Uploaded by User32734

DDKA (ANALISIS KUALITATIF)

advertisement
KIMIA ANALISIS
1. ANALISIS KUALITATIF
Cara Klasik
Cara Modern
2. ANALISIS KUANTITATIF
Anal. Gravimetri
Anal.Volumetri
♠ Anal. Instrument/Elekrometri
CARA KLASIK :
● Uji Pendahuluan ;
- Warna
- Wujud
- Bau
- Bentuk Kristal dll.
- Rasa
- Nyala
● Uji Reaksi Kimia ;
- Terjadi Endapan
- Terjadi Gas
- Terjadi Perubahan warna dll.
Analisis Kualitatif.
 Analisis kualitatif dilaksanakan untuk mengetahui jenis
zat atau komponen yang terkandung dalam suatu
sampel. Analisis kualitatif dilakukan sebelum analisis
kuantitatif, karena suatu analisis kuantitatif tidak dpt
dilakukan sebelum diketahui komponen yg terkandung
dlm suatu sampel.
 Analisis kualitatif secara konvensional dapat dilakukan
secara visual, baik dalam keadaan kering maupun
basah. Dalam keadaan kering analisis dapat
dilakukan melalui pengenalan bentuk dan warna, bau
serta nyala.
 Pada analisis basah, langkah pertama adalah
melarutkan sampel dengan pelarut yang
sesuai. Pelarut pertama yang digunakan
adalah air, kalau sampel tidak larut dalam air,
maka dapat digunakan asam klorida, asam
nitrat dan air raja (akuaregia).
Untuk keperluan pengujian kelarutan ini,
dipakai selalu zat dalam jumlah sedikit
mungkin dalam keadaan dingin dan setelah
dikocok dgn kuat tdk memberikan hasil,
dilanjutkan dgn pamanasan. Jika keadaan
panas tidak juga larut walaupun sudah
dilakukan pengocokan atau pengadukan,
maka dilanjutkan dengan menggunakan
pelarut yang sesuai, dapat dilakukan analisis
lebih lanjut, yaitu analisis pengenalan kation.
 Untuk mempermudah pengujian kation dan anion dilakukan
sekaligus dengan cara membuat ekstrak soda, dimana
endapan yang dihasilkan digunakan untuk uji kation dan
ekstraknya untuk uji anion.
 Pengujian kation yang diendapkan sebagai karbonat kemudian
dilarutkan dengan HCl dan dipanaskan untuk menghilangkan
karbonatnya. Pengendapan selanjutnya hanya dikelompokkan
sebagai golongan klorida, hidroksida dan karbonat.
 Dengan adanya pengelompokan, diharapkan dpt lebih
mempersingkat pada analisis selanjutnya. Pengujian
selanjutnya adalah uji identifikasi dengan menggunakan
pereaksi khusus.

ANALISIS KUALITATIF
Reaksi-Reaksi Kation dan Anion
Ion-ion yang umum dijumpai dalam cuplikan dapat dilihat dari
Tabel berikut :
Kation Ag+, Pb 2+, Hg2 2+, Hg2+ , Bi3+ , Cu2+ , Cd 2+, Sn 2+, Sn 4+, Sb 3+,
As 3+, Fe 2+ , Fe 3+ , Al 3+, Cr 3+, Mn 2+ , Zn 2+ , Ni 2+ , Co 2+, Ba 2+
Ca 2+ , Mg 2+ , Na + , K + , NH4+
Anion
Cl - , Br - , I - , NO3 -, AOC - , SO3 2- , SO4 2- , S - , CO3 2-, BO3 - ,
CrO4 2- , PO4 3- , AsO4 3-
Pengujian kation
• Analisis kualitatif kation dalam larutan dibagi
ke dalam 6 kelompok atau golongan .
1. Golongan Perak.
Pereaksi HCl encer, akan dihasilkan endapan korida dari
ion Ag+, Pb 2+, Hg2 2+,. Golongan ini disebut sebagai golongan I
atau golongan klorida.
2. Golongan Tembaga Arsen.
Pereaksi H2S, dalam suasana asam klorida HCl encer, akan
diendapkan sejumlah garam sulfida dari ion , Hg 2+, Pb 2+. Bi3+ ,
Cu2+ , Cd 2+, As 3+, Sn 4+, Sb 3+, Golongan ini dikenal juga
sebagai golongan II atau golongan sulfida.
3. Golongan Aluminium (Al).
• Pereaksi pengendap adalah campuran amonium
hidroksida (NH4OH) dan amoium klorida (NH4 Cl)
dan menghasilkan endapan hidroksida atau oksida
terhidrasi ion logam yang bereaksi adalah Fe 3+,Al 3+,
Cr 3+, Mn 4+, Golongan ini dikenal juga sebagai
golongan III atau golongan Hidroksida.
4. Golongan Nikel.(Ni)
Pereaksi pengendap adalah campuran amonium sulfida
(NH4)2S dan amoium klorida (NH4 Cl) dan
menghasilkan endapan sulfida yang larut dalam HCl.
Ion logam yang bereaksi adalah Mn 2+ , Zn 2+ , Ni 2+ ,
Co 2+, Golongan ini dikenal juga sebagai golongan IV
atau golongan sulfida.
5. Golongan Barium (Ba).
• Diendapkan sebagai senyawa karbonat. Pereaksi
pengendap adalah campuran amonium sulfida
(NH4)2S dan amoium karbonat (NH4 )2CO3 dengan
kondisi larutan tertentu . Ion logam yang mengendap
adalah Ba 2+ Ca 2+ , Sr 2+, Golongan ini dinamakan
golongan V atau golongan karbonat.
6. Golongan Magnesium (Mg)
• Dalam kelompok ini terdapat ion Mg 2+ , Na + , K + ,
dan NH4+ disebut juga golongan VI atau golongan
sisa.
Pengujian Pendahuluan
Pengamatan Warna Padatan dan Larutan
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
CrO4 2- = kuning
Cr2O7 2- = merah jingga
MnO4 - , ungu
Ni 2+ = hijau
Fe 2+ = hijau abu-abu,
Fe 3+= merah coklat
Cr 3+ = hijau,
Cu 2+ = biru hijau
Co 2+ = merah anggur ke biru
Mn 2+ = merah muda
• Reaksi Nyala
Beberapa kation mampu memberikan warna khas pada
nyala Burner, misalnya :
• Na + = kuning
• Ba 2+ = hijau
• Sr 2+ = merah
• K + = ungu,
• Ca 2+ = merah kuning
• Cu 2+ = hijau biru
• BO3 3- = hijau pucat
• Reaksi Dengan Asam Sulfat
CH3COO- = gas bau asam cuka bila dipanaskan
NO3 - = gas warna coklat, bau merangsang jika
dipanaskan,
SO3 2- = gas tak berwarna, bau merangsang,
CO3 2- = gas tak berwarna mengeruhkan air barit
Cl - = gas warna kuning, bau merangsang memerahkan
lakmus biru
Br - = gas warna coklat, bau merangsang , memerahkan
lakmus biru
I - = gas warna ungu, bau merangsang
CrO4 2- = perubahan warna dari kuning ke merah jingga,
SO4 2- = tak ada perubahan yang jelas
Contoh uji reaksi :
Sampel (Kation) + HCl p
Endapan
(Ag,Hg,Pb)
Gol.I
Filrat (Gol.II,III,IV , Vdan VI)
HCl, H2O2,H2S
Endapan
(CuS,HgS,CdS dll)
Gol.II
Filtrat (Gol.III, IV , V dan VI)
Endapan
(Gol.III)
Filtrat(Gol .IV , V dan VI)
Analisis Kuantitatif :
● Anal. Gravimetri ( Proses Pengendapan)
● Anal. Volumetri /Titrimetri;
-Netralisasi ( Asam-Basa), Argentometri,
Titrasi Redoks, Kompleksometri, Nitrimetri,
Iodometri, Iodimetri, Permanganometri dll.
● Anal. Instrument ;
- Kromatografi, Spektrofotometri, Potensiometri, Konduktometri dll.
Anal. Gravimetri : adalah suatu cara analisis
kuantitatif dengan menimbang teliti zat setelah
diperlakukan sedemikian rupa sehingga zat tsb
diketahui dengan pasti rumus molekul dan berada
dalam keadaan stabil/mantap.
Anal. Volumetri/ titrimetri : adalah suatu cara analisis
kuantitatif dengan mengukur volume larutan secara
tepat di samping juga diperlukan penimbangan.
Anal. Instrumental : adalah suatu cara analisis
kuantitatif dengan menggunakan alat-alat elektronik/
instrument
Kelebihan dan kekurangan
cara
kelebihan
kekurangan
An. gravimetri
Hasilnya lebih tepat
Waktu analisis lama
An. volumetri
Hasilnya kurang tepat ,
kesalahan ± 0,2 %
Waktu analisis lebih cepat
An. instrumental
-Ketelitian tinggi
-Waktu analisis cepat
-Sampel yg dianalisis jumlahnya
sangat kecil
Biaya mahal
Menggunakan zat
referens/pembanding
Tahap-tahap pengerjaan kimia analitik
• Dalam suatu analisis kimia terdapat 4 langkah
utama yaitu :
1. Sampling, yaitu memilih suatu
contoh/sampel yg menggambarkan materi yg
akan dianalisis
2. Pegubahan analit ke dalam bentuk yg sesuai
guna pengukuran
3. Pengukuran
4. Perhitungan dan penafsiran dari pengukuran
Teknik pengambilan cuplikan
• Cuplikan yang berada dalam fase gas, mungkin
dapat bereaksi dgn materi wadahnya.
• Cuplikan bentuk cairan, bila lebih dari satu
lapisan perlu diketahui volume tiap lapisan
agar dapat dibandingkan.
• Cuplikan berbentuk padatan yang pada
umumnya heterogen, maka pengambilan
cuplikan harus dilakukan di beberapa
lokasi/tempat.
Pemilihan metoda untuk analisis
• Pemilihan metoda untuk analisis ditentukan
oleh banyaknya cuplikan yg dianalisis
1. Pada analisis makro, diperlukan cuplikan 0,1
s/d 1,0 gram; dpt dianalisis dg cara volumetri
maupun gravimetri.
2. Pada analisis semimikro, diperlukan cuplikan
0,05 s/d 0.08 gram;dapat dianalisis dg cara
volumetri, kolorimetri dan spektrofotometri.
3. analisis mikro, memerlukan cuplikan sekitar 1 s/d
15 mg, dapat dianalisis dengan cara
spektrofotometri uv-vis dan serapan atom.
4. Ultra mikro : 1 mikron, dapat dianalisis dengan Xray.
Pemilihan metode dapat dilakukan dengan
pertimbangan yang tersedia antara lain: banyaknya
cuplikan yang tersedia, relatif mudah, praktis dan
cepat, peralatan, ketepatan dan ketelitian, serta
biaya yang diperlukan
Download