PERANAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN (PAK) DALAM MENGATASI BERTUMBUHNYA SIKAP INTOLERANSI DIKALANGAN PEMUDA JEMAAT GEREJA TIBERIAS MANADO Abstract Penulisan karya tulis ini bertujuan untuk mengetahui lebih lagi mengenai peran Pendidikan Agama Kristen terhadap kaum muda di gereja Tiberias Manado dalam mengatasi bertumbuhnya atau berkembangnya sikap intoleransi. Adapun yang menjadi latar belakang penulisan ini adalah salah satu kota paling utara di negara Indonesia yaitu kota Manado dikenal sebagai salah satu kota yang memiliki sikap toleransi yang paling tinggi di Indonesia. Dan mengutip dari situs liputan6.com, kota Manado menduduki peringkat ke-4 dari daftar peringkat dan masih dibawah Singkawang sebagai kota paling toleran se-Indonesia, dan di ikuti Salatiga dan Pematang Siantar diurutan ke-2 dan ke-3. Sebuah prestasi yang cukup baik bagi kota Manado, tapi di tengah prestasi tersebut tingkat toleransi di negara Indonesia sendiri sedang buruk-buruknya, yang menyebabkan mulai bermunculan sikap atau rasa intoleran di berbagai provinsi di Indonesia. Berbagai kasus dan kejadian bahkan penolakan kerap tejadi bagi masyarakat minoritas, hal-hal seperti ini banyak dikecam oleh masyarakat umum, tapi jarang dalam melakukan tindakan langsung. Di kota Manado sendiri yang disebut kota “Doa” ini memang benar bahwa pemerintah terus menekankan persatuan dan rasa kebersamaan, ungkapan “Si Tou Timou Tumou Tou” pun terus di dengungkan untuk meredam segala rasa ketidakcocokan dan saling menjatuhkan. Namun sikap Intoleransipun mulai bertumbuh di masyarakat Manado, hal ini tentunya tidak bisa dibiarkan, karena dampaknya hanya akan merusak persaudaraan. Oleh karena itu inilah saat dimana peran pendidikan agama Kristen di gereja-gereja harus diperkuat, untuk menjadi tingkat toleransi yang tinggi diantara umat gereja, terutama dikalangan pemuda, yang dimana kaum muda merupakan kaum yang paling mudah terpancing dan terpengaruh akan suatu paham yang salah, salah satunya yaitu paham untuk memiliki sikap intoleransi. Berdasarkan masalah diatas maka artikel ini diharapkan mampu untuk membahas Peran Pendidikan Agama Kristen dalam mengatasi bertumbuhnya sikap intoleransi dikalangan pemuda jemaat Tiberias Manado. Kata kunci: Intoleransi, Pendidikan Agama Kristen (PAK), Gereja Tiberias Indonesia, Pemuda, Kota Manado. Pendahuluan Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau dan 1.128 suku bangsa,dengan kultur budaya dan sosial yang sangat beragam. Berbagai suku, budaya, agama, ras dan tata berperilaku masyarakatnya dalam bersosialisasi mewarnai kehidupan bertoleransi di Negara Indonesia. Kemampuan Indonesia menjalankan nilai-nilai toleransi sekaligus nilai-nilai demokrasi semakin diakui dunia. Indonesia diharapkan memainkan peran kunci menyebarkan toleransi untuk meredam ekstrimisme dan terorisme yang semakin menguat di dunia. Indonesia juga diminta berperan lebih aktif dalam membagikan pengalamannya mengembangkan nilai-nilai toleransi dalam negara demokrasi.1 Keunikan ini tidak saja dilihat dari keberagaman komponen dan kekayaan yang dimiliki bangsa ini, tetapi juga dilihat dari kondisi yang dialami bangsa Indonesia saat ini. Komponen bangsa Indonesia terdiri dari beragam konteks sosial dan budaya yang terus berkembang dari waktu ke waktu.2 Indonesia boleh berbangga dengan pujian-pujian yang diberikan oleh petinggi negara lain maupun tokoh-tokoh agama, namun pada kenyataanya negara Indonesia tak setoleran yang di bayangkan oleh mata dunia, masih banyak kasus diskriminatif terhadap kaum minoritas, terutama di pulau Jawa. Seperti contoh kasus yang diansir dari laman berita CNN Indonesia bahwa Gereja Kristen Indoneisa (GKI) Yasmin di kota Bogor pada tahun 2014 yang dilarang beribadah dan dimohon pindah dari lokasi awal dimana didirikan bangunan gereja tersebut padahal sudah memiliki IMB dari tahun 2006. Contoh kasus lainnya yaitu penolakan seorang siswa di Banyuwangi yang dimana dipaksakan harus mengenakan jilbab meskipun beragama non-muslim yang terjadi pada tahun 2017 silam. Beberapa kasus diatas hanya segelintir dari begitu banyaknya kasus diskriminasi agama serupa di seluruh Indonesia. Kasus-kasus ini seakan menjadi pemantik terhadap masyarakat untuk makin sensitif terhadap perbedaan agama, dan tidak dapat dipungkiri lagi masyarakat kota Manado pun mulai ditemukan sikapsikap intoleransi. Sekalipun kota Manado dikenal sebagai kota “1000 Gereja” yang tentunya memiliki mayoritas beragama Kristen namun ada saja oknum-oknum yang coba merusak tali persaudaraan yang dibangun sejak dulu oleh masyarakat Sulawesi Utara. Gereja-gereja di Sulut coba terus menyampaikan untuk menjaga toleransi umat beragama, namun harus diwaspadai juga jangan sampai ada gereja yang mulai termakan paham intoleransi. Disinilah Pendidikan Agama Kristen dibutuhkan, dimana tenaga-tenaga pengajar Kristen perlu terjun langsung ke dalam Gereja untuk menjadi pemersatu dan penjaga sikap toleransi yang ada. Nilainilai pengejaran Kristiani akan sangat membantu untuk menjaga kerukunan serta pengendalian diri sebagaimana diajarkan dalam Firman Tuhan, bahkan digereja Tiberias Indonesia cabang Manado masih sangat rawan akan tumbuhnya sikap in-toleran, oleh karenanya Pendidikan Agama Kristen (PAK) akan sangat berpengaruh dan penting untuk mencegah anak-anak muda digereja tersebut terhindar dari paham yang salah dan membahayakan ini. Metode Dala penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian adalah penggunaan metode ilmiah yang bersifat formal dan sistematis untuk mempelajari masalah.3 LexiMoleong, penelitian kualitatif : “prosedur penelitian adalah 1 2 http://www.neraca.co.id/article/86519/indonesia-negara-paling-tinggi-menjunjung-toleransi. Drs. Dharma Kesuma, M.Pd, Cepi Triatna, S.Pd., M.Pd. Pendidikan Karakter, (Bandung: ROSDA, 2013), h.1. 3 Susmanto, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Afabet 1990) h. 4 penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang tertulis maupun lisan dari orang-orang yang diamati”.4 Sedangkan pendekatan deksriptif menurut Winarno Surakhmad ialah; “Data-data yang dikumpulkan mula-mula dijelaskan kemudian dianalisis”.5 Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data akan dilakukan dengan teknik observasi dan wawancara. Observasi ini peneliti langsung mengadakan pengamatan ditempat atau lingkungan yang akan diteliti. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, proses wawancara yang di dalamnya melibatkan responden untuk mendapatkan sumber data yang akurat. Dalam hal ini peneliti mendapat keterangan secara lisan maupun secara tertulis dari responden, yakni dengan cara tatap muka, kemudian minta argument responden mengenai masalah yang diteliti. Sebab tujuan wawancara ini ialah mengumpulkan keterangan dari para narasumber secara akurat sehubungan dengan masalah yang diteliti. Teori A. Peran Gereja 1. Pengertian Gereja Kata “Gereja” berasal dari Bahasa Portugis yaitu igreya yang berarti “kawanan domba”, yang di gembalai oleh seorang gembala. Dan dalam Bahasa Yunani kata “Gereja” yaitu “eklesia” yang berarti “dipanggil keluar”, dipanggil keluar artinya orang-orang yang hidup dalam kegelapan dipanggil keluar dari kegelapan itu, dan hidup dalam terang Kristus. Menurut beberapa teolog, gereja adalah persekutuan orang-orang pilihan atau coetus electrom. Gereja secara ideal, yaitu gereja yang ada dalam pikiran Allah, yaitu tujuan akhir dari gereja yang akan dilengkapi dan disempurnakan di akhir zaman.6 Gedung gereja juga menjadi tempat orang-orang percaya untuk beribadah memuji dan memuliakan nama Tuhan. Tugas Panggilan Gereja merupakan Gereja yang hidup dipanggil oleh Allah untuk membangun serta menjalankan tugas pelayanannya dengan tuntunan Roh 4 5 6 Lexi Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Karya, 1989), h.3 Winarno Surathmat, P engantar Penelitian Ilmiah (Bandung: Tarsoto, 1988), h.13 Lois Berkhof, Teologi Sistematika, Volume 5 Doktrin Gereja, (Surabaya: Momentum 1999), h. 30 Kudus. Gereja yang hidup yaitu Gereja yang bekerja dan melaksanakan segala tugas dan tanggung jawabnya. Gereja terpanggil melaksanakan amanat Agung Kristus menjadi saksi Kristus adalah tugas Gereja dan warganya yang berlaku sepanjang masa dan bukan hanya bersaksi (marturia), tetapi juga bersekutu (koinonia) dan melayani (diakonia).7 Inilah yang disebut tiga tugas utama Gereja. Gereja dan warganya terpanggil untuk memberikan kabar kesukaan dari Allah bagi semua orang, agar percaya dan diselamatkan. Gereja adalah kumpulan umat pilihan Allah yang telah diselamatkan untuk memuji dan memuliakan namaNya, terikat oleh perjanjian Allah untuk melayani Dia dalam dunia. Gereja memiliki tugas utama melaksanakan Amanat Agung (Mandat Penginjilan) dan Mandat Budaya.8 Arti gereja menurut Ensiklopedi Alkitab Masa Kini adalah dalam Perjanjian Baru Ekklesia berarti pertemuan atau sidang jemaat (Mat. 16:18; Kis.19:32,39,41; Rom.16:4) pada zaman sekarang ini gereja adalah tempat ibadah atau tempat pertemuan orang-orang yang mau menyembah Tuhan, tetapi gereja yang sebenarnya ialah Orangnya atau kita sendiri ( Orang yang percaya kepada Kristus). 2. Makna Gereja Makna gereja ditujukan kepada orang-orang percaya dengan tujuan untuk bersekutu, memuji Tuhan dan menyembah secara bersama-sama. Makanya sampai saat ini ada gedung gereja, gereja lokal, denominasi gereja, gereja yang nampak (visible church) dalam arti yang luas, termasuk Gereja Katolik, Gereja Protestan dan Gereja Orthodox biasa disebut sebagai Gereja Militant, dan kumpulan orang-orang yang sudah dilahirkan baru dan diselamatkan, disebut Gereja yang universal. Secara ringkas, gereja bukanlah bangunan atau denominasi. Menurut Alkitab, gereja adalah Tubuh Kristus – setiap mereka yang telah menempatkan iman mereka pada Yesus Kristus untuk keselamatan (Yohanes 3:16; 1 Korintus 12:13). Dalam gereja-gereja lokal terdapat anggota-anggota dari gereja universal/sedunia (Tubuh Kristus). 7 Judo Poerwowidagdo, Tanggung jawab Pendidikan Teologi Menjelang adab 21 (Yogyakarta: Duta Wacana Universitas Press, 1994), h. 9 8 . Browning W.R.F, Kamus Alkitab, Cet. Ke- 2, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007, h.118 3. Gereja Tiberias Indonesia Gereja Tiberias Indonesia (GTI), atau Tiberias Ministry adalah salah satu sinode gereja Kristen Protestan di Indonesia. Salah satu ciri khas dari pelayanan GTI adalah pelayanan Kesembuhan Ilahi melalui Perjamuan Kudus dan Minyak Urapan Gereja Tiberias Indonesia merupakan gereja pewahyuan yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus kepada Pdt. DR. Yesaya Pariadji. Tugas Gereja Tiberias adalah untuk membuktikan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan Allah yang Maha Kuasa dibuktikan melalui mujizat-mujizatNya; bahwa Firman Allah bukan terdiri atas katakata, tetapi kuasa; bahwa Firman Allah lebih dari seluruh ilmu pengetahuan manusia; bahwa manusia harus hidup dalam pertobatan, harus hidup dalam kekudusan agar layak berdiri di hadapanNya dan pesta di Kerajaan Sorga. Sebelum berdiri sendiri sebagai sebuah sinode, Tiberias merupakan salah satu jemaat yang tergabung dalam wadah sinode Gereja Bethel Indonesia (GBI), sehingga disebut GBI Tiberias. Gereja Tiberias Indonesia sendiri berdiri pada 17 Agustus 1990. Gembalanya, Pdt. DR. Yesaya Pariadji menjual aset-aset berharganya untuk kemudian mendirikan Gereja Bethel Indonesia Jemaat Tiberias. Setelah adanya keputusan dari sinode GBI, bahwa nama-nama jemaat seperti Tiberias ini harus dihilangkan, kemudian Pdt. DR. Yesaya Pariadji, sebagai gembala sidang GBI Tiberias, memisahkan diri dan membentuk sinode sendiri (Gereja Tiberias Indonesia). Gereja Tiberias Indonesia mempunyai wadah pelayanan untuk kaum muda dengan nama "Boanerges Youth Ministry", berpusat di GTI cabang Balai Sarbini, Jakarta. Dan kini GTI memiliki cabang di beberapa kota, antara lain Jakarta, Manado, Bandung, Surabaya, Batam, Bali, Makassar, Semarang, Medan, Pontianak. Gereja Tiberias juga sudah memiliki cabang di luar negeri, yaitu di Singapura[1] dan Australia. Gereja Tiberias mempunyai beberapa lembaga yang dibawahi oleh gereja seperti STT Tiberias (Roxy) dan Sekolah Alkitab Tiberias. Gereja Tiberias mengadakan ibadah setiap harinya dari hari Senin - Minggu yang terbagi dalam Ibadah Minggu Raya dan Acara Ibadah Tengah Minggu yang jadwalnya semua tertulis secara lengkap dalam Buletin Tiberias (Warta Mingguan). Pelayanan ibadah Gereja Tiberias meliputi: - Ibadah Anak Beloved Kids (Sekolah Minggu) - Ibadah Boanerges Youth Ministry (Kaum Muda) - KKR Kesembuhan Ilahi & Perjamuan Kudus - Konseling dan Doa Pelepasan - Pendalaman Alkitab Pria - Pendalaman Alkitab Wanita - Pelepasan Resesi Ekonomi - Pembinaan Iman - Pujian & Penyembahan - KKR Doa Syafaat 9 Agustus 2008, bertempat di Dome World Harvest Center, Lippo Karawaci Tangerang, Gembala Sidang Gereja Tiberias Indonesia, Pdt. DR. Yesaya Pariadji, diwisuda mendapatkan gelar Doctor of Ministry in Leadership and Transformation, dari Harvest International Theologial Seminary (HITS). Disertasi yang ditulis oleh Pdt. DR. Yesaya Pariadji untuk melengkapi persyaratan akademik di beri judul "Tinjauan Historis Pendirian & Perkembangan Gereja Tiberias Indonesia". B. Kota Manado Kota Manado adalah ibu kota dari provinsi Sulawesi Utara. Kota Manado seringkali disebut sebagai Menado. Manado terletak di Teluk Manado, dan dikelilingi oleh daerah pegunungan. Kota ini memiliki 408.354 penduduk pada Sensus 2010, menjadikannya kota terbesar kedua di Sulawesi setelah Makassar. Jumlah penduduk di Manado diperkirakan (berdasarkan Januari 2014) adalah 430.790. Lukisan Manado pada tahun 1876 Asal mula Kota Manado menurut legenda dulu berasal dari “Wanua Wenang” sebutan penduduk asli Minahasa . Wanua Wenang telah ada sekitar abad XIII dan didirikan oleh Ruru Ares yang bergelar Dotulolong Lasut yang saat itu menjabat sebagai Kepala Walak Ares,dikenal sebagai Tokoh pendiri Wanua Wenang yang menetap bersama keturunannya. Versi lain mengatakan bahwa Kota Manado merupakan pengembangan dari sebuah negeri yang bernama Pogidon.Kota Manado diperkirakan telah dikenal sejak abad ke-16. Menurut sejarah, pada abad itu jugalah Kota Manado telah didatangi oleh orang-orang dari luar negeri. Nama "Manado" daratan mulai digunakan pada tahun 1623 menggantikan nama "Pogidon" atau "Wenang". Kata Manado sendiri merupakan nama pulau disebelah pulau Bunaken, kata ini berasal dari bahasa daerah Minahasa yaitu Mana rou atau Mana dou yang dalam bahasa Indonesia berarti "di jauh". Pada tahun itu juga, tanah MinahasaManado mulai dikenal dan populer di antara orang-orang Eropa dengan hasil buminya. Hal tersebut tercatat dalam dokumen-dokumen sejarah. Pemandangan jalan di Manado pada tahun 1910-an Keberadaan kota Manado dimulai dari adanya besluit Gubernur Jenderal Hindia Belanda tanggal 1 Juli 1919. Dengan besluit itu, Gewest Manado ditetapkan sebagai Staatsgemeente yang kemudian dilengkapi dengan alatalatnya antara lain Dewan gemeente atau Gemeente Raad yang dikepalai oleh seorang Wali kota (Burgemeester). Pada tahun 1951, Gemeente Manado menjadi Daerah Bagian Kota Manado dari Minahasa sesuai Surat Keputusan Gubernur Sulawesi tanggal 3 Mei 1951 Nomor 223. Tanggal 17 April 1951, terbentuklah Dewan Perwakilan Periode 1951-1953 berdasarkan Keputusan Gubernur Sulawesi Nomor 14. Pada 1953 Daerah Bagian Kota Manado berubah statusnya menjadi Daerah Kota Manado sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 42/1953 juncto Peraturan Pemerintah Nomor 15/1954. Tahun 1957, Manado menjadi Kotapraja sesuai Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957. Tahun 1959, Kotapraja Manado ditetapkan sebagai Daerah Tingkat II sesuai Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959. Tahun 1965, Kotapraja Manado berubah status menjadi Kotamadya Manado yang dipimpin oleh Walikotamadya Manado KDH Tingkat II Manado sesuai Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 yang disempurnakan dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974. Hari jadi Kota Manado yang ditetapkan pada tanggal 14 Juli 1623, merupakan momentum yang mengemas tiga peristiwa bersejarah sekaligus yaitu tanggal 14 yang diambil dari peristiwa heroik yaitu peristiwa Merah Putih 14 Februari 1946, di mana putra daerah ini bangkit dan menentang penjajahan Belanda untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia, kemudian bulan Juli yang diambil dari unsur yuridis yaitu bulan Juli 1919, yaitu munculnya Besluit Gubernur Jenderal tentang penetapan Gewest Manado sebagai Staatgemeente dikeluarkan dan tahun 1623 yang diambil dari unsur historis yaitu tahun di mana Kota Manado dikenal dan digunakan dalam surat-surat resmi. Berdasarkan ketiga peristiwa penting tersebut, maka tanggal 14 Juli 1989, Kota Manado merayakan HUT-nya yang ke-367. Sejak saat itu hingga sekarang tanggal tersebut terus dirayakan oleh masyarakat dan pemerintah Kota Manado sebagai hari jadi Kota Manado. Geografi Kota Manado terletak di ujung jazirah utara pulau Sulawesi, pada posisi geografis 124°40' - 124°50' BT dan 1°30' - 1°40' LU. Iklim di kota ini adalah iklim tropis dengan suhu rata-rata 24° - 27 °C. Curah hujan rata-rata 3.187 mm/tahun dengan iklim terkering di sekitar bulan Agustus dan terbasah pada bulan Januari. Intensitas penyinaran matahari rata-rata 53% dan kelembaban nisbi ±84 %. Luas wilayah daratan adalah 15.726 hektare. Manado juga merupakan kota pantai yang memiliki garis pantai sepanjang 18,7 kilometer. Kota ini juga dikelilingi oleh perbukitan dan barisan pegunungan. Wilayah daratannya didominasi oleh kawasan berbukit dengan sebagian dataran rendah di daerah pantai. Interval ketinggian dataran antara 0-40% dengan puncak tertinggi di gunung Tumpa. Wilayah perairan Kota Manado meliputi pulau Bunaken, pulau Siladen dan pulau Manado Tua. Pulau Bunaken dan Siladen memiliki topografi yang bergelombang dengan puncak setinggi 200 meter. Sedangkan pulau Manado Tua adalah pulau gunung dengan ketinggian ± 750 meter. Sementara itu perairan teluk Manado memiliki kedalaman 2-5 meter di pesisir pantai sampai 2.000 meter pada garis batas pertemuan pesisir dasar lereng benua. Kedalaman ini menjadi semacam penghalang sehingga sampai saat ini intensitas kerusakan Taman Nasional Bunaken relatif rendah. Jarak dari Manado ke Tondano adalah 28 km, ke Bitung 45 km dan ke Amurang 58 km.9 C. Pemuda 1. Pengertian Pemuda Secara umum definisi dari pada pemuda itu setidaknya memiliki dua definisi yang menyangkut batasan usia pemuda, sifat ataupun karakteristik pemuda, dan tujuan dari aktivitas kepemudaan. Definisi yang pertama yaitu pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional, sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia pembangunan baik saat ini maupun masa yang akan datang. Sebagai calon generasi penerus yang akan menggantikan generasi sebelumnya. Internasional youthyear yang diselenggarakan tahun 1985 mendefinisikan penduduk berusia 15-24 tahun sebagai kelompok pemuda. Sedangkan definisi yang kedua yaitu pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Pemuda menghadapi masa perubahan sosial maupun kultural. Sedangkan menurut draft RUU kepemudaan, pemuda adalah mereka yang berusia antara 18 hingga 35 tahun. Secara hukum pemuda adalah manusia yang berusia 15-30 tahun, secara biologis yaitu manusia yang sudah mulai menunjukan tanda-tanda kedewasaan seperti adanya perubahan fisik. Di dalam masyarakat pemuda merupakan suatu 9 Wikipedia.org. identitas yang potensial. Kedudukannya yang strategis penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insane bagi pembangunan bangsanya. 10 Generasi muda yang berperan aktif dalam membangun bangsanya, dengan harapan pemuda gereja sebagai warga kerajaan Allah dan warga Indonesia dapat mengambil peranan ikut serta dalam pembangunan bangsa.11 2. Pengertian Pemuda Menurut Para Ahli - Menurut Taufik Abdulah (1974;6) pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. - Menurut Mukhlis (2007;1) Pemuda adalah suatu generasi yang di pundaknya terbebani berbagai macam harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal ini dapat dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi sebelumnya, generasi yang mengisi dan melanjutkan estafet pembangunan.12 Jadi, dapat pemuda adalah manusia yang bisa dilihat secara usia memiliki perkembangan atau perubahan fisik yang secara biologis sudah menunjukan kedewasaan. Pemuda juga sebagai generasi yang akan menjadi penerus generasi sebelumnya. D. Toleransi dan Intoleransi Toleransi secara bahasa berasal dari bahasa latin “tolerare”, toleransi berarti sabar dan menahan diri. Toleransi juga dapat berarti suatu sikap saling menghormati dan menghargai antarkelompok atau antarindividu dalam masyarakat atau dalam lingkup lainnya. Sikap toleransi dapat menghindari terjadinya diskriminasi, walaupun banyak terdapat kelompok atau golongan yang berbeda dalam suatu kelompok masyarakat. Contoh sikap toleransi secara umum antara lain: menghargai pendapat mengenai pemikiran orang lain yang berbeda dengan kita, serta saling tolong-menolong antar sesama manusia tanpa memandang suku, ras, agama, dan antar golongan. 10 . Ciptadestiara “Pengertian Pemuda” h.26 . Jaffray, “Pekerjaan Pemuda Gereja dalam Pembangunan Bangsa” h.41 12 . http://sholikhin.wordpress.com/2010/03/24/definisi-pemuda/ 11 Istilah toleransi mencakup banyak bidang. Salah satunya adalah toleransi beragama, yang merupakan sikap saling menghormati dan menghargai antar penganut agama lain, seperti: - Tidak memaksakan orang lain untuk menganut agama kita; Tidak mencela/menghina agama lain dengan alasan apapun; serta Tidak melarang ataupun mengganggu umat agama lain untuk beribadah sesuai agama/kepercayaannya. Dan Intoleransi adalah sebaliknya.13 E. Pendidikan Agama Kristen (PAK) Pengertian Pendidikan Agama Kristen Menurut Para Ahli E.G. Homrighausen mengatakan: “Pendidikan Agama Kristen berpangkal pada persekutuan umat Tuhan. Dalam perjanjian lama pada hakekatnya dasar-dasar terdapat pada sejarah suci purbakala, bahwa Pendidikan Agama Kristen itu mulai sejak terpanggilnya Abraham menjadi nenek moyang umat pilihan Tuhan, bahkan bertumpu pada Allah sendiri karena Allah menjadi peserta didik bagi umat-Nya”.14 Menurut Warner C. Graedorf PAK adalah “Proses pengajaran dan pembelajaran yang berdasarkan Alkitab, berpusat pada Kristus, dan bergantung kepada Roh Kudus, yang membimbing setiap pribadi pada semua tingkat pertumbuhan melalui pengajaran masa kini ke arah pengenalan dan pengalaman rencana dan kehendak Allah melalui Kristus dalam setiap aspek kehidupan, dan melengkapi mereka bagi pelayanan yang efektif, yang berpusat pada Kristus sang Guru Agung dan perintah yang mendewasakan pada murid”.15 Hasil Wawancara 1. Hasil Wawancara - Apakah toleransi di gereja Tiberias Indonesia sudah berjalan? Toleransi secara menyeluruh digereja ini memang masih bertahan, pengajaran akan Firman Tuhan untuk mengasihi sesame manusia masih kuat diberitakan. Namun pengertian akan gelap dan terang tak bisa bersatu tetap juga dipertahankan untuk menjaga iman jemaat untuk tetap teguh dan tidak mau dicampur aduk. - Bagaimana dengan tingkat toleransi di kota Manado? Secara khusus semua berjalan dengan damai-damai saja, namun berbagai kegiatan umat beragama “M” yang makin meningkat intensitasnya di kota manado makin membuat saya 13 Wkipedia.org. E.G.Homrighausen, Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1985), Hal. l12 15 aulus Lilik Kristanto, Prinsip dan Praktek PAK Penuntun bagi Mahasiswa Teologi dan PAK, Pelayan Gereja, Guru Agama dan keluarga Kristen, (Yogyakarta : Andi Offset ), Hal. 4 14 terkejut sekaligus “was-was” jangan sampai kota manado ini akhirnya kehilangan jati dirinya sebagai kota “kantong Kristen” - Apakah anda sebagai pemuda Kristen mudah terpengaruh dengan provokasi-provokasi intoleran di negara ini ? Tidak, tapi terkadang sering saja kesal melihat ketidakadilan dimana dikota manado yang begitu terbuka akan agama lain berkembang, namun di kota-kota seperti di Jawa masih banyak orang-orang Kristen yang tertekan. Sangat terasa mana yang mayoritas dan minoritas. Kesimpulan Manado yang berpenduduk mayoritas beragama Kristen, sedangkan Islam merupakan agama yang di anut ke 2 terbesar selain dari agama-agama lain yang ada di kota manado, keberagaman dan kemajemukan yang ada pada masyarakatnya membuat kota manado kaya akan budaya. Masyarakat menunjukkan hubungan mendalam antar budaya berbagai macam masyarakat yang terjadi sebagai akibat adaptasi kultural dengan nilai budaya lokal. Dalam hal ini, masyarakat tempatan yaitu orang Minahasa yang dominan kuantitas memiliki nilai budaya ideal yang adaptif dan berkembang secara alamiah seiring proses interaksi serta diterima dengan baik oleh masyarakat pendatang (bukan orang Minahasa) sebagai culture dominant. Secara tidak langsung, sebenarnya makin banyak anak-anak muda di kota Manado yang menyadari bahwa kota ini terancam tidak menjadi “kantong Kristen“ lagi melainkan siap sedia menjadi masyarakat minoritas. Hal ini tidak terlepas dari makin banyak tempat tinggal dan daerah yang mayoritas berpenduduk beragama Islam, bahkan mereka makin berani untuk mengundang pembicarapembicara besar Muslim ke kota Manado. Dan mereka yang merasa tidak setujupun mulai mengangkat suara seperti “Kabasaran” yang pernah menghalang datangnya seorang pembicara Islam yang akan membaawakan khotbah di Manado, padahal ia dikenal merupakan salah satu pembicara yang “radikal” yang mungkin bisa membawa pengaruh buruk ke pemuda-pemuda Islam di Manado. Disinilah peran gereja juga penting untuk menghalangi para pemudanya untuk tidak termakan Hoax maupun provokasi-provokasi dari berbagai sumber yang berbau radikalis yang menyimpang. Kita memang harus saling mengasihi seperti yang di ajarkan oleh Yesus Kristus, dan pendidikan agama Kristen bisa menjadi terobosan untuk dikembang digereja-gereja sejak dini guna memberikan pembeklan nilai-nilai Kristiani yang mempunya jiwa toleransi. Daftar Pustaka http://www.neraca.co.id/article/86519/indonesia-negara-paling-tinggi-menjunjung-toleransi. Drs. Dharma Kesuma, M.Pd, Cepi Triatna, S.Pd., M.Pd. Pendidikan Karakter, (Bandung: ROSDA, 2013) Susmanto, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Afabet 1990) Lexi Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Karya, 1989) Winarno Surathmat, P engantar Penelitian Ilmiah (Bandung: Tarsoto, 1988) Lois Berkhof, Teologi Sistematika, Volume 5 Doktrin Gereja, (Surabaya: Momentum 1999) Judo Poerwowidagdo, Tanggung jawab Pendidikan Teologi Menjelang adab 21 (Yogyakarta: Duta Wacana Universitas Press, 1994) Browning W.R.F, Kamus Alkitab, Cet. Ke- 2, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007 Ciptadestiara “Pengertian Pemuda” Jaffray, “Pekerjaan Pemuda Gereja dalam Pembangunan Bangsa” http://sholikhin.wordpress.com/2010/03/24/definisi-pemuda/ Wkipedia.org. E.G.Homrighausen, Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1985) Pulus Lilik Kristanto, Prinsip dan Praktek PAK Penuntun bagi Mahasiswa Teologi dan PAK, Pelayan Gereja, Guru Agama dan keluarga Kristen, (Yogyakarta : Andi Offset ) Artikel Sosiologi “PERANAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN (PAK) DALAM MENGATASI BERTUMBUHNYA SIKAP INTOLERANSI DIKALANGAN PEMUDA JEMAAT GEREJA TIBERIAS MANADO” DOSEN : Karya N. Riung. S.TH., M.Si. DISUSUN OLEH : Pierre Yoel Roringpandey (NIM 1701196) Sem.IV INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) MANADO 2019