SCIENTIA VOL. 4 NO. 2, AGUSTUS 2014 UJI AKTIVITAS ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia atroviridis Griff. ex. T. Anders.) SECARA IN VITRO Dira, Eka Fitrianda, Novita Sari Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Perintis Padang ABSTRACT A research had been done to investigate in vitro antihyperuricemia activity testing of ethanolic extract of mangostana’s mesocarp fruit (Garcinia mangostana L.) and gelugur acid fruit (Garcinia atroviridis Griff. ex. T. Anders.). Antihyperuricemia activity testing was done to investigate the influence of ethanolic extract of mangostana’s mesocarp fruit and gelugur acid fruit as xanthine oxidase inhibitor. Inhibition concentration 50 (IC50) value of ethanolic extract of mangostana’s mesocarp fruit and gelugur acid fruit were 8,310 µg/mL and 15,544 µg/mL respectively, indicated that they were potential to be used as medicine. Keywords : antihiperurisemia, kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.),buah asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff. ex. T. Anders.), in vitro PENDAHULUAN Penyakit asam urat, biasa juga dikenal sebagai gout, merupakan suatu penyakit akibat terjadinya penimbunan kristal mononatrium urat di dalam tubuh sehingga menyebabkan nyeri sendi (artritis gout), benjolan-benjolan pada bagian-bagian tertentu dari tubuh (tofi), serta gangguan dan batu pada saluran kemih. Kejadian arthritis gout dalam beberapa dasawarsa terakhir ini baik di negara-negara maju maupun yang sedang berkembang semakin meningkat terutama pada pria usia 40-50 tahun. Di Amerika, gout menyerang lebih dari 5 juta penduduk (Yu, 2006). Obat sintetik yang biasa dikonsumsi untuk mengobati asam urat oleh masyarakat adalah allopurinol yang menginhibisi aktivitas xantin oksidase. Xantin oksidase mengkatalisis oksidasi xantin menjadi asam urat. Penggunaan alopurinol yang terlalu sering atau berlebihan dapat menimbulkan efek samping, yaitu hepatitis, gangguan pencernaan, timbulnya ruam di kulit, berkurangnya jumlah sel darah putih, dan kerusakan hati. Oleh sebab itu, diperlukan obat yang lebih aman dengan harga terjangkau. Informasi ilmiah mengenai efek tumbuhan obat terhadap penghambatan kerja enzim xanthin oksidase masih terbatas. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian secara ISSN : 2087-5045 intensif mengenai pemanfaatan tumbuhan obat ini bagi penemuan obat antigout yang baru dan digunakan sebagai alternatif dalam pengobatan penyakit encok. Penelitian yang dapat membuktikan khasiat tanaman obat asli Indonesia lainnya sebagai anti-asam urat sangat perlu dilakukan mengingat bahwa beberapa tanaman obat asli Indonesia berpotensi untuk mengobati gout. Dalam pengobatan tradisional Indonesia, beberapa spesies dari family clusiaceae digunakan sebagai ramuan obat untuk menurunkan kadar asam urat, yaitu kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dan buah asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff. ex T. Anders.). Kandungan kulit buah manggis antara lain xanthon, flavonoid, dan tanin. Kulit buah manggis berpotensi sebagai antihiperurisemia karena xanthon merupakan antioksidan tingkat tinggi, yang dapat membantu mengobati kerusakan sel akibat oksidasi radikal bebas, menghambat proses penuaan dan mencegah penyakit generatif (Cahyo, 2011; Mardiana, 2011). Kandungan buah asam gelugur antara lain asam sitrat, asam malat, dan asam askorbat yang mempunyai suatu aktivitas antioksidan (Dweck, 1999). Asam gelugur juga berpotensi sebagai antihiperurisemia karena asam askorbat dapat meningkatkan ekskresi asam urat melalui urin sehingga meringankan keadaan 66 SCIENTIA VOL. 4 NO. 2, AGUSTUS 2014 hiperurisemia (Soeroso, 2012). Berdasarkan penelitian Mackeen et al. (2000), buah asam gelugur mengandung antioksidan yang kuat karena kandungan senyawa asam hidroksisitrat. Sejauh ini, data ilmiah mengenai potensi kerja kulit buah manggis dan buah asam gelugur dalam menurunkan kadar asam urat masih kurang sehingga perlu diteliti kembali. Berdasarkan hal tersebut, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian terhadap kulit buah manggis dan buah asam gelugur sebagai antihiperurisemia secara in vitro dengan menghitung persentase inhibisi enzim xantin oksidase yang kemudian akan dibandingkan dengan standar penghambat xantin oksidase yaitu allopurinol dan secara in vivo dengan pengukuran kadar asam urat dalam darah tikus setelah diberi ekstrak. METODE PENELITIAN Bahan-Bahan Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah : kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.), buah asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff. ex T. Anders.), etanol 70%, etanol 96%, aquadest, NaOH, xantin dari Sigma (USA), xantin oksidase dari Sigma (USA), HCl 1 M, dikalium hidrogen fosfat (K2HPO4), kalium dihidrogen fosfat (KH2PO4), dimetilsulfoksida (DMSO), allopurinol. Alat-Alat Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah : botol maserasi, corong, kertas saring, rotary evaporator, tabung reaksi, timbangan digital, labu ukur, pipet volume, tabung reaksi bertutup, pH meter, vorteks, kuvet, spektrofotometer UV-Visibel. PROSEDUR PENELITIAN Penyiapan Ekstak Ekstraksi Kulit Buah Manggis Sampel dicuci, dirajang kecil lalu dikering anginkan di udara terbuka selama lebih kurang 7 hari. Sampel yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam botol maserasi kemudian tambahkan etanol 70% sampai terendam dan dimaserasi ISSN : 2087-5045 selama 5 hari sebanyak tiga kali pengulangan. Maserat disaring, kemudian dikumpulkan dan diuapkan dengan menggunakan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental (Voight, 1994). Ekstraksi Buah Asam Gelugur Sampel dicuci, dirajang kecil, dimasukkan ke dalam botol maserasi kemudian tambahkan etanol 96% sampai terendam dan dimaserasi selama 5 hari sebanyak tiga kali pengulangan. Maserat disaring, kemudian dikumpulkan dan diuapkan dengan menggunakan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental (Voight, 1994). Uji Aktivitas Antihiperurisemia Secara In Vitro Dipipet 1.0 mL larutan ekstrak, 2.9 mL larutan buffer fosfat pH 7,5 dan 0.1 mL larutan xantin oksidase (0.2 unit/mL) dicampurkan dalam tabung reaksi bertutup sebelum pengujian dilakukan. Campuran tadi diinkubasi selama 15 menit pada suhu kamar. Sesudah inkubasi, 2 mL larutan xantin (0.15 mM) ditambahkan dan divorteks. Kemudian campuran tadi diinkubasi lagi selama 30 menit pada suhu kamar. Sesudah proses ini, 1 mL asam klorida (1M) ditambahkan ke dalam campuran untuk menghentikan reaksi. Setiap campuran diukur serapannya dengan spektofotometer UV pada panjang gelombang serapan maksimum. Larutan pembanding yang digunakan adalah allopurinol. Aktivitas inhibisi dihitung berdasarkan rumus berikut : % Inhibisi = x 100% Keterangan : A (Absorban kontrol) : serapan enzim tanpa kehadiran ekstrak sampel dikurangi serapan tanpa kehadiran enzim dan ekstrak sampel. B (Absorban sampel) : serapan enzim dengan kehadiran ekstrak sampel dikurangi serapan ekstrak sampel tanpa kehadiran enzim. Dari data masing-masing konsentrasi larutan sampel dan % inhibisi tersebut dapat dibuat kurva sehingga dapat diperoleh persamaan regresi linearnya. IC50 larutan sampel adalah konsentrasi larutan sampel yang memberikan inhibisi sebesar 50% yang dapat dihitung dengan menggunakan persamaan regresi linear yang telah diperoleh. 67 SCIENTIA VOL. 4 NO. 2, AGUSTUS 2014 xantin oksidase yaitu allopurinol. Sebelum uji inhibisi dilakukan, ditentukan panjang gelombang serapan maksimumnya terlebih dahulu. Pengukuran dilakukan menggunakan spektrofotometer ultraviolet (UV) pada panjang gelombang 200-400 nm karena senyawa yang akan diukur tidak berwarna. Panjang gelombang serapan maksimum yang diperoleh adalah 276,50 nm. Konsentrasi yang digunakan untuk ekstrak etanol kulit buah manggis dan buah asam gelugur adalah 8, 12, 16, 20, 24 dan 28 µg/mL, sedangkan untuk allopurinol 1, 2, 4, 6, 8, dan 10 µg/mL. Pengujian dilakukan dengan berbagai konsentrasi bertujuan untuk melihat pengaruh penambahan konsentrasi pada peningkatan daya inhibisi. Selain itu, dilakukan juga pengamatan aktivitas enzim tanpa penambahan ekstrak, untuk melihat pengaruh inhibisi ekstrak tersebut pada aktivitas enzim. Ekstrak etanol kulit buah manggis memiliki daya inhibisi yang lebih besar (49,231%) dibandingkan dengan ekstrak etanol buah asam gelugur (39,872%) pada konsentrasi 8 µg/mL (Gambar 1). Tetapi, jika dibandingkan allopurinol pada konsentrasi yang sama, daya inhibisi kedua ekstrak ini masih dibawah allopurinol (58,846%) Ekstrak etanol kulit buah manggis dan buah asam gelugur pada konsentrasi 28 µg/mL berturut-turut memiliki daya inhibisi sebesar 81,154% dan 67,051%. Menurut Noro et al. (1983), ekstrak dikatakan berpotensi sebagai inhibitor xantin oksidase dan bisa dimanfaatkan sebagai obat asam urat bila memiliki daya inhibisi lebih besar dari 50%. Analisa Data Data hasil pengukuran kadar asam urat dianalisa dengan menggunakan metoda analisa varian (Anova) satu arah, dan dilanjutkan dengan Uji Lanjut Berjarak Duncan (Duncan New Multiple Range Test), menggunakan software statistic SPSS 17.0 for Windows Evaluation Version. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antihiperurisemia ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dan buah asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff. ex. T. Anders.) secara in vitro. Uji aktivitas antihiperurisemia kedua ekstrak ini dilakukan dengan menghitung persentase inhibisi enzim xantin oksidase yang kemudian akan dibandingkan dengan standar penghambat enzim xantin oksidase yaitu allopurinol. Parameter pengujian aktivitas antihiperurisemia secara in vitro yang diamati adalah inhibisi enzim xantin oksidase. Xantin oksidase adalah suatu enzim yang berperan penting dalam sintesis asam urat, yang sangat aktif bekerja di dalam hati, usus halus, dan ginjal. Enzim ini dapat mengoksidasi hipoxantin menjadi xantin dan xantin menjadi asam urat. Sehingga, jika enzim ini dihambat tidak akan terjadi peningkatan kadar asam urat dalam tubuh (Fields et al.,1996). Uji inhibisi enzim xantin oksidase dilakukan pada ekstrak etanol kulit buah manggis dan buah asam gelugur, kemudian dibandingkan terhadap zat pembanding yang telah diakui dapat menghambat aktivitas enzim 90 80 % I n h i b i s i 77,3 70 70,0 63,3 60 50 49,2 40 39,872 55,769 55,4 50,153 46,154 30 81,2 67,051 60 manggis asam gelugur 20 10 0 8 12 16 20 24 Konsentrasi (µg/ml) 28 Gambar 1. Persentase Inhibisi Xantin Oksidase Oleh Ektrak Etanol ISSN : 2087-5045 68 SCIENTIA VOL. 4 NO. 2, AGUSTUS 2014 70 % I n h i b i s i 60 51,538 50 54,744 58,846 62,051 45,128 40 39,744 30 20 10 0 1 2 4 6 8 Konsentrasi (µg/ml) 10 Gambar 2. Persentase Inhibisi Xantin Oksidase Oleh allupurinol Aktivitas inhibisi enzim xantin oksidase oleh suatu senyawa didasarkan pada nilai IC50, senyawa dikatakan aktif bila memiliki nilai IC50 kurang dari 100 µg/mL (Thuong et al, 2006). IC50 yaitu konsentrasi larutan sampel yang dibutuhkan untuk menghambat 50% enzim xantin oksidase. Perhitungan nilai IC50 dapat ditentukan dengan membuat kurva antara konsentrasi larutan dengan persen inhibisi. Ekstrak etanol kulit buah manggis dapat menghambat 50% aktivitas enzim xantin oksidase dengan IC50 8,310 µg/mL, ekstrak etanol buah asam gelugur dapat menghambat 50% aktivitas enzim xantin oksidase dengan IC50 15,544 µg/mL, sedangkan allopurinol dapat menghambat 50% aktivitas enzim xantin oksidase dengan IC50 4,316 µg/mL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit buah manggis dan buah asam gelugur memiliki IC50 kurang dari 100 µg/mL. Ekstrak etanol kulit buah manggis memiliki IC 50 yang lebih rendah jika dibandingkan dengan ekstrak etanol buah asam gelugur. Ekstrak etanol kulit buah manggis dan buah asam gelugur terbukti secara in vitro memiliki aktivitas antihiperurisemia. Jadi semakin rendah IC50 suatu ekstrak tanaman dalam menghambat enzim xantin oksidase, semakin bagus karena bisa digunakan sebagai obat antihiperurisemia. ISSN : 2087-5045 KESIMPULAN Ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dan buah asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff. ex. T. Anders.) memiliki aktivitas antihiperurisemia secara in vitro karena dapat menghambat aktivitas enzim xantin oksidase, sehingga mencegah peningkatan kadar asam urat dan secara in vivo karena dapat menurunkan kadar asam urat tikus putih jantan. DAFTAR PUSTAKA Cahyo, A. N., 2011, Ajaibnya Manggis Untuk Kesehatan dan Kecantikan, Penerbit Laksana, Jogjakarta Dweck, A. C.,1999, A Review of Asam Gelugur (Garcinia atroviridis Griff. ex. T. Anders), www. pdf.co.id., [16 Des 2012]. Fields, M., Charles, G. L., Mark, D. L., 1996, Allopurinol, an inhibitor of xanthine oxidase, reduces uric acid levels and modififies the signs associated with copper deficiency in rats fed fructose, J Free Radical Biology and Medicine, 20(4):595-600. Mackeen, M. M., Ali, A. M., Lajis, N. H., Kawazu, K., Hassan, Z., Amran, M., Habsah, M., Mooi, L. Y., Mohamed, S. M., 2000, Antimicrobial, antioxidant, antitumour-promoting and cytotoxic activities of different plant part extracts of Garcinia atroviridis Griff. ex T. Anders, 69 SCIENTIA VOL. 4 NO. 2, AGUSTUS 2014 Journal of Ethnopharmacology, 72 (3):395-402. Mardiana, L., 2011, Ramuan dan Khasiat Kulit Manggis, Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta. Noro, T., Oda, Y., Miyase, T., Ueno, A., Fukushima, S., 1983, Inhibition of Xhantine Oxidase from the Flowers and Buds of Daphne genkwa, Chem Pharm Bull, 31:3984-3987. Soeroso, J., & Algristian, H., 2012, Asam Urat, Penebar Plus, Jakarta. Thuong, P. T., Na, M. K., Dang, N. H., Hung, T. M., Ky, P. M., Thanh, T. V., Nam, N. H., Thuan, N. D., Sok, D. E., Bae, K. I., 2006, Antioxidant Activities of Vietnamese Medical Plants, J. Natural Prod, Sci,12(1):29-37. Voight, R., 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi V, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Yu Kuang-Hui. 2006. Febuxostat: a novel nonpurine selective inhibitor of xanthine oxidase for the treatment of hyperuricemia in Gout. 70 Recent Patents on Inflammation & Allergy Drug Discovery. 1:1. ISSN : 2087-5045 70