rahmat Zainuddin Sp.P.
Letkol Kesl Kes NRP 522751
Download