DAYA TERIMA ORGANOLEPTIK COOKIES PELANGI IKAN GAGUK Meysine Pradi Sela1, Betty Yosephin2, Afriyana Siregar3, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bengkulu, Jurusan Gizi Jalan Indragiri Nomor 3 Padang Harapan Bengkulu [email protected] Abstract : cookies is one kind of snack that the public interest. Cookies known by many people, both children, teens and adults who live in rural and urban areas. Cookies are cakes made from raw starch which are generally made from white flour, refined sugar, eggs, vanilla, margarine, cornstarch, baking powder, and instant powdered milk, The purpose of this study was to determine the organoleptic acceptability Gaguk fish rainbow cookies on the quality of color, aroma, taste and texture of the three formulations. This study is the experimental or trial (experiment reseacrh). The design used was completely randomized design (CRD), which aims to assess a treatment or action. In this study, treatment is done is to determine the acceptability of cookies rainbow fish Gaguk by organoleptic color, aroma, flavor and texture. The results showed that of the three formulations, namely on the organoleptic quality of color, aroma, texture and taste of F1, F2, and F3 average panelists preferred F2 F2 due to the formulation of its fish meal Gaguk less in comparison with soybean flour. For students are expected to conduct advanced research related to the nutrients in fish rainbow cookies Gaguk and determine more precisely the formulation in the manufacture of fish Gaguk rainbow cookies.As for the people Gaguk fish rainbow cookies can be used as a field sideline for rainbow cookies Gaguk fish is rarely found in people using fish meal and soybean flour. Besides being able to take advantage of local food in the manufacture of cookies, cookies gained a healthy and cheap. Keywords : Thank power, Cookies, Fish Gaguk Abstrak : Cookies merupakan salah satu jenis makanan ringan yang diminati masyarakat. Cookies dikenal oleh banyak orang, baik anak-anak, usia remaja maupun dewasa, yang tinggal di daerah pedesaan maupun perkotaan. Cookies adalah kue yang terbuat dari bahan dasar tepung yang umumnya dibuat dari tepung terigu, gula halus, telur ayam, vanilli, margarin, tepung maizena, baking powder, dan susu bubuk instant. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui daya terima organoleptik cookies pelangi ikan gaguk terhadap mutu warna, aroma, rasa dan tekstur dari tiga formulasi. Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat eksperimen atau percobaan (experiment reseacrh). Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) yang bertujuan untuk menilai suatu perlakuan atau tindakan. Dalam penelitian ini perlakuan dilakukan adalah untuk mengetahui daya terima cookies pelangi ikan gaguk berdasarkan organoleptik warna, aroma, rasa dan tekstur. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari tiga formulasi yaitu pada organoleptik mutu warna, aroma, tekstur dan rasa F1, F2, dan F3 rata-rata panelis lebih menyukai F2 dikarenakan pada formulasi F2 tepung ikan gaguk nya lebih sedikit di bandingkan dengan tepung tempe. 1 Bagi mahasiswa diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutan terkait kandungan gizi dalam cookies pelangi ikan gaguk dan menentukan formulasi yang lebih tepat lagi dalam pembuatan cookies pelangi ikan gaguk. Sedangkan bagi masyarakat cookies pelangi ikan gaguk ini dapat dijadikan sebuah bidang usaha sampingan karena cookies pelangi ikan gaguk jarang didapatkan di masyarakat menggunakan tepung ikan dan tepung tempe. Selain dapat memanfaatkan bahan pangan lokal dalam pembuatan cookies, cookies yang didapat yang sehat dan murah. Kata Kunci : Daya Terima, Cookies, Ikan Gaguk Masalah gizi makro yang masih sering dijumpai adalah KEP, sejumlah hasil penelitian menunjukkan angka penderita KEP yang masih sangat besar terutama pada kelompok anak. Data RISKESDAS 2010 menunjukkan bahwa persentase anak dengan konsumsi energi dan protein kurang dari 70% AKG adalah 33,4%, dari jumlah tersebut 24,8% berada pada kelompok umur 1-6 tahun. Sebagian kasus konsumsi energi protein yang berada di bawah kebutuhan minimal terjadi di daerah pedesaan dan cenderung lebih besar pada kelompok anak laki-laki (Riskesdas 2010). Berdasarkan data Riskesdas 2007 diperkirakan 7% anak balita Indonesia (sekitar 300 000 jiwa) meninggal setiap tahun dan 170.000 anak (60%) di antaranya akibat gizi buruk (Gantohe 2012). Perlu upaya penanggulangan masalah gizi pada anak balita. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui pengembangan makanan kudapan sebagai makanan tambahan atau selingan untuk konsumsi harian bagi anak balita. Salah satu makanan kudapan yang dikembangkan adalah cookies. Cookies merupakan makanan yang praktis karena dapat dimakan kapan saja, cookies juga mempunyai daya simpan yang relatif lama. Pemberian cookies untuk anak balita yang disuplementasi dengan bahan tinggi protein sangat baik, karena kue kering ini tidak menyebabkan cepat kenyang. Cookies yang diproduksi pada umumnya masih berupa makanan pabrikan tinggi energi dan gula serta berbasis tepung terigu. Cookies dapat dijadikan salah satu alternatif makanan selingan yang praktis dan sehat (Manurung, Nasution, dan Lubis n.d.). Perlu diciptakan satu produk cookies yang bergizi dan kaya protein, serat, kalsium, atau provitamin A. Bahan utama dalam pengolahan cookies biasanya adalah telur, terigu, gula dan margarin, sedangkan pembentukan adonan dilakukan menggunakan cetakan atau secara manual dengan tangan. Produk cookies ini mempunyai daya simpan yang lama karena kering, bentuknya yang kecil sangat mudah dikemas dan sangat menarik saat disajikan. Cookies umumnya dibuat dari tepung terigu. Dalam rangka percepatan diversifikasi konsumsi pangan, maka perlu adanya upaya substitusi sebagian terigu dengan tepung lainnya seperti tepung ikan gaguk dan tepung tempe (Wulandari 2018). Ikan gaguk mempunyai nama yang berbeda-beda berdasarkan daerahnya. Daerah Jawa dikenal dengan ikan manyong, Jawa Barat atau Jakarta ikan gaguk, gaguk kerbo atau duri utik. Sedangkan daerah Sumatera Selatan adalah ikan gagak putih, Kalimantan Barat adalah ikan gugup dan daerah Sulawesi Selatan adalah barukang, dengan nama latin adalah Arius Thalassinus (Asih Fitriani, 2006). Provinsi Bengkulu memiliki potensi yang cukup besar pada sub sektor perikanan, terutama perikanan laut. Letak wilayah yang sebagian besar menghadap ke Samudera Hindia dengan panjang pantai mencapai 525 km, menyebabkan Provinsi Bengkulu memiliki luas laut teritorial sebesar 53.000 km2 dan luas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE jarak 12 - 200 mil laut dari pantai) mencapai 685.000 km2 (Nur Sulistyo,2014). 2 BAHAN DAN CARA KERJA Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat eksperimen atau percobaan (experiment reseacrh). Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) yang bertujuan untuk menilai suatu perlakuan atau tindakan. Dalam penelitian ini perlakuan dilakukan adalah untuk mengetahui daya terima cookies pelangi ikan gaguk berdasarkan organoleptik warna, aroma, rasa dan tekstur. HASIL a. Daya terima organoleptik terhadap mutu warna cookies pelangi ikan gaguk Garafik 1 Nilai rata-rata uji organoleptik terhadap mutu warna cookies pelangi ikan gaguk Grafik 1 menunjukkan bahwa pada formula F1(190) rata-rata responden agak menyukai warna cookies pelangi ikan gaguk yaitu 3.2. Pada formula F2(237) rata-rata responden agak menyukai warna cookies pelangi ikan gaguk yaitu 3.56. Sedangkan pada formula F3(346) rata-rata responden agak menyukai warna cookies pelangi ikan gaguk yaitu 3.4. b. Daya terima organoleptik terhadap mutu aroma cookies pelangi ikan gaguk Aroma Nilai Rata-Rata Uji Organoleptik 3.4 3.33 3.3 3.13 3.2 3.1 3.06 3 2.9 Formulasi 1 Formulasi 2 Formulasi 3 Grafik 2 Nilai rata-rata uji organoleptik terhadap mutu aroma cookies pelangi ikan gaguk Grafik 2 menunjukkan bahwa pada formula F1(190) rata-rata responden agak menyukai aroma cookies pelangi ikan gaguk yaitu 3.06. Pada formula F2(237) rata-rata responden agak menyukai aroma cookies pelangi ikan gaguk yaitu 3.33. Sedangkan pada formula F3(346) menunjukkan bahwa rata-rata responden yaitu 3.13 3 c. Daya terima organoleptik terhadap mutu tekstur cookies pelangi ikan gaguk Nilai Rata-Rata Uji Organoleptik Tekstur 3.6 3.43 3.36 3.4 3.2 2.96 3 2.8 2.6 Formulasi 1 Formulasi 2 Formulasi 3 Grafik 3 Nilai rata-rata uji organoleptik terhadap mutu tekstur cookies pelangi ikan gaguk Grafik 3 menunjukkan bahwa pada formula F1(190) rata-rata responden tidak menyukai tekstur cookies pelangi ikan gaguk yaitu 2.96. Pada formula F2(237) rata-rata responden menyukai tekstur cookies pelangi ikan gaguk yaitu 3.43. pada formula F3(346) menunjukkan bahwa rata-rata responden agak menyukai yaitu 3.36. d. Daya terima organoleptik terhadap mutu rasa cookies pelangi ikan gaguk Nilai Rata-Rata Uji Organoleptik Rasa 3.8 3.6 3.73 3.4 3.53 3.4 3.2 Formulasi 1 Formulasi 2 Formulasi 3 Grafik 4 Nilai rata-rata uji organoleptik terhadap mutu rasa cookies pelangi ikan gaguk Grafik 4 menunjukkan bahwa pada formula F1(190) rata-rata responden agak menyukai rasa cookies pelangi ikan gaguk yaitu 3.4. Pada formula F2(237) rata-rata responden suka rasa cookies pelangi ikan gaguk yaitu 3.73. Sedangkan pada formula F3(346) menunjukkan bahwa rata-rata responden agak menyukai rasa cookies pelangi ikan gaguk yaitu 3.53. 1. Hasil Uji Kruskall-Wallis Cookies Pelangi Ikan Gaguk Tabel 1 Hasil Uji Organoleptik Cookies Pelangi Ikan Gaguk Organoleptik Cookies Nilai p Kesimpulan pelangi Ikan gaguk Warna ( F1, F2, F3 ) 0.090 Tidak ada perbedaan Aroma ( F1, F2, F3 ) 0.465 Tidak ada perbedaan Tekstur ( F1, F2, F3 ) 0.077 Tidak ada perbedaan Rasa ( F1, F2, F3 ) 0.170 Tidak ada perbedaan P>0.05 ( Tidak ada perbedaan antara masing-masing produk ( F1,F2,F3)). 4 Tabel 1 menjelaskan bahwa hasil uji Kruskall-Wallis terhadap warna pada ketiga formulasi adalah tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap ketiga formulasi, uji KruskallWallis terhadap aroma pada ketiga formulasi adalah tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap ketiga formulasi, uji Kruskall-Wallis terhadap tekstur pada ketiga formulasi adalah tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap ketiga formulasi, uji Kruskall-Wallis terhadap rasa pada ketiga formulasi adalah tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap ketiga formulasi. PEMBAHASAN 1. Daya terima organoleptik cookies pelangi ikan gaguk terhadap mutu organoleptik warna Hasil penelitian cookies pelangi ikan gaguk diketahui bahwa pada formula F2(237) menunjukkan bahwa nilai rata-rata responden tertinggi yaitu agak suka (3.56), terhadap mutu warna cookies yang diperkaya tepung ikan gaguk dan tepung tempe. Analisis statistik pengaruh F1 (190), F2 (237), dan F3 (346) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara daya terima cookies pelangi ikan gaguk terhadap mutu organoleptik warna (p=0.090). Pada cookies formulasi F1 (190), F2 (237), dan F3 (346) ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara jumlah penambahan tepung ikan gaguk dan tepung tempe terhadap kesukaan daya terima organoleptik warna, hal ini dapat dijelaskan bahwa penambahan tepung ikan gaguk dan tepung tempe yang berbeda-beda, warna yang dihasilkan oleh cookies pelangi ikan gaguk tidak mengalami perubahan yang pada dasarnya kecoklatan, sehingga dengan penambahan tepung ikan gaguk dan tepung tempe tidak mempengaruhi warna aslinya secara nyata. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Cahyo (2012), yang menunjukkan bahwa hasil uji hedonik terhadap karakteristik warna cookies menunjukkan tidak adanya pengaruh dengan penambahan tepung tempe dan tepung ikan teri karena tepung tempe dan tepung ikan teri mempunyai warna yang kecoklatan. Semakin banyak tepung tempe dan tepung ikan teri ditambahkan maka warna cookies yang dihasilkan semakin kecoklatan. Hal ini dikarenakan pada warna tepung ikan gaguk dan tepung tempe yang agak kecoklatan serta ditambah coklat bubuk pada pembuatan adonan cookies sehingga menghasilkan warna yang sama pada warna cookies yang biasanya. Sedangkan pada penelitian cookies pelangi ikan gaguk terhadap mutu organoleptik warna panelis lebih menyukai F2 dibandingkan pada F1 Dan F3. Karena pada cookies F1,F2 dan F3 juga tidak memiliki perbedaan warna karena. 2. Daya terima organoleptik cookies pelangi ikan gaguk terhadap mutu organoleptik aroma Berdasarkan dari hasil penelitian cookies pelangi ikan gaguk menunjukkan bahwa pada formula F2 (237) menunjukkan bahwa nilai rata-rata responden tertinggi yaitu agak suka (3.33), terhadap mutu aroma cookies yang diperkaya tepung ikan gaguk dan tepung tempe. Analisis statistik pengaruh F1 (190), F2 (237), dan F3 (346) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara daya terima cookies pelangi ikan gaguk terhadap mutu organoleptik aroma (p=0.465). Aroma dari cookies pelangi ikan gaguk formula F2 (237) ini tidak terlalu amis karena pada formula F2 (237) komposisi tepung ikan gaguknya lebih sedikit dibandingkan tepung tempe. Selama proses pengadonan cookies tidak tercium aroma khas cookies. Saat cookies dipanggang mulai tercium oleh indra penciuman. Aroma yang dihasilkan berasal dari bahan5 bahan tambahan yaitu margarin, kuning telur, susu skim, vanili, tepung jahe dan coklat bubuk. Sesuai resep, bahan-bahan tambahan ini khususnya coklat bubuk berguna untuk menyamarkan aroma khas ikan pada cookies. Penelitian Gantohe (2012), yang menunjukkan bahwa hasil uji hedonik terhadap karakteristik aroma cookies menunjukkan tidak adanya perbedaan antar formula, hal ini dapat dijelaskan bahwa penambahan tepung ikan gabus yang berbeda-beda, aroma yang dihasilkan oleh cookies pelangi ikan gabus tidak mengalami perubahan yang signifikan. Hal ini dikarenakan adanya penambahan margarin, kuning telur, susu skim, vanili, tepung jahe dan coklat bubuk pada setiap formula yang digunakan sehingga aroma yang dihasilkan akan lebih cendrung sama. 3. Daya terima organoleptik cookies pelangi ikan gaguk terhadap mutu organoleptik tekstur Hasil penelitian cookies pelangi ikan gaguk diketahui bahwa pada formula F2 (237) menunjukkan bahwa nilai rata-rata responden tertinggi yaitu suka (3.43), terhadap mutu tekstur snack cookies yang diperkaya tepung ikan gaguk dan tepung tempe. Analisis statistik pengaruh F1 (190), F2 (237), dan F3 (346) menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara daya terima cookies pelangi ikan gaguk terhadap mutu organoleptik tekstur (p=0.170). Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa dengan penambahan tepung ikan gaguk dan tepung tempe tidak mempengaruhi daya terima terhadap mutu tekstur snack cookies pelangi ikan gaguk. Penelitian Dewi Kartika Sari (2014), yang menunjukkan bahwa hasil uji hedonik terhadap karakteristik tekstur cookies menunjukkan tidak adanya perbedaan antar formula, hal ini terjadi karena secara umum dengan adanya pemberian tepung ikan yang berbeda-beda akan meningkatkan tekstur cookies pelangi ikan gabus agak lebih lembut. Sedangkan pada penelitian cookies pelangi ikan gaguk terhadap mutu organoleptik tekstur panelis lebih menyukai F2 dibandingkan pada F1 Dan F3. Karena pada cookies F1,F2 dan F3 memiliki perbedaan tekstur dengan perbandingan komposisi bahan utama pada ketiga perlakuan. Pada formulasi F1, F2 dan F3 tekstur nya lembut karena adanya formulasi tepung ikan dan tepung tempe. 4. Daya terima organoleptik cookies pelangi ikan gaguk terhadap mutu organoleptik rasa Hasil penelitian cookies pelangi ikan gaguk diketahui bahwa pada formula F2 (237) menunjukkan bahwa nilai rata-rata responden tertinggi yaitu suka (3.73), terhadap mutu rasa snack cookies yang diperkaya tepung ikan gaguk dan tepung tempe. Analisis statistik pengaruh F1 (190), F2 (237), dan F3 (346) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara daya terima cookies pelangi ikan gaguk terhadap mutu organoleptik rasa (p=0.077). Formula cookies F1 (190), F2 (237), dan F3 (346) memiliki rasa yang tidak jauh berbeda, hal ini disebabkan penggunaan tepung ikan gaguk dan tepung tempe yang lebih dominan dari masing-masing perlakuan, yang pada akhirnya memberikan rasa khas yang lebih dominan pada cookies. Sedangkan untuk tepung tapioka,terigu dan jahe tidak begitu memberi pengaruh terhadap mutu rasa. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa dengan pencampuran yang tepat dalam antara jumlah penambahan tepung ikan gaguk dan tepung tempe akan meningkatkan kesukaan panelis terhadap snack cookies pelangi ikan gaguk yang dikonsumsinya. Karena pada hasil formula F2 (237) ini cookies pelangi ikan gaguk rasa tepung ikannya tidak terlalu berasa dibandingkan dengan formula F1(190). Penelitian Aprilana (2017), yang menunjukkan bahwa hasil uji hedonik terhadap karakteristik rasa cookies menunjukkan tidak adanya perbedaan antar formula, hal ini menjelaskan bahwa pada karakteristik rasa itu terjadi perbedaan kesukaan terhadap rasa 6 cookies pelangi ikan patin terlihat nyata antara formula hal ini dapat terjadi karena rasa yang khas cookies pada penambahan tepung ikan patin dan ekstrak jahe. Sedangkan pada penelitian cookies palangi ikan gaguk ini rasa yang paling disukai oleh panelis adalah pada formulasi F2 karena pada formulasi F2 tepung ikan gaguknya lebih sedikit dibandingkan tepung tempe. Cookies pelangi ikan gaguk ini selain mengandung protein hewani yang tinggi tetapi juga mengandung protein nabati yang didapat dari tepung tempe. KESIMPULAN Daya terima dari organoleptik cookies pelangi ikan gaguk terhadap mutu organoleptik warna yang paling disukai adalah pada formula F2 dengan rata-rata 3.56, daya terima dari organoleptik cookies pelangi ikan gaguk terhadap mutu organoleptik aroma yang paling disukai adalah pada formula F2 dengan rata-rata 3.33, daya terima dari organoleptik cookies pelangi ikan gaguk terhadap mutu organoleptik tekstur yang paling disukai adalah pada formula F2 dengan rata-rata 3.43, dan daya terima dari organoleptik cookies pelangi ikan gaguk terhadap mutu organoleptik rasa yang paling disukai adalah pada formula F2 dengan rata-rata 3.73. SARAN Bagi mahasiswa diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutan terkait kandungan gizi dalam cookies pelangi ikan gaguk dan menentukan formulasi yang lebih tepat lagi dalam pembuatan cookies pelangi ikan gaguk. Sedangkan bagi masyarakat cookies pelangi ikan gaguk ini dapat dijadikan sebuah bidang usaha sampingan karena cookies pelangi ikan gaguk jarang didapatkan di masyarakat menggunakan tepung ikan dan tepung tempe. Selain dapat memanfaatkan bahan pangan lokal dalam pembuatan cookies, cookies yang didapat yang sehat dan murah. . DAFTAR RUJUKAN Anni.2008.” Evakuasi Penerimaan Konsumen Terhadap Cita Rasa Cookies Pisang Jakarta ”. Aprianto, 2017 “Analysis Of Fish Consumption Patterns In Bengkulu City.” 16(2): 237–50. Aprilana, 2017 “ Karakteristik Biskuit Dengan Subtitusi Tepung Ikan Patin Dan Penambahan Ekstrak Jahe” Fakultas Teknologi Dan Industri Pangan Universitas Slamet Riyadi Surakarta. Arbaiyah, 2011. “Sifat Organoleptik Es Krim Dengan Penambahan Lada Hitam (Piper Nigrum Linn”. Pekanbaru Arbi (2009). Pratikum Pengenalan Evaluasi sensori. Universitas terbuka. Asih Fitriani, 2006 “Profil Asam Lemak Omega-3 Dalam Hati Ikan Manyung Thalassinus) Yang Mengalami Pemanasan Pendauluan (Blanching)”. (Arius 7 Astutik., 2001. Penggunaan Biji Jagung Kuning Rebus Sebagai Suplemen Energi Dalam Ransum Sapi Parah., Mediagama. Voll III (2). Ayustaningwarno, (2014). Teknologi Pangan; Teori Praktis dan Aplikasi . Graha Ilmu: Yogyakarta. Badan Standardisasi Nasional Indonesia, 2012 “ Tempe”. Indonesia. Bastian,2017. “Daya Terima Dan Kandungan Zat Gizi Formula Tepung Tempe Dengan Penambahan Semi Refined Carrageenan ( Src ) Dan Bubuk Kakao.” Cahyo, 2012. " Karakteristik Organoleptik Biskuit Dengan Penambahan Tepung Ikan Teri Nasi. Dewi Kartika Sari, 2014. “Uji Organoleptik Formulasi Biskuit Fungsional Berbasis Tepung Ikan Gabus ( Oph iocephalus Striatus ) The Organoleptic Functional Biscuit Formulation Based.” 34(2): 120–25. Direktorat Jendral Perikanan Budidaya., 2011. Laporan Tahunan Direktorat Produksi. Jakarta : Departemen Kelautan Dan Perikanan. Faridah, 2008 . Pembuatan Cookies Bebas Gluten Berbahan Tepung Mocaf Dan Tepung Beras Pecah Kulit Dengan Tambahan Sari Kurma. Gantohe, Tommy Marcelino. 2012. “Formulasi Cookies Fungsional Berbasis Tepung Ikan Gabus ( Channa Striata ) Dengan Fortifikasi Mikrokapsul Fe Dan Zn.” Johanes Widodo & Suadi,2008, Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Laut, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, cet.2 Juwana. 2013. “Pengertian Ikan Manyung ( Arius thalassinus ) ….” 2: 162–71. Kristiningrum., E., 2015 Soybean Tempe Producers Capability In Implementing SNI 3144:2009. SNI,99-108. Limand, I , 2014 " Perancangan Buku Visual Tentang Tempe Sebagai Salah Satu Makanan Masyarakat Indonesia. Article,6, 1-12. Manurung, Riris, Ernawati Nasution, dan Zulhaidah Lubis. “Daya Terima Cookies Substitusi Tepung Ampas Tahu Dengan Tepung Beras Merah Dan Nilai Gizinya ( The Acceptance of Cookies by The Substitution of Tofu Dregs Flour with Brown Rice Flour and The Nutrition Facts ).” : 1–8. Marbun dan Ghofar. 2017. " Analisis Morfometri, Jenis Dan Sebaran Tangkapan Ikan Manyung Di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan" Semarang Jawa Tengah. “0 48’74.8”.” 6: 470–79. Murni, Mustika. 2014. “Pengaruh Penambahan Tepung Tempe Terhadap Kualitas dan Citarasa Naget Ayam ( The Effect Of Addition Tempeh Flour To The Quality And The Taste Chicken Nugget ).” : 117–23. 8 Mutmaimanah, 2013. Kajian Karakteristik Fisikokimia Tepung Sukun ( Artocarfus Communis) Termodifikasi Dengan Variasi Lama Perendaman Dan Konsentrasi Asam Asetat. Jurnal Teknologi Pangan. Mutyia., 2016. Daya Terima Produk Minuman Jelly dan Serbuk Minuman Instan Labu Siam. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. Makassar. Nur Khalida, 2012 "Definisi Daya Terima". Universitas Muhammadiyah Semarang. Nur Sulistyo, 2014 " Pengembangan Model Perlindungan Hukum Bagi Perempuan Pelaku Usaha Perikanan Skala Mikro Dan Kecil Dalam Upaya Meningkatkan Daya Saing Produk Tim." : Bengkulu Rochima, 2015. Karakteristik Kimiawi Dan Organoleptik Pempek Dengan Penambahan Tepung Ikan Mas Asal Waduk Citara. Jurnal Akuantika Vol. V1 No.1/Maret. Setyani, Sri et al. 2017. “Tempe kedelai - jagung Sri Setyani et al Sri Setyani et al Tempe kedelai - jagung.” 22(2): 85–98. Sihab, 2017. Pengaruh Formulasi Tepung Beras Dan Tepung Ubi Kayu Fermentasi Dengan Penambahan Maltodekstrin Terhadap Penilaian Organoleptik Dan Kandungan Gizi Kripik Bayam ( Amaranthus Spp) Jurnal, Sanins Dan Teknologi Pangan. Standar Nasionas Indonesia (SNI) 01-2973-1992 " Syarat Mutu Cookies". Sulastri (2013). Organoleptik Tape Singkong Dengan Penambahan Ekstrak Daun Katuk. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Susiwi, 2009. Penilaian Organoleptik Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia. Taunay, Prayoga Nugraha, dan Sri Redjeki. 2013. “Studi Komposisi Isi Lambung Dan Kondisi Morfometri Untuk Mengetahui Kebiasaan Makan Ikan Manyung ( Arius Thalassinus ) Yang Diperoleh Di Wilayah Semarang.” 2: 87–95. Utami, 2016 " Analisis Penilaian Organoleptik Dalam NIlai Gizi Cookies. "1(1):79-85. Utari, Diah M, dan Hadi Riyadi. 2010. “( Effects Of Soybean Processing Becoming Tempeh And The.” 33(2): 148–53. Wulandari. 2018. “Pengaruh Substitusi Tepung Tempe Dan Ikan Teri Nasi (Stolephorus Sp.)Terhadap Kandungan Protein, Kalsium, Dan Organoleptik Cookies.: Universitas Diponogoro. Winarno, F.G.,2012. Keragaman Pertumbuhan Ganyong ( Canna Edulis) Pada Berbagai Ketinggian Tempat Berdasarkan Ciri Morfologi Di Kabupaten Bengkulu Selatan. Yenni Okfrianti., 2017. Pedoman Pratikum Ilmu Teknologi Pangan. Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Bengkulu. 9