Uploaded by User35948

Laporan Satelit Altimetiri 1 SSH dan SLA Revisi

advertisement
TUGAS 03
Penentuan Nilai Sea Surface Height (SSH) dan
Sea Level Anomaly(SLA)
Nama
: Muhammad Nahdi Febriansyah
NRP
: 03311640000047
Kelas
: Satelit Altimetri
Dosen Pengampu
: Dr. Eko Yuli Handoko, ST, MT.
Tanggal Pengumpulan : 29 April 2019
DEPARTEMEN TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN, DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
limpahan karunia dan nikmatnya kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Satelit
Altimetri ini dengan tepat waktu. Laporan ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Satelit
Altimetri. Selesainya laporan ini tidak lepas dari berbagai pihak, oleh karena itu kami
mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1.
Tuhan yang memberikan kami kesehatan serta kesempatan untuk membuat laporan
ini,
2.
Bapak Dr. Eko Yuli Handoko, ST, MT selaku dosen mata kuliah Aanalisa Informasi
Geospasial,
3.
Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan laporan ini yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu.
Kami sadar laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporanlaporan selanjutnya. Semoga laporan ini dapat berguna dan bermanfaat untuk pengembangan
ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Surabaya, 14 April 2019
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 2
2.1 Satelit Altimetri ................................................................................................... 2
2.2 Sea Surface Height (SSH) ................................................................................... 3
2.3 Sea Level Anomaly (SLA) .................................................................................. 3
2.4 Jason-1 ................................................................................................................. 3
2.5 BRAT Broadview Radar Altimetry Toolbox ...................................................... 5
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM ......................................................................... 6
3.1 Alat dan Bahan .................................................................................................... 6
3.2 Diagram Alir ........................................................................................................ 6
3.3 Langkah- Langkah Praktikum ............................................................................. 7
BAB IV HASIL DAN ANALISA ....................................................................................... 11
4.1 Hasil dan Analisa ................................................................................................. 11
BAB V KESIMPULAN ....................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki 17.499 pulau dari
Sabang hingga Merauke. Luas total wilayah Indonesia adalah 7,81 juta km2 yang terdiri dari
2,01 juta km2 daratan, 3,25 juta km2 lautan, dan 2,55 juta km2 Zona Ekonomi Eksklusif
(ZEE), serta dengan panjang garis pantai 108.000 km. Merupakan suatu Negara dengan
wilayah yang luas dari pada daratan yang luas, maka dari Indonesia disebut sebagai Negara
Maritim.
Maka dari itu diperlukan system satelit untuk medapatkan data yang dibutuhkan untuk
mempelajari fenomena lautan. Maka diluncurkan beberapa satelit sesuai tujuan mempelajari
dinamika lautan yaitu satelit altimetri. Satelit Altimetri mulai berkembang sejak tahun 1973,
saat peluncuran Satelit Skylab oleh NASA. Satelit Altimetri pada prinsipnya mempunyai
tujuan memahami secara lebih mendalam system iklim global serta peran yang dimainkan
oleh lautan di dalamnya, yang kemudian dijabarkan sebagai berikut:
• Mengamati sirkulasi lautan secara global
• Memantau volume dari lempengengan es kutub
• Mengamati perubahan muka laut rata-rata secara global
Dengan kemampuannya mengamati topografi dan dinamika dari permukaan laut secara
kontinyu, maka satelit altimetry tidak hanya bermanfaat untuk perubahan muka laut rata-rata,
tetapi juga bermanfaat untuk aplikasi geodetic dan oceanografi seperti:
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Penentuan Sea Surface Height (SSH) dan Sea Level Anomaly (SLA)
Penentuan topografi permukaan laut (SST) dan es
Penentuan geoid di wilayah lautan
Penentuan karakteristik arus dan eddies
Penentuan tinggi dan panjang gelombang
Studi Pasang surut di lepas pantai
Penentuan kecepatan angina di permukaan laut
Penentuan batas wilayah laut dan es
Studi fenomena El Nino
Unifikasi datum tinggi antar pulau
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
a) Menentukan Sea Surface Height (SSH) Sea Level Anomaly (SLA) pada Indonesia
b) Mengaplikasi keilmuan tentang satelit altimetry menggunakan softwar BRAT
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Satelit Altimetri
Satelit Altimetri diperlengkapi dengan pemancar pulsa radar (transmiter),penerima pulsa
radar yang sensitif (receiver), serta jam berakurasi tinggi. Padasistem ini, altimeter radar yang
dibawa oleh satelit
memancarkan pulsa-pulsa
gelombang elektromagnetik (radar)
kepermukaan laut. Pulsa-pulsa tersebut dipantulkan balik oleh permukaan laut dan diterima
kembali oleh satelit. Informasi utama yang ingin ditentukan dengan satelit altimetri adalah
topografi dari muka laut. Hal ini dilakukan dengan mengukur ketinggian satelit di atas
permukaan laut dengan menggunakan waktu tempuh dari pulsa radar yang dikirimkan
kepermukaan laut, dan dipantulkan kembali ke satelit.
Gambar 1. Satelit Altimetri (Fu and Cazenave, 2011)
Untuk mengeliminasi efek dari gelombang serta gerakan muka laut berfrekuensi tinggi
lainnya, jarak ukuran adalah jarak rata-rata dalam daerah footprint. Dari data rekaman waktu
tempuh sinyal kita dapat menentukan posisi vertikal permukaan laut, topografi muka laut
(SST), Undulasi Geoid, Topografi es, lokasi dan kecepatan arus laut. Dari data amplitudo
gelombang pantul kita dapat memperoleh informasi mengenai kecepatan angin sepanjang
permukaan groundtrack satelit, dan batas laut serta es. Sementara itu dari data bentuk dan
struktur muka gelombang pantul kita dapat melihat tinggi gelombang, panjang gelombang
dominan, informasi termoklin, dan kemiringan lapisan es.
2
2.2 Sea Surface Height (SSH)
Sea Surface Height (SSH) didefinisikan sebagai tinggi permukaan laut dihitung dari
ellipsoid referensi. SSH bermanfaat untuk menentukan geoid, topografi dinamik muka
airlautdanperhitunganperubahantinggimukaairlaut.
SSH= H – R – Rkoreksi
SSH = H – R – Rdry – Rwet – Riono – RSSB – RDAC – Rtides – RMSS
dimana :
H = tinggi satelit di atas elipsoid (m)
R = tinggi satelit altimeter di atas muka laut (m)
Rkoreksi = total koreksi (mm)
Rwet = koreksi troposfer basah (mm
Rdry = koreksi troposfer kering (mm)
Riono = koreksi ionosfer (mm)
RSSB = koreksi bias permukaan laut (mm)
Rtides = koreksi efek pasang surut laut (mm) → yang terdiri dari Ocean tides, Solid Earth
tides, Pole tides,dan load tides
RDAC = koreksi dinamika lapisan atmosfer (mm)
RMSS = reduksi tinggi geoid atau mean sea surface (mm)
2.3 Sea Level Anomaly (SLA)
Sea Level Anomaly (SLA) adalah didefinisikan sebagai tinggi permukaan laut di atas
permukaan geofisik dikurangi efek geofisik seperti pasang surut, pengaruh tekanan atmosfer,
dan efeklainnya. Perubahan permukaan laut ini Dihitung dari permukaan ellipsoid, dan telah
dikurangi dengan nilai Mean Sea Surface. Perhitungan SLA :
SLA = H – R – Rdry – Rwet – Riono – RSSB – RDAC – Rtides – RMSS
2.4 Jason-1
Jason-1 merupakan misi gabungan Badan Antariksa Prancis, "Centre National d'Etudes
Spatiales" (CNES) dan Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA) Amerika Serikat
untuk mempelajari sirkulasi global dari ruang angkasa. Misi tersebut menggunakan teknik
altimetri satelit untuk melakukan pengamatan permukaan laut yang akurat dan akurat selama
beberapa tahun. Jason-1 diluncurkan pada 7 Desember 2001 dan dinonaktifkan pada 21 Juni
2013.Jason-1 adalah satelit lanjutan dari misi TOPEX / POSEIDON (T / P) yang sangat
sukses. Tujuan utama dari misi ini adalah untuk mengukur topografi permukaan laut
3
setidaknya pada tingkat kinerja T / P yang sama. Ini memberikan serangkaian waktu
pengukuran berkelanjutan yang akurat dari topografi laut tempat para ilmuwan dapat
menentukan sirkulasi umum lautan dan memahami perannya dalam iklim Bumi. Selain
produk data Jason-1 IGDR dan GDR utama yang disediakan dengan latensi 2-3 dan 30 hari,
masing-masing, Jason-1 juga mendukung persiapan layanan laut operasional dengan
menyediakan waktu-dekat-waktu-nyata yang tidak divalidasi (3 jam latensi) produk data
Jason-1, Operational Sensor Data Record (OSDR). Jason-1 adalah yang pertama dari
serangkaian satelit dua puluh tahun yang mengambil alih dari T / P, menandai dimulainya
altimetri satelit operasional.
Misi Jason-1 mendukung program penelitian baru seperti Program Variabilitas Iklim dan
Prediktabilitas (CLIVAR) dan Eksperimen Asimilasi Data Lautan Global (GODAE).
Payload Jason-1 (lihat Gambar 2) termasuk komponen berikut:
• Altimeter (Poseidon-2), disediakan oleh CNES - instrumen misi utama
• Microwave Radiometer (JMR), yang disediakan oleh NASA - untuk mengoreksi
pengukuran altimeter untuk penundaan rentang atmosfer yang disebabkan oleh uap air
• Sistem DORIS penentuan posisi radio, yang disediakan oleh CNES - untuk penentuan
orbit presisi menggunakan stasiun bumi khusus
• Laser Reflector Array (LRA), yang disediakan oleh NASA - untuk mengkalibrasi
sistem penentuan orbit
• Turbo Rogue Space Receiver (TRSR), yang disediakan oleh NASA - untuk
memberikan data posisi tambahan kepada DORIS dalam mendukung fungsi POD dan
untuk meningkatkan dan / atau meningkatkan model medan gravitasi
Gambar 2. Komponen utama dari satelit Jason-1
4
Fitur utama dari satelit Jason-1 dirangkum dalam tabel berikut:
2.5 BRAT Broadview Radar Altimetry Toolbox
Broadview Radar Altimetry Toolbox (BRAT) adalah kumpulan alat dan dokumen tutorial
yang dirancang untuk memfasilitasi pemrosesan data altimetri radar. BRAT mampu
menangani sebagian besar format data altimetri radar yang terdistribusi, menyediakan
dukungan untuk menelan, memproses, mengedit (sampai batas tertentu), menghasilkan
statistik, memvisualisasikan, dan mengekspor hasilnya. BRAT terdiri dari beberapa modul
yang beroperasi pada berbagai tingkat abstraksi. Modul-modul ini dapat berupa aplikasi
Graphical User Interface (GUI), alat baris perintah, antarmuka ke aplikasi yang ada (seperti
IDL dan MATLAB) atau antarmuka program aplikasi (API) ke bahasa pemrograman seperti
C, Fortran dan Python. Fungsi utama BRAT adalah:
• Impor Data dan Tampilan Cepat: alat dasar untuk mengekstraksi data dari format
standar dan menghasilkan gambar tampilan cepat.
• Ekspor Data: output data ke format biner netCDF, file teks ASCII, atau GeoTiff +
GoogleEarth (ekspor KMZ / KML); gambar raster (PNG, JPEG, BMP, TIFF, dan
PNM) dari visualisasi dapat disimpan.
• Statistik: perhitungan parameter statistik dari data.
• Kombinasi: perhitungan rumus yang melibatkan kombinasi bidang data (dan
penyimpanan rumus tersebut). • Resampling: pengambilan sampel data secara
berlebihan dan kurang; binning data. • Pengeditan Data: pemilihan data menggunakan
kriteria sederhana, atau kombinasi kriteria (yang juga dapat disimpan).
• Pertukaran: pengeditan dan kombinasi data dapat dipertukarkan antara pengguna.
• Visualisasi Data: menampilkan hasil, dengan preferensi yang ditentukan pengguna.
Penampil memungkinkan pengguna untuk menampilkan data yang disimpan dalam
format internal (netCDF).
• Unduh dan sinkronisasi berkala produk satelit dengan basis data RADS.
5
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dipakai adalah:
•
Laptop
•
Mouse
•
Software BRAT
•
File data Cycle pass Ascending dan Descending Satelit Altimetry Jason-1 di Indonesia
3.2 Diagram Alir
Mulai
Pengambila data cycle Jason -1
Studi Literatur
Pengolahan Data
Export data ke ASCII
Nilai SSH dan SLA
Selesai
Keterangan:
1. Pengambilan Data
Download data dengan FileZilla dengan host podaac-ftp.jpl.nasa.gov. Data yang
diambil adalah Cycle pada Jason-1 selama setahun pada 2002 pada pass Indonesia.
6
2. Pengolahan Data
Data Cycle yang telah di download, diolah menggunakan Software BRAT Broadview
Radar Altimetry Toolbox. Dengan filter Longitude 90 sampai 140 dan Latitude -20
sampai 20.
3. Export Data
Mengubah data menjadi format .txt dengan mendapat nilai besaran SSH dan SLA
sesuai koordinat Longitude dan Latitude.
3.3 Langkah Pengerjaan
Berikut langkah-langkah pengerjaan:
1. Buka Software BRAT→User Interface
7
2. Create a new workspace
3. Pada Workspace Dialog, beri nama file dan lokasi file yang akan disimpan.
8
4. Buat New Dataset, pada jendela New Dataset beri nama dataset
5. Ulangi langkah 4. untuk Cycle selama satu tahun, yaitu Cycle 11 sampai Cycle 47
(c011-c047). Sehingga seperti dibawah ini.
6. Buat New Directory, pilih File sesuai Dataset yang telah dibuat.
9
7. Pilih tab Filter. Set parameter pada kolom seperti gambar dibawah ini:
8. Buka tab Operation. Pada praktikum ini saya menggunakan Advanced
• Buat Operation
• Pada Data Expressions X→Longitude, Y→Latitude. Dan Data→SSHA dan SLA
(Insert Empty Expression)
• Export Operation→Export data menjadi ASCII
10
BAB IV
HASIL DAN ANALISA
4.1 Hasil dan Analisa
Lokasi praktikum pada tugas ini adalah di perairan Indonesia yang terletak pada
koordinat geografis dengan batas Latitude -20 sampai 20, dan Longitude 90 sampai 145.
Data yang digunakan adalah data cycle tahun 2002, dengan pass Ascending dengan angka
ganjil yaitu: 103,179, 1, 77, 153, 229,51, 127, 203, 25, 101, 177, 253 75, 151, 227. Sedangkan
pass Descending dengan angka genap yaitu: 14, 90, 192, 166, 242, 64, 140, 216, 38, 114, 190,
12, 88, 164,240, 62.
Hasil dari rata-rata setiap cycle nilai Sea Surface Hight (SSH) dan Sea Level Anomaly
(SLA) pada tabel berikut ini:
Cycle
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
SSH
0.007534899
0.005401232
0.002166317
0.006782275
0.002383228
0.000989348
0.011149157
-0.000934224
-0.002089972
0.007564101
0.008195523
0.007148023
0.002947748
-0.005391314
-0.015816854
-0.007946474
11
SLA
0.016333761
0.024450466
0.011001304
0.024736012
0.018625096
0.015064327
0.024734982
0.008992044
0.008611901
0.021044698
0.016483535
0.020100325
0.015689755
0.013244640
-0.000704156
0.014238339
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
-0.005202527
-0.009061596
-0.004663441
-0.013175760
-0.005732431
0.004586515
-0.001206716
-0.001856587
0.005624952
0.006895474
-0.008945447
-0.008431461
0.002118459
0.006400489
-0.000663239
-0.005511705
-0.003344738
-0.009245226
-0.002087963
-0.009625825
-0.013020794
0.011852299
-0.009103130
0.011578363
-0.007109214
0.009803853
0.013087828
0.020202761
0.009153119
0.032426962
0.017264045
0.002136710
-0.000161282
0.022902484
0.012651577
0.008979649
0.008601997
0.010749010
0.005658852
0.004356305
0.001931091
-0.008448471
Grafik Nilai SSH dan SLA
0.040000000
0.030000000
0.020000000
0.010000000
0.000000000
11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47
-0.010000000
-0.020000000
SSH
SLA
Dari tabel dan grafik diatas didapat nilai SSH minimum sebesar -0.015816854,
maksimum sebesar 0.011149157. Sedangkan nilai SLA minimum sebesar -0.009103130 dan
nilai maksimum sebesar 0.032426962
12
BAB V
KESIMPULAN
Pada Praktikum ini menggunakan data Cycle Satelit Altimetri tahun 2002, dengan pass
Ascending dengan angka ganjil yaitu: 103,179, 1, 77, 153, 229,51, 127, 203, 25, 101, 177,
253 75, 151, 227. Sedangkan pass Descending dengan angka genap yaitu: 14, 90, 192, 166,
242, 64, 140, 216, 38, 114, 190, 12, 88, 164,240, 62. Didapat nilai SSH minimum sebesar
-0.015816854, maksimum sebesar 0.011149157. Sedangkan nilai SLA minimum sebesar
-0.009103130 dan nilai maksimum sebesar 0.032426962
13
DAFTAR PUSTAKA
Kusumawardhana, Dwipayana. 2012. Analisa Sea Level Anomaly Menggunakan Retracking
Waveforms dari data Satelit Altimetri Jason-2 (Studi Kasus: Pesisir Pulau Bali).
Surabaya: Teknik Geomatika FTSP ITS
Raharjanto, Lukman. STUDI PASANG SURUT DI PERAIRAN INDONESIA DENGAN
MENGGUNAKAN
DATA SATELIT ALTIMETRI JASON-1. Surabaya: Teknik
Geomatika FTSP ITS
Wuriatmo, Hastho. 2011. Analisa Sea Level Rise Dari data
Satelit Altimetri
TOPEX/POSEIDON, JASON-1 DAN JASON-2 di Perairan Laut Pulau Jawa Periode
2000-2010. Surakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNS
Anonym.2016. Handbook Jason-1v5.1 April2016.
14
Download