Akhlak Ekspresi Iman Written by Admin Jumat, 13 Januari 2012 Akhlak Ekspresi Iman Islam adalah ajaran yang komprehensif dan integral. Ajaran yang lengkap dan terpadu. Setiap Muslim dituntut untuk menjalankan Islam secara lengkap dan terpadu dalam kehidupannya. Islam mencakup akidah, fikih dan akhlak. Akidah membahas tentang keimanan dan keyakinan seorang Muslim. Fikih membahas tentang tehnis dan mekanisme dalam beribadah. Akhlak membahas prilaku dan sikap seorang Muslim baik kepada dirinya, Tuhannya, sesama manusia juga makhluk. Cakupan akhlak sangat luas, diantara sisi-sisinya misalnya akhlak dalam politik, dalam usaha, dalam sosial masyarakat, dan sebagainya. Tidak boleh ada ketimpangan dalam diri seorang Muslim dalam tiga sisi ajaran Islam tersebut. Sisi akidah, fikih dan akhlak Muslim sepatutnya menjadi satu kesatuan yang terintegrasi dalam bingkai Islam. Allah SWT. berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”. (Al-Baqarah: 208). Sebagaimana Allah SWT. mengecam para Ahli Kitab yang bersikap memilah milih ajaran agama, mengimani sebagian ajaran dan mengkufuri sebagian yang lain, memprektekkan sebagian dan membuang sebagian. “Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah Balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat”. (Al-Baqarah: 85). Kedudukan Akhlak 1/6 Akhlak Ekspresi Iman Written by Admin Jumat, 13 Januari 2012 Akhlak sebagai salah satu ajaran inti dalam Islam mendapat perhatian sangat besar. Akhlak merupakan sisi yang mempengaruhi penilaian seorang di mata Allah SWT. Dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah, Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada wajah dan harta kalian, tetapi Allah melihat kepada hati dan perbuatan kalian”. (HR. Muslim). Dalam Hadits lain disebutkan: “Tidak ada perkara yang lebih berat dalam timbangan seorang Mukmin pada hari Kiamat nanti dari akhlak yang baik”. (HR. Tirmidzi). “Sesungguhnya diantara orang yang paling aku cintai dan paling dekat tempatnya di Hari Kiamat nanti adalah orang yang paling baik akhlaknya”. Akhlak yang baik mampu mengangkat dan memuliakan derajat seorang Muslim. “Sesungguhnya seorang Mukmin bisa meraih derajat ahli puasa dan qiyamullail dengan akhlak yang baik. (HR. Abu Dawud dan Hakim). Begitu besar perhatian Islam terhadap ajaran akhlak. Seakan pengajaran akhlak menjadi misi yang sangat dijunjungtinggi Rasul Saw dalam berdakwah. Betapa tidak akhlak mewakili eksterior (tampilan luar) seorang Muslim, yang pada selanjutnya mempengaruhi kondisi dan nasibnya kemudian di Akhirat. Tidak sebatas ini, bahkan akhlak mempengaruhi jatuh bangunnya sebuah komunitas, bahkan Umat. Sebagaimana syair yang dilantunkan oleh penyair ternama Syauqi: “Satu Umat dipengaruhi dengan akhlaknya, jika akhlak (mulia) pudar maka Umat itu juga akan punah”. Iman dan Akhlak Iman berarti attashdiiq yaitu membenarkan dan meyakini. Berarti membenarkan dan meyakini ajaran Islam dalam hati, membenarkan dengan lisan juga mengamalkan dalam perbuatan (a hlu sunah wal jama’ah ). Sedangkan akhlak dari kata alkhulq 2/6 Akhlak Ekspresi Iman Written by Admin Jumat, 13 Januari 2012 yang berarti kebiasaan, watak dan perangai. Hubungan antara iman dan akhlak sangat erat dan tidak bisa dipisahkan. Iman dan akhlak satu paket. Maka, tidak bisa dipercaya bila seorang mengaku baik iman namun akhlak dan perbuatannya jauh dari nilai keimanan. Begitu pula seorang akan sulit menjaga kebaikan akhlak dan perbuatannya dalam segala kondisi, ketika keimanan tidak bersemayam lekat dalam jiwanya. Siapa yang memiliki perangai dan akhlak yang buruk maka itu pertanda buruknya keimanan dan keislaman dalam dirinya. Bahkan kaitan atau hubungan ini, terlihat jelas dalam definisi iman -yang notabene dipahami sebagai kerja hati- yang juga mencakup amal lisan dan badan. Dari sini juga dipahami bahwa, untuk merubah atau menghilangkan akhlak dan perilaku yang tercela perlu dibenahi juga sisi keimanan dan keislaman dalam jiwa. Karena perilaku dan akhlak merupakan ekspresi dan sesuatu yang lahir dari apa yang ada dalam jiwa dan hati. Sebagaimana iman adalah energi yang mendorong seseorang berakhlak baik, menghiasi dirinya dengan amal saleh dan menjaganya dari perkara yang tidak terpuji, bagitu pula hawa nafsu bisa mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan sebaliknya. Maka, jika keimanan mendominasi hati dan jiwa seseorang sehingga ia mengalahkan dorongan hawa nafsu, dalam kondisi ini, akhlak dan perbuatan baik adalah buah yang lahir darinya. Namun sebaliknya, jika hawa nafsu mendominasi dan mengalahkan keimanan, maka ia akan melahirkan perbuatan dan akhlak tercela. Dalam berbagai ayat Allah SWT mengawali perintah untuk berakhlak baik dengan panggilan keimanan. Ketika memerintah untuk berlaku adil, Allah SWT menyeru dengan seruan keimanan: “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) Karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. berlaku adillah, Karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, 3/6 Akhlak Ekspresi Iman Written by Admin Jumat, 13 Januari 2012 Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Al-Maidah: 8). Dalam ayat lain disebutkan: “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. (At Taubah: 119). Akhlak menjadi bisa barometer keimanan seseorang. Ibadah-ibadah yang disyariatkan sebagai sarana untuk mengkondisikan hati dan meningkatkan keimanan, bisa diukur baik atau tidaknya pelaksanaan ibadah tersebut, diterima atau tidaknya ibadah tersebut dari sisi akhlak dan perilaku. Seringkali dalam berbagai hadits Rasulullah Saw. mengangkat pemahaman ini. Bagaimana Rasul Saw. mengisyaratkan ukuran diterima atau tidaknya shalat seorang dari perilakunya. Diriwayatkan dari Ali bin Ma’bad, Rasulullah Saw bersabda: “Siapa yang sholatnya tidak bisa mencegahnya dari perbuatan keji dan munkar, maka ia hanya bertambah jauh dari Allah.” Bahwa ibadah sholat yang baik adalah ketika ia mampu mewarnai perilaku dan perbuatan kita. Baik perbuatan yang hanya berdampak pada diri sendiri maupun orang lain atau sosial. Shalat yang mampu mengkondisikan jiwa dan keimanan seseorang bisa dinilai dari perbuatan dan akhlaknya. Begitu pula tentang ibadah puasa. Rasulullah Saw bersabda dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah: “Siapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta, maka Allah SWT. tidak berkepentingan atas puasanya dari makanan dan minuman”. (HR. Tirmidzi). Begitulah Secara umum hal ini diisyaratkan Rasulullah Saw, dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw: “Apakah kalian tahu siapa orang yang bangkrut itu?” p ara shahabat menjawab, “Orang yang bangkrut menurut kami adalah orang yang tidak ber-dirham dan ber-perhiasan.” Beliau bersabda, “Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat 4/6 Akhlak Ekspresi Iman Written by Admin Jumat, 13 Januari 2012 nanti dengan membawa pahala shalat, shiyam dan zakat, tetapi dia juga mencela si ini, menuduh si itu, memakan harta si ini, menumpahkan darah si itu, serta memukul si ini-itu, lalu si ini diberi kebaikan-kebaikannya, dan si itu diberi kebaikan-kebaikannya, lalu jika kebaikan-kebaikannya habis sementara semua belum selesai, maka kesalahan-kesalahan mereka diberikan kepadanya, kemudian ia dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim). Dan secara tegas Rasulullah Saw menjelaskan tentang kemestian akhlak baik sebagai tanda keimanan seseorang. Begitu sebaliknya, siapa yang berakhlak dan prilaku buruk pertanda tidak ada iman seseorang: “Demi Allah tidak beriman, tidak beriman, tidak beriman! Ditanya: Siapa itu wahai Rasul? Orang yang tidak menjadikan tetangganya merasa aman akibat perilaku buruknya”. (HR. Bukhari). Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita taufiq dan petunjuk untuk bisa menyemai keimanan sehingga ia senantiasa bersemayam dalam jiwa, sehingga melahirkan juga mewarnai akhlak dan perbuatan kita. Wallahu a’lam. Ahmad Yani, MA 5/6 Akhlak Ekspresi Iman Written by Admin Jumat, 13 Januari 2012 6/6