Uploaded by alda.cika85

aspek keperilakuan pada perspektif akuntansi

advertisement
RINGKASAN MATERI KULIAH
AKUNTANSI KEPRILAKUAN
(Aspek Keprilakuan Pada Perspektif Akuntansi)
Dosen : Luh Gede Krisna Dewi, S.E.,M.Si.,Ak
Kelompok 8 :
1. Komang Alda Cika Arisandi
2. Gusti Ayu Ega Pratiwi
(1707532008)
(1707532012)
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2019
ASPEK KEPRILAKUAN PADA PERSPEKTIF AKUNTANSI
Akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) adalah cabang akuntansi yang
mempelajari hubungan antara perilaku manusia dengan sistem akuntansi (Siegel, G. et all.
1989). Istilah ilmu keprilakuan adalah penemuan yang relative baru. Ilmu keprilakuan
mencangkup biang riset manapun yang mempelajrinya baik melalui metode obsevasi maupun
esperimentasi, perilaku manusia dalam lingkunan fisik maupun manual. Mempertimbangkan
Aspek Keperilakuan terhadap Akuntansi :
A. Akuntansi adalah tentang manusia
permikiran perilaku, manusia dan factor social secara jelas didisain dalam aspek –
aspek operasional utama dari seluruh system akuntansi. Dari pengalaman dan praktik
banyak manajer dan akuntan telah memperoleh suatu pemahaman yang lebih daris ekedar
aspek manusia dalam tugas mereka. Bagaimanapun harus diakui bahwa banyak sistem
akuntansi masih dihadapkan pada berbagai kesulitan manusia yang tidak terhitung, bahkan
penggunaan dan penerimaan seluruh sistem akuntansi terkadang dapat menjadi
meragukan. Pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan dilakukan atas dasar sudut
pandang hasil laporan mereka dan bukan atas dasar kontribusi mereka yang lebih luas
terhadap efektivitas organisasi. Sebagian prosedur saat ini juga dapat menimbulkan
pembatasan yang tidak diinginkan terhadap inisiatif manajerial. Prosedur dapat menjadi
tujuan akhir itu sendiri jika semata-mata dibandingkan dengan teknik organisasi yang
lebih luas.
B. Akuntansi adalah tindakan
Dalam organisasi, semua anggota mempunyai peran yang harus dimainkan dalam
mencapai tujuan organisasi. Peran tersebut bergantung pada seberapa besar porsi tanggung
jawab dan rasa tanggung jawab anggota terhadap pencapaian tujuan. Rasa tanggung jawab
tersebut pada sebagian organisasi dihargai dalam bentuk penghargaan tertentu. Dalam
organisasi, masing-masing mempunyai tujuan dan bertanggung jawab untuk mencapai
tujuan organisasi tersebut. Kesadaran dapat terwujud manakala mematuhi ketetapan dalam
anggaran. Pencapaian tujuan dalam bentuk kuantitaf juga merupakan salah satu bentuk
tanggung jwab anggota organisasi dalam memenuhi keinginan untuk mencapai tujuan dan
sasaran informasi.
Lingkup akuntansi keperilakuan:
Akuntansi keperilakuan berada di balik peran akuntansi tradisional yang berarti
mengumpulkan, mengukur, mencatat dan melaporkan informasi keuangan. Dengan demikian,
dimensi akuntansi berkaitan dengan perilaku manusia dan juga dengan desain, konstruksi,
serta penggunaan suatu system informasi akuntansi yang efisien. Akuntansi keperilakuan,
dengan mempertimbangkan hubungan antara perilaku manusia dan system akuntansi,
mencerminkan dimensi sosial dan budaya manusia dalam suatu organisasi. Ruamg lingkup
akuntansi keperilakuan sangat lus, yang meliputi antara lain:
a)
Aplikasi dari konsep ilmu keperilakuan terhadap disain kontruksi system akuntansi
b) Studi reaksi manusia terhadap format dan isi laporan akuntansi
c)
Cara dengan mana informasi diproses untuk membantu pengambilan keputusan
d) Pengembangan teknik pelaporan yang dapat mengkomunikasikan perilaku perilaku para
pemakai data
e)
Pengembangan strategi untuk motivasi dan mempengaruhi perilaku, cita – cita serta
tujuan dari orang – orang yang menjalankan organisasi pemakian data
1. Perspektif Perilaku Manusia
Beberapa riset akuntansi mulai mencoba menghubungkan dan menganggap penting
untuk memasukkan aspek keperilakuan dalam akuntansi. Sejak meningkatnya orang yang
sudah memberikan pengakuan terhadap beberapa aspek perilaku dari akuntansi terdapat
suatu kecenderungan untuk memandang secara lebih luas terhadap bagian akuntansi yang
lebih subtansial.
Perspektif perilaku menurut pandangan ini telah dipenuhi dengan baik sehingga
membuat sistem akuntansi yang lebih dapat dicerna dan lebih bisa diterima oleh para
manajer/pimpinan dan karyawannya. Berdasrkan permikiran perilaku, manusia dan factor
social secara jelas didisain dalam aspek – aspek operasional utama dari seluruh system
akuntansi.
Dari pengalaman dan praktik banyak manajer dan akuntan telah memperoleh suatu
pemahaman yang lebih daris ekedar aspek manusia dalam tugas mereka. Bagaimanapun
harus diakui bahwa banyak sistem akuntansi masih dihadapkan pada berbagai kesulitan
manusia yang tidak terhitung, bahkan penggunaan dan penerimaan seluruh sistem
akuntansi terkadang dapat menjadi meragukan. Pertanggungjawaban dan pengambilan
keputusan dilakukan atas dasar sudut pandang hasil laporan mereka dan bukan atas dasar
kontribusi mereka yang lebih luas terhadap efektivitas organisasi. Sebagian prosedur saat
ini juga dapat menimbulkan pembatasan yang tidak diinginkan terhadap inisiatif
manajerial. Prosedur dapat menjadi tujuan akhir itu sendiri jika semata-mata dibandingkan
dengan teknik organisasi yang lebih luas.
2. Pengaruh Organisasi Terhadap Perilaku Manusia
Komitmen organisasi merupakan tingkat sejauh mana seorang karyawan memihak
pada suatu organisasi tertentu dan tujuan – tujuannya, serta berniat mempertahankan
keanggotaannya dalam organisasi itu. Steers (Kuntjoro, 2002) mengemukakan terdapat
tiga aspek utama dari komitmen organisasi yaitu :
A. Identifikasi
Identifikasi merupakan bentuk kepercayaan pegawai terhadap organisasi. Hal ini
dapat dilakukan dengan memodifikasi tujuan organisasi sehingga mencakup beberapa
tujuan pribadi para pegawai atau dengan kata lain organisasi memasukkan pula
kebutuhan dan keinginan pegawai dalam tujuan organisasinya. Hal ini akan
membuahkan suasana saling mendukung diantara para pegawai dengan organisasi.
Lebih lanjut, suasana tersebut akan membawa pegawai dengan rela menyumbangkan
sesuatu bagi tercapainya tujuan organisasi, karena pegawai menerima tujuan
organisasi yang dipercayai telah disusun demi memenuhi kebutuhan pribadi mereka
pula.
B. Keterlibatan
Keterlibatan atau partisipasi pegawai dalam aktivitas-aktivitas kerja, penting
untuk diperhatikan karena adanya keterlibatan pegawai menyebabkan mereka akan
mau dan senang bekerja sama baik dengan pimpinan ataupun dengan sesame teman
kerja.
C. Loyalitas
Loyalitas pegawai terhadap organisasi memiliki makna kesediaan seseorang
untuk melanggengkan hubungannya dengan organisasi, kalau perlu dengan
mengorbankan kepentingan pribadinya tanpa mengharapkan apapun dari organisasi.
Kesediaan pegawai untuk mempertahankan diri bekerja dalam organisasi adalah hal
yang penting dalam menunjang komitmen pegawai terhadap organisasi tempat
pegawai tersebut bekerja. merupakan keputusan bersama
3. Peran Teori
Susunan atau tanggapan perilaku yang kita harapkan dan kehendki ditunjukkan
sebagai peranan social. Peranan dpat digambarkan secara sederhana sebagai bagian dari
orang – orang yang berinteraksi satu dengan yang lain.
Peranan social menggambarkan hak atau kebenaran, tugas – tugas, kewajiban dan
perilaku yang sesuai dengan orang – orang yang memegang posisi tertentu dalam konteks
social tertentu.
Peranan merupakan komponen perilaku nyata yang disebut norma. Norma – norma
adalah harapan dan kebutuhan perilaku yang sesuai untuk suatu peranan tertentu. Tiap –
tiap peran berhubungan dengan suatu identitas yang menggambarkan individu dalam hal
bagaimana mereka bertindak dalam suatu kondisi khusus.
4. Struktur Sosial
System masyarakat social merupakan perhatian utama bagi para akuntan keprilakuan
organisasi bisnis atau masyarakat bisnis. Didalam system social masih ada sub system dan
kelompok manusia yang saling berhubungan dan menarik perhatian para akuntan
keprilakuan.
5. Budaya
Budaya telah didefinisikan dengan berbagai cara, namaun sapai sekarang belum dapat
didefinisikan secara pasti. Budaya merupakan norma – norma dan nilai – nilai yang dpat
mengarahkan perilaku anggota organisasi. Setiap anggota akan berperilaku sesuai dengan
budaya yang berlaku agar diterima di lingkungan tersebut. Budaya dipecah menjadi tiga
factor:
A. Struktual. Ditentukan oleh ukuran – ukuran seperti umur dan sejarah perusahaan
tempat operasi serta lokasi geografis dalam satu jenis industry
B. Factor politis. Ditentukan oleh distribusi kekuasaaan dan cara pengambilan keputusan
manajerial
C. Factor emosional. Merupakan pemikiran kolektif, sikap, kebiasaan, perasaan, dan pola
– pola perilaku
6. Konsep Perilaku Dari Aspek Psikologi Dan Psikologi Sosial
Psikologi, merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur, menjelaskan dan
kadang mengubah perilaku manusia. Para psikolog memperhatikan studi dan upaya
memahami perilaku individual.
Psikologi sosial, adalah suatu bidang dalam psikologi, tetapi memadukan konsepkonsep baik dari psikologi maupun sosiologi yang memusatkan perhatian pada perilaku
kelompok sosial. Penekanan keduanya adalah pada interaksi antara orang-orang dan bukan
pada rangsangan fisik.
A. Sikap
Sikap adalah suatu hal yang mempelajari mengenai seluruh tendensi tindakan
baik yang menguntungkan ataupun yang kurang menguntungkan, tujuan manusia,
objek, gagasan, atau situasi. Moti
B. Motivasi
Motivasi adalah proses yang dimulai dengan definisi fisiologis atau psikologis
yang menggerakkan perilaku atau dorongan yang ditujukan untuk tujuan insentif.
Motivasi juga berkaitan dengan reaksi subjektif yang terjadi sepanjang proses ini.
C. Persepsi
Persepsi adalah bagaimana orang melihat dan menginterpretasikan peristiwa,
objek, setiap manusia. Setiap orang memiliki persepsi sendiri terhadap suatu kejadian.
D. Pembelajaran
Individu juga dapat belajar dengan mengamati kejadian pada oranglain dengan
diberi tahu maupun dengan mengalami secara langsung. Apa yang telah dipelajari
oleh manusia banyak berasal dari observasi atas karakteristik-karakteristik orangtua,
guru, teman kerja, atasan dan seterusnya.
E. Kepribadian
Kepribadian seseorang dianggap terbentuk dari faktor keturunan, faktor
lingkungan dan faktor situasi
DAFTAR PUSTAKA
Ikhsan Arfan, Muhammad Ishak. 2005. Akuntansi Keprilakuan. Jakarta: Salemba
Empat
Download