Uploaded by bungaamelinda

Bunga Amellinda Review Bagian 1 Evolusi Manusia

advertisement
Review Evolusi Manusia Chapter: Evolutionary Perspective (Evolutionary
Synthesis)
Bunga Amellinda Sannia – 1806214582
Selama perkuliahan kelas evolusi manusia, saya mendapati beberapa ilmu tentang
evolusi. Semua organisme pasti terkait dengan leluhurnya masing-masing. Evolusi biologis
bisa terjadi sepanjang perubahan generasi dan bisa berubah sepanjang waktu. Di awali dengan
seleksi alam, evolusi bisa terus menerus terjadi. Dari yang saya baca, seleksi alam melihat
organisme yang paling bisa bertahan hidup, baik dari segi ciri fisik yang menguntungkan, atau
bertahan dari tekanan kehidupan (predator), maka akan terus bisa bereproduksi dan
berkembang. Keberlanjutan ciri fisik juga bisa dijelaskan oleh teori Mendel. Evolusi modern
lebih memandang struktur dalam molekul DNA sebagai dasar pewarisan dan adanya evolusi.
DNA ini membawa bahan kimia bawaan yang ada dalam kromosom setiap inti sel, bisa
dihubungkan dengan pewarisan sifat seperti yang dipertanyakan oleh Darwin dan Mendel
mengenai bagaimana variasi dapat muncul, perubahan karakteristik fisik dari waktu ke waktu
yang mengalami perubahan, atau bahkan asal usul gen tertentu. Tetapi, proses pewarisan tidak
selalu berjalan mulus, masalah sering terjadi dalam molekul DNA selama proses replikasi
berlangsung, maka bagian atau jumlah DNA anak bisa berbeda dari orang tua. Hal ini disebut
juga sebagai mutasi. Dengan ini, tiap generasi bisa memiliki banyak variasi genetik baru.
Begitu juga dari proses gene flow dan genetic drift. Semua itu proses random sehubungan
dengan adaptasi lingkungan. Seperti yang saya bilang, lingkungan memengaruhi
perkembangan fisik organisme. Bahkan, organisme yang berbeda keturunan sekalipun bisa
memiliki ciri fisik yang sama dengan fungsi yang sama karena menghadapi lingkungan yang
sama. Hal ini disebut sebagai evolusi konvergen, contohnya seperti sirip yang ada pada ikan
dan penguin.
Dalam melihat sejarah evolusi, bisa juga dilihat dari taksonomi atau klasifikasi
organisme berdasarkan ketentuan tertentu. Proses pengelompokkan ini bisa dimulai dari
molecular clock, di mana proses penentuan keteraturan waktu perubahan dalam DNA dan
protein untuk memperkirakan waktu episode evolusi (Ayala, 2017). Tentu saja hal ini bisa
digunakan untuk memperkirakan umur spesies. Hal ini bisa digunakan untuk menelusuri
terjadinya waktu terjadinya variasi. Pemberian waktu ini bisa digunakan untuk pembentukan
taksonomi, di mana terdapat pengaturan dalam pengorganisasian organisme berdasar pada
persamaan dan perbedaan yang ada. Linnaeus membentuk hierarki taksonomi, dimulai dari
spesies, menjadi genus, familia, ordo, class, filum, dan kingdom. Menurut saya, adanya
pengelompokkan ini akan memudahkan kita untuk menelusuri organisme berdasarkan
kesamaan dan melihat terjadinya evolusi. Spesies bisa diketahui dengan berbagai cara
identifikasi, seperti menggunakan teknik statistika lanjutan pada morfometri, identifikasi
molekuler, dan kladistik.
Rekam jejak fosil juga bisa menjadi landasan penelusuran jejak evolusi manusia.
Merekonstruksi fosil bisa memberikan berbagai informasi, seperti usia fosil, organisme dari
fosil, adaptasi yang dialami, jenis makanan, cara bergerak, dan sebagainya. Organisme yang
telah mati akan mengendap menjadi mineral. Pengukuran usia fosil bisa secara relatif maupun
absolut. Usia fosil relatif bisa dilihat dari stratigrafi, yaitu studi tentang lapisan batu dan urutan
kejadian yang ada di dalamnya. Biasanya, semakin dalam fosil ditemukan, semakin tua umur
fosil tersebut. Namun, bisa saja tidak demikian, fosil bisa bergeser tidak sesuai tempat aslinya
karena banyak faktor geologis. Pengukuran usia fosil lebih akurat dengan carbon dating
(menghitung jumlah karbon dalam tulang) dan tree-ring dating (menghitung jumlah lingkaran
dalam batang pohon). Seperti yang sebelumnya saya jelaskan, letak fosil bisa berubah sesuai
pergerakan geologis. Dahulu, benua di bumi masih menyatu dalam benua Pangea. Namun,
beberapa tahun kemudian, terpisah menjadi dua bagian, yaitu Laurasia dan Gondwana.
Pemisahan ini bisa disebabkan oleh faktor geologis maupun volume laut yang meningkat.
Bagian ini menunjukkan bahwa proses evolusi manusia sebenarnya melewati banyak
faktor yang berbeda-beda. Variasi yang muncul bisa terjadi dari faktor genetik ataupun
geografis. Memahami sejarah evolusi bisa dilakukan dengan memelajari bagian ini karena
bagian ini cukup jelas menggambarkan rangkaian evolusi yang terjadi, khususnya dalam
manusia.
Daftar Bacaan:
Ayala, F J & Cela-Conde
2017 Processes in Human Evolution: The Journey From Early Hominins to
Neanderthals and Modern Humans. Oxford: Oxford University Press.
Download