A. Evaluasi Pengungkapan dan Kinerja Laporan Realisasi APBD Kabupaten Kudus Evaluasi Penerapan PP No 71/2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual (Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, 2010). Pengungkapan wajib dalam Laporan Realisasi Anggaran LKPD yang telah ditetapkan dalam Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) menurut PP No. 71 tahun 2010. LKPD Kab Kudus telah memenuhi SAP No. 35 yaitu Laporan Realisasi Anggaran mengungkapkan kegiatan keuangan daerah yang menunjukkan ketaatan terhadap APBD. LKPD Kab Kudus telah memenuhi SAP No. 36 yaitu Laporan Realisasi Anggaran menunjukkan alokasi, penggunaaan, dan ikhtisar sumber daya ekonomi yang dikelola dalam satu periode pelaporan. LKPD Kab Kudus telah memenuhi SAP No. 37 yaitu Laporan Realisasi Anggaran menyajikan sekurang-kurangnya unsur-unsur Pendapatan, belanja, pembiayaan transfer, surplus atau defisit, sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran. LKPD Kab Kudus telah memenuhi SAP No. 38 yaitu, Laporan Realisasi Anggaran menyajikan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya dalam satu periode pelaporan. LKPD Kab Kudus telah memenuhi SAP No. 39 yiatu, Catatan atas Laporan Keuangan menjelaskan lebih rinci mengenai Laporan Realisasi Anggaran. Penjelasan tersebut kebijakan fiskal dan moneter, sebab-sebab terjadinya perbedaan yang material antara anggaran dan realisasinya, serta daftar rincian angka-angka yang dianggap perlu untuk dijelaskan yang mempengaruhi pelaksanaan anggaran. LKPD Kab Kudus telah memenuhi SAP No. 40 yaitu, Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Kudus telah memenuhi PSAP No. 02 yang mengatur persyaratan untuk penyajian Laporan Realisasi Anggaran dan pengungkapan informasi terkait. a) Analisis Rasio Kemandirian Analisis ini menunjukkan seberapa besar kemampuan daerah dalam menghasilkan pendapatan sendiri. Dari perhitungan di atas, menunjukkan bahwa kemampuan Kabupaten Kudus pada tahun 2017 dalam memngahasilkan pendapatan sendiri hanyalah sebesar 0.185 atau sebesar 18.5%. Angka ini masih cukup kecil, namun masih lebih baik dari tahun sebelumnya yaitu 2016 yang sebesar 14%. Perlu adanya upaya yang lebih baik dari pemerintah Kabupaten Kudus mengingat kemampuan dalam menghasilkan pendapatan sendiri telah meningkat sebesar 4.5% di tahun 2017 dari tahun 2016. b) Analisis Rasio Efektivitas PAD Rasio efektifitas PAD digunakan untuk mengetahui seberapa efektif pemerintah daerah dalam menghasilkan pendapatan sendiri. Berdasarkan perhitungan Rasio Efektivitas PAD, menunjukkan bahwa Realisasi penerimaan PAD Kabaupaten Kudus terhadap Target penerimaan PAD pada tahun 2017 mencapai 97%, yaitu cukup efektif. c) Analisis Rasio Efektivitas Pajak Daerah Perhitungannya yaitu, (Realisasi pajak daerah : Target pajak daerah) x 100% Analisis rasio efektifitas pajak daerah digunakan untuk mengetahui seberapa efektif pemerintah daerah dalam menghimpun pajak daerah. Berdasarkan perhitungan Rasio Efektifitas Pajak Daerah, efektifitas penghimpunan pajak di Kabupaten Kudus pada tahun 2017 mencapai 112.3% atau telah melampaui target. d) Analisis Varians Anggaran Belanja Varians anggaran belanja adalah selisih antara realisasi belanja daerah dengan anggaran belanja daerah. Analisis varians anggaran belanja digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat realisasi belanja daerah dengan anggaran yang telah ditetapkan. Berdasarkan perhitungan Varians Anggaran Belanja, realisasi anggaran belanja Kabupaten Kudus pada tahun 2017 kurang dari anggaran yang telah ditetapkan dengan selisih sebesar Rp158,701,450,704. e) Analisis Keserasian Belanja Varians ini membandingkan total belanja operasi dan total belanja modal dengan total belanja. Perhitungan Varians Keserasian Belanja menunjukkan bahwa total belanja Kabupaten Kudus pada tahun 2017 terdiri dari 72% belanja operasi dan sebesar 28% dari belanja modal. f) Analisis Rasio Efisiensi Belanja Analisis ini digunakan untuk mengetahui tingkat penghematan anggaran oleh pemerintah. Perhitungannya yaitu, (Realisasi anggaran : Total anggaran) x 100% Perhitungan rasio efisiensi belanja menunjukkan bahwa tingkat penghematan anggaran pemerintah Kabupaten Kudus pada tahun 2017 adalah sebesar 1%. B. Evaluasi Pengungkapan Neraca LKPD Kab. Kudus Evaluasi Penerapan PP No 71/2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual (Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, 2010). Pengungkapan wajib dalam neraca LKPD yang telah ditetapkan dalam Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) menurut PP No 71/2010 LKPD Kab Kudus telah memenuhi SAP No. 44 yaitu Neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Karena belum mengklasifikasikan kewajiban jangka panjang, LKPD Kab Kudus belum memenuhi SAP No. 45 yaitu, aset diklasfikasikan sebagai aset lancar dan non lancar. Sementara itu, kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek dan jangka panjang. LKPD Kab Kudus telah memenuhi SAP No. 46 yaitu, setiap pos aset dan kewajiban adalah jumlah-jumlah yang akan diterima atau dibayar dalam waktu atau lebih dari12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. LKPD Kab Kudus telah memenuhi SAP No. 47 yaitu, barang-barang yang akan digunakan dalam menjalankan kegiatan pemerintahan diklasifikasikan terpisah antara aset lancar dan nonlancar dalam neraca agar dapat dibedakan antara barang-barang yang akan digunakan dalam periode akuntansi berikutnya atau yang akan digunakan untuk keperluan jangka panjang. Karena tidak mencantumkan tanggal jatuh tempo aset dan kewajiban pada Catatan Atas Laporan Keuangan, LKPD Kab Kudus belum memenuhi SAP No. 48 yaitu, Informasi mengenai tanggal jatuh tempo aset dan kewajiban keuangan dapat digunakan untuk menilai likuiditas, solvabilitas, dan untuk mengetahui aset yang diklasifikasikan sebagai aset lancar atau nonlancar dan kewajiban yang diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek atau panjang. LKPD Kab Kudus telah memenuhi SAP No. 49 yaitu, Neraca disajikan secara komparatif antara pos-pos periode sekarang dengan pos-pos periode sebelumnya. Pos- pos tersebut diantaranya ialah kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang pajak dan bukan pajak, kewajiban jangka panjang, ekuitas, persediaan investasi jangka panjang, aset tetap, dan kewajiban jangka pendek. LKPD Kab Kudus telah memenuhi SAP No. 50 yaitu, selain pos-pos yang disebutkan pada paragraf 49, akan disajikan dalam Neraca secara wajar pada posisi keuangan suatu entitas pelaporan jika Standar Akuntansi Pemerintahan mensyaratkan. KPD Kab Kudus telah memenuhi SAP No. 52 yaitu pos-pos disajikan secara terpisah berdasarkan faktor berikut: a) Sifat, likuiditas, dan materialitas aset; b) Fungsi pos-pos tersebut dalam entitas pelaporan; c) Jumlah, sifat, dan jangka waktu kewajiban. LKPD Kab Kudus telah memenuhi SAP No. 86 yaitu pengklasifikasian pos-pos secara lebih khusus di dalam Catatan Atas Laporan Keungan berdasarkan sifat maupun fungsi. LKPD Kab Kudus telah memenuhi SAP No. 87 yaitu Rincian yang tercakup dalam subklasifikasi di Neraca atau di Catatan atas Laporan Keuangan tergantung pada persyaratan dari Standar Akuntansi Pemerintahan dan materialitas jumlah pos yang bersangkutan. Faktor yang disebutkan dalam paragraf 86 dapat digunakan dalam menentukan dasar bagi subklasifikasi. LKPD Kab Kudus telah memenuhi SAP No. 88 yaitu Pengungkapan akan bervariasi untuk setiap pos, misalnya: (a)piutang dirinci menurut jumlah piutang pajak, pihak terkait, uang muka, retribusi, penjualan, dan jumlah lainnya. (b) persediaan dirinci lebih lanjut sesuai dengan standar akuntansi yang mengatur (c) aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kelompok sesuai standar yang mengatur. (d) utang transfer dianalisis menurut entitas penerimanya; (e) dana cadangan diklasifikasikan sesuai dengan peruntukannya; (f) pengungkapan kepentingan pemerintah dalam perusahaan negara/ daerah/ lainnya adalah jumlah penyertaan yang diberikan, tingkat pengendalian dan metode penilaian. DAFTAR RUJUKAN Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan. 2010. Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah. (Online), (http://www.djpk.depkeu.go.id/attach/post-pp-no-71-tahun-2010-tentang-stan dar-akuntansi-pemerintahan/PP71.pdf), diakses 25 Oktober 2019. Kartika, D., Setiawan, A.B., & Kusuma, I. C. 2016. Analisis Rasio Kemandirian, Rasio Efetvitas, Rasio Efisiensi PAD pada Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Sukabumi. Jurnal Sosial Humaniora. 7(2),143-151. DOI:http://dx.doi.org/10.30997/jakd.v1i2.77 Daling, Marchelino. 2013. Analisis Kinerja Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara. Jurnal Emba : Jurnal Riset Ekenomi, Manajemen, Bisnis, dan Akuntansi. 1 (3),82-89. Darihttps://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/1942/1539.