Uploaded by Rimbael Stheven

Bagan 1

advertisement
Bagan 1
Struktur Pemerintahan Negeri Honitetu
Pendidikan merupakan suatu faktor yang dapat menjamin seseorang yang dapat
mengatur dirinya dan kehidupan sosial mahkluk Tuahan, maka melalui pendidikan seseorang
dapat dibina kearah keluhuran dalam budi agar tingkalakuh dalam hidupnya dapat
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Melalui proses pendidikan akan tercipta
masyarakat yang betul-betul berkepribadian bangsa, selain mencerdaskan corak kehidupan
bangsa dan mampu mengikuti ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berbicara mengenai pendidikan maka dapat dijelaskan bahwa di Karlutu terdapat 1
gadung sekolah Paud sedangkan untuk SD, SMP dan SMA berada dinegri-negeri tetanga,
berikut ini akan dijelaskan kompesisi penduduk Karlutu menurut tingkat pendidikan pada
tahun 2019.
Tabel 3
Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No
Tingkat Pendidikan
Jumlah
1
SD
78
2
SMP
103
3
SMA
61
4
Perguruan Tinggi
27
5
Putus Sekolah
123
6
Belum Sekolah
85
Jumlah
477
Sumber: Kantor Negeri Karlutu 2018
1. Agama dan Kepercayaan
Sebelum masuknya agama-agama “baru”, masyarakat Karlutu menganut keprcayaan
animisme dan dinamisme kepercayaan bahwa benda-benda didalm alam memiliki roh
sehingga mereka menyembah dan menggantungkan hidupnya pada kekuatan-kekuatan lainya
yang diangap sebagai sumber kekuatan yang mempunyai pengaruh besar atas nasib manusia.
Pengenalan akan agama di Karlutu pada umumnya di peroleh dari portugis dan belanda.
Agama sagatlah penting bagi pembagunan mental, spiritual dengan didasari kepercayaan yang
dianut oleh masing-masing individu. Agama dalam aplikasinya, dimana di jadikan sebagai
panutan dalam mengatur manusia dengan sang pencipta. Selain itu juga agama menjadi
pedoman bagi manusia dalam mengatur pelaksanaan hidupnya penduduk karlutu pada
umumnya mengandung agama Kristen protestan, sehingga dapat dikatakan agama Kristen
protestan mayoritas.
Setiap manusia di wajibkan untuk menjalankan agamanya masing-masing, sehingga
dengan ketaatannya terhadap agama maka secara tidak langsung telah mengajarkan manusia
untuk patut serta disiplin dalamkehidupan ke depan. Masyarakat desa Karlutu dalam
kehidupan mereka tidak pernah melakukan ajaran terutama dalam pelaksanaan ibadah. Oleh
karena masyarakat yang bercirikan agamis, memegang teguh ajaran-ajaran agama terhadap
mengimplementasikan dalam kehidupan keseharian mereka.
Sebab itu untuk menjalankan ajaran agama tersebut, maka massyarakat membutuhkan
fasilitas, sarana dan prasarana keagamaan dalam proses peribadatan. Desa Karlutu berdiri
sebuah gedung gereja Betahania yang di bangun pada tahun 1882 hingah sampai sekarang
gedung gereja masi tetap dipergunakan sebagai tempat peribadatan.
2. Sejarah Singkat Negeri Karlutu Kara
Dahulu kala leluhur kita tinggal bersama leluhur negeri-negeri lain yang ada di pulau
seram Nunusaku. Setelah pecahnya perang Nunusaku maka leluhur Negeri Karlutu Kara
tergabung dalam rumpung patalima ( 5 suku ) yang menuju kesapulau latale setelah di sapulau
latale, terjadi peristiwa besar yang menyulut perang antar orang-orang patalima, yakni
pembunuhan terhadap Puteri Rapie Hainuele. Rapie Hainuele artinya Puteri Kelapa, alkisah
sang putri ditemukan oleh seorang yang bernama tuale. Tuale dalam keseharian-Nya sebagai
petipar tuak kelapa ( sageru kelapa ). Suatu ketika pada saat ia sementara mengiris mayang
kelapa, jari tangan-Nya ter-iris dan mengeluarkan darah, tetesan darahnya menetes pada
dahan-dahan kelapa. Keesokan harinya ketika ia kembali untuk melakukan pekerjaan menipar
ternya dijumpai olehnya seorang anak perempuan di pohon kelapa yakni ditempat tetes
darahnya itu. Anak tersebut kemudian dipelihara olehnya, dengan hanya memberi air sageru
kelapa sebagai makanan-Nya. Rapie Hainuele tumbuh sebagai puteri cantik, ia berpakai emas
dan menjadi rebutan lelaki diwaktu itu.
Suatu ketika ada pesta besar sapulau latale. Pesta itu dalam Bahasa adat di kenal dengan
istilah kahua. Seluruh masyarakat sapulau latale menghadiri acara akbar itu. Menurut cerita,
kahua itu berjumlah Sembilan puluh Sembilan lingkaran. Tuale dan sang puteri berada di
lingkaran kesembilan. Dalam kahua itu terjadi perebutan terhadap sang puteri, perebutan itu
berbuntut pembuuhan terhadap sang puteri.
Seluruh pakaian kemegahan sang puteri kemudian dirampas. Tuale berupaya melerai
namun yang dia dapatkan hanyalah sepenggal apane dari sang puteri. Upaya dari tuale untuk
melarai peristiwa tersebut menjadikan kapitan-kapitan besar dikala itu menyebutkan-Nya
dengan istilah “ Kulutu” yang artinya tukang pele.
Ketika pembunuhan itu terjadi maka muncul-lah perang antar suku yang begitu hebat.
Tuale dan orang sapulau latale yang ada di lingkara ke Sembilan itu tergabung dan menyebut
diri mereka kulutu. Orang-orang kulutu lalu melakukan perjalana keluar dari sapulau latale.
Perjalanan nomaden yang ditempuh dalam kurun waktu yang cukup lama, tersebut di rasakan
tidak aman. Dari tama siwa mereka melakukan perjalanan lagi dan tiba di patuwaoi. Dengan
demikian semenjak pecahnya sapulau latale akibat pembunuhan terhadap Puteri Rapie
Hainuele, disitulah awal terbentuknya masyarakat karlutu kara.
Struktur Pemerintahan Negeri Karlutu Kara
Download