BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Kewirausahaan 2.1.1. Pengertian Kewirausahaan Kewirausahaan adalah padanan kata entrepreneurship dalam bahasa Inggris, unternehmer dalam bahasa Jerman, ondernemen dalam bahasa Belanda. Sedangkan di Indonesia diberi nama kewirausahaan. Kata entrepreneurship yang dahulunya sering diterjemahkan dengan kata kewiraswastaan akhir-akhir ini diterjemahkan dengan kata kewirausahaan. Entrepreneur berasal dari bahasa Perancis yaitu entrepreneur yang artinya memulai atau melaksanakan. Wiraswasta atau wirausaha berasal dari kata : Wira: utama, gagah, berani, luhur; swa: sendiri; sta: berdiri; usaha: kegiatan produktif. Dari asal kata tersebut, wiraswasta pada mulanya ditujukan pada orang-orang yang dapat berdiri sendiri. Di Indonesia kata wiraswasta sering diartikan sebagai orang-orang yang tidak bekerja pada sektor pemerintah yaitu: para pedagang, pengusaha dan orang-orang yang bekerja di perusahaan swasta, sedangkan wirausahawan adalah orang-orang yang mempunyai usaha sendiri. Wirausahawan adalah orang yang berani membuka kegiatan produktif yang mandiri. Entrepreneurship (kewirausahaan) itu berkembang berdasarkan naluri, personal, dan alamiah karena pada zaman dahulu belum ada suatu konsep yang jelas tentang kewirausahaan. 7 8 Menurut pendapat Hisrich et al (2004, p6) mendefenisikan: “Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung risiko keuangan, fisik, serta risiko sosial yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang dihasilkan, serta kepuasan dan kebebasan pribadi.” Menurut pendapat Hendro (2011, p27) dalam bukunya yang berjudul “DasarDasar Kewirausahaan” kewirausahaan sudah lebih dari sekedar mengorganisasi karena bisa terdiri dari pencipta (creator), pemodal (inventor), dan pelaku (innovator). Berdasarkan pendapat Lambing dan Charles (1999), kewirausahaan adalah suatu usaha yang kreatif yang membangun suatu value dari yang belum ada menjadi ada dan bisa dinikmati oleh banyak orang. Setiap wirausahawan (entrepreneur) yang sukses memiliki 4 (empat) unsur pokok, yaitu : 1. Kemampuan (hubungannya dengan IQ dan keterampilan) 2. Keberanian (hubungannya dengan EQ dan mental) 3. Keteguhan hati (hubungannya dengan motivasi diri) 4. Kreativitas yang menelurkan sebuah inspirasi sebagai cikal bakal ide untuk menemukan peluang berdasarkan intuisi (hubungannya dengan pengalaman) Dalam bukunya “Be a Smart and Good ENTREPRENEUR” (2006, p21), Hendro & Chandra W.W mengatakan bahwa kewirausahaan adalah suatu kemampuan 9 untuk mengelola sesuatu yang ada dalam diri anda untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal atau baik sehingga dapat meningkatkan taraf hidup di masa yang akan datang. Hal-hal itu antara lain : 1. Pengetahuan (knowledge) 2. Kemampuan (skill) 3. Pengalaman (experiences) 4. Jaringan (networking) 5. Informasi-informasi yang didapat (information) 6. Sumber-sumber yang ada (manusia, uang, bakat, lingkungan keluarga, dan lain-lain) 7. Waktu yang ada (time) 8. Masa depan dan kesempatan (future and opportunity) Kewirausahaan adalah proses di mana diciptakan sesuatu yang berbeda dan bernilai, dengan jalan mengorbankan waktu dan upaya yang diperlukan, di mana orang menanggung risiko keuangan serta sosial, dan orang-orang yang bersangkutan menerima hasil-hasil berupa imbalan moneter, dan kepuasan pribadi sebagai dampak kegiatan itu (Winardi, 2003, p172). 10 Kewirausahaan adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk membangun usaha sendiri. Jack M. Kaplan (2005, p1) Kewirausahaan adalah suatu proses yang dinamis dari visi, perubahan, dan kreasi. Kewirausahaan memerlukan sebuah pengaplikasian dari energi dan pengorbanan untuk kreasi dan penerapan ide-ide baru dan solusi yang kreatif. Hal yang penting termasuk kemauan untuk mengambil risiko. Kuratko and Hodgetts (2004, p4) Menurut Drucker (2008, p2) mengartikan kewirausahaan sebagai semangat, kemampuan, sikap, perilaku individu dalam menangani usaha/kegiatan yang mengaruh pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan memperoleh keuntungan yang lebih besar. Untuk memperoleh keuntungan diperlukan kreativitas dan penemuan ha-hal baru. Kewirausahaan adalah proses yang mempunyai risiko tinggi untuk menghasilkan nilai tambah produk yang bermanfaat bagi masyarakat dan mendatangkan kemamkmuran bagi sang wirausahawan (entrepreneur). Dari definisi-definisi kewirausahaan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang kewirausahaan adalah orang yang mampu melihat peluang dan menciptakan inovasi baru agar memiliki nilai (value) dengan kemampuan kreativitasnya dalam mengoptimalkan segala sumber daya yang ada, baik itu sumber daya materil, kapasitas intelektual, maupun waktunya untuk menghasilkan suatu produk atau usaha yang berguna bagi dirinya dan bagi orang lain 11 Dalam bukunya Be a Smart and Good ENTREPRENEUR (2006, p18) Hendro & Chandra W.W mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang menstimulus “Spirit Entrepreneurship”, yaitu : 1. Evolusi produk Perubahan produk akan menimbulkan perubahan kebutuhan 2. Evolusi ilmu pengetahuan Perubahan ilmu pengetahuan akan menimbulkan inspirasi produk baru. 3. Perubahan gaya hidup Perubahan gaya hidup akan menimbulkan keinginan akan produk baru yang berbeda 4. Perubahan teknologi Berkembangnya teknologi dan semakin canggihnya teknologi akan menciptakan produk, suasana, dan gaya hidup yang berbeda. 5. Perubahan budaya Berkembangnya gaya hidup, pendapatan, selera, teknologi, dan sebagainya akan mengubah budaya seseorang, sehingga hal ini memengaruhi kebutuhan akan produk yang berbeda di setiap tempat. 6. Perubahan struktur pemerintahan dan politik Perubahan politik akan memengaruhi perubahan struktur pemerintahan, yang berujung pada perubahan peraturan, kebijakan, dan arah perekonomian, sehingga muncullah keinginan akan produk yang baru. 7. Intrapreneurship 12 Kemampuan intrapreneurship (entrepreneurship di dalam sebuah perusahaan internal) yang semakin baik dan kuat akan memunculkan gairah entrepreneur. Hal ini disebabkan karena kreativitas, inovasi, ketatnya persaingan, perubahan organisasi, dan lain-lain. Jadi organisasi secara tidak langsung dapat mengembangkan jiwa entrepreneurship seseorang. Jenis – jenis keterampilan menurut Robert Hisrich (2005, p21) 1. Keterampilan Teknis Penulisan Komunikasi Pemantauan lingkungan Teknis manajemen bisnis Teknologi Interpersonal Teknik mendengarkan Kemampuan untuk mengatur Membangun jaringan Manajemen Pelatihan Menjadi anggota tim (kerjasama tim) 2. Kemampuan manajemen bisnis Merencanakan dan mengatur tujuan usaha Membuat keputusan Hubungan antar sesama 13 Pemasaran Keuangan Akuntansi Manajemen Pengendalian bisnis Negosiasi Pertumbuhan bisnis 3. Keterampilan dalam berwirausaha Pengendalian diri/disiplin diri Mampu menerima resiko Inovatif Tekun Sifat kepemimpinan dengan melihat kedepan Kemampuan untuk membuat perubahan Menurut pendapat Hendro (2011, p34) ada lima (5) tahapan yang penting dalam the key of entrepreneurship yang perlu diketahui untuk menjadi seorang entrepreneur, yaitu : 1. memutuskan (decision), setelah itu 2. memulai (start), lalu 3. membangun (build) sebuah bisnis, kemudian 4. memasarkan (promote), dan akhirnya 14 5. mewujudkan (operate and realize) apa yang dijual dan ditawarkan kepada konsumen. 2.1.2. Ciri-ciri, Watak dan Karakteristik Kewirausahaan Sebelum melihat lebih lanjut perlu diketahui tipe –tipe dari pengusaha atau (entrepreneur) seperti yang terdapat dalam Alma (2005, p. 25) yaitu : 1. Entrepreneur yang memiliki inisiatif. 2. Entrepreneur yang mengorganisir mekanis social dan ekonomi untuk menghasilkan sesuatu. 3. Entrepreneur yang menerima resiko atau kegagalan. Ada beberapa nilai hakiki yang penting dari Kewirausahaan, yaitu: 1. Percaya Diri Menurut Soesarsono Wijandi yang dikutip oleh Suryana (2008), Kepercayaan diri merupakan suatu panduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan. Dalam praktik sikap dan kepercayaan ini, merupakan sikap dan keyakinan untuk memulai, melakukan dan menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan yang dihadapi. Oleh sebab itu, kepercayaan diri memiliki keyakinan, optimisme, individualistis, dan tidak ketergantungan. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri cenderung memiliki keyakinan akan kemampuan untuk mencapai keberhasilan. 2. Berorientasi Tugas dan Hasil 15 Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil, adalah orang yang selalu mengutamakan nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan inisiatif. Berinisiatif artinya selalu ingin mencari dan memulai. Untuk memulai diperlukan niat dan tekad yang kuat, serta karsa yang besar. Sekali sukses atau berprestasi, maka sukses berikutnya akan menyusul, sehingga usahanya semakin maju dan berkembang. Dalam kewirausahaan, peluang hanya diperoleh apabila ada inisiatif. Perilaku ini biasanya diperoleh melalui pelatihan dan pengalaman bertahun-tahun, dan pengembangannya diperoleh dengan cara disiplin diri, berpikir kritis, tanggap, bergairah dan semangat berprestasi. 3. Keberanian Mengambil Risiko Menurut Angelita S. Bajaro yang dikutip oleh Suryana (2008), “seorang wirausaha yang berani menanggung risiko adalah orang yang selalu ingin jadi pemenang dan memenangkan dengan cara baik”. Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan dari pada usaha yang kurang menantang. 4. Kepemimpinan Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan dan keteladanan. Ia selalu ingin bergaul untuk mencapai peluang, terbuka untuk menerima kritik dan saran yang kemudian dijadikan peluang. Sifat kepemimpinan harus dikembangkan sendiri karena memiliki perbedaan sifat pada setiap orang. Suatu pedoman bagi pemimpin yang baik ialah 16 “perlakukan orang-orang lain sebagaimana ia ingin diperlukan”. Berusaha memandang suatu keadaan dari sudut pandang orang lain akan ikut mengembangkan sebuah sikap teposliro. 5. Berorientasi ke Masa Depan Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan. Karena memiliki pandangan yang jauh ke masa depan, maka ia selalu berusaha dan berkarya. Kuncinya pada kemampuan untuk membuat, menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan yang sudah ada sekarang. Meskipun dengan risiko yang mungkin terjadi, ia tetap tabah untuk mencari peluang dan tantangan demi pembaharuan masa depan. Pandangan yang jauh ke depan membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya yang sudah ada sekarang. Oleh sebab itu, ia selalu mempersiapkan dengan mencari suatu peluang. Menurut M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer mengemukakan delapan karateristik kewirausahaan seperti dikutip Suryana (2008, p24): 1. Desire for Responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya. Seseorang yang memiliki rasa tanggung jawab akan selalu mawas diri. 2. Preference for moderate risk, yaitu lebih memilih resiko yang moderat, artinya ia selalu menghindari resiko yang rendah dan memiliki resiko yang tinggi. 17 3. Confidence in their ability to success, yaitu percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil. 4. Desire for immediate feedbacks, yaitu selalu menghendaki umpan balik yang segera 5. High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik. 6. Future orientation yaitu berorientasi kedepan, perspektif dan berwawasan jauh kedepan. 7. Skill at organizing, yaitu memiliki ketrampilan dalam mengorganisasikan sumberdaya untuk menciptakan nilai tambah. 8. Value of achievement over money, yaitu selalu menilai prestasi dengan uang. 18 2.2. Inovasi 2.2.1. Pengertian Inovasi Konsep inovasi mempunyai sejarah yang panjang dan pengertian yang berbeda – beda, terutama didasarkan pada persaingan antara perusahaan – perusahaan dan strategi yang berbeda yang bisa dimanfaatkan untuk bersaing (Hermana, 2006). Menurut Thompson (1965) dalam Larso & Samir (2011) mendefenisikan inovasi sebagai pembangkit, penerimaan dan penerapan ide baru, proses, produk atau jasa. Inovasi merupakan sebuah pengenalan peralatan, system, hukum, produk atau jasa, teknologi proses produksi yang baru, sebuah struktur atau sistem administrasi yang baru, atau program perencanaan yang baru yang untuk diadopsi sebuah organisasi (Damanpour, 1991) dalam Solch (2008). Sedangkan tipe dari inovasi merupakan perilaku adopsi dan faktor yang menentukan dari inovasi tersebut (Danampour dan Evan, 1984; Damanpour, 1991, Kim et al 1998 dalam Soleh, 2008). Pengertian inovasi menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter. (1999, p382) adalah proses mengambil gagasan yang kreatif dan mengubahnya menjadi produk, jasa atau metode operasi yang bermanfaat. Inovasi dan keberhasilan proses inovasi serta nilai ekonomi yang diciptakan sebagai konsekuensi logis inovasi yang benar berlaku pada tingkat sosietas (Negara Bangsa, Pemerintah, dan Masyarakat), tingkat organisasi dan tingkat 19 individu. Inovasi dan penciptaan nilai pada ketiga tingkatan itu saling mempengaruhi dan pada gilirannya mempengaruhi keunggulan kompetitif individu, orginisasi, dan negara. Avanti Fontana (2011, p5) Menurut Avanti Fontana dalam bukunya “Innovate we can” (2011, p1) inovasi adalah keberhasilan sosial dan ekonomi berkat diperkenalkannya atau ditemukannya cara – cara baru atau kombinasi baru dari cara – cara lama dalam mentransformasi input menjadi output sehingga berhasil menciptakan perubahan besar atau perubahan drastis dalam hubungan antara nilai guna atau nilai manfaat (yang dipersepsikan oleh konsumen atau pengguna) dan nilai moneter atau harga. Menurut Peter F. Drucker (1996, p33) inovasi adalah tindakan yang member sumber daya, kekuatan dan kemampuan baru untuk mencipatakan kesejahteraan.Dari sisi ekonomi, perekonomian yang berdaya inovasi mampu menghasilkan nilai tambah yang unik dan substansial bagi masyarakatnya dan pada gilirannya berimbas positif kepada pelaku-pelaku perekonomian dan seluruh perekonomian. Menurut Zimmerer (2002,p37), inovasi diartikan sebagai kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan dan peluang untuk mempertinggi dan meningkatkan taraf hidup. Menurut Drucker, seperti yang dikutip oleh Heller (2003,p74) Drucker menyebut Inovasi sebagai “peralatan khusus wirausahawan”. Mengerjakan hal baru, atau mengerjakan hal yang lama dengan cara yang baru, adalah cara yang dilakukan 20 wirausahawan untuk “ mengeksploitasi perubahan sebagai peluang bisnis yang berbeda atau jasa yang berbeda” Menurut Coulter (2001, p36), “Innovation is the process of taking a creative idea and turning is into a Produk or process that can be used or sold”, yang berarti inovasi adalah pengambilan ide kreatif dan merubahnya ke dalam produk atau proses yang kemudian dapat digunakan atau dijual. Menurut Theodore Levitt, seperti yang dikutip oleh Winardi (2003,p.247), inovasi adalah melaksanakan hal-hal baru. Menurut Schumpeter (1984) dalam Strecker (2009, p13) memberikan definisi sebagai berikut : “innovation is the implementation of new factor combinations”. Dari definisi-definisi inovasi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa inovasi adalah kemampuan untuk meningkatkan kreatifitas terhadap suatu penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya yang diciptakan dan dikembangkan untuk suatu perubahan besar yang lebih baik agar dapat bersaing untuk meningkatkan perkembangan suatu usaha atau perkenomian. Schumpeter (1984) dalam Hermana (2006) menyebutkan bahwa inovasi terdiri dari 5 unsur yaitu : 1. Memperkenalkan produk baru atau perubahan kualitatif pada produk yang sudah ada. 2. Memperkenalkan proses baru ke industri. 3. Membuka pasar baru. 21 4. Mengembangkan sumber pasokan baru pada bahan baku atau masukan lainnya. 5. Perubahan pada organisasi industri. Dalam penelitian Zahra dan Das (1993) dalam soleh (2008) menunjukkan bahwa memproduksi aneka pilihan manajerial yang pada umumnya memusat pada produk dan teknologi proses yang mempunyai empat jenis inovasi (4Ps inovasi) : 1. Inovasi produk, perubahan produk atau jasa karna suatu permintaan kepada perusahaan. Inovasi produk dan jasa terus meningkat dalam hal pembedaan untuk memenuhi kebutuhan tertentu para pemakai spesifik. Inovasi produk dan jasa juga mempengaruhi mutu produk dan jasa, tetapi juga mempunyai suatu efek yang besar pada reputasi (gambaran merek) dan nilai atau inovatif (Tidd et al, 2005 dalam Soleh, 2008). 2. Proses inovasi terjadi dalam perjalanan dimana produk diciptakan dan dikirimkan. inovasi proses pemimpin memimpin ke arah metode oprasi baru dengan memproduksi baru, memproduksi teknologi baru atau mengembangkan kemampuan orang – orang dalam perusahaan (LeonardBarton, 1991 dalam Soleh, 2008). Proses inovasi bertujuan untuk mengurangi biaya dan meningkatkan produktivitas di dalam aktivitas supply – chain dan demand – chain. Inovasi proses juga membantu meningkatkan mutu relative dan jasa tersebut (Tidd et al, 2005 dalamSoleh, 2008). 22 3. Inovasi paradigma atau sumber inovasi internal merupakan perubahan mendasar dari R&D (research and development) internal usaha untuk menghasilkan produk dan inovasi proses. 4. Memposisikan inovasi atau Sumber Eksternal Inovasi : perubahan konteks membeli, perijinan, persetujuan, pengadaan dengan perusahaan lain, joint ventures dengan para penyalur, pelanggan dan perusahaan lain. Inovasi bersifat sangat vital bagi keberhasilan serta ketahanan suatu usaha. Sesungguhnya inovasi merupakan inti kemampuan perusahaan kecil untuk dapat bersaing dengan perusahaan besar lainnya yang menjadi pesaing mereka. Meskipun mereka tidak dapat melawan saingan mereka yang lebih besar dalam biaya, perusahaan tapi dapat saja menciptakan keunggulan kompetitif, dibandingkan dengan perusahaan besar, melalui tindakan pesaing-pesaing mereka dalam bidang penciptaan dan inovasi. 2.2.2. Tipe- tipe Prinsip Inovasi Tipe- tipe inovasi: 1. Inovasi dapat berupa : a. Menghemat modal (capital saving) b. Menghemat tenaga kerja (labor saving) Atau ia dapat pula bersifat netral dipandang dari sudut kedua macam input tersebut. 2. Inovasi dapat pula dipandang dari sudut permintaan dan biaya. 3. Ada inovasi yang menekan biaya dan 4. Ada pula inovasi yang meningkatkan permintaan Sejumlah sumber inovasi : 23 1. Hal yang tidak bisa diduga (the unexpected) 2. Inkongruitas (diskrepansi antara realitas dan apa yang diasumsi orang atau antara apa yang seharusnya terjadi dapat menimbulkan peluang akan munculnya inovasi) 3. Inovasi yang berlandaskan kebutuhan proses 4. Aspek-aspek demografis Perubahan-perubahan dalam persepsi, perasaan dan arti (meaning) peluang inovasi dapat muncul apabila asumsi-asumsi, sikap dan keyakinan sesuatu masyarakat berubah 5. Pengetahuan baru (kemajuan dalam pengetahuan ilmiah dan non ilmiah dapat menimbulkann produk-produk dan pasar-pasar baru) 24 2.2.3. Prinsip Inovasi Drucker memberikan prinsip-prinsip yang diberi label “hal-hal yang harus dikerjakan”, “hal-hal yang tidak boleh dikerjakan”, dan “kondisi” yang dikutip dari Heller (Heller,2003, p78). “Hal-hal yang harus dikerjakan” adalah: a. Menganalisa peluang b. Melangkah keluar untuk melihat, bertanya dan mendengarkan c. Sederhanakan dan fokuskan d. Mulai cari hal yang kecil-coba melakukan suatu hal yang spesifik e. Bertujuan meraih kepemimpinan pasar Prinsip kelima yang berpikir secara luas tampaknya berlawanan secara tidak logis dengan prinsip yang keempat. Namun Drucker berkata , “inovasi lebih baik dimulai dari yang kecil, yang hanya memerlukan uang sedikit pada awalnya, dengan hanya beberapa orang, dan hanya melayani pasar yang kecil dan terbatas”. Bisnis yang kecil seperti itu akan memberikan lebih banyak waktu dan ruang bagi sang innovator untuk mengurangi kesalahan-kesalahan yang tidak terelakkan. Namun anda harus selalu “bertujuan meraih dominasi dalam sebuah industri atau pasar”. 25 2.3 Pengembangan Usaha 2.3.1. Pengertian Pengembangan Usaha Pengembangan usaha adalah ”Tugas dan proses persiapan analitis tentang peluang pertumbuhan potensial, dukungan dan pemantauan pelaksanaan peluang pertumbuhan usaha, tetapi tidak termasuk keputusan tentang strategi dan implementasi dari peluang pertumbuhan usaha“ Hendro (2011, p512) Menurut French et al (2000, p1) definisi pengembangan usaha adalah seperangkat konsep yang kuat dan teknik untuk meningkatkan efektifitas organisasi dan kesejahteraan individu. Mengelola pertumbuhan yang berkelanjutan dan mendorong pengembangan usaha sering bergantung pada sejauh mana nilai – nilai yang tepat dan sikap yang ditanamnkan pada anggota organisasi. Michael F. Morris & Donald F. Kuratko (2002, p12) Menurut Timmons (1999) yang dikutip oleh Michael & Donald (2002, p13) beberapa nilai – nilai dan sikap yang ditanamkan pada anggota organisasi untuk mendorong pengembangan usaha meliputi: mengharapkan hal – hal yang tidak terduga, mengantisipasi akhir dari pertumbuhan yang berkembang pesat, menilai arti pengembangan dan pertumbuhan usaha bagi perusahaan dan menjaga fokus usaha, mengembangkan sumber objektivitas, pengembangan kepemimpinan yang sesuai, dan mendorong budaya perusahaan. terhadap 26 Pengembangan usaha adalah teknik atau program untuk mengubah pola pikir seseorang dan keadaan serta kualitas dari hubungan kerja interpersonal. Stephen Robibins & Marry Coulter (2003, p344) Dari definisi-definisi pengembangan usaha diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengembangan usah adalah adalah kemampuan perusahaan untuk meningkatkan seluruh kinerja perusahaan. Pengembangan usaha melibatkan mengevaluasi sebuah bisnis dan kemudian menyadari potensi penuh, dengan menggunakan alat-alat seperti: 1. Pemasaran. 2. Informasi manajemen. 3. Pelayanan pelanggan. Setiap pendirian usaha perusahaan maupun pengembangan unit-unit usaha terjadi akibat adanya tuntutan masyarakat yang ingin mengguanakan barang atau jasa yang diproduksi. Sejalan dengan tuntutan tersebut, maka dibentuk sebuah badan usaha. Dalam hal ini perusahaan dapat memanfaatkan satu sama lain keahlian, teknologi atau kekayaan intelektual untuk memperluas kapasitas mereka untuk mengidentifikasi, meneliti, menganalisis dan membawa ke pasar bisnis baru dan produk baru, pengembangan bisnis berfokus pada implementasi dari rencana 27 bisnis strategis melalui ekuitas pembiayaan, akuisisi / divestasi teknologi, produk, dan lain – lain . 2.3.2 Strategi Dalam Pengembangan Usaha Strategi pengembangan usaha menurut Hendro (2011, p515) : 1) Kebutuhan modal untuk mengembangakan usaha. 2) Analisa resiko kegagalan bisnis. 3) Analisa tingkat keuntungan dan waktu pengembalian investasinya serta prediksi arus kasnya saat memutuskan berinvestasi di bisnis. 4) Tren pasar dan berapa lama pertumbuhan bisnisnya. 5) Faktor – faktor perubahan dan pengubahnya. 6) Kebutuhan SDM dan keterampilan. 7) Tingkat operasional kesulitan bisnisnya. Menurut Hendro (2011, p516) Untuk kepentingan strategi pengembangan pasar maka perlu dilakukan riset pemasaran, survey dan analisa segmen pasar, target pembeli dan perilaku pembeli. Jika ditinjau dari jenis pengembangannya, maka bisa dibagi menjadi beberapa strategi, yaitu : 1. Mengembangkan pasar dari sisi produknya 2. Mengembangkan pasar dari sisi penjualannya 3. Mngembangkan pasar dengan strategi intergrasi (penyatuan) 28 Jadi, pengembangan usaha memiliki tingkat strategi yang berbeda, tingkatan tersebut menjadi produk, komersial dan korporasi. Unsur – Unsur Dalam mengembangkan Usaha 2.3.3 Adapun unsur – unsur penting dalam mengembangkan usaha ada 2 yaitu : 1. Unsur yang berasal dari dalam ( Pihak Internal ) : a. Adanya niat untuk mengembangkan usaha menjadi lebih besar. b. Mengetahui teknik memproduksi barang seperti berapa banyak barang yang harus diproduksi, cara apa yang harus digunakan untuk mengembangkan barang / produk , dan lain – lain. c. Membuat anggaran yang bertujuan seberapa besar pemasukkan dan pengeluaran produk. 2. Unsur dari pihak luar ( Pihak Eksternal) : a. Mengikuti perkembangan informasi dari luar lingkungan usaha. b. Mendapatkan dana tidak hanya mengandalkan dari dalam seperti meminjam dari luar. c. Mengetahui kondisi lingkungan sekitar yang baik / kondusif untuk usaha . ` 29 Menurut Hendro (2011, p515) strategi pengembangan usaha bisa dibagi menjadi 4 jenis, yaitu : 1) Pengembangan di pasar yang sudah ada dalam satu industri. 2) Pengembangan di pasar yang baru dalam satu industri. 3) Pengembangan ke pasar yang baru di luar industrinya. 4) Pengembangan ke pasar internasional (go international) Langkah-Langkah Yang Dilakukan Dalam Pengembangan Usaha, sebagai berikut: a. Langkah pertama adalah jeli atau peka melihat pasar. Dalam hal ini, kebanyakan konsumen lebih memilih dan membeli produk yang tengah tren meskipun dalam kualitas produknya nomor 2 daripada kualitas produk nomor 1 tapi produknya ketinggalan jaman (dalam bidang garmen/usaha pakaian). Seandainya dalam bidang makanan, konsumen lebih membeli produk yang mempunyai kualitas, mutu, dan bergizi serta rasa yang enak. b. Langkah kedua adalah menjalin komunikasi dengan orang lain Maksudnya agar tidak ketinggalan informasi diperlukan mata-mata dalam menjalankan usaha, tentunya mata-mata dalam ati positif yaitu orang yang bertugas mengumpulkan informasi untuk mendukung kemajuan usahanya. 30 Memperluas jaringan komunikasi sangatlah penting selain mempermudah mendapatkan informasi juga dapat memperluas daerah pemasaran. c. Langkah ketiga yakni, berani berinvestasi Sebagai pemula dalam usaha dengan dana/modal yang terbatas, diharapkan untuk berani menjual asset sendiri yang dapat menghasilkan uang untuk berinvestasi ataupun berusaha mengkredit uang dengan orang lain dengan syarat harus adanya pertanggungjawaban untuk melunasinya. d. Langkah keempat adalah focus dalam usahanya Kelemahan dari para wirausahawan selama ini adalah tidak mampu mengelola kesuksesan yang telah dicapai dengan melakukan tindakan yang tidak terkendali. Sebagai contoh, beberapa pengusaha garmen tergiur keuntungan sesaat dari bisnis valas saat krisis moneter 1998, akhirnya mereka mencoba berbisnis valas sedangkan bisnis garmennya terbengkalai. Sementara bisnis valasnya merugi akibat ketiadaan pengalaman bisnis financial, maka pengusaha tersebut gulung tikar. e. Langkah kelima adalah promosi Dengan adanya promosi, masyarakat dapat mengenal produk yang ditawarkan. Sehingga konsumen dapat tertarik membeli produk yang telah dibuat. Para wirausahawan dapat mengambil alternatifnya yakni, dengan mengikuti bazaar, karena bazaar adalah sarana promosi yang murah dan dapat 31 dijadikan momen untuk mengambil keuntungan. Setelah itu baru mempersiapkan brosur ataupun spanduk. f. Untuk langkah keenam adalah pemasaran yang dilakukan para wirausahawan Dapat memilih tempat yang strategis. Dan dalam hal memproduksi barang dan penamaan tempat (toko) perlu adanya keunikan. Karena dengan keunikan suatu barang, maka kemungkinan banyak konsumen yang mencari, dan semakin besar peluang untuk mendapatkan keuntungan besar, dalam hal ini juga dapat memberikan nilai tambah didalam penjualan produk atapun memberikan nilai diskon apabila pembelian banyak. g. Langkah Ketujuh adalah Pertimbangkan untuk mengembangkan bisnis Yakni dengan jalan Waralaba lisensi atau peluang bisnis ataupun distribusi wholesale. 2.3.4 Aspek – Aspek Yang Diperhatikan Dalam Mengembangkan Usaha Pengembangan usaha yang terdiri dari aspek strategi , manajemen pemasaran, dan penjualan, seperti : (Sumber: 32 http://routeterritory.wordpress.com/2009/03/28/10-cara-pengembanganusaha/). 1. Aspek strategi contohnya : a. Meneliti jenis usaha baru dengan penekanan pada mengidentifikasi kesenjangan (yang ada atau diharapkan) oleh konsumen . b. Menciptakan pasar baru . c. Menciptakan produk baru dengan karakteristik yang menarik konsumen. 2. Aspek manajemen pemasaran contohnya: a. Menembus dan menguasai pangsa pasar . b. Mengolah situasi / peluang pasar yang ada dengan teliti. c. Memasarkan produk dengan jaringan yang luas seperti ekspor produk ke luar negeri. d. Membuat strategi pemasaran yang dapat membuat konsumen membeli produk, seperti memasang iklan, brosur, dan memberikan pelayanan terbaik. 3. Aspek penjualan contohnya : a. Menyusun dan merancang strategi penjualan. b. Menentukan produk yang akan dijual. 33 c. Tingkat keamanan dalam proses penjualan barang. d. Menjual produk dengan harga yang sesuai dengan kualitas. 2.3.5 Analisa Masalah Dan Solusi Dalam Mengembangkan Usaha Adapun analisa masalahnya adalah: 1. Faktor kurangnya permodalan. Permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan untuk mengembangkan suatu unit usaha. Kurangnya permodalan UKM (Usaha Kecil Menengah), oleh karena pada umumnya usaha kecil dan menengah merupakan usaha perorangan atau perusahaan yang sifatnya tertutup, yang mengandalkan modal dari pemilik yang jumlahnya sangat terbatas, sedangkan modal pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya sulit diperoleh karena persyaratan secara administratif dan teknis yang diminta oleh bank tidak dapat dipenuhi. 2. Kesulitan dalam pemasaran produk . Kesulitan memasarkan produk dapat berakibat berlebihnya penyimpanan produk di gudang atau over produk. Sehingga tidak ada pemasukkan bagi pengusaha. 3. Persaingan usaha yang semakin ketat . 34 Persaingan usaha yang semakin ketat mendesak para pengusaha bersaing dengan pengusaha lainnya, hal ini jika tidak diantisipasi maka pengusaha yang kalah bersaing akan mengalami gagal produk . 4. Kesulitan bahan baku . Kesulitan dalam bahan baku adalah faktor yang sangat vital dalam proses pengembangan usaha. Jika tidak ada bahan baku maka akan dipastikan secara perusahaan tidak bisa melakukan kegitan usahanya. Adapun solusinya adalah: 1. Modal dapat diperoleh bukan hanya dari dalam tetapi bisa juga dari luar seperti dari pinjaman bank, perseorangan, organisasi, dan sebagainya. 2. Membuat saluran pemasaran yang luas seperti memasarkan barang tidak hanya di dalam negeri saja tetapi jika bisa diekspor ke luar negeri. Dengan begitu produk kita akan lebih mudah dikenal oleh masyarakat. 3. Menerapkan strategi usaha diantaranya seperti yang telah dibahas sebelumnya seperti membuat diferensiasi sebagainya. menerapkan strategi penjualan contohnya produk, menemukan produk baru dan 35 4. Membuat lokasi usaha dengan mempertimbangkan mudahnya memperoleh suatu bahan baku untuk mengembangkan usaha atau dengan kata lain memilih lokasi yang strategis dalam usaha. 5. Merekrut tenaga ahli dengan cara melakukan seleksi yang ketat kepada calon pelamar di perusahaan anda, dengan demikian anda bisa mendapatkan tenaga yang benar-benar ahli dibidangnya . Menurut Hendro (2011, p515) strategi pengembangan usaha bisa dibagi menjadi 4 jenis, yaitu : Pengembangan di pasar yang sudah ada dalam satu industri. Pengembangan di pasar yang baru dalam satu industri. Pengembangan ke pasar yang baru di luar industrinya. Pengembangan ke pasar internasional (go international) 36 2.4 Kerangka Pemikiran Entrepreneurship(X1) Inovasi(X2) Desire of responsibility Preference for moderate risk Confidence in their ability Feedbacks High level of energy Future orientation Skill at organizing Value of achievement over money Menganalisa peluang Melangkah keluar untuk melihat, bertanya dan mendengarkan Sederhanakan dan fokuskan Mulai cari hal yang kecil-coba melakukan suatu hal yang spesifik Bertujuan meraih kepemimpinan pasar Pengembangan Usaha(Y) Kebutuhan modal untuk mengembangakan usaha Analisa resiko kegagalan bisnis Analisa tingkat keuntungan Tren pasar Faktor – faktor perubahan dan pengubahnya Kebutuhan SDM dan keterampilan Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Untuk T-1 - Pengujian secara keseluruhan Hipotesis: 37 Ho = Kewirausahaan(x1), tidak ada pengaruh terhadap Pengembangan usaha pada PT Natal Le Mando secara individualnya. Ha = Kewirausahaan (x1), ada pengaruh terhadap pengembangan usaha pada pada PT Natal Le Mando secara individualnya. Untuk T-2 - Pengujian secara keseluruhan Hipotesis: Ho = Inovasi(x2), tidak ada pengaruh terhadap Pengembangan usaha pada PT Natal Le Mando secara individualnya. Ha = Inovasi(x2), ada pengaruh terhadap pengembangan usaha pada pada PT Natal Le Mando secara individualnya. Untuk T-3 - Pengujian secara keseluruhan Hipotesis: Ho = Kewirausahaan (x1) dan Inovasi(x2), ada pengaruh terhadap Pengembangan usaha pada PT Natal Le Mando secara individualnya. Ha = Kewirausahaan (x1) dam Inovasi(x2) , ada pengaruh terhadap pengembangan usaha pada pada PT Natal Le Mando secara individualnya. Dasar pengambilan keputusan Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% , sehingga tingkat kesalahan (a) sebesar 5% atau 0,05 38 Bila sig ≥ 0,05 maka Ho diterima Bila sig ≤ 0,05 maka Ho ditolak