Uploaded by User38162

TUGAS

advertisement
5.1 Elektron Bebas Klasik
Kapasitas panas pada suhu tinggi atau suhu ruang menurut Dulong-Petit, Einstein
maupun oleh Debye besarnya adalah Cv = 3R. pendapat yang digunakan untuk mendapatkan
persamaan tersebut adalah bahwa getaran kisi dalam suatu kristal memiliki energi termal
tertentu. Paket getaran energinya dari getaran kisi yang terkuantisasi disebut fonon. Tetapi
nilai kapasitas panas atau Cv yang dijabarkan oleh Dulong-Petit, Einstein dan Debye ini
belum memasukkan nilai energi termalnya yang tersimpan dalam gerak termal elektron
bebas. Jadi, yang dimaksud adalah Cv ini hanya memperhitungkan kehadiran fonon saja
sehingga kapasitas panas logam yang hanya memperhitungkan kehadiran elektron dan fonon
dapat ditulis sebgai Cv = Cv_fonon + Cv_elektron
Cv yang berasal dari kontribusi fonon pada suhu tinggi ini adalah Cv_fonon = 3R.
Sedangkan Cv yang berasal dari kontribusi elektron dapat diuraikan dari energi rata-rata
elektron pada suhu T dengan jumlah elektron valensi yang disumbangkan oleh satu atom
pada kristal yang dilambangkan oleh Zv dengan persamaan berikut.
E  Zv
3
3
N A k B T  Z v RT
2
2
C v _ elektron 
dE 3
 Zv R
dT 2
Sehingga Cv yang berasal dari kontribusi fonon dan elektron adalah
C v  C v _ fonon  C v _ elektron  3R 
3
3 

RZ v   3  Z v  R
2
2 

Dari nilai penjabarandiatas menunjukkan bahwa kapasitas panas pada suatu kristal
yang memiliki elektron bebas (logam) 50% lebih tinggi dari kristal yang tidak memilki
elektronbebas (isolator). Pada kenyataannya, pada suhu tinggi atau suhu ruang, kapasitas
panas suatu logam tidaklah berharga 1½ kali dari nilai kapasitas panas bahan isolator tetapi
hampir sama berharga dengan 3R. Hal ini menunjukkan bahwa kajian kapasitas panas klasik
tersebut belum tepat menggambarkan kontribusi dari eleketron bebas terhadap kapasitas
panas pada suatu logam.
5.2 Elektron Terkuantisasi
Pada fenomena fisika terkhusus konsep kapasitas panas yang dikaitkan dengan
keberadaan elektron bebas dalam kristal, ternyata konsep fisika kuantum sangat diperlukan
untuk menjelaskan secara jelas. ada dua konsep kuantum pada pembahasan elektron bebas
suatu kristal atau zat padat yaitu konsep kuantisasi energi eleketron dan konsep larangan
pauli yang dapat membedakan satu jenis elektron dengan elektron lainnya berdasarkan
bilangan kuantum yang melekat pada setiap elektron.
Elektron bebas secara kuantum memiliki sifat dualistic sebagai benda dan gelombang
dapat bebas bergerak dalam seluruh volume kristal sebagai gelombang deBroglie. Syarat
batas Born-von Karmann yang harus dipenuhi adalah:
e ikx L  e
ik y L
 e ikz L  1
L disini adalah rusuk kristal dan kx, ky, kz adalah vektor vektor propagasi gelombang
pada arah x, y, dan z. Masing-masing vektor propagasi tersebut dapat dijabarkan sbb:

2
En 
k x2  k y2  k z2
2 m0

m0 adalah massa elektron bebas
Jumlah keadaan eleketron persatuan volume dengan energi antara E dan E  E 
adalah :
3
1  2m0  2 2
g ( E )E 

 E E
2 2   2 
1
Jadi rapat keadaan elektron adalah
3
1  2m0  2 2
g (E) 

 E
2 2   2 
1
Konsep rapat elektron ini adalah salah satu konsep penting ketika akan merumuskan
kapasitas panas yang berasal dari kontribusi elektron bebas.
Larangan Pauli
Larangan Paulimenyatakan bahwa tidak ada dua atau lebih elektron dalam satu sistem
memilki ennergi dan bilangan kuantum yang tepat sama. Larangan Pauli dapat di jabarkan
oleh Fermi Dirac sbb:
f (E) 
1
 E  EF
1  exp 
 k BT



Statistik Fermi Dirac memunculkan konsep energi Fermi yang merupakan jumlah
energi yang dimiliki suatu kristal pada keadaan 0 K.
Pada T = 0 K, f(E) = 1, sedangkan pada T selain 0 nilai dapat ditunjukkan dari
persamaan diatas.
Jumlah elektron per satuan volume pada T = 0 dapat dituliskan sbb:
3
1  2 m0 E F 0  2
n


3 2   2 
Energi total yang dimiliki elektron pada T = 0 dapat dituliskan sbb:
Ek
E   g ( E ) f ( E )dE
0
Karena
3
1  2m0  2 2
g ( E )dE 

 E dE
2 2   2 
1
Maka
3
3
1
5
1  2m0  2 2
1  2m 0  2 2
g ( E )dE 

 E dE 

 EF 0
2 2   2 
5 2   2 
3
1  2m E  2
3
Dengan mensubtitusikan nilai n  2  0 2 F 0  maka akan diperoleh E  nE F 0
5
3  

Dari persamaan tersebut dapat terlihat bahan elektron dengan harga energi sekitar EF
dapat berperan pada analisis CV_elektron. Dalam analisis selnjutnya perlu tinjauan lebih detail
tentang fungsi Fermi-Dirac tentang energi. Hal ini disebabkan dalam bahasan energi kinetik
elektron bebas fungsi Fermi-Dirac terdapat dalam persamaaan energi kinetik yang sbb:
Ee 
Ek
 1  f E g ( E )E
F
 E dE 
0

 f E g ( E )E
F
 E dE
Ek

k
dEe
dF
 dF 

 
g ( E )E F  E dE
 g ( E )E F  E dE  
dT
dT 
dT
0
Ek
E
Cv_elektron

dF 
Cv_elektron   
g ( E )E  E F dE
dT 
0
Pada suhu rendah
k BT
1

EF
m
E  EF
k BT
dF E  E F
e

2
E EF
dT
k BT 
k T
1  e B






2
Dengan mmemisalkan x =
E  EF
maka persamaan kapasitas panas hasil kontribusi
k BT
elektron bebas dapat disederhanakan menjadi

Cv_elektron  g ( E )k B2T
 e

x 2e x
x
 1
2
dx 
2
3
g ( E )k B2T 
 2 k B2
2E F
T
Sehingga Cv= Cv_fonon + Cv_elektron = BT3 + AT, dengan A dan B adalah konstanta yang
diperoleh dari perumusan Cv_elektron dan Cv_fonon.
5.3 Perilaku Elektron Bebas dalam Logam
walaupun pada model elektron bebas klasik tidak dapat merumuskan dengan benar.
konsep kapasitas panas, tetapi model ini berhasil menjelaskan pengaruh keberadaan elektron
bebas terhadap sifat listrik sperti nilai tahanan jenis listrik (konduktifitas termal) dari bahan
yang memiliki elektron bebas didalam kristal pembentuknya.
elektron bebas bergerak sepanjang bahan memiliki panjang L dan luas penampang A
akan memunculkan konsep arus listrik (I). pada bahan yang mengalir arus listrik akan timbul
medan listrik (E). arus listrik yang mengalir dalam suatu panampang memunculkan nilai
𝐼
kerapatan (𝐽 = 𝐴).
hukum ohm menyatakan hubungan antara kerapatan arus listrik dengan medan listrik
sbb:
𝐽 = 𝜎. 𝐸
𝜎 adalah besaran yang menunjukkan konduktivitas dari bahan.
besar konduktifitas adalah berbanding terbalik dengan nilai hambatan (resistivitas) :
1
𝜎 𝜌.
nilai hambatan suatu bahan ditentukan oleh geometri dari bahan itu sendiri.
resistivitas merupakan besaran pembanding antara nilai resistansi dengan faktor geometri dari
𝐿
suatu bahan (𝑅 = 𝜌 𝐴)
resistivitas listrik
pada pembahasan sebelumnya mengatakan bahwa resistivitas listrik berbanding
terbalik dengan nilai konduktivitsnya. hambatan yang memunculkan nilai resistivitas dapat
disebabkan oleh dua faktor yaitu adanya vibrasi kisi yang menyebabkan tumbukan anatara
elektron bebas dengan fonon dan adanya ketidak murnian (impuritas). maka nilai resistivitas
dapat dituliskan sebagai penjumlahan antara kedua komponen tersebut 𝜌 = 𝜌𝑓 + 𝜌𝑖
pada suhu rendah (T<<) nilai resistivitas hanya bergantung pada nilai umpuritas batas.
Download