Lampiran Keputusan Ka. RSAU dr. DODY SARJOTO Nomor Kep/ / VII / 2016 Tanggal Juli 2016 PANGKALAN TNI AU SULTAN HASANUDDIN RSAU dr. DODY SARJOTO PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN RSAU dr. DODY SARJOTO BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. RSAU dr. Dody Sarjoto sebagai salah satu institusi pelayanan kesehatan di bawah jajaran Lanud TNI AU Sultan Hasanuddin, dimulai dari penyerahan Pos Kesehatan Bandara Hasanuddin ke Lanud Sultan Hasanuddin pada tahun 1950, Pos Kesehatan ini berkembang terus sejalan dengan berkembangnya Lanud Sultan Hasanuddin serta jumlah personel dan pasien yang dilayani hingga menjadi sebuah Rumah Sakit pada tahun 1985 yaitu Rumah Sakit Tk IV dengan Surat Keputusan Kasau Nomor : Skep/25/III/1985. RSAU dr. Dody Sarjoto sampai saat ini telah berkembang menjadi sebuah rumah sakit Kelas/ tipe C atau tk III yang memiliki sarana pelayanan rawat jalan, rawat inap dan penunjang medis lainnya . Salah satu organisasi fungsional profesi yang ada dirumah sakit dan, adalah Komite Keperawatan yang mempunyai tugas untuk tetap menjaga dan meningkatkan profesionalisme di bidang keperawatan dengan meningkatkan mutu layanan keperawatan, memegang teguh etika profesi dan mengembangkan sumber daya tenaga keperawatan. Struktur Komite keperawatan terdiri dari ketua komite keperawatan, wakil ketua komite keperawatan, sekertaris, ketua sub komite etik, Ketua Sub Komite Mutu pelayanan keperawatan, Ketua Sub Komite Pengembangan Sumber Daya Manusia. Komite Keperawatan mempunyai wewenang meberikan masukan kepada pimpinan dalam penerbitan standard etika profesi keperawatan, standard mutu pelayanan dan asuhan keperawatan dan standard pengembangan sumber daya keperawatan, memonitor pelaksanaan tugas praktisi keperawatan di rumah sakit, melakukan pembinaan praktisi keperawatan yang terkait dengan kode etik profesi dan kewenangan bagi praktisi keperawatan 2 B. Tujuan Pedoman. Pedoman ini disusun untuk memberikan arahan tentang tugas dan tanggung jawab komite keperawatan RSAU dr. Dody Sarjoto yang mempunyai tujuan menjamin pelayanan asuhan keperawatan yang professional agar tercapai keseragaman dalam memberikan pelayanan keperawatan C. Landasan Hukum 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 631/Menkes/SK/IV/2005 tanggal 25 April 2005 tentang Pedoman Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff Bylaws) di Rumah Sakit. 2. Perkasau No Perkasau/172/XII/2011 tanggal 28 Desember 2011, tentang Pokok- Pokok Organisasi dan Prosedur RSAU dr. Dody Sarjoto. 3. Keputusan Ka. RSAU dr. Dody Sarjoto No Kep/48/XII/2016 tanggal 23 Juli 2016 tentang Perubahan Struktur Organisasi, Status Jabatan dan Uraian Tugas di tingkat pelaksana teknis. 4. Surat perintah kepala rumah sakit RSAU no Sprin : 258/ X/ 2014/ Rumkit tentang pembentukan komite keperawatan rumah Sakit RSAU dr. Dody Sarjoto D. Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan A. B. C. BAB II Gambaran Umum Rumah Sakit A. B. BAB III Latar Belakang Tujuan Sistematika penulisan Sejarah Tugas Pokok dan Fungsi RSAU dr. DODY SARJOTO Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan Rumah Sakit A. B. Visi dan Misi. Falsafah dan Tujuan. BAB IV Struktur Organisasi RSAU dr. DODY SARJOTO BAB V Struktur Organisasi Komite Keperawatan RSAU dr. DODY SARJOTO BAB VI Uraian Tugas 3 BAB VII Tata Hubungan Kerja BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi BAB IX Kegiatan Orientasi BAB X Pertemuan Rapat BAB XI Pelaporan BAB II GAMBARAN UMUM RSAU dr. Dody Sarjoto A. Gambaran Umum. Rumah Sakit Angkatan Udara dr.Dody Sarjoto merupakan pelaksana teknis Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin yang bertugas melaksanakan dukungan kesehatan yang diperlukan dalam setiap kegiatan operasi dan latihan TNI AU, baik yang diselenggarakan oleh tingkat Komando/ Markas Besar maupun tingkat Lanud Sultan Hasanuddin , Melaksanakan pelayanan kesehatan bagi anggota militer dan PNS beserta keluarga serta melayani TNI beserta keluarga, dan melaksanakan uji kesehatan periodik bagi seluruh anggota militer dan PNS Lanud Sultan Hasanuddin serta uji kesehatan Non Periodik dalam rangka mengikuti pendidikan/penugasan serta melaksanakan uji kesehatan dalam rangka seleksi calon Tamtama, Bintara dan Perwira. B. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit. Pengembangan tahap pertama dimulai Pada tahun 1950 Pos Kesehatan Penerbangan Sipil (Bandara Hasanuddin) diserahkan ke Lanud Sultan Hasanuddin, sebagai Kepala Pos Kesehatan I (pertama) adalah Letnan Muda I Sigiatmo Kemampuan pelayanan yang dimiliki yaitu laboratorium, poli umum, setelah diserahkan kepada AURI (TNI AU) fasilitas pelayanan medisnya bertambah dengan fasilitas kebidanan. Pada waktu itu hanya kebidanan yang mampu melaksanakan rawat inap dengan kapasitas 5 (lima) tempat tidur. . Pada tahun 1956 Pos Kesehatan Udara Lanud Sultan Hasanuddin berubah nama menjadi Seksi Kesehatan dan Kepala Seksi Kesehatan dipimpin oleh Lettu Kes dr. Matulessy. Kemampuan pelayanan Seksi Kesehatan berkembang dengan ditambahnya 2 pelayanan yaitu pelayanan Gigi serta urusan Hygiene dan Sanitasi. Lokasi pelayanan Kesehatan Lanud 4 Sultan Hasanuddin pada waktu itu sekarang ini menjadi Mess VIP Alfa Tengo, keadaan fasilitas kesehatan Lanud Sultan Hasanuddin tidak banyak berubah sampai tahun 1962. Pertengahan tahun 1962, dibangun fisik Rumah sakit dengan bentuk setengan permanen di lokasi Rumah sakit didalam kompleks Lanud Sultah Hasanuddin. Bentuk fisik bangunan hanya berupa barak panjang yang diberi sekat pembatas ruangan. Fasilitas kesehatan pada waktu itu adalah Seksi Kesehatan namun jasa pelayanan kesehatan yang sudah mampu diberikan adalah sejenis Klinik Lanud Sultan Hasanuddin, pelayanan yang dilaksanakan adalah kebidanan dan klinik berobat jalan. Pada tahun 1964 mengikuti perkembangan Pangkalan TNI AU Sultan Hasanuddin, Seksi Kesehatan berkembang menjadi Gugus Kesehatan. Gugus Kesehatan Lanud Sultan Hasanuddin dipimpin oleh dr. Bawole Tugas Gugus Kesehatan adalah hampir sama dengan tugas KSA (kamar sakit asrama). Sekitar pertengahan tahun 1965, Gugus Kesehatan Lanud Sultan Hasanuddin diubah menjadi Dinas Kesehatan Lanud Siultan Hasanuddin yang dipimpin oleh dr. Diapari Siregar, pada masa jabatan beliau bentuk fisik rumah sakit direnovasi dan diperbesar dengan bangunan semipermanen sehingga mampu melaksanakan rawat inap dengan kapasitas lebih banyak untuk pasien Pada tahun 1967 dilaksanakan renovasi rumah sakit tidak banyak perubahan yang dilakukan pada Rumah Sakit. Namun pada tahun 1985 Rumah Sakit Lanud Sultan Hasanuddin dikukuhkan menjadi Rumah Sakit dengan status Tingkat IV dan mempunyai tugas pokok sebagai pendukung kesehatan operasional, memberikan pelayanan kesehatan dan membina personel kesehatan. Februari 2014 bangunan Rumah Sakit Baru yang terletak di jalan protokol Bandara Sultan Hasanuddin mulai dimanfaatkan dengan segala keterbatasannya. Pada tanggal 26 Juni 2014 ditandatangani Surat Penetapan Rumah Sakit oleh Komandan Lanud Sultan Hasanuddin sebagai Rumah Sakit TNI AU dr. Dody Sarjoto sesuai Surat Keputusan Komandan Lanud Nomor 16 /V/2014 tanggal 26 Juni 2014 tentang Penetapan Rumah Sakit. Dr. Dody Sarjoto. Seorang dokter muda mulai bertugas di Skadron Udara 21 dalam suatu operasi rutin, ditengah cuaca buruk pesawat Skadron Udara 21 yang akan mendarat mengalami masalah dan jatuh kira-kira 1 km sebelah utara ”Run-way” Lanud Sultan Hasanuddin. Sebagai penghormatan untuk mengenang almarhum, nama beliau diusulkan untuk menjadi nama Rumah Sakit TNI AU dr. Dody Sarjoto yang berlokasi di Jl. Poros 5 Bandara Baru Sultan Hasanuddin.Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros. Kode Pos 90552, nomor telpon/Fax (0411)8954384, email [email protected] C. Sarana dan Prasarana. Bangunan Rumah Sakit Angkatan Udara dr.Dody Sarjoto yang telah tersedia dan telah dapat difungsikan sebagai pendukung tugas pokok dan layanan kesehatan pada umumnya adalah sebagai berikut : 1. Bangunan dan Prasarana. a. Luas bangunan RSAU dr. Dody Sarjoto ± 23.956 m2 b. Ruang Instalasi Gawat Darurat. c. Ruang Poliklinik Spesialis sebanyak sembilan ruangan. d. Ruangan Rawat Inap sebanyak 3 unit ruangan kelas dan bangsal, dengan 178 tempat tidur terpasang (dari Kuota 55 TT), terdiri : e. 1) Ruang Camar : 35 TT 2) Ruang Elang : 15 TT 3) Ruang Perinatologi : 5 TT Bangunan dan Instalasi Penunjang, terdiri dari : 1) Laboratorium. 2) Radiologi. 3) Apotek. 4) Linen Service, Laundry dan Sterilisasi. 5) Dapur Gizi. 6) Pemeliharaan Alat Kesehatan. 7) Gudang Material Kesehatan dan Umum. 8) Kantor Staf Manajemen. 9) Ruang Sekretariat. 10) Ruang Rapat Staf. 11) Toko dan kantor Koperasi. 12) Masjid. 13) Kamar Jenazah. 14) Area Parkir yang luas. 15) Mesin ATM BRI 6 D. Tugas Pokok Dan Fungsi RSAU dr. Dody Sarjoto 1. Tugas Pokok, meliputi: a. Dukungan kesehatan . RSAU dr. Dody Sarjoto harus mampu mendukung setiap kegiatan operasional, latihan maupun penerbangan lainnya yang dilaksanakan di Lanud Sultan Hasanuddin . b. Pelayanan Kesehatan. Dalam rangka dan meningkatkan kualitas kesehatan prajurit dan PNS TNI RSAU dr. Dody Sarjoto melaksanakan pelayanan kesehatan rawat jalan maupun rawat inap untuk anggota TNI, PNS serta keluarganya dan masyarakat umum yang membutuhkan pelayanan kesehatan. c. Pemeriksaan Kesehatan. RSAU dr. Dody Sarjoto melaksanakan rikkes periodik bagi anggota TNI dan PNS TNI serta rikkes non periodik untuk penerimaan anggota TNI AU dan PNS TNI AU. d. Pembinaan Jasmani. RSAU dr. Dody Sarjoto melaksanakan pembinaan jasmani bagi anggotanya guna meningkatkan kesemaptaan anggota guna menunjang tugas pokok. 2. Fungsi. Dalam meningkatkan profesionalisme, personel RSAU dr. Dody Sarjoto menjalankan fungsinya sebagai berikut: a. Latihan matra udara. RSAU dr. Dody Sarjoto selalu terlibat dalam setiap latihan yang diadakan oleh TNI AU di Lanud Sultan Hasanuddin . b. Pemeriksaan Kesehatan. RSAU dr. Dody Sarjoto mengadakan rikkes periodik untuk anggota TNI AU dan rikkes non periodik untuk anggota TNI, penerimaan calon Tamtama, calon Bintara dan Calon Perwira TNI AU. c. Penyelenggaraan Perawatan Personel. Perawatan personel RSAU dr. Dody Sarjoto dibawah perawatan Lanud Sultan Hasanuddin. Dalam pelaksanaannya RSAU dr. Dody Sarjoto selalu berkoordinasi dengan Lanud Sultan Hasanuddin . 7 d. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan terhadap prajurit dan PNS TNI merupakan salah satu tugas pokok RSAU dr. DODY SARJOTO, adapun rencana kegiatan yang akan dilaksanakan adalah : 1) Kegiatan preventif. Kegiatan kesehatan preventif meliputi pembinaan kesehatan lingkungan dan imunisasi. 2) Kegiatan Perawatan Spesialis. a) Rawat Jalan. Untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan anggota militer/PNS beserta keluarganya dalam TA. 2014 pelayanan rawat jalan dilaksanakan dengan meningkatkan pelayanan kesehatan dan profesionalisme kerja yang lebih baik. b) Rawat Mondok. Sebagaimana pelayanan kesehatan lainnya dalam TA. 2016 pelayanan rawat mondok diupayakan dengan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pasien TNI dan keluarganya yang dirawat di Rumah Sakit. c) Gawat Darurat Medik. Dalam melaksanakan penanggulangan dan perawatan kegawatdaruratan medis untuk TA. 2014 diupayakan untuk memberikan pelayanan yang lebih cepat, tepat dan berkualitas. BAB III VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN A. Visi. “ Terwujudnya Rumah Sakit dr. Dody Sarjoto menjadi rumah sakit yang profesional dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi anggota dan masyarakat umum di wilayah Indonesia bagian timur ” B. Misi. 1. Menyelenggarakan dukungan kesehatan yang diperlukan dalam setiap operasi TNI / TNI AU. 8 2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang prima dengan tetap memperhatikan aspek sosial 3. Membangun SDM yang profesional, Akuntabel dan berintegritas tinggi dalam memerikan pelayanan. C. Falsafah. “Keep Them Flying”. D. Landasan Nilai. Landasan nilai yang ingin dicapai oleh RSAU dr. Dody Sarjoto adalah “BINAR”. BINAR yang artinya: E. B : Bersih I : Indah N : Nyaman A : Andalan R : Ramah Tujuan. a. Terselenggaranya dukungan kesehatan terhadap operasi dan latihan TNI/ TNI AU. b. Sebagai pusat rujukan rumah sakit TNI AU di Indonesia Bagian Timur. c. Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu bagi anggota TNI, PNS, beserta keluarganya serta masyarakat umum. 9 BAB IV STRUKTUR ORGANISASI OPERASIONAL RSAU dr. DODY SARJOTO Struktur Organisasi Operasional RSAU dr. DODY SARJOTO. KA. RSAU dr. DODY SARJOTO ESELON PIMPINAN ESELON PEMBANTU PIMPINAN SPI KOMDIK KOMWAT KOMTEK TIM MUTU RS SESRUMKIT BENDAHARA TIM KPRS PENGADAAN KAMINMED TAUD URTU URMIN BEKKES URPERS UR BMN KAUR MINMED KAUR MED REK ESELON PELAKSANA DUKKES GADAR KAJANGKES UNIT ADMIN GADAR KAUNIT GUDANG KAUNIT UJIBAD R.ELANG KAUNIT JANGWAT TIM PKRS R. CAMAR R. HCU R. PERINAT TINGKAT PELAKSANA KLIN MATA KLIN RAD KLINIK PENY DALAM KLIN PAT.AN KLIN OBSGIN KLIN SYARAF KLIN BEDAH KLIN THT KLINIK ANAK KLINIK TB-DOTS TIM MEDIK HIV/AIDS TIM FARMASI THERAPI UNIT WATNAP UNIT LOGGADAR TIM TB DOTS TIM PONEK UNIT WATLAN KAUNIT HARALKES KAUNIT BANKES WATUM DIKLAT TIM ETIK RS TIM REKAM MEDIS TIM K3 TIM MANAJEMEN RESIKO TIM PPI KLIN KULKEL KLINIK PARU KLIN FISIOTERAPI KLIN ORTOPEDI KLINIK VCT-HIV INST. FARMASI INST. GIZI INST. BEDAH 10 Struktur dan Kedudukan Komite Keperawatan Rumah Sakit dr. Dody Sarjoto KARUMKIT ESELON PIMPINAN ---------------------------------------------------------------------------------------------------------ESELON PEMBANTU PIMPINAN/STAF SESRUMKIT POKLI SPI KOMMED SUBKOMITE KREDENSIAL KOMWAT SUBKOMITE MUTU PROFESI SUBKOMITE ETIK DAN DISIPLIN -------------------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------ESELON PELAKSANA TEKNIS DUKKES JANGKES BINKOM YANKES KESPREV KLINIK KLINIK PAKES GADAR WATUM 11 BAB V STRUKTUR ORGANISASI KOMITE KEPERAWATAN Struktur Organisasi KOMITE KEPERAWATAN RSAU dr. DODY SARJOTO. KARUMKIT dr. Rahmat Zainuddin,Sp.P Letkol Kes NRP 522751 KETUA KOMITE Erna Burhanuddin Letkol Kes Nrp 524549 WAKIL KETUA Achmad Zulfahmi Mayor Kes Nrp 525855 Ketua Sub Komite Kredensial PNS Ns. Firman, S.Kep NIP 198401052007121001 Ketua Sub Komite Etika & Profesi PNS Abdullah, S.Kep NIP 198307052007122001 Sekretaris PNS Ns. Afriani Nur, S.Kep NIP 198404202007122002 Ketua Sub Komite Mutu Profesi PHL Ns. Abriani, S. Kep 12 BAB VI PENYELENGGARAAN KOMITE KEPERAWATAN 1. Konsep Dasar Komite Keperawatan adalah wadah profesi di bidang keperawatan dan kebidanan yang mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan dan kebidanan melalui mekanisme Kredensial, penjagaan mutu profesi dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi, sehingga pelayanan asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan kepada pasien diberikan secara benar (ilmiah) sesuai standar yang baik (etis) sesuai kode etik profesi, serta hanya diberikan oleh tenaga keperawatan yang kompeten dengan kewenangan yang jelas. Komite Keperawatan adalah pembantu Karumkit dalam bidang profesi keperawatan/kebidanan, yang bertugas memberi masukan/saran/pertimbangan dalam rangka pelayanan keperawatan/kebidanan, baik diminta atau tidak diminta serta melakukan pengawasan, pengendalian dan penegakan kode etik keperawatan/kebidanan. Komite Keperawatan bertugas membantu Karumkit dalam melakukan Kredensial, pembinaan disiplin dan etika profesi tenaga keperawatan serta pengembangan profesional berkelanjutan. Dengan demikian Komite Keperawatan diharapkan dapat memberikan jaminan kepada bahwa tenaga keperawatan memiliki kompetensi kerja yang tinggi sesuai standar pelayanan dan berperilaku baik sesuai etika profesinya. 2. Hubungan dalam Struktur Organisasi Komite Keperawatan merupakan kelompok profesi tenaga keperawatan yang secara struktur fungsional berada di bawah kepala Rumah Sakit dan bertanggungjawab langsung kepada kepala Rumah Sakit dr. Dody Sarjoto. Dalam pelaksanaannya Kepala Rumah Sakit dr. Dody Sarjoto sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku menetapkan kebijakan, prosedur dan sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan fungsi dan tugas Komite Keperawatan. Komite Keperawatan bekerja sama dan melakukan koordinasi dengan kepala Perawatan Umum untuk memberikan masukan tentang perkembangan profesi keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit. 13 3. Pengorganisasian Komite Keperawatan Rumah Sakit dr. Dody Sarjoto terdiri dari ketua, sekretaris dan sub komite. Dalam melaksanakan tugasnya ketua komite dibantu oleh sub komite yang terdiri dari sub komite Kredensial, sub komite mutu profesi dan sub komite disiplin profesi. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh personil Komite Keperawatan yaitu memenuhi persyaratan kepangkatan dan jabatan, semangat profesionalisme, serta reputasi baik. Jumlah personil keanggotaan Komite Keperawatan disesuaikan dengan jumlah tenaga keperawatan di rumah sakit. Struktur dan kedudukan Komite Keperawatan dalam organisasi Rumah Sakit dr. Dody Sarjoto seperti gambaran berikut. Dalam melaksanakan fungsinya Komite Keperawatan dapat dibantu oleh panitia adhoc yang terdiri dari Mitra Bestari sesuai disiplin/spesifikasi dan peminatan tenaga keperawatan berdasarkan kebutuhan rumah sakit. 4. Uraian Tugas a. Komite Keperawatan adalah pembantu Karumkit dalam bidang profesi keperawatan/kebidanan, yang bertugas memberi masukan/saran/ pertimbangan dalam rangka pelayanan keperawatan/kebidanan, baik diminta maupun tidak diminta, serta melakukan pengwasan, pengendalian, dan penegakan kode etik keperawatan/kebidanan b. Dalam pelaksanaan tugas tersebut, komite keperawatan mempunyai tugas sebagai berikut : 1) Melaksanakan penyusunan rencana kerja komite keperawatan sebagai pedoman tugas, 2) Melaksanakan pemetaan kebutuhan kebijakan yang dibutuhkan terkait dengan penyusunan dan penetapan standar asuhan keperawatan/kebidanan di rumah sakit. 3) Melaksanakan penyusunan dan penetapan standar asuhan keprawatan/kebidanan, menyusun standar keperawatan dan model praktek keperawatan/kebidanan di rumah sakit. 4) Melaksanakan bimbingan dan supervisi teknis pelaksanaan asuhan keperawatan/kebidanan di lingkungan rumah sakit. 14 5) Melaksanakan analisis standar asuhan keperawatan/kebidanan dan model praktek keperawatan/kebidanan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit, 6) Memantau dan membina perilaku, etika dan profesionalisme tenaga keperawatan dan kebidanan. 7) Merencanakan dan merekomendasikan pengembangan profesi personel keperawatan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit. 8) Mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan satker/unit terkait dalam rangka pelaksanaan tugas. 9) Menyelia dan mengevaluasi hasil kerja bawahan setiap saat agar tercapai kinerja yang diharapkan. 10) Melaksanakan tugas pemantauan dan evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan dan kebidanan sesuai dengan standar dan profesionalisne serta menyusun laporan hasil evaluasi sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas. 11) Membantu Karumkit dalam kegiatan sistem pengawasan internal di rumah sakit terkait dengan profesionalisme perawat/bidan. 12) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah pimpinan. c. Komite Keperawatan dipimpin oleh Ketua Komite Keperawatan. Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya bertanggungjawab kepada Karumkit. d. Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, Ketua Komite Keperawatan dibantu oleh sekretaris, sub komite kredensial, sub komite mutu profesi dan sub komite etik dan disiplin. e. Tugas dan kewajiban Sub komite adalah sebagai berikut : 1) Subkomite Kredensial Proses Kredensial menjamin tenaga keperawatan kompeten dalam memberikan pelayanan keperawatan dan kebidanan kepada pasien sesuai dengan standar profesi. Proses Kredensial mencakup tahapan review, verifikasi dan evaluasi terhadap dokumen-dokumen yang berhubungan dengan kinerja tenaga keperawatan. Keperawatan Berdasarkan hasil proses Kredensial, Komite merekomendasikan kepada Karumkit untuk menetapkan Penugasan Klinis yang akan diberikan kepada tenaga keperawatan berupa 15 surat Penugasan Klinis. Penugasan Klinis tersebut berupa daftar Kewenangan Klinis yang diberikan oleh Karumkit kepada tenaga keperawatan untuk melakukan asuhan keperawatan atau asuhan kebidanan dalam lingkungan Rumah Sakit untuk suatu periode tertentu. a) Tujuan (1) Memberi kejelasan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan; (2) Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa tenaga keperawatan yang memberikan asuhan keperawatan dan kebidanan memiliki kompetensi dan Kewenangan Klinis yang jelas; (3) Pengakuan dan penghargaan terhadap tenaga keperawatan yang berada di semua level pelayanan. b) Tugas (1) (2) Menyusun daftar rincian Kewenangan Klinis; Menyusun buku putih (white paper) yang merupakan dokumen persyaratan terkait kompetensi yang dibutuhkan melakukan setiap jenis pelayanan keperawatan dan kebidanan sesuai dengan standar kompetensinya. Buku putih disusun oleh Komite Keperawatan dengan melibatkan Mitra Bestari (peer group) dari berbagai unsur organisasi profesi keperawatan dan kebidanan, kolegium keperawatan, unsur pendidikan tinggi keperawatan dan kebidanan; (3) Menerima hasil verifikasi persyaratan Kredensial dari bagian SDM meliputi: (a) ijazah; (b) Surat Tanda Registrasi (STR); (c) sertifikat kompetensi; (d) logbook yang berisi uraian capaian kinerja; (e) surat penyataan telah menyelesaikan program orientasi Rumah Sakit atau orientasi di unit tertentu bagi tenaga keperawatan baru; (f) surat hasil pemeriksaan kesehatan sesuai ketentuan. 16 (4) Merekomendasikan tahapan proses Kredensial : (a) perawat dan/atau bidan mengajukan permohonan untuk memperoleh Kewenangan Klinis kepada Ketua Komite Keperawatan; (b) ketua Kredensial Komite untuk Keperawatan melakukan menugaskan proses Subkomite Kredensial (dapat dilakukan secara individu atau kelompok); (c) sub komite membentuk panitia adhoc untuk melakukan review, verifikasi dan evaluasi dengan berbagai metode: porto folio, asesmen kompetensi; (d) sub komite memberikan laporan hasil Kredensial sebagai bahan rapat menentukan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan. (5) Merekomendasikan pemulihan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan. (6) Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan. (7) Membuat laporan seluruh proses Kredensial kepada Ketua Komite Keperawatan. c) Kewenangan Sub komite Kredensial mempunyai kewenangan memberikan rekomendasi rincian Kewenangan Klinis untuk memperoleh surat Penugasan Klinis (clinical appointment). d) Mekanisme Kerja (1) Mempersiapkan Kewenangan Klinis mencakup kompetensi sesuai area praktik yang ditetapkan oleh rumah sakit; (2) menyusun Kewenangan Klinis dengan kriteria sesuai dengan persyaratan Kredensial dimaksud; (3) melakukan assesmen Kewenangan Klinis dengan berbagai metode yang disepakati; (4) memberikan laporan hasil Kredensial sebagai rekomendasi memperoleh Penugasan Klinis dari Karumkit; bahan 17 (5) memberikan rekomendasi Kewenangan Klinis untuk memperoleh Penugasan Klinis dari Karumkit dengan cara: (a) tenaga keperawatan mengajukan permohonan untuk memperoleh Kewenangan Klinis kepada Ketua Komite Keperawatan; (b) ketua Komite Keperawatan menugaskan sub komite Kredensial untuk melakukan proses Kredensial (dapat dilakukan secara individu atau kelompok); (c) sub komite melakukan review, verifikasi dan evaluasi dengan berbagai metode: porto folio, asesmen kompetensi; (d) sub komite memberikan laporan hasil Kredensial sebagai bahan rapat menentukan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan. (e) melakukan pembinaan dan pemulihan Kewenangan Klinis secara berkala; (f) melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang di tetapkan. 2) Subkomite Mutu Profesi Dalam rangka menjamin kualitas pelayanan/asuhan keperawatan dan kebidanan, maka tenaga keperawatan sebagai pemberi pelayanan harus memiliki kompetensi, etis dan peka budaya. Mutu profesi tenaga keperawatan harus selalu ditingkatkan melalui program pengembangan profesional berkelanjutan yang disusun secara sistematis, terarah dan terpola/terstruktur. Mutu profesi tenaga keperawatan harus selalu ditingkatkan secara terus menerus sesuai perkembangan masalah kesehatan, ilmu pengetahuan dna teknologi, perubahan standar profesi, standar pelayanan serta hasil-hasil penelitian terbaru. Kemampuan dan keinginan untuk meningkatkan mutu profesi tenaga keperawatan di Rumah Sakit masih rendah, disebabkan karena beberapa hal antara lain: kemauan belajar rendah, belum terbiasa melatih berpikir kritis dan reflektif, beban kerja berat sehingga tidak memiliki waktu, fasilitas-sarana terbatas, belum berkembangnya berkelanjutan bagi tenaga keperawatan. sistem pendidikan 18 Berbagai cara dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu profesi tenaga keperawatan antara lain audit, diskusi, refleksi diskusi kasus, studi kasus, seminar/simposium serta pelatihan, baik dilakukan di dalam maupun di luar rumah sakit. Mutu profesi yang tinggi akan meningkatkan percaya diri, kemampuan mengambil keputusan klinik dengan tepat, mengurangi angka kesalahan dalam pelayanan keperawatan dan kebidanan. Akhirnya meningkatkan tingkat kepercayaan pasien terhadap tenaga keperawatan dalam pemberian pelayanan keperawatan dan kebidanan. a) Tujuan Memastikan mutu profesi tenaga keperawatan sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan dan kebidanan yang berorientasi kepada keselamatan pasien sesuai kewenangannya. b) Tugas (1) menyusun data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area praktik; (2) merekomendasikan perencanaan pengembangan profesional berkelanjutan tenaga keperawatan; (3) melakukan audit asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan; (4) c) memfasilitasi proses pendampingan sesuai kebutuhan. Kewenangan Subkomite mutu profesi mempunyai kewenangan memberikan rekomendasi tindak lanjut audit keperawatan dan kebidanan, pendidikan keperawatan dan kebidanan berkelanjutan serta pendampingan. d) Mekanisme (1) koordinasi dengan bidang keperawatan untuk memperoleh data dasar tentang profil tenaga keperawatan di RS sesuai area praktiknya berdasarkan jenjang karir; 19 (2) mengidentifikasi kesenjangan kompetensi yang berasal dari subkomite Kredensial sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan perubahan standar profesi. Hal tersebut menjadi dasar perencanaan CPD; (3) merekomendasikan perencanaan CPD kepada unit yang berwenang; (4) koordinasi dengan praktisi tenaga keperawatan dalam melakukan pendampingan sesuai kebutuhan; (5) melakukan audit keperawatan dan kebidanan dengan cara: (a) pemilihan topik yang akan dilakukan audit; (b) penetapan standar dan kriteria; (c) penetapan jumlah kasus/sampel yang akan diaudit; (d) membandingkan standar/kriteria dengan pelaksanaan pelayanan; (e) melakukan analisis kasus yang tidak sesuai standar dan kriteria; (f) menerapkan perbaikan; (g) rencana reaudit. (6) menyusun laporan kegiatan subkomite untuk disampaikan kepada Ketua Komite Keperawatan. 3) Subkomite Etik Dan Disiplin Profesi Setiap tenaga keperawatan harus memiliki disiplin profesi yang tinggi dalam memberikan asuhan keperawatan dan kebidanan dan menerapkan etika profesi dalam praktiknya. Profesionalisme tenaga keperawatan dapat ditingkatkan dengan melakukan pembinaan dan penegakan disiplin profesi serta penguatan nilai-nilai etik dalam kehidupan profesi. Nilai etik sangat diperlukan bagi tenaga keperawatan sebagai landasan dalam memberikan pelayanan yang manusiawi berpusat pada pasien. Prinsip “caring” merupakan inti pelayanan yang diberikan oleh tenaga keperawatan. Pelanggaran terhadap standar pelayanan, disiplin profesi keperawatan dan kebidanan hampir selalu dimulai dari pelanggaran nilai moral-etik yang akhirnya akan merugikan pasien dan masyarakat. 20 Beberapa faktor yang mempengaruhi pelanggaran atau timbulnya masalah etik antara lain tingginya beban kerja tenaga keperawatan, ketidakjelasan Kewenangan Klinis, menghadapi pasien gawat-kritis dengan kompetensi yang rendah serta pelayanan yang sudah mulai berorientasi pada bisnis. Kemampuan praktik yang etis hanya merupakan kemampuan yang dipelajari pada saat di masa studi/pendidikan, belum merupakan hal yang penting dipelajari dan diimplementasikan dalam praktik. Berdasarkan hal tersebut, penegakan disiplin profesi dan pembinaan etika profesi perlu dilakukan secara terencana, terarah dan dengan semangat yang tinggi sehingga pelayanan keperawatan dan kebidanan yang diberikan benar-benar menjamin pasien akan aman dan mendapat kepuasan. a) Tujuan (1) agar tenaga keperawatan menerapkan prinsip-prinsip etik dalam memberikan asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan; (2) melindungi pasien dari pelayanan yang diberikan oleh tenaga keperawatan yang tidak profesional; (3) memelihara dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan. b) Tugas (1) melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan; (2) melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan; (3) melakukan penegakan disiplin profesi keperawatan dan kebidanan; (4) merekomendasikan penyelesaian masalah-masalah pelanggaran disiplin dan masalah-masalah etik dalam kehidupan profesi dan asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan; (5) merekomendasikan pencabutan Kewenangan Klinis dan/atau surat Penugasan Klinis (clinical appointment); (6) memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan. 21 c) Kewenangan Subkomite etik dan disiplin profesi mempunyai kewenangan memberikan usul rekomendasi pencabutan Kewenangan Klinis (clinical privilege) tertentu, memberikan rekomendasi perubahan/modifikasi rincian Kewenangan Klinis (delineation of clinical privilege), serta memberikan rekomendasi pemberian tindakan disiplin. d) Mekanisme kerja (1) melakukan prosedur penegakan disiplin profesi dengan tahapan: (a) mengidentifikasi sumber laporan kejadian pelanggaran etik dan disiplin di dalam rumah sakit; (b) melakukan telaah atas laporan kejadian pelanggaran etik dan disiplin profesi. (2) membuat keputusan. Pengambilan keputusan pelanggaran etik profesi dilakukan dengan melibatkan panitia Adhoc. (3) melakukan tindak lanjut keputusan berupa: (a) pelanggaran etik direkomendasikan kepada organisasi profesi keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit melalui Ketua Komite; (b) pelanggaran disiplin profesi diteruskan kepada direktur medik dan keperawatan/direktur keperawatan melalui Ketua Komite Keperawatan; (c) rekomendasi pencabutan Kewenangan Klinis diusulkan kepada Ketua Komite Keperawatan untuk diteruskan kepada kepala/direktur Rumah Sakit. (4) Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan, meliputi: (a) pembinaan ini dilakukan secara terus menerus melekat dalam pelaksanaan praktik keperawatan dan kebidanan seharihari. 22 (b) menyusun program pembinaan, mencakup jadwal, materi/topik dan metode serta evaluasi. (c) metode pembinaan dapat berupa diskusi, ceramah, lokakarya, “coaching”, simposium, “bedside teaching”, diskusi refleksi kasus dan lain-lain disesuaikan dengan lingkup pembinaan dan sumber yang tersedia. (d) menyusun laporan kegiatan sub komite untuk disampaikan kepada Ketua Komite Keperawatan. 23 BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA Dalam melaksanakan tugasnya, Komite Keperawatan berhubungan, berkoordinasi, dan terkait dengan unit-unit lain di RSAU dr. Dody Sarjoto antara ldengan komite Medis unit rawat jalan, unit rawat inap dan unit-unit lainnya yang membutuhkan kerja sama dengan Komite Keperawatan A. Tata hubungan Komite Keperawatan dengan unit lain. KOMITE MEDIS RAWAT INAP KOMITE KEPERAWATAN RAWAT JALAN UNIT-UNIT TERKAIT B. Hubungan Komite Keperawatan Dengan Unit-Unit Lainnya. Komite Keperawatan adalah organisasi fungsional profesi keperawatan di Rumah Sakit TNI AU dr Dody Sarjoto yang mempunyai tugas untuk tetap menjaga dan meningkatkan profesionalisme di bidang keperawatan dengan meningkatakan mutu layanan keperawatan, memegang teguh etika profesi dan mengembangkan sumber daya tenaga keperawatan mempunyai hubungan yang erat komite medis,, Unit rawat jalan dan unit rawat inap dalam kaitannya dengan pengembangan sumber daya tenaga keperawatan dan peningkatan profesionalisme keperawatan agar tercapai peningkatan mutu pelayanan kesehatan Sarjoto. program di Rumah Sakit Angkatan Udara dr. Dody 24 BAB VIII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONEL Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personel Komite Keperawatan meruapakan organisasi fungsional profesi keperawatan, yang bertugas merencanakan, mengoordinasikan dan mengendalikan penerapan pelaksanaan program kerja serta menjaga dan meningkatakan profesionalme di bidang keperawatan dengan meningkatakn mutu layanan keperawatan, memegang teguh etika profesi dan mengembangkan sumber daya tenaga keperawatan. Tugas-tugas Komite keperawatan dilaksanakan oleh ketua Komite Keperawatan, wakil ketua komite keperawatan, ketua sub Komite Etik, ketua sub komite Mutu pelayanan keperawatan dan ketua sub komite pengembangan sumber daya manusia yang masing-masing mempunyai uraian tugas yang saling mendukung dan melengkapi. Ketua Komite Keperawatan sebagai pimpinan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya bertanggung jawab kepada Kepala Rumah Sakit. Kebutuhan tenaga komite keperawatan disusun sesuai dengan kebutuhan organisasi profesi keperawatan Rumah Sakit Tingkat III, dengan pola ketenagaan sebagai berikut: Jabatan Pengawakan Personel Ketua komite keperawatan Wakil ketua 1 Ketua sub komite etik 1 Ketua sub komite mutu yankep 1 Ketua sub komite bang SDM 1 1 25 BAB IX KEGIATAN ORIENTASI A. Pengertian Program orientasi pegawai baru merupakan suatu program pengenalan awal tempat bekerja, yang bertujuan untuk memberikan informasi dasar yang diperlukan pegawai baru, mencakup informasi tentang tempat kerja yang baru dengan unit-unit terkait lainnya beserta tatalaksana menjalankan tugas masing-masing bagian, sebagai pedoman bagi pegawai baru dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja yang baru, sehingga yang bersangkutan siap menjalankan tugasnya secara mandiri. B. Tujuan Tujuan Program antara lain : 1. Memberikan pedoman dan arah yang jelas bagi penanggung jawab pelaksana program orientasi pegawai baru dalam memberikan bimbingan dan arahan terhadap pegawai baru yang bersangkutan. 2. Memberikan gambaran bagi pegawai baru dalam proses pengenalan lingkungan kerja yang baru, mengetahui unit-unit terkait lainnya dan bagaimana tatalaksana menjalankan tugas sebagai persiapan awal menjalankan tugas. C. D. Kriteria Pegawai Baru 1. Tenaga baru pertama kali bekerja. 2. Tenaga pindahan (rotasi) dari bagian lain dalam lingkungan rumah sakit. 3. Tenaga pindahan dari rumah sakit / satuan lain. Prosedur Orientasi Karyawan Baru 1. Tahap Perkenalan (Minggu I). a. Komite Keperawatan menerima pegawai yang baru, kemudian mengantarkan menghadap kepada Kepala Rumah Sakit. b. Kepala rumah sakit menerima pegawai baru. c. Kepala rumah sakit mengenalkan pegawai baru ke seluruh staf rumah sakit pada saat apel pertama kali. d. Pegawai baru memperkenalkan diri secara lebih detail kepada seluruh anggota rumah sakit. 26 e. Kepala rumah sakit menjelaskan Visi, misi, tujuan dan sasaran rumah sakit. 2. Tahap Pengenalan Kerja. Ketua Komite perawatan memberikan penjelasan tentang: a) Uraian tugas dan fungsi komite keperawatan b) Prosedur tetap yang berlaku di rumah sakit. c) Uraian tugas pokok dan fungsi pegawai yang bersangkutan. 3. Tahap Penugasan 1) Selesai masa orientasi pegawai baru diberi tugas sesuai dengan bidang tugasnya 2) Pegawai baru tersebut mulai melaksanakan tugasnya secara mandiri JADWAL PROGRAM ORIENTASI PEGAWAI BARU E. Jadwal WAKTU Minggu I Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke-3 sampai ke-5 KEGIATAN Tahap perkenalan : Pertemuan dengan kepala rumah sakit Kepala rumah sakit memperkenalkan pegawai kepada seluruh staf Kepala rumah sakit menjelaskan tentang: Visi, misi, tujuan dan sasaran RS. Tahap pengenalan kerja : Ketua komite keperawatan menjelaskan tentang: Uraian tugas dan fungsi komite keperawatan Prosedur tetap yang berlaku di rumah sakit. Uraian tugas pokok dan fungsi pegawai yang bersangkutan PEMBIMBING 27 Minggu II Hari ke-8 ● Selesai masa orientasi pegawai baru diberi tugas sesuai dengan bidang tugasnya ● Pegawai baru tersebut mulai melaksanakan tugasnya secara mandiri BAB X PERTEMUAN / RAPAT A. Rapat Rutin a. Komite Keperawatan menyelenggarakan rapat rutin setiap 1 minggu sekali pada waktu dan tempat yang ditentukan oleh ketua komite keperawatana setelah berkoordinasi dengan Kepala Rumah Sakit. b. Rapat rutin dihadiri oleh Ketua komite keperawatan, wakil ketua komite keperawatan, sekertaris, ketua-ketua sub komita, kawatum, kawatdok, kawatlan, kepala-kepala ruangan dan perwakilan anggota komite keperawatan serta para pejabat yang dianggap perlu untuk menghadiri rapat rutin tersebut. B. Rapat Khusus. Rapat khusus Komite Keperawatan diselenggarakan dalam hal : 1. Diperintahkan ketua Komite Keperawatan untuk hal- hal yang memerlukan penetapan kebijakan dengan segera. 2. Sekertaris Komite keperawatan menyampaikan pemberitahuan rapat khusus beserta agenda rapat kepada Ka Unit yang berhak hadir dua puluh empat jam sebelum rapat tersebut dilaksanakan. 3. Pemberitahuan rapat khusus harus menyebutkan secara spesifik hal-hal yang akan dibicarakan dalam rapat tersebut dan rapat hanya akan membicarakan hal-hal yang tercantum dalam pemberitahuan tersebut. 28 BAB XI PELAPORAN A. Sumber Data Sumber data yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan pelaporan ketua komite keperawtan diperoleh berdasarkan : Laporan dari unit terkait : adalah laporan yang dibuat oleh kepala unit terkecil/ kepala ruangan/ kepala poliklinik/ atau kepala bagian secara tertulis untuk diserahakan kepada ketua komite keperawatan B. Penyelesaian Masalah 1. Ketua Komite Keperawatan menerima laporan tertulis dari kepala unit terkecil/ kepala ruangan/ kepala poliklinik atau kepala bagian secara tertulis 2. Ketua komite keperawatan akan meneruskan kepada sub komite yang terkait untuk mengkaji dan mempelajari masalah tersebut 3. Ketua menunjuk sub komite terkait sebagai ketua tim dan menunjuk anggota 3 orang tambahan dari sub komite lain sebagai pendamping 4. Ketua tim mengadakan rapat dan membuat saran pemecahan masalah kepada ketua komite 5. Setelah keputusan diperoleh sekertaris memmbuat surat laporan untuk diteruskan ke kepala rumah sakit atau ke kepala keperawatan agar disampaikan kepada pihak yang terkait 5. Sekertaris menyusun laporan tahunan yang diberikan kepada kepala rumah sakit C. Masa kerja Masa kerja keanggotaan komite keperawatan selama 2 (dua ) tahun, selanjutnya dapat dipilih kembali dalam rapat paripurna panitia pemilihan komite keperawatan D. Biaya Operasional Biaya operasional Komite Keperawatan dibebankan pada anggaran Rumah Sakit TNI AU dr Dody Sarjoto 29 BAB XII PENUTUP Demikian Pedoman Organisasi komite keperawatan ini disusun agar dapat dipakai sebagai pegangan dan acuan oleh selluruh anggota komite keperawatan dalam melaksanakan kegiatan komite keperawatan di rumah sakit, dan sebagai dasar pedoman bagi unit yang lain dalam melaksanakan tugas poko dan fungsi masing-masing. . Ditetapkan di Maros Pada tanggal Juli 2016 Kepala RSAU dr. Dody Sarjoto dr. Rahmat Zainuddin Sp.P. Letkol Kesl Kes NRP 522751