MAKALAH MANAJEMEN RITEL PERENCANAAN DAN PENGELOLAAN BARANG DAGANGAN “CARREFOUR” Dosen Pengampu : Hapsari Dyah Herdiany, S.E., M.M. Disusun Oleh: Apriyanto Manajemen B2/17133200038 Siti Nur Utami Ningsih Manajemen B2/17133200058 Ifa Rofinda Manajemen B2/17133200060 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS MANAJEMEN UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA 2019 1 KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat-Nya. Sehingga, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul PERENCANAAN DAN PENGELOLAAN BARANG DAGANGAN “CARREFOUR”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Ritel. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Yogyakarta, 20 Oktober 2019 Penyusun 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Carrefour (Euronext: CA) ialah sebuah kelompok supermarket internasional, berkantor pusat di Prancis. Carrefour adalah kelompok ritel kedua terbesar setelah Wal-Mart. Gerai Carrefour pertama dibuka pada 3 Juni 1957, di Annecy di dekat sebuah persimpangan. Kelompok ini didirikan oleh Marcel Fournier dan Louis Deforey. Hingga kini, gerai pertama ini adalah gerai Carrefour terkecil di dunia. Carrefour di Indonesia hadir sejak tahun 1998 dengan membuka gerai pertama di Cempaka Putih pada bulan Oktober 1998. Pada saat yang sama, Continent, sebagai perusahaan ritel Prancis, membuka gerai pertamanya di Pasar Festival. Pada tahun 1999, Carrefour dan Promodes (sebagai pemegang saham utama dari Continent) menggabungkan semua kegiatan usaha ritel di seluruh dunia dengan nama Carrefour. Hal tersebut menjadikan Carrefour sebagai ritel terbesar kedua di dunia. Sebagai bagian dari perusahaan global, PT. Carrefour Indonesia berusaha untuk memberikan standar pelayanan kelas dunia dalam industri ritel Indonesia. Carrefour Indonesia memperkenalkan konsep hipermarket dan menyediakan alternatif belanja baru di Indonesia bagi pelanggan Carrefour Indonesia. Carrefour menawarkan konsep “One-Stop Shopping” yang menawarkan tempat pilihan dengan produk yang beragam, harga murah, dan juga memberikan pelayanan terbaik sehingga melebihi harapan pelanggan. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengelolaan barang dagang di “Carrefour”? 2. Bagaimana mengorganisasikan proses pembelian menurut kategori di “Carrefour”? 3. Bagaimana organisasi pembelian barang dagangan di “Carrefour”? 4. Bagaimana pengaturan dalam perencanaan barang dagangan di “Carrefour”? 3 5. Apa keuntungan perputaran modal yang cepat di “Carrefour”? 6. Apa kekurangan perputaran modal yang terlalu tinggi di “Carrefour”? 7. Bagaimana proses perencanaan keberagaman barang dagangan di “Carrefour”? 8. Apa karakteristik barang dagangan di “Carrefour”? 9. Bagaimana karakteristik fisik took dan tata letak dari situs internet di “Carrefour”? 10. Bagaimana pengelolaan ruang di “Carrefour”? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengelolaan barang dagang di “Carrefour”. 2. Untuk mengetahui mengorganisasikan proses pembelian menurut kategori di “Carrefour”. 3. Untuk mengetahui organisasi pembelian barang dagangan di “Carrefour”. 4. Untuk mengetahui pengaturan dalam perencanaan barang dagangan di “Carrefour”. 5. Untuk mengetahui keuntungan perputaran modal yang cepat di “Carrefour”. 6. Untuk mengetahui kekurangan perputaran modal yang terlalu tinggi di “Carrefour”. 7. Untuk mengetahui proses perencanaan keberagaman barang dagangan di “Carrefour”. 8. Untuk mengetahui karakteristik barang dagangan di “Carrefour”. 9. Untuk mengetahui karakteristik fisik took dan tata letak dari situs internet di “Carrefour”. 10. Untuk mengetahui pengelolaan ruang di “Carrefour”. 4 BAB II PEMBAHASAN A. Landasan Teori Pengelolaan Barang Dagangan Pengelolaaan barang dagangan adalah proses penanganan kreatif dalam upaya untuk mempesentasikan atau menampilkan produk (barang dagangan) dengan tujuan memaksimalkan daya tarik penjualan ritel. Pengelolaan barang dagangan membutuhkan pengetahuan terhadap kebiasaan berbelanja konsumen di toko, pengetahuan atas pasar produk secara umum dan rencana yang jelas. Perilaku konsumen merupakan hal yang sangat penting bagi kesuksesan aktivitas pengelolaan barang dagangan sebuah ritel. Fungsi operasional setiap toko yang meliputi fungsi pembelian barang, pengelolaan gudang, keuangan, operasi toko dan lain-lain juga harus terkoordinasi dengan baik. Mengorganisasikan Proses Pembelian Menurut Kategori 1. Kategori Barang Dagangan Secara umum katagori barang dagangan merupakan keanekaragaman unit yang dilihat oleh pelanggan sebagai pengganti yang masuk akal bagi masing-masing anggota katagori. Ritel dan vendornya mungkin memulai dengan definisi yang berbeda akan jenis dan kategori. Beberapa ritel seperti departement store mungkin mendevinisikan kategori dengan merek. 2. Manajemen Kategori Barang Dagangan Manajemen kategori merupakan proses mengatur bisnis ritel dengan tujuan memaksimalkan penjualan dan keuntungan dari kategori barang dagangan. Alasan penting menggunakan manjemen kategori barang dagangan adalah: a. Seorang manajer kategori secara lansung bertanggung jawab pada keberhasilan atau kesalahan dari kategori. b. Melalui penggunaan manajemen kategori menjadi lebih mudah untuk mengatur keuangan maksimal. 5 3. Pemimpin Kategori Barang Dagangan Beberapa ritel lebih memilih vendor yang baik, yang dapat membantu mengatur sebagian kategori, yang dikenal sebagai pemimpin kategori (category captain), penyalur ini membentuk kesatuan dengan pihak ritel untuk membantu mendapatkan simpati dari pihak konsumen, memuaskan kebutuhan konsumen, serta mengembangkan kinerja dan keuntungan potensial dari seluruh kategori. Mengorganisasikan proses pembelian berdasarkan kategori Menetapkan tujuan keuangan barang dagangan Mengembangkan rencana pilihan Perencanaan barang dagangan Pemimpin kategori harus menahan kegiatannya untuk mengendalikan ritel terlalu jauh. Aktivitas yang harus dilakukan pemimpin kategori untuk menghindari masalah adalah: a. Mengumumkan semua informasi merek atau produk dalam kategori yang di peroleh kepada ritel. b. Menugaskan merek dagang besar lain sebagai “penasihat kategori” untuk menelaah keputusan pemimpin kategori. c. Menemukan kesepakatan potensial dalam mengatur harga, harus dihindari menjadi pemimpin kategori bagi dua ritel dengan pasar yang sama. 6 Organisasi Pembelian Barang Dagangan Walaupun setiap ritel mempunyai sistem dalam mengategorikan barang dagangannya namun penting untuk menentukan sebuah skema standar klasifikasi barang dagangan yang telah digunakan. National Retail Feaderation (NRF) adalah lembaga yang paling berkompeten untuk mengeluarkan klasifikasi barang dagangan yang digunakan sebagai pedoman dalam menetapkan manajemen kategori barang dagangan. 1. Kelompok Barang Dagangan Kelompok barang dagang dipimpin oleh manajer senior barang dagangan (general merchandis–GMM) manajer barang dagangan ini bertanggung jawab akan beberapa dapertemen. 2. Dapartemen Barang Dagangan Dapartemen di pimpin oleh seorang manajer divisi barang dagangan yang memberi laporan kepada wakil presiden dari barang yang mempunyai tanggung jawab akan lima manajer divisi barang dagangan. Pengaturan dalam Rencana Barang Dagangan Ritel tidak mengalami kesuksesan keuangan kecuali jika perusahaan ritel merencanakan dan menerapkan keuangan dari kegiatan barang dagangannya dengan baik. Hasil dari perencanaan keuangan adalah cetak biru pembelian dari masingmasing kategori. Adanya rencana barang dagangan memberi gambaran pada bagian pembelian dan perencanaan mengenai berapa banyak uang yang harus dihabiskan pada beberapa bagian dari kategori barang dagangan pada setiap bulannya sehingga prediksi penjualan dan prediksi objek keuangan lain dapat dipenuhi. Setelah rencana barang dagang dibuat, bagian pembeliaan dan perencana merencanakan keberagaman barang dagangan. Bagian pembelian bekerja sama dengan vendor dari kategori yang di pilih, bernegosiasi masalah harga, dan mengembangkan promosi. Terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen toko ritel pada perencanaan pengadaan unit barang (merchandising assortment planning), yaitu: 7 1. Prediksi Penjualan Manajemen toko perlu untuk menyusun prediksi penjualan untuk setiap unit barang (SKU) yang dijual dengan tujuan sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen pengelolaan barang dagangan. Berikut ini adalah kategori SKU berdasarkan prediksi penjualan, antara lain: a. Fast Moving Product Fast moving product adalah unit barang yang memiliki perputaran yang cepat. b. Slow Moving Product Slow moving product adalah unit barang yang memiliki perputaran penjualan yang lambat. c. Produk Tren Produk tren adalah unit barang yang memiliki daur hidup produk yang sangat pendek. d. Fashion Product Produk busana adalah unit barang yang memiliki daur hidup produk yang berulang pada periode waktu tertentu. 2. Tingkat Inovasi Manajemen pengadaan barang pada toko ritel juga mempertimbangkan tingkat inovasi dari produk. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen toko ritel berkenaan dengan tingkat inovasi produk: a. Target Pasar Tingkat inovasi dari unit barang yang ditawarkan oleh toko ritel harus dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan dari target pasarnya. b. Persaingan Manajemen toko ritel harus mencari informasi berkenaan dengan unit barang yang dijual oleh pesaingnya sehingga tidak kalah bersaing jika ditinjau dari sisi tren produk unit yang akan ditawarkan. 8 c. Citra Toko Citra toko merupakan hal terpenting yang harus diperhatikan oleh manajemen toko ritel dalam merencanakan unit barang yang akan dijual. d. Keuntungan Semua pebisnis ritel tentunya mengharapkan untuk mendapatkan keuntungan yang banyak dari setiap unit barang yang terjual di toko. 3. Merek Produk Manajemen toko ritel memiliki 2 alternatif pilihan merek produk untuk dipertimbangkan dalam perencanaan pengadaan unit barang, yaitu: a. Merek Prinsipal Merek prinsipal adalah merek produk yang dihasilkan oleh produsen dan pada umumnya merek produk yang dihasilkan sudah dikenal oleh konsumen. b. Merek Toko Merek toko adalah merek produk yang dimiliki oleh toko ritel dan pada umumnya hanya dijual pada cabang-cabang dari toko ritel tersebut. 4. Periode Waktu Beberapa hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan periode waktu adalah: a. Iklim Cuaca Manajemen toko ritel perlu mencermati kebutuhan dari konsumen pada kedua jenis musim yang ada di Indonesia. b. Pola atau Tren Manajemen toko ritel harus memahami setiap pola atau tren yang ada serta mengantisipasi persediaan barang dalam toko untuk dapat memaksimalkan penjualan. Beberapa formula yang digunakan sebagai dasar penetapan perencanaan barang dagangan secara keuangan adalah sebagai berikut: 9 1. Menetapkan Margin, Penjualan, dan Perputaraan Modal Secara Bersama-sama Pengambilaan asset (return on asset) digunakan dalam merencanaan dan mengevalusi prestasi dan keberhasilaan dari seluruh operasi ritel. Rumus yng dapat digunakan: Pengambilaan modal = Balas laba bersih x perputaraan aset laba besih penjualan bersih = penjualan bersih x total aktiva laba besih = total aktiva Dengan modal strategi laba, pengambilaan modal dapat digunakan untuk merencanakan dan membandingkan prestasi kerja dari pada pengelolahan terhadap tanggung jawabnya dalam mengatur dari seluruh aktiva ritel dan pendapatan pengembalian modal. Dengan menggabungkan margin laba bersih dan pengembalian aktiva GMROI (gross margin return on investment) akan berguna bagi perhitungan presentase margin kotor dan perbandingan atau rasio penjualan terhadap stok barang, yang lebih dikenal dengan pengembalian modal. GMROI = presentasie margin kotor x rasio penjualan terhadap stok = = margin kotor 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑥 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 margin kotor nilai rata−rata investasi Nilai rata-rata dari modal dalam GMROI adalah biaya, karena investasi dalam persedian biaya dari persediaan, bukan nilai dari ritel. 2. Perhitungan Perputaran Modal Dengan Rumus : Pengambilan modal = penjualan bersih nilai rata−rata modal ritel 10 Atau Pengembalian Modal = biaya dari barang yang terjual nilai rata−rata modal biaya Secara matematis tidak ada perbedaan hasil antara dua rumus tersebut berbeda dengan rasio penjualan dan stok nilai nilai modal lebih menekankan pada biaya. rasio penjualan − stok = penjualan bersih nilsi rata − rata modal biaya Oleh karena itu, untuk merubah perhitungan modal berdasarkan bagian tahuanan menjadi perhitungan tahunan, adalah dengan mengalikannya dengan banyaknya periode waktu dalam satu tahun. 3. Perhitungan Nilai Rata-Rata Modal Dapat dihitung dengan menambah jumlah dari modal tiap bulan dengan jumlah bulan . Nilai Rata − rata Modal = bulan 1 + bulan 2 + bulan 3 + ⋯ jumlah bulan Ritel dengan sistem POS (point of sale) dapat memperoleh perkiraan nilai rata-rata inventaris yang akurat dengan merata-rata inventaris yang ada setiap harinya dalam satu tahun. Keuntungan Perputaran Modal yang cepat 1. Peningkatkan Volume Penjualan Perputaran modal yang cepet dapat meningkatkan volume penjualan karena barang dagangan yang baru dapat tersedia untuk pelanggan, dan barang dagangan baru lebih murah terjual dari pada barang dagangan yang lama. Hasilnya: perputaran modal meningkat investasi modal menurun, dan penjualan meningkat karena ritel menghabiskan stok lebih sering. 11 2. Risiko yang Rendah terhadap Keusangan dan Turunnya Nilai Merek Jika investasi terjual cepat, maka barang dagangan tidak terlalu lama berada di toko atau ritel shingga tidak menjadi using. Hal ini akan membawa implikasi pada menurunnya mark down dan meningkatnya margin kotor. 3. Mengembangan Etika Moral Staf penjualan Dengan perputaran modal yang cepat maka sebagai hasilnya tersedia barang dagangan yang selalu baru, dan moral dari staf penjualan akan tetap tinggi. 4. Lebih Banyak Uang untuk Pengembangan Kesempatan Pasar Jika perputaran modal tinggi, maka uang yang terdapat dalam persedian akan dapat di pergunakan untuk membeli lebih banyak barang dagangan. 5. Penurunan Biaya Operasi Peningkatan perputaran berarti modal yang kecil didukung oleh penjualan level yang sama. Persediaan yang rendah berarti biaya pergudangan atau penyimpanan persedian rendah, yang juga termasuk biaya operasi. 6. Peningkatan Perputaran Aset Jika inventaris adalah aset yang ada menurun dan penjualan tetap atau meningkat, maka perputaran aktiva juga meningkat. Kelemahan Perputaran Modal yang Terlalu Tinggi 1. Volume Penjualan yang Rendah Salah satu cara untuk meningkatkan perputaran adalah dengan membatasi kategori barang dagangan atau jumlah unit penyimpanan persedian (SKU) dalam satu kategori . 2. Peningkatan Biaya Barang yang Terjual Untuk mendapatkan perputaran yang cepet maka baranga dagangan harus sering dibeli dan jumlah yang sedikit sehingga dapat menurunkan nilai rata-rata inventaris tanpa mengurangi nilai penjualan. 12 3. Meningkatan Biaya Operasi Perputaran modal yang tinggi lebih disukai daripada perputaran yang lambat. Tetapi rata-rata perputaran dapat ditekan pada titik pengembalian penyusutan, hal ini merupakan kata kunci yang di tekankan bagi manajer barang dagangan di setiap sektor ritel. Prediksi Penjualan Ritel perlu memprediksi penjualan untuk menentukan berapa banyak barang dagangan yang akan dibeli. 1. Siklus Hidup Kategori Siklus hidup kategori (category life cycle) dapat digambarkan sebagai pola penjualan kategori barang dagangan sepanjang waktu. Siklus hidup kategori terdapat empat tahap: a. Pengenalan Produk baru diluncurkan oleh prinsipal sehingga konsumen masih belum mengenal produk tersebut dengan permintaan masih rendah. b. Pertumbuhan Produk sudah mulai dikenal oleh konsumen dan pemintaan akan produk mulai meningkat. c. Kedewasaan Produk sudah memiliki porsi penguasaan pasar (market share) yang tinggi dan permintaan akan produk bersifat stabil. d. Penurunan Produk sudah tidak populer dan mengalami penurunan permintaan dari konsumen. 2. Mengembangan Prediksi Penjualan Cara mudah untuk mengembangkan prediksi penjualan beberapa kategori barang dagangan adalah dengan melakukan penyesuaian penjualan masa lalu untuk membuat proyeksi terhadap masa depan. a. Sumber informasi untuk Prediksi Level kategori Bagian pembelian menggunakan informasi tentang barbagai jenis sumber dalam pengembalian keputusan. 13 b. Volume Penjualan Sebelumnya Toko ritel yang beroperasi di negara yang memiliki dua musim mengalami penjualan lebih tinggi pada musim panas disbanding pada saat musim penghujan. Namun demikian biasanya pengaruh musim atau cuaca tidak sebesar pengaruh yang disebabkan oleh siklus perayaan hari-hari besar maupun peristiwa khusus lainnya. c. Sumber yang Diterbitkan Data bulanan yang berisi tentang laporan perdagangan ritel bulanan biasannya diterbitkan oleh dapertemen perdagangan. Ritel dan vendor juga dapat membeli data dari perusahaan penyedia data. d. Informasi Pelanggan Informasi pelanggan dapat diperoleh dengan mengukur reaksi pelanggan terhadap penjualan barang dagangan, dengan menanyakan kepada pelanggan tentang barang dagangan, atau dengan mengamati pelanggan dan pencetus tren (trendsetter). Informasi dari pelanggan dapat dikumpukan dengan format tradisional dari penelitian pasar seperti wawancara dan kelompok pemerhati. e. Kelompok pemerhati Merupakan kelompok kecil responden yang diwawancarai oleh moderator dengan menggunakan format tersusun. Partisipasi didorong untuk mengeluarkan pandangannya dan memberi komentar atau tanggapan satu sama lain dalam kelompok tersebut. f. Persaingan Toko Ritel harus tetap sederhana dan selalu rendah hati, tidak peduli sebagus apa ritel tersebut, namun ritel tetap memerlukan perhatian dan analisis terhadap pesaing yaitu toko sejenis lainnya. g. Prediksi Level Toko Untuk memprediksi permintaan level toko sistem perkiraan dibutuhkan untuk menghitung secara berurutan akibat dari banyak faktor unit penjualan barang dagangan. Faktor-faktor tesebut termasuk 14 promosi, harga, penetapan barang dagangan ditoko, barang pengganti, persaingan , lokasi dan lainnya. h. Kalaborasi, Perencanaan, Peramalan, dan Pengisian Kembali (CPFR) Collaboration, planning, forecasting, and replenishment (CPFR) merupakan perkembangan alamiah dari teknologi. Sistem CPFR menguntungkan ritel dan vendor karena mereka berkerja sama dengan prediksi yang luar biasa dan software manajemen inventaris, penjualan dan margin kotor meningkat, dan inventaris dalam toko menurun, dan hasilnya GMROI yang tinggi. Metodelogi CPFR ini membandingkan sembilan tahap dalam proses yang dibuat unruk perencanaan,prediksi, dan pengisian kembali inventaris toko dengan mengadakan koordinasi dengan seluruh bagian perdagangan dalam jaringan pemasokan. Proses Perencanaan Keberagamaan Ritel mengatur arah barang dagangan dengan langkah-langkah: 1. Melakukan analisis pasar dan segmentasi Analisis pasar dilakukan dengan meneliti pasar, konsumen, dan pesaing. Dalam melakukan analisis harus memperhatikan siapa yang harus melakukannya, di mana, kapan, dan bagaimana melakukannya. 2. Menentukan target pasar. Menetapkan tujuan dan memutuskan, berdasarkan tren secara umum dalam pasar, kelompok barang yang patut mendapat perhatian lebih. Kemudian melakukan segmentasi pasar untuk memilih segmen-segmen konsumen potensial untuk menjadi target pasar. 3. Assortment Plan Merupakan aktivitas untuk melakukan perencanaan terhadap kategori barang dagangan dan margin mix. Kategori barang dagangan adalah kelompok barang dalam presepsi konsumen yang saling berhubungan dan/atau pemakaiannya dapat saling mensubstitusi. Margin mix adalah komposisi margin yang terbaik yang ditentukan berdasarkan peranan dari masing-masing kategori barang. 15 a. Penjualan dan rencana barang dagangan umum b. Perencanaan pembelian dan sumber c. Logistik Peranan kategori dapat dijelaskan dengan lebih rinci Tujuan Dibeli secara berkala (menentukan dimana dan kapan Selektif, sangat memperhatikan seseorang berbelanja) harga Loyalitas cukup signifikan Rutin Dibeli secara rutin (pada saat berada pada tempat Sangat memperhatiaan nilai tujuan berbelanja sambil mengisi Loyalitas di atas rata-rata Dibeli hanya diperlukan Sangat dipengaruhi kenyamanan Sementara Di pengaruhi kenyamanan (sesuai dengan keinginan atau Loyalitas rendah troli) Sesekali (dibeli hanya pada saat kebutuhan) tidak dijadikan alasan untuk pergi bebelanja) Peranan Kategori Barang Dagangan Setelah mengimplementasikan langkah-langah diatas dalam melakukan evaluasi barang dagangan, ritel dapat melakukan pilihan berikut. 1. Variasi Variasi adalah sejumlah kategori barang-barang yang berbeda di dalam toko atau dapertemen. 2. Keberagaman Toko dengan keberagaman yang luas dapat dikatakan mempunyai kedalaman (depth) yang juga dapat digunakan untuk saling menggantikan. 3. Ketersedian produk Dapat didefinisikan sebagai presentase permintaan untuk beberapa SKU yang memuaskan. Dapat berarti level pendukung/level pelayanan. 16 1. Perencanan Keberagaman untuk Ritel/Pengusaha Jasa Pelayanan Perencanaan keberagaman ritel harus dilakukan dengan sangat hatihati. Ide dan pemikiran tidak hanya difokuskan pada jenis barang namun juga fasilitas pendukung maupun pelayanan yang menyertai. 2. Penjualan antara Variasi, Keberagaman dan Ketersedian Produk Penjualan dengan variasi, keberagaman dan ketersedian produk merupakan masalah strategi. Dari masalah tersebut, variasi merupakan masalah paling penting dalam mengidentifikasikan ritel dimata pelanggan. 3. Menentukan Variasi dan Keberagaman Dalam usaha untuk menentukan variasi dan keberagaman, pembeli akan mempertimbangkan faktor-faktor seperti profitabilitas dari campuran barang-barang dagangan, filosofi perusahaan tentang arah keberagaman, karakteristik fisik toko, dan tata letak situs internet. 4. Profitabilitas dan Campuran Barang Bagangan Ketika ritel terhambat oleh jumlah uang yang dimiliki untuk berinvestasi dalam barang dagangan dan keterbatasaan ruang untuk meletakkan barang dagangan ditoko, ritel selalu mencoba menemukan bauran produk yang paling menguntungkan. 5. Strategi dan Letak Perusahaan dalam Arah Keberagaman Strategi perusahaan tentang arah keberagaman membantu bagian pembeli untuk menentukan jumlah dari jenis yang akan dibeli. Masalah yang diinginkan oleh manjemen atas adalah untuk menumbuhkan atau menyusutkan beberapa kategori barang dagangan. SKU dalam toko maksudnya bahwa pada setiap toko atau kelompok toko terdapat daftar item yang dijual atau SKU yang berbeda sesuai dengan target pasarnya. Planogram adalah pemberian alamat gondola atau rak dan penataannya serta besarnya pemanjangan (facing display) untuk setiap SKU. Planogram ditentukan berdasarkan alur kebiasaan belanja konsumen (consumen decision tree), sedangkan pemajangan di pengaruhi oleh rencana atau pun hasil penjualan. Pelatihan pengetahuan akan produk (product knowledge) di toko 17 terkait informasi produk baru yang dikirim ke toko beserta planogramnya yang selalu dipengaruhi. Alasan-alasan untuk menjawab mengapa diperlukan item baru yang harus dijual dalam toko, yaitu: 1. Adanya permintaan pasar atau permintaan konsumen, 2. Adanya penawaran pemasok, 3. Diferensiasi, 4. Margin yang lebih baik bagi toko, 5. Untuk meningkatkan produktivitas dari ruang pajang. Sebaliknya, tidak jarang sebuah item produk akan dikeluarkan dari ruang pajang, hal ini biasanya dilakukan ritel dengan kriteria sebagai berikut: 1. Terjadi penurunan tren penjualan 2. Terjadinya penurunan harga 3. Terjadi penurunan tren keuntungan 4. Munculnya produk subtitusi 5. Hilangnya kegunaan produk 6. Tidak adanya dukungan pemasok 7. Tidak adanya kontinuitas pasokan Karakteristik Barang Dagangan Ritel harus memutuskan karakteristik barang dagangan yang dipilih untuk ditawarkan pada pelanggan. Barang dagangan dapat di pasarkan sebagai convenience goods (barang kebutuhan sehari-hari), shopping goods (barang dagangan yang membutuhkan proses evaluasi lebih dibandingkan saat membeli consumer good, seperti pakaian), atau impulse good (yaitu pembeliaan barang dagangan yang seringkali tanpa rencana) dengan demikian karakteristik barang dagangan seperti (hard, soft, basic, fashion dan seterusnya) akan membatu ritel untuk menentukan bagaimana membangun citra dan reputasi bisnisnya. 18 1. Soft Goods dan Hard Goods Dry goods merujuk pada semua barang yang dihasilkan oleh pabrikan sedangkan wet good merujuk seperti rum, bumbu-bumbu buatan tangan, sayuran, serta ikan dan daging segar. Saat ini dry dan wet goods bisa di istilahkan dengan soft goods, sedangkan hard goods merujuk pada barang-barang dengan volume yang cukup besar seperti barang elektronik dan furnitur. 2. Tingkat harga Tingkat harga merupakan penentu dalam menentukan karakteristik barang dagangan dan sekaligus pemosisian toko tersebut. 3. Barang Kebutuhan Dasar Dan Barang Fashion Contoh barang dagangan yang termasuk dalam kelompok barang kebutuhan dasar misalnya: pensil, kaos, dan celana jins. Sedangkan barang dagang fashion merupakan kelompok barang dagangan yang biasanya terus mengalami pembaruan mengikuti tren permintaan konsumen, seperti pakaian pesta, sepatu, dan lain-lain. Karakteristik Fisik Toko dan Tata Letak dari Situs Internet Ritel harus mempertimbangkan luas kategori dalam bentuk ruang fisik dan ruang dalam situs internetnya jika banyak jenis dan warna, maka dibutuhkan banyak area untuk memajang barang dagangan. Demikian halnya, situs Web harus di desain sehingga pelanggan dapat dengan mudah diarahkan dalam pilihan mereka. 1. Keseimbangan antara Kondisi Terlalu Banyak Keberagaman Dihadapkan pada Kondisi Terlalu Sedikit Keberagaman Fungsi penting dari ritel adalah memberikan pilihan secara hati-hati tentang barang dagangan yang memenuhi kebutuhan pelanggan sasarannya. Menambah keberagaman dapat berdampak pada pelanggan dalam dua cara, pertama pelanggan menjadi bingung dengan adannya pilihan tambahan tersebut dan hasilnya ritel akan kehilangan penjualan. kedua, lemahnya pilihan produk dapat menyebabkan pelannggan kehilangan ciri. 19 2. Persedian Barang Dagangan Ketika ritel berencana untuk menambah keberagaman dari barang dagangannya, ritel harus mempertimbangkan apakah barang dagangan merupakan barang pelengkapan dari barang dagangan yang telah ada di dalam dapertemen. 3. Menentukan Persedian Produk Semakin tinggi persedian barang dagangan, semakin besar jumlah stok cadangan. Memilih jumlah cadangan yang tepat adalah kunci sukses dari proses perencanaan keberagaman, karena jika cadangan barang terlalu rendah maka ritel akan kehilangan penjualan dan pelanggan. Jika stok barang terlalu tinggi, ditakutkan sumber daya keuangan dan investasi yang seharusnya dapat digunakan untuk membeli barang lain yang lebih menguntungkan akan terbuang percuma. 4. Siklus Persediaan Siklus persedian dikenal sebagai dasar stok inventaris yang dihasilakan dari proses pengisian ulang dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan saat ritel bisa memperkirakan permintaan pasar dan waktu pengisian kembali secara tepat. Beberpa masalah muncul dalam menentukan level kebutuhan stok barang: a. Pertama, karena tiap SKU nenunjukkan permintaan yang unik dan pola puncak yang aneh sistem manajemen invenatris harus memperhitungkan stok aman untuk tiap SKU. b. Kedua, stok cadangan dan seluruh modal inventaris tergantung pada kepersedian produk yang ingin disediakan oleh para peritel. c. Ketiga, semakin tinggi fluktuasi permintaan, semakin besar stok cadangan yang harus disediakan. d. Keempat, jumlah stok cadangan juga tergantung pada waktu puncak dari vendor. Waktu puncak adalah waktu antara pengenalan dan promosi barang sampai waktu barang itu sampai di toko dan siap untuk dijual, e. Kelima, fluktuasi pada waktu puncak berimbas pada jumlah stok cadangan. 20 5. Rencana Keberagaman Perkembangan dari rencana keberagaman dapat menjadi sangat rumit. Dalam situasi pertokoan yang besar proses ini menjadi semakin kompleks. rencana keberagaman yang bagus membutuhkan prediksi penjualan barang GMROI dan perputaran modal bersama dengan pengambilan keputusan yang subjektif dan berpengalaman. Pengelolaan Ruang Manajemen ruang adalah salah satu teknik yang diperlukan untuk menjalankan toko secara efektif, yaitu melalui pengaturan space shelf berupa penentuan berapa banyak ruang dan persedian yang harus disediakan ritel untuk suatu kategori produk guna meminimalkan tingkat dari pesedian yang berhubungan dengan biaya untuk menjual (crrying cost) serta memaksimalkan penjualan. Hal ini dilakukan dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut: 1. Memcocokkan permintaan pelanggan dengan menyediakan kisaran yang tepat dan stok item yang tersedia untuk di beli oleh pelanggan 2. Menyediakan kisaran yang tepat dari produk ke dalam ruang yang terbatas dalam toko dan kategori barang dagangan. 3. Memformalkan pendekatan untuk menganalisis kategori dan kinerja produk dalam toko. Manajemen ruang atau biasa disebut juga dengan manajemen rak atau planogram, secara sederhana dapat dipahami sebagai suatu konsep atau rencana pemajangan produk berdasarkan alur kebiasaan belanja konsumen (customer decision tree). Hal ini memiliki tujuan dan manfaat: 1. Mengurai biaya persedian 2. Mengurangi out of stock (oos) 3. Meningkatkan pelayanan konsumen 4. Meningkatkan penjualan dan keuntungan. 21 B. Pembahasan Pengelolaan Barang Dagangan Pengelolaan barang dagang di Carrefour di jadikan pengelompokan, kelompok makanan diletakkan di jalur keluar atau di bagian awal masuk Carrefour melalui parkiran. Penempatan tersebut dilakukan berdasarkan pertimbangan kebiasaan berbelanja pengunjung yang selalu menuju counter makanan terlebih dahulu sebelum berkeliling mencari kebutuhan lainnya. Untuk itu Carrefour membuat sirkulasi toko yang mengarahkan pengunjung langsung ke tempat produk-produk untuk kebutuhan pokok seperti mie instan, gula dan yang lainnya ada di lantai 1 dan barang yang tidak cepat rusak seperti barang elektronik dan furnitur di lantai 2. Namun di tiap sisi Carrefour terpajang layout toko yang dapat mempermudah membeli baru atau pelanggan setia untuk berbelanja. Beberapa contoh konsep pengelompokan kelolaan barang di Carrefour: a. Daging selalu diletakkan berdampingan dengan ikan, ayam, atau telur. Disini Carrefour menggunakan teori unity of need, yaitu penempatan produk harus memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. b. Untuk beras, dibuat counter khusus yang didekorasi. Agar pengunjung bisa dengan mudah mengetahui posisi masing-masing produk yang dicari, c. Barang-barang yang dianggap berkualitas tinggi ditempatkan di lokasi yang menonjol, dekat pintu masuk, dan di sepanjang jalan utama. d. Carrefour memberikan papan petunjuk arah yang ditaruh di tengah lorong dan samping atau digantungkan di tempat yang strategis sehingga bisa dilihat secara jelas. Upaya tata letak ini penting karena pada akhirnya akan berdampak pada tingkat penjualan produk. Di Carrefour sendiri ada empat patokan yang harus diperhatikan dalam visual merchandising ini, yaitu pertama harus atraktif agar orang tertarik pada barang yang ditampilkan. Kedua, harus bisa mempertahankan ketertarikan konsumen kepada display produk sehingga ada keinginan dari mereka untuk membeli. Ketiga memberikan informasi yang jelas tentang produk tersebut (point of purchase), Contoh di Carrefour dengan memberikan label berisi 22 keterangan tentang merek, harga, dan ukuran, dan keempat menyediakan produk tersebut tersusun mulai dari ukuran terkecil hingga terbesar dengan berbagai pilihan warna sehingga memudahkan konsumen menemukan yang cocok dengan selera dan ukurannya. Desain layout dan memilih barang di Carrefour Ambarukmo Plazza sendiri untuk konsumen menengah keatas, berbagai umur baik anak-anak, remaja dan dewasa. Sedangkan penempatan counter barang konsinyasi ini, ditentukan berdasarkan kesepakatan bisnis antara prinsipal dengan jajaran top manajemen. Mengorganisasikan Proses Pembelian Menurut Kategori Di toko ritel Carrefour telah membagi barang dagangannya ke dalam beberapa kategori yaitu: 1. Fashion 2. Furnitur 3. Kebutuhan pokok (pangan) 4. Perlengkapan bayi 5. Alat elektronik 6. Sepeda 7. Aksesoris 8. Perabotan rumah tangga Untuk kategori di atas nantinya masih dipisahkan berdasarkan merek produk tersebut. Setiap kategori di Carrefour di pegang oleh seorang manajer kategori, yang mana manajer ini akan bertanggung jawab sepenuhnya pada keberhasilan atau kesalahan dari kategori yang ia pegang. Melalui tugas tersebut akan lebih mudah untuk memaksimalkan pendapatan dari penjualan. Carrefour telah memiliki vendor yang baik, di mana vendor itu sangat membantu Carrefour dalam mengatur kategori barang dagangan. Pemimpin kategori di Carrefour sangat professional dalam memuaskan kebutuhan pelanggan, mengembangkan performa dan meningkatkan keuntungan dari semua kategori. Hal ini, akan sangat menguntungkan untuk kedua belah pihak. 23 Organisasi Pembelian Barang Dagangan Manajer Carrefour selalu menentukan sebuah skema standar klasifikasi barang dagangan yang telah digunakan kepada karyawan pada bagian pembelian barang agar menjadi patokan dalam menetapkan manajemen kategori barang dagangan. Di Carrefour kelompok barang dagangan dipimpin oleh manajer middle, manajer ini bertanggung jawab atas beberapa divisi dibawahnya dan bertanggung jawab akan beberapa barang dagangan. Dapartemen barang dagangan di pimpin oleh seorang manajer middle pada divisi barang dagangan yang memberi laporan kepada wakil presiden dari barang yang mempunyai tanggung jawab akan lima divisi barang dagangan. Pengaturan dalam Rencana Barang Dagangan Toko ritel Carrefour telah menerapkan operasional keuangan dari kegiatan barang dagangan dengan baik dan terstruktur. 1. Prediksi penjualan Kategori SKU berdasarkan prediksi penjualan di Carrefour: a. Fast Moving Product Kebutuhan pokok seperti mie instan, sabun dan beras b. Slow Moving Product Furnitur dan alat elektronik c. Produk Tren Perabotan rumah tangga terbaru yang memiliki kesan mewah d. Fashion Product Carrefour selalu mengikuti perkembangan produk di bidang fashion, selain itu, Carrefour juga bekerja sama dengan UKM pakaian batik di Kota Yogyakarta. 2. Tingkat Inovasi a. Target Pasar Carrefour memiliki target pasar masyarakat dengan pendapatan menengah ke atas, terutama ibu-ibu muda yang menyukai berbelanja. Hal ini membuat Carrefour selalu menyediakan produk yang lengkap dan dengan stok yang melimpah. 24 b. Persaingan Carrefour selalu melakukan pengamatan terhadap ritel lainnya seperti di Hypermart dan Superindo. Dengan berupaya meningkatkan kualitas barang dagangan maupun pelayanannya, Carrefour dapat mengimbangi pesaingnya. c. Citra Toko Carrefour selain memiliki produk sendiri (dengan merek Carrefour) juga menyediakan barang-barang import yang tidak di jual di toko ritel lainnya. Sehingga dapat menjaga dan meningkatkan citra toko Carrefour. d. Keuntungan Carrefour sering kali memajang unit barang dengan keuntungan tertinggi di etalase atau rak terdepan yaitu, fungsinya agar barang tersebut dapat menarik minat pelanggan. 3. Merek Produk Carrefour memiliki 2 alternatif pilihan merek produk yaitu: a. Merek Prinsipal Merek prinsipal yang di pajang di Carrefour yaitu Indomie dan Mie Sedaap dan beberpa minuman dan makanan ringan b. Merek Toko Carrefour juga memiliki produk dengan mereknya sendiri juga diletakkan di tempat yang strategis agar membeli dapat mudah untuk mengambil dan membelinya. 4. Periode Waktu a. Iklim Cuaca Indonesia hanya memiliki 2 musim yaitu penghujan dan kemarau, Carrefour juga menyediakan berbagai kebutuhan yang hanya dibutuhkan ketika mengalami 2 musim, yaitu ketika musim hujan Carrefour menyediakan jas hujan, payung dan obat-obatan sedangakan ketika musim panas kipas angin, air minum dingin dll. 25 b. Pola atau Tren Pada bulan-bulan tertentu pembelian barang dagangan di Carrefour mengalami peningkatan seperti ketika hari Raya Idul Fitri, hari Natal dan Tahun Baru. Selain itu juga ketika masuk tahun ajaran baru untuk anak sekolahan. Keuntungan Perputaran Modal yang cepat Carrefour mengalami perputaran modal yang cepat karena meningkatkan volume perjualan dengan memberikan fasilitas barang yang baru untuk pelanggan setianya. Selain itu, barang dagangan di Carrefour yang baru tidak mengalami risiko terhadap keusangan barang dan turunnya nilai merek. Karyawan di Carrefour selalu semangat apabila kedatangan barang yang baru. Barang di Carrefour juga tetap komplit dan terjaga kebersihan dan terhindar dari kerusakan. Hal ini dapat meningkatkan perputaran aset di Carrefour dan akan menurunkan biaya operasi yang di keluarkan. Sehingga, Carrefour akan memiliki banyak uang yang akan digunakan untuk mengembangkan kesempatan pasar dan bersaing dengan peruahaan ritel lainnya. Kekurangan Perputaran Modal yang Terlalu Tinggi Carrefour berupaya untuk membatasi barang dagangan tiap kategori, supaya volume penjualan tidak terlalu tinggi. Hal ini, dapat menurunkan nilai rata-rata inventaris tanpa mengurangi nilai penjualan Carrefour. Namun dengan perputaran penjualan yang tinggi akan menekan biaya operasionalnya. Prediksi Penjualan Untuk siklus hidup kategori di Carrefour yakni siklus stabil karena toko menyediakan berbagai macam kebutuhan, baik primer maupun sekunder yang laku setiap harinya. Berdasarkan pengamatan kelompok kami bahwa di Carrefour dalam mengembangkan prediksi penjualannya dengan melihat data bulanan yang berisi tentang laporan perdagangan ritel setiap bulannya. Data ini berisi tentang informasi, keinginan atau kebutuhan pelanggan yang berbelanja di Carrefour. Di Carrefour sendiri juga mengutamakan berperilaku rendah hati, dan memperhatikan pelanggannya supaya tetap setia berbelanja di Carrefour. 26 Proses Perencanaan Keberagamaan Barang Dagangan Hasil pengamatan kelompok kami bahwa di Carrefour dalam proses keberagaman barang dagangan dapat dianalisis pasar dan segmentasinya bahwa pelanggan setianya yaitu masyarakat kalangan menengah ke atas, baik anak-anak, remaja, dewasa sampai dengan lanjut usia dan juga tidak perlu indikator gender. Barang dagangan yang di jual di Carrefour sangat lengkap mulai dari sayuran, buah-buahan, dan kebutuhan sehari- hari sampai dengan furniture dan alat elektronik juga tersedia di Carrefour. Tata letak dari barang dagangan yang ada di Carrefour juga di tata dengan rapi dan mudah dijangkau ketika konsumen ingin mencari barang yang di butuhkannya. Carrefour telah memiliki pemasok yang mampu memasok unit barang sesuai dengan kategori yang diinginkan serta sesuai dengan perencanaan pembelian unit barang. Untuk logistik atau jasa pengiriman Carrefour telah memiliki jasa tersebut sehingga dapat menurunkan biaya operasional dan meningkatkan volume penjualan. Karakteristik Barang Dagangan Berdasar karakteristik barang dagangan yang di pajang atau di tawarkan oleh toko Ritel Carrefour menurut pengamatan kami: Toko Ritel Carrefour menawarkan berbagai jenis barang dari mulai soft goods hingga hard goods. Barang soft goods dari mulai barang kering (dry goods) sejenis barang makanan cepat saji/dalam bentuk kemasan dan barang basah (wet goods) sejenis sayuran, bumbu, daging segar semua tersedia secara lengkap di Carrefour. Barang hard goods mulai dari elektronik, furnitur, mainan anak, dan lain-lain terpajang juga di Carrefour Tingkat harga di Toko Ritel Carrefour sendiri merancang produk dan bauran pemasaran agar dapat tercipta kesan memiliki harga yang terbaik di tiap-tiap kategori barang dibanding kompetitor. Di Carrefour, momentum yang dianggap tepat dalam melakukan perubahan harga salah satunya saat ada value added dari produk-produk yang berinovasi sesuai dengan strategi yang dirancangkan perusahaan untuk profit taking. Agar waktu perputaran cepat, produk yang mengalami kenaikan harga menjadi produk dengan harga 27 terbaik di kategorinya dan secara cepat memiliki perputaran di display-nya Carrefour memberikan value added kepada konsumen, misalnya promo secara berkala yang bekerja sama dengan supplier. Setiap minggu pasti ada kenaikan harga dan juga penurunan harga. Faktor dominannya adalah adanya fluktuasi harga jual produk dan fluktuasi harga jual kompetitor. Di Carrefour sendiri, ada bermacam-macam program promo yang dilakukan setiap minggu, antara lain promo diskon, promo katalog, dan promo koran. Di Carrefour sendiri juga menjual barang kebutuhan dasar (basic dan staples), juga menjual barang barang dengan basis kategori musiman. Karakteristik Fisik Toko dan Tata letak dari Situs Internet Menurut pengamatan kelompok kami tentang toko carrefour berdasar karakteristik fisik toko dan tata letak dari situs internet: Cukup seimbang antara kondisi Carrefour (dari tata letak, pemajangan, dan pengelompokan barang) dengan keberagaman barang dagangan yang di tawarkan, membuat pelanggan mempunyai banyak pilihan. Sehingga pelanggan dapat merasa puas dengan berkunjung ke toko maupun situs Carrefour www.carrefour.co.id. Persediaan barang dagang di carrefour sendiri sangat lengkap Cara Carrefour menentukan persediaan produk & Siklus persediaan di toko berdasar perhitungan tingkat optimasi pemasok sampai ke rak (self) gerai menggunakan warehouse management system yaitu InfoLog. Dengan InfoLog semua proses dalam rantai pasokan dapat diintegrasikan. Metode yang dipakai Carrefour dalam memestikan siklus persediaan ketersediaan barang menerapkan proses Just-in-time (JIT) di pusat distribusi yang disebut Cross Dock. Penerapan proses JIT ini bertujuan mengefisienkan proses, sehingga di Carrefour tidak perlu adanya stok di pusat distribusi. Rencana keberagaman di Carrefour sangat ditonjolkan di mana ketersediaan berbagai macam prodak, variant, SKU sangat beraneka. Tata letak dalam pendisplayan di Carrefour berdasar sell out suatu barang. Jadi di Carrefour dimana barang yang memiliki sell out yang bagus barang tersebut akan mendapat space yang bagus juga. 28 Pengelolaan Ruang Menurut pengamatan kami manajemen ruang (space management) atau manajemen rak (selv management) atau planogram dipajang berdasarkan dimana produk yang paling besar pajangnya memiliki space yang lebih banyak dan dapat dilihat dengan mudah oleh customer. Produk-produk yang slow moving sedikit persediaannya dan sedikit pola spacenya di Carrefour. Penataan di Carrefour terhadap sirkulasi toko mengarahkan pengunjung langsung ke tempat produk-produk kebutuhan pokok di lantai 1 sedangkan di lantai 2 menyediakan berbagai kebutuhan elektronik, furnitur dan berbagai kebutuhan sekunder lainnya. Barang dagangan di Carrefour ditata dengan rapi dan menarik untuk dilihat. Hal ini dapat membuat konsumen nyaman berbelanja di Carrefour. Selain itu, barang kebutuhan pokok lebih ditonjolkan dengan memperbanyak stok persediaannya. Kasir di Carrefour juga terletak di lantai 2 dan lantai 1, hal ini sangat memudahkan konsumen saat pembayaran barang yang dibeli. 29 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Bab ini menjelaskan dasar strategi dan rencana dalam mengatur barang dagangan. Barang dagangan harus dipecah dalam kategori-kategori untuk berbagai keperluan, pembeliaan, perecanaan, dan pengaturan kategori-kategori barang dagangan tersebut sering dibantu oleh vendor. Alat untuk mengembangkan rencana pembelian barang dagangan termasuk GMROI, perputaran modal, dan prediksi penjualan. Perhitungan perputaran modal dan menentukan target keuntungan adalah hal yang penting. Ritel berusaha keras untuk mendapatkan perputaran modal yang seimbang. Paduan antara variasi, keanekaragaman, dan persedian barang merupakan hal yang penting dalam menentukan strategi barang dagangan. Puncak perencaan GMROI, perputaran modal, prediksi penjualan,dan proses perencanaan keberagaman merupakan sebuah rencana keberagaman. B. Daftar Pustaka Utami, Christina Widya. 2018. Manajemen Ritel: Strategi dan Implementasi Operasional Bisnis Ritel Modern di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat 30