Uploaded by User34152

KELOMPOK 2

advertisement
TRANSAKSI MATA UANG ASING
1. Pengertian Valuta Asing
Menurut Eng, Lees dan Mauer (1995:84), pengertian dari valuta asing (foreign
exchange) adalah: “Setiap aset atau tuntutan finansial dalam mata uang asing.” Sedangkan
menurut FASB No.52, valuta asing dapat didefinisikan sebagai: “Acurrency other than an
entity’s functional currency” Pada dasarnya kedua pengertian di atas adalah sama, yang dapat
disimpulkan bahwa valuta asing adalah pertukaran mata uang suatu negara terhadap negara
lainnya. Menurut SAK (1999:10.2), suatu transaksi dalam mata uang asing adalah: “Suatu
transaksi yang didenominasi atau membutuhkan penyelesaian dalam suatu mata uang asing.”
Jadi, transaksi dalam mata uang asing merupakan transaksi yang terjadi dalam mata uang
yang berbeda, dan memerlukan penyelesaian juga dalam mata uang yang berbeda pula.
Suatu transaksi dalam mata uang asing adalah suatu transaksi yang didenominasi atau
membutuhkan penyelesaian dalam suatu mata uang asing, termasuk transaksi yang timbul
ketika suatu perusahaan:
a)
membeli atau menjual barang atau jasa yang harganya didenominasi dalam suatu mata
uang asing.
b)
meminjam (hutang) atau meminjamkan (piutang) dana yang didenominasi dalam suatu
mata uang asing.
c)
menjadi suatu pihak untuk suatu perjanjian dalam valuta asing yang belum terlaksana.
d)
memperoleh atau melepaskan aktiva, menimbulkan atau melunasi kewajiban, yang
didenominasi dalam suatu mata uang asing.
Perusahaan-perusahaan yang beroperasi secara internasional memakai berbagai metode untuk
mengekspresikan dalam satuan valuta domestik, aktiva, kewajiban, pendapatan yang
dinyatakan atau telah dikuantifisir dalam valuta asing. Bagi perusahaan yang memiliki
transaksi valuta asing, perusahaan dihadapkan pada tiga forign exchange exposer yang terdiri
dari:
1. 1. Transaction Exposure
Exposure ini menyangkut pencatatan transaksi valuta asing pada saat terjadinya, kemudian
melakukan pengukuran terhadap kejadian yang mencerminkan ketidakpastian yang timbul
dari perubahan jumlah hak dan kewajiban serta yang menimbulkan laba/rugi yang nyata.
1. 2. Economic Exposure
Hal ini menyangkut keadaan yang bersifat strategis karena menggambarkan future earning
power yang dapat dipengaruhi oleh adanya peubahan nilai tukar valuta asing.
1. 3. Translation Exposure
Disini diperlukan cara mengukur pengaruh perubahan nilai valuta asing terhadap laporan
keuangan neraca dan hasil usaha suatu perusahaan, terutama dalam menyusun laporan
keuangan konsolidasi accounting exposure akan selalu muncul pada saat penyusunan laporan
keuangan jika di antara akun laporan keuangan bersangkutan terdapat akun atau pos-pos yang
awal kejadiannya dinyatakan dalam valuta asing. Oleh karena itu, perlu dibedakan metode
pencatatan yang antara lain:
1. Single rate method, menurut metode ini nilai dilaporkan menurut kurs tunggal yang berlaku
pada tanggal neraca.
2. Current-noncurrent method, menurut metode ini pos-pos valas dibagi dua yaitu:

Akun lancar (current), dilaporkan menurut kurs yang yang berlaku saat itu (current rate).

Akun non lancar (non-current), dilaporkan menurut kurs historis.

Akun laba rugi dijabarkan dengan kurs rata-rata (average rate), kecuali untuk penyusutan
dan amortisasi dinilai dengan kurs historis (historical rate).
1. Monetary dan non monetary method, dalam metode ini akun-akun valuta asing perusahaan
dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

Pos moneter, yaitu pos yang nilai aslinya tidak berubah dan dinilai dengan kurs saat itu
(current rate).

Pos nonmoneter, yaitu pos-pos yang nilai historisnya berubah-ubah tergantung harga pasar
dan untuk itu dinilai dengan historical rate.
1. Temporal method, yang merupakan modifikasi dari monetary dan nonmonetary method.
Dalam hal ini penentuan kurs didasarkan pada metode pemilihan yang digunakan apakah
market value atau historical value.
2. Hybrid method, yaitu campuran dari beberapa metode di atas dengan syarat harus
dilaksanakan dengan konsisten.
1. B.
Jenis Perubahan Nilai Kurs Valuta Asing
Perubahan nilai kurs valuta asing umumnya berupa:
1. Apresiasi atau depresiasi naik atau turunnya nilai mata uang suatu negara terhadap mata
uang asing yang sepenuhnya tergantung pada kekuatan pasar (permintan dan penawaran
valuta asing) baik dalam ngeri maupun luar negeri.
2. Devaluasi atau revaluasi naik atau turunnya nilai mata uang suatu negara terhadap mata
uang asing dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah.
Turunnya nilai mata uang suatu negara terhadap mata uang asing yang terjadi harian
(depresiasi) sebenarnya mempunyai pengertian sebagaimana devaluasi, tetapi karena
perubahan tersebut sangat kecil, maka tidak dirasakan sebagai devaluasi. Yang dianggap
sebagai devaluasi adalah penurunan nilai mata uang suatu negara terhadap mata uang asing
yang dinyatakan secara resmi oleh pemerintah, dilakukan secara mendadak, dan ada
perbedaan selisih kurs yang besar antara sebelum dan sesudah devaluasi. Hal ini berlaku juga
untuk apresiasi dan revaluasi.
1. C. Dasar Pemakaian Kurs Dalam Penjabaran Transaksi Valuta Asing
Pengertian selisih kurs menurut Standar Akuntansi Keuangan (1999:10.1) adalah: “Selisih
yang dihasilkan dari pelaporan jumlah unit mata uang asing yang sama dalam mata uang
pelaporan pada kurs yang berbeda.” Jadi selisih kurs yang terjadi akibat transaksi valuta asing
(foreign exchange contract) harus dilaporkan dalam nilai mata uang rupiah.
Pengakuan selisih kurs menurut Standar Akuntansi Keuangan ditentukan sebagai berikut:
“… apabila terdapat perubahan kurs antara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian
(settlement date) pos moneter yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing. Bila
timbulnya dan penyelesaian suatu transaksi berada dalam periode akuntansi yang sama, maka
selisih kurs diakui pada periode tersebut. Namun, jika timbulnya dan diselesaikannya suatu
transaksi berada dalam beberapa periode akuntansi, maka selisih kurs harus diakui untuk
setiap periode akuntansi dengan memperhitungkan perubahan kurs untuk masing-masing
periode.” (Standar Akuntansi Keuangan 1999:103)
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penyelesaian dalam suatu transaksi mata
uang asing harus dilakukan dalam periode akuntansi yang bersangkutan dan juga harus
memperhitungkan adanya selisih kurs yang terjadi dari transaksi tersebut. Transaksi valuta
asing dibukukan berdasarkan kurs pada tanggal transaksi dan pada tanggal neraca, saldo
aktiva dan kewajiban dalam valuta asing harus dijabarkan dengan kurs pada tanggal neraca,
dan selisih kurs yang timbul ditampung dalam perhitungan laba rugi periode usaha yang
bersangkutan. Sedangkan selisih kurs yang terjadi pada saat transaksi sebagai akibat dari
devaluasi atau revaluasi dapat dibebankan atau dikreditkan baik langsung pada periode
berjalan atau ditangguhkan dan diamortisasi selama beberapa periode.
Harmonisasi akuntansi internasional saat ini merupakan salah satu isu terpenting yang
dihadapi oleh pembuat standar akuntansi, badan pengatur pasar modal, bursa efek, dan
menyusun atau menggunakan laporan keuangan. Harmonisasi merupakan sebuah proses
untuk meningkatkan kompatibilitas praktik (kesesuaian) akuntansi dengan menentukan
batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat beragam.
HARMONISASI AKUNTANSI INTERNATIONAL
Harmonisasi dengan standarisasi memiliki perbedaan yaitu standarisasi berarti penetapan
sekelompok aturan yang bersifat kaku dan sempit dan bahkan dalam penerapannya satu
standar atau aturan tunggal digunakan dalam segala situasi. Standarisasi tidak
mengakomodasi perbedaan-perbedaan antarnegara, sehingga lebih sulit untuk
diimplementasikan secara internasional karena adanya perbedaan-perbedaan tersebut.
Sedangkan untuk harmonisasi jauh lebih bersifat fleksibel (luwes) dan terbuka, sehingga
tidak menggunakan pendekatan satu ukuran untuk semua, tetapi mengakomodasi beberapa
perbedaan dan telah mengalami kemajuan yang besar secara internasional dalam beberapa
tahun terakhir. Jadi istilah harmonisasi ini merupakan kebalikan dari standarisasi yang
memilki arti sebuah rekonsiliasi atas berbagai sudut pandang yang berbeda. Istilah ini lebih
bersifat sebagai pendekatan praktis dan mendamaikan daripada standarisasi, terutama jika
standarisasi berarti prosedur-prosedur yang dimiliki oleh satu negara hendaknya diterapkan
oleh semua negara yang lain. Harmonisasi menjadi suatu bagian yang penting untuk
menghasilkan komunikasi yang lebih baik atas suatu informasi agar dapat diartikan dan
dipahami secara internasional.
Harmonisasi akuntansi mencakup harmonisasi :

Standar akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapan)
 Pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan public terkait dengan penawaran
surat berharga dan pencatatan pada bursa efek
 Standar audit
PRO DAN KONTRA HARMONISASI STANDARISASI INTERNASIONAL
 Keuntungan harmonisasi akuntansi internasional:
1. Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa
hambatan berarti. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan
secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi modal.
2. Investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik, portfolio akan lebih
beragam dan risiko keuangan berkurang.
3. Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan strategi
dalam bidang merger dan akuisisi.
4. Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standar dapat disebarkan dalam
mengembangkan standar global yang berkualitas tertinggi.
 Kritik atas standar internasional:
REPORT THIS AD
Disamping memiliki keuntungan internasionalisasi standar akuntansi juga menuai kritik. Pada
awal tahun 1971 (sebelum pembentukan IASC), beberapa pihak mengatakan bahwa
penentuan standar internasional merupakan solusi yang terlalu sederhana atas masalah yang
rumit, sehingga ditakutkan apabila adopsi standar internasional akan menimbulkan standar
yang berlebihan. Perusahaan harus merespons terhadap susunan tekanan nasional, sosial,
politik, dan ekonomi yang semakin meningkat dan semakin dibuat untuk memenuhi
ketentuan internasional tambahan yang rumit dan berbiaya besar. Selain itu keadaan politik
nasional sering kali mempengaruhi standar akuntansi dan pengaruh politik internasional akan
menyebabkan kompromi standar akuntansi.
ARTI REKONSILIASI DAN PENGAKUAN BERSAMA (TIMBAL BALIK)
TERHADAP PERBEDAAN STANDAR AKUNTANSI
Dua pendekatan lain yang diajukan sebagai solusi yang mungkin digunakan untuk mengatasi
permasalahan yang terkait dengan isi laporan keuangan lintas batas :
Rekonsiliasi.
Dengan adanya rekonsiliasi, perusahaan asing dapat menyusun laporan keuangan dengan
menggunakan standar akuntansi dari negara asal, tetapi harus menyediakan rekonsiliasi
antara ukuran-ukuran akuntansi yang penting (seperti laba bersih dan ekuitas pemegang
saham) yang ada di negara asal dan di negara dimana laporan keuangan dilaporkan.
Rekonsiliasi ini memiliki biaya yang rendah bila dibandingkan dengan penyusunan laporan
keuangan lengkap berdasarkan prinsip akuntansi yang berbeda. Namun rekonsiliasi hanya
menyajikan suatu ringkasan dan bukan gambaran perusahaan secara utuh.
Pengakuan bersama / timbal balik / resiprositas
Pengakuan bersama terjadi apabila pihak regulator di luar negeri asal menerima laporan
keuangan perusahaan asing yang didasarkan pada prinsip-prinsip yang terdapat di Negara
asal. Resiprositas tidak meningkatkan perbandingan laporan keuangan lintas Negara dan
dapat menimbulkan “lahan bermain yang tidak seimbang” yang mana memungkinkan
perusahan-perusahaan asing menerapkan standar yang tidak terlalu ketat bila dibandingkan
dengan yang diterapkan terhadap perusahaan domestik.
ORGANISASI YANG MEMPROMOSIKAN HARMONISASI DAN MEMILIKI
PERAN
PENTING
DALAM
PENETAPAN
STANDAR
AKUNTANSI
INTERNASIONAL
Organisasi Internasional Pendorong Harmonisasi Akuntansi
1. International Accounting Standard Board (IASB).
Badan Standar Akuntasi Internatonal (IASB), Merupakan badan pembuat standar sector
swasata yang independen yang didirikan pada tahun 1973 oleh oganisasi akuntansi
professional di sembilan negara dan direstrukturisasi pada tahun 2001.
2. Komisi Uni Eropa (EU).
Komisi Uni Eropa (EU) memiliki tujuan untuk mencapai integrasi pasar keuangan Eropa.
Untuk mencapai tujuan ini, EC telah memperkenalkan direktif dan mengambil langkah
inisiatif yang sangat besar untuk mencapai pasar tunggal.
3. Organisasi International Komisi Pasar Modal (IOSCO).
Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO), Organisasi ini beranggotakan
sejumlah badan regulator pasar modal yang ada di lebih dari 100 negara.
4. International Federation of Accountant (IFAC)
IFAC Merupakan organisasi tingkat dunia yang memiliki 159 organisasi anggota di 118
negara, yang mewakili lebih dari 2,5 juta orang akuntan.
5. Kelompok kerja ahli pemerintah PBB dalam ISAR dan UNTACD.
Kelompok Kerja Ahli Antarpemerintah Perserikatan Bangsa-bangsa atas Standar
Internasional Akuntansi dan Pelaporan (ISAR), Merupakan satu-satunya kelompok kerja
antar pemerintah yang membahas akuntansi dan audit pada tingkat perusahaan.
6. Kelompok kerja dalam OECD.
Kelompok Kerja dalam Stnadar Akuntansi Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan
Ekonomi (EOCD), Merupakan organisasi internasional negara-negara industri maju yang
berorientasi ekonomi pasar.
Konvergensi IFRS
Dunia akuntansi saat ini masih disibukkan dengan adanya standar akuntansi yang baru yaitu
Standar Akuntansi Keuangan Internasional (IFRS). Hampir semua negara di dunia beralih ke
standar tersebut, termasuk Indonesia . Isu hangat tentang harmonisasi standar akuntansi
internasional berhubungan dengan globalisasi dalam dunia bisnis yang terjadi saat ini.
Globalisasi bisnis tampak dari kegiatan perdagangan antar negara yang mengakibatkan
munculnya perusahaan multinasional. Hal ini mengakibatkan pula timbulnya kebutuhan
harmonisasi akan suatu standar akuntansi yang berlaku umum dan secara luas di seluruh
dunia.
International Accounting Standards, yang lebih dikenal sebagai International Financial
Reporting Standards (IFRS), merupakan standar tunggal pelaporan akuntansi yang
memberikan
penekanan
pada
penilaian
(revaluation)
profesional
dengan
pengungkapan (disclosures) yang jelas dan transparan mengenai substansi ekonomis
transaksi, penjelasan hingga mencapai kesimpulan tertentu. Standar ini muncul akibat
tuntutan globalisasi yang mengharuskan para pelaku bisnis di suatu negara ikut serta dalam
bisnis lintas negara. Untuk itu diperlukan suatu standar internasional yang berlaku umum atau
sama di semua Negara untuk memudahkan proses rekonsiliasi bisnis. Perbedaan utama
standar internasional ini dengan standar yang berlaku di Indonesia terletak pada
penerapan revaluation model, yaitu kemungkinkan penilaian aktiva menggunakan nilai
wajar, sehingga laporan keuangan disajikan dengan basis ‘true and fair‘.
Tujuan IFRS adalah memastikan bahwa laporan keuangan dan laporan keuangan interim
perusahaan untuk periode-periode yang dimaksud dalam laporan keuangan tahunan,
mengandung informasi berkualitas tinggi yang bersifat:
1. Transparan bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang
disajikan.
2. Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS.
3. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna.
PENDEKATAN BARU UNI EROPA DAN KAITANNYA DENGAN INTEGRASI
PASAR KALANGAN EROPA
Komisi mengumumkan bahwa Komisi Uni Eropa (EU) perlu untuk bergerak secara tepat
dengan maksud untuk memberikan sinyal yang jelas bahwa perusahaan yang sedang
berupaya untuk melakukan pencatatan di Amerika Serikat dan pasar-pasar dunia lainnya akan
tetap dapat bertahan dalam kerangka dasar akuntansi EU. EC juga menekankan agar EU
memperkuat komitmennya terhadap proses penentuan standar internasional, yang
menawarkan solusi paling efisien dan cepat untuk masalah-masalah yang dihadapi
perusahaan yang beroperasi dalam skala internasional.
Pada tahun 2000, EC mengadopsi strategi pelaporan keuangan yang baru. Hal yang menarik
dari strategi ini adalah usulan aturan bahwa seluruh perusahaan EU yang tercatat dalam pasar
teregulasi, termasuk bank, perusahaan asuransi dan SME (perusahaan berukuran kecil dan
menengah), menyusun akun-akun konsolidais sesuai dengan IFRS.
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan beserta
unsure-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi kondisi keuangan
perusahaan atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil yang telah dicapai
perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang.
Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui
tingkat keuntungan dan tingkat risiko dan tingkat kesehatan suatu perusahaan.
Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin
mengetahui tingkat keuntungan dan tingkat risiko dan tingkat kesehatan suatu perusahaan.
Analisis semacam ini mengharuskan seorang analis untuk melakukan beberapa hal :
1. Menentukan dengan jelas tujuan analisis
2. Memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasari laporan keuangan dan rasiorasio keuangan yang diturunkan dari laporan keuangan tersebut
3.
Memahami kondisi perekonomian dan kondisi bisnis lain pada umumnya yang berkaitan
dengan perusahaan dan mempengaruhi usaha perusahaan
Sebelum melakukan analisis seorang analis harus memahami ketiga langkah diatas,baru
kemudian melakukan analisis dengan menggunakan alat-alat analisis seperti rasio-rasio
keuangan atau rasio-rasio lainnya.
Dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan tersebut diperlukan beberapa
tolak ukur. Analisis yang biasa dipakai adalah rasio atau indeks yang merupakan
perbandingan di antara data-data keuangan. Analisis rasio keuangan merupakan alat utama
yang dapat digunakan dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan.
Melalui analisis rasio dapat dihasilkan pengukuran dalam bentuk rasio atau relatif dan
bukan dalam angka yang absolut. Dengan demikian dapat mempermudah dalam melihat
perubahanperubahan yang terjadi, apakah menunjukkan arah yang tetap, meningkat atau
bahkan menurun. Faktor-faktor yang paling utama untuk mendapatkan perhatian analisis
adalah tingkat likuiditas, profitabilitas atau rentabilitas, solvabilitas dan aktivitas. Likuiditas
dapat menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya
yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya pada saat ditagih. Profitabilitas dapat menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Solvabilitas dapat menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan
tersebut dilikuidasikan, baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang.
Aktivitas dapat mengukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber
dayanya.
I.
Analisis Common Size dan Analisis Rasio
Analisis common-size
Analisis Common Size adalah analisis yang disusun dengan menghitung tiap-tiap
rekening dalam laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk
laporan laba-rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca).
Laporan keuangan dalam persentase per-komponen (Common-size statement)
menyatakan masing-masing posnya dalam satuan persen atas dasar total kelompoknya, cara
penyusunan laporan keuangan ini disebut teknik analisis common-size dan termasuk metode
analisis vertikal.
Suatu neraca yang disusun dalam persentase per-komponen (Common-size statement)
dapat memberikan informasi sebagai berikut:
1. Komposisi investasi (aktiva) suatu perusahaan dapat memberikan gambaran tentang posisi
relatif aktiva lancar terhadap aktiva tak lancar.
2. Struktur modal (komposisi pasiva), yang dapat memberikan gambaran mengenai posisi
relatif utang perusahaan terhadap modal sendiri.
Informasi hasil analisis bermanfaat untuk menilai tepat tidaknya kebijakan (operasi,
investasi, dan pendanaa) yang diambil oleh perusahaan di masa lalu, serta kemungkinan
pengaruhnya terhadap posisi dan kinerja keuangan perusahaan di masa yang akan datang.
Persentase per komponen setiap elemen laporan keuangan dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
A.
1.
Elemen2 Aktiva = Elemen ybs / Total Aktiva
2.
Elemen2 Pasiva = Elemen ybs / Total Pasiva
3.
Elemen2 Laba/Rugi = Elemen ybs / Penjualan
Laporan dengan prosentase per komponen menunjukan prosentase dari total aktiva
yang telah diinvestasikan dalam masing-masing jenis aktiva. Dengan mempelajari laporan
dengan prosentase ini dan memperbandingkan dengan rata-rata industri sebagai keseluruhan
dari perusahaan yang sejenis, akan dapat diketahui apakah investasi kita dalam suatu aktiva
melebihi batas-batas yang umum berlaku (over investment) atau justru masih terlalu kecil
(under investment), dengan demikian untuk periode berikutnya kita dapat mengambil
kebijaksanaan - kebijaksanaan yang perlu, agar investasi kita dalam suatu aktiva tidak terlalu
kecil ataupun terlalu besar.
Laporan dengan cara ini juga menunjukan distribusi daripada hutang dan modal, jadi
menunjukan sumber-sumber darimana dana yang diinvestasikan pada aktiva tersebut. Study
tentang ini akan menunjukan sumber mana yang merupakan sumber pokok pembelanjaan
perusahaan., juga akan menunjukan seberapa jauh perusahaan menggunakan kemampuannya
untuk memperoleh kredit dari pihak luar, karena dari itu juga dapat diduga atau diketahui
berapa besarnya margin of safety yang dimiliki oleh para kreditur.
Prosentase per komponen yang terdapat pada neraca akan merupakan prosentase per
komponen terhadap total aktiva, sehingga perbandingan secara horizontal dari tahun ke
tahunnya akan menunjukan trend daripada hubungan (trend of relationship), dan tidak
menunjukan ada tidaknya perubahan secara absolut. Perubahan ini dapat dilihat kalau
dikembalikan pada data absolutnya. Jadi perubahan dari tahun ke tahun tidak menunjukan
secara pasti adanya perubahan dalam data absolut.
Laporan dalam prosentase per komponen dalam hubungannya dengan laporan rugilaba, menunjukan jumlah atau prosentase dari penjualan netto atau net sales yang diserap tiap
- tiap individu biaya dan prosentase yang masih tersedia untuk income. Oleh karena itu
Common Size percentage analysis banyak digunakan oleh perusahaan dalam hubungannya
dengan income statement, karena adanya hubungan yang erat antara penjualan, harga pokok
dan biaya operasi, sedang untuk neraca tidak banyak digunakan.
Dalam laporan prosentase per komponen (Common Size statement) semua komponen
atau pos dihitung prosentasenya dari jumlah totalnya, tetapi untuk lebih meningkatkan atau
menaikan mutu atau kwalitas data maka masing-masing pos atau komponen tersebut tidak
hanya prosentase dari jumlah totalnya tetapi juga dihitung prosentase dari masing-masing
komponen terhadap sub totalnya, misalnya komponen aktiva lancar dihubungkan atau
ditentukan prosentasenya terhadap jumlah aktiva lancar, komponen hutang lancar terhadap
jumlah hutang lancar dan sebagainya.
Contoh Analisis Common-Size:
PT. BAGAS PERKASA JAYA
Neraca Komparatif dalam Persentase Per-Komponen
Per 31 Desember 2009 dan 2010
(Dalam Ribuan Rupiah)
31 Desember
2009
2010
Common-Size (%)
2009
2010
Rp 1.300
Rp 1.200
Rp 1.200
Rp 1.000
9,29
8,57
7,50
6,25
Persediaan
Total Aktiva Lancar
Aktiva Tetap
Tanah
Gedung
Mesin
Rp 2.200
Rp 4.700
Rp 2.600
Rp 4.800
15,71
33,57
16,25
30,00
Rp 2.300
Rp 4.000
Rp 4.000
Rp 3.700
Rp 4.000
Rp 5.000
16,43
28,57
28,57
23,13
25,00
31,25
Akumulasi Depresiasi
Total Aktiva Tetap
Total Aktiva
Rp(1.000)
Rp 9.300
Rp14.000
Rp(1.500)
Rp11.200
Rp16.000
(7,14)
66,43
100%
(9,38)
70,00
100%
PASIVA (UTANG & MODAL)
Utang Lancar
Utang Jangka Panjang
Modal
Total Utang & Modal
Rp 2.500
Rp 4.500
Rp 7.000
Rp14.000
Rp 2.200
Rp 6.000
Rp 7.800
Rp16.000
17,86
32,14
50,00
100%
13,75
37,50
48,75
100%
NERACA
AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas
Piutang Dagang
Cara perhitungan persentase per-komponen adalah: Pos-pos di dalam neraca
dikategorikan menjadi dua, yaitu aktiva dan pasiva. Masing-masing kategori ini (total aktiva
dan total pasiva) dinyatakan sebesar 100%, sedangkan masing-masing pos yang termasuk
pada masing-masing kategori dinyatakan dalam persentase atas dasar total aktiva atau pasiva
(kategori).
% Kas = (Saldo Kas/Total Aktiva) x 100% = (Rp 1.300/Rp 14.000) x 100% = 9,29%
⇒ Yang lainnya dihitung dengan cara yang sama.
Dari neraca yang disusun dalam persentase per-komponen tersebut, tampak bahwa
selama dua tahun, telah terjadi perubahan pada komposisi, baik aktiva (misalnyakas,
persediaan) maupun pasiva (misalnya utang jangka panjang).
PT. BAGAS PERKASA JAYA
Laporan Laba-Rugi Komparatif dalam Persentase Per-Komponen
Per 31 Desember 2009 dan 2010
(Dalam Ribuan Rupiah)
Tahun
LABA-RUGI
2009
2010
Penghasilan
Rp 150.000
Rp 200.000
Harga Pokok Penjualan
Rp (50.000)
Rp (60.000)
Common-Size (%)
2009
2010
100%
100%
(33,33)
(30,00)
Laba Kotor
Biaya Pemasaran
Biaya Administrasi
Biaya Bunga
Laba Sebelum Pajak
Pajak (15%)
Laba Bersih
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
100.000
(25.000)
(20.000)
(10.000)
45.000
(6.750)
38.250
Rp 140.000
Rp (34.000)
Rp (28.000)
Rp (14.000)
Rp 64.000
Rp (9.600)
Rp 54.400
66,67
(16,67)
(13,33)
(6,67)
30,00
(4,50)
25,50
70,00
(17,00)
(14,00)
(7,00)
32,00
(4,80)
27,20
Cara perhitungan persentase per-komponen adalah: Pos-pos dalam perhitungan labarugi yang dinyatakan dalam persentase per-komponen atas dasar total penghasilan (total
penghasilan dinyatakan sebesar 100%).
% Harga Pokok Penjualan = (Saldo Harga Pokok Penjualan/Total Penghasilan) x 100%
= Rp 60.000/Rp 200.000 x 100%
= 30%
⇒ Yang lainnya dihitung dengan cara yang sama.
Dari perhitungan laba-rugi, tampak bahwa distribusi setiap Rp 1,00 penjualan kepada
harga pokok penjualan misalnya mengalami penurunan, meskipun distribusi untuk biaya
lainnya (pemasaran, administrasi, dan bunga), secara total mengalami kenaikan.
B.
1.
Analisis Rasio
Pengertian Analisis Rasio
Analisa rasio adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba
rugi terhadap satu dengan yang lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah
perusahaan serta penilaian terhadap suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan
memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon investor dan kreditur dapat
ditempuh untuk memperoleh dana.
2.
Manfaat Analisis Rasio
Manfaat Analisis Rasio adalah sebagai berikut :
Membantu penganalisis untuk mengetahui keadaan
Perkembangan keuangan perusahaan yg bersangkutan.
Untuk mengambil manfaat rasio keuangan kita memerlukan standar untuk
perbandingan. Salah satu pendekatan adalah membandingkan rasio-rasio perusahaan dengan
pola industri atau lini usaha di mana perusahaan secara dominan beroperasi.
1.
2.
3.
Kategori Analisis Rasio
Kategori Analisis Rasio sebagai berikut :
1)
Rasio Likuiditas
Menurut Jusuf (2006:50), rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya termasuk bagian dari kewajiban
jangka panjang yang telah berubah menjadi kewajiban jangka pendek). Pengertian rasio
likuiditas menurut Munawir (2004:31) adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
2)
3)
4)
5)
untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih.
Rasio Profitabilitas
Menurut Agnes (2005:21), profitability ratio (rasio profitabilitas) adalah suatu rasio yang
menunjukan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan
penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Menurut Munawir (2004:43), rentabilitas atau
profitability adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama
periode tertentu. Pengertian profitabilitas (kemampuan mencapai laba) menurut Aliminsyah
dan Padji (2003:206) adalah suatu kemahiran untuk memperoleh hasil dalam dunia usaha
dengan perhitungan yang seksama.
Rasio Solvabilitas
Pengertian rasio solvabilitas menurut Riyanto (2001:224) adalah kemampuan perusahaan
untuk membayar semua utang-utangnya (baik jangka pendek maupun jangka panjang).
Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala
kewajiban finansialnya apabila perusahaan sekiranya saat ini dilikuidasikan.
Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas atau sering disebut rasio efisiensi. Menurut Riyanto (2001:235) adalah
mengukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya.
Rasio Pasar
Rasio pasar mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku.
Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasar pada sudut investor (atau calon investor),
meskipun pihak manajemen juga berkepentingan terhadap rasio-rasio ini.
4.
Macam-macam Analisis Rasio
Dilihat dari sumbernya rasio dibagi menjadi 3 :
a. Rasio-Rasio Neraca
Adalah rasio-rasio yg disusun dari data yg berasal dari neraca misalnya; current ratio, Acid
test-ratio, , current assets to total assets ratio, current lialibilities to total assets ratio dan lain
sebagainya.
b. Rasio Statemen Rugi-Laba
Rasio-rasio yang disusun berdasarkan income statements, misalnya gross profit margin, net
operating margin, operating ratio, dan lain sebagainya.
c. Rasio-Rasio Antar Statemen Keuangan
Adalah rasio keuangan yang disusun berdasarkan Neraca dan data lainnya yg berasal dari
income statement, misalnya assets turnover, inventory turnover, receivables turnover dan
sebagainya.
5.
Perhitungan Beberapa Analisis Rasio
Contoh :
Neraca
PT ABC
PER 31 DESEMBER 2001
( dalam ribuan rupiah )
Aktiva Lancar
Kas
Efek
Piutang
Persediaan
Jumlah A.L.
Aktiva Tetap
Mesin
Akum. Penyusutan
Bangunan
Akum. Penyusutan
Tanah
Intangibles
Jumlah A.T.
Jumlah Aktiva
200.000
200.000
160.000
840.000
1.400.000
700.000
100.000
600.000
1.000.000
200.000
800.000
100.000
100.000
1.600.000
3.000.000
Hutang lancar
Hutang dagang
Hutang wesel
Hutang Pajak
300.000
100.000
160.000
Jumlah H.L.
Hutang jk. Panjang
Obligasi
560.000
600.000
Modal sendiri
Modal saham
Agio saham
Laba ditahan
1.200.000
200.000
1.400.000
440.000
Juml. Modal sendiri
Jumlah pasiva
1.840.000
3.000.000
Statemen Laba – Rugi
PT ABC
Periode 31 Desember 2001
( dalam ribuan rupiah )
Penjualan
Harga pokok penjualan
Laba kotor
4.000.000
3.000.000
1.000.000
Biaya-biaya
Keuntungan sebelum bunga & pajak
570.000
430.000
Bi. Bunga obligasi ( 5 % x Rp 600.000 )
Keuntungan sebelum pajak
30.000
400.000
Pajak penghasilan
Keuntungan bersih setelah pajak
160.000
240.000
Perhitungan analisis rasio sebagai berikut :
RASIO KEUANGAN
1) RASIO LIKUIDITAS
a)
Current Ratio
b)
Cash Ratio
METODE PERHITUNGAN
INTERPRETASI
Aktiva Lancar
-------------------Hutang Lancar
1.400.000
------------- = 2,5 : 1 = 250%
560.000
Kemampuan
untuk
membayar hutang yang
segera harus dipenuhi
dengan aktiva lancar.
Setiap hutang Lancar Rp
1,00 dijamin oleh oleh
aktiva lancar Rp 2,50
Kemampuan membayar
utang dengan segara
yang
harus
dipenuhi dengan
kas
yang tersedia dalam
perusahaan dan efek
yang
segera
dapat
diuangkan.
Setiap
hutang
Lancar Rp1,00 dijamin
oleh kas dan efek Rp
0,71
Kas + Efek = 400.000 =
HL
560.000
= 0,71 atau 71%
c)
Quick ratio (Acid Test ratio)
Kas +Efek + Hutang
Hutang Lancar
200.000 + 200.000 + 160.000
560.000
= 1 : 1 atau 100%
·
Kemampuan
untuk
membayar
utang yg
segera hrs dipenuhi
· Dg aktiva lancar yg
lebih likuid.
· Setiap utang lancar Rp
1,00 dijamin
dengan
quick assets 1,00
RASIO KEUANGAN
d)
Working Capital to
Total Assets Ratio
METODE PERHITUNGAN
Aktiva Lancar – Ht Lancar
Jumlah Aktiva
1.400.000 – 560.000
3.000.000
= 0, 28 : 1 atau 28 %
2)
RATIO LEVERAGE
a)
Total Debt to Equity Ratio
H Lancar + H JK Panjang
Jml Modal Sendiri
560.000 + 600.000
1840.000
= 0,63 : 1 atau 63 %
Utg Lancar + Utg JK PJ
b) Total debt to total capital Assets
Jumlah Modal/Aktiva
560.000 + 600.000
3.000.000
= 0,39 : 1 atau 39%
INTERPRETASI
Likuiditas
total aktiva dan
modal kerja neto.
Setiap Rp 1, 00
perusahaan Rp
terdiri dari modal
(aktiva lancar)
darin
posisi
assets
0,28
kerja
Bagian setiap rupiah
modal
sendiri
yang
dijadikan jaminan untuk
keseluruhan hutang.
63% dari setiap rupiah
modal sendiri menjadi
jaminan utang.
Beberapa bagiam dari
keseluruhan
dana
yang dibelanjai dengan
utang. Atau
Berapa bagian dari aktiva
yang digunakan untuk
menjamin utang.
39 % dari setiap aktiva
digunakan
untuk
menjamin utang
RASIO KEUANGAN
c)
Long Term Debt To
Equity ratio
METODE PERHITUNGAN
Hutag JK Panjang
Modal Sendiri
600.000
--------------- = 0,33 : 1 = 33%
1.840.000
d)
Tangible Assets
Debt Coverage
Jml Aktiva - Intangibles HL
Hutang Jk Pjg
3.000.000 – 100.000 – 560.000
600.0000
INTERPRETASI
Bagian setiap rupiah
modal
sendiri
yang
dijadikan jaminan untuk
hutang jk panjang.
33 % dari setiap rupiah
modal sendiri
Digunakan
untuk
menjamin hutang jangka
panjang.
Besarnya aktiva tetap
tangible yang digunakan
untuk menjamin hutang
jangka panjang setiap
rupiahnya
Setiap rupiah Hutang
JKPJ dijamin oleh aktiva
tangible sebesare RP 390
2. 340.000
600.000
= 3,9 :1 atau 390%
e)
Times Interest Earned Ratio
EBIT
Bunga HTG JK panjang
430.000 = 14,3 X
30.000
Besarnya jaminan
keuntungan
yang
digunakan
untuk
membayar bunga Hutang
JK PJG
RASIO KEUANGAN
3)
RASIO AKTIVITAS
a)
Total Assts Turn Over
b)
Receivable Torn Over
METODE PERHITUNGAN
Penjualan Neto
400.000
--------------------- = -----------Jumlah Aktiva
300.000
= 1,33
Penjualan Kredit
-----------------------Piutang Rata-rata
4.000.000
------------------------ = 25 X
160.000
c)
Average Collection Period
Piutang rata-rata X 360
Penjualan Kredit
160.000 X 360
------------------ = 14,4 hari
4.000.000
INTERPRETASI
Kemampuan dana yang
tertanam
dlm
keseluruhan
aktivaberputar dalam satu
periode tertentu, Atau
kemampuan dana yang
diinvestasi- kan untuk
menghasilkan revenue.
Dana yang tertanam
dalam
keseluruhan
aktiva rata-rata
dlm 1
thn berputar 1,33X. Atau
setiap 1 Rupiah setiap thn
dpt
menghasilkan
Rp1,33
Kemampuan dana yang
tertanam dalam piutang
berputar dalam suatu
periode tertentu.
Dalam satu tahun ratarata dana yang tertanam
dalam piutang berputar
selama 25X
Periode rata-rata yang
dibutuhkan
dalam
pengumpulan pihutang
Piutang
rata-rata
dikumpulkan setiap 15
hari sekali.
METODE PERHITUNGAN
RASIO KEUANGAN
d)
Inventory Turn Over
Harga Pokok Penjualan
--------------------------------Inventory Rata-Rata
=
e)
Average Day’s Inventory
3000.000.
------------- = 3,6 X
840.000
Inventory rata-rata X 360
----------------------------------Harga Pokok Penjualan
840.000 X 360
------------------- = 10 hari
3.000.000
f)
Penjualan Netto
---------------------------------Aktiva lancar – H Lancar
Working Capital Turn over
·
4.000.000
-------------------------1.400.000 – 560.000
= 4,76 X atau 4,8 X
INTERPRETASI
Kemampuan dana yang
tertanam dalam inventory
berputar dalam satu
periode tertentu.
Dana yang tertanam
dalam
inventory berputar ratarata 3,6 X dalam satu
tahun.
Periode
rata-rata
persediaan berada di
gudang .
Inventory berada
di
gudang rata-rata selama
10 hari.
Kemampuan modal keja
perusahaan
berputar
dalam satu periode siklus
kas perusahaan
Dana yang tertanam
dalam
modal
kerja berputar rata-rata
4,8 X dalam satu tahun.
RASIO KEUANGAN
4)
a)
RASIO KEUNTUNGAN
Gross Profit Margin
METODE PERHITUNGAN
INTERPRETASI
Penjualan Neto – Harga
Pokok Penjualan
---------------------------------Penjualan Neto
Laba Bruto per rupiah
penjualan
Setiap
Penjualan
menghasilkan laba bruto
Rp 0,25.
4.000.000 – 3.000.000
-------------------------X 100 %
4.000.000
= 25%
Penjualan Neto – Harga pokok
b) Operating Income Ratio ( Operating Penjualan – Biaya ADM dan
Profit Margin)
Umum
---------------------------------------Penjualan Netto
4.000.000 – 3.000.000 –570.000
--------------------------------------4.000.000
= 10, 75%
c)
Operating Ratio
Hrg Pokok P enjualan + Biaya
ADM + Biaya Penj + Biaya
Umum
--------------------------------------Penjualan Neto
3.000.000 + 570.000
------------------------- = 89,25 %
4.000.000
d)
Net Profit Margin
Keuntungan Neto sesudah Pajak
-------------------------------------Penjualan Neto
240.000
---------------------- = 6 %
4.000.000
Laba sebelum Bunga dan
Pajak (net
operating
income)
oleh
setiap
rupiah penjualan
Setiap rupiah penjualan
menghasilkan
laba
operasi Rp 0,11.
Biaya operasi per rupiah
penjualan .
Setiap rupiah penjualan
memerlukan biaya Rp
0,89
Makin besar rasio makin
buruk
Keuntungan neto per
rupiah penjualan
Setiap rupiah penjualan
menghsilkan keuntungan
neto sebesar Rp 0,06
RASIO KEUANGAN
METODE PERHITUNGAN
EBIT
e) Earning
Power
of
Total -------------------------Investmen rate of return of total JML AKTIVA
assets)
430.000
------------------ = 14,3 %
3.000.000
f)
Net Earning Power ratio /
Return On Investment (ROI)
Earninf After Tax
----------------------------Jumlah Aktiva
240.000
= -------------------- = 8%
3.000.000
g)
Rate of Return for
the Owners
(Rate of Return on Net Worth)
Earning After Tax
---------------------------ML Modas Sendiri
240.000
= ---------------- = 13 %
1.840. 000
a)
b)
c)
1.
Pendekatan lain dalam analisis laporan keuangan
Langkah pertama : Pengelompokkan Pengukuran dalam 3 aspek
Ukuran kinerja
Ukuran Efisiensi Operasi
Ukuran Kebijakan Keuangan
Ukuran kinerja dianalisis dalam tiga kelompok:
INTERPRETASI
Kemampuan modal yang
diinvestasikan
dalam
keseluruhan
Aktiva untuk
menghasilkan
keuntungan bagi semua
investor.
Setiap satu rupiah modal
yang
diinvestasikan
menghasilkan
keuntungan Rp
0,14
untuk semua investor.
Kemampuan modal yang
diinvestasikan
Dalam
keseluruhan
aktiva
untuk
menghasilkan
keuntungan neto
Kemampuan
modal
sendiri
dalam
menghasilkan
keuntungan
bagi
pemegang
saham
preferen dan biasa.
Setiap rupiah modal
sendiri
menghasilkan
keuntungan neto Rp 0,13
yg
tersedia
bagi
pemegang
shm
preferen dan biasa
a)
b)
c)
ratio profitabilitas
ratio pertumbuhan
ratio Penilaian
UKURAN
METODE PERHITUNGAN
KINERJA/RATIOKEUANGAN
a) RATIO PROFITABILITAS
INTERPRETASI
Kemampuan
penjualan
untuk
Laba Operasi Bersih
menghasilkan laba bersih.
1. Kinerja laba operasi Laba
---------------------------- Setiap
satu
dollar penjualan
Operasi
Bersih
Penjualan
mampu menghasilkan laba operasi
(NOI)/Penjualan
$ 700,8
bersih $ 0.13
= ---------------- =
15,2 %
$ 4.620,0
2. Hasil pengembalian atas total
aktiva (ROI)
Kemampuan
penggunaan
Laba Operasi Bersih
aktiva untuk menghasilkan laba
---------------------------- operasi bersih.
Aktiva
Setiap
satu
dollar aktiva mampu menghasilkan
$ 700,8
laba operasi bersih $ 0.20
= ---------------- =
Laba operasi terhadap total aktiva
20%
$ 3.390,4
3. Laba Operasi Bersih
terhadap Total Modal
Laba Operasi Bersih
---------------------------Total Modal
(Total Modal / Hutang
berbeban bunga atas total
modal bunga + ekuitas
pemegang saham)
$ 700,8
= ---------------- =
28,2%
$ 2.484,0
Kemampuan
penggunaan
modal untuk menghasilkan laba
operasi bersih.
Setiap
satu
dollar modal mampu menghasilkan
laba operasi bersih $ 0.28
UKURAN
METODE PERHITUNGAN
KINERJA/RATIOKEUANGAN
4. Laba bersih terhadap penjualan /
Marjin laba atas penjualan
INTERPRETASI
Laba Bersih
Kemampuan
penjualan
---------------------------- dalam menghasilkan laba bersih.
Penjualan
Setiap
satu
dollar penjualan
mampu menghasilkan
$ 470,2
laba bersih $ 0.28
= ---------------- =
10,2%
$ 4.620,0
Laba Bersih
---------------------------Hasil
pengembalian Equitas pemegang saham
atas equitas / Return on
$ 470,2
Equity hasil pengembalian
= ---------------- =
atas equitas
28,8 %
$ 1.634,4
Mengukur pengembalian nilai buku
kepada pemilik perusahaan.
Setiap satu dollar Equitas mampu
menghasilkan laba bersih $ 0,288
Perubahan NOI
6.
Tingkat
profitabilitas ---------------------------marjinal
Perubahan total modal
$ 237,6
= ---------------- =
18,4 %
$ 1292,1
Perubahan NI
7. Hasil pengembalian Marginal ---------------------------atas Equitas / Marginal return Perubahan equitas
to equity)
$ 219,7
= ---------------- =
15,3 %
$ 1147,2
b) Rasio Pertumbuhan
Pertumbuhan
penjualan,
Laba Operasi bersih, Laba
bersih, Laba per saham da
dividen per saham
c) Rasio Penilaian
Mengukur
perubahan
margin
profitabilitas dari beberapa periode.
Margin profitabilitas dari periode
(lima tahun terakhir) 18,4%
5.
Marginal return to equity 15,3%
UKURAN
METODE PERHITUNGAN
KINERJA/RATIOKEUANGAN
1. Rasio harga/laba
Harga pasar per saham
terhadap laba per saham (price
/earning ratio atau P/E ratio
2. Rasio Harga Pasar terhadap
nilai Buku (market –to – book
– value)
2.
INTERPRETASI
Semakin tinggi risiko tinggi faktor
Harga pasar per saham
diskonto dan semakin rendah rasio
---------------------------- P/E, semakin tinggi P/E, maka
Laba per saham
semakin bagus sebuah perusahaan.
$ 69.69
= ---------------- =
15,9 %
$ 3,85
Mengukur nilai yang diberikan pasar
Harga pasar per saham
keuangan kepada manajemen dan
---------------------------- organisasi perusahaan sebagai sebuah
Nilai buku ekuitas
perusahaan yang terus tumbuh.
$ 69.69
= ---------------- =
5,2 %
$ 13,41
Ukuran Efisiensi Operasi
Mengukur rasio aktivitas atau rasio perputaran adalah mengukur seberapa efektif
perusahaan memanfaatkan investasi dan sumber daya ekonomis yang dimilikinya.
UKURAN
KINERJA/RATIOKEUANGAN
METODE PERHITUNGAN
INTEPRETASI
Sama dengan di atas
Harga Pokok Penjualan
(aspek yang lain)
Perputaran Persediaan
---------------------------Persediaan
$ 700,8
= ---------------- = 15,2 %
$ 4.620,0
3.
Ukuran Kebijakan Keuangan
Mengukur sampai seberapa jauh total aktiva dibiayai oleh pemilik, jika dibandingkan
dengan pembiayaan yang disediakan oleh para kreditur.
II.
Analisis Perbandingan Laporan Keuangan
UKURAN
KINERJA/RATIOKEUANGAN
METODE PERHITUNGAN
a)
Faktor leverage
Total Aktiva
---------------------------Ekuitas
$ 3.390
= ---------------- = 2,07
$ 1.6334,4
A.
INTEPRETASI
Menegukur
sampai
seberapa jauh investasi
ekuitas pemegang saham
diperbesar
oleh
penggunaan penggunaan
hutang dalam membiaya
total aktiva.
Analisis Perbandingan Laporan Keuangan
Beberapa isu yang harus dipertimbangkan dalam analisis laporan keuangan agar
laporan keuangan bisa diperbandingkan (comparable).
Analisis berdasarkan laporan keuangan yang melibatkan beberapa perbandingan baik
terhadap perusahaan lainnya atau terhadap data pada periode-periodde sebelumnya. Agar
perbandingan bisa konsisten beberapa isu bisa dilihat sebagai berikut:
1.
Laporan Keuangan Yang Disesuaikan Kembali
Ada beberapa situasi dimana perusahaan diharuskan menyesuaikan kembali laporan
keuangan periode yang lalu :
a.
Jika perusahaan pada periode sekarang memutuskan untuk menghentikan lini bisnis tertentu,
maka pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan lini bisnis tersebut dan laba atau rugi yang
diharapkan yang disebabkann pelepasan lini bisnis yang akan dihentikan tersebut.
b.
Jika perusahaan bergabung dengan perusahaan lain dalam transaksi yang masuk pada
kategori pooling of interests, maka laporan keuangan lama (periode lalu) harus menyesuaikan
laporan keuangan yang baru seperti kalau kedua perusahaan teesebut bergabung sejak dulu.
c.
Perubahan-perubahan prinsip akuntansi (misal , perubahan dari LIFO menjadi FIFO)
mengharuskan perusahaan menyesuaikan kembali laporan keuangan masa lalunya supaya
mencerminkan prinsip yang baru tersebut.
2.
a)
Perbedaan dan perbandingan dalam laporan keuangan antara lain:
Perbedaan Klasifikasi Rekening (Akun)
Seringkali perusahaan melakukan klasifikasi item-item atau rekening dalam laporan
keuangan berbeda satu sama lain.sebagai contoh, barangkali suatu perusahaan melaporkan
biaya depresiasi dan amortisasisecara terpisah, perusahaan lain mengalokasikan biaya
tersebut ke harga pokok penjualan.
b)
Perbedaan Prinsip-Prinsip Akuntansi
Sumber lain yang menyebabakan data berbeda satu sama lain adalah penggunaan
prinsip-prinsip akuntansi yang berbeda.dalambatasan yang telah ditentukan prinsip akuntansi,
perusahaan masih mempunyai beberapa alternatif penggunaan metode atau prinsip akuntansi
yang di pakai uuntuk pelaporan keuangan.
c)
Perbedaan Penanggalan Laporan Keuangan
Meskipun kebanyakan laporan keuanganmenggunakan Desesmber sebagai akhir
periode, tetapi ada pula perusahaan yang menggunakan penanggalan akhir periode bulan
yang lain.pilihan ini semakin populer apabila perusahaan ingin menyesuaikan laporan
keuangannya dengan siklus musiman bisnis.
d)
Perbandingan Dengan Data Historis dan Perbandingan Dengan Perusahaan Lain.
Rasio-rasio atau data-data keuangan yang telah dihitung untuk suatu perusahaan bisa
dibandingkan dengan data masa lalu dan juga dengan data keungan perusahaan lain agar
diperolehinterpretasi yang lebih baik.
Dalam analisis semacam itu analisis itu analisis harus memperhatikan faktorfaktor yang akan berpengaruh besar terhadap peerilaku data, dan bisa menjadi dasar
interpretasi keuangan perusahaan.contoh:
Ø Perubahan lini produk yang signifikan, misal melalui akuisisi atau penjualan anak perusahaan.
Kejadian semacam ini tentu akan mempengaruhi trendata keuangan dan akan mempengaruhi
analisis perbandingan dengan data masa lalu.
Ø Perubahan prinsip dan metode akuntansi. Perubahan ini akan mempengaruhi data time series.
Analisis laporan keuangan memerlukan perbandingan karena angka yang berdiri sendiri
sulit dikatakan baik/buruk. Perbandingan biasanya menggunakan rata-rata industri. Analisis
perbandingan laporan keuangan menggunakan analisis Common size, analisis rasio, dan
analisis du pont.
Data laporan keuangan sering digunakan dalam model perbandingan, seperti :
Ø Aplikasi cross-sectional: perbandingan antara satu entitas dengan entitas lain pada titik waktu
yang sama
Ø Aplikasi time-series: perbandingan dari satu entitas pada titik waktu yang berbeda.
Analisis cross-sectional digunakan di banyak area, misalnya:
a) Analisis penilaian untuk merger atau akuisisi di mana laporan keuangan perusahaan lain
digunakan untuk membuat kesimpulan tentang undervaluation atau overvaluation dari target
perusahaan atau divisi
b) Evaluasi kinerja manajemen dan kompensasi eksekutif di mana satu input adalah
profitabilitas perusahaan dibandingkan dengan tolok ukur perusahaan yang beroperasi dalam
lingkungan kompetitif yang sama
c)
Prediksi kesulitan keuangan menggunakan model berbasis perusahaan dalam satu industri
d) Keputusan kebijakan publik tentang kelebihan laba pajak perundang-undangan di mana satu
input adalah profitabilitas perusahaan dalam satu industri dibandingkan dengan perusahaan
dalam industri lain.
3.
Kriteria yang Digunakan Untuk Memilih Perbandingan
a.
b.
c.
d.
Banyak konteks keputusan menggunakan analisis cross-sectional untuk
membandingkan entitas yang "serupa" setidaknya dalam satu atribut. Pendekatan-pendekatan
alternatif untuk mendefinisikan entitas "serupa" diilustrasikan sebagai berikut :
Kesamaan pada sisi penawaran. Perusahaan dapat dikelompokkan atas dasar kesamaan
kepemilikan bahan baku, proses produksi yang serupa, jaringan distribusi yang mirip, dan
sebagainya. Sisi penawaran ini fokus digunakan dalam skema Enterprise Standard Industrial
Classification (SIC) untuk mendefinisikan industri; faktor utama yang dipertimbangkan
adalah "fisik atau teknologi struktur" dan "homogenitas produksi." Skema The Enterprise SIC
bertujuan untuk mengelompokkan seluruh perusahaan menjadi dua -, tiga-, dan empat digit
industri.
Kesamaan pada sisi permintaan. Pendekatan ini menekankan "serupa" dalam hal produk
akhir dan kesamaan persepsi pelanggan terhadap produk substitusi. Walaupun fokus
perbandingan sisi permintaan biasanya adalah pada level produk, perbandingan dapat dibuat
antara perusahaan yang memproduksi produk serupa. Perbandingan dapat memiliki perspektif
jangka pendek atau perspektif jangka panjang.
Kesamaan pada atribut pasar modal. Dari perspektif investasi, saham yang memiliki atribut
yang sama seperti risiko, rasio price-to-earnings, atau kapitalisasi pasar mungkin menarik.
Kesamaan dalam kepemilikan hukum. Manajerial perlu menggunakan analisis crosssectional dalam mengalokasikan sumber daya antara anak perusahaan yang berbeda (atau
jalur bisnis). Anak perusahaan tersebut mungkin sangat beragam dalam karakteristik sisi
penawaran dan sisi permintaan karakteristik.
Analisis keuangan sangat penting untuk diterapkan dal sistem suatu perusahaan. Karena
dengan menggunakan analisis keuangan ini perusahaan dapat mengetahui keuntungan dan
kerugian yang dicapai perusahaan dalam suatu periode.
Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan beserta
unsure-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi kondisi keuangan
perusahaan atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil yang telah dicapai
perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang.
Analisis Common Size adalah analisis yang disusun dengan menghitung tiap-tiap
rekening dalam laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk
laporan laba-rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca).
Analisa rasio adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba
rugi terhadap satu dengan yang lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah
perusahaan serta penilaian terhadap suatu perusahaan tertentu.
Beberapa isu yang harus dipertimbangkan dalam analisis laporan keuangan agar
laporan keuangan bis diperbandingkan (comparable). Analisis berdasarkan laporan keuangan
yang melibatkan beberapa perbandingan baik terhadap perusahaan lainnya atau terhadap data
pada periode-periodde sebelumnya.
Download