Laporan Praktikum Elektronika Fisis Dasar 1 KOMPONEN DAN ALAT UKUR LISTRIK DISUSUN OLEH NAMA : GUSTAMIN SAHARUDDIN NIM : H21115305 KELOMPOK : VIII TANGGAL PERCOBAAN : 23 SEPTEMBER 2016 ASISTEN : SITI RAHMAYATI R. LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN 2016 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi digital meningkatkan kemampuan alat ukur. Alat ukur sekarang ini semakin kecil, hal ini membuat mudah untuk dibawa dan digunakan. Selain itu juga didukung oleh kemajuan teknologi digital. Kemajuan teknologi digital ini menyebabkan penelitian dalam bidang elektro baik tenaga listrik maupun elektronika[1]. Revolusi besar-besaran terhadap elektronika terjadi sekitar tahun 1960-an, dimana saat itu mulai ditemukan suatu alat elektronika yang dinamakan Transisor, sehingga dimungkinkan untuk membuat suatu alat dengan ukuran yang kecil dimana sebelumnya alat-alat tersebut masih menggunakan tabung-tabung facum yang ukurannya besar serta mengkonsumsi listrik yang besar[1]. Dalam kurun waktu 10 tahun sejak ditemukannya transistor, ditemukan sebuah rangkaian terintegrasi yang dikenal dengan IC ( Integrated Circuit ) merupakan sebuah rangkaian terpadu yang berisi puluhan bahkan jutaan transistor di dalamnya. Sehingga kita bisa melihat sebuah perangkat elektronika semakin kecil bentuknya tetapi semakin banyak fungsinya sebagai contoh telephone genggam ( Handphone ) yang anda pakai saat ini dengan telephone genggam yang anda pakai beberapa tahun yang lalu. Semua itu berkat revolusi Silikon sebagai bahan dasar pembuatan Transistor dan IC atau CHIP[1]. Praktikum Komponen dan alat ukur listrik dilakukan untuk mempelajari dan memahami komponen-komponen dasar elektronika, macam-macam beserta fungsinya masing-masing. Selain itu, dalam praktikum ini juga pengenalan alat ukur listrik beserta fungsinya. I.2 Ruang Lingkup Praktikum ini dibatasi pada pengenalan berbagai komponen dasar elektronika macam-macam beserta fungsinya masing-masing seperti resistor, dioda, dan induktor. Selain itu juga pengenalan alat ukur listrik multimeter beserta fungsi. Serta dilakukan pengukuran nilai resistansi, kapasitansi berdasarkan teori maupun secara praktek, dan juga dilakukan pengukuran arus RC pada pengisian dan pengosongan muatan kapasitor. I.3 Tujuan Percoban Setelah melakukan praktikun dan membuat laporannya, maka mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut: 1. Mampu menggunakan alat-alat ukur seperti amperemeter, voltemeter, dan multimeter untuk mengukur besaran-besaran elektronik yang diperlukan. 2. Mampu menggunakan berbagai komponen listrik. 3. Memahami dan mengerti cara mengukur pembebanan catu daya. 4. Mengukur arus RC pada pengisian dan pengosongan kapasitor. BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Komponen Listrik Komponen-komponen elektronika dibedakan menjadi dua mcam berdasarkan dapat atau tidaknya suatu komponen untuk menghasilkan tegangan dan arus, yaitu sebagai berikut [2]. a. Komponen Pasif Komponen pasif merupakan komponen elektronika yang tidak dapat menghasilkan tegangan dan arus dengan sendirinya. Komponen pasif terdiri hambatan atau tahan, kapasitor atau kondensator, induktor atau kumparan, dan transformator.[2]. b. Komponen Aktif Komponen aktif merupakan komponen elektronika yang dapat menghasilkan arus dan tegangan dengan sendirinya. Komponen aktif terdiri dari transistor dan IC(Integrated Circuit)[2]. Pada pembuatan rangkaian elektronika diperlukanperalatan seperti (obeng, tang, bor, dan sebagainya) dan juga papan sirkuit yang digunakan sebagai tempat menempelnya komponen elektronika (seperti PCB, Wishboard, dan sebagaianya)[2]. 1. Resistor Resistor adalah suatu komponen dasar elektronika yang selalu digunakan dalam setiap rangkaian elektronika karena berfungsi sebagai pengatur atau untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam rangkaian. Dengan resistor, arus listrik dapat didistribusikan sesuai kebutuhan. Sesuai dengan namanya resistor bersifat relatif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Satuan resistansi dari suatu resistor adalah ohm. Resistor dapat dibagi menjadi dua, yaitu [3]. a. Resistor tetap Resistor tetap adalah resistor yang memiliki hambatan yang tetap. Resistor memiliki batas kemampuan daya misalnya 1/16 watt, 1/8 watt, ¼ watt, ½ watt dan sebagainya[3]. Simbol resistor tetap : Gambar II.1 simbol resistor tetap Untuk mengetahui nilai hambatan suatu resistor dapat dilihat atau dibaca dari warna yang tertera pada bagian luar badan resistor tersebut yang berupa gelang warna[3]. Tabel II.1 Kode Warna pada Resistor No. Warna Nilai Faktor Pengali Toleransi 1 Hitam 0 1 2 Cokelat 1 10 ±1 % 3 Merah 2 102 ±2 % 4 Orange 3 103 5 Kuning 4 104 6 Hijau 5 105 7 Biru 6 106 8 Ungu 7 107 9 Abu-abu 8 108 10 Putih 9 109 11 Emas - 10-1 ±5 % 12 Perak - 10-2 ±10 % 13 Tanpa Warna - - ±20 % Gambar II.2 Urutan cincin warna pada resistor Misalnya resistor dengan cincin kuning, ungu, merah, dan emas. Cincin berwarna emas adalah toleransi. Dengan demikian urutan warna cincin resistor ini adalah cincin pertama berwarna kuning, cincin kedua berwarna ungu, cincin ketiga berwarna merah, dan cicncin keempat berwarna emas adalah cincin toleransi. Untuk mengetahui nilai resistansi dari resistor ini yaitu yang pertama yang dilakukan adalah menentukan nilai satuan dari resistor ini. Karena resistor ini resistor 5%, maka nilai satuannya ditentukan oleh cincin pertama dan kedua. Dari tabel II.1 diketahui cincin kuning nilainya =4 dan cincin ungu =7. Jadi cincin pertama dan kedua nilai satuannya adalah 47. Cincin ketiga adalah faktor pengali dan jika berwarna merah berarti faktor pengalinya adalah 100. Sehingga diketauhi nilai resistansi resistor tersebut adalah nilai satuan x adalah faktor pengali atau 47 x 100 = 4700 ohm = 4,7K ohm dan toleransinya ± 5%. Arti dari nilai toleransi adalah batasan nilai resistansi minimum dan maksimum yang dimiliki oleh resistor tersebut. Jadi, R = 4,7 KΩ ± 5%[3]. A. Resistor Tidak Tetap (variabel) Resistor tidak tetap adalah resistor yang nilai hambatannya tidak dapat diubahubah atau tidak tetap. Jenisnya yaitu hambatan geser,trimpot dan potensiometer[3]. 1. Potensiometer Resistor yang nilai resistansinya dapat dibuah-ubah dengan memutar poros yang telah tersedia. Potensiometer pada daaarnya sama dengan trimpot secara fungsional[3]. Gambar II.3 potensiometer 2. Trimpot Resistor yang nilai resistansinya dapat diubah-diubah dengan cara memutar porosnya menggunakan obeng. Untuk mnegtahui nilai hambatan pada trimpot dapat dilihat dari angka yang tercantum pada badan trimpot tersebut[3]. 3. Kapasitor Kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang dapat menyimpan dan melepaskan muatan listrik atau energi listrik. Kemampuan untuk menyimpan muatan listrik pada kapasitor disebut dengan kapasitansi atau kapasitas. Seperti halnya hambatan, kapasitor dapat dibagi menjadi kapasitor tetap dan kapasitor tidak tetap[2]. Kapasitor dapat dibedakan dari bahan yang digunakan sebagai lapisan diantara lempeng-lempeng logam yang disebut dielektrikum. Dielektrikum tersebut dapat berupa keramik, mika, mylar, kertas, polyester ataupun film. Satuan kapasitor adalah Farad, dimana 1 farad = 103 mF = 106 𝜇F = 109 nF =1012 pF. Untuk mengetahui besarnya nilai kapasitas atau kapasitansi pada kapasitor dapat dibaca melalui kode angka pada badan kapasitor tersebut yang terdiri dari 3 angka. Angka pertama dan kedua menunjukkan angkaatau nilai, angka ketiga menunjukkan faktor pengali atau jumlah nol, dan satuan yang digunakan ialah pikofarad (pF)[4]. 4. Dioda Dioda atau diode adalah sambungan bahan p-n yang berfungsi terutama sebagai penyearah. Bahan tipe-p akan menjadi sisi anode sedangkan bahan tipe-n akan menjadi katode. Bergantung pada polaritas tegangan yang diberikan kepadanya, diode bisa berlaku sebagai sebuah saklar tertutup (apabila bagian anode mendapatkan tegangan positif sedangkan katodenya mendapatkan tegangan negatif) dan berlaku sebagi saklar terbuka (apabila bagian anode mendapatkan tegangan negatif sedangkan katode mendapatkan tegangan positif)[3]. Macam-macam dioda : a. Dioda kontak titik Dioda ini dipergunakan untuk mengubah frekuensi tinggi menjadi frekuensi rendah. Contoh tipe dari dioda ini misalnya; OA 70, OA 90 dan 1N 60[3]. b. Dioda hubungan Dioda ini dapat mengalirkan arus atau tegangan yang besar hanya satu arah. Dioda ini biasa digunakan untuk menyearahkan arus dan tegangan[3]. c. Dioda Zener Dioda Zener adalah dioda yang bekerja pada daerah breakdown atau pada daerah kerja reverse bias. Dioda ini banyak digunakan untuk pembatas tegangan. Tipe dari dioda zener dibedakan oleh tegangan pembatasnya[3]. d. Dioda pemancar cahaya (LED) LED adalah kepanjangan dari Light Emitting Diode (Dioda Pemancar Cahaya). Dioda ini akan mengeluarkan cahaya bila diberi tegangan sebesar 1,8 V dengan arus 1,5 mA. LED banyak digunakan sebagai lampu indikator dan peraga (display)[3]. 5. Transistor Merupakan komponen elektronika yang terdiri dari tiga lapisan semikonduktor sebagai contoh NPN dan PNP. Transistor mempunyai tiga kaki yang disebut dengan Emitor (E), Basis/Base (B) dan Kolektor/collector (C)[1]. Gambar II.4 Simbol Transistor 6. Transformator Transformator disingkat dengan Trafo. Trafo terdiri dari dua buah lilitan yaitu lilitan primer dan lilitan skunder. Trafo bekerja berdasarkan sistem perubahan gaya medan listrik, yang dapat digunakan untuk menaikan atau menurunkan tegangan listrik AC[1]. Gambar II.5 Simbol Transformator Setiap sistem penyulutan komponen power elektronik atau komponen elektronika daya seperti Triac, Thyristor, dan lainnya sangat diperlukan untuk mengkonduksikan komponen tersebut. Dimana komponen yang disebutkan akan bekerja jika gerbang atau gete dari komponen tersebut diberi pulsa on. Sudut pulsa yang akan diberikan akan mempengaruhi lamanya komponen tersebut bekerja [5]. Salah satu alat pengaman atau isolasi dalam memberikan sinyal pulsa kepada komponen daya yaitu dengan menggunakan trafo pulsa. Dimana trafo pulsa tersebut dikontruksi dengan ratio 1 (satu). Rangkaian penyulut dengan rangkaian elektronika daya merupakan rangkaian terpisah. Dimana salah satu pemisah rangkaian tersebut digunakan trafo pulsa atau jenis lain berupa opto copler[6]. 7. Induktor Induktor merupakan alat untuk menyimpan energi listrik dalam medanmagnetik. Pengaplikasiannya berupa perangkat choke, filter dan rangkaian pemilih frekuensi. Karakteristik dari sebuah induktor biasanya ditentukan oleh bahan inti, jumlah lilitan dan dimensi-dimensi kumparannya[2]. Gambar II.6 Induktor Selain komponen diatas, komponen elektronik juga dapat dibagi menjadi [7] a. Analog komponen elektronik: komponen ini meliputi resistor, kapasitor, induktor, dioda, BJTs, FET dan lain-lain. Komponen elektronik digital: Ini termasuk gerbang logika IC, IC digital seperti mux, demux, encoder, decoder, pembanding dan lain-lain. b. IC sinyal Campuran: Analog ke Digital Converter, Digital ke Analog Converter, NE555 dll milik ini bagian. c. Advanced Digital IC: Mikroprosesor, Microcontrollers juga ditemukan dan termasuk kategori ini. d. komponen Memory: RAM, ROM, Hard-drive adalah komponen memori. II. 2 Alat Ukur Listrik Alat ukur listrik berfungsi dalam menguji baik atau tidaknya sebuah komponen elektronika. Baik berupa mengukur arus listrik yang melewati sebuah komponen, mengetahui tegangan rangkaian, dan sebagainya. Adapun alat ukur listrik yang sering digunakan diantaranya amperemeter, voltmeter, multimeter, dan osiloskop[1]. 1. Amperemeter Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik baik untuk DC maupun AC yang ada dalam rangkaian tertutup. Amperemeter biasanya dipasang berderet dengan elemen listrik. Cara menggunakannya adalah dengan menyisipkan amperemeter secara langsung ke rangkaian.[8]. Gambar II.7 Amperemeter 2. Voltmeter Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda potensial atau tegangan pada suatu rangkaian listrik. Misalnya untuk mengukur accumulator yang dianggap sebagai sumber tegangan maka volt meter tadi harus dipasang secara paralel terhadap sumber tegangan yang akan diukur[8]. Gambar II. 8 Voltmeter 3. Multimeter Multimeter adalah alat untuk mngukur listrik yang sering dikenal sebagai VOAM (VolT, Ohm, Ampere meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter), hambatan (ohm-meter), maupun arus (amper-meter). Ada dua kategori multimeter: multimeter digital atau DMM (digital multi-meter)(untuk yang baru dan lebih akurat hasil pengukurannya), dan multimeter analog. Masing-masing kategori dapat mengukur listrik AC, maupun listrik DC[8]. Gambar II.9 Multimeter digital dan multimeter analog BAB III METODOLOGI PERCOBAAN III.1 Waktu dan Tempat Praktikum komponen dan alat ukur listrik dilaksanakan di Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi Dasar Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin pada hari Jumat 23 September 2016 pukul 13.30-16.30 WITA. III.2 Alat dan Bahan III.2.1 Alat beserta fungsi Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : 1. Multimeter Gambar III.1 Multimeter Berfungsi untuk mengukur arus, tegangan (AC/DC), dan hambatan pada setiap komponen elektronika. 2. Kabel Jumper Gambar III.2 Kabel Jumper Berfungsi untuk menghubungkan komponen elektronika dalam rangakian pada papan rangkaian. 3. Papan Rangkaian Gambar III.3 Papan Berfungsi sebagai tempat meletakkan komponen yang akan diamati dan sebagai tempat perakitan rangkaian pengisian dan pengosongan kapasitor. 4. Catu Daya Gambar III.4 Catu Daya Berfungsi sebagai sumber tegangan pada percobaan pengisian dan pengosongan kapasitor. 5. Handphone Gambar III. 5 Stopwatch Berfungsi untuk menghitung waktu pada percobaan pengisian dan pengosongan kapasitor. 6. Kabel penghubung Gambar III.6 Kabel Penghubung Berfungsi sebagai penghubung antara komponen dengan multimeter maupun catu daya. III.2.2 Bahan beserta Fungsi Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah : 1. Resistor Tetap Gambar III. 7 Resistor Tetap Berfungsi sebagai objek percobaan yang akan dihitung nilai resistansi berdasarkan teori maupun secara praktek. 2. Potensiometer Gambar III. 8 Potensiometer Berfungsi sebagai objek yang akan diamati perubahan nilai resistansi pada kaki-kakinya dan perubahan nilai resistansi saat porosnya diputar. 3. Trimpot Gambar III.9 Trimpot Berfungsi sebagai objek yang akan diamati perubahan nilai resistansi pada kaki-kakinya dan perubahan nilai resistansi saat porosnya diputar. 4. LDR Gambar III.10 LDR 5. Resistor (a) (b) (c) Gambar III.11 (a)Kapasitor ELCO, (b)Kapasitor Mika, dan (c)Kapasitor Keramik Berfungsi sebagai objek yang akan diamati kode badan dan batas kerjanya. Sedangkan kapasitor ELCO juga digunakan sebagai objek pada percobaan pengisian dan pengosongan kapasitor. 6. Dioda (a) (b) (c) Gambar III.12 (a)Dioda Zener, (b)Dioda Semikonduktor, dan (c)LED Berfungsi sebagai objek yang diamati ada atau tidaknya arus yang mengalir untuk menentukan keadaan dioda baik atau buruk. III.2.3 Prosedur Percobaan III.2.3.1 Resistor Tetap 1. Mengambil tiga resistor tetap dengan warna cincin yang berbeda. 2. Membaca nilai resistansi pada setiap resistor berdasarkan warna cincinnya (nilai resistansi dapat dilihat pada tabel II.1). 3. Mencatat nilai resistansi yang didapatkan pada tabel hasil percobaan pada bagian resistansi pengukuran berdasarkan teori. 4. Mengambil multimeter yang telah dikalibrasi terlebih dahulu dan mengukur resistansi (hambatan) setiap resistor tadi. 5. Mencatat hasil yang didapatkan pada tabel hasil percobaan pada bagian resistansi pengukuran berdasarkan praktikum. 6. Membandingkan kecocokan nilai resistansi yang didapatkan pada saat pengukuran berdasarkan teori dan berdasarkan praktikum. III.2.3.2 Resistor Variabel 1. Menyiapkan resistor variabel, dimana resistor variabel yang digunakan dalam percobaan ini adalah potensiometer dan trimpot. 2. Mencatat nilai resistansi yang tertera pada badan potensiometer ke dalam table data. 3. Menyiapkan multimeter yang akan digunakan untuk mengukur resistansi potensiometer. 4. Menghubungkan salah satu kabel multimeter pada kaki satu potensiometer sedangkan kabel lainnya pada kaki tiga potensiometer. 5. Memutar poros potensiometer menggunakan obeng. 6. Mengamati ada atau tidak adanya perubahan nilai hambatan/resistansi yang ditunjukkan oleh multimeter. 7. Mencatat sifat yang didapatkan (konstan/variabel). Apabila pada multimeter jarum penunjuk skala menunjukkan nilai hambatan yang berubah-ubah apabila poros potensiometer diputar maka sifatnya ialah variabel sedangkan apabila pada multimeter jarum penunjuk skala menunjukkan nlai hambatan yang tetap (tidak bergerak/berubah) apabila poros potensiometer diputar maka sifatnya ialah konstan. 8. Melakukan perlakuan yang sama pada kaki satu dan dua , serta kaki dua tiga pada potensiometer. 9. Mencatat sifat yang ditimbulkan olehnya. 10. Mengulangi langkah 2-9 dengan perlakuan yang sama pada trimpot. III.2.3.3 Resistor LDR 1. Menyiapkan satu buah resistor LDR. 2. Meletakkan resistor LDR dibawah sumber cahaya. 3. Memasangkan resistor pada multimeter dengan menyambungkan kabel multimeter (+) pada salah satu kaki resistor, dan kabel multimeter (-) pada kaki resistor lainnya. 4. Mengamati dan mencatat nilai hambatan yang ditunjukkan pada multimeter. 5. Selanjutnya meletakkan resistor LDR dalam kondisi tanpa cahaya (menghalangi cahaya yang masuk pada resistor, bisa dengan menutup permukaan resistor menggunakan tangan). 6. Mengulangi langkah 4-5 pada resistor LDR dalam kondisi tanpa cahaya III.2.3.4 Kapasitor 1. Menyiapkan tiga jenis kapasitor, yaitu kapasitor ELCO, kapasitor Keramik dan kapasitor Mika. 2. Membaca nilai kapasitansi tiap-tiap kapasitor. 3. Mencatat nilai yang didapatkan pada table hasil percobaan. III.2.3.5 Induktor 1. Menyiapkan satu buah induktor yang akan dibaca nilai induktansinya. 2. Membaca ukuran lilitan dan hambatan pada induktor. 3. Menuliskannya dalam table hasil percobaan. III.2.3.6 Dioda 1. Menyiapkan tiga jenis dioda yang akan diambil datanya. Yaitu dioda LED, dioda zenner dan dioda semikonduktor. 2. Memasangkan kabel positif multimeter pada kaki negatif dioda LED dan kabel negatif pada kaki positif dioda. 3. Mengamati ada atau tidaknya arus yang mengalir pada dioda dan menulisnya pada table hasil pengamatan. 4. Mengulangi langkah 2-3 pada dioda jenis semikonduktor dan dioda zenner. III.2.3.7 Pengukuran pada Catu Daya 1. Mengatur nilai catu daya sebesar 4 volt. 2. Mengatur keluaran tegangan pada kapasitor sebagai tegangan AC. 3. Menempatkan jarum penunjuk skala pada multimeter pada pengukuran tegangan AC. 4. Menyalakan catu daya. 5. Mengukur keluaran tegangan oleh catu daya menggunakan multimeter. 6. Mencatat nilai tegangan keluaran catu daya pada tabel. 7. Mengulangi langkah 2-6 pada pengukuran tegangan AC untuk nilai 8 volt dan 12 volt. 8. Melakukan hal yang sama ketika hendak mengukur tegangan DC pada catu daya. III.2.3.8 Pengisian dan Pengosongan Kapasitor A. Pengisian Kapasitor 1. Merangkai komponen listrik seperti pada gambar dibawah: . Gambat III.14 Pengisian Kapasitor 2. Menyiapkan stopwatch yang berfungsi mengukur waktu yang dibutuhkan dalam pengisian kapasitor. 3. Menenpatkan kabel multimeter yang berfungsi mengukur tegangan kapasitor pada ujung ujung kaki kapasitor. 4. Menempatkan kabel multimeter lainnya yang berfungsi mengukur arus pada rangkaian pada kaki kaki resistor. 5. Mengatur catu daya yang agar mengeluarkan tegangan sebesar 8 volt. 6. Menyalakan catu daya bersamaan dengan menyalakan stopwatch. 7. Mencatat arus dan tegangan yang terukur pada kedua multimeter saat waktu menujukkan 3 detik. 8. Mengulangi langkah 7 pada detik ke-6, 9, dan 12. B. Pengosongan Kapasitor 1. Merangkai komponen listrik seperti pada gambar dibawah: Gambar III. 15 Pengosongan Kapasitor 2. Menyiapkan stopwatch yang berfungsi mengukur waktu yang dibutuhkan dalam pengisian kapasitor. 3. Menenpatkan kabel multimeter yang berfungsi mengukur tegangan kapasitor pada ujung ujung kaki kapasitor. 4. Menempatkan kabel multimeter lainnya yang berfungsi mengukur arus pada rangkaian pada kaki kaki resistor. 5. Mengatur catu daya yang agar mengeluarkan tegangan sebesar 8 volt. Kapasitor sebelumnya telah terisi muatan listrik terlebih dahulu. 6. Menyalakan catu daya bersamaan dengan menyalakan stopwatch. 7. Mencatat arus dan tegangan yang terukur pada kedua multimeter saat waktu menujukkan 3 detik. 8. Mengulangi langkah 7 pada detik ke-6, 9, dan 12. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Hasil IV.1.1 Tabel Data Tabel IV.1 Pengukuran Resistansi Tetap No Warna Resistansi A B Resistansi Pengukuran C D Teori (ohm) Praktek(Ohm) 1 Merah Merah Jingga Emas 22 x 103 ±5% 22.000 2 Hijau Biru Kuning Emas 56 x 103 ±5% 560.000 3 Coklat Hitam Jingga Emas 10 x 103 ±5% 10.000 Tabel IV.2 Kondisi Resistor Variabel No. Nama Nilai Resistor Bahan Resistansi Kaki-kaki (Ω) 1-3 1-2 Kondisi 2-3 (Baik/Buruk) 1 Potensiometer 20 K 21 (konstan) 5 10 Baik 2 Trimpot 55 (konstan) 20 30 Baik 50 K Tabel IV.3 Hambatan pada Resistor LDR Resistansi (Ω) Perlakuan Diberi cahaya 3 x 103 Tidak diberi cahaya 22 x 103 Tabel IV.4 Kapasitor No Jenis Batas Kode Badan Kerja 1 Elco 1000 𝜇𝐹 25 V 2 Mika 33 x 104 ± 6% pF 100 V 3 Keramik 33 x 103 ± 10% pF - Tabel IV.5 Induktor No 1 Panjang lilitan Nilai RL (mA) 2m 5cm, 300 mA 23 Tabel IV.6 Dioda No Jenis Dioda A-K K-A Keadaan 1 Zener 3,5 KΩ ∞KΩ Baik 2 Semi Konduktor 6 KΩ 22 KΩ Baik 3 LED Ada/Nyala Tidak/Nyala Baik Tabel IV.7 Tegangan No Nilai Catu Daya (V) 1 4 2 8 3 12 Kode Catu Daya CT-AC/ DC-05 Hasil AC DC 4 4,8 8 9,8 13 15 Tabel IV.8 Pengisian Kapasitor No T (s) 1 3 2 5 3 9 4 12 Resistansi Kapasitansi (K Ω) I(mA)/100 (𝜇𝐹) Vin (DC) volt 0.6 2 1000 0.3 0 0 Vout 2 3 3 3,2 3,2 Tabel IV.9 Pengosongan Kapasitor No T Resistansi Kapasitansi (s) 1 3 2 5 3 9 4 12 (K Ω) (𝜇𝐹) I(mA)/100 Vin (DC) Vout volt 1 2 2,2 0,5 1000 1,2 3,2 0,2 0,4 0,1 0,2 IV.1.2 Grafik A. Pengisian Kapasitor Tegangan Arus 1,5 tegangan arus 1,5 1 0,5 0 1 0,5 0 0 5 10 15 0 5 waktu 10 15 waktu (a) Grafik hubungan arus dan waktu (b) Grafik hubungan tegangan dan waktu B. Pengosongan Kapasitor Arus Tegangan 1,5 tegangan arus 1,5 1 0,5 1 0,5 0 0 0 5 10 15 waktu (a) Grafik hubungan arus dan waktu 0 5 10 waktu (b) Grafik hubungan tegangan dan waktu 15 BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Berdasarkan percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa : 1. Multimeter merupakan alat ukur listrik yang dapat berperan sebagai amperemeter maupun voltmeter karena daapat mengukur hamabatan, tegangan, dan kuat arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. 2. Komponen listrik terdiri komponen aktif dan pasif. Dimana komponen aktif adalah komponen yang dalam pengoperasiannya memerlukan sumber arus dan sumber tegangan sediri, seperti transistor. Sedangkan komponen pasih adalah komponen yang dalam pengoperasiannya tidak memerlukan sumber arus dan sumber tegangan sendiri, seperti resistor, kapasitor, dan induktor. 3. Pengkuran pembebanan catu daya dengan mengatur nilai catu daya dan melihat tegangan keluaran yang dihasilkan pengukuran tegangan pada AC maupun DC. 4. Banyaknya tegangan yang masuk dalam kapasitor sebanding dengan lamanya waktu pengisian begitu pula sebaliknya pada proses pengosongan dapat dilihat bahwa banyaknya tegangan yang keluar sebanding dengan lamanya waktu pengosongan. V.2 Saran V.2.1 Saran untuk Laboratorium Sebaiknya ruangan yang digunakan saat praktikum lebih luas agar praktikan lebih leluasa bergerak dan tidak saling mengganggu dengan praktikan lain. V.2.1 Saran untuk Asisten Adapun saran untuk asisten adalah pertahankan cara membimbing kepada praktikan agar praktikan lebih mudah dan cepat mengerti apa yang dijelaskan oleh asisten. IV.2 Pembahasan Secara teori pada percobaan mengukur resistansi pada resistor tetap dapat dilihat bahwa nilai pembacaan resistansi berdasarkan warna resistor harus sama dengan nilai pengukuran hambatan resistor menggunkan multimeter. Pada tabel data dilihat bahwa pada pengukuran dan pembacaan nilai hambatan pada resistor sudah sesuai dengan teori. Hal ini menunjukkan bahwa resistor dalam keadaan baik. Pada percobaan pengukuran nilai resistansi pada resistor variabel yaitu potensiometer dan trimpot, diketahui bahwa apabila sumbu putar pada potensiometer maupun trimpot diputar, pada kaki 1-3 tidak terjadi perubahan nilai hambatan (konstan) sedangkan pada kaki 1-2 dan 2-3 terjadi perubahan nilai hambatan, maka dapat disimpulkan keadaan potensiometer maupun trimpot tersebut adalah baik. Pada percobaan resistor LDR dapat diketahui bahwa nilai hambatan resistor LDR saat terkena cahaya lebih kecil (3 x 103 Ω ) dibandingkan saat resistor tidak mendapatkan cahaya atau keadaan gelap (22 x 103 Ω). Sehingga dapat disimpulkan bahwa intensitas cahaya mempengaruhi nilai hambatan yang terukur pada resistor LDR. Pada pembacaan nilai kapasitansi pada sebuah kapasitor memiliki beberapa aturan tersendiri yaitu tertera nilai kapasitansi badann dan batas kerjanya. Pada kapasitor ELCO biasanya ditulis dalam tiga angka. Dimana angka pertama dan kedua menunjukkan nilai kapasitansi sedangkan angka ketiga menunjukkan faktor pengali dimana satuan yang digunakan adalah pF. Pada percobaan ini, pada kapasitor ELCO tertera nilai 1000 𝜇𝐹 = 109 pF dengan batas kerja pada tegangan 25 V. Pada percobaan ini terbaca nilai kapasitansi dari sebuah kapasitor mika yaitu 33 x 104 ± 6% pF dengan batas kerja pada tegangan 100 V . Sedangkan pada kapasitor keramik terbaca 333K = 33 x 103 ± 10% pF. Aturan pembacaan ini juga berlaku pada kapasitor mika dan keramik tetapi bedanya pada kapasitor mika dan keramik biasanya tertera pula nilai toleransi untuk kapasitansi kapasitor dengan lambang huruf seperti K. Pada percobaan dioda digunakan tiga jenis dioda yaitu dioda semikonduktor, dioda LED dan dioda zenner. Pada dioda zenner, arus akan mengalir ketika kabel positif multimeter dikaitkan dengan kaki positif dioda dan kabel negatif multimeter dikaitkan dengan kaki negatif dioda. Begitupun sebaliknya, ketika kaki positif dioda dikaitkan dengan kabel negatif multimeter dan kaki negatif dioda dikaitkan dengan kabel positif multimeter maka dioda arus akan tetap mengalir. Hal ini menunjukkan bahwa dioda Zener dalam kondisi tidak baik. Hal tersebut dapat disebabkan oleh dioda Zener telah lama. Pada dioda semikonduktor bekerja prinsip sebaliknya yaitu arus akan mengalir ketika kabel negatif mutlimeter bertemu dengan kaki positif dioda dan kabel positif multimeter bertemu dengan kabel negatif dioda. Pada dioda LED dapat dilihat bahwa ketika kabel positif multimeter dikaitkan pada kaki positif dioda dan kabel negatif multimeter dikaitkan dengan kaki negatif dioda maka dioda LED akan menyala. Sedangkan apabila dilakukan hal sebaliknya dimana kaki positif dioda dikaitkan dengan kabel negatif multimeter dan kaki negatif dioda dikaitkan dengan kabel positif multimeter maka dioda tidak akan nyala. Hal ini menandakan bahwa dioda berada pada kondisi baik. Pada percobaan tegangan, secara teori saat pengaturan suatu nilai catu daya, keluaran tegangan pada AC maupun DC adalah sama. Namun, pada percobaan ini saat nilai catu daya 4, 8, dan 12 volt, tegangan keluaran pada AC dan DC bervariasi atau tidak sama. Hal tersebut mungkin disebabkan karena alat yang digunakan sudah tidak berfungsi dengan baik. Pada percobaan pengisian dan pengosongan kapasitor dapat dilihat bahwa banyaknya tegangan yang masuk dalam kapasitor sebanding dengan lamanya waktu pengisian begitu pula sebaliknya pada proses pengosongan dapat dilihat bahwa banyaknya tegangan yang keluar sebanding dengan lamanya waktu pengosongan. DAFTAR PUSTAKA [1]Sugiri. 2004. Elektronika Dasar dan Peripheral computer. Yogyakarta: Penerbit Andi [2]Tooley, Mike. 2002. Rangkaian Elektronik Prinsip dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga [3]Blocher, Richard. 2003. Dasar Elektronika.Yogyakarta: Andi Yogyakarta. [4]Zaki. 2005. Cara Mudah Belajar Merangkai Elektronika Dasar. Yogyakarta. Absolut [5]Aiyub, Zaid. 2013. Resistor Sebagai Pendeteksi Zero Cross Voltage Pada Sinkronisasi Pulsa Penyulut. Jurnal Energi Elektrik, vol.2, No.1. [6]Naga, Dali S. 2006. Perancangan dan Implementasi Alat Ukur Daya Listrik Arus Bolak-Balik Satu Fasa Berbasis Personal Computer. Jurnal Teknik Elektro, vol. 8, No.1, 29-43. [7]Debnath, Biswajit. 2015. Electronic Components (EC) Reuse and Recycling – A New Approach towards WEEE Management.656-668 [8]Daryanto. 2004. Pengetahuan Teknik Elektronika. Jakarta: Bumi Aksara