PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH Skripsi, Tesis, Dan Artikel Hasil Penelitian Tim Penyusun Edisi Kedelapan : Ketua : Anggota : Dr. Hj. Nuraini Asriati, M.Si Dr. Antonius Totok Priadi, M.Pd Dr. Ikhsanuddin. M.Pd Dr.Suhardi Marli, M.Pd Dr. Edy Tandililing,M.Pd Dr. Touvan Juni Samodra,M.Pd FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNTAN PONTIANAK i Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Artikel, Makalah & Laporan Penelitian Edisi Kedelapan (revisi) ini diterbitkan oleh FKIP Untan Pontianak Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura Jl. Jend. Ahmad Yani/Jl. Tut Wuri Handayani Telp./Fax. (0561)740144 Email: ……… Website: www.untan.ac.id Cetakan I Edisi Kedelapan (revisi) : Januari 2017 ISBN: ……………………………… Pedoman Penulisan Karya Ilmiah FKIP Untan edisi kedelapan ini merupakan revisi dari edisi sebelumnya ii KATA PENGANTAR Revisi Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ini dilakukan guna memenuhi kebutuhan yang dirasakan oleh civitas academika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura seiring dengan perubahan dinamika penulisan karya ilmiah. Pedoman ini terdiri atas Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, Artikel, Makalah dan Laporan Penelitian. Pedoman ini terutama dimaksudkan bagi penulisan skripsi dan tesis yang dilakukan oleh mahasiswa Program Sarjana dan Pascasarjana yang ada di lingkungan FKIP Untan. Pada edisi kedelapan ini terdapat beberapa penambahan (tidak terjadi perubahan mendasar dibandingkan dengan edisi sebelumnya), yakni, tentang jenis jenis penelitian seperti penelitian kuantitatif, kualitatif, pengembangan, dan penelitian tindakan kelas, ruang lingkup dan kode etik penulisan karya ilmiah, artikel penelitian, yang disertai dengan contohcontoh pada lampiran serta penulisan artikel penelitian baik untuk mahasiswa maupun untuk dosen yang bersumber dari Simlitabmas Dikti. Ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah membantu penyelesaian penyusunan pedoman ini, dengan harapan dapat bermanfaat bagi keseragaman penulisan karya ilmiah di FKIP Untan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk perbaikan pedoman penulisan karya ilmiah ini, namun tidak menutup kemungkinan masih terdapat kekurangan maupun kekeliruan. Oleh karena itu, saran dan masukan sangat dibutuhkan untuk perbaikan pedoman ini pada edisi berikutnya. Akhirnya, semoga pedoman ini dapat bermanfaat terutama bagi civitas academika di lingkungan FKIP Untan. Pontianak, Januari 2017 Dekan Dr. H. Martono, M.Pd. iii DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR .................................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. iii iv vii BAB I RUANG LINGKUP PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH................. 1 A. Jenis-jenis Karya Ilmiah ............................................................................................. 1 B. Tata Tulis .................................................................................................................... 2 BAB II KODE ETIK PENULISAN KARYA ILMIAH .............................................. 3 BAB III KOMPOSISI SKRIPSI/TESIS ....................................................................... 7 A. Umum ...................................................................................................................... 7 B. Sistematika .............................................................................................................. 9 C. Isi Bagian Awal, Bagian Inti, dan Bagian Akhir ..................................................... 9 BAB IV PENULISAN KUTIPAN, RUJUKAN, TABEL, DAN GAMBAR .............. 34 A. Kutipan .................................................................................................................... 34 B. Daftar Rujukan ........................................................................................................ 37 C. Penyajian Tabel ....................................................................................................... 45 D. Penyajian Gambar ................................................................................................... 47 BAB V PENELITIAN KUANTITATIF ...................................................................... 49 A. Sistematika .............................................................................................................. 49 B. Isi Bagian Awal, Bagian Inti, dan Bagian Akhir ..................................................... 50 BAB VI PENELITIAN KUALITATIF......................................................................... 63 A. Sistematika .............................................................................................................. 63 B. Isi Bagian Awal, Bagian Inti, dan Bagian Akhir ..................................................... 65 BAB VII PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) .............................................. 70 iv A. Sistematika .............................................................................................................. 71 B. Isi Bagian Awal, Bagian Inti, dan Bagian Akhir .................................................... 72 BAB VIII PENELITIAN DESAIN DAN PENGEMBANGAN .................................. 79 A. Sistematika .............................................................................................................. 79 B. Isi Bagian Awal, Bagian Inti, dan Bagian Akhir ..................................................... 81 BAB IX PENULISAN ARTIKEL HASIL PENELITIAN .......................................... 92 A. Sistimatika Penulisan Artikel Hasil Penelitian ........................................................ 92 B. Aturan Umum ......................................................................................................... 92 C. Tata Cara Pengutipan ............................................................................................. 97 D. Aturan Tambahan .................................................................................................... 97 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 100 LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................................. 101 v DAFTAR TABEL TABEL 3.1: TABEL 4.1: TABEL 8.1: TABEL 9.1: Halaman Aturan Umum Penulisan Skripsi/Tesis ................................................ 7 Guideline for unbised language ........................................................... 46 Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT)..................................................... 83 Daftar Kesalahan yang Sering Muncul dalam Penulisan Artikel......... 98 vi DAFTAR GAMBAR GAMBAR 5.3: Halaman Perbandingan Silabus Lama dan Baru ................................................. 48 vii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran1 Lampiran2 Halaman Peraturan Menteri Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiasi di Perguruan Tinggi .................................... 101 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 ......................................................................... 110 viii BAB I RUANG LINGKUP PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH A. Jenis-Jenis Karya Ilmiah Sesuai dengan cirinya karya tulis ilmiah dapat berwujud dalam bentuk makalah (dalam seminar atau simposium), artikel, laporan, skripsi, tesis, yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Adapun jenis Karya Ilmiah yang dijelaskan dalam buku ini antara laian ; 1) Skripsi Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasar pendapat orang lain dimana karya ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan, didukung data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung; observasi lapangan atau penelitian di laboratorium, atau studi kepustakaan dan dipertahankan di depan sidang ujian (munaqasyah) dalam rangka penyelesaian studi tingkat Strata Satu (S1) untuk memperoleh gelar Sarjana. Perbedaan mendasar antara skripsi dengan tesis adalah kedalaman dan keluasan analisis, baik secara kuantitas maupun kualitas. Secara kuantitas, misalnya pada penelitian kuantitatif, jumlah variabel yang diteliti dalam tesis haruslah lebih luas dan/atau lebih banyak dibandingkan dengan skripsi, sementara pada penelitian kualitatif ditinjau dari kedalaman kajian, tesis harus lebih komprehensif dibandingkan dengan skripsi. Secara kualitas perbedaan antara skripsi dengan tesis adalah pada tataran konseptual yang dikaji dalam penelitian, walaupun secara operasional sulit dilakukan pembedaan tersebut. 2) Tesis Tesis, adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat program Strata Dua (S2), yang diajukan untuk dinilai oleh tim penguji guna memperoleh gelar Magister. Tesis atau Master Thesis ditulis bersandar pada METODE; METODE penelitian dan METODE penulisan. Standarnya digantungkan pada institusi, 1 terutama pembimbing. Dengan bantuan pembimbing, mahasiswa merencanakan (masalah), melaksanakan; menggunakan instrumen, mengumpulkan dan menjajikan data, menganalisis, sampai mengambil kesimpulan dan rekomendasi. Luasan kajian tesis, khususnya pada penelitian kuantitatif adalah jumlah variabel pada skripsi dianjurkan minimal dua (dikecualikan pada penelitian analisis faktor, boleh satu variabel, tetapi dengan subvariabel yang relatif banyak), sementara pada tesis minimal tiga variabel. 3) Artikel, Makalah dan Laporan Penelitian Artikel ilmiah adalah karya tulis yang dibuat dimaksudkan untuk dimuat dalam jurnal atau buku kumpulan artikel. Artikel ilmiah dapat berupa hasil penelitian, hasil pemikiran dan studi pustaka, dapat dibuat oleh mahasiswa, dosen, pustakawan, dan civitas akademika lainnya. Makalah adalah karya ilmiah yang memuat hasil pemikiran tentang sebuah topik/tema yang ditulis secara sistematis dan terdapat analisis secara objektif. Bagi mahasiswa, makalah dapat berupa tugas terstruktur yang diberikan oleh dosen untuk memenuhi syarat memperoleh nilai mata kuliah. Sementara dosen adakalanya membuat makalah demi kepentingan presentasi dalam seminar dan kegiatan ilmiah lainnya. Laporan penelitian lebih dimaksudkan kepada laporan penelitian yang memuat tentang proses dan hasil penelitian yang dapat dilakukan oleh dosen dan mahasiswa. B. Tata Tulis Dalam penulisannya dituntut kemampuan dalam menggunakan istilah tehnis; dari istilah sampai tabel, dari abstrak sampai bibliografi. Artinya, kemampuan mandiri sekalipun dipandu dosen pembimbing menjadi hal sangat mendasar. Tata tulis yang berlaku di dalam semua karya tulis ilmiah di FKIP Untan menggunakan bahasa Indonesia ragam baku. Kecuali hal-hal yang berlaku khusus pada bidang ilmu tertentu, semua tata cara penulisan menggunakan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) sesuai Surat Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015. Secara lengkap, peraturan tersebut dapat dilihat pada lampiran 2. 2 BAB II KODE ETIK PENULISAN KARYA ILMIAH Proses penulisan karya ilmiah mempunyai kode etik atau etika yang harus digunakan oleh seorang penulis ketika menulis sebuah karya atau artikel ilmiah. Kode etik penulisan karya ilmiah secara garis besar adalah pengakuan bahwa karya itu adalah murni hasil karya pribadi, kalau pun harus mengutip tulisan ide atau pokok fikiran dari orang lain maka kita harus mencantumkan sumber ide pokok fikiran tersebut sehingga tulisan tersebut tidak termasuk katagori Plagiasi. Penulisan karya ilmiah harus memenuhi kategori terhindar dari kecurangan-kecurangan, dan tindakan yang dapat merugikan pihak lain, sehingga diperlukan kode etik yang merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati. Kode etik dapat berupa norma sosial dan norma hukum. Norma ini berkaitan dengan pengutipan dan perujukan, perizinan terhadap bahan yang digunakan dan penyebutan sumber data atau informasi. Dalam penulisan karya ilmiah, penulis harus secara jujur menyebutkan rujukan terhadap bahan atau pikiran yang diambil dari sumber lain. Pemakaian bahan atau pikiran dari suatu sumber atau orang lain yang tidak disertai dengan rujukan dapat diidentikan dengan pencurian. Plagiat merupakan tindak kecurangan yang berupa pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain yang diakui sebagai hasil tulisan atau pemikiran orang lain yang diakui sebagai hasil tulisan atau hasil pemikirannya sendiri. Oleh karena itu, penulis skripsi dan tesis wajib membuat dan mencantumkan pernyataan dalam skripsi, atau tesis bahwa karyanya itu bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Dalam menulis karya ilmiah, rujuk-merujuk dan kutip-mengutip merupakan kegiatan yang tidak dapat dihindari. Kegiatan ini amat dianjurkan, karena perujukan dan pengutipan akan membantu pengembangan ilmu. 3 Dalam menggunakan bahan dari suatu sumber (misalnya instrumen, bagan, gambar, dan tabel), penulis wajib meminta izin kepada pemilik bahan tersebut. Permintaan izin dilakukan secara tertulis. Jika pemilik bahan tidak dapat dijangkau, penulis harus menyebutkan sumbernya dengan menjelaskan apakah bahan tersebut diambil secara utuh, diambil sebagian, domodifikasi atau dikembangkan. Kode etik adalah seperangkat norma yang perlu diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah. Norma ini berkaitan dengan pengutipan dan perujukan, perizinan terhadap bahan yang digunakan dan penyebutan sumber data atau informasi. Dalam penulisan karya ilmiah, penulis harus secara jujur menyebutkan rujukan terhadap bahan atau pikiran yang diambil dari sumber lain. Pemakaian bahan atau pikiran dari suatu sumber atau orang lain yang tidak disertai dengan rujukan dapat diidentikan dengan pencurian. Penulis karya ilmiah harus menghindarkan diri dari tindak kecurangan yang lazim disebut plagiat. Plagiat merupakan tindak kecurangan yang berupa pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain yang diakui sebagai hasil tulisan atau pemikiran orang lain yang diakui sebagai hasil tulisan atau hasil pemikirannya sendiri. Oleh karena itu, penulis skripsi dan tesis wajib membuat dan mencantumkan pernyataan dalam skripsi, tesis atau disertasinya bahwa karyanya itu bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Dalam menulis karya ilmiah, rujuk-merujuk dan kutip-mengutip merupakan kegiatan yang tidak dapat dihindari. Kegiatan ini amat dianjurkan, karena perujukan dan pengutipan akan membantu pengembangan ilmu. Dalam menggunakan bahan dari suatu sumber (misalnya instrumen, bagan, gambar, dan tabel), penulis wajib meminta izin kepada pemilik bahan tersebut. Permintaan izin dilakukan secara tertulis. Jika pemilik bahan tidak dapat dijangkau, penulis harus menyebutkan sumbernya dengan menjelaskan apakah 4 bahan tersebut diambil secara utuh, diambil sebagian, domodifikasi atau dikembangkan. Kode etik penulisan karya ilmiah di perguruan tinggi merupakan norma hukum, karena telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi (lihat lampiran 1). Pertimbangan pertimbangan etika yang perlu dipenuhi antara lain : 1. Kejujuran akademik yang tercermin dari : a. Skripsi/tesis yang disusun benar benar karya sendiri bukan hasil jiplakan b. Konsep dan kajian teori tidak dikutip secara langsung kecuali untuk kepentingan kajian sebagai penelitian yang relevan c. Cara membuat kutipan dari berbagai sumberreferensi sesuai dengan aturan yang lazim digunakan dalam karya ilmiah d. Semua referensi yang digunakan sebagai bahan kajian harus dicantumkan dalam daftar pustaka atau sebaliknya semua referensi yang terdapat di daftar pustaka hanya referensi yang dikutip 2. Keterbukaan, yaitu kesediaan untuk menerima kritik atau saran demi peningkatan kualitas hasil tulisan. 3. Menjaga kerahasiaan dan keamanan subyek penelitian. Tindakan kecurangan dalam penulisan karya ilmiah dapat berupa plagiasi, yakni tindakan mengakui hasil tulisan atau pemikiran orang lain sebagai hasil karya sendiri. Selain secara sengaja melakukan penjiplakan/plagiasi, kesalahan yang tergolong plagiasi tersebut acapkali terkait dengan rujukan dan pengutipan hasil karya atau pemikiran orang/sumber lain. Hal tersebut perlu menjadi perhatian civitas akademika di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura, dan dapat dilihat pada bagian lampiran pedoman ini. Tindakan yang dapat merugikan pihak lain di antaranya adalah menuliskan berita negatif/tidak menyenangkan/tidak diinginkan oleh sumber atau informan, misalnya hasil belajar siswa/mahasiswa yang relatif rendah/tidak tuntas. Tindakan tersebut dapat dihindari dengan menggunakan kode, inisial atau nama samaran, sehingga penulis sendiri yang mengetahui nama sumber atau informan tersebut. 5 Sebenarnya dalam dunia tulis menulis, kegiatan pengutipan atau rujukan pada karya tulis hasil dari tulisan orang lain merupakan hal yang wajar dan tidak dapat dihindarkan bahkan sangat dianjurkan karena justru hal tersebut bisa membuat sebuah karya tulisan ilmiah semakin berkembang dan kaya akan informasi hanya saja, seperti yang sudah dijelaskan di atasi, kita harus memperhatikan kode etik penulisan karya ilmiah tersebut. 6 BAB III KOMPOSISI SKRIPSI/TESIS 1. Umum TABEL 3.1: Aturan Umum Penulisan Skripsi/Tesis No Ragam Aturan Format 1 Ukuran kertas HVS A4 80 gsm 2 Jenis huruf Times New Roman size 12 3 Cetak tebal/Bold Judul, sub judul, semua judul (judul tabel, diagram, gambar dll) 4 Spasi Double 5 Margin 4 cm kiri, 3 cm kanan, 4 cm atas, dan 3 cm bawah Penulisan Sub Bab Ada dua macam cara (boleh pilih salah satu): 1. Gabungan Angka dan Huruf a. Bab: I, II, III, IV,dst. b. Sub bab tingkat 1: A, B, C, D,dst. c. Sub bab tingkat 2: 1, 2, 3, 4,dst. d. Sub bab tingkat 3: a, b, c, d,dst. e. Sub bab tingkat 4: 1), 2), 3), 4) dst f. Sub bab tingkat 5: a), b), c), d) dst g. Sub bab tingkat 6: (1), (2), (3), (4),dst. h. Sub bab tingkat 7: (a), (b), (c), (d),dst. 7 Contoh: BAB II KAJIAN TEORI A. Efektifitas 1. Pengertian Efektifitas 2. Tolak ukur efektifitas pembelajaran a. Pengorganisasian pembelajaran dengan baik 1) Materi 2) Metode 3) Media b. Komunikasi secara efektif 3. Pengertian pembelajaran B. Hasil Belajar … dst. Nomor dan judul bab diketik dengan huruf kapital cetak tebal seluruhnya. Nomor bab (BAB I, BAB II, BAB III, dst) diketik pada jarak 3 cm dari tepi atas di tengah tengah (simetris kiri kanan). Dibawahnya diketik judul bab. Jika judul bab lebih dari satu baris diketik dengan pola piramida terbalik. 2. Angka Semua a. Bab: I, II, III, IV, dst. b. Sub bab tingkat 1: 1.1, 1.2, 1.3, 1.4, dst. c. Sub bab tingkat 2: 1.1.1, 1.1.2, 1.1.3, 1.1.4, dst. d. Sub bab tingkat 3: 1.1.1.1, 1.1.1.2, 1.1.1.3, 1.1.1.4, dst. Contoh : BAB II KAJIAN TEORI 1. Efektifitas 1.1 Pengertian Efektifitas 1.2. Tolak ukur efektifitas pembelajaran 1.2.1 Materi 1.2.2 Metode 1.2.3 Media. dst 2. Pengertian pembelajaran 3. Pembelajaran komperatif … dst. 8 Sistematika Sistematika Skripsi dan Tesis sebagai laporan hasil penelitian kuantitatif dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir 1. Bagian Awal Halaman Sampul Lembar Logo Halaman Judul Lembar Persetujuan Lembar Pengesahan Pernyataan Keaslian Tulisan Abstrak Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran Daftar Lainnya 2. Bagian Inti (Lihat Pedoman pada setiap Jenis Penelitian) 3. Bagian Akhir Daftar Pustaka Lampiran-lampiran Riwayat Hidup Isi Bagian Awal, Bagian Inti, dan Bagian Akhir 1. Isi Bagian Awal Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang unsur-unsur bagian awal yang telah disebutkan di atas, berikut ini diuraikan isi yang terkandung dalam masingmasing unsur tersebut. 9 a. Halaman Sampul Halaman sampul berisi: judul secara lengkap (fon 14), kata Skripsi/Tesis (fon 14), sedangkan yang lainya fon 12 seperti nama dan nomor induk mahasiswa (NIM), lambang Universitas Tanjungpura dengan diameter 3 cm, dan diikuti dengan prodi, jurusan, fakultas, nama lengkap universitas (tidak boleh disingkat), dan tahun lulus ujian. Semua huruf dicetak dengan huruf kapital. Komposisi huruf dan tata letak masing-masing bagian diatur secara simetris, rapat, dan serasi dan warna sampul sama dengan warna FKIP, yaitu orange. Tulisan yang dicetak pada halaman sampul: a. Judul skripsi b. Kata “SKRIPSI” c. Kata “OLEH” d. Nama lengkap penulis e. NIM f. Logo Untan Berwarna g. Nama Program Studi h. Nama Jurusan i. Kata “FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN” j. Kata “UNIVERSITAS TANJUNGPURA” k. Kata “PONTIANAK” l. Tahun ujian skripsi/Tesis . 10 3 cm 4 cm 4 cm Contoh Halaman Sampul Skripsi PENGARUH PEMBELAJARAN LINTAS MINAT EKONOMI TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI MIA SMA NEGERI 10 PONTIANAK Font 14 5 Spasi SKRIPSI Font 12 5 Spasi OLEH HARISANDI F0111162 Font 12 6 Spasi 3 cm 6 Spasi PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU ILMU SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2015 11 Font 12 3 cm 3 cm 4 cm 4 cm Contoh Halaman Sampul Tesis INTERNALISASI MORALITAS EKONOMI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KOTA PONTIANAK Font 14 5 Spasi TESIS Font 12 5 Spasi OLEH ZAIDAN NIM F10211001 Font 12 6 Spasi 3 cm 6 Spasi PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2012 12 Font 12 3 cm 3 cm 4 cm 4 cm Contoh Halaman Sampul Artikel PENGARUH PEMBELAJARAN LINTAS MINAT EKONOMI TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI MIA SMA NEGERI 10 PONTIANAK Font 14 5 Spasi ARTIKEL Font 12 5 Spasi OLEH HARISANDI F0111162 Font 12 6 Spasi 3 cm 6 Spasi PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU ILMU SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2015 13 Font 12 3 cm 3 cm 4 cm 4 cm Contoh Halaman Sampul Makalah PENGARUH PEMBELAJARAN LINTAS MINAT EKONOMI TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI MIA SMA NEGERI 10 PONTIANAK Font 14 4 Spasi MAKALAH Font 12 1 Spasi 3 Spasi 4 Spasi OLEH WINDA EKA KARLINA DEWI NIM F01107093 Font 12 5 Spasi 3 cm 5 Spasi PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU ILMU SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2015 14 Font 12 3 cm 3 cm 4 cm 4 cm Contoh Halaman Sampul Laporan Penelitian PEMBELAJARAN KEWIRAUSAAN DI LINGKUNGAN KELUARGA PENGUSAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH Font 14 4 Spasi LAPORAN PENELITIAN Font 12 1 Spasi 3 Spasi 4 Spasi OLEH DRS. H. PARIJO, M.SI. NIP. ……………………………. Font 12 5 Spasi 3 cm 5 Spasi PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU ILMU SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2015 15 Font 12 3 cm b. Lembar Logo Lembar logo hanya berisi lambang UNTAN dengan ukuran diameter 3 cm. 3 cm 3 cm c. Halaman Judul Halaman judul terdiri dari dua halaman. Halaman pertama, isi dan formatnya sama dengan halaman sampul. Halaman judul lembar yang kedua memuat (1) judul skripsi yang diketik dengan huruf kapital, (2) teks Skripsi diajukan kepada Universitas Tanjungpura untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana/Pascasarjana (3) nama dan nomor induk mahasiswa, diketik dengan huruf kapital, dan NIM, (4) logo untan dengan diameter 3 cm. nama lengkap universitas (fakultas, dan jurusan) diketik dengan huruf kapital, (5) dan tahun lulus ujian. 16 3 cm 4 cm 4 cm Contoh Halaman Judul Skripsi (Lembar Kedua) PENGARUH PEMBELAJARAN LINTAS MINAT EKONOMI TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI MIA SMA NEGERI 10 PONTIANAK Font 14 4 Spasi SKRIPSI Font 12 1 Spasi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Font 12 4 Spasi OLEH HARISANDI NIM F01111062 Font 12 5 Spasi 3 cm 5 Spasi PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU ILMU SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2015 17 Font 12 3 cm 3 cm 4 cm 4 cm Contoh Halaman Judul Tesis (Lembar Kedua) INTERNALISASI MORALITAS EKONOMI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KOTA PONTIANAK Font 14 4 Spasi TESIS Font 12 1 Spasi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Studi Magister Pendidikan Ekonomi Font 12 4 Spasi OLEH ZAIDAN NIM F10211001 Font 12 5 Spasi 3 cm 5 Spasi PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2012 18 3 cm 3 cm d. Lembar Persetujuan Lembar persetujuan Skripsi/Tesis berisi pengesahan oleh para penguji, ketua program studi, dan dekan. Hal-hal yang dicantumkan dalam lembar persetujuan pembimbing adalah: (1) teks Skripsi/Tesis oleh ini telah disetujui untuk diuji, (2) nama lengkap dan nomor induk pegawai (NIP) Pembimbing I dan Pembimbing II. Pengesahan ini baru diberikan setelah diadakan penyempurnaan oleh mahasiswa yang bersangkutan sesuai dengan saran-saran yang diberikan oleh para penguji pada saat berlangsungnya ujian. Dalam lembar persetujuan dosen penguji dicantumkan tanggal-bulan-tahun dilaksanakannya ujian, tanda tangan, nama lengkap dan NIP dari masing-masing dewan penguji dan dekan/ketua program studi. 19 3 cm 4 cm 4 cm Contoh Lembar Persetujuan Pembimbing Skripsi PENGARUH PEMBELAJARAN LINTAS MINAT EKONOMI TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI MIA SMA NEGERI 10 PONTIANAK Font 14 5 Spasi HARISANDI NIM F01111062 Font 12 5 Spasi Font 12 Disetujui Pembimbing I Pembimbing II Font 12 Dr. Hj. Nur‟aini Asriati, M.Si NIP. ………………………… Drs. Agus Sastrawan, M. Si. NIP. ………………………… Disahkan Dekan, Font 12 Dr. Martono, M.Pd NIP. ………………………… 6 Spasi Font 12 Lulus tanggal: …………………….. 20 3 cm 3 cm 4 cm 4 cm Contoh Lembar Persetujuan Pembimbing Tesis INTERNALISASI MORALITAS EKONOMI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KOTA PONTIANAK Font 14 5 Spasi ZAIDAN NIM F10211001 Font 12 5 Spasi Font 12 Disetujui Pembimbing I Pembimbing II Font 12 Dr. Hj. Nur‟aini Asriati, M.Si NIP. ………………………… Drs. H. Parijo, M.Si. NIP. ………………………… Disahkan Dekan, Font 12 Dr. Martono, M.Pd NIP. ………………………… 6 Spasi Lulus tanggal: …………………….. Font 12 21 3 cm 3 cm 4 cm 4 cm Contoh Lembar Persetujuan dan Pengesahan Skripsi PENGARUH PEMBELAJARAN LINTAS MINAT EKONOMI TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI MIA SMA NEGERI 10 PONTIANAK Font 14 5 Spasi Font 12 HARISANDI NIM F01111062 5 Spasi Disetujui Pembimbing I Font 12 Pembimbing II Font 12 Dr. Hj. Nur‟aini Asriati, M.Si NIP. ………………………… Drs. Agus Sastrawan, M. Si. NIP. ………………………… Penguji I Penguji II Font 12 Prof. Dr. Junaidi H. Matsum, M.Pd NIP. ………………………… Drs. Rum Rosyid, M.M NIP. ………………………… Mengetahui Ketua Program Studi, Font 12 Dr.Okianna, M.Si. NIP. ………………………… 22 3 cm 3 cm 4 cm 4 cm Contoh Lembar Persetujuan dan Pengesahan Tesis INTERNALISASI MORALITAS EKONOMI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KOTA PONTIANAK Font 14 5 Spasi ZAIDAN NIM F10211001 Font 12 5 Spasi Font 12 Disetujui Pembimbing I Pembimbing II Font 12 Prof. Dr. H. Mashudi, M.Pd. NIP. ………………………… Dr. Hj. Nur‟aini Asriati, M.Si. NIP. ………………………… Penguji I Penguji II Font 12 Prof. Dr. Junaidi H. Matsum, M.Pd. NIP. ………………………… Dr. Endang P., M.Si. NIP. ………………………… Mengetahui Ketua Program Studi, Font 12 Prof. Dr. H. Mashudi, M.Pd. NIP. ………………………… 23 3 cm e. Pernyataan Keaslian Tulisan Pernyataan keaslian tulisan berisi pernyataan penulis bahwa isi skripsi yang ditulisnya bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang diaku sebagai hasil tulisan atau pemikirannya sendiri. Pengambilalihan karya orang lain untuk diakui sebagai karya sendiri merupakan tindak kecurangan yang lazim disebut plagiasi. Penulis karya ilmiah harus menghindarkan diri dari tindak kecurangan ini. 24 3 cm 4 cm 4 cm Contoh Pernyataan Keaslian Tulisan PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : M. Fadli Ramdani NIM : F01111057 Jurusan/ Prodi : P. IPS / Pendidikan Ekonomi Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benarbenar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut. Pontianak, Juni 2015 Yang Membuat Pernyataan Matrai 6000 Ttd M. Fadli Ramdani NIM. F011111057 25 3 cm f. Abstrak Abstrak merupakan paragraf yang paling penting. Sesaat setelah abstrak terbit di dalam suatu publikasi ilmiah berarti awal dari suatu perjalanan panjang dari tulisan yang bersangkutan dimulai karena abstrak akan masuk dalam berbagai indeks karya tulis ilmiah. Abstrak merupakan ringkasan singkat yang komprehensif dari suatu tulisan. Abstrak yang baik adalah yang akurat, padat, spesifik, nonevaluatif, koheren dan mudah dibaca. Panjang abstrak skripsi hasil penelitian maksimal satu halaman, spasi satu. Isi abstrak: 1) Masalah yang diteliti (satu kalimat jika mungkin) 2) Bentuk penelitian yang digunakan 3) Subjek/sampel (sebutkan karakteristiknya yang utama, misal: jumlah, tipe, umur, jenis kelamin, dan cara menentukan sampel) 4) Metode (alat, bahan, instrumen, prosedur pengumpulan data dan analisisnya) 5) Temuan utama (bila kuantitatif lengkap dengan statistiknya) 6) Kesimpulan dan implikasi atau aplikasinya. 26 3 cm 4 cm 4 cm Contoh Abstrak ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan mencatat jurnal penyesuaian perusahaan pada siswa kelas X Akuntansi IV SMKN 3 Pontianak. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan bentuk penelitian kualitatif. Sumber data penelitian ini kelas X Akuntansi IV dan datanya adalah lembar jawaban siswa ulangan materi jurnal penyesuaian serta hasil wawancara dengan guru akuntansi dan siswa kelas X Akuntansi IV. Hasil penelitian menunjukkan keterampilan membuat jurnal penyesuaian pemakaian persediaan sebesar 83% masuk kategori sangat baik, penyesuaian akun biaya dibayar dimuka sebesar 20% masuk kategori gagal, penyesuaian akun biaya yang terutang atau masih harus dibayar sebesar 86% masuk kategori sangat baik, penyusutan aktiva tetap sebesar 54% masuk kategori kurang, penyesuaian akun pendapatan diterima dimuka sebesar 3% masuk kategori gagal, dan penyesuaian akun pendapatan yang masih harus diterima sebesar 60% masuk katergori cukup。 Kata Kunci: Keterampilan Penyelesaian Materi, Jurnal Penyesuaian, dan Perusahaan Jasa 27 3 cm g. Kata Pengantar Kata Pengantar berisikan beberapa hal yaitu (1) Ucapan syukur; (2) Judul Penelitian; (3) Maksud/Tujuan; (4) Ucapan terima kasih, dan (5) Harapan akan kegunaan. Tulisan KATA PENGANTAR diketik dengan huruf kapital, simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Teks kata pengantar diketik dengan spasi ganda (dua spasi). Panjang teks tidak lebih dari satu halaman kertas ukuran A4. Pada bagian akhir teks (di pojok kanan-bawah) dicantumkan kata Penulis tanpa menyebut nama terang. 28 3 cm 4 cm 4 cm Contoh Kata Pengantar KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Keterampilan Penyelesaian Materi Jurnal Penyesuaian Perusahaan Jasa Pada Siswa Kelas X Akuntansi SMKN 3 Pontianak”. Penyusunan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tanjungpura Pontianak. Dalam penyusunan dan penyelesaian penulisan skripsi ini penulis mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Dr. Endang Purwaningsih, M.M selaku dosen pembimbing pertama. 2. ......................... (Dan seterusnya) Penulis telah berusaha secara maksimal dalam menulis skripsi ini. Namun skripsi ini kemungkinan masih terdapat kekurangan baik dari segi penulisan, materi maupun penyajiannya. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk memperbaiki skripsi ini. Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Pontianak, Juni 2015 Penulis 29 3 cm h. Daftar lsi Di dalam halaman daftar isi dimuat judul bab, judul subbab, dan judul anak subbab yang disertai dengan nomor halaman tempat pemuatannya di dalam teks. Semua judul bab diketik dengan huruf kapital, sedangkan judul subbab dan anak subbab hanya huruf awalnya saja yang diketik dengan huruf kapital. Daftar isi hendaknya menggambarkan garis besar organisasi keseluruhan isi. 30 3 cm 4 cm 4 cm Contoh Daftar Isi DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR .................................................................................. vii DAFTAR ISI ................................................................................................ x DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv ABSTRAK..................................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang .................................................................................. 1 B. Masalah Penelitian ............................................................................ 5 C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6 D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 7 E. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 16 A. Keterampilan Penyelesaian Materi Jurnal Penyesuaian .................... 16 B. Akuntansi Perusahaan Jasa ................................................................ 19 C. Jurnal Penyesuaian Perusahaan Jasa.................................................. 21 BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 29 A. Metode Penelitian ............................................................................. 29 B. Bentuk Penelitian ............................................................................... 30 C. Data dan Sumber Data ....................................................................... 31 31 3 cm i. Daftar Tabel Halaman daftar tabel memuat nomor tabel, judul tabel, serta nomor halaman tempat pernuatan setiap tabel. Judul tabel dalam daftar tabel harus sama dengan judul tabel yang terdapat di dalam teks. Judul tabel yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul tabel yang satu dengan yang lainnya diberi jarak dua spasi. j. Daftar Gambar Pada halaman daftar gambar dicantumkan nomor gambar, judul gambar, dan nomor halaman tempat pemuatannya dalam teks. Judul gambar yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul gambar yang satu dengan yang lainnya diberi jarak dua spasi. k. Daftar Lampiran Daftar lampiran memuat nomor lampiran, judul lampiran, serta halaman tempat lampiran itu berada. Judul lampiran yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul lampiran yang satu dengan yang lainnya diberi jarak dua spasi. l. Daftar Lainnya Jika dalam suatu skripsi banyak digunakan tanda-tanda lain yang mempunyai makna esensial (misalnya singkatan atau lambang-lambang yang digunakan dalam matematika, ilmu eksakta, teknik, dan bahasa), maka perlu ada daftar khusus mengenai lambang-lambang atau tanda-tanda tersebut. 32 2. Isi Bagian Inti (Lihat Pedoman pada setiap Jenis Penelitian) 3. Isi Bagian Akhir a. Daftar Pustaka Daftar Pustaka memuat buku-buku literatur, jurnal, dll yang digunakan dalam pembuatan skripsi dan tesis. b. Lampiran-Lampiran Lampiran hendaknya hanya berisi dokumen penting yang secara langsung perlu disertakan dalam suatu skripsi dan tesis, misalnya ringkasan analisis data penelitian dan salinan (fotokopi) surat ijin penelitian. Dokumen lain yang berupa data mentah, misalnya, tidak perlu disertakan daiam lampiran skripsi/tesis. Untuk mempermudah pemanfaatannya, setiap lampiran harus diberi nomor urut lampiran dengan menggunakan angka Arab. Pencantuman nomor lampiran dalam tubuh tulisan skripsi dan tesis, harus sesuai dengan urutan penyajian dalam teks. Satu nomor lampiran merupakan kelanjutan dari nomor urut lampiran dalam tubuh tulisan sebelumnya. c. Riwayat Hidup Riwayat hidup penulis skripsi dan tesis hendaknya disajikan secara naratif. Hal- hal yang perlu dimuat dalam riwayat hidup adalah nama lengkap penulis, tempat dan tanggal lahir, riwayat pendidikan, pengalaman berorganisasi, dan informasi tentang prestasi yang pernah diraih selama belajar di perguruan tinggi ataupun pada waktu duduk di bangku sekolah dasar dan sekolah menengah. Yang sudah berkeluarga dapat mencantumkan nama suami/istri dan putra-putrinya. Riwayat hidup diketik dengan spasi tunggal (satu spasi). 33 BAB IV PENULISAN KUTIPAN, RUJUKAN, TABEL, DAN GAMBAR A. Kutipan 1. Kutipan Langsung a. Kutipan Langsung yang Kurang dari Lima Baris Tulisan yang dikutip langsung dari publikasi lain jika kurang dari lima baris harus ditulis kata demi kata dan diletakkan di dalam teks dengan diberi tanda kutip ganda (“…”). Contoh: Leo Sutrisno (1998: 27) menyatakan, “Reformasi pendidikan di Indonesia harus diarahkan pada pengubahan dari kerangka berpikir „benar-salah‟ menjadi kerangka berpikir alternatif.” tetapi perubahan semacam ini memerlukan waktu yang lama, bahkan mungkin perlu beberapa generasi. b. Kutipan Langsung yang terdiri dari Lima Baris atau Lebih Kutipan yang terdiri atas lima baris atau lebih tidak ditempatkan di dalam teks tetapi di dalam blok yang di tandai dengan inden kanan dan inden kiri tanpa meggunakan tanda kutip. Contoh: Leo Sutrisno menyatakan bahwa, Masuk 6 Ketukan Reformasi pendidikan di Indonesia harus diarahkan pada pengubahan kerangka berpikir „benar-salah‟ menjadi kerangka berpikir alternatif. Seseorang yang menggunakan kerangka berpikir benar-salah hanya menggunakan satu pemikiran saja yang olehnya dianggap benar. Sedangkan pemikiran-pemikiran lain dianggap salah. Pada umumnya, yang bersangkutan menjadi sangat fanatik dalam mempertahankan pemikirannya karena baginya pemikiran tersebut hanya satu-satunya yang benar. Ia menjadi sangat tertutup terhadap pemikiran lain. (Leo Sutrisno, 1998: 27) Tetapi, perubahan semacam ini memerlukan waktu yang lama, mungkin perlu beberapa generasi. 34 Masuk 6 Ketukan bahkan c. Aturan Membuat Kutipan Langsung 1. Kutipan langsung harus akurat. Kutipan langsung harus mengikuti katakata, ejaan, serta tanda-tanda baca pada tulisan yang asli. 2. Tanda kutip ganda dipakai untuk kutipan di dalam teks. Tanda kutip tunggal digunakan di dalam teks yang telah menggunakan tanda kutip ganda. Contoh: Leo Sutrisno (1998: 27) menyatakan, “Reformasi pendidikan di Indonesia harus diarahkan pada pengubahan dari kerangka berpikir „benar-salah‟ menjadi kerangka berpikir alternatif” tetapi perubahan semacam ini memerlukan waktu yang lama, bahkan mungkin perlu beberapa generasi. 3. Suatu kutipan dapat diubah tanpa penjelasan bila: a. Huruf pertama dari suatu kutipan mungkin diubah menjadi huruf besar atau huruf kecil b. Tanda baca pada akhir suatu kalimat yang dikutip mungkin juga dapat diubah untuk disesuaikan dengan kalimat utama. 2. Kutipan Tak Langsung (Parafrase) Kutipan tak langsung adalah suatu cara yang dilakukan penulis untuk mengutip pendapat orang lain dengan tidak menyalin seluruh kalimat atau bagian kalimat yang dikutip, tetapi hanya mengambil inti atau sari dari pendapat yang dikutip yang kemudian dikemukakan kembali dengan menggunakan kalimatkalimat penulis itu sendiri. Dengan kata lain yang dikutip hanyalah gagasan atau ide dari suatu uraian yang kemudian dipaparkan dengan menggunakan kalimatkalimat penulis sendiri. Beberapa syarat yang perlu diperhatikan dalam membuat kutipan tak langsung: a. Kutipan tersebut diintegrasikan dengan tulisan(teks), b. Kutipan tidak diapit dengan tanda kutip, dan 35 c. 3. Jarak antarbaris ditulis mengikuti teks Penghargaan kepada penulis yang dikutip Semua bentuk tulisan yang dipinjam dari penulis lain atau tulisan sendiri baik yang disajikan dengan kata-kata sendiri (parafrasa) maupun kutipan langsung harus disertai penghargaan kepada penulisnya. a. Pada kutipan langsung Penghargaan dinyatakan dengan cara mencantumkan nama penulis dan tahun penerbitan dan halaman di dalam tanda kurung yang diletakkan langsung di belakang kutipan yang bersangkutan. Contoh: Ia menyatakan, “Reformasi pendidikan di Indonesia harus diarahkan pada pengubahan kerangka berpikir „benar-salah‟ (cetak miring ditambahkan penulis) menjadi kerangka berpikir alternatif” (Sutrisno 1998, hal. 27). Tetapi, perubahan semacam ini memerlukan waktu yang lama, bahkan mungkin perlu beberapa generasi . b. Pada kutipan yang berbentuk parafrasa Penghargaan dinyatakan dengan cara mencantumkan nama penulis dan tahun penerbitan di dalam tanda kurung yang diletakkan langsung di belakang paraprasa atau kutipan yang bersangkutan. Contoh: Disebutkan bahwa fokus reformasi pendidikan di Indonesia adalah pengubahan kerangka berpikir „benar-salah‟ menjadi kerangka berpikir alternatif” (Sutrisno, 1998). Tetapi, perubahan semacam ini memerlukan waktu yang lama, bahkan mungkin perlu beberapa generasi. c. Jika mengutip dari kutipan penulis lain jangan menghapus apapun yang ada di dalam kutipan asli. Kutipan semacam ini tidak perlu dimasukkan ke dalam daftar rujukan, kecuali banyak kutipan diambil dari sumber yang sama. 36 Contoh: Disebutkan bahwa fokus reformasi pendidikan di Indonesia menurut Leo Sutrisno (dalam Akiong, 2001) adalah pengubahan kerangka berpikir menjadi „benar-salah‟ kerangka berpikir alternatif. Tetapi, perubahan semacam ini memerlukan waktu yang lama, bahkan mungkin perlu beberapa generasi B. Daftar Rujukan Gaya penulisan daftar pustaka menurut APA (American Psychological Association) adalah gaya yang mengikuti format Harvard. Beberapa ciri penulisan daftar pustaka dengan APA style adalah: 1. Tanggal publikasi dituliskan setelah nama(-nama) pengarang. 2. Referensi di dalam isi tulisan mengacu pada item di dalam daftar pustaka dengan cara menuliskan nama belakang (surname) pengarang diikuti tanggal penerbitan yang dituliskan di antara kurung. 3. Urutan daftar pustaka adalah berdasarkan nama belakang pengarang. Jika suatu referensi tidak memilik nama pengarang maka judul referensi digunakan untuk mengurutkan referensi tersebut di antara referensi lain yang tetap diurutkan berdasarkan nama belakang pengarang. 4. Daftar pustaka tidak dibagi-bagi menjadi bagian-bagian berdasarkan jenis pustaka, misalnya buku, jurnal dan sebagainya. 5. Judul referensi dituliskan secara italic. Jika daftar pustaka ditulis tangan maka judul digaris bawahi. Berdasarkan jenis referensi, berikut ini adalah panduan dan contoh penulisan daftar pustaka berdasarkan APA style: Daftar rujukan (referensi) yang berada di bagian belakang dari suatu tulisan ilmiah berfungsi memberi informasi untuk mengidentifikasi dan mencari kembali masing-masing sumber bacaan. Rujukan yang dikutip di dalam teks harus muncul pada daftar rujukan, sebaliknya, setiap entry pada daftar rujukan harus dikutip di dalam teks. Daftar rujukan yang dipersiapkan dengan akurat akan menunjukkan kredibilitas penulisnya. Daftar rujukan berbeda dengan daftar bacaan (bibliografi) yang merupakan 37 bacaan untuk bacaan latar belakang atau bacaan lanjut. Rujukan yang dikutip dalam teks harus sama dengan yang berada di dalam daftar rujukan baik ejaan maupun tahunnya. Agar akurat dan lengkap dalam menyusun daftar rujukan, sebaiknya rujukan diperiksa kembali berdasarkan sumber aslinya. Perhatikan nama penulis, tahun terbit, judul dan informasi penerbitan. Cermati ejaan, terutama jika bahasa asing. Jangan lupa, perhatikan penulisan nama. Entry dalam daftar rujukan diatur secara alpabetis, huruf demi huruf nama keluarga (surname) penulis utama. Penulis utama adalah penulis yang tercantum pada urutan pertama pada sumber bacaan yang diacu. Jika seorang diri ia adalah penulis utama. Rujukan yang terdiri atas beberapa tulisan satu orang penulis diurutkan menurut angka tahun penerbitan. Rujukan yang terdiri atas beberapa tulisan dari seorang penulis dalam satu tahun yang sama, diurutkan sesuai dengan urutan kemunculannya di dalam teks dengan menambahkan abjad di belakang tahun penerbitan (1998a, 1998b, 1998c). a. Penulisan nama penulis 1. Bila informasinya memungkinkan, bagian ini dimulai dengan nama keluarga (jika ada) diikuti inisial nama “depan” dan / atau inisial nama “tengah” atau yang lain(initial). Contoh: Comell, D. P., Siregar, R. O., Mawengkang, J. T., Alchadrie, Sy. I., 2. Preposisi seperti de, la, du, van, von dll jangan disatukan dengan penulisan nama keluarga. Sedangkan Mc, Mac, dan M‟ dapat disatukan dengan namakeluarga. Contoh: Aert, J. H. Van, Magnis, S. O. Von, McArthur, P. W., Mac Donald, R. H., M‟Dowd, L.V., 3. Bila tidak mungkin tulislah secara utuh sesuai dengan urutan yang tercantum dalam sumber bacaan yang ditulisnya. Contoh: 38 Dedi Supriadi, Urai Husna Asmara, Masrikah Djawari. Sri Buwono, Yoseph Thomas, Sesilia Seli, Bambang Wijaya, Sri Mulyani, M.J. Margiati 4. Bila penulisnya kurang dari enam orang semua nama ditulis dengan aturan yang sama seperti satu orang, dipisahkan dengan tanda koma, ”,” dan di depan penulis terakhir diberi”&”. Contoh: August, D.L., Flavell, J.H. & Clift, R., Sugiatno, Edy Yusmin, Halini, & Zubaidah 5. Bila penulisnya enam orang atau lebih, hanya dituliskan penulis pertama diikuti ”,” dan ”et al” atau”dkk”. 6. Bila penulisnya kelompok, tulis lengkap nama kelmpok itu. Contoh: Himpunan Matematika Indonesia.Departemen Pendidikan Nasional. 7. b. Akhiri bagian ini dengan tanda titik“.” Penulisan tahun penerbitan 1. Tuliskan tahun sumber referensi itu dikerjakan atau dipublikasikan tanpa tandakurung. 2. Bila pertemuan, kongres, seminar, lokakarya, dan sejenisnya tuliskan ”Bulan” pelaksanaannya langsung dibelakang tahun yang dipisahkan dengan tanda koma”,” 3. Bila surat kabar, majalah dan sejenisnya, cantumkan juga ”Tanggal dan Bulan” terbitnya langsung di belakangtahun. 4. Bila telah diterima untuk diterbitkan tetapi belum terbit, di belakang tahun di tambah ”in press” dalam tanda‟kurung‟ 5. Bila tahun penerbitan tidak ada, tuliskan ”(tanpa tahun)” langsung di belakang namapenulis. 6. Bila tidak diterbitkan, tambahkan di belakang tahun kata ”tidak diterbitkan” dalam tandakurung. 7. Akhiri bagian ini dengan tanda titik“.” 39 c. Penulisan judul 1. Hanya huruf pertama dari judul dan huruf pertama dari sub judul yang dituliskan dengan hurufbesar. 2. Sertakan informasi yang tidak ‟rutin‟ misalnya: Surat pembaca, monograf, Abstrak, CD-ROM, atau Web-Site di dalam tanda kurung besar ”[......]” langsung di belakangjudul. 3. d. Akhiri bagian ini dengan tanda titik“.” Penulisan berkala 1. Tuliskan lengkap ”nama berkala/jurnal” yang bersangkutan / tidak disingkat. 2. Tuliskan nomor tahun atau volume berkala yang bersangkutan tanpa tandakurung. 3. Jika setiap nomor dimulai dengan halaman 1 (satu), cantumkan nomor terbitannya di dalam tanda kurung ”(.....)” langsung di belakang bagianjudul. e. 4. Sertakanhalamannya. 5. Pisahkan semua elemen-elemen ini dengan koma”,” 6. Akhiri bagian ini dengan tanda titik“.” Penulisan informasi penerbit 1. Bila berupa buku, cantumkan Kota penerbit dan nama penerbitnya yang dipisahkan dengan tanda ”:”. Akhiri dengan tanda titik“.” 2. Bila berupa terbitan berkala, ikuti 2.1.4. Akhiri bagian ini dengan tanda titik“.” 1. Penulisan Rujukan dalam Daftar Secara Lengkap a. Artikel berkala (jurnal atau majalah) Urutan penulisan: Penulis.Tahun.Judul artikel. Nama Berkala. Volume Halaman. Nama berkala dan volumenya dicetak tebal. 40 (nomor): Contoh: Bekerian, D. A. (1993).In search of typical eyewitness.American Psychologist. 48: 574-576 August, D. L., Flavell, J.H. & Clift, R., (1985).Comparison of comprehensions monitoring of skilled and less skilled readers.Reading Research Quarterty. 20 (1): 39-53 Stock, W.A. et al. (1982) Rigor in data sythesis: a case study of reliability in meta-analysis. Educational Researcher.11 (15):10-14. Edy Tandililing. (1998). Remediasi Hasil Belajar Fisika SMU Kelas 1. Suara Almamater. Vol :1-10. b. Makalah disajikan dalamseminar/lokakarya Urutan penulisan: Nama penulis. (tahun, tanggal dan bulan dilaksanakan). Judul makalah. Nama seminar/lokakarya; Kota tempat seminar/lokakarya. Judul makalah dicetak tebal. Contoh: Leo Sutrisno. (2000, 24-25 September).Gender dalam Pendidikan Fisika di Indonesia. Makalah untuk seminar Projek HEDS-JICA Unsri.Palembang. c. Makalah yang tidak diterbitkan Urutan penulisan: Nama penulis. (tahun, tanggal dan bulan dilaksanakan). Judul makalah.Kota dan instansi tempat yang bersangkutan bekerja. Contoh: Leo Sutrisno. (1996). (Tidak diterbitkan).Reformasi Pendidikan. Makalah sumbang saran bagi Mendikbud. Pontianak: Universitas Tanjungpura. Leo Sutrisno. (2000). Uji-uji Statistik untuk Dua Variabel yang Saling Berhubungan.Makalah untuk kuliah program M.Si ilmu-ilmu sosial. 41 Pontianak. Leo Sutrisno. (2002). Penelitian Kuantitatif Vs Kualitatif: Debat yang Tak Kunjung Henti. Makalah untuk kuliah program M.Si ilmu-ilmu sosial. Pontianak. d. Surat Kabar Urutan penulisan: Nama penulis. (tahun, tanggal dan bulan dilaksanakan). Judul artikel. Nama Surat Kabar. Contoh: Mahrus Irsyam. (2002, 16 Januari, hal:4-5). Terapi Membenahi ke- “Amburadul”-an Birokrasi. Kompas. e. Buku Urutan penulisan: Nama penulis. (tahun). Judul buku. Kota penerbit: Nama penerbit. (1) Judul buku ditulis dengan huruf tebal Contoh: Fery Ansi. (1988a). Pengantar Ekonomi. Jakarta: Aksara. Fery Ansi. (1988b). Pengantar Bisnis. Jakarta: Aksara. (2) Nomor cetakan atau nomor edisi ditulis di dalam tanda kurung di belakang judulbuku. Contoh: JB.Adimassana.(1986). Ki Ageng Suryametaram tentang Citra Manusia.(Cetakan ke-1). Yogyakarta: Kanisius. Gorys Keraf. (1983). Komposisi.(Cetakan ke-5). Endeh: Arnoldus. (3) Bila penulis sebagai penyunting atau editor maka kata ”Editor/penyunting” ditulis di dalam kurung langsung dan diletakkan di belakang nama penulis yangbersangkutan. 42 Contoh: Sindhunata.(Editor). (2001). Pendidikan: Kegelisahan Sepanjang Zaman. Yogyakarta: Kanisius. (4) Bila penulisnya berbentuk kelompok dalam suatu instansi tertentu, nama instansi yang menerbitkan menggantikan posisi namapenulis. Contoh: Program Pascasarjana Universitas Gajahmada. (1998). Petunjuk Penulisan Usulan Penelitian dan Tesis.Yogyakarta. f. Bagian/bab dari suatu buku Urutan penulisan: Nama penulis. (tahun). Judul.Dalam Nama Penyunting; (Editor); Judul Buku. Kota penerbit: Nama penerbit, halaman. Contoh: Wuri Sudjatmiko. (2000). Pendidikan Tinggi dan Demokrasi. Dalam Sindhunata (Editor). Menggagas Paradigma Baru Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius, hal: 35-48. g. Buku terjemahan Urutan penulisan: Nama penulis. (tahun). Judul buku dalam edisi Indonesia; (Nama penterjemah); Kota penerbit: Nama penerbit. Contoh: Niels Mulder. (2001). Individu, Masyarakat, dan Sejarah. (Penterjemah: A Widyamartaya). Yogyakarta: Kanisius. h. Rujukan dari artikel dalam jurnal dari CD-ROM Urutan penulisannya sama dengan penulisan rujukan dari artikel dalam jurnal cetak ditambah dengan penyebutan CD-ROMnya dalam kurung. 43 Contoh: Krashen, S. & Long, M. (1979).Age.Rate and Eventual Attaiment in Second Language Acquistion.TESOL Quarterly, 13:573- 82 (CD-ROM: TESOL Quarterly-Digital, 1977). Okey, J.R. (1973). The Effect of a mastery teaching strategy on teacher attitudes and pupils achievements. Makalah disajikan pertemuan tahunan The National Centre for Research in Science Teaching. Detroit. Maret tanpa tanggal.ERIC No. ED080311. i. Rujukan dari internet berupa karyaindividual Urutan penulisannya sama dengan penulisan rujukan dari artikel dalam jurnal cetak, diikuti kata dalam kurung (Online), (alamat sumber rujukan dan tanggal dikunjungi) Contoh: Hitchcock, S., Crr, L. & Hall, W. (1996).A Survey of STM Online Journals, 1990-95: The Calm before the Storm. (Online). (http//journal ecs sotonac.uk/survey/survey. html, dikunjungi 12 Juni 1996). j. Rujukan dari internet berupa artikel dari jurnal Urutan penulisannya sama dengan penulisan rujukan dari artikel dalam jurnal cetak, diikuti kata dalam kurung (Online), (alamat sumber rujukan dan tanggal dikunjungi) Contoh: Kumaidi.(1998). Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya.Jurnal Ilmu Pendidikan. (Online). (http://www.malang.ac.id, Januari 2007). k. Rujukan dari internet berupa bahan diskusi Urutan penulisan sama seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-turut oleh tanggal bulan tahun. Topik bahan diskusi.Nama bahan diskusi (ditebalkan) dengan diberi keterangan dalam kurung (online), diakhiri dengan 44 alamat sumber e-mail rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan dikunjungi, diantara tanda kurung. Contoh: Wilson, D. 20 November 1995. Summary of Chating Internet Sites NETTRAIN discussion List. (Online). ([email protected], diakses 22 November 1995). l. Rujukan dari internet berupa E-mail pribadi Nama pengirim (jika ada) dan disertai keterangan dalam kurung (alamat e- mail pengirim), diikuti secara berturut-turut oleh tanggal bulan tahun.Topik isi bahan (ditebalkan).Nama yang dikirim disertai keterangan dalam kurung (alamat e-mail yang dikirim). Contoh: Dali S. Naga. (ikip-jkt@indo,net.id). 1 Oktober 1997.Artikel untuk JIP. E-mail kepada Ali Saukah ([email protected]) C. Penyajian Tabel Tabel dapat dipandang sebagai salah satu cara yang sistematis untuk menyajikan data, sesuai dengan klasifikasi masalah. Dengan menggunakan tabel, pembaca akan memahami dan menafsirkan data secara cepat. Tabel yang lebih dari setengah halaman harus ditempatkan pada halaman tersendiri. Tabel harus diberi identitas (berupa nomor dan nama tabel) yang ditempatkan di atas tubuh tabel. Jika lebih dari satu halaman, maka bagian kepala tabel (termasuk teksnya) harus diulang pada halaman selanjutnya. Akhir tabel pada halaman pertama tidak perlu diberi garis horisontal.Pada halaman berikutnya, tuliskan “Lanjutan Tabel...” pada tepi kiri atas. Nomor Tabel menggunakan angka Arab-Hindu terdiri dari dua bagian, nomor yang merujuk bab dimana tabel berada dan nomor urut tabel yang bersangkutan di dalam bab yangmencakupinya. 45 Contoh : Nomor Tabel 4.1 merujuk bahwa tabel terletak pada bab IV nomor urut yang pertama. Pengacuan tabel menggunakan angka dalam teks bukan dengan menggunakan kata “tabel di atas” atau “tabel di bawah”. Garis yang paling atas dari tabel diletakkan tiga spasi di bawah nama tabel. Kolom pengepalan (heading), dan deskripsi tentang ukuran atau unit data harus dicantumkan. Istilahistilah seperti nomor, persen, frekuensi, dituliskan dalam bentuk singkatan/lambang: No, %, dan f. Data yang terdapat dalam tabel ditulis dengan menggunakan spasi tunggal. Tabel yang dikutif dari sumber lain wajib perlu diperhatikan mengenai nama penulis, tahun publikasi, dan nomor halaman tabel asli dan dituliskan di bawah tubuh dengan jarak satu setengah spasi dari garis horisontal terbawah, mulai dari tepi kiri. Contoh: TABEL 4.1: Guideline for unbised language Problematic Preferred Guideline I: use an appropriate level of specificty behavior was typicaly female The client’s behavior was (specify) Guideline 2: Be sensitive to labels Participants were 300 Orientals There 300 Asians participants Comment : Orientals is considered pejoratice; use Asian, or be more specific The eldery Older people Comment: use adjectives as adjectives instead of than as noun Tabel Bersambung 46 TABEL 4.1, sambungan Problematic Preferred Our study included 60 subjects Sixty people participated in our study Man, mankind People, humanity, human being, humankind, Man a project Staff a projecy, hire personel, amploy staff Manpower Workforce, personel, worker Penyajian Gambar Istilah gambar mengacu pada foto, grafik chart, peta, sket, diagram, bagan, dan gambar lainnya.Gambar dapat menyajikan data dalam bentuk-bentuk visual yang dapat dengan mudah dipahami.Gambar tidak harus dimaksudkan untuk membangun deskripsi, tetapi dimaksudkan untuk menekankan hubungan tertentu yang signifikan.Gambar juga dapat digunakan untuk menyajikan dta statistik berbentukgrafik. Aturan: 1. Judul gambar ditempatkan di bawahgambar. 2. Cara dinomori dengan menggunakan angka Arab-Hindu seperti pada penomorantabel. 3. Penyebutan adanya gambar seharusnya mendahuluigambar. 4. Gambar diacu dengan menggunakan angk, bukan dengan menggunakan kata gambar di atas atau gambar dibawah. 47 Contoh : Keterampilan mengajar Pedagogi /pengajaran Lama:alih pengetahuan Baru: konstruksi pengetahuan Menyusun materi siap saji Lama: - Dariatas - Paraahli - Kaku baru - Dari kebutuhansiswa - Parapenjagar - Lentur Evaluasi Lama:Reproduksi pengetahuan Baru : Demonstrasi pengetahuan GAMBAR 4.1: Perbandingan Silabus Lama dan Baru 48 BAB V PENELITIAN KUANTITATIF Hal-hal yang disajikan dalam laporan penelitian kuantitatif pada umumnya bersifat kompleks, mulai dari isi kajian terhadap berbagai teori yang bersifat substantif dan mendasar sampai kepada hal-hal yang bersifat operasional teknis. Karena kompleksnya materi yang disajikan, laporan penelitian kuantitatif perlu diatur sedemikian rupa sehingga pembaca laporan dapat dengan mudah menemukan setiap bagian yang dicarinya dan dapat memahaminya secara tepat. Laporan hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk skripsi terutama ditujukan untuk kepentingan masyarakat akademik. Laporan untuk masyarakat akademik cenderung bersifat teknis substantif, berisi apa yang diteliti secara lengkap, mengapa hal itu diteliti, cara melakukan penelitian, hasil-hasil yang diperoleh, dan kesimpulan penelitian. Isinya disajikan secara lugas dan objektif. Format laporan cenderung baku, mengikuti ketentuan dari perguruan tinggi atau suatu kelompok masyarakati akademik. A. Sistematika Sistematika Skripsi dan Tesis sebagai laporan hasil penelitian kuantitatif dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir 1. Bagian Awal (Lihat pada Halaman 9-32) Halaman Sampul Lembar Logo Halaman Judul Lembar Persetujuan Lembar Pengesahan Pernyataan Keaslian Tulisan Abstrak Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran Daftar Lainnya 49 2. Bagian Inti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Asumsi Penelitian (jika diperlukan) F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian G. Definisi Istilah atau Definisi Operasional BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori (Berisi Kajian Variabel Penelitian) B. Penelitian yang Relevan C. Hipotesis Penelitian dan Hipotesis Statistik BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian B. Populasi dan Sampel C. Teknik Pengumpulan Data D. Instrumen (Alat Pengumpul Data) Penelitian E. Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi data B. Hasil Analisis Data C. Pengujian Hipotesis D. Pembahasan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran 3. Bagian Akhir (Lihat pada Halaman 33) B. Isi Bagian Awal, Bagian Inti, dan Bagian Akhir 1. Isi Bagian Awal (Lihat pada Halaman 9-32) 50 2. Isi Bagian Inti Skripsi dibatasi jumlah halamannya. Bagian inti skripsi tidak boleh lebih dari 75 halaman. Bagian-bagian yang diperlukan sebagai bukti pendukung kinerja penulisan skripsi tidak perlu disertakan sebagai bagian dari skripsi akan tetapi cukup dibawa ke forum ujian skripsi. Bagian inti terdiri dari lima bab, yaitu Pendahuluan, Metode Penelitian, Hasil Analisis, Pembahasan, dan Penutup. Rincian isi dari masing-masing bab diuraikan pada bahasan berikut. BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan adalah bab pertama dari skripsi yang mengantarkan pembaca untuk dapat menjawab pertanyaan apa yang diteliti, untuk apa dan mengapa penelitian itu dilakukan. Oleh karena itu, bab pendahuluan ini pada dasarnya memuat (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) kegunaan penelitian (5) asumsi penelitian, (6) ruang lingkup dan keterbatasan penelitian, dan (7) definisi istilah/operasional. A. Latar Belakang Masalah Di dalam bagian ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, baik kesenjangan teoretis ataupun kesenjangan praktis yang melatarbelakangi masalah yang diteliti. Di dalam latarbelakang masalah ini dipaparkan Grand Theory, hasil-hasil penelitian, kesimpulan seminar dan diskusi ilmiah ataupun pengalarnan/pengamatan pribadi yang terkait erat dengan pokok masalah yang diteliti. Dengan demikian, masalah yang dipilih untuk diteliti mendapat landasan berpijak yang lebih kokoh. Hasil kajian pustaka dan/atau kerangka teori yang biasanya dipaparkan pada bab tersendiri ditulis secara terpadu dalam bagian latar belakang masalah untuk mendukung argumentasi penulis sesuai dengan relevansinya. 51 B. Rumusan Masalah Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya. Perumusan rriasalah merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian. Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Contoh: Apakah terdapat hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam mata pelajaran Matematika? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang hendak dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu kepada isi dan rumusan masalah penelitian. Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan dengan menggunakan kalimat tanya, sedangkan rumusan tujuan penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan. Contoh: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika. D. Manfaat Penelitian Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian dalam subbab Kegunaan Penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti. Dari uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan. 52 E. Asumsi Penelitian Asumsi penelitian tidak harus ada. Asumsi dapat ditulis jika memang benarbenar diperlukan. Asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Misalnya, peneliti mengajukan asumsi bahwa sikap seseorang dapat diukur dengan menggunakan skala sikap. Dalam hal ini dia tidak perlu membuktikan kebenaran hal yang diasumsikannya itu, tetapi dapat langsung memanfaatkan hasil pengukuran sikap yang diperolehnya. Asumsi dapat bersifat substantif atau METODEs. Asumsi substantif berhubungan dengan permasalahan penelitian, sedangkan asumsi METODEs berkenaan dengan METODE penelitian. F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian Pada bagian ruang lingkup adalah variabel-variabel yang diteliti, populasi atau subjek penelitian, dan lokasi penelitian. Dalam bagian ini dapat juga dipaparkan penjabaran variabel menjadi subvariabel beserta indikator- indikatornya. Keterbatasan penelitian tidak harus ada dalam skripsi dan tesis. Namun, keterbatasan seringkali diperlukan agar pembaca dapat menyikapi temuan penelitian sesuai dengan kondisi yang ada. Keterbatasan penelitian menunjuk kepada suatu keadaan yang tidak bisa dihindari dalam penelitian. Keterbatasan yang sering dihadapi menyangkut dua hal. Pertama, keterbatasan ruang lingkup kajian yang terpaksa dilakukan karena alasan-alasan prosedural, teknik penelitian, ataupun karena faktor logistik. Kedua, keterbatasan penelitian berupa kendala yang bersumber dari adat, tradisi, etika dan kepercayaan yang tidak memungkinkan bagi peneliti untuk mencari data yang diinginkan. G. Definisi Istilah atau Definisi Operasional Definisi istilah atau definisi operasionai diperlukan apabila diperkirakan akan timbul perbedaan pengertian atau kekurangjelasan makna seandainya penjelasan istilah tidak diberikan. Istilah yang perlu diberi penegasan adalah istilah-istilah yang berhubungan dengan konsep-konsep pokok yang terdapat di dalam skripsi atau tesis. 53 Kriteria bahwa suatu istilah mengandung konsep pokok adalah jika istilah tersebut terkait erat dengan masalah yang diteliti atau variabel penelitian. Definisi istilah disampaikan secara langsung, dalam arti tidak diuraikan asal-usulnya. Definisi istilah lebih dititikberatkan pada pengertian yang diberikan oleh peneliti. Definisi istilah dapat berbentuk definisi operasional variabel yang akan diteliti. Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati. Secara tidak langsung definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data yang cocok digunakan atau mengacu kepada bagaimana mengukur suatu variabel. Contoh definisi operasionai dari variabel "prestasi aritmatika" adalah kompetensi dalam bidang aritmatika yang meliputi menambah, mengurangi, mengalikan, membagi, dan menggunakan desimal. Penyusunan definisi operasional perlu dilakukan karena teramatinya konsep atau konstruk yang diselidiki akan memudahkan pengukurannya. Di samping itu, penyusunan definisi operasionai memungkinkan orang lain melakukan hal yang serupa sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori (Berisi Kajian Variabel Penelitian dalam Bentuk beberapa Subjudul) Dalam kegiatan ilmiah, dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu masalah haruslah menggunakan pengetahuan ilmiah (ilmu) sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji persoalan. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh jawaban yang dapat diandalkan. Sebelum mengajukan hipotesis, peneliti wajib mengkaji teori-teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan masalah yang diteliti yang dipaparkan dalam Bab II (Kajian Pustaka). Dalam tesis teori yang dikaji tidak hanya teori yang mendukung, tetapi juga teori yang bertentangan dengan kerangka berpikir peneliti. Kajian pustaka memuat dua hal pokok, yaitu deskripsi teoretis tentang objek (variabel) yang diteliti dan kesimpulan tentang kajian yang antara lain berupa 54 argumentasi atas hipotesis yang telah diajukan dalam Bab I. Untuk dapat memberikan deskripsi teoretis terhadap variabel yang diteliti, diperlukan adanya kajian teori yang memadai. Selanjutnya, argumentasi atas hipotesis yang diajukan menuntut peneliti untuk mengintegrasikan teori yang dipilih, sebagai landasan penelitian dengan hasil kajian mengenai temuan penelitian yang relevan.Pembahasan terhadap hasil penelitian tidak dilakukan secara terpisah dalam satu subbab t e rs e n di r i. Bahan pustaka yang dikaji dan dipaparkan hasilnya dalam Bab ini didasarkan pada tiga kriteria, yaitu (1) prinsip kemutakhiran (minimal 80 persen pustaka yang dirujuk terbit sepuluh tahun terakhir), (2) prinsip keprimeran (minimal 80% pustaka yang dirujuk berasai dari hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal, skripsi, tesis, disertasi, dan laporan penelitian), dan (3) prinsip relevansi (hanya pustaka yang relevan dengan masalah yang diteliti saja yang dirujuk). Jumlah halaman Bab II yang berisi hasil kajian pustaka ini maksimal 10 persen dari seluruh. isi bagian inti skripsi dan tesis. B. Penelitian Yang Relevan Penelitian yang relevan adalah penelitian yang berhubungan dengan variabel penelitian yang sedang dikerjakan. Ditulis dalam bentuk paragraf tidak dalam bentuk point-point. Cukup mengutif secara singkat hasil dari penelitian tersebut. Penelitian yang relevan akan dikaitkan dengan hasil penelitian yang dilakukan pada bagian pembahasan di Bab IV, dimana letak persamaan dan perbedaan hasil penelitian yang telah dilakukan kedua-dua nya dibahas. Kenapa sama dan kenapa berbeda hasilnya. C. Hipotesis Penelitian Hipotesis diturunkan atau bersumber dari teori dan/atau tinjauan pustaka yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Dengan demikian hipotesis dapat ditempatkan setelah paparan kajian pustaka. Secara prosedural, hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan kajian pustaka, karena hipotesis penelitian adalah rangkuman dari kesimpulankesimpulan teoretis yang diperoleh dari kajian pustaka. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoretis dianggap paling mungkin 55 dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Namun, secara teknis, hipotesis penelitian dicantumkan dalam Bab I (Bab Pendahuluan) agar hubungan antara masalah yang diteliti dan kemungkinan jawabannya menjadi lebih jelas. Atas dasar inilah, di dalam latar belakang masalah sudah harus ada paparan tentang kajian pustaka yang relevan dalam bentuknya yang ringkas. Rumusan hipotesis hendaknya bersifat definitif atau direksional. Artinya, dalam rumusan hipotesis tidak hanya disebutkan adanya hubungan atau perbedaan antar variabel, melainkan telah ditunjukkan sifat hubungan atau keadaan perbedaan itu. Contoh: Ada hubungan positif antara tingkat kecerdasan siswaSMP dengan prestasi belajar mereka dalam mata pelajaran Matematika. Jika dirumuskan dalam bentuk perbedaan menjadi: Siswa SMP yang tingkat kecerdasannya tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dalam mata pelajaran Matematika dibandingkan dengan yang tingkat kecerdasannya sedang. Rumusan hipotesis yang baik hendaknya: (a) menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih, (b) dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan, (c) dirumuskan secara singkat, padat, dan jelas, serta (d) dapat diuji secara empiris. BAB III METODE PENELITIAN Pokok-pokok bahasan yang terdapat dalam bab Metode Penelitian paling tidak mencakup (1) rancangan penelitian, (2) populasi dan sampel, (3) instrumen penelitian, (4) pengumpulan data, dan (5) analisis data. A. Prosedur Penelitian Penjelasan mengenai rancangan atau desain penelitian yang digunakan perlu diberikan untuk setiap jenis penelitian. Dalam penelitian eksperimen, rancangan penelitian diartikan sebagai strategi mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Dalam penelitian eksperimental, rancangan penelitian yang dipilih adalah yang paling memungkinkan peneliti untuk mengendalikan variabel-variabel lain yang diduga ikut berpengaruh terhadap variabel-variabel terikat. Pemilihan rancangan penelitian dalam penelitian eksperimental selalu mengacu kepada hipotesis yang akan diuji. 56 Pada penelitian noneksperimental, bahasan dalam subbab Rancangan Penelitian berisi penjelasan tentang jenis penelitian yang dilakukan ditinjau dari tujuan dan sifatnya; apakah penelitian eksploratoris, deskriptif, eksplanatoris, survey, atau penelitian historis, korelasional, dan komparasi kausal. Di samping itu, dalam bagian ini dijelaskan pula variabel-variabel yang dilibatkan dalam penelitian serta sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut. B. Populasi dan Sampel Istilah populasi dan sampel tepat digunakan jika penelitian yang dilakukan mengambil sampel sebagai subjek penelitian. Akan tetapi, jika sasaran penelitiannya adalah seluruh anggota populasi, akan lebih cocok digunakan istilah subjek penelitian, terutama-dalam penelitian ekperimental. Dalam survey, sumber data lazim disebut responden dan dalam penelitian kualitatif disebut informan atau subjek, tergantung pada cara pengambilan datanya. Penjelasan yang akurat tentang karakteristik populasi penelitian perlu diberikan agar besarnya sampel dan cara pengambilannya dapat ditentukan secara tepat. Tujuannya adalah agar sampel yang dipilih benar-benar representatif, dalam arti dapat mericerminkan keadaan populasinya secara cermat. Kerepresentatifan sampel merupakan kriteria terpenting dalam pemilihan sampel dalam kaitannya dengan maksud menggeneralisasikan hasil-hasil penelitian sampel terhadap populasinya. Jika keadaan sampel semakin berbeda dengan karakteristik populasinya, maka semakin besarlah kemungkinan kekeliruan dalam generalisasinya. Jadi, hal-hal yang dibahas dalam bagian Populasi dan Sampel adalah; (a) identifikasi dan batasan-batasan tentang populasi atau subjek penelitian, (b) prosedur dan teknik pengambilan sampel, serta (c) besarnya sampel. C. Teknik Pengumpulan Data Bagian ini menguraikan (a) langkah-langkah yang ditempuh dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data, (b) kualifikasi dan jumlah petugas yang terlibat dalam proses pengumpulan data, serta (c) jadwal waktu pelaksanaan pengumpulan data. 57 Jika peneliti menggunakan orang lain sebagai pelaksana pengumpulan data, perlu dijelaskan cara pemilihan serta upaya mempersiapkan mereka untuk menjalankan tugas. Proses mendapatkan ijin penelitian, menemui pejabat yang berwenang, dan hai lain yang sejenis tidak perlu dilaporkan, walaupun tidak dapat dilewatkan dalam proses pelaksanaan penelitian. D. Instrumen (Alat Pengumpul Data) Penelitian Pada bagian ini dikemukakan instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti. Sesudah itu barulah dipaparkan prosedur pengembangan instrumen pengumpul data atau pemilihan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian. Dengan cara ini akan terlihat apakah instrumen yang digunakan sesuai dengan variabel yang diukur, paling tidak ditinjau dari segi isinya. Suatu instrumen yang baik juga harus memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas. Dalam tesis, harus ada bagian yang menjelaskan proses validasi instrumen. Instrumen penelitian dapat diambil dari instrumen yang sudah baku, atau instrumen yang sudah baku tetapi diadaptasi, atau instrumen yang dikembangkan sendiri oleh peneliti. Jika instrumen penelitian diambil dari instrumen yang sudah baku, maka jabaran variabelnya tidak perlu dipaparkan lagi. Namun, apabila peneliti mengadaptasi instrumen baku atau mengembangkan instrumen sendiri, peneliti perlu memaparkan proses dan hasil validasi instrumen. Hal lain yang perlu diungkapkan dalam instrumen penelitian adalah cara pemberian skor atau kode terhadap masing-masing butir pertanyaan/pernyataan. Untuk alat dan bahan, harus disebutkan secara cermat spesifikasi teknis dari alat yang digunakan dan karakteristik bahan yang dipakai. Dalam ilmu eksakta, istilah instrumen penelitian kadangkala dipandang kurang tepat karena belum mencakup keseluruhan hal yang digunakan dalam penelitian. Oleh karena itu, subbab Instrumen Penelitian dapat diganti dengan Alat dan Bahan. E. Analisis Data Pada bagian ini diuraikan jenis analisis statistik yang digunakan. Dilihat dari metodenya, ada dua jenis statistik yang dapat digunakan secara bertahap, yaitu statistik 58 deskriptif dan dilanjutkan statistik inferensial. Dalam statistik inferensial terdapat statistik parametrik dan statistik nonparametrik. Pemilihan statistik parametrik atau non perametrik harus memperhatikan karakteristik dan distribusi data yg diperoleh. Pemilihan jenis analisis data sangat ditentukan oleh jenis data yang dikumpulkan dengan tetap berorientasi kepada tujuan yang hendak dicapai atau hipotesis yang hendak diuji. Oleh karena itu, yang pokok untuk diperhatikan dalam analisis data adalah ketepatan teknik analisisnya, bukan kecanggihannya. Di samping penjelasan tentang jenis atau teknik analisis data yang digunakan, perlu juga dijelaskan alasan pemilihannya. Apabila teknik analisis data yang dipilih sudah cukup dikenal, pembahasannya tidak perlu dilakukan secara panjang lebar. Sebaliknya, jika teknik analisis data yang digunakan tidak sering digunakan (kurang populer), uraian tentang analisis ini perlu diberikan secara lebih rinci. Apabila dalam analisis ini digunakan komputer perlu disebutkan programnya, misalnya SPSS for Windows. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian yang menguji hipotesis, laporan mengenai hasil-hasil yang diperoleh sebaiknya dibagi menjadi dua bagian besar. Bagian pertama berisi uraian tentang karakteristik masing-masing variabel. Bagian kedua memuat uraian tentang hasil pengujian hipotesis. A. Deskripsi Data Kata "deskripsi data" bukan merupakan judul subbab karena pada bagian ini diuraikan masing-masing variabel yang telah diteliti. Dalam deskripsi data untuk masingmasing variabel dilaporkan hasil penelitian yang telah diolah dengan teknik statistik deskriptif, seperti distribusi frekuensi yang disertai dengan grafik yang berupa histogram, nilai rerata, simpangan baku,atau yang lain. Setiap variabel dilaporkan dalam subbab tersendiri dengan merujuk kepada rumusan masalah atau tujuan penelitian. Materi yang disajikan dalam Bab III dari skripsi dan tesis adalah temuantemuan yang penting dari variabel yang diteliti dan hendaknya dituangkan secara 59 singkat tetapi bermakna. Rumus-rumus dan perhitungan yang digunakan untuk menghasilkan temuan-temuan tersebut diletakkan dalam lampiran (apabila diperlukan). Temuan penelitian yang telah disajikan dalam bentuk angka-angka statistik, tabel, ataupun grafik tidak dengan sendirinya bersifat komunikatif. Penjelasan tentang hal tersebut masih diperlukan. Namuh, bahasan pada tahap ini perlu dibatasi pada halhal yang bersifat faktual, tidak mencakup pendapat pribadi (interpretasi) peneliti. B. Hasil Analisis Data Analisis data dan intrepretasi data terhadap data yang berhasil dikumpulkan dalam pelaksanaan penelitian tindakan dapat dilakukan sepanjang proses penelitian.Karena penelitian tindakan adalah penelitian yang bersifat dialektik, yaitu: perencanaan, tindakan yang diserta dengan pengumpulan data, dilanjutkan dengan analisis dan interpretasi data, perencanaan baru, tindakan dan pengumpulan data, analisis dan interpretasi data lagi dan seterusnya. C. Pengujian Hipotesis Pemaparan tentang hasil pengujian hipotesis pada dasarnya tidak berbeda dengan penyajian temuan penelitian untuk masing-masing variabel. Hipotesis penelitian dapat dikemukakan sekali lagi dalam bab ini, termasuk hipotesis nolnya, dan masing-masing diikuti dengan hasil pengujiannya serta penjelasan atas hasil pengujian itu secara ringkas dan padat. Penjelasan tentang hasil pengujian hipotesis ini terbatas pada interpretasi atas angka statistic yang diperoleh dari perhitungan statistik dengan merujuk ke hipotesis statistik. D. Pembahasan Pembahasan atas temuan-temuan penelitian yang telah dikemukakan memiliki arti penting bagi keseluruhan kegiatan penelitian. Tujuan pembahasan adalah: (1) menjawab masalah penelitian atau menunjukkan bagaimana tujuan penelitian dicapai; (2) menafsirkan temuan-temuan penelitian; (3) mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan; (4) memodifikasi teori yang ada atau menyusun teori baru; dan (5) rnenjelaskan implikasi-implikasi lain dari hasil penelitian, termasuk keterbatasan temuan-temuan penelitian. Dalam upaya menjawab masalah penelitian atau tujuan penelitian, harus disimpulkan secara eksplisit hasil-hasil yang diperoleh. Sementara itu, penafsiran 60 terhadap temuan penelitian dilakukan,dengan menggunakan logika dan teori-teori yang ada. Pengintegrasian temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang sudah ada dilakukan dengan jalan menjelaskan temuan-temuan penelitian dalam konteks khazanah ilmu yang lebih luas. Hal ini dilakukan dengan membandingkan temuantemuan penelitian yang diperoleh dengan teori dan temuan empiris lain yang relevan. Oleh karena itu, hasil kajian pustaka, khususnya yang berisi hasil-hasil penelitian sebelumnya, yang biasanya disajikan dalam bab tersendiri juga ditulis secara terpadu dalam Bab IV dan digunakan untuk membandingkannya dengan hasi| analisis penetiti. Membandingkan hasil penelitian yang diperoleh dengan temuan penelitian lain yang relevan akan mampu memberikan taraf kredibilitas yang lebih tinggi terhadap hasil penelitian. Tentu saja suatu temuan akan menjadi lebih dipercaya apabila didukung oleh hasil penelitian orang lain. Namun sebaiknya tidak hanya hasil penelitian yang mendukung penelitian saja yang dibahas dalam bagian ini. Pembahasan justru akan menjadi lebih menarik jika di dalamhya dicantumkan juga hasil/temuan orang lain yang berbeda, dan pada saat yang sama peneliti mampu memberikan penjelasan teoretis ataupun METODEs bahwa temuannya memang lebih akurat. Pembahasan hasil penelitian menjadi lebih penting manakala hipotesis penelitian yang diajukan ditolak. Banyak faktor yang menyebabkan suatu hipotesis ditolak. Pertama, faktor nonMETODEs, seperti adanya intervensi variabel lain sehingga menghasilkan kesimpulan yang berbeda dengan hipotesis yang diajukan. Kedua, karena kesalahan rnetodologis, misalnya instrumen yang digunakan tidak sahih atau kurang reliabel. Pembahasan hasil penelitian juga bertujuan untuk menjelaskan perihal modifikasi teori atau menyusun teori baru. Hal ini penting jika penelitian yang dilakukan bermaksud menelaah teori. Jika teori yang dikaji ditolak sebagian, hendaknya dijelaskan bagaimana modifikasinya, dan penolakan terhadap seluruh teori haruslah disertai dengan rumusan teori baru. 61 BAB V PENUTUP Pada Bab V atau bab terakhir dari skripsi atau Tesis dimuat dua hal pokok, yaitu kesimpulan dan saran. A. Kesimpulan Isi kesimpulan penelitian lebih bersifat konseptual dan harus terkait langsung dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Dengan kata lain, kesimpulan penelitian terikat secara substantif dengan temuan-temuan penelitian yang rnengacu kepada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kesimpulan juga dapat ditarik dari hasil pembahasan, namun yang benar-benar relevan dan mampu memperkaya temuan penelitian yang diperoleh. Kesimpulan penelitian merangkum semua hasil analisis yang telah diuraikan secara lengkap dalam Bab IV. Tata urutannya pun hendaknya sama dengan yang ada di dalam Bab IV. Dengan demikian, konsistensi isi dan tata urutan rumusan masalah, tujuan penelitian, hasil yang diperoleh, dan kesimpulan penelitian tetap terpelihara. B. Saran Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan penelitian, pembahasan, dan kesimpulan hasil penelitian. Saran hendaknya benar benar merujuk ke batas-batas lingkup dan implikasi penelitian. Saran dapat meliputi implementasi hasil penelitian dan/atau saran untuk penelitian selanjutnya. Saran yang baik dapat dilihat dari rumusannya yang bersifat rinci dan operasional. Artinya, jika orang lain hendak melaksanakan saran itu, dia tidak mengalami kesulitan dalam menafsirkan atau melaksanakannya. Di samping itu, saran yang diajukan hendaknya telah spesifik. Saran dapat ditujukan kepada perguruan tinggi, lembaga pemerintah ataupun swasta, atau pihak lain yang dianggap layak. 3. Isi Bagian Akhir (Lihat pada Halaman 33) 62 BAB VI PENELITIAN KUALITATIF Penelitian kualitatif merupakan penelitian untuk menggali dan mengungkapkan kebenaran realita yang mampu direkam oleh panca indra bersamaan dengan itu direfleksikan oleh peneliti dengan diinterpretasikan. Penelitian kualitatif ada beberapa jenis antara lain etnografi, hermeneutika, fenomenologi, groundedtheory dan studi kasus. Dalam penyelesaian penelitian harus secara spesifik mengacu pada paradigma mana yang akan dipergunakan. Dalam penelitian kualitatif analisis yang digunakan dengan metode induktif. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif, memaknai kancah penelitian dengan dibantu oleh instrument pengumpulan data wawancara, panduan observasi dengan alat rekam yang lain serta berbagai instrument yang diperlukan. Pemaknaan data dari kancah penelitian dilaksanakan bersamaan dengan proses berjalannya penelitian melalui langkah langkah analisis data mulai dari proses reduksi data menjadi konsep dan selanjutnya melalui tahap teorisasi konsep-konsep dikelompokkan, diintegrasikan dan dikomparasikan. Hasil penelitian kualitatif diselaraskan dengan paradigma penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti sebagai instrumen yang memiliki pengetahuan, keahlian dan kedalaman keilmuan dalam bidang yang diteliti sehingga hal ini menjadi sudut pandang bagi peneliti untuk melihat, menelaah, memaknai, menyimpulkan dan akhirnya melaporkan serta menganalisis data dari kancah penelitian. A. Sistematika Sistematika Skripsi dan Tesis sebagai laporan hasil penelitian kualitatif dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir 1. Bagian Awal (Lihat pada Halaman 9-32) Halaman Sampul Lembar Logo Halaman Judul Lembar Persetujuan Lembar Pengesahan 63 Pernyataan Keaslian Tulisan Abstrak Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran Daftar Lainnya 2. Bagian Inti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Konteks Penelitian B. Fokus Penelitian C. Manfaat Hasil Penelitian BAB II DESKRIPSI TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Deskripsi teori B. Penelitian Yang relevean C. Hipotesis (jika ada) BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Kehadiran Peneliti C. Lokasi Penelitian D. Sumber dan Data Penelitian E. Prosedur Pengumpulan Data F. Analisis Data G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data BAB IV PAPARAN DATA, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Rekomendasi, Saran, Implikasi, Penelitian Berikutnya 3. Bagian Akhir (Lihat pada Halaman 33) 64 B. Isi Bagian Awal, Bagian Inti, dan Bagian Akhir 1. Isi Bagian Awal (Lihat pada Halaman 9-32) 2. Isi Bagian Inti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Konteks Penelitian Latar belakang dalam penelitian kualitatif merupakan penggambaran fenomena yang terjadi. Hal ini dapat berupa hal yang unik, sebuah permasalahan, komunitas, kajian budaya, permasalahan khusus, interaksi sosial, interaksi proses dalam pembelajaran yang unik, cara belajar, yang merupakan fenomena yang terjadi yang dalam justifikasi peneliti akan sulit dipecahkan permasalahan jika dilakukan pendekatan penelitian dengan menggunakan kuantitatif. Paparkan pentingnya penelitian dilakukan dengan menggambarkan secara naratif atau argumentatif pentingnya fenomena yang akan diteliti, sertakan penelitian yang relevan yang pernah dilakukan sebagai pijakan awal serta sebagai pembuka khazanah permasalahan yang akan diteliti. Berdasarkan paradigma penelitian kualitatif harus jelas metode yang akan digunakan dalam penelitian yakni antara metode etnografi, hermenetika, fenomenologi, grounded theory atau studi kasus. Etnografi, ketika peneliti akan meneliti latar budaya. Hermenitika, ketika peneliti akan menggali makna yang dimaksud oleh penulis/pengujar dalam suatu teks. Fenomemologi, ketika peneliti akan meneliti permasahalan yang berkaitan dengan latar fenomena yang sedang terjadi. Grounded theory, ketika peneliti akan membangun suatu teori. Studi kasus, ketika peneliti berfokus pada fenomena sosial yang khas/unik. Latar belakang ditulis dalam uraian yang argumentatif, berusaha meyakinkan bahwa permasalahan yang akan diteliti adalah hal yang penting dan menarik untuk diteliti. Permasalahan diambil dari fenomena yang terjadi di masyarakat. Deskripsikan dengan jelas permasalahan yang ada dalam setting yang akan diteliti dengan melihat beberapa pertimbangan berikut ini. 1. Uraikan alasan yang masuk akal pentingnya permasalahan untuk diteliti didukung oleh referensi, fakta dan temuan yang relevan. 65 2. Tunjukkan kesenjangan yang terjadi diantara penelitian-penelitian sebelumnya. 3. Paparkan kejelasan permasalahan yang akan diteliti berupa penegasan dalam uraian singkat (thesis statement) “bukan menuliskan judul penelitian”. B. Fokus Penelitian Fokus penelitian merupakan ringkasan dari latar belakang masalah dalam kalimat yang lebih ringkas. Penulisan fokus penelitian berisi uraian pokok permasalahan dalam suatu konteks tertentu dalam masyarakat. Penulisan fokus penelitian dilakukan dengan cara menyusun kalimat dalam bentuk logika yang membawa pembaca mengerti bahwa fokus yang dituliskan adalah sebuah permasalahan yang harus diteliti. Peneliti harus berargumentasi dengan logika yang runtut untuk menunjukkan maksud permasalahan yang akan diteliti. C. Manfaat Hasil Penelitian Kegunaan hasil penelitian merupakan manfaat yang dapat dihasilkan dari penelitian yang dilakukan.Kegunaan penelitian dapat ditujukan secara praktis dan teoritis.Tuliskan pihak mana dan siapa saja yang kemungkinan memiliki kepentingan dengan penelitian yang diteliti. BAB II DESKRIPSI TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Deskripsi Teori Teori dalam penelitian kualitatif dipergunakan untuk membantu menjelaskan data yang diperoleh di lapangan ketika peneliti masuk dalam kancah penelitian. Pilih teori yang relevan dengan tema penelitian. Teori juga berfungsi sebagai bahan pembahas hasil penelitian. B. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan merupakan hasil penelitian terdahulu dan tidak selalu sama dengan penelitian yang diajukan. Tujuan mengemukakan penelitian yang relevan adalah untuk menganalisa sejauh mana hasil-hasil penelitian yang telah ada ragamnya dalam bidang yang akan diteliti ataupun penggunaannya 66 dalam bidang lain. C. Hipotesis Penelitian kualitatif tidak wajib mengajukan hipotesis. Hipotesis dalam penelitian kualitatf merupakan hipotesis berjalan dan diuji berdasarkan fakta di lapangan, hipotesis ini dapat berubah sesuai dengan hasil penelitian lapangan. BAB III A. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Tuliskan dengan jelas penelitian yang akan dilakukan apakah menggunakan metode studi kasus, fenemenologi, hermeneutika, etnografi atau berdasarkan pada grounded theory. Tuliskan alasan singkat penggunaan metode penelitian yang dipilih. B. Kehadiran peneliti Jelaskan bagaimana peneliti masuk ke kancah penelitian. Peneliti menjelaskan kehadiran peneliti apakah sebagai partisipan, observer partisipan yang diketahui, atau tidak diketahui statusnya sebagai peneliti. C. Lokasi Penelitian Deskripsikan lokasi kancah penelitian sesuai dengan setting, spesifik sesuai dengan tema, serta langsung mengarah pada interaksi sosial dimana tema yang akan diteliti itu muncul. D. Sumber dan Data Penelitian Terangkan bagaimana caranya data diperoleh, data apa yang diperlukan. Dalam penelitian kualitatif semua jenis data dapat dipergunakan untuk menjamin tingkat kejenuhan dan keterpercayaan data. E. Prosedur Pengumpulan Data Berdasarkan kehadiran peneliti menentukan bagaimana teknik pengumpulan data. Ketika peneliti sebagai instrumen dalam pengumpulan data maka peneliti mengumpulkan data berdasarkan panca indra dan persepsinya bila diperlukan 67 gunakan alat rekam serta membuat catatan lapangan. Alat bantu seperti angket, perekam, cek list, pengukuran, wawancara dapat dipergunakan dengan mempertimbangkan status kehadiran peneliti. F. Analisis Data Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan selama dan sesudah di lapangan. Setiap memperoleh data dari catatan lapangan selalu dianailis selama proses di kancah penelitian. Jelaskan cara melakukan tipologi (Analisis domain, taxonomis, komponensial, tema), pemrosesan satuan (penamaan berdasarkan latar bukan persepsi peneliti), kategorisasi (pengelompokan atas dasar sifat kesamaan data yang menjadi bangunan konstruksi data), penafsiran data (dilakukan mulai sejak di lapangan sehingga sudah ada penghalusan data, penyusunan kategori, yang berarti sudah menjadi bagian dari toeri yang nantinya diformulasikan secara deskriptif atupun proporsional). G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Kualitatif validitas dan reliabilitas dalam penelitian mengikuti kaidah-kaidah dalam penelitian kualitatif yang meliputi trianggulasi, perpanjangan partisipan, kredibilitas (derajat kepercayaan internal melalui perpanjangan pengamatan, ketekunan penelitian, triangulasi, diskusi teman sejawat, memberchecking), tranversibility (hasil penelitian ini dapat diterapkan pada situasi yang lain atau tidak). BAB IV PAPARAN DATA, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN Bab ini memuat temuan penelitian berupa data yang diperoleh dengan menggunakan deskripsi data yang mudah dipahami.Pemaparan data disajikan sesuai dengan fokus penelitian.Tunjukkan bahwa data telah valid dengan menunjukkan tingkat kejenuhan data berdasarkan verifikasi data yang digunakan. Uraikan hasil analisis data sesuai dengan tipologi, pemrosesan satuan, kategorisasi dan penafsiran data dalam bentuk tabel, grafik, diagram, taksonomi yang mudah dipahami oleh pembaca untuk dilakukan proses analisis data. Pembahasan merupakan salah satu bagian yang menunjukkan ketajaman 68 peneliti dalam mensikapi hasil penelitian. Pembahasan dilakukan dengan cara menelaah secara kritis hasil temuan berdasarkan data yang telah valid untuk menjelaskan fenomena kajian penelitian. Pembahasan dilakukan dengan membandingkan hasil penelitian dengan teori.Selain itu juga membandingkan dengan penelitian terdahulu. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Tuliskan intisari dari hasil penelitian yang telah dipaparkan dan dibahas dalam bab sebelumnya. B. Rekomendasi, Saran, Implikasi, Penelitian Berikutnya Pada bagian ini peneliti dapat memilih apakah akan menyarankan dalam bentuk implikasi penelitian kepada pihak-pihak tertentu berdasarkan tujuan penelitian atau merekomendasikan untuk diadakan penelitian kaitannya dengan proses ataupun hasil penelitian. Jika dirasa perlu tuliskan kelemahan dalam proses penelitian agar peneliti selanjutnya tidak melakukan kesalahan yang sama yang berakibat hasil penelitian kurang baik atau tidak sesuai harapan. 3. Isi Bagian Akhir (Lihat pada Halaman 33) 69 BAB VII PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) Skripsi dan tesis berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berisi upaya penelitian dalam mengatasi permasalahan pembelajaran. Penelitian diawali dengan upaya mengungkapkan penyebab dari permasalahan pembelajaran yang dihadapi, seperti kekurangaktifan peserta didik dalam kegiatan belajar, kesulitan peserta didik dalam mempelajari pokok-pokok bahasan tertentu dan kesalahan-kesalahan konsep yang dialami oleh peserta didik dalam pembelajaran yang sebelumnya. Pengungkapan masalah ini kemudian dilanjutkan dengan upaya pemecahan masalah berupa tindakan untuk mengatasi permasalahan, meningkatkan kenerja guru serta kualitas proses dan hasil belajar peserta didik. Skripsi dan tesis berdasarkan PTK harus dilakukan secara kolaboratif. Kualitas kolaboratif sebagai pengamat untuk skripsi dan tesis memerlukan tingkat kecermatan pengamatan proses yang terjadi dalam kelas. Skripsi yang ditulis berdasarkan PTK menjelaskan bagaimana upaya mengatasi permasalahan yang terjadi disuatu kelas. Demikian juga tesis yang ditulis berdasarkan PTK tetapi dalam tesis harus juga diuraikan lebih rinci bagaimana ketercapaian keberhasilan tindakannya. Beda antara skripsi dan tesis yang ditulis berdasarkan PTK dapat diupayakan salah satunya dalam bentuk jumlah tindakan yang diberikan sebagai upaya mengatasi masalah. Sebagai contoh, untuk skripsi cukup satu tindakan, misalnya penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share; sementara untuk tesis dapat digabungkan dua strategi pembelajaran untuk mengatasi masalah, misalnya melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together dengan penugasan menulis jurnal belajar. Beda antara skripsi dan tesis yang ditulis berdasarkan PTK juga dapat diupayakan dalam hal kedalaman argumentasi penetapan volume pelaksanaan PTK. Misalnya untuk skripsi penetapan berdasarkan satu argumentasi dan tesis minimal berdasarkan dua argumentasi. 70 A. Sistematika Penelian Tindakan Kelas terdiri dari: 1. Bagian Awal (Lihat dihalaman 9-32) Hal-hal yang termasuk bagian awal adalah: Halaman Sampul Lembar Logo Halaman Judul Lembar Persetujuan Lembar Pengesahan Pernyataan Keaslian Tulisan Abstrak : Kata pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran Daftar Lainnya 2. Bagian Inti Bagian inti meliputi bab-bab berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Definisi Operasional BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teori B. Penelitian yang Relevan C. Hipotesis Tindakan (bila diperlukan) BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian B. Subyek dan Lokasi Penelitian C. Kolaborator Penelitian D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data E. Teknik Analisis Data F. Indikator Keberhasilan 71 G. Waktu dan Jadwal Pelaksanaan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 3. Bagian Akhir Bagian akhir memuat: Daftar Pustaka Lampiran-Lampiran Riwayat Hidup B. Isi Bagian Awal, Bagian Inti Dan Bagian Akhir Isi Bagian Awal Unsur-unsur yang harus ada pada bagian awal skripsi dan tesis pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sama dengan penelitian yang lain. Susunan dan unsur-unsur tersebut dan uraiannya juga sama. Isi Bagian Inti Bagian inti skripsi tidak boleh lebih dari 75 halaman, bagian inti tesis tidak boleh lebih dari 100 halaman. Bagian-bagian yang diperlukan sebagai bukti pendukung kinerja penulisan skripsi dan tesis tidak perlu disertakan sebagai bagian dari skripsi dan tesis. a. Judul Judul ditulis singkat, spesifik, menggambarkan masalah yang akan diteliti, serta mencerminkan tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah. Contoh Judul: PENINGKATAN DISIPLIN MENGERJAKAN PEKERJAAN RUMAH MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI KEGIATAN PEMBERIAN UMPAN BALIK PADA SISWA KELAS V SDN 21 PONTIANAK TAHUN 2016 b. Kata Pengantar Kata pengantar memuat beberapa hal yaitu (1) Ucapan syukur, (2) Judul penelitian, (3) Maksud Tujuan, (4) Ucapan Terima kasih, (5) Harapan akan Kegunaan. 72 c. Abstrak Berisi umum dan lengkap yang disajikan secara singkat (tidak lebih dari 1 halaman) ditulis dengan spasi tunggal. BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Masalah Pada bagian latar belakang masalah: (1) Kemukakan dengan jelas, faktual (laporan keadaan lapangan) masalah yang dihadapi (lebih baik dengan data:keterangan guru, siswa, kepala sekolah, data berupa angka persentase, ratarata dst), (2) Jelaskan diagnosis (pedeteksian) masalah, biasanya dalam bentuk data prasurvei, (3) Jelasakan bahwa masalah yang akan dipecahkan adalah masalah yang penting dan mendesak untuk dipecahkan dan dapat dilakukan berdasarkan pertimbangan kemampuan peneliti,biaya,waktu dan dukungan lainnya, (4) Identifikasi dan uraikan secara cermat akar permasalahan tersebut dan jelaskan prosedur identifikasi masalahnya, (5) Uraikan secara umum perlakuan yang selama ini dilakukan dan perlakuan atau metode pembelajaran seperti apa yang ditawarkan akan diterapkan untuk memecahkan masalah atau mengadakan perbaikan. b. Rumusan Masalah Judul subbab ini biasanya hanya “Perumusan Masalah”. Dengan demikian cukup dirumuskan satu kalimat tanya dari masalah umum dan beberapa pernyataan dari submasalahnya. Contoh rumusan masalah 73 “Apakah melalui kegiatan pemberian umpan balik disiplin mengerjakan pekerjaan rumah mata pelajaran Matematika pada siswa kelas V SDN 21 Pontianak Tahun 2016 dapat ditingkatkan?” Rumusan masalah tersebut dirinci dalam submasalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah strategi perencanaan kegiatan pemberian umpan balik pada mata SDN 21 Pontianak Tahun 2016 ? 2. Bagaimanakah strategi pelaksanaan kegiatan pemberian umpan balik pada mata pelajaran Matematika yang dapat meningkatkan disiplin siswa kelas V SDN 21 Pontianak Tahun 2016 ? 3. Apakah kegiatan pemberian umpan balik mata pelajaran Matematika dapat meningkatkan disiplin mengerjakan pekerjaan rumah pada siswa kelas V c. Tujuan Penelitian Bagian tujuan penelitian berhubungan dengan masalah, hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian. Contoh rumusan tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi perencanaan kegiatan pemberian umpan balik pada mata pelajaran matematika untuk dapat meningkatkan disiplin siswa kelas V SDN 21 Pontianak Tahun 2016. d. Manfaat Penelitian Berguna bagi siswa, guru, sekolah atau komponen terkait, lebih baik kemukakan hal yang berupa inovasi. Uraian manfaat ini berisi kelayakan masalah yang diteliti, terutama terkait dengan manfaatnya dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan tindakan yang dipilih. e. Defenisi Operasional Definisi operasional memuat: (1) variabel secara operasional yang dipergunakan dalam judul atau masalah penelitian, (2) data yang diperlukan untuk 74 mengkaji istilah yang dipakai, (3) cara atau yang menyangkut instrumen yang dipakai untuk mendapatkan data tersebut. BAB II KAJIAN PUSTAKA Berisi tentang teori yang mendasari penelitian, yakni yang berkaitan dengan kondisi pembelajaran, masalah yang dipecahkan ,strategi yang akan digunakan dan prestasi belajar siswa yang idial. Kajian teori tersebut paling tidak mengungkapkan tentang: What (apa) berupa siapa penemu atau pendapat siapa, way (mengapa) mengapa teori itu ada., How (bagaimana) teori itu digunakan atau hasil penelitian terdahulu (yang dilakukan oleh orang lain). Kajian Pustaka dapat meliputi: a. Kerangka Teori Sebelum menulis kajian pustaka buatlah kisi-kisi teori yang akan dibahas. Contoh: Judul: Peningkatan disiplin mengerjakan pekerjaan rumah mata pelajaran Matematika pada siswa kelas V SDN XX Pontianak Tahun 2016 melalui kegiatan pemberian umpan balik. Pokok pikiran (Grand-theory) dari judul tersebut meliputi; (1) Kegiatan pembelajaran; (2) Kegiatan belajar. Kerangkan teori pertama adalah pembelajaran. Kegiatan pembelajaran memiliki unsurdi dalamnya, yakni tujuan, materi, pemilihan metode pembelajaran, kegiatan belajar mengajar, media dan evaluasi sebagaimana selalu dicantumkan dan menjadi unsur utama dalam rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP). Kerangka teori kedua adalah kegiatan belajar. Kegiatan belajar mempunyai faktor pendukung yang biasanya dikatagorikan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Yang termasuk faktor internal antara lain intelegensi, motivasi, sikap, disiplin dan lain-lain, sedangkan faktor eksternal antara lain media,lingkungan, guru, materi ajar dan lain-lain.penjelasan tentang kegiatan belajar yang utama dalam penelitian ini tentu saja masalah disiplin belajar. Dalam kasus ini disiplin mengerjakan pekerjaan rumah. 75 b. Penelitian yang Relevan Peneliti mendeskripsikan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan relevan dengan tujuan penelitian. Selanjutnya peneliti menjelaskan posisi penelitiannya dengan cara mendeskripsikan persamaan dan perbedaan penelitian yang dilakukannya dengan penelitian yang relevan yang disajikan. BAB III METODE PENELITIAN a. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian berisi tahapan setiap siklus yang terdiri atas: perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing) dan Refleksi (reflecting). Tiap tiap tahapan dalam siklus diuraikan secara jelas dan operasional. b. Subyek dan Lokasi Penelitian Subyek dan lokasi penelitian berisikan tentang lokasi sekolah, kelas berapa, jumlah siswa komposisi siswa situasi lingkungan peserta didik dan berapa lama penelitian dilakukan (sebutkan antara waktu). c. Kolaborator Penelitian Berisi nama guru kelas/ guru mata pelajaran yang dijadikan teman/pasangan dalam penelitian. d. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Menjelaskan teknik-teknik pengumpulan data yang akan digunakan sesuai dengan kekhasan data dan sumber data. Contoh; Teknik pengumpulan data menggunakan: 76 1. Observasi dengan instrumen pedoman observasi 2. Wawancara dengan instrumen pedoman wawancara 3. Dokumenter dengan instrumen pencatatan dokumen 4. Angket dengan instumen perangkat kuesioner. e. Teknik Analisis Data Data kuantitatif dianalisis sesuai dengan kaidah analisis kuantitatif, data kualitatif dianalisis melalui proses interpretasi. f. Indikator Keberhasilan Memuat indikator yang menjadi acuan keberhasilan dalam setiap tindakan, berupa gradasi seperti : indikator keberhasilan dapat secara kualitatif dan/atau kuantitatif. g. Waktu dan Jadwal Pelaksanaan Berisikan berapa lama penelitian akan dilakukan kapan mulai dan kapan berakhirnya. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Deskripsi hasil penelitian Deskripsikan hasil penelitian dari siklus pertama sampai terakhir secara berurut. Nyatakan perbedaan hasil tindakan antar siklus dengan merujuk pertanyaan penelitian. b. Pembahasan Bab ini juga memuat gagasan peneliti yang terkait dengan apa yang telah dilakukan dan apa yang diamati, dipaparkan pada bab terdahulu. Uraian mengenai gagasan ini dikaitkan dengan hasil kajian teori dan hasil penelitian yang relevan. Untuk tesis, pembahasan ini dilengkapi dengan implikasi dari temuan penelitian. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini memuat temuan pokok atau kesimpulan berdasarkan pembahasan. Adapun saran atau rekomendasi jelas ditujukan kepada suatu pihak terkait, beserta isinya. Semua hal yang disarankan haruslah terkait dengan bagian pembahasan. Untuk sekripsi bagian ini memuat jawaban pertanyaan penelitian. 77 3. Isi Bagian Akhir a. Daftar Pustaka Daftar Pustaka memuat buku-buku literatur, jurnal, dll yang digunakan dalam pembuatan skripsi dan tesis. b. Lampiran-Lampiran Lampiran hendaknya hanya berisi dokumen penting yang secara langsung perlu disertakan dalam suatu skripsi dan tesis, misalnya ringkasan analisis data penelitian dan salinan (fotokopi) surat ijin penelitian. Dokumen lain yang berupa data mentah, misalnya, tidak perlu disertakan daiam lampiran skripsi/tesis. Untuk mempermudah pemanfaatannya, setiap lampiran harus diberi nomor urut lampiran dengan menggunakan angka Arab. Pencantuman nomor lampiran dalam tubuh tulisan skripsi dan tesis, harus sesuai dengan urutan penyajian dalam teks. Satu nomor lampiran merupakan kelanjutan dari nomor urut lampiran dalam tubuh tulisan sebelumnya. c. Riwayat Hidup Riwayat hidup penulis skripsi dan tesis hendaknya disajikan secara naratif. Hal- hal yang perlu dimuat dalam riwayat hidup adalah nama lengkap penulis, tempat dan tanggal lahir, riwayat pendidikan, pengalaman berorganisasi, dan informasi tentang prestasi yang pernah diraih selama belajar di perguruan tinggi ataupun pada waktu duduk di bangku sekolah dasar dan sekolah menengah. Yang sudah berkeluarga dapat mencantumkan nama suami/istri dan putra-putrinya. Riwayat hidup diketik dengan spasi tunggal (satu spasi). 78 BAB VIII PENELITIAN PENGEMBANGAN Penelitian desain dan pengembangan (design and development research – DDR) merupakan pengembangan dari pendekatan penelitian dan pengembangan (research and development – R&D). Penelitian desain dan pengembangan di dunia pendidikan dijalankan atas dasar motif yang kuat untuk meningkatkan relevansi penelitian dengan pengambilan kebijakan dan praktik pendidikan. Penelitian ini terdiri atas dua gugus, yaitu penelitian produk dan alat/instrumen dan penelitian model. Gugus penelitian produk dan alat terdiri atas empat cakupan, yaitu: (a) penelitian pengembangan produk; (b) penelitian pengembangan alat/instrumen; (c) penelitian penggunaan produk; dan (d) penelitian penelitian penggunaan instrumen. Gugus penelitian model terdiri atas: (a) penelitian pengembangan model; (b) penelitian validasi model; dan (c) penelitian penggunaan model. Sementara itu, dari cakupannya, penelitian pengembangan dapat meliputi penelitian pengembangan komprehensif dan penelitian pengengembangan tahap tertentu. Sebaiknya, penelitian desain dan pengembangan dalam rangka skripsi mahasiswa S1 hanya meliputi gugus penelitian pengembangan produk atau instrumen sedangkan tesis (S2) dapat meliputi keduanya. A. Sistematika Sistematika skripsi dan tesis sebagai laporan hasil penelitian DDR dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. 1. Bagian Awal Bagian awal (blurp) laporan skripsi/tesis dalam penelitian dengan pendekatan ini sama dengan isi bagian-bagian awal pada skripsi/tesis yang dihasilkan melalui penelitian dengan pendekatan-pendekatan lain. Komponenkomponen yang ada pada bagian ini adalah: halaman sampul, lembar logo, halaman judul, lembar persetujuan, lembar pengesahan, pernyataan keaslian tulisan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, dan daftar lainnya. Keterangan pada tiap-tiap komponen tersebut dapat 79 didapat pada halaman 7-30. 2. Bagian Inti Bagian inti skripsi/tesis yang dihasilkan dari penelitian dengan pendekatan ini terdiri atas lima bab, yang diuraikan sebagai berikut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian B. Permasalahan dan Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Hasil yang Diharapkan E. Keterbatasan Penelitian F. Terminologi (Peristilahan) BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Terdahulu B. Definisi Operasional C. Kerangka Kerja Konseptual BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode B. Desain dan Langkah-langkah Penelitian C. Data dan Sumber Data D. Teknik Pengumpulan Data E. Instrumen Pengumpulan Data F. Teknik Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penyajian Data (Desain Awal Produk) B. Analisis Data (Hasil Pengujian) C. Pembahasan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran 80 3. Bagian Akhir (Lihat pada Halaman 33) Bagian akhir skripsi/tesis hasil penelitian dengan pendekatan ini terdiri atas daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan riwayat hidup menulis. Keterangan pada tiap-tiap komponen itu dapat diLihat pada Halaman 33. B. Isi Bagian Awal, Bagian Inti, dan Bagian Akhir Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang unsur-unsur bagian inti, berikut ini diuraikan isi yang terkandung dalam masing-masing unsur tersebut. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jelaskan secara ringkas perihal pentingnya penelitian ini dilaksanakan. Penjelasan dapat berpangkal fakta-fakta pada keadaan masyarakat, perkembangan penelitian, dan/atau pekerjaan-pekerjaan aktual di dunia pendidikan dan pengajaran. Dapat juga diuraikan perkembangan-perkembangan atau inovasiinovasi teknologi pendidikan (termasuk teknologi dalam pendidikan) secara khusus yang terkait dengan topik yang akan diajukan. Hal-hal yang sudah biasa (common senses) dan teori-teori besar (grand theories) seperti teori-teori pendidikan, teori bahasa, dan teori psikologi perlu juga diungkapkan, terutama yang mendorong perlunya penelitian dengan topik yang akan diajukan. B. Permasalahan dan Rumusan Masalah Lakukan analisis, sintesis, dan evaluasi terhadap fakta-fakta yang telah diungkapkan pada latar belakang penelitian sehingga terlihat jelas adanya rumpang teknologi, inovasi, atau penelitian (das sein dan das solen) yang membutuhkan jawaban atau inovasi dan dapat ditindaklanjuti secara terukur. Rumpang antara das sein dan das solen dapat berukuran sempit dan cukup diisi satu penelitian tetapi ada juga rumpang yang lebar dan perlu diisi banyak penelitian. Jika rumpang tersebut lebar, nyatakan bahwa penelitian ini hanya dilakukan untuk cakupan tertentu. Selanjutnya, jika dianggap perlu, nyatakan kebutuhan tersebut dalam kalimat yang sederhana dan lugas menjadi rumusan masalah. Rumusan masalah dapat berupa kalimat tanya (pertanyaan) atau kalimat 81 berita (pernyataan) sepanjang rumusan tersebut menunjukkan adanya rumpang (gap) antara das sein dan das solen yang memerlukan penelitian dimaksud. C. Tujuan Penelitian Uraikan tujuan penelitian secara jelas. Tujuan hendaknya merupakan solusi atau tindak lanjut konstruktif dari rumpang inovasi yang telah dirumuskan. Uraian tujuan hendaknya bersifat operasional (dapat dilaksanakan). Produk atau alat yang akan dihasilkan, dievaluasi, atau diteliti hendaknya disebutkan secara jelas. D. Hasil yang Diharapkan Bagian ini berisi deskripsi mutu hasil penelitian atau hasil akhir yang dijanjikan. Deskripsi mutu produk atau istrumen diuraikan secara lugas, operasional, dan dapat dievaluasi secara ilmiah. Deskripsi tersebut merupakan ciri-ciri khas produk/alat yang akan dihasilkan dan menunjukkan perbedaan dari produk/instrumen yang telah ada. Agar dapat dipahami oleh pelbagai pihak, gunakan standar-standar yang telah diterima secara umum. Dalam hal ini disarankan penelitian pengembangan produk atau instrumen menggunakan tingkat kesiapan teknologi (TKT). TKT atau TRL (Technological Readiness Level) mulamula dikembangkan pada rentang waktu 1970-1980 oleh The Aeronautics and Space Administration (NASA). Setelah dikembangkan oleh pelbagai pihak dengan beberapa versi, kini TKT yang digunakan memiliki sembilan tingkat dan telah diterima secara luas di dunia industri dan pemerintah di pelbagai negara, termasuk di Indonesia. Penggunaan TKT di Indonesia didorong oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dengan rentang level 1 hingga 9. Pada pedoman ini ditetapkan bahwa standar untuk skripsi adalah TKT 2 hingga 3 dan standar untuk tesis adalah TKT 4 hingga 6. Informasi lengkap mengenai arti tingkat kesiapan teknologi dapat dibaca pada tabel sebagai berikut. 82 TABEL 8.1: Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) TKT Definisi Deskripsi Kesiapan 1 Prinsip dasar dari a) Telah ditentukan asumsi dan hukum dasar yang suatu teknologi akan digunakan pada teknologi yang akan telah diteliti dikembangkan. b) Telah dilakukan studi literature, baik teori atau empiris dari penelitian terdahulu, tentang prinsip dasar teknologi yang akan dikembangkan. c) Jika ada, hipotesis penelitian telah diformulasikan. 2 Konsep teknologi a) Telah teridentifikasi peralatan dan sistem yang dan aplikasi telah akan digunakan. di formulasikan b) Telah teridentifikasi dari studi literatur (teoritis/empiris) bahwa teknologi yang akan dikembangkan memungkinkan untuk diterapkan. c) Telah teridentifikasi desain secara teoritis dan empiris. d) Telah diketahui elemen-elemen dasar dari teknologi yang akan dikembangkan. e) Telah dikuasai dan dipahami karakterisasi komponen teknologi yang akan dikembangkan. f) Telah diprediksi kinerja dari masing-masing elemen penyusun teknologi yang akan dikembangkan. g) Telah dilakukan analisis awal menunjukkan bahwa fungsi utama yang dibutuhkan dapat bekerja dengan baik. h) Telah dibuat model dan dilakukan simulasi untuk menguji kebenaran prinsip dasar. i) Telah dilakukan penelitian analitik untuk menguji kebenaran prinsip dasarnya. j) Telah dilakukan pengujian bahwa komponenkomponen teknologi yang akan dikembangkan, secara terpisah dapat bekerja dengan baik. k) Telah dilakukan pengujian bahwa peralatan yang digunakan sudah valid dan reliabel. l) Telah diketahui tahapan eksperimen yang akan dilakukan. 3 Konsep dan a) Telah dilakukan studi analitik mendukung karakteristik prediksi kinerja elemen-elemen Teknologi. penting dari suatu b) Telah diidentifikasi dan diprediksi karakteri/sifat teknologi telah dan kapasitas unjuk kerja sistem dasar. dibuktikan secara c) Telah dilakukan percobaan laboratorium untuk analitis dan menguji kelayakan penerapan teknologi tersebut. eksperimental d) Telah dilakukan pemodelan dan simulasi mendukung prediksi kemampuan elemen- 83 4 Komponen teknologi telah divalidasi dalam lingkungan laboratorium 5 Komponen teknologi telah divalidasi dalam lingkungan yang relevan elemen Teknologi. e) Telah dilakukan pengembangan teknologi tersebut dengan langkah awal menggunakan model matematik sangat dimungkinkan dan dapat f) disimulasikan. g) Telah dilakukan penelitian laboratorium untuk memprediksi kinerja tiap elemen Teknologi. h) Secara teoritis, empiris dan eksperimen telah diketahui komponen2 sistem teknologi tsb dpt bekerja dgn baik. i) Telah dilakukan penelitian di laboratorium dengan menggunakan data dummy. j) Telah diperoleh hasil bahwa teknologi layak secara ilmiah (studi analitik, model / simulasi, eksperimen). a) Telah dilakukan test laboratorium komponenkomponen secara terpisah. b) Persyaratan sistem untuk aplikasi menurut pengguna telah diketahui (keinginan adopter). c) Hasil percobaan laboratorium terhadap setiap komponen menunjukkan bahwa setiap komponen dapat beroperasi. d) Telah dilakukan percobaan fungsi utama teknologi dalam lingkungan yang relevan. e) Purwarupa teknologi skala laboratorium telah dibuat f) Penelitian integrasi komponen telah dimulai. g) Proses „kunci‟ untuk manufakturnya telah diidentifikasi dan dikaji di laboratorium. h) Integrasi sistem teknologi dan rancang bangun skala laboratorium telah selesai (low fidelity). a) Persiapan produksi perangkat keras telah dilakukan. b) Telah dilakukan penelitian pasar (marketing research) dan penelitian laboratorium utk memilih proses fabrikasi. c) Purwarupa telah dibuat. d) Peralatan dan mesin pendukung telah diujicoba dalam laboratorium. e) Integrasi sistem telah selesai dengan tingkat akurasi tinggi (high fidelity), siap diuji pada lingkungan nyata/simulasi. f) Telah dilakukan peningkatan akurasi (fidelity) sistem purwarupa. g) Telah dilakukan modifikasi kondisi laboratorium 84 h) 6 Model atau a) Purwarupa telah diuji dalam b) lingkungan yang relevan c) d) e) 7 Purwarupa telah diuji dalam lingkungan sebenarnya f) g) a) b) c) d) e) f) g) h) i) j) k) 8 Sistem Teknologi telah lengkap dan memenuhi syarat (qualified) a) b) c) d) e) sehingga mirip dengan lingkungan yang sesungguhnya. Proses produksi telah dinilai (review) oleh bagian manufaktur. Kondisi lingkungan operasi sesungguhnya telah diketahui. Kebutuhan investasi untuk peralatan dan proses pabrikasi telah teridentifikasi. Machinary and System (M & S) untuk kinerja sistem teknologi pada lingkungan operasi. Bagian manufaktur/ pabrikasi menyetujui dan menerima hasil pengujian laboratorium. Purwarupa telah teruji dengan akurasi/ fidelitas laboratorium yg tinggi pd simulasi lingkungan operasional (lingkungan sebenarnya). Hasil Uji membuktikan layak secara teknis (engineering feasibility). Peralatan, proses, metode dan desain teknik telah diidentifikasi. Proses dan prosedur fabrikasi peralatan mulai diujicobakan. Perlengkapan proses dan peralatan test/inspeksi diujicobakan di dalam lingkungan produksi. Draf gambar desain telah lengkap. Peralatan, proses, metode dan desain teknik telah dikembangkan dan mulai diujicobakan. Perhitungan perkiraan biaya telah divalidasi (design to cost). Proses fabrikasi secara umum telah dipahami dengan baik. Hampir semua fungsi dapat berjalan dalam lingkungan/kondisi operasi. Purwarupa lengkap telah didemonstrasikan pada simulasi lingkungan operasional. Purwarupa sistem telah teruji pada ujicoba lapangan. Siap untuk produksi awal (Low Rate Initial Production- LRIP). Bentuk, kesesuaian dan fungsi komponen kompatibel dengan sistem operasi. Mesin dan peralatan telah diuji dalam lingkungan produksi. Diagram akhir selesai dibuat. Proses fabrikasi diujicobakan pada skala percontohan (pilot-line atau LRIP). Uji proses fabrikasi menunjukkan hasil dan 85 9 tingkat produktifitas yang dapat diterima. f) Uji seluruh fungsi dilakukan dalam simulasi lingkungan operasi. g) Semua bahan/ material dan peralatan tersedia untuk digunakan dalam produksi. h) 8. Sistem memenuhi kualifikasi melalui test dan evaluasi. Teknologi benar- a) Konsep operasional telah benar-benar dapat benar teruji/ diterapkan. terbukti melalui b) Perkiraan investasi teknologi sudah dibuat. keberhasilan c) Tidak ada perubahan desain yang signifikan. pengoperasian d) Teknologi telah teruji pada kondisi sebenarnya. e) Produktivitas telah stabil. f) Semua dokumentasi telah lengkap. g) Telah dilakukan estimasi harga produksi dibandingkan competitor. h) Teknologi kompetitor telah diketahui. Peneliti boleh juga merujuk TKT yang disusun oleh NASA seperti terdapat pada tautan internet sebagai berikut. https://esto.nasa.gov/technologists_trl.html E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian merupakan solusi bagi kehidupan sosial yang kontekstual. Uraikan manfaat penelitian produk/instrumen yang akan dihasilkan baik bagi perkembangan ilmu pengetahuan maupun bagi pelaksanaan tugas-tugas keseharian manusia (praxis) sebagai makhluk sosial, makhluk berbudaya, maupun makhluk religius maupun untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan (teoritis). Manfaat penelitian dapat merupakan manfaat antara untuk ditindaklanjuti dengan penelitian pengembangan berikutnya maupun manfaat akhir bagi masyarakat. F. Keterbatasan Penelitian Peneliti harus mengakui keterbatasn (kelemahan) penelitian yang dijalankannya atau hasil yang diperolehnya selain mengungkapkan hasil yang diharapkan dan manfaat penelitian yang merupakan gambaran keunggulan penelitian pengembangan. Peneliti harus menyatakan kelemahan-kelemahan produk atau instrument yang akan dihasilkan secara jelas sebagai rambu-rambu 86 bagi calon pengguna hasil penelitian dan sebagai petunjuk untuk penyempurnaan pada penelitian-penelitian selanjutnya. G. Terminologi (Peristilahan) Guna menghindari kesalahpahaman pembaca dalam memahami karya tulis yang dihasilkan, peneliti hendaknya menjelaskan istilah-istilah khusus. Bagian ini membatasi penafsiran pembaca pada konteks penelitian ini dengan penjelasan makna khusus atau dengan rujukan kontekstual. Jika diperlukan, pengusul dapat membentuk istilah baru untuk menyingkat frase yang panjang dan menjelaskannya pada bagian ini. Bagian ini tidak berisi uraian mengenai konsep maupun teori. Apabila pada bagian karya tulis yang tidak memerlukan keterangan khusus, bagian ini dapat ditiadakan. BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Terdahulu Ungkapkan peta kajian, temuan, produk, dan gagasan terkait topik penelitian dari masa ke masa dan dari tempat satu ke tepat lain. Hasil kajian terdahulu pada bagian ini hendaknya dapat menunjukkan hasil-hasil kajian terdahulu yang sekaligus menunjukkan rumpang-rumpang penelitian (research gaps) yang dapat atau perlu ditindaklanjuti dengan penelitian. Kajian terdahulu hendaknya menyebut nama peneliti, tempat penelitian, tahun penelitian, metode penelitian, dan hasil penelitian yang telah dilakukan. Kemutakhiran dan keluasan referensi yang digunakan amat diperlukan untuk menunjukkan kelayakan peneliti melakukan penelitian dengan topik yang diusulkan. Peneliti yang telah bergaul dengan banyak jurnal bermutu, beragam, dan mutakhir akan dianggap layak dan mampu menjalankan penelitian yang topiknya akan atau sedang diusulkan. Topik penelitian yang jelas merupakan bagian rumpang dari rangkaian hasil penelitian adalah hal yang perlu. Penilian dalam sub bagian ini adalah keperluan suatu topik diteliti dan kelayakan si peneliti untuk menjalankan penelitian dengan topik yang ajukan. 87 B. Definisi Operasional Bagian ini berisi kajian mendalam atas hal-hal yang dikaji dalam penelitian yang diusulkan. Kajian mendalam tersebut dilakukan pada tiap-tiap sub topik varibel terkait karakteristik hasil penelitian yang diharapkan. Hasil dari kajian tersebut adalah definisi-definisi operasional beserta uraiannya yang nantinya akan digunakan untuk mengevaluasi hasil penelitian pengembangan. C. Kerangka Kerja Konseptual Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah pijakan-pijakan yang digunakan untuk menentukan karakteristik hasil penelitian, menentukan cara kerja penelitian, dan menentukan mengukur ketercapaian tujuan. Kerangka kerja konseptual hendaknya didasarkan pada teori-teori yang sudah diterima secara luas atau paling tidak diterima oleh suatu kalangan pakar. Dalam hal-hal tertentu, kerangka kerja konseptual juga dapat disusun oleh pengusul dengan menjajikan fakta-fakta, konsep-konsep, dan proposisi-proposisi dari beberapa sudut pandang dengan memerhatikan kejelasan, koherensi, dan konsistensi masing-masing dan satu sama lain. Kerangka kerja konseptual hendaknya disusun secara lugas. Jika diperlukan, kerangka kerja ini dapat ditampilkan dalam bentuk bagan sehingga memudahkan pemahaman pembaca. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Sebutkan dan deskripsikan secara ringkas pendekatan dan metode penelitian pada bagian ini. Di dalam penelitian pengembangan terdapat beberapa alternatif pendekatan, misalnya R&D atau DDR, dan di dalamnya ada sejumlah metode yang dapat dipilih. Gunakan pendekatan dan metode secara logis. B. Desain dan Langkah-Langkah Penelitian Tentukan desain penelitian berdasarkan pendekatan dan metode yang telah dipilih. Gambarkan secara ringkas dan sebutkan langkah-langkah yang akan ditempuh secara jelas. Amat baik jika pengusul dapat membuat bagan langkahlangkah penelitian yang akan ditempuh dengan keterangan yang jelas. Pada 88 prinsipnya, ada tiga langkah generik dalam pengembangan yaitu analisis kebutuhan, pengembangan, dan evaluasi. Analisis kebutuhan hendaknya dilakukan secara benar dengan prosedur-prosedur ilmiah dan dengan dukungan data yang dapat dipercaya. Pada proses pengembangan terdapat langka-langkah bersiklus yang terdiri atas pengembangan, evaluasi formatif, dan revisi. Tahap evaluasi dapat meliputi evaluasi pakar dan eksperimen. Evaluasi teknil lain juga dimungkinkan sepanjang sejalan dengan tujuan evaluasinya. Evaluasi dengan cara Delphi dapat menjadi pilihan hanya jika benar-benar diperlukan. Evaluasi dalam penelitian tingkat S1 hendaknya mencerminakan bahwa komponen teknologi telah terkonsep dengan baik dan dapat mencapai tahap validasi. Pada tingkat S2 telah dilakukan pengujian terbatas atau dalam skala laboratorium sedikit lebih tinggi sampai validasi dalam lingkungan yang relevan. C. Data dan Sumber Data Sebutkan jenis-jenis dan spesifikasi data yang akan dikumpulkan beserta sumber-sumbernya (termasuk tahap-tahapnya). Sebutkan dan berikan keterangan seperlunya pada tiap-tiap jenis data yang akan diambil. Jelaskan secara memadai sumber-sumber datanya, seperti: partisipan atau populasi dan sampel, asal dokumen, dan nara sumber. Data yang baik hendaknya benar, akurat dan lengkap. Pada pendekatan penelitian tertentu pengusul perlu menerangkan cara menjamin kebenaran, kelengkapan, dan keakuratan data yang akan diambil. Pada pendekatan lain, hal tersebut dapat diuraikan pada saat membicarakan cara dan alat pengumpunan data, terutama dalam hal validitas, reliabilitas, dan sejenisnya. D. Teknik Pengumpulan Data Peneliti perlu menyebutkan dan terangkan secara ringkas teknik pengumpulan tiap-tiap jenis data secara spesifik. Harus tergambar secara jelas pasangan antara jenis data yang akan diambil dan teknik pengumpulan data yang akan dilaksanakan. Untuk data-data yang bersifat kualitatif, nyatakan proses triangulasi dan kalibrasi secara jelas. 89 E. Instrumen Pengumpulan Data Sebutkan dan terangkan secara ringkas instrumen pengumpulan tiap-tiap jenis data secara spesifik. Untuk data yang bersifat kuantitatif, instrumen hendaknya divalidasi secara benar dengan merujuk ke definisi-definisi operasional. Reliabilitas dan sejenisnya perlu direncanakan dengan menyebutkan proses uji-coba instrumen secara spesifik. F. Analisis Data Pada bagian analisis data ini rencana analisis data disebutkan secara lugas dan diterangkan secara ringkas. Tiap-tiap jenis data yang telah dikumpulkan diorganisasikan dan diringkas secara sistematis. Pada jenis data yang bersifat kuantitatif pengusul menyebutkan cara inferensi statistika yang tepat dengan menyebutkan persyaratan dan karakteristik datanya. Pada jenis data yang bersifat kualitatif, pengusul menyebutkan teknik atau metode pengorganisasian dan analisis hingga penafsirannya. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Paparkan data secara rapih tahap demi tahap sesuai jenis kegiatannya. Pisahkan data terutama sesuai langkah-langkah kegiatan. Data kuantitatif harus diperlakukan sebagai layaknya data penelitian kuntitatif, seperti: tabulasi dan deskripsi. Penyajian data juga dapat didukung dengan paparan dalam bentuk diagram. Data kualitatif diperlakukan seperti dalam penelitian kualitatif, misalnya melalui pengodean (initial coding, focused coding, theoretical coding, dsb.). Pemaparan hendaknya jelas dan mudah dipahami. B. Analisis Data Seperti dalam penyajian data, analisis harus dijalankan sesuai sifat data. Analisis dilakukan tahap demi tahap dan kelompok demi kelompok dengan merujuk ke tujuan penelitian. Di samping menganalisis kebutuhan dan kelanjutannya, analisis data juga harus menyajikan analisis terhadap produk yang dihasilkan. Analisis dapat dinyatakan selesai jika sudah sampai ujung tiap-tiap 90 tujuan penelitian yang telah disebutkan, apa pun hasilnya. C. Produk (Hasil Pengembangan) Produk purwarupa (prototype) yang merupakan hasil pengembangan merupakan bagian yang integral (tak terpisahkan) dari suatu skripsi/tesis. Lampirkan produk tahap akhir yang telah dicapai secara benar. Lampiran tersebut sebaiknya dijilid menjadi satu dengan tesis secara menyeluruh. Jika terpaksa, penjilidan dapat terpisah sepanjang terdapat penulisan lampiran yang jelas dan dapat dirujuk dengan mudah. Purwaruapa dalam cakram pada (CD) dapat masukkan kantong yang tersemat pada skripsi/tesis. Purwarupa dalam laman internet hendaknya dicetak dan disatukan dalam skripsi/tesis. Purwarupa berupa buku yang berukuran lebih kecil dari ukuran skripsi/tesis dapat dimasukan dalam kemasan yang dapat dijilid bersama skripsi/tesis. Produk-produk lain yang berukuran lebih besar dapat dikemas secara terpisah dari skripsi/tesis namun harus ada keterangan jelas yang menunjukkan tempat penyimpanan purwarupa tersebut dan cara memerolehnya. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Uraikan kesimpulan secara sederhana dan lugas dengan mensintesiskan hasil analisis data dan tujuan penelitian. B. Saran Saran hendaknya jelas ditujukan kepada pihak-pihak tertentu yang berpotensi menggunakan hasil penelitian. Saran disusun dengan mensintesiskan bagian-bagian tertentu pada latar belakang penelitian, manfaat penelitian, dan hasil penelitian (jika dipandang perlu termasuk juga hasil analisis data). Saran-saran dapat meliputi saran untuk penggunaan dalam kehidupan sosial (praxis) maupun saran untuk penelitian selanjutnya (teoritis). 4. Isi Bagian Akhir (lihat Pada Halaman 33) 91 BAB IX ARTIKEL HASIL PENELITIAN Artikel penelitian adalah sebuah tulisan ilmiah yang didasarkan pada hasil penelitian dan ditulis dengan mengikuti kaidah ilmiah. Artikel penelitian merupakan tulisan non fiksi yang memuat data dan fakta dengan analisa opini atau pendapat dari penulis tulisan tersebut. Artikel penelitian ditulis secara lugas, tuntas, logis, objektif, cermat, jelas, padat, konsisten dan sistematis. A. ATURAN UMUM 1. Setiap sub judul ditulis dengan huruf Times New Roman 11 dan dicetak tebal (bold). 2. Alinea baru ditulis menjorok dengan indent-first line 0,75 cm, antar alinea tidak diberi spasi. 3. Kata asing ditulis dengan huruf miring. 4. Semua bilangan ditulis dengan angka, kecuali pada awal kalimat dan bilangan bulat yang kurang dari sepuluh harus dieja. 5. Tabel dan gambar harus diberi keterangan yang jelas, dan diberi nomor urut. 6. Menggunakan program Microsoft Word 7. Menggunakan Font 12 Times New Roman dengan spasi tunggal 8. Naskah dicetak pada kertas A4 dengan jumlah halaman minimal 10 dan maksimal 18 halaman B. Sistimatika Penulisan Artikel Hasil Penelitian 1. Judul 2. Nama Penulis dan Perguruan Tinggi 3. Abstrak dan kata kunci 4. Pendahuluan 5. Metode 6. Hasil dan Pembahasan 92 7. Kesimpulan dan Saran (jika perlu) 8. Daftar Rujukan 1. Judul Artikel Judul artikel hendaknya informatif, lengkap, tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek serta memuat variabel-variabel yang diteliti atau kata kunci yang mengambarkan masalah yang diteliti. Judul artikel ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris 5 sampai 15 kata. Judul dicetak dengan huruf besar/kapital, dicetak tebal (bold) dengan jenis huruf Times New Roman 12, spasi tunggal dengan jumlah kata maksimum 15. berada ditengah-tengah 2. Nama Penulis Nama penulis artikel dicantumkan tanpa gelar akademik ataupun gelar lainnya, menyertakan lembaga asal, dan ditempatkan di bawah judul artikel. Nama penulis ditulis di bawah judul tanpa gelar, tidak boleh disingkat, diawali dengan huruf kapital, tanpa diawali dengan kata ”oleh”, urutan penulis adalah penulis pertama diikuti oleh penulis kedua, ketiga dan seterusnya. Nama perguruan tinggi dan alamat surel (email) semua penulis ditulis di bawah nama penulis dengan huruf Times New Roman ukuran 10. 3. Abstrak & Kata Kunci Abstrak dan kata kunci ditulis dalam dua bahasa (Indonesia dan Inggris). Jumlah kata abstrak 150-250 kata dan diketik 1 spasi dengan Times Roman 11. Abstrak minimal berisi judul, masalah/tujuan, metode dan hasil penelitian serta kesimpulan. Kata abstract dicetak tebal (bold). Abstrak disajikan dengan rata kiri dan rata kanan, dalam satu paragraf, dan ditulis tanpa menjorok (indent) pada awal kalimat. Abstract dilengkapi dengan Keywords yang terdiri atas 3-5 kata. Kata Keywords dicetak tebal (bold). Kata kunci menggambarkan pokok pokok penting penelitian sehingga memudahkan pencarian dalam sistem komputerisasi informasi ilmiah. Contoh : 93 ANALISIS KETERAMPILAN PENYELESAIAN MATERI JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI M. Fadli Ramdani, Endang Purwaningsih, Achmadi Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Untan, Pontianak Email : [email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan mencatat jurnal penyesuaian perusahaan pada siswa kelas X Akuntansi IV SMKN 3 Pontianak. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan bentuk penelitian kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas X Akuntansi IV dan datanya adalah lembar jawaban siswa ulangan materi jurnal penyesuaian serta hasil wawancara dengan guru akuntansi dan siswa kelas X Akuntansi IV. Hasil penelitian menunjukkan keterampilan membuat jurnal penyesuaian untuk pencatatan pemakaian persediaan sebesar 83% masuk kategori sangat baik, jurnal penyesuaian untuk mencatat akun biaya dibayar dimuka sebesar 20% masuk kategori gagal, jurnal penyesuaian untuk mencatat akun biaya yang terutang atau masih harus dibayar sebesar 86% masuk kategori sangat baik, jurnal penyesuaian untuk mencatat penyusutan aktiva tetap sebesar 54% masuk kategori kurang, jurnal penyesuaian untuk mencatat akun pendapatan diterima dimuka sebesar 3% masuk kategori gagal, dan jurnal penyesuaian umtuk mencatat akun pendapatan yang masih harus diterima sebesar 60% masuk katergori cukup. Kata Kunci: Keterampilan, Jurnal Penyesuaian, Perusahaan Jasa Abstract: This study aims to determine the skills record company adjusting entries in class X SMK 3 Pontianak Accounting IV. The method used is descriptive qualitative research form. The data source of this research is class X Accounting IV and the data is the answer sheets of students repeat material adjusting entries and interviews with teachers and students of class X accounting Accounting IV. The results showed the skill adjustment journal for recording the use of inventories by 83% in the category very well, adjusting entries to record the account of prepaid expenses by 20% in the category failed, adjusting entries to record the cost accounts payable or accrued by 86% sign excellent category, adjusting entries to record depreciation of fixed assets by 54% in the category of less, adjusting entries to record the accounts unearned income by 3% in the category failed, and adjusting journal umtuk record revenue accounts receivable by 60% entered the category enough , 94 Keywords: Skills, Adjusting Entries, Corporate Services 4. Pendahuluan Bagian pendahuluan tidak diberi judul, ditulis setelah abstrak. Pendahuluan berisi latar belakang, konteks penelitian, hasil kajian pustaka dan tujuan penelitian. Seluruh bagian pendahuluan dipaparkan secara terintegrasi dalam bentuk paragraf-paragraf, dengan panjang 15-20% dari total panjang artikel. Pendahuluan diambil dari bab 1 dan bab 2 dalam laporan penelitian. (Font Times Roman ukuran 11) 5. Metode Bagian metode berisi paparan dalam bentuk paragraf tanpa subbagian yang berisi tentang rancangan penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data dan analisi data yang secara nyata. Untuk penelitian yang menggunakan alat dan bahan perlu ditulis spesifikasi alat dan bahannya. Untuk penelitian kualitatif perlu ditambah deskripsi mengenai kehadiran peneliti, subyek peneliti, lokasi dan lamanya penelitian, cara menggali data serta keabsahan data. Metode diambil dari bab 3 laporan penelitian dengan panjang 10% -15% dari total panjang artikel. (Font Times Roman ukuran 11) 6. Hasil Penelitian dan Pembahasan Bagian hasil penelitian berisi paparan hasil analisis yang berkaitan dengan pertanyaan penelitian. Setiap hasil penelitian harus dibahas. Pembahasan berisi pemaknaan hasil dan perbandingan dengan teori dan hasil penelitian sejenis. Hasil dan Pembahasan diambil dari bab 4 laporan penelitian dengan panjang 40 % -60% dari panjang artikel. (Font Times Roman ukuran 11) 7. Kesimpulan dan Saran Bagian kesimpulan berisi temuan penelitian yang berupa jawaban atas pertanyaan penelitian atau berupa inti sari hasil pembahasan yang disajikan pada bagian sebelumnya. Kesimpulan disajikan dalam bentuk paragraf. Kemudian 95 saran disusun berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat, bisa mengacu kepada tindakan praktis atau pengembangan teoritis dan penelitian lanjutan. Kesimpulan dan saran diambil dari bab V laporan penelitian sesuai dengan banyaknya rumusan masalah. (Font Times Roman ukuran 11) 8. Daftar Rujukan Daftar Rujukan hanya memuat sumber sumber yang dirujuk dan semua sumber rujukan harus tercantum dalam daftar rujukan. Daftar rujukan minimal 80% berupa pustaka terbitan 10 tahun terakhir. Rujukan yang digunakan adalah sumber sumber primer berupa artikel penelitian dalam jurnal maupun dalam laporan penelitian skripsi, tesis, maupun disertasi. Diwajibkan Jurnal Internasional yang otoritatif sesuai variabel penelitian. Penulisan pustaka menggunakan sistem Harvard Referencing Standard. Semua yang tertera dalam daftar pustaka harus dirujuk di dalam naskah. Kemutakhiran referensi sangat diutamakan. (Font Times Roman ukuran 11) a. Buku [1] Penulis 1, Penulis 2 dst. (Nama belakang, nama depan disingkat). Tahun publikasi. Judul Buku cetak miring. Edisi, Penerbit. Tempat Publikasi. Contoh: O‟Brien, J.A. dan. J.M. Marakas. 2011. Management Information Systems. Edisi 10. McGraw-Hill. New York-USA. b. Artikel Jurnal [2] Penulis 1, Penulis 2 dan seterusnya, (Nama belakang,nama depan disingkat). Tahun publikasi. Judul artikel.Nama JurnalCetak Miring. Vol. Nomor. Rentang Halaman. Contoh: Cartlidge, J. 2012. Crossing boundaries: Using fact and fiction in adult learning. The Journal of Artistic and Creative Education. 6 (1): 94-111. c. Prosiding Seminar/Konferensi [3] Penulis 1, Penulis 2 dst, (Nama belakang, nama depan disingkat). Tahun publikasi. Judul artikel.Nama Konferensi. Tanggal, Bulan danTahun, Kota, Negara. Halaman. Contoh: 96 Michael, R. 2011. Integrating innovation into enterprise architecture management.Proceeding on Tenth International Conference on Wirtschafts Informatik. 16-18 February 2011, Zurich, Swis. Hal. 776-786. d. Tesis atau Disertasi [4] Penulis (Namabelakang, namadepandisingkat). Tahunpublikasi. Judul. Skripsi, Tesis, Atau Disertasi. Universitas. Contoh: Soegandhi. 2009. Aplikasi model kebangkrutan pada perusahaan daerah di Jawa Timur. Tesis. Fakultas Ekonomi UniversitasJoyonegoro, Surabaya. e. Sumber Rujukan dari Website [5]Penulis. Tahun. Judul.Alamat Uniform Resources Locator (URL). Tanggal Diakses. Contoh: Ahmed, S. dan A. Zlate. Capital flows to emerging market economies: A brave new world? .http://www.federalreserve.gov/pubs/ifdp/2013/1081/ifdp1081.pdf. Diakses tanggal 18 Juni 2013. C. Tata Cara Pengutipan Tata cara penyajian kutipan, rujukan, tabel, dan gambar mengikuti Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (FKIP Untan) atau mencontoh langsung tata cara yang digunakan dalam artikel yang telah dimuat. Artikel berbahasa Indonesia menggunakan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) sesuai Surat Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015. D. ATURAN TAMBAHAN 1. Penulisan Tabel Tabel diberi nomor sesuai urutan penyajian (Tabel 1, dst.), tanpa garis batas kanan atau kiri. Judul tabel ditulis di bagian atas tabel dengan posisi rata tengah (center justified) dan tabel tidak diberi garis vertical. 2. Penulisan Rumus Rumus matematika ditulis secara jelas dengan Microsoft Equation atau 97 aplikasi lain yang Sejenis dan diberi nomor seperti contoh berikut. 3. Gambar Gambar diberi nomor sesuai urutan penyajian (gambar . 1, dst). Judul gambar diletakkan dibawah gambar dengan posisi tengah (center justified) seperti contoh berikut: 70% 60% 60% 50% 40% 31% Terampi (T) 30% Kurang Terampil (KT) 9% 20% Tidak Terampil (TT) 10% 0% Terampi (T) Kurang Terampil (KT) Tidak Terampil (TT) Gambar. 1 Grafik keterampilan membuat jurnal penyesuaian akun pendapatan yang masih harus di terima 4. Kesalahan yang sering muncul dalam penulisan artikel TABEL 9.2: Daftar Kesalahan yang Sering Muncul dalam Penulisan Artikel No. 1 2 Letak Kesalahan Aspek dalam abstrak Penulisan awal pendahuluan Salah Benar judul, tujuan, metode, Tujuan, metode, hasil & pembahasan & kesimpulan pembahasan menjorok kedalam rata kiri dan drop cap 2 baris 98 3 4 Penomoran dalam dalam paragraf ada penomoran penomoran letakkan dalam pendahuluan berurut kebawah satu paragraf yang utuh terbentuk oleh garis vertikal dan terbentuk oleh garis horizontal horizontal saja Tabel tidak ada paragraf yang 5 Paragraf ada paragraf yang terdiri dari terdiri dari satu baris, hanya satu baris seharusnya lebih dari satu baris 6 7 8 9 10 Banyak total halaman Banyak halaman perkomponen Wujud artikel yang dikonsultasikan Nama tabel/grafik/gambar kurang dari 10 halaman atau lebih minimal 10 halaman dan dari 18 halaman maksimal 18 halaman total halaman hasil & pembahasan total halaman hasil & kurang dari pendahuluan/yang pembahasan lebih banyak lain dari komponen yang lain sudah dijilid sebelum dijilid penamanaan tabel, grafik, dan gambar semua diatas penamaan tabel diatas, gambar dan grafik namanya dibawah Deskripsi ada tabel/grafik/gambar tidak setiap tabel/grafik/gambar tabel/grafik/gambar dideskripsikan dideskripsikan 100 DAFTAR PUSTAKA Aloysius Mering, 2015, Langkah langkah Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (Bimtek PTk Guru Agama Khatolik) Pontianak. Creswell, John w, 2008, Educational Research: Planningn Conducting and Evaluating Quantitative and Qualitative Research. Upper Sadle river, New Jersey: Pearson Edusation.Inc Richey, Rita C dan Klein, James D,2007, Design and Development Research : Methods, Strategies and issues, London: Lawrence Erlbaum Associates Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cetakan Ke-11. Alfabeta. Bandung Suharsimi Arikunto, 2009, Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta. Tim, 2007, Penelitin Tindakan Kelas, Direktorat Profesi Pendidikan.JAKARTA. Tim. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Negeri Malang. Edisi Kelima. Unm Press. Malang Tim. 2013. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura. Edisi Ketujuh. Edukasi Press FKIP Untan. Pontianak. 100 Lampiran 1 Permen No 17 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiasi di Perguruan 101 102 103 104 105 106 107 108 109 LAMPIRAN 2 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia PERMEN 50 TAHUN 2015 Tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : : a. bahwa sebagai dampak kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, penggunaan bahasa Indonesia dalam beragam ranah pemakaian, baik secara lisan maupun tulisan semakin luas; b. bahwa untuk memantapkan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara, perlu menyempurnakan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Pedoman Umum Ejaan bahasa Indonesia; 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2003, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 110 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia 2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5035); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2014 tentang Pengembangan, Pembinaan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, serta Peningkatan Fungsi Bahasa Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5554); 4. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2010 tentang Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Pidato Resmi Presiden dan/atau Wakil Presiden serta Pejabat Negara Lainnya; 5. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 6. Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 15); 7. Keputusan Presiden Nomor 121/P/2014 tentang Kabinet Kerja periode tahun 2014—2019 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 79/P Tahun 2015 tentang Penggantian Beberapa Menteri Negara Kabinet Kerja Periode Tahun 2014—2019; MEMUTUSKAN : Menetapkan v : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Pasal 1 (1) Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dipergunakan bagi instansi pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar. (2) Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 2 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 3 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 26 November 2015 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, TTD. ANIES BASWEDAN vi Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Diundangkan di Jakarta pada tanggal 30 November 2015 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, TTD. WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 1788 Salinan sesuai dengan aslinya. Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Aris Soviyani NIP 196112071986031001 vii Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia PRAKATA Penyempurnaan terhadap ejaan bahasa Indonesia telah dilakukan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Penyempurnaan tersebut menghasilkan naskah yang pada tahun 2015 telah ditetapkan menjadi Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Ditinjau dari sejarah penyusunannya, sejak peraturan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin ditetapkan pada tahun 1901 berdasarkan rancangan Ch. A. van Ophuijsen dengan bantuan Engku Nawawi gelar Soetan Ma'moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim, telah dilakukan penyempurnaan ejaan dalam berbagai nama dan bentuk. Pada tahun 1938, pada Kongres Bahasa Indonesia yang pertama di Solo, disarankan agar ejaan Indonesia lebih banyak diinternasionalkan. Pada tahun 1947 Soewandi, Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan pada masa itu, menetapkan dalam surat keputusannya tanggal 19 Maret 1947, No. 264/Bhg.A bahwa perubahan ejaan bahasa Indonesia dengan maksud membuat ejaan yang berlaku menjadi lebih sederhana. Ejaan baru itu oleh masyarakat diberi julukan Ejaan Republik. Kongres Bahasa Indonesia Kedua, yang diprakarsai Menteri Moehammad Yamin, diselenggarakan di Medan pada tahun 1954. Kongres itu mengambil keputusan supaya ada badan yang menyusun peraturan ejaan yang praktis bagi bahasa Indonesia. Panitia yang dimaksud yang dibentuk oleh Menteri Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat keputusannya tanggal 19 Juli 1956, No. 44876/S, berhasil merumuskan patokan-patokan baru pada tahun 1957. Sesuai dengan laju pembangunan nasional, Lembaga Bahasa dan Kesusastraan yang pada tahun 1968 menjadi Lembaga Bahasa Nasional, kemudian pada tahun 1975 menjadi Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, menyusun program pembakuan bahasa Indonesia secara menyeluruh. Di dalam hubungan ini, Panitia Ejaan Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang disahkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Sarino viii Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Mangunpranoto, sejak tahun 1966 dalam surat keputusannya tanggal 19 September 1967, No. 062/1967, menyusun konsep yang ditanggapi dan dikaji oleh kalangan luas di seluruh tanah air selama beberapa tahun. Setelah rancangan itu akhirnya dilengkapi di dalam Seminar Bahasa Indonesia di Puncak pada tahun 1972 dan diperkenalkan secara luas oleh sebuah panitia yang ditetapkan dengan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 20 Mei 1972, No. 03/A.I/72, pada hari Proklamasi Kemerdekaan tahun itu juga diresmikanlah aturan ejaan yang baru itu berdasarkan keputusan Presiden, No. 57, tahun 1972, dengan nama Ejaan yang Disempurnakan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, sebagai patokan pemakaian ejaan itu. Karena penuntun itu perlu dilengkapi, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang dibentuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat keputusannya tanggal 12 Oktober 1972, No. 156/P/1972 menyusun buku Pedoman Umum yang berisi pemaparan kaidah ejaan yang lebih luas. Pada tahun 1988 Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan (PUEYD) edisi kedua diterbitkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0543a/U/1987 pada tanggal 9 September 1987. Setelah itu, edisi ketiga diterbitkan pada tahun 2009 berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 46. Pada tahun 2016 berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Dr. Anis Baswedan, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (PUEYD) diganti dengan nama Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang penyempurnaan naskahnya disusun oleh Pusat Pengembangan dan Pelindungan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. ix Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Penyusunan pedoman ini tidak terlepas dari kerja keras dan kontribusi berbagai pihak. Oleh karena itu, penghargaan dan ucapan terima kasih kami sampaikan kepada segenap pakar dan ahli bahasa, pengambil kebijakan di tingkat kementerian, serta kalangan masyarakat yang telah bekerja sama mewujudkan tersusunnya Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta, Maret 2016 Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan x Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia DAFTAR ISI KATA PENGANTAR KEPALA BADAN ... ........................................ iii PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN ... .... ... iv PRAKATA... ............................................................................... . viii DAFTAR ISI.................................................................................. xi I. PEMAKAIAN HURUF ............................................................ .. 1 A. Huruf Abjad ... ........................................................ . 1 B. Huruf Vokal ... ........................................................ . 2 C. Huruf Konsonan ... ............................................... ... 3 D. Huruf Diftong ......................................................... ... 4 E. Gabungan Huruf Konsonan ... ................................. .. 4 F. Huruf Kapital ... ...................................................... ... 5 G. Huruf Miring ... ...................................................... .. 13 H. Huruf Tebal............................................................. . 14 II. PENULISAN KATA ... ........................................................... . 16 A. Kata Dasar ............................................................ . 16 B. Kata Berimbuhan... ................................................ . 16 C. Bentuk Ulang ...................................................... ... 18 D. Gabungan Kata ................................................... ... 19 E. Pemenggalan Kata ... ............................................ .. 20 F. Kata Depan ... ...................................................... ... 24 G. Partikel ... ............................................................... . 25 H. Singkatan dan Akronim ... ................................... .. 26 I. Angka dan Bilangan ... ......................................... .. 29 J. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, -nya ................. ... 34 K. Kata Sandang si dan sang ... ................................ .. 34 xi Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia III. PEMAKAIAN TANDA BACA ... ............................................. ... 36 A. Tanda Titik (.) ....................................................... ... 36 B. Tanda Koma (,) ...................................................... . 39 C. Tanda Titik Koma (;) ............................................. .. 44 D. Tanda Titik Dua (:) ... ............................................ . 45 E. Tanda Hubung (-) ................................................... . 47 F. Tanda Pisah (—) .................................................. .. 49 G. Tanda Tanya (?) ... ................................................ ... 50 H. Tanda Seru (!) ... ................................................... ... 51 I. Tanda Elipsis (...) ... ................................................ . 51 J. Tanda Petik (“...”) ... ................................................ . 52 K. Tanda Petik Tunggal („...‟) ... ................................ ... 53 L. Tanda Kurung ((...)) ... ......................................... ... 54 M. Tanda Kurung Siku ([...]) ....................................... . 55 N. Tanda Garis Miring (/) ... ...................................... . 55 O. Tanda Penyingkat atau Apostrof („) ... .................... .. 56 IV. PENULISAN UNSUR SERAPAN ... ......................................... 58 V. INDEKS ... ............................................................................ 76 xii Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia I. PEMAKAIAN HURUF A. Huruf Abjad Abjad yang dipakai dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas 26 huruf berikut. Huruf 1 Kapital Nonkapital A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S a b c d e f g h i j k l m n o p q r s Nama Pengucapan a a be bé ce cé de dé e é ef èf ge gé ha ha i i je jé ka ka el èl em èm en èn o o pe pé ki ki er èr es ès Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia T U V W X Y Z t u v w x y z te té u u ve vé we wé eks èks ye yé zet zèt B. Huruf Vokal Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas lima huruf, yaitu a, e, i, o, dan u. Contoh Pemakaian dalam Kata Huruf Vokal a e* i o u Posisi Awal api enak ember emas itu oleh ulang Posisi Tengah padi petak pendek kena simpan kota bumi Posisi Akhir lusa sore - tipe murni radio ibu Keterangan: * Untuk pengucapan (pelafalan) kata yang benar, diakritik berikut ini dapat digunakan jika ejaan kata itu dapat menimbulkan keraguan. a. Diakritik (é) dilafalkan [e]. Misalnya: Anak-anak bermain di teras (téras). Kedelai merupakan bahan pokok kecap (kécap). 2 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia b. Diakritik (è) dilafalkan [ɛ]. Misalnya: Kami menonton film seri (sèri). Pertahanan militer (militèr) Indonesia cukup kuat. c. Diakritik (ê) dilafalkan [ə]. Misalnya: Pertandingan itu berakhir seri (sêri). Upacara itu dihadiri pejabat teras (têras) Bank Indonesia. Kecap (kêcap) dulu makanan itu. C. Huruf Konsonan Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas 21 huruf, yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z. Huruf Konsonan b c d f g h j k l m n 3 Contoh Pemakaian dalam Kata Posisi Awal Posisi Tengah bahasa cakap dua fakir guna hari jalan kami lekas maka nama sebut kaca ada kafan tiga saham manja paksa alas kami tanah Posisi Akhir adab - abad maaf gudeg tuah mikraj politik akal diam daun Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia p q* r s t v w x* y z pasang qariah raih sampai tali variasi wanita xenon yakin zeni apa iqra bara asli mata lava hawa payung lazim siap - putar tangkas rapat molotov takraw juz Keterangan: * Huruf q dan x khusus digunakan untuk nama diri dan keperluan ilmu. Huruf x pada posisi awal kata diucapkan [s]. D. Huruf Diftong Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat diftong yang dilambangkan dengan gabungan huruf vokal ai, au, ei, dan oi. Huruf Diftong ai au ei oi E. Contoh Pemakaian dalam Kata Posisi Awal aileron autodidak eigendom - Posisi Tengah balairung taufik geiser boikot Posisi Akhir pandai harimau survei amboi Gabungan Huruf Konsonan Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan. 4 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Gabungan Huruf Konsonan kh ng ny sy F. Contoh Pemakaian dalam Kata Posisi Awal khusus ngarai nyata syarat Posisi Tengah akhir bangun banyak musyawarah Posisi Akhir tarikh senang arasy Huruf Kapital 1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat. Misalnya: Apa maksudnya? Dia membaca buku. Kita harus bekerja keras. Pekerjaan itu akan selesai dalam satu jam. 2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan. Misalnya: Amir Hamzah Dewi Sartika Halim Perdanakusumah Wage Rudolf Supratman Jenderal Kancil Dewa Pedang Alessandro Volta André-Marie Ampère Mujair Rudolf Diesel 5 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Catatan: (1) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang merupakan nama jenis atau satuan ukuran. Misalnya: ikan mujair mesin diesel 5 ampere 10 volt (2) Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna „anak dari‟, seperti bin, binti, boru, dan van, atau huruf pertama kata tugas. Misalnya: Abdul Rahman bin Zaini Siti Fatimah binti Salim Indani boru Sitanggang Charles Adriaan van Ophuijsen Ayam Jantan dari Timur Mutiara dari Selatan 3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung. Misalnya: Adik bertanya, “Kapan kita pulang?” Orang itu menasihati anaknya, “Berhati-hatilah, Nak!” “Mereka berhasil meraih medali emas,” katanya. “Besok pagi,” kata dia, “mereka akan berangkat.” 4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan. 6 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Misalnya: Islam Kristen Hindu Alquran Alkitab Weda Allah Tuhan Allah akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya. Ya, Tuhan, bimbinglah hamba-Mu ke jalan yang Engkau beri rahmat. 5. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang. Misalnya: Sultan Hasanuddin Mahaputra Yamin Haji Agus Salim Imam Hambali Nabi Ibrahim Raden Ajeng Kartini Doktor Mohammad Hatta Agung Permana, Sarjana Hukum Irwansyah, Magister Humaniora b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan. Misalnya: Selamat datang, Yang Mulia. Semoga berbahagia, Sultan. Terima kasih, Kiai. Selamat pagi, Dokter. 7 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Silakan duduk, Prof. Mohon izin, Jenderal. 6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Misalnya: Wakil Presiden Adam Malik Perdana Menteri Nehru Profesor Supomo Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara Proklamator Republik Indonesia (Soekarno-Hatta) Sekretaris Jenderal Kebudayaan Gubernur Papua Barat 7. Kementerian Pendidikan dan Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa. Misalnya: bangsa Indonesia suku Dani bahasa Bali Catatan: Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan tidak ditulis dengan huruf awal kapital. Misalnya: pengindonesiaan kata asing keinggris-inggrisan kejawa-jawaan 8 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia 8. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya. Misalnya: tahun Hijriah bulan Agustus hari Jumat hari Lebaran tarikh Masehi bulan Maulid hari Galungan hari Natal b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah. Misalnya: Konferensi Asia Afrika Perang Dunia II Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Catatan: Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama tidak ditulis dengan huruf kapital. Misalnya: Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia. Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia. 9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi. Misalnya: Jakarta Pulau Miangas Bukit Barisan Dataran Tinggi Dieng Jalan Sulawesi Ngarai Sianok Selat Lombok 9 Asia Tenggara Amerika Serikat Jawa Barat Danau Toba Gunung Semeru Jazirah Arab Lembah Baliem Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Sungai Musi Teluk Benggala Terusan Suez Gang Kelinci Pegunungan Himalaya Tanjung Harapan Kecamatan Cicadas Kelurahan Rawamangun Catatan: (1) Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak ditulis dengan huruf kapital. Misalnya: berlayar ke teluk menyeberangi selat (2) mandi di sungai berenang di danau Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis tidak ditulis dengan huruf kapital. Misalnya: jeruk bali (Citrus maxima) kacang bogor (Voandzeia subterranea) nangka belanda (Anona muricata) petai cina (Leucaena glauca) Nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis dapat dikontraskan atau disejajarkan dengan nama jenis lain dalam kelompoknya. Misalnya: Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula jawa, gula pasir, gula tebu, gula aren, dan gula anggur. Kunci inggris, kunci tolak, dan kunci ring mempunyai fungsi yang berbeda. Contoh berikut bukan nama jenis. Dia mengoleksi batik Cirebon, batik Pekalongan, batik Solo, batik Yogyakarta, dan batik Madura. 10 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Selain film Hongkong, juga akan diputar film India, film Korea, dan film Jepang. Murid-murid sekolah dasar itu menampilkan tarian Sumatra Selatan, tarian Kalimantan Timur, dan tarian Sulawesi Selatan. 10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk. Misalnya: Republik Indonesia Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010 tentang Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Pidato Presiden dan/atau Wakil Presiden serta Pejabat Lainnya Perserikatan Bangsa-Bangsa Kitab Undang-Undang Hukum Pidana 11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal. Misalnya: Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma. Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra. Dia agen surat kabar Sinar Pembangunan. Ia menyajikan makalah “Penerapan Asas-Asas Hukum Perdata”. 11 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia 12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan. Misalnya: S.H. S.K.M. S.S. M.A. M.Hum. M.Si. K.H. Hj. Mgr. Pdt. sarjana hukum sarjana kesehatan masyarakat sarjana sastra master of arts magister humaniora magister sains kiai haji hajah monseigneur pendeta Dg. Dt. R.A. St. Tb. daeng datuk raden ayu sutan tubagus Dr. Prof. Tn. Ny. Sdr. doktor profesor tuan nyonya saudara 13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan. Misalnya: “Kapan Bapak berangkat?” tanya Hasan. Dendi bertanya, “Itu apa, Bu?” “Silakan duduk, Dik!” kata orang itu. Surat Saudara telah kami terima dengan baik. “Hai, Kutu Buku, sedang membaca apa?” “Bu, saya sudah melaporkan hal ini kepada Bapak.” Catatan: (1) Istilah kekerabatan berikut bukan merupakan penyapaan atau pengacuan. 12 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Misalnya: Kita harus menghormati bapak dan ibu kita. Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga. (2) Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital. Misalnya: Sudahkah Anda tahu? Siapa nama Anda? G. Huruf Miring 1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka. Misalnya: Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis. Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan semangat kebangsaan. Berita itu muncul dalam surat kabar Cakrawala. Pusat Bahasa. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Edisi Keempat (Cetakan Kedua). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat. Misalnya: Huruf terakhir kata abad adalah d. Dia tidak diantar, tetapi mengantar. Dalam bab ini tidak dibahas pemakaian tanda baca. Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas tangan. 13 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia 3. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing. Misalnya: Upacara peusijuek (tepung tawar) menarik perhatian wisatawan asing yang berkunjung ke Aceh. Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana. Weltanschauung bermakna „pandangan dunia‟. Ungkapan bhinneka tunggal ika dijadikan semboyan negara Indonesia. Catatan: (1) Nama diri, seperti nama orang, lembaga, atau organisasi, dalam bahasa asing atau bahasa daerah tidak ditulis dengan huruf miring. (2) Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan komputer), bagian yang akan dicetak miring ditandai dengan garis bawah. (3) Kalimat atau teks berbahasa asing atau berbahasa daerah yang dikutip secara langsung dalam teks berbahasa Indonesia ditulis dengan huruf miring. H. Huruf Tebal 1. Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring. Misalnya: Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat dalam Ejaan Bahasa Indonesia. Kata et dalam ungkapan ora et labora berarti „dan‟. 2. Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagianbagian karangan, seperti judul buku, bab, atau subbab. 14 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Misalnya: 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kondisi kebahasaan di Indonesia yang diwarnai oleh bahasa standar dan nonstandar, ratusan bahasa daerah,dan ditambah beberapa bahasa asing, membutuhkan penanganan yang tepat dalam perencanaan bahasa. Agar lebih jelas, latar belakang dan masalah akan diuraikan secara terpisah seperti tampak pada paparan berikut. 1.1.1 Latar Belakang Masyarakat Indonesia yang heterogen menyebabkan munculnya sikap yang beragam terhadap penggunaan bahasa yang ada di Indonesia, yaitu (1) sangat bangga terhadap bahasa asing, (2) sangat bangga terhadap bahasa daerah, dan (3) sangat bangga terhadap bahasa Indonesia. 1.1.2 Masalah Penelitian ini hanya membatasi masalah pada sikap bahasa masyarakat Kalimantan terhadap bahasa-bahasa yang ada di Indonesia. Sikap masyarakat tersebut akan digunakan sebagai formulasi kebijakan perencanaan bahasa yang diambil. 1.2 Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur sikap bahasa masyarakat Kalimantan, khususnya yang tinggal di kota besar terhadap bahasa-bahasa yang ada di Indonesia. 15 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia II. PENULISAN KATA A. Kata Dasar Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Misalnya: Kantor pajak penuh sesak. Saya pergi ke sekolah. Buku itu sangat tebal. B. Kata Berimbuhan 1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya. Misalnya: berjalan berkelanjutan mempermudah gemetar lukisan kemauan perbaikan Catatan: Imbuhan yang diserap dari unsur asing, seperti -isme, -man, -wan, atau -wi, ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya. Misalnya: sukuisme seniman kamerawan gerejawi 2. Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. 16 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Misalnya: adibusana aerodinamika antarkota antibiotik awahama bikarbonat biokimia dekameter demoralisasi dwiwarna ekabahasa ekstrakurikuler infrastruktur inkonvensional kontraindikasi kosponsor mancanegara multilateral narapidana nonkolaborasi paripurna pascasarjana pramusaji prasejarah proaktif purnawirawan saptakrida semiprofesional subbagian swadaya telewicara transmigrasi tunakarya tritunggal tansuara ultramodern Catatan: (1) Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang berhuruf awal kapital atau singkatan yang berupa huruf kapital dirangkaikan dengan tanda hubung (-). Misalnya: non-Indonesia pan-Afrikanisme pro-Barat non-ASEAN anti-PKI (2) Bentuk maha yang diikuti kata turunan yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan ditulis terpisah dengan huruf awal kapital. Misalnya: Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih. Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pengampun. 17 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (3) Bentuk maha yang diikuti kata dasar yang mengacu kepada nama atau sifat Tuhan, kecuali kata esa, ditulis serangkai. Misalnya: Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita. C. Bentuk Ulang Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya. Misalnya: anak-anak buku hati-hati kuda-kuda lauk-pauk mondar-mandir ramah-tamah sayur-mayur serba-serbi biri-biri bukucumi-cumi kupu-kupu kura-kura berjalan-jalan mencari-cari terus-menerus porak-poranda tunggang-langgang Catatan: Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur pertama. Misalnya: surat kabar kapal barang rak buku kereta api cepat → → → → surat-surat kabar kapal-kapal barang rak-rak buku kereta-kereta api cepat 18 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia D. Gabungan Kata 1. Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Misalnya: duta besar kambing hitam orang tua simpang empat mata acara 2. model linear persegi panjang rumah sakit jiwa meja tulis cendera mata Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya. Misalnya: anak-istri pejabat ibu-bapak kami buku-sejarah baru 3. anak istri-pejabat ibu bapak-kami buku sejarah-baru Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika mendapat awalan atau akhiran. Misalnya: bertepuk tangan menganak sungai garis bawahi sebar luaskan 4. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai. Misalnya: dilipatgandakan menggarisbawahi menyebarluaskan 19 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia penghancurleburan pertanggungjawaban 5. Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai. Misalnya: acapkali adakalanya apalagi bagaimana barangkali beasiswa belasungkawa bilamana bumiputra darmabakti dukacita E. hulubalang kacamata kasatmata kilometer manasuka matahari olahraga padahal peribahasa perilaku puspawarna radioaktif saptamarga saputangan saripati sediakala segitiga sukacita sukarela syahbandar wiraswasta Pemenggalan Kata 1. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut. a. Jika di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf vokal itu. Misalnya: bu-ah ma-in ni-at sa-at b. Huruf diftong ai, au, ei, dan oi tidak dipenggal. Misalnya: pan-dai au-la sau-da-ra 20 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia sur-vei am-boi c. Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (termasuk gabungan huruf konsonan) di antara dua huruf vokal, pemenggalannya dilakukan sebelum huruf konsonan itu. Misalnya: ba-pak la-wan de-ngan ke-nyang mu-ta-khir mu-sya-wa-rah d. Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu. Misalnya: Ap-ril cap-lok makh-luk man-di sang-gup som-bong swas-ta e. Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih yang masing-masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua. Misalnya: ul-tra infra bentrok in-stru-men 21 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Catatan: Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi tidak dipenggal. Misalnya: bang-krut bang-sa ba-nyak ikh-las kong-res makh-luk masy-hur sang-gup 2. Pemenggalan kata turunan sedapat-dapatnya dilakukan di antara bentuk dasar dan unsur pembentuknya. Misalnya: ber-jalan mem-bantu di-ambil ter-bawa per-buat makan-an letak-kan pergi-lah apa-kah kekuat-an mem-pertanggungjawabkan memper-tanggungjawabkan mempertanggung-jawabkan mempertanggungjawab-kan me-rasakan merasa-kan per-buatan perbuat-an ke-kuatan Catatan: (1) Pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk dasarnya mengalami perubahan dilakukan seperti pada kata dasar. Misalnya: me-nu-tup me-ma-kai 22 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia me-nya-pu me-nge-cat pe-mi-kir pe-no-long pe-nga-rang pe-nge-tik pe-nye-but (2) Pemenggalan kata bersisipan dilakukan seperti pada kata dasar. Misalnya: ge-lem-bung ge-mu-ruh ge-ri-gi si-nam-bung te-lun-juk (3) Pemenggalan kata yang menyebabkan munculnya satu huruf di awal atau akhir baris tidak dilakukan. Misalnya: Beberapa pendapat mengenai masalah itu telah disampaikan …. Walaupun cuma-cuma, mereka tidak mau mengambil makanan itu. 3. Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya dilakukan di antara unsur-unsur itu. Tiap unsur gabungan itu dipenggal seperti pada kata dasar. Misalnya: biografi biodata fotografi fotokopi introspeksi 23 bio-grafi bio-data foto-grafi foto-kopi intro-speksi bi-o-gra-fi bi-o-da-ta fo-to-gra-fi fo-to-ko-pi in-tro-spek-si Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia introjeksi kilogram kilometer pascapanen 4. intro-jeksi kilo-gram kilo-meter pasca-panen in-tro-jek-si ki-lo-gram ki-lo-me-ter pas-ca-pa-nen Nama orang yang terdiri atas dua unsur atau lebih pada akhir baris dipenggal di antara unsur-unsurnya. Misalnya: Lagu “Indonesia Raya” digubah oleh Wage Rudolf Supratman. Buku Layar Terkembang dikarang oleh Sutan Takdir Alisjahbana. 5. Singkatan nama diri dan gelar yang terdiri atas dua huruf atau lebih tidak dipenggal. Misalnya: Ia bekerja di DLLAJR. Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R.Ng. Rangga Warsita. Catatan: Penulisan berikut dihindari. Ia bekerja di DLLAJR. Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R. Ng. Rangga Warsita. F. Kata Depan Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. 24 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Misalnya: Di mana dia sekarang? Kain itu disimpan di dalam lemari. Dia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan. Mari kita berangkat ke kantor. Saya pergi ke sana mencarinya. Ia berasal dari Pulau Penyengat. Cincin itu terbuat dari emas. G. Partikel 1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya: Bacalah buku itu baik-baik! Apakah yang tersirat dalam surat itu? Siapakah gerangan dia? Apatah gunanya bersedih hati? 2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Misalnya: Apa pun permasalahan yang muncul, dia dapat mengatasinya dengan bijaksana. Jika kita hendak pulang tengah malam pun, kendaraan masih tersedia. Jangankan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah berkunjung ke rumahku. Catatan: Partikel pun yang merupakan unsur kata penghubung ditulis serangkai. 25 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Misalnya: Meskipun sibuk, dia dapat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya. Dia tetap bersemangat walaupun lelah. Adapun penyebab kemacetan itu belum diketahui. Bagaimanapun pekerjaan itu harus selesai minggu depan. 3. Partikel per yang berarti „demi‟, „tiap‟, atau „mulai‟ ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya: Mereka masuk ke dalam ruang rapat satu per satu. Harga kain itu Rp50.000,00 per meter. Karyawan itu mendapat kenaikan gaji per 1 Januari. H. Singkatan dan Akronim 1. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik pada setiap unsur singkatan itu. Misalnya: A.H. Nasution H. Hamid Suman Hs. W.R. Supratman M.B.A. M.Hum. M.Si. S.Sos. S.Kom. S.K.M. Sdr. Kol. Darmawati Abdul Haris Nasution Haji Hamid Suman Hasibuan Wage Rudolf Supratman master of business administration magister humaniora magister sains S.E. sarjana ekonomi sarjana sosial sarjana komunikasi sarjana kesehatan masyarakat saudara Kolonel Darmawati 26 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia 2. a. Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik. Misalnya: NKRI UI PBB WHO PGRI KUHP Negara Kesatuan Republik Indonesia Universitas Indonesia Perserikatan Bangsa-Bangsa World Health Organization Persatuan Guru Republik Indonesia Kitab Undang-Undang Hukum Pidana b. Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang bukan nama diri ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik. Misalnya: PT MAN SD KTP SIM NIP 3. perseroan terbatas madrasah aliah negeri sekolah dasar kartu tanda penduduk surat izin mengemudi nomor induk pegawai Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti dengan tanda titik. Misalnya: hlm. dll. dsb. dst. sda. ybs. yth. ttd. dkk. 27 halaman dan lain-lain dan sebagainya dan seterusnya sama dengan di atas yang bersangkutan yang terhormat tertanda dan kawan-kawan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia 4. Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim dipakai dalam surat-menyurat masing-masing diikuti oleh tanda titik. Misalnya: a.n. d.a. u.b. u.p. s.d. 5. atas nama dengan alamat untuk beliau untuk perhatian sampai dengan Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik. Misalnya: Cu cm kVA l kg Rp 6. kuprum sentimeter kilovolt-ampere liter kilogram rupiah Akronim nama diri yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik. Misalnya: BIG BIN LIPI LAN PASI 7. Badan Informasi Geospasial Badan Intelijen Negara Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Lembaga Administrasi Negara Persatuan Atletik Seluruh Indonesia Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital. 28 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Misalnya: Bulog Bappenas Badan Urusan Logistik Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Kongres Wanita Indonesia Kalimantan Tengah Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia Surabaya-Madura Kowani Kalteng Mabbim Suramadu 8. Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal dan suku kata atau gabungan suku kata ditulis dengan huruf kecil. Misalnya: iptek pemilu puskesmas rapim rudal tilang I. ilmu pengetahuan dan teknologi pemilihan umum pusat kesehatan masyarakat rapat pimpinan peluru kendali bukti pelanggaran Angka dan Bilangan Angka Arab atau angka Romawi lazim dipakai sebagai lambang bilangan atau nomor. Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), _ _ C (100), D (500), M (1.000), V (5.000), M (1.000.000) 29 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia 1. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika dipakai secara berurutan seperti dalam perincian. Misalnya: Mereka menonton drama itu sampai tiga kali. Koleksi perpustakaan itu lebih dari satu juta buku. Di antara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak setuju, dan 5 orang abstain. Kendaraan yang dipesan untuk angkutan umum terdiri atas 50 bus, 100 minibus, dan 250 sedan. 2. a. Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Misalnya: Lima puluh siswa teladan mendapat beasiswa dari pemerintah daerah. Tiga pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta. Catatan: Penulisan berikut dihindari. 50 siswa teladan mendapat beasiswa dari pemerintah daerah. 3 pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta. b. Apabila bilangan pada awal kalimat tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, susunan kalimatnya diubah. Misalnya: Panitia mengundang 250 orang peserta. Di lemari itu tersimpan 25 naskah kuno. 30 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Catatan: Penulisan berikut dihindari. 250 orang peserta diundang panitia. 25 naskah kuno tersimpan di lemari itu. 3. Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian dengan huruf supaya lebih mudah dibaca. Misalnya: Dia mendapatkan bantuan 250 juta rupiah untuk mengembangkan usahanya. Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 550 miliar rupiah. Proyek pemberdayaan ekonomi rakyat itu memerlukan biaya 10 triliun rupiah. 4. Angka dipakai untuk menyatakan (a) ukuran panjang, berat, luas, isi, dan waktu serta (b) nilai uang. Misalnya: 0,5 sentimeter 5 kilogram 4 hektare 10 liter 2 tahun 6 bulan 5 hari 1 jam 20 menit Rp5.000,00 US$3,50 £5,10 ¥100 5. Angka dipakai untuk menomori alamat, seperti jalan, rumah, apartemen, atau kamar. Misalnya: Jalan Tanah Abang I No. 15 atau 31 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Jalan Tanah Abang I/15 Jalan Wijaya No. 14 Hotel Mahameru, Kamar 169 Gedung Samudra, Lantai II, Ruang 201 6. Angka dipakai untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci. Misalnya: Bab X, Pasal 5, halaman 252 Surah Yasin: 9 Markus 16: 15—16 7. Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut. a. Bilangan Utuh Misalnya: dua belas tiga puluh lima ribu (12) (30) (5.000) b. Bilangan Pecahan Misalnya: setengah atau seperdua seperenam belas tiga perempat dua persepuluh tiga dua-pertiga satu persen satu permil 8. (½) (⅟16) (¾) (²∕ ₁₀) (3⅔) (1%) (1‰) Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut. 32 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Misalnya: abad XX abad ke-20 abad kedua puluh Perang Dunia II Perang Dunia Ke-2 Perang Dunia Kedua 9. Penulisan angka yang mendapat akhiran -an dilakukan dengan cara berikut. Misalnya: lima lembar uang 1.000-an tahun 1950-an uang 5.000-an (lima lembar uang seribuan) (tahun seribu sembilan ratus lima puluhan) (uang lima ribuan) 10. Penulisan bilangan dengan angka dan huruf sekaligus dilakukan dalam peraturan perundang-undangan, akta, dan kuitansi. Misalnya: Setiap orang yang menyebarkan atau mengedarkan rupiah tiruan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2), dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). Telah diterima uang sebanyak Rp2.950.000,00 (dua juta sembilan ratus lima puluh ribu rupiah) untuk pembayaran satu unit televisi. 11. Penulisan bilangan yang dilambangkan dengan angka dan diikuti huruf dilakukan seperti berikut. 33 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Misalnya: Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp900.500,50 (sembilan ratus ribu lima ratus rupiah lima puluh sen). Bukti pembelian barang seharga Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) ke atas harus dilampirkan pada laporan pertanggungjawaban. 12. Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan huruf. Misalnya: Kelapadua Kotonanampek Rajaampat Simpanglima Tigaraksa J. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan -nya Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, sedangkan -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya: Rumah itu telah kujual. Majalah ini boleh kaubaca. Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan. Rumahnya sedang diperbaiki. K. Kata Sandang si dan sang Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya: Surat itu dikembalikan kepada si pengirim. Toko itu memberikan hadiah kepada si pembeli. Ibu itu menghadiahi sang suami kemeja batik. 34 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Sang adik mematuhi nasihat sang kakak. Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil. Dalam cerita itu si Buta berhasil menolong kekasihnya. Catatan: Huruf awal sang ditulis dengan huruf kapital jika sang merupakan unsur nama Tuhan. Misalnya: Kita harus berserah diri kepada Sang Pencipta. Pura dibangun oleh umat Hindu untuk memuja Sang Hyang Widhi Wasa. 35 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia III. PEMAKAIAN TANDA BACA A. Tanda Titik (.) 1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan. Misalnya: Mereka duduk di sana. Dia akan datang pada pertemuan itu. 2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar. Misalnya: a. I. Kondisi Kebahasaan di Indonesia A. Bahasa Indonesia 1. Kedudukan 2. Fungsi B. Bahasa Daerah 1. Kedudukan 2. Fungsi C. Bahasa Asing 1. Kedudukan 2. Fungsi b. 1. Patokan Umum 1.1 Isi Karangan 1.2 Ilustrasi 1.2.1 Gambar Tangan 1.2.2 Tabel 1.2.3 Grafik 2. Patokan Khusus … 36 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Catatan: (1) Tanda titik tidak dipakai pada angka atau huruf yang sudah bertanda kurung dalam suatu perincian. Misalnya: Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai 1) bahasa nasional yang berfungsi, antara lain, a) lambang kebanggaan nasional, b) identitas nasional, dan c) alat pemersatu bangsa; 2) bahasa negara …. (2) Tanda titik tidak dipakai pada akhir penomoran digital yang lebih dari satu angka (seperti pada 2b). (3) Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau angka terakhir dalam penomoran deret digital yang lebih dari satu angka dalam judul tabel, bagan, grafik, atau gambar. Misalnya: Tabel 1 Kondisi Kebahasaan di Indonesia Tabel 1.1 Kondisi Bahasa Daerah di Indonesia Bagan 2 Struktur Organisasi Bagan 2.1 Bagian Umum Grafik 4 Sikap Masyarakat Perkotaan terhadap Bahasa Indonesia Grafik 4.1 Sikap Masyarakat Berdasarkan Usia Gambar 1 Gedung Cakrawala Gambar 1.1 Ruang Rapat 2. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu. Misalnya: pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik atau pukul 1, 35 menit, 20 detik) 01.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik) 37 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia 00.20.30 jam 00.00.30 jam 3. (20 menit, 30 detik) (30 detik) Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun, judul tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru), dan tempat terbit. Misalnya: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Peta Bahasa di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta. Moeliono, Anton M. 1989. Kembara Bahasa. Jakarta: Gramedia. 4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah. Misalnya: Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau. Penduduk kota itu lebih dari 7.000.000 orang. Anggaran lembaga itu mencapai Rp225.000.000.000,00. Catatan: (1) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah. Misalnya: Dia lahir pada tahun 1956 di Bandung. Kata sila terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa halaman 1305. Nomor rekening 0015645678. (2) panitia seminar adalah Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, ilustrasi, atau tabel. 38 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Misalnya: Acara Kunjungan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bentuk dan Kedaulatan (Bab I UUD 1945) Gambar 3 Alat Ucap Manusia Tabel 5 Sikap Bahasa Generasi Muda Berdasarkan Pendidikan (3) Tanda titik tidak dipakai di belakang (a) alamat penerima dan pengirim surat serta (b) tanggal surat. Misalnya: Yth. Direktur Taman Ismail Marzuki Jalan Cikini Raya No. 73 Menteng Jakarta 10330 Yth. Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Jalan Daksinapati Barat IV Rawamangun Jakarta Timur Indrawati, M.Hum. Jalan Cempaka II No. 9 Jakarta Timur 21 April 2013 Jakarta, 15 Mei 2013 (tanpa kop surat) B. Tanda Koma (,) 1. 39 Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Misalnya: Telepon seluler, komputer, atau internet bukan barang asing lagi. Buku, majalah, kepustakaan. dan jurnal termasuk sumber Satu, dua, ... tiga! 2. Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara). Misalnya: Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum cukup. Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya. Dia membaca cerita pendek, sedangkan adiknya melukis panorama. 3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya. Misalnya: Kalau diundang, saya akan datang. Karena baik hati, dia mempunyai banyak teman. Agar memiliki wawasan yang luas, kita harus banyak membaca buku. Catatan: Tanda koma tidak dipakai jika induk kalimat mendahului anak kalimat. Misalnya: Saya akan datang kalau diundang. Dia mempunyai banyak teman karena baik hati. 40 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Kita harus banyak membaca buku agar memiliki wawasan yang luas. 4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian. Misalnya: Mahasiswa itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh beasiswa belajar di luar negeri. Anak itu memang rajin membaca sejak kecil. Jadi, wajar kalau dia menjadi bintang pelajar Orang tuanya kurang mampu. Meskipun demikian, anak-anaknya berhasil menjadi sarjana. 5. Tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru, seperti o, ya, wah, aduh, atau hai, dan kata yang dipakai sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Nak. Misalnya: O, begitu? Wah, bukan main! Hati-hati, ya, jalannya licin! Nak, kapan selesai kuliahmu? Siapa namamu, Dik? Dia baik sekali, Bu. 6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Misalnya: Kata nenek saya, “Kita harus berbagi dalam hidup ini.” “Kita harus berbagi dalam hidup ini,” kata nenek saya, “karena manusia adalah makhluk sosial.” Catatan: Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan 41 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia langsung yang berupa kalimat tanya, kalimat perintah, atau kalimat seru dari bagian lain yang mengikutinya. Misalnya: “Di mana Saudara tinggal?” tanya Pak Lurah. “Masuk ke dalam kelas sekarang!” perintahnya. “Wow, indahnya pantai ini!” seru wisatawan itu. 7. Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. Misalnya: Sdr. Abdullah, Jalan Kayumanis III/18, Kelurahan Kayumanis, Kecamatan Matraman, Jakarta 13130 Dekan Fakultas Kedokteran, Jalan Salemba Raya 6, Jakarta Universitas Indonesia, Surabaya, 10 Mei 1960 Tokyo, Jepang 8. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. Misalnya: Gunawan, Ilham. 1984. Kamus Politik Internasional. Jakarta: Restu Agung. Halim, Amran (Ed.) 1976. Politik Bahasa Nasional. Jilid 1. Jakarta: Pusat Bahasa. Tulalessy, D. dkk. 2005. Pengembangan Potensi Wisata Bahari di Wilayah Indonesia Timur. Ambon: Mutiara Beta. 9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan akhir. 42 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Misalnya: Sutan Takdir Alisjahbana, Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia, Jilid 2 (Jakarta: Pustaka Rakyat, 1950), hlm. 25. Hadikusuma Hilman, Ensiklopedi Hukum Adat dan Adat Budaya Indonesia (Bandung: Alumni, 1977), hlm. 12. W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang (Jogjakarta: UP Indonesia, 1967), hlm. 4. 10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkatan gelar akademis yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. Misalnya: B. Ratulangi, S.E. Ny. Khadijah, M.A. Bambang Irawan, M.Hum. Siti Aminah, S.H., M.H. Catatan: Bandingkan Siti Khadijah, M.A. dengan Siti Khadijah M.A. (Siti Khadijah Mas Agung). 11. Tanda koma dipakai sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka. Misalnya: 12,5 m 27,3 kg Rp500,50 Rp750,00 12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan atau keterangan aposisi. 43 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Misalnya: Di daerah kami, misalnya, masih banyak bahan tambang yang belum diolah. Semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, harus mengikuti latihan paduan suara. Soekarno, Presiden I RI, merupakan salah seorang pendiri Gerakan Nonblok. Pejabat yang bertanggung jawab, sebagaimana dimaksud pada ayat (3), wajib menindaklanjuti laporan dalam waktu paling lama tujuh hari. Bandingkan dengan keterangan pewatas yang pemakaiannya tidak diapit tanda koma! Siswa yang lulus dengan nilai tinggi akan diterima di perguruan tinggi itu tanpa melalui tes. 13. Tanda koma dapat dipakai di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah baca/ salah pengertian. Misalnya: Dalam pengembangan bahasa, kita dapat memanfaatkan bahasa daerah. Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih. Bandingkan dengan: Dalam pengembangan bahasa kita dapat memanfaatkan bahasa daerah. Atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih. C. Tanda Titik Koma (;) 1. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang lain di dalam kalimat majemuk. 44 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Misalnya: Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku. Ayah menyelesaikan pekerjaan; Ibu menulis makalah; Adik membaca cerita pendek. 2. Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa. Misalnya: Syarat penerimaan pegawai di lembaga ini adalah (1) berkewarganegaraan Indonesia; (2) berijazah sarjana S-1; (3) berbadan sehat; dan (4) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma. Misalnya: Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaus; pisang, apel, dan jeruk. Agenda rapat ini meliputi a. pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara; b. penyusunan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan program kerja; dan c. pendataan anggota, dokumentasi, dan aset organisasi. D. Tanda Titik Dua (:) 1. 45 Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerincian atau penjelasan. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Misalnya: Mereka memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari. Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan: hidup atau mati. 2. Tanda titik dua tidak dipakai jika perincian atau penjelasan itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan. Misalnya: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari. Tahap penelitian yang harus dilakukan meliputi a. persiapan, b. pengumpulan data, c. pengolahan data, dan d. pelaporan. 3. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. Misalnya: a. Ketua : Ahmad Wijaya Sekretaris : Siti Aryani Bendahara : Aulia Arimbi c. Narasumber : Prof. Dr. Rahmat Effendi Pemandu : Abdul Gani, M.Hum. Pencatat : Sri Astuti Amelia, S.Pd. 4. Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan. Misalnya: Ibu : “Bawa koper ini, Nak!” Amir : “Baik, Bu.” Ibu : “Jangan lupa, letakkan baik-baik!” 46 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia 5. Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) surah dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan, serta (d) nama kota dan penerbit dalam daftar pustaka. Misalnya: Horison, XLIII, No. 8/2008: 8 Surah Albaqarah: 2—5 Matius 2: 1—3 Dari Pemburu ke Terapeutik: Antologi Cerpen Nusantara Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Pusat Bahasa. E. Tanda Hubung (-) 1. Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh pergantian baris. Misalnya: Di samping cara lama, diterapkan juga cara baru …. Nelayan pesisir itu berhasil membudidayakan rumput laut. Kini ada cara yang mengukur panas. baru Parut jenis ini memudahkan mengukur kelapa. 2. kita Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang. Misalnya: anak-anak berulang-ulang kemerah-merahan mengorek-ngorek 47 untuk Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia 3. Tanda hubung dipakai untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun yang dinyatakan dengan angka atau menyambung huruf dalam kata yang dieja satu-satu. Misalnya: 11-11-2013 p-a-n-i-t-i-a 4. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian kata atau ungkapan. Misalnya: ber-evolusi meng-ukur dua-puluh-lima ribuan (25 x 1.000) ²³∕ ₂₅ (dua-puluh-tiga perdua-puluh-lima) mesin hitung-tangan Bandingkan dengan be-revolusi me-ngukur dua-puluh lima-ribuan (20 x 5.000) (dua-puluh tiga perdua-puluh-lima) mesin-hitung tangan 20 ³∕₂₅ 5. Tanda hubung dipakai untuk merangkai a. se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital (se-Indonesia, se-Jawa Barat); b. ke- dengan angka (peringkat ke-2); c. angka dengan -an (tahun 1950-an); d. kata atau imbuhan dengan singkatan yang berupa huruf kapital (hari-H, sinar-X, ber-KTP, di-SK-kan); e. kata dengan kata ganti Tuhan (ciptaan-Nya, atas rahmat-Mu); f. huruf dan angka (D-3, S-1, S-2); dan 48 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia g. kata ganti -ku, -mu, dan -nya dengan singkatan yang berupa huruf kapital (KTP-mu, SIM-nya, STNK-ku). Catatan: Tanda hubung tidak dipakai di antara huruf dan angka jika angka tersebut melambangkan jumlah huruf. Misalnya: BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia) LP3I (Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia) P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan) 6. Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa daerah atau bahasa asing. Misalnya: di-sowan-i (bahasa Jawa, „didatangi‟) ber-pariban (bahasa Batak, „bersaudara sepupu‟) di-back up me-recall pen-tackle-an 7. Tanda hubung digunakan untuk menandai bentuk terikat yang menjadi objek bahasan. Misalnya: Kata pasca- berasal dari bahasa Sanskerta. Akhiran -isasi pada kata betonisasi sebaiknya diubah menjadi pembetonan. F. Tanda Pisah (—) 1. 49 Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Misalnya: Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai— diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri. Keberhasilan itu—kita sependapat—dapat dicapai jika kita mau berusaha keras. 2. Tanda pisah dapat dipakai juga untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain. Misalnya: Soekarno-Hatta—Proklamator Kemerdekaan RI—diabadikan menjadi nama bandar udara internasional. Rangkaian temuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta. Gerakan Pengutamaan Bahasa Indonesia—amanat Sumpah Pemuda—harus terus digelorakan. 3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang berarti „sampai dengan‟ atau „sampai ke‟. Misalnya: Tahun 2010—2013 Tanggal 5—10 April 2013 Jakarta—Bandung G. Tanda Tanya (?) 1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya. Misalnya: Kapan Hari Pendidikan Nasional diperingati? Siapa pencipta lagu “Indonesia Raya”? 2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya. 50 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Misalnya: Monumen Nasional mulai dibangun pada tahun 1961 (?). Di Indonesia terdapat 740 (?) bahasa daerah. H. Tanda Seru (!) Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat. Misalnya: Alangkah indahnya taman laut di Bunaken! Mari kita dukung Gerakan Cinta Bahasa Indonesia! Bayarlah pajak tepat pada waktunya! Masa! Dia bersikap seperti itu? Merdeka! I. Tanda Elipsis (...) 1. Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau kutipan ada bagian yang dihilangkan. Misalnya: Penyebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa bahasa negara ialah …. ..., lain lubuk lain ikannya. Catatan: (1) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi. (2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik (jumlah titik empat buah). 2. 51 Tanda elipsis dipakai untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam dialog. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Misalnya: “Menurut saya … seperti … bagaimana, Bu?” “Jadi, simpulannya … oh, sudah saatnya istirahat.” Catatan: (1) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi. (2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik (jumlah titik empat buah). J. Tanda Petik (“…”) 1. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain. Misalnya: “Merdeka atau mati!” seru Bung Tomo dalam pidatonya. “Kerjakan tugas ini sekarang!” perintah atasannya. “Besok akan dibahas dalam rapat.” Menurut Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, “Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan.” 2. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat. Misalnya: Sajak “Pahlawanku” terdapat pada halaman 125 buku itu. Marilah kita menyanyikan lagu “Maju Tak Gentar”! Film “Ainun dan Habibie” merupakan kisah nyata yang diangkat dari sebuah novel. 52 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Saya sedang membaca “Peningkatan Mutu Daya Ungkap Bahasa Indonesia” dalam buku Bahasa Indonesia Menuju Masyarakat Madani. Makalah “Pembentukan Insan Cerdas Kompetitif” menarik perhatian peserta seminar. Perhatikan “Pemakaian Tanda Baca” dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. 3. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. Misalnya: “Tetikus” komputer ini sudah tidak berfungsi. Dilarang memberikan “amplop” kepada petugas! K. Tanda Petik Tunggal („…‟) 1. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan lain. Misalnya: Tanya dia, “Kaudengar bunyi „kring-kring‟ tadi?” “Kudengar teriak anakku, „Ibu, Bapak pulang!‟, dan rasa letihku lenyap seketika,” ujar Pak Hamdan. “Kita bangga karena lagu „Indonesia Raya‟ berkumandang di arena olimpiade itu,” kata Ketua KONI. 2. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan. Misalnya: tergugat retina noken tadulako marsiadap ari tuah sakato 53 „yang digugat‟ „dinding mata sebelah dalam‟ „tas khas Papua‟ „panglima‟ „saling bantu‟ „sepakat demi manfaat bersama‟ Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia policy wisdom money politics L. „kebijakan‟ „kebijaksanaan‟ „politik uang‟ Tanda Kurung ((…)) 1. Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan. Misalnya: Dia memperpanjang surat izin mengemudi (SIM). Warga baru itu belum memiliki KTP (kartu tanda penduduk). Lokakarya (workshop) itu diadakan di Manado. 2. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian utama kalimat. Misalnya: Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962. Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru pasar dalam negeri. 3. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang keberadaannya di dalam teks dapat dimunculkan atau dihilangkan. Misalnya: Dia berangkat Transjakarta. ke kantor selalu menaiki (bus) Pesepak bola kenamaan itu berasal dari (Kota) Padang. 4. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau angka yang digunakan sebagai penanda pemerincian. 54 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Misalnya: Faktor produksi menyangkut (a) bahan baku, (b) biaya produksi, dan (c) tenaga kerja. Dia harus melengkapi melampirkan berkas lamarannya dengan (1) akta kelahiran, (2) ijazah terakhir, dan (3) surat keterangan kesehatan. M. Tanda Kurung Siku ([…]) 1. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain. Misalnya: Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik. Penggunaan bahasa dalam karya ilmiah harus sesuai [dengan] kaidah bahasa Indonesia. Ulang tahun [Proklamasi Kemerdekaan] Indonesia dirayakan secara khidmat. 2. Republik Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang terdapat dalam tanda kurung. Misalnya: Persamaan kedua proses itu (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35─38]) perlu dibentangkan di sini. N. Tanda Garis Miring (/) 1. 55 Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Misalnya: Nomor: 7/PK/II/2013 Jalan Kramat III/10 tahun ajaran 2012/2013 2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, serta setiap. Misalnya: mahasiswa/mahasiswi dikirimkan lewat darat/laut buku dan/atau majalah harganya Rp1.500,00/lembar 3. „mahasiswa dan mahasiswi‟ „dikirimkan lewat darat atau lewat laut‟ „buku dan majalah atau buku atau majalah‟ „harganya Rp1.500,00 setiap lembar‟ Tanda garis miring dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau pengurangan atas kesalahan atau kelebihan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain. Misalnya: Buku Pengantar Ling/g/uistik karya Verhaar dicetak beberapa kali. Asmara/n/dana merupakan salah satu tembang macapat budaya Jawa. Dia sedang menyelesaikan /h/utangnya di bank. O. Tanda Penyingkat atau Apostrof („) Tanda penyingkat dipakai untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun dalam konteks tertentu. 56 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Misalnya: Dia „kan kusurati. („kan = akan) Mereka sudah datang, „kan? („kan = bukan) Malam „lah tiba. („lah = telah) 5-2-„13 (‟13 = 2013) 57 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia IV. PENULISAN UNSUR SERAPAN Dalam perkembangannya bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa, baik dari bahasa daerah, seperti bahasa Jawa, Sunda, dan Bali, maupun dari bahasa asing, seperti bahasa Sanskerta, Arab, Portugis, Belanda, Cina, dan Inggris. Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi dua kelompok besar. Pertama, unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti force majeur, de facto, de jure, dan l’exploitation de l’homme par l’homme. Unsur-unsur itu dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi cara pengucapan dan penulisannya masih mengikuti cara asing. Kedua, unsur asing yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini, penyerapan diusahakan agar ejaannya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya. Kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan itu adalah sebagai berikut. a (Arab, bunyi pendek atau bunyi panjang) menjadi a (bukan o) mażhab ()ب هذﻡ mazhab qadr ()ﺭﺩﻗ kadar ṣaḥābat ()ةب ﺺﺣا sahabat haqīqat ‘umrah gā’ib iqāmah khātib riḍā’ ẓālim (ﺡﻗٍﻗة ) ()ةﺭﻤﻋ ()ﻏﺌبا ()ﻗاﺇﻤة ()ﺨبﻁا ()ﻀﺭﺀا ()اﻅﻡﻠ hakikat umrah gaib ikamah khatib rida zalim 58 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia ‘ain ( ﻉArab) pada awal suku kata menjadi a, i, u ‘ajā’ib ()ﺠﻋباﺌ ajaib sa‘ādah ()ﺴﻌاةﺩ saadah ‘ilm ()ﻡﻠﻋ ilmu qā‘idah ()اﻗةﺩﻋ kaidah ‘uzr ()ﺭﻋذ uzur ma‘ūnah ()ةﻨﻭﻤﻌ maunah ‘ain ( ﻉArab) di akhir suku kata menjadi k ’i‘ tiqād ()ﻗﺘﻋاﺇﺩ iktikad mu‘jizat ()ةﺠﺯﻤﻌ mukjizat ni‘mat ()ﻤﻨﻌة nikmat rukū‘ ()ﻉﻭﻜﺭ rukuk simā‘ ()ﻤﺴﻉا simak ta‘rīf ()ﻌﺘﻑٍﺭ takrif aa (Belanda) menjadi a paal baal octaaf pal bal oktaf ae tetap ae jika tidak bervariasi dengan e aerobe aerob aerodinamics aerodinamika ae, jika bervariasi dengan e, menjadi e haemoglobin hemoglobin haematite hematit ai tetap ai trailer caisson trailer kaison au tetap au audiogram autotroph tautomer audiogram autotrof tautomer 59 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia hydraulic caustic hidraulik kaustik c di depan a, u, o, dan konsonan menjadi k calomel kalomel construction konstruksi cubic kubik coup kup classification klasifikasi crystal kristal c di depan e, i, oe, dan y menjadi s central circulation coelom cybernetics cylinder sentral cent sen sirkulasi selom sibernetika silinder cc di depan o, u, dan konsonan menjadi k accomodation akomodasi acculturation akulturasi acclimatization aklimatisasi accumulation akumulasi acclamation aklamasi cc di depan e dan i menjadi ks accent accessory vaccine aksen aksesori vaksin cch dan ch di depan a, o, dan konsonan menjadi k saccharin sakarin charisma karisma cholera kolera chromosome kromosom technique teknik 60 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia ch yang lafalnya s atau sy menjadi s echelon eselon machine mesin ch yang lafalnya c menjadi c charter chip carter cip ck menjadi k check ticket cek tiket ç (Sanskerta) menjadi s çabda çastra sabda sastra ḍad ( ﺽArab) menjadi d ’afḍal ()ﻞﻀﻓﺃ ḍa’īf ()ﺽٍﻌﻑ farḍ ()ﺭﺽﻓ hāḍir ()اﺭﺡﻀ afdal daif fardu hadir e tetap e effect description synthesis efek deskripsi sintesis ea tetap ea idealist habeas idealis habeas ee (Belanda) menjadi e stratosfeer systeem stratosfer sistem ei tetap ei eicosane eikosan 61 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia eidetic einsteinium eidetik einsteinium eo tetap eo stereo geometry zeolite eu tetap eu neutron eugenol europium fa ( ﻑArab) menjadi f ʼafḍal ‘ārif faqīr faṣīh mafhūm stereo geometri zeolit neutron eugenol europium ()ﻝﻀﻓﺃ ()ﻋﻑاﺭ ()ﺭٍﻓﻗ ()ﺡﺼﻓ ()ﻭﻡهﻓﻤ afdal arif fakir fasih mafhum f tetap f fanatic factor fossil fanatik faktor fosil gh menjadi g ghanta sorghum genta sorgum gain ( ﻍArab) menjadi g gā’ib ()ﻏب ﺌا magfirah ()ﻓﺭ ﻍﻢة magrib ()ﺭﻏﻢب gaib magfirah magrib gue menjadi ge igue gigue ige gige 62 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia ḥa ( ﺡArab) menjadi h ḥākim ()اﺡﻡﻜ iṣlāḥ ()ﺡﻼﺇﺼ siḥr ()ﺴﺡﺭ hakim islah sihir hamzah ( ﺀArab) yang diikuti oleh vokal menjadi a, i, u ’amr ()ﺭﻤﺃ amar mas’alah ()ﻟﺴﺄﻤة masalah ’iṣlāḥ ()ﺡﻼﺇﺼ islah qā’idah ’ufuq ()اﻗةﻋﺩ ()ﻕﻓﺃ kaidah ufuk hamzah ( ﺀArab) di akhir suku kata, kecuali di akhir kata, menjadi k ta’wīl ()ﻝٍﺄﻭﺘ takwil ma’mūm ()ﻡﻭﻤﺄﻤ makmum mu’mīn ()ﻦﻤﺆﻤ mukmin hamzah ( ﺀArab) di akhir kata dihilangkan imlā’ ()ﺀﻼﻤﺇ imla istinjā’ ()ﺘﻨﺠﺴﺀاﺇ istinja/tinja munsyi’ ()ﺀﺸيﻨﻤ munsyi wuḍū’ ()ﻭﺀﻀﻭ wudu i (Arab, bunyi pendek atau bunyi panjang) menjadi i ʼi‘tiqād ()ﺘﻗﻋاﺇﺩ iktikad muslim ()ﻡﻡﻟﺳ muslim naṣīḥah ()ﻨﺼةﺡ nasihat ṣaḥīḥ (ٍ)ﺼﺢﺡ sahih i pada awal suku kata di depan vokal tetap i iambus iambus ion ion iota iota ie (Belanda) menjadi i jika lafalnya i politiek riem 63 politik rim Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia ie tetap ie jika lafalnya bukan i variety patient hierarchy varietas pasien hierarki jim ( ﺝArab) menjadi j jāriyah ()ﺠاٍﺭة janāzah ()ﻨﺠاةﺯ ʼijāzah ()ﺠﺇاةﺯ jariah jenazah ijazah kha ( ﺥArab) menjadi kh khuṣūṣ ()ﺹﻭﺼﺨ makhlūq ()ﻕﻭﻠﺨﻤ tārīkh ()ﺘاﺦٍﺭ khusus makhluk tarikh ng tetap ng contingent congres linguistics kontingen kongres linguistik oe (oi Yunani) menjadi e foetus oestrogen oenology fetus estrogen enologi oo (Belanda) menjadi o komfoor provoost kompor provos oo (Inggris) menjadi u cartoon proof pool kartun pruf pul oo (vokal ganda) tetap oo zoology coordination zoologi koordinasi 64 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia ou menjadi u jika lafalnya u gouverneur coupon contour gubernur kupon kontur ph menjadi f phase physiology spectograph fase fisiologi spektograf ps tetap ps pseudo psychiatry psychic psychosomatic pseudo psikiatri psikis psikosomatik pt tetap pt pterosaur pteridology ptyalin pterosaur pteridologi ptialin q menjadi k aquarium frequency equator akuarium frekuensi ekuator qaf ( ﻕArab) menjadi k ‘aqīqah ()ﻗٍﻗﻋة maqām ()ﻗﻤﻡا muṭlaq ()ﻕﻠﻁﻤ akikah makam mutlak rh menjadi r rhapsody rhombus rhythm rhetoric rapsodi rombus ritme retorika 65 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia sin ( ﺱArab) menjadi s asās ()ﺴﺃاﺱ salām ()ﻢﺴﻼ silsilah ()ﺴﻠﺳة asas salam silsilah śa ( ﺙArab) menjadi s aśiri ḥadiś śulāśā wāriś asiri hadis selasa waris ()ﺭٍﺜﺃى ()ﺩﺡٍﺙ ()ا ﻞﻟﺜ ءاﺙ ()ﻭاﺭﺙ ṣad ( ﺹArab) menjadi s ‘aṣr ()ﺼﺭﻋ muṣībah ()ﺒٍﺼﻤة khuṣūṣ ()ﺹﻭﺼﺨ ṣaḥḥ ()ﺢﺼ asar musibah khusus sah syin ( ﺵArab) menjadi sy ‘āsyiq ()ﻋﻕاﺸ ‘arsy ()ﺵﺭﻋ syarṭ ()ﻁﺸﺭ asyik arasy syarat sc di depan a, o, u, dan konsonan menjadi sk scandium skandium scotopia skotopia scutella skutela sclerosis sklerosis sc di depan e, i, dan y menjadi s scenography scintillation scyphistoma senografi sintilasi sifistoma sch di depan vokal menjadi sk schema schizophrenia scholastic skema skizofrenia skolastik 66 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia t di depan i menjadi s jika lafalnya s actie aksi ratio rasio patient pasien ṭa ( ﻁArab) menjadi t khaṭṭ muṭlaq ṭabīb ()ﻁﺦ ()ﻕﻠﻁﻤ ()ٍﺒﻁب khat mutlak tabib th menjadi t theocracy orthography thrombosis methode (Belanda) teokrasi ortografi trombosis metode u tetap u unit nucleolus structure institute unit nukleolus struktur institut u (Arab, bunyi pendek atau bunyi panjang) menjadi u rukū’ ()ﺭﻉﻭﻛ rukuk syubḥāt ()هﺒﺸا ﺖ syubhat sujūd ()ﺟﻭﺩﺴ sujud ’ufuq ()ﻓﻕﺃ ufuk ua tetap ua aquarium dualisme squadron akuarium dualisme skuadron ue tetap ue consequent duet suede konsekuen duet sued 67 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia ui tetap ui conduite equinox equivalent uo tetap uo fluorescein quorum quota konduite ekuinoks ekuivalen fl uoresein kuorum kuota uu menjadi u lectuur prematuur vacuum lektur prematur vakum v tetap v evacuation television vitamin evakuasi televisi vitamin wau ( ﻭArab) tetap w jadwal ()ﻝﻭﺩﺠ taqwā ()ﻭﻗﺘى wujūd ()ﻭﺠﻭﺩ jadwal takwa wujud wau ( ﻭArab, baik satu maupun dua konsonan) yang didahului u dihilangkan nahwu ()ﺣﻭﻦ nahu nubuwwah ()ﻭﻨﺒﹼة nubuat quwwah kuat ()ﻭﻗﹼة aw (diftong Arab) menjadi au, termasuk yang diikuti konsonan awrāt ()ﻭﻋةﺭ aurat hawl ()ﻭهﻝ haul mawlid ()ﺩﻠﻭﻤ maulid walaw ()ﻭﻠﻭ walau 68 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia x pada awal kata tetap x xanthate xenon xylophone xantat xenon xilofon x pada posisi lain menjadi ks executive express latex taxi eksekutif ekspres lateks taksi xc di depan e dan i menjadi ks exception excess excision excitation eksepsi ekses eksisi eksitasi xc di depan a, o, u, dan konsonan menjadi ksk excavation ekskavasi excommunication ekskomunikasi excursive ekskursif exclusive eksklusif y tetap y jika lafalnya y yakitori yangonin yen yuan yakitori yangonin yen yuan y menjadi i jika lafalnya ai atau i dynamo propyl psychology yttrium dinamo propil psikologi itrium ya (ٍ Arab) di awal suku kata menjadi y ‘ināyah ()ﻨﻋاٍة inayah yaqīn (ٍ)ﻥٍﻗ yakin 69 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia ya‘nī ya (ٍ Arab) di depan i khiyānah qiyās ziyārah (ٍ)ﻨٌﻌ yakni dihilangkan ()ٍﺨاﻨة ()ٍﻗاﺱ ()ٍﺯاةﺭ khianat kias ziarah z tetap z zenith zirconium zodiac zygote zenit zirkonium zodiak zigot zai ( ﺯArab) tetap z ijāzah khazānah ziyārah zaman ()ﺠﺇاةﺯ ()ﺨﺯاﻨة ()ٍﺯاةﺭ ()ﻥﻤﺯ ijazah khazanah ziarah zaman żal ( ذArab) menjadi z ażān iżn ustāż żāt ()ذاﺃﻥ ()ﻥذﺇ ()ﺘﺴﺃذا ()ذﺕا azan izin ustaz zat ẓa ( ﻅArab) menjadi z ḥāfiẓ ()ﻓ اﻅﺡ ta‘ẓīm ()ﻡٍﻅﻌﺘ ẓālim ()ﻅاﻡﻠ hafiz takzim zalim Konsonan ganda diserap menjadi konsonan tunggal, kecuali kalau dapat membingungkan. Misalnya: accu „allāmah commission aki alamah komisi 70 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia effect ferrum gabbro kaffah salfeggio tafakkur tammat ʼummat efek ferum gabro kafah salfegio tafakur tamat umat Perhatikan penyerapan berikut! ʼAllah mass massal Allah massa massal Catatan: Unsur serapan yang sudah lazim dieja sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia tidak perlu lagi diubah. Misalnya: bengkel dongkrak faedah kabar khotbah koperasi lahir nalar napas paham perlu pikir populer Rabu Selasa Senin sirsak soal telepon Selain kaidah penulisan unsur serapan di atas, berikut ini disertakan daftar istilah asing yang mengandung akhiran serta penyesuaiannya secara utuh dalam bahasa Indonesia. -aat (Belanda) menjadi -at advocaat advokat -age menjadi -ase percentage etalage persentase etalase 71 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia -ah (Arab) menjadi -ah atau -at „aqīdah (ةﺩٍﻗﻋ ʼijāzah ) ‘umrah ()ﺠﺇاةﺯ ()ةﺭﻋﻤ ʼākhirah ()ﺭةﺨﺁ ʼāyah ()ٍةﺃ ma‘siyyah (ٍﺼﻤﻌة ) ʼamānah ()ﻤاﺃﻨة hikmah ()ﺡﻤﻜة ‘ibādah ()ﻋﺩابة sunnah ()ﺳةﻥ sūrah ()ةﻭﺭﺴ akidah ijazah umrah akhirat ayat maksiat amanah, amanat hikmah, hikmat ibadah, ibadat sunah, sunat surah, surat -al (Inggris), -eel dan -aal (Belanda) menjadi -al structural, structureel struktural formal, formeel formal normal, normaal normal -ant menjadi -an accountant consultant informant akuntan konsultan informan -archy (Inggris), -archie (Belanda) menjadi arki anarchy, anarchie anarki monarchy, monarchie monarki oligarchy, oligarchie oligarki -ary (Inggris), -air (Belanda) menjadi -er complementary, complementair primary, primair secondary, secundair komplementer primer sekunder 72 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia -(a)tion (Inggris), -(a)tie (Belanda) menjadi -asi, -si action, actie aksi publication, publicatie publikasi -eel (Belanda) menjadi -el materieel moreel materiel morel -ein tetap -ein casein protein kasein protein -i, -iyyah (akhiran Arab) menjadi -i atau -iah ٌ ‘ālamī ()ﻋاٍﻤﻠ alami ٌ ʼinsānī ()ﺴﻨﺇاٍﻨ insani ‘āliyyah ()ﻋاٍةﻠ aliah ‘amaliyyah ()ٍﻠﻋﻤة amaliah -ic, -ics, dan -ique (Inggris), -iek dan -ica (Belanda) menjadi -ik, ika dialectics, dialektica dialektika logic, logica logika physics, physica fisika linguistics, linguistiek linguistik phonetics, phonetiek fonetik technique, techniek teknik -ic (Inggris), -isch (adjektiva Belanda) menjadi -ik electronic, elektronisch elektronik mechanic, mechanisch mekanik ballistic, ballistisch balistik -ical (Inggris), -isch (Belanda) menjadi -is economical, economisch ekonomis practical, practisch praktis logical, logisch logis 73 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia -ile (Inggris), -iel (Belanda) menjadi -il mobile, mobiel percentile, percentiel projectile, projectiel mobil persentil proyektil -ism (Inggris), -isme (Belanda) menjadi -isme capitalism, capitalisme kapitalisme communism, communisme komunisme modernism, modernisme modernisme -ist menjadi -is egoist hedonist publicist egois hedonis publisis -ive (Inggris), -ief (Belanda) menjadi -if communicative, communicatief demonstrative, demonstratief descriptive, descriptief komunikatif demonstratif deskriptif -logue (Inggris), -loog (Belanda) menjadi -log analogue, analoog analog epilogue, epiloog epilog prologue, proloog prolog -logy (Inggris), -logie (Belanda) menjadi -logi technology, technologie teknologi physiology, physiologie fisiologi analogy, analogie analogi -oid (Inggris), oide (Belanda) menjadi -oid anthropoid, anthropoide antropoid hominoid, hominoide hominoid -oir(e) menjadi -oar trotoir repertoire trotoar repertoar 74 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia -or (Inggris), -eur (Belanda) menjadi -ur, -ir director, directeur direktur inspector, inspecteur inspektur amateur amatir formateur formatur -or tetap -or dictator corrector distributor diktator korektor distributor -ty (Inggris), -teit (Belanda) menjadi -tas university, universiteit quality, kwaliteit quantity, kwantiteit universitas kualitas kuantitas -ure (Inggris), -uur (Belanda) menjadi -ur culture, cultuur kultur premature, prematuur prematur structure, struktuur struktur -wi, -wiyyah (Arab) menjadi -wi, -wiah dunyāwī ()ﻥﺩاىﻭ kimiyāwī ()ٍﮐٍﻤﻭاي lugawiyyah 75 ()ﻟةى ﻭﻍ duniawi kimiawi lugawiah