REFERAT ANESTESI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) Pembimbing : Dr. Sabur, SpAn Dr. Ade, SpAn Dr. Ucu, SpAn Disusun oleh : Devina Pangastuti 03010079 KEPANITERAAN KLINIK ANESTESI RSUD KARAWANG PERIODE 22 SEPTEMBER 2014-24 OKTOBER 2014 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA, 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan referat dengan judul “Intensive Care Unit (ICU)” ini dengan baik dan selesai tepat waktu. Penulisan referat ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat kelulusan kepaniteraan klinik ilmu anestesi di RSUD Karawang. Selesainya referat ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan referat ini hingga selesai, terutama kepada dr. Sabur, SpAn, dr. Ade, SpAn, dan dr. Ucu, SpAn selaku dokter pembimbing dan konsulen anestesi di RSUD Karawang yang telah membimbing dan memberikan masukan dalam penyusunan referat ini. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman sejawat serta pihak-pihak lain yang telah membantu dalam penyusunan referat ini yang namanya tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa referat ini belum sempurna, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan referat ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan semoga referat ini dapat bermanfaat serta menjadi bahan masukan bagi dunia pendidikan. Penulis, Devina Pangastuti 03010079 2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ……………………………………………………………. 2 DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… 3 BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………… 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………………. 5 2.1 Definisi ICU ………………………………………………………….. 5 2.2 Tujuan dan ruang lingkup ICU ………………………………………. 5 2.3 Indikasi pasien ICU …………………………..………………………. 6 2.4 Indikasi keluar ICU …………………..………………………………. 8 2.5 Klasifikasi pelayanan ICU ……………………………………………. 8 2.6 Sarana prasarana ICU …………………………………………………. 11 2.7 Jenis-jenis ICU ……………………………………….………………. 13 BAB III KESIMPULAN …………………………………………………………. 14 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………. 15 3 BAB I PENDAHULUAN Rumah sakit sebagai salah satu penyedia pelayanan kesehatan yang mempunyai fungsi rujukan harus dapat memberikan pelayanan yang professional dan berkualitas dengan mengedepankan keselamatan pasien. Salah satu pelayanan yang sentral di rumah sakit adalah pelayanan Intensive Care Unit (ICU) atau disebut juga unit perawatan intensif.1 Evolusi ICU bermula dari timbulnya wabah poliomyelitis di Scandinavia pada sekitar awal tahun 1950, dijumpai banyak kematian yang disebabkan oleh kelumpuhan otot-otot pernapasan. Dokter spesialis anestesiologi dipelopori oleh Bjorn Ibsen pada waktu itu, melakukan intubasi dan memberikan bantuan napas secara manual mirip yang dilakukan selama anestesi. Dengan bantuan para mahasiswa kedokteran dan sekelompok sukarelawan mereka mempertahankan nyawa pasien poliomyelitis bulbar dan bahkan menurunkan mortalitas sebanyak 40%, dibandingkan dengan cara sebelumnya yakni penggunaan iron lung yang mortalitasnya sebesar 90%. Pada tahun 1852 Engstrom membuat ventilasi mekanik bertekanan positif yang ternyata sangat efektif untuk memberi pernapasan jangka panjang. Sejak saat itulah ICU dengan perawatan pernapasan mulai terbentuk dan tersebar luas. 1 Di Indonesia perkembangan Ilmu Kedokteran Gawat Darurat dan ICU ditandai dengan didirikannya ICU di RS Cipto Mangunkusumo pada tahun 1971. 2 Pada saat ini, ICU modern tidak terbatas menangani pasien pasca bedah atau ventilasi mekanis saja, namun telah menjadi cabang ilmu sendiri yaitu Intensive Care Medicine. Ruang lingkup pelayanannya meliputi dukungan fungsi organ-organ vital seperti pernapasan, kardiosirkulasi, susunan saraf pusat, ginjal dan lain-lainnya, baik pada pasien dewasa atau pasien anak.3 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi ICU Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri, dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan, dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit, cedera, atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia. ICU menyediakan kemampuan dan sarana prasarana serta peralatan khusus untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan keterampilan staf medik, perawat, dan staf lain yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaankeadaan tersebut.1 2.2 Tujuan dan ruang lingkup ICU Tujuan perawatan pasien di ICU yaitu untuk memberikan perawatan yang intensif untuk menyelamatkan kehidupan pasien, mencegah perburukan dan komplikasi dengan cara observasi dan monitoring, meningkatkan kualitas hidup dan mempertahankan kehidupan pasien, mengoptimalkan fungsi organ, mengurangi angka kematian serta mempercepat proses penyembuhan pasien. 1,4 Adapun ruang lingkup pelayanan ICU adalah sebagai berikut: 1. Diagnosis dan penatalaksanaan spesifik penyakit-penyakit akut yang mengancam nyawa dan dapat menimbulkan kematian dalam beberapa menit sampai beberapa hari 2. Memberi bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh sekaligus melakukan pelaksanaan spesifik masalah dasar 3. Pemantauan fungsi vital tubuh dan penatalaksanaan terhadap komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit atau iatrogenik 4. Memberikan bantuan psikologis pada pasien yang kehidupannya sangat tergantung pada alat/mesin dan orang lain. 1,3 5 2.3 Indikasi pasien ICU Pasien yang dirawat di ICU adalah pasien yang memerlukan intervensi medis segera oleh tim intensive care, pasien yang memerlukan pengelolaan fungsi sistem organ tubuh secara terkoordinasi dan berkelanjutan sehingga dapat dilakukan pengawasan yang konstan, serta pasien kritis yang memerlukan pengawasan kontinyu dan tindakan segera untuk mencegah timbulnya dekompensasi fisiologis. 1 Pada dasarnya pasien yang dirawat di ICU adalah pasi en dengan gangguan akut yang masih diharapkan pulih kembali, mengingat ICU adalah tempat perawatan yang memerlukan biaya tinggi dilihat dari segi peralatan dan tenaga yang khusus. 3 Apabila sarana dan prasarana ICU di suatu rumah sakit terbatas, sedangkan kebutuhan pelayanan ICU meningkat, maka diperlukan mekanisme untuk membuat prioritas. Kepala ICU bertanggung jawab atas kesesuaian indikasi perawatan pasien di ICU. Pasien yang memerlukan terapi intensif (prioritas 1) didahulukan dibandingkan pasien yang memerlukan pemantauan intensif (prioritas 3). Penilaian objektif atas beratnya penyakit dan prognosis hendaknya digunakan untuk menentukan prioritas masuk ke ICU.1,2,3 Prioritas 1 Kelompok ini merupakan pasien sakit kritis, tidak stabil yang memerlukan terapi intensif dan tertitrasi, seperti : dukungan/bantuan ventilasi dan alat bantu suportif organ atau sistem yang lain, infus obat-obat vasoaktif, obat anti aritmia, serta pengobatan lain-lainnya secara kontinyu dan tertitrasi. Contoh pasien kelompok ini antara lain : pasien pasca bedah kardiotorasik, pasien sepsis berat, serta gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit yang mengancam nyawa. Terapi pada pasien prioritas 1 (satu), umumnya tidak mempunyai batas. Prioritas 2 Pasien ini memerlukan pelayanan pemantauan canggih di ICU, sebab sangat berisiko bila tidak mendapatkan terapi intensif segera, misalnya pemantauan intensif menggunakan pulmonary arterial catheter . Contoh pasien seperti ini antara lain 6 penderita penyakit dasar jantung-paru, gagal ginjal akut dan berat atau yang telah mengalami pembedahan mayor. Terapi pada pasien prioritas 2 tidak mempunyai batas, karena kondisi mediknya senantiasa berubah. Prioritas 3 Pasien golongan ini adalah pasien sakit kritis, yang tidak stabil status kesehatan sebelumnya (penyakit yang mendasarinya) secara sendirian atau kombinasi. Kemungkinan sembuh dan atau manfaat terapi di ICU pada golongan ini sangat kecil. Contoh pasien ini antara lain pasien dengan keganasan metastatik disertai penyulit infeksi, pericardial tamponade, sumbatan jalan napas, atau pasien penyakit jantung, penyakit paru terminal disertai komplikasi penyakit akut berat. Pengelolaan pada pasien golongan ini hanya untuk mengatasi kegawatan akutnya saja, dan usaha terapi mungkin tidak sampai melakukan intubasi atau resusitasi jantung paru. Pengecualian Dengan pertimbangan luar biasa dan atas persetujuan kepala ICU, indikasi masuk pada beberapa golongan pasien dapat dikecualikan, dengan catatan bahwa pasien-pasien golongan demikian sewaktu-waktu harus bisa dikeluarkan dari ICU agar fasilitas ICU dapat digunakan untuk pasien prioritas 1, 2, dan 3. Pasien yang tergolong demikian adalah : a. Pasien yang memenuhi kriteria masuk tetapi menolak terapi tunjangan hidup yang agresif dan hanya demi “perawatan yang aman” saja. Ini ti dak menyingkirkan pasien dengan perintah “DNR ( Do Not Resuscitate)”. Sebenarnya pasien-pasien ini mungkin mendapat manfaat dari tunjangan canggih yang tersedia di ICU untuk meningkatkan kemungkinan survivalnya. b. Pasien dalam keadaan vegetatif permanen. c. Pasien yang telah dipastikan mengalami mati batang otak. Pasien-pasien seperti itu dapat dimasukkan ke ICU untuk menunjang fungsi organ hanya untuk kepentingan donor organ. 1,3 7 2.4 Indikasi keluar ICU Prioritas pasien dipindahkan dari ICU berdasarkan pertimbangan medis oleh kepala ICU dan tim yang merawat pasien, antara lain: a. Pasien dipindahkan apabila pasien tersebut tidak membutuhkan lagi perawatan intensif karena keadaan pasien telah membaik dan cukup stabil, contoh pasien telah sadar, airway stabil setelah ekstubasi, mampu bernafas spontan, dan lainlain, atau jika terapi mengalami kegagalan, prognosa yang buruk dan sedikit kemungkinan bila perawatan intensif diteruskan, contoh pasien dengan tiga atau lebih kegagalan sistem organ yang tidak berespon terhadap pengelolaan. b. Bila pada pemantauan intensif ternyata hasilnya tidak memerlukan tindakan atau terapi intensif lebih lama c. Pasien atau keluarga menolak untuk dirawat lebih lanjut di ICU (keluar paksa). d. Pasien hanya memerlukan observasi secara intensif saja, sedangkan ada pasien lain yang lebih gawat yang memerlukan terapi dan observasi yang lebih intensif. Pasien seperti ini hendaknya di usahakan pindah ke ruangan yang khusus untuk pemantauan secara intensif yaitu HCU. 3,4,5 2.5 Klasifikasi pelayanan ICU Dalam menyelenggarakan pelayanan di rumah sakit, pelayanan di ICU dibagi dalam beberapa klasifikasi pelayanan 1. ICU primer Ruang perawatan intensif primer memberikan pelayanan pada pasien yang memerlukan perawatan ketat (high care). Ruang perawatan ini mampu melakukan resusitasi jantung paru (RJP) dan memberikan ventilasi bantu 2448 jam. Kekhususan yang dimiliki ICU primer adalah : Ruang tersendiri, letak dekat ruang kamar bedah, IRD & ruang rawat lainnya Memiliki persyaratan / kriteria pasien yang masuk dan keluar Memiliki seorang anestesiologi sebagai kepala 8 Dokter jaga 24 jam dengan kemampuan RJP Ada konsulen yang membantu dan siap dipanggil Memiliki 25% jumlah perawat yang telah memiliki sertifikat ICU, minimal satu orang per shift Mampu melayani pemeriksaan laboratorium tertentu, rontgen untuk kemudahan diagnostik selama 24 jam 2. ICU sekunder Pelayanan ICU sekunder mampu memberikan ventilasi bantu lebih lama, mampu melakukan bantuan hidup lain tetapi tidak terlalu kompleks. Kekhususan yang dimiliki ICU sekunder: Ruang tersendiri, letak dekat ruang kamar bedah, IRD & ruang rawat lainnya Memiliki persyaratan / kriteria pasien yang masuk dan keluar Memiliki seorang kepala ICU yaitu dokter konsultan intensive care atau bila tidak tersedia oleh dokter spesialis anestesiologi Dokter jaga 24 jam dengan kemampuan RJP Tenaga keperawatan lebih dari 50% bersertifikat ICU & minimal berpengalaman kerja di unit penyakit dalam & penyakit bedah selama 3 tahun Mampu melakukan bantuan ventilasi, melakukan pemantauan invasif dan usaha-usaha penunjang hidup Mampu melayani pemeriksaan laboratorium tertentu, rontgen untuk kemudahan diagnostik selama 24 jam Memiliki ruang isolasi 3. ICU tersier Ruang perawatan ini mampu melaksanakan semua aspek perawatan intensif, mampu memberikan pelayanan tertinggi termasuk dukungan atau bantuan hidup multi sistem yang kompleks dalam jangka waktu yang tidak terbatas serta mampu melakukan pemantauan kardiovaskular invasif dalam jangka waktu terbatas. Kekhususan dari ICU tersier adalah: Tempat khusus tersendiri di dalam rumah sakit 9 Memiliki persyaratan / kriteria pasien yang masuk dan keluar Memiliki dokter spesialis dan sub spesialis yang dapat dipanggil setiap saat bila diperlukan Dikelola oleh ahli anestesiologi konsultan perawatan intensif atau dokter ahli konsultan lainnya, yang bertanggung jawab penuh. Dokter jaga yang mampu melakukan RJP Tenaga perawat lebih dari 75% bersertifikat ICU & berpengalaman pada ruang penyakit dalam & bedah selama 3 tahun Mampu melayani pemeriksaan laboratorium tertentu, rontgen untuk kemudahan diagnostik selama 24 jam Memiliki paling sedikit 1 orang yang mampu mendidik medis dan perawat agar memberikan pelayanan yang optimal pada pasien. Memiliki staf tambahan tenaga administrasi , tenaga rekam medik, tenaga ilmiah dan penelitian. 4 Jenis tenaga dan kelengkapan pelayanan menentukan klasifikasi pelayanan di rumah sakit tersebut atau sebaliknya seperti yang terlihat pada tabel berikut ini:3 KEMAMPUAN PELAYANAN No. PRIMER SEKUNDER TERSIER 1. Resusitasi jantung paru Resusitasi jantung paru Resusitasi jantung paru Pengelolaan jalan Pengelolaan jalan Pengelolaan jalan napas, termasuk napas, termasuk napas, termasuk intubasi trakeal dan intubasi trakeal dan intubasi trakeal dan ventilasi mekanik ventilasi mekanik ventilasi mekanik Terapi oksigen Terapi oksigen Terapi oksigen 2. 3. Pemasangan kateter 4. Pemasangan kateter Pemasangan kateter vena sentral, arteri, vena sentral vena sentral dan arteri Swan Ganz dan ICP monitor 5. Pemantauan EKG, Pemantauan EKG, Pemantauan EKG, pulsoksimetri dan pulsoksimetri, tekanan pulsoksimetri, tekanan tekanan darah non darah non invasive dan darah non invasive dan 10 invasive invasive invasive, Swan Ganz dan ICP serta ECHO monitor 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Pelaksanaan terapi Pelaksanaan terapi Pelaksanaan terapi secara titrasi secara titrasi secara titrasi Pemberan nutrisi Pemberan nutrisi Pemberan nutrisi enteral dan parenteral enteral dan parenteral enteral dan parenteral Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan laboratorium khusus laboratorium khusus laboratorium khusus dengan cepat dan dengan cepat dan dengan cepat dan menyeluruh menyeluruh menyeluruh Memberikan tunjangan Memberikan tunjangan Memberikan tunjangan fungsi vital dengan alat fungsi vital dengan alat fungsi vital dengan alat –alat portable selama –alat portable selama –alat portable selama transportasi pasien transportasi pasien transportasi pasien gawat gawat gawat Kemampuan Kemampuan Kemampuan melakukan fisioterapi melakukan fisioterapi melakukan fisioterapi dada dada dada Melakukan prosedur Melakukan prosedur isolasi isolasi Melakukan Melakukan hemodialisis intermiten hemodialisis intermiten dan kontinyu dan kontinyu - - Tabel 1. Perbedaan pelayanan ICU primer, sekunder, dan tersier 2.6 Sarana dan prasarana ICU Ruang ICU di sebuah rumah sakit harus memenuhi beberapa syarat sebagai berikut : Letaknya di sentral rumah sakit dan dekat dengan kamar bedah serta kamar pulih sadar (recovery room). 11 Suhu ruangan diusahakan 22-25°C dan nyaman. Ruangan tertutup dan tidak terkontaminasi dari luar. Merupakan ruangan aseptik dan antiseptik dengan dibatasi kaca-kaca. Kapasitas tempat tidur dilengkapi alat-alat khusus. Tempat tidur harus yang beroda dan dapat diubah dengan segala posisi. Petugas maupun pengunjung memakai pakaian khusus bila memasuki ruangan isolasi. Tempat dokter dan perawat harus sedemikian rupa sehingga mudah untuk mengobservasi pasien. Pelayanan ICU yang memadai ditentukan berdasarkan desain yang baik dan pengaturan ruang yang adekuat. Desain berdasarkan klasifikasi pelayanan di ICU yaitu :3 Tabel 2. Desain dan pengaturan ruang ICU 12 2.7 Jenis-jenis ICU Adapun beberapa jenis ICU yang sudah masyarakat kenal, berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai masing-masing jenis ICU. 6,7 Intensive Coronary Care Unit (ICCU) Merupakan unit perawatan intensif untuk penyakit jantung, terutama penyakit jantung koroner, serangan jantung, gangguan irama jantung yang berat, gagal jantung Neonatal Intensive Care Unit (NICU) NICU adalah unit perawatan intensif yang khusus merawat bayi baru lahir yang sakit atau prematur. Pediatric Intensive Care Unit (PICU) PICU adalah unit perawatan intensif yang khusus merawat bayi yang sakit kritis, anak-anak, dan remaja. Post Anesthesia Care Unit (PACU) PACU adalah unit perawatan intensif pasca operasi dan stabilisasi pasien setelah operasi bedah dan anestesi. Pasien biasanya berada dalam PACU untuk waktu terbatas dan harus memenuhi kriteria sebelum ditransfer kembali ke bangsal. 13 BAB III KESIMPULAN Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri, dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan, dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit, cedera, atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia. Tujuan perawatan pasien di ICU yaitu untuk memberikan perawatan yang intensif untuk menyelamatkan kehidupan pasien, mencegah perburukan dan komplikasi dengan cara observasi dan monitoring, meningkatkan kualitas hidup dan mempertahankan kehidupan pasien, mengoptimalkan fungsi organ, mengurangi angka kematian serta mempercepat proses penyembuhan pasien Pada dasarnya pasien yang dirawat di ICU adalah pasien dengan gangguan akut yang masih diharapkan pulih kembali, mengingat ICU adalah tempat perawatan yang memerlukan biaya tinggi dilihat dari segi peralatan dan tenaga yang khusus. Apabila sarana dan prasarana ICU di suatu rumah sakit terbatas, sedangkan kebutuhan pelayanan ICU meningkat, maka diperlukan mekanisme untuk membuat prioritas. Dalam pelayanannya fungsi ICU meliputi memberi bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh sekaligus melakukan pelaksanaan spesifik masalah dasar, pemantauan fungsi vital tubuh dan penatalaksanaan terhadap komplikasi yang ditimbulkan, serta memberikan bantuan psikologis pada pasien yang kehidupannya sangat tergantung pada alat/mesin dan orang lain. 14 DAFTAR PUSTAKA 1. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1778/MENKES/SK/XII/2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Intensive Care Unit (ICU) Di Rumah Sakit. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia; 2010. 2. Hanafie, A. Peranan Ruangan Perawatan Intensif (ICU) dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit. (Accessed October 2, 2014) Available from : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/745/3/08E00127.pdf.txt 3. Indonesian Society of Intensive Care Medicine (Perhimpunan Dokter Intensive care Indonesia). Pedoman ICU. (Accessed October 2, 2014) Available from : http://www.perdici.org/wp-content/uploads/Pedoman-ICU.pdf. 4. Departemen Kesehatan RI. Standar Pelayanan Keperawatan di ICU. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2006. 5. World Health Organization. Intensive Care Unit. (Accessed October 2, 2014) Available from : http://www.who.int/surgery/publications/IntensiveCareUnit.pdf 6. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia; 2012. 7. Washington State Department of Health. Type of Intensive Care Units. (Accessed October 2, 2014) Available from : http://www.doh.wa.gov/YouandYourFamily/IllnessandDisease/HealthcareAssoci atedInfections/MethodsandDefinitions/TypesofIntensiveCareUnits 15