Uploaded by nisa.nuraini

Pengaruh Sosialisasi, Pengetahuan dan Pemahaman Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Kota Yogyakarta

advertisement
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Jl Ir Sutami No 36A KodePos: 57126
BUKTI PENERIMAAN NASKAH ARTIKEL ILMIAH
Diberitahukan bahwa, naskah artikel ilmiah dengan judul :
Pengaruh Sosialisasi, Pengetahuan, dan Pemahaman Pajak pada Kepatuhan
Wajib Pajak UMKM di Yogyakarta
Yang diserahkan oleh:
Nama
NIP
E-mail
Nomer HP
:
:
:
:
Annisa Nur Aini
F1316016
[email protected]
089607793513
Telah melalui proses pengecekan naskah ilmiah dengan hasil sebagai berikut:
Plagiasi
Skor Reviewer
: 3% 1
: 72 2
Demikian surat ini dibuat dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya
Surakarta, 2019-03-05
Editorial Jurnal S1 Akuntansi
Isna Putri Rahmawati SE, M.Sc, Ak
NIP: 1989042220130201
1
2
Pengecekan dengan Turnitin, Prosentase kemiripan maksimal 30%
Hasil Review Naskah oleh Reviewer dengan komponen penilaian meliputi Originalitas, Signifikansi, Relevansi, Penyajian dan Isi
http://unggah.feb.uns.ac.id
1
Draft Artikel
10554
Hasil Review (Reviewer 1 & Reviewer 2)
Skor Originalitas : 70
Skor Signifikansi: 80
Skor Relevansi: 70
Skor Penyajian: 70
Skor Isi: 70
Pengecekan Plagiasi
Prosentase Plagiasi: 3 %
DRAFT ARTIKEL ILMIAH
Pengaruh Sosialisasi, Pengetahuan, Dan Pemahaman Pajak Pada
Kepatuhan Wajib Pajak Umkm Di Yogyakarta
The Effect Of Socialization, Knowledge, And Comprehension To Taxpayer Compliance By
Businesses In Yogyakarta
Annisa Nur Aini dan Muhammad Syafiqurrahman
1
E-mail korespondensi: [email protected]
Abstract
This research aims determine the connection among socialization, knowledge, and comprehension to
taxpayer compliance from micro, small, and medium sized businesses in Yogyakarta whom are
enrolled as taxpayers.The method of this research is descrptive quantitive. Data was collected using
a non probability sampling method. The total size was 60 respondents. The results from these 60
samples show that the variable of tax socialization is not significant in taxpayer compliance, whereas
the variable of tax knowledge and tax comprehension are significant in taxpayer compliance.
Keyword: Tax Socialization, Tax Knowledge, Tax Comprehension, Taxpayer Compliance
PENDAHULUAN
Salah satu fungsi pemungutan pajak bagi Pemerintah yaitu sebagai upaya untuk
mencapai pembangunan nasional yang baik. Kontribusi yang dibayarkan oleh masyarakat
pada Negara berupa iuran wajib disebut sebagai pajak (UU No. 28, 2007).
Jika dibandingkan dengan penerimaan dari sektor lain, pajak berperan memberikan
kontribusi terbesar dalam penerimaan negara. Berdasarkan informasi yang diperoleh
dari (kemenkeu.go.id, 2017), penerimaan pendapatan negara dari sektor pajak
memberikan kontribusi sebagai penyumbang terbesar dengan rata-rata sebesar 77,6%.
Negara dapat melakukan banyak pembangunan seiring semakin meningkatnya
pendapatan pajak. Pajak juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengurangi
kesenjangan antar daerah.
Dalam news.ddtc.co.id (2018) menyatakan bahwa terdapat 59 juta pelaku UMKM di
Indonesia. Berdasarkan jumlah tersebut, diketahui hanya 397 ribu yang membayar pajak
pada Tahun 2015. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kontribusi UMKM
pada penerimaan pajak yaitu rendahnya tingkat kepatuhan Wajib Pajak UMKM.
Menurut McKerchar dalam (news.ddtc.co.id, 2017) beberapa hal yang
menyebabkan ketidakpatuhanWajib Pajak yaitu Wajib Pajak tidak tahu mengenai hak dan
kewajiban sebagai WP, sehingga WP cenderung tidak melaporkan SPT Tahunan serta
tidak membayar pajak. Kedua Wajib Pajak yang tidak patuh karena disengaja dengan
cara mengecilkan omzet sehingga pajak yang dibayarkan cenderung akan lebih kecil.
Pada Tanggal 22 Juni 2018, Presiden Joko Widodo dalam (www.kemenkeu.go.id,
http://unggah.feb.uns.ac.id
2
Draft Artikel
10554
2018) mengumumkan bahwa bagi masyarakat yang memiliki usaha dengan laba sampai
dengan Rp 4,8 milyar setiap tahun akan dikenai PPh final sebesar setengah persen.
Penurunan tarif pajak tersebut diatur di dalam PP No. 23 Tahun 2018. Sebelumnya,
Pemerintah telah menerapkan PP No. 46 Tahun 2013 dimana tarif pajak bagi rakyat yang
memiliki laba sampai dengan Rp 4,8 milyar dikenai PPh Final sebesar satu persen.
Sosialisasi perpajakan merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh Direktorat
Jendral Pajak dengan memberikan penyuluhan tentang perpajakan, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Tujuan dilaksanakannya sosialisasi untuk menumbuhkan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya membayar pajak, serta meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang perpajakan. Sosialisasi memiliki
peranan penting pada kepatuhan Wajib Pajak, dimana semakin sering sosialisasi
perpajakan diberikan, maka WP UMKM akan semakin Patuh dalam melaksanakan
kewajiban perpajakannya.
Menurut Berly dalam (financial.bisnis.com, 2018), Pemerintah perlu meningkatkan
kegiatan sosialisasi kepada pelaku UMKM agar kedepannya tidak terjadi salah tafsir.
Yustinus dalam (www.liputan6.com, 2018) juga memberikan saran kepada Pemerintah
agar memberikan sosialisasi dan melakukan kampanye secara terkoordinir dan masif
dengan melibatkan otoritas moneter, Pemerintah Daerah (Pemda), lembaga keuangan,
asosiasi usaha, tokoh masyarakat, dan perguruan tinggi. Pemerintah dapat meningkatkan
pengawasan dalam sektor perpajakan UMKM yang dapat diawali dengan melakukan
penyuluhan, sosialisasi, edukasi, dan bimbingan.
Pengetahuan perpajakan merupakan suatu wawasan yang dimiliki oleh Wajib Pajak
tentang pengertian dan hal-hal lain yang berhubungan dengan pajak. Pengetahuan
memiliki dampak yang besar pada masyarakat, terutama kepada Wajib Pajak.
Pengetahuan akan perpajakan memberikan pengaruh kepada Kepatuhan WP UMKM
dimana semakin tinggi WP berpengetahuan, maka akan semakin patuh pula WP
melaksanakan kewajiban perpajakan.
Pemahaman perpajakan merupakan sifat dimana seseorang memiliki banyak
pengetahuan secara mendalam akan perpajakan, baik dari segi prosedur, tarif dan sanksi
yang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Wajib Pajak UMKM dapat mematuhi
kewajiban perpajakannya seiring semakin mendalamnya tingkat pemahaman terhadap
perpajakan.
Penelitian sebelumnya mengenai kepatuhan Wajib Pajak sudah banyak dilakukan di
Indonesia diantaranya oleh Andriani dkk (2015), Lestari (2017), dan Megantara dkk
(2017). Berdasarkan penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa pemahaman,
sosialisasi, pengetahuan, kesukarelaan membayar pajak dan penghasilan berpengaruh
positif pada ketaatan Wajib Pajak. Sedangkan variabel pendidikan mempengaruhi secara
negatif pada ketaatan Wajib Pajak.
Sesuai dengan pernyataan yang telah dijabarkan, maka tema penelitian ini
mengenai kepatuhan WP UMKM. Penelitian ini dilakukan di Kota Yogyakarta karena
terdapat berbagai bidang UMKM yang dijalankan. Penelitian ini lebih fokus pada PP
No. 23 Tahun 2018 karena jenis peraturan yang mulai diterapkan di Indonesia pada
Bulan Juli 2018 dengan tarif perpajakan yang lebih rendah.
LANDASAN TEORI
Teori Atribusi
Fritz Heider merupakan seorang ahli psikologi yang pertama mengenalkan tentang
http://unggah.feb.uns.ac.id
3
Draft Artikel
10554
teori atribusi pada Tahun 1958. Menurut Heider (1979), atribusi merupakan suatu alat
yang berperan dalam memberi atribut sebagai penyeimbang dalam proses pembentukan
kecerdasan manusia. Terdapat dua jenis atribusi kausalitas yaitu internal dan eksternal.
Atribusi secara intenal merujuk pada kepercayaan, intensi, dan hasrat yang mengarah
pada pribadi manusia pada suatu tujuan. Atribusi eksternal merupakan pengaruh yang
berasal dari luar pribadi seseorang yang merujuk pada kekuatan dengan tidak
melibatkan tujuan atau intensi.
Teori atribusi juga dikembangkan oleh Weiner (2010) melalui kerangka kerja yang
berpengaruh pada psikologi sosial. Pengembangan teori tersebut lebih menekankan pada
suatu pencapaian. Menurut Weiner (2010), atribusi dipengaruhi oleh faktor-faktor
penting yang berupa upaya dan usaha, kemampuan, kesulitan dalam tugas, dan
keberuntungan. Atribusi kemudian dikelompokkan dalam beberapa dimensi kausalitas.
Dimensi kausalitas yang pertama yaitu locus of control berupa personal dan impersonal.
Pengendalian secara personal timbul akibat pengaruh pada diri seseorang, sedangkan
pengendalian eksternal yang timbul dari pengaruh lingkungan sekitar. Dimensi yang
kedua yaitu stability, yang berfungsi untuk mengindikasikan apakah terjadi perubahan
dalam berperilaku atau tidak. Dimensi yang ketiga yaitu controllability, yang merujuk
pada
Teori atribusi dapat dikaitkan dengan kepatuhan Wajib Pajak yang sesuai dengan
penelitian terdahulu. Dalam atribusi, kesadaran Wajib Pajak dan pengetahuan korupsi
merupakan faktor internal, sedangkan faktor eksternal berupa tax amnesty, sanksi, dan
sistem administrasi perpajakan. Faktor eksternal dan internal tersebut bisa
berpengaruh bagi WP untuk memutuskan dalam bersikap tidak patuh atau patuh (Ariesta
& Lyna, 2017). Menurut Andayani (2018), terori atribusi berkaitan dengan kepatuhan
Wajib Pajak dimana ketaatan perpajakan dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal.
Faktor pada aspek internal berupa manfaat serta pengetahuan pajak, sedangkan faktor
ekstenal berupa keadilan, pelaksanaan administrasi, dan manfaat pajak. Atribusi
dianggap relevan untuk menjelaskan seseorang dalam memenuhi kewajiban perpajakan.
Menurut Putri dan Putu (2017), pengetahuan, kesadaran, pemahaman, sanksi, dan
kualitas pelayanan pajak dapat digunakan dalam mengukur kepatuhan Wajib Pajak. hal
tersebut berkaitan dengan atribusi dimana kesadaran, pengetahuan, dan pemahaman
perpajakan merupakan faktor pendorong dalam diri WP untuk tidak patuh atau patuh,
sedangkan kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan merupakan faktor pendorong dari
lingkungan luar Wajib Pajak.
Pajak
Pajak merupakan iuran yang dilakukan oleh rakyat kepada negara karena bersifat
wajib dan memaksa serta terutang sesuai peraturan pajak yang berlaku (UU No. 16,
2009). Pembayaran pajak berupa penyerahan harta sebagian kekayaan rakyat yang
timbul karena suatu perpbuatan (Sari, 2013).
Menurut Mardiasmo (2016), pajak dapat berfungsi sebagai penerimaan dan
pengatur. Pajak digunakan sebagai pendanaan Pemerintah dalam membiayai atas
pengeluaran negara. Dalam rangka prlaksanaan kebijakan suatu negara, pajak berperan
sebagai pengatur pada aspek ekonomi serta sosial.
Kepatuhan Pajak
Kepatuhan Wajib Pajak yaitu kepatuhan atas seseorang terhadap peraturan yang
diberlakukan mengenai perpajakan. Tindakan atas seseorang untuk melaksanakan
pembayaran pajaknya kepada negara merupakan kontribusi untuk melaksanakan
http://unggah.feb.uns.ac.id
4
Draft Artikel
10554
pembangunan negara dan diharapkan dapat dilakukan secara sukarela dalam rangka
memenuhi kewajiban perpajakan. Sistem yang diberlakukan di Indonesia dalam
membayar pajak berupa Self Assessment dengan memberikan kepercayaan secara penuh
dalam melapor, menghitung, dan membayar kewajiban perpajakannya terhadap WP
(Tiraada, 2013).
Kepatuhan dikelompokkan dalam dua jenis berupa kepatuhan materiil dan formal.
Wajib pajak yang memenuhi seluruh ketentuan materiil perpajakan berlandaskan UU
perpajakan disebut sebagai ketaatan materiil. Sedangkan kepatuhan secara formal
merupakan suatu upaya secara formal dalam memenuhi kewajiban perpajakan
berdasarkan ketentuan formal yang tercantum dalam undang-undang perpajakan
(Nurmantu, 2000).
Usaha Menengah, Kecil, dan Mikro
Menurut Bank Dunia dalam (Bank Indonesia, 2015), UMKM dikemlompokkan ke
dalam tiga kategori yaitu usaha menengah, kecil, serta mikro, yang mana jenis usaha
tersebut dapat dilihat dari jumlah karyawan yang dimiliki. Jumlah karyawan pada usaha
mikro sebanyak sepuluh orang, jumlah karyawan pada usaha kecil yaitu sebanyak tiga
puluh orang, dan jumlah karyawan pada usaha menengah yaitu sebanyak tiga ratus
orang. dasarkan Aset dan Omset
Karakteristik UMKM tidak hanya diukur dari aspek komoditas. Berikut ini beberapa
karakteristik lain dariUMKM yaitu: (1) Kualitas produk yang belum memenuhi standar
seperti usaha besar dikarenakan kebanyakan keterbatasan teknologi, (2) Keterbatasan
desain pada produk yang disebabkan oleh terbatasnya pengalaman dan pengetahuan
tentang produk, (3) Keterbatasan jenis produk karena UMKM biasanya hanya
memproduksi bebrapa jenis produk, (4) Keterbatasan daftar harga dan kapasitas yang
disebabkan karena pelaku UMKM kesulitan dalam menentukan harga dan kapasitas
produk sehingga dapat menyulitkan konsumen, (5) Bahan baku yang kurang standar
karena didapatkan dari beragam sumber yang berbeda, (6) Kontinuitas produk kurang
sempurna dan tidak terjamin karena ketidak teraturan produksi.
Sosialisasi
Sosialisasi yaitu suatu usaha untuk menyampaikan informasi (Surat Edaran DJP,
2011). Sosialisasi tentang perpajakan merupakan suatu usaha atau upaya yang dilakukan
oleh Direktorat Jendral Pajak (DJP) bagian pembinaan dan informasi kepada Wajib Pajak
tentang apapun yang berhubungan dengan bidang perpajakan (Ananda dkk, 2015).
Sosialisai dapat dilaksanakan secara langsung maupun sosialisasi secara tidak
langsung. Dalam melaksanakan sosialisasi secara langsung, petugas pajak memberikan
penjelasan tentang perpajakan melalui seminar, bimbingan, atau penyuluhan kepada
Wajib Pajak. Sosialisasi secara tidak langsung dapat dilakukan oleh petugas pajak
melalui televisi, radio, internet, dan pemasangan spanduk di tempat umum.
Pengetahuan
Pengetahuan pada bidang pajak adalah suatu proses ketika seseorang mengetahui
tentang perpajakan kemudian menerapkan pengetahuannya dengan melakukan
pembayaran pajak (Resmi, 2009). Pengetahuan perpajakan merupakan sesuatu yang
dipahami dan diketahui mengenai suatu hal yang berhubungan dengan hukum pajak,
baik hukum pajak formil maupun hukum pajak materiil (Mardiasmo, 2016).
Pengetahuan perpajakan adalah suatu pedoman dasar bagi Wajib Pajak untuk
memenuhi kewajiban perpajakan yang terdiri dari menghitung, membayar, serta
memberitahukan nominal pajak yang wajib dibayarkan (Lestari, 2017). Pengetahuan
http://unggah.feb.uns.ac.id
5
Draft Artikel
10554
mengenai pajak memiliki pengaruh besar pada masyarakat atas kesadaran dalam
membayar pajak (Fitria, 2017).
Pemahaman Perpajakan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2018) paham merupakan seseorang yang
berpengetahuan banyak, mengerti atau tahu benar tentang suatu hal. Pemahaman
merupakan suatu hasil atau bentuk dari proses belajar atas keinginan diri dalam
mengetahui atau mengerti secara benar terhadap sesuatu (Kartika & Andri, 2015).
Cara Wajib Pajak untuk memahami atas peraturan pajak ialah bentuk pemahaman
WP pada peraturan perpajakan (Hardiningsih & Nila, 2011). Wajib Pajak dapat
dikategorikan paham akan perpajakan apabila dapat melakukan pengisian Surat
Pemberitahuan (SPT) dengan benar dan baik karena telah memahami prosedur pengisian
SPT, dapat menghitung pajak terutangnya, melaporkan pajak terutang di tempat Wajib
Pajak terdaftar, dan melakukan pembayaran dan penyetoran secara tepat waktu
(Ekawati, 2008).
PP No. 23 Tahun 2018
Pajak Penghasilan bagi pengusaha dengan peredaran bruto tertentu diatur pada PP
No. 23 Tahun 2018. Jenis pajak tersebut bersifat final dengan tarif yang dikenakan yaitu
setengah persen.
Objek pajak dalam peraturan berupa penghasilan yang diterima dari usaha dengan
omset tidak lebih dari Rp 4,8 Miliar pada periode setahun. Pajak tersebut bersifat secara
final sesuai pada Undang-Undang perpajakan.
Pengaruh Sosialisasi pada Wajib Pajak UMKM
Sosialisasi perpajakan dapat dilakukan secara langsung seperti pengadaan
seminar, diskusi, mendatangi Wajib Pajak, dan lain sebagainya. Selain itu sosialisasi
perpajakan juga dapat dilakukan secara tidak langsung melalui iklan di televise, radio,
media massa, media internet, pemasangan poster di tempat umum, dan lain sebagainya.
Pada penelitian Andayani (2018) menunjukkan bahwa sosialisasi mempengaruhi
secara positif pada kepatuhan WP UMKM. Penelitian Andriani dan Eva (2015)
menunjukkan adanya pengaruh yang positif pada kesadaran WP
terhadap ketaatan WP. Sesuai dengan uraian tersebut, pengembangan hipotesis
penelitian ini yaitu:
H1: Sosialisasi memiliki pengaruh positif dengan kepatuhan WP UMKM.
Pengaruh Pengetahuan dalam Ketaatan Wajib Pajak UMKM
Pengetahuan yang berkaitan dengan pajak merupakan hasil sikap manusia
mengenai suatu hal, atau semua upaya seseorang dalam mengerti akan suatu objek yang
dapat terbentuk melalui pemikiran, serta objek yang dengan mudah dimengerti manusia
dan dapat bersifat ideal, atau yang berkaitan atas gangguan kejiwaan (Rahayu, 2017).
Pengetahuan atas perpajakan berperan dalam mendorong Wajib Pajak untuk lebih taat.
Berdasarkan penelitian Lestari (2017) menunjukkan pengetahuan berpengaruh
secara positif pada Kepatuhan WP UMKM. Penelitian Wicaksono (2016) serta Rahayu
(2017) menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif serta signifikan atas pengetahuan
pada kepatuhan WP. Dengan begitu, hipotesis dalam penelitian dapat dikembangkan
sebagai berikut:
H2: Pengetahuan memiliki pengaruh positif pada kepatuhan WP UMKM.
Pengaruh Pemahaman Terhadap Kepatuhan WP UMKM
Pemahaman merupakan berpengetahuan banyak, mengerti benar akan suatu hal,
http://unggah.feb.uns.ac.id
6
Draft Artikel
10554
dan tahu benar akan sesuatu (KBBI, 2018). Pemahaman perpajakan merupakan
pengetahuan yang banyak dan mendalam terhadap perpajakan baik tarif, prosedur
pembayaran, sanksi dan sebagainya yang dengan mengacu pada peraturan sehingga
dapat mendorong untuk melaksanakan hal yang telah dipahami tersebut.
Penelitian Imaniati (2016) menyatakan adanya pengaruh positif antara pemahaman
pada kepatuhan WP UMKM. Penelitian Kartika dan Andri (2015), dan Lestari (2017)
menunjukkan hasil bahwa adanya pengaruh positif serta signifikan atas pemahaman
peraturan pada Kepatuhan WP UMKM. Sesuai uraian tersebut, pengembangan hipotesis
penelitian ini yaitu:
H3 : Pemahaman perpajakan tentang PP No. 23 Tahun 2018 memberikan pengaruh
secara positif pada ketaatan WP UMKM.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini berupa deskriptif kuantitatif. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu sosialisasi, pengetahuan, dan pemahaman
perpajakan terhadap variabel terikat berupa kepatuhan Wajib Pajak UMKM.
Sampel
Sampel yang diambil pada penelitian ini berupa non probability sampling
method melalui pemberian peluang yang seimbang pada populasi untuk dipilih sebagai
sampel. Judgment sampling dan purposive sampling digunakan dalam metode
nonprobability sampling untuk pengambilan sampel sesuai pada kriteria tertentu.
Jumlah populasi dari pelaku UMKM yang terdaftar di umkm.jogjakota.go.id (2018)
sebanyak 2.028 UMKM. Perolehan jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak
60 UMKM. Sampel yang berjumlah antara 30-500 atau lebih dianggap cukup dalam
regresi berganda sebesar 10 kali dari jumlah variabel independen (Sekaran, 2013).
Penelitian ini menggunakan 3 variabel bebas, sehingga ukuran minimal sampel sebanyak
30. Jumlah observasi (data) pada penelitian ini sebanyak 15 sesuai dengan jumlah
variabel independen yaitu 3. Oleh karena itu, jumlah data dalam penelitian ini sudah
memenuhi kecukupan sampel, melebihi kriteria minimum, dan dapat mewakili populasi.
Data dan Teknik Pengumpulan Data
Data pada penelitian ini berupa data primer. Data primer merupakan jenis data
yang diperoleh secara langsung oleh peneliti. Pada penelitian ini data diperoleh melalui
penyebaran kuesioner yang diberikan secara langsung kepada pelaku UMKM di Kota
Yogyakarta. Responden penelitian adalah pelaku UMKM yang terdaftar di
umkm.jogjakota.go.id (2018).
Skala yang digunakan untuk mengukur indikator sosialisasi, pemahaman, dan
kepatuhan WP UMKM berupa skala Likert dengan 4 poin jawaban yaitu Sangat Tidak
Setuju (STS), Tidak Setuju (ST), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS). Untuk pernyataan
positif diberi nilai 1, 2, 3, 4 berturut-turut, sedangkan untuk pernyataan negatif diberi
nillai 4, 3, 2, 1. Untuk mengukur indikator pengetahuan digunakan skala Gruttman
dengan dua poin yaitu untuk pertanyaan positif dengan jawaban Benar (B)
mendapat nilai 1 dan Salah (S) mendapat nilai 0, sedangkan untuk pernyataan negatif
jawaban Benar (B) mendapat nilai 0 dan jawaban Salah (S) mendapat nilai 1.
Operasional, Ukuran Variabel dan Waktu Penelitian
Sebanyak 1 variabel terikat dan 3 variabel bebas diliibatkan pada penelitian yang
dilakukan. Variabel bebas bersifat mempengaruhi dan variabel terikat bersifat
dipengaruhi dengan variabel yang lain(Ghozali, 2018).
http://unggah.feb.uns.ac.id
7
Draft Artikel
10554
Pada penelitian ini, Sosialisasi, pengetahuan, dan pemahaman perpajakan
merupakan variabel bebas. Sedangkan kepatuhan WP UMKM merupakan variabel
terikat.
Pada penelitian ini terdapat 44 item pertanyaan pada kuesioner yang diajukan
kepada responden. Terdapat 4 indikator untuk mengukur variabel Kepatuhan WP UMKM
yaitu pendaftaran diri untuk mendapatkan NPWP, pencatatan keuangan, membayar
pajak, serta mengitung, mengisi dan melaporkan SPT.
Terdapat 2 indikator pengukuran dalam sosialisasi perpajakan yang berupa
penyuluhan secara langsung dan tidak langsung. Pengukuran untuk variabel
pengetahuan menggunakan 5 indikator yaitu pengertian umum, prosedur pembayaran
pajak, pembukuan dan pencatatatn, NPWP, dan penagihan pajak. pada variabel
pemahaman, pengukuran menggunakan 2 indikator berupa pemahaman mengenai
ketentuan umum dan pemahaman secara teknis pada PP No. 23 Tahun 2018.
Variabel pemahaman perpajakan tentang PP No. 23 Tahun 2018 digunakan untuk
menguji tingkat pemahaman WP UMKM dikarenakan peraturan tersebut baru diterapkan
pada 1 Juli 2018. Oleh karena itu, penyebaran kuesioner dalam penelitian ini dilakukan
pada Bulan November 2018 hingga awal Bulan Januari 2019.
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Tujuan dari pengujian ini yaitu mengetahui kelayakan (valid) dalam kuesioner
(Ghozali, 2018). Apabila setiap pertanyaan dapat mengungkap sesuatu untuk diukur,
maka pertanyaan dalam kuesioner tersebut bersifat valid. Penelitian ini menggunakan
faktor analisis berupa analisis Conformatory dalam melakukan pengujian untuk
mengungkap adanya unidimesionalitas dengan mengkonfirmasikan suatu variabel atau
konstruk.
Uji reliabilitas merupakan suatu alat pengukuran pada kuesioner yang sebagai
indikator suatu konstruk atau variabel. Kuesioner disebut reliabel bila menerima respon
yang bersifat stabil atau konsisten. Pengujian reliabilitas dapat menunjukkan tingkat
kekonsistenan hasil pengukuran apabila pengukuran menggunakan aspek dan alat ukur
yang sama (Ghozali, 2018).
Uji Multikolonieritas, Autokorelasi, Heteroskedastisitas
dan Normalits
Tujuan dari pengujian multikolonieritas untuk mengetahui keberadaan korelasi
pada variabel independen. Bila tidak berkorelasi antara variabel bebas maka model
regresi tersebut sudah baik. Bila terdapat korelasi antara variabel bebas, maka variabel
tersebut tidak (Ghozali, 2018).
Tujuan dilakukannya pengujian autokorelasi yaitu untuk mendeteksi korelasi antar
kesalahan pengganggu dalam waktu sekarang dan kesalahan di waktu lampau (Ghozali,
2018). Bila tidak terjadi autokorelasi maka model regresi tersebut baik. Uji
autokorelasi ini juga berupa uji Run Test.
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui perbedaan variance antar
pengamatan dari residual. Disebut Homoskedastisitas jika variance pada residual antar
pengamatan bersifat tetap. Sedangkan jika variance berbeda disebut Heteroskedastisitas.
Apabila terjadi Homoskedastisitas maka model regresi tersebut dikatakan baik.
Penguhian normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat distribusi
normal dalam variabel residual atau pengganggu (Ghozali, 2018). Model regresi
dikatakan baik apabila data berdistribusi normal. Semua data diuji dengan menggunakan
uji Kolmogorov-Smirnov.
http://unggah.feb.uns.ac.id
8
Draft Artikel
10554
Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis linear berganda digunakan untuk menguji hipotesis melalui uji ketepatan
perkiraan untuk mengetahui besarnya hubungan antara variabel bebas (independen)
dengan variabel terikat (dependen) dengan tujuan untuk memprediksi dan/atau
mengestimasi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen sesuai dengan
nilai variabel independen yang diketahui.
Untuk mengetahui pengaruh sosialisasi, pengetahuan, dan pemahaman perpajakan
terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM, maka penelitian ini menggunakan analisis
regresi linear berganda dengan program SPSS versi 20. Persamaan regresi dalam
penelitian ini yaitu sebagai berikut:
Y = β + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + e
Keterangan:
Y
= Kepatuhan Wajib Pajak UMKM
β
= Konstanta
X1
= Sosialisasi
X2
= Pengetahuan Perpajakan
X3
= Pemahaman Perpajakan atas PP No. 23 Tahun 2018
β1.β3
= Koefisien regresi masing-masing variabel
e
= Error
Uji Hipotesis
Terdapat tiga hipotesis pada penelitian ini. Tujuannya untuk melihat apakah
terdapat dukungan pada hipotesis.
Analisis linear berganda digunakan dalam rangka pengujian hipotesis melalui uji
ketepatan perkiraan ssehingga dapat diketahui presentase hubungan antar variabel. Uji
hipotesis di sini berupa uji R2, uji F dan uji t.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Validitas
Perlu dilakukan pengujian validitas untuk mengetahui keabsahan dari pertanyaan
pada kuesioner. Untuk mengetahui hasilnya diperlukan pembanding antara r-tabel dan rhitung. Berdasarkan jumlah responden (N = 60) pada taraf kepercayaan α = 0.05,
dengan demikian diperoleh r-tabel sebanyak 0.255. Jika hasil pengujian menunjukkan rhitung > r-tabel, maka ada korelasi antar butir pertanyaan.
Hasil dari pengujianvaliditas dari 44 pertanyaan, ditemukan dua nomor tidak valid
yaitu item P10 dan item P33 yang artinya item tersebut tidak berkorelasi secara
signifikan dengan skor total. Agar item-item pertanyaan ini layak dijadikan alat ukur,
maka kedua bulir pertanyaan tersebut harus dihilangkan untuk melanjutkan pengujian
selanjutnya yaitu uji reliabilitas.
Uji Reliabilitas
Pertanyaan yang bersifat valid akan diproses untuk uji reliabilitas dengan cara
membandingkan nilai Cronbach Alpha. Hasil pengujian ini dikatakan reliabel apabila nilai
CronbachAlpha> 0,70 (Ghozali, 2018).
Hasil pengujian tersebut menunjukkan Cronbach’s Alpha yaitu 0.914 yang
kemudian akan dibandingkan dengan 0.70. Hal tersebut berarti item-item kuisioner atas
tanggapan pengguna responden yang diberikan bersifat konsisten dan memenuhi kriteria
untuk pengukuran survey.
http://unggah.feb.uns.ac.id
9
Draft Artikel
10554
Uji Multikolonieritas
Pengujian ini berguna dalam mendeteksi multikolinieritas dengan melihat jumlah
Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance pada setiap variabel independen. Antar
variabel independen dinyatakan tidak ada multikolinieritas jika jumlah VIF < 10 dan/atau
Tolerance > 0.10.
Tabel 1. Hasil Uji Multikolonieritas
Variabel
Sosialisasi
Pengetahuan
Pemahaman
Tolerance
0.661
0.997
0.663
Variance Inflation Factor (VIF)
1.512
1.003
1.509
Sumber: Olah data SPSS 22
Pada hasil uji multikolonieritas didapatkan bahwa semua variabel independen yaitu
sosialisasi, pengetahuan, dan pemahaman perpajakan telah memenuhi uji asumsi klasik.
Hal tersebut mengindikasikan tidak adanya hubungan antar variabel independen.
Uji Autokorelasi
pengujian dilakukan melalui run test dengan perbandingan Asymp. Sig. pada taraf
kepercayaan sebesar 95% (α = 0.05). Bila Asymp. Sig. (2-tailed)>α = 0.05, maka
dinyatakan terbebas dari masalah autokorelasi.
Berdasarkan Run test diperoleh 0.118 > 0.05. Hasil tersebut mengartikan tidak
adanya autokorelasi antar residual.
Uji Heterokedastisitas
Uji heterokesdatisitas merupakan uji untuk melihat perbedaan variance antar
residual pengamatan (Gurajat, 2003). Residual dikatakan heterokesdatisitas jika nilai
variance antar pengamatan berbeda, namun bila nilai variance tetap, residual dikatakan
homokesdatisitas. Apabila bersifat homokesdatisitas maka model regresi tersebut baik.
Hasil yang diperoleh dari pengujian ini didapatkan nilai Sig dari variabel sosialisasi
yaitu 0.551, pengetahuan yaitu 0.487, dan pemahaman yaitu 0.586. Dengan demikian
untuk setiap nilai dari variabel independen melebihi 0.05 sehingga variabel independen
tersebut bersifat homokesdatisitas. Dengan begitu nilai variance antar pengamatan
bersifat tetap.
Uji Normalitas
Pengujian diproses melalui perbandingan nilai Asymp. Sig. dengan α = 0.05.
Apabila hasil pengujian menunjukkan Asymp. Sig. > 0.05, maka gagal tolak H atau dapat
diartikan bahwa residual berdistribusi normal.
Berdasarkan pengujian ini melalui Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai sebesar
0.543 > 0.05. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa residual telah berdistribusi secara
normal.
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji R 2 berfungsi untuk mengetahui kemampuan dari model guna memberikan
keterangan variasi atas variabel dependennya. Besar R2 berkisar dari 0 hingga 1 dimana
jika i R2 mendekati 1, maka kemampuan model semakin kuat saat menginformasikan
seluruh informasi yang diperlukan dalam melakukan perkiraan pada variabel dependen.
Berdasarkan hasil uji (R 2 ) yang dilakukan, didapatkan R 2 sebesar 0.399 yang
http://unggah.feb.uns.ac.id
10
Draft Artikel
10554
didapatkan dari pengkuadratan dari nilai Koefisien Korelasi (R). Besarnya nilai R2 ini
dapat diinterpretasikan bahwa sosialisasi, pengetahuan dan pemahaman
pajak berpengaruh sebesar 39.9% terhadap kepatuhan WP. Untuk sisanya sebesar 60.1%
yang berarti bahwa terdapat pengaruh dari faktor-faktor lain diluar variabel independen
(sosialisasi, pengetahuan, dan pemahaman perpajakan).
Uji Statistik F
Uji ini mengindikasi apakah seluruh variabel independen berpengaruh secara
simultan pada variabel terikat. Hasil pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai
Sig. dengan taraf kepercayaan sebesar α = 0.05. Jika hasil menunjukkan Sig < 0.05,
maka variabel bebas telah signifikan berpengaruh pada variabel dependen.
Hasil pengujian ini menyatakan Sig. sebesar 0.000 < 0.05. Hal itu berarti nilai
telah signifikan anatara pengaruh variabel independen pada variabel dependen.
UJi Statistik t
Uji Statistik atau biasa disebut dengan uji t sama halnya dengan uji F. Bedanya
terletak pada uji F yang dilakukan secara simultan sedangkan untuk uji t dilakukan
secara individu. Hasil dari pengujian dengan membandingkan Sig dengan α = 0.05.
Apabila hasil pengujian menunjukkan Sig < 0.05, maka secara individu variabel
independen berpengaruh pada variabel dependen.
Berdasarkan hasil pengujian didapatkan bahwa nilai sosialisasi yaitu 0.281 > 0.05,
yang berarti sosialisasi tidak memiliki pengaruh pada kepatuhan WP. Untuk nilai
pengetahuan sebesar 0.042 < 0.05 dan variabel pemahaman perpajakan 0.000 <0.05.
Hasil tersebut memberi arti bahwa kedua variabel tersebut berpengaruh secara
signifikan pada kepatuhan WP.
Pengaruh Variabel Independen terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
UMKM
Dari hasil uji yang telah dilakukan beserta uraiannya, maka dapat diketahui
pengaruh variabel independen berupa Sosialisasi, Pengetahuan, dan Pemahaman pada
variabel Kepatuhan WP UMKM. Hasil uji t menyatakan sosialisasi tidak memiliki
pengaruh signifikan pada kepatuhan WP UMKM. Hal tersebut mengindikasikan bahwa
sosialisasi perpajakan yang dilakukan oleh petugas fiskus kurang tersampaikan dan
dimengerti oleh masyarakat khususnya WP sehingga pengetahuan dan kesadaran dalam
melaksanakan kewajiban perpajakan menjadi rendah. Selain itu, faktor ketidakaktifan
WP dalam mengikuti berbagai kegiatan seminar perpajakan, penyuluhan, dan bentuk
sosialisasi lainnya membuat sosialisasi tidak berpengaruh pada kepatuhan Wajib Pajak.
Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Winerungan (2013) serta Lianty dkk (2017)
menunjukkan tidak ada pengaruh secara signifikan antara sosialisasi pada
kepatuhan WP. Pemerintah khususnya Kantor Pelayanan Pajak perlu melakukan
sosialisasi perpajakan secara inovatif, lebih menarik dan tidak kaku sebagai upaya untuk
meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pajak (Winerungan, 2013).
Berdasarkan hasil pengujian pada uji t menyatakan pengetahuan secara signifikan
berpengaruh pada Kepatuhan WP. Sesuai persamaan 4.1 model regresi yang didapatkan,
menunjukkan bahwa adanya peningkatan atau penambahan pengetahuan terkait
perpajakan Kepatuhan WP akan mengalami peningkatan sebesar 0.250% setiap
peningkatan 1% pada pengetahuan. Hasil tersebut dapat mengindikasikan bahwa
semakin banyak pengetahuan perpajakan maka Wajib Pajak akan semakin sadar dan
patuh dalam melaksanakan kewajiban perpajakan. Hasil tersebut mendukung penelitian
Wicaksono (2016), Lestari dan Rahayu (2017) yang menyatakan pengetahuan
http://unggah.feb.uns.ac.id
11
Draft Artikel
10554
pajak berpengaruh positif dan signifikan pada kepatuhan WP.
Pemahaman perpajakan atas Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2018 juga
memiliki pengaruh signifikan pada Kepatuhan WP. Berdasarkan persamaan 4.1 model
regresi yang didapatkan menunjukkan bahwa adanya peningkatan terkait pemahaman
akan perpajakan tentang PP No. 23 Tahun 2018 setiap 1%, maka Kepatuhan WP akan
meningkat sebesar 0.339%. Dengan demikian, meningkatkan Kepatuhan WP dipengaruhi
juga oleh pemahaman akan perpajakan tentang PP No. 23 Tahun 2018. Hasil ini
mengindikasikan bahwa kebanyakan WP UMKM telah memahami aturan pada PP Nomor
23 Tahun 2018, dimana WP UMKM dengan penghasilan yang tidak melebihi 4,8 miliar
rupiah per tahun akan dikenai tarif PPh Final sebesar 0,5%. Semakin tinggi tingkat
pemahaman WP maka akan semakin tinggi pula tingkat kepatuhan WP. Hasil tersebut
mendukung penelitian Kartika dan Andri (2015), Imaniati (2016), Mustofa (2016), dan
Lestari (2017) dengan hasil pemahaman berpengaruh signifikan pada kepatuhan WP.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Tujuan dilakukannya penelitian ini guna mengetahui pengaruh atas sosialisasi,
pengetahuan, dan pemahaman tentang pajak pada kepatuhan Wajib Pajak UMKM.
Variabel independen yang diindikasikan dapat memberikan pengaruh dalam penelitian
ini yaitu sosialisasi, pengetahuan, dan pemahaman perpajakan. Variabel terikat berupa
kepatuhan WP UMKM di Kota Yogyakarta.
Pada uji statistik didapatkan hasil yaitu sosialisasi perpajakan secara signifikan
tidak mempengaruhi kepatuhan WP. Pengetahuan dan pemahaman memiliki pengaruh
secara signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak, Dengan persamaan regresi yang
mengindikasikan peningkatan atau penambahan pengetahuan sebanyak 1%
sehingga kepatuhan WP akan meningkat sebanyak 0.250%. Untuk pemahaman
perpajakan tentang PP No. 23 Tahun 2018 setiap 1%, kepatuhan WP akan meningkat
0.339%.
Keterbatasan
Keterbatasan penelitian terletak pada sampel yang kurang banyak. Hal tersebut
dikarenakan keterbatasan waktu sehingga sampel yang didapatkan kurang sesuai, dan
banyak pelaku UMKM yang telah pindah dari alamat usaha yang terdaftar dan usaha
sudah tidak beroperasi lagi.
Saran
Beberapa saran penelitian yaitu (1) bagi Wajib Pajak sebaiknya mencari informasi
perpajakan melalui media massa maupun elektronik atau datang langsung ke kantor
pajak untuk bertanya kepada petugas pajak apabila merasa kurang memahami tentang
prosedur dan perarturan perpajakan yang berlaku, (2) bagi Pemerintah dan Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta sebaiknya memberikan sosialisasi secara
menyeluruh, jelas, dan berkala kepada masyarakat sehingga pengetahuan dan
pemahaman yang berkaitaan dengan pajak dapat diterima dengan baik serta target
penerimaan pajak dapat terealisasi, dan (3) untuk penelitian berikutnya sebaiknya jumlah
sampel pada penelitian ditambah sehingga data yang diperoleh dapat mewakili seluruh
Wajib Pajak yang tersebar.
http://unggah.feb.uns.ac.id
12
Draft Artikel
10554
DAFTAR PUSTAKA
Ananda, Pasca Rizki, Srikandi Kumadji dan Achmad Husaini. 2015. Pengaruh Sosialisasi
Perpajakan, Tarif Pajak, dan Pemahaman Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak. Jurnal Akuntansi, 6 (2): 1-9.
Andayani, Endro. 2018. Pengaruh Faktor-faktor Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013 Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak UMKM. Jurnal Transparansi, 1 (1): 12-28.
Andriani, Yunita dan Eva Herianti. 2015. Pengaruh Sosialisasi Pajak, Pemahaman
Perpajakan, dan Tingkat Pendidikan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM.
Syariah Paper Accounting FEB UMS, ISSN. pp: 487-495.
Anwar, Rizky Akbar dan Muhammad Syafiqurrahman. 2016. Pengaruh Sosialisasi
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Perpajakan Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) di Surakarta dengan Pengetahuan Perpajakan Sebagai
Variabel Pemediasi. Jurnal InFestasi, 12 (1): 66-74.
Ariesta, Ristra Putri dan Lyna Latifah. 2017. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi
Perpajakan, Sistem Administrasi Perpajakan Modern, Pengetahuan Korupsi, dan
Tax Amnesty Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Semarang.
Akuntansi Dewantara, 1 (2): 173-187.
Ariyanti, Fiki. 2018. Tarif Pajak UMKM Turun, Potensi Kehilangan Penerimaan Rp 2,5
Triliun perp Tahun.https://www.liputan6.com/bisnis/read/3566545/tarif- pajakumkm-turun-potensi-kehilangan-penerimaan-rp-25-triliun-per-tahun. Diakses pada
13 November 2018.
Bank Indonesia. 2015. Profil Bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia.
Direktur Jendral Pajak. 2011. Surat Edaran No. SE-98/PJ/2011.
Ekawati, Liana dan Wirawan Endro Dwi Radianto. 2008. Survey Pemahaman dan
Kepatuhan Wajib Pajak Jurnal Teknologi dan Manajemen Informatika, 6 (_):
185:190.
Fauzia, Mutia. 2018. Sri Mulyani Akui Penerimaan Pajak UMKM Masih Rendah.
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/07/14/164924926/sri-mulyani-akui-penerim
aan-pajak-umkm-masih-rendah. Diakses pada 12 November 2018.
Fitria, Dona. 2017. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak,Pengetahuan, dan Pemahaman
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Journal of Applied and Economics, 4
(1): 30-34.
Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25 (edisi
kesembilan). Semarang: Universitas Diponegoro.
Gunandi. 2005. Fungsi Pemeriksaan Terhadap Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak (Tax
Compliance). Jurnal Perpajakan Indonesia, 4 (50: 4-9.
Hardiningsih, Pancawati dan Nila Yulianawati. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kemauan Membayar Pajak. Dinamika Keuangan dan Perbankan, 3 (1): 126-142.
Heider, Fritz. 1979. Chapter 2 On Balance and Attribution. Perspectives on Social
Network research. New York: Academic Press.
Imaniati, Zaen Zulhaj. 2016. Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Tentang Penerapan PP No.
46 Tahun 2013, Pemahaman Perpajakan, dan Sanksi Perpajakan Terhadaap
Kepatuhan Wajib Pajak Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Kota Yogyakarta.
Jurnal Nominal, 5 (2): 123-135.
James, Simon and Clinton Alley. 2004. Tax Compliance, Self-Assessment and Tax
Administration. Journal of Finance and Management in Public Services, 2 (_):
http://unggah.feb.uns.ac.id
13
Draft Artikel
10554
27-42.
Jones, Edward E. dan Keith E. Davis. 1965. From Acts to Dispositions: The Attribution
Process in Person Perception. Advances in Experimental Social Psychology. New
York: Academic Press.
Kartika, Yunitha Tri dan Andri Waskita Aji. 2015. Analisis Pengaruh Pemahaman
Ketentuan dan Presepsi Wajib Pajak Tentang Peraturan Pemerintah Nomor 46
Tahun 2013 Terhadap Kepatuhan dalam Melaksanakan Ketentuan pada Wajib
Pajak Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kota Yogyakarta. Jurnal
Akuntansi, 3 (2): 56-62.
Kementrian Keuangan Republik Indonesia. 2017. APBN 2017 yang Kredibel, Efisien dan
Efektif, serta Berkesinambungan. https://www.kemenkeu.go.id/apbn2017. Diakses
pada 2 Mei 2018.
Kementrian Keuangan Republik Indonesia. 2017. Inklusi Kesadaran pajak, Menuju
Negara
Mandiri
Finansial
https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel-dan-opini/inklusi-kesadaran-pajak-me
nuju-negara-mandiri-finansial/. Diakses pada 2 Mei 2018.
Kementrian Keuangan Republik Indonesia. 2017. Menkeu: Lihatlah Penggunaan Uang
Pajak
Anda
untuk
Apa
Saja.
https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/menkeu-lihatlah-penggunaan-uang-paj
ak-anda-untuk-apa-saja/. Diakses pada 2 Mei 2018.
Kementrian Keuangan. 2012. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.03/2012
Tentang Wajib Pajak Patuh.
Lestari, Chatarina Ayu. 2017. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan dan Pemahaman
Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal
Profita 4 (_): 1-11.
Lianty, R. A. Meiska. 2017. Pengetahuan Perpajakan, Sosialisasi Perpajakan, da
Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Riset Akuntansi
Kontemporer, 9 (2): 55-65.
Malle, Bertram F. 2011. Time to Give up the Dogmas of Attribution: an Alternative
Theory of Behavior Explanation. Advances in Experimental Social Psychology, 44
(_): 298-338.
Mardiasmo. 2016. Perpajakan Edisi Terbaru. Yogyakarta: Andi Offset.
Megantara, Kadek, Gusti Ayu Purnamasari dan Ni Kadek Sinarwati. 2017. Pengaruh
Penghasilan Wajib Pajak, Sosialisasi Perpajakan, dan Kemauan membayar Pajak
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Usahawan atas Penerapan Peraturan Pemerintah
Nomor 46 Tahun 2013. e-Journal S1 Ak universitas Pendidikan Ganesha, 7 (1): 1-9.
Mustofa, Fauzi Achmad, Kertahadi dan Mirza Maulinarhadi R. 2016. Jurnal Perpajakan, 8
(1): 1-6.
Muttaqin, Muchammad Cholid. 2017. Strategi Menggenjot Kepatuhan Pajak UMKM.
https://news.ddtc.co.id/strategi-menggenjot-kepatuhan-pajak-umkm-11609. Diakses
pada 12 November 2018.
Nurmantu, Safri. 2000. Dasar-dasar Perpajakan. Jakarta: Ind-Hill-Co.
Oda. 2018. Tunggakan Wajib Pajak Kota Yogyakarta Mencapai Rp 50 Miliar.
http://jogja.tribunnews.com/2018/01/31/tunggakan-wajib-pajak-kota-yogyakarta-me
ncapai-rp-50-miliar. Diakses pada 4 Juni 2018.
Patchow. 2017. Hanya 1% UMKM di Yogyakarta yang Bayar Pajak
https://pemeriksaanpajak.com/2017/07/27/hanya-1-umkm-di-yogyakarta-yang-bayar
http://unggah.feb.uns.ac.id
14
Draft Artikel
10554
pajak/. Diakses pada 27 Juni 2018.
Putri, Kadek Juniati dan Putu Ery Setiawan. 2017. Pengaruh Kesadaran, Pengetahuan
dan Pemahaman Perpajakan, Kualitas Pelayanan dan Sanksi Perpajakan terhadap
KEpatuhan Wajib Pajak. Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 18 (2): 1112-1140.
Rahayu, Nurulita. 2017. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Ketegasan Sanksi Pajak, dan
Tax Amnesty Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Akuntansi Dewantara, 1 (1): 15-30.
Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan
Negara.
Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Republik Indonesia. 2008. Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah.
Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara perpajakan.
Republik Indonesia. 2018. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 Tentang Pajak
Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak
yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu.
Resmi, Siti. 2009. Perpajakan: Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat.
Richard, M. 2018. Penerimaan Pajak Dari UMKM Dinilai Tepat.
http://finansial.bisnis.com/read/20180130/10/732093/penerimaan-pajak-dari-umkm
dinilai-tepat. Diakses pada 13 November 2018.
Sari, Diana. 2013. Konsep Dasar Perpajakan. Bandung: PT Refika Adimata.
Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2013. Research Methods for Business. United Kingdom:
Jhon Wiley & Sons Ltd.
Tiraada, Tryana A.M. 2013. Kesadaran Perpajakan, Sanksi Pajak, Sikap Fiskus Terhadap
Kepatuhan WPOP di Kanupaten Minahasa Selatan. Jurnal EMBA, 1 (3): 999-1008.
Umkm.jogjakota.go.id diakses pada 22 Oktober 2018.
Weiner, B. 2010. Attribution Theory. Elsevier.
Wicaksono, Ready. 2016. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam Membayar Pajak Sesuai PP No.
46 Tahun 2013 Pada UMKM di Kabupaten Bantul. Jurnal Fokus Bisnis, 15 (2): 1-18.
Winerungan, Oktaviane Lidya. 2013. Sosialisasi Perpajakan, Pelayanan Fiskus dan Sanksi
Perpajakan Terhadap Kepatuhan WPOP di KPP Manado dan KPP Bitung. Jurnal
EMBA, 1 (3): 960-970.
www.kbbi.id diakses pada 24 Mei 2018.
Ananda, Pasca Rizki, Srikandi Kumadji dan Achmad Husaini. 2015. Pengaruh Sosialisasi
Perpajakan, Tarif Pajak, dan Pemahaman Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak. Jurnal Akuntansi, 6 (2): 1-9.
Andayani, Endro. 2018. Pengaruh Faktor-faktor Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013 Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak UMKM. Jurnal Transparansi, 1 (1): 12-28.
Andriani, Yunita dan Eva Herianti. 2015. Pengaruh Sosialisasi Pajak, Pemahaman
Perpajakan, dan Tingkat Pendidikan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM.
Syariah Paper Accounting FEB UMS, ISSN. pp: 487-495.
Anwar, Rizky Akbar dan Muhammad Syafiqurrahman. 2016. Pengaruh Sosialisasi
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Perpajakan Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) di Surakarta dengan Pengetahuan Perpajakan Sebagai
Variabel Pemediasi. Jurnal InFestasi, 12 (1): 66-74.
http://unggah.feb.uns.ac.id
15
Draft Artikel
10554
Ariesta, Ristra Putri dan Lyna Latifah. 2017. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi
Perpajakan, Sistem Administrasi Perpajakan Modern, Pengetahuan Korupsi, dan
Tax Amnesty Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Semarang.
Akuntansi Dewantara, 1 (2): 173-187.
Ariyanti, Fiki. 2018. Tarif Pajak UMKM Turun, Potensi Kehilangan Penerimaan Rp 2,5
Triliun
perp
Tahun.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3566545/tarif-pajak-umkm-turun-potensi-kehi
langan-penerimaan-rp-25-triliun-per-tahun. Diakses pada 13 November 2018.
Direktur Jendral Pajak. 2011. Surat Edaran No. SE-98/PJ/2011.
Ekawati, Liana dan Wirawan Endro Dwi Radianto. 2008. Survey Pemahaman dan
Kepatuhan Wajib Pajak Jurnal Teknologi dan Manajemen Informatika, 6 (_):
185:190.
Fauzia, Mutia. 2018. Sri Mulyani Akui Penerimaan Pajak UMKM Masih Rendah.
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/07/14/164924926/sri-mulyani-akui-penerim
aan-pajak-umkm-masih-rendah. Diakses pada 12 November 2018.
Fitria, Dona. 2017. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak,Pengetahuan, dan Pemahaman
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Journal of Applied and Economics, 4
(1): 30-34.
Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25 (edisi
kesembilan). Semarang: Universitas Diponegoro.
Gunandi. 2005. Fungsi Pemeriksaan Terhadap Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak (Tax
Compliance). Jurnal Perpajakan Indonesia, 4 (50: 4-9.
Hardiningsih, Pancawati dan Nila Yulianawati. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kemauan Membayar Pajak. Dinamika Keuangan dan Perbankan, 3 (1): 126-142.
Heider, Fritz. 1979. Chapter 2 On Balance and Attribution. Perspectives on Social
Network research. New York: Academic Press.
Imaniati, Zaen Zulhaj. 2016. Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Tentang Penerapan PP No.
46 Tahun 2013, Pemahaman Perpajakan, dan Sanksi Perpajakan Terhadaap
Kepatuhan Wajib Pajak Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Kota Yogyakarta.
Jurnal Nominal, 5 (2): 123-135.
James, Simon and Clinton Alley. 2004. Tax Compliance, Self-Assessment and Tax
Administration. Journal of Finance and Management in Public Services, 2 (_):
27-42.
Jones, Edward E. dan Keith E. Davis. 1965. From Acts to Dispositions: The Attribution
Process in Person Perception. Advances in Experimental Social Psychology. New
York: Academic Press.
Kartika, Yunitha Tri dan Andri Waskita Aji. 2015. Analisis Pengaruh Pemahaman
Ketentuan dan Presepsi Wajib Pajak Tentang Peraturan Pemerintah Nomor 46
Tahun 2013 Terhadap Kepatuhan dalam Melaksanakan Ketentuan pada Wajib
Pajak Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kota Yogyakarta. Jurnal
Akuntansi, 3 (2): 56-62.
Kementrian Keuangan Republik Indonesia. 2017. APBN 2017 yang Kredibel, Efisien dan
Efektif, serta Berkesinambungan. https://www.kemenkeu.go.id/apbn2017. Diakses
pada 2 Mei 2018.
Kementrian Keuangan Republik Indonesia. 2017. Inklusi Kesadaran pajak, Menuju
Negara
Mandiri
Finansial
https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel-dan-opini/inklusi-kesadaran-pajak-me
http://unggah.feb.uns.ac.id
16
Draft Artikel
10554
nuju-negara-mandiri-finansial/. Diakses pada 2 Mei 2018.
Kementrian Keuangan Republik Indonesia. 2017. Menkeu: Lihatlah Penggunaan Uang
Pajak
Anda
untuk
Apa
Saja.
https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/menkeu-lihatlah-penggunaan-uang-paj
ak-anda-untuk-apa-saja/. Diakses pada 2 Mei 2018.
Kementrian Keuangan. 2012. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.03/2012
Tentang Wajib Pajak Patuh.
Lestari, Chatarina Ayu. 2017. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan dan Pemahaman
Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal
Profita 4 (_): 1-11.
Lianty, R. A. Meiska. 2017. Pengetahuan Perpajakan, Sosialisasi Perpajakan, da
Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Riset Akuntansi
Kontemporer, 9 (2): 55-65.
Malle, Bertram F. 2011. Time to Give up the Dogmas of Attribution: an Alternative
Theory of Behavior Explanation. Advances in Experimental Social Psychology, 44
(_): 298-338.
Mardiasmo. 2016. Perpajakan Edisi Terbaru. Yogyakarta: Andi Offset.
Megantara, Kadek, Gusti Ayu Purnamasari dan Ni Kadek Sinarwati. 2017. Pengaruh
Penghasilan Wajib Pajak, Sosialisasi Perpajakan, dan Kemauan membayar Pajak
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Usahawan atas Penerapan Peraturan Pemerintah
Nomor 46 Tahun 2013. e-Journal S1 Ak universitas Pendidikan Ganesha, 7 (1): 1-9.
Mustofa, Fauzi Achmad, Kertahadi dan Mirza Maulinarhadi R. 2016. Jurnal Perpajakan, 8
(1): 1-6.
Muttaqin, Muchammad Cholid. 2017. Strategi Menggenjot Kepatuhan Pajak UMKM.
https://news.ddtc.co.id/strategi-menggenjot-kepatuhan-pajak-umkm-11609. Diakses
pada 12 November 2018.
Nurmantu, Safri. 2000. Dasar-dasar Perpajakan. Jakarta: Ind-Hill-Co.
Oda. 2018. Tunggakan Wajib Pajak Kota Yogyakarta Mencapai Rp 50 Miliar.
http://jogja.tribunnews.com/2018/01/31/tunggakan-wajib-pajak-kota-yogyakarta-me
ncapai-rp-50-miliar. Diakses pada 4 Juni 2018
Patchow. 2017. Hanya 1% UMKM di Yogyakarta yang Bayar Pajak
https://pemeriksaanpajak.com/2017/07/27/hanya-1-umkm-di-yogyakarta-yang-bayar
pajak/. Diakses pada 27 Juni 2018.
Putri, Kadek Juniati dan Putu Ery Setiawan. 2017. Pengaruh Kesadaran, Pengetahuan
dan Pemahaman Perpajakan, Kualitas Pelayanan dan Sanksi Perpajakan terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 18 (2): 1112-1140.
Rahayu, Nurulita. 2017. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Ketegasan Sanksi Pajak, dan
Tax Amnesty Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Akuntansi Dewantara, 1 (1): 15-30.
Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan
Negara.
Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Republik Indonesia. 2008. Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah.
Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara perpajakan.
Republik Indonesia. 2018. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 Tentang Pajak
http://unggah.feb.uns.ac.id
17
Draft Artikel
10554
Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak
yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu.
Resmi, Siti. 2009. Perpajakan: Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat.
Richard, M. 2018. Penerimaan Pajak Dari UMKM Dinilai Tepat.
http://finansial.bisnis.com/read/20180130/10/732093/penerimaan-pajak-dari-umkm
dinilai-tepat. Diakses pada 13 November 2018.
Sari, Diana. 2013. Konsep Dasar Perpajakan. Bandung: PT Refika Adimata.
Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2013. Research Methods for Business. United Kingdom:
Jhon Wiley & Sons Ltd.
Tiraada, Tryana A.M. 2013. Kesadaran Perpajakan, Sanksi Pajak, Sikap Fiskus Terhadap
Kepatuhan WPOP di Kanupaten Minahasa Selatan. Jurnal EMBA, 1 (3): 999-1008.
umkm.jogjakota.go.id diakses pada 22 Oktober 2018.
Weiner, B. 2010. Attribution Theory. Elsevier.
Wicaksono, Ready. 2016. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam Membayar Pajak Sesuai PP No.
46 Tahun 2013 Pada UMKM di Kabupaten Bantul. Jurnal Fokus Bisnis, 15 (2): 1-18.
Winerungan, Oktaviane Lidya. 2013. Sosialisasi Perpajakan, Pelayanan Fiskus dan Sanksi
Perpajakan Terhadap Kepatuhan WPOP di KPP Manado dan KPP Bitung. Jurnal
EMBA, 1 (3): 960-970.
www.kbbi.id diakses pada 24 Mei 2018.
http://unggah.feb.uns.ac.id
18
Download