Uploaded by ifarofinda02

Perencanaan Pengelolaan Barang Dagangan

advertisement
MAKALAH MANAJEMEN RITEL
PERENCANAAN DAN PENGELOLAAN BARANG
DAGANGAN “CARREFOUR”
Dosen Pengampu : Hapsari Dyah Herdiany, S.E., M.M.
Disusun Oleh:
Apriyanto
Manajemen B2/17133200038
Siti Nur Utami Ningsih
Manajemen B2/17133200058
Ifa Rofinda
Manajemen B2/17133200060
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS MANAJEMEN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan rahmat-Nya. Sehingga, kami dapat menyelesaikan makalah
yang
berjudul
PERENCANAAN
DAN
PENGELOLAAN
BARANG
DAGANGAN “CARREFOUR”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas
mata kuliah Manajemen Ritel.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.
Yogyakarta, 20 Oktober 2019
Penyusun
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Carrefour
(Euronext:
CA)
ialah
sebuah
kelompok
supermarket
internasional, berkantor pusat di Prancis. Carrefour adalah kelompok ritel
kedua terbesar setelah Wal-Mart. Gerai Carrefour pertama dibuka pada 3 Juni
1957, di Annecy di dekat sebuah persimpangan. Kelompok ini didirikan oleh
Marcel Fournier dan Louis Deforey. Hingga kini, gerai pertama ini adalah
gerai Carrefour terkecil di dunia.
Carrefour di Indonesia hadir sejak tahun 1998 dengan membuka gerai
pertama di Cempaka Putih pada bulan Oktober 1998. Pada saat yang sama,
Continent, sebagai perusahaan ritel Prancis, membuka gerai pertamanya di
Pasar Festival. Pada tahun 1999, Carrefour dan Promodes (sebagai pemegang
saham utama dari Continent) menggabungkan semua kegiatan usaha ritel di
seluruh dunia dengan nama Carrefour. Hal tersebut menjadikan Carrefour
sebagai ritel terbesar kedua di dunia. Sebagai bagian dari perusahaan global,
PT. Carrefour Indonesia berusaha untuk memberikan standar pelayanan kelas
dunia dalam industri ritel Indonesia. Carrefour Indonesia memperkenalkan
konsep hipermarket dan menyediakan alternatif belanja baru di Indonesia bagi
pelanggan Carrefour Indonesia. Carrefour menawarkan konsep “One-Stop
Shopping” yang menawarkan tempat pilihan dengan produk yang beragam,
harga murah, dan juga memberikan pelayanan terbaik sehingga melebihi
harapan pelanggan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengelolaan barang dagang di “Carrefour”?
2. Bagaimana mengorganisasikan proses pembelian menurut kategori di
“Carrefour”?
3. Bagaimana organisasi pembelian barang dagangan di “Carrefour”?
4. Bagaimana pengaturan dalam perencanaan barang dagangan di
“Carrefour”?
3
5. Apa keuntungan perputaran modal yang cepat di “Carrefour”?
6. Apa kekurangan perputaran modal yang terlalu tinggi di “Carrefour”?
7. Bagaimana proses perencanaan keberagaman barang dagangan di
“Carrefour”?
8. Apa karakteristik barang dagangan di “Carrefour”?
9. Bagaimana karakteristik fisik took dan tata letak dari situs internet di
“Carrefour”?
10. Bagaimana pengelolaan ruang di “Carrefour”?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengelolaan barang dagang di “Carrefour”.
2. Untuk mengetahui mengorganisasikan proses pembelian menurut
kategori di “Carrefour”.
3. Untuk mengetahui organisasi pembelian barang dagangan di
“Carrefour”.
4. Untuk mengetahui pengaturan dalam perencanaan barang dagangan di
“Carrefour”.
5. Untuk mengetahui keuntungan perputaran modal yang cepat di
“Carrefour”.
6. Untuk mengetahui kekurangan perputaran modal yang terlalu tinggi di
“Carrefour”.
7. Untuk mengetahui proses perencanaan keberagaman barang dagangan
di “Carrefour”.
8. Untuk mengetahui karakteristik barang dagangan di “Carrefour”.
9. Untuk mengetahui karakteristik fisik took dan tata letak dari situs
internet di “Carrefour”.
10. Untuk mengetahui pengelolaan ruang di “Carrefour”.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
Pengelolaan Barang Dagangan
Pengelolaaan barang dagangan adalah proses penanganan kreatif dalam
upaya untuk mempesentasikan atau menampilkan produk (barang dagangan)
dengan tujuan memaksimalkan daya tarik penjualan ritel.
Pengelolaan barang dagangan membutuhkan pengetahuan terhadap
kebiasaan berbelanja konsumen di toko, pengetahuan atas pasar produk secara
umum dan rencana yang jelas. Perilaku konsumen merupakan hal yang sangat
penting bagi kesuksesan aktivitas pengelolaan barang dagangan sebuah ritel.
Fungsi operasional setiap toko yang meliputi fungsi pembelian barang,
pengelolaan gudang, keuangan, operasi toko dan lain-lain juga harus
terkoordinasi dengan baik.
Mengorganisasikan Proses Pembelian Menurut Kategori
1. Kategori Barang Dagangan
Secara umum katagori barang dagangan merupakan keanekaragaman
unit yang dilihat oleh pelanggan sebagai pengganti yang masuk akal bagi
masing-masing anggota katagori. Ritel dan vendornya mungkin memulai
dengan definisi yang berbeda akan jenis dan kategori. Beberapa ritel
seperti departement store mungkin mendevinisikan kategori dengan
merek.
2. Manajemen Kategori Barang Dagangan
Manajemen kategori merupakan proses mengatur bisnis ritel dengan
tujuan memaksimalkan penjualan dan keuntungan dari kategori barang
dagangan. Alasan penting menggunakan manjemen kategori barang
dagangan adalah:
a. Seorang manajer kategori secara lansung bertanggung jawab pada
keberhasilan atau kesalahan dari kategori.
b. Melalui penggunaan manajemen kategori menjadi lebih mudah
untuk mengatur keuangan maksimal.
5
3. Pemimpin Kategori Barang Dagangan
Beberapa ritel lebih memilih vendor yang baik, yang dapat membantu
mengatur sebagian kategori, yang dikenal sebagai pemimpin kategori
(category captain), penyalur ini membentuk kesatuan dengan pihak ritel
untuk membantu mendapatkan simpati dari pihak konsumen, memuaskan
kebutuhan konsumen, serta mengembangkan kinerja dan keuntungan
potensial dari seluruh kategori.
Mengorganisasikan proses
pembelian berdasarkan kategori
Menetapkan tujuan keuangan
barang dagangan
Mengembangkan rencana
pilihan
Perencanaan barang dagangan
Pemimpin kategori harus menahan kegiatannya untuk mengendalikan
ritel terlalu jauh. Aktivitas yang harus dilakukan pemimpin kategori untuk
menghindari masalah adalah:
a. Mengumumkan semua informasi merek atau produk dalam
kategori yang di peroleh kepada ritel.
b. Menugaskan merek dagang besar lain sebagai “penasihat kategori”
untuk menelaah keputusan pemimpin kategori.
c. Menemukan kesepakatan potensial dalam mengatur harga, harus
dihindari menjadi pemimpin kategori bagi dua ritel dengan pasar
yang sama.
6
Organisasi Pembelian Barang Dagangan
Walaupun setiap ritel mempunyai sistem dalam mengategorikan barang
dagangannya namun penting untuk menentukan sebuah skema standar
klasifikasi barang dagangan yang telah digunakan. National Retail
Feaderation (NRF) adalah lembaga yang paling berkompeten untuk
mengeluarkan klasifikasi barang dagangan yang digunakan sebagai pedoman
dalam menetapkan manajemen kategori barang dagangan.
1. Kelompok Barang Dagangan
Kelompok barang dagang dipimpin oleh manajer senior barang
dagangan (general merchandis–GMM) manajer barang dagangan ini
bertanggung jawab akan beberapa dapertemen.
2. Dapartemen Barang Dagangan
Dapartemen di pimpin oleh seorang manajer divisi barang dagangan
yang memberi laporan kepada wakil presiden dari barang yang
mempunyai tanggung jawab akan lima manajer divisi barang dagangan.
Pengaturan dalam Rencana Barang Dagangan
Ritel tidak mengalami kesuksesan keuangan kecuali jika perusahaan ritel
merencanakan dan menerapkan keuangan dari kegiatan barang dagangannya
dengan baik.
Hasil dari perencanaan keuangan adalah cetak biru pembelian dari masingmasing kategori. Adanya rencana barang dagangan memberi gambaran pada
bagian pembelian dan perencanaan mengenai berapa banyak uang yang harus
dihabiskan pada beberapa bagian dari kategori barang dagangan pada setiap
bulannya sehingga prediksi penjualan dan prediksi objek keuangan lain dapat
dipenuhi. Setelah rencana barang dagang dibuat, bagian pembeliaan dan
perencana merencanakan keberagaman barang dagangan. Bagian pembelian
bekerja sama dengan vendor dari kategori yang di pilih, bernegosiasi masalah
harga, dan mengembangkan promosi.
Terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen toko
ritel pada perencanaan pengadaan unit barang (merchandising assortment
planning), yaitu:
7
1. Prediksi Penjualan
Manajemen toko perlu untuk menyusun prediksi penjualan untuk
setiap unit barang (SKU) yang dijual dengan tujuan sebagai bahan
pertimbangan bagi manajemen pengelolaan barang dagangan. Berikut ini
adalah kategori SKU berdasarkan prediksi penjualan, antara lain:
a. Fast Moving Product
Fast moving product adalah unit barang yang memiliki perputaran
yang cepat.
b. Slow Moving Product
Slow moving product adalah unit barang yang memiliki perputaran
penjualan yang lambat.
c. Produk Tren
Produk tren adalah unit barang yang memiliki daur hidup produk
yang sangat pendek.
d. Fashion Product
Produk busana adalah unit barang yang memiliki daur hidup
produk yang berulang pada periode waktu tertentu.
2. Tingkat Inovasi
Manajemen pengadaan barang pada toko ritel juga mempertimbangkan
tingkat inovasi dari produk. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan oleh manajemen toko ritel berkenaan dengan tingkat
inovasi produk:
a. Target Pasar
Tingkat inovasi dari unit barang yang ditawarkan oleh toko ritel
harus dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan dari target pasarnya.
b. Persaingan
Manajemen toko ritel harus mencari informasi berkenaan dengan
unit barang yang dijual oleh pesaingnya sehingga tidak kalah bersaing
jika ditinjau dari sisi tren produk unit yang akan ditawarkan.
8
c. Citra Toko
Citra toko merupakan hal terpenting yang harus diperhatikan oleh
manajemen toko ritel dalam merencanakan unit barang yang akan
dijual.
d. Keuntungan
Semua pebisnis ritel tentunya mengharapkan untuk mendapatkan
keuntungan yang banyak dari setiap unit barang yang terjual di toko.
3. Merek Produk
Manajemen toko ritel memiliki 2 alternatif pilihan merek produk untuk
dipertimbangkan dalam perencanaan pengadaan unit barang, yaitu:
a. Merek Prinsipal
Merek prinsipal adalah merek produk yang dihasilkan oleh
produsen dan pada umumnya merek produk yang dihasilkan sudah
dikenal oleh konsumen.
b. Merek Toko
Merek toko adalah merek produk yang dimiliki oleh toko ritel dan
pada umumnya hanya dijual pada cabang-cabang dari toko ritel
tersebut.
4. Periode Waktu
Beberapa hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan periode waktu
adalah:
a. Iklim Cuaca
Manajemen toko ritel perlu mencermati kebutuhan dari konsumen
pada kedua jenis musim yang ada di Indonesia.
b. Pola atau Tren
Manajemen toko ritel harus memahami setiap pola atau tren yang
ada serta mengantisipasi persediaan barang dalam toko untuk dapat
memaksimalkan penjualan.
Beberapa formula yang digunakan sebagai dasar penetapan perencanaan
barang dagangan secara keuangan adalah sebagai berikut:
9
1. Menetapkan Margin, Penjualan, dan Perputaraan Modal Secara
Bersama-sama
Pengambilaan asset (return on asset) digunakan dalam merencanaan
dan mengevalusi prestasi dan keberhasilaan dari seluruh operasi ritel.
Rumus yng dapat digunakan:
Pengambilaan modal = Balas laba bersih x perputaraan aset
laba besih
penjualan bersih
= penjualan bersih x
total aktiva
laba besih
= total aktiva
Dengan modal strategi laba, pengambilaan modal dapat digunakan
untuk merencanakan dan membandingkan prestasi kerja dari pada
pengelolahan terhadap tanggung jawabnya dalam mengatur dari seluruh
aktiva ritel dan pendapatan pengembalian modal. Dengan menggabungkan
margin laba bersih dan pengembalian aktiva GMROI (gross margin return
on investment) akan berguna bagi perhitungan presentase margin kotor dan
perbandingan atau rasio penjualan terhadap stok barang, yang lebih
dikenal dengan pengembalian modal.
GMROI
= presentasie margin kotor x rasio penjualan terhadap stok
=
=
margin kotor
𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑥
𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙
margin kotor
nilai rata−rata investasi
Nilai rata-rata dari modal dalam GMROI adalah biaya, karena
investasi dalam persedian biaya dari persediaan, bukan nilai dari ritel.
2. Perhitungan Perputaran Modal
Dengan Rumus :
Pengambilan modal =
penjualan bersih
nilai rata−rata modal ritel
10
Atau
Pengembalian Modal =
biaya dari barang yang terjual
nilai rata−rata modal biaya
Secara matematis tidak ada perbedaan hasil antara dua rumus tersebut
berbeda dengan rasio penjualan dan stok nilai nilai modal lebih
menekankan pada biaya.
rasio penjualan − stok =
penjualan bersih
nilsi rata − rata modal biaya
Oleh karena itu, untuk merubah perhitungan modal berdasarkan bagian
tahuanan menjadi perhitungan tahunan, adalah dengan mengalikannya
dengan banyaknya periode waktu dalam satu tahun.
3. Perhitungan Nilai Rata-Rata Modal
Dapat dihitung dengan menambah jumlah dari modal tiap bulan
dengan jumlah bulan .
Nilai Rata − rata Modal =
bulan 1 + bulan 2 + bulan 3 + ⋯
jumlah bulan
Ritel dengan sistem POS (point of sale) dapat memperoleh perkiraan
nilai rata-rata inventaris yang akurat dengan merata-rata inventaris yang
ada setiap harinya dalam satu tahun.
Keuntungan Perputaran Modal yang cepat
1. Peningkatkan Volume Penjualan
Perputaran modal yang cepet dapat meningkatkan volume penjualan
karena barang dagangan yang baru dapat tersedia untuk pelanggan, dan
barang dagangan baru lebih murah terjual dari pada barang dagangan yang
lama.
Hasilnya:
 perputaran modal meningkat
 investasi modal menurun, dan
 penjualan meningkat karena ritel menghabiskan stok lebih sering.
11
2. Risiko yang Rendah terhadap Keusangan dan Turunnya Nilai
Merek
Jika investasi terjual cepat, maka barang dagangan tidak terlalu lama
berada di toko atau ritel shingga tidak menjadi using. Hal ini akan
membawa implikasi pada menurunnya mark down dan meningkatnya
margin kotor.
3. Mengembangan Etika Moral Staf penjualan
Dengan perputaran modal yang cepat maka sebagai hasilnya tersedia
barang dagangan yang selalu baru, dan moral dari staf penjualan akan
tetap tinggi.
4. Lebih Banyak Uang untuk Pengembangan Kesempatan Pasar
Jika perputaran modal tinggi, maka uang yang terdapat dalam
persedian akan dapat di pergunakan untuk membeli lebih banyak barang
dagangan.
5. Penurunan Biaya Operasi
Peningkatan perputaran berarti modal yang kecil didukung oleh
penjualan level yang sama. Persediaan yang rendah berarti biaya
pergudangan atau penyimpanan persedian rendah, yang juga termasuk
biaya operasi.
6. Peningkatan Perputaran Aset
Jika inventaris adalah aset yang ada menurun dan penjualan tetap atau
meningkat, maka perputaran aktiva juga meningkat.
Kelemahan Perputaran Modal yang Terlalu Tinggi
1. Volume Penjualan yang Rendah
Salah satu cara untuk meningkatkan perputaran adalah dengan
membatasi kategori barang dagangan atau jumlah unit penyimpanan
persedian (SKU) dalam satu kategori .
2. Peningkatan Biaya Barang yang Terjual
Untuk mendapatkan perputaran yang cepet maka baranga dagangan
harus sering dibeli dan jumlah yang sedikit sehingga dapat menurunkan
nilai rata-rata inventaris tanpa mengurangi nilai penjualan.
12
3. Meningkatan Biaya Operasi
Perputaran modal yang tinggi lebih disukai daripada perputaran yang
lambat. Tetapi rata-rata perputaran dapat ditekan pada titik pengembalian
penyusutan, hal ini merupakan kata kunci yang di tekankan bagi manajer
barang dagangan di setiap sektor ritel.
Prediksi Penjualan
Ritel perlu memprediksi penjualan untuk menentukan berapa banyak
barang dagangan yang akan dibeli.
1. Siklus Hidup Kategori
Siklus hidup kategori (category life cycle) dapat digambarkan sebagai
pola penjualan kategori barang dagangan sepanjang waktu. Siklus hidup
kategori terdapat empat tahap:
a. Pengenalan
Produk baru diluncurkan oleh prinsipal sehingga konsumen masih
belum mengenal produk tersebut dengan permintaan masih rendah.
b. Pertumbuhan
Produk sudah mulai dikenal oleh konsumen dan pemintaan akan
produk mulai meningkat.
c. Kedewasaan
Produk sudah memiliki porsi penguasaan pasar (market share)
yang tinggi dan permintaan akan produk bersifat stabil.
d. Penurunan
Produk sudah tidak populer dan mengalami penurunan permintaan
dari konsumen.
2. Mengembangan Prediksi Penjualan
Cara mudah untuk mengembangkan prediksi penjualan beberapa
kategori barang dagangan adalah dengan melakukan penyesuaian
penjualan masa lalu untuk membuat proyeksi terhadap masa depan.
a. Sumber informasi untuk Prediksi Level kategori
Bagian pembelian menggunakan informasi tentang barbagai jenis
sumber dalam pengembalian keputusan.
13
b. Volume Penjualan Sebelumnya
Toko ritel yang beroperasi di negara yang memiliki dua musim
mengalami penjualan lebih tinggi pada musim panas disbanding pada
saat musim penghujan. Namun demikian biasanya pengaruh musim
atau cuaca tidak sebesar pengaruh yang disebabkan oleh siklus
perayaan hari-hari besar maupun peristiwa khusus lainnya.
c. Sumber yang Diterbitkan
Data bulanan yang berisi tentang laporan perdagangan ritel bulanan
biasannya diterbitkan oleh dapertemen perdagangan. Ritel dan vendor
juga dapat membeli data dari perusahaan penyedia data.
d. Informasi Pelanggan
Informasi pelanggan dapat diperoleh dengan mengukur reaksi
pelanggan terhadap penjualan barang dagangan, dengan menanyakan
kepada pelanggan tentang barang dagangan, atau dengan mengamati
pelanggan dan pencetus tren (trendsetter).
Informasi dari pelanggan dapat dikumpukan dengan format
tradisional dari penelitian pasar seperti wawancara dan kelompok
pemerhati.
e. Kelompok pemerhati
Merupakan kelompok kecil responden yang diwawancarai oleh
moderator dengan menggunakan format tersusun. Partisipasi didorong
untuk mengeluarkan pandangannya dan memberi komentar atau
tanggapan satu sama lain dalam kelompok tersebut.
f. Persaingan Toko
Ritel harus tetap sederhana dan selalu rendah hati, tidak peduli
sebagus apa ritel tersebut, namun ritel tetap memerlukan perhatian dan
analisis terhadap pesaing yaitu toko sejenis lainnya.
g. Prediksi Level Toko
Untuk memprediksi permintaan level toko sistem perkiraan
dibutuhkan untuk menghitung secara berurutan akibat dari banyak
faktor unit penjualan barang dagangan. Faktor-faktor tesebut termasuk
14
promosi, harga, penetapan barang dagangan ditoko, barang pengganti,
persaingan , lokasi dan lainnya.
h. Kalaborasi, Perencanaan, Peramalan, dan Pengisian Kembali
(CPFR)
Collaboration, planning, forecasting, and replenishment (CPFR)
merupakan perkembangan alamiah dari teknologi. Sistem CPFR
menguntungkan ritel dan vendor karena mereka berkerja sama dengan
prediksi yang luar biasa dan software manajemen inventaris, penjualan
dan margin kotor meningkat, dan inventaris dalam toko menurun, dan
hasilnya GMROI yang tinggi.
Metodelogi CPFR ini membandingkan sembilan tahap dalam
proses yang dibuat unruk perencanaan,prediksi, dan pengisian kembali
inventaris toko dengan mengadakan koordinasi dengan seluruh bagian
perdagangan dalam jaringan pemasokan.
Proses Perencanaan Keberagamaan
Ritel mengatur arah barang dagangan dengan langkah-langkah:
1. Melakukan analisis pasar dan segmentasi
Analisis pasar dilakukan dengan meneliti pasar, konsumen, dan
pesaing. Dalam melakukan analisis harus memperhatikan siapa yang harus
melakukannya, di mana, kapan, dan bagaimana melakukannya.
2. Menentukan target pasar.
Menetapkan tujuan dan memutuskan, berdasarkan tren secara umum
dalam pasar, kelompok barang yang patut mendapat perhatian lebih.
Kemudian melakukan segmentasi pasar untuk memilih segmen-segmen
konsumen potensial untuk menjadi target pasar.
3. Assortment Plan
Merupakan aktivitas untuk melakukan perencanaan terhadap kategori
barang dagangan dan margin mix. Kategori barang dagangan adalah
kelompok barang dalam presepsi konsumen yang saling berhubungan
dan/atau pemakaiannya dapat saling mensubstitusi. Margin mix adalah
komposisi margin yang terbaik yang ditentukan berdasarkan peranan dari
masing-masing kategori barang.
15
a. Penjualan dan rencana barang dagangan umum
b. Perencanaan pembelian dan sumber
c. Logistik
Peranan kategori dapat dijelaskan dengan lebih rinci
Tujuan

Dibeli secara berkala
(menentukan dimana dan kapan

Selektif, sangat memperhatikan
seseorang berbelanja)
harga

Loyalitas cukup signifikan
Rutin

Dibeli secara rutin
(pada saat berada pada tempat

Sangat memperhatiaan nilai
tujuan berbelanja sambil mengisi

Loyalitas di atas rata-rata

Dibeli hanya diperlukan

Sangat dipengaruhi kenyamanan
Sementara

Di pengaruhi kenyamanan
(sesuai dengan keinginan atau

Loyalitas rendah
troli)
Sesekali
(dibeli
hanya
pada
saat
kebutuhan)
tidak dijadikan alasan untuk pergi
bebelanja)
Peranan Kategori Barang Dagangan
Setelah mengimplementasikan langkah-langah diatas dalam melakukan
evaluasi barang dagangan, ritel dapat melakukan pilihan berikut.
1. Variasi
Variasi adalah sejumlah kategori barang-barang yang berbeda di dalam
toko atau dapertemen.
2. Keberagaman
Toko dengan keberagaman yang luas dapat dikatakan mempunyai
kedalaman (depth) yang juga dapat digunakan untuk saling menggantikan.
3. Ketersedian produk
Dapat didefinisikan sebagai presentase permintaan untuk beberapa
SKU yang memuaskan. Dapat berarti level pendukung/level pelayanan.
16
1. Perencanan Keberagaman untuk Ritel/Pengusaha Jasa Pelayanan
Perencanaan keberagaman ritel harus dilakukan dengan sangat hatihati. Ide dan pemikiran tidak hanya difokuskan pada jenis barang namun
juga fasilitas pendukung maupun pelayanan yang menyertai.
2. Penjualan antara Variasi, Keberagaman dan Ketersedian Produk
Penjualan dengan variasi, keberagaman dan ketersedian produk
merupakan masalah strategi. Dari masalah tersebut, variasi merupakan
masalah paling penting dalam mengidentifikasikan ritel dimata pelanggan.
3. Menentukan Variasi dan Keberagaman
Dalam usaha untuk menentukan variasi dan keberagaman, pembeli
akan mempertimbangkan faktor-faktor seperti profitabilitas dari campuran
barang-barang dagangan, filosofi perusahaan tentang arah keberagaman,
karakteristik fisik toko, dan tata letak situs internet.
4. Profitabilitas dan Campuran Barang Bagangan
Ketika ritel terhambat oleh jumlah uang yang dimiliki untuk
berinvestasi dalam barang dagangan dan keterbatasaan ruang untuk
meletakkan barang dagangan ditoko, ritel selalu mencoba menemukan
bauran produk yang paling menguntungkan.
5. Strategi dan Letak Perusahaan dalam Arah Keberagaman
Strategi perusahaan tentang arah keberagaman membantu bagian
pembeli untuk menentukan jumlah dari jenis yang akan dibeli. Masalah
yang diinginkan oleh manjemen atas adalah untuk menumbuhkan atau
menyusutkan beberapa kategori barang dagangan.
SKU dalam toko maksudnya bahwa pada setiap toko atau kelompok toko
terdapat daftar item yang dijual atau SKU yang berbeda sesuai dengan target
pasarnya.
Planogram adalah pemberian alamat gondola atau rak dan penataannya
serta besarnya pemanjangan (facing display) untuk setiap SKU. Planogram
ditentukan berdasarkan alur kebiasaan belanja konsumen (consumen decision
tree), sedangkan pemajangan di pengaruhi oleh rencana atau pun hasil
penjualan. Pelatihan pengetahuan akan produk (product knowledge) di toko
17
terkait informasi produk baru yang dikirim ke toko beserta planogramnya
yang selalu dipengaruhi.
Alasan-alasan untuk menjawab mengapa diperlukan item baru yang harus
dijual dalam toko, yaitu:
1. Adanya permintaan pasar atau permintaan konsumen,
2. Adanya penawaran pemasok,
3. Diferensiasi,
4. Margin yang lebih baik bagi toko,
5. Untuk meningkatkan produktivitas dari ruang pajang.
Sebaliknya, tidak jarang sebuah item produk akan dikeluarkan dari ruang
pajang, hal ini biasanya dilakukan ritel dengan kriteria sebagai berikut:
1. Terjadi penurunan tren penjualan
2. Terjadinya penurunan harga
3. Terjadi penurunan tren keuntungan
4. Munculnya produk subtitusi
5. Hilangnya kegunaan produk
6. Tidak adanya dukungan pemasok
7. Tidak adanya kontinuitas pasokan
Karakteristik Barang Dagangan
Ritel harus memutuskan karakteristik barang dagangan yang dipilih untuk
ditawarkan pada pelanggan. Barang dagangan dapat di pasarkan sebagai
convenience goods (barang kebutuhan sehari-hari), shopping goods (barang
dagangan yang membutuhkan proses evaluasi lebih dibandingkan saat
membeli consumer good, seperti pakaian), atau impulse good (yaitu
pembeliaan barang dagangan yang seringkali tanpa rencana) dengan demikian
karakteristik barang dagangan seperti (hard, soft, basic, fashion dan
seterusnya) akan membatu ritel untuk menentukan bagaimana membangun
citra dan reputasi bisnisnya.
18
1. Soft Goods dan Hard Goods
Dry goods merujuk pada semua barang yang dihasilkan oleh pabrikan
sedangkan wet good merujuk seperti rum, bumbu-bumbu buatan tangan,
sayuran, serta ikan dan daging segar.
Saat ini dry dan wet goods bisa di istilahkan dengan soft goods,
sedangkan hard goods merujuk pada barang-barang dengan volume yang
cukup besar seperti barang elektronik dan furnitur.
2. Tingkat harga
Tingkat harga merupakan penentu dalam menentukan karakteristik
barang dagangan dan sekaligus pemosisian toko tersebut.
3. Barang Kebutuhan Dasar Dan Barang Fashion
Contoh barang dagangan yang termasuk dalam kelompok barang
kebutuhan dasar misalnya: pensil, kaos, dan celana jins. Sedangkan barang
dagang fashion merupakan kelompok barang dagangan yang biasanya
terus mengalami pembaruan mengikuti tren permintaan konsumen, seperti
pakaian pesta, sepatu, dan lain-lain.
Karakteristik Fisik Toko dan Tata Letak dari Situs Internet
Ritel harus mempertimbangkan luas kategori dalam bentuk ruang fisik dan
ruang dalam situs internetnya jika banyak jenis dan warna, maka dibutuhkan
banyak area untuk memajang barang dagangan. Demikian halnya, situs Web
harus di desain sehingga pelanggan dapat dengan mudah diarahkan dalam
pilihan mereka.
1. Keseimbangan antara Kondisi Terlalu Banyak Keberagaman
Dihadapkan pada Kondisi Terlalu Sedikit Keberagaman
Fungsi penting dari ritel adalah memberikan pilihan secara hati-hati
tentang
barang
dagangan
yang
memenuhi
kebutuhan
pelanggan
sasarannya. Menambah keberagaman dapat berdampak pada pelanggan
dalam dua cara, pertama pelanggan menjadi bingung dengan adannya
pilihan tambahan tersebut dan hasilnya ritel akan kehilangan penjualan.
kedua, lemahnya pilihan produk dapat menyebabkan pelannggan
kehilangan ciri.
19
2. Persedian Barang Dagangan
Ketika ritel berencana untuk menambah keberagaman dari barang
dagangannya, ritel harus mempertimbangkan apakah barang dagangan
merupakan barang pelengkapan dari barang dagangan yang telah ada di
dalam dapertemen.
3. Menentukan Persedian Produk
Semakin tinggi persedian barang dagangan, semakin besar jumlah stok
cadangan. Memilih jumlah cadangan yang tepat adalah kunci sukses dari
proses perencanaan keberagaman, karena jika cadangan barang terlalu
rendah maka ritel akan kehilangan penjualan dan pelanggan. Jika stok
barang terlalu tinggi, ditakutkan sumber daya keuangan dan investasi yang
seharusnya dapat digunakan untuk membeli barang lain yang lebih
menguntungkan akan terbuang percuma.
4. Siklus Persediaan
Siklus persedian dikenal sebagai dasar stok inventaris yang dihasilakan
dari proses pengisian ulang dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan
saat ritel bisa memperkirakan permintaan pasar dan waktu pengisian
kembali secara tepat. Beberpa masalah muncul dalam menentukan level
kebutuhan stok barang:
a. Pertama, karena tiap SKU nenunjukkan permintaan yang unik dan
pola puncak yang aneh sistem manajemen invenatris harus
memperhitungkan stok aman untuk tiap SKU.
b. Kedua, stok cadangan dan seluruh modal inventaris tergantung
pada kepersedian produk yang ingin disediakan oleh para peritel.
c. Ketiga, semakin tinggi fluktuasi permintaan, semakin besar stok
cadangan yang harus disediakan.
d. Keempat, jumlah stok cadangan juga tergantung pada waktu
puncak dari vendor. Waktu puncak adalah waktu antara pengenalan
dan promosi barang sampai waktu barang itu sampai di toko dan
siap untuk dijual,
e. Kelima, fluktuasi pada waktu puncak berimbas pada jumlah stok
cadangan.
20
5. Rencana Keberagaman
Perkembangan dari rencana keberagaman dapat menjadi sangat rumit.
Dalam situasi pertokoan yang besar proses ini menjadi semakin kompleks.
rencana keberagaman yang bagus membutuhkan prediksi penjualan barang
GMROI dan perputaran modal bersama dengan pengambilan keputusan
yang subjektif dan berpengalaman.
Pengelolaan Ruang
Manajemen ruang adalah salah satu teknik yang diperlukan untuk
menjalankan toko secara efektif, yaitu melalui pengaturan space shelf berupa
penentuan berapa banyak ruang dan persedian yang harus disediakan ritel
untuk suatu kategori produk guna meminimalkan tingkat dari pesedian yang
berhubungan dengan biaya untuk menjual (crrying cost) serta memaksimalkan
penjualan. Hal ini dilakukan dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut:
1. Memcocokkan permintaan pelanggan dengan menyediakan kisaran
yang tepat dan stok item yang tersedia untuk di beli oleh pelanggan
2. Menyediakan kisaran yang tepat dari produk ke dalam ruang yang
terbatas dalam toko dan kategori barang dagangan.
3. Memformalkan pendekatan untuk menganalisis kategori dan kinerja
produk dalam toko.
Manajemen ruang atau biasa disebut juga dengan manajemen rak atau
planogram, secara sederhana dapat dipahami sebagai suatu konsep atau
rencana pemajangan produk berdasarkan alur kebiasaan belanja konsumen
(customer decision tree). Hal ini memiliki tujuan dan manfaat:
1. Mengurai biaya persedian
2. Mengurangi out of stock (oos)
3. Meningkatkan pelayanan konsumen
4. Meningkatkan penjualan dan keuntungan.
21
B. Pembahasan
Pengelolaan Barang Dagangan
Pengelolaan barang dagang di Carrefour di jadikan pengelompokan,
kelompok makanan diletakkan di jalur keluar atau di bagian awal masuk
Carrefour melalui parkiran. Penempatan tersebut dilakukan berdasarkan
pertimbangan kebiasaan berbelanja pengunjung yang selalu menuju counter
makanan terlebih dahulu sebelum berkeliling mencari kebutuhan lainnya.
Untuk itu Carrefour membuat sirkulasi toko yang mengarahkan pengunjung
langsung ke tempat produk-produk untuk kebutuhan pokok seperti mie instan,
gula dan yang lainnya ada di lantai 1 dan barang yang tidak cepat rusak
seperti barang elektronik dan furnitur di lantai 2. Namun di tiap sisi Carrefour
terpajang layout toko yang dapat mempermudah membeli baru atau
pelanggan setia untuk berbelanja.
Beberapa contoh konsep pengelompokan kelolaan barang di Carrefour:
a. Daging selalu diletakkan berdampingan dengan ikan, ayam, atau telur.
Disini Carrefour menggunakan teori unity of need, yaitu penempatan
produk harus memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya.
b. Untuk beras, dibuat counter khusus yang didekorasi. Agar pengunjung
bisa dengan mudah mengetahui posisi masing-masing produk yang
dicari,
c. Barang-barang yang dianggap berkualitas tinggi ditempatkan di lokasi
yang menonjol, dekat pintu masuk, dan di sepanjang jalan utama.
d. Carrefour memberikan papan petunjuk arah yang ditaruh di tengah
lorong dan samping atau digantungkan di tempat yang strategis
sehingga bisa dilihat secara jelas. Upaya tata letak ini penting karena
pada akhirnya akan berdampak pada tingkat penjualan produk.
Di Carrefour sendiri ada empat patokan yang harus diperhatikan dalam
visual merchandising ini, yaitu pertama harus atraktif agar orang tertarik pada
barang yang ditampilkan. Kedua, harus bisa mempertahankan ketertarikan
konsumen kepada display produk sehingga ada keinginan dari mereka untuk
membeli. Ketiga memberikan informasi yang jelas tentang produk tersebut
(point of purchase), Contoh di Carrefour dengan memberikan label berisi
22
keterangan tentang merek, harga, dan ukuran, dan keempat menyediakan
produk tersebut tersusun mulai dari ukuran terkecil hingga terbesar dengan
berbagai pilihan warna sehingga memudahkan konsumen menemukan yang
cocok dengan selera dan ukurannya. Desain layout dan memilih barang di
Carrefour Ambarukmo Plazza sendiri untuk konsumen menengah keatas,
berbagai umur baik anak-anak, remaja dan dewasa.
Sedangkan penempatan counter barang konsinyasi ini, ditentukan
berdasarkan kesepakatan bisnis antara prinsipal dengan jajaran top
manajemen.
Mengorganisasikan Proses Pembelian Menurut Kategori
Di toko ritel Carrefour telah membagi barang dagangannya ke dalam
beberapa kategori yaitu:
1. Fashion
2. Furnitur
3. Kebutuhan pokok (pangan)
4. Perlengkapan bayi
5. Alat elektronik
6. Sepeda
7. Aksesoris
8. Perabotan rumah tangga
Untuk kategori di atas nantinya masih dipisahkan berdasarkan merek
produk tersebut. Setiap kategori di Carrefour di pegang oleh seorang manajer
kategori, yang mana manajer ini akan bertanggung jawab sepenuhnya pada
keberhasilan atau kesalahan dari kategori yang ia pegang. Melalui tugas
tersebut akan lebih mudah untuk memaksimalkan pendapatan dari penjualan.
Carrefour telah memiliki vendor yang baik, di mana vendor itu sangat
membantu Carrefour dalam mengatur kategori barang dagangan. Pemimpin
kategori di Carrefour sangat professional dalam memuaskan kebutuhan
pelanggan, mengembangkan performa dan meningkatkan keuntungan dari
semua kategori. Hal ini, akan sangat menguntungkan untuk kedua belah pihak.
23
Organisasi Pembelian Barang Dagangan
Manajer Carrefour selalu menentukan sebuah skema standar klasifikasi
barang dagangan yang telah digunakan kepada karyawan pada bagian
pembelian barang agar menjadi patokan dalam menetapkan manajemen
kategori barang dagangan. Di Carrefour kelompok barang dagangan dipimpin
oleh manajer middle, manajer ini bertanggung jawab atas beberapa divisi
dibawahnya dan bertanggung jawab akan beberapa barang dagangan.
Dapartemen barang dagangan di pimpin oleh seorang manajer middle pada
divisi barang dagangan yang memberi laporan kepada wakil presiden dari
barang yang mempunyai tanggung jawab akan lima divisi barang dagangan.
Pengaturan dalam Rencana Barang Dagangan
Toko ritel Carrefour telah menerapkan operasional keuangan dari kegiatan
barang dagangan dengan baik dan terstruktur.
1. Prediksi penjualan
Kategori SKU berdasarkan prediksi penjualan di Carrefour:
a. Fast Moving Product
Kebutuhan pokok seperti mie instan, sabun dan beras
b. Slow Moving Product
Furnitur dan alat elektronik
c. Produk Tren
Perabotan rumah tangga terbaru yang memiliki kesan mewah
d. Fashion Product
Carrefour selalu mengikuti perkembangan produk di bidang
fashion, selain itu, Carrefour juga bekerja sama dengan UKM pakaian
batik di Kota Yogyakarta.
2. Tingkat Inovasi
a. Target Pasar
Carrefour memiliki target pasar masyarakat dengan pendapatan
menengah ke atas, terutama ibu-ibu muda yang menyukai berbelanja.
Hal ini membuat Carrefour selalu menyediakan produk yang lengkap
dan dengan stok yang melimpah.
24
b. Persaingan
Carrefour selalu melakukan pengamatan terhadap ritel lainnya
seperti di Hypermart dan Superindo. Dengan berupaya meningkatkan
kualitas barang dagangan maupun pelayanannya, Carrefour dapat
mengimbangi pesaingnya.
c. Citra Toko
Carrefour selain memiliki produk sendiri (dengan merek Carrefour)
juga menyediakan barang-barang import yang tidak di jual di toko ritel
lainnya. Sehingga dapat menjaga dan meningkatkan citra toko
Carrefour.
d. Keuntungan
Carrefour sering kali memajang unit barang dengan keuntungan
tertinggi di etalase atau rak terdepan yaitu, fungsinya agar barang
tersebut dapat menarik minat pelanggan.
3. Merek Produk
Carrefour memiliki 2 alternatif pilihan merek produk yaitu:
a. Merek Prinsipal
Merek prinsipal yang di pajang di Carrefour yaitu Indomie dan Mie
Sedaap dan beberpa minuman dan makanan ringan
b. Merek Toko
Carrefour juga memiliki produk dengan mereknya sendiri juga
diletakkan di tempat yang strategis agar membeli dapat mudah
untuk mengambil dan membelinya.
4. Periode Waktu
a. Iklim Cuaca
Indonesia hanya memiliki 2 musim yaitu penghujan dan kemarau,
Carrefour juga menyediakan berbagai kebutuhan yang hanya
dibutuhkan ketika mengalami 2 musim, yaitu ketika musim hujan
Carrefour menyediakan jas hujan, payung dan obat-obatan
sedangakan ketika musim panas kipas angin, air minum dingin dll.
25
b. Pola atau Tren
Pada bulan-bulan tertentu pembelian barang dagangan di Carrefour
mengalami peningkatan seperti ketika hari Raya Idul Fitri, hari
Natal dan Tahun Baru. Selain itu juga ketika masuk tahun ajaran
baru untuk anak sekolahan.
Keuntungan Perputaran Modal yang cepat
Carrefour mengalami perputaran modal yang cepat karena meningkatkan
volume perjualan dengan memberikan fasilitas barang yang baru untuk
pelanggan setianya. Selain itu, barang dagangan di Carrefour yang baru tidak
mengalami risiko terhadap keusangan barang dan turunnya nilai merek.
Karyawan di Carrefour selalu semangat apabila kedatangan barang yang baru.
Barang di Carrefour juga tetap komplit dan terjaga kebersihan dan terhindar
dari kerusakan.
Hal ini dapat meningkatkan perputaran aset di Carrefour dan akan
menurunkan biaya operasi yang di keluarkan. Sehingga, Carrefour akan
memiliki banyak uang yang akan digunakan untuk mengembangkan
kesempatan pasar dan bersaing dengan peruahaan ritel lainnya.
Kekurangan Perputaran Modal yang Terlalu Tinggi
Carrefour berupaya untuk membatasi barang dagangan tiap kategori,
supaya volume penjualan tidak terlalu tinggi. Hal ini, dapat menurunkan nilai
rata-rata inventaris tanpa mengurangi nilai penjualan Carrefour. Namun
dengan perputaran penjualan yang tinggi akan menekan biaya operasionalnya.
Prediksi Penjualan
Untuk siklus hidup kategori di Carrefour yakni siklus stabil karena toko
menyediakan berbagai macam kebutuhan, baik primer maupun sekunder yang
laku setiap harinya.
Berdasarkan pengamatan kelompok kami bahwa di Carrefour dalam
mengembangkan prediksi penjualannya dengan melihat data bulanan yang
berisi tentang laporan perdagangan ritel setiap bulannya. Data ini berisi
tentang informasi, keinginan atau kebutuhan pelanggan yang berbelanja di
Carrefour. Di Carrefour sendiri juga mengutamakan berperilaku rendah hati,
dan memperhatikan pelanggannya supaya tetap setia berbelanja di Carrefour.
26
Proses Perencanaan Keberagamaan Barang Dagangan
Hasil pengamatan kelompok kami bahwa di Carrefour dalam proses
keberagaman barang dagangan dapat dianalisis pasar dan segmentasinya
bahwa pelanggan setianya yaitu masyarakat kalangan menengah ke atas, baik
anak-anak, remaja, dewasa sampai dengan lanjut usia dan juga tidak perlu
indikator gender.
Barang dagangan yang di jual di Carrefour sangat lengkap mulai dari
sayuran, buah-buahan, dan kebutuhan sehari- hari sampai dengan furniture
dan alat elektronik juga tersedia di Carrefour. Tata letak dari barang dagangan
yang ada di Carrefour juga di tata dengan rapi dan mudah dijangkau ketika
konsumen ingin mencari barang yang di butuhkannya.
Carrefour telah memiliki pemasok yang mampu memasok unit barang
sesuai dengan kategori yang diinginkan serta sesuai dengan perencanaan
pembelian unit barang. Untuk logistik atau jasa pengiriman Carrefour telah
memiliki jasa tersebut sehingga dapat menurunkan biaya operasional dan
meningkatkan volume penjualan.
Karakteristik Barang Dagangan
Berdasar karakteristik barang dagangan yang di pajang atau di tawarkan
oleh toko Ritel Carrefour menurut pengamatan kami:
Toko Ritel Carrefour menawarkan berbagai jenis barang dari mulai soft
goods hingga hard goods. Barang soft goods dari mulai barang kering (dry
goods) sejenis barang makanan cepat saji/dalam bentuk kemasan dan barang
basah (wet goods) sejenis sayuran, bumbu, daging segar semua tersedia
secara lengkap di Carrefour. Barang hard goods mulai dari elektronik,
furnitur, mainan anak, dan lain-lain terpajang juga di Carrefour
Tingkat harga di Toko Ritel Carrefour sendiri merancang produk dan
bauran pemasaran agar dapat tercipta kesan memiliki harga yang terbaik di
tiap-tiap kategori barang dibanding kompetitor. Di Carrefour, momentum
yang dianggap tepat dalam melakukan perubahan harga salah satunya saat
ada value added dari produk-produk yang berinovasi sesuai dengan strategi
yang dirancangkan perusahaan untuk profit taking. Agar waktu perputaran
cepat, produk yang mengalami kenaikan harga menjadi produk dengan harga
27
terbaik di kategorinya dan secara cepat memiliki perputaran di display-nya
Carrefour memberikan value added kepada konsumen, misalnya promo
secara berkala yang bekerja sama dengan supplier. Setiap minggu pasti ada
kenaikan harga dan juga penurunan harga. Faktor dominannya adalah adanya
fluktuasi harga jual produk dan fluktuasi harga jual kompetitor. Di Carrefour
sendiri, ada bermacam-macam program promo yang dilakukan setiap minggu,
antara lain promo diskon, promo katalog, dan promo koran.
Di Carrefour sendiri juga menjual barang kebutuhan dasar (basic dan
staples), juga menjual barang barang dengan basis kategori musiman.
Karakteristik Fisik Toko dan Tata letak dari Situs Internet
Menurut pengamatan kelompok kami tentang toko carrefour berdasar
karakteristik fisik toko dan tata letak dari situs internet:
Cukup seimbang antara kondisi Carrefour (dari tata letak, pemajangan, dan
pengelompokan barang) dengan keberagaman barang dagangan yang di
tawarkan, membuat pelanggan mempunyai banyak pilihan. Sehingga
pelanggan dapat merasa puas dengan berkunjung ke toko maupun situs
Carrefour www.carrefour.co.id. Persediaan barang dagang di carrefour sendiri
sangat lengkap
Cara Carrefour menentukan persediaan produk & Siklus persediaan di
toko berdasar perhitungan tingkat optimasi pemasok sampai ke rak (self)
gerai menggunakan warehouse management system yaitu InfoLog. Dengan
InfoLog semua proses dalam rantai pasokan dapat diintegrasikan. Metode
yang dipakai Carrefour dalam memestikan siklus persediaan ketersediaan
barang menerapkan proses Just-in-time (JIT) di pusat distribusi yang disebut
Cross Dock. Penerapan proses JIT ini bertujuan mengefisienkan proses,
sehingga di Carrefour tidak perlu adanya stok di pusat distribusi.
Rencana keberagaman di Carrefour sangat ditonjolkan di mana
ketersediaan berbagai macam prodak, variant, SKU sangat beraneka. Tata
letak dalam pendisplayan di Carrefour berdasar sell out suatu barang. Jadi di
Carrefour dimana barang yang memiliki sell out yang bagus barang tersebut
akan mendapat space yang bagus juga.
28
Pengelolaan Ruang
Menurut pengamatan kami manajemen ruang (space management) atau
manajemen rak (selv management) atau planogram dipajang berdasarkan
dimana produk yang paling besar pajangnya memiliki space yang lebih
banyak dan dapat dilihat dengan mudah oleh customer. Produk-produk yang
slow moving sedikit persediaannya dan sedikit pola spacenya di Carrefour.
Penataan di Carrefour terhadap sirkulasi toko mengarahkan pengunjung
langsung ke tempat produk-produk kebutuhan pokok di lantai 1 sedangkan di
lantai 2 menyediakan berbagai kebutuhan elektronik, furnitur dan berbagai
kebutuhan sekunder lainnya. Barang dagangan di Carrefour ditata dengan rapi
dan menarik untuk dilihat. Hal ini dapat membuat konsumen nyaman
berbelanja di Carrefour. Selain itu, barang kebutuhan pokok lebih ditonjolkan
dengan memperbanyak stok persediaannya. Kasir di Carrefour juga terletak di
lantai 2 dan lantai 1, hal ini sangat memudahkan konsumen saat pembayaran
barang yang dibeli.
29
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bab ini menjelaskan dasar strategi dan rencana dalam mengatur barang
dagangan. Barang dagangan harus dipecah dalam kategori-kategori untuk
berbagai keperluan, pembeliaan, perecanaan, dan pengaturan kategori-kategori
barang dagangan tersebut sering dibantu oleh vendor. Alat untuk
mengembangkan rencana pembelian barang dagangan termasuk GMROI,
perputaran modal, dan prediksi penjualan.
Perhitungan perputaran modal dan menentukan target keuntungan adalah
hal yang penting. Ritel berusaha keras untuk mendapatkan perputaran modal
yang seimbang. Paduan antara variasi, keanekaragaman, dan persedian barang
merupakan hal yang penting dalam menentukan strategi barang dagangan.
Puncak perencaan GMROI, perputaran modal, prediksi penjualan,dan proses
perencanaan keberagaman merupakan sebuah rencana keberagaman.
B. Daftar Pustaka
Utami, Christina Widya. 2018. Manajemen
Ritel:
Strategi
dan
Implementasi Operasional Bisnis Ritel Modern di Indonesia. Jakarta: Salemba
Empat
30
Download
Study collections