BAB II PENDAHULUAN A. Pengertian Manajemen Sarana dan Prasarana 1. Pengertian Sarana Prasarana Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, efektif, teratur, dan efisien (Arikunto & Yuliana, 2008). Misalnya : gedung, ruang kelas, meja kursi serta alat-alat media pengajaran. Sedangkan prasarana adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran. Seperti halaman, kebun, taman, jalan, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman untuk pengajaran biologi, halaman sebagai lapangan olah raga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan. Menurut Ketentuan Umum Permendiknas No. 24 Tahun 2007, sarana adalah perlengkapan belajar yang dapat dipindah-pindah, sedangkan prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi sekolah. Manajemen sarana prasarana dapat diartikan sebagai proses kerja sama pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien ( Sulistyorini, 2006).1 Adapun jenis-jenis sarana prasarana adalah sebagai berikut: a. Ditinjau dari habis tidaknya dipakai, yaitu sarana habis pakai dan sarana yang tahan lama. b. Ditinjau dari sifatnya, yaitu sarana bergerak dan sarana tidak bergerak. c. Ditinjau dari hubungan dengan pembelajaran, yaitu alat peraga, alat pelajaran, dan media pembelajaran. 2. Pengertian manajemen 1 Mohammad Mustari, Manajemen Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindi, 2014), hlm 119-120. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sunber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan.2 Keberhasilan suatu lembaga pendidikan berhubungan dengan manajemen yang diterapkan dalam lembaga tersebut. Pembahasan mengenai manajemen selalu berkaitan dengan proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian yang didalamnya terdapat upaya dari anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Secara keseluruhan, proses pengelolaan merupakan fungsi-fungsi manajemen. 3. Manajemen Sarana Prasarana Manajemen sarana prasarana adalah suatu kegiatan untuk mengatur dan mengelola sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan bersama. Tugas dari sarana prasarana yaitu mengatur dan menjaga sarana prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti dalam proses pendidikan. Manajemen sarana prasarana ini memiliki kedudukan yang sangat penting dalam suatu lembaga, seperti lembaga pendidikan. Hal ini dikarenakan suatu lembaga pasti memerlukan pengelolaan yang tepat agar lembaga pendidikan dapat mencapai tujuan seperti yang diharapkan bersama. B. Prinsip Sarana dan Prasarana Dalam mengelola sarana dan prasarana sekolah terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan agar tujuan bisa tercapai dengan maksimal. Menurut Bafadal (2003), prinsip-prinsip tersebut antara lain : 1. Prinsip pencapaian tujuan. Pada dasarnya manajemen perlengkapan sekolah dilakukan dengan maksud agar semua fasilitas sekolah dalam kondisi siap pakai apabila akan didayagunakan oleh personil sekolah dalam rangka pencapaian tujuan proses belajar di sekolah. 2 Malayu SP Hasibuan, Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta :Bumi Aksara, 2004). Hlm 54 2. Prinsip efisiensi, yaitu pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus dilakukan melalui perencanaan yang seksama, sehingga dapat diadakan sarana dan prasarana pendidikan yang baik dengan harga yang murah. Demikian juga pemakaiannya harus dengan hati-hati sehingga mengurangi pemborosan. 3. Prinsip administratif, yaitu manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus selalu memperhatikan undang-undang, peraturan, instruksi, dan petunjuk teknis yang diberlakukan oleh pihak yang berwenang. 4. Prinsip kejelasan tanggung jawab, manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus didelegasikan kepada personel sekolah mampu bertanggung jawab, apabila melibatkan banyak personel sekolah dalam manajemennya, maka perlu adanya deskripsi tugas dan tanggung jawab yang jelas untuk setiap personel sekolah.3 5. Prinsip kekohesifan, yaitu bahwa manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah itu harus direalisasikan dalam bentuk proses kerja sekoalh yang sangat kompak. C. Perencanaan Kebutuhan Sarana Prasarana Perencanaan merupakan suatu proyeksi tentang apa yang harus dilaksanakan guna mencapai sasran dan tujuan yang telah ditetapkan. Sebagai proyeksi, perencanaan memiliki unsure kegiatan mengidentifikasi, menginventarisasi, dan menyeleksi kebutuhan berdasarkan skala prioritas, mengadakan spesifikasi yang lebih rinci mengenai hasil yang akan dicapai, mengeidentifikasi persyaratan atau criteria untuk memenuhi setiap kebutuhan, serta mengidentifikasi kemungkinan alternative, strategi, dan sasaran bagi pelaksanaannya. Perencanaan pendidikan mempunyai peran penting dan berada pada tahap awal dalam proses manajemen pendidikan, yang dijadikan sebagai panduan bagi pelaksanaan, pengendalian, dan pengawasan penyelenggaraan pendidikan.4 3 Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Teras, 2009), hlm 117-119. Manap Somantri, Perencanaan Pendidikan (Bandung:PT Penerbit IPB Press, 2014) Hal 1 4 Perencanaan dalam manajemen pendidikan diarahkan untuk membantu:5 1. Memenuhi keperluan akan tenaga kerja 2. Perluasan kesempatan pendidikan 3. Peningkatan mutu pendidikan 4. Peningkatan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan Adapun langkah-langkah perencanaan pengadaan sarana prasarana disekolah menurut Sukarna (1987) adalah sebagai berikut: 1. Menampung semua usulan pengadaan perlengkapan yang diajukan tiap unit kerja atau menginventarisasi kekurangan perlengkapan sekolah. 2. Menyusun rencana kebutuhan sekolah untuk periode tertentu, misalnya untuk satu triwulan atau satu tahun ajaran. 3. Memadukan rencana kebutuhan yang telah disusun dengan perlengkapan yang telah tersedia sebelumnya. 4. Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran sekolah yang tersedia. Dalam hal ini, jika dana yang tersedia tidak mencukupi maka perlu diadakan seleksi terhadap semua kebutuhan yang diperlukan dengan melihat kebutuhan prioritas yang telah didaftar. 5. Memadukan rencana atau daftar kebutuhan perlengkapan yang berhubungan dengan dana atau anggaran yang tersedia, maka perlu diadakan seleksi lagi dengan melihat skala prioritas. 6. Penetapan rencana pengadaan akhir. D. Pengadaan Pengadaan adalah proses kegiatan mengadakan sarana dan prasarana yang dapat dilakukan dengan cara-cara membeli, menyumbang, hibah dan lain lain. Pengadaan sarana dan prasarana dapat berbentuk pengadaan buku, alat, perabot, dan bangunan. Sistem pengadaan sarana dan prasarana sekolah dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain sebagai berikut : 5 Ibid. Hal 3 1. Dropping dari pemerintah, hal ini merupakan bantuan yang diberikan pemerintah kepada sekolah. Bantuan ini sifatnya terbatas sehingga mengelola sarana dan prasarana pendidikan disekolah tetap harus mengusahalan dengan cara lain. 2. Pengadaan sarana dan prasarana sekolah dengan cara membeli, baik secara langsung maupun melalui pemesanan terlebih dahulu. 3. Meminta sumbangan walimurid atau mengajukan proposal bantuan pengadaan sarana dan prasarana sekolah kelembaga sosial yang tidak mengikat. 4. Pengadaan perlengkapan dengan cara menyewa atau meminjam. 5. Pengadaan perlengkapan sekolah dengan cara tukar menukar barang yang dimiliki dengan barang lain yang di butuhkan sekolah.6 E. Pencatatan Untuk keperluan pengurusan dan pencatatan ini disediakan instrumen administrasi berupa : 1. Buku Inventaris. 2. Buku Pembelian. 3. Buku Penghapusan. 4. Kartu Barang. Contoh format Manajemen Sarana 1. Daftar pembelian parabot/pengadaan parabot7 Nomor Tanggal Terima 6 Beli Dari Nama Barang Banyak Harga Dipakai Mulai Tanggal untuk Keterangan Mohammad Mustari, Manajemen Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindi, 2014), hlm 125. B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2004), hlm 116-123. 7 2. Kartu Barang KARTU BARANG/ALAT Sekolah : .............................. Nama Barang : ................................................................................. Merek/Ukuran : ................................................................................. Penjelasan : ................................................................................. Dst 1981 1980 Tahun Banyaknya Satuan kurang tambah kurang Tambah Perubahan Januari Februari Maret April Jumlah Mei Juni Juli Agustus Jumlah September Oktober November Desember Jumlah Sisa Keterangan DAFTAR BARANG INVENTARIS Keadaan pada tanggal :................................. Nama Sekolah : ............................. Daftar Nomor : ................................. Alamat Nomor kode Urut jenis : ............................ tahun Alat teknis pendidikan/alat peraga. nomor klasifikasi barang merek ukuran pembuatan pabrik asal tahun kelengkapan banyaknya dari diperoleh status dokumen kon F. Pemakaian Pemakaian sarana prasarana adalah pemanfaatan sarana prasarana pendidikan untuk mendukung proses pendidikan demi mencapai tujuan pendidikan. Dalam hal pemanfaatan sarana prasarana harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: 1. Tujuan yang akan dicapai 2. Kesesuaian antara alat yang digunakan dengan materi yang dibahas 3. Tersedianya sarana dan prasarana penunjang 4. Karakteristik siswa Terdapat dua prinsip penggunaan sarana prasarana disekolah yang harus diperhatikan dalam pemakaian perlengkapan media, yaitu : 1. Prinsip Efektifitas, pendidikan berarti disekolah semua harus pemakaian ditujukan perlengkapan semata-mata dalam memperlancar pencapaian tujuan pendidikan sekolah, baik secara langsung maupun tidak langsung 2. Prinsip Efisiensi, berarti semua pemakaian perlengkapan pendidikan secara hemat dan hati-hati, sehingga semua perlengkapan yang ada tidak mudah habis, rusak atau hilang.8 Dari segi pemakaian atau penggunaan terutama sarana alat perlengkapan dapat dibedakan diatas:9 1. Barang habis pakai, merupakan bahan atau alat yang apabila digunakan dapat habis dalam relative singkat. 8 Barnawi dan M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Yogyakarta:Ar-Ruzz Media, 2014). Hal. 77 9 Ibid. Hal 49-50 2. Barang tidak habis pakai, yaitu bahan yang dapat digunakan secara terus menerus atau berkali-kali dalam waktu yabg relative lama. Penggunaan barang habis pakai harus secara maksimal dan dipertanggungjawabkan pada tiap triwulan sekali. Sedangkan penggunaan barang tidak habis pakai dipertanggungjawabkan setahun sekali, maka perelunya adanya pemeliharaan barang-barang itu bisa disebut barang investasi.10 G. Pemeliharaan Pemeliharaan adalah kegiatan untuk melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua barang selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdayaguna dan berhasil guna. Pemeliharaan ini merupakan sebuah penjagaan dan pencegahan dari kerusakan suatu barang.11 Tujuan adanya pemeliharaan sarana prasarana adalah : 1. Untuk memperpanjang usia aset/barang 2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi barang atau jasa. 3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu 4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan alat tersebut. Pemeliharaan dilakukan agar setiap barang yang dimiliki senantiasa dapat berfungsi dengan baik tanpa banyak gangguan ataupun kendala, maka barang-barang tersebut dirawat secara baik dan tepat. Pemeliharaan dibagi menjadi: a. Berdasarkan kurun waktu : pemeliharaan sehari-hari dan pemeliharaan berkala b. Berdasarkan umur penggunaan barang pada instansi : Usia barang secara fisik, usia barang secara administratif dan pemeliharaan dalam aspek hukum (Sertifikat, surat izin, dll) c. Berdasarkan keadaan barang : Barang habis pakai dan barang tahan lama. 10 B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta:PT Rineka Cipta, 2010) Hal. 114 Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen sarana dan prasarana pendidikan, (Jakarta : CV. Multi Karya Mulia,TT), hlm 105 11 H. Penghapusan Penghapusan sarana prasana pendidikan adalah kegiatan meniadakan barang-barang milik lembaga dari daftar inventaris dengan cara berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah berlaku. Sebagai salah satu aktifitas dalam manajemen sarana prasarana pendidikan penghapusan bertujuan untuk:12 1. Mencegah dan membatasi kerugian yang lebih besar sebagai akibat pengeluaran dana untuk perbaikan perlengkapan yang rusak. 2. Mencegah terjadinya pemborosan biaya pengamanan yang tidak berguna lagi. 3. Membebaskan lembaga dari tanggung jawab pemeliharaan dan pengamanan. 4. Meringankan beban inventarisasi. Kepala sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan penghapusan terhadap perlengkapan sekolah. Namun perlengkapan yang aka dihapus harus memenuhi persyaratan-persyaratan peghapusan, yaitu: 1. Barang-barang dalam keadaan rusak berat, sehingga tidak dapat dimanfaatkan lagi. 2. Barang-barang yang tidak sesuai dengan kebutuhan. 3. Barang-barang kuno yang penggunaannya sudah tidak efisien lagi. 4. Barang-barang yang terkena larangan. 5. Barang-barang yang mengalami penyusutan diluar kekuasaan pengurus barang. 6. Barang-barang yang pemeliharaannya tidak seimbang dengan kegunaannya. 12 7. Barang-barang yang berlebihan dan tidak digunakan lagi. 8. Barang-barang yang dicuri. 9. Barang-barang yang diselewengkan. Sulistiyarini, Manajemen Pendidikan Islam (Yogyakarta:Teras, 2011) hal. 125-126 10. Barang-barang yang terbakar dan musna akibat bencana alam. Dengan ini, kepala sekolah beserta staf-stafnya hendaknya mengelompokkan dan mendata barang-barang yang akan dihapus, kemudian mengajukan usulan penghapusan beserta lampiran jenis barang yang akan dihapus ke Diknas atau Depag.