Uploaded by muhamadikbarmusriarc

2012-1-00386-mn bab2001 (1)

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1.
Kewirausahaan
2.1.1.
Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah padanan kata entrepreneurship dalam bahasa Inggris,
unternehmer dalam bahasa Jerman, ondernemen dalam bahasa Belanda.
Sedangkan di Indonesia diberi nama kewirausahaan. Kata entrepreneurship yang
dahulunya sering diterjemahkan dengan kata kewiraswastaan akhir-akhir ini
diterjemahkan dengan kata kewirausahaan. Entrepreneur berasal dari bahasa
Perancis yaitu entrepreneur yang artinya memulai atau melaksanakan.
Wiraswasta atau wirausaha berasal dari kata : Wira: utama, gagah, berani, luhur;
swa: sendiri; sta: berdiri; usaha: kegiatan produktif. Dari asal kata tersebut,
wiraswasta pada mulanya ditujukan pada orang-orang yang dapat berdiri sendiri.
Di Indonesia kata wiraswasta sering diartikan sebagai orang-orang yang tidak
bekerja pada sektor pemerintah yaitu: para pedagang, pengusaha dan orang-orang
yang bekerja di perusahaan swasta, sedangkan wirausahawan adalah orang-orang
yang mempunyai usaha sendiri. Wirausahawan adalah orang yang berani
membuka kegiatan produktif yang mandiri.
Entrepreneurship (kewirausahaan) itu berkembang berdasarkan naluri, personal,
dan alamiah karena pada zaman dahulu belum ada suatu konsep yang jelas
tentang kewirausahaan.
7
8
Menurut pendapat Hisrich et al (2004, p6) mendefenisikan: “Kewirausahaan
adalah proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan
upaya yang diperlukan, menanggung risiko keuangan, fisik, serta risiko sosial
yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang dihasilkan, serta kepuasan dan
kebebasan pribadi.”
Menurut pendapat Hendro (2011, p27) dalam bukunya yang berjudul “DasarDasar Kewirausahaan” kewirausahaan sudah lebih dari sekedar mengorganisasi
karena bisa terdiri dari pencipta (creator), pemodal (inventor), dan pelaku
(innovator).
Berdasarkan pendapat Lambing dan Charles (1999), kewirausahaan adalah suatu
usaha yang kreatif yang membangun suatu value dari yang belum ada menjadi ada
dan bisa dinikmati oleh banyak orang. Setiap wirausahawan (entrepreneur) yang
sukses memiliki 4 (empat) unsur pokok, yaitu :
1. Kemampuan (hubungannya dengan IQ dan keterampilan)
2. Keberanian (hubungannya dengan EQ dan mental)
3. Keteguhan hati (hubungannya dengan motivasi diri)
4. Kreativitas yang menelurkan sebuah inspirasi sebagai cikal bakal ide
untuk menemukan peluang berdasarkan intuisi (hubungannya dengan
pengalaman)
Dalam bukunya “Be a Smart and Good ENTREPRENEUR” (2006, p21), Hendro
& Chandra W.W mengatakan bahwa kewirausahaan adalah suatu kemampuan
9
untuk mengelola sesuatu yang ada dalam diri anda untuk dimanfaatkan dan
ditingkatkan agar lebih optimal atau baik sehingga dapat meningkatkan taraf
hidup di masa yang akan datang.
Hal-hal itu antara lain :
1. Pengetahuan (knowledge)
2. Kemampuan (skill)
3. Pengalaman (experiences)
4. Jaringan (networking)
5. Informasi-informasi yang didapat (information)
6. Sumber-sumber yang ada (manusia, uang, bakat, lingkungan keluarga, dan
lain-lain)
7. Waktu yang ada (time)
8. Masa depan dan kesempatan (future and opportunity)
Kewirausahaan adalah proses di mana diciptakan sesuatu yang berbeda dan
bernilai, dengan jalan mengorbankan waktu dan upaya yang diperlukan, di mana
orang menanggung risiko keuangan serta sosial, dan orang-orang yang
bersangkutan menerima hasil-hasil berupa imbalan moneter, dan kepuasan pribadi
sebagai dampak kegiatan itu (Winardi, 2003, p172).
10
Kewirausahaan adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk membangun
usaha sendiri. Jack M. Kaplan (2005, p1)
Kewirausahaan adalah suatu proses yang dinamis dari visi, perubahan, dan kreasi.
Kewirausahaan memerlukan sebuah pengaplikasian dari energi dan pengorbanan
untuk kreasi dan penerapan ide-ide baru dan solusi yang kreatif. Hal yang penting
termasuk kemauan untuk mengambil risiko. Kuratko and Hodgetts (2004, p4)
Menurut Drucker (2008, p2) mengartikan kewirausahaan sebagai semangat,
kemampuan, sikap, perilaku individu dalam menangani usaha/kegiatan yang
mengaruh pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi,
dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan
pelayanan yang lebih baik dan memperoleh keuntungan yang lebih besar. Untuk
memperoleh keuntungan diperlukan kreativitas dan penemuan ha-hal baru.
Kewirausahaan adalah proses yang mempunyai risiko tinggi untuk menghasilkan
nilai tambah produk yang bermanfaat bagi masyarakat dan mendatangkan
kemamkmuran bagi sang wirausahawan (entrepreneur).
Dari definisi-definisi kewirausahaan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
seorang kewirausahaan adalah orang yang mampu melihat peluang dan
menciptakan inovasi baru agar memiliki nilai (value) dengan kemampuan
kreativitasnya dalam mengoptimalkan segala sumber daya yang ada, baik itu
sumber daya materil, kapasitas intelektual, maupun waktunya untuk menghasilkan
suatu produk atau usaha yang berguna bagi dirinya dan bagi orang lain
11
Dalam bukunya Be a Smart and Good ENTREPRENEUR (2006, p18) Hendro &
Chandra W.W mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang menstimulus “Spirit
Entrepreneurship”, yaitu :
1. Evolusi produk
Perubahan produk akan menimbulkan perubahan kebutuhan
2. Evolusi ilmu pengetahuan
Perubahan ilmu pengetahuan akan menimbulkan inspirasi produk baru.
3. Perubahan gaya hidup
Perubahan gaya hidup akan menimbulkan keinginan akan produk baru yang
berbeda
4. Perubahan teknologi
Berkembangnya
teknologi
dan
semakin
canggihnya
teknologi
akan
menciptakan produk, suasana, dan gaya hidup yang berbeda.
5. Perubahan budaya
Berkembangnya gaya hidup, pendapatan, selera, teknologi, dan sebagainya
akan mengubah budaya seseorang, sehingga hal ini memengaruhi kebutuhan
akan produk yang berbeda di setiap tempat.
6. Perubahan struktur pemerintahan dan politik
Perubahan politik akan memengaruhi perubahan struktur pemerintahan, yang
berujung pada perubahan peraturan, kebijakan, dan arah perekonomian,
sehingga muncullah keinginan akan produk yang baru.
7. Intrapreneurship
12
Kemampuan intrapreneurship (entrepreneurship di dalam sebuah perusahaan
internal) yang semakin baik dan kuat akan memunculkan gairah entrepreneur.
Hal ini disebabkan karena kreativitas, inovasi, ketatnya persaingan, perubahan
organisasi, dan lain-lain. Jadi organisasi secara tidak langsung dapat
mengembangkan jiwa entrepreneurship seseorang.
Jenis – jenis keterampilan menurut Robert Hisrich (2005, p21)
1. Keterampilan Teknis

Penulisan

Komunikasi

Pemantauan lingkungan

Teknis manajemen bisnis

Teknologi

Interpersonal

Teknik mendengarkan

Kemampuan untuk mengatur

Membangun jaringan

Manajemen

Pelatihan

Menjadi anggota tim (kerjasama tim)
2. Kemampuan manajemen bisnis

Merencanakan dan mengatur tujuan usaha

Membuat keputusan

Hubungan antar sesama
13

Pemasaran

Keuangan

Akuntansi

Manajemen

Pengendalian bisnis

Negosiasi

Pertumbuhan bisnis
3. Keterampilan dalam berwirausaha

Pengendalian diri/disiplin diri

Mampu menerima resiko

Inovatif

Tekun

Sifat kepemimpinan dengan melihat kedepan

Kemampuan untuk membuat perubahan
Menurut pendapat Hendro (2011, p34) ada lima (5) tahapan yang penting dalam the
key of entrepreneurship yang perlu diketahui untuk menjadi seorang entrepreneur,
yaitu :
1. memutuskan (decision), setelah itu
2. memulai (start), lalu
3. membangun (build) sebuah bisnis, kemudian
4. memasarkan (promote), dan akhirnya
14
5. mewujudkan (operate and realize) apa yang dijual dan ditawarkan kepada
konsumen.
2.1.2.
Ciri-ciri, Watak dan Karakteristik Kewirausahaan
Sebelum melihat lebih lanjut perlu diketahui tipe –tipe dari pengusaha atau
(entrepreneur) seperti yang terdapat dalam Alma (2005, p. 25) yaitu :
1.
Entrepreneur yang memiliki inisiatif.
2.
Entrepreneur yang mengorganisir mekanis social dan ekonomi untuk
menghasilkan sesuatu.
3.
Entrepreneur yang menerima resiko atau kegagalan.
Ada beberapa nilai hakiki yang penting dari Kewirausahaan, yaitu:
1. Percaya Diri
Menurut Soesarsono Wijandi yang dikutip oleh Suryana (2008), Kepercayaan
diri merupakan suatu panduan sikap dan keyakinan seseorang dalam
menghadapi tugas atau pekerjaan. Dalam praktik sikap dan kepercayaan ini,
merupakan
sikap
dan
keyakinan
untuk
memulai,
melakukan
dan
menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan yang dihadapi. Oleh sebab itu,
kepercayaan diri memiliki keyakinan, optimisme, individualistis, dan tidak
ketergantungan. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri cenderung
memiliki keyakinan akan kemampuan untuk mencapai keberhasilan.
2. Berorientasi Tugas dan Hasil
15
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil, adalah orang yang
selalu mengutamakan nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba,
ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat,
energik dan inisiatif. Berinisiatif artinya selalu ingin mencari dan memulai.
Untuk memulai diperlukan niat dan tekad yang kuat, serta karsa yang besar.
Sekali sukses atau berprestasi, maka sukses berikutnya akan menyusul,
sehingga usahanya semakin maju dan berkembang. Dalam kewirausahaan,
peluang hanya diperoleh apabila ada inisiatif. Perilaku ini biasanya diperoleh
melalui pelatihan dan pengalaman bertahun-tahun, dan pengembangannya
diperoleh dengan cara disiplin diri, berpikir kritis, tanggap, bergairah dan
semangat berprestasi.
3. Keberanian Mengambil Risiko
Menurut Angelita S. Bajaro yang dikutip oleh Suryana (2008), “seorang
wirausaha yang berani menanggung risiko adalah orang yang selalu ingin jadi
pemenang dan memenangkan dengan cara baik”. Wirausaha adalah orang
yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai
kesuksesan atau kegagalan dari pada usaha yang kurang menantang.
4. Kepemimpinan
Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan,
kepeloporan dan keteladanan. Ia selalu ingin bergaul untuk mencapai peluang,
terbuka untuk menerima kritik dan saran yang kemudian dijadikan peluang.
Sifat kepemimpinan harus dikembangkan sendiri karena memiliki perbedaan
sifat pada setiap orang. Suatu pedoman bagi pemimpin yang baik ialah
16
“perlakukan orang-orang lain sebagaimana ia ingin diperlukan”. Berusaha
memandang suatu keadaan dari sudut pandang orang lain akan ikut
mengembangkan sebuah sikap teposliro.
5. Berorientasi ke Masa Depan
Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang memiliki perspektif dan
pandangan ke masa depan. Karena memiliki pandangan yang jauh ke masa
depan, maka ia selalu berusaha dan berkarya. Kuncinya pada kemampuan
untuk membuat, menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan yang
sudah ada sekarang. Meskipun dengan risiko yang mungkin terjadi, ia tetap
tabah untuk mencari peluang dan tantangan demi pembaharuan masa depan.
Pandangan yang jauh ke depan membuat wirausaha tidak cepat puas dengan
karsa dan karya yang sudah ada sekarang. Oleh sebab itu, ia selalu
mempersiapkan dengan mencari suatu peluang.
Menurut M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer mengemukakan delapan
karateristik kewirausahaan seperti dikutip Suryana (2008, p24):
1. Desire for Responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha
yang dilakukannya. Seseorang yang memiliki rasa tanggung jawab akan selalu mawas
diri.
2. Preference for moderate risk, yaitu lebih memilih resiko yang moderat, artinya ia
selalu menghindari resiko yang rendah dan memiliki resiko yang tinggi.
17
3. Confidence in their ability to success, yaitu percaya akan kemampuan dirinya
untuk berhasil.
4. Desire for immediate feedbacks, yaitu selalu menghendaki umpan balik yang
segera
5. High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan
keinginannya demi masa depan yang lebih baik.
6. Future orientation yaitu berorientasi kedepan, perspektif dan berwawasan jauh
kedepan.
7. Skill at organizing, yaitu memiliki ketrampilan dalam mengorganisasikan
sumberdaya untuk menciptakan nilai tambah.
8. Value of achievement over money, yaitu selalu menilai prestasi dengan uang.
18
2.2.
Inovasi
2.2.1.
Pengertian Inovasi
Konsep inovasi mempunyai sejarah yang panjang dan pengertian yang berbeda –
beda, terutama didasarkan pada persaingan antara perusahaan – perusahaan dan
strategi yang berbeda yang bisa dimanfaatkan untuk bersaing (Hermana, 2006).
Menurut Thompson (1965) dalam Larso & Samir (2011) mendefenisikan inovasi
sebagai pembangkit, penerimaan dan penerapan ide baru, proses, produk atau
jasa.
Inovasi merupakan sebuah pengenalan peralatan, system, hukum, produk atau
jasa, teknologi proses produksi yang baru, sebuah struktur atau sistem
administrasi yang baru, atau program perencanaan yang baru yang untuk diadopsi
sebuah organisasi (Damanpour, 1991) dalam Solch (2008). Sedangkan tipe dari
inovasi merupakan perilaku adopsi dan faktor yang menentukan dari inovasi
tersebut (Danampour dan Evan, 1984; Damanpour, 1991, Kim et al 1998 dalam
Soleh, 2008).
Pengertian inovasi menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter. (1999, p382)
adalah proses mengambil gagasan yang kreatif dan mengubahnya menjadi
produk, jasa atau metode operasi yang bermanfaat.
Inovasi dan keberhasilan proses inovasi serta nilai ekonomi yang diciptakan
sebagai konsekuensi logis inovasi yang benar berlaku pada tingkat sosietas
(Negara Bangsa, Pemerintah, dan Masyarakat), tingkat organisasi dan tingkat
19
individu. Inovasi dan penciptaan nilai pada ketiga tingkatan itu saling
mempengaruhi dan pada gilirannya mempengaruhi keunggulan kompetitif
individu, orginisasi, dan negara. Avanti Fontana (2011, p5)
Menurut Avanti Fontana dalam bukunya “Innovate we can” (2011, p1) inovasi
adalah keberhasilan sosial dan ekonomi berkat diperkenalkannya atau
ditemukannya cara – cara baru atau kombinasi baru dari cara – cara lama dalam
mentransformasi input menjadi output sehingga berhasil menciptakan perubahan
besar atau perubahan drastis dalam hubungan antara nilai guna atau nilai manfaat
(yang dipersepsikan oleh konsumen atau pengguna) dan nilai moneter atau harga.
Menurut Peter F. Drucker (1996, p33) inovasi adalah tindakan yang member
sumber
daya,
kekuatan
dan
kemampuan
baru
untuk
mencipatakan
kesejahteraan.Dari sisi ekonomi, perekonomian yang berdaya inovasi mampu
menghasilkan nilai tambah yang unik dan substansial bagi masyarakatnya dan
pada gilirannya berimbas positif kepada pelaku-pelaku perekonomian dan seluruh
perekonomian.
Menurut Zimmerer (2002,p37), inovasi diartikan sebagai kemampuan untuk
menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan dan peluang untuk
mempertinggi dan meningkatkan taraf hidup.
Menurut Drucker, seperti yang dikutip oleh Heller (2003,p74) Drucker menyebut
Inovasi sebagai “peralatan khusus wirausahawan”. Mengerjakan hal baru, atau
mengerjakan hal yang lama dengan cara yang baru, adalah cara yang dilakukan
20
wirausahawan untuk “ mengeksploitasi perubahan sebagai peluang bisnis yang
berbeda atau jasa yang berbeda”
Menurut Coulter (2001, p36), “Innovation is the process of taking a creative idea
and turning is into a Produk or process that can be used or sold”, yang berarti
inovasi adalah pengambilan ide kreatif dan merubahnya ke dalam produk atau
proses yang kemudian dapat digunakan atau dijual.
Menurut Theodore Levitt, seperti yang dikutip oleh Winardi (2003,p.247), inovasi
adalah melaksanakan hal-hal baru.
Menurut Schumpeter (1984) dalam Strecker (2009, p13) memberikan definisi
sebagai berikut : “innovation is the implementation of new factor combinations”.
Dari definisi-definisi inovasi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa inovasi
adalah kemampuan untuk meningkatkan kreatifitas terhadap suatu penemuan baru
yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya yang
diciptakan dan dikembangkan untuk suatu perubahan besar yang lebih baik agar
dapat bersaing untuk meningkatkan perkembangan suatu usaha atau perkenomian.
Schumpeter (1984) dalam Hermana (2006) menyebutkan bahwa inovasi terdiri
dari 5 unsur yaitu :
1.
Memperkenalkan produk baru atau perubahan kualitatif pada
produk yang sudah ada.
2.
Memperkenalkan proses baru ke industri.
3.
Membuka pasar baru.
21
4.
Mengembangkan sumber pasokan baru pada bahan baku atau
masukan lainnya.
5.
Perubahan pada organisasi industri.
Dalam penelitian Zahra dan Das (1993) dalam soleh (2008) menunjukkan
bahwa memproduksi aneka pilihan manajerial yang pada umumnya memusat
pada produk dan teknologi proses yang mempunyai empat jenis inovasi (4Ps
inovasi) :
1.
Inovasi produk, perubahan produk atau jasa karna suatu
permintaan kepada perusahaan. Inovasi produk dan jasa terus meningkat
dalam hal pembedaan untuk memenuhi kebutuhan tertentu para pemakai
spesifik. Inovasi produk dan jasa juga mempengaruhi mutu produk dan
jasa, tetapi juga mempunyai suatu efek yang besar pada reputasi
(gambaran merek) dan nilai atau inovatif (Tidd et al, 2005 dalam Soleh,
2008).
2.
Proses inovasi terjadi dalam perjalanan dimana produk diciptakan
dan dikirimkan. inovasi proses pemimpin memimpin ke arah metode
oprasi baru dengan memproduksi baru, memproduksi teknologi baru atau
mengembangkan kemampuan orang – orang dalam perusahaan (LeonardBarton, 1991 dalam Soleh, 2008). Proses inovasi bertujuan untuk
mengurangi biaya dan meningkatkan produktivitas di dalam aktivitas
supply – chain dan demand – chain. Inovasi proses juga membantu
meningkatkan mutu relative dan jasa tersebut (Tidd et al, 2005
dalamSoleh, 2008).
22
3.
Inovasi paradigma atau sumber inovasi internal merupakan
perubahan mendasar dari R&D (research and development) internal usaha
untuk menghasilkan produk dan inovasi proses.
4.
Memposisikan inovasi atau Sumber Eksternal Inovasi : perubahan
konteks membeli, perijinan, persetujuan, pengadaan dengan perusahaan
lain, joint ventures dengan para penyalur, pelanggan dan perusahaan lain.
Inovasi bersifat sangat vital bagi keberhasilan serta ketahanan suatu usaha.
Sesungguhnya inovasi merupakan inti kemampuan perusahaan kecil untuk dapat bersaing
dengan perusahaan besar lainnya yang menjadi pesaing mereka. Meskipun mereka tidak
dapat melawan saingan mereka yang lebih besar dalam biaya, perusahaan tapi dapat saja
menciptakan keunggulan kompetitif, dibandingkan dengan perusahaan besar, melalui
tindakan pesaing-pesaing mereka dalam bidang penciptaan dan inovasi.
2.2.2.
Tipe- tipe Prinsip Inovasi
Tipe- tipe inovasi:
1. Inovasi dapat berupa :
a.
Menghemat modal (capital saving)
b.
Menghemat tenaga kerja (labor saving)
Atau ia dapat pula bersifat netral dipandang dari sudut kedua macam
input tersebut.
2. Inovasi dapat pula dipandang dari sudut permintaan dan biaya.
3. Ada inovasi yang menekan biaya dan
4. Ada pula inovasi yang meningkatkan permintaan
Sejumlah sumber inovasi :
23
1. Hal yang tidak bisa diduga (the unexpected)
2. Inkongruitas (diskrepansi antara realitas dan apa yang diasumsi orang atau
antara apa yang seharusnya terjadi dapat menimbulkan peluang akan
munculnya inovasi)
3. Inovasi yang berlandaskan kebutuhan proses
4. Aspek-aspek demografis
Perubahan-perubahan dalam persepsi, perasaan dan arti (meaning) peluang
inovasi dapat muncul apabila asumsi-asumsi, sikap dan keyakinan sesuatu
masyarakat berubah
5. Pengetahuan baru (kemajuan dalam pengetahuan ilmiah dan non ilmiah
dapat menimbulkann produk-produk dan pasar-pasar baru)
24
2.2.3.
Prinsip Inovasi
Drucker memberikan prinsip-prinsip yang diberi label “hal-hal yang harus
dikerjakan”, “hal-hal yang tidak boleh dikerjakan”, dan “kondisi” yang dikutip
dari Heller (Heller,2003, p78). “Hal-hal yang harus dikerjakan” adalah:
a. Menganalisa peluang
b. Melangkah keluar untuk melihat, bertanya dan mendengarkan
c. Sederhanakan dan fokuskan
d. Mulai cari hal yang kecil-coba melakukan suatu hal yang spesifik
e. Bertujuan meraih kepemimpinan pasar
Prinsip kelima yang berpikir secara luas tampaknya berlawanan secara tidak logis
dengan prinsip yang keempat. Namun Drucker berkata , “inovasi lebih baik
dimulai dari yang kecil, yang hanya memerlukan uang sedikit pada awalnya,
dengan hanya beberapa orang, dan hanya melayani pasar yang kecil dan terbatas”.
Bisnis yang kecil seperti itu akan memberikan lebih banyak waktu dan ruang bagi
sang innovator untuk mengurangi kesalahan-kesalahan yang tidak terelakkan.
Namun anda harus selalu “bertujuan meraih dominasi dalam sebuah industri atau
pasar”.
25
2.3 Pengembangan Usaha
2.3.1.
Pengertian Pengembangan Usaha
Pengembangan usaha adalah ”Tugas dan proses persiapan analitis tentang
peluang pertumbuhan potensial, dukungan dan pemantauan pelaksanaan peluang
pertumbuhan usaha, tetapi tidak termasuk keputusan tentang strategi dan
implementasi dari peluang pertumbuhan usaha“ Hendro (2011, p512)
Menurut French et al (2000, p1) definisi pengembangan usaha adalah seperangkat
konsep yang kuat dan teknik untuk meningkatkan efektifitas organisasi dan
kesejahteraan individu.
Mengelola pertumbuhan yang berkelanjutan dan mendorong pengembangan
usaha sering bergantung pada sejauh mana nilai – nilai yang tepat dan sikap yang
ditanamnkan pada anggota organisasi. Michael F. Morris & Donald F. Kuratko
(2002, p12)
Menurut Timmons (1999) yang dikutip oleh Michael & Donald (2002, p13)
beberapa nilai – nilai dan sikap yang ditanamkan pada anggota organisasi untuk
mendorong pengembangan usaha meliputi: mengharapkan hal – hal yang tidak
terduga, mengantisipasi akhir dari pertumbuhan yang berkembang pesat, menilai
arti pengembangan dan pertumbuhan usaha bagi perusahaan dan menjaga fokus
usaha,
mengembangkan
sumber
objektivitas,
pengembangan
kepemimpinan yang sesuai, dan mendorong budaya perusahaan.
terhadap
26
Pengembangan usaha adalah teknik atau program untuk mengubah pola pikir
seseorang dan keadaan serta kualitas dari hubungan kerja interpersonal. Stephen
Robibins & Marry Coulter (2003, p344)
Dari definisi-definisi pengembangan usaha diatas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa pengembangan usah adalah adalah kemampuan perusahaan untuk
meningkatkan seluruh kinerja perusahaan.
Pengembangan usaha melibatkan mengevaluasi sebuah
bisnis dan kemudian
menyadari potensi penuh, dengan menggunakan alat-alat seperti:
1. Pemasaran.
2. Informasi manajemen.
3. Pelayanan pelanggan.
Setiap pendirian usaha perusahaan maupun pengembangan unit-unit usaha terjadi
akibat adanya tuntutan masyarakat yang ingin mengguanakan barang atau jasa
yang diproduksi. Sejalan dengan tuntutan tersebut, maka dibentuk sebuah badan
usaha.
Dalam hal ini perusahaan dapat memanfaatkan satu sama lain keahlian, teknologi
atau
kekayaan
intelektual
untuk
memperluas
kapasitas
mereka
untuk
mengidentifikasi, meneliti, menganalisis dan membawa ke pasar bisnis baru dan
produk baru, pengembangan bisnis berfokus pada implementasi dari rencana
27
bisnis strategis melalui ekuitas pembiayaan, akuisisi / divestasi teknologi, produk,
dan lain – lain .
2.3.2
Strategi Dalam Pengembangan Usaha
Strategi pengembangan usaha menurut Hendro (2011, p515) :
1) Kebutuhan modal untuk mengembangakan usaha.
2) Analisa resiko kegagalan bisnis.
3) Analisa tingkat keuntungan dan waktu pengembalian investasinya
serta prediksi arus kasnya saat memutuskan berinvestasi di bisnis.
4) Tren pasar dan berapa lama pertumbuhan bisnisnya.
5) Faktor – faktor perubahan dan pengubahnya.
6) Kebutuhan SDM dan keterampilan.
7) Tingkat operasional kesulitan bisnisnya.
Menurut Hendro (2011, p516) Untuk kepentingan strategi pengembangan pasar
maka perlu dilakukan riset pemasaran, survey dan analisa segmen pasar, target
pembeli dan perilaku pembeli. Jika ditinjau dari jenis pengembangannya, maka
bisa dibagi menjadi beberapa strategi, yaitu :
1.
Mengembangkan pasar dari sisi produknya
2.
Mengembangkan pasar dari sisi penjualannya
3.
Mngembangkan pasar dengan strategi intergrasi (penyatuan)
28
Jadi, pengembangan usaha memiliki tingkat strategi yang berbeda, tingkatan
tersebut menjadi produk, komersial dan korporasi.
Unsur – Unsur Dalam mengembangkan Usaha
2.3.3
Adapun unsur – unsur penting dalam mengembangkan usaha ada 2 yaitu :
1.
Unsur yang berasal dari dalam ( Pihak Internal ) :
a.
Adanya niat untuk mengembangkan usaha menjadi lebih besar.
b.
Mengetahui teknik memproduksi barang seperti berapa banyak
barang yang harus diproduksi, cara apa yang harus digunakan untuk
mengembangkan barang / produk , dan lain – lain.
c.
Membuat anggaran yang bertujuan seberapa besar pemasukkan
dan pengeluaran produk.
2.
Unsur dari pihak luar ( Pihak Eksternal) :
a. Mengikuti perkembangan informasi dari luar lingkungan usaha.
b.
Mendapatkan dana tidak hanya mengandalkan dari dalam seperti
meminjam dari luar.
c. Mengetahui kondisi lingkungan sekitar yang baik / kondusif untuk
usaha .
`
29
Menurut Hendro (2011, p515) strategi pengembangan usaha bisa dibagi
menjadi 4 jenis, yaitu :
1) Pengembangan di pasar yang sudah ada dalam satu industri.
2) Pengembangan di pasar yang baru dalam satu industri.
3) Pengembangan ke pasar yang baru di luar industrinya.
4) Pengembangan ke pasar internasional (go international)
Langkah-Langkah Yang Dilakukan Dalam Pengembangan Usaha, sebagai
berikut:
a. Langkah pertama adalah jeli atau peka melihat pasar.
Dalam hal ini, kebanyakan konsumen lebih memilih dan membeli produk
yang tengah tren meskipun dalam kualitas produknya nomor 2 daripada
kualitas produk nomor 1 tapi produknya ketinggalan jaman (dalam bidang
garmen/usaha pakaian). Seandainya dalam bidang makanan, konsumen lebih
membeli produk yang mempunyai kualitas, mutu, dan bergizi serta rasa yang
enak.
b. Langkah kedua adalah menjalin komunikasi dengan orang lain
Maksudnya agar tidak ketinggalan informasi diperlukan mata-mata dalam
menjalankan usaha, tentunya mata-mata dalam ati positif yaitu orang yang
bertugas mengumpulkan informasi untuk mendukung kemajuan usahanya.
30
Memperluas jaringan komunikasi sangatlah penting selain mempermudah
mendapatkan informasi juga dapat memperluas daerah pemasaran.
c. Langkah ketiga yakni, berani berinvestasi
Sebagai pemula dalam usaha dengan dana/modal yang terbatas, diharapkan
untuk berani menjual asset sendiri yang dapat menghasilkan uang untuk
berinvestasi ataupun berusaha mengkredit uang dengan orang lain dengan
syarat harus adanya pertanggungjawaban untuk melunasinya.
d. Langkah keempat adalah focus dalam usahanya
Kelemahan dari para wirausahawan selama ini
adalah tidak mampu
mengelola kesuksesan yang telah dicapai dengan melakukan tindakan yang
tidak terkendali. Sebagai contoh, beberapa pengusaha garmen tergiur
keuntungan sesaat dari bisnis valas saat krisis moneter 1998, akhirnya mereka
mencoba berbisnis valas sedangkan bisnis garmennya terbengkalai. Sementara
bisnis valasnya merugi akibat ketiadaan pengalaman bisnis financial, maka
pengusaha tersebut gulung tikar.
e. Langkah kelima adalah promosi
Dengan adanya promosi, masyarakat dapat mengenal produk yang
ditawarkan. Sehingga konsumen dapat tertarik membeli produk yang telah
dibuat. Para wirausahawan dapat mengambil alternatifnya yakni, dengan
mengikuti bazaar, karena bazaar adalah sarana promosi yang murah dan dapat
31
dijadikan
momen
untuk
mengambil
keuntungan.
Setelah
itu
baru
mempersiapkan brosur ataupun spanduk.
f. Untuk langkah keenam adalah pemasaran yang dilakukan para
wirausahawan
Dapat memilih tempat yang strategis. Dan dalam hal memproduksi barang dan
penamaan tempat (toko) perlu adanya keunikan. Karena dengan keunikan
suatu barang, maka kemungkinan banyak konsumen yang mencari, dan
semakin besar peluang untuk mendapatkan keuntungan besar, dalam hal ini
juga dapat memberikan nilai tambah didalam penjualan produk atapun
memberikan nilai diskon apabila pembelian banyak.
g. Langkah Ketujuh adalah Pertimbangkan untuk mengembangkan
bisnis
Yakni dengan jalan Waralaba lisensi atau peluang bisnis ataupun distribusi
wholesale.
2.3.4
Aspek – Aspek Yang Diperhatikan Dalam Mengembangkan
Usaha
Pengembangan usaha yang terdiri dari aspek strategi , manajemen pemasaran,
dan
penjualan,
seperti
:
(Sumber:
32
http://routeterritory.wordpress.com/2009/03/28/10-cara-pengembanganusaha/).
1. Aspek strategi contohnya :
a.
Meneliti jenis usaha baru dengan penekanan pada mengidentifikasi
kesenjangan (yang ada atau diharapkan) oleh konsumen .
b.
Menciptakan pasar baru .
c.
Menciptakan produk baru dengan karakteristik yang menarik
konsumen.
2. Aspek manajemen pemasaran contohnya:
a.
Menembus dan menguasai pangsa pasar .
b.
Mengolah situasi / peluang pasar yang ada dengan teliti.
c.
Memasarkan produk dengan jaringan yang luas seperti ekspor
produk ke luar negeri.
d.
Membuat strategi pemasaran yang dapat membuat konsumen
membeli produk, seperti memasang iklan, brosur, dan memberikan
pelayanan terbaik.
3. Aspek penjualan contohnya :
a.
Menyusun dan merancang strategi penjualan.
b.
Menentukan produk yang akan dijual.
33
c.
Tingkat keamanan dalam proses penjualan barang.
d.
Menjual produk dengan harga yang sesuai dengan kualitas.
2.3.5 Analisa Masalah Dan Solusi Dalam Mengembangkan Usaha
Adapun analisa masalahnya adalah:
1.
Faktor kurangnya permodalan.
Permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan untuk
mengembangkan suatu unit usaha. Kurangnya permodalan UKM (Usaha
Kecil Menengah), oleh karena pada umumnya usaha kecil dan menengah
merupakan usaha perorangan atau perusahaan yang sifatnya tertutup, yang
mengandalkan modal dari pemilik yang jumlahnya sangat terbatas,
sedangkan modal pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya sulit
diperoleh karena persyaratan secara administratif dan teknis yang diminta
oleh bank tidak dapat dipenuhi.
2.
Kesulitan dalam pemasaran produk .
Kesulitan memasarkan produk dapat berakibat berlebihnya penyimpanan
produk di gudang atau over produk. Sehingga tidak ada pemasukkan bagi
pengusaha.
3.
Persaingan usaha yang semakin ketat .
34
Persaingan usaha yang semakin ketat mendesak para pengusaha bersaing
dengan pengusaha lainnya, hal ini jika tidak diantisipasi maka pengusaha
yang kalah bersaing akan mengalami gagal produk .
4.
Kesulitan bahan baku .
Kesulitan dalam bahan baku adalah faktor yang sangat vital dalam proses
pengembangan usaha. Jika tidak ada bahan baku maka akan dipastikan
secara perusahaan tidak bisa melakukan kegitan usahanya.
Adapun solusinya adalah:
1. Modal dapat diperoleh bukan hanya dari dalam tetapi bisa juga dari
luar
seperti dari pinjaman bank, perseorangan, organisasi, dan
sebagainya.
2. Membuat saluran pemasaran yang luas seperti memasarkan barang
tidak hanya di dalam negeri saja tetapi jika bisa diekspor ke luar
negeri. Dengan begitu produk kita akan lebih mudah dikenal oleh
masyarakat.
3. Menerapkan strategi usaha diantaranya seperti yang telah dibahas
sebelumnya
seperti
membuat diferensiasi
sebagainya.
menerapkan
strategi
penjualan
contohnya
produk, menemukan produk baru dan
35
4. Membuat lokasi usaha dengan mempertimbangkan mudahnya
memperoleh suatu bahan baku untuk mengembangkan usaha atau
dengan kata lain memilih lokasi yang strategis dalam usaha.
5. Merekrut tenaga ahli dengan cara melakukan seleksi yang ketat
kepada calon pelamar di perusahaan anda, dengan demikian anda bisa
mendapatkan tenaga yang benar-benar ahli dibidangnya .
Menurut Hendro (2011, p515) strategi pengembangan usaha bisa dibagi menjadi 4
jenis, yaitu :

Pengembangan di pasar yang sudah ada dalam satu industri.

Pengembangan di pasar yang baru dalam satu industri.

Pengembangan ke pasar yang baru di luar industrinya.

Pengembangan ke pasar internasional (go international)
36
2.4 Kerangka Pemikiran
Entrepreneurship(X1)
Inovasi(X2)

Desire of responsibility

Preference for moderate risk

Confidence in their ability

Feedbacks

High level of energy

Future orientation

Skill at organizing

Value of achievement over
money





Menganalisa peluang
Melangkah keluar untuk melihat,
bertanya dan mendengarkan
Sederhanakan dan fokuskan
Mulai cari hal yang kecil-coba
melakukan suatu hal yang
spesifik
Bertujuan meraih kepemimpinan
pasar
Pengembangan Usaha(Y)





Kebutuhan
modal
untuk
mengembangakan usaha
Analisa resiko kegagalan bisnis
Analisa tingkat keuntungan Tren
pasar
Faktor – faktor perubahan dan
pengubahnya
Kebutuhan
SDM
dan
keterampilan
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Untuk T-1
- Pengujian secara keseluruhan
Hipotesis:
37
Ho = Kewirausahaan(x1), tidak ada pengaruh terhadap Pengembangan usaha pada PT
Natal Le Mando secara individualnya.
Ha = Kewirausahaan (x1), ada pengaruh terhadap pengembangan usaha pada pada PT
Natal Le Mando secara individualnya.
Untuk T-2
- Pengujian secara keseluruhan
Hipotesis:
Ho = Inovasi(x2), tidak ada pengaruh terhadap Pengembangan usaha pada PT Natal Le
Mando secara individualnya.
Ha = Inovasi(x2), ada pengaruh terhadap pengembangan usaha pada pada PT Natal Le
Mando secara individualnya.
Untuk T-3
- Pengujian secara keseluruhan
Hipotesis:
Ho = Kewirausahaan (x1) dan Inovasi(x2), ada pengaruh terhadap Pengembangan usaha
pada PT Natal Le Mando secara individualnya.
Ha = Kewirausahaan (x1) dam Inovasi(x2) , ada pengaruh terhadap pengembangan
usaha pada pada PT Natal Le Mando secara individualnya.
Dasar pengambilan keputusan
Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% , sehingga tingkat kesalahan (a)
sebesar 5% atau 0,05
38
Bila sig ≥ 0,05 maka Ho diterima
Bila sig ≤ 0,05 maka Ho ditolak
Download