FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SEBELAS MARET Jl Ir Sutami No 36A KodePos: 57126 BUKTI PENERIMAAN NASKAH ARTIKEL ILMIAH Diberitahukan bahwa, naskah artikel ilmiah dengan judul : Pengaruh Sosialisasi, Pengetahuan, dan Pemahaman Pajak pada Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Yogyakarta Yang diserahkan oleh: Nama NIP E-mail Nomer HP : : : : Annisa Nur Aini F1316016 [email protected] 089607793513 Telah melalui proses pengecekan naskah ilmiah dengan hasil sebagai berikut: Plagiasi Skor Reviewer : 3% 1 : 72 2 Demikian surat ini dibuat dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya Surakarta, 2019-03-05 Editorial Jurnal S1 Akuntansi Isna Putri Rahmawati SE, M.Sc, Ak NIP: 1989042220130201 1 2 Pengecekan dengan Turnitin, Prosentase kemiripan maksimal 30% Hasil Review Naskah oleh Reviewer dengan komponen penilaian meliputi Originalitas, Signifikansi, Relevansi, Penyajian dan Isi http://unggah.feb.uns.ac.id 1 Draft Artikel 10554 Hasil Review (Reviewer 1 & Reviewer 2) Skor Originalitas : 70 Skor Signifikansi: 80 Skor Relevansi: 70 Skor Penyajian: 70 Skor Isi: 70 Pengecekan Plagiasi Prosentase Plagiasi: 3 % DRAFT ARTIKEL ILMIAH Pengaruh Sosialisasi, Pengetahuan, Dan Pemahaman Pajak Pada Kepatuhan Wajib Pajak Umkm Di Yogyakarta The Effect Of Socialization, Knowledge, And Comprehension To Taxpayer Compliance By Businesses In Yogyakarta Annisa Nur Aini dan Muhammad Syafiqurrahman 1 E-mail korespondensi: [email protected] Abstract This research aims determine the connection among socialization, knowledge, and comprehension to taxpayer compliance from micro, small, and medium sized businesses in Yogyakarta whom are enrolled as taxpayers.The method of this research is descrptive quantitive. Data was collected using a non probability sampling method. The total size was 60 respondents. The results from these 60 samples show that the variable of tax socialization is not significant in taxpayer compliance, whereas the variable of tax knowledge and tax comprehension are significant in taxpayer compliance. Keyword: Tax Socialization, Tax Knowledge, Tax Comprehension, Taxpayer Compliance PENDAHULUAN Salah satu fungsi pemungutan pajak bagi Pemerintah yaitu sebagai upaya untuk mencapai pembangunan nasional yang baik. Kontribusi yang dibayarkan oleh masyarakat pada Negara berupa iuran wajib disebut sebagai pajak (UU No. 28, 2007). Jika dibandingkan dengan penerimaan dari sektor lain, pajak berperan memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan negara. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari (kemenkeu.go.id, 2017), penerimaan pendapatan negara dari sektor pajak memberikan kontribusi sebagai penyumbang terbesar dengan rata-rata sebesar 77,6%. Negara dapat melakukan banyak pembangunan seiring semakin meningkatnya pendapatan pajak. Pajak juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengurangi kesenjangan antar daerah. Dalam news.ddtc.co.id (2018) menyatakan bahwa terdapat 59 juta pelaku UMKM di Indonesia. Berdasarkan jumlah tersebut, diketahui hanya 397 ribu yang membayar pajak pada Tahun 2015. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kontribusi UMKM pada penerimaan pajak yaitu rendahnya tingkat kepatuhan Wajib Pajak UMKM. Menurut McKerchar dalam (news.ddtc.co.id, 2017) beberapa hal yang menyebabkan ketidakpatuhanWajib Pajak yaitu Wajib Pajak tidak tahu mengenai hak dan kewajiban sebagai WP, sehingga WP cenderung tidak melaporkan SPT Tahunan serta tidak membayar pajak. Kedua Wajib Pajak yang tidak patuh karena disengaja dengan cara mengecilkan omzet sehingga pajak yang dibayarkan cenderung akan lebih kecil. Pada Tanggal 22 Juni 2018, Presiden Joko Widodo dalam (www.kemenkeu.go.id, http://unggah.feb.uns.ac.id 2 Draft Artikel 10554 2018) mengumumkan bahwa bagi masyarakat yang memiliki usaha dengan laba sampai dengan Rp 4,8 milyar setiap tahun akan dikenai PPh final sebesar setengah persen. Penurunan tarif pajak tersebut diatur di dalam PP No. 23 Tahun 2018. Sebelumnya, Pemerintah telah menerapkan PP No. 46 Tahun 2013 dimana tarif pajak bagi rakyat yang memiliki laba sampai dengan Rp 4,8 milyar dikenai PPh Final sebesar satu persen. Sosialisasi perpajakan merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh Direktorat Jendral Pajak dengan memberikan penyuluhan tentang perpajakan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Tujuan dilaksanakannya sosialisasi untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya membayar pajak, serta meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang perpajakan. Sosialisasi memiliki peranan penting pada kepatuhan Wajib Pajak, dimana semakin sering sosialisasi perpajakan diberikan, maka WP UMKM akan semakin Patuh dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Menurut Berly dalam (financial.bisnis.com, 2018), Pemerintah perlu meningkatkan kegiatan sosialisasi kepada pelaku UMKM agar kedepannya tidak terjadi salah tafsir. Yustinus dalam (www.liputan6.com, 2018) juga memberikan saran kepada Pemerintah agar memberikan sosialisasi dan melakukan kampanye secara terkoordinir dan masif dengan melibatkan otoritas moneter, Pemerintah Daerah (Pemda), lembaga keuangan, asosiasi usaha, tokoh masyarakat, dan perguruan tinggi. Pemerintah dapat meningkatkan pengawasan dalam sektor perpajakan UMKM yang dapat diawali dengan melakukan penyuluhan, sosialisasi, edukasi, dan bimbingan. Pengetahuan perpajakan merupakan suatu wawasan yang dimiliki oleh Wajib Pajak tentang pengertian dan hal-hal lain yang berhubungan dengan pajak. Pengetahuan memiliki dampak yang besar pada masyarakat, terutama kepada Wajib Pajak. Pengetahuan akan perpajakan memberikan pengaruh kepada Kepatuhan WP UMKM dimana semakin tinggi WP berpengetahuan, maka akan semakin patuh pula WP melaksanakan kewajiban perpajakan. Pemahaman perpajakan merupakan sifat dimana seseorang memiliki banyak pengetahuan secara mendalam akan perpajakan, baik dari segi prosedur, tarif dan sanksi yang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Wajib Pajak UMKM dapat mematuhi kewajiban perpajakannya seiring semakin mendalamnya tingkat pemahaman terhadap perpajakan. Penelitian sebelumnya mengenai kepatuhan Wajib Pajak sudah banyak dilakukan di Indonesia diantaranya oleh Andriani dkk (2015), Lestari (2017), dan Megantara dkk (2017). Berdasarkan penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa pemahaman, sosialisasi, pengetahuan, kesukarelaan membayar pajak dan penghasilan berpengaruh positif pada ketaatan Wajib Pajak. Sedangkan variabel pendidikan mempengaruhi secara negatif pada ketaatan Wajib Pajak. Sesuai dengan pernyataan yang telah dijabarkan, maka tema penelitian ini mengenai kepatuhan WP UMKM. Penelitian ini dilakukan di Kota Yogyakarta karena terdapat berbagai bidang UMKM yang dijalankan. Penelitian ini lebih fokus pada PP No. 23 Tahun 2018 karena jenis peraturan yang mulai diterapkan di Indonesia pada Bulan Juli 2018 dengan tarif perpajakan yang lebih rendah. LANDASAN TEORI Teori Atribusi Fritz Heider merupakan seorang ahli psikologi yang pertama mengenalkan tentang http://unggah.feb.uns.ac.id 3 Draft Artikel 10554 teori atribusi pada Tahun 1958. Menurut Heider (1979), atribusi merupakan suatu alat yang berperan dalam memberi atribut sebagai penyeimbang dalam proses pembentukan kecerdasan manusia. Terdapat dua jenis atribusi kausalitas yaitu internal dan eksternal. Atribusi secara intenal merujuk pada kepercayaan, intensi, dan hasrat yang mengarah pada pribadi manusia pada suatu tujuan. Atribusi eksternal merupakan pengaruh yang berasal dari luar pribadi seseorang yang merujuk pada kekuatan dengan tidak melibatkan tujuan atau intensi. Teori atribusi juga dikembangkan oleh Weiner (2010) melalui kerangka kerja yang berpengaruh pada psikologi sosial. Pengembangan teori tersebut lebih menekankan pada suatu pencapaian. Menurut Weiner (2010), atribusi dipengaruhi oleh faktor-faktor penting yang berupa upaya dan usaha, kemampuan, kesulitan dalam tugas, dan keberuntungan. Atribusi kemudian dikelompokkan dalam beberapa dimensi kausalitas. Dimensi kausalitas yang pertama yaitu locus of control berupa personal dan impersonal. Pengendalian secara personal timbul akibat pengaruh pada diri seseorang, sedangkan pengendalian eksternal yang timbul dari pengaruh lingkungan sekitar. Dimensi yang kedua yaitu stability, yang berfungsi untuk mengindikasikan apakah terjadi perubahan dalam berperilaku atau tidak. Dimensi yang ketiga yaitu controllability, yang merujuk pada Teori atribusi dapat dikaitkan dengan kepatuhan Wajib Pajak yang sesuai dengan penelitian terdahulu. Dalam atribusi, kesadaran Wajib Pajak dan pengetahuan korupsi merupakan faktor internal, sedangkan faktor eksternal berupa tax amnesty, sanksi, dan sistem administrasi perpajakan. Faktor eksternal dan internal tersebut bisa berpengaruh bagi WP untuk memutuskan dalam bersikap tidak patuh atau patuh (Ariesta & Lyna, 2017). Menurut Andayani (2018), terori atribusi berkaitan dengan kepatuhan Wajib Pajak dimana ketaatan perpajakan dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor pada aspek internal berupa manfaat serta pengetahuan pajak, sedangkan faktor ekstenal berupa keadilan, pelaksanaan administrasi, dan manfaat pajak. Atribusi dianggap relevan untuk menjelaskan seseorang dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Menurut Putri dan Putu (2017), pengetahuan, kesadaran, pemahaman, sanksi, dan kualitas pelayanan pajak dapat digunakan dalam mengukur kepatuhan Wajib Pajak. hal tersebut berkaitan dengan atribusi dimana kesadaran, pengetahuan, dan pemahaman perpajakan merupakan faktor pendorong dalam diri WP untuk tidak patuh atau patuh, sedangkan kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan merupakan faktor pendorong dari lingkungan luar Wajib Pajak. Pajak Pajak merupakan iuran yang dilakukan oleh rakyat kepada negara karena bersifat wajib dan memaksa serta terutang sesuai peraturan pajak yang berlaku (UU No. 16, 2009). Pembayaran pajak berupa penyerahan harta sebagian kekayaan rakyat yang timbul karena suatu perpbuatan (Sari, 2013). Menurut Mardiasmo (2016), pajak dapat berfungsi sebagai penerimaan dan pengatur. Pajak digunakan sebagai pendanaan Pemerintah dalam membiayai atas pengeluaran negara. Dalam rangka prlaksanaan kebijakan suatu negara, pajak berperan sebagai pengatur pada aspek ekonomi serta sosial. Kepatuhan Pajak Kepatuhan Wajib Pajak yaitu kepatuhan atas seseorang terhadap peraturan yang diberlakukan mengenai perpajakan. Tindakan atas seseorang untuk melaksanakan pembayaran pajaknya kepada negara merupakan kontribusi untuk melaksanakan http://unggah.feb.uns.ac.id 4 Draft Artikel 10554 pembangunan negara dan diharapkan dapat dilakukan secara sukarela dalam rangka memenuhi kewajiban perpajakan. Sistem yang diberlakukan di Indonesia dalam membayar pajak berupa Self Assessment dengan memberikan kepercayaan secara penuh dalam melapor, menghitung, dan membayar kewajiban perpajakannya terhadap WP (Tiraada, 2013). Kepatuhan dikelompokkan dalam dua jenis berupa kepatuhan materiil dan formal. Wajib pajak yang memenuhi seluruh ketentuan materiil perpajakan berlandaskan UU perpajakan disebut sebagai ketaatan materiil. Sedangkan kepatuhan secara formal merupakan suatu upaya secara formal dalam memenuhi kewajiban perpajakan berdasarkan ketentuan formal yang tercantum dalam undang-undang perpajakan (Nurmantu, 2000). Usaha Menengah, Kecil, dan Mikro Menurut Bank Dunia dalam (Bank Indonesia, 2015), UMKM dikemlompokkan ke dalam tiga kategori yaitu usaha menengah, kecil, serta mikro, yang mana jenis usaha tersebut dapat dilihat dari jumlah karyawan yang dimiliki. Jumlah karyawan pada usaha mikro sebanyak sepuluh orang, jumlah karyawan pada usaha kecil yaitu sebanyak tiga puluh orang, dan jumlah karyawan pada usaha menengah yaitu sebanyak tiga ratus orang. dasarkan Aset dan Omset Karakteristik UMKM tidak hanya diukur dari aspek komoditas. Berikut ini beberapa karakteristik lain dariUMKM yaitu: (1) Kualitas produk yang belum memenuhi standar seperti usaha besar dikarenakan kebanyakan keterbatasan teknologi, (2) Keterbatasan desain pada produk yang disebabkan oleh terbatasnya pengalaman dan pengetahuan tentang produk, (3) Keterbatasan jenis produk karena UMKM biasanya hanya memproduksi bebrapa jenis produk, (4) Keterbatasan daftar harga dan kapasitas yang disebabkan karena pelaku UMKM kesulitan dalam menentukan harga dan kapasitas produk sehingga dapat menyulitkan konsumen, (5) Bahan baku yang kurang standar karena didapatkan dari beragam sumber yang berbeda, (6) Kontinuitas produk kurang sempurna dan tidak terjamin karena ketidak teraturan produksi. Sosialisasi Sosialisasi yaitu suatu usaha untuk menyampaikan informasi (Surat Edaran DJP, 2011). Sosialisasi tentang perpajakan merupakan suatu usaha atau upaya yang dilakukan oleh Direktorat Jendral Pajak (DJP) bagian pembinaan dan informasi kepada Wajib Pajak tentang apapun yang berhubungan dengan bidang perpajakan (Ananda dkk, 2015). Sosialisai dapat dilaksanakan secara langsung maupun sosialisasi secara tidak langsung. Dalam melaksanakan sosialisasi secara langsung, petugas pajak memberikan penjelasan tentang perpajakan melalui seminar, bimbingan, atau penyuluhan kepada Wajib Pajak. Sosialisasi secara tidak langsung dapat dilakukan oleh petugas pajak melalui televisi, radio, internet, dan pemasangan spanduk di tempat umum. Pengetahuan Pengetahuan pada bidang pajak adalah suatu proses ketika seseorang mengetahui tentang perpajakan kemudian menerapkan pengetahuannya dengan melakukan pembayaran pajak (Resmi, 2009). Pengetahuan perpajakan merupakan sesuatu yang dipahami dan diketahui mengenai suatu hal yang berhubungan dengan hukum pajak, baik hukum pajak formil maupun hukum pajak materiil (Mardiasmo, 2016). Pengetahuan perpajakan adalah suatu pedoman dasar bagi Wajib Pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakan yang terdiri dari menghitung, membayar, serta memberitahukan nominal pajak yang wajib dibayarkan (Lestari, 2017). Pengetahuan http://unggah.feb.uns.ac.id 5 Draft Artikel 10554 mengenai pajak memiliki pengaruh besar pada masyarakat atas kesadaran dalam membayar pajak (Fitria, 2017). Pemahaman Perpajakan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2018) paham merupakan seseorang yang berpengetahuan banyak, mengerti atau tahu benar tentang suatu hal. Pemahaman merupakan suatu hasil atau bentuk dari proses belajar atas keinginan diri dalam mengetahui atau mengerti secara benar terhadap sesuatu (Kartika & Andri, 2015). Cara Wajib Pajak untuk memahami atas peraturan pajak ialah bentuk pemahaman WP pada peraturan perpajakan (Hardiningsih & Nila, 2011). Wajib Pajak dapat dikategorikan paham akan perpajakan apabila dapat melakukan pengisian Surat Pemberitahuan (SPT) dengan benar dan baik karena telah memahami prosedur pengisian SPT, dapat menghitung pajak terutangnya, melaporkan pajak terutang di tempat Wajib Pajak terdaftar, dan melakukan pembayaran dan penyetoran secara tepat waktu (Ekawati, 2008). PP No. 23 Tahun 2018 Pajak Penghasilan bagi pengusaha dengan peredaran bruto tertentu diatur pada PP No. 23 Tahun 2018. Jenis pajak tersebut bersifat final dengan tarif yang dikenakan yaitu setengah persen. Objek pajak dalam peraturan berupa penghasilan yang diterima dari usaha dengan omset tidak lebih dari Rp 4,8 Miliar pada periode setahun. Pajak tersebut bersifat secara final sesuai pada Undang-Undang perpajakan. Pengaruh Sosialisasi pada Wajib Pajak UMKM Sosialisasi perpajakan dapat dilakukan secara langsung seperti pengadaan seminar, diskusi, mendatangi Wajib Pajak, dan lain sebagainya. Selain itu sosialisasi perpajakan juga dapat dilakukan secara tidak langsung melalui iklan di televise, radio, media massa, media internet, pemasangan poster di tempat umum, dan lain sebagainya. Pada penelitian Andayani (2018) menunjukkan bahwa sosialisasi mempengaruhi secara positif pada kepatuhan WP UMKM. Penelitian Andriani dan Eva (2015) menunjukkan adanya pengaruh yang positif pada kesadaran WP terhadap ketaatan WP. Sesuai dengan uraian tersebut, pengembangan hipotesis penelitian ini yaitu: H1: Sosialisasi memiliki pengaruh positif dengan kepatuhan WP UMKM. Pengaruh Pengetahuan dalam Ketaatan Wajib Pajak UMKM Pengetahuan yang berkaitan dengan pajak merupakan hasil sikap manusia mengenai suatu hal, atau semua upaya seseorang dalam mengerti akan suatu objek yang dapat terbentuk melalui pemikiran, serta objek yang dengan mudah dimengerti manusia dan dapat bersifat ideal, atau yang berkaitan atas gangguan kejiwaan (Rahayu, 2017). Pengetahuan atas perpajakan berperan dalam mendorong Wajib Pajak untuk lebih taat. Berdasarkan penelitian Lestari (2017) menunjukkan pengetahuan berpengaruh secara positif pada Kepatuhan WP UMKM. Penelitian Wicaksono (2016) serta Rahayu (2017) menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif serta signifikan atas pengetahuan pada kepatuhan WP. Dengan begitu, hipotesis dalam penelitian dapat dikembangkan sebagai berikut: H2: Pengetahuan memiliki pengaruh positif pada kepatuhan WP UMKM. Pengaruh Pemahaman Terhadap Kepatuhan WP UMKM Pemahaman merupakan berpengetahuan banyak, mengerti benar akan suatu hal, http://unggah.feb.uns.ac.id 6 Draft Artikel 10554 dan tahu benar akan sesuatu (KBBI, 2018). Pemahaman perpajakan merupakan pengetahuan yang banyak dan mendalam terhadap perpajakan baik tarif, prosedur pembayaran, sanksi dan sebagainya yang dengan mengacu pada peraturan sehingga dapat mendorong untuk melaksanakan hal yang telah dipahami tersebut. Penelitian Imaniati (2016) menyatakan adanya pengaruh positif antara pemahaman pada kepatuhan WP UMKM. Penelitian Kartika dan Andri (2015), dan Lestari (2017) menunjukkan hasil bahwa adanya pengaruh positif serta signifikan atas pemahaman peraturan pada Kepatuhan WP UMKM. Sesuai uraian tersebut, pengembangan hipotesis penelitian ini yaitu: H3 : Pemahaman perpajakan tentang PP No. 23 Tahun 2018 memberikan pengaruh secara positif pada ketaatan WP UMKM. METODE PENELITIAN Metode penelitian ini berupa deskriptif kuantitatif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu sosialisasi, pengetahuan, dan pemahaman perpajakan terhadap variabel terikat berupa kepatuhan Wajib Pajak UMKM. Sampel Sampel yang diambil pada penelitian ini berupa non probability sampling method melalui pemberian peluang yang seimbang pada populasi untuk dipilih sebagai sampel. Judgment sampling dan purposive sampling digunakan dalam metode nonprobability sampling untuk pengambilan sampel sesuai pada kriteria tertentu. Jumlah populasi dari pelaku UMKM yang terdaftar di umkm.jogjakota.go.id (2018) sebanyak 2.028 UMKM. Perolehan jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 60 UMKM. Sampel yang berjumlah antara 30-500 atau lebih dianggap cukup dalam regresi berganda sebesar 10 kali dari jumlah variabel independen (Sekaran, 2013). Penelitian ini menggunakan 3 variabel bebas, sehingga ukuran minimal sampel sebanyak 30. Jumlah observasi (data) pada penelitian ini sebanyak 15 sesuai dengan jumlah variabel independen yaitu 3. Oleh karena itu, jumlah data dalam penelitian ini sudah memenuhi kecukupan sampel, melebihi kriteria minimum, dan dapat mewakili populasi. Data dan Teknik Pengumpulan Data Data pada penelitian ini berupa data primer. Data primer merupakan jenis data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti. Pada penelitian ini data diperoleh melalui penyebaran kuesioner yang diberikan secara langsung kepada pelaku UMKM di Kota Yogyakarta. Responden penelitian adalah pelaku UMKM yang terdaftar di umkm.jogjakota.go.id (2018). Skala yang digunakan untuk mengukur indikator sosialisasi, pemahaman, dan kepatuhan WP UMKM berupa skala Likert dengan 4 poin jawaban yaitu Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (ST), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS). Untuk pernyataan positif diberi nilai 1, 2, 3, 4 berturut-turut, sedangkan untuk pernyataan negatif diberi nillai 4, 3, 2, 1. Untuk mengukur indikator pengetahuan digunakan skala Gruttman dengan dua poin yaitu untuk pertanyaan positif dengan jawaban Benar (B) mendapat nilai 1 dan Salah (S) mendapat nilai 0, sedangkan untuk pernyataan negatif jawaban Benar (B) mendapat nilai 0 dan jawaban Salah (S) mendapat nilai 1. Operasional, Ukuran Variabel dan Waktu Penelitian Sebanyak 1 variabel terikat dan 3 variabel bebas diliibatkan pada penelitian yang dilakukan. Variabel bebas bersifat mempengaruhi dan variabel terikat bersifat dipengaruhi dengan variabel yang lain(Ghozali, 2018). http://unggah.feb.uns.ac.id 7 Draft Artikel 10554 Pada penelitian ini, Sosialisasi, pengetahuan, dan pemahaman perpajakan merupakan variabel bebas. Sedangkan kepatuhan WP UMKM merupakan variabel terikat. Pada penelitian ini terdapat 44 item pertanyaan pada kuesioner yang diajukan kepada responden. Terdapat 4 indikator untuk mengukur variabel Kepatuhan WP UMKM yaitu pendaftaran diri untuk mendapatkan NPWP, pencatatan keuangan, membayar pajak, serta mengitung, mengisi dan melaporkan SPT. Terdapat 2 indikator pengukuran dalam sosialisasi perpajakan yang berupa penyuluhan secara langsung dan tidak langsung. Pengukuran untuk variabel pengetahuan menggunakan 5 indikator yaitu pengertian umum, prosedur pembayaran pajak, pembukuan dan pencatatatn, NPWP, dan penagihan pajak. pada variabel pemahaman, pengukuran menggunakan 2 indikator berupa pemahaman mengenai ketentuan umum dan pemahaman secara teknis pada PP No. 23 Tahun 2018. Variabel pemahaman perpajakan tentang PP No. 23 Tahun 2018 digunakan untuk menguji tingkat pemahaman WP UMKM dikarenakan peraturan tersebut baru diterapkan pada 1 Juli 2018. Oleh karena itu, penyebaran kuesioner dalam penelitian ini dilakukan pada Bulan November 2018 hingga awal Bulan Januari 2019. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Tujuan dari pengujian ini yaitu mengetahui kelayakan (valid) dalam kuesioner (Ghozali, 2018). Apabila setiap pertanyaan dapat mengungkap sesuatu untuk diukur, maka pertanyaan dalam kuesioner tersebut bersifat valid. Penelitian ini menggunakan faktor analisis berupa analisis Conformatory dalam melakukan pengujian untuk mengungkap adanya unidimesionalitas dengan mengkonfirmasikan suatu variabel atau konstruk. Uji reliabilitas merupakan suatu alat pengukuran pada kuesioner yang sebagai indikator suatu konstruk atau variabel. Kuesioner disebut reliabel bila menerima respon yang bersifat stabil atau konsisten. Pengujian reliabilitas dapat menunjukkan tingkat kekonsistenan hasil pengukuran apabila pengukuran menggunakan aspek dan alat ukur yang sama (Ghozali, 2018). Uji Multikolonieritas, Autokorelasi, Heteroskedastisitas dan Normalits Tujuan dari pengujian multikolonieritas untuk mengetahui keberadaan korelasi pada variabel independen. Bila tidak berkorelasi antara variabel bebas maka model regresi tersebut sudah baik. Bila terdapat korelasi antara variabel bebas, maka variabel tersebut tidak (Ghozali, 2018). Tujuan dilakukannya pengujian autokorelasi yaitu untuk mendeteksi korelasi antar kesalahan pengganggu dalam waktu sekarang dan kesalahan di waktu lampau (Ghozali, 2018). Bila tidak terjadi autokorelasi maka model regresi tersebut baik. Uji autokorelasi ini juga berupa uji Run Test. Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui perbedaan variance antar pengamatan dari residual. Disebut Homoskedastisitas jika variance pada residual antar pengamatan bersifat tetap. Sedangkan jika variance berbeda disebut Heteroskedastisitas. Apabila terjadi Homoskedastisitas maka model regresi tersebut dikatakan baik. Penguhian normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat distribusi normal dalam variabel residual atau pengganggu (Ghozali, 2018). Model regresi dikatakan baik apabila data berdistribusi normal. Semua data diuji dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. http://unggah.feb.uns.ac.id 8 Draft Artikel 10554 Analisis Regresi Linier Berganda Analisis linear berganda digunakan untuk menguji hipotesis melalui uji ketepatan perkiraan untuk mengetahui besarnya hubungan antara variabel bebas (independen) dengan variabel terikat (dependen) dengan tujuan untuk memprediksi dan/atau mengestimasi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen sesuai dengan nilai variabel independen yang diketahui. Untuk mengetahui pengaruh sosialisasi, pengetahuan, dan pemahaman perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM, maka penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dengan program SPSS versi 20. Persamaan regresi dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: Y = β + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + e Keterangan: Y = Kepatuhan Wajib Pajak UMKM β = Konstanta X1 = Sosialisasi X2 = Pengetahuan Perpajakan X3 = Pemahaman Perpajakan atas PP No. 23 Tahun 2018 β1.β3 = Koefisien regresi masing-masing variabel e = Error Uji Hipotesis Terdapat tiga hipotesis pada penelitian ini. Tujuannya untuk melihat apakah terdapat dukungan pada hipotesis. Analisis linear berganda digunakan dalam rangka pengujian hipotesis melalui uji ketepatan perkiraan ssehingga dapat diketahui presentase hubungan antar variabel. Uji hipotesis di sini berupa uji R2, uji F dan uji t. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Validitas Perlu dilakukan pengujian validitas untuk mengetahui keabsahan dari pertanyaan pada kuesioner. Untuk mengetahui hasilnya diperlukan pembanding antara r-tabel dan rhitung. Berdasarkan jumlah responden (N = 60) pada taraf kepercayaan α = 0.05, dengan demikian diperoleh r-tabel sebanyak 0.255. Jika hasil pengujian menunjukkan rhitung > r-tabel, maka ada korelasi antar butir pertanyaan. Hasil dari pengujianvaliditas dari 44 pertanyaan, ditemukan dua nomor tidak valid yaitu item P10 dan item P33 yang artinya item tersebut tidak berkorelasi secara signifikan dengan skor total. Agar item-item pertanyaan ini layak dijadikan alat ukur, maka kedua bulir pertanyaan tersebut harus dihilangkan untuk melanjutkan pengujian selanjutnya yaitu uji reliabilitas. Uji Reliabilitas Pertanyaan yang bersifat valid akan diproses untuk uji reliabilitas dengan cara membandingkan nilai Cronbach Alpha. Hasil pengujian ini dikatakan reliabel apabila nilai CronbachAlpha> 0,70 (Ghozali, 2018). Hasil pengujian tersebut menunjukkan Cronbach’s Alpha yaitu 0.914 yang kemudian akan dibandingkan dengan 0.70. Hal tersebut berarti item-item kuisioner atas tanggapan pengguna responden yang diberikan bersifat konsisten dan memenuhi kriteria untuk pengukuran survey. http://unggah.feb.uns.ac.id 9 Draft Artikel 10554 Uji Multikolonieritas Pengujian ini berguna dalam mendeteksi multikolinieritas dengan melihat jumlah Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance pada setiap variabel independen. Antar variabel independen dinyatakan tidak ada multikolinieritas jika jumlah VIF < 10 dan/atau Tolerance > 0.10. Tabel 1. Hasil Uji Multikolonieritas Variabel Sosialisasi Pengetahuan Pemahaman Tolerance 0.661 0.997 0.663 Variance Inflation Factor (VIF) 1.512 1.003 1.509 Sumber: Olah data SPSS 22 Pada hasil uji multikolonieritas didapatkan bahwa semua variabel independen yaitu sosialisasi, pengetahuan, dan pemahaman perpajakan telah memenuhi uji asumsi klasik. Hal tersebut mengindikasikan tidak adanya hubungan antar variabel independen. Uji Autokorelasi pengujian dilakukan melalui run test dengan perbandingan Asymp. Sig. pada taraf kepercayaan sebesar 95% (α = 0.05). Bila Asymp. Sig. (2-tailed)>α = 0.05, maka dinyatakan terbebas dari masalah autokorelasi. Berdasarkan Run test diperoleh 0.118 > 0.05. Hasil tersebut mengartikan tidak adanya autokorelasi antar residual. Uji Heterokedastisitas Uji heterokesdatisitas merupakan uji untuk melihat perbedaan variance antar residual pengamatan (Gurajat, 2003). Residual dikatakan heterokesdatisitas jika nilai variance antar pengamatan berbeda, namun bila nilai variance tetap, residual dikatakan homokesdatisitas. Apabila bersifat homokesdatisitas maka model regresi tersebut baik. Hasil yang diperoleh dari pengujian ini didapatkan nilai Sig dari variabel sosialisasi yaitu 0.551, pengetahuan yaitu 0.487, dan pemahaman yaitu 0.586. Dengan demikian untuk setiap nilai dari variabel independen melebihi 0.05 sehingga variabel independen tersebut bersifat homokesdatisitas. Dengan begitu nilai variance antar pengamatan bersifat tetap. Uji Normalitas Pengujian diproses melalui perbandingan nilai Asymp. Sig. dengan α = 0.05. Apabila hasil pengujian menunjukkan Asymp. Sig. > 0.05, maka gagal tolak H atau dapat diartikan bahwa residual berdistribusi normal. Berdasarkan pengujian ini melalui Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai sebesar 0.543 > 0.05. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa residual telah berdistribusi secara normal. Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji R 2 berfungsi untuk mengetahui kemampuan dari model guna memberikan keterangan variasi atas variabel dependennya. Besar R2 berkisar dari 0 hingga 1 dimana jika i R2 mendekati 1, maka kemampuan model semakin kuat saat menginformasikan seluruh informasi yang diperlukan dalam melakukan perkiraan pada variabel dependen. Berdasarkan hasil uji (R 2 ) yang dilakukan, didapatkan R 2 sebesar 0.399 yang http://unggah.feb.uns.ac.id 10 Draft Artikel 10554 didapatkan dari pengkuadratan dari nilai Koefisien Korelasi (R). Besarnya nilai R2 ini dapat diinterpretasikan bahwa sosialisasi, pengetahuan dan pemahaman pajak berpengaruh sebesar 39.9% terhadap kepatuhan WP. Untuk sisanya sebesar 60.1% yang berarti bahwa terdapat pengaruh dari faktor-faktor lain diluar variabel independen (sosialisasi, pengetahuan, dan pemahaman perpajakan). Uji Statistik F Uji ini mengindikasi apakah seluruh variabel independen berpengaruh secara simultan pada variabel terikat. Hasil pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai Sig. dengan taraf kepercayaan sebesar α = 0.05. Jika hasil menunjukkan Sig < 0.05, maka variabel bebas telah signifikan berpengaruh pada variabel dependen. Hasil pengujian ini menyatakan Sig. sebesar 0.000 < 0.05. Hal itu berarti nilai telah signifikan anatara pengaruh variabel independen pada variabel dependen. UJi Statistik t Uji Statistik atau biasa disebut dengan uji t sama halnya dengan uji F. Bedanya terletak pada uji F yang dilakukan secara simultan sedangkan untuk uji t dilakukan secara individu. Hasil dari pengujian dengan membandingkan Sig dengan α = 0.05. Apabila hasil pengujian menunjukkan Sig < 0.05, maka secara individu variabel independen berpengaruh pada variabel dependen. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan bahwa nilai sosialisasi yaitu 0.281 > 0.05, yang berarti sosialisasi tidak memiliki pengaruh pada kepatuhan WP. Untuk nilai pengetahuan sebesar 0.042 < 0.05 dan variabel pemahaman perpajakan 0.000 <0.05. Hasil tersebut memberi arti bahwa kedua variabel tersebut berpengaruh secara signifikan pada kepatuhan WP. Pengaruh Variabel Independen terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM Dari hasil uji yang telah dilakukan beserta uraiannya, maka dapat diketahui pengaruh variabel independen berupa Sosialisasi, Pengetahuan, dan Pemahaman pada variabel Kepatuhan WP UMKM. Hasil uji t menyatakan sosialisasi tidak memiliki pengaruh signifikan pada kepatuhan WP UMKM. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sosialisasi perpajakan yang dilakukan oleh petugas fiskus kurang tersampaikan dan dimengerti oleh masyarakat khususnya WP sehingga pengetahuan dan kesadaran dalam melaksanakan kewajiban perpajakan menjadi rendah. Selain itu, faktor ketidakaktifan WP dalam mengikuti berbagai kegiatan seminar perpajakan, penyuluhan, dan bentuk sosialisasi lainnya membuat sosialisasi tidak berpengaruh pada kepatuhan Wajib Pajak. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Winerungan (2013) serta Lianty dkk (2017) menunjukkan tidak ada pengaruh secara signifikan antara sosialisasi pada kepatuhan WP. Pemerintah khususnya Kantor Pelayanan Pajak perlu melakukan sosialisasi perpajakan secara inovatif, lebih menarik dan tidak kaku sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pajak (Winerungan, 2013). Berdasarkan hasil pengujian pada uji t menyatakan pengetahuan secara signifikan berpengaruh pada Kepatuhan WP. Sesuai persamaan 4.1 model regresi yang didapatkan, menunjukkan bahwa adanya peningkatan atau penambahan pengetahuan terkait perpajakan Kepatuhan WP akan mengalami peningkatan sebesar 0.250% setiap peningkatan 1% pada pengetahuan. Hasil tersebut dapat mengindikasikan bahwa semakin banyak pengetahuan perpajakan maka Wajib Pajak akan semakin sadar dan patuh dalam melaksanakan kewajiban perpajakan. Hasil tersebut mendukung penelitian Wicaksono (2016), Lestari dan Rahayu (2017) yang menyatakan pengetahuan http://unggah.feb.uns.ac.id 11 Draft Artikel 10554 pajak berpengaruh positif dan signifikan pada kepatuhan WP. Pemahaman perpajakan atas Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2018 juga memiliki pengaruh signifikan pada Kepatuhan WP. Berdasarkan persamaan 4.1 model regresi yang didapatkan menunjukkan bahwa adanya peningkatan terkait pemahaman akan perpajakan tentang PP No. 23 Tahun 2018 setiap 1%, maka Kepatuhan WP akan meningkat sebesar 0.339%. Dengan demikian, meningkatkan Kepatuhan WP dipengaruhi juga oleh pemahaman akan perpajakan tentang PP No. 23 Tahun 2018. Hasil ini mengindikasikan bahwa kebanyakan WP UMKM telah memahami aturan pada PP Nomor 23 Tahun 2018, dimana WP UMKM dengan penghasilan yang tidak melebihi 4,8 miliar rupiah per tahun akan dikenai tarif PPh Final sebesar 0,5%. Semakin tinggi tingkat pemahaman WP maka akan semakin tinggi pula tingkat kepatuhan WP. Hasil tersebut mendukung penelitian Kartika dan Andri (2015), Imaniati (2016), Mustofa (2016), dan Lestari (2017) dengan hasil pemahaman berpengaruh signifikan pada kepatuhan WP. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Tujuan dilakukannya penelitian ini guna mengetahui pengaruh atas sosialisasi, pengetahuan, dan pemahaman tentang pajak pada kepatuhan Wajib Pajak UMKM. Variabel independen yang diindikasikan dapat memberikan pengaruh dalam penelitian ini yaitu sosialisasi, pengetahuan, dan pemahaman perpajakan. Variabel terikat berupa kepatuhan WP UMKM di Kota Yogyakarta. Pada uji statistik didapatkan hasil yaitu sosialisasi perpajakan secara signifikan tidak mempengaruhi kepatuhan WP. Pengetahuan dan pemahaman memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak, Dengan persamaan regresi yang mengindikasikan peningkatan atau penambahan pengetahuan sebanyak 1% sehingga kepatuhan WP akan meningkat sebanyak 0.250%. Untuk pemahaman perpajakan tentang PP No. 23 Tahun 2018 setiap 1%, kepatuhan WP akan meningkat 0.339%. Keterbatasan Keterbatasan penelitian terletak pada sampel yang kurang banyak. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan waktu sehingga sampel yang didapatkan kurang sesuai, dan banyak pelaku UMKM yang telah pindah dari alamat usaha yang terdaftar dan usaha sudah tidak beroperasi lagi. Saran Beberapa saran penelitian yaitu (1) bagi Wajib Pajak sebaiknya mencari informasi perpajakan melalui media massa maupun elektronik atau datang langsung ke kantor pajak untuk bertanya kepada petugas pajak apabila merasa kurang memahami tentang prosedur dan perarturan perpajakan yang berlaku, (2) bagi Pemerintah dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta sebaiknya memberikan sosialisasi secara menyeluruh, jelas, dan berkala kepada masyarakat sehingga pengetahuan dan pemahaman yang berkaitaan dengan pajak dapat diterima dengan baik serta target penerimaan pajak dapat terealisasi, dan (3) untuk penelitian berikutnya sebaiknya jumlah sampel pada penelitian ditambah sehingga data yang diperoleh dapat mewakili seluruh Wajib Pajak yang tersebar. http://unggah.feb.uns.ac.id 12 Draft Artikel 10554 DAFTAR PUSTAKA Ananda, Pasca Rizki, Srikandi Kumadji dan Achmad Husaini. 2015. Pengaruh Sosialisasi Perpajakan, Tarif Pajak, dan Pemahaman Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Akuntansi, 6 (2): 1-9. Andayani, Endro. 2018. Pengaruh Faktor-faktor Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013 Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM. Jurnal Transparansi, 1 (1): 12-28. Andriani, Yunita dan Eva Herianti. 2015. Pengaruh Sosialisasi Pajak, Pemahaman Perpajakan, dan Tingkat Pendidikan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM. Syariah Paper Accounting FEB UMS, ISSN. pp: 487-495. Anwar, Rizky Akbar dan Muhammad Syafiqurrahman. 2016. Pengaruh Sosialisasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Perpajakan Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Surakarta dengan Pengetahuan Perpajakan Sebagai Variabel Pemediasi. Jurnal InFestasi, 12 (1): 66-74. Ariesta, Ristra Putri dan Lyna Latifah. 2017. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi Perpajakan, Sistem Administrasi Perpajakan Modern, Pengetahuan Korupsi, dan Tax Amnesty Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Semarang. Akuntansi Dewantara, 1 (2): 173-187. Ariyanti, Fiki. 2018. Tarif Pajak UMKM Turun, Potensi Kehilangan Penerimaan Rp 2,5 Triliun perp Tahun.https://www.liputan6.com/bisnis/read/3566545/tarif- pajakumkm-turun-potensi-kehilangan-penerimaan-rp-25-triliun-per-tahun. Diakses pada 13 November 2018. Bank Indonesia. 2015. Profil Bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia. Direktur Jendral Pajak. 2011. Surat Edaran No. SE-98/PJ/2011. Ekawati, Liana dan Wirawan Endro Dwi Radianto. 2008. Survey Pemahaman dan Kepatuhan Wajib Pajak Jurnal Teknologi dan Manajemen Informatika, 6 (_): 185:190. Fauzia, Mutia. 2018. Sri Mulyani Akui Penerimaan Pajak UMKM Masih Rendah. https://ekonomi.kompas.com/read/2018/07/14/164924926/sri-mulyani-akui-penerim aan-pajak-umkm-masih-rendah. Diakses pada 12 November 2018. Fitria, Dona. 2017. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak,Pengetahuan, dan Pemahaman Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Journal of Applied and Economics, 4 (1): 30-34. Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25 (edisi kesembilan). Semarang: Universitas Diponegoro. Gunandi. 2005. Fungsi Pemeriksaan Terhadap Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak (Tax Compliance). Jurnal Perpajakan Indonesia, 4 (50: 4-9. Hardiningsih, Pancawati dan Nila Yulianawati. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak. Dinamika Keuangan dan Perbankan, 3 (1): 126-142. Heider, Fritz. 1979. Chapter 2 On Balance and Attribution. Perspectives on Social Network research. New York: Academic Press. Imaniati, Zaen Zulhaj. 2016. Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Tentang Penerapan PP No. 46 Tahun 2013, Pemahaman Perpajakan, dan Sanksi Perpajakan Terhadaap Kepatuhan Wajib Pajak Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Kota Yogyakarta. Jurnal Nominal, 5 (2): 123-135. James, Simon and Clinton Alley. 2004. Tax Compliance, Self-Assessment and Tax Administration. Journal of Finance and Management in Public Services, 2 (_): http://unggah.feb.uns.ac.id 13 Draft Artikel 10554 27-42. Jones, Edward E. dan Keith E. Davis. 1965. From Acts to Dispositions: The Attribution Process in Person Perception. Advances in Experimental Social Psychology. New York: Academic Press. Kartika, Yunitha Tri dan Andri Waskita Aji. 2015. Analisis Pengaruh Pemahaman Ketentuan dan Presepsi Wajib Pajak Tentang Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 Terhadap Kepatuhan dalam Melaksanakan Ketentuan pada Wajib Pajak Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kota Yogyakarta. Jurnal Akuntansi, 3 (2): 56-62. Kementrian Keuangan Republik Indonesia. 2017. APBN 2017 yang Kredibel, Efisien dan Efektif, serta Berkesinambungan. https://www.kemenkeu.go.id/apbn2017. Diakses pada 2 Mei 2018. Kementrian Keuangan Republik Indonesia. 2017. Inklusi Kesadaran pajak, Menuju Negara Mandiri Finansial https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel-dan-opini/inklusi-kesadaran-pajak-me nuju-negara-mandiri-finansial/. Diakses pada 2 Mei 2018. Kementrian Keuangan Republik Indonesia. 2017. Menkeu: Lihatlah Penggunaan Uang Pajak Anda untuk Apa Saja. https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/menkeu-lihatlah-penggunaan-uang-paj ak-anda-untuk-apa-saja/. Diakses pada 2 Mei 2018. Kementrian Keuangan. 2012. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.03/2012 Tentang Wajib Pajak Patuh. Lestari, Chatarina Ayu. 2017. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan dan Pemahaman Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Profita 4 (_): 1-11. Lianty, R. A. Meiska. 2017. Pengetahuan Perpajakan, Sosialisasi Perpajakan, da Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Riset Akuntansi Kontemporer, 9 (2): 55-65. Malle, Bertram F. 2011. Time to Give up the Dogmas of Attribution: an Alternative Theory of Behavior Explanation. Advances in Experimental Social Psychology, 44 (_): 298-338. Mardiasmo. 2016. Perpajakan Edisi Terbaru. Yogyakarta: Andi Offset. Megantara, Kadek, Gusti Ayu Purnamasari dan Ni Kadek Sinarwati. 2017. Pengaruh Penghasilan Wajib Pajak, Sosialisasi Perpajakan, dan Kemauan membayar Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Usahawan atas Penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013. e-Journal S1 Ak universitas Pendidikan Ganesha, 7 (1): 1-9. Mustofa, Fauzi Achmad, Kertahadi dan Mirza Maulinarhadi R. 2016. Jurnal Perpajakan, 8 (1): 1-6. Muttaqin, Muchammad Cholid. 2017. Strategi Menggenjot Kepatuhan Pajak UMKM. https://news.ddtc.co.id/strategi-menggenjot-kepatuhan-pajak-umkm-11609. Diakses pada 12 November 2018. Nurmantu, Safri. 2000. Dasar-dasar Perpajakan. Jakarta: Ind-Hill-Co. Oda. 2018. Tunggakan Wajib Pajak Kota Yogyakarta Mencapai Rp 50 Miliar. http://jogja.tribunnews.com/2018/01/31/tunggakan-wajib-pajak-kota-yogyakarta-me ncapai-rp-50-miliar. Diakses pada 4 Juni 2018. Patchow. 2017. Hanya 1% UMKM di Yogyakarta yang Bayar Pajak https://pemeriksaanpajak.com/2017/07/27/hanya-1-umkm-di-yogyakarta-yang-bayar http://unggah.feb.uns.ac.id 14 Draft Artikel 10554 pajak/. Diakses pada 27 Juni 2018. Putri, Kadek Juniati dan Putu Ery Setiawan. 2017. Pengaruh Kesadaran, Pengetahuan dan Pemahaman Perpajakan, Kualitas Pelayanan dan Sanksi Perpajakan terhadap KEpatuhan Wajib Pajak. Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 18 (2): 1112-1140. Rahayu, Nurulita. 2017. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Ketegasan Sanksi Pajak, dan Tax Amnesty Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Akuntansi Dewantara, 1 (1): 15-30. Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara. Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Republik Indonesia. 2008. Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara perpajakan. Republik Indonesia. 2018. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 Tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu. Resmi, Siti. 2009. Perpajakan: Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat. Richard, M. 2018. Penerimaan Pajak Dari UMKM Dinilai Tepat. http://finansial.bisnis.com/read/20180130/10/732093/penerimaan-pajak-dari-umkm dinilai-tepat. Diakses pada 13 November 2018. Sari, Diana. 2013. Konsep Dasar Perpajakan. Bandung: PT Refika Adimata. Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2013. Research Methods for Business. United Kingdom: Jhon Wiley & Sons Ltd. Tiraada, Tryana A.M. 2013. Kesadaran Perpajakan, Sanksi Pajak, Sikap Fiskus Terhadap Kepatuhan WPOP di Kanupaten Minahasa Selatan. Jurnal EMBA, 1 (3): 999-1008. Umkm.jogjakota.go.id diakses pada 22 Oktober 2018. Weiner, B. 2010. Attribution Theory. Elsevier. Wicaksono, Ready. 2016. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam Membayar Pajak Sesuai PP No. 46 Tahun 2013 Pada UMKM di Kabupaten Bantul. Jurnal Fokus Bisnis, 15 (2): 1-18. Winerungan, Oktaviane Lidya. 2013. Sosialisasi Perpajakan, Pelayanan Fiskus dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan WPOP di KPP Manado dan KPP Bitung. Jurnal EMBA, 1 (3): 960-970. www.kbbi.id diakses pada 24 Mei 2018. Ananda, Pasca Rizki, Srikandi Kumadji dan Achmad Husaini. 2015. Pengaruh Sosialisasi Perpajakan, Tarif Pajak, dan Pemahaman Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Akuntansi, 6 (2): 1-9. Andayani, Endro. 2018. Pengaruh Faktor-faktor Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013 Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM. Jurnal Transparansi, 1 (1): 12-28. Andriani, Yunita dan Eva Herianti. 2015. Pengaruh Sosialisasi Pajak, Pemahaman Perpajakan, dan Tingkat Pendidikan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM. Syariah Paper Accounting FEB UMS, ISSN. pp: 487-495. Anwar, Rizky Akbar dan Muhammad Syafiqurrahman. 2016. Pengaruh Sosialisasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Perpajakan Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Surakarta dengan Pengetahuan Perpajakan Sebagai Variabel Pemediasi. Jurnal InFestasi, 12 (1): 66-74. http://unggah.feb.uns.ac.id 15 Draft Artikel 10554 Ariesta, Ristra Putri dan Lyna Latifah. 2017. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi Perpajakan, Sistem Administrasi Perpajakan Modern, Pengetahuan Korupsi, dan Tax Amnesty Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Semarang. Akuntansi Dewantara, 1 (2): 173-187. Ariyanti, Fiki. 2018. Tarif Pajak UMKM Turun, Potensi Kehilangan Penerimaan Rp 2,5 Triliun perp Tahun. https://www.liputan6.com/bisnis/read/3566545/tarif-pajak-umkm-turun-potensi-kehi langan-penerimaan-rp-25-triliun-per-tahun. Diakses pada 13 November 2018. Direktur Jendral Pajak. 2011. Surat Edaran No. SE-98/PJ/2011. Ekawati, Liana dan Wirawan Endro Dwi Radianto. 2008. Survey Pemahaman dan Kepatuhan Wajib Pajak Jurnal Teknologi dan Manajemen Informatika, 6 (_): 185:190. Fauzia, Mutia. 2018. Sri Mulyani Akui Penerimaan Pajak UMKM Masih Rendah. https://ekonomi.kompas.com/read/2018/07/14/164924926/sri-mulyani-akui-penerim aan-pajak-umkm-masih-rendah. Diakses pada 12 November 2018. Fitria, Dona. 2017. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak,Pengetahuan, dan Pemahaman Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Journal of Applied and Economics, 4 (1): 30-34. Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25 (edisi kesembilan). Semarang: Universitas Diponegoro. Gunandi. 2005. Fungsi Pemeriksaan Terhadap Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak (Tax Compliance). Jurnal Perpajakan Indonesia, 4 (50: 4-9. Hardiningsih, Pancawati dan Nila Yulianawati. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak. Dinamika Keuangan dan Perbankan, 3 (1): 126-142. Heider, Fritz. 1979. Chapter 2 On Balance and Attribution. Perspectives on Social Network research. New York: Academic Press. Imaniati, Zaen Zulhaj. 2016. Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Tentang Penerapan PP No. 46 Tahun 2013, Pemahaman Perpajakan, dan Sanksi Perpajakan Terhadaap Kepatuhan Wajib Pajak Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Kota Yogyakarta. Jurnal Nominal, 5 (2): 123-135. James, Simon and Clinton Alley. 2004. Tax Compliance, Self-Assessment and Tax Administration. Journal of Finance and Management in Public Services, 2 (_): 27-42. Jones, Edward E. dan Keith E. Davis. 1965. From Acts to Dispositions: The Attribution Process in Person Perception. Advances in Experimental Social Psychology. New York: Academic Press. Kartika, Yunitha Tri dan Andri Waskita Aji. 2015. Analisis Pengaruh Pemahaman Ketentuan dan Presepsi Wajib Pajak Tentang Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 Terhadap Kepatuhan dalam Melaksanakan Ketentuan pada Wajib Pajak Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kota Yogyakarta. Jurnal Akuntansi, 3 (2): 56-62. Kementrian Keuangan Republik Indonesia. 2017. APBN 2017 yang Kredibel, Efisien dan Efektif, serta Berkesinambungan. https://www.kemenkeu.go.id/apbn2017. Diakses pada 2 Mei 2018. Kementrian Keuangan Republik Indonesia. 2017. Inklusi Kesadaran pajak, Menuju Negara Mandiri Finansial https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel-dan-opini/inklusi-kesadaran-pajak-me http://unggah.feb.uns.ac.id 16 Draft Artikel 10554 nuju-negara-mandiri-finansial/. Diakses pada 2 Mei 2018. Kementrian Keuangan Republik Indonesia. 2017. Menkeu: Lihatlah Penggunaan Uang Pajak Anda untuk Apa Saja. https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/menkeu-lihatlah-penggunaan-uang-paj ak-anda-untuk-apa-saja/. Diakses pada 2 Mei 2018. Kementrian Keuangan. 2012. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.03/2012 Tentang Wajib Pajak Patuh. Lestari, Chatarina Ayu. 2017. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan dan Pemahaman Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Profita 4 (_): 1-11. Lianty, R. A. Meiska. 2017. Pengetahuan Perpajakan, Sosialisasi Perpajakan, da Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Riset Akuntansi Kontemporer, 9 (2): 55-65. Malle, Bertram F. 2011. Time to Give up the Dogmas of Attribution: an Alternative Theory of Behavior Explanation. Advances in Experimental Social Psychology, 44 (_): 298-338. Mardiasmo. 2016. Perpajakan Edisi Terbaru. Yogyakarta: Andi Offset. Megantara, Kadek, Gusti Ayu Purnamasari dan Ni Kadek Sinarwati. 2017. Pengaruh Penghasilan Wajib Pajak, Sosialisasi Perpajakan, dan Kemauan membayar Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Usahawan atas Penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013. e-Journal S1 Ak universitas Pendidikan Ganesha, 7 (1): 1-9. Mustofa, Fauzi Achmad, Kertahadi dan Mirza Maulinarhadi R. 2016. Jurnal Perpajakan, 8 (1): 1-6. Muttaqin, Muchammad Cholid. 2017. Strategi Menggenjot Kepatuhan Pajak UMKM. https://news.ddtc.co.id/strategi-menggenjot-kepatuhan-pajak-umkm-11609. Diakses pada 12 November 2018. Nurmantu, Safri. 2000. Dasar-dasar Perpajakan. Jakarta: Ind-Hill-Co. Oda. 2018. Tunggakan Wajib Pajak Kota Yogyakarta Mencapai Rp 50 Miliar. http://jogja.tribunnews.com/2018/01/31/tunggakan-wajib-pajak-kota-yogyakarta-me ncapai-rp-50-miliar. Diakses pada 4 Juni 2018 Patchow. 2017. Hanya 1% UMKM di Yogyakarta yang Bayar Pajak https://pemeriksaanpajak.com/2017/07/27/hanya-1-umkm-di-yogyakarta-yang-bayar pajak/. Diakses pada 27 Juni 2018. Putri, Kadek Juniati dan Putu Ery Setiawan. 2017. Pengaruh Kesadaran, Pengetahuan dan Pemahaman Perpajakan, Kualitas Pelayanan dan Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 18 (2): 1112-1140. Rahayu, Nurulita. 2017. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Ketegasan Sanksi Pajak, dan Tax Amnesty Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Akuntansi Dewantara, 1 (1): 15-30. Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara. Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Republik Indonesia. 2008. Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara perpajakan. Republik Indonesia. 2018. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 Tentang Pajak http://unggah.feb.uns.ac.id 17 Draft Artikel 10554 Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu. Resmi, Siti. 2009. Perpajakan: Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat. Richard, M. 2018. Penerimaan Pajak Dari UMKM Dinilai Tepat. http://finansial.bisnis.com/read/20180130/10/732093/penerimaan-pajak-dari-umkm dinilai-tepat. Diakses pada 13 November 2018. Sari, Diana. 2013. Konsep Dasar Perpajakan. Bandung: PT Refika Adimata. Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2013. Research Methods for Business. United Kingdom: Jhon Wiley & Sons Ltd. Tiraada, Tryana A.M. 2013. Kesadaran Perpajakan, Sanksi Pajak, Sikap Fiskus Terhadap Kepatuhan WPOP di Kanupaten Minahasa Selatan. Jurnal EMBA, 1 (3): 999-1008. umkm.jogjakota.go.id diakses pada 22 Oktober 2018. Weiner, B. 2010. Attribution Theory. Elsevier. Wicaksono, Ready. 2016. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam Membayar Pajak Sesuai PP No. 46 Tahun 2013 Pada UMKM di Kabupaten Bantul. Jurnal Fokus Bisnis, 15 (2): 1-18. Winerungan, Oktaviane Lidya. 2013. Sosialisasi Perpajakan, Pelayanan Fiskus dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan WPOP di KPP Manado dan KPP Bitung. Jurnal EMBA, 1 (3): 960-970. www.kbbi.id diakses pada 24 Mei 2018. http://unggah.feb.uns.ac.id 18