BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis kuliner di Indonesia merupakan fenomena yang sangat menarik untuk kita teliti. Setiap bisnis kuliner, pengusaha dituntut untuk mampu bersaing dan bertahan melawan pesaing, karena kegiatan usaha pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal guna mempertahankan keberadaan usaha kuliner mereka. Banyaknya usaha kuliner yang berlomba untuk mendapatkan konsumen menjadikan kompetisi antar usaha kuliner berlangsung semakin ketat. Persaingan yang sangat ketat tersebut menuntut para pengusaha untuk dapat menentukan langkah yang tepat, yaitu dalam upaya memenuhi kebutuhan konsumen yang selalu berubah-ubah setiap waktu. Bisnis kuliner yang meliputi usaha jasa makanan dan minuman dapat kita lihat bahwa sudah diatur dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 7 Tahun 2012 mengenai penyelenggaraan kepariwisataan. Peraturan tersebut tertuang dalam pasal 18 yang menjelaskan bahwa usaha jasa makanan dan minuman merupakan usaha penyedia makanan dan minuman yang dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan dan penyajian. Usaha jasa makanan dan minuman tersebut meliputi : restoran, restoran waralaba, kafe, pusat penjualan makanan dan minuman (pujasera) dan jasa boga (cathering). Kota Bandung merupakan salah satu kota yang memiliki daya tarik yang tinggi bagi para wisatawan, khususnya pada bidang makanan dan minuman atau kuliner. Kuliner yang ada dikota Bandung merupakan yang paling diminati oleh 1 2 pemburu kuliner yang berada didalam maupun luar kota Bandung. Hal inilah yang membuat bisnis kuliner dikota Bandung semakin berkembang. Hal tersebut menjadikan kota Bandung pada tahun 2015 masuk dalam destinasi wisata kuliner di Indonesia yang ditetapkan oleh Kementrian Pariwisata. Dikutip dalam Kompas.com, menyatakan bahwa Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia, salah satunya dengan menetapkan tiga destinasi wisata kuliner yakni Bali, Bandung dan Joglosemar (Yogyakarta, Solo, Semarang). Kota Bandung memang terkenal sebagai kota yang banyak menghadirkan beragam kuliner kepada masyarakat. Hampir setiap kuliner yang ada dikota Bandung dapat diterima dan digemari oleh khalayak. Hal ini mendapat perhatian yang serius dari pemerintah Kota Bandung dalam RPJMD (Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Kota Bandung 2013-2018. Hal ini tertuang dalam Misi 4 yaitu “Membangun perekonomian yang kokoh, maju, dan berkeadilan”, dimana salah satu sasarannya adalah “Berkembangnya sentra industri potensial, industri kreatif, industri kecil menengah, koperasi dan UMK”. Ekspektasi masyarakat global terhadap pertumbuhan ekonomi kreatif yang sangat tinggi menuntut agresivitas pemerintah dalam menggerakkan relung perekonomian yang sedang berkembang ini. Tiga sektor utama industri ekonomi kreatif yakni fashion, kerajinan dan kuliner secara nyata telah tersedia di Kota Bandung. Hal ini menguatkan bahwa industri kuliner yang ada dikota Bandung menjadi salah satu sektor yang berkontribusi terhadap kemajuan daerah Jawa Barat khususnya kota Bandung. Dibawah ini peneliti sajikan data mengenai kontribusi subsektor kreatif yang ada dikota Bandung tahun 2018 yang perekonomian dikota Bandung sebagai berikut: berkontribusi dalam kemajuan 3 Tabel 1.1 Kontribusi Subsektor Industri Kreatif Kota Bandung Tahun 2018 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. Industr Kreatif Fashion Kerajinan Kuliner Periklanan Desain Arsitektur Penerbitan & Percetakam Fotografi Musik Tv & Radio Pasar & Barang Seni Layanan Komputer & Piranti Lunak R&D Aplikasi & Permainan Interaktif Seni Pertunjukan Film, Animasi dan Video Jumlah 709.523.063.000 480.720.793.000 215.006.989.000 120.180.198.000 117.448.830.000 54.527.363.000 44.345.191.000 12.324.044.000 12.324.044.000 13.437.937.000 10.925.472.000 6.718.968.000 5.375.175.000 3.359.484.000 2.821.967.000 1.343.794.000 Persentase 39.14% 26,52% 11,82% 6,65% 6,51% 3,02% 2,45% 0,68% 0,68% 0,74% 0,60% 0,37% 0,29% 0,18% 0,15% 0,08% Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Berdasarkan data pada tabel 1.1 diatas dapat kita lihat bahwa terdapat 16 subsektor industri kreatif dikota Bandung yang berkontribusi terhadap PDB kota Bandung tahun 2018. Berdasarkan hal tersebut, kita lihat bahwa yang peneliti tandai dengan warna hijau merupakan tiga subsektor utama industri ekonomi kreatif, dimana peringkat pertama yaitu industri Fashion, dilanjutkan dengan industri Kerajinan dan yang ketiga yaitu industri Kuliner. berdasarkan data tersebut industri kuliner masuk dalam tiga subsektor utama industri kreatif kota Bandung dengan menduduki peringkat terbawah, artinya bahwa dari ketiga subsektor utama tersebut bahwa industri kuliner masih kalah bersaing dengan kedua industri utama lainnya yakni Fashion dan Kerajinan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada industri kreatif pada bidang Kuliner tersebut. Kota Bandung terkenal memiliki banyak tempat kuliner yang tersebar di beberapa daerah di dan sekitar kota Bandung. Para pengusaha kuliner harus memiliki ciri khas tersendiri akan kuliner yang mereka pasarkan, agar meraih 4 pangsa pasar yang mereka inginkan. Persaingan bisnis yang semakin dinamis, kompleks dan tidak pasti memacu para pelaku usaha untuk dapat berpikir secara kreatif dan inovatif agar selalu memberikan diferensiasi serta keunggulan bagi perusahaannya. Salah satu daerah kuliner yang terkenal dikota Bandung yakni daerah riau, dago dan cicendo. Berikut ini peneliti menyajikan data mengenai daerah kuliner yang paling popular di dan sekitar Kota Bandung : Tabel 1.2 Daerah Kuliner Popular di dan Sekitar Kota Bandung No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. Nama Daerah Riau Cicendo Dago Buah Batu Sukajadi Braga Andir Sumur Bandung Lembang Ciumbuleuit Astana Anyar Bandung Wetan Pungkur Lengkong Cihampelas Pasirkoja Pasteur Pasir Kaliki Geger Kalong Dago Pakar Sersan Bajuri Cidadap Surapati Cikutra Sarijadi Kiaracondong Margacinta Batununggal Cibiru Ujung Berung Sumber : Zomato.com, Bandung 2019 Jumlah Tempat Kuliner 656 342 301 275 265 247 202 194 174 158 157 152 151 144 138 124 114 103 90 66 61 55 51 47 46 42 36 24 19 18 5 Berdasarkan tabel 1.2 diatas dapat peneliti simpulkan bahwa terdapat 30 daerah kuliner yang paling popular di dan sekitar Kota Bandung berdasarkan situs Zomato.com. Peringkat pertama ditempati oleh daerah jalan riau kota Bandung dengan jumlah tempat kuliner sebanyak 656. Hal ini memperlihatkan bahwa persaingan industri kuliner di jalan riau sangatlah ketat dan kompetitif. Para pengusaha kuliner harus memperhatikan usahanya agar tidak kalah dengan para pesaing yang sangat banyak dan kompetitif. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di daerah jalan riau tersebut. Daerah jalan riau memang terkenal akan wisata kuliner dan fashion dikota Bandung. Peneliti mengutip pada situs TribunJabar.id yang menyatakan bahwa jalan RE Martadinata kota Bandung, atau lebih dikenal dengan sebutan jalan riau sudah tersohor sebagai pusat fashion dan kuliner. Begitu banyak factory outlet, hotel, restoran hingga kafe berjejer sepanjang mulai simpang ahmad yani hingga jalan merdeka, dipertigaan jalan H ir Djuanda (Dago). Sama seperti daerah-daerah lainnya, kawasan Riau ini dulunya dipenuhi oleh bangunan-bangunan berarsitektur Indies peninggalan kolonial Belanda. Laman Lanospace menyebutkan, di zaman kemerdekaan, kawasan ini menjadi perumahan tempat tinggal dan perkantoran TNI AD. Namun seiring berjalannya waktu, kini Jalan Riau telah gegap gempita dan bahkan menjadi tempat yang paling banyak memiliki ragam kuliner dikota Bandung. Berdasarkan hal tersebut, memperlihatkan bahwa jalan riau memang menjadi salah satu daerah dikota Bandung yang memiliki wisata kuliner yang terkenal dikalangan masyarakat. Dibawah ini peneliti sajikan data mengenai rekomendasi wisata kuliner yang ada dijalan riau sebagai berikut: 6 Tabel 1.3 Rekomendasi Kuliner Populer dijalan Riau No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. Nama Marugamen Udon Pizza Hut Konro Marannu Justus Steak House Cimanuk Bilbao Brasserie Karnivor Restaurant Humming Bird Eatery Bandung De Paviljoen Dakken Restaurant Suis Butcher Steak House Café Bali Bakmi Jogja Bengawan Parit 9 Seafood Paviliun Sunda Warung Misbar Iga Bakar Mas Giri Roemah Nenek Donwoori Mai Suki Please Please Please Café & Resto Kedai Belacan Bandung Captain’s Seafood Selera Riau Bandung Warung Sangrai Nasi Kalong Ma’ Uneh Alamat LLRE Martadinata street No. 112 LLRE Martadinata street No. 126 LLRE Martadinata street No. 189 Jl. Cimanuk No. 8 Jl. Cimanuk No. 12 LLRE Martadinata street No. 127 Jl. Progo No. 14 LLRE Martadinata street No. 68 LLRE Martadinata street No. 67 LLRE Martadinata street No. 201 LLRE Martadinata street No. 211215 Jl. Taman pramuka No. 183 Jl. Anggrek No. 61 LLRE Martadinata street No. 97 LLRE Martadinata street No. 28A LLRE Martadinata street No. 118 Jl. Tm. Cibeunying sel No. 47 Jl. Lombok No.8 LLRE Martadinata street No. 18 Jl. Progo No. 7 Rating 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,4 4,4 4,4 4,4 4,3 4,3 Ulasan 3.219 2.165 1.574 1.901 1.073 7.529 2.684 2.684 2.125 2.431 2.376 4,3 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2 4,1 1.047 3.315 2.078 1.761 1.494 1.204 1.184 560 893 Jl. Halmahera No. 4 Jl. Soka No. 17 LLRE Martadinata street No. 56 LLRE Martadinata street No. 63 LLRE Martadinata street No. 102 LLRE Martadinata street No. 157 4,1 4,1 4,0 4,0 3,9 3,9 798 396 1.260 166 1.274 335 Sumber : Google Maps, 2019 Berdasarkan tabel 1.3 diatas dapat peneliti simpulkan bahwa jumlah kuliner yang direkomendasikan berdasarkan googlemaps.com yakni sebanyak 26 kuliner. Peringkat pertama ditempati oleh Marugamen Udon yang berada dijalan LLRE Martadinata No. 112 Kota Bandung, dengan mendapatkan rating sebesar 4,5 dan ulasan sebanyak 3.219. Kemudian peringkat terendah ditempati oleh rumah makan Ma’ Uneh jalan LLRE Martadinata No. 157 Kota Bandung, dengan mendapatkan rating 3,9 dan ulasan sebanyak 335. Hal tersebut mengindikasikan adanya masalah pada rumah makan Ma’ Uneh yang dilihat berdasarkan rendahnya rating dan ulasan yang diberikan oleh konsumen. 7 Rumah makan Ma’ Uneh merupakan salah satu rumah makan khas sunda yang ada dikota Bandung. Selain rumah makan Ma’ Uneh yang berada dijalan riau, rumah makan Ma’ Uneh juga tersebar dibeberapa daerah dikota Bandung, diantaranya dijalan Padjajaran dan jalan Setiabudi. Berdasarkan hasil wawancara dengan manajer rumah makan Ma’ Uneh jalan riau, menyatakan bahwa rumah makan Ma’ uneh memiliki tiga lokasi yang berbeda yaitu yang pertama dijalan padjajaran, yang kedua dijalan setiabudi dan yang ketiga di jalan riau. Kemudian manajer rumah makan Ma’ Uneh jalan riau juga mengatakan bahwa rumah makan Ma’ uneh dijalan riau merupakan yang paling sedikit pendapatannya dibandingkan yang lain, bahkan rumah makan Ma’ uneh yang disetibudi pendapatannya bisa tiga kali lipat dari rumah makan Ma’ uneh jalan riau tersebut, walaupun tidak disebutkan besaran perbedaan pendapatannya tersebut. Oleh karena itu peneliti menyajikan data untuk menguatkan penelitian yang dilakukan di rumah makan Ma’ Uneh jalan riau tersebut dengan melihat besaran rating dan ulasan ketiga rumah makan Ma’ Uneh tersebut, berdasarkan google maps sebagai berikut ini: Tabel 1.4 Rating Ketiga Rumah Makan Ma’ Uneh dikota Bandung No. Nama Rumah Makan Alamat Rating Ulasan 1. Rumah Makan Ma’ Uneh Jl. Pajajaran, Gg. Terasana No.132 4.2/5 487 2. Rumah Makan Ma’ Uneh Jl. Dr. Setiabudi No.159 4/5 996 3. Rumah Makan Ma’ Uneh LLRE Martadinata street No. 157 3.9/5 335 Sumber : Google maps, 2019 Berdasarkan tabel 1.4 diatas memperlihatkan bawah rumah makan Ma’ Uneh terdapat di beberapa lokasi dikota Bandung yakni di jalan padjajaran, jalan setiabudi dan jalan riau. Berdasarkan hal tersebut dapat kita lihat bahwa rumah 8 makan Ma’ uneh dijalan padjajaran berada pada posisi pertama dengan rating sebesar 4.2 dan ulasan sebanyak 487, sedangkan posisi kedua yakni rumah makan Ma’ Uneh dijalan setiabudi dengan rating sebesar 4 dengan ulasan sebanyak 996, dan rumah makan Ma’ Uneh jalan riau berada diposisi terbawah diantara rumah makan Ma’ Uneh lainnya dengan rating sebesar 3.9 dengan ulasan sebanyak 335. Berdasarkan hal tersebut memperlihatkan adanya indikasi permasalahan pada rumah makan Ma’ uneh dijalan riau terseut berdasarkan rendahnya rating dan ulasan yang didapatkan. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk menjadikan rumah makan Ma’Uneh jalan LLRE Martadinata No. 157 atau biasa disebut jalan riau sebagai lokasi penelitian. Menjaga kelestarian makanan tradisional di tengah gempuran makanan asing sangat penting untuk dilakukan, tidak hanya menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya, menjaga eksistensi kuliner tradisional serta menempatkannya sejajar atau bahkan lebih tinggi dari kuliner asing, akan memberi dampak yang luas bagi masyarakat. Berdasarkan hal tersebut kemaju di sektor industri kuliner bisa terus maju, diikuti dengan pelestarian budaya masyarakat sunda melalui makanan khas daerah sehingga tidak hilang ditelan zaman. Pemasaran tidak hanya menentukan sasaran dan target pasarnya tetapi perusahaan juga harus menciptakan produknya dengan baik. Tugas pemasar ialah memberikan daya tarik kepada konsumen sehingga konsumen mau membeli produk yang kita jual. Berdasarkan dari data yang peneliti peroleh dengan melakukan teknik pengumpulan dengan menggunakan wawancara pada rumah makan Ma’ Uneh jalan riau Kota Bandung, didapat informasi berupa jumlah konsumen yang datang selama bulan januari hingga desember tahun 2018 sebagai berikut : 9 Tabel 1.5 Data Jumlah Konsumen Rumah Makan Ma’ Uneh Tahun 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Konsumen 3.280 3.033 3.093 2.995 2.841 3.090 2.900 3.228 2.938 3.248 2.995 3.361 Keterangan (-) 247 (+) 60 (-) 98 (-) 154 (+) 249 (-) 190 (+) 328 (-) 290 (+) 310 (-) 250 (+) 366 Sumber : Rumah Makan Ma’ Uneh Berdasarkan tabel 1.5 diatas dapat peneliti simpulkan bahwa jumlah konsumen yang datang ke rumah makan Ma’ Uneh selama bulan januari hingga desember 2018 mengalami ketidakstabilan. Hal tersebut memperlihatkan adanya masalah pada rumah makan Ma’ Uneh jalan riau. Penurunan jumlah konsumen yang datang berdampak pada pendapatan di rumah makan Ma’ Uneh jalan riau. Berikut ini peneliti sajikan data pendapatan yang diperoleh dari hasil wawancara di rumah makan Ma’ Uneh jalan riau Kota Bandung dari bulan januari hingga desember 2018 sebagai berikut: Tabel 1.6 Data Pendapatan Rumah Makan Ma’ Uneh Tahun 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Pendapatan Rp. 246.500.000 Rp. 227.650.000 Rp. 232.000.000 Rp. 224.750.000 Rp. 213.150.000 Rp. 232.000.000 Rp. 217.500.000 Rp. 242.150.000 Rp. 220.400.000 Rp. 243.600.000 Rp. 224.750.000 Rp. 252.300.000 Sumber : Rumah Makan Ma’ Uneh Target Penjualan Rp. 300.000.000 Rp. 300.000.000 Rp. 300.000.000 Rp. 300.000.000 Rp. 300.000.000 Rp. 300.000.000 Rp. 300.000.000 Rp. 300.000.000 Rp. 300.000.000 Rp. 300.000.000 Rp. 300.000.000 Rp. 300.000.000 Keterangan (-) Rp. 53.500.000 (-) Rp. 72.350.000 (-) Rp. 68.000.000 (-) Rp. 75.250.000 (-) Rp. 86.850.000 (-) Rp. 68.000.000 (-) Rp. 82.500.000 (-) Rp. 57.850.000 (-) Rp. 79.600.000 (-) Rp. 56.400.000 (-) Rp. 75.250.000 (-) Rp. 47.700.000 10 Berdasarkan tabel 1.6 diatas dapat peneliti simpulkan bahwa pendapatan pada rumah makan Ma’ Uneh mengalami ketidakstabilan, bahkan pada setiap bulannya tidak ada yang mencapai target penjualan yang telah ditetapkan oleh rumah makan Ma’ Uneh. Hal tersebut menandakan adanya masalah pada rumah makan Ma’ Uneh jalan riau. Pendapatan yang tidak stabil mengindikasikan terjadinya volume penjualan yang tidak stabil pula. Volume penjualan yang tidak stabil biasanya menunjukkan hasrat beli konsumen yang lemah atau menunjukkan penolakan. Hal tersebut selaras dengan pendapat Fandy Tjiptono (2014:5) yang menyatakan bahwa volume penjualan yang menurun diindikasikan terdapat keputusan pembelian konsumen yang rendah. Berikut ini peneliti sajikan data penguat berupa hasil penelitian pendahuluan mengenai variabel dependen, yang memperlihatkan bahwa adanya masalah pada keputusan pembelian pada rumah makan Ma’ Uneh sebagai berikut: Tabel 1.7 Hasil Penelitian Pendahuluan Mengenai Variabel Dependen pada Rumah Makan Ma’ Uneh No. Indikator Pernyataan 1. Kepuasan Konsumen Saya sangat puas dengan pelayanan yang diberikan di Ma’ Uneh Saya sangat puas dengan produk yang ditawarkan di Ma’ Uneh 2. 3. Keputusan Pembelian Loyalitas Jawaban Responden SS S CS TS STS 2 15 13 0 0 Ratarata 3,63 4 10 16 0 0 3,6 Ma’ Uneh menjadi pilihan utama saya dalam membeli makanan Saya sudah mencari informasi pada beberapa rumah makan sunda di Bandung dan saya memilih Ma’ Uneh 1 3 12 14 0 2,7 2 4 10 11 3 2,7 Saya akan melakukan pembelian ulang di Ma’ Uneh Saya akan merekomendasikan Ma’ Uneh kepada teman-teman dan keluarga saya 5 10 15 0 0 3,66 4 15 11 0 0 3,76 Sumber : Data Diolah Peneliti, 2019 11 Berdasarkan data pada tabel 1.7 diatas dapat peneliti simpulkan bahwa bagian yang ditandai dengan warna kuning merupakan variabel yang diindikasikan mengalami permasalahan. Variabel tersebut yaitu mengenai keputusan pembelian. Hal tersebut menjadikan perusahaan dalam hal ini yaitu rumah makan Ma’ Uneh jalan riau perlu mencermati perilaku konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembeliannya. Keputusan pembelian merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan pemasaran, minat membeli suatu produk merupakan perilaku dari konsumen yang melandasi keputusan pembelian yang dilakukan. Ketika konsumen telah melakukan keputusan pembeliannya pada salah satu produk yang telah mereka pertimbangkan dari sekian produk, yang mana produk tersebut tentunya telah dipertimbangkan dari berbagai produk yang ada di usaha rumah makan sunda lainnya. Konsumen dalam hal ini tentunya memeriksa ulang produk yang telah dibeli, jika produk tersebut memiliki keterlibatan yang tinggi. Hal tersebut menjadi suatu kesempatan bagi para pelaku usaha untuk bersaing guna dapat menjadi nilai tambah bagi konsumen untuk memilih dan menentukan pembeliannya untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Tidak mudah bagi usaha rumah makan seperti rumah makan Ma’ Uneh jalan riau bersaing ditengah banyaknya jenis kuliner lain dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Maka dari itu perusahaan dalam hal ini khususnya rumah Ma’ Uneh jalan riau harus lebih memperhatikan apa yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen agar bisa mereka penuhi. Keputusan pembelian dalam hal ini belum tentu menjadi salah satu masalah dari tidak stabilnya penjualan pada rumah makan Ma’ Uneh jalan riau, melainkan ada beberapa faktor yang memberikan dampak tidak baik bagi perusahaan. Melihat 12 fenomena yang terjadi, peneliti dalam hal ini tertarik untuk melakukan penelitian pendahuluan mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian di rumah makan Ma’ Uneh jalan riau. Hal ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan lain dari tidak stabilnya penjualan pada rumah makan Ma’ Uneh jalan riau Kota Bandung. Setelah mengetahui permasalahan tersebut, sehingga terlihat bahwa faktor yang menjadi masalah pada rumah maka Ma’Uneh, dapat diperbaiki guna kemanjuan dari rumah makan Ma’ Uneh tersebut. Faktor-faktor yang dinyatakan dapat mempengaruhi keputusan pembelian yaitu bauran pemasarannya sendiri yang dimana Keputusan pembelian merupakan kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam memutuskan membeli atau tidak pada suatu produk. Hal tersebut sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Lupiyoadi (2014:58) yang mana teori tersebut mengatakan bahwa “faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah bauran pemasaran itu sendiri”. Seperti yang kita ketahui bahwa bauran pemasaran atau sering kita dengan dengan sebutan marketing mix terdiri dari 7p yaitu product (produk), price (harga), place (lokasi/tempat), promotion (promosi), people (orang), process (proses) dan physical evidance (bukti fisik). Berkenaan dengan fenomena dan teori yang telah peneliti jelaskan dan sajikan tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian pendahuluan mengenai bauran pemasaran (marketing mix) yang diberikan kepada 30 responden yang merupakan konsumen rumah makan Ma’ Uneh jalan riau kota Bandung. Penelitian pendahuluan ini mengenai kondisi bauran pemasaran yang ada di rumah makan Ma’ Uneh jalan riau. Berikut ini peneliti sajikan hasil penelitian pendahuluan mengenai bauran pemasaran di rumah makan Ma’ Uneh jalan riau tersebut: 13 Tabel 1.8 Penelitian Pendahuluan Mengenai Bauran Pemasaran pada Rumah Makan Ma’ Uneh No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Indikator Produk Harga Lokasi Promosi Orang Proses Pernyataan Produk yang ditawarkan restoran Ma’ Uneh sangat beragam Lengkapnya produk yang ditawarkan restoran Ma’ Uneh Harga yang ditawarkan restoran Ma’ Uneh sangat terjangkau Harga yang ditetapkan restoran Ma’ Uneh sesuai dengan kebutuhan Lokasi restoran Ma’ Uneh sangat strategis SS 1 Jawaban Responden S CS TS STS 10 10 8 1 Ratarata 3,067 4 8 11 7 0 3,3 3 6 10 9 2 2,967 1 5 14 10 0 2,9 3 12 15 0 0 3,6 4 9 16 1 0 3,53 0 16 11 3 0 3,43 3 16 7 3 1 3,567 3 11 12 9 0 3,77 3 13 8 6 0 3,43 8 17 4 1 0 4,04 4 12 9 3 2 3,43 Fasilitas yang baik di restoran Ma’ Uneh 1 14 13 2 0 3,47 Suasana di restoran Ma’ Uneh sangat nyaman 3 11 14 2 0 3,5 Lokasi restoran Ma’ Uneh mudah dijangkau Promosi yang dilakukan restoran Ma’ Uneh secara WOM sangat menarik Promosi yang dilakukan restoran Ma’ Uneh sangat cepat sampai pada konsumen Pelayanan yang diberikan karyawan restoran Ma’ Uneh sangat baik Karyawan restoran Ma’ Uneh selalu berpenampilan sapi dan menarik Proses pemesanan di restoran Ma’ Uneh sangat mudah Proses pembayaran di restoran Ma’ Uneh sangat mudah 7. Bukti Fisik Sumber : Data Diolah Peneliti, 2019 14 Berdasarkan data pada tabel 1.8 diatas yang merupakan hasil penelitian pendahuluan mengenai bauran pemasran di rumah makan Ma’ Uneh. Hasil penelitian pendahuluan yang diberi tanda kuning diindikasikan yang paling bermasalah. Tabel tersebut menyimpulkan bahwa terdapat permasalahan dari dua variabel, yang pertama yaitu mengenai variabel Produk yang lebih tepatnya pada pernyataan produk yang ditawarkan rumah makan Ma’ Uneh, kurang beragam karena dilihat dari hasil rata-rata bahwa nilai dari penyataan tersebut berada pada kategori kurang baik. Kemudian pernyataan kurang lengkapnya produk yang ditawarkan rumah makan Ma’ Uneh, kurang lengkapnya produk dilihat dari hasil rata-rata bahwa nilai dari pernyataan tersebut berada pada kategori kurang baik. Kemudian yang kedua yaitu mengenai variabel Harga yang lebih tepatnya pada pernyataan kurang terjangkaunya harga yang ditawarkan rumah makan Ma’ Uneh, kurang terjangkau harga tersebut dulihat dari hasil rata-rata bahwa nilai dari pernyataan tersebut berada pada kategori kurang baik. Kemudia pernyataan kurang sesuainya harga dengan kualitas produk yang diberikan rumah makan Ma’ Uneh , kurang sesuainya harga dengan kualitas tersebut berdasarkan hasil rata-rata bahwa nilai dari pernyataan tersebut berada pada kategori kurang baik. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu menunjukan bahwa terdapat faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen yaitu harga. Penelitian terdahulu tersebut yaitu menurut Anggun Setya Ningrum dan Sri Suryoko dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa terdapat pengaruh harga yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Hubungan antara harga dengan keputusan pembelian ini diperkuat dengan teori menurut Kotler dan Keller yang dialih 15 bahasakan oleh Bob Sabran (2016:519) mengemukakan bahwa harga mempengaruhi keputusan seorang konsumen dalam melakukan pembelian, semakin tinggi harga maka keputusan pembelian semakin rendah, sebaliknya jika harga rendah keputusan pembelian berubah menjadi semakin tinggi. Hal tersebut juga sesuai dengan hukum permintaan yang berbunyi, makin rendah harga dari suatu barang, maka makin banyak permintaan atas barang tersebut begitu juga sebaliknya. Selain harga, faktor lain yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen yaitu keragaman produk. Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan oleh sanny hanjaya yang hasil penelitiannya menyatakan bahwa keragaman produk berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Berdasarkan fenomena dan permasalahan yang sudah diuraikan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada rumah makan Ma’ Uneh jalan riau Kota Bandung dengan judul “ Pengaruh Keragaman Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Rumah Makan Khas Sunda Ma’ Uneh Jalan Riau “. 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah peneliti uraikan di atas, maka peneliti dapat mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Identifikasi dan rumusan masalah mengenai keragaman produk dan harga sebagai variabel independen dan keputusan pembelian sebagai variabel dependen yang akan diidentifikasi dan dirumuskan berikut ini. 16 1.2.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang sudah dipaparkan diatas, maka yang menjadi masalah penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Persaingan industri kuliner dijalan riau sangat banyak dan kompetitif 2. Rumah makan Ma’ Uneh mendapat rating terendah berdasarkan rekomendasi kuliner di jalan riau 3. Jumlah konsumen rumah makan Ma’ Uneh tidak stabil 4. Pendapatan rumah makan Ma’ Uneh tidak stabil 5. Kurangnya keputusan pembelian pada rumah makan Ma’ Uneh 6. Kurang beragamnya produk yang ditawarkan rumah makan Ma’ Uneh 7. Kurang lengkapnya produk yang ditawarkan rumah makan Ma’ Uneh 8. kurang terjangkaunya harga yang ditawarkan rumah makan Ma’ Uneh 9. kurang sesuainya harga yang ditawarkan rumah makan Ma’ Uneh dengan kebutuhan konsumen 1.2.2 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai Keragaman Produk yang ditawarkan pada rumah makan Ma’ Uneh 2. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai Harga yang ditawarkan pada rumah makan Ma’ Uneh 3. Bagaiman tanggapan konsumen mengenai keputusan pembelian di rumah makan Ma’ Uneh 17 4. Seberapa besar pengaruh Keragaman Produk dan Harga terhadap Keputusan Pembelian pada rumah makan Ma’ Uneh 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengkaji : 1. Tanggapan konsumen mengenai Keragaman Produk yang ditawarkan oleh rumah makan Ma’ Uneh 2. Tanggapan konsumen mengenai Harga yang ditawarkan oleh rumah makan Ma’ Uneh 3. Tanggapan konsumen mengenai keputusan pembelian di rumah makan Ma’ Uneh 4. Besarnya Pengaruh Harga dan Keragaman Produk Terhadap Keputusan Pembelian pada rumah makan Ma’ Uneh 1.4 Kegunaan Penelitian Peneliti mengharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan hasil yang bermanfaat bukan hanya bagi peneliti, tetapi penelitian ini juga berguna bagi mereka yang membacanya, terutama yang ingin melakukan penelitian pengembangan yang berkaitan dengan keragaman produk dan harga terhadap keputusan pembelian. 1.4.1 Kegunaan Teoritis Kegunaan Teoritis yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 18 1. Dapat memperkaya konsep perkembangan ilmu manajemen pemasaran, khususnya yang terkait dengan pengaruh Keragaman Produk dan Harga terhadap Keputusan Pembelian. 2. Dapat mengetahui definisi serta pengaruh Keragaman Produk dan Harga terhadap Keputusan Pembelian. 1.4.2 Kegunaan Praktis Kegunaan praktis yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi penulis a. Peneliti dapat mengetahui tingkat keragaman produk yang ada pada rumah makan Ma’ Uneh. b. Peneliti dapat mengetahui tingkat harga pada rumah makan Ma’ Uneh. c. Peneliti dapat mengetahui unsur-unsur yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian pada rumah makan Ma’ Uneh. 2. Bagi perusahaan a. Sebagai upaya untuk mengembangkan keragaman produk pada rumah makan Ma’ Uneh. b. Sebagai upaya untuk mengevaluasi harga yang ditetapkan oleh rumah makan Ma’ Uneh. c. Sebagai upaya untuk mengevaluasi unsur-unsur yang dipilih oleh konsumen dalam melakukan keputusan pembelian pada rumah makan Ma’ Uneh. 3. Bagi pihak lain a. Menjadi bahan atau referensi untuk mengetahui dan memahami mengenai pengaruh keragaman produk dan harga terhadap keputusan pembelian. 19 b. Hasil penelitian ini dijadikan informasi yang bermanfaat untuk para pembaca yang akan melakukan penelitian pada bidang yang sama. 20