Patofisiologi dari komplikasi CKD c. CKD - Hiperparatiroid sekunder dan osteodistrofi renal Patofisiologi CKD-MBD Homeostasis kalsium dan fosfor dimediasi melalui efek empat hormon pada tulang, saluran gastrointestinal, ginjal, dan hormon paratiroid. Keempat hormon tersebut meliputi PTH, prekursor yang membentuk vitamin D, Vitamin D aktif, dan fibroblast growth factor (FGF-23). Seiring menurunnya fungsi ginjal, eliminasi fosfor juga menurun, yang menyebabkan hiperfosfatemia dan penurunan konsentrasi serum kalsium. Hipokalemi merupakan stimulus sekresi PTH di kelenjar paratiroid. Sekresi PTH disupresi oleh interaksi kalsium terionisasi dengan calcium-sensing receptor di chief sel kelenjar paratiroid. Hiperfosfatemia meningkatkan sintesis PTH dan melepaskannya melalui efek langsung pada kelenjar paratiroid dan memproduksi RNA messenger prepro-PTH. Untuk menormalkan kalsium, PTH menurunkan resorpsi fosfat dan meningkatkan resorpsi kalsium dari tubulus proksimal dan meningkatkan mobilisasi kalsium dari tulang. Produksi FGF-23 memicu ekskresi fosfat oleh ginjal. Vitamin D aktif memicu peningkatan absorbsi kalsium di usus yang membantu menormalkan kalsium terionisasi. Calcitriol juga bekerja langsung pada kelenjar paratiroid untuk menghambat produksi PTH Abnormalitas CKD-MBD menyebabkan abnormalitas tulang. Tingginya produksi PTH berkelanjutan pada kelenjar paratiroid memicu hiperplasia paratiroid. d. CKD - Penyakit kardiovaskular Hipertensi Patogenesis hipertensi pada CKD terdiri dari banyak faktor, namun, retensi cairan merupakan kontributor utama. Mekanisme patofisiologi lain yang bertanggungjawab pada perkembangan hipertensi, pasien dengan ESRD (End Stage Renal Disease) juga mengalami peningkatan aktivitas simpatetik, penurunan aktivitas vasodilator seperti oksida nitrat, peningkatan kadar endothelin-1, penggunaan ESA kronis, hiperparatiroidismm dan perubahan struktur arteri sebagai faktor kontribusi. Hipertensi yang diinduksi oleh peningkatan volume dan peningkatan resistensi vaskular meningkatkan kerja otot jantung dan berkontribusi pada perkembangan hipertropi ventrikel kiri. Hiperlipidemia CKD dengan sindrome nefrotik seringkali disertai dengan abnormalitas metabolisme lipoprotein. Dislipidemia dapat menyebabkan aterosklerosis vaskular. Hubungan antara hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia, dan perubahan lipoprotein lain pada pasien CKD meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.