Uploaded by mawarseroja2222

dokumen.tips sdm-organisasi-apotek-revisidocx

advertisement
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Berkat,
Rahmat dan KaruniaNya, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada
waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Manajemen Farmasi tahun 2015-2016, dengan judul ‘Organisasi dan
Sumber Daya Apotek’.
Penulis sadar, sebagai mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran,
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh Karen itu, penulis sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif guna penulisan
makalah yang lebih baik di masa yang akan datang. Penulis berharap, semoga
makalah sederhana ini, dapat menjadi pengetahuan dan informasi baru yang
dikemas dalam bentuk singkat, padat dan jelas.
Jakarta, April 2015
Penulis
1
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................. 1
DAFTAR ISI ................................................................................................. 2
BAB 1. PENDAHULUAN .......................................................................... 3
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 3
1.2. Tujuan Pembuatan ......................................................................... 4
1.3. Manfaat Pembuatan ....................................................................... 4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 5
2.1. Definisi Apotek ............................................................................. 5
2.2. Sumber Daya Manusia (SDM) di Apotek ..................................... 5
2.3. Organisasi di Apotek ..................................................................... 16
2.4 Ruang Apotek .............................................................................. 21
BAB 3. PENUTUP ....................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 27
2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Berdasarkan KBI (Kamus Besar Indonesia) pengertian organisasi
adalah kesatuan (susunan) yang terdiri atas bagian-bagian orang dalam
perkumpulan untuk mencapai tujuan bersama.
Organisasi merupakan
tempat atau wadah dimana orang- orang berkumpul, bekerja sama secara
rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin, dan terkendali
dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode,
lingkungan) sarana dan prasarana, data dan lain sebagainya yang
digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Sumber daya adalah suatu nilai potensi yang dimiliki oleh suatu
materi atau unsure tertentu dalam kehidupan. Sumber daya tidak selalu
bersifat fisik tetapi juga nonfisik. Sumber daya ada yang dapat menjadi
semakin besar maupun hilang, dan adapula sumber daya yang kekal (selalu
tetap). Selain itu dikenal pula istilah sumber daya yang dapat pulih atau
terbarukan (renewable resources) dan sumber daya tak terbarukan
(nonrenewable resources).
Penyelenggaraan upaya kesehatan untuk mencapai hidup sehat bagi
setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal,
merupakan modal dasar bagi pengembangan dan pembinaan sumber daya
manusia yang akan dapat mensukseskan pembangunan nasional. Upaya
kesehatan yang semula dititik beratkan pada upaya penyembuhan
penderita secara berangsur-angsur berkembang ke arah keterpaduan upaya
kesehatan yang menyeluruh. Oleh karena itu, pembangunan kesehatan
yang menyangkut upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan
penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan
kesehatan (rehabilitatif) harus dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu
3
dan
berkesinambungan
serta
dilaksanakan
bersama-sama
antara
pemerintah dan masyarakat.
Salah satu dari sekian banyak unsur yang mempunyai peranan
dalam menunjang pembangunan kesehatan adalah keberadaan apotek.
Apotek sebagai tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian dan
penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat. Disamping itu apotek
merupakan sarana pelayanan informasi tentang obat yang meliputi khasiat,
dosis, cara penggunaan, efek samping, dan interaksi obat. Hal ini dapat
meningkatkan ketepatan, dan kerasionalan penggunaan obat. Maka dari itu
dalam mengelola sebuah apotik diperlukan sumber daya manusia (SDM)
yang memiliki pengetahuan tentang teknis farmasi dan peraturan
perundang undangan farmasi. Dalam mengelola sebuah apotik diperlukan
struktur organisasi yang baik dan pegawai-pegawai yang mengetahui
tugasnya, tanggung jawabnya, siapa atasannya dan wewenangnya. Karena
untuk melaksanakan semua pekerjaan di apotik itu tidak mungkin
dilakukan oleh satu orang, maka apotik membagi pekerjaan sesuai dengan
tugas, wewenang dan tanggung jawab.
1.2
Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui organisasi apotek.
2.
Untuk mengetahui Sumber Daya Manusia (SDM) yang berlaku di
apotek.
3.
Untuk mengetahui hubungan Sumber Daya Manusia terhadap
Organisasi
1.3
Manfaat Penulisan
1.
Mengetahui sistem organisasi yang tepat.
2.
Mengetahui Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi Apotek
Pengertian
apotek
1332/Menkes/SK/X/2002
menurut
tentang
Kepmenkes
perubahan
RI
Permenkes
No.
nomor
992/Menkes/Per/X/1993 tentang ketentuan dan tata cara pemberian izin
apotek.
a. Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan
kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi, perbekalan kesehatan
lainnya kepada masyarakat.
b. Perbekalan farmasi adalah bahan obat, obat asli indonesia (obat
tradisional), bahan obat asli indonesia (bahan obat tradisional), alat
kesehatan dan kosmetika
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 25 tahun 1980, apotek
sebagai sarana pelayanan kesehatan memiliki tugas dan fungsi :
a. Tempat pengabdian profesi seorang Apoteker yang telah mengucapkan
sumpah atau janji.
b. Sarjana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk,
pencampuran, serta penyerahan obat atau bahan obat.
c. Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang
diperlukan masyarakat, secara meluas dan merata. (Depkes RI, 1980)
2.2
Sumber Daya Manusia (SDM) di Apotek
SDM merupakan aset penting bagi apoteker, karena SDM
memproduksi barang dan jasa, mengendalikan mutu produk, menghasilkan
sumber daya keuangan dan menyusun keseluruhan strategi. Tanpa SDM
yang efektif sangat tidak mungkin apotek dapat mencapai sasarannya.
5
Manajemen SDM meliputi :
1. Staffing
Menetapkan komposisi SDM apotek anatara lain : Apoteker/ farmasis,
tenaga teknis kefarmasian ( TTK ) staf pendukung (juru resep, petugas
penjualan bebas, kasir, petugas gudang)
2. Pengembangan
Pelatihan sangat penting bagi keberhasilan pegawai dan apotek karena,
seseorang yang tidak mempersiapkan dengan baik pekerjaannya akan
memberikan hasil yang tidak memuaskan. Hasil kerja pegawai yang
tidak memuaskan akan membuat pelanggan kecewa dan pelanggan
yang kecewa akan beralih ke apotek lain.
3. Komposisi
Komposisi yang ditawarkan biasanya mempunyai dampak yang cukup
signifikan pada jumlah dan kualitas pegawai yang mau bekerja dan
bertahan di apotek. Kompensasi yang terlalu rendah akan membuat
pegawai yang baik meninggalkan perusahaan, sementara kompensasi
yang terlalu tinggi akan menguras laba perusahaan.
Pengelolaan SDM
1. Perencanaan SDM
a. Kualitas / mutu tenaga kerja yang diinginkan sesuai persyaratan
jabatan yang ada (analisis jabatan) melingkupi gambaran umum
unsur jabatan, syarat untuk masing-masing jabatan, tanggung jawab
dari masing-masing jabatan.
b. Jumlah tenaga yang dibutuhkan disesuaikan dengan beban kerja,
sesuai dengan jenis pelayanan, pengaturan jam kerja (jam buka),
pengaturan shift.
6
2. Seleksi dan Rekruitmen SDM
a. Deskripsi jabatan dan spesifikasi Jabatan
b. Penyebaran informasi lowongan meliputi rekomendasi ke teman,
keluarga, pemberitahuan resmi ke instansi pendidikan, iklan di
media cetak dan eletronik
c. Teknik seleksi meliputi screening surat lamaran dan referensi, tes
dan interview, pemeriksaan kesehatan.
3. Pengembangan SDM
Bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan efektifitas dan
efisiensi kerja karyawan terhadap dalam melaksanakan dan mencapai
tujuan organisasi (perusahaan). Metode yang digunakan yaitu
mengembangkan pengetahuan, mengembangkan ketrampilan, dan
pengembangan sikap.
Peranan Apoteker dan apoteker pengelola apotek
Apoteker berperan untuk mengelola perbekalan farmasi di apotek.
Menurut
Permenkes
No.
922/Menkes/Per/X/1993,
pengelolaan
perbekalan farmasi di apotek meliputi :
1. Pembuatan
pengolahan,
peracikan,
pengubahan
bentuk,
pencampuran, penyimpanan, dan penyerahan obat atau bahan obat.
2. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan perbekalan
farmasi lainnya.
3. Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi tentang :
a. Pelayanan informasi tentang obat dan perbekalan farmasi
diberikan baik kepada dokter dan tenaga kesehatan lainnya
maupun kepada masyarakat.
b. Pengamatan dan pelaporan informasi mengenai khasiat,
keamanan, bahaya suatu obat dan perbekalan farmasi lainnya,
pelayanan informasi tersebut diatas wajib didasarkan kepada
kepentingan masyarakat.
7
Peranan apoteker di apotek yang berkaitan langsung dengan
pasien :
1. Peranan apoteker sebagai profesioal
Apoteker memiliki kemampuan dalam melaksanakan kegiatan
pelayanan kefarmasian yang bermutu dan efisien yang berasaskan
pharmaceutical care di apotek. Adapun standar pelayanan
kefarmasian di apotek telah diatur melalui surat keputusan Mentri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004.
Tujuan dari standar pelayanan ini adalah :
a. Melindungi masyarakat dari pelayanan yang tidak professional
b. Melindungi profesi dari tuntutan masyarakat yang tidak wajar
c. Pedoman dalam pengawasan praktek apoteker
d. Pembinaan serta meningkatkan mutu pelayanan farmasi di
apotek.
Fungsi dan wewenang APA sebagai seorang profesional:
a. Meningkatkan pelayanan di apotek.
b. Melihat keabsahan resep.
c. Memberikan informasi obat kepada dokter, tenaga teknis
kefarmasian (TTK) maupun pasien yang meliputi cara
pemakaian, interaksi obat, efek samping obat.
d. Menandatangani copy resep.
e. Melakukan konseling.
f. Melakukan ketersediaan obat di apotek sehingga dapat
menjamin agar obat selalu tersedia.
g. Membuat laporan narkotika dan psikotropika.
h. Mampu memberikan solusi dan memberikan pilihan obat yang
tepat dalam swamedikasi.
i. Bertanggung jawab atas kesalahan pemberian obat karena
kesalahan pembacaan resep atau faktor lain.
8
2. Peranan apoteker sebagai Manajer
Manajemen
secara
pengorganisasian,
formal
diartikan
pengarahan,
dan
sebagai
perencanaan,
pengendalian,
terhadap
penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan.
Fungsi manajemen adalah untuk :
a. Mencapai tujuan
b. Menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang salng
bertentangan
c. Mencapai efisiensi dan efektivitas
Fungsi dan wewenang APA sebagai manager:
a. Membuat strategi, tujuan,sasaran dan program kerja.
b. Membuat dan menetapkan peraturan atau SOP pada setiap
fungsi diapotek.
c. Melakukan pengawasan terhadap SOP atau seluruh kegiatan
setiap fungsi di apotek.
d. Melakukan penyeleksian penerimaan karyawan, termasuk
menentukan pekerjaan dan tanggung jawab sampai dengan
menentukan gaji karyawan tersebut.
e. Sebagai pengambil keputusan dalam masalah-masalah yang
terjadi di apotek serta mampu memberikan solusi atas masalah
yang terjadi.
f. Melakukan promosi untuk meningkatkan penjualan di apotek.
g. Membuat laporan keuangan ataupun laporan pajak.
h. Menentukan desain apotek.
i. Menentukan harga obat.
j. Merencanakan pembelian dan menentukan distributor.
k. Melakukan kerja sama antara dokter, PBF atau supplayer.
9
3. Peranan apoteker sebagai retailer
Merupakan tempat pengabdian profesi kefarmasian, apotek adalah
salah satu model badan usaha retail, yang tidak jauh berbeda
dengan badan usaha retail lainnya. Apotek sebagai badan usaha
retail, untuk menjual komoditinya dalam hal ini obat dan alat
kesehatan, sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan profit, dan
kepuasaan pelanggan. Oleh karena itu sebagai seorang retailer
berkewajiban mengidentifikasi apa yang menjadi kebutuhan
pelanggan dan memenuhi permintaan sesuai dengan harapan
pelanggan.
Kompetensi
minimal
mengenai
marketing
dan
strateginya, akan menjadi nilai tambah bagi Apoteker pengelola
apotek, dalam memimpin suatu apotek. Pengaturan sarana dan
prasarana yang menunjang juga sangat menentukan keputusan
pelanggan untuk membeli, seperti pajangan yang menarik,
pelayanan yang hangat dan ramah.
SDM merupakan suatu sumber dan sekaligus satu-satunya sumber yang
mampu mengelola SDM itu sendiri maupun SDM lainnya. Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan No.1332/MENKES/SK/X/2002, tenaga
apoteker yang bekerja di apotek didefinisikan sebagai berikut :
1.
Apoteker Pengelola Apotek (APA) adalah apoteker yang telah diberi
surat izin apotek (SIA).
2.
Apoteker pendamping adalah apoteker yang bekerja diapotik
disamping APA dan atau menggantikannya pada jam-jam tertentu
pada hari-hari apotek.
3. Apoteker Pengganti adalah Apoteker yang menggantikan Apoteker
pengelola Apotek selama Apoteker Pengelola Apotek tersebut tidak
berada ditempat lebih dari 3 (tiga) bulan secara terus-menerus, telah
memiliki Surat Ijin Kerja dan tidak bertindak sebagai Apoteker
Pengelola Apotik di Apotik lain.
10
Terjadi pengalihan tanggung jawab kepada apoteker pengganti jika
APA dan Apoteker pendamping tidak berada ditempat.
4. Tenaga teknis kefarmasian (TTK) adalah mereka yang berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku berhak melakukan
pekerjaan kefarmasian sebagai TTK.
SDM di apotek harus mempunyai uraian tugas yang jelas agar
masing-masing karyawan termasuk Apoteker tahu apa yang menjadi tugas
dan tanggung jawabnya.
Adapun uraian tugas SDM diapotek adalah sebagai berikut :
1. Apoteker Pengelola Apotek (APA)
Apoteker Pengelola Apotek (APA) mempunyai fungsi dan
peranan, baik secara profesional maupun secara managerial. APA
sebagai pimpinan Apotek harus mampu menciptakan suasana yang
nyaman dan juga harus mampu memotivasi semua karyawan apotek
dalam melakukan semua pekerjaan dan tanggung jawab yang telah
diberikan. Dalam hal ini minimal seorang APA harus dapat
menciptakan hubungan yang baik dengan semua karyawan seperti
menciptakan hubungan kekeluargaan agar semua karyawan memiliki
rasa
loyalitas
yang
tinggi
terhadap
semua
pekerjaan
dan
tanggungjawab yang telah diberikan.
Tanggung jawab APA:
1. Bidang keuangan: penggunaan secara efisien, pengamanan dan
kelancaran.
2. Bidang persediaan barang: pengadaan yang sehat, ketertiban
penyimpanan dan kelancaran.
3. Bidang inventaris: penggunaan yang efisien serta pemeliharaan
dan pengamanan.
11
4. Bidang
administrasi:
bahwa
seorang
apoteker
bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan administrasi di
apotek yang meliputi administrasi umum dan administrasi
pelayanan.
5. Bidang personalia : apoteker harus mempunyai kemampuan
mengelola SDM.
6. Bidang teknik kefarmasian: mengawasi pelayanan resep yang
masuk di apotek agar berkualitas.
7. Bidang
komersial/bisnis:
meningkatkan
keuntungan,
pertumbuhan dan pengembangan apotek.
8. Bertanggung jawab kepada PSA.
9. Bertanggung jawab kepada Kementrian Kesehatan RI.
Pokok-pokok perumusan pekerjaan profesi apotek :
1. Pembagian pemberian pelayanan obat atau sediaan farmasi
kepada pasien dan masyarakat.
1) Pelayanan obat atau sediaan farmasi atas dasar resep
a. Pemeriksaan terhadap resep
b. Vertifikasi ketentuan resep
c. Auditproses peracikan
d. Penyerahan dan komunikasi dengan pasien
e. Komunikasi dengan pembuat resep
f. Penyiapan obat racikan
g. Penyerahan obat pasien
2) Pelayanan obat atau sediaan farmasi tanpa resep
a. Keabsahan penyerahan
b. Observasi sedehana dari riwayat pengobatan
c. Pemilihan alternatif pengobatan
d. Pemilihan alternatif obat
e. Penyerahan obat dan informasi
12
2. Pengolahan obat atau sediaan farmasi di apotek
a. Pengadaan bahan obat
 Jaminan kualitas
 Keabsahan sumber dan jenis obat
 Prosedur pengadaan
 Prosedur penerimaan
 Penyimpanan bahan obat
 Teknik penyimpanan
 Prosedur dan administrasi penyimpanan
 Pengendalian kualitas
 Monitoring kadaluarsa
 Penanganan obat khusus
 Stok opname
b.
Pengendalian persediaan obat
 Monitoring stok
 Prosedur pemesanan
 Analisa flow obat
 Kebijakan sediaan
3. Pelayanan informasi dan edukasi
a. Informasi kepada pasien atau masyarakat
 Penyediaan tempat dan ruang
 Penyediaan waktu atau prosedur konsultasi
 Penyediaan bahan informasi
 Persiapan diri
b. Komunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya
 Penyediaan waktu
 Hal-hal yang perlu dikomunikasikan
 Persiapan diri
 Monitoring efek obat dan diskusi
13
 Peningkatan keahlian (pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan).
 Analisa bagian dan bodi knowledge yang perlu
ditingkatkan
c. Analisa kerja perlu ditingkatkan
d. Cara peningkatan keahlian.
e. Evaluasi dampak peningkatan keahlian
f. Implikasi peningkatan keahlian dengan kerja.
4. Monitoring lingkup dalam pelayanan dan penyaluran obat
a. Survey kelengkapan
b. Pendataan dan analisa
c. Pelaporan
d. Monitor umpan balik
2. Tenaga teknis kefarmasian ( TTK )
a. Tugas dan Kewajiban
Mengerjakan pekerjaan sesuai dengan profesinya sebagai
tenaga teknis kefarmasian ( TTK ), yaitu :
 Dalam pelayanan obat bebas dan resep (mulai dari
menerima
pasien
sampai
menyerahkan
obat
yang
diperlukan).
 Mendata kebutuhan barang.
 Melakukan penjualan sesuai dengan harga yang ditetapkan.
 Mencatat dan membuat laporan keluar masuknya obat
narkotika dan psikotropika.
 Memeriksa atau mengontrol kadaluarsa obat.
 Mengerjakan pembuatan pesediaan obat seperti OBP, sol,
rivanol dll.
14
 Tenaga teknis kefarmasian (TTK) juga harus mampu
berkomunikasi dengan baik terhadap konsumen terutama
dalam memberikan informasi mengenai obat dan cara
pemakaiannya.
 Menyusun resep-resep menurut nomor urut dan tanggal,
setelah itu dibundel dan kemudian disimpan.
 Memelihara kebersihn ruang peracikan, lemari obat.
 Menyusun obat-obat dan mencatat serta memeriksa keluar
masuknya obat dengan adanya kartu denga rapi.
 Bila
gedung
terpisah
dari
peracikan,
memelihara
kebersihan gudang, rak obat, serta penyusunan obat plus
kartu stok rapi serta mengontrolnya.
 Dalam keadaan darurat tenaga teknis kefarmasian (TTK)
juga harus mampu melakukan atau menggantikan pekerjaan
sebagai kasir, melayani penjualan obat bebas, maupun
sebagai juru resep.
b. Tanggung Jawab
Bertanggung jawab terhadap aspek sesuai dengan tugas yang
diserahkan, artinya : bertanggung jawab atas kebenaran segala
tugas yang diselesaikannya, tidak boleh adanya kesalahan,
kekeliruan, kekurangan, kerusakan dan kehilangan.
c. Wewenang
Wewenang untuk melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai
dengan petunjuk atau instruksi dari pimpinan apotik (APA).
3. Pemegang Kas atau Kasir
Tugas dan Kewajiban
a. Mencatat semua harga dan nama barang yang terjual setiap
hari.
15
b. Mencatat semua uang yang dikeluarkan untuk keperluan
apotek setiap hari.
c. Menghitung dan mencatat serta menyerahkan kembali modal
yang diberikan oleh APA setiap hari.
d. Menghitung uang hasil penjualan sebelum diserahkan kepada
APA.
Tanggung Jawab
Bertanggung jawab atas kebenaran jumlah uang yang
dipercayakan kepadanya, dan bertanggung jawab langsung
kepada pengelola apotek.
Wewenang
Berwenang untuk melaksanakan kegiatan arus keuangan
dengan petunjuk atau instruksi dari pengelola apotek.
4. Juru Resep
Tugas dan Kewajiban:
a. Membantu AA dalam menyiapkan obat-obatan untuk diracik.
b. Melakukan peracikan obat yang sebelumnya telah diperiksa
kebenarannya oleh AA.
c. Menjamin kebersihan dan ruang peracikan dan obat-obatan
yang telah disiapkan.
d. Sama halnya dengan AA dalam keadaan darurat juru resep
harus mampu melakukan atau menjual obat ataupun pekerjaan
lainnya sesuai dengan kemampuannya.
2.3 Organisasi di Apotek
a.
Defenisi organisasi sebagai berikut:
1. Stephen F. Robin
Suatu
pengaturan
yang
sistematis
menyelesaikan beberapa tujuan tertentu
16
dari
manusia
untuk
2. James, A.F. Stoner dan R. Edward Freeman
Dua atau lebih manusia yang bekerja bersama-sama dengan suatu
cara yang terstruktur untuk mencapai tujuan tertentu.
3. David H. Holt
Struktur hubungan yang ada apabila dua atau lebih manusia secara
bersamaan bekerja bersama untuk mengejar tujuan umum.
b. Maksud dan tujuan struktur organisasi:
1. Organisasi harus mempunyai tujuan yang hendak dicapai
melalui kerjasama yang teratur dan kontinyu antara karyawan
yang bersangkutan. Sebagai konsekuensinya, harus ada
kesatuan pimpinan (unity of command and unity direction).
2. Ada pembagian kerja dan penugasan yang homogen.
3. Ada kesesuaian perimbangan antara tugas, tanggung jawab dan
wewenang.
4. Melimpahkan tanggung jawab dan tugas secara tepat dan jelas.
5. Menyusun organisasi dengan mengikuti garis tata hubungan
bahwa atasan, dimulai dari bawah ke atas dan berakhir pada
pucuk pimpinan organisasi.
6. Pimpinan wajib mengawasi
organisasional
dan
perintah-perintanhnya secara
merupakan
hubungan
integral
dari
kehidupan organisasi. Pimpinan tidak mengawasi setiap
kegiatan bawahannya, hal ini tidak mungkin dan tidak baik.
7. Beberapa asas harus dipenuhi seperti:
 Asas tahu diri, yang masing-masing warga sadar dan tahu
tempatnya di dalam organisasi dan berpegang teguh pada
posisinya.
17
 Asas kontinyunitas, yaitu tugas tetap berjalan meskipun ada
seseorang yang sakit, cuti dan sebagainya.
 Asas komunikasi, yaitu adanya pertukaran informasi antara
bagian di dalam organisasi.
 Asas koordinasi merupakan pelengkap dari asas pembagian
kerja
 Asas saling asuh antara bagian, yaitu dicegah adanya rasa
lebih penting dari bagiannya terhadap bagian lain.
 Asas kehayatan, dimaksudkan seolah-olah organisasi itu
hidup atau berhayat. Setiap warganya segera mengatasi
keadaan bila terjadi hambatan atau rangsangan.
8. Tiap langkah anggota organisasi dilakukan terarah ke tujuan
yang telah
ditetapkan.
a. Fungsi pengarahan atau menggerakkan dilakukan dengan
mengarahkan karyawan agar bekerja secara efisien dan efektif
untuk mencapai tujuan.
b. Fungsi koordinasi adalah manajer harus berusaha adanya
keselarasan antara tugas yang dilakukan oleh seseorang
dengan orang lain dan antara bagian dengan bagian lain hingga
tidak terjadi kesimpangsiuran, tidak tepat atau duplikasi
pekerjaan.
c. Fungsi pengawasan merupakan evaluasi dari suatu pekerjaan
yang sudah direncanakan. Fungsi pengawasan merupakan
bagian fungsi yang penting dalam manajemen.
Pengawasan dilakukan terhadap:

Pengawasan terhadap kualitas

Pengawasan terhadap kuantitas

Pengawasan terhadap penggunaan waktu

Pengawasan terhadap biaya
18
Sumber daya manusia yang paling diperlukan keberadaannya di
apotek:
 Tenaga ahli di bidang farmasi (apoteker dan tenaga teknis
kefarmasian)
 Tenaga administrasi
 Tenaga pembantu
Struktur organisasi adalah bagian yang menggambarkan fungsi-fungsi
yang terdapat dalam suatu organisasi. Struktur organisasi yang sederhana
adalah sebagai berikut :
a.
Untuk apotek dengan APA merangkap PSA
19
b. Untuk apotek dengan APA dan PSA terpisah
APA
PSA
Kasir
Apoteker Pendamping
Gudang
TTK
Juru Resep
Job description organisasi di apotek
APA (Apoteker)
Apoteker Pendamping
Fungsi
Pembelian (TTK)
Fungsi
Gudang (TTK)
Fungsi
Penjualan (TTK)
Fungsi
Keuangan (kasir)
Fungsi
Pembukuan
TTK
Juru Resep
20
Adm
Pemb
Adm
Penj
Adm
gudang
Adm
Pajak
2.4 Ruang Apotek
Untuk memudahkan pengambilan obat dalam pelayanan di apotek maka
sistem penataan obat dalam ruangan dapat menggunakan beberapa methode
yaitu :
a. FIFO
b. FEFO
c. Alfabetis
d. Berdasarkan Kelas Terapi
e. Berdasarkan Bentuk Sediaan
Sedangkan untuk menarik minat pelanggan maka perlu penataan layout yang baik
agar memberikan dampak terhadap kepuasan pelanggan.
Yang dimaksud dengan layout adalah letak susunan tata ruang di sebuah apotek.
Desain interior apotek dibagi menjadi 5 ruangan:
a. Ruang tunggu
b. Ruang racik
c. Ruang apoteker
d. Ruang penyimpanan
e. Ruang administrasi
1.
Ruang tunggu
Dalam ruang tunggu umumya terdapat kursi tamu untuk para pasien yang
datang menebus obat atau membeli obat, maka alangkah baiknya ruangan dibuat
senyaman mungkin sehingga mereka merasa betah dan tidak lelah menunggu.
Karena itu sedapat mungkin ruangan dibuat seperti :
a. Diberi ventilasi agar memudahkan keluar masuknya udara dan jika
memungkinkan dipasang AC
b. Dipasang penerangan lampu secukupnya tapi tidak menyebabkan panas
c. Ruangan di cat putih sehingga memberikan kesan bersih dan terang
21
d. Agar merasa nyaman, diletakkan tanaman-tanaman hijau dibagian dalam
ruangan
e. Dipasang TV atau memutar music yang enak didengar
f. Disediakan tempat minum beserta gelasnya bila memungkinkan
g. Sediakan jam dinding ditempat yang mudah dilihat pengunjung
2.
Ruang racik
Ruang paresepan harus diatur sedemikian mungkin. Ruang kerja farmasis
harus menghadap ke depan dari interior ruangan. Setiap tempat dianjurkan untuk
memiliki kemudahan-kemudahan seperti adanya kemudahan mengakses ke dalam
gudang peresepan, label peresepan, data peresepan, pasien record, telepon dan
data-data mengenai barang-barang yang bersifat fast moving, ruang kerja ini harus
setinggi pinggang.
Keuntungan dari system ini untuk mencegah pengaksesan resep oleh pihakpihak yang tidak berwenang dan dapat menjadikan tempat resep menjadi teratur
dan rapi. Diperlukan pula rak penyimpanan untuk tempat resep yang akan
dikerjakan, dbutuhkan pula rak untuk tempat botol-botol pada ruang
peracikan/peresepan.
Tata ruang peracikan sebaiknya dibuat dimana pasien dan apoteker dapat
berkomunikasi secara langsung sehingga pasien mendapat nasehat dari apoteker,
keuntungan bagi apoteker adalah dapat memperbaharui profil penyakit yang
diderita pasien. Ruang peraciakan sebaiknya harus terang dan nyaman, sebisa
mungkin dipisahkan dari orang lalu lalang agar salesman/tamu-tamu tidak
melewati ruang peracikan.
Ruang peracikan harus mempunyai tempat untuk menimbang, meracik dan
menggerus serta membagi di atas kertas puyer, tempat penulis untuk menempel
etiket, lemari obat dan wastafel.
22
3.
Ruang Apoteker
Di ruang kerja APA ditempatkan meja dan kursi kantor, rak-rak, perangkat
computer selain meja dan juga kursi tamu, seta lemari besi tempat menyimpan
uang. Lemari besi itu sebaiknya ditanam, alasnya di semen atau di beton.
4.
Ruang penyimpanan
Factor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam desain gudang adalah :
a. Kebebasan dan efisiensi gerakan manusia
b. Sistematika pennyusunan barang dan kapasitas gudang
c. Kebutuhan area dan volume ruangan
d. Penyimpanan khusus
e. Sirkulasi udara atau cahaya
f. Pemeliharaan dan keamanan
Efisiensi gudang adalah sebagai berikut :
a. Penggunaan yang optimum dari ruang yang ada
b. Mengurangi adanya gerakan atau arus manusia atau barang yang tidak
bergerak
c. Meningkatkan kenyaman karyawan yang bekerja di gudang
d. Mengurangi kegiatan dan biaya pemeliharaan yang tidak perlu.
Penyimpanan barang di apotek dilakukan oleh petugas gudang, barang yang
datang harus dicocokkan dengan faktur surat pesanan dari bagian pembelian.
Setiap barang yang mutasi menjadi tanggung jawab petugas gudang. Obat cair,
generic, obat suntik alat kesehatan, obat luar (krim, salep, obat tetes) bahan baku
yang disusun alfabetis dengan system First In First Out.
Bila ruangan memungkinkan, maka digunakan dari kayu atau besi untuk:
a. Bahan-bahan yang mudah terbakar sebaiknya disimpan terpisah dari bahan
yang lainnya
b. Obat-obat narkotika penyimpanannya dapat berupa gudang, ruangan, atau
lemari khusus. Tempat penyimpanan Narkotika dilarang digunakan untuk
menyimpan barang selain Narkotika. Lemari khusus sebagaimana
23
dimaksud dalam PMK no 3 tahun 2015 harus memenuhi syarat sebagai
berikut:

terbuat dari bahan yang kuat;

tidak mudah dipindahkan dan mempunyai 2 (dua) buah kunci yang
berbeda;

harus diletakkan dalam ruang khusus di sudut gudang, untuk
Instalasi Farmasi Pemerintah;

diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum,
untuk Apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Puskesmas, Instalasi
Farmasi Klinik, dan Lembaga Ilmu Pengetahuan ; dan

kunci lemari khusus dikuasai oleh Apoteker penanggung
jawab/Apoteker yang ditunjuk dan pegawai lain yang dikuasakan.
c. Obat-obat psikotropika sebaiknya disimpan tersendiri
d. Obat-obat yang membutuhkan kondisi tertentu seperti Vaksin, Cera
disimpan di lemari es termasuk insulin.
5.
Ruang Administrasi
Pada ruang administrasi yang diketuai oleh kepala seksi bagian tata usaha yang
membawahi bagian-bagian sebagai berikut :
a. Administrasi persediaan kantor
b. Menyusun mutasi barang di gudang pada kartu stok yang berfungsi
menginformasikan mutasi dan sisa barang di gudang sebagai alat control
terhadap persediaan barang di gudang
c. Administrasi hutang dagang, petugas menyusun penambahan barang,
pengurangan sisa hutang dagang sehingga memberikan informasi sisa
hutang dagang kreditor setiap saat
d. Administrasi piutang dagang, menyusun kartu piutang yang berfungsi
mengontrol hutang pelanggan yang sudah atau belum dibayar
24
e. Administrasi penjualan (INKASSO), bertugas merekapitulasi seluruh
penjualan baik tunai ataupun kredit serta menyiapkan administrasi
penagihan
f. Administrasi keuangan, bertugas menyusun kegiatan mutasi uang kegiatan
apotek berdasarkan buku kas, buku gudang
g. Administrasi
personalia,
yang berhubungan
dengan
kesejahteraan
karyawan berupa gaji karyawan, perjanjian kontrak kerja untuk waktu
terbatas, cuti panjang dan absensi.
25
BAB 3
PENUTUP
Dalam memimpin sebuah apotek seorang APA harus mampu bertanggung
jawab , mengkoordinasikan seluruh karyawan apotek agar dapat melaksanakan
masing-masing tugas dan kewajiban sesuai pengalaman dan pendidikan yang
diperoleh. Dalam suatu organisasi besar kecilnya struktur organisasi dan jumlah
pegawai yang dibutuhkan tergantung pada :
1. Jenis dan volume pekerjaan, bila jumlah dan volume pekerjaannya banyak
maka struktur organisasinya diperbesar, begitu pula sebaliknya.
2. Penempatan setiap pegawai sesuai dengan persyaratan jabatannya yang telah
diarsipkan.
Untuk memudahkan pengambilan obat dalam pelayanan di apotek maka sistem
penataan obat dalam ruangan dapat menggunakan beberapa methode yaitu :
a. FIFO
b. FEFO
c. Alfabetis
d. Berdasarkan Kelas Terapi
e. Berdasarkan Bentuk Sediaan
Sedangkan untuk menarik minat pelanggan maka perlu penataan layout yang baik
agar memberikan dampak terhadap kepuasan pelanggan.
26
DAFTAR PUSTAKA
Menkes RI, 2006, Standar Pelayanan Kefarmasian, di Apotek. Jakarta
Dirjen Binfar, 2008, Petunjuk Teknis Apotek Bedasarkan SK MenKes, Jakarta.
http://ilmanapt.blogspot.com/2011/11/peranan-fungsi-dan-tugas-apoteker-di.html
Umar M, 2005, Manajemen Apotek Praktis, Cetakan I, Ar-rahmans
Arief M, 1998, Manajemen Farmasi, Gadja Mada University Pres, Yogyakarta
Hartono, 1998, Managemen Apotik, Depot Informasi Obat, Jakarta
27
Download