REFRAKSI ANOMALI No. Dokumen /PPK/RSNS/XI/2016 PANDUAN PRAKTIK KLINIS Revisi ke 0 Halaman 1/1 Ditetapkan Direktur Tanggal Terbit 21 September 2016 dr.Desatya Rossa Amygha,MM. A. Pengertian (Definisi) Suatu keadaan yang ditandai dengan sinar sejajar sumbu penglihatan tanpa akomodasi : - MIOPIA : dibiaskan di depan retina. - HIPERMETROPIA : dibiaskan di belakang retina - ASTIGMATISME : dibiaskan tidak pada satu titik B. Anamnesis Penglihatan berkurang bila untuk melihat jauh C. Criteria diagnosis Penglihatan kabur pada mata tenang, membaik dengan koreksi lensa. D. Pemeriksaan fisik Didapatkan penurunan tajam penglihatan E. Diagnosis banding Ambliopia F. Pemeriksaan penunjang G. Konsultasi Tidak diperlukan H. Perawatan RS Dokter spesialis Mata bila visus dengan koreksi lebih buruk dari 5/10 Rawat jalan I. Terapi Kaca mata J. Penyulit Tidak ada K. Informed consent L. Lama perawatan Tidak diperlukan Tidak perlu M. Edukasi N. Masa pemulihan Koreksi dengan kacamata - O. Kepustakaan Buku standar pelayanan medis PB IDI tahun 2003 1 Ketua Komite Medik RS Nirmala Suri Sukoharjo Kelompok Staf Medis Mata RS Nirmala Suri Sukoharjo 1. dr. Suyatno, SpM dr Sri Pratomo, SpB, FinaCS 2 …………………………. KATARAK No. Dokumen /PPK/RSNS/XI/2016 PANDUAN PRAKTIK KLINIS A. Pengertian (Definisi) Tanggal Terbit 21 September 2016 Revisi ke 0 Halaman 1/2 Ditetapkan Direktur dr.Desatya Rossa Amygha,MM. Adalah kekeruhan lensa atau kapsul lensa. Klasifikasi dikenal dengan: a) Katarak senilis b) Katarak komplikata c) Katarak toksika d) Katarak yang berhubungan dengan penyakit sistemik e) Katarak traumatika dan f) Katarak kongentinal. B. Anamnesis Terjadi kemunduran penglihatan yang progresif dan bertahap C. Kriteria diagnose Pada katarak senilis dibagi menjadi 4 stadium yaitu : 1. Katarak insipen : kekeruhan lensa sangat tipis terutama di bagian perifer kortek. Biasanya tidak menimbulkan gangguan penglihatan danmasih dapat dikoreksi 6/6. 2. Katarak imatur : kekeruhan terutama terjadi dibagian posterior nucleus dan belum mengenai seluruh laposan lensa disini uji bayangan masih posistif. Visus 3/60 – 6/30. 3. Katarak matur : kekeruhan lensa sudah menyeluruh dan uji bayangan sudah negative. Tajam penglihatan bervariasi antara 1/300 – seper tak terhingga. 4. Katarak hipermatur : terjadi pengkerutan kapsul lensa, kortek lensa mencair dan nucleus bergerak ke bawah, disebut juga katarak Morgagni. D. Pemeriksaan fisik - E. Diagnosis banding Tidak ada Penurunan tajam penglihatan Kekeruhan lensa 3 F. Pemeriksaan penunjang 1. Kartu Snellen : untuk memeriksa tajam penglihatan, pda stadium insipient dan imatur dicoba untuk koreksi. 2. Lampu senter : untuk memeriksa pupil. Refleks pupil masih normal, tampak kekeruhan pada lensa, terutama bil apupil dilebarkan. Proyeksi sinar dan warna pada katarak matur diperiksa untuk mengetahui fungsi retina secara garis besar. 3. Oftatmoskopi : pupil hendaknya dilebarkan dulu. Pada katarak inspien dan matur tampak kekeruhanm kehitam – hitaman dengan latar belakang kemerah – merahan, sedang pada katarak matur hanya tampak warna kehitaman. 4. Slit lamp : untuk mengetahui posisis dan tebal kekeruhan. G. Konsultasi Dokter spesialis Mata, bila visus sudah mengganggu pekerjaan H. Perawatan RS I. Terapi Rawat inap/rawat jalan 1. Non-bedah : tak ad spesifik, midiatrik sikloplegik dapat digunakan pada katarak sentral yang kecil. 2. Bedah : dilakukan bila tajam penglihatan sudah mengganggu pekerjaan sehari – hari atau bila katarak senilis sudah matur. Pengangkatan lensa dapat dilakukan dengan : Pengangkatan lensa dapat dilakukan dengan : a. Ekstra kapsuler, b. Intrakapsuler. Setelah itu untuk koreksi afakia dapat dipakai : - Kacamata - Lensa kontak - Pemasangan / implantasi lensa intra okuler. J. Penyulit /komplikasi 1. 2. K. Informed consent L. Lama perawatan M. Edukasi Saat operasi : terobeknya kapsul lensa, perdarahan ekspulsif, prolaps badan kaca, iridoreksis, iridodialisis. Pasca operasi : uveitis, edema kornea, edoftalmitis, pendangkalan bilik depan mata, ablasio koroid, ablasio retina, aphakic puppilarry block, iris prolaps, akatarak sekunder, invasi epitel ke bilik depan mata, perdarahan. N. Masa pemulihan Perlu tertulis pada operasi katarak Tidak perlu pada operasi katarak, kecuali ada penyulit Tentang operasi katarak dan bisa sembuh total bila tanpa komplikasi 2 minggu – 2 bulan O. Kepustakaan Buku standar pelayanan medis PB IDI tahun 2003 4 Ketua Komite Medik RS Nirmala Suri Sukoharjo Kelompok Staf Medis Mata RS Nirmala Suri Sukoharjo 1. dr. Suyatno, SpM dr Sri Pratomo, SpB, FinaCS 5 …………………………. HORDEOLUM No. Dokumen /PPK/RSNS/XI/2016 PANDUAN PRAKTIK KLINIS Tanggal Terbit 21 September 2016 Revisi ke 0 Halaman 1/1 Ditetapkan Direktur dr.Desatya Rossa Amygha,MM. A. Pengertian (Definisi) B. Anamnesis C. Kriteria diagnosa D. Pemeriksaan Fisik E. Diagnosis banding F. Pemeriksaan penunjang G. Gejala H. Pemeriksaan fisik I. Terapi J. Penyulit K. Informed consent L. Lama perawatan M. Edukasi N. Masa pemulihan O. Kepustakaan Hordeolum adalah infeksi stafilokokus pada kelenjar palpebra.Jika yangterkena kelenjar Meibon maka disebut hordeolum internum, Jika kelenjar Moll dan Zeis disebut hordeulum eksternum. Rasa nyeri dan bengkak di kelopak mata atas atau bawah Rasa sakit akut pada palpebra.pada pemeriksaan terdapat pembengkakan lokal, hiperemi, sakit tekan, mungkin didapatkan pus dalam lumen kelenjar / abses. Terdapat benjolan yang disertai pus di kelopak mata atas atau bawah Abses Dengan pemeriksaan fisik diagnostik dan biomikroskopik Dokter spesialis mata jika ada komplikasi Tidak perlu Kompres hangat selama 10 – 15 menit, 3 – 4 kali sehari, salep mata antibiotic setiap 3 jam. Jika terdapat abses dilakukan insisi untuk drainase pus. Antibiotika per oral anti radang bila diperlukan. Selulitis Perlu jika ada tindakan medis Tidak perlu rawat inap Jag kebersihan 1-2 minggu Buku standar pelayanan medis PB IDI tahun 2003 6 Ketua Komite Medik RS Nirmala Suri Sukoharjo Kelompok Staf Medis Mata RS Nirmala Suri Sukoharjo 2. dr. Suyatno, SpM dr Sri Pratomo, SpB, FinaCS 7 …………………………. RETINOPATI DIABETIKA No. Dokumen /PPK/RSNS/XI/2016 PANDUAN PRAKTIK KLINIS Tanggal Terbit 21 September 2016 Revisi ke 0 Halaman 1/3 Ditetapkan Direktur dr.Desatya Rossa Amygha,MM. A. Pengertian (Definisi) B. Anamnesis C. Kriteria diagnosis Kerusakan progresif pembuluh darah di retina yang disebabkan oleh kadar gula darah tinggi (hiperglikemia) Penglihatan yang menurun secara bertahap Dibagi dalm beberapa stadium yaitu : 1. Retinopati Sederhana ringan : Mikroaneurisma Perdarahan intra retina (dot hemorrhage) 2. Retinopati Sederhana Berat : Perdarahan intra retina sedang atau berat (blot hemorrhage) Mikroaneurisma Eksudat lunak kecil Edema retina fokal 3. Retinopati Preproliferativ : IRMA ( Intra Retinal Microvascular Abnormality), secara oftalmoskopis ditandai dengan : eksudat lunak yang luas, eksudat lunak kecil – kecil berjumlah banyak, vena berkelok, perdarahan retina superficial (flameshaped) dan edema retina difus Pada flurescein Angiografi terdapat daerah oklusi vaskuler I diameter papil dekat IRMA 4. Retinopati Proferativ tahap awal : Gambaran retinopati preproliferativ ditambah dengan adanya pembuluh darah neovaskuler yang jauh dari papil N II 5. Retinopati Propliferativ Tahap lanjut : Gambaran retinopati proliferative awal ditambah dengan adanya pembuluh darah neovaskuler didekat papail N II. Edema retina difus yang berat, kadang disertai gambaran seperti papil edema. 8 D. Pemeriksaan fisik E. Diagnosis banding F. Pemeriksaan penunjang G. Konsultasi H. Perawatan RS I. Terapi J. Penyulit 6. Kelaianan Macula. Kelainan macula pada retinopati sederhana ringan sering disebut makulopati, yang memerlukan tindakan fotokoagulasi fokal, walaupun demikian pada stadium yang lanjut, visus tidak dapat membaik 7. Retinopati Proliferative Tahap Akhir : Lesi meluas ke vitreous, dengan pembentukan jaringan fibrous disekitar pembuluh neovaskuler Perdarahan vitreous Pembentukan membran jaringan ikat pada vitreous Ablasi retina tarikan. Pemeriksaan oftamoskopik langsung dan tidak langsung dengan pupil lebar. Tidak ada Kadar gula darah Dokter spesialis mata Tidak perlu Retinopati sederhana yang berat perlu dikatakan foto koagulasi laser apabila terdapat edema macula yang secara klinis signifikan, yaitu bila terdapat : 1. Penebalan retina yang terletak pada area 50 mikron disekitar pusat macula, atau 2. Eksudat keras pada area 500 mikron disekitar pusat atau 3. Penebalan retina seluas minimal 1X diameter papil yangterletak diarea seluas 1X diameter papail dari pusat macula Retinopati preproliferativ, retinopati proliferative awal, serta retinopati proliferative tahap lanjut memerlukan tindakan fotokoagulasi laser panretina Retinopati proliferative tahapakhir memerlukan vitrektomi. Glukose control amat penting pada semua stadium Penurunan katajaman penglihatan yang berat sering disebabkan oleh komplikasi – komplikasi, antara lain : 1. Glaukoma Neovaskuler Kelaianan ini dimulai dengan timbulnyarubeosis iridis, yang menyebabkan terjadinya glaucoma. Dapat terjadi pada tahap manapun dari retinopati yangberat.Apbila glaucoma sedah terjadi, visus tidak dapat membaik lagi. Pengobatan dengan anti inflamasi dan fotokoagulasi panretina harus dilakukan pada tahap dini rubeosis iridis 2. Neuropati Optik Iskemik Terjadi karena obstruksi feeding vessels dari N. Optikus, Biasa merupakan komplikasi. 9 K. Informed consent L. Lama perawatan Tidak perlu M. Edukasi Pengontrolan kadar gula memperburuk keadaan N. Masa pemulihan Tergantung berat ringannya klinis O. Kepustakaan Buku standar pelayanan medis PB IDI tahun 2003 Tidak perlu Ketua Komite Medik RS Nirmala Suri Sukoharjo darah agar tidak semakin Kelompok Staf Medis Mata RS Nirmala Suri Sukoharjo 3. dr. Suyatno, SpM dr Sri Pratomo, SpB, FinaCS 10 …………………………. KONJUNGTIVITIS No. Dokumen /PPK/RSNS/XI/2016 PANDUAN PRAKTIK KLINIS Revisi ke 0 Halaman 1/1 Ditetapkan Direktur Tanggal Terbit 21September 2016 dr.Desatya Rossa Amygha,MM. A. Pengertian (Definisi) Penyakit menular pada konjungtiva yang disebabkan oleh virus atau bakteri B. Anamnesis Mata merah terasa bengkak dan gatal, kadang disertai keluarnya cairan dari mata berwarna putih, kuning ataupun hijau serta bening. C. Kriteria diagnosis D. Pemeriksaan fisik E. Diagnosis banding Mata merah, visus normal, secret positif F. Pemeriksaan penunjang G. Konsultasi Mata merah, visus normal, secret positif - Perdarahan subconjungtiva - Pterigium - Skleritis Sediaan hapus secret mata untuk melihat kuman Dokter spesialis mata , bila terdapat kelainan kornea H. Perawatan RS Rawat jalan I. Terapi Antibiotic topical sesuai kasus J. Penyulit Infeksi kornea K. Informed consent L. Lama perawatan M. Edukasi N. Masa pemulihan O. Kepustakaan Tidak perlu Tidak perlu Jaga kebersihan mata 1-2 minggu Buku standar pelayanan medis PB IDI tahun 2003 11 Ketua Komite Medik RS Nirmala Suri Sukoharjo Kelompok Staf Medis Mata RS Nirmala Suri Sukoharjo 4. dr. Suyatno, SpM dr Sri Pratomo, SpB, FinaCS 12 …………………………. ULKUS KORNEA No. Dokumen /PPK/RSNS/XI/2016 PANDUAN PRAKTIK KLINIS Tanggal Terbit 21 September 2016 Revisi ke 0 Halaman 1/1 Ditetapkan Direktur dr.Desatya Rossa Amygha,MM. A. Pengertian (Definisi) Kondisi medis yang ditandai dengan timbulnya suatu luka terbuka pada kornea/lapisan bening pada bagian depan bola mata. B. Anamnesis Nyeri, peka terhadap cahaya dan peningkatan pembentukan air mata, mata kabur Visus menurun, mata merah C. Criteria diagnosis D. Pemeriksaan fisik E. Diagnosis banding F. Pemeriksaan penunjang G. Konsultasi H. Perawatan RS I. Terapi J. Penyulit K. Informed consent L. Lama perawatan M. Edukasi N. Masa pemulihan O. Kepustakaan - bintik nanah berwarna kuning keputihan - pus terbentuk di belakang kornea - penurunan tajam penglihatan Tidak ada Identifikasi mikroorganisme, kultur atau tes resistensi secret atau kerokan jaringan kornea Dokter spesialis mata, bila tidak terlihat perbaikan atau terdapat kemungkinan perforasi Rawat inap Antibiotic sistemis/parenteral dan midriatikum topical - endoftalmitis - perforasi Perlu tertulis, bila dilakukan operasi terapeutis keratoplasti Bergantung pada beratnya penyakit Prognosis penyakit dan perawatan luka di kornea 3-4 minggu Buku standar pelayanan medis PB IDI tahun 2003 13 Ketua Komite Medik RS Nirmala Suri Sukoharjo Kelompok Staf Medis Mata RS Nirmala Suri Sukoharjo 5. dr. Suyatno, SpM dr Sri Pratomo, SpB, FinaCS 14 …………………………. HIFEMA No. Dokumen /PPK/RSNS/XI/2016 PANDUAN PRAKTIK KLINIS Tanggal Terbit 21 September 2016 Revisi ke 0 Halaman 1/2 Ditetapkan Direktur dr.Desatya Rossa Amygha,MM. A. Pengertian (Definisi) B. Anamnesis C. Criteria diagnosis D. Pemeriksaan fisik E. Diagnosis banding F. Pemeriksaan penunjang G. Konsultasi H. Perawatan RS I. Terapi J. Penyulit K. Informed consent L. Lama perawatan M. Edukasi N. Masa pemulihan O. Kepustakaan Suatu keadaan adanya darah dalam bilik mata depan yang berasal dari pembuluh darah iris dan badan siliar yang pecah yang dapat terjadi akibat trauma ataupun secara spontan, sehingga darah terkumpul di dalam bilik mata, yang hanya mengisi sebagian ataupun seluruh isi bilik mata depan. Adakah kejadian trauma? Proses terjadinya trauma dan benda yang mengenai mata. Jenis benda yang mengenai mata dan adakah keluar darah setelah trauma. Riwayat kesehatan mata sebelumnya? Trauma tumpul - ada perdarahan - fraktur kadang ditemukan - defek epitel, edema kornea dan imbibisi kornea - tonometri - usg - X-ray - Ct-scan orbita Dokter spesialis mata jika hifema memenuhi seluruh bilik mata depan Rawat inap - Istirahat - Operasi parasentesis bila terdapat glaucoma sekunder - Perdarahan vitreous - Katarak Diperlukan bila dilakukan parasentesis Sampai hifema tidak ada lagi Bed rest Segera setelah hifema menghilang Buku standar pelayanan medis PB IDI tahun 2003 15 Ketua Komite Medik RS Nirmala Suri Sukoharjo Kelompok Staf Medis Mata RS Nirmala Suri Sukoharjo 6. dr. Suyatno, SpM dr Sri Pratomo, SpB, FinaCS 16 …………………………. TRAUMA KIMIA No. Dokumen /PPK/RSNS/XI/2016 PANDUAN PRAKTIK KLINIS Tanggal Terbit 21 September 2016 Revisi ke 0 Halaman 1/2 Ditetapkan Direktur dr.Desatya Rossa Amygha,MM. A. Pengertian (Definisi B. Anamnesis C. Criteria diagnosi D. Pemeriksaan fisik E. Diagnosis banding F. Pemeriksaan penunjang G. Konsultasi H. Perawatan RS I. Terapi Suatu keadaan kedaruratan oftalmologi yang dapat menyebabkan cedera pada mata baik ringan, berat bahkan sampai kehilangan penglihatan. Riwayat tersiram cairan atau tersemprot gas pada mata atau partuikel-partikelnya masuk ke dalam mata. Apa persisnya zat kimia yang mengenai mata, kadang disertai penurunan tajam penglihatan - mata merah, sakit - visus menurun, bergantung kerusakan. Kornea keruh bergantung konsentrasi bahan kimianya. - Trauma asam menyebabkan koagulasi superficial - Trauma basa menyebabkan nekrosis/penetrasi intraokuler Dilakukan setelah dilakukan irigasi, dinilai kejernihan dan keutuhan kornea, derajat iskemik limbus, tekanan intra okuler dan tanda-tanda peradangan - Konjungtivitis - Konjungtivitis hemoragik akut - Keratokonjungtivitis sicca - Ulkus kornea - Pemeriksaan pH bola mata - Tonometri - Slit lamp Dokter spesialis mata Rawat inap pada trauma asam/basa berat - Bilas sesegera mungkin dengan larutan garam fisiologis atau air sebanyak-banyaknya (pertolongan I) - Antibiotic topical - Kortikosteroid topical/sistemik - Vitamin C dosis tinggi 17 J. Penyulit K. Informed consent L. Lama perawatan M. Edukasi N. Masa pemulihan O. Kepustakaan - Simblefaron - Kekeruhan kornea - Neovaskularisasi kornea - Katarak - Ptosis bulbi Perlu tertulis Bergantung beratnya penyakit Menjelaskan tentang penanganan dan prognosis pada kasus trauma kimia pada bola mata Bergantung beratnya penyakit Buku standar pelayanan medis PB IDI tahun 2003 Ketua Komite Medik RS Nirmala Suri Sukoharjo Kelompok Staf Medis Mata RS Nirmala Suri Sukoharjo 7. dr. Suyatno, SpM dr Sri Pratomo, SpB, FinaCS 18 …………………………. UVEITIS ANTERIOR No. Dokumen /PPK/RSNS/XI/2016 PANDUAN PRAKTIK KLINIS Tanggal Terbit 21September 2016 Revisi ke 0 Halaman 1/1 Ditetapkan Direktur dr.Desatya Rossa Amygha,MM. A. Pengertian (Definisi) Radang pada jaringan uvea atau selaput pelangi (iris) yang bersifat mendadak yang biasanya berjalan selama 6-8 minggu B. Anamnesis Mendadak, mata merah , silau, kabur dan terasa sakit. C. Criteria diagnosis Mata merah, visus turun dan rasa sakit Didapati suar dalam bilik mata depan disertai pupil yang miosis Mata merah, penurunan tajam penglihatan, miosis - Glaucoma akut - Keratitis Tidak perlu D. Pemeriksaan fisik E. Diagnosis banding F. Pemeriksaan penunjang G. Konsultasi H. Perawatan RS I. Terapi J. Penyulit K. L. M. N. O. Informed consent Lama perawatan Edukasi Masa pemulihan Kepustakaan - Dokter spesialis mata untuk pengobatan lanjutan atau bila ada komplikasi Rawat inap, bila terdapat komplikasi yang mengancam kebutaan - antibiotic sistemis dan topical - kortikosteroid sistemis dan topical - midriatik - katarak - glaucoma - endoftalmitis Perlu tertulis, bila dilakukan tindakan operatif Bergantung beratnya penyakit Bed rest dan penjelasan penanganan dan prognosis penyakit 1-3 minggu Buku standar pelayanan medis PB IDI tahun 2003 19 Ketua Komite Medik RS Nirmala Suri Sukoharjo Kelompok Staf Medis Mata RS Nirmala Suri Sukoharjo 8. dr. Suyatno, SpM dr Sri Pratomo, SpB, FinaCS 20 …………………………. ENDOFTALMITIS No. Dokumen /PPK/RSNS/XI/2016 PANDUAN PRAKTIK KLINIS Tanggal Terbit 21 September 2016 Revisi ke 0 Halaman 1/2 Ditetapkan Direktur dr.Desatya Rossa Amygha,MM. A. Pengertian (Definisi) B. Anamnesis C. Criteria diagnosis Peradangan pada seluruh lapisan mata bagian dalam, disertai dengan terbentuknya abses didalam badan kaca. Nyeri, gangguan penglihatan, silau Diagnosis klinik ditegakkan berdasarkan atas gejala klinik, tanda – tanda klinik danpemeriksaan laboratorium. Penting dilakukan aspirasi cairan akuos dan badan kaca dikamar operasi, kemudian dilakukan pemeriksaan mikrobiologis (usapan dengan pewarnaan gram, kulturcairan akuos dan badan kaca, maupun dari bibir luka. D. Pemeriksaan fisik Tanda : edema palbera, hiperemi konjungtiva, kornea keruh (edema), hipopion, keratik prespitat, flare pada bilik depan mata, badan kaca keruh kekuningan. E. Diagnosis banding F. Pemeriksaan penunjang G. Konsultasi H. Perawatan RS I. Terapi Panoltalmitis, bila radang didalam badan kaca diikuti radang pada ketiga lapisan dinding bola mata. Disini kapsula tendon terkena radang sehingga terdapat kesulitan pergerakan mata. - pemeriksaan mikrobiologi - oftalmoskopi Dokter spesialis mata Rawat inap 1. Topikal fortified Gentasimin 9 mg/ml, berselang – selang fortifled Cephazolin 50mg/ml setiap 2 jam. 2. Injeksi Gentamisin 20 mg dan Cephazolin 100mg subkonjungtiva setiap hari selama 5 hari. 3. Injeksi Gentamisin 60 – 80 mg intravena setiap 8 jam, Cephazolin 1 – 2 gram setiap 6 jam selama 3 – 5 hari. Infus dan oral Ciprofloxacin. 4. Kasus tertentu ditambah Gentamisin 0.4mg, Cephazolin 2.25mg dan Dexametasone 0.36mg intra okuler, dapat disertai vitretomi. 5. Modifikasi antibiotika dapat disesuaikan dengan hasil kultur 21 J. Penyulit /komplikasi K. Informed consent dan uji kepekaan kuman. 6. Steroid, dapat diberikan topical, subkonjungtiva, periokuler, maupun sistemis. 7. Sikloplegik dan obat – obatan simptomatis lainnya. 8. Pada endoftalmitis yang disebabkan jamur vitrektomi sangat dianjurkan, lalu diberikan obat antijamur. Pemberian steroid tidak dianjurkan. Kebutaan Perlu bila dilakukan tindakan medis L. Lama perawatan Tergantung berat ringan penyakit M. Edukasi Penjelasan tentang penyakit endoftalmitis, tindakan dan prognosis penyakit N. Masa pemulihan Tergantung beratnya penyakit O. Kepustakaan Buku standar pelayanan medis PB IDI tahun 2003 Ketua Komite Medik RS Nirmala Suri Sukoharjo kemungkinan Kelompok Staf Medis Mata RS Nirmala Suri Sukoharjo 1. dr. Suyatno, SpM dr Sri Pratomo, SpB, FinaCS 22 …………………………. TRAUMA MEKANIS TUMPUL No. Dokumen /PPK/RSNS/XI/2016 PANDUAN PRAKTIK KLINIS Tanggal Terbit 21 September 2016 Revisi ke 0 Halaman 1/2 Ditetapkan Direktur dr.Desatya Rossa Amygha,MM. A. Pengertian (Definisi) B. Anamnesis C. Kriteria diagnosis D. Pemeriksaan fisik Terjadinya kerusakan atau kelainan jaringan mata akibat trauma tumpul. Riwayat trauma yang mengenai bola mata Trauma tumpul 1 .Trauma Ringan - Udem palpebra - Iritasi konjungtiva - Mungkin disertai erosi kornea 2. Trauma Berat : - Visus turun - Erosi kornea - Perdarahan vitreus - Ablasio retina - Ruptura bulbi biasanya robekan pada limbus kornea E. Diagnosis banding F. Pemeriksaan penunjang Tidak ada G. Konsultasi H. Perawatan RS Dokter spesialis mata jika terjadi trauma berat/ada komplikasi Rawat inap jika kasusnya berat - Pemeriksaan tajam penglihatan Slit lamp Tes fluoresin Oftalmoskopi Tonometri Pemeriksaan radiologi jika diperlukan Pemeriksaan ultrasonografi jika diperlukan 23 I. Terapi 1. Bila ringan : Cukup istirahat mata, antibiotika lokal & sitemik maupun steroid 2. Bila berat : Dirawat dan dikelola sesuai dengan kelainan yang dialami J. Penyulit - Glaukoma sekunder - Ablasio retina - Katarak K. Informed consent Perlu jika ada tindakan medis L. Lama perawatan Tergantung beratnya penyakit M. Edukasi Bedrest, edukasi tentang penyakit dan akibat atau prognosis dari penyakitnya N. Masa pemulihan Tergantung beratnya penyakit O. Kepustakaan Buku standar pelayanan medis PB IDI tahun 2003 Ketua Komite Medik RS Nirmala Suri Sukoharjo Kelompok Staf Medis Mata RS Nirmala Suri Sukoharjo 1. dr. Suyatno, SpM dr Sri Pratomo, SpB, FinaCS 24 …………………………. TRAUMA TEMBUS KORNEA No. Dokumen /PPK/RSNS/XI/2016 PANDUAN PRAKTIK KLINIS Tanggal Terbit 21 September 2016 Revisi ke 0 Halaman 1/1 Ditetapkan Direktur dr.Desatya Rossa Amygha,MM. A. Pengertian (Definisi) Suatu trauma mata dimana seluruh lapisan jaringan atau organ mengalami kerusakan. B. Anamnesis Adanya trauma benda tajam yang mengenai bola mata C. Kriteria diagnosis Trauma tajam D. Pemeriksaan fisik - Penurunan tajam penglihatan - Penurunan tekanan bola mata - Bilik mata dangkal - Bentuk dan letak pupil berubah - Terlihat adanya rupture pada kornea atau sclera - Terdapat jaringan yang prolaps Tidak ada Radilogi jika diperlukan E. Diagnosis banding F. Pemeriksaan penunjang G. Konsultasi H. Perawatan RS I. Terapi J. Penyulit K. Informed consent L. Lama perawatan M. Edukasi N. Masa pemulihan O. Kepustakaan Dokter spesialis mata Rawat inap untuk operasi - Operasi - Antibiotika topical - Infeksi intraokuler Glaucoma sekunder Katarak Tertulis untuk tindakan operasi Lebih kurang 5 hari Bed rest, resiko operasi dan prognosis penyakit Bergantung pada berat laserasi kornea Buku standar pelayanan medis PB IDI tahun 2003 25 Ketua Komite Medik RS Nirmala Suri Sukoharjo Kelompok Staf Medis Mata RS Nirmala Suri Sukoharjo 1. dr. Suyatno, SpM dr Sri Pratomo, SpB, FinaCS 26 …………………………. GLAUKOMA No. Dokumen /PPK/RSNS/XI/2016 PANDUAN PRAKTIK KLINIS A. Pengertian (Definisi) B. Anamnesis C. Kriteria diagnosis D. Pemeriksaan fisik Tanggal Terbit 21 September 2016 Revisi ke 0 Halaman 1/2 Ditetapkan Direktur dr.Desatya Rossa Amygha,MM. Penurunan tajam penglihatan secara mendadak akibat kerusakan saraf optic yang diikuti dengan gangguan lapang pandang. Pada kondisi akut tiba-tiba mata sakit, merah, melihat pelangi disekitar sumber cahaya, sakit kepala, mual muntah - Kenaikan tekanan bola mata - Penurunan tajam penglihatan atau penyempitan lapang pandangan - Kenaikan tekanan bola mata - Penurunan tajam penglihatan atau penyempitan lapang pandangan - Mata merah, sakit E. Diagnosis banding - Radang konjungtiva Radang kornea Radang uvea Radang sclera Atropi N II F. Pemeriksaan penunjang - Tonometer Kampus visi Provoksi test ( uji provokasi) Foto fundus G. Konsultasi H. Perawatan RS Dokter spesialis mata bila keadaan akut sudah teratasi - Rawat Jalan - Rawat Inap untuk persiapan operasi I. Terapi 1. Obat – obatan anti glaucoma, kalau perlu dengan operasi, dengan tujuan TIO normal, Lapang pandangan / tajam penglihatan tidak menurun 2. Miotikum 3. Karbonik anhidrase 27 J. K. L. M. N. O. Penyulit Informed consent Lama perawatan Edukasi Masa pemulihan Kepustakaan Katarak Perlu tertulis, bila dilakukan operasi Bergantung pada beratnya penyakit Tentang penyakit, resiko operasi dan prognosis penyakit 3-4 minggu bila tidak ada komplikasi Buku standar pelayanan medis PB IDI tahun 2003 Ketua Komite Medik RS Nirmala Suri Sukoharjo Kelompok Staf Medis Mata RS Nirmala Suri Sukoharjo 1. dr. Suyatno, SpM dr Sri Pratomo, SpB, FinaCS 28 …………………………. ABLASIO RETINA No. Dokumen /PPK/RSNS/XI/2016 PANDUAN PRAKTIK KLINIS Revisi ke 0 Halaman 1/1 Ditetapkan Direktur Tanggal Terbit 21 September 2016 dr.Desatya Rossa Amygha,MM. A. Pengertian (Definisi) Lepasnya lapisan sensoris retina ( sela batang dan sel kerucut) dari lapisan epitel pigmen retina. B. Anamnesis Penglihatan seperti ada kotoran, ada bintik-bintik atau bayangan hitam seperti garis-garis pada lapangan penglihatannya dan dapat disertai adanya sensasi kilatan cahaya dan dengan cepat penglihatan tertutup dan gelap sama sekali C. Kriteria diagnosis Visus menurun mendadak pada mata yang tenang D. Pemeriksaan fisik - Penurunan tajam penglihatan Oftalmoskopi E. Diagnosis banding Oklusi Aa. Vv sentralis retina F. Pemeriksaan penunjang G. Konsultasi H. Perawatan RS I. Terapi J. Penyulit K. Informed consent L. Lama perawatan Tidak ada M. Edukasi Tentang diagnosis, tindakan operasi dan prognosis penyakit N. Masa pemulihan Bergantung pada lamanya macula terlepas dan kecepatan operasi O. Kepustakaan Buku standar pelayanan medis PB IDI tahun 2003 Dokter spesialis mata Rawat inap Segera operasi Ptisis bulbi Tertulis untuk tindakan operasi Lebih kurang 7 hari 29 Ketua Komite Medik RS Nirmala Suri Sukoharjo Kelompok Staf Medis Mata RS Nirmala Suri Sukoharjo 9. dr. Suyatno, SpM dr Sri Pratomo, SpB, FinaCS 30 ………………………….